Anda di halaman 1dari 20

KEBUTUHAN KHUSUS PERMASALAHAN PSIKOLOGIS PADA KASUS

KEHAMILAN TIDAK DI INGINKAN

DISUSUN OLEH
Kelompok 2:
1. Ely Azlita 2215201110
2. Ida Eswi Sinaga 2215201111
3. Istitoah n Sopiah 2215201123
4. Noviza Farida Dwi Putri 2215201106
5. Wenny Sianipar 2215201116
6. Yusrita Manurung 2215201130
7. Rika Sari 2215201117
8. Rotua Hulu 2215201120
9. Nur Romadoni 2215201125
10. Lilis Eriani 2215201119
11. Rena Sulastri 2215201132
12. Khasi Lestari Pohan 2215201123
13. Pretty Tampubolon 2215201134

PRODI : S1 KEBIDANAN

MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PEREMPUAN DAN

ANAK DENGAN KONDISI RENTAN

DOSEN PEMBIMBING : ELVALINI WARNELIS, SST, MKM

PRODI S1 KEBIDANAN

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Saya dan teman kelompok saya sangat berharap semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, Maret 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak dengan masa dewasa.Pada masa
ini terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitasdan terjadi perubahan-
perubahan kognitif dan psikologis. Peristiwa yang penting semasaremaja adalah pubertas, yaitu
perubahan morfologis dan fisiologis yang pesat dari masaanak-anak ke masa dewasa, termasuk
maturasi sistem reproduksi (IPD UI, 2007).

Remaja atau adolescene berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti “tumbuh” atau
“tumbuh menjadi dewasa”, istilah ini mencakup kematangan social,emosional, dan fisik
(Rahmawati (2006) dalam Pranoto (2009). Istilah yang lebihlangsung kepada remaja yaitu kaum
muda adalah mereka yang berumur 15-24 tahun(Waspodo, 2005).

Menurut Lembaga Demografi UI, penelitian tahun 2002-2003 tentang kesehatan


reproduksi, jumlah remaja yang berusia 15-24 tahun mencakup20% penduduk Indonesia (Arma,
2007).Pada masa remaja, banyak remaja mengalami perubahan baik secara fisikmaupun secara
psikologis, sehingga mengakibatkan perubahan sikap dan tingkah laku,seperti mulai
memperhatikan penampilan diri, mulai tertarik dengan lawan
jenis, berusaha menarik perhatian dan muncul perasaan cinta, yang kemudian akan timbul
dorongan seksual (Imran (2000) dalam Adnani dan Citra (2009).

Saat ini, banyak remaja kurang mendapatkan penerangan mengenai kesehatan reproduksi.
Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi masih sangat rendah. Hanya 17,1%
perempuan dan10,4% laki-laki mengetahui secara benar tentang masa subur dan resiko
kehamilan(BKKBN, 2008). Sebagai akibat dari kurangnya informasi mengenai kesehatan
reproduksi, resiko terjadinya Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD), abortus, dan infeksi
menular seksual akan meningkat.

Kehamilan tidak diinginkan merupakan proses yang sehat dan jikakehamilan itutidak
diinginkan, ia merupakan suatu penyakit.Kehamilanmerupakan proses faal yang secara normal
terjadi pada manusia sebagaiinsting untukmempertahankan keturunannya di bumi. Oleh
karenanya kehamilan sebagai tanda akan hadirnya anggota baru dan penerus keturunan, pada
umumnya akan disambutdengangembira.

Kegembiraan itu sendiri yang sering menutupi resiko yang dihadapi


oleh perempuan hamil. Mereka pada umumnya tidak sadar bahwa kehamilan dapat
mempengaruhi kesehatan bahkan dapat mengancam jiwa si calon ibu. Dan ternyata tidak semua
kehamilan disambut dengan kegembiraan oleh orang tuanya.Beberapa kehamilan justru tidak
diinginkan.Biasanya untuk mengatasi masalah kehamilan yang tidak diinginkan tersebutmereka
menempuh jalan aborsi. Meskipun arah ini penuh resiko dan mahal. Untuk itudalam makalah ini
akan dibahas lebih lanjutmengenai alasan yang membuat kehamilanitu tidak diinginkan dan
aborsi.

Unwanted Pregnancy yaitu kehamilan yang terjadi akibat perkosaan. Perkosaan


merupakan peristiwa yang traumatis dan meninggalkan aib pada perempuan
yangdiperkosa.Dampak psikologis dalam perkosaan ini cukup dalam dan akan menetap seumur
hidup, jika perkosaan juga mengakibatkan kehamilan, aib itu tidak hanya akandialami si korban
saja tetapi juga seluruh keluarganya. Seandainya kehamilan itu diteruskan, maka anak yang
dilahirkan kelak yang akan mengalami tekanan social baik dari keluarga,orang tuanya sendiri
maupun dari masyarakat sekitarnya. Bahkan ibunya sendiri mungkin akan melihat anak itu
sebagai penjelmaan laki-laki yang memperkosanya atau mungkin juga menjadi sasaran balas
dendam yang sebenarnya iatujukan kepada laki-laki yang memperkosanya.Kehamilan datang
pada saat yang belum diharapkan.

Hal ini dapat terjadi padapekerjaan wanita yang sudah terlanjur menandatangani
kontrak bahwa selama beberapawaktu setelah bekerja ia tidak boleh hamil. Hal semacam itu
dapat juga terjadi pada mereka yang masih meneruskan sekolah atau mereka
yang belum ingin hamil lagi atas alasan-alasan yang sah, misalnya karena alasan anak yangter
dahulu belum lagi berusia 1 tahun atau alasan tidak ingin punya anak lagi atau jugakarena
kesehatan ibu yang lemah.

Kehamilan dan persalinan akan membawa resiko morbiditas dan mortalitas yanglebih
besar pada remaja dibandingkan pada wanita yang telah berusia 20 tahun. Hasilstudi Pusat
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) pada tahun 2000-2003 menyatakan sekitar 30% dari
37.000 kasus perempuan yang mengalami kehamilan yang tidakdiinginkan adalah remaja
(Adnani dan Citra, 2009). Banyak survey yang telah dilakukan di negara-negara berkembang
menunjukkan bahwa hampir 60% kehamilan

pada wanita usia 20 tahun adalah kehamilan yang tidak diinginkan (ICOMP (1997)dalam
PATH (2000) ). Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja sering
kali berakhir dengan aborsi. Para ahli memperkirakan bahwa kasus aborsi di Indonesiaadalah
sekitar 2,4 jiwa per tahun dan sekitar 700 ribu diantaranya dilakukan oleh pararemaja (BKKBN,
2001). Salah satu penyumbang kematian ibu adalah penanganan kehamilan yang tidak
diinginkan melalui aborsi yang tidak aman, sehingga sering menimbulkan kematian.

Di Indonesia, dilihat dari berbagai laporan, menunjukkan bahwa kelompok umur yang
paling banyak menderita Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah kelompok umur muda. Remaja
merupakan kelompok yang berisiko untuk terkena IMSmelalui kontak heteroseksual, 1 dari
setiap 20 remaja tertular IMS, dan persentasetertinggi terjadi pada usia 15-24 tahun (Azhari ,
2002).

Jika di satu sisi kecenderungan remaja untuk melakukan berbagai tindakan yang
membahayakan kesehatan mereka sendiri semakin meningkat, namun disisi lain ternyata
pengetahuan para remaja itu sendiri mengenai aspek kesehatan reproduksi yang harus mereka
miliki sangatlah rendah, sehingga remaja perlu untukdiberikan pendidikan mengenai kesehatan
reproduksi. Pendidikan reproduksi yang dimaksud adalah memberikan informasi kepada remaja
sehingga para remaja tahu bagaimana cara menghindari terjadinya hubungan seksual sebelum
waktunya danmembentuk remaja yang mempunyai sikap dan perilaku seksual yang sehat dan
bertanggung jawab (Imran (2000) dalam Adnani dan Citra (2009) )

B. RUMUSAN MASALAH

Sekarang ini banyak remaja yang belum mengetahui pentingnya reproduksi


dan pengetahuannya masih kurang, sehingga mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan
dan banyak munculnya aborsi.
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan KTD?

2. Apa penyebab KTD?

3. Apa saja kerugian dan bahaya KTD pada remaja?

4. Bagaimana solusi dari KTD?5. Bagaimana cara pencagahan KTD?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui akibat dari kehamilan yang tidak diinginkan


2. Untuk Mengetahui penyebab kehamilan yang tidak diinginkan
3. Untuk mengetahui pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan
BAB II

PEMBAHASAN

KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN

A. PENGERTIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD)

Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang karena suatusebab, yang
keberadaannya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calon orang tua bayi tersebut. KTD
disebabkan oleh faktor kurangnya pengetahuan yang lengkap dan benar mengenai proses
terjadinya kehamilan dan metode pencegahan kehamilan akibat terjadinya tindak perkosaan dan
kegagalan alat kontrasepsi.

Kehamilan yang tak diinginkan dapat dialami oleh pasangan yang belum menikahmaupun
pasangan yang sudah menikah, remaja, pasangan muda, ibu - ibu setengah baya, bahkan akseptor
KB pun, golongan atas, menengah maupun golongan bawah.Orang yang mengalami KTD secara
langsung adalah wanita. Sebagian besar darimereka mengambil keputusan dengan pengguguran
kandungannya (aborsi). Karena sampai saat ini aborsi di Indonesia masih merupakan sesuatu
yang tidak legal, banyak dari pasangan - pasangan yang mengalami KTD mengambil jalan aborsi
dengan carayang tidak aman.

Aborsi tidak aman ini dilakukan oleh tukang urut, dukun pijat, dukun beranak yangsangat
berbahaya karena penolongnya tidak terlatih atau berkompeten, dilakukan ditempat yang tidak
higienis, peralatan medis tidak tersedia dan tidak memenuhi standarminimal, serta metode atau
prosedur tindakan aborsi yang dilakukan sangat berbahayadan tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara medis. Akibatnya adalah kematianwanita akan menjadi salah satu
risiko yang didapat dari tindakan aborsi tidak amantersebut.
B. FAKTOR PENYEBAB KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN

1. Karena kurangnya pengetahuan yang lengkap dan benar mengenai prosesterjadinya


kehamilan, dan metode-metode pencegahan kehamilan. Hal ini bisa terjadi pada remaja
yang belum menikah maupun yang sudah menikah. KTD akan semakinmemberatkan
remaja perempuan jika pasangannya tidak bertanggung jawab ataskehamilanyang terjadi.
2. Kehamilan yang tidak diinginkan bisa terjadi akibat tindak perkosaan.Dalam hal ini
meskipun remaja putri memiliki pengetahuan yang cukup, tetapi ia tidak bisa
menghindarkan diri dari tindakan seksual yang dipaksakan terhadapnya, sehingga bisa
dipahami jika ia tidak menginginkan kehamilannya.
3. Kehamilan yang tidak diinginkan bisa terjadi pada remaja yang telahmenikah dan telah
menggunakan cara pencegahan kehamilan tetapi tidak berhasil(kegagalan alat
kontrasepsi).
4. Kurangnya pendidikan tentang kesehatan reproduksi
5. Pengaruh media informasi
6. Tidak memakai alat kontrasepsi saat berhubungan intim
7. Semakin longgarnya norma-norma dan nilai-nilai budaya agama sertakurangnya
pengawasan orang tua baik di rumah maupun di sekolah.

C. KERUGIAN DAN BAHAYA KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN

1. Karena remaja atau calon ibu merasa tidak ingin dan tidak siap untuk hamil makaia bisa
saja tidak mengurus dengan baik kehamilannya. Yang seharusnya iamengkonsumsi
minuman, makanan, vitamin yang bermanfaat bagi pertumbuhan janindan bayi nantinya
bisa saja hal tersebut tidak dilakukannya. Begitu pula ia bisamenghindari kewajiban
untuk melakukan pemeriksaan teratur pada bidan atau dokter.Dengan sikap-sikap
tersebut di atas sulit dijamin adanya kualitas kesehatan bayi yang baik.
2. Sulit mengharapkan adanya perasaan kasih sayang yang tulus dan kuat dari ibuyang
mengalami KTD terhadap bayi yang dilahirkannya nanti. Sehingga masa depananak
mungkin saja terlantar.
3. Mengakhiri kehamilannya atau sering disebut sebagai aborsi. DiIndonesia aborsidikatego
rikan sebagai tindakan ilegal atau melawan hukum. Karena tindakan aborsiadalah ilegal
maka sering dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan karenanya dalam banyak kasus
jauh dari jaminan kesehatan (unsafe)

D. AKIBAT, SOLUSINYA, CARA PENCEGAHANNYA, DAN STRATEGIUNTUK


MENGURANGI KEHAMILAN REMAJA

Akibat KTD:

1. Meningkatnya aborsi (jalan tengah penyelesaian masalah)


2. Tekanan mental
3. Pengucilan oleh masyarakat (psiko-sosial)

Solusi

1. Pendidikan seks bagi remaja


2. .Pendidikan seks di sekolah (penyuluhan menggunakan media power point/internet)
3. Mengembangkan ketakwaan
4. Konseling oleh orang tua, sekolah, maupun teman sebaya

Pencegahan KTD

1. Cara yang paling efektif adalah tidak melakukan hubungan seksual sebelum nikah.
2. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti OR, seni
dankeagamaan.
3. Hindari perbuatan-perbuatan yang akan menumbulkan dorongan seksual, sepertimeraba-
raba tubuh pasangannya dan menonton video porno.
4. Memperoleh informasi tentang manfaat dan penggunaan alat-alat kontrasepsi.
5. Mendapatkan keterangan tentang kegagalan alat kontrasepsi dan cara penggunaanya.
6. Untuk pasangan remaja yang sudah menikah sebaiknya memakai cara KB yang
kegagalannya rendah seperti sterilisasi, susuk KB, IUD, Suntikan.
Strategi untuk mengurangi kehamilan remaja

1. Mengurangi Kemiskinan

Angka kehamilan remaja paling tinggi terdapat di daerah-daerah yang keadaan sosialekonominya
kurang. Strategi yang menurunkan kemiskinan dan memperbaiki prospeksosial ekonomi
keluarga muda ini besar kemungkinannya akan menurunkan angkakehamilan remaja.

2. Memperbaiki penyediaan kontrasepsi

Layanan yang menawarkan kontrasepsi sebaiknya disesuaikan untuk memenuhikebutuhan kaum


muda, disertai ekspansi lokal fasilitas-fasilitas yang ditujukan bagimereka. Kontrasepsi darurat
harus lebih mudah diperoleh, dan para remaja harus diberitahu mengenai pengggunaannya.Harus
disediakan suatu layanan terpadu yangmenawarkan layanan kesehatan umum dan seksual bagi
kaum muda, dan layanantersebut harus diberitahukan secara luas

3. Mengincar kelompok beresiko tinggi

Kelompok-kelompok tertentu kaum muda lebih besar kemungkinannya hamil pada usiaremaja,
sehingga mereka dapat dipilih untuk menjadi sasaran. Kelompok ini mungkinmencakup remaja
yang diasuh oleh negara, remaja yang tidak memiliki rumah, remajayang tinggal dilingkungan
yang sosial ekonominya lemah, dan remaja yang merekasendiri adalah anak dari orangtua
remaja.

4. Meningkatkan pendidikan

Pendidikan seks di sekolah berperan penting dalam menurunkan kehamilanremaja. Program


pendidikan seks lebih besar kemungkinannya berhasil apabila terdapat pendekatan terpadu antara
sekolah dan layanan kesehatan.
BAB III

PEMBAHASAN

PSIKOLOGI DARI KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN

A. PSIKOLOGI IBU HAMIL DENGAN KEHAMILAN YANG TIDAKDIINGINKAN

Pasangan suami istri tak luput dari masalah jika kehamilan sang istri tidak dikehendaki.Misalnya
masalah ketidaksiapan, halmana bisa menimbulkan depresi ringan
sampai berat pada ibu, yang bisa sangat berpengaruh pada janin, bahkan berakibat keguguranatau
terlahir cacat. Apalagi jika Kehamilan tak diinginkan terjadi pada pasangan yang
belum menikah, akibat yang terjadi bisa jauh lebih besar. Tidak saja karena akanmengalami
konflik internal, semisal ketidaksiapan, tapi juga mesti menghadapi tekanandari lingkungan
sosial, semisal celaan.

Norma-norma ketimuran masih tetap menganggap kehamilan diluar nikah sebagai aib bagi
keluarga ataupun masyarakat, apapun sebab dari kehamilan itu. Orang yang hamildiluar nikah
dinilai sebagai keburukan, yang kalaupun terjadi harus di sembunyikan.Masyarakat patriarkal
sekarang ini, cenderung mempersalahkan wanita dalamkehamilan diluar nikah. Padahal wanita
yang hamil bisa saja merupakan
korban perkosaan atau korban keadaan (dipaksa lewat bujukan untuk melakukan hubunganseksu
al oleh pacarnya, atau temannya, atau keluarganya).

Kehamilan usia dini, selain berakibat kurang baik bagi tubuh, juga berakibat hilangnya
kesempatan untuk mendapat pendidikan formal. Padahal, pendidikan formal yang
baikmerupakan salah satu syarat (meskipun tidak harus) agar dapat bersaing di masa
depan.Menurut saya, alangkah baiknya jika sekolah-sekolah tetap mau menerima siswa
yanghamil, atau minimalnya memberikan cuti, bukannya mengeluarkan. Alangkah malangnya
siswa yang hamil/menghamili, yang telah mengalami berbagai masalah yang berat, harus
diperberat masalahnya dengan 'ditutup' masa depannya melalui pengeluaransiswa oleh pihak
sekolah.
Begitu besarnya kasus kehamilan di luar nikah dikalangan remaja, yang tidak sajamerugikan
remaja itu sendiri tapi juga masyarakat karena kehilangan remaja-
remja potensialnya, tidak bisa tidak akan membawa kepada pertanyaan: bagaimana
mencegahnya?

Upaya pencegahan tentulah didasarkan atas sebab-sebab yang melatarbelakangi.


Sebabkehamilan diluar nikah pada remaja dikategorikan dalam dua dimensi, yakni dimensi pasif
(wanita hamil sebagai korban perkosaan dan pemaksaan sejenis), dan dimensi aktif(wanita
memang berkeinginan melakukan hubungan seksual).

Kedua dimensi dimuka, dipicu oleh sebab-sebab yang luas. Beberapa diantaranyaadalah
maraknya pornografi di tengah masyarakat, kemudahan memperoleh akses kesumber-sumber
pemuasan seksual, kebebasan dalam pergaulan, dan pergeseran nilai-nilai moral. Sebab-sebab itu
tidak akan melahirkan hubungan seksual pranikah bila remaja memiliki kendali internal (Internal
Locus of Control) yang kuat. Lemahnyakendali internal disebabkan kegagalan pendidikan seks
baik dalam keluarga, sekolahatau masyarakat. Akibat dari lemahnya kendali internal, remaja
mudah terpengaruh olehhal-hal yang berasal dari luar dirinya seperti provokasi media, dan
pengaruh teman-teman peernya. Fokus pada penguatan kendali internal remaja, adalah
pencegahan yang paling mungkin berhasil, apalagi jika yang dilakukan dalam skala kecil.
Misalnya dengan pemberian informasi yang benar, sebab salah satu indikator kuatnya
kendaliinternal adalah adanya informasi benar yang diyakini. Akan tetapi upaya
pencegahandengan penguatan kendali internal pada remaja kurang bisa berjalan efektif
bilalingkungan sekitar tidak mendukung. Karenanya, mestinya pencegahan dilakukansecara
bersama-sama antara keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah

B. DAMPAK PSIKOLOGI WANITA YANG KEHAMILANNYA TIDAKDIINGINKAN

1. Pada Remaja atau pranikah

Psikologi yang di alami:

a. Rasa malu dan perasaan bersalah yang berlebihan dapat di alami remaja,
apalagi bila kehamilan di ketahui pihak lain seperti orang tuanya selain itu
peristiwa kehamilan pada masa remaja seringkali menghambat masa depan remaja dan ju
ga anak yang dikandung.
b. Perasaan ingin menggugurkan anaknya karna tidak mau untuk
melahirkanc. Perasaan tertekan karena di kucilkan oleh masyarakat atau alasan yang lain
yangmembuat seseorang tertekan karena kehamilan yang terjadi di luar nikah
sehinggamengganggu kehamilannya.

Salah satu risiko seks pranikah atau seks bebas terjadi kehamilan yang tidak diharapkan.

Ada dua hal yang biasa dilakukan remaja jika mengalami kehamilan di yang tidak di
inginkan :

a. Mempertahankan kehamilan

Risiko fisik Kehamilan pada usia dini bisa menimbulkan kesulitan dalam
persalinanseperti perdarahan, bahkan bisa sampai pada kematian. Risiko psikis atau
psikologi Ada kemungkinan pihak perempuan menjadi ibu tunggal karenapasangan tidak
maumenikahinya atau tidak mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kalau
merekamenikah, hal ini juga bisa mengakibatkan perkawinan bermasalah dan penuh
konflik karena sama-sama belum dewasa dan siap memikul tanggung jawab sebagai
orang tua. Selain itu, pasangan muda terutama pihak perempuan, akan dibebani berbagai
perasaan yang tidak nyaman seperti dihantui rasa malu terur-menerus, rendah diri,
bersalah atau berdosa, depresi atau tertekan, pesimis dan lain-lain. Bila tidak
ditanganidengan baik, maka perasaan tersebut bisa menjadi gangguan kejiwaan yang
lebih parah.

Risiko sosial Salah satu resiko social adalah berhenti atau putus sekolah atas
kemauansendiri dikarenakan rasa malu atau cuti melahirkan. Kemungkinan lain akan
dikeluarkandari sekolah. Hingga saat inimasih banyak sekolah yang tidak mentolorir
siswi yanghamil. Resikosocial lain : menjadi objek pembicaraan lain, kehilangan masa
remajayangseharusnya dinikmati, dan terkena cap buruk karena melahirkananak ³diluar
nikah´ .kenyataannya di Indonesia, kelahiran anak diluar nikah masih sering menjadi
bebanorang tua maupun anak yang lahir.
Risiko ekonomiMerawat kehamilan, melahirkan dan membesarkan bayi atauanak
membutuhkan biaya besar.

b. Mengakhiri kehamilan (aborsi)Semua tindakan tersebut dapat membawa resiko baik fisik,
psikis maupun social
Aborsi bisa dilakukan secara aman, bila dilakukan oleh dokter ataupun bidan
berpengalaman. Sebaliknya, aborsi tidak aman bila dilakukan oleh dukun ataupun cara-
cara yang tidak benar ataupun tidak lazim. Aborsi bisa mengakibatkan dampak
negativesecara fisik, psikis dan social terutama bila dilakukan secara tidak aman.

Risiko fisik Perdarahan dan komplikasi merupakan salah satu resiko aborsi. Aborsi yang
berulang selain bisa mengakibatkan komplikasi juga bisa menyebabkan
kemandulan.Aborsi yang dilakukan secara tidak aman bisa berakibat fatal yaitu kematian.

Risiko psikis Pelaku aborsi sering kali mengalami perasaan takut, panic, tertekan, atau
stress, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan. Kecemasan karena rasa
bersalah,atau dosa akibat aborsi bisa berlangsung lama. Selain itu pelaku aborsi juga
sering kehilangan kepercayaan diri.

Risiko social Ketergantungan kepada pasangan sering kali menjadi lebih besar karena
perempuan merasa sudah tidak perawan, pernah mengalami kehamilan yang tidak
diinginkan dan aborsi. Selanjutnya remaja perempuan lebih sukar menolak ajakanseksual
pasangannya. Resiko lain adalah pendidikan terputus atau masa depanterganggu.

Risiko ekonomi Biaya aborsi cukup tinggi. Bila terjadi komplikasi maka biayasemakin
tinggi.Angka aborsi di Indonesia diperkirakan 2,3 juta pertahun,sekitar 750.000
diantaranya dilakukan oleh remaja. Progam kesehatan reproduksi yangdikembangkan
oleh pemerintah hanya untuk mereka yang sudah menikah dan tidakmerujuk pada
kebutuhan yang terkait dengan informasi seksualitas, edukasi dan penyediaan pelayanan.
Diperlukan pelayanan yang lebih fleksibel agar pemerintah memberikan keleluasaan pada
lembaga-lembaga swadaya masyarakat untuk menggarap bidang ³abu-abu´, misalnya
aborsi aman dan penyediaan kontrasepsi bagi remaja dandewasa muda yang belum
menikah.

2. Pada pranikah

1) Psikologi yang dialami:

a. Perasaan malu karena hamil pada saat yang tidak tepat sehingga ingin untuk
menggugurkannya, atau hamil pada saat umur sudah tua.

b. Perasaan tertekan karna selalu melahirkan anak , ini juga dikarenakan suami
ataukeluarga yang tidak menginginkan seorang anak maka seorang ibu akan tertekan dan
perpikir apakah kehamilan ini di beri tahu keluarga atau menyembunyikan tau
jugamenggugurkannya saja.

c. kesehatan mental ibu maupun bapaknya. Menurut Najmanet al (1991)

d. akan mengakibatkan kecemasan dan depresi yang berkelebihan bagi calon orangtua
sehingga memiliki keinginan untuk menggugugurkan kandungan.

2) Ada tiga sikap penerimaan, yaitu:

a. segera menerima dan meneruskan kehamilan sampai melahirkan dengan wajarsaja,

b. mulanya menolak, tetapi kemudian menerimanya dengan beban psikologis


yangmengganggu kehamilan dan proses persalinan, dan

c. tetap menolak dan berupaya untuk tidak meneruskan kehamilan.

3) Pengaruh Faktor Psikis

Bagi yang menerima dengan berat hati harus diperhitungkan dampak psikologis
yangtimbul, agar dapat dicarikan penyelesaian dan upaya mengantisipasi selama
berlangsungnya kehamilan dan proses persalinan.Selain upaya medis, harus tetap
diusahakan pendekatan yang bersifat memperbaiki goncangan psikologis karena sangat
berarti dalam penanganan kasus seperti ini. Tentu diharapkan wanita yang hamiltersebut
dapat menerima dengan baik, dan menjalani kehamilannya secara wajar.
Pada wanita hamil dengan beban psikologis, gejala-gejala tidak mengenakkan yangsering
didapatkan di masa kehamilan akan dirasakan lebih berat. Contohnya, muntah-muntah di
kehamilan awal bisa dialami sangat berlebihan sampai menimbulkankomplikasi yang
mengganggu kesehatan umum.

Motivasi untuk mengonsumsi nutrisi yang baik pun bisa terganggu. Kadang
perhatianyang kurang terhadap kehamilan dan janin dimanifestasikan sebagai
keengganan kontrol secara teratur, bahkan malas minum suplemen yang diberikan.
Kualitaskesehatan janin bisa jadi tidak akan sebaik yang diharapkan.

Di akhir kehamilan gangguan emosional bisa lebih meningkat karena bertambah dengan
kecemasan menjelang persalinan. Gejala depresif dan gangguan tidur dapat dialami.

Kontraksi rahim bisa dirasakan berlebihan. Faktor psikologis merupakan faktordominan


yang memengaruhi berlangsungnya persalinan. Perlangsungan dan kemajuan persalinan
dapat terganggu dan risiko bedah cesar meningkat.

Pasca persalinan juga bisa terpengaruh. Keengganan merawat dan memberikan air
susukepada bayinya sering ditemui. Produksi air susu juga bisa menurun. Kesemuanya
akan berdampak pada kualitas kesehatan bayi.

Penyelesaian pertama adalah yang terbaik, tidak ada risiko menyalahi etika
ataumelanggar norma yang ada. Pasangan yang segera bisa menerima kehamilannya,
takakan banyak menghadapi masalah. Agar bisa menerima kehamilan segera,
dituntutkonsep pemikiran yang dewasa dan bijaksana, sedangkan dari pihak tenaga
kesehatandibutuhkan kemampuan melakukan konseling secara baik.

Gangguan jiwa yang di alami saat kehamilan apalagi kehamilan itu tidak diinginkan :

1. gangguan afektif pada kehamilan

2. gangguan bipolar

3. skizofrenia

4. gangguan cemas yang menyeluruh


5. gangguan panic

6. gangguan obsesif konvulsif

penyebabnya:

1. internal
· perubahan tubuh dan hormonal ibu hamil
2. eksternal
· kehamilan yang tidak diinginkan
· kehamilan yang beresiko sehingga dia tidak menginginkan kehamilannya
· jarak kehamilan begitu dekat
· riwayat keguguran
· riwayat obstetri yang buruk

4) pendekatan dalam menghadapi psikologi wanita yang kehamilannya tidak diinginkan

Pendidikan seks yang bijak di lingkup keluarga, sekolah, dan masyarakat


mutlakdiperlukan. Penyebaran pengetahuan dan menggiatkan penggunaan kontrasepsi
harusditanamkan kepada pasangan yang belum menghendaki kehamilan. Upaya
konselingyang bermutu dan pembekalan metode serta materi konseling kepada petugas
kesehatandan tokoh masyarakat sangat dibutuhkan agar dapat dipilih sikap yang terbaik
bila berhadapan dengan kasus UWP.

Kalangan yang terkait kebijakan di bidang kesehatan harus menaruh perhatian


pada besarnya masalah UWP dengan melakukan upaya nyata untuk menghindari kekeras
anseksual terhadap wanita, mengetahui secara komprehensif dan mampu
melakukan pengendalian status dan masalah reproduksi di masyarakat.

C. TINDAKAN YANG HARUS DILAKUKAN PADA WANITA YANGTIDAK


MENGINGINKAN KEHAMILANNYA

1. terapi ganguan jiwa

saat ini tersedia sejumlah besar obat psikotropika untuk mengatasi gangguan jiwa(kuller
dkk.1996). Sebagian wanita hamil yang memerlukan farmakoterapi telahmenderita
penyakit jiwa berat, misalnya gangguan bipolar, gangguan skizoafektif,skizofrenia atau
depresi mayor berulang. Wanita lain yang memerlukan terapi adalahmereka yang
mengalami gangguan emosi yang berkembang selama kehamilan

2. Antidepresan

Depresi berat memerlukan terapi dan pada sebagian besar kasus, manfaat terapimelabihi
risikonya. Antidepresan trisiklik seperti amitriptilin, doksepin, imipramin, dannortriptilin
sering digunakan untuk gangguan-gangguan depresif. Efek samping padaibu adalah
hipotensi ortostatik dan konstipasi. Sedasi juga sering terjadi, sehingga obatgolongan ini
sangat bermanfaat bagi masalah tidur yang berkaitan dengan depresi.Inhibitor monoamin
oksidase (MAOI) adalah antidepresan yang sangat efektif yangsemakin jarang digunakan
karena menyebabkan hipotensi ortostatik. Pengalamandengan inibitor selektif ambilan
ulang serotonin (selective serotonin reuptake inhibitors,SSRI), termasuk fluoksetin dan
sertralin, menyebabkan obat golongan ini menjadi
terapi primer bagi sebagian besar penyakit depresi. Obat-
obat ini tidak menimbulkanhipotensi ortostatik atau sedasi sehingga lebih disukai
daripada antidepresan lain.

3.Antipsikotik

Wanita dengan sindrom-sindrom kejiwaan yang berat seperti skizofrenia, gangguan


skizoafektif, atau gangguan bipolar sangat mungkin memerlukan terapi antipsikotik
selama kehamilan.

Antipsikotik tipikal adalah golongan antagonis dopamine. Klozapinadalah satu-satunya


antipsikotik atipikal yang tersedia, dan obat ini memiliki kerja yang berbeda tetapi tidak
diketahui. Potensi dan efek samping berbagai antipsikotik berbeda- beda.

Obat-obat yang berpotensi lebih rendah, klorpromazin dan tioridazin, memilikiefek


antikolinergik yang lebih besar serta bersifat sedative.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang karena suatusebab,
yang keberadaannya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calon orang
tua bayi tersebut. KTD disebabkan oleh faktor kurangnya pengetahuan yang lengkap dan
benar mengenai proses terjadinya kehamilan dan metode pencegahan
kehamilan akibatterjadinya tindak perkosaan dan kegagalan alat kontrasepsi.

B. SARAN

1. Kepada setiap remaja agar mempunyai pengetahuan dan mengembangkanketerampilan


yang diperlukan agar mereka dapat terhindar dari masalah-masalah padaremaja,
contohnya KTD dan aborsi.
2. Kepada setiap orang tua diharapkan dapat selalu mengontrol apa saja kegiatananak-anak
mereka, baik didalam maupun diluar rumah, serta selalu menyediakan waktuuntuk dapat
berdiskusi tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh sang anak.
3. Kepada petugas kesehatan untuk memberikan pembinaan bagi remaja
yang bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan
prilaku hidup sehat bagi remaja, memberi pelayanan kontrasepsi,
disamping menanganimasalah yang ada pada remaja tersebut
DAFTAR PUSTAKA

·http://www.scribd.com/doc/23711276/KORELASI-ANTARA-PERILAKU-SEKS-

BEBAS-DENGAN-KEHAMILAN-YANG-TIDAK-DIINGINKAN-DI-KALANGAN-

REMAJA

·http://wikimedya.blogspot.com/2009/11/kehamilan-yang-tidak-diinginkanunwanted.html

· http://www.find-docs.com/makalah-tentang-psikologi-wanita-yang-kehamilan-tidak-

diinginkan-pada-remaja.html

· http://www.scribd.com/doc/35350463/PSIKOLOGI KEHAMILAN

·http://www.skripsi-kti.co.cc/2010/12/remaja-dan-kontrasepsi.html

·http://smartpsikologi.blogspot.com/2007/08/kehamilan-tak-diinginkan.html

·PSIKOLOGI Online-Kehamilan tak diinginkan-Oleh Achmanto Mendatu

Anda mungkin juga menyukai