Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir
Penyusun:
1. Hidayani, AMKeb, SKM, MKM
2. Fanni Hanifa, S.ST, M.Keb
3. Rizkiana Putri, S.Tr.Keb., M.Keb
4. Retno Sugesti, S.ST, M.Kes
5. Agussanti Br Ginting, S.ST, M.Kes
6. Ernita Prima Noviyani, SST., M.Kes.
7. Rita Ayu Yolandia, SST., MKM
8. Madinah Munawaroh, SST., MKM
9. Ratna Wulandari, SST., MKM
Editor:
1. Dewita Rahmatul Amin, S.Tr.keb., M.Tr.Keb.
2. Fenni Valianda Amelia Ramadhan, S.Tr.keb., M.Tr.Keb.
Ukuran : 16 x 21,5 cm
Halaman 458
ISBN : 000-000-00000-0-
0 (dalam pengajuan)EDISI :
Januari 2023
Penerbit : UIMA PRESS
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 1
TIM PENYUSUN
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
TAHUN 2023
Anggota :
10. Hidayani, AMKeb, SKM, MKM
11. Fanni Hanifa, S.ST, M.Keb
12. Rizkiana Putri, S.Tr.Keb., M.Keb
13. Retno Sugesti, S.ST, M.Kes
14. Agussanti Br Ginting, S.ST, M.Kes
15. Ernita Prima Noviyani, SST., M.Kes.
16. Rita Ayu Yolandia, SST., MKM
17. Madinah Munawaroh, SST., MKM
18. Ratna Wulandari, SST., MKM
Editor :
1. Dewita Rahmatul Amin
2. Fenni Valianda Amelia Ramadhan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 2
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Berkat dan
Dengan adanya buku ini diharapkan dapat memudahkan semua pihak untuk
mengetahui dan memahami asuhan kebidanan yang dapat mendukung ilmu dan
pengetahuan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan selama penulisan buku
hingga selesai. Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya ini penulis sampaikan
Tim Penyusun
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 3
DAFTAR ISI
Cover ......................................................................................................................... 1
Tim Penyusun ............................................................................................................ 2
Kata Pengantar .......................................................................................................... 3
Daftar Isi.................................................................................................................... 4
Asuhan Kebidanan Pada Ny T 34 Tahun Dengan Retensio Plasenta Di BPM
Fitriah Muhammad Kabupaten Bogor ....................................................................... 5
Asuhan Kebidanan Pada Ny I Usia 26 Tahun G2P1A0 Parturien Aterm Dengan
Managemen Nyeri Persalinan Kala I Di PMB Eva Nuraeni .................................... 75
Asuhan Kebidanan Pada Ny A P2A0 6 Jam Post Partum ....................................... 129
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir By Ny I Dengan Konseling PMK Dan
Perawatan Bayi Baru Lahir Dirumah ...................................................................... 179
Asuhan Kebidanan Pada Ny S G1P0A0 UK 39 – 40 Minggu Dengan Ketuban
Pecah Dini Di PMB Ny L Desa Sukaluyu Kec Cikadu Kab Cianjur Pada Tahun
2021 ......................................................................................................................... 202
Asuhan Kebidanan Pada Ny R G2P1A0 Hamil 36 Minggu Dengan Letak
Sungsang Di PMB Ai Gunarsih Desa Benteng Kec Ciampea Kab Bogor .............. 217
Asuhan Kebidanan Pada Ny R G2P1A0 Hamil 36 Minggu Dengan Kehamilan
Letak Sungsang Di PMB Hj Ida Adawiah .............................................................. 356
Asuhan Kebidanan Pada Ny. D. P2a0 Dengan Retensio Plasenta Di Praktik
Mandiri Bidan Sarinah ............................................................................................ 295
Asuhan Kebidanan Pada Ny. S Dengan Kekurangan Energi Kronik (Kek) Di
Ruang Kia Puskesmas Nanggung ........................................................................... 425
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 4
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. T 34 TAHUN DENGAN RETENSIO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data World Health Organization (WHO) menargetkan pada tahun 2030,
mengurangi rasio kematian ibu secara global menjadi kurang dari 70 per
100.000 kelahiran hidup. Tahun 2015 sekitar 830 wanita meninggal setiap hari
karena komplikasi kehamilan atau melahirkan dengan rasio kematian ibu dari
216 per 100.000 kelahiran hidup (WHO 2017)1 Kematian ibu menurut definisi
WHO adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan, tiap hari karena komplikasi kehamila atau melahirkan
dengan rasio kematian ibu dari 216 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2017)
akibat semua sebab yang terkait dengan yang terkait dengan atau diperberat
oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan
kecelakaan/cidera.
Berdasarkan Survey Penduduk antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 AKI di
Indonesia yaitu sebanyak 305 per 100.000 kelahiran hidup.2 AKI menurut
Profil Kesehatan Jawa Barat pada tahun 2015 untuk wilayah Jawa Barat
sejumlah 823 kematian, selain itu dinyatakan juga bahwa penyumbang terbesar
kematian ibu di Jawa Barat adalah Kabupaten Bogor dimana terjadi 63 kasus
pada tahun 2015.3 Penyebab kematian ibu di Indonesia terbesar terjadi karena
hipertensi dan pre eklamsi berat (PEB) (27,1%), infeksi (7,3%), partus lama
(1,8%), abortus (0,0%), perdarahan (30,3%) dan penyebab lainnya (40,8%). 4
Perdarahan dapat terjadi pada saat kehamilan muda, kehamilan lanjut,
persalinan maupun pasca persalinan. Perdarahan pada saat persalinan dapat
terjadi karena koagulopati (kegagalan pembekuan darah) dan ruptur uteri. Pada
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 5
pasca persalinan dapat terjadi karena atonia uteri, robekan serviks, vagina, dan
perineum, sisa plasenta, perdarahan pasca persalinan tertunda (sekunder), dan
juga dapat terjadi karena retensio plasenta.10
Retensio plasenta adalah tertahannya plasenta atau belum lahirnya
plasenta hingga atau melebihi 30 menit setelah bayi lahir. 5 Retensio plasenta
dapat terjadi karena usia kehamilan yang kurang bulan, kontraksi rahim
yanglemah, dan tindakan manajemen aktif kala III yang tidak benar. 6 Adapun
faktor penyebab lain terjadinya retensio plasenta yaitu usia ibu < 20 tahun dan
> 35 tahun, overdistensi rahim, seperti kehamilan kembar, hidramnion, atau
bayi besar, partus lama atau persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam
pada primi dan lebih dari 18 jam pada multi, partus presipitatus, kotiledon
tertinggal, riwayat atonia uteri, plasenta akreta, inkreta dan perkreta, gangguan
koagulopati seperti anemia dan hipofibrinogenemi.7
Retensio plasenta juga dapat dipengaruhi oleh paritas ibu. Hasil penelitian
Khotijah dan Tri Anasari menunjukkan bahwa ibu bersalin yang paritasnya
berisiko (>4) sebagian besar berisiko retensio plasenta.8 Retensio Plasenta
dapat menyebabkan komplikasi dalam persalinan yaitu syok neurogenik, dapat
terjadi plasenta inkarserata, infeksi karena sebagai benda mati, dan perdarahan
pasca partum yang dapat mengancam jiwa ibu serta perdarahan yang hebat
hingga memerlukan transfusi darah bahkan adanya kematian.9
Menurut data yang diperoleh dari Bidan Praktik Mandiri (BPM) Bidan
Fitriah Muhammad pada bulan 1 Januari 2021 – 23 April angka kejadian
Retensio Plasenta yaitu sebanyak 3 orang dari 60 kelahiran hidup atau sebesar
0,05 %.
Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam
mengenai Retensio Plasenta serta penangannya melalui penyusunan Seminar
kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny.T usia 34 tahun dengan
Retensio Plasenta di BPM Bidan Fitriah Muhammad Kabupaten Bogor”
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 6
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 7
3. Bagi Profesi Bidan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 8
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 9
2. Tanda dan Gejala Persalinan
Tanda dan gejala yang biasanya kita jumpai yaitu:
a. Timbul rasa sakit atau nyeri abdomen oleh adanya his yang bersifat
intermiten datang lebih kuat, sering, danteratur.
b. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena
robekan kecil padaserviks.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 10
tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul
his.
b. Teorioxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim.
c. Kereganganotot-otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya
teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk
mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan
majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot- otot rahim
makinrentan.
d. Pengaruh janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang
peranan oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari
biasa.
e. Teoriprostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, disangka menjadi salah satu
sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa
progtaglandin F2 dan E2 yang diberikan secara intravena, intra dan
extraamnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur
kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin
yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu
hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.11
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 11
dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari
peacemaker‟yangterdapatdidindinguterusdaerahtersebut.His
merupakan kontraksi dan relaksasi otot uterus yang bergerak dari
fundus ke korpus sampai dengan ke servik secara tidak sadar.
Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal
mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis
(jalan lahir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar.
Terjadinya his, akibat dari kerja hormon oksitosin, regangan dinding
uterus oleh isi konsepsi dan rangsangan terhadap pleksus saraf
Frankenhauser yang tertekan massakonsepsi.
b. Passage
Passege atau jalan lahir terdiri dari :
1) Jalan lahir keras yaitu tulang pinggul ( os coxae, os
sacrumatau promontorium, dan os coccygis ).
2) Jalan lahir lunak : yang berperan dalam persalinan
adalah segmen bahwa rahim, servik uteri dan vagina,
juga otot-otot, jaringan ikat dan ligament yang
menyokong alaturogenital.
d. Psikis (Psikologis)
Psikologis adalah keadaan emosi, jiwa pengalaman, adat istiadat dan
dukungan dari orang-orang terdekat dapat mempengaruhi proses
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 12
persalinan. Umumnya wanita normal dapat merasakan kegembiraan
disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran bayi.
e. Penolong
Proses persalinan tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan
penolong menghadapipersalinan.15
5. Kala dalamPersalinan
a. Kala I
Kala satu persalinan dimulai dari saat persalinan mulai sampai
pembukaan lengkap (10cm). Proses ini terbagi menjadi 2 fase, fase laten
(8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks
membuka dari 3 cm sampai 10 cm. kontraksi lebih kuat dan sering
selama faseaktif.10
1) Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari
4 cm dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit
selama 40 detik.14
2) Penanganan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 13
c) Penolong menjaga hak privasi ibu dalam persalinan, antara lain
menggunakan penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang lain
tanpa sepengetahuan dan seizinibu.
b. Kala II
Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.10
1) Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan
pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 14
atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.14
Gejala-gejala Kala II adalah:
a) His, menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50-100 detik,
datangnya tiap 2-3menit.
b) Pasien mulaimengejan.
c. Kala III
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya
plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. 10 Waktu
yang paling kritis untuk mencegah perdarahan postpartum
adalah ketika plasenta lahir dan segera setelah itu. Manajemen
aktif kala III mempercepat kelahiran plasenta dan dapat
mencegah atau mengurangi perdarahan postpartum.
Pengkajian awal pada kala III yaitu palpasi uterus untuk
menentukan apakah ada bayi yang kedua lalu melakukan
manajemen aktif kalaIII.16
Penatalaksanaan aktif pada kala III (pengeluaran aktif
plasenta) membantu menghindarkan terjadinya perdarahan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 15
pascapersalinan, meliputi:
1) Pemberian oksitosin dengan segera
2) Pengendalian tali pusat terkendali
3) Masaseuterus.14
d. Kala IV
Kala IV dimulai dari saat plasenta lahir sampai dengan 2 jam pertama
postpartum.10
1) Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi
ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang
luar biasa. Petugas atau bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi dan
memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan
mengambil tindakan yang tepat untuk melakukanstabilisasi.14
2) Penanganan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 16
B. Konsep Dasar RetensioPlasenta
1. Pengertian RetensioPlasenta
Retensio plasenta adalah bila plasenta tidak lepas atau keluar lebih dari30
menit setelahpersalinan.18
a. Fungsional:
1) His kurangkuat
b. Plasenta sulitlepas
1) Kelainan –Anatomik
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 17
(plasenta akreta-perkreta).17
Terjadinya perdarahansegera
Uterus tidakberkontraksi
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 18
8) Syok sering terjadi.
b. Plasenta inkarserata
Gejalanya:
1) Konsistensi uteruskeras
2) Tinggi fundus uterus 2 jari dibawah pusat
3) Bentuk uterus agak globuler
4) Perdarahansedang
5) Tali pusatterjulur
6) Ostium uterus konstriksi
7) Separasi plasenta sudah lepas
8) Syok jarangterjadi
c. Plasenta akreta
Gejalanya:
1) Konsistensi uterus cukup
2) Tinggi fundus uterus sepusat
3) Bentuk uterusdiscoid
4) Perdarahan sedang, sedikit bahkan tidak ada
5) Tali pusat tidak terjulur
6) Ostium uteriterbuka
7) Separasi plasenta melekat seluruhnya
8) Syok jarang sekali terjadi, kecuali akibat inversion oleh tarikan kuat
pada tali pusat.19
Tabel 2.2 Tabel Klasifikasi Retensio Plasenta
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 19
Perdarahan sedang- Sedang sedikit/tidak
banyak ada
Tali pusat terjulur Terjulur tidak terjulur
sebagian
Ostium uteri Terbuka Konstriksi Terbuka
Separasi lepas sudah lepas melekat
Plasenta sebagian seluruhnya
Syok Sering Jarang jarang sekali,
kecuali akibat
inversion oleh
tarikan yang
kuat padatali
pusat.
Sumber: Prawirohardjo (2009)
5. Patofisiologi
Proses kala III yang didahuluui dengan tahap pelepasan/separasi
plasenta akan ditandai oleh perdarahan pervaginam (cara pelepasan Duncan)
atau plasenta sudah lepas sebagian tetapi tidak keluar pervaginam (cara
pelepasan Schulze), sampai akhirnya tahap ekspilsi, plasenta lahir.
a. Schulze
Pelepasan dimulai pada bagian tengah dari plasenta dan disini terjadi
hematoma retro plasentair yang selanjutnya mengangkat plasenta dari
dasarnya. Plasenta dengan hematom di atasnya sekarang jatuh ke bawah
dan menarik lepas selaput janin. Bagian plasenta yang nampak pada
vulva ialah permukaan foetal, sedangkan hematoma sekarang terdapat
dalam kantong yang terputarbalik.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 20
Maka pada pelepasan plasenta secara Schultze tidak ada perdarahan
sebelum Plasentalahirdan sekurang-kurangnya terlepas seluruhnya.
Bbaru setelah terlepas seluruhnya atau lahir, darah sekonyong-konyong
mengalir. Pelepasan secara Schulze adalah cara yang paling sering kita
jumpai.11
b. Duncan
7. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi Retensio Plasenta yaitu:
a. Kelahiran prematur
b. Usia
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 21
d. Partuslama
Persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan lebih
dari 18 jam pada multi.
e. Partuspresipitatus
f. Kotiledontertinggal
g. Riwayat atoniauteri
8. Diagnosa
Datasubjektif
Dataobjektif
9. Penatalaksanaan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 22
Jika plasenta tetap melekat, tidak ada tindakan lain yang harus dilakukan
sebelum dokter diberi tahu. Kemungkinan pemisahan manual dapat
diindikasikan. Jika plasenta dapat di palpasi di dalam vagina, kemungkinan
pemisahan telah terjadi, dan jika uterus berkontraksi dengan baik, upaya
maternal (mengejan) dapat dianjurkan. Jika terjadi keraguan, bidan harus
memakai sarung tangan steril sebelum melakukan pemeriksaan vagina
untuk memastikan terjadinya pemisahan. Sebagai upaya terakhir, jika ibu
tidak mampu mengejan secara efektif, tekanan fundus dapat dilakukan.
Uterotonik harus diberikan sebelum tekanan fundus dilakukan. Kecermatan
yang tinggi harus dilakukan untuk memastikan bahwa pemisahan plasenta
sudah terjadi dan uterus berkontraksi dengan baik. Ibu harus rileks saat
bidan member tekanan ke bawah dan ke belakang pada fundus yang sedang
berkontraksi kuat.21
Metode ini dapat menyebabkan nyeri yang cukup berat dan disstres pada ibu
dan mengakibatkan peregangan dan memar pada ligament uterus penopang.
Jika dilakukan tanpa kontraksi uterus yang baik, inverse akut dapat terjadi.
Hal ini merupakan prosedur yangsangatberbahaya jika dilakukan oleh
tangan yang tidak trampil dan tidak dianjurkan dalam praktik sehari-hari
jika dapat dilakukan metode yang lain yang lebih aman.21
Pelepasan plasenta secara manual. Hal ini harus dilakukan oleh dokter.
Infuse intravena dipasang dulu dan anestetik bekerja secara efektif. Pilihan
anesthesia yang digunakan bergantung pada kondisi umum ibu. Jika
anestetik epidural efektif sudah diberikan dan masih bekerja, tambahannya
dapat diberikan untuk menghindari anestesi umum. Anestetik spinal
merupakan alternatif lain, tetapi jika waktu merupakan faktor yang sangat
mendesak, anestetik umum dapat dilakukan.21
Pelepasan manual dilakukan dengan tindakan aseptik penuh dan kecuali jika
terdapat kedaruratan yang memaksa, tindakan ini tidak boleh dilakukan
sebelum memastikan keadekuatan kerja analgesia pada ibu. Dengan tangan
kiri, tali pusat dipegang dan direntangkan, sedangkan tangan kanan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 23
ditangkupkan dan dimasukan ke dalam vagina dan uterus sesuai arah tali
pusat. Setelah letak plasenta ditemukan, tali pusat dilepaskan sehingga
tangan kiri dapat digunakan untuk menopang fundus pada abdomen, untuk
mencegah rupture uterus bagian bawah. Operator akan merasakan adanya
pelepasan tepian plasenta. Jari-jari tangan direntangkan dan tepi diselipkan
tangan secara di antara plasenta dan dinding uterus, dengan telapak tangan
menghadap plasenta. Secara perlahan, plasenta dilepaskan dari dinding
uterus dengan gerakan mengiris dari arah tepi. Setelah lepas sepenuhnya,
tangan kiri merangsang kontraksi dan tangan kanan dikeluarkan dengan
plasenta dalam genggaman. Plasenta harus segera diperiksa kelengkapannya
sehingga eksplorasi uterus lebih lanjut dapat dilakukan tanpa keterlambatan.
Obat uterotonik diberikan setelah plasenta terpisah sepenuhnya.21
Pada situasi yang sangat khusus, yaitu ketika tidak ada dokter yang dapat
dipanggil, bidan diharapkan dapat melakukan pelepasan plasentasecara
manual. Setelah mendiagnosis adanya retensi plasenta sebagai penyebab
perdarahan pascapartum, bidan harus bertindak cekatan untuk menurunkan
risiko awitan syok dan kehilangan darah. Harus diingatkan bahwa risiko
terjadinya syok akibat pelepasan plasenta secara manual lebih besar jika
anestetik tidak diberikan. Di Negara maju, bidan jarang berhadapan
langsung dengan situasi ini.21
Melakukan penatalaksanaan aktif kala tiga pada semua ibu yang melahirkan
melaluivagina.
Periksa kandung kemih, jika ternyata penuh, gunakan teknik aseptic untuk
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 24
memasukan cateter nelaton desinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk
mengosongkan kandungkemih.
a. Memasang infus set dan cairan infuse NaCl 0,9% atau RL dengan
tetesan cepat, jarum berlubang besar (16 atau 18 G) untuk mengganti
cairan yang hilang.
f. Menjepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva,
tegangkan dengan satu tangan sejajarlantai.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 25
untuk menahan fundusuteri.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 26
larutan klorin 0,5% selama 10menit.
f. Tangan kanan dengan posisi obstetric menuju ke ostium uteri dan terus
ke lokasi plasenta dengan menyusuri talipusat.
k. Pastikan plasenta keluar lengkap dan tidak ada yang tersisa (jika plasenta
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 27
tidak dapat dilepaskan secara manual, segera rujuk ke rumahsakit).
d. Bila tarikan tali pusat tidak berhasil, lakukan plasenta manual secara
hati-hati.
f. Segera atasi atau rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila terjadi
komplikasi perdarahan hebat atau infeksi.
6) Konsep Dasar Anemia
a. Pengertian
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau
penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah.6
Anemia adalah konsentrasi hemoglobin dalam darah kurang
dari 13,5gr/dl pada laki-laki dewasa dan kurang dari 11,5 g/dl pada
wanita dewasa.
Sebagian besar anemia adalah anemia difisiensi Fe yang dapat
disebabkan oleh konsumsi Fe dari makanan yang kurang atau
terjadi perdarahan menahun akibat parasit, seperti
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 28
antikilostomiasis. Berdasarkan fakta tersebut dapat dikemukakan
bahwa dasar utama anemia pada bumil adalah kemiskinan
sehingga tidak mampu memenuhi standar makanan “empat sehat
lima sempurna” dan situasi lingkungan yang buruk sehingga masih
terdapat penyakit parasit, seperti antikostomiasis.22
Dari ketiga pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
anemia adalah penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam
sirkulasi darah dengan konsentrasi hemoglobin kurang dari
13,5gr/dl pada laki- laki dewasa dan kurang dari 11,5 gr/dl pada
wanita dewasa.
b. Tanda dan gejala
Gejala-gejala yang umumnya sering terjadi pada anemia adalah
sebagai berikut:
a. Badan terasa lemah dan mengantuk
b. Terasa pusing dan mudahlelah
c. Malaise
d. Sakitkepala
e. Terkadang lidahluka
f. Nafsu makan turun atau anoreksia
g. Mual danmuntah
h. Konsentrasihilang
i. Nafas pendek (pada anemia yangparah)
Pada ibu hamil dengan anemia, hasil pemeriksaan akan
menunjukan:
a. Kulitpucat
b. Mukosa, gusi, dan kuku jaripucat
c. Takhikardi (pada anemia yangparah)
d. Rambut dan kuku rapuh (pada anemia yangparah)
e. Lidah licin (pada anemia yangparah).22
c. Klasifikasi
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 29
menggunakan sahli. Dari hasil pemeriksaan sahli, kondisi Hb
dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Hb 11 gr% = tidakanemia
b. Hb 9-10 gr% = anemiaringan
c. Hb 7-8 gr% = anemiasedang
d. Hb <7 gr% = anemia berat.22
d. Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis anemia pada kehamilan, dapat
dilakukan anamnesis, akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah yang
lebih hebat pada kehamilanmuda.
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama
kehamilan, yaitu pada trimester I dan III. Dengan pertimbangan
bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, perlu
dilakukan preparat Fe sebanyak 90 tablet pada setiap ibu hamil di
Puskesmas.22
e. Pengaruh anemia
Bahaya anemia terhadap kehamilan dapa digolongkan menjadi:
a. Pengaruh anemia terhadappersalinan
1. Bahaya selama kehamilan:
a. Dapat terjadiabortus
b. Persalinanpremature
c. Hambatan tumbuh kembang janin dalamrahim
d. Mudah terjadiinfeksi
e. Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%)
f. Molahidatidosa
g. Perdarahanantepartum
h. Ketuban pecah dini(KPD)
2. Bahaya saat persalinan
a. Gangguan his-kekuatan mengejan.
b. Kala pertama dapat berlangsung lama dan terjadi partus
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 30
terlantar
c. Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan
dan sering memerlukan tindakan operasikebidanan.
d. Kala tiga dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan
postpartum akibat atonia uteri.
e. Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum
sekunder dan atoniauteri.
3. Pada kalanifas
a. Terjadinya subinvolusi uteri yang menimbulkan
perdarahan postpartum
b. Memudahkan infeksipuerperium
c. Pengeluaran ASIberkurang
f. Tablet Fe (ZatBesi)
a. Pengertian
Tablet Fe adalah suatu tablet mineral yang sangat
dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin).
Salah satu unsur penting dalam pembentukan sel darah merah
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 31
adanya kandungan tablet Fe. Secara alamiah tablet Fe
diperoleh dari makanan sehari- hari dapat menimbulkan
penyakit anemia gizi atau dikenal dengan masyarakat sebagai
penyakit kurang darah.30 Oleh sebab itu, tablet ini diperlukan
ibu hamil. Sudah selayaknya ibu hamil mendapatkan 90 tablet
Fe selama masakehamilannya.31
b. Manfaat
Tablet Fe merupakan mineral yang dibutuhkan untuk
membentuk membentuk sel darah merah (hemoglobin). Selain
itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk
membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen ke
otot), kolagen (protein yang terdapat di tulang, tulang rawan,
dan jaringan penyambung, serta enzim. Tablet Fe juga
berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh. Tablet Fe juga
berfungsi dalam sistim pertahanan tubuh. Tablet Fe sangat
penting untuk kesehatan ibu hamil, diantaranya: mencegah
anemia defisiensibesi, mencegah terjadinya perdarahan pada
saat persalinan dan dapat meningkatkan asupan nutrisi bagi
janin.31
c. Kebutuhan tablet Fe pada MasaKehamilan
Kebutuhan tablet Fe pada waita hamil yaitu rata-rata
mendekati 800 mg. kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg
diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi
digunakan untuk meningkatkan massa hemoglobin maternal.
Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin
dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 20-25 mg tablet Fe perhari.selama
kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan
menghasilkan tablet Fe sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan
Fe masih kekurangan untuk wanita hamil.31
d. Efek samping tablet Fe
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 32
Efek samping dari pil atau tablet tambah darah ini adalah
kadang dapat terjadi mual, muntah, perut tidak enak, susah
buang air besar, tinja berwarna hitam, namun hal ini tidak
berbahaya.13
e. Cara dan Waktu minum tablet Fe
Tablet Fe dapat diminum dengan air putih atau air jeruk
yang mengandung vitamin C untuk mempermudah
penyerapan. Tetapi, tablet Fe tidak boleh diminum
menggunakan teh, susu, kopi karena dapat menghambat proses
absorpsi Fe. Sebaiknya diminum pada malam hari sebelum
tidur, karena mengurangi efek mual yang akan timbul setelah
meminumnya. Jika diminum pada pagi hari, maka ibu akan
mual muntah karena salah satu efeknya menimbulkan tidak
enak padaperut.13
f. Penyimpanan tablet Fe
Simpan di tempat kering dan tidak terkena sinar matahari
langsung atau dekat dengan sumber panas dan setelah bungkus
dibuka ditutup kembali. Tujuannya agar tablet Fe tidak
teroksidasi.13
7) Aplikasi Manajemen Kebidanan pada Kasus Retensio Plasenta
a. Subjektif
Data subjektif yang menunjang pada kasus retensio plasenta:
a. Plasenta belum lahir dalam 30 menit sesudah anak lahir.
b. Tidak adanyamulas.
c. Grande multipara, persalinan lebih dari 4 kali.
d. Usia < 20 tahun dan > 35 tahun.
e. Riwayat kehamilan, perslianan yang lalu.15
b. Objektif
Data objektif yang menunjang :
a. Nadi dan pernapasancepat
b. Tekanan darahmenurun
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 33
c. Suhumeningkat
d. Ekstremitas terasadingin
e. Fundus teraba masihtinggi
f. Kontraksi yang lemah atau kurangbaik
g. Tali pusat terjulur depanvulva.15
h.
c. Assasment
Assasment yang dapat ditegakkan untuk kasus retensio plasenta
a. Diagnosa
d. Planning
Planning pada kasus retensio plasenta disesuaikan dengan
kebutuhan klien, tindakan segera dan kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain yang kemudian direncanakan dan dievaluasi.
Penanganan retensio plasenta:
a. Memperhatikan keadaanklien.
b. Mengetahui keadaanplasenta
c. Memberikan infuse dan cairanpengganti.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 34
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Metode
Dalam penulisan laporan seminar kasus ini, metode yang digunakan adalah
metode studi kasus. Metode yang dilakukan sebagai upaya pendekatan
manajemen kebidanan yaitu salah satu proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasi pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan
yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus dari klien. 15 Studi
kasus adalah metode dengan memusatkan diri secara intensif terhadap suatu
objek tertentu, dengan mempelajari sebagai suatu kasus.25
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 35
3. A(Analisa)
4. P(Penatalaksanan)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 36
dan tingkah laku pasien yang ditangkap oleh pancaindra.25
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu cara pengumpulan data secara tertulis dengan cara
mencari informasi dan memelajari catatan medis pasien dengan mencatat
data yang ada dan sudah didokumentasikan dalam catatan medis pasien. 28
Dilakukan dengan mecari informasi data yang ada dan mencatat data yang
berhubungan dengan gangguan kesehatan reproduksi melalui status pasien
maupun rekam medis.25
5. Studi Literatur
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 37
HASIL KEGIATAN ASUHAN KEBIDANAN
A. DATA SUBJEKTIF
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 38
negatif.
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yanglalu
Tabel 4.1
th
1. 15 Laki- Rumah Dokter SC 38 minggu 3000 gr
Laki Sakit
th
7 perempua
2. n BPM Bidan Spontan 39 minggu 2800 gr
3. Hamil ini
5. RiwayatKesehatan
Ibu tidak pernah merasa menderita ataupun memiliki penyakit kronis
maupun menular sebelum atau selama kehamilan ini seperti hipertensi,
diabetes, malaria, HIV/AIDS, ginjal, asma, dan penyakit menular lainnya. Ibu
tidak memiliki keturunan kembar.
6. RiwayatKontrasepsi
Ibu memakai KB implant selama 3 tahun. Berhenti ber-KB karena ingin
memiliki anak lagi. Ibu hamil saat implant sudah dicabut selama 2 bulan.
7. Riwayat AktivitasSehari-hari
a. Biologis
Ibu terakhir makan pukul 06.30 WIB dengan nasi dan lauk pauk. Terakhir
minum pukul 10.00 WIB air putih kurang lebih 250 ml. Terakhir BAK
pukul 09.00 WIB. Terakhir BAB tadipagi.
b. Kesehatan
Ibu tidak merokok atau mengonsumsi alkohol. Suami merokok.
8. RiwayatPsikososial
Hubungan ibu dengan keluarga baik. Suami dan keluarga sangat
mendukung kehamilannya. Status ibu dan suami menikah sudah 16 tahun. Ini
merupakan pernikahan yang pertama bagi ibu maupun suami. Ibu dan
keluarga senang atas kehamilannya yang ketiga ini. Ibu dan keluarga berharap
mendapatkan bayi perempuan. Hubungan ibu dengan keluarga baik dan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 39
keluarga memberi dukungan emosional untuk ibu. Pengambilan keputusan
oleh suami, terkadang keputusan berdua. Ibu ingin bersalin di BPM ditolong
oleh bidan. Ibu memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS). Ibu sudah menyiapkan
perlengkapan untukbersalin.
B. DATAOBJEKTIF
1. PemeriksaanUmum
a. KeadaanUmum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
2. Antropomentri
a. Lila : 25 cm
b. Berat badan sebelum hamil : 42 kg
c. Berat badan selamahamil : 54 kg
d. Tinggi badan : 150 cm
e. Penambahan berat badan : 12 kg
f. IMT :21,6kg/m2
3. Tanda-tandaVital
a. Tekanan Darah : 110/70mmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : 36,3
d. Pernapasan : 22x/menit
4. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : Tampak pucat, tidak odema
b. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
c. Mulut : Bibir pucat, gigi tidak terdapat karies, bersih.
d. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe dan
kelenjar tiroid
e. Payudara : Simetris, puting susu menonjol, tidak ada retraksi
atau dimpling, tidak terdapat benjolan, tidak ada
nyeri tekan pada kedua payudara, sudah terdapat
pengeluaran kolostrum
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 40
f. Abdomen : Inspeksi : Tidak terdapat luka bekas operasi
Palpasi : TFU pertengahan pusat dan Prosesus
Xifoideus, Mc. Donald: 30 cm. teraba bagian
keras, bulat, tidak melenting di fundus, teraba
bagian-bagian kecil di bagian kiri, teraba
punggung di bagian kanan (puka), bagian terendah
janin kepala, sudah tidak dapat digoyangkan,
divergen, perlimaan 2/5. His 4 kali dalam 10 menit
lamanya 50 detik. Kandung kemihkosong.
Auskultasi: DJJ 140,/ menit, teratur dan kuat.
TBJ: (30-11)x155= 2945 gram.
g. Ekstremitas : Tangan kanan dan kiri tidak pucat, warna kuku
C. ANALISA
Ny. T 34 tahun G3P2A0 usia kehamilan 38 minggu inpartu kala I fase aktif dengan
anemia ringan, janin tunggal hidup, presentasi kepala, keadaan janin baik.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 41
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
hangat ± 200 cc, dan ibu makan nasi dengan lauk pauk.
− Tidak menahan BAK maupun BAB. Ibu mengerti.
11.50 Membantu ibu memilih posisi yang nyaman. Ibu memilih posisi
miring kiri.
11.51 Memantau kesejahteraan ibu dan janin setiap 30 menit. Data
perkembangan terlampir pada partograf.
11.52 Menyiapkan dan memeriksa kembali kelengkapan partus set dan
resusitasi set.
A. DATASUBJEKTIF
Ibu mengatakan sudah keluar air-air dari kemaluannya.
B. DATAOBJEKTIF
1. PemeriksaanUmum
a. Keadaan Umum : Ibu tampakkesakitan
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-TandaVital
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 42
a. TekananDarah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 82x/menit
c. Suhu :36,1⁰C
d. Pernapasan : 24x/menit
3. PemeriksaanFisik
C. ANALISA
Ny T 34 tahun G3 P2 A0 hamil 38 mg inpartu kala I fase aktif dengan anemia
ringan, janin tunggal hidup Intra Uteri, presentasi kepala, keadaan janin baik.
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 43
12.40 Memantau kesejahteraan ibu dan janin setiap 30 menit. Data
perkembangan terlampir pada partograf.
A. DATASUBJEKTIF
Ibu mengatakan bahwa mulasnya semakin kuat dan sudah ada dorongan untuk
meneran.
B. DATAOBJEKTIF
1. PemeriksaanUmum
a. Keadaan Umum : Ibu tampakkesakitan
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-TandaVital
a. TekananDarah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 85x/menit
c. Suhu :36,1⁰C
d. Pernapasan : 24x/menit
3. PemeriksaanFisik
C. ANALISA
Ny T 34 tahun P3 A0 Partus Kala II, janin Tunggal hidup Intra Uteri.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 44
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 45
CATATAN PERKEMBANGAN (14.15)
A. DATASUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak terasamulas.
B. DATAOBJEKTIF
1. PemeriksaanUmum
a. KeadaanUmum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
2. PemeriksaanFisik
C. ANALISA
Ny T 34 tahun P3 A0 postpartum Kala III, plasenta belum lahir.
D. PENATALAKSANAAN
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 46
CATATAN PERKEMBANGAN (14.30)
A. DATASUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak terasa mulas, ibu khawatir karena ari-arinya belum lahir.
B. DATAOBJEKTIF
1. PemeriksaanUmum
a. KeadaanUmum : Ibu tampakcemas
b. Kesadaran : Composmentis
2. PemeriksaanFisik
C. ANALISA
Ny T 34 tahun P3 A0 postpartum Kala III, plasenta belum lahir 15 menit.
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 47
CATATAN PERKEMBANGAN (14.45)
A. DATASUBJEKTIF
Ibu tidak merasa mulas, ibu khawatir ari-arinya belum juga lahir.
B. DATAOBJEKTIF
1. PemeriksaanUmum
a. KeadaanUmum : Ibu tampakcemas
b. Kesadaran : Composmentis
2. PemeriksaanFisik
C. ANALISA
Ny T 34 tahun P3 A0 postpartum Kala III, plasenta belum lahir 30 menit
dengan retensio plasenta.
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
menit.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 48
14.50 Mendekontaminasi sarung tangan. Sarung tangan sudah di
dekontaminasi.
14.51 Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan panjang sampai
siku. Sarung tangan sudah dipakai.
14.51 Melakukan PTT. Belum ada tanda pelepasan plasenta.
14.52 Inform consent untuk tindakan yang akan dilakukan kepada ibu.
Ibu bersedia.
14.55 Melakukan manual plasenta. Membilas vagina ibu dan tangan
yang akan masuk kedalam uterus menggunakan cairan antiseptic
lalu memasukkan tangan dalam posisi obstetri (punggung tangan
ke bawah) dengan menelusuri bagian bawah tali pusat. Tangan kiri
menahan fundus uteri dan tangan kanan berada di dalam
menyusuri tali pusat hingga ke kavum uteri hingga mencapai
tempat implantasi plasenta. Membuka tangan obstetric menjadi
seperti memberi salam (ibu jari merapat ke pangkal jari telunjuk.
Menggerakkan tangan dalam ke kiri dan kanan sambil bergeser
dengan menggunakan sisi ulna untuk melepaskan plasenta
sehingga semua permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan.
Melakukan eksplorasi tanpa mengeluarkan tangan terlebih dahulu
lalu memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat
pada dinding uterus. Menyimpan plasenta di segmen bawah rahim
dan melahirkanplasenta.
Plasenta lahir pukul 15.05 WIB secara manual.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 49
CATATAN PERKEMBANGAN (15.10)
A. DATASUBJEKTIF
Ibu merasa lega ari-arinya sudah lahir dan ibu merasa mulas.
B. DATAOBJEKTIF
1. PemeriksaanUmum
2. Keadaan umum : Baik
3. Kesadaran: Composmentis
4. Tanda-tandaVital
a. TekananDarah : 100/60 mmHg
b. Nadi : 82x/menit
c. Pernapasan : 20x/menit
5. PemeriksaanFisik
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 50
15.28 Mengajarkan ibu dan keluarga masase uterus agar rahim tetap
berkontraksi dengan baik. Ibu bisa melakukannya.
15.29 Membersihkan dan merapikan ibu. Membantu ibumemakai
pembalut.
15.35 Membersihkan dan mendekontaminasi alat .
15.40 Melakukan pemantauan kontraksi, perdarahan, TTV Kala IV.
Pemantauan 1 jam pertama setiap 15 menit sekali dan pemantauan
1 jam kedua setiap 30 menit sekali. (data terlampir pada partograf)
15.40 Memberikan ibu obat 1 tablet Ciproprolaxin, 1 tablet Vitamin C, 1
tablet Paracetamol, dan 1 tablet Fe.
A. DATASUBJEKTIF
Ibu merasa keluar darah tetapi tidak banyak. Ibu sudah meminum 1 tablet
Fe, 1 tablet paracetamol, 1 tablet ciprofolaxin, 1 tablet vitamin C setelah
melahirkan. Setelah melahirkan ibu sudah mengonsumsi nasi dengan lauk
pauk, dan satu gelas air putih 250 ml pukul 17.00 WIB. Ibu belum tidur setelah
melahirkan. Bayinya sudah menyusu 2x.
B. DATAOBJEKTIF
1. PemeriksaanUmum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-TandaVital
a. TekananDarah : 100/60mmHg
b. Nadi : 76x/menit
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 51
c. Suhu : 36⁰C
d. Pernapasan : 18x/menit
3. PemeriksaanFisik
C. ANALISA
P3A0 post partum 2 jam dengan anemia ringan.
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
18.10 Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa pada saat ini ibu
dalam keadaan baik. Ibumengerti.
18.15 Mengantarkan ibu ke kamar mandi untuk BAK. Ibu sudah BAK.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 52
18. 20 Menganjurkan ibu untuk:
− Memenuhi nutrisi dan hidrasinya dan beristirahat yang cukup.
Ibu mengerti danbersedia.
− Segera menyusui bayinya dan mengajari cara menyusuiyang
baik dan benar. Ibu mengerti dan melakukannya dengan baik.
18.25 Konseling perawatan luka perineum.
18.30 Memberitahukan ibu tanda-tanda bahaya nifas. Ibu mengerti.
CATATAN PERKEMBANGAN
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu masih merasa sedikit mulas dan darah yang keluar terasa tidak banyak.
Ibu sudah makan cemilan biscuit dan 1 gelas teh manis hangat pukul 21.00 WIB
ibu sudah BAK 2 kali dan sudah BAB 1 kali. Ibu sudah ke kamar mandi untuk
BAK. Ibu sudah menyusui bayinya 3 kali.
B. DATA OBJEKTIF
1. PemeriksaanUmum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-TandaVital
a. TekananDarah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 88x/menit
c. Pernapasan : 18x/menit
d. Suhu : 36,2oC
3. PemeriksaanFisik
a. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 53
b. Payudara : Kedua payudara bersih, terdapat pengeluaran
kolosrum.
c. Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, kandung
kemih kosong.
d. Genetalia : Terdapat pengeluaran darah ± 5cc
e. Anus : Tidak terdapat haemoroid.
C. ANALISA
P3A0 postpartum 6 jam, dengan anemia ringan
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
22.15 Menyarankan ibu untuk istirahat, dan memberitahu ibu tidak ada
CATATAN PERKEMBANGAN
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 54
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa tidak ada keluhan, dan ibu akan segera pulang. Ibu sudah
mengonsumsi nasi dengan lauk pauk, dan satu gelas air putih 250 ml pukul
07.00 WIB. Ibu istirahat cukup. Bayinya sudah menyusu 3x.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-TandaVital
a. Tekanan Darah : 100/60mmHg
b. Nadi : 74x/menit
c. Suhu : 36⁰C
d. Pernapasan : 18x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : Konjungtiva pucat, sklera putih.
b. Payudara : Kedua payudara simetris, puting susu menonjol, tidak ada
retraksi atau dimpling, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan, sudah ada pengeluaran kolostrum.
c. Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih
kosong.
d. Genetalia : Terdapat pengeluaran darah ± 20cc
e. Anus : Tidak terdapat haemoroid.
C. ANALISA
P3A0 post partum 16 jam dengan anemia ringan.
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
08.10 Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa pada saat ini ibu
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 55
dalam keadaan baik. Ibu mengerti.
08.13 Menganjurkan ibu untuk:
− Makan makanan yang bergizi dan tidak ada pantangan
selama masa nifas ini. Ibu mengerti danbersedia.
− Ke puskesmas atau ke fasilitas kesehatan yanglebih
lengkap untuk pemeriksaan Hb. Ibu mengerti dan akan
segera ke fasilitas kesehatan.
08.15 Mengajarkan ibu senam nifas 3 gerakan. Ibu melakukannya
dengan baik.
08. 20 Mengingatkan ibu untuk:
− Memenuhi nutrisi dan hidrasinya dan beristirahat yang
cukup. Ibu mengerti danbersedia.
− Segera menyusui bayinya dan mengajarkan cara menyusui
yang baik dan benar. Ibu mengerti dan melakukannya
denganbaik.
− Melakukan personal hygiene yang baik dan tidak usahtakut
CATATAN PERKEMBANGAN
A. DATASUBJEKTIF
Ibu datang ingin USG seperti yang sudah di jadwalkan sebelumnya, ibu
tidak mengalami salah satu dari tanda bahaya nifas. Ibu belum ke puskesmas
atau ke fasilitas kesehatan untuk memeriksakan kadar Hb-nya.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 56
B. DATAOBJEKTIF
1. PemeriksaanUmum
a. KeadaanUmum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-TandaVital
a. TekananDarah : 110/60mmHg
b. Nadi : 78x/menit
c. Suhu : 35,8oC
d. Pernapasan : 18x/menit
3. PemeriksaanFisik
a. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.
b. Payudara : Kedua payudara simetris, puting susu menonjol, tidak
ada retraksi atau dimpling, tidak ada benjolan, tidak ada
nyeri tekan, terdapat pengeluaran ASI.
c. Abdomen : TFU 2 jari diatas sympisis, diastasis rekti 2/5. Kandung
kemih kosong.
d. Genetalia : Terdapat pengeluaran lochea sanguelenta ± 20cc, luka
jahitan sudah mulai kering.
e. Anus : Tidak terdapat haemoroid.
C. ANALISA
P3A0 postpartum 4 hari keadaan ibu membaik.
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 57
17.12 Memberitahukan hasil USG kepada ibu oleh dr. Win
SpOG bahwa keadaan ibu saat ini baik-baik saja.
17.18 Mengingatkan kembali ibu tanda-tanda bahaya nifas. Ibu masih
ingat dan mengerti.
17.20 Memberitahu ibu asupan nutrisi yang baik dan sehat saat masa
nifas. Ibu mengerti.
17.21 Mengingatkan ibu untuk tidak lupa memeriksakan kadar Hbnya ke
fasilitas kesehatan atau ke puskesmas.
17.22 Menjadwalkan kunjungan selanjutnya bahwa akan dilakukan
kunjungan rumah pada hari minggu tanggal 12 Maret 2021.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 58
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis membahas mengenai apa saja yang dilakukan selama
melaksanakan asuhan kebidanan Intranatal Care (INC) dan Postnatal Care (PNC).
Kegiatan asuhan kebidanan ini dilakukan pada Ny. T 34 tahun dengan Retensio
Plasenta di BPM Bidan Fitriah Kabupaten Bogor, yang dilaksanakan mulai
tanggal 6 Maret 2021 sampai dengan 21 April 2021. Kesesuaian serta
kesenjangan-kesenjangan pada Ny. T akan penulis uraikan pada bab ini.
A. Kala I
1. Subjektif
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah diperoleh dari Ny. T
mengaku hamil 9 bulan, HPHT: 10-08-2020. TP: 17- 05-2021. Dihitung
dari pengakuan HPHT, usia kehamilan ibu sekarang 38 minggu . Ibu
mengatakan mulas sejak pukul 07.00 WIB, mulas dirasakan semakin kuat
dan teratur, sudah ada pengeluaran lendir darah tetapi belum keluar air-
air darikemaluannya.
Menurut teori, data subjektif yang didapatkan yaitu akan timbul rasa
sakit atau nyeri abdomen oleh adanya his yang bersifat intermiten datang
lebih kuat, sering, dan teratur, keluar lendir bercampur darah (bloody
show).14Pada pengkajian yang diperoleh, ibu sudah ada tanda-tanda
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 59
persalinan yang sesuai dengan teori.
2. Objektif
Hasil pemeriksaan fisik pada Ny. T pukul keadaan umum ibu tampak
kesakitan, kesadaran composmentis, Tanda-tanda Vital dan dalam batas
normal. Pada pemeriksaan fisik, wajah tampak sedikit pucat. Pada ibu
hamil dengan anemia, hasil pemeriksaan akan menunjukan kulit pucat. 22
Berdasarkandatadanteoriyangada,ibumengalamisalahsatutandagejala dari
anemia. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil inspeksi: tidak
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 60
terdapat luka bekas operasi. Palpasi: TFU pertengahan pusat dan
Prosesus Xifoideus, Mc. Donald: 30 cm. teraba bagian keras, bulat, tidak
melenting di fundus, teraba bagian-bagian kecil di bagian kiri, teraba
punggung di bagian kanan (puka), bagian terendah janin kepala, sudah
tidak dapat digoyangkan, divergen, perlimaan 2/5. His 4 kali dalam 10
menit lamanya 50 detik. Kandung kemih kosong. Auskultasi: DJJ
140x/menit, teratur dan kuat. TBJ: (30-11)x155= 2945 gram.
Pemeriksaan abdomen dalam batasnormal.
Hasil pemeriksaan fisik pada Ny. N pukul keadaan umum ibu tampak
kesakitan, kesadaran composmentis, Tanda-tanda Vital dan dalam batas
normal. His semakin kuat. Pemeriksaan abdomen dalam batas normal.
Dari teori dan data yang didapatkan bahwa ibu sudah memasuki tanda-
tanda persalinan dan juga ada kemajuan persalinan.
3. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat
ditegakkananalisa“Ny.Tusia 34 tahun G3P2A0 usia kehamilan 38
minggu 3 hari inpartu Kala I fase aktif dengan anemia ringan, janin
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 61
tunggal hidup, presentasi kepala, keadaan janin baik”.
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dilakukan pertama yaitu memberitahukan hasil
pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu sudah memasuki proses persalinan.
Mengajarkan ibu teknik rileksasi dan menganjurkan ibu untuk mengatur
napas diantara his dan tidak memperbolehkan ibu untuk meneran.
Memberikan ibu dukungan untuk tetap semangat menghadapi proses
persalinan, menganjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi dan hidrasinya,
dan untuk tidak menahan BAK maupun BAB. Membantu ibu memilih
posisi yang nyaman, memantau kesejahteraan ibu dan janin setiap 30
menit. Data perkembangan terlampir pada partograf.
Menurut teori Bantulah ibu dalam persalinan jika ibu tampak gelisah,
ketakutan dan kesakitan seperti memberi dukungan dan yakinkan dirinya,
berikan informasi mengenai proses dan kemajuan persalinan, dengarkan
keluhannya dan cobalah untuk lebih sesitif terhadap perasaannya. Jika
ibu tampak kesakitan, dukungan/asuhan yang dapat diberikan seperti
bantu ibu memilih posisi yang diinginkan, tetapi jika ibu ingin ditempat
tidur sebaiknya dianjurkan tidur miring kiri, selain itu ajarkan kepadanya
teknik bernapas seperti ibu diminta untuk menarik napas panjang,
menahan napasnya sebentar kemudian lepaskan dengan cara meniup
udara ke luar sewaktu terasa kontraksi.
B. Kala II
1. Subjektif
Pada pukul 13.30 ibu memasuki kala II, ibu mengeluh mulasnya
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 62
semakin kuat dan sudah ada dorongan untuk meneran. Menurut teori,
data subjektif yang didapatkan dari tanda gejala kala II yaitu his, menjadi
lebih kuat, pasien mulai mengejan.11 Data subjektif yang diperoleh dari
ibu sudah sesuai dengan teori bahwa ibu sudah memasuki kala II dan
segera dipimpin persalinan. Selanjutnya, bayi lahir spontan pukul 14.15
WIB menangis kuat, tonus otot aktif, warna kulit kemerahan. Kala II
tidak ada penyulit, normal.
2. Objektif
Pukul 13.30 WIB dilakukan pemeriksaan kembali karena ibu
mengatakan mulasnya semakin kuat dan sudah ada dorongan untuk
meneran. Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan pengeluaran lendir
darah semakin banyak, perineum menonjol, vulva membuka, ketuban
berwarna jernih, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban negatif,
Hodge-IV, ubun ubun kecil depan, tidak ada moulage, terdapat tekanan
anus/anus terbuka. Sesuai teori yang ada bahwa tanda gejala kala II yaitu
memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di
vulva dengan diameter 5-6 cm.13 His menjadi lebih kuat, kontraksinya
selama 50-100 detik, datangnya tiap 2-3 menit, pasien mulai mengejan,
pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di dasar
panggul perineum menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka. 11 Ibu
sudah ada tanda gejala yang ada. Selanjutnya ibu dipimpin bersalin.
Selanjutnya, bayi lahir spontan pukul 14.15 WIB menangis kuat, tonus
otot aktif, warna kulit kemerahan. Kala II tidak ada penyulit,normal.
3. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat
ditegakkan analisa “Ny. T usia 34 tahun inpartu kala II, janin hidup”.
4. Penatalaksanaan
Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu sudah
pembukaan lengkap dan akan dipimpin bersalin. Ibu sudah diperbolehkan
untuk meneran. Memeriksa DJJ untuk mengetahui keadaan janin baik
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 63
atau tidak, memberitahukan keadaan janin kepada ibu dan suami bahwa
keadaan janin saat ini dalam batas normal. Menyiapkan ibu dan keluarga
untuk membantu proses meneran serta memberikan support emosional.
Meletakkan handuk bersih di atas perut ibu, meletakkan kain segitiga di
bawah bokong ibu, dan mendekatkan partus set. Mengajarkan ibu cara
meneran yang baik dan benar diantara kontraksi. Ibu dapat mengikuti dan
meneran dengan baik dan benar. Memimpin persalinan, bayi lahir
spontan pukul 14.55 WIB, menangis kuat, tonus otot aktif, warna kulit
kemerahan, jenis kelamin perempuan. Mengeringkan bayi dan mengganti
handuk yang basah dengan yang kering. Memberi selamat kepada ibu
dan bapak atas kelahiran putrinya. Selanjutnya mengecek janin kedua
dan tidak ada janin kedua.
C. KalaIII
1. Subjektif
Dari data yang didapatkan bahwa ibu tidak mengalami mulas. Ibu
mengeluh masih merasa mulas pada bagian perut. Hal ini tidak sesuai
dengan teori menurut Kenneth bahwa kontraksi yang dialami ibu adalah
tidak normal, seharusnya ibu mengalami mulas karena hal itu merupakan
tanda akan segera lahirnya plasenta.
2. Objektif
Dari data yang didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik yaitu dengan
melakukan palpasi apakah ada janin kedua atau tidak. Menurut teori,
pengkajian awal pada kala III yaitu palpasi uterus untuk menentukan
apakah ada bayi yang kedua lalu melakukan manajemen aktif kala III.16
3. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat
ditegakkan analisa “Ny. T usia 34 tahun P3A0 inpartu kala III”.
4. Penatalaksanaan
Memberitahukan kepada ibu bahwa akan disuntik oxytocin untuk
membantu pengeluaran plasenta. Menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 64
pada 1/3 paha bagian luar 2 menit setelah bayi lahir, selanjutnya menjepit
tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari dinding perut bayi,
menjepit umbilical klem 2 cm dari klem pertama dan memotong tali
pusat. Meletakkan bayi secara tengkurap di dada ibu untuk melakukan
Inisiasi Menyusu Dini. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain yang
hangat lalu memakaikan topi bayi. Menurut teori, penatalaksanaan aktif
pada kala III (pengeluaran aktif plasenta) membantu menghindarkan
terjadinya perdarahan pascapersalinan, meliputi pemberian oksitosin
dengan segera, pengendalian tali pusat terkendali dan masase uterus. 14
Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen aktif kala III sudah
dilakukan sesuai dengan teori yangada.
D. Retensio Plasenta
1. Subjektif
Ibu merasa tidak mulas dan merasa takut karena ari-arinya belum
lahir 30 menit. Menurut teori, retensio plasenta adalah tertahannya atau
belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah
bayi lahir. Salah satu gejalanya yang dirasakan oleh ibu yaitu uterus tidak
berkontraksi.10 Ibu merasa tidak mulas sama dengan uterus yang tidak
berkontraksi. Data yang didapatkan tidak ada kesenjangan antara teori
yang ada.
2. Objektif
Pukul 15.20 WIB, 15 menit oxytocin pertama sudah berikan 2 menit
setelah bayi lahir. Pukul 14.45 WIB, 30 menit plasenta belum juga lahir.
Menurut teori, retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya
plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir.9 Pada
pemeriksaan didapatkan bahwa keadaan umum ibu tampak cemas,
kesadaran composmentis, dan pada pemeriksaan fisik yaitu pada
abdomen TFU sepusat, uterus teraba kenyal, kandung kemih kosong.
Terdapat pengeluaran darah, tali pusat menjulur sebagian di depan vulva.
Pengeluaran darah ±50cc. Menurut teori, TFU sepusat dan perdarahan
sedang-banyak merupakan gejala dari retensio plasenta akreta parsial.6
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 65
Pada kasus ini data objektif sudah sesuai denganteori.
3. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat
ditegakkan analisa “Ny. T usia 34 tahun P3A0 dengan retensio plasenta
dan anemia ringan”.
4. Penatalaksanaan
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif serta analisa
yang telah dibuat, maka disusunlah penatalaksanaan asuhan yang sesuai
dengan kebutuhan klien. Penatalaksanaan pertama yang dilakukan adalah
menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami bahwa plasenta
belum lahir. Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik oksitosin kedua
karena plasenta belum juga lahir. Menurut teori, Menurut Claire Banister,
oksitosin digunakan untuk menstimulasi kontraksi uterus,
mengaugmentasi persalinan, mempercepat pelahiran janin, mempercepat
pelahiran plasenta dan menghentikan hemoragi pascapartum. Oksitosin
memiliki efek stimulasi pada otot polos uterus, pada dosis rendah dapat
menyebabkan kontraksi berirama tetapi pada dosis tinggi dapat
menyebabkan kontraksi hipertonik yang kontinu.24
Tangan kiri menahan fundus uteri dan tangan kanan berada di dalam
menyusuri tali pusat hingga ke kavum uteri hingga mencapai tempat
implantasi plasenta. Membuka tangan obstetric menjadi seperti memberi
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 66
salam (ibu jari merapat ke pangkal jari telunjuk. Menggerakkan tangan
dalam ke kiri dan kanan sambil bergeser dengan menggunakan sisi ulna
untuk melepaskan plasenta sehingga semua permukaan maternal plasenta
dapat dilepaskan. Melakukan eksplorasi dan memastikan tidak ada
bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus. Menyimpan
plasenta di segmen bawah rahim dan melahirkan plasenta. Plasenta lahir
pukul 15.05 WIB secara manual.
Memasang infus set dan cairan infuse NaCl 0,9% atau RL dengan
tetesan cepat, jarum berlubang besar (16 atau 18 G) untuk mengganti
cairan yang hilang. Menjelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan.
Melakukan anastesia verbal atau algesia per rectal. Menyiapkan dan
menjalankan prosedur pencegahan infeksi. Memastikan kandung kemih
dalam keadaan kosong. Menjepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10
cm dari vulva, tegangkan dengan satu tangan sejajar lantai. Secara
obstetrik, masukan tangan lainnya (punggung tangan menghadap ke
bawah) ke dalam vagina dengan menelusuri sisi bawah tali pusat. Setelah
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 67
mencapai bukaan servik, minta seorang asisten/penolong lain untuk
menegangkan klem tali pusat kemudian pindahkan tangan luar untuk
menahan fundus uteri.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 68
Hasil asuhan kebidanan pada Ny. E, yaitu keadaan umum, perubahan
fisiologis dan perubahan psikologis mulai membaik karena proses
penanganan kasus ini sebagian besar sudah sesuai dengan teori yang ada
dari beberapareferensi.
E. Kala IV
1. Subjektif
Pada 2 jam pasca persalinan ibu masih merasa mulas pada bagian
perutnya. Hal ini sesuai dengan teori menurut Kenneth bahwa ibu akan
mengalami kontraksi setelah proses persalinan karena merupakan proses
pengecilan rahim ke bentuk semula dan salah satu untuk mencegah
perdarahan setelahpersalinan.
2. Objektif
Data yang didapatkan dari pemeriksaan fisik yaitu keadaan umum ibu
baik, kesadaran composmentis. Tekanan darah 100/60 mmHg, nadi
82x/menit, pernapasan 20x/menit. Wajah ibu tampak pucat tetapi tidak
ada tanda-tanda syok. TFU 2 jari dibawah pusat, uterus teraba bulat,
kandung kemih kosong. Pada pemeriksaan genetalia terdapat laserasi
derajat II yaitu rupture pada bagian kulit perineum dan mukosa vagina.
Jumlah perdarahan 20 cc. perdarahan dalam batasnormal.
3. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat
ditegakkan analisa “Ny. T usia 34 tahun P3A0 inpartu kala IV”.
4. Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan kepada ibu pada kala IV yaitu melakukan
penjahitan luka laserasi. Melakukan anastesi lokal dengan lidokain 2cc.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 69
Melakukan penjahitan dengan teknik jelujur. Mengajarkan ibu dan
keluarga masase uterus agar rahim tetap berkontraksi dengan baik.
Menurut teori, periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan
setiap 30 menit pada jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus
sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus akan
menjepit pembuluh darah untuk mengehentikan perdarahan. Hal ini dapat
mengurangi kehilangan darah dan mencegah perdarahan pascapersalinan.
Ajari ibu atau anggota keluarga tentang bagaimana memeriksa fundus
dan menimbulkan kontraksi, tanda- tanda bahaya bagi ibu dan bayi.14
Dari data yang telah di dapatkan, tidak ada kesenjangan antara asuhan
yang diberikan dengan teori yang ada. Penanganan asuhan kebidanan
dengan retensio plasenta di BPM Bidan Fitriah sudah sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada. Ny. T sudah mendapat
asuhan yang cepat dan juga tepat, serta Ny.T dapat melalui masa nifasnya
dengan keadaan baik dan jugasehat.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 70
mengikat oksigen ke seluruh tubuh termasuk ke uterus sehingga
kontraksi uterus lemah. Hal ini menyebabkan uterus tidak cukup kuat
untuk melepaskan plasenta. Jaringan penyokong plasenta tidak
berkontraksi maka plasenta plasenta sulit terlepas dari dinding uterus
sehingga terjadi retensioplasenta.
1. Faktor Pendukung
a. Klien dan keluarga sangat terbuka dan kooperatif dalam menerima
asuhan yangdiberikan
2. Faktor Penghambat
Selama memberikan asuhan pada Ny.T penulis tidak mengalami hambatan
yang berarti terjalinnya kerjasama yang baik antara penulis dengan Ny,T
dan keluarga serta kerjasama penulis dengan bidan yang ada di BPM
BidanFitriah.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 71
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Telah dilakukannya asuhan kebidanan pada Ny. T usia 34 tahun G3P2A0
dengan retensio plasenta berupa pengumpulan data subjektif, pemeriksaan fisik
untuk memperoleh data objektif, menentukan analisa untuk mengetahui
masalah yang terjadi pada pasien serta penatalaksanaan yang telah diberikan.
Asuhan yang diberikan untuk masalah retensio plasenta telah sesuai dengan
pelayanan di tingkat pelayanan pimer berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464. Maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Data subjektif yang diperoleh dari Ny. T dapat dikaji dengan fokus dan
akurat. Tidak terdapat kesenjangan antara data yang diperoleh denganteori.
2. Data objektif yang didapat dengan melakukan pemeriksaan fisik, dan data
yang didapat terkait dengan retensioplasenta.
3. Analisa yang ditegakkan berdasarkan data subjektif yang lengkap serta data
objektif yangakurat.
4. Asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan manajemen kebidanan untuk
mengutamakan keeamanan, kenyamanan dan juga keselamatan ibu.
Evaluasi yang didapat ibu tidak mengalami komplikasi dan juga ibu dapat
melewati masa nifasnya dalam keadaansehat.
5. Faktor pendukung yang didapatkan yaitu klien dan keluarga sangat terbuka
dan kooperatif dalam menerima asuhan yang diberikan dan terjalinnya
kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan khususnya bidan di BPM
Bidan Fitriah dalam melakukan asuhan dan juga dalam memberikan
masukan sehingga berjalan dengan baik dan optimal dalam pemberian
asuhan pada Ny. T. dan tidak ditemukannya faktor penghambat saat
melakukan asuhan kebidanan pada retensioplasenta.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 72
B. Saran
Saran yang diberikan ditujukan untuk :
1. BPM (Bidan PraktikMandiri)
Diharapkan BPM dapat meningkatkan pelayanan dan asuhan pada kasus
Retensio Plasenta dengan tepat, cepat dan jugaaman.
2. Klien danKeluarga
Diharapkan klien dan keluarga mendapatkan informasi seputar retensio
plasenta, kesehatan pada ibu nifas, maupun perawatan bayi baru lahir.
3. ProfesiBidan
Diharapkan bidan mampu dapat melaksanakan dan menerapkan penanganan
Retensio Plasenta sesuai standar yang telah ditetapkan dengan cepat dan
tepat
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 73
DAFTAR PUSTAKA
4. Kementrian Kesehatan RI. Info DATIN. Jakarta Selatan: Pusat Data dan
Informasi; 2014. [Diakses tanggal 14 Maret 2017]. Didapat dari
http://www.depkes.go.id
6. Varney, Helen, dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2.
Jakarta:EGC.
8. Khotijah, dkk. 2011. Jurnal Hubungan Usia dan Paritas dengan Retensio
Plasenta.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 74
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. I USIA 26 TAHUN G2P1A0
PARTURIEN ATERM DENGAN MANAGEMEN NYERI PERSALINAN
KALA I DI PMB EVA NURAENI
Eva Nuraeni1 , Ernita Prima Noviyani2
1,2 Fakultas Vokasi, UIMA
BAB I
PENDAHULUAN
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 75
penyebab lainnya seperti Hellp Syndrome, sepsis hipovolemik, gagal
ginjal, jantung, dan decomcordis. Berdasarkan data tersebut, perdarahan
merupakan salah satu faktor yang ikut berkontribusi dalam
menyumbangkan angka kematian ibu di Cianjur.(4)
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian perdarahan
adalah partus lama, paritas, peregangan uterus yang berlebihan, oksitosin
drip, anemia, dan persalinan dengan tindakan. Partus lama adalah
persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan lebih dari 18
jam pada multi. Partus lama dapat menyebabkan terjadinya inersia uteri
karena kelelahan pada otot - otot uterus sehingga rahim berkontraksi
lemah setelah bayi lahir.(5)
Salah satu faktor penyebab dari partus lama adalah kelainan
kontraksi baik kontraksi yang adekuat maupun kontraksi tidak adekuat.
Hal ini menyebabkan berbagai keluhan yang dialami ibu seperti gelisah,
letih, berkeringat, pernafasan cepat, tidak nyaman serta cemas.(6)
Persalinan umumnya disertai dengan adanya nyeri akibat kontraksi
uterus. Intensitas nyeri selama persalinan dapat mempengaruhi proses
persalinan, dan kesejahteraan janin. Nyeri persalinan dapat merangsang
pelepasan mediator kimiawi seperti prostaglandin, leukotrien, tromboksan,
histamin, bradikinin, substansi P, dan serotonin, akan membangkitkan
stres yang menimbulkan sekresi hormon seperti katekolamin dan steroid
dengan akibat vasokonstriksi pembuluh darah sehingga kontraksi uterus
melemah. Sekresi hormon tersebut yang berlebihan akan menimbulkan
gangguan sirkulasi uteroplasenta sehingga terjadi hipoksia janin.(7)
Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan
pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid.
Hormon ini dapat menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan
vasokonstriksi pembuluh darah. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan
kontraksi uterus, penurunan sirkulasi uteroplasenta, pengurangan aliran
darah dan oksigen ke uterus, serta timbulnya iskemia uterus yang
membuat impuls nyeri bertambah banyak.(7)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 76
Nyeri persallinan saat kala I merupakan nyeri berat yang dirasakan
ibu bersalin dalam waktu yang lebih lama. Jumlah ibu bersalin
Primigravida yang mengalami nyeri berat sebanyak 46%, 64% mengalami
nyeri sedang dan ringan, sedangkan pada multigravida sebanyak 37% ibu
bersalin mengalami nyeri berat, dan 63% mengalami nyeri sedang dan
ringan.(8) Nyeri pada saat persalinan menyebabkan ibu sulit untuk
beradaptasi sehingga menyebabkan tidak terkoordinasinya kontraksi uterus
yang dapat mengakibatkan perpanjangan kala I persalinan dan keadaan
janin akan terganggu. Untuk menghilangkan rasa nyeri dapat digunakan
dengan metode farmakologis dan nonfarmakologis (terapi komplementer).
Penanganan nyeri secara farmakologis masih banyak menimbulkan
pertentangan karena pemberian obat selama proses persalinan akan
memberikan efek negatif bagi janin maupun ibu.(9)
Metode non farmakologis (Komplementer) dapat digunakan oleh
seluruh lapisan masyarakat secara murah, murah, simple, efektif, dan
tanpa efek yang merugikan. Salah satu tehnik relaksasi dan tindakan
nonfarmakologi dalam penanganan nyeri saat persalinan dengan
menggunakan birth ball yang juga biasa dikenal dalam senam pilates
sebagai filball, swiss ball, dan petzi ball, teknik pernapasan, pergerakan
dan perubahan posisi, relaksasi, hidroterapi, terapi panas/dingin, musik,
guided imagery, akupresur, aromaterapi merupakan beberapa teknik yang
dapat meningkatkan kenyamanan ibu saat bersalin, sehingga efektif
menurunkan nyeri pada saat persalinan.(10) Hasil penelitian sebelumnya
terdapat perbedaan yang signifikan intensitas nyeri persalinan kala I fase
aktif pada ibu primigravida yang dilakukan Birth Ball dengan yang tidak
melakukan latihan Brith Ball. Latihan ini juga dapat membantu
meningkatkan kemajuan persalinan Kala I Fase Aktif.(9)
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. I usia 26 tahun
G2P1A0 dengan management nyeri persalinan kala I di PMB Eva Nuraeni.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 77
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengumpulkan data subjektif melalui
anamnesa pada Ny. I di PMB Eva Nuraeni.
b. Mahasiswa mampu mengumpulkan data objektif melalui
pemeriksaan fisik dan penunjang pada Ny. I dengan melakukan
pendokumentasian varney dan dalam bentuk SOAP di PMB
Eva Nuraeni
c. Mahasiswa mampu menegakan analisis data berdasarkan data
subjektif dan objektif pada Ny. I dengan melakukan
pendokumentasiaan SOAP di PMB Eva Nuraeni
d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan kasus serta
evaluasi kasus pada Ny. S dengan melakukan
pendokumentasian SOAP di PMB Eva Nuraeni.
1.3 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk
1. Manfaat Bagi Klien Klien.
Mendapatkan asuhan kebidanan pada ibu bersalinan sesuai dengan
kebutuhan ibu pada saat proses persalinan.
2. Mamfaat Bagi Lahan Praktek.
Dapat menambah bahan acuan dan wawasan serta meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan terutama dalam memberikan asuhan pelayanan
kebidanan pada ibu bersalin.
3. Mamfaat Bagi Intitut Pendidikan.
Dapat menambah bahan referensi di perpustakaan dan menambah
masukan untuk mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam
menerapkan asuhan kebidanan pada ibu ibu bersalin.
4. Manfaat Bagi Mahasiswa.
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin serta sebagai bahan
evalusi dalam menilai kemampuan menyiapkan materi untuk persiapan
praktek kebidanan secara langsung.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 78
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persalinan
2.1.1 Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi
persalinan sejati, yang ditandai 26 dengan perubahan serviks secara
progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta.(11)
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan
janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin
dan ketuban didorong keluar atau melalui jalan lahir.(12)
2.1.2 Tujuan Asuhan Persalinan Normal
Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakan
kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu
dan bayinya, melalui berbagai upaya yang berintergrasi dan lengkap serta
intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan
dapat terjaga pada tingkat yang optimal.
2.1.3 Sebab-Sebab Mulainya Persalinan
Beberapa teori yang menyatakan sebab mulainya persalinan(11):
a. Penurunan kadar progesterone
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim. Selama
kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan
estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar
progesteron menurun sehingga timbul his.
b. Keregangan otot
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
Setelah melewati batas tersebut, akhirnya terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai. Contohnya pada kehamilan gemeli, sering
terjadi kontraksi karena uterus teregang oleh ukuran janin ganda,
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 79
sehingga kadang kehamilan gemeli mengalami persalinan yang lebih
dini.
c. Teori oksitosin
Pada akhir kehamilan kadar oksitosinn bertambah. Oleh karena itu
timbul kontraksi otot-otot Rahim.
d. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua disangkasebagai salah
satu sebab permulaan persalinan. Hasil percobaan menunjukkan
bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena
menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap usia kehamilan. Hal
ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi
baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu hamil sebelum
melahirkan atau selama proses persalinan.
2.1.4 Tanda-Tanda Persalinan
Sebelum terjadi persalinan, beberapa minggu sebelumnya
perempuan memasuki kala pendahuluan (preparatory stage of labor),
dengan tanda-tanda sebagai berikut:
a. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke-36 pada primigravida, terjadi penurunan
fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk PAP. Pada multigravida
tanda ini tidak begitu terlihat. Mulai menurunnya bagian terbawah
bayi ke pelvis terjadi sekitar 2 minggu menjelang persalinan. Bila
bagian bawah bayi telah turun, maka ibu akan merasa tidak nyaman.
Ketidak nyamanan disebabkan karena adanya tekanan bagian
terbawah pada struktur daerah pelvis, secara spesifik akan mengalami
hal berikut :
1) Kandung kemih tertekan sedikit, menyebabkan peluang untuk
melakukan ekspansi berkurang, sehingga frekuensi berkemih
meningkat.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 80
2) Tekanan oleh sebagian besar bagian janin pada saraf yang
melewati foramen obturator yang menuju kaki, menyebabkan
sering terjadi kram kaki.
3) Meningkatnya tekanan pada pembuluh darah vena menyebabkan
terjadinya udema karena bagian terbesar dari janin menghambat
darah yang kembali dari bagian bawah tubuh.
b. Terjadinya His Permulaan
Adanya perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron
menyebabkan oksitosin semakin meningkat dan dapat menjalankan
fungsinya dengan efektif untuk menimbulkan kontraksi atau his
permulaan. Sifat his permulaan (palsu) adalah seperti, rasa nyeri
ringan di bagian bawah, datang tidak teratur, tidak ada perubahan
pada serviks atau pembawa tanda, durasi pendek, tidak bertambah
bila beraktivitas.(13)
2.1.5 Faktor – Fator yang Mempengaruhi Persalinan
a. Passage (Jalan Lahir)
Passage atau faktor jalan lahir terbagi atas bagian keras dan bagian
lunak. Bagian keras terdiri dari tulang-tulang panggul (rangka
panggul). Bagian lunak terdiri dari otot-otot, jaringan-jaringan dan
ligamenligamen.
b. Power (Tenaga)
Kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan yang
mendorong janin keluar dalam persalinan ialah : his, kontraksi
otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan
kerjasama yang baik dan sempurna.
1) His, adalah kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim
bekerja dengan baik dan sempurna dengan sifat-sifat: kontraksi
simetris, fundus dominan, kemudian diikuti relaksasi. Pada saat
kontraksi otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal
dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil mendorong
janin dan kantong amnion kearah bawah rahim dan serviks.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 81
Dalam melakukan observasi pada ibu bersalin, hal-hal yang
harus diperhatikandari his adalah :
a) Frekuensi his adalah jumlah his dalam waktu tertentu
biasanya permenitatau per 10 menit.
b) Intensitas his adalah kekuatan his (adekuat atau lemah).
c) Durasi (lama his) adalah lamanya setiap his berlangsung
dan ditentukan dengan detik, misalnya 50 detik .
d) Interval his adalah jarak antara his satu dengan his
berikutnya, misalnya his datang tiap 2 – 3 menit.
e) Datangnya his apakah sering, teratur atau tidak.
Perubahanperubahan akibat his, diantaranya :
(1) Pada uterus dan serviks: uterus teraba keras/padat
karena kontraksi. Serviks tidak mempunyai otot-otot
yang banyak, sehingga setiap muncul his maka terjadi
pendataran (effacement) dan pembukaan (dilatasi) dari
serviks.
(2) Pada ibu: rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi
rahim, terdapat pula kenaikan nadi dan tekanan darah.
(3) Pada janin: pertukaran oksigen pada sirkulasi utero–
plasenter kurang sehingga timbul hipoksia janin.
Denyut jantung janin melembat dan kurang jelas
didengar karena adanya iskemia fisiologis. Jika benar
terjadi hipoksia yang cukup lama, misalnya pada
kontraksi tetanik, maka terjadi gawat janin asfiksia
dengan denyut jantung janin diatas 160 permenit dan
tidak teratur.
2) Tenaga mengejan Setelah pembukaan lengkap dan setelah
ketuban pecah tenaga yang mendorong anak keluar selain his,
terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut
yang mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal.
Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan saat buang air besar
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 82
tetapi jauh lebih kuat lagi. Saat kepala sampai pada dasar
panggul, timbul suatu reflek yang mengakibatkan ibu menutup
glottisnya, mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan
diafragmanya kebawah. Tenaga mengejan ini hanya dapat
berhasil, bila pembukaan sudah lengkap dan paling efektif
sewaktu ada his.Tanpa tenaga mengejan ini anak tidak dapat
lahir, misalnya pada penderita yang lumpuh otot-otot perutnya,
persalinan harus dibantu dengan forceps. Tenaga mengejan ini
juga melahirkan placenta setelah plasenta lepas daridinding
rahim.
c. Passenger
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah
factor janin, yang meliputi sikap janin, letak janin, presentasi janin,
bagian terbawah, dan posisi janin.
1) Sikap (habitus) Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin
dengan sumbu janin, biasanya terhadap tulang punggungnya.
Janin umumnya dalam sikap fleksi dimana kepala, tulang
punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, lengan bersilang di
dada.
2) Letak (situs) Adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap
sumbu ibu misalnya Letak Lintang dimana sumbu janin tegak
lurus pada sumbu ibu. Letak membujur dimana sumbu janin
sejajar dengan sumbu ibu, ini bisa letak kepala atau letak
sungsang.
3) Presentasi dipakai untuk menentukan bagian janin yang ada di
bagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada
pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi kepala, presentasi
bokong, presentasi dan lain-lain.
a) Bagian terbawah janin, sama dengan presentasi hanya lebih
diperjelas istilahnya.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 83
b) Posisi janin untuk indikator atau menetapkan arah bagian
terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau
belakang terhadap sumbu ibu (maternal–pelvis). Misalnya
pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK)
kiri depan, UUK kanan belakang.(13)
2.1.6 Tahap Persalinan
A. Kala I atau kala pembukaan dimulai dari adanya his yang adekuat
sampai pembukaan lengkap. Kala I dibagi dalam 2 fase: fase laten
(pembukaan serviks 1-3 cm) membutuhkan waktu 8 jam, fase
aktif (pembukaan serviks 4-10 cm/lengkap), membutuhkan waktu
6 jam. Fase aktif terbagi lagi menjadi:
1. Fase akselerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3 cm
sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam.
2. Fase dilatasi maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm
yang dicapai dalam 2 jam.
3. Fase diselerasi (kurangnya percepatan), dari pembukaan 9 cm
sampai 10 cm selama 2 jam.(14)
B. Kala II atau kala pengeluaran, dari pembukaan lengkap sampai
lahirnya bayi. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada
primipara dan 1 jam pada multipara.
C. Kala III atau kala uri, dimulai segera setelah bayi lahir sampai
lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
D. Kala IV atau kala pengawasan, dimulai dari saat lahirnya plasenta
sampai 2 jam pertama post partum.(15)
2.2 Nyeri Persalinan
2.2.1 Pengertian
Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, rasa
nyeri timbul bila ada jaringan rusak, dan hal ini menyebabkan
individu bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri. Bila
kulit nyeri akibat iskemia, maka secara tak sadar orang itu akan
mengubah posisinya.(16)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 84
Nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan
ataupun berat. Menurut International Association for Study of Pain
(IASP), nyeri adalah sensasi subyektif dan emosional yang tidak
menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan
aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.(16)
2.2.2 Etiologi Nyeri dalam Persalinan
a. Nyeri Persalinan
Nyeri selama persalinan adalah satu hal yang membuat
wanita meras cemas. Banyak wanita menganggap bahwa nyeri
merupakan bagian besar dari proses kelahiran. Nyeri saat
persalinan merupakan proses yang fisiologis meskipun pada
tipe nyeri yang lain selalu disebabkan oleh suatu kecelakaan
atau penyakit.(17)
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang
sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan
penipisan serviks, serta penurunan janin selama persalinan.
Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan
darah, denyut nadi, pernapasan, keringat, diameter pupil, dan
ketegangan otot.(17)
Banyak penelitian yang mendukung bahwa nyeri persalinan
kala satu adalah akibat dilatasi serviks dan segmen uterus
bawah, dengan distensi lanjut, peregangan, dan trauma pada
serat otot dan ligamen yang menyokong struktur-struktur ini
Bonika dan McDonald, menyatakan bahwa faktor berikut
mendukung teori tersebut :
1. Peregangan otot polos telah ditunjukan menjadi
rangsangan pada nyeri versal. Intensitas yang dialami pada
konntraksi dikaitkan dengan derajat dan kecepatan dilatasi
serviks dan segmen uterus bawah.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 85
2. Intensitas dan waktu nyeri dikaitkan dengan terbentuknya
tekanan intrauterin yang menambah dilatasi struktural
tesebut. Pada awal persalinan, terdapat pembentukan
tekanan perlahan, dan nyeri dirasakan kira-kira 20 detik
setelah mulai kontraksi uterus. Pada persalinan
selanjutnya, terdapat pembentukan tekanan lebuh cepat
yang mengakibatkan waktu kelambatan minimal sebelum
adanya persepsi nyeri.
3. Ketika serviks dilatasi cepat pada wanita yang tidak
melahirkan, mereka mengalami nyeri serupa dengan yang
dirasakan selama kontraksi uterus. Rangsangan persalinan
kala-satu ditransmisikan dari serat aferen melalui pleksus
hipogastrik superior, inferior dan tengah, rantai simpatik
torakal bawah, dan lumbal, ke ganglia akar saraf posterior.
Nyeri dapat disebar dari area pelvik ke umbilikus, paha
atas, dan area midsakral.(18)
2.2.3 Penyebab Rasa Nyeri dalam Persalinan
Nyeri persalinan muncul karena(19):
a. Kontraksi otot rahim
Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks
serta iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium.
Biasanya ibu hanya mengalami rasa nyeri ini hanya selama
kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada interval antar
kontraksi.
b. Regangan otot dasar panggul
Nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II. Nyeri ini
terlokalisir di daerah vagina, rectum dan perineum, sekitar
anus dan disebabkan peregangan struktur jalan lahir bagian
bawah akibat penurunan bagian terbawah janin.
c. Episiotomy
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 86
Nyeri dirasakan apabila ada tindakan episiotomy, tindakan ini
dilakukan sebelum jalan lahir mengalami laserasi maupun
rupture pada jalan lahir.
d. Kondisi Psikologi
Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa
cemas. Takut, cemas dan tegang memicu produksi hormone
prostaglandine sehingga timbul stress. Kondisi stress dapat
mempengaruhi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri.
2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Dalam Persalinan
Adapun beberapa factor yang mempengaruhi nyeri
persalinan, diantaranya:
1) Faktor Fisiologis
a) Keadaan umum
Kondisi fisik yang menurun seperti kelelahan dan
malnutrisi dapat meningkatkan intensitas nyeri yang
dirasakan. Dengan demikian dapat dikatakan di dalam
proses persalinan diperlukan kekuatan atau energi yang
cukup besar, karena jika ibu mengalami kelelahan dalam
persalinan tidak cukup toleran dalam menghadapi rasa
nyeri yang timbul sehingga intensitas nyeri yang dirasakan
semakin tinggi.
b) Usia
Ibu yang melahirkan pertama kali pada usia tua umumnya
akan mengalami persalinan yang lebih lama dan
merasakan lebih nyeri dibandingkan ibu yang masih
muda. Sehingga dapat dikatakan pada primipara dengan
usia tua akan merasakan intensitas nyeri yang lebih tinggi
dan persalinan yang lebih lama dari primipara usia
muda.(19)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 87
c) Ukuran janin
Dikatakan bahwa persalinan dengan ukuran janin yang
besar akan menimbulkan rasa nyeri yang lebih kuat dari
persalinan dengan ukuran janin normal. Karena itu dapat
disimpulkan bahwa semakin besar ukuran janin semakin
lebar diperlukan peregangan jalan lahir sehingga nyeri
yang dirasakan semakin kuat.
d) Endorphin
Efek opioid endogen atau endorphin adalah zat seperti
opiate yang berasal dari dalam tubuh yang disekresi oleh
medulla adrenal. Endorphin adalah neurotransmitter yang
menghambat pengiriman rangsang nyeri sehingga dapat
menurunkan sensasi nyeri. Tingkatan endorphin berbeda
antara satu orang dengan orang lainnya. Hal ini yang
menyebabkan rasa nyeri seseorang dengan yang lain
berbeda.
2) Faktor Psikologi
a) Takut dan cemas
Cemas dapat mengakibatkan perubahan fisiologis seperti
spasme otot, vasokontriksi dan mengakibatkan
pengeluaran substansi penyebab nyeri (kotekolamin),
sehingga cemas dapat meningkatkan intensitas nyeri yang
dirasakan. Sementara perasaan takut dalam menghadapi
persalinan akan menyebabkan timbulnya ketegangan
dalam otot polos dan pembuluh darah seperti kekakuan
leher rahim dan hiposia rahim. Oleh Karen aitu dapat
disimpulkan bahwa perasaan cemas dan takut selama
persalinan dapat memicu sistem syaraf simpatis dan
parasimpatis, sehingga dapat lebih meningkatkan
intensitas nyeri yang dirasakan.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 88
b) Arti nyeri bagi individu
Arti nyeri bagi individu adalah penilaian seseorang
terhadap nyeri yang dirasakan. Hal ini sangat berbeda
antara satu orang dengan yang lainnya, karena nyeri
merupakan pengalaman yang sangat individual dan
bersifat subjektif.
c) Kemampuan kontrol diri
Kemampuan kontrol diartikan sebagai suatu kepercayaan
bahwa seseorang mempunyai sistem kontrol terhadap
suatu permasalahan sehingga dapat mengendalikan diri
dan dapat mengambil tindakan guna menghadapi masalah
yang muncul. Hal ini sangat diperlukan ibu dalam
menghadapi persalinan sehingga tidak akan terjadi respon
psikologis yang berlebihan seperti ketakutan dan
kecemasan yang dapat menganggu proses persalinan.
d) Fungsi kognitif
Dijelaskan bahwa perbedaan respon seseorang dalam
menghadapi suatu permasalahan atau rangsang
berhubungan dengan fungsi kognitif. Suasana kognitif
dapat mempengaruhi respon dan perilaku seseorang
terhadap suatu permasalahan atau rangsang.
e) Percaya diri
Percaya diri adalah keyakinan pada diri seseorang bahwa
ia akan mampu menghadapi suatu permasalahan dengan
suatu tindakan atau perilaku yang akan dilakukan
dikatakan pula jika ibu percaya bahwa ia dapat melakukan
sesuatu untuk mengontrol persalinan maka ia akan
memerlukan upaya minimal untuk mengurangi nyeri yang
dirasakan. Dengan kata lain bahwa percaya diri yang
tinggi dapat menghadapi rasa nyeri yang timbul selama
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 89
persalinan dan mampu mengurangi intensitas nyeri yang
dirasakan.
f) Dukungan Keluarga
Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri
adalah kehadiran orang-orang terdekat klien dan
bagaimana sikap mereka terhadap klien. Kehadiran
keluarga sangat bermakna, selain itu dapat meminimalkan
kesepian dan ketakutan. Apabila tidak ada keluarga atau
teman, seringkali pengalaman nyeri membuat klien
semakin tertekan, sebaliknya tersedianya seseorang yang
memberi dukungan sangatlah berguna karena akan
membuat seseorang menjadi lebih nyaman. Dukungan dari
pasangan, keluarga maupun pendamping persalinan dapat
membantu memenuhi kebutuhan ibu bersalin, juga
membantu mengatasi rasa nyeri.(19)
2.2.5 Fisiologi Nyeri
Beberapa teori yang menjelaskan mekanisme nyeri
diantaranya(19):
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 90
perineum dan vulva, tekanan servikal saat kontraksi,
penekanan bagian terendah janin secara progesif pada
fleksus lumboskral, kandung kemih, usus dan struktur
sensitif panggul yang lain.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 91
dan jaringan perinal nyeri yang dirasakan seperti awal
kala I dan kala II.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 92
yang digunakan yakni dengan tanpa menggunakan obat-obatan, tetapi
dengan memberikan berbagai teknik yang setidaknya dapat sedikit
mengurangi rasa nyeri saat persalinan tiba. Beberapa hal yang dapat
dilakukan ialah:(20)
a. Massage
Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan
lunak, biasanya otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan
pergeseran atau perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri,
menghasilkan relaksasi, dan atau meningkatkan sirkulasi.
Gerakangerakan dasar meliputi: gerakan memutar yang dilakukan oleh
telapak tangan, gerakan menekan dan mendorong kedepan dan
kebelakang menggunakan tenaga, menepuk-nepuk, meremas-remas, dan
gerakan meliuk-liuk.
Beberapa metode message antara lain:
1) Metode Effluerage
Memperlakukan pasien dalam posisi setengah duduk, lalu
letakkan kedua tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan
melingkar ke arah pusat simpisis atau dapat kjuga menggunakan satu
telapak tangan menggunakan gerakan melingkat atau satu gerakan.
2) Metode Deep Back Massage
Memperlakukan pasien berbaring miring, kemudian bidan
atau keluarga pasien menekan daerah sacrum secara mantap dengan
telapak tangan, lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya.
Deep back massage adalah penekanan pada sakrum yang
dapat mengurangi ketegangan pada sendi sakroiliakus dari posisi
oksiput posterior janin. Selama kontraksi dapat dilakukan penekanan
pada sakrum yang dimulai saat awal kontraksi dan diakhiri setelah
kontraksi berhenti. Jika klien menggunakan fetal monitor, dapat
melihat garis kontraksi untuk memulai dan mengakhiri penekanan.
Penekanan dapat dilakukan dengan tangan yang dikepalkan seperti
bola tenis pada sakrum 2,3,4. Metode deep back massage
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 93
memperlakukan pasien berbaring miring, kemudian bidan atau
keluarga pasien menekan daerah sakrum secara mantap dengan
telapak tangan, lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 94
pinggang pasien, kemudian secara bersamaan lakukan usapan yang
berlawanan ke arah puncak perut tanpa menekan ke arah dalam,
kemudian ulangi lagi.
b. Relaksasi
Ada beberapa posisi relaksasi yang dapat dilakukan selama dalam
keadaan istirahat atau selama proses persalinan :
1) Berbaring terlentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka sedikit,
kedua tangan rileks di samping di bawah lutut dan kepala diberi
bantal.
2) Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, di bawah
kepala diberi bantal dan di bawah perut sebaiknya diberi bantal juga,
agar perut tidak menggantung.
3) Kedua lutut ditekuk, berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua
lengan di samping telinga.
4) Duduk membungkuk, kedua lengan diatas sandaran kursi atau diatas
tempat tidue. Kedua kaki tidak boleh menggantung.
Keempat posisi tersebut dapat dipergunakan selama ada his.
2.5 Birth Ball
2.5.1 Pengertian
Birth ball adalah bola terapi fisik yang membantu ibu
inpartu kala I ke posisi yang membantu kemajuan persalinan.
Sebuah bola terapi fisik yang membantu kemajuan persalinan dan
dapat digunakan dalam berbagai posisi. Salah satu gerakannya
yaitu dengan duduk di bola dan bergoyang-goyang membuat rasa
nyaman dan membantu kemajuan persalinan dengan menggunakan
gravitasi sambil meningkatkan pelepasan endorfin karena elastisitas
dan lengkungan bola merangsang reseptor di panggul yang
bertanggung jawab untuk mensekresi endorfin.(21)
2.5.2 Manfaat
Birth ball bermanfaat secara fisik sehingga dapat digunakan selama
kehamilan dan persalinan. Dalam hal ini, birth ball memposisikan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 95
tubuh ibu secara optimal dan pengurangan nyeri selama kontraksi
uterus memunculkan gerakan yang tidak biasa. Alasan yang
mendasari hal ini adalah latihan birth ball dapat bekerja secara
efektif dalam persalinan(21). Manfaat yang disarankan
menggunakan birth ball adalah penuruan rasa sakit, pengurangan
kecemasan. Namun sebagian manfaat yang dilaporkan dari birth
ball bersifat deskriptif, dan sampai sekarang penggunaanya belum
dipelajari dan dievaluasi dengan menggunakan metode penelitian
yang objektif(22).
2.5.3 Macam-Macam Gerakan Birth Ball
Menurut Oktifa jenis gerakan yang dapat dilakukan dengan birth
ball yaitu(22):
1. Duduk di atas bola
• Duduklah di atas bola seperti halnya duduk di kursi
dengan kaki sedikit membuka agar keseimbangan badan
di atas bola terjaga.
• Dengan tangan di pinggang atau di lutut, gerakkan
pinggul ke samping kanan dan ke samping kiri
mengikuti aliran gelinding bola. Lakukan secara
berulang minimal 2 x 8 hitungan.
• Tetap dengan tangan di pinggang, lakukan gerakan
pinggul ke depan dan kebelakang mengikuti aliran
menggelinding bola. Lakukan secara berulang minimal
2 x 8 hitungan.
• Dengan tetap duduk di atas bola, lakukan gerakan
memutar pinggul searah jarum jam dan sebaliknya
seperti membentuk lingkaran atau hula hoop.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 96
• Kemudian lakukan gerakan pinggul seperti spiral maju
dan mundur.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 97
Gambar 3. Duduk di atas bola bersandar ke depan (Sumber :
https://www.babycentre.co.uk/a1048463/using-abirthing-ball)
3. Berdiri bersandar di atas bola
• Letakkan bola di atas kursi.
• Berdiri dengan kaki sedikit dibuka dan bersandar ke
depan pada bola seperti merangkul bola.
• Lakukan gerakan ini selama 5 menit
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 98
• Kemudian posisikan badan bersandar ke depan di atas
bola seperti merangkul bola.
• Dengan tetap pada posisi
• Merangkul bola, gerakkan badan ke samping kanan dan
kiri mengikuti aliran menggelinding bola.
• Dengan tetap merangkul bola, minta pendamping untuk
memijat atau melakukan tekanan halus pada punggung
bawah. Lakukan tindakan ini selama 5 menit.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 99
Gambar 5. Jongkok bersandar pada bola (Sumber :
https://id.theasianparent.com/birth-ball/)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 100
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
A. DATA SUBYEKTIF
IDENTITAS
Nama : Ny. I Nama Suami : Tn. R
Umur : 25 Tahun Umur : 30 Tahun
Suku/kebangsaan : Sunda Suku/kebangsaan : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan
Swasta
Alamat rumah : Kp. Babakan Jati Desa Rahong
Telp : +62 857-5963-5543 Telp :-
1. Keluhan Utama:
Ibu mengeluh mules-mules sejak jam 12 siang, belum keluar air- air dan lendir
campur darah, dan belum ada tanda tanda ingin mengedan namun ibu
mengatakan perut bagian bawah terasa nyeri, menjalar sampai ke pinggang saat
terjadi kontraksi, ibu merasa cemas dan gelisah.
2. Riwayat Menstruasi
▪ HPHT : 22-07-2020
▪ TTP : 29-04-2021
▪ Lamanya : 7 hari
▪ Banyaknya: Normal
▪ Siklusnya : 28 hari
▪ Konsitensi : Encer sedikit gumpalan
3. Riwayat kesehatan
• Riwayat penyakit menular dalam keluarga : Tidak ada
• Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga : Tidak ada
4. Perilaku kesehatan :
• Penggunaan alkohol / obat sejenisnya : Tidak
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 101
• Obat/jamu yang sering digunakan : Tidak
• Rokok, makan sirih : Tidak
• Irigasi vagina : Tidak
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 102
e. Aktifitas sehari-hari : Mengerjakan pekerjaan rumah tangga
8. Riwayat Sosial
• Apakah kehamilan ini direncanakan : Ya
• Jenis kelamin yang diharapkan : Laki-laki
• Status perkawinan : Sah
• Usia perkawinan : 5,5 tahun
• Kegiatan spiritual : Setiap hari
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
• Keadaan umum : Baik
• kesadaran : Composmentis
• Keadaan emosional : Normal
• Vital sign :
➢ TD : 130/90 mmHG Nadi : 90 x/m
➢ RR : 25 x/m Suhu : 36.5 0C
• TB : 154 cm
• BB sebelum hamil : 55 kg
BB sekarang : 65 kg
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
• Warna rambut : Hitam
• Tekstur : Normal
• Luka : Tidak ada
• Kebersihan : Bersih
b. Muka
• Oedema : Tidak ada
• Pucat : Tidak ada
• Cloasma gravidarum : Tidak ada
c. Mata
• Oedema : Tidak ada
• Konjungtiva : Merah muda
• Sklera : Putih
d. Hidung
• Kebersihan : Bersih tidak ada pengeluaran
• Radang : Tidak ada
e. Gigi/mulut :
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 103
• Lidah dan geraham : Tidak ada kelainan
• Stomatits : Tidak ada
• Tonsil : Tidak ada
• Caries : Tidak ada
• Karang gigi : Tidak ada
f. Telinga
• Kebersihan : Bersih dan Tidak ada pengeluaran
• Radang : Tidak ada
• Pendengaran : Normal
g. Leher
• Kelenjer tiroid : Tidak ada pembesaran
• Kelenjar lymfa : Tidak ada pembengkakan
• Vena jugularis : Tidak ada peningkatan
h. Dada
• Bunyi jantung : Reguler
• Bunyi paru : Normal
i. Payudara
• Pembesaran : Simetris dan Normal
• Striae : Tidak ada
• Putting : Menonjol
• Areola : Cokelat kehitam-hitaman
• Benjolan : Tidak ada
• Pengeluaran : Tidak ada
• Kebersihan : Bersih
j. Abdomen
• Bekas luka operasi : Tidak ada
• Pembesaran perut : Sesuai usia kehamilan
• Bentuk perut : Simetris
• Striae : Tidak ada
• Kandung kemih : Kosong
• Oedema : Tidak ada
• Linea : Ada
k. Pemeriksaan kebidanan
• Palpasi uterus
➢ Leopold I : Teraba bagiat bulat, lunak, tidak melenting
(bokong)
➢ Leopold II : Teraba bagian keras seperti papan di kiri perut ibu
(PUKI) dan teraba bagian kecil yaitu tangan dan kaki (Ekstremitas)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 104
Leopold III : Teraba bagian bulat, keras, melenting (kepala) dan
bagian terbawah janin sudah masuk PAP
➢ Leopold IV : Divergen
• TFU : 29 cm
• TBJ : 2790 gr
• Auskultasi
➢ Frekuensi : 148x/menit
➢ Tempat : Punctum maksimum kuadran 3
➢ Irama : Reguler
• Kontraksi
➢ Frekuensi : 3x10 menit
➢ Durasi : 40 detik
l. Ekstremitas
• Oedema tangan dan jari : Tidak ada
• Oedema kaki : Tidak ada
• Betis merah/lembek/keras : Tidak ada
• Varises : Tidak ada
• Reflek patella ka/ki : Ada / ada
m. Anogenital
• Inspeksi
➢ Vulva/vagina
- Varises : Tidak ada
- Kemerahan : Tidak ada
- Luka : Tidak ada
- Oedema : Tidak ada
- dll :-
➢ Perineum (luka parut) : Utuh
n. Periksa Dalam
• Atas indikasi : Mules-mules
• Pukul : 18.00 WIB
• Dinding vagina : Tidak ada kelainan
• Portio (Effecement) : Tipis
• Posisi portio : Anterior
• Pembukaan serviks : 4 cm
• Konsistensi servik : Elastis dan Lunak
• Ketuban : Utuh
• Presentasi fetus : Belakang kepala
• Penurunan bagian terendah : H-3
• Posisi janin : UUK Ki-Dep
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 105
• Bagian lain yang teraba : Tidak ada
o. Punggung / pinggang dan anus
• Posisi tulang belakang : Lordosis gravidarum
• Hemoroid : Tidak ada
3. Pemeriksaan Penunjang
• HB : 12.2 gr%
• Protein urin : Negatif
• Glukosa urin : Negatif
• Golongan darah : Negatif
C. ANALISIS DATA :
1. Diagnosa :
G2P1A0 usia kehamilan 38 minggu kala I fase aktif
janin tunggal hidup intrauterine persentasi kepala dengan kondisi baik
a. Dasar
1) Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua dan belum pernah
keguguran
2) HPHT : 22-07-2020
3) TTP : 29-04-2021
b. Masalah : Tidak ada
c. Kebutuhan :
1) Informasi mengenai persalinan
2) Dukungan dan motivasi
3) Tatalaksana manajemen nyeri
4) Pentingnya nutrisi
2. Masalah Potensial : Tidak ada
3. Tindakan Segera : Tidak ada
D. PENATALAKSANAAN :
1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa
ibu sudah pembukaan 4 cm, keadaan ibu dan janin baik.
Evaluasi : ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu jangan dulu mengedan sebelum pembuakaan lengkap (10
cm).
Evaluasi : ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh bidan dan tidak
akan mengedan sebelum pembukaan lengkap.
3. Menganjurkna dan menemani ibu untuk bermain brith ball agar bisa
mengurangi rasa sakit ibu saat kontraksi.
Evakuasi : ibu faham dan mau melakukan saran bidan.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 106
4. Memberikan asuhan sayang ibu
a. Membantu ibu melakukan perubahan posisi sesuai dengan keinginan
ibu.
b. Memberikan sentuhan seperti memijat atau menggosok punggungnya
( untuk mengurangi rasa nyeri).
c. Menganjurkan dan mengingatkan ibu teknik relaksasi, ibu diminta
untuk menarik nafas panjang, menahan nafas sebentar kemudian
dilepaskan dengan cara meniup udara keluar sewaktu merasa
kontraksi.
d. Selalu menjaga privasi ibu dalam persalinan.
e. Membantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan asupan cairan.
Evaluasi : asuhan sayang ibu telah dilakukan dan ibu cukup nutrisi.
2. Menganjurkan keluarga untuk selalau memberikan dukungan serta
motivasi kepada ibu.
Evaluasi : keluarga mengerti serta mendapingi ibu
3. Menyiapkan alat partus set, mempersiapkan peralatan dan perlengkapan
untuk menolongpersalinan, hacting set, resusitasi, perlengkapan bayi dan
perlengkapan ibu.
Evaluasi : semua perlengkapan persalinan dan perlengkapan paien
telah disiapkan.
4. Memantau kemajuan persalinan, mengobservasi kesejahtraan ibu dan
janin, yaitu tekanan darah, suhu, pembukaan 4 jam sekali, respirasi, DJJ,
his 30 menit sekali lekemudian dicatat di partograf.
Evaluasi : observasi kemajuan persalinan dan kesejahtaraan ibu dan
janin sudah dilakukan dengan baik
Jakarta, 28 April 2020
Pengkaji,
(_Eva Nuraeni_)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 107
CATATAN PERKEMBANGAN (KALA I)
S :
Ibu mengeluh mules-mules sejak jam 12 siang, belum keluar air- air dan
lendir campur darah, dan belum ada tanda tanda ingin mengedan namun
ibu mengatakan perut bagian bawah terasa nyeri, menjalar sampai ke
pinggang saat terjadi kontraksi, ibu merasa cemas dan gelisah.
O : Tanda-tanda Vital
TD : 130/80 mmHg, P : 90 x/menit, R : 23 x/menit, S : 36.50C
His : 3x10’40”, DJJ : 148 x/menit (regular)
Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher) :
Vulva/vagina tidak ada kelainan, portio tipis pembukaan 4 cm, ketuban
utuh persentasi kepala UUK Ki-Dep, penurunan kepala H-III tidak ada
bagian yang menumbung
Volume urine : Kosong
Hasil pemeriksaan lainnya : Tidak ada kelainan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 108
j. Membantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan asupan
cairan.
Evaluasi : asuhan sayang ibu telah dilakukan dan ibu cukup nutrisi.
5. Menganjurkan keluarga untuk selalau memberikan dukungan serta
motivasi kepada ibu.
Evaluasi : keluarga mengerti serta mendapingi ibu
6. Menyiapkan alat partus set, mempersiapkan peralatan dan
perlengkapan untuk menolongpersalinan, hacting set, resusitasi,
perlengkapan bayi dan perlengkapan ibu.
Evaluasi : semua perlengkapan persalinan dan perlengkapan
paien telah disiapkan.
7. Memantau kemajuan persalinan, mengobservasi kesejahtraan ibu
dan janin, yaitu tekanan darah, suhu, pembukaan 4 jam sekali,
respirasi, DJJ, his 30 menit sekali lekemudian dicatat di partograf.
Evaluasi : observasi kemajuan persalinan dan kesejahteraan
ibu dan janin sudah dilakukan dengan baik
(_Eva Nuraeni_)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 109
CATATAN PERKEMBANGAN (KALA I)
S :
Ibu mengeluh sudah tidak kuat dan merasa ingin BAB, ibu tampak gelisah
dan tidak mau lagi duduk di atas birth ball
O : Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg, P :85 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36.50C
His : 3x10’40”, DJJ : 148 x/menit (regular)
Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher) :
Vulva/vagina tidak ada kelainan, portio tipis pembukaan 9 cm, ketuban
utuh persentasi kepala UUK Ki-Dep, penurunan kepala H+III tidak ada
bagian yang menumbung
Volume urine : Kosong
Hasil pemeriksaan lainnya : Tidak ada kelainan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 110
o. Membantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan asupan
cairan.
Evaluasi : asuhan sayang ibu telah dilakukan , ibu merasa lebih
relex dan tampak nyaman.
8. Menganjurkan keluarga untuk selalau memberikan dukungan serta
motivasi kepada ibu.
Evaluasi : keluarga mengerti serta mendapingi ibu
(_Eva Nuraeni_)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 111
CATATAN PERKEMBANGAN (KALA II)
S : Ibu mengatakan mulesnya semakin sering dan kuat serta ada perasaan
ingin BAB.
O : Tanda-tanda Vital
TD : 100/70 mmHg, P : 84 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36.50C
His : 5x10’40”, DJJ : 137 x/menit (regular)
Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher) :
Vulva vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba pembukaan 10 cm
ketuban pecah spontan, presentasi kepala penurunan kepala H IV tidak ada
molase dan tidak ada bagian yang menumbung
Volume urine : 50 cc
Hasil pemeriksaan lainnya : Tidak ada kelainan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 112
bayi baru lahir.
Evaluasi : peralatan sudah tersedia dan lengkap
3. Mendekatkan partus set dan meminta salah satu keluarga untuk
mendampingi ibu dalam menghadapi proses persalinan.
Evaluasi : partus set sudah di dekatkan, suami bersedia menemani
ibu.
4. Mengajarkan ibu teknik mengedan dengan cara mengangkat kepala,
mata dibuka dan melihat ke perut, kedua tangan menarik paha dan ibu
dianjurkan untuk mengedan seperti buang air besar jika terasa mules,
jangan ditahan di leher.
Evaluasi : Ibu faham dan mengerti
5. Memasang handuk dan pernel/kain di atas perut ibu.
Evaluasi : handuk suda terpasang
6. Membuka alat partus set, memakai sarung tangan kanan.
Evaluasi : partus set sudah siap
7. Memasukan oksitosin kedalam spuit steril dengan cara one hand,
kemudian disimpan kembali agar tetap dalam keadaan steril.
Evaluasi : Oksitosin sudah di siapkan
8. Memakai sarung tangan kiri.
Evaluasi : Sarung tangan sudah di pakai
9. Lakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman. Memimpin
ibu untuk mulai mengedan, menganjurkan ibu untuk mengedan disaat
puncak kontraksi dan beristirahat jika tidak ada kontraksi. Memantau
DJJ disaat tidak ada kontraksi.
Evaluasi : ibu sangat kooperatif
10. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva,
Meletakan satu handuk bersih di perut ibu, dan satu kain bersihyang
dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.
11. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
12. Melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain, tangan
yang lain menahan kepala bayi untuk meneran perlahan, setelah
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 113
kepala bayi lahir, memeriksa adanya lilitan tali pusat.
13. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan,
setelah kepala melakukan putaran paksi luar, memegang kepala bayi
secara biparietal, menganjurkan ibu meneran perlahan dan dengan
lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul kemudian arah atas untuk melahirkan bahu belakang. Setelah
kedua bahu lahir, menyangga dan menyusuri badan bayi.
Evaluasi : Bayi lahir spontan pervaginam pukul 21.30 WIB langsung
menangis, warna kulit bayi kemerahan,gerak aktif, jenis kelamin laki-
laki. Bayi dikeringkan menggunakan kain yang lembut, bersih dan
keringkan kemudian kain diganti kembali dengan yang baru supaya
bayi tidak kedinginan.
14. Melakukan pemeriksaan fundus uteri untuk mengetahui bayi kedua.
Evaluasi : Tidak ada bayi kedua.
Pengkaji,
(Eva Nuraeni)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 114
CATATAN PERKEMBANGAN (KALA III)
S : Ibu merasa senang dan tenang setelah bayinya lahir, tapi ibu mengeluh
lemas dan perutnya masih terasa mules.
O : TFU : Sepusat
Kontraksi uterus : Baik
Kandung kemih : 50cc
Hasil pemeriksaan lainnya : Terlihat tanda-tanda pelepasan plasenta
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 115
5. Melakukan penegangan tali pusat terkendali dengan hati -hati
secara dorso kranial.
Evaluasi : PPT Sudah dilakukan
9. Menganjurkan pada keluarga untuk memberi makan dan minum pada
ibu.
Evaluasi : Ibu sudah di berikan makanan dan minuman
10. Terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta seperti ada semburan
darah,tali pusat memanjang, uterus membundar kemudian melahirkan
plasenta.
Evaluasi : Plasenta lahir spontan jam 21.45 WIB.
11. Melakukan massase uterus
Evaluasi : Kontraksi Uterus baik
12. Memeriksa kelengkapan plasenta
Evaluasi : Plasenta lahir lengkap
13. Mengecek perdarahan dengan melihat adanya laserasi.
Evaluasi : Tidak ada laserasi, Plasenta lahir lengkap
(_Eva Nuraeni_)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 116
CATATAN PERKEMBANGAN (KALA IV)
S : Ibu mengeluh badan terasa lemas dan mules, serta ibu merasa senang atas
kelahiran bayinya.
O : Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg, P : 81 x/menit, R : 23 x/menit, S : 36.50C
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus : Baik
Kandung kemih : Kosong
Hasil pemeriksaan lainnya :
V/v tidak ada kelainan perineum utuh perdarahan ±100 cc
A : P2A0 Kala IV Dengan KU Baik
P : 1. Memberitahu ibu bahwa plasenta telah dilahirkan secara spontan dan
plasenta lengkap.
Evaluasi : Ibu sudah di beritahu
2. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan genitalia ibu bahwa
tidak ada robekan jalan lahir.
Evaluasi : Ibu sudah di beritahu
3. Membersihkan alat-alat dan menempatkan pada larutan klorin 0,5 %
selama 10 menit dan membuang bahan yang sudah tidak dipakai.
Membersihkan ibu dan tempat bersalin dari sisa darah dan air ketuban
dengan air DTT serta memberikan kenyamanan dengan menggantikan
pakaian ibu yang bersih dan kering.
Evaluasi : alat-alat sudah di rendam dengan air klorin
4. Mengajari ibu dan keluarga cara melakukan massase uterus sampai
teraba keras dengan mengusap-ngusap perut ibu searah dengan jarum
jam, agar berkontraksi dengan baik dan mencegah terjadinya
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 117
perdarahan.
Evaluasi : ibu bisa memassase uterusnya sendiri
2. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum teh manis agar ibu tidak
merasa lelah dan tenaga ibu bisa pulih kembali, ibu dianjurkan
meneruskan memberikan ASI kepada bayinya.
Evaluasi : ibu bersedia mengikiuti anjuran bidan
3. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan buang air kecil agar tidak
terjadi infeksi saluran kemih dan menganjarkan ibu untuk
membersihkan bagian genitalianya dengan menggunakan sabun dan air
bersih agar terjaga kebersihannya.
Evaluasi : ibu sudah bisa BAK dan cebok dengan air dingin
4. Menganjurkan ibu untuk beristirahat agar tenaga ibu pulih kembali.
Evaluasi : ibu beristirahat di temani keluarga
5. Memfasilitasi rooming in dengan segera memberikan lagi ke ibunya
untuk segera disusui.
Evaluasi : bayi di tempatkan seruangan dengan ibu
6. Melakukan pemantauan kala IV setiap 15 menit pada jam pertama dan
setiap 30 menit pada jam kedua.
Evaluasi : Ibu dalam keadaan baik
7. Melakukan pendokumentasian.
Evaluasi : dokumentasi sudah di catat dalam bentuk SOAP
Jakarta, 28 April 2021
Pengkaji,
(_Eva Nuraeni_)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 118
BAB IV
PEMBAHASAN
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 119
penurunan janin selama persalinan. Respon fisiologis terhadap
nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernapasan,
keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot.(22)
Penelitian tentang metode-metode non farmakologi untuk
mengurangi nyeri persalinan yang sudah pernah dilaksanakan
sebelumnya yaitu studi literature yang dilakukan untuk mengetahui
metode efektif dalam mengurangi nyeri persalinan, sehingga dapat
digunakan sebagai metode alternatif penanganan nyeri pada ibu
bersalin. Hasil penelitian yang di lakukan oleh Tetti Solehati 2018
diperoleh bahwa dalam upaya mengurangi nyeri persalinan ada
berbagai metode yang dapat digunakan, antara lain terapi massage,
musik, aromaterapi, kompres hangat, latihan nafas (breath
exercise), dan latihan birthball. Dengan demikian, penelitian ini
memberikan bukti yang valid metode non farmakologi efektif
dalam mengurangi nyeri saat bersalin. Studi lebih lanjut terkait
tindakan non farmakologi dapat dilakukan lebih mendalam
mengenai tindakan mana yang paling efektif untuk mengurangi
nyeri persalinan.(23)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 120
4.1.2 Asuhan Kala II
Asuhan yang di berikan kepada Ny.I adalah memberikan
asuhan sayang ibu seperti memberikan ibu minum di sela-sela
kontraksi, mengajarkan dan membimbing ibu cara mengedan yang
baik dengan cara mengangkat kepala, mata dibuka dan melihat
keperut, kedua tangan menarik paha dan ibu dianjurkan untuk
mengedan seperti buang air besar jika terasa mules jangan ditahan
dileher, membantu ibu mengambil posisi yang sesuai dengan
pilihan ibu yang mempermudah proses persalinan, dan
menganjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi. Melihat ada
tanda gejala kala II seperti dorongan meneran, tekanan pada anus,
perenium menonjol, vulva membuka kemudian setelah terlihat
tanda-tanda tersebut dilanjutkan melakukan pertolongan persalinan
sesuai dengan APN, dengan bersih dan aman seperti memimpin ibu
untuk mengedan dengan baik serta melakukan amniotomi dan
ketuban berwarna jernih, Membantu kelahiran kepala bayi,
mengecek lilitan tali pusat dan memotong segera tali pusat karena
ada lilitan yang kuat. Melakukan penanganan bayi baru lahir seperti
mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks,
mengganti handuk yang basah dengan kain yang kering.
Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada bayi kedua.
4.1.3 Asuhan Kala III
Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny.I adalah
melakukan manajemen aktif kala III, yaitu memberikan oxytosin
10 UI secara IM di 1/3 paha atas bagian distal. Menjepit tali pusat
dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi, mendorong sisi tali
pusat kearah distal dan jepit kembali 2 cm distal dari klem pertama.
Melakukan pengguntingan tali pusat diantara klem tersebut, dan
menjepit tali pusat dengan umbilical klem, meletakan bayi
tengkurap di dada ibu dan dilakukan inisiasi menyusui dini (IMD),
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 121
melakukan bounding attachment yaitu dengan membantu ibu untuk
segera memeluk dan menyusui bayinya yang dibantu oleh
suaminya memindahkan klem berjarak 5-10 cm dari vulva,
melakukan penegangan tali pusat terkendali, massase fundus uteri
selama 15 detik, menganjurkan keluarga untuk memberi makan
dan minum, mengecek kelengkapan plasenta dan melihat jumlah
perdarahan.
4.1.4 Asuhan Kala IV
Asuhan kebidanan yang di berikan kepada Ny.I adalah
mengajarkan kepada ibu cara massase fundus uteri, membersihkan
ibu, membersihkan tempat tidur, membantu ibu mengenakan
pakaian yang bersih, menganjurkan ibu untuk mendapatkan asupan
nutrisi, cairan agar ibu tidak merasa lelah supaya tenaga ibu kebali
pulih, dan istirahat serta melakukan pemantauan kala IV persalinan
dimulai dari pemantauan tekanan darah ibu, nadi, suhu, TFU,
kontraksi, kandung kemih dan perdarahan.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 122
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan tindakan asuhan kebidanan secara langsung pada Ny. I
dengan persalinan kala I yang di lakukan di PMB Eva Nuraeni pada tanggal
28 April 2021 dengan memfokuskan tindakan manajemen nyeri dengan
aplikasi teknik birth ball. Diawali dengan pengkajian, perencanaan,
implementasi dan evaluasi, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
a. Asuhan Kebidanan pada Ny I dengan persalinan kala I memprioitas
diagnosa kebidanan gangguan rasa nyaman dan nyeri karena terjadi
peningkatan intensitas kontraksi, penurunana kepala ke rongga panggul,
dan dilatasi serviks, sehingga menimbulkan rasa nyeri.
b. Persalinan kala I di mulai sejak terjadi kontraksi dengan frekuensi,
intensitas dan durasi yang cukup dan teratur sehingga menyebabkan
penipisan dan pembukaan serviks dan berakhir bila serviks sudah
membuka dengan lengkap, sehingga dapat dilalui kepala janin. Tahapan
berlangsung dari awal persalinan yaitu pembukaan 1 cm sampai dengan
pembukaan serviks lengkap 10 cm.
c. Masalah utama pada Ny. I adalah gangguan rasa nyaman dan nyeri yang
disebabkan terjadi kontraksi yang meningkat, penurunan presentasi
(kepala janin) ke rongga panggul dan dilatasi serviks, yang di tandai
dengan pasien mengatakan perut bagian bawah terasa nyeri, menjalar
sampai ke pinggang saat terjadi kontraksi. Saat dikaji pasien tampak
kesakitan, wajah pasien tampak gelisah dan pucat.
d. Intervensi yang diberikan untuk mengatasi masalah gangguan rasa
nyaman nyeri pada Ny. I adalah dengan manajemen nyeri pemberian
aplikasi teknik relaksasi dan mobilisasi dengan birth ball.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 123
Menurut pendapat penulis bahwa nyeri yang dirasakan dalam
persalinan adalah nyeri yang sifatnya fisiologis. Hal ini disebabkan
karena kontraksi pada proses persalinan. Berbagai metode yang dapat
diterapkan untuk mengatasi rasa nyeri yang dirasakan. Birth ball exercise
merupakan latihan yang bisa direkomendasikan untuk mengurangi nyeri
pada kala I fase laten. Manfaat lain dari latihan ini adalah untuk
mengurangi angka kejadian kala I fase laten memanjang dan
mempercepat penurunan kepala janin.
5.2 Saran
1. Bagi Klien.
Diharapkan klien mendapatkan mempersiapkan persalinan sebaik
mungkin dari perbagai aspek, baik mental, fisik dan dukungan
keluarga agar klien dapat mengotrol rasa nyeri yang di alami saat
bersalin, sehingga klien merasa nyaman saat menjalani proses
persalinan dan minim trauma.
2. Bagi Lahan Praktek.
Tenaga kesehatan khususnya bidan dapat mempersiapkan ibu bersalin
dengan edukasi pengurangan rasa nyeri saat persalinan mulai sejak
kehamilan serta melengkapi fasilitas untuk pengurangan nyeri bagi ibu
bersalin dengan menggunakan birth ball. Serta bidan bisa memberikan
afirmasi positif agar ibu lebih tenang dan rileks saat proses persalinan
supaya ibu dapat mempunyai pengalaman persalinan yang nyaman,
menenangkan dan indah. Metode ini dapat diterapkan sebagai salah
satu upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan untuk
mengurangi angka kesakitan ibu saat persalinan.
3. Bagi Intitut Pendidikan.
Dengan adanya laporan ini, diharapkan dapat menjadi bahan bacaan
yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan khususnya mahasiswa
kesehatan agar menjadi referensi untuk dapat menerapkan metode
alamiah seperti penggunaan birth ball saat proses persalinan untuk
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 124
penurunan nyeri. Sehingga mutu pelayanan kebidanan semakin
meningkat.
4. Bagi Mahasiswa.
Diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan metode penggunaan
birth ball dengan menambahkan metode lain yang dapat
mempengaruhi penurunan nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 125
DAFTAR PUSTAKA
12. Sumarah. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Yogyakarta: Fitramaya; 2009.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 126
13. Rohani, dkk. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. JAKARTA:
salemba medika; 2014.
19. Judha. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha
Medika; 2012.
21. Gau, Tian. Effects of Birth Ball Exercise on Pain and Self-Efficacy During
Childbirth. A Randomised Controlled Trial in Taiwan. 2011;
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 127
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 128
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. A P2A0 6 JAM POST PARTUM
Ella Nurrizki Amelia1, Fanni Hanifa2
Universitas Indonesia Maju
Pendahuluan
Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60%
kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada
masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah melahirkan, di antaranya
disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas. Selama ini, perdarahan
pasca persalinan merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan
meningkatnya persediaan darah dan sistem rujukan, maka infeksi menjadi
lebih menonjol sebagai penyebab kematian dan morbiditas ibu.¹
Pada masa nifas terjadi perubahan fisiologis pada uterus, lochea,
penurunan berat badan, tanda–tanda vital, dan dinding abdomen. Ibu nifas
seksual, istirahat dan latihan senam nifas agar masa nifas berlangsung baik.
minggu setelah melahirkan. Selama masa nifas ibu dapat mengalami rasa
yang telah berakhir pada tahun 2015. Tujuan SDGs yang ke-3 adalah
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 129
sudah ditentukan bahwa SDGs menargetkan penurunan Angka Kematian
Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2030 adalah 70 kematian per 100.000
2017, saat ini di Indonesia AKI mencapaiss angka 350 per 100.000 kelahiran
hidup dan AKB mencapai angka 30 per 1.000 kelahiran hidup. Angka
1.000 kelahiran hidup, dan AKI di Singapura sebesar 2-3 per 100.000
kelahiran hidup. Untuk kesehatan ibu dan anak diharapkan terjadi penurunan
kematian ibu ¾ dibanding kondisi tahun 1990 dan demikian pula untuk
ibu turun menjadi 102/100.000 kelahiran hidup (KH) dan kematian bayi
kematian ibu dan 109 kemaian bayi (Profil Kesehatan Dinas Kabupaten
Bogor, 2019).5
kematian ibu oleh penyakit dan bukan karena kehamilan dan persalinnya.
Penyakit tuberculosis, anemia, malaria, sifilis, HIV, AIDS dan lain-lain dan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 130
pendarahan pasca persalinan), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan
(12%), partus macet (8%), komplikasi abortus tidak aman (13%), dan sebab-
Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak
standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan
rujukan.7
terjadi pada masa nifas dan menangani komplikasi masalah yang timbul dan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 131
KepulauaRiau memiliki capaian tertinggi diikuti oleh DI Yogyakarta sebesar
sebesar 28,34%, diikuti oleh Papua Barat sebesar 28,5%, dan Maluku
sebesar 43,39%.7
92,39%.9
pada ibu nifas fisiologis 6 jam postpartum, karena diketahui pada masa itu
dapat tertangani dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk mengadakan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu
Nifas Fisiologis Ny. A P2 A0 6 Jam Post Partum di BPM Ny. Ella, STr.Keb.
Kabupaten Bogor.
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 132
2. Tujuan Khusus
Ella
B. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 133
c. Bagi institusi pendidikan
penulis selanjutnya.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 134
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Masa Nifas
1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (Puerpurium) adalah masa dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum
hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau + 40 hari. 10
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ
kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu.
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan,
penyembuhan dan pengembalian alat-alat kandungan. Proses masa nifas
berkisar antara 6 minggu atau 40 hari. 1
2. Tahapan Masa Nifas (1)
a. Puerpurium Dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan.
b. Puerpurium Intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital.
c. Remote Puerpurium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin
beberapa minggu, bulan, atau tahun.
3. Perubahan Fisiologi Pada Masa Nifas
a. Perubahan Sistem Reproduksi (10)
1) Involusi uterus
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 135
Tabel 2.1
inggu rmal Gr
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 136
e) Lokhea purulenta: terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah
berbau busuk.
4) Serviks dan Vagina
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 137
c. Perubahahan Sistem Perkemihan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 138
belakang (Posterior), bekerja terhadap otot uterus dan jaringan
payudara. Selama tahap ketiga persalinan, oksitosin menyebabkan
pemisahan plasenta. Pada wanita yang memilih menyusui bayinya,
isapan sang bayi merangsang keluarnya oksitosin lagi dan ini
membantu uterus kembali ke bentuk normal serta pengeluaran air
susu.
4) Hipotalamik Pituitary Ovarium
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 139
Denyut nadi normal pada orang dewasa berkisar 60-80
kali/menit. Setelah persalinan denyut nadi menjadi lebih cepat.
Denyut nadi yang cepat (>100x/menit) biasa disebabkan karena
infeksi atau perdarahan postpartum yang tertunda.
3) Pernafasan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 140
dan haemoglobin pada hari ke 3-7 setelah persalinan. Masa nifas
bukan masa penghancuran sel darah merah tetapi tambahan-
tambahan akan menghilang secara perlahan sesuai dengan waktu
hidup sel darah merah. Pada keadaan tidak ada komplikasi, keadaan
haematokrit dan haemoglobin akan kembali pada keadaan normal
seperti sebelum hamil dalam 4-5 minggu postpartum. 1
i. Perubahan Sistem Integumen
1) Penurunan melanin umumnya setelah persalinan menyebabkan
berkurangnya hyperpigmentasi kulit.
2) Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena
kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogen menurun.
4. Program Tindak Lanjut Asuhan Nifas (1)
Kunjungan nifas dilakukan paling sedikit 4 kali
kujungan, dengan tujuan sebagai berikut:
a. Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan)
1) Mencegah perdarahan masa nifas karena Antonia uteri.
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika
perdarahan berlanjut.
3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga,
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena Antonia uteri.
4) Pemberian ASI awal.
5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi hipotermi.
7) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal
dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil
b. Kunjungan II (6 Hari setelah persalinan)
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi
dengan baik, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal atau tidak ada bau.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 141
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal.
3) Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan, dan
istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-
hari.
c. Kunjungan III (2 Minggu setelah persalinan)
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontaksi
dengan baik, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal atau tidak ada bau.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal.
3) Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan, dan
istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-
hari.
d. Kunjungan IV (6 Minggu setelah persalinan)
1) Menanyakan pada ibu, penyulit yang ia atau bayi alami.
2) Memberikan konseling KB secara dini.
5. Tanda Bahaya Masa Nifas (10)
a. Adanya tanda-tanda infeksi puerpuralis.
b. Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih.
c. Sembelit atau Haemoroid.
d. Sakit kepala, nyeri epigastric, dan penglihatan kabur.
e. Perdarahan vagina yang luar biasa.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 142
f. Lokhea berbau busuk dan disertai dengan nyeri abdomen atau
punggung.
g. Putting susu lecet.
h. Bendungan ASI.
i. Edema, sakit, dan panas pada tungkai.
j. Pembengkakan di wajah atau di tangan.
k. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
l. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 143
BAB III
Tinjauan Kasus
Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 144
g. Banyak air ketuban : 1.000 cc
h. Komplikasi dalam persalinan : tidak
i. Plasenta
- Lahir spontan : Ya
- Dilahirkan dengan indikasi : Tidak
- Lengkap, ukuran : 20 cm Berat : 500gr
- Kelainan : tidak ada
- Panjang tali pusat : 50 cm
- Kelainan : Tidak ada
- Sisa plasenta : tidak
j. Perineum
- Utuh : tidak
- Robekan : tidak
- Episiotomi : tidak
- Anastesi : tidak
- Jahitan dengan : tidak
k. Perdarahan
- Kala I : 50 ml
- Kala II : 100 ml
- Kala III : 70 ml
- Kala IV : 70 ml
- Selama operasi :-
l. Tindakan lain : Tidak ada
m. Bayi
- Lahir pukul : 07.15 WIB
- BB : 2900 gr
- PB : 48 cm
- Nilai Apgar : 8/10
- Cacat bawaan : tidak
- Masa gestasi : 38 mg
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 145
n. Komplikasi
- Kala I : tidak ada
- Kala II : tidak ada
o. Air ketuban banyaknya : 1000 Warna : Jernih
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Keadaan emosional : Stabil
c. Tanda – tanda vital :
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 82 x/i
- Suhu tubuh : 36 oC
- Pernapasan : 22 x/i
2. Pemeriksaan Fisik
a. Payudara
- Pengeluaran : Kolotrum
- Puting susu : Menonjol
- Benjolan : Tidak ada
- Konsistensi : Keras
b. Uteru
- TFU : 2 jari dibawah pusat
- Konsistensi uterus : Kuat
- Kontraksi uterus : Kuat
- Posisi uterus : retropleksi
c. Pengeluaran lochea
- Warna : Merah segar
- Bau : Khas
- Jumlah : 50cc
- Konsistensi : Cair
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 146
d. Perineum : Tidak terdapat robekan
e. Kandung kemih : Kosong
f. Ekstremitas
- Oedema : Tidak ada
- Kemerahan : Tidak ada
- Tanda Homan : Tidak ada
3. Pemeriksaan Penunjang
- HB : 13,4 gr
- Protein urin : Negatif
- Glukosa urin : Tidakan dilakukan Pemeriksaan
- Golongan darah : B+
- Rapid Antigen : Negatif
C. ANALISIS DATA
P2 A0 6 jam postpartum normal
D. PENATALAKSANAAN :
1) Memberitahu ibu dan suami hasil pemeriksaan bahwa , tekanan darah :
120/80 mmHg, nadi : 82x/menit, suhu : 36°C, respirasi : 22x/menit, TFU
2 jari di bawah pusat, kandung kemih kosong, pengeluaran pervaginam
: pengeluaran lochea rubra (merah kehitaman) berjumlah 50 cc,
konsistensi cair, ibu dan suami mengetahuinya.
2) Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan rasa mules yang ibu alami
merupakan hal yang normal, karena rahim yang keras dan mules berarti
rahim sedang berkontraksi yang dapat mencegah terjadinya perdarahan
pada masa nifas. Ibu sudah mengerti tentang penyebab rasa mules yang
dialami ibu.
3) Memberitahu ibu untuk makan makanan yang bergizi, sesuai dengan
“Isi piringku” tidak ada pantangan untuk ibu. Ibu mengerti dan mau
melakukannya.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 147
4) Memberitahu ibu untuk memenuhi kebutuhan hidrasi yaitu dengan cara
minum air mineral minimal 8 gelas sehari. Ibu mengerti dan akan
melakukannya.
5) Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup yaitu tidur siang minimal
1-2 jam dan tidur malam 7-8 jam atau mengikuti pola tidur bayi, jika
bayi tidur ibu bisa tidur, ibu mengerti dan akan melakukannya.
6) Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene seperti: mandi
sehari 2 kali pagi dan sore, mengganti baju 2 kali sehari dan mengganti
pembalut minimal 3 kali sehari. Ibu mengerti dan mau melakukannya
7) Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar menyusui dengan baik
dan benar. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
8) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam sekali atau
ondemand, dan memberikas ASI ekslusif sampai dengan 6 bulan ,
memberikan ASI tanpa tambahan apapun. Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya.
9) Memberitahu ibu tentang perawatan payudara agar dapat menghindari
permasalahan pada payudara ibu mengerti dan mau melakukan.
10) Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya nifas yaitu perdarahan
pervaginam, sakit kepala yang hebat, pembengkakan di wajah, tangan
dan kaki, payudara yang berubah warna, panas, terasa sakit, demam,
muntah dan nyeri berkemih, kehilangan nafsu makan dalam waktu yang
lama, kram perut, nafas teengah-engah, rasa sakit di bagian bawah perut
atau punggung. memberitahu ibu bila merasakan tanda-tanda tersebut
untuk datang ke tenaga kesehatan, ibu mengerti dan berjanji akan datang
bila merasakan tanda bahaya tersebut.
11) Memberitahu ibu tentang kunjungan masa nifas sesuai dengan program
pemerintah yaitu Kunjungan I (7-8 jam), kunjungan I (6 hari) kunjungan
ke III (2 minggu) kunjungan ke IV (6 minggu). Ibu mengerti dan mau
melakukannya.
12) Melakukan pendokumentasian, pendokumentasian sudah dilakukan
menggunakan SOAP.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 148
BAB IV
PEMBAHASAN
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 149
ASI, memperlambat proses involusi serta dapat menyebabkan depresi dan
ketidaknyamanan untuk merawat bayi dan dirinya. Selain itu konseling tentang
istirahat, konseling perawatan bayi seperti menyalin popok, mengajarkan cara
menyusi yang benar.1
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 150
BAB V
B. Saran
2. Bagi BPM
dengan baik dan selalu berpegang pada standar asuhan kebidanan agar
3. Bagi Mahasiswa
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 151
DAFTAR PUSTAKA
1. Walyani ES, Purwoastuti TE. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Pustaka Baru Press.Yogyakarta.
2. Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
3. Bina Gizi, D. 2015. Direktorat Bina Gizi Ditjen Bina Gizi dan KIA.
Kemenkes RI. Jakarta.
4. Kementerian Kesehatan. 2015. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta
5. Profil Kesehatan Dinas Kabupaten Bogor, 2019.
6. Saifuddin. 2014. Buku Acuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
7. Profil Kesehatan Indonesia, 2015
8. Heryani, & Reni. 2010. Buku asuhan kebidanan ibu nifas dan menyusui. TIM:
Jakarta
9. Profil Kesehatan Jawa Barat, 2017
10. Sutanto, Andina Vita. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Pustaka
Baru Press: Yogyakarta
11. Astutik, R. Y. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. CV. Trans
Info Media.Jakarta
12. Saleha. Sitti. 2013. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Salemba Medika. Jakarta
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 152
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR BY. NY. I DENGAN
KONSELING PMK DAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DIRUMAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Jurnal Pattimura Medical Review (Torresy Octovina, Asmin Elpira,
Nathalie, 2019 ) Angka Kematian Neonatal (AKN) merupakan salah satu
indikator derajat kesehatan di dalam Sustainable Development Goals (SDGs).
Goals SDGs ke tiga yaitu “Ensure healthy lives and promoting well-being for
all at all ages” menjelaskan bahwa salah satu dampak yang diharapkan yaitu
dituntaskannya kematian bayi dan balita melalui pencegahan yang ditargetkan
pada tahun 2030. Semua negara termasuk Indonesia, diharapkan berpartisipasi
untuk menekan AKNmenjadi 12 per 1.000 kelahiran hidup serta angka
kematian balita (AKABA) menjadi 25 per 1.000 kelahiran hidup. Perhatian
terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal menjadi penting karena
kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi.
Hasil Survey Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI, 2017)
menunjukkan AKN sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup, AKB 24 per 1.000
kelahiran hidup. Berdasarkan data yang dilaporkan kepada direktorat
kesehatan keluarga melalui komdat.kesga.kemkes.go.id, pada tahun 2019
seluruh kematian neonatus yang dilaporkan, 80% (16.156 kematian) terjadi
pada periode enam hari pertama kehidupan, sementara 21% (6.151 kematian)
terjadi pada usia 29 hari-11 bulan dan 10% (2.927 kematian) terjadi pada 12-
59 bulan.
Pada Tahun 2019, penyebab kematian neonatal terbanyak adalah kondisi
berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu sebanyak 35,5%. Penyebab kematian
lain diantaranya asfiksia 27,0%, kelainan bawaan 12,5 %, sepsis 3,5%,
Tetanus neonatorum 0,3%, lain-lain 21,4%. (Kemenkes RI,2020).
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 153
Di Indonesia Tahun 2020 sampai dengan bulan Agustus telah terjadi 74
kasus kematian neonatal AKN 6.23/1.000 KH dan 116 kematian post neonatal
AKB 9.78/1.000 KH. Angka ini masih sangat jauh dgn Target Indonesia
(RPJMN 2024) yang menargetkan AKN 10/100.000 Kelahiran hidup.
Berdasarkan pencatatan dan pelaporan, di provinsi jawabarat tahun 2017
Terdapat 3.077 bayi meninggal meningkat 5 orang disbanding 2016 yang
tercatat 3.072 kematian bayi.
Jumlah kematian bayi di kota depok pada tahun 2019 adalah 81, tertinggi
pada kecamatan sukmajaya yaitu sebanyak 21 kematian bayi dan terendah
terdapat dikecamatan cinere sebanyak 2 kematian bayi.
1.2 Tujuan
Melakukan pengkajian dan analisis asuhan Bayi baru lahir By Ny. Irawati dan
untuk menambah pengetahuan dan kemampuan ibu dan keluarga tentang
Asuhan Perawatan bayi BBLR dirumah dgn PMK
1.3 Manfaat
1.3.1 Klien
Menambah pengetahuan ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru
lahir di rumah dgn PMK
1.3.2 Lembaga Pendidikan
Diharapkan dapat menambah literatur di perpustakaan sebagai bahan
kajian yang berkaitan Asuhan bayi baru lahir BBLR dengan Perawatan
Metode Kanguru (PMK)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 154
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 155
2.1.3 Penampilan bayi baru lahir
a. Kesadaran dan Reaksi terhadap sekeliling, perlu di kurangi
rangsangan terhadap reaksi terhadap rayuan, rangsangan sakit,
atau suara keras yang mengejutkan atau suara mainan;
b. Keaktifan, bayi normal melakukan gerakan-gerakan yang
simetris pada waktu bangun. adanya temor pada bibir, kaki dan
tangan pada waktu menangis adalah normal, tetapi bila hal ini
terjadi pada waktu tidur, kemungkinan gejala suatu kelainan
yang perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut;
c. Simetris, apakah secara keseluruhan badan seimbang; kepala:
apakah terlihat simetris, benjolan seperti tumor yang lunak
dibelakang atas yang menyebabkan kepala tampak lebih panjang
ini disebabkan akibat proses kelahiran, benjolan pada kepala
tersebut hanya terdapat dibelahan kiri atau kanan saja, atau di
sisi kiri dan kanan tetapi tidak melampaui garis tengah bujur
kepala, pengukuran lingkar kepala dapat ditunda sampai kondisi
benjol (Capput sucsedenaum) dikepala hilang dan jika terjadi
moulase, tunggu hingga kepala bayi kembali pada bentuknya
semula.
d. Muka wajah: bayi tampak ekspresi;mata: perhatikan antara
kesimetrisan antara mata kanan dan mata kiri, perhatikan adanya
tanda-tanda perdarahan berupa bercak merah yang akan
menghilang dalam waktu 6 minggu;
e. Mulut: penampilannya harus simetris, mulut tidak mencucu
seperti mulut ikan, tidak ada tanda kebiruan pada mulut bayi,
saliva tidak terdapat pada bayi normal, bila terdapat secret yang
berlebihan, kemungkinan ada kelainan bawaan saluran cerna;
Leher, dada, abdomen: melihat adanya cedera akibat persalinan;
perhatikan ada tidaknya kelainan pada pernapasan bayi, karena
bayi biasanya bayi masih ada pernapasan perut;
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 156
f. Punggung: adanya benjolan atau tumor atau tulang punggung
dengan lekukan yang kurang sempurna; Bahu, tangan, sendi,
tungkai: perlu diperhatikan bentuk, gerakannya, faktur (bila
ekstremitas lunglai/kurang gerak), farices;
g. Kulit dan kuku: dalam keadaan normal kulit berwarna
kemerahan, kadang-kadang didapatkan kulit yang mengelupas
ringan, pengelupasan yang berlebihan harus dipikirkan
kemungkinan adanya kelainan, waspada dingin, telapak tangan,
telapak kaki atau kuku yang menjadi biru, kulit menjadi pucat
dan kuning, bercakbercak besar biru yang sering terdapat
disekitar bokong (Mongolian Spot) akan menghilang pada umur
1 (satu) sampai 5 (lima) tahun;
h. Kelancaran menhisap dan pencernaan: harus diperhatikan: tinja
dan kemih: diharapkan keluar dalam 24 jam pertama. Waspada
bila terjadi perut yang tiba-tiba membesar, tanpa keluarnya tinja,
disertai muntah, dan mungkin dengan kulit kebiruan, harap
segera konsultasi untuk pemeriksaan lebih lanjut, untuk
kemungkinsn Hirschprung/Congenital Megacolon;
i. Refleks yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis an
spontan tanpa disadari pada bayi normal, refleks pada bayi
antara lain Tonik neek refleks , yaitu gerakan spontan otot
kuduk pada bayi normal, bila ditengkurapkan akan secara
spontan memiringkan kepalanya, Rooting refleks yaitu bila
jarinya menyentuh daerah sekitar mulut bayi maka ia akan
membuka mulutnya dan memiringkan kepalanya ke arah
datangnya jari , Grasping refleks yaitu bila jari kita menyentuh
telapak tangan bayi maka jarijarinya akan langsung
menggenggam sangat kuat, Moro refleks yaitu reflek yang
timbul diluar kesadaran bayi misalnya bila bayi
diangkat/direnggut secara kasar dari gendongan kemudian
seolah-olah bayi melakukan gerakan yang mengangkat tubuhnya
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 157
pada orang yang mendekapnya, Stapping refleks yaitu reflek
kaki secara spontan apabila bayi diangkat tegak dan kakinya
satu persatu disentuhkan pada satu dasar maka bayi seolaholah
berjalan, Suckling refleks (menghisap) yaitu areola putting
susu tertekan gusi bayi, lidah, dan langis-langit sehingga sinus
laktiferus tertekan dan memancarkan ASI, Swallowing refleks
(menelan) dimana ASI dimulut bayi mendesak otot didaerah
mulut dan faring sehingga mengaktifkan refleks menelan dan
mendorong ASI ke dalam lambung.
j. Berat badan: sebaiknya tiap hari dipantau penurunan berat
badan lebih dari 5% berat badan waktu lahir, menunjukan
kekurangan cairan.
2.1.4 Penilaian bayi untuk tanda-tanda kegawatan
Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda
kegawatan/kelainan yang menujukan suatu penyakit. Bayi baru lahir
dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda
antra lain: Sesak nafas, Frekuensi pernafasan 60 kali/menit, gerak
retraksi didada, malas minum, panas atau suhu badan bayi rendah,
kurang aktif, berat lahir rendah (500- 2500gram) dengan kesulitan
minum. Tanda-tanda bayi sakit berat, apabila terdapat salah satu atau
lebih tanda seperti: sulit minum, sianosis setral (lidah biru), perut
kembung, priode apneu, kejang/priode kejang-kejang kecil, merintih,
perdarahan, sangat kuning, berat badan lahir < 1500 gram.
2.1.5 Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir terhadap Kehidupan di Luar
Uterus
a. Adaptasi pernapasan
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik
sesudah kelahiran. Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktifitas
normalsistem saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa
rangsangan lainnya. Semua ini menyebabkan perangsangan pusat
pernapasan dalam otak yang melanjutkan rangsangan tersebut
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 158
untuk menggerakkan diafragma, serta otot - otot pernapasan
lainnya. Tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir per
vaginam mengakibatkan paru-paru kehilangan 1/3 dari cairan yang
terdapat didalamnya, sehingga tersisa 80-100 ml. setelah bayi lahir,
cairan yang hilang tersebut akan diganti dengan udara (Sondakh,
2013).
b. Adaptasi kardiovaskular
Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi
peningkatan tekanan oksigen. Sebaliknya, tekanan karbon dioksida
akan mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan terjadinya
penurunan resistansi pembuluh darah dari arteri pulmonalis
mengalir ke paru-paru dan ductus arteriosus tertutup. Setelah tali
pusat dipotong, aliran darah dari plasenta terhenti dan foramen
ovale tertutup
c. Adaptasi Termoregulasi dan Metabolik
Sesaat setelah bayi lahir, ia akan berada ditempat yang suhunya
lebih
rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila bayi
dibiarkan dalam suhu kamar 25˚C, maka bayi akan kehilangan
panas melalui evaporasi, konveksi, konduksi, dan radiasi sebanyak
200 kalori/kgBB/menit. Sementara itu, pembentukan panas yang
dapat diproduksi hanya seper sepuluh dari pada yang tersebut
diatas dalam waktu yang bersamaan. Hal ini akan menyebabkan
penurunan suhu tubuh sebanyak 2˚C dalam waktu 15 menit. Suhu
lingkungan yang tidak baik akan menyebabkan bayi menderita
hipotermi dan trauma ingin (cold injury serta merawatnya di dalam
Natural Thermal Environment (NTE), yaitu suhu lingkungan rata-
rata dimana produksi panas, pemakaian oksigen, dan kebutuhan
nutrisi untuk pertumbuhan adalah minimal agar suhu tubuh menjadi
normal (Sondakh, 2013).
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 159
d. Adaptasi Neurologis
Sistem neurologis bayi secara anatomik dan fisiologis belum
berkembang sempurna. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-
gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol
otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas.
Refleks bayi baru lahir merupakan indikator penting perkembangan
normal.
e. Adaptasi Gastrointestinal
Oleh karena kadar gula darah tali pusat 65 mg/100 ml akan
menurun
menjadi 50 mg/100 ml dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi
tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah
lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar
gula akan mencapai 120 25 mg/100 ml. bila perubahan glukosa
menjadi glikogen meningkat atau adanya gangguan metabolisme
asam lemak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatus, maka
kemungkinan besar bayi mengalami hipoglikemia.
f. Adaptasi ginjal
Laju filtrasi glomerulus relatif rendah pada saat lahir disebabkan
oleh
tidak adekuatnya area permukaan kapiler glomerulus. Meskipun
keterbatasan ini tidak mengancam bayi baru lahir yang normal,
tetapi menghambat kapasitas bayi untuk berespon terhadap stressor.
Penurunan kemampuan untuk mengekskresikan obat-obatan dan
kehilangan cairan yang berlebihan mengakibatkan asidosis dan
ketidak seimbangan cairan. Sebagian bayi baru lahir berkemih
dalam 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2
hari pertama; setelah itu, mereka berkemih 5-20 kali dalam 24 jam
(Sondakh, 2013).
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 160
2.2 Pengertian BBLR
Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby
dengan bayi berat lahir rendah (bblr). Hal ini karena tidak semua bayi
dengan berat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bayi prematur.
Berdasarkan umur kehamilan dibagi dlm 3kelompok:
Pre term/bayi prematur= kurang dari 37 minggu lengkap (kurang dari
259 hari)
Term/bayi cukup bulan= Mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42
minggu lengkap (259-293 hr) 210
Post term/bayi lebih bulan=42 lengkap atau lebih (294 hri atau lebih)
Bayi berat lahir rendah dapat dibedakan dalam:
Bayi berat lahir rendah (bblr) berat lahir 1500-2500 gram
Bayi berat lahir sangat rendah (bblsr) berat lahir <1500 gram
Bayi berat lahir ekstrem rendah (bbler) berat lahir <1000 gram (Siti
dkk, 2017)
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang
dari 2500 gram (sampai dengan 2499) (sarwono 2008: 376). BBLR adalah
bayi yang lahir dengan <2500 gram tanpa memandang masa kehamilan
yang di timbang 1 jam setelah lahir (Pudiastuti, 2011).
Dalam Jurnal IPTEKS Terapan , ( Silvia Dkk, 2015 ) Berat badan lahir
rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa usia gestasi (Depkes RI, 2008).
BBLR adalah bayi berat lahir rendah < 2500gr. Bayi yang termasuk
kategori BBLR tanpa memandang usia gestasi adalah berat badan lahir
rendah < 2500gr, berat badan lahir sangat rendah (antara 1000-1500gr).
dan berat badan lahir amat sangat rendah (berat < 1000gr). Dan bila usia
gestasi di pertimbangkan maka BBLR terdiri dari BBLR dengan usia
gestasi <37 minggu atau KMK, dan BBLR dengan usia gestasi < 37
minggu premature / neonatus kurang bulan. (Perinasia, 2018)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 161
2.3 Perawatan Metode Kanguru (PMK)
2.3.1 Pengertian Perawatan Metode Kanguru
Perawatan metode kanguru adalah mekanisme panas dari tubuh
orangtua ke tubuh bayi. PMK aman untuk bayi prematur dan memberi
kesempatan kontak dini antara bayi dan orangtua. Metoda ini pada
dasarnya meniru binatang kanguru disimpan dalam kantung perut
induknya dengan tujuan untuk mengalirkan panas dari tubuh induk ke
bayi kanguru, sehingga bayi hidup terhindar dari hipotermi. (Perinasia,
2018)
Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan kontak kulit
langsung ibu dan bayinya baik dilakukan secara intermiten maupun
kontinu yang dapat memenuhi kebutuhan dasar bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) meliputi perhatian, kehangatan,
kenyamanan, dan gizi yang cukup (Suradi et al. 2008; Dandekar &
Shafee 2013) dalam Jurnal Human Care (Hendayani Weni, 2019)
Cara merawat bayi dalam keadaan telanjang (hanya memakai
popok dan topi) diletakkan secara tegak/ vertical di dada antara kedua
payudara ibunya (ibunya telanjang dada) kemudian diselimuti. Dengan
demikian , akan terjadi kontak kulit bayi dengan kulit ibu secara
kuntinyu dan bayi memperoleh panas sesuai dengan suhu tubuh
ibunya. (Perinasia, 2012)
2.3.2 Syarat Melakukan PMK
a. Bayi tidak mengalami kesulitan bernapas
b. Bayi tidak mengalami kesulitan minum
c. Bayi tidak kejang
d. Bayi tidak diare
e. Ibu dan keluarga bersedia dan sedang tidak sakit.
Lakukan PMK untuk menghangatkan bayi bila memenuhi syarat di
atas, metoda kanguru berguna untuk memercepat kestabilan suhu
tubuh dan merangsang bayi naru lahir segera mengisap putting
payudara ibu.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 162
2.3.3 Komponen-komponen Pelaksanaan PMK
1. Posisi
a. Bayi telanjang dada (hanya menggunakan popok, topi ,kaus
tangan, kaus kaki), diletakkan telungkup didada iu dengan
posisi tegak atau diagonal agar tubuh bayi menempel/kontak
langsung dengan ibu
b. Atur posisi kepala, leher dan badan dengan baik untuk
menghindari terhalangnya jalan napas. Kepaa menoleh ke
samping di bawah dagu ibu
c. Tangan dan kaki bayi dalam keadaan fleksi seperti posisi
katak
d. Kemudian, fikasi dengan selendang
e. Ibu mengenakan pakaian atau blus longgar sehigga bayi
berada dalam 1 pakaian dengan ibu. Jika perlu gunakan
selimut.
f. Selain ibu, ayah dan anggota keluarga lain bisa melakukan
metode kanguru.
2. Nutrisi
Selama pelaksanaan PMK, BBLR hanya diberikan ASI. Melalui
PMK akan mendukung dan mempomosikan pemberian ASI
ekslusif, karena ibu lebih cepat tanggap apabila bayi ingin
menyusu. Bayi bisa menyusu lebih lama dan lebih sering. Bila
bayi dibawa ke fasilitas kesehatan dan bayi tidk mampu menelan
ASI dapat dilakukan pemasangan Oro Gastric Tube (OGT) untuk
dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
3. Dukungan
Keluarga memberikan dukungan pada ibu dan bayi untuk
pelaksanaan PMK di fasilitas kesehatan, pelaksanaan PMK akan
dibantu oleh petugas kesehatan.
4. Pemantauan
BBLR yang dirawat di fasilitas kesehatan yang dapat
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 163
dipulangkan lebih cepat (BBLR< 2000 gram) harus dipatau
untuk tumbuh kembangnya. Apabila didapatkan tanda bahaya
harus dirujuk kef askes yang lebih lengkap. Hal-hal yang perlu di
pantau selama PMK adalah :
a. Pastikan suhu aksila normal (36,5-37,5 ºC)
b. Pastikan pernapasan normal (30-60x/m)
c. Pastikan tidak ada tanda bahaya
d. Pastikan bayi mendapatkan ASI yang cukup (minimal
menyusu tiap 2 jam). (Kemenkes R.I, 2010)
2.4 Pendokumentasian Dengan SOAP
Pengkajian merupakan suatu cara awal dari proses keperawatan dan
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
dievaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian yang
lengkap, akurat, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat penting
untuk merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan memberikan pelayanan
(Bawaulu, 2019).
1. Subjektif
Data subjektif merupakan informasi yang diperoleh berdasarkan persepsi
klien tentang masalah kesehatan mereka. Pada klien anak atau bayi, data
subjektif didapat dari orangtua atau sumber lainnya.
2. Objektif
Data objektif merupakan informasi yang diperoleh melalui pengamatan,
observasi, dan pengukuran atau pemeriksaan fisik dengan beberapa
metode (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi)
3. Assesment
Assesment merupakan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi dari
data subjektif dan objektif. Karena keadaan pasien yang setiap saat bisa
mengalami perubahan dan akan ditemukan informasi baru dalam data
subjektif maupun objektif maka proses pengkajian data akan sangat
dinamis. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan data
pasien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada pasien dapat
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 164
terus diikuti dan diambil keputusan atau tindakan yang tepat.
4. Planning
Planning adalah membuat rencana asuhan saat ini dan akan datang untuk
mengusahakan tercapainya kondisi pasien sebaik mungkin atau
menjaga/mempertahankan kesehatan kesejahteraan nya. Proses ini
termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai
dalam batas waktu tertentu tindakan yang diambil harus membantu pasien
mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus mendukung rencana
dokter jika melakukan kolaborasi
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 165
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 166
Ketuban pecah selama : amniotomi oleh dokter
Warna air ketuban : jernih
Pengobatan selama persalinan: pemberian antibiotic 1 jam sblm
operasi, anastesi spinal, pemberian oksigen, infus oleh dokter anastesi
Kondisi plasenta
Berat : 450 Diameter
: 20cm
Panjang tali pusat : 50 cm Insertio tali pusat :
sentralis
Kelainan : tdk ada
e. Keadaan Bayi
Kelahiran : Baik Apgar Score 9/10
Pemeriksaan penilaian bayi baru lahir :
● Menangis : Spontan, kuat
● Warna kulit : Kemerahan
● Tonus Otot : Aktif
3.2 OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan Umum
● Berat badan 2310
● Panjang badan : 46cm
● Suhu : 36.2
● Lingkar kepala 30
● Lingkar dada 29
● Lingkar perut 28
2. Pemeriksaan Sistematis
● Kepala :
Bentuk : ( √ ) Bulat (-) Kaput (-) Cepal Hematon
Ubun-ubun : Besar : normal
Kecil : normal
Sutura : sejajar
● Mata : Posisi bola mata
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 167
(tdk ada) Kotoran
(tdk ada) Perdarahan
Konjungtiva: Merah muda
Sclera: Tdk ikterik
● Telinga : Posisi daun telinga
(√) Lubang telinga
( -) Kotoran
Kelainan : tidak ada
● Mulut : ( √ ) Simetris
( √) Palatum mole
(√) Palatum hidung
Kelainan : Tidak ada
● Hidung : ( √) Lubang hidung
( -) Pengeluaran secret
( -) Pernafasan cuping hidung
● Leher : ( √) Pergerakan leher
● Dada ( -) Asimetris
( - ) Retraksi
Pergerakan dada : ( normal ) / positif
Denyut jantung : 143 x/menit, teratur/tidak
teratur
Bunyi nafas : Teratur
Pernafasan : 49x/menit
● Perut : ( - ) Penonjolan sekitar tali pusatpada saat
menangis
( - ) Pendarahan tali pusat, Tali Pusat sedikit
lembab
( -) Benjolan/tumor
Kelainan : Tidak ada
● Punggung : Keadaan tulang punggung : Simetris/Asimetris
Kelainan tulang punggung : tdk ada, tdk ada spina
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 168
bifida
● Ekstremitas : Posisi tangan : Simetris
Posisi kaki : Simetris
Jari tangan : Normal (5Jari)
Jari kaki : Normal (5 Jari)
Pergerakan : aktif/tidak aktif
Rotasi paha : Normal
● Kulit : Warna : Kemerahan
(-) Vernik caseosa
(-) Lanugo
( +) Tugor kaki
● Genitalia : Laki-laki
(+) Testis berada di scrotum
(+) Penis berlobang
Perempuan
( ) Vagina berlubang
() Labia mayora
( ) Labia minora
Anus : Berlubang ( + )
Mekoneum (+ )
Kelainan pada genitalia : tdk ada
● Status Neurologi
Reflek : (+) Tendon
( + ) Moro
( +) Rooting
( + ) Menghisap
( +) Menggenggam
( +) Menangis
( +) Babinski
● Eliminasi
BAB pertama : Mekonium jam : 22.30
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 169
BAK pertama : Jernih jam : 22.30
3.3 Analisis Data
By ny Irawati NCB SMK Usia 2 Hari dgn BBLR
3.4 Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent dan izin mendokumentasikan .
2. Menginformasikan ibu menjaga kehangatan bayi, menganjurkan ibu untuk
memakaikan topi dan pakaian yang nyaman pada bayi dan menjauhkan dr
AC/kipas angin, ibu mengerti.
3. Menginformasikan ibu metode PMK, dan menganjurkan ibu untuk
perawatan Metode kanguru agar suhu tubuh bayi stabil dan terjaga
kehangatanya, Ibu Mengerti.
4. Menjelaskan kepada ibu untuk menyusui sesering mungkin atau secara
ondemand, dan bila bayi tidur lebih dari 2 jam dibangunkan untuk disusui
,ibu mengerti.
5. Menjelaskan dan membantu ibu posisi menyusui dan menyendawakan
bayi setiap habis menyusu, Ibu Mengerti dan belajar mempraktekkanya.
6. Menjelaskan kpd ibu manfaat ASI, dan menganjurkan ibu memberikan asi
secara exlusif selama 6 bulan atau sampai 2th , Ibu mengerti
7. Menjelaskan kepada ibu menjaga kebersihan bayi, menganjurkan ibu
untuk menggantikan popok setelah bayi bab/bak dan membersihkannya,
Ibu Mengerti.
8. Menjelaskan kepada ibu tentang perawatan tali pusat tetap kering dan
bersih, menganjurkan ibu untuk mengganti kasa pada tali pusat 2x sehari,
ibu mengerti.
9. Menjelaskan tanda- tanda infeksi tali pusat pada ibu seperti Tali pusat
lembab, berbau, keluar darah dan kemerahan pada area talipusat, ibu
mengerti.
10. Menginformasikan kpd ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti, bayi
lemas, menangis merintih, bernafas cepat, demam, pergerakan tdk aktif
dan tdk mau menyusu segera panggil bidan/ Perawat , Ibu Mengerti
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 170
11. Menjelaskan kepada ibu untuk kontrol 3 hari setelah pulang ke poli anak
untuk memeriksakan kondisi bayinya, Ibu Mengerti
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 171
BAB IV
PEMBAHASAN
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 172
pemeriksaan, memberitahu ibu Untuk menjaga kehangatan bayi, menganjurkan
ibu untuk memakaikan topi dan pakaian yang nyaman pada bayi dan menjauhkan
dr AC/kipas angin, Menginformasikan ibu metode PMK, dan menganjurkan ibu
untuk perawatan Metode kanguru agar suhu tubuh bayi stabil dan terjaga
kehangatanya. Gumoh dan bersin adalah akibat penyesuaian bayi dari kehidupan
intra uterine ke ekstra uterin,dan akan terjaga apabila bayi dijaga kehangatannya
dan dilakukan asuhan perawatan bayi baru lahir dgn BBLR dalam masa adaptasi
dengan baik dan benar. Hal ini sesuai dengan teori (Arif Zr dan Sari, 2014) Bayi
baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0-28
hari. BBL memerlukan penyesuain fisiologi berupa maturasi, adaptasi
(menyusuaikan diri dari kehidupan intrauteri ke kehidupan ekstraurine) dan
tolerasi BBL untuk dapat hidup dengan baik.
Menurut Sondakh (2013) Adaptasi Termoregulasi dan Metabolik Sesaat
setelah bayi lahir, ia akan berada ditempat yang suhunya lebih rendah dari dalam
kandungan dan dalam keadaan basah. Bila bayi dibiarkan dalam suhu kamar
25˚C, maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi, konduksi,
dan radiasi sebanyak 200 kalori/kgBB/menit. Sementara itu, pembentukan panas
yang dapat diproduksi hanya seper sepuluh dari pada yang tersebut diatas dalam
waktu yang bersamaan. Hal ini akan menyebabkan penurunan suhu tubuh
sebanyak 2˚C dalam waktu 15 menit. Suhu lingkungan yang tidak baik akan
menyebabkan bayi menderita hipotermi dan trauma ingin (cold injury serta
merawatnya di dalam Natural Thermal Environment (NTE), yaitu suhu
lingkungan rata-rata dimana produksi panas, pemakaian oksigen, dan kebutuhan
nutrisi untuk pertumbuhan adalah minimal agar suhu tubuh menjadi normal.
Menurut (Hendayani Weni, 2019) Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan
kontak kulit langsung ibu dan bayinya baik dilakukan secara intermiten maupun
kontinu yang dapat memenuhi kebutuhan dasar bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) meliputi perhatian, kehangatan, kenyamanan, dan gizi yang
cukup (Suradi et al. 2008; Dandekar & Shafee 2013) dalam Jurnal Human Care.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 173
ini sesuai dengan teori Kemenkes R.I (2010) dalam buku asuhan pelayanan
kesehatan dan neonatal esensial yaitu Bayi tidak mengalami kesulitan bernapas,
bayi tidak mengalami kesulitan minum,bayi tidak kejang, bayi tidak diare, ibu dan
keluarga bersedia dan sedang tidak sakit. Lakukan PMK untuk menghangatkan
bayi bila memenuhi syarat di atas, metoda kanguru berguna untuk memercepat
kestabilan suhu tubuh dan merangsang bayi naru lahir segera mengisap putting
payudara ibu.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 174
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran,
berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuain fisiologi berupa maturasi,
adaptasi (menyusuaikan diri dari kehidupan intrauteri ke kehidupan
ekstraurine) dan tolerasi BBL untuk dapat hidup dengan baik. (Arif Zr dan
Sari, 2014)
Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dengan usia kehamilan atau
masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36-40 minggu
(Mitayani, 2016).
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan
berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa usia gestasi
(Depkes RI, 2008) Dalam Jurnal IPTEKS Terapan , ( Silvia Dkk, 2015 )
Kesehatan bayi baru lahir dengan BBLR masih menjadi perhatian. Setelah
dilaksanakan asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan menggunakan
manajemen kebidanan menurut SOAP dengan pola fikir varney dan data
perkembangan soap maka penulis dapat menyimpulkan.
Pada pengkajian perawatan bayo baru lahir dengan BBLR didapatkan data
subjektif dan data objektif. Data subjektif di peroleh dari wawancara dengan
orangtua, dimana orangtua mengatakan bahwa bayi sering gumoh, bersin-
bersin dan suhu tubuhnya teraba dingin sehingga mengganggu aktifitas bayi
untuk disusui dan pola istirahatnya. Dalam teori dan praktek tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dengan praktik.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 175
Dalam analisa data di dapatkan diagnosa kebidanan pada Bayi Ny Irawati.
Masalah yang timbul adalah karena kurangnya pengetahuan ibu tentang
perawatan bayi baru lahir dan kurangnya informasi tentang masa adaptasi dan
asuhan yang tepat yang harus dilakukan.
Penulis juga menganjurkan agar selalu melakuan pemeriksaan ke tenaga
kesehatan atau melakukan PMK dirumah untuk mendeteksi dini tanda-tanda
bahya bayi baru lahir dan dapat memberikan penanganan segera.
Dengan adanya konseling ini memudahkan pasien dalam mengatasi
keluhan yang diraskaan.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi pasien
Diharapkan mampu melaksanakan asuhan bayi baru lahir dengan
BBLR dirumah dengan menjaga kehangatan dengan melakukan
Perawatan metode kanguru (PMK).
5.2.2 Bagi lembaga pendidikan
Agar menambah jumlah buku dan sumber khususnya materi tentang
Bayi baru lahir, bayi baru lahir rendah, perawatan metode kanguru,
dan Ashuan perawatan bayi baru lahir dgn BBLR dengan perawatan
metode kanguru.
untuk melengkapi referensi dalam penyusunan selanjutnya.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 176
DAFTAR PUSTAKA
Arief Zr Dan Sari, 2014, Neonatus Dan Asuhan Keperawatan Anak Yogyakarta:
Nuha Medika
Dinas Kesehatan Kota Depok (2020), Profil Kesehatan Kota Depok Tahun 2019.
Depok : DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK. Available on :
https://cms.depok.go.id Diakses Pada Tanggal 26 Mei 2021 Pukul 12.59
WIB
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 177
11.43 WIB
Perinasia. (2012). Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah dengan Metode Kanguru.
Jakarta : Perinasia (2012)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 178
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. I
G1P0A0 DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN AMBAR KUSWATI, SST
AMBAR KUSWATI1, MEINASARI KURNIA DEWI, S.ST, M.KES 2
1,2 Fakultas Vokasi, UIMA
BAB I
PENDAHULUAN
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 179
2013).Sementara itu, kejadian Hiperemesis Gravidarum juga banyak terjadi di
Asia contohnya di Pakistan, Turki dan Malaysia. Angka kejadian Hiperemesis
Gravidarum di Indonesia adalah mulai dari 1% sampai 3% dari seluruh kehamilan
(Maulana, 2012).Berdasarkan hasil penelitian di Indonesia diperoleh data ibu
dengan hiperemesis gravidarum mencapai 14,8 % dari seluruh kehamilan.
Keluhan mual dan muntah terjadi pada 60-40 % multigravida. Satu diantara seribu
kehamilan gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan
oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan Hormon Chorionic
Gonadotropin (HCG) dalam serum perubahan fisiologis kenaikan hormone ini
belum jelas, mungkin karena system saraf pusat atau pengosongan lambung yang
berkurang (Depkes RI, 2013).Hiperemesis Gravidarum jarang menyebabkan
kematian, tetapi angka kejadiannya masih cukup tinggi. Hampir 25% pasien
Hiperemesis Gravidarum dirawatinap lebih sekali. Terkadang, kondisi
Hiperemesis Gravidarum terus-menerus dan sulit sembuh membuat pasien
depresi. Pada kasus-kasus ekstrim, ibu-ibu hamil bahkan dapat merasa ingin
melakukan terminasi kehamilan (Kevin, dkk, 2011). Berdasarkan uraian terebut di
atas perlu di ketahui gambaran asuhan keperwatan pada klien hiperemesis
gradidarum dengan pendekatan proses keperawatan dari pengkajian, diagnosa
masalah, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta dokumentasi.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 180
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Mual dan muntah terjadi pada kehamilan hingga usia 16 minggu. Pada
keadaan muntah-muntah yang berat, dapat terjadi dehidrasi, gangguan asam basa
dan elaktrolit dan ketosis, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum (
Kemenkes RI, 2013:82 ).
Etiologi
Penyebab utama belum diketahui pasti, penyakit ini dikelompokan ke
dalam penyakit toksemia gravidarum karena diduga terdapat semacam racun yang
berasal dari janin atau kehamilan. Sekarang diperkirakan bahw sindrom ini terjadi
akibat peningkatan kadar serum HCG atau hormon estrogen dengan cepat di
dalam darah ibu hamil. Ibu penderita hiperemesis gravidarum ditemukan
mengalami peningkatan kadar serum korionik gonadotropin total maupun B-
submit bebasnya yang bermakna bila dibandingkan dengan ibu hamil normal.
Gangguan keseimbang hormol seperti HCG, tiroksin kortison dan hormon seks
seprti estrogen dan progesteron diperkirakan menjadi faktor penyebab yang
penting.
Perubahan metabolismehati juga dapat menjadi penyebab penyakit ini
karena itu pada kasus berat, harus dipikirkan kemungkinan gangguan fungsi hati,
kandung empedu, pankreas atauulkus peptikum (Martaadisoebrata dkk, 2015:70)
Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari
meningkatnya kadar estrogen oleh karena keluhan ini terjadipada trimester
pertama. Pengaruh fisiologis hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari
sistem syarafpusat akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian
terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah
dapat berlangsung berbulan-bulan ( Rukiyah dan Lia Yulianti, 2014:120 ).
Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan cadangan karbohidrat habis
dipakai untuk keperluan energi, sehingga pembakaran tubuh beralih pada
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 181
cadangan lemak dan protein. Karena pembakaran lemak yang kurang sempurna
maka mengakibatkan terbentuknya badan keton di dalam darah yang dapat
menambah beratnya gejala klinik. Muntah yang dikeluarkan oleh ibu hamil
mengandung sebagian cairan lambung dan elekrolit ( Natrium, Kalium dan
Kalsium ) . Terjadinya penurunan kalium menyebabkan mual dan muntah ibu
menjadi lebih berat karena kurangnya kalium dalam keseimbang tubuh. Muntah
yang berlebihan menyebabkan cairan tubuh semakin berkurang, sehingga darah
menjadi kental ( hemokonsetrasi ) yang kemudian memperlambat peredaran darah
sehingga konsumsi oksigen dan makanan menjadi berkurang ke jaringan dapat
menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat menambah beratnya keadaan janin
dan ibu ( Manuaba dkk, 2011:29 ).
Perubahan Gejala Menurut Tingkatan HEG
Gejala tingkat I yaitu lemah, napsu makan menurun, berat badan menurun,
nyeri epigastrium,, nadi meningkat, turgor kulit berkurang, tekanan darah
menurun, lidah kering, mata cekung.
Gejala tingkat II yaitu apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor,
mata sedikit ikterik, suhu sedikit meningkat, oliguria, aseton tercium dalam hawa
napas.
Gejala tingakat III yaitu keadaan umum lebih lemah, muntah-muntah
berhenti, kesadaran menurun dari samnolen sampai koma, nadi lebih cepat,
tekanan darah lebih turun ( Fadlun dan Achmad Feryanto, 2014:39 )
Komplikasi
Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin sperti ibu akan
kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah, dan lelah
selain itu mengakibatkan gangguan asam basa, pneumonia aspirasi, robekan
mukosa yang menyebabkan rupture esophagus, kerusakan hepar dan kerusakan
ginjal, ini akan meberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin
karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan yang
mengakibatkan peredaran darah janin berkurang ( Rukiyah dan Lia Yulianti,
2014:128-129 )
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 182
Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang khas dan bila perlu
dilakukan hasil pemeriksaan laboratorium . Muntah-muntah yang tidak membaik
dengan pengobatan biasanya harus dicurigai disebabkan oleh penyakit lain seperti
gastritis, kolesistitis, pankreatitis, hepatitis, ulkus peptikum, pielonefritis dan fatty
liver ( Martaadisoebrata dkk, 2013:71 )
Diagnosa HEG ditegakkan melalui :
a. Anamnesis.
Dari hasil anamnesis didapatkan amenorea, tanda kehamilan muda, mual dan
muntah. Kemudian diperdalam lagi apakah mual dan muntah terjadi terus
menerus, jenis makanan tertentu dan mengganggu aktifitas sehari-hari. Selain
itudapat diperoleh informasi mengenai hal-hal yang berhububgan dengan stres,
lingkungan sosial, asupan nutrisi dan penyakit sebelumnya ( hipertiroid,
gastritis, penyakit hati, diabetes melitus dan tumor serebri ).
b. Pemeriksan fisik
Pada pemeriksaan fisik perhatikan keadaan umum, tanda-tanda vital, tanda
dehidrasi, dan besarnya kehamilan. Selain itu perlu juga dilakukan
pemeriksaan tiroid dan abdominal untuk menyingkirkan diagnosis banding.
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk membantu menegakan diagnose dan
menyingkirkan diagnose banding. Pemeriksaan yang dilakukan adalah darah
lengkap, urinalisis, gula darah, elektrolit, USG ( pemeriksaan penunjang dasar
), analisis gas darah, test fungsihati dan ginjal. ( Widayana, 2013:6-7 )
Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan
dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan
sebagai suatu proses yang fisiologis, memberikan keyakinan bahwa mual
dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologis pada
kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 16 minggu ,
menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan dalam
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 183
jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun tidur jangan segara turun
dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit
dengan teh hangat.
Makanan berminyak atau berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas ataau
sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin ,
Menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang paling
penting, oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak mengandung
gula ( Rukiyah dan Lia yulianti, 2014:122-123 ).
Tinjauan Manajemen Asuhan Kebidanan
a. Pengertian
Manajemen kebidanan adalahbentuk pendekatan yang dilakukan oleh
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan metode
pemecahan masalah ( Nurhayati, 2012: 139 )
b. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
Proses manajemen adalah proses pemecahan masalah dengan
menggunakan metode yang terorganisasi, meliputi pikiran dan tindakan
dalam urutan yang logis untuk keuntungan pasien dan pemberian asuhan (
Nurhayati, 2013:139 ).
Tujuh langkah manajemen kebidanan menurut Helen Varney ( 2003 )
yaitu :
• Langkah I ( Identifikasi dan analisa data dasar )
• Langkah II ( Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual )
• Langkah III ( Identifikasi Diagnosa / Maslah Potensial )
• Langkah IV ( Tindakan Segera, Kolaborasi dan Rujukan )
• Langkah V ( Merencanakan Asuhan Kebidanan )
• Langkah VI ( Melaksanakan Asuhan Kebidanan )
• Langkah VII ( Mengevaluasi Hasil Tindakan )
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 184
BAB III
TINJAUAN KASUS
E. DATA SUBYEKTIF
BIODATA
Nama : Ny. Indah. F Nama Suami : Tn. Tomy
Kurnia W
Umur : 26Tahun Umur : 30Tahun
Suku/kebangsaan : Betawi Suku/kebangsaan : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat rumah : Gg. Seruni 2 Rt 003/006 Kel. Cililitan Kec. KramatJati
Jakarta Timur
Telp : 0818-0680-7677
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 185
Hari pertama haid terakhir tanggal : 07-12 -2020, pasti
Taksiran Persalinan : 14-09-2021
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 3 X ganti pembalut / hari.
Siklus : 31 hari, teratur
Warna : Merah Tua
2.2 Tanda-tanda kehamilan (trimester)
Hasil tes kehamilan (jika dilakukan)
Tanggal : 20-01-2021 hasil : positif
2.3 Pergerakan fetus dirasakan pertama kali
Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : 1 kali
2.4 Keluhan yang dirasakan (ada / tidakada)
Rasa lelah : Ada
Mual dan muntah yang lama : ada sudah 5 hari.
Nyeri Perut : tidak ada, perih karena tidak ada makanan
minum masuk.
Panas, mengigil : tidak ada
Sakit kepala berat / terus menerus : tidak ada, sakit kepala ada
Penglihatan kabur : tidak ada
Rasa nyeri / panas waktu BAK : tidak ada
Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya : tidak ada
Pengeluaran pravaginam : cairan, keputihan : tidak ada
Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : tidak ada
Edema : tidakada
2.5 Diet/makan
Sebelum Hamiil Sesudah Hamil
Makan
a. Frekuensi : 3 x/hari 2- 3x/hari
b. Jenis : nasi, sayur, lauk nasi, sayur, lauk
pauk, buah pauk, buah
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 186
Minum
a. Frekuensi : 8 x/hari 4 x/hari
b. Jenis : air putih Air putih
Keluhan : tidakada Tidakada
2.6 Pola Eliminasi
BAB : 1 x sehari BAK :2 -3
x sehari
Konsistensi : lembek Konsistensi : cair
Warna : kuning Warna : kuning
pekat
2.7 Aktifitas sehari-hari
Pola istirahat dan tidur : Siang 2 jam, malam8 jam.
Seksualitas : 1 x dalam seminggu
Pekerjaan : mengurus rumah tangga
2.8 Riwayat Imunisasi TT
TT1 :
TT2 :
TT3 :
TT4 :10-01-2020
TT5 :
2.9 Kontrasepsi yang pernah digunakan : belum pernah
Lamanya :9 bulan
Penyaki Anak
Tangga t
Tempat Usia Jenis
N l Tahun Penolo Kehami Jenis
Pertolon Kehami Persali B T Keada
o Persali ng lan & Kela
gan lan nan B B an
nan Persali min
nan
1. INI - - - - - - - - -
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 187
4. Riwayat Kesehatan
4.1 Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita ( ada / tidak
ada )
Jantung : tidak ada
Tekanan darah tinggi : tidak ada
Hepar : tidak ada
Diabetes melitus : tidak ada
Anemia berat : tidak ada
Penyakit hubungan seksual dan HIV/ AIDS : tidak ada
Campak : tidak ada
Malaria : tidak ada
Tuberkulosis : tidak ada
Gangguan mental : tidak ada
Operasi : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
4.2 Prilaku kesehatan
Penggunaan alkohol / obat-obatan sejenisnya : tidak ada
Obat-obatan /jamu yang sering digunakan : tidak ada
Merokok, makan sirih : tidak ada
Irigasi vagina / ganti pakaian dalam : 2x sehari
5. Data Psikososial
5.1 Status perkawinan : nikah
Jumlah : 1 kali
Lama perkawinan : 9 bulan
5.2 Susunan keluarga yang tinggal serumah :
Umur Hubungan
No JenisKelamin Pendidikan Pekerjaan Keterangan
tahun Keluarga
1. LakiLaki 30tahun Suami S1 Swasta sehat
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 188
f. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan,
nifas : tidak ada
6. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Asma , kencing manis, jantung, tidak ada
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos mentis
2. Keadaan emosional : Stabil
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 90/70mmHg Denyut nadi : 65
x/menit
Suhu tubuh : 37,80C Pernafasan : 20
x/menit
4. Tinggi badan : 156 cm Berat badan : 54
kg
5. Kenaikan berat badan selama hamil : 11 kg
6. Pemeriksaan fisik
4.1 Muka : nampak lemes, pucat.
kelopak mata : nampak cekung Konjungtiva : agak
kuning
Sklera : tidak pucat
Mulut dan gigi : bersih gigi tidak ada caries, terasa
pahit,
tenggorokan perih, tercium aceton.
4.2 Kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran
4.3 Kelenjar getah benning : tidak ada benjolan
4.4 Dada :
Jantung : tidak ada mur mur.
Paru : tidak ada wheezing
Payudara : Pembesaran : ada
Putingsusu : menonjol
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 189
Simetris : Ya
Benjolan/tumor : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
Rasa nyeri : tidak ada
Lain-Lain : tidak ada
4.5 Punggung dan pinggang : tidak ada nyeri
Posisi tulang belakang : simetris
Pinggang nyeri : tidak ada
4.6 Ekstremitas atas dan bawah odema : tidak ada
Kekakuan sandi : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Varises : tidak ada
Refleks : +/+
LILA : 28 cm
Abdomen :
➢ Inspeksi
Bentuk : datar
bekas luka operasi : tidak ada
Stric Gravidarum : tidak ada
Lineanigra : tidak ada línea alba :tidak ada
➢ Palpasi
Leopold I : TFU ½ pusat sympisis
Leopold II : Belum teraba bagian punggung
Leopold III : Balotemen
Leopold IV : 5/5 bagian
Auskultasi
Punctum maximum :-
Denyut jantung fetus : 156 x/menit teratur
Taksiran berat janin : 100 gram
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 190
4.7 Ano-ganital
4.7.1 Inspeksi
Perineum : luka parut : tidak ada
Vulva vagina : Warna : pink
Luka : tidak ada
Fistula :tidak ada Varises: tidak ada
Pengeluaran pervaginam : tidak ada
Warna : -
Konsistensi : -
Jumlah: -
Kelenjar bartolini : tidak ada
Pembengkakan : tidak ada
Rasa nyeri : tidak ada
Anus : haemoroid : tidak ada
4.7.2 Periksa dalam
Serviks dan vagina (jika ada indikasi)
Dinding vagina : tidak dilakukan
Ukuran serviks : ................................
Posisi serviks : ................................
Konsistensi : ................................
Mobilitas : ................................
Lain-lain : ................................
4.7.3 Pelvimetri klinis
- Promontorium : tidak dilakukan
- Spinaisiadicha : ................................
- Linea inominata : ...............................
- Ujung sekrum/coccygis: ................................
- Dinding samping : ................................
- Kesan panggul : ................................
- Arcus pubis :.................................
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 191
4.7.4 Adnexa : tidak dilakukan
Bentuk :
……………………………………………………
Posisi :
……………………………………………………
Konsistensi :
……………………………………………………
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 01-04-2021
Darah : Hb : 12,1 mg/dl Golongan darah : O ( positif )
Urine Protein : negative Reduksi :
negative
Keton Urine : Positif 3 GDS : 72
mg/dl
Pemeriksaan penunjang lain: tidak ada
C. ANALISIS DATA :
G 1 P0 A0 16 minggu
Janin tunggal hidup intra utrine
Masalah dan Kebutuhan :
Hyperemis Gravidarum
Edukasi Pola makan
D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan observasi TTV dan keluhan yang dialami, sudah
dilakukan
2. Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak denagn pasien,
sudah dilakukan.
3. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan
diberikan, sudah dilakukan.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 192
4. Menjelaskan pada ibu dan suami bahwa Hyperemisis gravidarum
membahayakan kondisi ibu hamil dan janin yang dikandungnya, mual
dan muntah yang berlebihan akan menyebabkan ibu hamil kehilangan
banyak cairan, sehingga berisiko mengalami dehidrasi dan gangguan
elektrolit, sudah dilakukan.
5. Melakukan edukasi, informed choice dan informed consent tentang
rencana asuhan yang akan diberikan tujuan untuk menghentikan mual
dan muntah, mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat
muntah yang berlebihan, memenuhi kebutuhan nutrisi,serta
mengembalikan nafsu makan ibu, perlu menjalani perawatan di rumah
sakit., sudah dilakukan.
6. Menganjurkan pada ibu dan suami untuk memperbanyak istirahat
untuk meredakan stres dan menghilangkan rasa Lelah, sudah
dilakukan.
7. Menganjurkan pada ibu dan suami untuk mengonsumsi makanan
tinggi protein, rendah lemak, dan bertekstur halus agar mudah ditelan
dan dicerna dalam bentuk panas atau sangat dingin, sudah dilakukan.
8. Menganjurkan ibu dan suami untuk mengonsumsi makanan dalam
porsi kecil, namun sering, serta hindari makanan berminyak, pedas,
atau berbau tajam yang dapat memicu rasa mual, sudah dilakukan.
9. Menganjurkan ibu setiap bangun tidur jangan langsung turun dari
tempat tidur boleh makan roti kering dan minum teh hangat, sudah
dilakukan.
10. Menganjurkan ibu dan suami untuk mengkonsumsi suplemen
kehamilan untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan zat besi selama
hamil, tapi di cobauntukmalamharisaatminumvitaminnya,
sudahdilakukan.
11. Menggunakanaromaterapiuntukmengurangimual di pagihari,
sudahdilakukan.
12. Menganjurkan pada ibu dan suamiuntukmenjagakebersihandiri,
sudahdilakukan.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 193
13. Memfasilitasi konseling gizi seimbang, ibu memutuskan
mengkomsumsi makan sedikit tetapi sering
14. Melakukan observasi tanda bahaya ibu hamil, serta melakukan
edukasi tanda bahaya dari Hyperemisi gravidarum, sudah dilakukan.
15. Kolaborasi dengan dokter instruksi : Rawat inap, infus Ringer asering
; Kae Mg 3= 1 :1 30 tpm/ 24 jam, observasi tanda-tanda dehidrasi dan
infeksi, pemberian obat mual/ muntah injeksi 2x1, sementara Makan
lunak, Neurobion drip/ 24 jam, observasi muntah dan BAK, sudah
dilakukan.
16. Melakukan pemeriksaan test laboratorium terutama HB, IMS, kimia
darah, dengan sleding scale dan urine lengkap, sudah dilakukan.
17. Melakukan afirmasi positif pada ibu dan suami untuk memberikan
dukungan pada ibubahwaibu dan bayibisamelaluiini, bayiibusehat,
sudahdilakukan.
18. Menganjurkan ibu untuk kunjungan 4 mgg ke Bidan, ibu memahami
Pengkaji,
( AmbarKuswati, SST)
19200200034
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 194
BAB IV
PEMBAHASAN
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 195
dan Usia Ibu Dengan Kejadian Emesis Gravidarum” dapat disimpulkan peristiwa
yang dialami oleh wanita hamil, memiliki ketidaknyamanan akan muncul secara
bersamaan dengan perubahan psikologis selama kehamilan seperti mual,muntah.
Perasaan mual terjadi karena peningkatan kadar hormon estrogen dan HCG dalam
serum. Peneliti menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross-
sectional. Hasil yang diperoleh adannya hubungan antara Gravida, Usia dengan
terjadinya hiperemesisi gravidarum. Pada pasien tersebut didapatkan Gravida
sebagai anak pertama ternyata saling berhubungan dengan adanya hiperemesis
gravidarum.
Pada jurnal keempat dengan penelitian Nurul Isnaini, Reza Refiani pada tahun
2017.Kematian dan kesakitan ibu hamil dan bersalin serta bayi baru lahir sejak
lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang. Salah satu
penyebab kematian Wanita usia subur, diantaranya disebabkan oleh hyperemesis
gravidarum sekitar 25-50 %. Kematian saat melahirkan menjadi penyebab utama
mortalitas perempuan pada masa puncak produktifitasnya. World Health
Organization ( WHO ) memperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta kehamilan di
seluruh dunia. Dari jumlah ini 20 juta perempuan mengalami kesakitan sebagai
kehamilan. Sekitar 8 juta mengalami komplikasi yang mengancam jiwa dan lebih
dari 500.000 meninggal. Sebanyak 240.000 dari jumlah ini hampir 50 % terjadi di
negara-negara Asia Selatandan Tenggara, termasuk Indonesia. ( Riskesda, 2014 ).
Penelitianini bertujuan untuk mengetahui “Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil
Trimester 1 Tentang Hiperemesis Gravidarum Di BPM Wirahayu Panjang Bandar
Lampung Tahun 2017”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif,
rancangan deskriptif. Populasi seluruh ibu hamil trimester 1, sample ibu hamil
trimester 1 yang ada pada saat penelitian berlangsung yaitu sebanyak 33 orang
dengan tehnik accidental sampling. Distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil
trimester 1 tentang hyperemesis gravidarum dalam kategori baik sebanyak 22
orang ( 66.7 % ). Saran bagi ibu agar ibu dapat menambah pengetahuan tentang
dampak dan bahaya dari hyperemesis gravidarum tersebut dan diharapkan ibu
juga mampu untuk meningkatkan informasi pengetahuan melalui sharing dengan
sesama ibu dilingkungan rumah, atau melalui media elektronik dan buku bacaan.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 196
Pada pasien tersebut didapatkan gravida pendidikan SMK sebagai anak pertama
ternyata saling berhubungan dengan adanya hyperemesis gravidarum.
Pada jurnal kelima sejalan dengan penelitian Sulistyowati, Edy soesanto, Indri
Astuti pada tahun 2014, gangguan mual dan muntah biasanya berlangsung hingga
minggu kedua puluh kehamilan yang ditandai dengan mual tidak terkendali serta
muntah-muntah hampir sepuluh kali tiap hari, hal ini lebih dikenal dengan istilah
hiperemesis gravidarum. Stres dianggap salah satu faktor penyebab terjadinya
hiperemesis gravidarum dimana stres ini merupakan bentuk psikologik yang
memegang peranan yang penting pada penyakit. Data yang didapatkan peneliti di
BPS Ny Sayidah Kendal menunjukan terdapat 110 ibu hamil dengan keluhan
mual dan muntah sebanyak 57 ibu hamil. Tujuan : mengetahui hubungan antara
tingkat stres dengan kejadian hiperemesis gravidarum pada ibu hamil trimester 1
di Bidan Praktek Swasta ( BPS ) Ny Sayidah. Metode :jenis penelitian ini adalah
analitik kolerasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester 1
yang melakukan kunjungan ANC di BPS Ny Sayidah Kendal pada Juli 2011-Juni
2012 yang bejumlah 387 orang. Tehnik samplingnya adalah Quota sampling
dengan jumlah79. Hasil : penelitian ini menunjukkan sebagian besar tingkat stres
yang dialami oleh ibu adlah dalm kategori ringgan ( 79.7 % ) yang ditandai oleh
seringnya merasa kesulitan untuk tenang setelah sesuatu yang mengganggu,
sebagian besar tidak terjadi hiperemesis ( 78.5 % ). Kesimpulan : hubungan yang
bermakna antara tingkat stres dengankejadian hiperemesis gravidarum pada ibu
hamil trimester 1di BPS Ny Sayidah.Pada pasien tersebut didapatkan gravida
pegawai swasta dan mengerjakan pekerjaan rumah sebagai anak pertama ternyata
saling berhubungan dengan adanya hiperemesis gravidarum.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil
normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari )dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi 3 : triwulan pertama dimulai sampai 12
minggu, triwulan kedua dari 16 minggu sampai 24 minggu, triwulan ketiga dari
28 minggu sampai 36 minggu (Pujiastuti, 2012:1 ).
Mual dan muntah terjadi pada kehamilan hingga usia 16 minggu. Pada
keadaan muntah-muntah yang berat, dapat terjadi dehidrasi, gangguan asam basa
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 197
dan elaktrolit dan ketosis, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum (
Kemenkes RI, 2013:82 ).
Penyebab utama belum diketahui pasti, penyakit ini dikelompokan ke
dalam penyakit toksemia gravidarum karena diduga terdapat semacam racun yang
berasal dari janin atau kehamilan. Sekarang diperkirakan bahw sindrom ini
terjadiakibat peningkatan kadar serum HCG atau hormon estrogen dengan cepat
di dalam darah ibu hamil. Ibu penderita hiperemesis gravidarum ditemukan
mengalami peningkatan kadar serum korionik gonadotropin total maupun B-
submit bebasnya yang bermakna bila dibandingkan dengan ibu hamil normal.
Gangguan keseimbanghormol seperti HCG, tiroksin kortison dan hormon seks
seprti estrogen danprogesteron diperkirakan menjadi faktor penyebab yang
penting.
Perubahan metabolismehati juga dapat menjadi penyebab penyakit ini
karena itu pada kasus berat, harus dipikirkan kemungkinan gangguan fungsi hati,
kandung empedu, pankreas atauulkus peptikum (Martaadisoebrata dkk, 2015:70)
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan
denganjalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai
suatu proses yang fisiologis, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-
kadang muntah merupakan gejala yang fisiologis pada kehamilan muda dan akan
hilang setelah kehamilan 16 minggu , menganjurkan mengubah makanan sehari-
hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun tidur
jangan segara turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering
atau biskuit dengan teh hangat.
Makanan berminyak atau berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan
dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas ataau sangat dingin.
Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin , Menghindarkan kekurangan
karbohidrat merupakan faktor yang paling penting, oleh karenanya dianjurkan
makanan yang banyak mengandung gula ( Rukiyah dan Lia yulianti, 2014:122-
123 ).
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 198
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kehamilan pada trimester I dengan keluhan mual muntah atau di sebut
juga hiperemesis gravidarum ini sangat memerlukan pengawasan yang khusus
dan pengobatan yang tepat, karena pada beberapa kasus bila terapi tidak
dilaksanakan dengan cepat memperbaiki keadaan umum penderita akan
mengalami dehidrasi atau abortus.
B. Saran
Hendaknya dapat mengobservasi dengan cermat dan teliti setiap
menemukan kasus hiperemesis gravidarumsehingga tidak terjadi kasus
hiperemesis gravidarum ke tingkat yang lebih berat .
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 199
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, Jakarta : BPS, 2012
Dewi, Vivian Nanny, Lia dan Tri Sunarsih, Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan,
Jakarta : Salemba Medika, 2012
Irianti, Bayu, dkk, Asuhan Kehamilan berbasis Bukti, Jakarta : Sagung Seto, 2014
Kartika Chandra, Ira Titisari, Mika Mediawati ” Hubungan Antara Status Gravida dan
Usia Ibu Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum ”.
https;//ejurnaladhkdr.com ( Diakses 01 April 2021 )
Mailinda Purwanti, Netty Etalia Brahmana, Wisnu Hidayat ” Studi Kasus Kontrol di
RSUD Tamiang”. https://journal.untar.ac.id/juisthr/article/view ( Diakses 01
April 2021 )
Manuaba, Ida Ayu Handranita , dkk. Ilmu Kebidanan , Penyakit Kandungan, dan KB,
Jakarta : EGC, 2013
Nurul Isnaini, Reza Rifiani ” Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Trimester 1 Tentang
Hiperemesis Gravidarum Di BPM Wirahayu Panjang Bandar Lampung
Tahun 2017 ”
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 200
https://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/viewFile/637/571 (
Diakses 01 April 2021 )
Oktavia, Lina ” Kejadian Hiperemesis Gravidarum Ditinjau dari Jarak Kehamilan dan
Paritas ” Jurnal Ilmu Kesehatan Aisyah, Vol 1 dan 2
Pudiastuti, Ratna Dewi, asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal dan Patologi,
Yogyakarta : Nuha Medika, 2012
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti, asuhan Kebidanan 4 ( Patologi ), Jakarta : TIM,
2014
Sukarni K, Icesmi dan Margareth ZH. Kehamila, Persalinan dan Nipas, yogyakarta :
Nuha medika, 2013
Sulistyowati, Edy soesanto, Indri Astuti ”Hubungan Antara Tingkat Sters Dengan
Kejadian Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I Di BPS
Ny Sayidah Kendal. https://jurnal,unimus.ac.id>jur_bid>article ( Diakses
01 April 2021 )
Varney, Helen dkk. Varneys Midfery, America : Jones and Barlett Publizer, 2003
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 201
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S G1P0A0
UK 39 – 40 MINGGU DENGAN KETUBAN PECAH DINI
DI PMB NY. L DESA SUKALUYU KEC.CIKADU KAB. CIANJUR PADA
TAHUN 2021
Lilis Mulyani1, Ratna Wulandari2
1,2 Fakultas Vokasi, UIMA
BAB I
PENDAHULUAN
Data dari Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019 diperoleh data bahwa Angka
Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi yakni 305 per 100.000 kelahiran
hidup.(1) Diantara beberapa penyebab ganggaun atau masalah kesehatan yang
dialami pada ibu bersalin adalah kejang, perdarahan pada jalan lahir, ketuban
keluar sebelum waktunya, posisi janin sungsang, partus lama, plasenta letak
rendah (plasenta previa), dan hipertensi. Provinsi Jawa Barat memiliki prevalensi
gangguan/komplikasi persalinan sebesar 6.3%, sedangkan pada kehamilan
cenderung lebih rendah yakni 3.0%.(2)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 202
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi KPD
2. Resiko KPD
3. Penyebab KPD
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 203
i. Perdarahan antepartum
j. Riwayat abortus dan persalinan preterm sebelumnya
k. Riwayat KPD sebelumnya.
l. Defisiensi besi
m. Ketegangan rahim berlebihan
n. Kesemitan panggul
o. Kelelahan ibu dalam bekerja
p. Trauma, missal saat hubungan seksual, pemeriksaan dalam dan
amniosintesis(6)
4. Diagnosis
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 204
b. Aspek Psikologis
c. Aspek Sosial
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 205
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. DATA SUBYEKTIF
IDENTITAS
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. E
Umur : 21 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : MRT Pekerjaan : Swasta
Alamat: Kp. Cimalati Kec Cikadu Kab. Cianjur Jawa Barat
1. Keluhan Utama:
Ibu mengatakan mulas sejak jam 03.00 WIB dan sudah keluar air-air jam
06.30 WIB
2. Riwayat Menstruasi
HPHT : 14-08-2020
TTP : 21-05-2021
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 2-3 pembalut
Siklusnya : 30 hari
Konsitensi : Mengental
3. Riwayat kesehatan
Riwayat penyakit menular dalam keluarga : Tidak Ada
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 206
Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga : Tidak Ada
4. Perilaku kesehatan :
Penggunaan alkohol / obat sejenisnya : Tidak Menggunakan
Obat/jamu yang sering digunakan : Tidak Menggunakan
Rokok, makan sirih : Tidak Menggunakan
Irigasi vagina : Tidak Pernah
5. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, KB yang lalu
Belum ada / Hamil ini
6. Riwayat hamil ini
Pemeriksaan pertama kali pada kehamilan : 12 minggu
Tempat periksa hamil : BPM Lilis, S.S.T
Frekwensi selama hamil : 5 kali
Immunisasi TT 1 : 06-11-2020 TT2 tgl : 06-
12-2020
Keluhan mual dan muntah : Trimester I
Keluhan pusing : Kadang-kadang
Muntah : Trimester I dan II
Oedem : Tidak ada
Nyeri perut : Tidak ada
Penglihatan kabur : Tidak ada
Gerakan janin pertama kali : 16 Minggu
Rasa gatal vulva dan vagina : Tidak ada
Gerakan Janin sekarang : Aktif
7. Aktivitas sehari-hari
a. Diet/makan
Makan sehari-hari : 3-4 x/porsi
Ngidam : Tidak ada
Pantangan tehadap makanan : Tidak ada
b. Pola eliminasi :
BAK : 5-6 x/ hari
Warna BAK : Kuning jernih
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 207
BAB : 1 x/ hari
Konsistensi / warna BAB : Padat / kuning
c. Pola istirahat dan tidur :
Siang : Tidak Teratur, bila tidur 2 jam
Malam : 7-8 jam
d. Pola seksulitas : 2-3x/minggu, teratur
e. Aktifitas sehari-hari : Mandiri
8. Riwayat Sosial
Apakah kehamilan ini direncanakan : Ya direncanakan
Jenis kelamin yang diharapkan : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Usia perkawinan : 1 tahun
Kegiatan spiritual : Rutin
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan emosional : Stabil
2. Vital sign :
TD : 110/70 mmHg Nadi : 88 kali/menit
RR : 22 kali/menit Suhu : 36.4 0C
TB : 155 cm
BB sebelum hamil : 45 kg
BB sekarang : 57 kg
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Warna rambut : Hitam
Tekstur : Lembut
Luka : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 208
b. Muka
Oedema : Tidak ada
Pucat : Tidak Pucat
Cloasma gravidarum : Tidak Ada
c. Mata
Oedema : Tidak Ada
Konjungtiva : Tidak Anemis
Sklera : Tidak Ikterik
d. Hidung
Kebersihan : Bersih
Radang : Tidak ada
e. Gigi/mulut
Lidah dan geraham : Bersih
Stomatits : Tidak ada
Tonsil : Tidak ada pembengkakan
Caries : Tidak ada
Karang gigi : Tidak ada
f. Telinga
Kebersihan : Bersih
Radang : Tidak ada
Pendengaran : Baik
g. Leher
Kelenjer tiroid : Tidak Ada pembengkakan
Kelenjar lymfa : Tidak Ada pembengkakan
Vena jugularis : Tidak Ada pembengkakan
Bunyi jantung : Reguler
Bunyi paru : Dalam batas normal
h. Payudara
Pembesaran : Dalam batas normal
Striae : Tidak ada
Putting : Menonjol
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 209
Areola : Hitam
Benjolan : Tidak ada
Pengeluaran : Ada sedikit
Kebersihan : Bersih
i. Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
Pembesaran perut : Ada
Bentuk perut : Memanjang
Striae : Ada
Kandung kemih : Kosong
Linea : Nigra
j. Pemeriksaan kebidanan
Palpasi uterus
Leopold I : Di fundus ibu teraba bagian yang bulat,
lunak, dan tidak melenting (bokong).
Leopold II : Di sisi kiri perut ibu teraba bagian yang
memanjang dan mendatar (punggung),
disebelah kanan perut ibu teraba bagian-
bagian kecil janin (ekstremitas).
Leopold III : Dibagian bawah perut ibu teraba satu
bagian yang bulat, keras,melenting (kepala
), dan tidak dapat digoyangkan (sudah
masuk PAP)
Leopold IV : Divergen, Perlimaan : 3/5
TFU : 33 cm
TBJ : (33-12)x155 = 3255 gr
Auskultasi
Frekuensi : 148 x/i
Tempat : Sebelah kiri
Irama : Teratur
Kontraksi
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 210
Frekuensi : 2x
Durasi : 30 detik
k. Ekstremitas
Oedema tangan dan jari : Tidak ada
Oedema kaki : Tidak ada
Betis merah/lembek/keras : Lembek
Varises : Tidak ada
Reflek patella ka/ki : +/+
l. Anogenital
Inspeksi
Vulva/vagina
Varises : Tidak Ada
Kemerahan : Tidak Ada
Luka : Tidak Ada
Oedema : Tidak Ada
Perineum (luka parut) : Tidak Ada
m. Periksa Dalam Atas Indikasi Menilai Persalinan
Pukul : 08.05 WIB
Dinding vagina : Tidak ada kelainan
Portio (Effecement) : Ada
Posisi portio : Anterior
Pembukaan serviks : 0 cm
Konsistensi servik : Tebal Lunak
Ketuban : Mengalir warna Jernih (Test Lakmus
Positif)
Presentasi fetus : Belakang Kepala
Penurunan bagian terendah : H-II
Posisi janin : Kepala
Bagian lain yang teraba : Tidak ada
n. Punggung / pinggang dan anus
Posisi tulang belakang : Normal
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 211
Hemoroid : Tidak ada
4. Pemeriksaan Penunjang
HB : 12.3 gr/%
Protein urin : Negatif
Glukosa urin : Negatif
Golongan darah :A
C. ANALISIS DATA
Ny. S G1P0A0 usia kehamilan 39-40 minggu dengan KPD
Janin tunggal hidup, intrauterine, presentasi kepala
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu dan memberikan Informed consent atas tindakan yang
akan dilakukan kepada ibu dan keluarga. Ibu dan keluarga mengerti dan
mau menandatangani informed consent.
2. Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam
keadaan baik. TD : 110/70 mmHg, N: 88x/menit, R: 22x/Menit,
ketuban jernih, DJJ 148x/menit, ibu belum memasuki proses
persalinan. Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan.
3. Menganjurkan ibu untuk relaksasi yaitu mengambil nafas dari hidung
dan mengeluarkan lewat mulut. Ibu memahami dan mau melakukan.
4. Menganjurkan ibu untuk bedrest. Ibu bersedia.
5. Melakukan Kolaborasi dengan dr.Obgyn melalui telephon (Jam. 08.30
WIB), advice observasi 24 jam untuk menilai tanda persalinan.
6. Meminta suami dan keluarga untuk membantu memenuhi kebutuhan
nutrisi dan selalu ada yang mendampingi. Suami dan keluarga bersedia
bergantian untuk mendampingi.
7. Melakukan pendokumentasian dengan SOAP. Pendokumentasian telah
dilakukan.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 212
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien Ny. S dalam anamnesa mengaku merasa mules dan mengeluarkan air-air.
Pada anamnesa juga telah ditanyakan pertanyaan terkait resiko KPD seperti pola
makan, aktivitas, dan riwayat obstetric sebelumnya hal ini sesuai dengan jurnal
bahwa ada berbagai penyebab resiko ibu mengalami KPD perlu diketahui untuk
menentukan penatalaksanaan(3)(4)(5) Usia Kehamilan Ny. S adalah aterm
sehingga sesuai teori diagnosa yang digunakan Ketuban Pecah Dini.(6) Kemudian
dilakukan tes lakmus pada pemeriksaan objective sesuai teori bahwa perlu
dilakukan pemeriksaan kombinasi salah satunya tes kertas lakmus pada cairan
yang keluar pervaginam.(8) Selanjutnya pada penatalaksanaan dilakukan
observasi 24 jam untuk menilai lebih lanjut dan meminta bantuan dan dukungan
suami serta keluarga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan memberikan
dukungan, hal ini sesuai dengan teori bahwa perlu dukungan baik fisik, psikologi
dan sosial untuk ibu.(8)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 213
BAB V
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 214
DAFTAR PUSTAKA
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 215
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=WMQWEAAAQBAJ&oi
=fnd&pg=PA1&dq=ketuban+pecah+dini+adalah+buku&ots=a_GIzvLri6&
sig=MwgLu5Gm7tXuBmfiWAyR080UgSU&redir_esc=y#v=onepage&q=
ketuban pecah dini adalah buku&f=false
7. Negara IKS. Matriks Metalloproteinase Pada Ketuban Pecah Dini
[Internet]. Yogyakarta: Deepublish; 2021. Diambil dari:
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=Zxo0EAAAQBAJ&oi=fn
d&pg=PP1&dq=ketuban+pecah+dini+adalah+buku&ots=a78zevlLJF&sig=
RlZ5q7nMBXZyUBogIrDZAPvGhD8&redir_esc=y#v=onepage&q=ketub
an pecah dini adalah buku&f=false
8. Metti E. ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN
KETUBAN PECAH DINI (KPD) [Internet]. NEM; 2021. hal. 76. Diambil
dari:
https://books.google.co.id/books?id=BPA3EAAAQBAJ&printsec=frontco
ver#v=onepage&q&f=false
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 216
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. R G2 P1 A0, HAMIL 36 MINGGU
DENGAN LETAK SUNGSANG DI PMB AI GUNARSIH DESA BENTENG
KEC.CIAMPEA KAB. BOGOR
BAB I
PENDAHULUAN
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 217
adalah hidramnion, angka paritas yang tinggi dengan relaksasi uterus janin
multipel, oligohidramnion, hidrosefalus, anensefalus, riwayat kelahiran bokong
sebelumnya, kelainan uterus, plasenta previa, implantasi plasenta difundus, dan
tumor pevis 7.
Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin dan nifas merupakan masalah
besar di negara berkembang termasuk di Indonesia,. Menurut World Health
Organization (WHO) bahwa pada tahun 2015 perkiraan kematian ibu di seluruh
dunia sebesar 303 per 100.000 kelahiran hidup, artinya setiap hari di tahun 2015
ada sekitar 830 wanita meninggal karena komplikasi kehamilan dan persalinan.
Menurunkan angka kematian Ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi (AKB),
merupakan salah satu target dari tujuh belas sasaran SDGS yang berlangsung dari
tahun 2015 -2030, dan utk pencapaian SDGS untuk AKI pada tahun 2030, adalah
70 per 100.000 kelahiran hidup.Menurut data Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup sedan
gkan menurut Survey Penduduk Antar Sensus ( SUPAS) 2015 AKI mengalami
penurunan menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan morbiditas dan Mortalitas pada
ibu dan janin adalah persalinan Sungsang. Survey yang dilaksanakanBadan Pusat
Statistik Provinsi Jawa Barat menunjukan bahwa AKI Provinsi Jawa Barat
sebesar 321,15 per 100.000 kelahiran hidup dengan pembagian perkelompok
wilayah. Pada umumnya kematian ibu terjadi pada saat melahirkan (60,87%), yang
salah satu penyebabnya adalah persalinan sungsang9.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 218
dengan kelahiran secara pervaginam. Dimana kelahiran Sungsang ini tidak
terdeteksi pada saat pemeriksaan kehamilannya10.
Dampak yang akan timbul pada persalinan sungsang adalah terjadi laserasi
jalan lahir, manuver intrauterin, terutama pada segmen bawah rahim yang tipis,
atau pelahiran aftercoming head melalui serviks yang belum dilatasi lengkap,
akan menyebabkan ruptur uterus, laserasi serviks dan dinding vagina, atau
keduanya. Pemberian obat anastesi cukup untuk menginduksi relaksasi uterus
yang dapat mengakibatkan atonia uterus dan selanjutnya terjadi perdarahan
pascapartum dan manipulasi manual didalam jalan lahir dapat meningkatkan
resiko infeksi. Selain itu ada beberapa cedera yang terjadi pada pelahiran
sungsang pervaginam yaitu fraktur humerus, fraktur klavikula dan fraktur femur.
Paralis ekstermitas bagian atas dapat terjadi akibat penekanan pleksus brakialis
oleh jari pada saat melakukan traksi, tetapi hal ini lebih sering terjadi akibat
penarikan berlebihan pada leher ketika membebaskan lengan. Penyebab utama
kematian adalah kepala janin terjebak, cedera kepala dan perdarahan intrakranial,
prolaps tali pusat dan asfiksia intrapartum 11.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 219
Penanganan untuk kasus kehamilan letak sungsang pada Ny. R di PMB
Bidan Ai Gunarsih yaitu dengan kegiatan Antenatal Care (ANC) minimal 1
minggu sekali pada trimester III, penatalaksanaan ANC untuk kasus kehamilan
letak sungsang meliputi anamnesa, pemeriksaan leopold, memberikan pendidikan
kesehatan mengenai knee-chest dan penyuluhan materi pada buku Kesehatan Ibu
dan Anak.
Tujuan umum memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap
Ny.R Usia 31 tahun G2P1A0 dengan letak sungsang di PMB Ai Gunarsih, S.SiT,
M.KesDesa Benteng Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor.
Tujuan Khusus dari studi kasus ini untuk (1) Melaksanakan pengkajian
data asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny. R, G2 P1 A0, Hamil 36
Minggu Dengan Letak Sungsang Di PMB Ai Gunarsih Desa Benteng
Kec.Ciampea Kab. Bogor. (1) Merumuskan diagnosa, masalah, dan kebutuhan
pada ibu hamil terhadap Ny. R, G2 P1 A0, Hamil 36 Minggu Dengan Letak
Sungsang Di PMB Ai Gunarsih Desa Benteng Kec.Ciampea Kab. Bogor. (3)
Merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny. R, G2 P1
A0, Hamil 36 Minggu Dengan Letak Sungsang Di PMB Ai Gunarsih Desa
Benteng Kec.Ciampea Kab. Bogor. (4) Melaksanakan asuhan kebidanan pada
ibu hamil terhadap Ny. R, G2 P1 A0, Hamil 36 Minggu Dengan Letak Sungsang
Di PMB Ai Gunarsih Desa Benteng Kec.Ciampea Kab. Bogor. (5) Melaksanakan
evaluasi Asuhan Kebidanan terhadap Ny. R, G2 P1A0, Hamil 36 Minggu Dengan
Letak Sungsang Di PMB Ai Gunarsih Desa Benteng Kec.Ciampea Kab. Bogor. (6)
Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil
terhadap Ny. R, G2 P1 A0, Hamil 36 Minggu Dengan Letak Sungsang Di PMB Ai
Gunarsih Desa Benteng Kec.Ciampea Kab. Bogor
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 220
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kehamilan
1. Pengertian
2. Etiologi Kehamilan
Pada minggu pertama idealnya calon ibu berada dalam kondisi sehat
optimal. Suhu tubuh akan sedikit meningkat pada masa ovulasi dan berkisar
antara 36,60 C dan berangsur-angsur akan meningkat. Minggu kedua terjadi suatu
proses dimana masa fertilisasi terbentuk. Dalam proses ini berjuta-juta sperma
pasangan akan masuk kevagina dan mencapai tuba falopi. Beberapa ratus sperma
akan menuju sel telur sambil mengeluarkan enzim yang membuat salah satu
sperma berhasil menembus lapisan pelindung sel telur yang matang. Dan
terjadi pembuahan kimiawi yang mencegah sperma lain memasuki sel telur.
Tubuh sperma yang berhasil masuk sel telur akan terurai dan inti sel yang
membawa kode genetik akan menyatu dengan kode genetik sel telur yang telah
dibuahi. Jenis kelamin bayi pada minggu kedua ditentukan 46 kromosom yang
menyusun karakteristik genetiknya. Sel telur memiliki kromosom X, namun sel
sperma membawa kromosom X atau Y. Sperma yang membuahi sel telur
membawa kromosom X, akan membentuk bayi perempuan dan jika sperma
membawa kromosom Y maka akan membentuk bayi laki-laki.Pada minggu
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 221
ketiga, calon ibu t erjadi suatu proses lanjutan. Kira- kira 7 hari setelah fertilisasi,
morula akan tertanam dilapisan dalam rahim (endometrium). Kelompok sel
tersebut akan semakin matang da menjadi blastokista, substansi yang akan mens-
timulasi terjadinya perubahan dalam tubuh calon ibu termasuk berhentinya siklus
menstruasi 16.
1) Pertambahan ukuran uterus akibat dari perkembangan janin dan plasenta serta
turunnya kepala pada rongga panggul menimbulkan pengaruh pada system
organ maternal.
2) Pada trimester III kadar progesteron mengalami peningkatan danstabil hingga
7 kali lebih tinggi dari masa sebelum hamil.
3) Penantian dan persiapan akan persalinan memengaruhi psikologis ibu. Ibu
merasa khawatir terhadap proses persalinan yang akan dihadapinya dan
keadaan bayi saat dilahirkan, sehingga dukungan pendamping sangat
dibutuhkan.
Perubahan-perubahan tersebut menjadi dasar timbulnya keluhan- keluhan
fisiologis pada trimester tiga, yaitu:
1) Sering berkemih
Keluhan sering berkemih karena tertekannya kandung kemih oleh uterus yang
semakin membesar dan menyebabkan kapasitas kandung kemih berkurang
serta frekuensi berkemih meningkat. Menjelang akhir kehamilan, pada
multipara presentasi terendah sering ditemukan janin yang memasuki pintu
atas panggul, sehingga menyebabkan dasar kandung kemih terdorong
kedepan dan ke atas, mengubah permukaan yang semula konveks menjadi
konkaf akibat tertekan.
Asuhan kebidanan yang diberikan yaitu menjelaskan kepada ibu bahwa
sering berkemih merupakan hal normal akibat dari perubahan yang terjadi
selama kehamilan, menganjurkan ibu mengurangi asupan cairan 2 jam
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 222
sebelum tidur agar istirahat ibu tidak akan terganggu dan jaga kebersihan
daerah kemaluan.
2) Varises dan wasir
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 223
aktivitas yang ringan sering disebut sebagai sesak nafas yang normal. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya usaha bernafas ibu hamil. Peningkatan
ventilasi menit pernafasan dan beban pernafasan yang meningkat dikarenakan
oleh rahim yang membesar sesuai dengan kehamilan sehingga menyebabkan
peningkatan kerja pernafasan. Keluhan seak nafas juga dapat terjadi karena
adanya perubahan pada volume paru yang terjadi akibat perubahan anatomi
toraks selama kehamilan. Dengan semakin bertambahnya usia kehamilan,
pembesaran uterus akan semakin mempengaruhi keadaan diafragma ibu
hamil, dimana diafragma terdorong ke atas sekitar 4 cm disertai pergeseran ke
atas tulang iga.
Peningkatan volume darah selama kehamilan dapat terkait dengan usaha
pemenuhan kebtuhan kadar O2 ke uterus, dimana sistem vaskular yang juga
mengalami peningkatan volume organ (hipertrofi) mengakibatkan kerja
jantung untuk memompa darah menjadi lebih berat dan secara tidak langsung
akan berpengaruh pada frekuensi pernafasan ibu hamil. Mekanisme yang
paling penting adalah heperventilasi yang disebabkan oleh peningkatan kadar
progesterone.
4) Bengkak dan kram pada kaki
Bengkak atau oedem adalah penumpukan atau retensi cairan pada daerah
luar sel akibat dari berpindahnya cairan intraseluler ke ekstraseluler.
Oedema pada kaki biasa dikeluhkan pada usia kehamilan diatas 34 minggu.
Hal ini dikarenakan tekanan uterus yang semakin meningkat dan
mempengaruhi sirkulasi cairan. Dengan bertambhanya tekanan uterus dan
tarikan gravitasi menyebabkan retensi cairan semakin besar .
Kram pada kaki terjadi karena adanya gangguan aliran atau sirkulasi darah
pada pembuluh darah panggul yang disebabkan oleh tertekannya pembuluh
tersebut oleh uterus yang semakin membesar pada kehamilan lanjut. Kram
juga dapat disebabkan oleh meningkatnya kadar fosfat dan penurunan kadar
kalsium terionisasi dalam serum. Gangguan tidur dan mudah lelah pada
kehamilan trimester III, hampir semua ibu hamil mengalami gangguan tidur
dan mudah lelah. Mudah lelah pada kehamilan disebabkan oleh nokturia
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 224
(sering berkemih di malam hari), sehingga terbangun di malam hari dan
mengganggu istirahat malamnya. Ibu hamil yang mengalami insomnia
disebabkan oleh ketidaknyamanan akibat uterus yang membesar,
ketidaknyamanan lainnya selama hamil yaitu pergerakan janin yang aktif.
5) Nyeri perut bawah
Nyeri perut bawah dikeluhkan oleh sebagian besar ibu hamil. Keluhan ini
dapat bersifat fisiologis dan beberapa lainnya merupakan tanda adanya bahaya
dalam kehamilan. Secara normal, nyeri perut bawah dapat disebabkan oleh
muntah yang berlebihan dan konstipasi yang dialami oleh sebagian besar ibu
dalam kehamilannya. Nyeri ligamentum, torsi uterus yang parah dan adanya
kontraksi Braxton-Hicks juga mempengaruhi keluhan ibu terkait dengan nyeri
pada perut bagian bawah .
Torsi uterus yang parah biasanya dapat diatasi dengan tirah baring,
mengubah posisi ibu agar uterus yang mengalami torsi dapat kembali ke
keadannya semula tanpa harus diberikan manipulasi. Pemberian analgesik
dalam hal ini harus mendapatkan pemantauan dari bidan atau dokter .
6) Heartburn (Perasaan panas pada perut)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 225
terbakar. Tekanan dari uterus yang semakin membesar pada isi lambung juga
dapat memperburuk keluhan panas perut. Panas perut juga dapat disebabkan
oleh obat-obatan yang dikonsumsi selama kehamilan, salah satu contohnya
adalah antiemetik .
7) Kontraksi Braxton Hicks
Pada trimester akhir, kontraksi dapat sering terjadi setiap 10- 20 menit dan
juga, sedikit banyak, mungkin berirama. Pada akhir kehamilan, konraksi-
kontraksi ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan menjadi penyebab
persalinan palsu (false labour).
1) Perdarahan Vagina
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada masa
awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit atau
spotting di sekitar waktu pertama terlambat haid. Hal ini karena terjadinya
implantasi. Pada waktu lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin
pertanda dari serviks yang rapuh (erosi), mungkin normal atau disebabkan
oleh infeksi. Perdarahan vagina yang terjadi pada wanita hamil dapat
dibedakan menjadi 2 bagian :
a) Pada awal kehamilan : abortus, mola hidatidosa, dan kehamilan ektopik
terganggu.
b) Pada akhir kehamilan : solusio plasenta dan plasenta previa.
2) Sakit Kepala yang Hebat, Menetap dan Tidak Hilang
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit
kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat adalah salah
satu gejala preeklampsi. Preeklampsi biasanya juga disertai dengan
penglihatan tibatiba hilang/kabur, bengkak/oedema pada kaki dan muka serta
nyeri pada epigastrium.
a) Nyeri Abdomen yang Hebat
Nyeri abdomen yang dimaksud adalah yang tidak berhubungan dengan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 226
persalinan normal. Merupakan nyeri yang hebat, menetap, dan tidak hilang
setelah beristirahat bisa berarti appendicitis, abortus, penyakit radang panggul,
persalinan preterm, gastritis dan infeksi kandung kemih.
b) Bayi Kurang Bergerak seperti Biasa
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6. Beberapa
ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya
akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam.
Biasanya diukur dalamwaktu selama 12 jam yaitu sebanyak 10 kali.
3) Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya (Ketuban Pecah Dini) Dapat
diidentifikasi dengan keluarnya cairan mendadak disertai bau yang khas.
Adanya kemungkinan infeksi dalam rahim danpersalinan prematuritas yang
dapat meningkatkan morbiditas danmortalitas ibu dan bayi. Ketuban pecah
dini 36 yang disertai kelainan letak akan mempersulit persalinan yang
dilakukan ditempat dengan fasilitas belum memadai.
4) Muntah Terus-menerus (Hiperemesis Gravidarum)
e. Lidah kering.
5) Demam
Demam tinggi terutama yang diikuti dengan tubuh menggigil, rasa sakit
seluruh tubuh, sangat pusing biasanya disebabkan olehmalaria.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 227
6) Kejang
Kejang pada ibu hamil merupakan gejala lanjut dari preeklampsi
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil dihitung
dari TM I sampai TM III yang berkisar antara 9-13,9 kg dan kenaikan berat
badan setiap minggu yangtergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu
mulai TM II. Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT
(Indeks Masa Tubuh) ibu sebelum hamil. Indeks massa tubuh (IMT) adalah
hubungan antara tinggi badan dan berat badan. Ada rumus tersendiri untuk
menghitung IMT anda yakni :IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan (cm))2
Prinsip dasar yang perlu diingat: berat badan naik perlahan dan bertahap,
bukan mendadak dan drastis. Pada trimester II dan IIIperempuan dengan gizi
baik dianjurkan menambah berat badan0,4 kg. Perempuan dengan gizi kurang
0,5 kg gizi baik 0,3 kg. Indeks masa tubuh adalah suatu metode untuk
mengetahui penambahan optimal, yaitu 20 minggu pertama mengalami
penambahan BB sekitar 2,5 kg, 20 minggu berikutnya terjadi penambahan
sekitar 9 kg, Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg.
Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang dan berkunjung. Pemeriksaan
tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar normal, tinggi atau
rendah. Tekanan darah yang normal110/80 - 120/80 mmHg.
3) Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 228
4) Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4) Tablet ini
mengandung 200mg sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat yang diikat dengan
laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe
pada ibu hamil, Zat besi ini penting untuk mengkompensasi peningkatan
volume darah yang terjadi selama 30 kehamilan dan untuk memastikan
pertumbuhan dan perkembangan janin.
5) Pemberian Imunisasi TT (T5)
Imunisasi tetanus toxoid adalah proses untuk membangunkekebalan sebagai
upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus.Vaksin tetanus yaitu toksin
kuman tetanus yang telahdilemahkan dan kemudian dimurnikan.
6) Pemeriksaan Hb (T6)
Pemeriksaan Hb yang sederhana yakni dengan cara Talquis dan dengan cara
Sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil pertama kali, lalu
periksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya
untuk mendeteksi Anemia pada ibu hamil.
7) Pemeriksaan Protein urine (T7)
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam urin ibu
hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3% ditujukan pada ibu
hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema. Pemeriksaan
protein urin ini untukmendeteksi ibu hamil kearah preeklampsia.
8) Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab) (T8) Pemeriksaan
Veneral Desease Research Laboratory (VDRL) adalah untuk mengetahui
adanya treponema pallidum/ penyakit menular seksual, antara lain syphilis.
Pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama kali datang diambil spesimen
darah vena ±2 cc. Apabila hasil tes dinyatakan postif, ibu hamil dilakukan
pengobatan/rujukan. Akibat fatal yang terjadi adalah kematian janin pada
kehamilan < 16 minggu, pada kehamilan lanjut dapat menyebabkan
premature, cacat bawaan.
9) Pemeriksaan urine reduksi (T9)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 229
berupa pre-eklampsia, polihidramnion, bayibesar.
10) Perawatan Payudara (T10)
Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu hamil, dilakukan 2 kali
sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
11) Senam Hamil (T11)
Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada ibu
hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil
apusan darah yang positif.
13) Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T13)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 230
11 Protein Urin Rutin
Gula Atas Indikasi
12 Darah/reduksi
13 Darah Malaria Atas Indikasi
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 231
8. Dasar Teori Letak Sungsang
➢ Pengertian
1) Keadaan rahim (rahim arkuatus, septum pada rahim, uterus dupleks, mioma
bersama kehamilan).
2) Keadaan jalan lahir (kesempitan panggul, deformitas tulangpanggul, terdapat
tumor menghalangi jalan lahir dan perputaranke posisi kepala).
3) Keadaan plasenta (plasenta letak rendah, plasenta previa).
3) Kehamilan kembar.
5) Prematuritas
a. Presentasi bokong murni (frank breech) Yaitu letak sungsang dimana kedua
kaki terangkat ke atas sehingga ujung kaki setinggi bahu atau kepala janin.
b. Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) Yaitu letak sungsang
dimana kedua kaki dan tangan menyilang sempurna dan di samping bokong
dapat diraba kedua kaki.
c. Presentasi bokong kaki tidak sempurna (incomplete breech) Yaitu letak
sungsang dimana hanya satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain
terangkat ke atas. 26.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 232
➢ Tanda dan Gejala
f) Pada pemeriksaan dalam : Pada awal persalinan bagian presentasi akan sangat
tinggi dan sangat sulit untuk dijangkau.
g) Karena bagian presentasi yang buruk, selaput ketuban mungkin menggantung di
vagina atau dapat lebih cepat pecah.
h) Kelahiran stadium awal, bagian dada bayi dapat dikenali dengan adanya rasa
bergigi tulang rusuk diatas pintu atas panggul
i) Kelahiran stadiun pertengahan, skapula dan kavikula pada sisithoraks yang lain
akan dapat dibedakan. Posisi aksila menunjukan sisi tubuh ibu tempat bahu
bayi menghadap. Punggung dapat ditentukan dengan terabanya skapula dan
ruas tulang belakang, sedangkan dada dengan teraba klavikula.
j) Kehahiran stadium lanjut, bahu masuk serta terjepit dalam rongga panggul dan
salah satu tangan atau lengan sering menumbung ke dalam vagina dan lewat
vulva. Pada beberapa kasus lengan dapat prolaps dan pemeriksa dapat
membedakannya dengan kaki :
1) Sikut lebih tajam daripada lutut
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 233
5) Ibu jari dapat disembunyikan ke dalam
➢ Diagnosis28
2) Diatas panggul teraba massa lunak, irreguler dan tidak terasa seperti
kepala, di curigai adalah bokong. Pada presentasi bokong murni otot-otot
paha terengang di atas tulang-tulang di bawahnya, memberikan gambaran
keras menyerupai kepala dan menyebabkan keselahan diagnosa.
3) Punggung ada di sebelah kanan dekat garis tengah. Bagian- bagian kecil
ada disebelah kiri. Jauh dari garis tengah dan belakang.
4) Kepala teraba difundus uteri, mungkin kepala sukar di raba bilakepala ada
di bawah hepar atau iga-iga. kepala lebih keras dan lebih bulat dari pada
44 bokong dan kadangkadang dapat dipantulkan (ballottement). Kalau di
fundus uteri taraba masa yang dapat dipantulkan, harus dicurigai
presentasi bokong.
5) Benjolan kepala tidak ada dan bokong tidak dapat dipantulkan.
b. Denyut jantung janin Denyut janin terdengar paling keras pada atau diatas
umbilikus dan pada sisi yang sama dengan punggung pada RSA (Right
Sacrum Anterior) denyut jantung janin terdengar paling keras di kuadran
kanan atau perut ibu. Kadang-kadangdenyut jantung janin terdengar dibawah
umbilikus, dalam hal ini banyak diagnosa yang dibuat dengan palpasi jangan
dirubah oleh sebab itu denyut jantung janin terdengar tidak ditempat biasa.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 234
c. Pemeriksaaan dalam
2) Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan garis- garis sutura
dan fontanella. Hasil pemeriksaan negatif ini menunjukan adanya mal
presentasi.
3) Bagian terendahnya teraba lunak dan inreguler. Anus dan tuber
ishiadicum terletak pada satu garis. Bokong tidak teraba, yang teraba
hanya bagian muka.
4) Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum tertarik dibawah
dan teraba oleh jari-jari pemeriksan, hanya dapat teraba bagian kepala
seperti tulang yang keras. e) Sacrum ada di kuadran kanan dan panggul
dan daimeter bitrochanteria ada pada diameter obliqua kanan.
5) Kadang-kadang teraba kaki dan harus dibedakan dengan tangan.
d. Pemeriksaan Sinar X Sinar X berguna baik untuk menegakkan diagnosa
maupun untuk menentukan perkiraan ukuran dan konfigurasi panggul ibu.
Pemeriksaan sinar X harus dikerjakan pada semua primigravida dan pada
multipara yang mempunyai riwayat persalinan sukar atau bayi-bayi yang
lahirkan sebelum kecil semua, sinar X menunjukkan dengan tepat sikap dan
posisi janin, demikian pula kalainan-kelainan seperti hydrochepalus.
Ultrasonografi Pemeriksaan seksama dengan ultrasonografi akan memastikan
letak janin yang tidak normal.29.
➢ Penanganan Letak Sungsang Pada Masa Kehamilan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 235
knee chest.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 236
setiap hari pagi dan sore selama 10 menit. Kegiatan ini sangat mengurangi
kemungkinan melahirkan sungsang, aman dan memberi ruang pada bayi untuk
berputar kembali ke posisi normal. Kemungkinan berhasil adalah 92%. Ada
beberapa hal yang dapat menyebabkan posisi janin letak bokong pada kehamilan.
Penyebab yang umumnya terjadi antara lain panggul sempit, plasenta previa atau
lainnya. Usaha yanga dapat dilakukan untuk mengubah posisi janin menjadi
kepala di bawah adalah melakukan knee chest position (posisi lutut-dada),
berlututlah seperti dalam posisi sujud, letakan dada pada dasar lantai, bernafaslah
dengan rileks, lakukan posisi ini antara 5 sampai 10 menit. Posisi knee-chest
dapat dilakukan 1 sampai 2 kalisehari. Posisi janin dikatakan sudah mantap
(tidak berubah lagi) setelah usia kehamilan 35 minggu. Ja di, bila pada usia
kehamilan 32 minggu letaknya sungsang, masih ada kemungkinan berubah 48
karena usia kehamilan belum 35 minggu. Biasanya dokter akan menyarankan ibu
melakukan gerakan tertentu yang disebut kneechest position, yaitu gerakan seperti
sujud, salah satu pipi menempel di lantai, kedua lutut menempel di lantai dan
bokong dalam posisi menungging. Dilakukan minimal 2 kali sehari, selama 10-15
menit. Gerakan ini bertujuan agar janin berputar sehingga bagian terbawahnya
adalah kepala. Dalam penelitian B. Kenfack dkk, instruksi yang diberikan kepada
perempuan untuk mengasumsikan posisi knee chest selama 15 menit tiga kali
sehari selama seminggu, berhasil mengubah presentasi sungsang ke presentasi
kepala 61% dari wanita dibandingkan dengan versi spontan 40% pada kelompok
kontrol, dengan signifikan secara statistik perbedaannya. Studi ini menunjukkan
bahwa menasihati perempuan dengan janin presentasi sungsang antara minggu ke-
36 dan ke-37 untuk menggunakan posisi knee chest selama 15 menit tiga kali
sehari aman, sederhana dan secara signifikan mengurangi kejadian sungsang saat
persalinan.
Dapat disimpulkan kegunaan dari knee-chest position adalah
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 237
➢ Teknik Knee-Chest Position
Untuk melakukan knee chest position adalah:
a. Melakukan posisi sujud dengan kedua tangan diletakan dilantai, salah satu
sisi muka menempel di lantai, kedua kaki direntangkan selebar bahu.
b. Dada dan bahu sedapat mungkin menempel dilantai
d. Pertahankan posisi selama 5-10 menit Hal ini dapat membantu memperbaiki
posisi janin tidak normal menjadi presentasi kepala dan meningkatkan
peredaran darah pada dinding panggul.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 238
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. DATA SUBYEKTIF
IDENTITAS
Nama Klien : Ny.Rohanah Nama Suam : Tn. Sutoni
Umur : 31 tahun Umur : 33 tahun
Kebangsaan : WNI Kebangsaan : WNI
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :
Wiraswasta
Alamat :
Tegal Waru 7/5
1. Alasan
➢ Kunjungan
Pertama
➢ Kunjungan Ulang
➢ Rutin √
➢ Keluhan
2. Riwayat kehamilan ini :
2.1.Riwayat Menstruasi
Hari pertama haid terakhir tanggal: 06-08-2020, pasti
Taksiran Persalinan : 13-05-2021
Lamanya :7 hari
Banyaknya : 3X ganti pembalut/hari.Siklus : 28 hari, teratur
Warna : Merah
2.2. Tanda-tanda kehamilan (trimester)
Hasil tes kehamilan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 239
Tanggal :16-09-2020 hasil : positif
2.3. Pergerakan fetus dirasakan pertama kali : usia kehamilan 4 bulan
Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : ibu merasakan gerakanjanin
tapi tidak menghitungnya
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 240
Pola istirahat dan tidur : Siang 1-2 jam,
malam 7 jam.
Seksualitas : 2 x dalam seminggu
Pekerjaan : ibu rumah tangga
2.8 Riwayat
Imunisasi
TT1 : Saat
bayi
TT2 : 2012 (hamil
anak ke-1)
TT3 : 2012 (hamil
anak ke-1)
TT4 : 22-11-2020
TT5 : 27-01-2021
2.9.Kontrasepsi yang pernah
digunakan :
Lamanya : implant dan
terakhir pil
3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
2. Hamil ini
4. Riwayat Kesehatan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 241
▪ Campak : tidak ada
4.2.Prilaku kesehatan
5. Data Psikososial
Jumlah : 1 kali
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 242
5.7. Dukungan suami dan keluarga :Baik
3. Tanda-tanda vital
6. Pemeriksaan fisik
Mulut dan gigi :bersih, tidak ada caries, tidak ada stomatitis
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 243
Jantung : T.A.K
Paru : T.A.K
Simetris : Ya
Benjolan/tumor : T.A.K
Pengeluaran : T.A.K
LILA : 24 cm
Abdomen :
7. Inspeksi
Bentuk :cembung
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 244
linea alba : tidak ada
8. Palpasi
LI : TFU pertengahan pusat dan Px, dibagian fundus teraba bulat, keras dan
melenting (kepala), MC Donald 29 cm
LII : Bagian perut sebelah kanan teraba keras, memanjang dan ada tahanan
( punggung) dan perut sebelah kiri teraba bagian kecil janin (
extermitas)
LIII : Bagian terendah janin teraba satu bagian bulat, lunak dan tidak
melenting ( bokong)
LIV : Penurunan bagian terbawah belum masuk PAP
9. Auskultasi
Punctum maximum : sebelah kanan 2 jari diatas pusat/ puka
Denyut jantung fetus : 145 x/mt, teratur
Taksiran berat janin : 29-12x155 = 2635
Ano-ganital
➢ Inspeksi
Perineum : luka parut : T.A.K
Vulva vagina : Warna : T.A.K Luka : T.A.K
Fistula : Tidak ada Varises:Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : tidak ada
Warna :tidak ada
Konsistensi :tidak ada
Jumlah :tidak ada
Kelenjar bartolini : tidak ada
Pembengkakan : tidak ada
Rasa nyeri :tidak ada
➢ Periksa dalam
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 245
Ukuran serviks :-
Posisi serviks : -
Konsistensi : -
Mobilitas : -
Lain-lain : -
➢ Pelvimetri klinis
Promontorium : -
Spina isiadicha : -
Linea inominata : -
Ujung sekrum/coccygis :-
Dinding samping : -
Kesan panggul : -
Arcus pubis : -
Adnexa : -
Ukuran : -
Bentuk : -
Posisi : -
Konsistensi : -
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 10-04-20
C. ANALISIS DATA
Ny R, usia 31 tahun G2P1A0 UK. 36 minggu, janin
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 246
tunggal hidup intra uteri,presentasi bokong
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberikan informed consent :ibu dan keluarga bersedia
menandatangani inform concent.
2. Memberitahu pada ibu bahwa ibu dan bayi dalam keadaan baik dan
usia kehamilan sekarang memasuki bulan kesembilan: ibu mengerti
3. Memberitahu ibu bahwa saat ini posisi terendah bayi adalah pantat
atau sungsang: ibu mengerti.
4. Memberitahu ibu bahwa saat ini posisi terendah bayi adalah pantat
atau sungsang: ibu tampak cemas
5. Memberitahu ibu untuk jangan panik dan cemas diharapkan bayi
masih dapatberputar dikehamilannya.: ibu merasa tenang
6. Mengajarkan ibu senam hamil dan posisi knee chest selama 10-15
menitselama 2-4 kali sehari.: ibu mengerti cara melakukan knee chest
dan akan mempraktekannya dirumah.
7. Menganjurkan ibu untuk memakan makanan bergizi dan berprotein
seperti daging, telur, sayur, ikan, tempe, kacang-kacangan: Ibu
mengerti dan bersedia makan makanan yang bergizi
8. Memberitahu ibu untuk minum penambah darah dan kalsium 1x1/hari
dandihabiskan: ibu mengerti.
9. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan mengurangi aktivitas
berat : Ibu mengerti dan bersedia untuk istirahat yang cukup
mengurangiaktivitas berat
10. Menyarankan ibu untuk USG Kembali kedokter SpOG 2 minggu
kemudian: ibu mengerti
11. Memberitahu ibu persiapan persalinan seperti perlengkapan ibu dan
bayi: ibu mengerti
12. Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan trimester 3 yaitu : keluar
darah hebat, pusing terus menerus, bengkak pada kaki, nyeri hebat,
ketuban pecah sebelum waktunya dan pandangannya kabur agar
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 247
segera menghubungi tenaga kesehatan : Ibu mengerti dan akan
menghubungi tenaga kesehatan bila terjaditanda tanda tersebut.
13. Menganjurkan ibu untuk kontrol Kembali ke bidan 1 minggu
kemudian ataujika ibu ada keluhan: ibu mengerti.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 248
BAB IV
PEMBAHASAN
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 249
menjamin terhadap perlindungan ibu hamil dan janin, berupa deteksi dini
factor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan.
Pada kasus ditemukan bahwa kehamilan Ny.R ini merupakan
kehamilan yang kedua dan masih belum termasuk kehamilan dengan
resiko. Karena letak sungsang dapat terjadi jika ibu hamil > 3 kali
kehamilan.
Hal ini sejalan dengan penelitian dengan dengan judul peneltian
Hubungan Paritas dengan Kejadian Letak Sungsang di RSUD dr. H. Andi
Abdurrahman Noor Kabupaten Tanah Bambu Tahun 2017. Penelitian ini
menyatakan Kehamilan letak sungsang akan meningkat kejadiannya pada
ibu dengan paritas grandemultipara. Ini terjadi karena kehamilan terlalu
sering dapat menyebabkan uterus menjadi lebih luas sehingga terjadilah
kehamilan letak sungsang.
B. Data Obyektif
Pada kasus Ny.R dan saat dilakukan palpasi ditemukan Leopold I :
TFU 3 jari di bawah Px, bagian atas perut ibu teraba bulat, besar, keras,
melenting (kepala) Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba besar
memanjang seperti papan (punggung) dan bagian kiri teraba bagian-bagian
kecil janin (ekstermitas) Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba besar
bulat, lunak (bokong) Leopold IV : Konvergen dan bagian bawah belum
masuk panggul. Pada pemeriksaan leopold diatas didapatkan bahwa Ny. R
hamil dengan letak sungsang, pemeriksaan tersebut sesuai dengan teori
(Prawirohardjo, 20160) yang menyatakan bahwa Letak sungsang
merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di
fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Sehingga
Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
C. Assasment
Terdiri dari diagnosa kebidanan dari diagnosa, masalah dan
kebutuhan. Pada langkah ini data dikumpulkan dan diinterpretasikan
menjadi diagnosa dan masalah. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang
ditegakkan dalam lingkungan kebidanan dan mematuhi standar
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 250
nomenklatur diagnosa kebidanan yang ditemukan dari hasil pengkajian
atau yang menyertai diagnosa.
Pada kasus ditemukan diagnosa : Ny.R G2 P1 A0 umur 31 tahun usia
kehamilan 36 minggu janin tunggal hidup intra uteri dengan
presentasi bokong (presbo). Diagnosa potensia terjadi pada Ny.S dengan
presentasi bokong dapat terjadi trauma presalinan (perdarahan, infeksi)
dan pada bayi bisa terjadi asfiksia
D. Penatalaksanaan
Pada tahap ini pelaksanaan telah dilakukan sesuai dengan
perencanaan, seperti menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera
melalui konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan
kondisi klien. Pada kasus ibu hamil dengan presentasi bokong antisipasi
yang dilakukan adalah berkolabosari dengan dokter. Pada kasus
perencanaan yang diberikan adalah :
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Memberitahu ibu bahwa saat ini posisi terendah bayi adalah pantat
atau sungsang.
3. Memberi motifasi tentang kecemasan diharapkan bayi masih dapat
berputar sebelum waktu persalinan.
4. Mengajarkan ibu senam hamil dan posisi knee chest selama 10-15
menit selama 2-4 kali sehari.
5. Menganjurkan ibu untuk memakan makanan bergizi dan berprotein
seperti daging, telur, sayur, ikan, tempe, kacang-kacangan
6. Memberitahu ibu untuk minum penambah darah dan kalsium 1x1/hari
dan dihabiskan.
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan mengurangi aktivitas
berat
8. Menyarankan ibu untuk USG Kembali kedokter SpOG 2 minggu
kemudian .
9. Memberitahu ibu persiapan persalinan seperti perlengkapan ibu dan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 251
bayi
10. Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan trimester 3 yaitu : keluar
darah hebat, pusing terus menerus, bengkak pada kaki, nyeri hebat,
ketuban pecah sebelum waktunya dan pandangannya kabur agar segera
menghubungi tenaga Kesehatan
11. Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin
dan kontrol 1 minggu lagi atau bila ada keluhan.
Pada langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus
Ny.S dengan presentasi bokong karena dilakukan dengan sesuai teori
yang ada. Setelah dilakukan asuhan kebidanan ibu hamil denganpresentasi
bokong pada Ny.R G2 P1 A0 umur 31 tahun usia kehamilan 36
minggu. Maka evaluasi yang didapatkan dari data catatan perkembangan
adalah ibu sudah mengerti dan mau melaksanakan semua anjuran yang
diberikan oleh tenaga Kesehatan.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 252
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny. R
G2 P1 A0, Hamil 36 Minggu Dengan Letak Sungsang Di PMB Ai
Gunarsih Desa Benteng Kec.Ciampea Kab. Bogor maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak
sungsang telah melakukan pengkajian dan hasil pengkajian tersebut
meliputi data subjektif dan data objektif.
2. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak
sungsang penulis dapat mengidentifikasi diagnosa, masalah, dan
kebutuhan diagnosa yang didapat yaitu Ny.R usia 31 tahun P1A0
usiakehamilan 36 minggu dengan letak sungsang.
3. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak
sungsang penulis tidak menemukan tindakan segera karena letak
sungsang masih bisa kembali kepada keadaan normal
4. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
sungsang penulis membuat rencana sesuai kebutuhan pasien
5. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
sungsang penulis melakukan evaluasi sesuai perencanaan
6. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak
sungsang hasil evaluasi berjalan dengan baik sesuai dari pencapaian
maksimal dari penatalaksanaan.
B. Saran
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 253
kesehatan sehingga dapat melakukan pencegahan terhadap tanda-
tanda bahaya pada ibu hamil.
2. Bagi PMB
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 254
DAFTAR PUSTAKA
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 255
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R G2P1A0 HAMIL 36 MINGGU
DENGAN KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DI PMB HJ. IDA
ADAWIAH
Rita Ayu Yolandia1, Ida Adawiah2
1,2 Fakultas Vokasi, UIMA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan peristiwa yang normal terjadi dalam kehidupan.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kelahiran bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun terkadang ada
juga yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kehamilan dapat berkembang
menjadi masalah atau komplikasi setiap saat ini di masa pembangunan millenium.
1
Sustainable Development Goals (SDGs) adalah agenda global dalam
Pembangunan Berkelanjutan dengan pelaksanaan dari tahun 2016 hingga tahun
2030 yang merupakan pembaharuan Millenium Development Goals (MDGs) atau
agenda Pembangunan Milenium yang telah resmi berahir pada tahun 2015.2
Salah satu tujuan SDGs adalah terciptanya suatu kondisi kehamilan dan
persalinan yang aman, serta ibu dan bayi yang dilahirkan dapat hidup dengan
sehat, yang dilakukan dengan pencapaian target dalam mengurangi rasio kematian
ibu secara global hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran.3 Salah satu
program pemerintah yaitu Ante Natal Care (ANC), pelayanan antenatal
merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang
professional untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil beserta janin yang
dikandungnya. Pelayanan ANC yang dilakukan secara teratur dan komprehenshif
dapat mendeteksi dini kelainan dan resiko yang mungkin timbul selama
1
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2008
2
Kementrian Kesehat
3
Fraser, Diane M.. Myle Buku Ajar Bidan. Edisi 14 EGC. Jakarta; 2018
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 256
kehamilan, sehingga kelainan dan resiko itu dapat diatasi dengan cepat dan tepat. 4
4
Dewi, Vivian nanny lia dan Tri sunarsih. Asuhan Kehamilan untuk kebidanan. Jakarta: Salemba
medika; 2015.
5
Kementrian Kesehatan, 2018
6
Jannah, Nurul. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta:Andi; Jannah, Nurul..
Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta:Andi..2015
7
Saifuddin, Abdul Bari. Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2015
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 257
bayi, kejadian asfeksia yang disebabkan karna letak sungsang menurut World
Health Organization (WHO) pada tahun 2019 bahwa setiap tahunnya, kira-kira
3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi mengalami asfeksia. 8 Di Indonesia tahun 2020
angka kejadian kehamilan letak sungsang dengan asfeksia di rumah sakit pusat
rujukan Propinsi di Indonesia sebesar 41,94% (Dinas Kesehatan, 2020). Di
Propinsi Jawa barat kejadian kehamilan letak sungsang dengan asfeksia pada
tahun 2019 berjumlah 785 bayi (34,6%) dan meningkat pada tahun 2008 menjadi
58%.9
8
Walyani, Elisabeth Siwi. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka
Barupess.2015
9
(Profil Kesehatan Propinsi Jawa Barat, 2015
10
Register ANC di BPM HJ. Ida Adawiah, 2020
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 258
1,38%. Tahun 2019 dari 162 ibu hamil terdapat 4 kasus (2,46%) dengan letak
sungsang. Pada tahun 2020 bulan Januari sampai Desember dari 156 ibu hamil,
angka kejadian ibu hamil dengan letak sungsang sebanyak 6 kasus (3,84 %).
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 259
dengan kehamilan letak sungsang di PMB HJ. Ida Adawiah Cianjur Jawa
Barat
1.3 Manfaat Penelitian
1. Bagi Profesi (PMB HJ. Ida Adawiah)
Diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi bagaimana
penatalaksanaan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan letak sungsang serta memberikan masukan pada lahan praktik
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan,khususnya
pada asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak sungsang.
2. Bagi Klien
Hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi Ny.R karna komplikasi
kehamilan pada Ny.R dapat teratasi sehingga letak janin sudah kembali
normal atau menjadi presentasi kepala
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan berguna sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa untuk
melakukan asuhan kebidanan letak sungsang dan untuk dijadikan
refrensi bagi yang ingin melakukan laporan tugas akhir selanjutnya.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 260
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian
Pengertian Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka
melanjutkan keturunan sehingga menghasilkan janin yang akan tumbuh di
dalam rahim seorang wanita.11 Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi
sampai lahirnya janin, lamnya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau
9 bulan 7 hari) dihitungdari hari pertama haid terakhir. 12 Proses kehamilan
adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi, implantasi
pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi
sampai aterm.13
11
Varney, H., Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.2011.
12
Saifuddin, A.B., Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2011.
13
Manuaba, IBG.. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.2012
14
Ibid
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 261
2.1.3 Fisiologi Kehamilan
Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama juga di areola
mamma. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam, dikenal sebagai linea
grisela. Tidak jarang dijumpai kulit perut kehamilaan terjadi, jika ada
pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani
(spermatozoa). Waktu ovulasi sel telur masih diselimuti oleh corona radiate
tetapi spermatozoa dapat menembus dinding sel telur karena mempunyai
enzim hyalurodinase yangdapat mencairkan corona radiate tersebut. Setelah
persenyawaan antara sel telur dan sel mani yang biasanya terjadi dalam
ampula tuba maka sel telur disebut zigot. Zigot adalah ovum yang telah
dibuahi.15
15
Proverawati, Asfuah S., Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.2014.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 262
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami
perubahan pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina
da vulva tampak lebih merah agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini
disebut Tanda Chadwick. Warna porsio pun tampak livide
d. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum
graviditatis sampai terbentuknya plasenta. Pada kira-kira
kehamilan 16 minggu. Korpus luteum graviditatis berdiameter kira-
kira 3 cm. Kemudian, ia mengecil setelah plasenta terbentuk.
Seperti telah dikemukakan, korpus luteum ini mengeluarkan
hormon estrogen dan progesteron. Lambat laun fungsi ini diambil
alih oleh plasenta
e. Mamma
Mamma akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropin, estrogen dan progesteron. Akan tetapi belum
mengeluarkan air susu. Estrogen menimbulkan hipertrofi sistem
saluran, sedangkan progesteron menambah sel-sel asinus pula dan
menimbulkan perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi pembuatan
kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin. Dengan demikian, mamma
dipersiapkan untuk laktasi. 16
f. Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-
pembuluh darah yang membesar pula, mamma dan alat lain-lain
yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Seperti telah
dikemukakan, volume darah ibu dalam kehamilan bertambah
banyak, kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu
diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira
30%. Akibat hemodilusi tersebut, yang mulai jelas timbul pada
kehamilan 16 minggu, ibu yang mempunyai penyakit jantung dapat
16
Proverawati, Asfuah S.,2014.Loc.cit
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 263
jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis.17
g. Sistem Respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak
jarang mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini
ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus.
Usus tertekan oleh uterus yang terus membesar ke arah diafragma,
sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi
kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita
hamil selalu bernafas lebih dalam, dan bagian bawah toraksnya
juga melebar ke sisi , yang sesudah partus kadangkadang menetap
jika tidak dirawat dengan baik.
h. Traktus Digestivus
Pada-pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek
(nausea). Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang
meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga
motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih
lama berada di dalam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih
lama berada dalam usus-usus. Hal ini mungkin baik resorpsi, akan
tetapi menimbulkan pula obstipasi, yang merupakan salah satu
keluhan utama wanita hamil.
i. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing
tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering
kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila
uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan,
bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan
sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai
tertekan kembali.
j. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-
17
Proverawati, Asfuah S.,2014.Loc.cit
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 264
alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh
melanophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH
ini adalah salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus
anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada
dahi, pipi dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum. seolah-
olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-
biruan, disebut stiae livide. Setelah partus, striae livide ini berubah
warnanya menjadi putih dan disebut striae albicans.
k. Metabolisme
Dengan terjadinya perubahan peningakatan pola makan
(terhitung ± 200-300 kkal/hari). Membuat sistem gastrointestinal
berubah selama masa kehamilan disertai juga perubahan pada
metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Perubahan terjadi
karena human placental lactogen (HPL) ini, menjadikan glukosa
siap diserap oleh tubuh dan digunakan untuk perkembangan otak
fetus, juga melindungi ibu dari defisiensi nutrisi.18
2. Ketidaknyamanan Trimester III
a. Nyeri Punggung
Nyeri ditemukan pada kehamilan lanjut dan dirasakan pada
persendian sakroiliaka. Ini disebabkan oleh relaksasi ligament dan
otot-otot penunjang persendian, mungkin juga disebabkan oleh
progesterone dan relaksin. Biasanya keadaan ini lebih berat pada
malam hari dan menganggu tidur.
b. Konstipasi
Motilitas otot yang menurun pada kehamilan lanjut diperberat
oleh tekanan uterus yang membesar.
2.2 Kehamilan Sungsang
2.2.1 Pengertian
Sungsang merupakan keadaan dimana bagian terendah janin berada
disegmen bawah rahim, bukan belakang kepala. Dikenal beberapa jenis
18
Proverawati, Asfuah S.,2014.Loc.cit
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 265
sungsang, yakni: presentasi bokong, presentasi bokong kaki sempurna,
presentasi bokong kaki tidak sempurna. Dengan insiden 3-4% dari seluruh
kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (lebih dari 37 minggu),
presentasi bokong merupakan malpresentasi yang sering dijumpai. Sebelum
umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-
30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah
umur kehamilan 34 minggu. Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak
diketahui, tetapi terdapat beberapa faktor resiko selain prematuritas, yaitu
abnormalitas struktural uterus, polihidramnion, plasenta previa,
multiparitas,mioma uteri, dan riwayat presentasi bokong sebelumnya.19
19
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2015
20
Proverawati, Asfuah S.,2014.Loc.cit
21
Mochtar, Rustam. .Sinopsis obstetri : obstetri operatif, obstetri sosial, jilid 2. Jakarta: EGC.2011
22
Oxorn, Harry dan William R. Forte. Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi
Persalinan.Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica. 2015.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 266
bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur
kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-30 %,
dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur
kehamilan 34 minggu. Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui,
tetapi terdapat beberapa faktor risiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas
struktural uterus, polihidramnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri,
kehamilan multipel, anomali janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat
presentasi bokong sebelumnya. Manajemen presentasi bokong mengalami
perubahan yang mengarah kepada semakin dipilihnya cara persalinan bedah
sesar dibandingkan vaginal.23
2.2.2 Diagnosis
Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pada pemeriksaan
luar, dibagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian yang keras dan bulat,
yakni kepala, dan kepala teraba difundus uteri. Kadangkadang bokong janin
teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah- olah kepala, tetapi bokong tidak
dapat digerakkan semudah kepala. Seringkali wanita tersebut menyatakan
bahwa kehamilannya terasa lain daripada kehamilan yang terdahulu, karena
terasa penuh dibagian atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah.
Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih
tinggi daripada umbilikus. Apabila diagnosis letak sungsnag dengan
pemeriksaan luar tidak dapat dibuat, karena misalnya dinding perut tebal,
uterus mudah berkontraksi atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis
ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dalam. Apabila masih ada keragu-
raguan, harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik
atau M.R.I. (Magnetic Resonance Imaging).24
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 267
pemeriksaan dalam vagina dan atau pemeriksaan ultrasonografi. Keberhasilan
untuk menemukan adanya presentasi bokong pada masa kehamilan sangat
penting oleh karena adanya prosedur versi luar yang direkomendasikan guna
menurunkan insidensi persalinan dengan presentasi selain kepala dan
persalinan bedah sesar. Pemeriksaan yang hanya menunjukan adanya
presentasi bokong saja belum cukup untuk membuat perkiraan besarnya
risiko guna pengambilan keputusan caara persalinan yang hendak dipilih.
Taksiran berat jain, jenis keadaan bokong, keadaan selaput ketuban, ukuran
dan struktur tulang panggul ibu, keadaan hiperekstensi kepala janin,
kemajuan persalinan, pengalaman penolong, dan ketersediaan fasilitas
pelayanan intensif neonatal merupakan hal-hal yang penting untuk diketahui.
Klasifikasi presentasi bokong dibuat terutama untuk kepentingan seleksi
pasien yang akan dicoba persalinan vaginal. Terdapat tiga macam presentasi
bokong, yaitu bokong murni (60-70% kasus), bokong komplit (10% kasus),
dan kaki. varian presentasi kaki adalah presentasi bokong inkomplit, kaki
komplit, kaki inkomplit, dan lutut. Janin dengan presentasi kaki dan
variannya direkomendasikan untuk tidak dilakukan percobaan persalinan
vagina.25
Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang
ditandai dengan adanya sakrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus. Bila dapat
diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit,
sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan
jari- jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak
tangan. Pada persalinan lama, bokong janin mengalami edema, sehingga
kadang- kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka. Pemeriksaan
yang teliti dapat membedakan bokong dengan muka karena jari yang akan
dimasukkan kedalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang
dimasukkan ke dalam mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada
hambatan. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba
25
Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan, Edisi 3. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.2015
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 268
disamping bokong, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak tidak
sempurna, hanya teraba satu kaki disamping bokong.26
26
Varney, Helen.. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4. Jakarta: EGC.2011.
27
Wiknjosastro, 2015.Loc.cit
28
Oxorn, Harry dan William R. Forte.2015..Loc.cit
29
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2015
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 269
ketuban yang berlebihan, kehamilan ganda, plasenta previa, panggul sempit,
fibromyoma, hydrocephalus, dan janin besar. Setiap keadaan yang
mempengaruhi masuknya kepala janin kedalam panggul mempunyai peranan
dalam etiologi presentasi bokong. Banyak yang tidak diketahui sebabnya, dan
setelah mengesampingkan kemungkinan-kemungkinan lain maka sebab
malposisi tersebut baru dinyatakan hanya karna kebetulan saja. Sebaliknya,
ada prsentasi bokong yang membakat. Beberapa ibu melahirkan bayinya
semuanya dengan presentasi bokong, menunjukan bahwa bentuk panggulnya
adalah sedemikian rupa sehingga cocok untuk prsentasi bokong dari pada
presentasi kepala. Implantasi plasenta di fundus atau di cornu uteri cenderung
untuk mempermudah terjadinya presentasi bokong. Adapun penyebab
presentasi bokong (letak sungsang) antara lain: 30
30
Oxorn, Harry dan William R. Forte.2015..Loc.cit
31
Wiknjosastro, 2015.Loc.cit
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 270
6. Lakukan postural posisi Knee chest serta anjurkan untuk dilaksanakan
dirumah.
7. Bila diperlukan kolaborasi dengan dokter dan kapan ibu harus segera
datang ketempat pelayanan kesehatan.
Penatalaksanaa untuk kehamilan sungsang adalah posisi knee chest. Knee
chest dilakukan dengan posisi perut seakan menggantung kebawah. Cara ini
harus dilakukan rutin setiap hari sebanyak 3-4x/hari 10 menit. Jika posisi
bersujud ini dilakukan pada saat sebelum tidur, sesudah tidur, sebelum mandi,
selain itu melakukan posisi knee chest secara tidak langsung pada waktu
melakukan sholat.32
Penatalaksanaan kehamilan sungsang pada trimester III menganjurkan
pada ibu untuk tetap menjaga pola nutrisi, pola istirahat, dan pola aktivitas.
Memberitahu ibu untuk mempersiapkan persalinan dengan sungsang baik
secara normal maupun per abdominal. Ibu bersalin dengan persalinan per
abdominal karena ibu primigravida, ibu suspect CPD, dan his ibu tidak
adekuat, dan dari pembukaan serviks yang tidak bertambah. Faktor kehamilan
letak sungsang yang terjadi pada primigravida sampai umur kehamilan aterm
maka kehamilan harus segera diakhiri dengan jalan operasi sectio cessarea
karena panggul ibu belum pernah melahirkan, tidak bisa dicoba-coba untuk
melahirkan dengan cara normal. Pertolongan persalinan dilakukan dirumah
sakit atau fasilitas kesehatan yang dapat melakukan opersi, bila
memungkinkan lakukan versi luar, bila tidak berhasil lakukan persalinan
sungsang per vaginam atau SC.33
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi janin sungsang yaitu :34
1. Knee chest
Knee chest dilakukan dengan posisi perut seakan menggantung
kebawah. Cara ini harus dilakukan rutin setiap hari sebanyak 2 kali (pagi
dan sore) selama 10 menit. Jika posisi bersujud ini dilakukan dengan
baikdan teratur maka besar kemungkinan janin sungsang akan kembali
32
Ibid
33
Rukiyah, A.Y dan Lia Yulianti. Asuhan Patologi Kebidanan. Jakarta: Trans Info Medika.2015.
34
Ibid
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 271
pada posisi yang normal.
Secara harfiah knee chest position berarti posisi lutut-dada atau
menungging atau biasa juga disebut dengan posisi sujud. Menurut dr.
Frizar Irmansyah, SpOG (K) menyatakan bahwa knee chest position
adalah posisi sujud yang dapat dilakukan untuk memutar posisi bayi
sungsang menjadi posisi yang seharusnya. Knee chest position ini dapat
dilakukan pada usia kandungan 7-8 delapan bulan. Durasi untuk
melakukan posisi sujud ini dilakukan selama 5-10 menit dua kali dalam
sehari.
Greenhill menyatakan bahwa versi spontan adalah yang diharapkan
setelah melakukan Knee Chest Position (KCP) ini. Dilakukan 2-3 kali
sehari selama 10-15 menit. Dimana diharapkan bokong janin yang telah
turun akan bebas kembali sehingga terjadi versi spontan.Usia kehamilan
yang dianjurkan untuk KCP adalah usia kehamilan 30-32 minggu. Kalau 1
minggu tidak berhasil berarti versi luar juga sia-sia (Rizkiani, 2013 : 288).
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 272
persalinan. Adapun salah satu cara untuk mencegah melahirkan sungsang
(bokong) adalah melakukan knee chest position, dengan posisi perut
seakan-akan menggantung ke bawah. Dilakukan rutin 2 kali setiap hari
pagi dan sore selama 10 menit. Kegiatan ini sangat mengurangi
kemungkinan melahirkan sungsang, aman dan memberi ruang pada bayi
untuk berputar kembali ke posisi normal. Kemungkinan berhasil adalah
92%.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan posisi janin letak bokong
pada kehamilan. Penyebab yang umumnya terjadi antara lain panggul
sempit, plasenta previa atau lainnya. Usaha yanga dapat dilakukan untuk
mengubah posisi janin menjadi kepala di bawah adalah melakukan knee
chest position (posisi lutut-dada), berlututlah seperti dalam posisi sujud,
letakan dada pada dasar lantai, bernafaslah dengan rileks, lakukan posisi
ini antara 5 sampai 10 menit. Posisi knee-chest dapat dilakukan 1 sampai 2
kali sehari.
Posisi janin dikatakan sudah mantap (tidak berubah lagi) setelah usia
kehamilan 35 minggu. Jadi, bila pada usia kehamilan 32 minggu letaknya
sungsang, masih ada kemungkinan berubah karena usia kehamilan belum
35 minggu. Biasanya dokter akan menyarankan ibu melakukan gerakan
tertentu yang disebut knee-chest position, yaitu gerakan seperti sujud, salah
satu pipi menempel di lantai, kedua lutut menempel di lantai dan bokong
dalam posisi menungging. Dilakukan minimal 2 kali sehari, selama 10-15
menit. Gerakan ini bertujuan agar janin berputar sehingga bagian
terbawahnya adalah kepala.36
Dalam penelitian B. Kenfack dkk, instruksi yang diberikan kepada
perempuan untuk mengasumsikan posisi knee chest selama 15 menit tiga
kali sehari selama seminggu, berhasil mengubah presentasi sungsang ke
presentasi kepala 61% dari wanita dibandingkan dengan versi spontan 40%
pada kelompok kontrol, dengan signifikan secara statistik perbedaannya.
Studi ini menunjukkan bahwa menasihati perempuan dengan janin
36
Rukiyah, A.Y dan Lia Yulianti.2015..Loc.cit
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 273
presentasi sungsang antara minggu ke-36 dan ke-37 untuk menggunakan
posisi knee chest selama 15 menit tiga kali sehari aman, sederhana dan
secara signifikan mengurangi kejadian sungsang saat persalinan.
2. External Cephalic Version (EVC)
Metode ini dilakukan oleh dokter kandungan yang bertujuan untuk
mengubah posisi janin dari luar tubuh ibu hamil ketika usia kehamilannya
sudah mencapai 34 minggu. Namun demikian, metode ini biasanya
menyakitkan dan bahkan rentan menimbulkan kematian pada janin karena
suplai oksigen ke otak janin berkurang.37
2.3.1 Penanganan
Penggunaan seksio secara untuk bayi sungsang, dalam keyakinan bahwa
ini lebih aman. Disejumlah pusat persalinan tingkat pembedahan caesar 65 %
dari semua bayi sungsang. Dalam kasus-kasus tertentu, khususnya jika bayi
sangat kecil atau sangat besar, biasanya dilakukan bedah caesar. Alasan dalam
kasus bayi lahir kecil (kurang dari 1500 gram atau kehamilan 32 minggu)
adalah dokter cemas kepala bayi yang lembut akan rusak selama proses
kelahiran melalui vagina. Bayi berukuran besar (lebih dari 4000 gram) jelas
menyulitkan persalinan.38
2.3.2 Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32
minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin
bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri
dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 274
mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih
tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan
dalam presentasi kepala.39
39
Ibid
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 275
kneechest pada Ny. M umur 25 tahun G1P0A0 hamil 34 minggu di
RSUD.Kota Semarang pada tahun 2015.
Metode : Studi kasus ini merupakan jenis diskriptif kualitatif
dengan teknik pengambilan sampel dengan quota sampling, memilih
sampel sesuai dengan keinginan peneliti. Pengumpulan data melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan penelitia ini Ny. M
umur 25 tahun G1 P0 A0 sebagai subjek observasi. Data dikumpulkan
adalah data primer dengan mengikuti perkembangan subject selama
intervensi diberikan dalam kurun waktu 10 hari dengan mengamati
perubagan letak janin setelah dilakukan intervensi knee chest. Istrumen
studi kasus ini yang digunakan format asuhan kebidanan ibu hamil. Teknik
analisis data yang digunakan secara diskriptif. Hasil : Pada kasus ini
dilakukan metode knee chest 3-4 kali sehari selama 10 menit atau selama
15 menit setiap dua jam setelah bangun tidur, selama 10 hari, tetapi dalam
pelaksanaan hanya dilakukan 2 kali sehari selama 8 menit dalam waktu 5
hari pertama perlakuan dilaksanakan belum berhasil dan observasi janin
masih dalam keadaan sungsang, namun setelah metode knee chest
diberikan sesuai 3-4 kali sehari selama 10 atau selama 15 menit,
dilanjutkan dan setelah 10 hari dilakukan observasi janin sudah dalam
keadaan normal.
Kesimpulan : Data yang didapatkan dari pengkajian mengatakan
sudah tidak ada lagi benda keras yang mendesak tulang iga, dan
pemeriksaan Leopold bagian terbawah janin teraba bagian bulat, keras,
melenting yaitu presentasi kepala, hal ini terjadi karena kepala janin yang
mendesak tulang iga sudah berputar dan kepala janin sudah berada pada
bagian terbawah janin. Maka dapat disimpulkan tindakan knee-chest yang
dilakukan pada Ny. M umur 25 tahun G1P0A0 hamil 34 minggu dengan
letak sungsang dilakukan intervensi knee-chest selama 10 hari janin sudah
dalam keadaan letak normal.
3. Menurut Usti Fina Hasanah Hasibuan (2020)
Letak sungsang merupakan letak membujur dengan kepala janin di
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 276
fundus uteri. Penyebab terjadinya letak sungsang meliputi panggul sempit,
terdapat lilitan tali pusat, kelainan uterus, terdapat tumor di pelvis minor
yang mengganggu masuknya kepala janin ke PAP, placenta previa, dan
kehamilan ganda. Sedangkan penanganan presentasi sungsang pada masa
kehamilan bertujuan untuk mencegah malpresentasi pada waktu
persalinan. Pada tahun 2009 di Sumatera Utara sebanyak 4,4% kehamilan
dengan letak sungsang. Dan angka kematian perinatalnya mencapai
29,4%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan
sikap bidan dalam penanganan kehamilan dengan letak sungsang.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh bidan di Rumah Sakit Setio Husodo Kisaran
sebanyak 20 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling
jenuh. Data diperoleh melalui kuesioner, diolah dengan editing, coding,
tabulating, scoring dan analisis. Data disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
Hasil penelitian di peroleh pengetahuan bidan dalam penanganan
kehamilan dengan letak sungsang mayoritas buruk sebanyak 11 orang
(55%). Sikap bidan dalam penanganan kehamilan dengan letak sungsang
mayoritas baik sebanyak 16 orang (80%). Hasil penelitian yang diperoleh
peneliti dapat disimpulkan bahwa responden memiliki pengetahuan yang
buruk dan memiliki sikap yang baik. Dengan demikian di harapkan kepada
pimpinan Rumah Sakit Setio Husodo Kisaran agar dapat hendaknya lebih
meningkatkan mutu pelayanan terutama pada penanganan kehamilan
dengan letak sungsang. Dan menggerakkan bidan untuk lebih
meningkatkan pengetahuan dan sikap dalam memberikan pelayanan
kesehatan terutama penanganan kehamilan dengan letak sungsang melalui
pelatihan atau seminar.
4. Menurut Emi Sutrisminah (2018)
Setiap ibu hamil mengharapkan kehamilan yang sehat dan normal,
begitu juga dengan dengan posisi janin yang dikandungnya. Letak janin
yang normal dalam rahim adalah dengan presentasi belakang kepala, tetapi
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 277
tidak jarang ditemukan beberapa ibu hamil yang letak janinnya dengan
presentasi selain kepala, seperti halnya presentasi bokong. Pada letak
bokong kepala janin teraba dibagian fundus uteri, sedangkan bokong
teraba di bagian bawah ibu (daerah pelvis). Faktor penyebab terjadinya
letak sungsang bisa disebabkan oleh factor ibu maupun faktor janin, faktor
ibu antara lain : multiparitas, panggul sempit, plasenta previa dan kelainan
uterus, sedangkan faktor janin seperti gemeli, hidramion, hidrocepalus.
Pada kehamilan dibawah umur 32 minggu, ibu hamil tidak perlu khawatir
karena posisi janin masih bisa berubah, tetapi pada kehamilan lebih dari 37
minggu posisi janin sudah sulit untuk berubah, sehingga perlu dilakukan
teknik-teknik tertentu untuk merubahnya misalnya dengan melakukan
versi luar. Menolong persalinan sungsang dapat dilakukan secara klasik,
Bracht, Muller & Loveset, sampai sektio sesarea yang tentunya semua itu
tergantung dari kondisi ibu dan janin. Komplikasi persalinan sungsang
bisa terjadi baik pada ibu maupun pada bayinya apabila pertolongan
persalinannya tidak dilakukan dengan benar
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 278
Persalinan letak sungsang paling banyak ditemukan pada multigravida,
kelompok usia kehamilan 37 – 41 minggu, jenis presentasi bokong kaki
(incomplete breech) dengan penanganan paling banyak ialah persalinan
pervaginam (spontaneus Bracht). Berat badan lahir bayi letak sungsang
paling sering berkisar 2500 – 3999 gram, umumnya bayi tidak mengalami
asfiksia. Walaupun jarang ditemukan komplikasi, mortalitas bayi letak
sungsang terdapat sebanyak 15 kasu
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 279
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 280
2.13 Keluhan yang dirasakan (ada/tidak ada)
Rasa lelah :-
Mual dan muntah yang lama :-
Nyeri Perut :-
Panas, mengigil :-
Sakit kepala berat/terus menerus :-
Penglihatan kabur :-
Rasa nyeri/panas waktu BAK :-
Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya : -
Pengeluaran pravaginam : cairan, lendir, keputihan : -
Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai :-
Oedema :-
2.14 Diet/makan
Sebelum Hamiil Sesudah Hamil
Makan
a. Frekuensi : 3 x/hari 3-4x/hari
b. Jenis : Nasi, sayur, Nasi, sayur, lauk,
lauk pauk snack
Minum
c. Frekuensi : 8 gelas /hari 8 gelas /hari
d. Jenis : Air putih, teh Air putih, teh, jus
Keluhan : Tidak ada Ibu mengatakan
hasil usg dari
dokter
kandungan
bahwa posisi
janin adalah
bokong
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 281
2.15 Pola Eliminasi
BAB : 1x sehari BAB : 1x sehari
Konsistensi : Lembek Konsisten : Lembek
Warna : Kuning kecoklatan Warna: Kuning kecoklatan
2.16 Aktifitas sehari-hari
Pola istirahat dan tidur : Ya, Siang 1 jam, malam 8 jam
Seksualitas : 1x dalam seminggu
Pekerjaan : Mengurus rumah tangga
2.17 Riwayat Imunisasi TT
TT1 : Sudah di imunisasi waktu anak pertama
TT2 : Sudah di imunisasi waktu anak pertama
TT3 : 05-12-2020
TT4 :-
TT5 :-
2.18 Kontrasepsi yang pernah digunakan : Suntik 3 bulan
Lamanya : 5 tahun
8. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Tahu Jenis Penyulit
Tempat BB PB
No n UK persalina Penolong Kehamilan/ JK
Bersalin
lahir n Persalinan
37 Laki- 2000 46
1. 2015 RS Normal Bidan Sungsang
mgg laki gram cm
Hami
2.
l ini
9. Riwayat Kesehatan
4.3 Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita (ada/tidak
ada)
Jantung :-
Tekanan darah tinggi :-
Hepar : -
Diabetes melitus :-
Anemia berat :-
Penyakit hubungan seksual dan HIV/ AIDS : -
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 282
Campak :-
Malaria :-
Tuberkulosis :-
Gangguan mental :-
Operasi :-
Lain-lain :-
4.4 Prilaku kesehatan (ada/tidak ada)
Penggunaan alkohol/obat-obatan sejenisnya : -
Obat-obatan /jamu yang sering digunakan :-
Merokok, makan sirih :-
Irigasi vagina/ganti pakaian dalam :-
10. Data Psikososial
5.3 Status perkawinan :
Jumlah : 1 kali
Lama perkawinan : 7 tahun
5.4 Susunan keluarga yang tinggal serumah :
Jenis Umur Hubungan
No Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Kelamin tahun Keluarga
1. Laki-laki 28 th Suami SMP Wiraswasta
2. Perempuan 5,5 th Anak TK
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 283
3.2 Objektif :
1. Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
2. Keadaan emosional : Baik
3. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg Denyut nadi: 84x/menit
Suhu tubuh : 36,6 ◦C Pernafasan : 21 x / menit
4. Tinggi badan : 153 cm
5. Berat badan sebelum hamil : 48 kg Berat badan sekarang: 54 kg
6. Kenaikan berat badan selama hamil : 6 kg
7. Pemeriksaan fisik
7.1 Muka : Tidak pucat, tidak ada oedema
kelopak mata : Tidak ada oedema
Konjungtiva : Tidak anemis
Sklera : Putih,tidak ikterus
Mulut dan gigi : Tidak ada stomatis dan tidak ada caries
7.2 Kelenjar thyroid : Tidak ada pembengkakan
7.3 Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
7.4 Dada :
Jantung : Normal, bunyi reguler
Paru : Normal, bunyi vesikuler
Payudara : Pembesaran : Normal
Puting susu : Menonjol
Simetris : Ya
Benjolan/tumor : Tidak ada
Pengeluaran : Belum ada
Rasa nyeri : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
7.5 Punggung dan pinggang : Normal
Posisi tulang belakang : Lordosisi fisiologi
Pinggang nyeri : Terkadang nyeri
7.6 Ekstremitas atas dan bawah odema : Tidak ada
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 284
Kekakuan sandi : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Refleks : (+)/(+) (kanan dan kiri)
LILA : 25,5 cm
Abdomen :
➢ Inspeksi
Bentuk : Pembesaran perut simetris
Bekas luka operasi: Tidak ada
Strie Gravidarum : Tidak ada
Linea nigra : Ada
Linea alba : Tidak ada
➢ Palpasi
Leopold I : TFU 30 cm, Bagian fundus teraba bulat,
keras dan melenting (kepala)
Leopold II : Bagian perut sebelah kanan teraba bagian
keras, memanjang dan ada tahanan (punggung)
Leopold III : Bagian terendah janin teraba bagian
bulat, lunak, tidak melenting (Bokong)
Leopold IV : Penurunan bagian terbawah belum masuk
PAP (masih bisa digoyangkan) convergen.
➢ Auskultasi
Punctum maximum : Kuadran 5 sebelah kanan
Denyut jantung fetus : 138x/mnt teratur
Taksiran berat janin : (TFU-12) x 155 = 2795 gram
7.7 Ano-ganital
7.7.1 Inspeksi
Perineum : luka parut : Tidak ada
Vulva vagina : Warna : Merah muda
Luka : Tidak ada
Fistula : Tidak ada
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 285
Varises : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : Keputihan
Warna : Bening
Konsistensi : Cair
Jumlah : Sedikit
Kelenjar bartolini : Tidak ada pembesaran
Pembengkakan : Tidak ada
Rasa nyeri : Tidak ada
Anus : haemoroid : Tidak ada
7.7.2 Periksa dalam
Serviks dan vagina (tidak dilakukan karena tidak ada
indikasi)
Dinding vagina : -
Ukuran serviks : -
Posisi serviks : -
Konsistensi : -
Mobilitas : -
Lain-lain : -
7.7.3 Pelvimetri klinis
- Promontorium : -
- Spina isiadicha : -
- Linea inominata : -
- Ujung sekrum/coccygis: -
- Dinding samping : -
- Kesan panggul : -
- Arcus pubis : -
7.7.4 Adnexa : -
Ukuran : -
Bentuk : -
Posisi : -
Konsistensi : -
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 286
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 08 Juni 2021
Darah : Hb : 13 gr/dL Golongan darah :-
Urine Protein : - Reduksi :-
Pemeriksaan penunjang lain : Hasil usg pada tanggal 4 Mei 2021 usia
kehamilan 32 minggu adalah letak sungsang
3.2 Analisis Data
Ny. R usia 27 tahun G2P1A0 hamil 36 minggu, Janin tunggal hidup intra
uterine dengan Letak Sungsang
3.3 Penatalaksanaan :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin
secara keseluruh baik namun posisi bayi dibagian bawah adalah
bokong dilihat dari hasil usg dan pemeriksaan palpasi. Ibu mengetahui
hasil pemeriksaan.
2. Menganjurkan ibu untuk melakukan posisi Knee chest. Knee chest
dilakukan dengan posisi perut seakan menggantung kebawah. Cara ini
harus dilakukan rutin setiap hari sebanyak 3-4x/hari 10 menit. Jika
posisi bersujud ini dilakukan pada saat sebelum tidur, sesudah tidur,
sebelum mandi, selain itu melakukan posisi knee chest secara tidak
langsung pada waktu melakukan sholat. Ibu akan melakukan anjuran
tersebut.
3. Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga pola nutrisi, pola
istirahat, dan pola aktivitas. Ibu akan menjaga pola nutrisi, istirahat
dan pola aktivitas.
4. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM III, dan
tanda tanda persalinan. Ibu dapat mengulangi penjelasan yang
diberikan.
5. Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan dan menganjurkan ibu untuk
membaca buku KIA tentang tanda-tanda persalinan. Ibu mengerti dan
akan membaca buku KIA.
6. Mendiskusikan persiapan persalinan, meliputi:
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 287
a) Penolong persalinan
b) Tempat persalinan
c) Transportasi yang di pakai
d) Persiapan biaya
e) Pengambil keputusan
f) Pendamping persalinan
g) Keperluan ibu dan bayi
h) Pendonor jika diperlukan
Ibu ingin bersalin ditolong oleh bidan di tempat praktik mandiri,
menggunakan transportasi sendiri, biaya sudah disiapkan, pengambil
keputusan nantinya adalah suami, ibu ingin didampingi suami saat
melahirkan, ibu sudah mempersiapkan keperluan untuk dirinya sendiri
dan bayinya dan ibu sudah mempersiapkan siapa nanti yang jadi
pendonor untuk dirinya.
7. Memberikan hufabion 1x1 sehari serta menjelaskan cara minum yang
benar dan aturan minumnya. Ibu bersedia minum obat secara teratur.
8. Menyepakati kunjungan ulang 1 minggu untuk di USG kembali ke dr.
SPOG untuk melihat posisi janin atau sewaktu waktu jika ada
keluhan. Ibu bersedia periksa kembali minggu lagi ke dr. SPOG atau
sewaktu waktu jika ada keluhan.
9. Melakukan pendokumentasian. Pendokumentasian telah dilakukan.
.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 288
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan persamaan dan kesenjangan antara
teori yang ada dengan praktik pada asuhan kebidanan Ny.R G2P1A0 umur 27
tahun 36 minggu dengan letak sungsang di PMB Hj. Ida Adawiah. Pembahasan
ini dibuat berdasarkan praktik dengan asuhan yang nyata di lapangan serta
pendekatan proses melalui metode pendokumentasian SOAP.
A. Data Obyektif
Pengkajian yang dilakukan tanggal 08 Juni 2021 pukul 08.00 WIB.
Identitas Pasien Nama Ny. R, Umur 27 tahun, Data Subyektif yang meliputi
alasan pada waktu masuk dikarenakan kunjungan ulang Ibu ingin
memeriksakan kehamilannya dan dan adanya keluhan Ibu mengatakan terasa
sesak di perut bagian atas..
Menurut Winknjosastro, data obyektif didapatkan melalui : pemeriksaan
kesadaran umum, kesadaran, tekanan darah, nadi, suhu pernafasan, berat
badan, tinggi badan dan LILA. Keluhan utama kehamilan letak sungsang,
keluhan yang dirasakan ibu adalah gerakan janin terasa lebih banyak bagian
perut bagian bawah dan terasa penuh dibagian atas. Sehingga antara kasus dan
teori terjadi kesenjangan yaitu tidak dilakukan pemeriksaan tinggi badan. 40
Berdasarkan hasil pengkajian ada kesesuaian antara teori dan kasus yaitu
secara teori dikatakan bahwa Ny R mengalami letak Sungsang..
B. Data Objektif
Asuhan kebidanan didapatkan Ny. R G2P1A0 umur 27 tahun, umur
kehamilan 36 minggu, janin tunggal, hidup, intra uteri, letak memanjang,
punggung kiri, bagian terbawah belum masuk PAP dengan letak sungsang. Ibu
mengatakan sesak dan perut bagian atas terasa penuh,
Menurut Sastrawinata41, kehamilan sungsang adalah dalam rahim, kepala
janin berada di fundus dan bokong di bawah. Leopold II Kanan : Teraba bagian
– bagian kecil janin (ekstremitas). Kiri : Teraba tahanan keras memanjang
40
Wiknjosastro, H. Ilmu Kandungan. Edisi 4. Cetakan 8. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2015.
41
Sastrawinata, Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi, Jakarta : EGC.2015.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 289
(punggung). Leopold III teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong).
Leopold IV bagian terbawah belum masuk panggul. Sehingga pada kasus Ny.
R mempunyai tanda dan gejala yang sesuai dengan teori. Jadi pada langkah
interpretasi data antara teori dan praktek asuhan kebidanan tidak ada
kesenjangan.
C. Analisa Data
Secara teori untuk kasus ibu hamil dengan letak sungsang segera
dilakukan pendidikan kesehatan tentang posisi knee chest dan pada kasus Ny.
R G2P1A0 Trimester II – III dengan letak sungsang dengan teori ada
kesesuaian karena sama-sama dilakukan antisipasi tindakan segera berupa
pendidikan kesehatan tentang posisi knee chest. Jadi langkah ini antara teori
dan praktek asuhan kebidanan tidak ada kesenjangan.
Menetapakan kebutuhan terhadap tindakan segera, melalui konsultasi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Pada kasu
rencana tindakan pada tanggal 08 Juni 2021 Pukul 08.25 WIB yaitu beritahu
ibu tentang hasil pemeriksaan, Beri motivasi ibu agar tidak terlalu cemas
dengan kehamilannya, ajarkan ibu untuk berposisi knee chest (menungging)
dan mempraktekan 3 - 4 kali sehari selama 10 – 15 menit, anjurkan ibu untuk
tetap istirahat cukup, beri KIE tentang gizi ibu hamil, berikan terapi pada ibu
berupa tablet Fe, kalk dan vit C dan anjurkan ibu untuk minum obat dari bidan
dan beritahu Ibu 6 hari lagi akan di lakukan kunjungan rumah.
D. Penatalaksanaan
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana sebelumnya,
baik terhadap masalah pasien ataupun diagnosis yang ditegakkan. Pelaksanaan
ini dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun berkolaborasi dengan
tim kesehatan lainnya.42 Pelaksanaan telah sesuai dengan perencanaan yang
telah di susun. Sehingga tidak terjadi kesenjangan antara kasus dan teori.
Penatalaksanaan ini menganjurkan ibu untuk melakukan posisi Knee chest.
Knee chest dilakukan dengan posisi perut seakan menggantung kebawah. Cara
ini harus dilakukan rutin setiap hari sebanyak 3-4x/hari 10 menit. Jika posisi
42
Varney, H. .Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi. 4. Volume. 2. Jakarta : EGC.2017.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 290
bersujud ini dilakukan pada saat sebelum tidur, sesudah tidur, sebelum mandi,
selain itu melakukan posisi knee chest secara tidak langsung pada waktu
melakukan sholat
Hasil penelitian ini jugas sejalan dengan penelitian Emi 43 bahwa posisi
janin sungsang tentunya dapat mempengaruhi proses persalinan, jika yang
terjadi adalah presentasi bokong murni, maka persalinan normal masih relatif
mudah dilakukan. Namun, hanya berlaku bagi ibu yang sudah pernah
melahirkan bayi cukup bulan pervaginam. Sedangkan jika yang terjadi adalah
presentasi kaki, pada saat ketuban pecah spontan mungkin saja tali pusat ikut
keluar (prolapsus tali pusat). Jika tidak segera dilakukan persalinan, janin
mungkin tidak terselamatkan. Untuk mencegahnya, persalinan dapat dilakukan
dengan cara sesar. Proses persalinan yang salah jelas dapat menimbulkan
resiko bagi janin. Untuk itu biasanya dokter, bidan menggunakan partograf
(alat untuk memantau kemajuan persalinan). Jika persalinan dinilai berjalan
lambat, maka harus segera dilakukan operasi (seksiosesaria). Untuk ibu yang
baru pertama kali hamil atau terdapat faktor resiko tinggi/ penyulit pada
kehamilannya maka persalinan sesar merupakan jalan terbaik. Dalam hal ini,
serahkan keputusan terbaik kepada dokter yang menangani.
.
43
Emi Sutrisminah. Penatalaksanaan Letak Sungsang. Jurnal FK Unissula Semarang.2019.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 291
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Pengakajian Mulai dari data Subjektif, objektif, dan
analisa Kasus didapatkan Bahwa Ny, R G2P1A0 umur 27 Tahun hamil 36
minggu mengalami Kehamilan dengan Letak Sungsang, dan Pengkaji telah
Melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. R dan telah diberikan penatalaksaan
kehamilan dengan Letak Sungsang.
Dan setelah dilakukan Pengkajian secara menyeluruh, bahwaa Asuhan yang
telah diberikan dengan teori yang diada tidak ada kesejangan..
5.2 Saran
1. Bagi Profesi
Bidan dapat meningkatkan pengetahuan dan mutu pelayanan yang
menyeluruh dalam melaksanakan asuhan kebidanan khususnya tentang
pendidikan kesehatan pada ibu hamil dengan letak sungsang sesuai dengan
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney serta memperhatikan
teknik posisi knee chest yang benar.
2. Bagi Klien
Diharapkan pasien memeriksakan kehamilannya pada tempat pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan untuk mengetahui posisi janinnya. Dan pasien
hendaknya dapat melakukan posisi bersujud (knee chect posision) sendiri
dengan memperhatiakan posisi tersebut dengan benar sehingga tidak
terjadi komplikasi dan posisi janin kembali normal.
3. Bagi Institusi
a. Pendidikan Diharapkan bagi institusi pendidikan lebih menambah
referensi terbaru tentang kehamilan sungsang
b. Rumah sakit Diharapakan dapat mempertahankan mutu pelayanan
yang optimal dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil
sehingga dapat memberikan kepuasan pada pasien
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 292
DAFTAR PUSTAKA
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 293
20. Sastrawinata, Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi, Jakarta :
EGC.2015.
21. Usti Fina Hasanah Hasibuan. Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dalam
Penanganan Kehamilan Dengan Letak Sungsang Di Rumah Sakit Setio
Husodo Kisaran. Jurnal Stindo Profesional. Volume VI | Nomor 4 | Juli 2020
22. Varney, H. .Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi. 4. Volume. 2. Jakarta :
EGC.2017.
23. Walyani, Elisabeth Siwi. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta:
Pustaka Barupess.2015
24. Wiknjosastro, H. Ilmu Kandungan. Edisi 4. Cetakan 8. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2015.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 294
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D. P2A0 DENGAN RETENSIO
PLASENTA DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN SARINAH
Sarinah1, Rizkiana Putri2
1,2 Fakultas Vokasi, UIMA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan ibu dan bayi, terutama pada ibu yang tidak mendapatkan asuhan
kesehatan ibu dan anak salah satunya adalah melaksanakan asuhan secara
yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus menerus antara seorang
(Sumaryati, 2017).
oleh seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin
2016).
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 295
Menurut World health organization (WHO), angka kematian ibu
(AKI) di dunia pada tahun 2015 adalah 261 per 100.000 kelahiran hidup
dibandingkan angka kematian ibu di negara maju yaitu 239 per 100.000
hidup penyebab utama kematian ibu ialah tekanan darah tinggi (hipertensi)
hingga di bawah 70% 100.000 kelahiran hidup, AKB 25 per 1000 KH.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 296
Direktur promosi kesehatan Kemenkes Eni Gustina, menurunkan AKI
2017 jumlah kematian ibu Maternal yang terlapor sebanyak 696 orang
2016 kematian ibu sebanyak 799. Jumlah kematian ibu dengan proporsi
kematian ibu hamil 183 orang (19,9/100000), pada ibu bersalin 224 orang
atau kota dengan provinsi dengan proporsi kematian ibu di bawah rata-rata
Jawa Barat yaitu Kota Bekasi, kota Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota
ibu terjadi pada saat melahirkan (60,67% ), waktu nifas (30,43%) dan
waktu hamil (8,7%). Hal ini sejalan dengan data mengenai jumlah
kematian ibu dari laporan sarana pelayanan kesehatan. Ditinjau dari sudut
Sedangkan proporsi kematian bayi pada tahun 2017 sebesar 3,4 per
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 297
1000 kelahiran hidup, menurun 0,53 poin dibanding tahun 2016 sebesar
hari) sebesar 3,1/1000 kelahiran hidup atau dapat 4,63% kematian b,ayi
berasal dari bayi usia 0-28 hari, dengan demikian disarankan dalam
penanganan AKB lebih difokuskan pada bayi baru lahir. Angka kematian
bayi sebesar 3,4 per 1000 kelahiran hidup sudah melampaui target MDGS
yang pada tahun 2015 harus sudah mencapai 17/1000 kelahiran hidup
kelahiran, terdapat 28 kematian ibu dan 109 kemaian bayi. Hal ini harus
kehamilan,
data tersebut AKI dan AKB di PMB Bd.Sarinah, STr.Keb berjumlah 0%.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 298
selama kehamilan dan persalinan (tahun 1990) dan Penyebab Angka
proses persalinan kala III, dimana di proses persalinan kala III terjadi
setelah bayi lahir uterus akan teraba keras dengan fundus uteri diatas pusat
sehingga plasenta menekuk dan kemudian terlapas dari dinding uterus dan
turun menuju ke bagian bawah uterus, kedalam vagina dan kemudian lahir
melalui vagina (Widiastini 2018). Kala III adalah waktu untuk pelepasan
dan pengeluaran uri (plasenta) dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Proses kala III biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Jika di kala III tidak dilakukan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 299
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau janin. Jika di ambil
aktif kala III, dimana tedapat tiga langkah utama di kala III yaitu :
Tujuan dari manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi
2019).
Gerakan sayang Ibu pada tahun 1996 (Mi’ Raj, 2017). Selain itu
bayi baru lahir kepada masyarakat. Upaya lainnya yaitu strategi making
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Kala III pada Ny. D P2A0 dengan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 300
mendeteksi dan mencegah secara dini kemungkinan terjadi komplikasi
kematian ibu.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Kala III pada Ny.
2. Tujuan Kusus
BPM Sarinah.
Sarinah.
Sarinah.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 301
e. Mampu melakukan penanganan awal kegawatdaruratan terhadap
ibu bersalin Kala III pada Ny. D P2A0 dengan Retensio Plasenta di
BPM Sarinah.
C. MANFAAT
Data kasus kebidanan ini digunakan sebagai bahan masukkan agar dapat
managemen asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan BBL
3. Bagi klien
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 302
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persalinana
2.2.1 Definisi Persalinan
keluarnya plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Dalam ilmu
adalah proses persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar atau
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 303
darah. Namun, pada akhir kehamilan kadar progsteron
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 304
hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan. Penyebab
dapat berjalan.
sebagai berikut.
1. Fase Laten
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 305
2. Fase Aktif
jam
(Fitriana, 2018)
2.2.3.2 Kala II
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 306
3) Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah
membuka pintu”.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 307
10) Sesudah anak lahir, sering keluar sisa air ketuban, yang
bercampur darah.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 308
5) Naiknya fundus uteri disebabkan karena plasenta jatuh
menjadi panjang.
2.2.3.4 Kala IV
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 309
2.2.4.1 Jalan Lahir (Passage)
1. Bagian Keras
berikut.
a. Tulang Panggul
2) Os sacrum: promotorium
3) Os Coccyangis
b. Artikulasi
pubis
c. Ruang panggul
pelvis minor.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 310
2) Pelvis minor (True Pelvis), dibatasi oleh pintu
(outlet).
d. Pintu panggul
dan outlet.
e. Bidang Hodge
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 311
2) Bidang hodge II: Bidang yang sejajar dengan
Panggul
a) Pita meter.
Baudeloque.
akhli kebidanan.
cm). (Fitriana.2018)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 312
c) Conjugata Eksterna (CE), yaitu jarak dari
harus dinilai
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 313
Sacrum, normalnya: cukup cekung.
sejajar.
belakang 5%
a) Jenis gineko-andorid;
b) Jenis gineko-antropoid;
jenis).
2. Bidang Lunak
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 314
serviks uteri dan vagina. Disamping itu otot-otot, jaringan
2.2.4.2 POWER
2018)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 315
menjadi lebih kecil mendorong janin dan kantong amnion
lemah).
50 detik.
2. Tenaga Mengejan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 316
Saat kepala sampai pada dasar panggul, timbul
2.2.4.3 PASSANGER
terbawah, serta posisi janin, juga ada plasenta dan air ketuban.
(Fitriana, 2018)
1. Janin
1) Sikap (Habitus)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 317
dalam keadaan fleksi, lengan bersilang di dada.
2) Letak (Situs)
letak sungsang.
2. Presentasi
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 318
palpasi atau pada pemeriksaan dalam. Misalnya,
dan lain-lain.
diperjelas istilahnya.
4. Posisi Janin
pertanyaan berikut.
: ukk ki – dep
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 319
b) Ubun-ubun kecil kiri belakang
: ukk.ki – bel
: ukk.mel – bel
: uu.ka – dep
: ukk.ka – bel
: ukk.mel – ka
b) Presentasi dahi
(uub)
: uub.ki-dep
: uub.ki.bel
: uub.mel-ki
: uub.ka-dep
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 320
: uub.ka-bel
: uub.mel.ka
c) Presentasi Muka
d) Presentasi Bokong
e) Letak Lintang
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 321
(2) Menurut arah punggung
: PD
: PB
: PS (S= superior)
: PI (I= inferior)
f) Presentasi Bahu
g) Tangan Menumbung
kanan
2. Plasenta (Uri)
a. Pengertian
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 322
oval. Plasenta terbentuk sempurna pada minggu ke-16
berikut.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 323
menghubungkan janin dengan dunia luar secara
tidak langsung.
a) Korionik Gonodotropin
c) Estrogen
d) Progesteron
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 324
ini juga mengaktifkan tubulus dan alveolus
terjadi ovulasi.
f) Barier (Pertahanan)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 325
b. Bagian – Bagian Plasenta
fetal.
3) Tali pusat
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 326
(satu lobus terpisah), plasenta bilobus ( 2 lobus),
tipe, diantaranya:
basal.
sel.
rahim (myometrium.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 327
dan berasa manis, sedangkan reaksinya agak alkalis dan
(Fitriana, 2018)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 328
Kebutuhan fisiologis diantaranya adalah kebutuhan akan
berikut.
1. Kebutuhan Oksigen
kala I dan kala II, dimana oksigen yang ibu hirup sangat
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 329
janin. Oksigen yang adekuat dapat diupayakan dengan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 330
janin. Hal ini akan mempengaruhi kontraksi atau his,
ibu.
3. Kebutuhan Eliminasi
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 331
b. Menurunkan efisiensi kontraksi uterus atau his.
uterus.
II.
kontraksi uterus.
5. Kebutuhan Istirahat
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 332
emosional dan fisik. Hal ini dilakukan selama tidak ada his
persalinan.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 333
memilih sendiri posisi persalinan dan posisi meneran, serta
berikut:
dilakukan.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 334
Pada awal persalinan, sambil menunggu pembukaan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 335
panggul, dan memperkuat dorongan meneran.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 336
dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin selama
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 337
dapat menigkatkan proses persalinan yang alami atau
normal.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 338
bersalin dapat diberikan dengan memberikan sugesti positif,
a. Pemberian Sugesti
baik-baik saja.
b. Mengalihkan Perhatian
tetap fokus saja pada rasa sakit itu dengan hanya menaruh
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 339
bersalin justru akan merasakan rasa sakit yang semakin
lembut.
c. Membangun Kepercayaan
2018)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 340
2.2.6 Asuhan Persalinan Kala I
1. Perubahan Uterus
persalinan.
bawah.
kuat di fundus.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 341
bersamaan dengan serviks membuka dan mengalami
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 342
pada waktu kontraksi ini penting karena menyebabkan
4. Perubahan Serviks
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 343
adanya kontraksi uterus menyebabkan kandung kemih
terlentang.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 344
kedalaman pernafasan juga semakin meningkat.
atau lainnya.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 345
2. Adanya rasa tegang dan konflik batin yang disebabkan oleh
lainnya.
cemas.
bayi.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 346
Perubahan sikap dan perilaku ibu bersalin pada kala
sekitarnya.(Fitriana, 2018)
1. Pemeriksaan Fisik
sebagai berikut.
a. Pemeriksaan Abdomen
terbawah janin.
b. Menentukan TFU
abdomen.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 347
c. Memantau Kontraksi Uterus
2. Pemeriksaan Janin
a. Pemantauan DJJ
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 348
DJJ tetap abnormal. Apabila selama itu DJJ belum
dirujuk.
sympisis.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 349
6) Bagian 0/5, jika kepala sudah tidak teraba dari luar
2018)
perilaku ibu.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 350
b. Mengurangi reaksi mental yang negatif, emosional dan
d. Pengaturan posisi
3. Persiapan Persalinan
“BAKSOKU”
B : Bidan
A : Alat
K : Kendaraan
S : Surat persetujuan
O : Obat
K : Keluaran
U : Uang
(Fitriana, 2018 )
Keluarga)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 351
makanan, minuman, kebutuhan cairan, kebutuhan
ibu bersalin dengan partus lama, partus tak maju, dan punya
6. Pendokumentasian Kala I
a. SOAP
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 352
subyektif, obyektif, assesment, planning. S = Subyektif,
Proses ini berlangsung selama 2 jam pada primi dan 1 jam pada
diantaranya:
2. Perineum menonjol
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 353
4. Spihncter anus membuka
anaerob
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 354
11. Hb mengalami peningkatan selama persalinan sebesar 1,2
pertama pascapersalinan
16. Pada his berikutnya, lahir lah ubub-ubub besar, dahi dan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 355
dada tertekan oleh jalan lahir, sehingga dari hidung anak
19. Setelah anak lahir, sering keluar sisa air ketuban, yang
lengkap
kamar bersalin
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 356
8. Memilki pengharapan yang berlebihan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 357
persalinan termasuk memberikan dukungan emosional,
anggota keluarga
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 358
c. Kesiapan menghadapi kelahira dan kesiapan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 359
mengurangi rasa nyeri hebat, memberi kesempatan
mengamati perineum.
c. Merangkak
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 360
2.2.8 Asuhan Persalinan Kala III
multipara. Kala III ini sering disebut dengan kala uri atau kala
globuler
vagina
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 361
e. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sesaat plasenta
(Fitriana, 2018)
a. Secara Schultze
b. Secara Duncan
dalam
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 362
b. Plasenta Akreta, melekat dan tumbuh pada vili chorialis
dinding rahim
2018)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 363
3) Setelah terjad kontraksi yang kuat, tegangkan tali
korpus.
kedua tangan.
2018)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 364
3) Periksa plasenta dan selaputnya untuk memastikan
keduanya utuh
2018)
berada disamping ibu dan bayi selama dua jam pertama pasca
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 365
2.2.9.2 Asuhan Kala IV
6. Pendokumentasian
7. Penilaian klinik
(Fitriana, 2018)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 366
dalam satu jam pertama dan 30 menit dalam satu jam
pascapersalinan.
perdarahan uterus.
Selama kala IV, bidan harus memberi tahu ibu dan keluarga
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 367
a. Demam
b. Perdarahan aktif
e. Pusing
Langkah 1
Langkah 2
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 368
Langkah 3
Langkah 4
keringkan.
Langkah 5
dalam
Langkah 6
Baik
Langkah 7
Langkah 8
Langkah 9
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 369
yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan clorin
Langkah 10
Bimbingan Meneran
Langkah 11
Langkah 12
meneran.
Langkah 13
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 370
Langkah 14
Langkah 15
cm.
Langkah 16
Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.
Langkah 17
dan bahan.
Langkah 18
Langkah 19
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 371
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran
Langkah 20
yang sesua jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses
kelahiran bayi
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di
Langkah 21
Lahirnya Bahu.
Langkah 22
Langkah 23
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 372
ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah
Langkah 24
Langkah 25
kesulitan
tindakan resusitasi.
Langkah 26
tubuh lainnya
Langkah 27
Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi lain
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 373
dalam uterus.
Langkah 28
oksitosin.
Langkah 29
Langkah 30
Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat bayi. Dari sisi luar
klem penjepit, dorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan
Langkah 31
simpul kunci
disediakan.
Langkah 32
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 374
Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu.
Langkah 33
Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
kepala bayi.
Langkah 34
vulva.
Langkah 35
Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ib, di tepi atas
pusat.
Langkah 36
Mengeluarkan Plasenta
Langkah 37
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 375
b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan
tali pusat
Langkah 38
Langkah 39
H. Menilai Perdarahan
Langkah 40
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 376
Periksa kedua sisi plasenta dengan baik bagian ibu maupun
khusus.
Langkah 41
perdarahan.
Langkah 42
perdarahan pervaginam.
Langkah 43
Langkah 44
Langkah 45
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 377
Vit K.
Evaluasi
Langkah 46
perdarahan pervaginam.
Langkah 47
menilai kontraksi.
Langkah 48
Langkah 49
Langkah 50
normal 36,5-37,5.
Langkah 51
0,5%.
Langkah 52
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 378
Buanglah bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang sesuai.
Langkah 53
Langkah 54
Langkah 55
Langkah 56
Langkah 57
Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
Langkah 58
2.2.11 Partograf
(Fitriana.2018)
a. Fungsi partograf
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 379
2) Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan
dan kelahiran
mahasiswa).
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 380
yaitu saat mulai terjadi pembukaan servkiks dari 4 cm
2) Kondisi Janin
janin).
mekonium
(kering)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 381
O: Tulang kepala janin terpisah sutura dengan
dapt dipisahkan
3) Kemajuan Persalinan
a) Pembukaan serviks.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 382
a) Waktu mulainya fase aktif persalinan
5) Kontraksi uterus
detik.
7) Kondisi ibu
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 383
a) Nadi dicatat setiap 30 menit. Beri tanda ( ) pada
yang sesuai
yang sesuai
Lakukan pengukuran dan pecatatan jumlah produksi urin setia 2 jam (setiap ibu
berkemih).(Fitriana, 2018
2.3 pengertian Nifas
(Sulistyawati, 2009).
(Mochtar,2008).
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 384
4. Infeksi puerperalis adalah infeksi pada traktus genitalia setelah persalinan
2.4 Perdarahan
1. Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam
masa 24 jam setelah anak lahir. Dalam pengertian ini dimaksud juga
perdarahan karena retensio plasenta (Mochtar, 2008).
2. Perdarahan postpartum sekunder (Late postpartum hemorrhage) yang
terjadi setelah 24 jam, biasanya antara hari ke-5 sampai 15 postpartum
(Mochtar, 2008).
3. Yang dinamakan perdarahan pasca persalinan secara tradisional ialah
perdarahan yang melebihi 500 cc pada kala III (Sastrawinata, 2005).
4. Perdarahan pasca persalinan sekarang dapat dibagi menjadi :
a. Perdarahan pasca persalinan dini ialah perdarahan kurang lebih
500cc pada 24 jam pertama setelah persalinan.
b. Perdarahan pasca persalinan lambat ialah perdarahan kurang lebih
500cc setelah 24 jam persalinan.
5. Beberapa hal yang disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan adalah
perdarahan pasca persalinan, plasenta previa, solusio plasenta, kehamilan
ektopik terganggu, abortus, ruptura uteri, dan penyebab yang lain seperti
perdarahan karena robekan serviks, atonia uteri, retensio plasenta dan
perdarahan pasca persalinan karena retensio sisa plasenta
(Mochtar,2008).
rata kala III berkisar 6-15 menit setelah bayi lahir dan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 385
fundus uteri. Setelah bayi lahir uterus akan teraba keras
1) Metode Schultze
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 386
Pelepasan dimulai pada bagian tengah (sentral) dari plasenta dan akan
2) Metode Duncan
Plasenta lepas mulai dari bagian pinggir (marginal) yang ditandai dengan
plasenta lahir spontan dalam waktu lebih kurang 6 menit stelah anak
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 387
lahir lengkap.
yang terlepas. Tanda ini tampak dalam waktu satu menit setelah
Tali pusat akan tampak menjulur keluar melalui vulva (tanda Ahfeld)
2013).
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 388
Setelah plasenta lepas dan menempati segmen bawah Rahim, maka
c. Pengawasan perdarahan
1) Perasat Kustner
2) Perasat Strassman
tangan kiri dan tangan kanan meregangkan tali pusat, apabila tali
Sholihah, 2013).
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 389
3) Perasat Klien
Untuk melakukan prasat ini, minta pasien untuk meneran, jika tali
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 390
keuntungan di antaranya persalinan kala III lebih singkat,
a. Pemberian oksitosin
luar diberikan 1 menit setelah bayi lahir. Bila 15 menit plasenta belum
aman untuk klien dengan tekanan darah normal. Pada resiko tinggi
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 391
sebaiknya menggunakan oksitosin untuk lebih aman bagi ibu (Fauziyah
Yulia, 2012).
selaput plasenta dalam keadaan lengkap dari sisi maternal dan fetal.
4. Pemeriksaaan Plasenta
a. Plasenta
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 392
memeriksa jumlah kotiledon yang rata-rata 15- 20 kotiledon. Periksa
Amati apakah ada bagian tertentu yang seperti tertinggal atau tidak
utuh, jika kemungkinan itu ada maka segera lakukan eksplorasi untuk
b. Selaput ketuban
tempat yang datar dan pertemukan setiap tepi selaput ketuban sambil
(Walyani,Purwoastuti,2015).
c. Tali pusat
dengan tali pusat yakni panjang tali pusat, bentuk tali pusat (besar,kecil
atau terpilin-pilin), insersio tali pusat, jumlah vena dan arteri pada tali
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 393
5. Pemantauan kala III
a. Perdarahan
Jumlah darah diukur, disertai dengan bekuan darah atau tidak. Bila jumlah
darah lebih dari 500 cc, segera lakukan penatalaksanaan sesuai faktor
penyebab (Tando,2013).
b. Kontraksi uterus
Setelah plasenta terlepas dan lahir, maka uterus akan melakukan kontraksi.
persalinan (Tando,2013).
Saat melakukan PTT saat tidak adanya kontraksi, bidan akan melakukan
robekan dan teknik jahitan yang tepat yang akan digunakan sesuai
d. Tanda-tanda Vital
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 394
tingkat sebelum persalinan. Nadi yakni secara bertahap meningkat
mengalami mual muntah selama kala III adalah hal yang abnormal
(Tando,2013).
e. Personal Hygiene
sangat kotor akibat pengeluaran air ketuban, darah, atau feses saat
proses kelahiran janin. Saat plasenta telah lahir dan tidak adanya
Purwoastuti,2015).
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 395
d. Menjelaskan pada pasien yang harus dilakukan untuk membantu
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 396
merupakan tertahannya atau belum lahirnya plasenta
(Nugroho T,2011).
fisiologis.
plasenta tidak lahir selama durasi 30 menit yakni riwayat retensio plasenta,
persalinan premature, bekas luka operasi uterus, usia diatas 35 tahun dan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 397
operasi pada uterus, plasenta previa karena pada bagian ishmus uterus,
gemeli atau ganda yang memerlukan implantasi plasenta yang sedikit luas
a. Plasenta belum terlepas dari dinding uterus karena melekat dan tumbuh
1) Bila plasenta belum lepas sama sekali, maka tidak akan terjadi
mengeluarkannya.
atau kandung kemih dan rektum penuh, hal yang harus dilakukan
dengan mengosongkannya.
pemeriksaan dalam dan tarikan tali pusat serta terjadi lebih dari 30
Yulianingsih, 2009).
b. Plasenta telah terlepas dari dinding uterus, namun belum keluar karena
atonia uteri atau adanya konstriksi pada bagian bawah Rahim (akibat
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 398
funsional terjadinya retensio plasenta yakni his kurang kuat (sebab
Gejala yang secara umum selalu ada yakni plasenta belum lahir
Gejala yang kadang timbul yakni tali pusat putus akibat traksi berlebihan,
perdarahan segera dan kontraksi uterus baik tapi tinggi fundus tidak
oksitosin 20 unit dalam 500cc NS/RL dengan 40 tetesan per menit. Bila
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 399
inkarserata yakni dengan mencoba 1-3 kali dengan prasat Crede. Bila
prasat Crede gagal, maka lakukan manual plasenta, transfusi darah bila
Melina,2014).
tersebut.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 400
oksitosin 10 unit secara Intamuskular, jika belum dilakukan pada
kala III.
terkendali.
mengeluarkan
setelah 7 menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah dengan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 401
kontraksi tonik yang timbul dapat menyebabkan plasenta
IV/oral+metronidazole 1g supositorial/oral).
syok hemoragik.
Prosedur
a. Persiapan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 402
1) Pasang sarung tangan panjang DTT
3) Jepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva,
merapat.
menghadap ke atas.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 403
tangan ke kanan dan kiri sambil digeserkan ke atas (cranial ibu)
plasenta keluar.
13) Cuci tangan dengan prinsip 6 langkah cuci tangan dibawah air
bersih.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 404
17) Memberitahu pada ibu dan keluarga bahwa tindakan telah
lanjutan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pengkaji : Sarinah,S.Tr.Keb
A. DATA SUBYEKTIF
IDENTITAS
Nama : Ny. Dewi Arum Sari Nama Suami :
Tn.Fikar I
Umur : 28 Tahun Umur : 29
Tahun
Suku/kebangsaan : Betawi/ Indonesia Suku/kebangsaan : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : STM
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :
Swasta
Alamat rumah : Taman Nusa Citra O/11 Cibinong Bogor
Telp : 0838-9419-7093
9. Keluhan Utama:
Pasen mengatakan mules – Mules sejak jam 02.30 wib, disertai keluar lender
campur darah
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 405
▪ HPHT : 13 -09-2020
▪ TTP : 20 -06 -2021
▪ Lamanya : 6 Hari
▪ Banyaknya: 2-3 x ganti softex
▪ Siklusnya : 28 hari, teratur
▪ Konsitensi : Cair disertai gumpalan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 406
• Rasa gatal vulva dan vagina : Tidak ada
• Gerakan Janin sekarang : ada / sehari 8-9 x
pergerakan
B. OBJEKTIF
4. Pemeriksaan umum
• Keadaan umum : Baik
• kesadaran : compos mentis
• Keadaan emosional : stabil
• Vital sign :
➢ TD : 120/80 mmhg Nadi : 84 x/mnt
➢ RR : 22 x/mnt Suhu : 36,5 0C
• TB : 158 cm
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 407
• BB sebelum hamil : 47 kg
BB sekarang : 55 kg
Lila : 26 Cm
5. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
• Warna rambut : hitam
• Tekstur : lembut
• Luka : Tidak ada
• Kebersihan : bersih
b. Muka
• Oedema : Tidak ada oedem
• Pucat : Tidak
• Cloasma gravidarum : tidak ada
c. Mata
• Oedema : tidak ada
• Konjungtiva : tidak anemis
• Sklera : Tidak ikterik
d. Hidung Kebersihan : Bersih
• Radang : tidak radang
e. Gigi/mulut :
• Lidah dan geraham : Lidah bersih tidak anemis, geraham tidak
bolong
• Stomatits : Tidak ada
• Tonsil : Tidak bengkak
• Caries : Tidak ada
• Karang gigi : tidak ada
f. Telinga
• Kebersihan : Bersih
• Radang : Tidak ada
• Pendengaran : Normal/baik
g. Leher
• Kelenjer tiroid : Simetris dan tidak ada pembengkakan
• Kelenjar lymfa : Tidak ada pembengkakan
• Vena jugularis : Normal/ tidak ada pembesaran
h. Dada
• Bunyi jantung : Tidak ada murmur
• Bunyi paru : Normal
i. Payudara
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 408
• Pembesaran : Normal dan simetris
• Striae : Tidak ada
• Putting : menonjol
• Areola : Tampak menghitam
• Benjolan : Tidak teraba
• Pengeluaran : Adanya pengeluaran Colostrum
• Kebersihan : Bersih
j. Abdomen
• Bekas luka operasi : Tidak ada
• Pembesaran perut : Normal
• Bentuk perut : Bulat
• Striae : Tidak Ada
• Kandung kemih : Kosong
• Oedema : Tidak Odema
• Linea : Tidak Ada
k. Pemeriksaan kebidanan
• Palpasi uterus
➢ Leopold I : Teraba bulat, lunak, tidak melenting
➢ Leopold II : Kanan : Teraba Panjang Keras Seperti Papan, Kiri
: Teraba Bagian Terkecil Janin
➢ Leopold III : Teraba Bulat. Keras. Melenting
➢ Leopold IV : Bagian Terbawah Sudah Masuk PAP, Teraba 2/5
• TFU : 33 cm
• TBJ : 3255 gr
• Auskultasi
➢ Frekuensi : 134 x/i
➢ Tempat : Punggung Kanan
➢ Irama : Teratur
• Kontraksi
➢ Frekuensi : 3 x 10 Menit
➢ Durasi : 40 Detik
l. Ekstremitas
• Oedema tangan dan jari : Tidak
• Oedema kaki : Tidak
• Betis merah/lembek/keras : Tidak
• Varises : Tidak
• Reflek patella ka/ki : Positif
m. Anogenital
• Inspeksi
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 409
➢ Vulva/vagina
- Varises : Tidak
- Kemerahan : Tidak
- Luka : Tidak
- Oedema : Tidak
- dll : Tidak
➢ Perineum (luka parut) : Tidak
n. Periksa Dalam
• Atas indikasi : Adanya Mules
• Pukul : 09.30 WIB
• Dinding vagina : Normal
• Portio (Effecement) : Lunak
• Posisi portio : Ante fleksi
• Pembukaan serviks : 4 CM
• Konsistensi servik : Teraba
• Ketuban : Utuh
• Presentasi fetus : Kepala
• Penurunan bagian terendah : UUK
• Posisi janin : Normal
• Bagian lain yang teraba : Tidak Ada
o. Punggung / pinggang dan anus
• Posisi tulang belakang : Normal
• Hemoroid : Tidak Ada
6. Pemeriksaan Penunjang
• HB : 11.8 gr%
• Protein urin : Negatif
• Golongan darah : A (+)
• HBSHG : NON REAKTIF
• HIV : NON REAKTIF
• SIFILIS : NON REAKTIF
• REPID ANTI GEN : NON REAKTIF
C. ANALISIS DATA :
DIAGNOSA : Ny.D 28 Tahun G2P1A0 Hamil 39 Minggu Dengan Inpartu Kala 1
Fase Aktif. Janin Tunggal, Hidup, Intrauterin, Persentasi Kepala
PENATALAKSANAAN :
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 410
1. Menginformasikan Hasil Pemeriksaan Dan Asuhan Yang Akan Diberikan
Kepada Ibu, Suami, Dan Keluarga. Ibu, Suami, Dan Keluarga Memahami.
2. Memberikan informasi atau konseling tentang tanda bahaya persalinan
seperti pusing hebat, mual muntah, pandangan kabur, banyaknya keluar
darah pervaginam. Ibu Memahami
3. Melakukan Infomed Consent Ke Ibu Dan Suami Mengenai Tindakan Yang
Akan Dilakukan. Ibu Dan Suami Setuju Dan Menandatangani.
4. Mengajarkan Ibu Untuk Melakukan Teknik Relaksasi Jika Ibu Merasa
Mulas. Ibu Mengetahu Dan Sudah Melakukan.
5. Mempersiapkan Kelengkapan Kain Ibu, Baju Bayi, Handuk, Peralatan
Persalinana. Perlengkapanm Sudah Siap.
6. Memantau Keadaan Ibu Dan Keadaan Janin Secara Berkala Dan
Merencanakan Pemeriksaan Dalam Per 4 Jam Sekali.
7. Melakukan Pedokumentasian Soap Dan Patograf. Soap Dan Patograf
Terlampir
Pengkaji,
(Sarinah)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 411
CATATAN PERKEMBANGAN (KALA I)
O : Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg, P : 88 x/menit, R : 24 x/menit, S : 36,60C
His : 5x10”45” DJJ : 148 x/menit (regular)
Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher) :
portio tidak teraba, Pembukaan lengkap (10 Cm), selaput ketuban
amniotomy ketuban berwarna jernih, kepala tampak di introitus vagina,
anus membuka.
Volume urine : kosong
Hasil pemeriksaan lainnya :
Tidak Ada
A : Ny. D G2p1a0 Hamil 39 Minggu Inpartu Kala 11
Janin Tunggal, Hidup, Intrauterin, Persentasi Kepala
P :
• Menjelaskan Hasil Pemeriksaan Bahwa Pembukaan Sudah Lengkap.
• Memberikan Dukungan Terus Menerus Pada Ibu Dengan
Memperbolehkan Suami Untuk Mendampingi.
• Menjelaskan Tentang Kemajuan Persalinan.
• Mengatur Posisi Tegak Agar Berkurngnya Rasa Nyeri, Mudah
Mengedan, Dan Mengurangi Trauma Jalan Lahir.
• Membimbing Mengedan Dengan Posisi Setengah Duduk.
• Memantau Keadaan Ibu, Djj Dan His.
• Mengulangi Pemeriksaan Dalam.
• Mendekatkan Alat Partus Dan Obat Uterotonika Serta Alat Resusitasi
Bayi.
• Memimpin Persalinana.
• Bayi Lahir Sepontan Pervaginam 11.23 Wib, Jenis Kelamin
Perempuan, Segera Menangis Kuat, Dan Tonus Otot Aktif
• Melakukan Klem Dan Pemotongan Tali Pusat.
• Meletakan Bayi Di Antara Payudarah Ibu Dan Mengajurkan Ibu Untuk
Memeluk Bayinya Selama 1 Jam (Imd)
• Cek Janin Ke Dua.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 412
Bogor, 14 Juni 2021
Pengkaji,
(Sarinah)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 413
CATATAN PERKEMBANGAN (KALA III)
S : Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya namun ibu merasa tidak ada
mulas
O : TFU : Sepusat
Kontraksi uterus : Tidak Ada
Kandung kemih : + 100 cc
Hasil pemeriksaan lainnya :
Terdapat tali pusat tidak memanjang dan tidak ada semburan darah
A : Ny.D P2A0 Partus dengan Retensio Plasenta
P :
1. Memberitahukan ibu bahwa ibu akan di beri suntikkan oksitosin.
2. Menyuntikan oksitosin 10 iu (I ampul) di paha sebelah kiri. Ibu
bersedia melakukan peregangan tali pusat terkendali. Setelah 15 menit
tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta.
3. Memberitahukan ibu bahwa plasenta belum lahir dan akan dilakukan
penyuntikan oksitosin ke dua.
4. Memberitahukan ibu bahwa plasenta belum lahir dan akan di lakukan
manual pelasenta. Dan akan di pasang infus.
5. Melakukan infomed consent kepada ibu dan suami mengenai tindakan
yang akan bidan lakukan. Ibu dan suami setuju dan menandatangani.
6. Melakukan pemasangan infus dan memberikan drip oksitosin 10 iu (1
ampul).
7. Melakukan tindakan manual plasenta dengan cara tangan kanan
menelusuri sisi bawah tali pusat sampai menyentuh kafum uteri,
meminta tolong asisten untuk peregangan tali pusat, mencari tempat
implantasi plasenta, mengubah tangan seperti memberi salam, menyisir
bagian palsenta yang lengket, setelah lepas membawa plasenta menuju
introitus vagina, melakukan pengeluaran plasenta searah jarum jam,
plasenta lahir pukul 11.28 Wib, pengecekan robekan jalan lahir dan
pengecekan plasenta, selaput ketuban tidak utuh, Panjang tali pusat 45
cm diameter 1.5 cm.
8. Melakukan massase uterus selama 15 detik sampai utuerus
berkontraksi dengan baik, uterus globuler
9. Melakukan evaluasi jalan lahir pada vagina dan perenium terlihat ada
robekan grade 2 dan perdarahan 150 cc.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 414
Bogor, 14 Juni 2021
Pengkaji,
(Sarinah)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 415
CATATAN PERKEMBANGAN (KALA IV)
(Sarinah)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 416
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
A. PEMBAHASAN
pusing sehingga Ny. D kurang asupan makan sehingga berat badan tidak
g/dl, HBSHG, HIV, Sifilis Non Reaktif. Saat persalinan My. D merasa
senang atas kelahiran bayinya namun Ny. D merasa tidak adanya mulas
plasenta pada ibu bersalin di RSUD dr. H. Bob Bazar, SKM Kalianda.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 417
dengan anemia berjumlah 29,0% mengalami retesio plasenta.Ibu bersalin
6,889 CI: 95% 5,000 -8,750). Hasil penelitian Ramadhani dan Sukarya
CI 95%: 1,543-23,3).
menimbulkan gangguan pada kala uri yang diikuti retensio plasenta dan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 418
rendah (di bawah 10g/dl) dapat mengalami penurunan yang lebih cepat
ibu hamil saat ANC dengan dikonsumsi secara teratur dan memberikan
anemia pada ibu hamil dapat dicegah dan retensio plasenta saat hamil
retensio plasenta dengan ibu hamil berisiko tinggi seperti anemia, yaitu
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 419
dengan menerapkan manajemen aktif kala III persalinan dan melatih
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 420
BAB V
PENUTUP DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin terhadap Ny.D
Usia 28 tahun G2P1A0 dengan Kala III Retensio plasenta di PMB Sarinah,
STr. Keb perum Bogor Asri Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor tahun
2021 maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan kala III
retensio plasenta telah melakukan pengkajian dan hasil pengkajian tersebut
meliputi data subjektif dan data objektif.
2. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan kala III
retensio plasenta penulis dapat mendeteksi dini dan mengidentifikasi
diagnosa, masalah, dan kebutuhan diagnosa yang didapat yaitu Ny.D
P2A0 Dengan Kala III retensio plasenta.
3. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan kala III
retensio plasenta penulis menemukan tindakan segera karena retensio
plasenta masih bisa ditangani di PMB dengan dibantu konsultasi ke dokter
obgyn.
4. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan kala III
retensio plasenta penulis membuat rencana sesuai kebutuhan pasien
5. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan kala III
retensio plasenta penulis melakukan asuhan sesuai perencanaan
6. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan kala III
retensio plasenta hasil evaluasi berjalan dengan baik sesuai dari
pencapaian maksimal dari penatalaksanaan.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 421
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan
saran sebagai berikut :
1. Bagi Ibu hamil
Diharapkan masyarakat terutama ibu hamil mengikuti setiap pengarahan dan
konseling yang telah dilakukan oleh petugas kesehatan sehingga dapat
melakukan pencegahan terhadap tanda-tanda bahaya pada ibu hamil dan
saat bersalin.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya institusi dapat memberikan teori dan keterampilan yang lebih
kepada mahasiswa agar dapat dengan mudah dan bisa mandiri
memberikan pelayanan dengan baik dan benar, pembuatan studi kasus
yang telah ada tetap dijadikan acuan dan bahan perbandingan untuk
pembuatan studi kasus yang lebih baik
3. Bagi lahan praktek
Penulis mengharapkan agar lahan praktek lebih meningkatkan dan
mempertahankan mutu pelayanan kesehatan yang sudah diprogramkan
khususnya pada masa kehamilan. dari melakukan pengkajian data klien,
mengidentifikasi masalah diagnosa dan kebutuhan, menentukan antisipasi
masalah potensial, memberikan tindakan segera bila dibutuhkan,
menyusun rencana sesuai kebutuhan, melakukan perencanaan yang telah
ditetapkan serta mengevaluasi dan menindaklanjuti bila diperlukan.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 422
DAFTAR PUSTAKA
Baru Press .
Press.
BARU.
Bogor : IN MEDIA.
PRESS.
Rismalinda . 2015 . Buku Ajar Asuhan kebidanan kehamilan. Jakarta : CV. Trans
Inpo Media.
2020).
Sukma Febi, DKK. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Fakultas
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 423
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhamadiah Jakarta .
file:///C:/Users/user/Pictures/Asuhan%20Kebidanan%20Nifas.pdf .
Sulisanti Anik, Sunarti. Kajian Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care Oleh Bidan
file:///C:/Users/user/Pictures/63-Article%20Text-182-1-10-20151126.pdf .
Sumaryati, 2017. Asuhan Kebidanan Continuityof care pada Ny.S masa hamil
Susiana Sali. 2019. Angka Kematian Ibu : Faktor Penyebab Dan Upaya
file:///C:/Users/user/Pictures/Info%20Singkat-XI-24-II-P3DI-Desember-
Tyastuti Siti , Wahyuningsih Puji . 2016 . Modul Bahan Ajar Kebidanan Asuhan
file:///C:/Users/user/Pictures/Asuhan-Kebidanan-Kehamilan-
Komprehensif.pdf .
pertama Agar Bati Lahir dan tumbuh sehat. Yogyakrta: Pustaka Baru press
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 424
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. S DENGAN KEKURANGAN ENERGI
KRONIK (KEK) DI RUANG KIA PUSKESMAS NANGGUNG
Hidayani1 , Wiarnasari2
1,2
Fakultas Vokasi, UIMA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 425
sebanyak13,3%, umur 35 – 39 tahun sebanyak 7,2%, umur 40 – 44 tahun
sebanyak7,9%, umur 45 – 49 tahun sebanyak 20,7%. Sementara itu jumlah
ibu hamil dengan KEK di Jawa Barat 12,2%.4
KEK pada ibu hamil dapat menyebabakan resiko dan komplikasi
pada ibu antara lain adalah: berat badan ibu tidak bertambah secara
normal, anemia, pendarahan, dan terkena penyakit infeksi. Sedangkan
pengaruh KEK terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan
sebelum waktunya (prematus), persalinan sulit dan lama, pendarahan
setelah persalinan, serta persalinan dengan oprasi cenderung meningkat.
Selain itu, KEK pada ibu hamil juga dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, berat badan bayi
rendah (BBLR), bayi mati dalam kandungan.3
Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil
menjadi faktor penentu angka kematian meskipun ada faktor lain yang
mempengaruhinya, seperti perdarahan, keracunan kehamilan yang disertai
kejang, aborsi, dan infeksi. Perdarahan menempati persentase tertinggi
penyebab kematian ibu yaitu sebesar 28% sedangkan penyebab utama
terjadinya perdarahan pada ibu hamil adalah anemia dan KEK.5
Peran bidan yaitu melakukan upaya yang terbaik dalam pelayanan
seperti meningkatkan pelayanan pemeriksaan ANC dengan mendeteksi
secara dini pada Ibu hamil dengan KEK sehingga dapat diberikan
penanganan dengan memberikan penyuluhan asupan gizi untuk Ibu hamil
dan pemberian PMT. Penatalaksanaan Ibu hamil dengan KEK menurut
Depkes RI (2013) yaitu dengan cara penyelenggaraan Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) yang dimaksudkan adalah berupa makanan tambahan
bukan sebagai pengganti makanan utama sehari – hari. Adapun
penanganan pada Ibu hamil dengan KEK adalah dengan menjaga pola
makan yang baik yaitu pola makan yang memiliki asupan gizi yang
seimbang, beragam, bervariasi.6
Berdasarkan data PWS KIA Puskesmas Nanggung tahun 2020
didapatkan jumlah ibu hamil tahun 2020 sebanyak 1094 orang diantaranya
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 426
mengalami KEK sebanyak 197 (18,0%) ibu hamil dan diberikan PMT
sebanyak 99 (9,0%) ibu hamil. Berdasarkan uraian diatas angka kejadian
KEK masih cukup tinggi dan menjadi salah satu penyebab kematian pada
Ibu dan Bayi. Apabila KEK pada Ibu hamil tidak ditangani maka
ditakukan akan terjadi komplikasi pada Ibu dan janin. Oleh karena itu
peneliti tertarik untuk melakukan studi kasus tentang “Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Hamil Ny”S” dengan Kekurangan Energi Kronik di Puskesmas
Nanggung Tahun 2021”.
I.2. Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan secara menyeluruh terhadap asuhan
kebidanan Pada Ibu Hamil Ny, S dengan Kekurangan Energi Kronik di
Puskesmas Nanggung Tahun 2021.
I.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan Pengkajian data Subjektif dalam memberikan asuhan
kebidanan pada Ibu hamil Ny “S” dengan kekurangan energi kronik di
Puskesmas Nanggung Tahun 2021.
b. Mampu melakukan Pengkajian data Objektif dalam memberikan asuhan
kebidanan pada Ibu hamil Ny”S” dengan kekurangan energi kronik di
Puskesmas Nanggung Tahun 2021.
c. Mampu melakukan Analisa dalam memberikan asuhan kebidanan pada
Ibu hamil Ny “S’ dengan kekurangan energi kronik di Puskesmas
Nanggung Tahun 2021.
d. Mampu melakukan Tindakan yang akan dilakukan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada Ibu hamil Ny”S” dengan kekuranagn energi kronik
di Puskesmas Nanggung Tahun 2021.
I.1.3 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk :
a. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah referensi di perpustakaan dan menambah masukan untuk
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 427
mengevaluasi kemamapuan mahasiswa dalam menerapkan asuhan
pelayanan kebidanan pada ibu hamil.
b. Manfaat Bagi Lahan Praktek
Dapat menambah bahan acuan dan wawasan serta meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan terutama dalam memberikan asuhan pelayanan
kebidanan pada ibu hamil.
c. Manfaat Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan
asuhan kebidanan pada ibu hamil.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 428
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kehamilan
2.1.2. Definisi Kehamilan
Kehamilan dimulai dengan proses bertemunya sel telur dan sel sperma,
sehingga terjadi fertilisasi, kemudian dilanjutkan dengan impantasi sampai
lahirnya janin.7
2.1.3. Perubahan Pada Kehamilan
Perubahan pada kehamilan, terjadi perubahan pada seluruh tubuh wanita,
khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna, serta payudara. Selain
perubahan fisik, wanita hamil juga akan mengalami perubahan psikologis, yang
dipengaruhi oleh perubahan-perubahan hormon. Perubahan tersebut berinteraksi
dengan faktor internal yang memengaruhi masa transisi wanita hamil menjadi
seorang ibu.8
1. Perubahan Fisik
a. Trimester I (1-3 bulan)
Tanda fisik pertama yang dapat dilihat pada beberapa ibu adalah
perdarahan atau spoting sekitar 11 hari setelah konsepsi pada saat
embrio melekat pada lapisan uterus. Setelah terlambat satu periode
menstruasi, perubahan fisik berikutnya biasanya adalah nyeri dan
pembesaran payudara diikuti oleh rasa kelelahan yang
kronis/menetap dan sering BAK. Mual dan muntah biasanya terjadi
pada usia 8-12 minggu. Pada usia kehamilan 12 minggu,
pertumbuhan uterus di atas simfisis pubis dapat teraba. Ibu akan
mengalami kenaikan berat bedan sekitar 1-2 minggu selama
trisemester pertama.
b. Trimester II (4-6 bulan)
Uterus akan tumbuh. Pada usia kehamilan 16 minggu, uterus biasanya
berada pada pertengahan antara simfisis pubis dan pusat.
Penambahan berat badan sekitar 0,4-0,5 kg/mg.. Pada usia
kehamilan 20 minggu, fundus berada dekat dengan pusat.Tinggi
fundus uteri yang normal adalah 2 cm lebih besar dari usia
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 429
kehamilan pada usia kehamilan di bawah 20 minggu sedangkan
pada usia kehamilan diatas 20 mingg useringkali angkanya sama
dengan usia kehamilan. Payudara mulai mengeluarkan kolostrum.
Ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan juga mengalami
perubahan yang normal pada kulit, meliputi adanya cloasma, linea
nigra, dan striae gravidarum
c.Trimester III (7-9 bulan) Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus berada
pada pertengahan antara pusat dan sifoideus. Pada usia kehamilan 32-
36 minggu fundus mencapai prosesus sifoideus. Payudara penuh dan
nyeri tekan. Sering BAK kembali terjadi. Sekita usia khamilan 38
minggu bayi masuk atau turun ke dalam panggul. Sakit punggung dan
sering BAK meningkat. Ibu kemungkinan akan sulit tidur, dan
kontraksi braxton hicks meningkat.
2. Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil
Selama kehamilan tidak hanya terjadi perubahan fisik, akan tetapi
kehamilan akan menimbulkan perubahan psikologi dan
emosional.Sering kali kebanyakan seorang wanita akan merasa
bahagia karena menjadi seorang ibu. Namun, tidak jarang juga banyak
wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam
kehamilannya
a. Trimester I (1-3 bulan)
Setelah terjadinya konsepsi, kadar hormon progesteron dan estrogen
akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan timbulnya mual dan
muntah pada pagi hari, lemas, lemah dan membesarnya payudara.
Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya.
Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan,
dan kesedihan. Sering kali ibu pada awal kehamilannya berharap
untuk tidak hamil. Pada saat inilah tugas psikologis pertama
sebagai calon ibu untuk dapat menerima kehamilannya. Keadaan
ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuk
dengan suami.9
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 430
b. Trimester II (4-6 bulan)
Trimester kedua adalah keadaan saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu
sudah biasa terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan
rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Ibu sudah
menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan
pikirannya secara lebih konstruktif.
c. Trimester III
Trimester tiga adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai orang tua, seperti terpuasnya perhatian pada
kehadiran bayi. Sejumlah ketakutan terlihat selama trimester
ketiga. Wanita mungkin khawatir terhadap hidup dan bayinya
karena dia tidak akan tahu kapan dia akan melahirkan .
2.1.4. Tanda dan Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan merupakan tanda yang mengindikasikan adanya
bahaya yang terjadi selama kehamilan atau selama periode antenatal. Tanda dan
bahaya kehamilan meliputi9:
1. Perdarahan pervaginam
Ibu hamil harus waspada jika mengalami perdarahan pada saat
kehamilan,hal ini bisa mengancam baik pada ibu maupun bayi
yang dikandungnya.Jika mengalami perdarahan hebat pada
hamil muda bisa menjadi tanda keguguran,hamil di luar
kandungan atau kehamilan anggur,sedangkan jika perdarahan
pada usia kehamilan tua bisa menjadi pertanda ada masalah
dengan plasenta.
2. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang dapat mengancam jiwa adalah nyeri yang
hebat, menetap, dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa
berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit
radang pelviks, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong
empedu, iritasi uterus, abrupsi placenta, infeksi kemih atau
infeksi lainnya
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 431
3. Berkurangnya gerakan janin
Gerakan janin mulai dapat dirasakan pada usia kehamilan 14-16
minggu. Gerakan yang awalnya terasa seperti getaran,
kemudian lama kelamaan semakin terasa seperti tendangan
atau sikutan. Bayi bergerak minimal 3 kali dalam 1 jam, jika
ibu berbaring atau sedang beristirahat.
4. Bengkak
Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada
muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti
dengan keluhan fisik lain,
5. Pre Eklamsia dan Eklamsia
Pre eklamsia dalam kehamilan terjadi apabila dijumpai tekanan
darah 140/90 mmHg pada kehamilan usia 20 minggu.
Sementara Eklampsia terjadi apabila ditemukan gejala seperti
kejang pada penderita pre eklampsia yang disertai dengan
koma.
6. Sakit kepala hebat
Sakit kepala yang terjadi selama kehamilan merupakan suatu
ketidak nyamanan yang wajar dalam kehamilanNamun apabila
sakit kepala dirasa semakin berat seperti ditusuk-tusuk dan
berat dibagian belakang kepala serta diikuti dengan penglihatan
yang kabur, bengkak pada tangan dan wajah, nyeri ulu hati,
serta tekanan darah tinggi maka sang ibu dapat waspada karena
kumpulan gejala tersebut menandakan preeklamsia. Sehingga
sang ibu dapat segera untuk menghubungi dokter atau menuju
pusat pelayanan kesehatan.
7. Selaput Kelopak Mata Pucat
Ibu hamil yang mengalami kelopak mata puacat, mata menonjol,
jemari gemetaran, sering berdebar-debar, panas, banyak
mengeluarkan keringat serta tampak pembengkakan di batang
leher bagian depan merupakan gejala ibu hamil yang
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 432
mengalami anemia. Anemia dalam kehamilan sering terjadi
akibat volume darah meningkat menjadi 50% selama
kehamilan.
8. Hyperemesis Gravidarum
Mual dan muntah pada pagi merupakan gejala yang sering
ditemukan pada kehamilan trimester I. Mual dan muntah ini
dapat terjadi akibat meningkatnya kadar hormon estrogen dan
HCG dalam serum. Ibu hamil yang mengalami mual dan
muntah berlebihan (> 7 kali dalam sehari), maka disebut
hiperemesis gravidarum. Apabila keadaan tersebut disertai
lemah, tidak selera makan, penurunan berat badan, dan nyeri
ulu ati, ada kemungkinan ibu mengalami penyakit berat.
9. Keluar cairan pervaginam secara tiba-tiba
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat
tanda-tanda persalinan. Ketuban pecah dini dapat disebabkan
karena kurangnya kekuatan membaran atau meningkatnya
tekanan intra uteri, bisa juga berasal dari infeksi pada vagina
serviks sehingga mengakibatkan persalinan pre term dan
inteksi pada bayi. Cairan ketuban yang keluar umumnya tidak
berwarna dan tidak berbau.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 433
2.2.2. Dampak KEK Pada Ibu Hamil
Kekurangan energi kronik pada saat kehamilan dapat berakibat pada
ibu maupun janin yang dikandungnya, berikut ini dampak dari KEK:
1. Terhadap ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara lain
:anemia, perdarahan, berat badan tidak bertambah secara normal dan
terkena penyakit infeksi
2. Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,
persalinan sebelum waktunya (premature), perdarahan
3. Terhadap janin dapat mengakibatkan keguguran/abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR)3
Hasil penelitian dari Mulyani di Puskesmas Pantolan (2016) menunjukan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian BBLR dengan riwayat ibu hamil
KEK (p=0.0017).
2.2.3. Faktor Penyebab KEK
Faktor –Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian KEK yaitu13:
a. Usia
Usia merupakan faktor penting dalam proses kehamilan
sampai persalinan. Ibu yang berusia kurang dari 20 tahun dan
lebih dari 35 tahun memiliki risiko KEK yang lebih tinggi.Pada
usia muda, diperlukan tambahan gizi yang banyak karena
selain digunakan untuk pertumbuhan diri sendiri juga harus
berbagi dengan janin yang sedang dikandungnya. Sedangkan
pada umur tua, diperlukan energi yang besar pula karena fungsi
organ yang melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal,
maka perlu adanya tambahan energi yang cukup sebagai
pendukung kehamilan yang sedang berlangsung, sehingga usia
yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun sampai dengan 35
tahun14. Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu hamil yang
berusia kurang dari 20 dan lebih dari 35 berisiko memiliki
peluang 13,5 kali lebih besar mengalami KEK dibandingkan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 434
dengan Ibu yang berusia 20-35 tahun13. Demikian juga dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ernawati (2018),di Puskesmas
Gabus 1 Kabupaten Pati yaitu ada hubungan antara umur
dengan kejadian KEK pada ibu hamil ,hasil uji statistic
diperoleh nilai p=0,03 dan nilai rasio prevalens sebesar
4,089.Artinya ibu yang usianya terlalu muda (<20 tahun) atau
terlalu tua (> 35 tahun) beresiko mengalami KEK pada saat
hamil sebesar 4,089 kali dibanding ibu hamil usia 20-35
tahun15
b. Pendidikan
Ibu yang berpendidikan rendah lebih banyak mengalami KEK
karena ibu kurang paham mengenai zat gizi dalam makanan,
seberapa besar yang dibutuhkan kehamilannya, cara
pengolahan makanan, sehingga nilai gizi makanan ibu menjadi
berkurang bahkan hilang, dan kadang ibu hanya memakan
makanan yang itu-itu saja, hanya makanan yang diinginkan
dengan anggapan yang penting mau makan, sehingga
kebutuhan gizi dan nutrisinya tidak terpenuhi, yang dapat
mengakibatkan ibu mengalami KEK14. Hasil penelitian
menunjukan bahwa ibu hamil yang berpendidikan rendah
memiliki peluang 13,2 kali lebih besar mengalami KEK
dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki pendidikan
tinggi.13
c. Paritas
Paritas yang tinggi akan berdampak pada timbulnya
berbagai masalah kesehatan baik bagi ibu maupun bayi yang
dilahirkan. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk
memperbaiki tubuhnya sendiri karena ibu memerlukan energi
yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan
anaknya. Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan
menguras cadangan zat gizi ibu, sehingga ibu dengan paritas
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 435
tinggi berisiko akan lebih rentan mengalami KEK14. Hasil
penelitian menunjukan ibu hamil dengan paritas berisiko
memiliki peluang 6 kali lebih besar mengalmi KEK
dibandingkan dengan ibu hamil dengan paritas tidak berisiko13
d. Jarak kehamilan
Jarak kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian
KEK pada saat kehamilan yang berulang dalam waktu singkat
akan menguras cadangan zat gizi ibu. Selain itu, ibu yang hamil
dalam jarak kurang dari 2 tahun setelah melahirkan sebelumnya
memiliki risiko kehamilan premature dan bayi akan mengalami
berat lahir yang rendah16. Hasil penelitian menunjukan bahwa
ibu hamil dengan jarak kehamilan berisiko memiliki peluang
9,3 kali lebih besar mengalami KEK dibandingkan dengan
jarak kehamilan tidak berisiko13.
e. Penyakit infeksi
Penyakit infeksi dapat bertindak sebagai pemula terjadinya
kurang gizi sebagai akibat menurunnya nafsu makan, adanya
gangguan penyerapan dalam saluran pencernaan atau
peningkatan kebutuhan zat gizi oleh adanya penyakit. Kaitan
penyakit infeksi dengan keadaan gizi kurang merupakan timbal
balik, yaitu hubungan sebab akibat. Penyakit infeksi dapat
memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi yang buruk dapat
mempermudah infeksi, penyakit infeksi terkait status gizi yaitu
TB, diare dan malaria17. Dari hasil penelitian Renjani dan
Misra (2017) ibu hamil yang mengalami penyakit infeksi
memiliki peluang 9,3 kali lebih besar mengalami KEK
dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami penyakit
infeksi13.
2.2.4. Tanda dan Gejala KEK
Tanda dan gejala KEK yaitu lelah, letih, lesu, lunglai, susah buang air
besar, nafsu makan berkurang, LILA kurang dari 23,5 cm17
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 436
2.2.5. Cara Pencegahan & Penanganan KEK
Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori
dan protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap
hari dan makanan yang mengandung protein seperti daging, ikan,
telur,kacang-kacangan atau susu sekurang-kurangnya sehari sekali.
Minyak dari kelapa atau mentega dapat ditambahkan pada makanan untuk
meningkatkan pasokan kalori. Kurang gizi juga dapat dicegah secara
bertahap dengan mencegah cacingan, infeksi, dan muntaber melalui
sanitasi yang baik dan perawatan kesehatan, terutama mencegah
cacingan.Pemberian makanan tambahan dan zat besi pada ibu hamil
yangmenderita KEK dan berasal dari Gakin dapat meningkatkan
konsentrasi Hb walaupun besar peningkatannya tidak sebanyak ibu hamil
dengan status gizi baik. Pada ibu hamil yang menderita KEK dan dari
Gakin kemungkinan masih membutuhkan intervensi tambahan agar dapat
menurunkan prevalensi anemia sampai ke tingkat yang paling rendah.
Penatalaksanaan ibu hamil dengan dengan KEK menurut Depkes
RI (2012) yaitu dengan cara penyelenggaraan Pemberian
MakananTambahan (PMT) dimana PMT yang dimaksudkan adalah berupa
makanan tambahan bukan sebagai pengganti makanan utama sehari
hari.Makanan tambahan pemulihan ibu hamil dengan KEK adalah
makanan bergizi yang diperuntukan bagi ibu hamil sebagai makanan
tambahan untuk pemulihan gizi, mkanan tambahan ibu hamil diutamakan
berupa sumber protein hewani maupun nabati misalnya seperti ikan,telur,
daging, ayam, kacang-kacangan dan hasil olahan seperti tempe dan tahu.
Makanan tambahan diberikan sekali sehari selama 90 hari berturut-
turut,berbasis makanan lokal dapat diberikan makanan keluarga atau
makanan kudapan lainnya19.
Adapun Penatalakasanaan ibu hamil dengan kekurangan energi
kronis menurut para ahli lainnya, yaitu :
1. Memberikan Penyuluhan dan Melaksanakan Nasihat atau Anjuran
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 437
a) TambahanMakanan
Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
berpedoman umum gizi seimbang17
b) Istirahat lebih banyak
Ibu hamil sebaiknya menghemat tenaga dengan cara
mengurangi kegiatan yang melelahkan siang 1
jam/hari,malam 8 jam/hari20
2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Pemberian PMT untuk memenuhi kalori dan protein,serta
variasi menu dalam bentuk makanan. Pemenuhan kalori yang harus
diberikan dalam program PMT untuk ibu hamil denganKekurangan
Energi Kronis sebesar 600-700 kalori dan protein 15-
20mmg21.Contoh makanan antara lain :
a. Susu ibu hamil
b. Makanan tinggi protein, contoh susu, roti dan biji-bijian.
c. Buah dan sayur yang kaya vitamin C
d. Sayuran berwarna hijau tua, buah dan sayuran
lainnya(Sandjaja, 2014).
3. Cara mengolah makanan menurut23
a. Jangan terlalu lama menyimpan makanan
b. Sayuran segara dihabiskan setelah diolah
c. Susu sebaiknya jangan terlalu lama terkena cahaya
karenadapat menyebabkan hilangnya vitamin B.
d. Jangan member garam pada ikan atau daging sebelum
dimasak
e. Makanan yang mengandung protein lebih baik dimasak
janganterlalu panas.
Apabila terjadi atau timbul masalah medis, maka hal yang perlu
dilakukan adalah24:
a. Rujuk untuk konsultasi
b. Perencanaan sasuai kondisi ibu hamil
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 438
c. Minum tablet zat besi atau tambah darah. Ibu hamil setiap hari
harus minum satu tablet tambah darah (60 mg) selama 90 hari
mulai minggu ke-20.
d. Periksa kehamilan secara teratur.Setiap wanita hamil
mengadapi komplikasi yang bisa mengancam jiwanya.Ibu
hamil sebaiknya memeriksakan kehamilannya secara teratur
kepada tenaga kesehatan agar resiko pada waktu melahirkan
dapat dikurangi.Pelayanan prenatal yang dilakuka nadalah
minimal Antenatal Care 4 kali dengan ditambah kunjungan
rumah bila ada komplikasi oleh bidan.
2.3. Pengukuran Antropometri Lingkar Lengan Atas (LILA)
2.3.1. Definisi Lingkar Lengan Atas (LILA)
LILA adalah lingkar lengan bagian atas pada bagian trisep. LILA
digunakan untuk perkiraan tebal lemak-bawah-kulit25. LILA adalah salah
satu cara yang digunakan uuntuk mengetahui gizi kurang pada wanita usia
15-45 tahun. Namun, pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk
memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LILA
cukup representatif, ukuran LILA ibu hamil erat dengan IMT, yaitu
semakin tinggi LILA pada ibu hamil maka diikuti pula dengan semakin
tinggi IMT ibu itu sendiri26.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 439
3. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan
tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
4. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan
gizi WUS yang menderita KEK.
5. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS
yang menderita KEK.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 440
metode SOAP. S adalah subjektif, O adalah objektif, A adalah analisis/
assessment dan P adalah planning. SOAP merupakan catatan yang sederhana,
jelas, logis dan singkat.
Alur berfikir bidan saat menghadapi klien meliputi tujuh langkah, agar
diketahui orang lain apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses
berfikir sistematis, maka dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP yaitu
1. Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien dan
keluarga melalui anamnesa sebagai langkah l Varney.
2. Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,hasil
laboratorium dan diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus
untuk mendukung asuhan sebagai langkah l Varney.
3. Analisa data
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :
diagnosa/masalah,antisipasi diagnosa / masalah potensial perlunya
tindakan segera olehbidan atau dokter, konsultan / kolaborasi dan atau
rujukan sebagailangkah 2, 3 dan 4 Varney.
4. Penatalaksanaan
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaaan, tindakan
implementasi dan evaluasi berdasarkan assesmen sebagai langkah 5,
6, 7 Varney30.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 441
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
A. DATA SUBYEKTIF
IDENTITAS
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 442
• Keluhan
2. Riwayat kehamilan ini :
2.1 Riwaya tMenstruasi
Hari pertama haid terakhir tanggal : 25 - 08– 2020 pasti/tidak,
Taksiran Persalinan : 01– 6 - 2021
Lamanya :7hari
Banyaknya : 3-4 X ganti pembalut/hari.
Siklus : 28 hari, teratur/tidakteratur
Warna :Merah kecoklatan
2.2 Tanda-tanda kehamilan (trimester)
Hasil tes kehamilan (jika dilakukan)
Tanggal : 29– 10 – 2020 hasil : positif/ negatif
2.3 Pergerakan fetus dirasakan pertama kali : Usia kehamilan 4 bulan
Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : .lebih dari 10kali
2.4 Keluhan yang dirasakan (ada / tidak ada)
• Rasa lelah
• Mual dan muntah yang lama :
• Nyeri Perut :
• Panas, mengigil :
• Sakit kepala berat/terus menerus :
• Penglihatan kabur :
• Rasa nyeri/panas waktu BAK :
• Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya :
• Pengeluaran pravaginam : cairan, lendir, darah, keputihan :
• Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai :
• Oedema :
2.5 Diet/makan
Sebelum Hamiil Sesudah Hamil
Makan
a. Frekuensi :3 x/hari 3-4 x/hari
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 443
b. Jenis :Nasi,laukpauk,sayuran Nasi,laukpauk,sayuran
Minum
a. Frekuensi :6-7 gelas /hari 7-8 gelas/hari
b. Jenis :Air putih
Keluhan :Tidak nafsu makan
Pola Eliminasi
2.62.6
BAB :1 x sehari BAB :1 x sehari
Konsistensi :Lunak Konsistensi :Padat
Warna :Kuning Warna :Kuning
kecoklatan
2.7 Aktifitas sehari-hari
Pola istirahat dan tidur :Siang tidak pernah tidur siang, malam : 8jam.
Seksualitas : 1 x dalam seminggu
Pekerjaan : Melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
membereskan rumah,mencuci, memasak dan lain-lain.
2.8 Riwayat Imunisasi TT
TT1 :16 – 12 - 2020
TT2 :13 – 01 - 2021
TT3 :
TT4 :
TT5 :
2.9 Kontrasepsi yang pernah digunakan :Belum pernah
Lamanya :-
3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Tgl/ Anak
Tempat Usia Jenis PenyakitKeh
Tahun
No Pertolonga Kehamil Persal Penolong amilan&Pers T Keada
Persali- JK BB
n an inan alinan B an
nan
1 Hamil ini
4. Riwayat Kesehatan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 444
4.1 Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita ( ada / tidakada
)
• Jantung :
• Tekanan darah tinggi :
• Hepar :
• Diabetes melitus :
• Anemia berat :
• Penyakit hubungan seksual dan HIV/ AIDS :
• Campak :
• Malaria :
• Tuberkulosis :
• Gangguan mental :
• Operasi :
• Lain-lain :
• Prilaku kesehatan
• Penggunaan alkohol/obat-obatan sejenisnya :Tidak pernah
• Obat-obatan /jamu yang sering digunakan :Tidak pernah
• Merokok, makan sirih : Tidak pernah
• Irigasi vagina/ganti pakaian dalam : 2-3 kali sehari
5. Data Psikososial
4.2 Status perkawinan :
Jumlah : 1kali
Lama perkawinan : 1tahun
4.3 Susunankeluarga yang tinggalserumah :
Jenis Umur Hubungan
No Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Kelamin tahun Keluarga
1 Laki-laki 47 Bapak mertua SD Petani
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 445
3 Laki-laki 23 Suami SD Buruh
B. OBJEKTIF :
1. Keadaan umum : Baik kesadaran : Komposmentis
2. Keadaan emosional : Tenang
3. Tanda-tanda vital
Tekanandarah : 100/70mmHg Denyutnadi : 84 x /
menit
Suhu tubuh : 36 5 ◦C Pernafasan : 20 x /
menit
4. Tinggi badan : 146 cm Berat badan : 42kg
5. Kenaikan berat badan selama hamil : 8 kg
6. Pemeriksaan fisik
6.1. Muka : Tidak ada oedema,tidak ada cloasma
gravidarum
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 446
kelopak mata : Tidak ada oedema
Konjungtiva : Pucat
Sklera : Tidak ikterik,tidak ada pengeluaran sekret
Mulut dan gigi : Bersih, tidak ada sariawan dan karies
6.2. Kelenjar thyroid : Tidak ada pembesaran
6.3. Kelenjar getah benning : Tidak ada pembesaran
6.4. Dada :
Jantung : Lup dup
Paru : Tidak ada wheezing
Payudara : Pembesaran : Ada
Putting susu : Menonjol
Simetris : Ya / Tidak
Benjolan/tumor : Tidak ada
Pengeluaran : Ada colostrum
Rasa nyeri : Tidak ada
Lain-lain :Tidak ada
6.5. Punggung dan pinggang :
Posisi tulang belakang :Lordosis
Pinggang nyeri :Ya
6.6. Ekstremitas atas dan bawah odema : Tidak ada oedema
Kekakuan sandi : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Reflek : Patela positif
LILA : 22,5cm
6.7 Abdomen :
➢ Inspeksi
Bentuk : Memanjang
bekas luka operasi : Tidak ada
Stric Gravidarum : Ada
Lineanigra : Ada línea alba :Tidak ada
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 447
➢ Palpasi
Leopold I :Tfu 3 Jari bawahPx( 27cm ),di fundus teraba bagian
yang bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopold II :Sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil janin (
ekstermitas )
sebelah kanan teraba bagian yang datar keras seperti papan (
punggung )
Leopold III : Bagian terendah teraba bulat ,keras dan melenting
(kepala ),belum masuk PAP
Leopold IV :Konvergant ( 5/5 )
Auskultasi
Punctum maximum :Kwadran kanan bawah terdengar satu
titik.
Denyut jantung fetus :135 x /menit teratur/tidak teratur
Taksiran berat janin :27 – 12 x 155 = 2325 gr.
6.7. Ano-ganital
6.7.1. Inspeksi
Perineum : luka parut : Tidak ada
Vulva vagina : Warna : Merah muda
Luka : Tidak ada
Fistula :Tidak ada
Varises :Tidak ada
Pengeluaran pervaginam :Tidak ada Warna :-
Konsistensi : - Jumlah :-
Kelenjar bartolini : -
Pembengkakan : -
Rasa nyeri : -
Anus : haemoroid : -
6.7.2. Periksa dalam : Tidak dilakukan
Serviks dan vagina (jika ada indikasi)
Dinding vagina :................................
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 448
Ukuran serviks : ................................
Posisi serviks : ................................
Konsistensi : ................................
Mobilitas : ................................
Lain-lain : ................................
6.7.3. Pelvimetri klinis : Tidak dilakukan
Promontorium : ...............................
Spinaisiadicha : ................................
Linea inominata : ...............................
Ujung sekrum /coccygis : ................................
Dinding samping : ................................
Kesannpanggul : ................................
Arcus pubis :.................................
6.7.4. Adnexa……………………………………………………
Ukuran …………………………………………………
Bentuk ……………………………………………………
Posisi …………………………………………………
Konsistensi………………………………………………
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal :26 – 4 – 2021
Darah : Hb : 11gr% Golongan darah :-
Urine Protein :Negatif Reduksi :-
Pemeriksaan penunjang lain:
Tanggal : 16 – 12 - 2020
Hbsag : Negatif Hb : 11,6
gr%
HIV : Non reaktif Golongan darah :A
Sifilis : Non reaktif Gds 89
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 449
C. ANALISIS DATA :
Ny.S. Usia 19 tahun G1 P0 A0 hamil 35 mg dengan KEK,Janin Tunggal
Hidup Intra Uterin Presentasi Kepala.
D. PENATALAKSANAAN :
1. Melakukan informad consent atas pemeriksaan yang akan dilakukan,
informed consent telah di tanda tangani
2. Menjelasakan pada ibu hasil pemerikasaan bahwa secara umum
keadaan, ibu dan bayinya baik, TD : 100/70 mmhg, N : 84 X/ menit,
R : 20 X/ menit, S: 36 5 0 c, Djj : 135 x/ menit, usia kehamilan 35 mg,
presentasi kepala, taksiran persalinan ibu tanggal 01-06 2021, ibu
mengerti
3. Menjelasakan pada ibu bahwa hasil pemeriksaan lain LILA Ibu 22,5
cm, Tfu 27 cm,adalah keadaan yang kurang normal, dimana LILA
yang normal adalah ≥ 23,5 cm, dan Tfu minimal 35 cm (sesuai
dengan usia kehamilan) hal ini beresiko untuk melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah ( BBLR ),ibu mengerti
4. Menganjurkan pada ibu untuk istirahat siang minimal 1 jam dan 8
jam pada malam hari untuk mengurangi kelelahan pada ibu, ibu
mengerti
5. Memberikan konseling gizi seimbang dan cara mengolah makanan
yang benar untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu dan bayi dan
mengingatkan ibu untuk selalu makan sayuran dan buah–buahan
selain untuk pemenuhan nutrisi,ibu mengerti
6. Memberikan KIE tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester 3
seperti bengkak pada muka, kaki dan tangan, tekanan darah
tinggi,perdarahan dari jalan lahir, ibu mengerti
7. Memberikan tablet Fe 1x1untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu
dan B com 1x1 untuk menambah nafsu makan ibu, ibu berjanji akan
meminumnya
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 450
8. Melakukan rujukan internal kebagian pelayanan gizi untuk
mendapatkan PMT, ibu sudah mendapatkan PMT dan berjanji akan
meminumnya
9. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 27 April
2021,ibu berjanji akan datang
10. Melakukan pendokumentasian. Dokumentasi sudah dilakukan di
register bumil, kartu ibu dan buku KIA
(Wiarnasari)
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 451
BAB IV
PEMBAHASAN
Pendokumentasian yang digunakan dalam penyusunan kasus ini adalah
menggunakan pendekatan manajemen Varney dengan menggunakan metode
pendokumentasian SOAP. Pada pembahasan studi kasus ini, penyusun mencoba
menyajikan pembahasan yang membandingkan teori dengan manajemen
kebidanan yang diterapkan pada pasien Ny. S, usia 19 tahun G1P0A0 hamil 35
minggu dengan KEK.
I. Data Subjektif
Asuhan kebidanan pada pasien Kekurangan Energi Kronik dilakukan di
Puskesmas Nanggung pada Ny. S pada Senin, 26 April 2021. Data subjektif yang
diperoleh bahwa Ny. S berumur 19 tahun, agama islam, bangsa Indonesia,
pendidikan terakhir SD, pekerjaan sebagai IRT, dan ibu tinggal di Kp. Pangkalan,
Ibu datang ke puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin dengan
keluhan yang dirasakan yaitu ibu merasa lelah dan tidak nafsu makan.HPHT 25-
08-2020,TP 01-06-2021.
Berdasarkan data subjektif diperoleh usia ibu 19 tahun hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Renjani dan Misra ( 2017) tentang Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian KEK di Puskesmas Krueng Barona
Jaya yang menyatakan bahwa ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun dan
lebih dari 35 tahun berisiko memiliki peluang 13,5 kali lebih besar mengalami
KEK dibandingkan dengan Ibu yang berusia 20-35 tahun13 .Hal ini juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ernawati (2018),di Puskesmas Gabus 1
Kabupaten Pati yaitu ada hubungan antara umur dengan kejadian KEK pada ibu
hamil ,hasil uji statistic diperoleh nilai p=0,03 dan nilai rasio prevalens sebesar
4,089.Artinya ibu yang usianya terlalu muda (<20 tahun) atau terlalu tua (> 35
tahun) beresiko mengalami KEK pada saat hamil sebesar 4,089 kali disbanding
ibu hamil usia 20-35 tahun15.
Dari data subjektif juga diperoleh keluhan ibu adalah rasa Lelah dan tidak
nafsu makan, Sedangkan berdasarkan teori gejala KEK yaitu lelah, letih, lesu,
lunglai, susah buang air besar, nafsu makan berkurang17. Pada ibu tidak
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 452
ditemukan gejala letih,lesu,lunglai dan susah buang air besar,sehIngga
penatalaksanaan dilakukan hanya berdasarkan keluhan ibu.
2. Data Objektif
Data objektif diperoleh hasil pemeriksaan TTV didapatkan TD 100/70 mmHg,
5 0
N: 84 x/m, R: 20x/m, T: 36 c. LILA 22,5 cm, Leopold I:Tfu 3 jari bawah Px(
27cm ),di fundus teraba bagian yang bulat, lunak dan tidak melenting (bokong),
Leopold II :Sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil janin ( ekstermitas ) sebelah
kanan teraba bagian yang datar keras seperti papan ( punggung ), Leopold III :
Bagian terendah teraba bulat ,keras dan melenting (kepala ),belum masuk PAP,
Leopold IV:Konvergant (5/5), Auskultasi: punctum maximum: kwadran kanan
bawah terdengar satu titik, denyut jantung fetus:135x/menit teratur/tidak teratur,
taksiran berat janin sebesar 2325 gr.
Berdasarkan data objektif , LILA 22,5 cm, hal ini sesuai dengan teori tanda
KEK adalah LILA <23,5 cm (Supariasa, 2014).Selain itu dari data objektif juga
diperoleh data TFU 27 cm dan TBJ 2325 gram.sedangkan berdasarkan teori TFU
pada kehamilan diatas 20 minggu seringkali angkanya sama dengan usia
kehamilan. Hal ini menunjukan bahwa perkembangan janin tidak sesuai dengan
usia kehamilan dimana salah satu dampak dari KEK adalah beresiko untuk
melahirkan bayi dengan BBLR3.Hal ini juga sesuai dengan Hasil penelitian dari
Mulyani di Puskesmas Pantolan (2016) menunjukan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara kejadian BBLR dengan riwayat ibu hamil KEK
(p=0.0017).
3. Analisa Data
Analisa data menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi: diagnosa/masalah,
antisipasi diagnosa / masalah potensial perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter, konsultan / kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4
Varney.Pada kasus ini penulis dapat menegakkan diagnosa kebidanan yaitu
G1P0A0 hamil 35 mg dengan KEK janin tunggal hidup intra uterin presentasi
kepala.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 453
Dalam penegakkan diagnosa ini sesuai dengan teori bahwa diagnosa
potensial yang berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi30.
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan yaitu menganjurkan pada ibu untuk
istirahat siang minimal 1 jam dan 8 jam pada malam hari,,memberikan konseling
gizi seimbang ,hal ini sesuai dengan teori ahli bahwa salah satu penatalaksaana
KEK adalah menganjurkan ibu untuk istirahat siang minimal 1 jam dan 8 jam
pada malam hari20. dan menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
berpedoman pada gzi seimbang17. Selain itu penatalaksanaan yang dilakukan juga
dengan memberikan makanan tambahan (Depkes RI,2012), PMT yang diberikan
berupa susu ibu hamil,hal ini sesuai dengan teori bahwa makanan tambahan pada
ibu hamil dapat berupa susu21. Menganjurkan ibu untuk minum tablet fe 1 kali
sehari sesuai dengan teori yaitu Ibu hamil setiap hari harus minum satu tablet
tambah darah (60 mg) selama 90 harimulai minggu ke-2024.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 454
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah melaksanakan manajemen asuhan kebidanan pada Ny.S,penyusun
dapat menarik kesimpulan bahwa asuhan kebidanan telah dilakukan secara
menyeluruh,mulai dari pengkajian data subjektif dan objektif,analisa data telah
dilakukan berdasarkan data subjektif dan objektif,serta telah dilakukan
penatalaksaaan sesuai dengan kebutuhan klien.
5.2.Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti membagi saran penelitian ke
dalam empat jenis, yaitu saran untuk institusi pendidikan, lahan praktek,
mahasiswa dan klien. Pada penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran
yang dapat diaplikasikan pada penelitian selanjutnya mengenai Ibu Hamil dengan
KEK. Adapun saran yang dapat diberikan, yaitu:
1. Saran Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat lebih meningkatkan mutu pendidikan agar mahasiswa
lulusannya dapat lebih terampil dan terlatih dalam membrikan asuahan kebidanan
2. Saran Bagi Lahan Praktek
Diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu karena resiko yang disebabkan
oleh ibu hamil dengan KEK,dengan melaksanakan pencegahan melalui
penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan reproduksi calon pengantin,dan
melaksanakan penatalaksanaan ibu hamil dengan adekuat.
3. Saran Bagi Mahasiswa
Agar dapat lebih meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan sesuai
dengan standar yang dipersyaratkan
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 455
DAFTAR PUSTAKA
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 456
13. Renjani, R. S., & Misra, M. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh
Besar. Journal of Healthcare Technology and Medicine, 3(2), 254-270.
14. Helena. 2013. Buku Saku Gizi Dan Kesehatan Reproduksi. EGC : Jakarta
15. Ernawati, A. (2018). Hubungan Usia dan Status Pekerjaan Ibu dengan
Kejadian Kurang Energi Kronis pada Ibu Hamil. Jurnal Litbang: Media
Informasi Penelitian, Pengembangan dan IPTEK, 14(1), 27-37.
16. Sutriani, 2015.Pertumbuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. PT.
Gramedia Pustaka Umum : Jakarta
17. Supariasa, DKK. (2014). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC
18. Depkes, R.I. 2012. Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan
Bayi Baru Lahir. http://www.gizikia.depkes.go.id/artikel/upaya-
percepatanpenurunan-angka-kematian-ibu-dan-bayi-baru-lahir-di-
indonesia/. Diakses tanggal 11 Mei 2020.
19. Depkes RI. (2012). Profil Kesehatan Indonesia 2011. Jakarta: Depkes RI
20. Wiryo, H. (2012). Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil dan Menyusui
dengan Bahan Makanan Lokal. Jakarta: Sagung Seto.
21. Nurpudji. (2011). Kontroversi Seputar Gizi Buruk. Yogyakarta: Nuha
Medika
22. Sandjaja, dkk. (2014). Kamus Gizi. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara
23. Proverawati, A dan Wati, E.K. 2011. Ilmu Gizi untuk Perawat dan Gizi
Kesehatan. Yogyakarta: Yulia Medika
24. Saifuddin, AB. 2013. Buku Panduan Praktik Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP
25. Almatsier, Sunita, dkk. (2011). Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan.
Jakarta: kompas Gramedia.
26. Hidayati, F. (2011). Hubungan antara pola konsumsi, penyakit infeksi dan
pantang makanan terhadap risiko kurang energi kronis (KEK) pada ibu
hamil di puskesmas ciputat kota tangerang selatan tahun 2011.
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 457
27. Nugraha, R. N., Lalandos, J. L., & Nurina, R. L. (2019). HUBUNGAN
JARAK KEHAMILAN DAN JUMLAH PARITAS DENGAN KEJADIAN
KURANG ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI KOTA
KUPANG. Cendana Medical Journal (CMJ), 7(2), 273-280.
28. Asrinah, P. S., Sulistyorini, D., Muflihah, I., & Sari, N. D. (2017). Asuhan
Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta, Graha Ilmu.
29. Waryana. 2016. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
30. Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta
: Fitramaya
Kumpulan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir 458