Dosen Pengampu:
Ari Tumalasari Sari, S. Tr. Keb,. M. KM
Disusun Oleh:
Nama Kelompok NIM
Diah Erlina Maharani 202201008
Mesra Novita Putri 202201014
Nasywa Nathaniela Pramesti 202201015
Nely Oktaviani 202201016
Nuriya Arum Sari 202201019
D3 KEBIDANAN
AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA
PONOROGO
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami sebagai tim penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah “MUTU LAYANAN KEBIDANAN” dengan judul “STANDAR
DALAM PROGRAM MENJAGA MUTU LAYANAN KEBIDANAN”. Dalam proses
penyelesaian makalah ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah mutu layanan kebidanan yang telah memberikan tugas kepada kami.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam proses
pembuatan makalah ini.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami
ketahui. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari dosen maupun teman-teman.
Demi tercapainya makalah yang sempurna.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
3. 2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2. Standar Lingkungan
Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur
lingkungan yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bermutu. Populer dengan sebutan standar organisasi dan
manajemen (standard of organization and management). Contohnya garis-
garis besar kebijakan, pola organisasi serta sistem manajemen yang harus
dipatuhi oleh setiap pelaksana pelayanan kesehatan.
3. Standar Proses
Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang
harus dilakukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
bermutu. Dikenal dengan nama standar tindakan (standard of conduct).
Karena baik atau tidaknya mutu pelayanan kesehatan sangat ditentukan oleh
kesesuaian tindakan dengan standar proses, maka haruslah dapat
diupayakan tersusunnya standar proses tersebut. Misalnya tindakan medis
dan tindakan non medis pelayanan kesehatan.
2.3 Identifikasi Standar Penampilan Minimal (Minumum Perfomance Standard)
Standar penampilan minimal adalah menunjuk pada penampilan pelayanan
kesehatan yang masih dapat diterima. Standar ini menunjuk pada unsur keluaran,
disebut dengan nama standar keluaran (standard of output),atau populer pula dengan
standar penampilan (standard of performance). Untuk mengetahui apakah mutu
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan masih dalam batas-batas yang wajar atau
tidak, perlulah ditetapkan standar keluaran. Contohnya standar keluaran aspek medis
(angka kesembuhan, angka efek samping, angka komplikasi dan angka kematian) dan
standar keluaran aspek non medis (hubungan dokter pasien, keramahtamahan petugas,
keluhan pasien dan kepuasan pasien).
Keempat standar ini perlu dipantau serta dinilai secara obyektif dan
berkesinambungan, apabila ditemukan penyimpangan, perlu segera diperbaiki. Secara
sederhana kedudukan dan peranan keempat standar ini dalam program menjaga mutu
dapat Anda lihat sebagai berikut:
2.4 Penyusunan dan Pengembangan Standar
Pada umumnya standar yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan bersifat
universal atau berlaku umum, tidak hanya untuk institusi kesehatan yang setingkat
dalam satu negara namun juga di mancanegara. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan
oleh para pelaksana pelayanan hanya mengumpulkan serta mempelajari standar yang
telah ada untuk kemudian memilih serta menerapkannya di institusi kesehatan
masing-masing. Standar yang telah ada tersebut, ada yang disusun oleh pemerintah,
ada yang disusun oleh lembaga pendidikan tinggi, ada yang disusun oleh organisasi
profesi dan ada pula yang disusun oleh institusi kesehatan sendiri. Pelajari, pilih, lalu
tetapkan pilihan yang dinilai paling sesuai dengan institusi.
Hanya saja, dalam praktik sehari-hari, kadang-kadang berbagai standar yang
telah ada dirasakan kurang sesuai (terlalu tinggi dan atau terlalu rendah), sehingga
diperlukan penyusunan ulang atau mengembangkan sendiri. Berikut adalah langkah-
langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun atau mengembangkan standar.
1. Menetapkan Tingkatan Organisasi yang Memerlukan Standar
Standar dapat dirumuskan pada setiap tingkat organisasi. Tetapkanlah
tingkatan organisasi yang paling memerlukan standar. Pilihan biasanya
lebih diutamakan pada tingkat organisasi yang paling bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan utama organisasi, yakni yang paling erat
hubungannya dengan pencapaian tujuan organisasi. Misalnya, setelah
melakukan kajian yang seksama, tingkatan organisasi yang memerlukan
standar adalah bagian poliklinik.
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Standar pelayanan berguna dalam penerapan norma dan tingkat kinerja yang di
perlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Penerapan standart pelayanan akan
sekaligus melindungi masyarakat, karena penilaian terhadap proses dan hasil
pelayanan dapat dilakukan dengan dasar yang jelas. Dengan adanya standart
pelayanan, yang dapat di bandingkan dengan pelayanan yang diperoleh, maka
masyarakat akan mempunyai kepercayaan yang lebih mantap terhadap pelaksana
pelayanan.
Standar Persyaratan Minimal adalah yang menunjuk pada keadaan minimal yang
harus dipenuhi untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu,
yang dibedakan dalam : standar masukan, standar lingkungan dan standar proses.
3. 2 Saran
Mutu Layanan Kebidanan di Indonesia: Sebuah Tinjauan Pustaka oleh Nursalam, I. &
Deepublish
Ruri Yuni Astari, S.Si.T., M.Keb. (2022). Mutu Pelayanan Kebidanan Dan Kebijakan
Kesehatan. Google Buku.