Anda di halaman 1dari 24

Anti-Acne

Oktavia Eka Puspita, M.Sc.,Apt.


Kosmetologi
PSSF FKUB
Semester Ganjil 2018/2019
1) Mengetahui mekanisme terbentuknya jerawat

2) Mengetahui treatment kondisi jerawat

3) Memahami zat aktif dan mekanisme kerjanya

4) Memahami eksipien yang digunakan dan formulasinya


Setelah kuliah
ini mahasiswa
mampu:
Jerawat (acne) mempengaruhi terutama
wajah, dan bagian lain yang memiliki
kelenjar sebaseous (punggung, lengan
atas)

Luka pada jerawat ada yang


bersifat non-inflammatory
(open and closed comedones or
blackheads and whiteheads)
dan inflammatory (papules,
pustules and nodules).

www.google.com/search?q=Acne
Lesi jerawat (microcomedo) disebabkan peningkatan pertumbuhan dan
diferensiasi epidermal dikombinasikan dengan seborrhea. Sedangkan
perkembangannya menjadi lesi inflamasi dipicu oleh P. acnes yang
mengeluarkan mediator inflamasi.
Patogenesis
Jerawat

Cosmetic Formulation of Skin Care Products


Untuk dapat mengimplementasikan pengobatan yang efektif perlu
dipahami fisiologi pilosebaceous dan patologi terbentuknya
jerawat. Patogenesis terbentuknya jerawat:
A. Hiperproliferasi folikel epidermal
B. Produksi sebum berlebih
C. Inflamasi
D. Aktivitas bakteri Propionibacterium acnes (P. acnes).
A. Follicular Epidermal Hyperproliferation
• Hiperproliferasi folikel epidermal akan menghasilkan lesi pada
jerawat, disebut sebagai microcomedo. Epitel folikel rambut,
infundibulum, menjadi hiperkeratosisi dan keratinosit meningkat
kohesinya. Sel berlebih tersebut akan menyumbat follicular ostium.
Sumbatan ini akan menyebabkan keratin, sebum, dan bacteria
berakumulasi dalam folikel dan menghasilkan microcomedo.
• Faktor penyebab hiperproliferasi keratinosit: androgen stimulation,
decreased linoleic acid, increased interleukin-1 alpha (IL-1 alpha)
activity.
B. Hyperactive sebaceous glands (overactive lipid secretion)
Sebaceous glands memproduksi sebum melalui hair follicle
permukaan kulit. Jika jumlah yang diproduksi dan yang disekresikan
tidak seimbang hypersecretion  sekresi sebum terhambat
mem-blok hair follicle inflammation.
Hyperkeratosis (accelerated keratinization)
Akumulasi keratin dari lapisan epidermis yang tertahan pada hair
follicle mengakibatkan penyumbatan. Endapan keratin tampak
sebagai whiteheads dan blackheads, disebut sebagai komedo
sekresi sebum terhambat.
Notes: keratinisasi dapat dipercepat oleh paparan UV paparan sinar
matahari dapat menimbulkan jerawat.

Pengendapan keratin dalam hair follicle


Pembentukan komedo
C. Pengaruh bakteri
Jika sekresi sebum dan endapan keratinisasi meningkat medium
pertumbuhan bakteri.
Bakteri Propiobacterium acnes mencerna komponen minyak dalam
komedo trigliserid dalam sebum dipecah oleh lipase dalam bakteri
menghasilkan metabolit yang menimbulkan reaksi inflamasi pada kulit.
• Timbulnya jerawat tidak hanya diakibatkan oleh penyebab
tunggal kombinasi berbagai bahan untuk treatment dan
mencegah jerawat kembali.

• Macam treatment untuk jerawat:


1) Antibiotiic topical OTC
2) chemical exfoliation
Treatment
Jerawat
• Obat jerawat didefinisikan sebagai produk obat yang digunakan untuk
mengurangi jumlah luka jerawat, bintil jerawat, blackheads, dan
whiteheads” (Food and Drug Administration)
• Bahan berikut yang digunakan untuk obat jerawat:
1) Salicylic acid 0.5–2%
2) Sulfur 3–10% alone, atau 3–8% dikombinasikan dengan resorcinol
3) Resorcinol 2% atau resorcinol monoacetate 3% dikombinasikan
dengan sulfur 3–8%
4) Benzoyl peroxide 2.5–10%
• Sebagai antibacterial (Propionibacterium acnes dan
Staphylococcal aureus), anti-inflammatory, dan comedolytic

• Digunakan dalam bentuk sediaan gel, lotion, cleanser, cream dan


facial wash pada konsentrasi 2.5%-10%.
Benzoyl peroxide
• BPO dapat meningkatkan efikasi pemberian antibiotik.

• Topikal antibiotik erythromycin 3%–benzoyl peroxide 5% dan


clindamycin 1%—benzoyl peroxide 5%
• Benzoyl peroxide memiliki aktivitas antibacterial, anti-inflammatory
dan comedolytic.
• Benzoyl peroxide dapat mempenetrasi saluran folikel dan ke dalam
infundibulum yang akan melepaskan oksigen dan menginaktivasi
bakteri anaerob. P. acnes merupakan salah satu bakteri anaerob.
• Aktivitas antibakteri benzoyl peroxide tidak menginduksi resistensi
bakteri.
Benzoyl peroxide diformulasikan sebagai liquid cleanser (2.5–10%), bar
cleanser (5–10%), pads (3–9%), mask (2.5–5%), lotion (5–10%), cream (5–
10%), dan gel (2.5–20%).
Laporan dari Global Alliance to Improve Outcomes in Acne: formulasi gel
lebih stabil dan dapat melepaskan benzoyl peroxide lebih konsisten
dibandingkan krim dan lotion.

Benzoyl peroxide dikombinasikan dengan antibiotik topikal dan hanya


digunakan dengan resep: erythromycin 3%–benzoyl peroxide 5%, dan
clindamycin 1%—benzoyl peroxide 5%
• SA bersifat keratolitik. Digunakan untuk kulit hiperkeratosis
(psoriasis, ichthyoses, seborrheic dermatitis, palmoplantar
keratosis, keratosis pilaris, dan pityriasis rubra pilaris).

• Untuk jerawat, SA dapat mengurangi komedo (bersifak


Salicylic Acid komedolitik) dan mencegah pembentukan baru dengan
menghilangkan sumbatan komedo serta mengurangi
desquamasi folikel.

• SA merupakan alternatif efektif untuk orang yang tidak dapat


mentolerir retinoids.
• Konsentrasi SA untuk jerawat adalah 5–10% . Dan 2% adalah
konsentrasi maksimum untuk produk tanpa resep (produk
pembersih).
• SA kurang efektif dibandingkan benzoyl peroxide untuk terapi
inflamasi pada jerawat, tapi lebih efektif untuk terapi comedonal
acne.
• Recently: SA 2% yang diformulasikan bentuk gel sama efektifnya
dengan lotion 10% benzoyl peroxide.
• Bahan aktif anti-jerawat berpotensi mengakibatkan kering dan
mengiritasi, oleh karena itu dalam memformulasikannya perlu
menggunakan bahan yang bersifat menyejukkan kulit dan
mengurangi iritasi. Strategi ini terbukti efektif dalam
mengoptimalkan efikasi produk anti-jerawat yang mengandung
SA.
• Alfa - hydroxy acids sifatnya water - soluble, penetrate
epidermis eksfoliasi terhadap stratum corneum kulit lebih
Alfa - hydroxy halus dan pori kulit tampak lebih kecil.
acids
• Dibuat dalam bentuk sediaan wash dan moisturizer.
• Sulfur memiliki aktivitas peeling dan mengeringkan.
Diformulasikan dalam bentuk washes, soaps, dan creams. Sulfur
sebagai antifungi dan antibakteri.

• Resorcinol memiliki aktivitas sebagai antibakteri, antifungi, dan


Sulfur and keratolytic. When used as resorcinol monoacetate, this slowly
Sulfur/Resorcinol liberates resorcinol, generating a milder but longer lasting effect.
Combinations • Based on these studies, sulfur was approved as an acne
ingredient in the concentrations of 3–8%. Resorcinol (2%) and
resorcinol monoacetate (3%), however, were not found to be
effective as single ingredients, and they were approved only in
combination with sulfur 3–8%
• Tea tree oil dan chamomile.
• Tea tree oil diperoleh dari Melaleuca alternifolia . Mengandung
beberapa substansi antimicrobial terpinen - 4 - ol, alfa -
terpineol, dan alfa -pinene.
• Hasil studi: 5% tea tree oil mengurangi jerawat secara
signifikan studi komparatifnya terhadap 5% benzoyl peroxide.
Meskipun, tea tree oil onsetnya lebih lambat daripada BPO, tapi
Essential oil less irritating.
• Notes: tea tree oil yang tersedia di pasaran konsentrasinya tidak
lebih dari 1%.
• Chamomile diperoleh dari Matricaria recutita. Bahan aktifnya
adalah alfa bisabolol. Hasil studi: alfa bisabolol memiliki aktivitas
anti - infl ammatory pada kulit setara dengan 0.25%
hydrocortisone.
• Bentuk sediaan yang sering digunakan gel, lotion, cream,
cleanser, patch
Formulasi • In addition, other delivery methods have appeared, which include
masks, scrubs, pads and even makeup foundation and concealing
Produk Anti- sticks.
acne • The varieties in forms and delivery systems make it possible to
design OTC treatment programs that are tailored to an
individual’s needs.
Hydrocolloid
dressing

Anda mungkin juga menyukai