KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, yang telah memberikan kesehatan serta kekuatan dan kemauan
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, walaupun masih ada
kekurangan dari segi manapun.Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan
Allah.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada dosen study ilmu “MUTU PELAYANAN
KEBIDANAN” yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya kepada kami, sehingga
kami dapat bersemangat dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini disusun berdasarkan sumber bacaan, pengetahuan yang kami ketahui,
berbagai buku serta dari sumber lainnya yang relevan dalam bahasan ini dengan segala
keterbatasan kami, sehingga masih banyak kekurangan-kekurangan di dalam pembahasan
ini.Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan, sehingga dikemudian
hari makalah ini dapat disajikan dengan lebih baik dan lengkap.
Semoga makalah ini dapat menambah informasi, pengetahuan dan wawasan bagi penulis
dan pembaca.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. 24 STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
2.2.STANDAR PERSYARATAN MINIMAL
2.3.STANDAR PENAMPILAN MINIMAL
BAB III
PENUTUP
3.2.Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui
oleh negara serta memperoleh kualifiasi dan diberi ijin untuk menjalankan praktik kebidanan di
negeri itu. Kebidanan merupakan bentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu (ilmu kedokteran,
keperawatan, sosial, perilaku, budaya, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu manajemen).Bila kita
melihat keadaan sekitar, tak jarang kita melihat keadaan seorang wanita yang sedang hamil.
Tidak semua orang bisa diberikan pelayanan oleh seorang bidan. Karena setiap pemberi
pelayanan kesehatan seperti bidan mempunya batas dalam melakukan tindakan. Pembahasan
berikut ini adalah termasuk kedalam ruang lingkup praktik bidan.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa itu ruang lingkup standar pelayanan kebidanan ?
2. Bagaimana persyaratan minimal pelayanan kesehatan ?
3. Bagaimana standar penampilan pelayanan kesehatan ?
1.3. Tujuan
Lingkup praktek kebidanan terkait erat dengan peran, fungsi, kompetensi dan memiliki
kewenangan untuk melaksanakannya.
Ruang Lingkup Praktik Kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan
praktikan yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan kebidanan.
Praktek Kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan terhadap
terhadap klien dengan pendekatan manajemen kebidanan. Manajemen Kebidanan adalah
pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis. Meliputi : Asuhan mandiri / otonomi pada anak wanita, remaja putri dan wanita
dewasa sebelum dan selama kehamilan dan selanjutnya.
· Definisi secara umum : Ruang Lingkup Praktek Kebidanan dapat diartikan sebagai luas area
praktek dari suatu profesi.
· Definisi secara khusus : Ruang Lingkup Praktek Kebidanan digunakan untuk menentukan apa
yang boleh/tidak boleh dilakukan oleh seorang bidan.
• Hasilnya:
1. Ibu bersalin mendapatkan pertolongan darurat yang memadai dan tepat waktu bia diperlukan.
2. Meningkatkan cakupan persalinan dan komplikasi lainnya yang ditolong tenaga kesehatan
terlatih
3. Berkurangnya kematian/ kesakitan ibu atau bayi akibat partus lama.
STANDAR 15: PELAYANAN BAGI IBU DAN BAYI PADA MASA NIFAS
• Tujuan
memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan
penyuluhan ASI ekslusif
• Pernyataan standar
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari
ketiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk membantu proses
pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan
atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan
tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, ;erawatan bayi baru
lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
• Pernyataan standar:
Bidan mampu mengenali retensio plasenta, dan memberikan pertolongan pertama
termasuk plasenta manual dan penanganan perdarahan, sesuai dengan kebutuhan.
b. Standar Lingkungan
Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan yang diselenggarakan masih dalam batas-
batas kewajaran, maka perlu ditetapkan standar keluaran.Untuk dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan maka keempat standar tersebut perlu dipantau, dan dinilai secara obyektif
serta berkesinambungan. Bila ditemukan penyimpangan,perlu segera diperbaiki. Dalam
pelaksanaannya pemantauan standar-standar tersebut tergantung kemampuan yang dimiliki,
maka perlu disusun prioritas.
INDIKATOR
Untuk mengukur tercapai tidaknya standar yang telah ditetapkan,maka digunakan
indikator (tolok ukur), yaitu yang menunjuk pada ukuran kepatuhan terhadap standar yang
ditetapkan.Makin sesuai sesuatu yang diukur dengan indikator,makin sesuai pula keadaannya
dengan standar yang telah ditetapkan.Sesuai dengan jenis standar dalam program menjaga mutu,
maka indikatorpun dibedakan menjadi :
KRITERIA
Indikator dispesifikasikan dalam berbagai kriteria dari standar yang telah ditetapkan, baik
unsur masukan, lingkungan, proses ataupun keluaran. Berdasarkan uraian di atas mutu pelayanan
kesehatan suatu fasilitas pemberi jasa dapat diukur dengan memantau dan menilai indikator,
kriteria dan standar yang terbukti sahih dan relevan dengan : masukan, lingkungan, proses dan
keluaran.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Standar pelayanan kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokan sebagai berikut:
A. Standar Pelayanan Umum (2 standar)
1. Standar 1: Persiapan untuk Kehidupan Keluarga Sehat
2. Standar 2 :Pencatatan dan Pelaporan
B. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
1. Standar 3: Identifikasi Ibu Hamil
2. Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
3. Standar 5: Palpasi Abdominal
4. Standar 6: Pengelolaan Anemia Kehamilan
5. Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
6. Standar 8: Persiapan Persalinan
C. Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)
1. Standar 9: Asuhan Persalinan Kala I
2. Standar 10: Persalinan Kala II yang Aman
3. Standar 11: Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga
4. Standar 12: Penanganan Kala II dengan Gawat Janin melalui
Episiotomi
DAFTAR PUSTAKA