Anda di halaman 1dari 9

PENYAKIT MAAG

I.

PENDAHULUAN
Swamedikasi atau pengobatan sendiri merupakan kegiatan pemilihan dan
penggunaan obat baik itu obat modern, herbal, maupun obat tradisional oleh
seorang individu untuk mengatasi penyakit atau gejala penyakit (WHO, 1998).
Pada dasarnya, bila dilakukan secara rasional, swamedikasi memberikan
keuntungan besar bagi pemerintah dalam pemeliharaan kesehatan nasional
(Depkes, 2008). Biaya sakit dapat ditekan dan dokter sebagai tenaga profesional
kesehatan lebih terfokus pada kondisi kesehatan yang lebih serius dan kritis.
Namun bila tidak dilakukan secara benar justru menimbulkan masalah baru yaitu
tidak sembuhnya penyakit karena adanya resistensi bakteri dan ketergantungan;
munculnya penyakit baru karena efek samping obat antara lain seperti
pendarahan sistem pencernaan, reaksi hipersensitif, drug withdrawal symptoms;
serta meningkatnya angka kejadian keracunan (Galato, 2009).
Sakit maag kerap juga disebut radang lambung dapat menyerang setiap orang
dengan segala usia. Suatu saat, penderita bisa muntah yang mengandung darah. Ada
sejumlah gejala yang biasa dirasakan penderita sakit maag seperti mual, perut terasa
nyeri, perih (kembung dan sesak) pada bagian atas perut (ulu hati). Biasanya, nafsu
makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan naik, keluar keringat dingin,
dan sering bersendawa terutama dalam keadaan lapar.
Dalam berbagai literatur disebutkan, pola makan tidak teratur dapat menimbulkan
gejala sakit maag seperti perih dan mual. Hal itu terjadi karena lambung memproduksi
asam disebut asam lambung untuk mencerna makanan dalam jadwal yang teratur.
Bahkan, saat tidur pun lambung tetap saja memproduksi asam walaupun tak ada
makanan yang harus dihancurkan. Asam lambung sangat diperlukan untuk membantu
pencernaan. Tanpa asam lambung, makanan yang masuk dalam tubuh tidak dapat
tercerna dengan baik, sehingga zat-zat gizi tidak dapat diserap secara optimal oleh
tubuh. Asam lambung dalam jumlah seimbang memang diperlukan tubuh. Tapi jika
berlebihan akan menimbulkan penyakit. Produksi asam lambung biasanya meningkat
pada saat tubuh memerlukannya, yaitu ketika makan. Sebaliknya, pada saat tubuh tidak
memerlukan, produksi asam lambung akan menurun kembali. Karena itu, jadwal makan
yang tidak teratur kerap membuat lambung sulit beradaptasi. Bila hal ini berlangsung
terus-menerus, akan terjadi kelebihan asam dan akan mengiritasi dinding mukosa
lambung. Rasa perih dan mual pun muncul. Selain pola makan tak teratur, penyakit
1

maag juga bisa disebabkan oleh stres. Hal ini dimungkinkan karena sistem persyarafan
di otak berhubungan dengan lambung, sehingga bila seseorang mengalami stres maka
bisa muncul kelainan pada lambung.
Perlu Anda tahu, stres bisa menyebabkan terjadinya perubahan hormonal di dalam
tubuh. Nah selanjutnya, perubahan itu akan merangsang sel-sel di dalam lambung yang
kemudian memproduksi asam secara berlebihan. Asam yang berlebihan ini membuat
lambung terasa nyeri, perih, dan kembung. Lama-kelamaan, hal ini dapat menimbulkan
luka pada dinding lambung. Kurangi makanan asam dan pedas untuk mengatasi
penyakit maag ini.

II.

PEMBAHASAN
2.1. Definisi Maag
Sakit maag adalah peningkatan produksi asam lambung sehingga
terjadi iritasi lambung. Maag atau sakit lambung memiliki gejala khas
berupa rasa nyeri atau pedih pada ulu hati meskipun baru saja selesai
makan. Namun kalau rasa pedih hanya terjadi sebelum makan atau di waktu
lapar dan hilang setelah makan, biasanya karena produksi asam lambung
berlebihan dan belum menderita sakit maag (Anonim, 2006).
Sedangkan menurut Hadi (2002) maag (gastritis) ialah inflamasi pada
dinding lambung terutama pada mukosa gaster yang ditandai adanya rasa
tidak enak pada perut bagian atas, misalnya rasa perut selalu penuh, mualmual, perasaan panas pada perut, rasa pedih sebelum atau sesudah makan.
Sakit maag merupakan suatu kumpulan gejala disebabkan gangguan
pada saluran pencernaan terutama pada organ lambung atau usus halus.
Banyak kondisi ataupun penyakit yang dapat menimbulkan sakit maag pada
seorang pasien. Maag sering kali disebut juga sakit lambung pada kalangan
masyarakat.Dalam dunia kedokteran, sebenarnya tidak ada istilah penyakit
maag. Gejala-gejala pada penyakit maag disebut sebagai sindrom dispepsia.
Dispepsia merupakan istilah yang menunjukkan rasa nyeri atau tidak
menyenangkan pada bagian atas perut. Kata dispepsia berasal dari bahasa
Yunani yang berarti pencernaan yang jelek. Menurut Konsensus Roma
tahun

2000,

dispepsia

didefinisikan

sebagai

rasa

sakit

atau

ketidaknyamanan yang berpusat pada perut bagian atas. Definisi dispepsia


sampai saat ini disepakati oleh para pakar dibidang gastroenterologi adalah
kumpulan keluhan/gejala klinis (sindrom) rasa tidak nyaman atau nyeri
2

yang dirasakan di daerah abdomen bagian atas yang disertai dengan


keluhan lain yaitu perasaan panas di dada dan perut, regurgitas, kembung,
perut terasa penuh, cepat kenyang, sendawa, anoreksia, mual, muntah dan
banyak mengeluarkan gas asam dari mulut. Sindroma dispepsia ini biasanya
diderita selama beberapa minggu /bulan yang sifatnya hilang timbul atau
terus-menerus (Almatsier, 2004).
2.2. Patofisiologi Maag
Patofisiologi dasar dari gastritis adalah gangguan keseimbangan faktor
agresif (asam lambung dan pepsin) dan faktor defensif (ketahanan mukosa).
Penggunaan aspirin atau obat anti inflamasi non steroid (AINS) lainnya,
obat-obatan kortikosteroid, penyalahgunaan alkohol, menelan substansi
erosif, merokok, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut dapat
mengancam ketahanan mukosa lambung. Gastritis dapat menimbulkan
gejala berupa nyeri, sakit, atau ketidaknyamanan yang terpusat pada perut
bagian atas (Brunner, 2000).
Gaster memiliki lapisan epitel mukosa yang secara konstan terpapar
oleh berbagai faktor endogen yang dapat mempengaruhi integritas
mukosanya, seperti asam lambung, pepsinogen/pepsin dan garam empedu.
Sedangkan faktor eksogennya adalah obat-obatan, alkohol dan bakteri yang
dapat merusak integritas epitel mukosa lambung, misalnya Helicobacter
pylori. Oleh karena itu, gaster memiliki dua faktor yang sangat melindungi
integritas mukosanya,yaitu faktor defensif dan faktor agresif. Faktor
defensif meliputi produksi mukus yang didalamnya terdapat prostaglandin
yang memiliki peran penting baik dalam mempertahankan maupun menjaga
integritas mukosa lambung, kemudian sel-sel epitel yang bekerja
mentransport ion untuk memelihara pH intraseluler dan produksi asam
bikarbonat serta sistem mikrovaskuler yang ada dilapisan subepitelial
sebagai komponen utama yang menyediakan ion HCO3- sebagai penetral
asam lambung dan memberikan suplai mikronutrien dan oksigenasi yang
adekuat saat menghilangkan efek toksik metabolik yang merusak mukosa
lambung. Gastritis terjadi sebagai akibat dari mekanisme pelindung ini
hilang atau rusak, sehingga dinding lambung tidak memiliki pelindung
terhadap asam lambung (Prince, 2005)
3

Obat-obatan, alkohol, pola makan yang tidak teratur, stress, dan lainlain dapat merusak mukosa lambung, mengganggu pertahanan mukosa
lambung, dan memungkinkan difusi kembali asam pepsin ke dalam jaringan
lambung, hal ini menimbulkan peradangan. Respons mukosa lambung
terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah dengan regenerasi
mukosa, karena itu gangguan-gangguan tersebut seringkali menghilang
dengan sendirinya. Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi
meradang dan dapat terjadi perdarahan. Masuknya zat-zat seperti asam dan
basa kuat yang bersifat korosif mengakibatkan peradangan dan nekrosis
pada dinding lambung. Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi dinding
lambung dengan akibat berikutnya perdarahan dan peritonitis.
Gastritis kronik dapat menimbulkan keadaan atropi kelenjar-kelenjar
lambung dan keadaan mukosa terdapat bercak-bercak penebalan berwarna
abu-abu atau kehijauan (gastritis atropik). Hilangnya mukosa lambung
akhirnya akan mengakibatkan berkurangnya sekresi lambung dan timbulnya
anemia pernisiosa. Gastritis atropik boleh jadi merupakan pendahuluan
untuk karsinoma lambung. Gastritis kronik dapat pula terjadi bersamaan
dengan ulkus peptikum (Suyono, 2001).
2.3. Faktor Resiko Maag
Penyebab Adapun penyebab dari penyakit ini dibedakan menjadi dua macam
yaitu dikarenakan zat eksternal dan internal. Zat eksternal adalah zat dari luar tubuh
yang dapat menyebabkan korosif atau iritasi lambung. Sedangkan zat internal adalah
pengeluaran zat asam lambung yang berlebihan dan tidak teratur. Adapun gejala lain
yang bisa terjadi adalah karena stres yang berkepanjangan yang dapat mengakibatkan
produksi asam lambung berlebih. Kondisi-kondisi penyebabnya antara lain
a.
Penyebab zat eksternal yang menyebabkan iritasi dan infeksi
1. Alkohol
2. Obat-obatan (Misalnya zat kimia Histamin dan Anti Inflamasi non
steroid)
3. Infeksi bakteri atau virus
4. Bahan korosif
5. Keracunan
b. Penyebab zat internal (adanya penyebab meningkatnya asam lambung yang
berlebihan)
1. Sering makan makanan asam, pedas termasuk lada
2. Kebiasaan makan yang tidak teratur
3. Kondisi psikologis stres mental dan frustrasi Semua penyebab-penyebab tersebut
dapat menyebabkan kerusakan ketahanan selaput lambung. Apabila keadaan tersebut
4

dibiarkan secara terus menerus tanpa adanya asupan makanan yang masuk maka, akan
terjadi peningkatan asam lambung yang akan meningkatkan perangsangan kolinergik
selanjutnya akan meningkatkan motilitas lambung. Peningkatan motilitas lambung
dapat menyebabkan erosi pada lambung, jika dibiarkan maka dapat menyebabkan
tukak lambung.

2.4. Gejala Klinis Maag


Tanda-tandanya penyakit maag adalah berasa tidak nyaman, sakit di
ulu hati, mual, muntah, kembung, cepat kenyang dan nafsu makan
berkurang. Pada kasus tertentu, ciri-cirinya di bagian perut hingga terasa
menusuk ke belakang, di malam hari, atau rasanya nyeri sempat datang dan
pergi, misalnya setelah makan sedikit, rasa nyeri hilang, tapi sebentar
kemudian kambuh lagi. Selain itu maag bisa juga menyebabkan luka di
kerongkongan, diiringi panas yang terasa membakar naik, mulut pahit dan
sering bersendawa. Sering muntah agak asam, suhu badan naik, muka
pucat, nafsu makan kurang, kalau sedang kosong perut terasa sakit, pedih,
dan sesak pada bagian atas, ulu hati sakit hingga kadang-kadang membuat
kita terbangun di tengah malam, buang hajat tidak teratur, terkadang
sembelit atau mencret.
2.5. Pengobatan maag
2.5.1. Terapi Non Farmakologi
a. mengurangi makanan berminyak
Makanan yang berminyak atau berlemak tinggi bisa menjadi penyebab
kambuhnya penyakit maag ini, makanan yang tinggi akan minyak atau
lemak antara lain seperti gorengan, jerohan, junkfood dan masih banyak
lagi, jika Anda mengidap penyakit maag alangkah lebih baiknya bila
menghindari makanan tersebut.
b. makan teratur dan tidak telat
Salah satu penyebab lain adalah karena telat makan, telat makan akan
menyembabkan maag cepat kambuh, hal ini terjadi karena lambung
mengalami gesekan dengan dinding yang lain. oleh sebab itu jika Anda
mengalami penyakit maag ini maka usahakan makan secara teratur minimal
2 kali sehari, usahakan selalu sarapan pagi, karena pagi hari perut dalam
keadaan kosong.
c. Menghindari kafein
Kafein memang bersifat menenangkan pada saraf-saraf kita, akan tetapi jika
Anda mengalami penyakit maag cobalah untuk mengurangi kafein, karena
kafein ini akan memicu produksi asam lambung atau HCl sehingga penyakit
5

maag yang Anda derita akan kambuh. Selain itu merokok dan minum
alkohol juga akan berdampak sama.
d. istirahat cukup
Banyak tuntutan aktivitas akan membuat otak bekerja lebih keras, hal ini
akan menimbulkan saraf otak menjadi menengang, dari sinilah produksi
asam lambung atau HCl akan meningkat secara drastis, oleh sebab itu akan
sangat penting bila penderita penyakit lambung untuk selalu menghindari
kelelahan ataupun stress secara berlebih dengan begitu seluruh organ yang
berada didalam tubuh termasuk lambung akan berkerja secara optimal.

2.5.2. Terapi Farmakologi


Obat Antazida
Zat yang bersifat basa lemah ini mampu mengikat dan menetralkan
kelebihan asam lambung. Pilihan pertama untuk antasida ini adalah
hidrotalsid (persenyawaan Al dan Mg) karena mampu menetralisir dengan
baik tanpa diserap oleh usus. Garam magnesium mempunyai efek pencahar
sehingga biasanya akan dikombinasikan dengan garam alumunium yang

bersifat obstipasi.
Penghambat Reseptor H2
obat yang termasuk golongan anthistamin ini secara selektif menempati
reseptor histamine-H2 yang terletak di permukaan lambung sehingga akan

mengurangi seksresi asam lambung dan pepsin


Contoh : Simetidin, Ranitidin, Famotidin, Nizatidin
Penghambat Pompa Proton
Obat ini menghambat enzim H+/K-ATpase yang terdapat pada sel-sel
parietal lambung sehingga akan menghambat seksresi asam lambung
Contoh: Omeprazol, Lansoprazol, Pantoprazol
Obat Golongan Anti Muskarinik
Dalam dosis rendah, obat ini menghambat reseptor muskarinik-M1 dalam
sel-sel parietal lambung yang memproduksi asam lambung
Contoh : Pirenzepin
Kelator dan Senyawa Kompleks
Obat ini akan membentuk kompleks protein pada permukaan lambung yang
akan berfungsi melindungi ambung dari asam dan pepsin
Contoh : Sukralfat
Obat Analog Prostaglandin
Obat ini bekerja secara langsung menghambat seksresi asam lambung.
Contoh : Misoprostol

III.

PENUTUP
Sakit maag adalah peningkatan produksi asam lambung sehingga terjadi
iritasi lambung. Maag atau sakit lambung memiliki gejala khas berupa rasa nyeri
atau pedih pada ulu hati meskipun baru saja selesai makan. Namun kalau rasa
6

pedih hanya terjadi sebelum makan atau di waktu lapar dan hilang setelah makan,
biasanya karena produksi asam lambung berlebihan dan belum menderita sakit
maag
Patofisiologi dasar dari gastritis adalah gangguan keseimbangan faktor
agresif (asam lambung dan pepsin) dan faktor defensif (ketahanan mukosa).
Penggunaan aspirin atau obat anti inflamasi non steroid (AINS) lainnya, obatobatan kortikosteroid, penyalahgunaan alkohol, menelan substansi erosif,
merokok, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut dapat mengancam ketahanan
mukosa lambung. Gastritis dapat menimbulkan gejala berupa nyeri, sakit, atau
ketidaknyamanan yang terpusat pada perut bagian atas
Penyebab Adapun penyebab dari penyakit ini dibedakan menjadi dua macam
yaitu dikarenakan zat eksternal dan internal. Zat eksternal adalah zat dari luar tubuh
yang dapat menyebabkan korosif atau iritasi lambung, contohnya seperti :Alkohol,
Obat-obatan (Misalnya zat kimia Histamin dan Anti Inflamasi non steroid), Infeksi
bakteri atau virus , Bahan korosif , Keracunan. Sedangkan zat internal adalah
pengeluaran zat asam lambung yang berlebihan dan tidak teratur. Adapun gejala lain
yang bisa terjadi adalah karena stres yang berkepanjangan yang dapat mengakibatkan
produksi asam lambung berlebih contohnya :Sering makan makanan asam, pedas
termasuk lada, Kebiasaan makan yang tidak teratur, Kondisi psikologis stres mental dan
frustrasi. Pengbatan maag secara farmakologi dapat dilakukan dengan memberikan obat
antasida (persenyawaan Al dan Mg), penghambat reseptor H2 (simetidin, ranitidine,
famotidine,

nizatidin),

penghambat

pompa

proton

(omeprazole,

lanzoprazol,

pantoprazole), obat golongan anti muskarinik (pirenzepin), kelator dan senyawa


kompleks (sukralfat), obat analg prostaglandin (misoprostol).sedangkan pegobatan
maag secara farmakologi dapat dilakukan dengan cara mengungi makanan berminyak,
makan teratur dan tidak telat, menghindari kafein, istirahat yang cukup.

IV.

DAFTAR PUSTAKA
Gelato. 2009. Penyakit swamedikasi. http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?
mod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&id=73548&ftyp=
potongan&potongan=S1-2014-301011-chapter1.pdf
Anonim. 2006. Penyakit maag. http://eprints.ums.ac.id/12697/2/BAB_I.pdf
Hadi. 2002. Penyakit maag. http://eprints.ums.ac.id/12697/2/BAB_I.pdf
Konsensus Roma.2000. sindrom dyspepsia.
https://www.lippoinsurance.com/dispepsia/
Almatsier.2004. https://www.lippoinsurance.com/dispepsia/
7

Brunner. 2000. http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2012/02/etiologi-danpenanganan-gastritis.ht


Prince. 2005. http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2012/02/etiologi-danpenanganan-gastritis.ht
Suyono. 2001. http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2012/02/etiologi-danpenanganan-gastritis.ht
Terapi maag non farmakologi.
http://terapinonfarmakologi.blogspot.co.id/2015/01/terapi-non-farmakologipenyakit-maag.html

V.

LAMPIRAN
Kasus Swamedikasi
Nama Pasien : I Ketut Rotten
Keluhan
: Rasa perih pada lambung sampai ke ulu hati, mual-mual, dan
perut terasa begah
Umur
: 35 tahun
Penanganan yang Pernah dilakukan:

Gastrucid

A. Komposisi
Tiap tablet kunyah atau 5 ml suspense mengandung :
Magnesium hydroxide 325 mg
Aluminium hydroxide gel kering setara dengan aluminium hydroxide 323
mg
Dimethylpolysiloxane 50 mg
B. Mekanisme Kerja
Kombinasi aluminium hydroxide dan magnesium hydroxide merupakan
antasida yang bekerja menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin,
sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin
berkurang. Disamping itu, efek laksatif dari magnesium hydroxide akan
8

mengurangi efek konstipasi dari aluminium hydroxide. Dimethylplysiloxane


mengurangi

gelembung-gelembung

gas

dalam

saluran

cerna

yang

menyebabkan rasa kembung berkurang,


C. Indikasi
Untuk mengurangi gejala gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam
lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus duabelas jari dengan gejalagejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung dan perasaan
kembung pada lambung
D. Dosis
Tablet :
Dewasa
: 1-2 tablet, 3-4 kali sehari
Anak 6-12 tahun
: - 1 sendok the (2,5-5 ml) 3-4 kali sehari
Diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan menjelang tidur
E. Kontra Indikasi
Jangan diberikan pada penderita gangguan gfungsi ginjal yang berat, karena
dapat menimbulkan hipermagnesia (kadar kalsium dalam darah meningkat)
F. Efek Samping
Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, muntah, mual, dan gejalagejala tersebut akan hilang bila pemakaian obat dihentikan
G. Peringatan dan Perhatian
Tidak dianjurkan digunakan terus menerus lebih dari dua minggu, kecuali
atas petunjuk dokter
Billa sedang menggunakan obat tukak lambung lain seperti simetidine atau
antibioyika tetrasiklin, harap diberikan dengan selang waktu 1-2 jam
Tidak dianjurkan pemberian pada anak dibawah 6 tahun, kecuali atas
petunjuk dokter, karena biasanya kurang jelas penyebabnya
Hati-hati pemberian pada penderita diet fosfor rendah dan pemakaian lama,
karena dapat mengurangi kadar fosfor dalam darah
H. Interaksi Obat
Pemberian bersama-sama dengan simetidine atau tetrasiklin dapat mengurangi
kadar absorpsi obat tersebut
I. Penyimpanan
Gastrucid tablet kunyah : simpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu

kamar (25-30)
Gastrucid suspense

:simpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu

dibawah 30

Anda mungkin juga menyukai