Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA NY “N”

UMUR 15 TAHUN G1P0A0 HAMIL ATERM INPARTU DENGAN


KPD,JTH,PRESKEP DI UNIT VK TINDAKAN RSUD
H.M.RABAIN TAHUN 2023/2024

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

1. CINDY CECILIA (PO.71.24.32.1.040)


2. MERTY DWI SULANDARI (PO.71.24.32.1.041)
3. MECTI ELSYA (PO.71.24.32.1.026)
4. DESI PAWITRI (PO.71.24.32.1.027)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI DIII KEBIDANAN MUARA ENIM
TAHUN 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

1
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY “N” UMUR
15 TAHUN G1P0A0 HAMIL ATERM INPARTU DENGAN KPD
DI UNIT VK TINDAKAN RSUD H.M.RABAIN
TAHUN 2023/2024

LAPORAN PRAKTIK INI TELAH DISETUJUI


OLEH PEMBIMBING LAPANGAN DAN
PEMBIMBING AKADEMIK
MUARA ENIM, 31 OKTOBER 2023

Pembimbing Lapangan Pembimbing Bagian Diklat Pembimbing Akademik

(Bdn Nishida Efriani, SST) ( Yuliana Bertha, SST.,M.Kes) (Nia Clarasari MP,SST.,M.Keb)
NIP. 1972 04231991032001 NIP. 196807181994032002 NIP. 198210112006042009

Menyetujui
Ketua Prodi DIII Kebidanan Muara Enim

( Dahliana, SKM.,M.Kes )
NIP. 196912151990032004

2
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (Q.S
Yusuf ayat 87)
2. Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih
hati, padahal kamulah orang orang yang paling tinggi derajatnya jika
kamu beriman. (Q.S Surat Ali Imran ayat 139 )

PERSEMBAHAN :
1. Ibu Dahliana, SKM.,M.Kes selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Muara
Enim
2. Ibu Nia Clarasari M.P, SST.,M.Keb selaku pembimbing akademik
3. Ibu Bdn Nishida Efriani, SST selaku kepala Unit VK Tindakan RSUD
Dr.H.M.Rabain Muara Enim
4. Ibu Bdn Yuliati, SST. selaku pembimbing lahan di Ruang Unit VK
Tindakan RSUD Dr.H.M Rabain Muara Enim
5. Ibu Yuliana Bertha, SST.,M.Kes selaku pembimbing Diklat di RSUD
Dr.H.M Rabain Muara Enim
6. Ibu Hj Lismini, Am.Kep selaku kepala Unit Diklat RSUD Dr.H.M
Rabain Muara Enim
7. Kakak-kakak Ruangan Unit VK Tindakan yang baik hati dan selalu
memberikan pembelajaran yang bermakna dan bermanfaat.
8. Serta Teman-teman Kelompok 1 seperjuangan yang sangat kami cintai
dan Sayangi.

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Belajar yang
berjudul “ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA NY.
“N” UMUR 15 TAHUN G1P0A0 HAMIL ATERM INPARTU DENGAN
KPD,JTH,PRESKEP DI UNIT VK TINDAKAN RSUD H. M RABAIN TAHUN
2023”.

Laporan Praktik Belajar Lapangan ini disusun untuk memenuhi tugas pada
Praktik Belajar Lapangan di RSUD Dr.H.M RABAIN Muara Enim Tahun 2023.
Laporan ini tidak terlepas dari partisipasi berbagai pihak yang telah ikut serta
dalam memberikan masukan, saran serta bimbingan sehingga laporan ini dapat
diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya menyampaikan terima
kasih kepada yang terhormat :

1. Ibu Dahliana, SKM.,M.Kes selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Muara


Enim
2. Ibu Nia Clarasari M.P, SST.,M.Keb selaku pembimbing akademik
3. Bdn Ibu Bdn Nishida Efriani, SST selaku kepala Unit VK Tindakan
RSUD Dr.H.M.Rabain Muara Enim
4. Ibu Bdn Yuliati, SST. selaku pembimbing lahan di Ruang Unit VK
Tindakan RSUD Dr.H.M Rabain Muara Enim
5. Ibu Yuliana Bertha, SST.,M.Kes selaku pembimbing Diklat di RSUD
Dr.H.M Rabain Muara Enim
6. Ibu Hj Lismini, Am.Kep selaku kepala Unit Diklat RSUD Dr.H.M
Rabain Muara Enim
7. Kakak-kakak Ruangan Unit VK Tindakan yang baik hati dan selalu
memberikan pembelajaran yang bermakna dan bermanfaat.
8. Serta Teman-teman Kelompok 1 seperjuangan yang sangat kami cintai
dan Sayangi.

4
Kami menyadari laporan ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Kami
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga
akhirnya laporan ini dapat memberikan manfaat.

Muara Enim, Oktober 2023


Penyusun

Kelompok 1

5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam masalah
obstetri yang juga dapat menyebabkan infeksi pada ibu dan bayi serta dapat
meningkatkan kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi. Ketuban pecah dini
(KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya melahirkan
dimana pada primipara kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm.
Ketuban pecah dini (KPD) dapat terjadi pada kehamilan aterm kehamilan
preterm maupun pada kehamilan preterm.

Menurut World Health Organization (WHO) angka kematian bayi


(AKB) maupun angka kematian ibu (AKI) merupakan indikator derajat
kesehatan masyarakat, di Indonesia AKI tahun 2020 mencapai 462/100.000
kelahiran terhadap hidup. Salah satu penyebab tidak langsung penyumbang
AKI di Indonesia adalah karena kejadian ketuban pecah dini (KPD). Angka
kejadian KPD di dunia mencapai 12.3% dari total angka persalinan, semuanya
tersebar di negara berkembang yang ada di Asia Tenggara diantaranya
Indonesia, Malaysia, Thailand, Myanmar dan Laos. Di Indonesia sendiri
angka kejadian ketuban pecah dini pada tahun 2020 sebanyak 17.665 orang
(WHO 2020).

Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) angka


kematian ibu (AKI) di Indonesia tahun 2019 sebanyak 42 per 100.000
kelahiran hidup, tahun 2020 sebanyak 47 per 100.000 kelahiran hidup dan
tahun 2021 sebanyak 68 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab angka
kematian ibu (AKI) di Indonesia yaitu perdarahan 30,3%, hipertensi dalam
kehamilan 27,1%, infeksi 7,3%, dan lain-lain yaitu penyebab kematian ibu
tidak langsung seperti kondisi penyakit kanker, ginjal, jantung atau penyakit
lain yang diderita ibu sebesar 35.3%.

Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan


Angka kematian ibu pada tahun 2018 sebesar 140 per 100.000 kelahiran

6
hidup, pada tahun 2019 menjadi 142 per 100,000 kelahiran hidup dan pada
tahun 2020 menjadi 138 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kejadian ketuban
pecah dini di Sumatera Selatan sebanyak 7,3% dan Angka kejadian ketuban
pecah dini di wilayah Kota Muara enim sebanyak 14,5% pada tahun 2020.

KPD sering kali menimbulkan konsekuensi yang dapat menimbulkan


morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayi terutama kematian perinatal
yang cukup tinggi. Kematian perinatal yang cukup tinggi ini antara lain
disebabkan karena kematian akibat kurang bulan, dan kejadian infeksi yang
meningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan yang sering
dijumpai pada pengelolaan kasus KPD terutama pada pengelolaan konservatif

Dilema sering terjadi pada pengelolaan KPD dimana harus segera


bersikap aktif terutama pada kehamilan yang cukup bulan, atau harus
menunggu sampai terjadinya proses persalinan, sehingga masa tunggu akan
memanjang berikutnya akan meningkatkan kemungkinan terjadinya
infeksi.Oligohidramnion merupakan suatu keadaan dimana air ketuban kurang
dari normal yaitu 500 ml yang mempunyai resiko terjadinya gawat janin
maupun infeksi. Terdapat insiden oligohidramnion sekitar 3,9 % dari seluruh
kehamilan, namun estimasi sekitar 12 % dari kehamilan usia 40 minggu atau
lebih.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, memberikan landasan


bagi penulis untuk membuat rumusan masalah:

1. Bagaimana Asuhan Kebidanan Kehamilan Ny. “N”


Umur 15 tahun G1P0A0 Hamil Aterm Inpartu Dengan
KPD,JTH,Preskep di Unit VK Tindakan RSUD
H.M.RABAIN TH 2023/2024 Muara Enim ?

7
2. Apa pengertian KPD?
3. Apa Konsep dasar pada KPD?
4. Apa saja Etiologi, Tanda dan Gejala, Manifestasi klinik
Patofisiologi, Pemeriksaan Penunjang, serta
Penatalaksanaan dari KPD?

1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Kebidanan Ny “N” Umur 15 Tahun G1P0A0
Hamil Aterm Inpartu Dengan KPD di Unit VK Tindakan RSUD
H.M.RABAIN TH 2023/2024 Muara Enim. Untuk mengetahui Definisi
dari ketuban pecah dini, Etiologi dari ketuban pecah dini, Tanda dan
Gejala dari ketuban pecah dini, Manifestasi klinik dari ketuban pecah dini,
Patofisiologi dari ketuban pecah dini, Pemeriksaan Penunjang dari ketuban
pecah dini, Penatalaksanaan dari ketuban pecah dini.

B. Tujuan Khusus
1. Didapatkannya data subjektif pada kasus Asuhan Kebidanan pada Ny. N
Umur 15 Tahun G1P0A0 Hamil Aterm Inpartu Dengan KPD di Unit VK
Tindakan RSUD H.M.RABAIN TH 2023/2024 Muara Enim.
2. Ditegakkannya penatalaksanaan pada kasus Asuhan Kebidanan pada
NY. N Umur 15 Tahun G1P0A0 Hamil Aterm Inpartu Dengan KPD di
Unit VK Tindakan RSUD H.M.RABAIN TH 2023/2024 Muara Enim.
3. Diketahuinya faktor pendorong dan penghambat dalam melakukan
Asuhan Kebidanan pada Ny. N Umur 15 Tahun G1P0A0 Hamil Aterm
Inpartu Dengan KPD di Unit VK Tindakan RSUD H.M.RABAIN TH
2023/2024 Muara Enim.

8
1.3 Manfaat

1. Bagi penulis
Dapat dijadikan bahan masukan dan pengalaman dalam
menambah ilmu pengetahuan serta kemampuan penulis dalam
menghadapi kasus pada Ibu Hamil dengan KPD
2. Bagi Rumah Sakit
Rumah sakit dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam
pemberian asuhan kebidanan
3. Bagi Pasien dan Keluarga
Dapat mendateksi tanda dan gejala ketuban pecah dini dan dapat
mengatasi secara dini
1. Waktu dan tempat
Asuhan kebidanan kehamilan yang dilakukan pada tanggal 30
Oktober– 04 november 2023 di Ruang Unit VK Tindakan RSUD
H.M.Rabain Muara Enim.

9
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Persalinan


2.1.1 Pengertian Persalinan
Menurut obstetric fisiologi (2007) persalinan adalah serangkaian
kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup b ulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput
janin dari tubuh ibu.

Menurut Marmi (2012) persalinan adalah proses pengeluaran hasil


konsepsi (janin) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau
tampa bantuan (kekuatan sendiri).

2.1.2 Tujuan Asuhan Persalinan


Tujuan asuhan persalinan normal menurut Widia Shofa
Iimiah,SST.,M.Kes (2015) yaitu mengupayakan kelangsungan hidup dan
mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya malalui
berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal
sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada
tingkat optimal. Dengan pendekatan seperti ini berarti bahwa setiap
intervensi yang akan diaplikasikan dalam asuhan persalinan normal harua
mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat intervensi
tersebut bagi kemajuan dan kebehasilan proses persalinan.

Praktik pencegahan yang akan dijelaskan pada asuhan persalinan


normal meliputi:

a. Mencegah infeksi secara konsisten dan sistematis.


b. Memberikan asuhan rutin dan pemantauan selama persalinan dan
setelah bayi lahir, termasuk penggunaan partograf.

10
c. Memberikan asuhan sayang ibu secara ruting selama persalinan, pasca
persalinan dan nifas.
d. Menghindari tindakan-tindakan berlebihan atau berbahaya.
e. Penetalksanaan aktif kala III secara rutin.
f. Mengasuh bayi baru lahir.
g. Memberikan asuhan dan pemantauan ibu dan bayinya.
h. Mengajarkan ibu dn keluarga untuk mengenali secara dini bahaya yang
mungkin terjadi selama masa nifas pada ibu dan bayinya.
i. Mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan.
2.1.3 Penyebab Persalinan
Terjadinya persalinan disebabkan sebagai berikut:
Teori penurunan hormonal.
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan
kadarhormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai
penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar.
1. Teori penuaan plasenta
Tuanya plasenta menyebabkan menurunnya plasenta kadar estrogen dan
progesterone yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini
akan menimbulkan kontraksi rahim. Dimana kondisi penuaan plasenta
dikarenakan penumpukan kalsium yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah kecil di plasenta.
2. Teori distensi rahim
Ragim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iksemia otot-
otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi uteru – plasenter.
3. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terletak ganglion servikal (fleksusfrakenhauser) bila
ganglion ini digeserkan dan ditekan, akan timbul kontraksi uterus.
4. Induksi partus (induction of labour)
Partus dapat pula ditimbulkan dengan cara induksi atau diberikan
perangsang,

11
a. Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang fleksusfrankenhauser.
b. Amniotomi : pemecahan ketuban
c. Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus.

2.1.4 Tanda – Tanda Persalinan

Menurut Widia Shofa Iimiah,SST.,M.Kes (2015) tanda dan gejala


Terjadinya persalinan disebabkan sebagai berikut. yang Perlu Dikenali :

1. Diare
2. Kontraksi Lebih Intens
3. Nyeri Punggung
4. Lebih Mudah Bernapas
5. Perubahan Emosi
6. Perubahan pada Cairan Keputihan
7. Sulit Tidur
8. Meningkatnya Frekuensi Buang Air Kecil
9. Penurunan Berat Badan
10. Lepasnya Mucus Plug
11. Air Ketuban Pecah
12. Pembukaan Serviks

Menjelang Persalinan Antara Lain:


1. Penipisan dan pembukaan serviks
Mendekati persalinan, servik semakin “matang”. Kalau tadinya selama
hamil, servik masih lunak, dengan konsistensi seperti pundding dan
mengalami sedikit penipisan dan kemungkinan sedikit dilatasi.
Perubahan servik diduga terjadi akibat peningkatan intensitas kontraksi
braxton hicks. Servik menjadi matang selama periode yang berbeda-beda
sebelum persalinan. Kematangan serviks mengindikasikan kesiapan untuk

12
persalinan. Saat memasuki persalinan, serviks megalami panipisan dan
pembukaan.
2. Kontraksi uterus
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frequensia
minimal 2 kali dalam 10 menit).
3. Blood show
Cairan lendir bercampur darah yang keluar melalui vagina.

2.2 Konsep Dasar Ketuban Pecah Dini (KPD)


2.2.1. Ketuban Pecah Dini
Menurut dr.Taufan Nugroho (2012) ketuban pecah dini atau KPD
merupakan pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan/ sebelum
inpartu, pada pembukaan < 4 cm (fase laten). Hal ini dapat terjadi pada ahkir
kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah
KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memamnjang adalah
KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
KPD merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan
kurang bulan, dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian
perinatal pada bayi yang kurang bulan. pengelolaan KPD pada kehamilan
kurang adri 34 minggu sangat komplek, bertujuan untuk menghilangkan
kemungkinan terjadinya prematuritas dan RDS (respiration dystress
syndrome).
2.2.2. Etiologi
Menurut sujiyatini, dkk,(2009) penyebab KPD masih belum diketahui
dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Beberapa laporan menyebutkan
faktor-faktor yang berhubungan erat dengan KPD, namun faktor-faktor
mana yang lebih berperan sulit diketahui.
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun
asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan
terjadinya KPD.Servik yang inkompetensia, kanalis sevikaslis yang selalu
terbuka oleh karena kelainan pada servik uteri (akibat persalinan,
curetage).Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara
berlebihan (overdistensi uterus) misalnya trauma hindramnion,

13
gemelli.Trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai faktor predisisi
atau penyebab terjadinya KPD.Trauma yang didapat misalnya hubungan
seksual, pemeriksaan dalam, maupun amnosintesis menyebabkan terjadinya
KPD karena biasanya disertai infeksi.Kelainan letak, misalnya sungsang,
sehingga tidak bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul (PAP)
yang dapat menghalangi tekanan terhadap membran bagian bawah

Keadaaan sosial ekonomi faktor lain.

1. Faktor golongan darah akibat golongan ibu dan anak yang tidak sesuai
dapat menimbulkan kelemahan bawaan termasuk kelemahan jaringan kulit
ketuban.
2. Faktor disproposi antar kepala janin dan panggul ibu.
3. Faktor multi graviditas, merokok dan perdarahan antepartum.
4. Defisiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat (vitamin c).

Pada sebagian besar kasus, penyebabnya belm ditemukan faktor yang


disebutkan memiliki kaitan dengan KPD yaitu riwayat kelahiran premature,
merokok,dan perdarhan selama kehamilan.

Beberapa faktor resiko dari KPD

a. inkomptensi servik (leher rahim)


b. Polihirdamnion ( cairan ketuban berlebihan)
c. Riwayat KPD sebelumnya
d. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban.
e. Kehamilan kembar
f. Trauma
g. Serviks (leher rahim) yang pendek (< 25mm) pada usia kehamilan 23
minggu.
h. Infeksi pada kehamilan seperti bakterial vaginosis.

14
2.2.3. Patofisiologi
1. Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini adalah :Terjadinya pembukaan
premature serviks
2. Membran terkait dengan pembukaan terjadi :
3. Devaskularisasi
4. Nekrosis dan dapat diikuti pecah spontan
5. Jaringan ikat yang menyangga membran ketuban makin berkurang
6. Melemahnya daya tahan ketuban dipercepat dengan infeksi yang
mengeluarkan enzim proteolotik dan enzim kolagenase menurut (sujiyatini,
dkk,2009).

2.2.4. Tanda dan Gejala

Cara menentukan tanda dan gejalanya yaitu :

a. Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.
b. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin
cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucatan bergaris
warna darah.
c. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai
kelahiran. Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah
terletak dibawah biasanya “mengganjal” atau “ menyumbat” kebocoran untuk
sementara.
d. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin
bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi (Nugroho 2012).

2.2.5. Diagnosa

Menegakkan diagnosa KPD secara tepat sangat penting.Karena diagnosa


yang positif palsu berarti melakukan intervensi seperti melahirkan bayi terlalu
awal atau melakukan seksio yang sebetulnya tidak ada indikasinya. Sebaliknya
diagnosa yang negatif palsu berarti akan membiarkan ibu dan janin mempunyai

15
resiko infeksi yang akan mengancam kehidupan janin, ibu atau keduanya. Oleh
karena itu dipelukan diagnosa yang cepat dan tepat

Diagosa KPD ditegakkan dengan cara :

a. Anamnesa

Penderita marasa basah pada vagina, atau mengeluarkan cairan yang


banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir atau ngepyok. Cairan berbau khas, dan
perli juga diperhatikan warna, keluanya cairan tersebut his belum teratur atau
belum ada, dan belum ada pengeluaran lendir darah.

b. Inspeksi

Pengamatan dengan mata biasa akan tampak keluarnya cairan dari


vagina, bila ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak,
pemeriksaan ini akan lebih jelas.

c. pemeriksaan dengan speculum

pemeriksaan dengan spekulum pada KPD akan tampak keluar cairan dari
orifisium uteri eksternum (OUE), kalau belum juga tampak keluar ,fundus uteri
ditekan, penderitan di minta batuk, megejan atau megadakan manevover valsav,
atau bagian terendah digoyangkan, akan tampak keluar cairan dan ostium uteri
dan terkumpul pada fornik anterior.

d. Pemeriksaan dalam

didapat cairan di dalam vagina dan selaput ketuban sudah tidak ada lagi.
Mengenai pemeriksaan dalam vagina dengan tocher perlu dipertimbangankan,
pada kehamilan yang kurang bulan yang belum dalam persalinan tidak perlu
diadakan pemeriksaan dalam. Karena pada waktu pemeriksaan dalam, jari
pemeriksa akan mengakumulasi segmen bawa rahim dengan flora vagina yang
normal. Mikroorganisme tersebut bisa dengan cepat menjadi patogen.
Pemeriksaan dalam vagina hanya dilakukan kalau KPD yang sudah dalam
persalinan atau yang dilakukan induksi persalinan dan dibatasi sedikit mungkin
(sujiyatini, dkk,2009)..

16
2.2.6. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium :
a. Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa: warna, konsentrasi,
bau, dan PH-nya.
b. Cairan yang keluar dari vagina ini ada kemungkinan air ketuban, urin,
dan sekret vagina.
c. Sekret vagina ibu hamil PH:4-5 dengan kertas nitrasin tidak berubah
warna dan tetap kuning.
d. Tes lakmus jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru
menunjukan adanya air ketuban.
e. Mikroskopik dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan
biarkan kering(sujiyatini, dkk,2009).
2.2.7. Komplikasi Ketuban Pecah Dini
Pengaruh ketuban pecah dini terhadap ibu dan janinadalh sebagai berikut :
a. Komplikasi pada ibu
1. Semua ibu hamil dengan ketuban pecah dini premature sebaiknya
dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya korioamnionitis (radang pada
korio dan amnio).
2. Resiko infeksi meningkat pada kejadian KPD.
3. Perdarahan post partum
4. Partus lama
b. komplikasi pada janin
1. komplikasi paling sering terjadi pada KPD sebelum usia kehamilan 37
minggu adalh sindrom distress pernapasan (RDS = Respyratory Diatress
Syndrom), yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir.
2. gawat janin.
3. resiko kecacatan dan kematian janin meningkat
pada ketuban pecah dini preterm.
4. Selain itu kejadian prolaps atau keluarnya tali pusar dapat terjadi pada
KPD.
5. Penurunan tali pusat.

17
2.2.8. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanan kelahiran KPD Pada Kehamilan Preterem berupa :
a) Rawat di rumah sakit.
b) Berikan antibiotik (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila tidak
tahan ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari.
c) Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu, dirawat selama air ketuban
masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
d) Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, belum in partu tidak ada infeksi,
tes busa negatif: beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi, dan
kesejahteraan janin.
e) Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, sudah in partu, tidak ada infeksi,
berikan tokolitik (salbutamol), deksametason, dan induksi sesudah 24
jam.
f) Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan
lakukan induksi.
g) Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit, tanda-tanda infeksi
intrauterine).
h) Pada usia kehamilan 32 – 34 minggu berikan steroid, untuk memacu
kematangan paru janin, dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin
dan spingomielin tiap minggu.
2. Penatalaksanaan KPD Pada Kehamilan Aterm :
a) Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio
sesarea.
b) Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan
persalinan diakhiri.

18
2.2.9. Pencegahan
Beberapa pencegahan dapat dilakukan namun belum ada yang terbukti
cukup efektif.Mengurangi aktifitas atau istirahat pada akhir triwulan kedua
atau awal triwulan ketiga dianjurkan.
Ada 3 macam bentuk solusio berdasarkan jumlah plasenta yang terlepas.
Bila plasenta terlepas seluruhnya disebut solusio plasenta totalis. Bila
sebagian disebut solusio plasenta parsialis dan bila hanya sebagian kecil
pinggir plasenta disebut rupture sinus marginalis.Perdarahan yang terjadi
pada solusio tidak selalu terlihat dari luar. Pada kasus yang jarang, darah
dapat tidak mengalir tetapi tertahan di antara bagian plasenta yang lepas dari
uterus sehingga terjadi perdarahan tersembunyi. Bahkan, perdarahan dapat
menembus selaput ketuban lalu masuk kedalam kantung ketuban(sujiyatini,
dkk,2009).

19
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY"N"UMUR 15 TAHUN
G1P0A0 HAMIL ATERM INPARTU DENGAN KPD,JTH,PRESKEP
DI UNITVK TINDAKAN RSUD H. M RABAIN
TAHUN 2023/2024”

Tempat Praktik : Di Ruang VK Tindakan RSUD Dr. H.M. Rabain Muara


Enim
No. Reg : 00323699
Tanggal/Jam : Masuk : Tgl.31-10-2023 Pukul. 21.30 Wib
Lahir : 01-11-2023 Pukul. 13.45 Wib
Oleh : Kelompok 1

IDENTITAS
Nama Ibu : Ny. N Nama Suami : Tn. G
Umur : 15 Tahun Umur : 21 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Rumah Tangga Pekerjaan : Buruh
Alamat : Dusun II Lubuk Mumpo

KALA 1 (31-10-2023/21.30)
1. Data Subjektif
a. Keluhan Utama
Ibu datang ke ruang VK Tindakan RSUD Dr. H.M RABAIN
Muara Enim ibu mengatakan hamil anak pertama mengeluh Perut
terasa mules,keluar air-air (+) Sejak Pukul 20.40 WIB. tidak pernah
keguguran, gerakan janin masih dirasakan.

b. Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 tahun
Banyaknya : 3x ganti pembalut
Lamanya : 7 hari

20
Haid terakhir : 15- 01-2023
Perkiraan Partus : 22-10-2023

C. Data Objektif
Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis
BB skrg : 56 kg Tinggi Badan : 155 cm
TD : 116/74 mmhg Suhu : 36,0 ℃
N : 80 x/m Pernafasan : 23x/m
D. Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke :1
Usia perkawinan : 15 tahun

E. Riwayat kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

N KEADAA N
TGL, THN TEMPA T USIA JENIS PENOLONG BB
PENYULI T ANAK
PARTU S PARTUS HAMI L PERSALINA N PERSALINA N ANAK
O SEKARANG

1. INI

F. Riwayat Hamil Ini


Hamil Trimester 1 : Mual, Pusing, Muntah
Hamil Trimestar 2 : Pusing, Tidak nafsu makan, mudah lelah Hamil
Hamil Trimester 3 : Sering bak, mudah lelah, sakit pinggang
G. Riwayat penyakit yang lalu
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit lalu
H. Riwayat penyakit keluarga yang pernah diderita/sulit Ibu mengatakan tidak
ada riwayat penyakit keluarga
I. Riwayat kehamilan kembar/gemelli
Ibu mengatakan tidak ada riwayat kehamilan kembar
J. Riwayat ginekologi/Kebidanan.
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit kebidanan

21
K. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan pernah kb suntik 3 bulan.

L. Nutrisi/Hidrasi/Eliminasi/Tidur/Psikososial
Terakhir makan jam : 22.15 wib
Terakhir minum jam : 22. 15 wib
Terakhir bab jam : 13. 30 wib
Terakhir Tidur jam : 08.00 wib
M.Penerimaan support sistem dari
(✓)Suami (✓)Orangtua (✓)Mertua
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis
BB skrg : 56 kg Tinggi Badan : 155 cm
BB seblm hamil : 47 kg Suhu : 36,0 ℃
TD : 116/74 mmhg Pernafasan : 20x/m
N : 80 x/m LILA : 28,5 cm

2. Pemeriksaan fisik
Mata : Konjungtiva Merah Muda, Sklera Tidak Ikterik
Dada & Axilla : Mamae Simetris, Putting Susu Menonjol
Esktermitas : Simetris, Tidak Odema

3. Pemeriksaan Khusus
A. Inspeksi
1. Muka : Normal, Bersih
2. Mata : Konjungtiva Merah muda,Sklera Tidak Ikterik
3. Mamae : Keluar asi, putting menonjol
4. Abdomen : Tidak ada luka operasi, adanya strie gravidarum
5. Genetalia : Bersih
6. Eksremitas : Simetris, Normal

22
B. Palpasi

Leopold I : TFU 3 Jari di bawah px (MC Donald : 32 cm)

Leopold II : Bagian sebelah kanan teraba punggung kanan dan bagian


kiri teraba bagian terkecil tangan dan kaki.

Leopold III : Bagian terbawah teaba keras melenting yaitu teraba


Presentasi kepala
Leopold IV : Belum masuk Pintu Atas Pnggul (PAP) Divergen
TBJ : (TFU-12) x TB
(32-12) = 20 x 155
= 3.100 gram
C. Perkusi
Reflek Pattela : kanan (+) kiri (+)

D. Auskultasi
DJJ : 139 x/m
Frekuensi : Teratur
Sifat : Normal
Lokasi : Puka
HIS : 2x/10 menit/20 detik
1. Pemeriksaan umum
Dilakukan Oleh : Bidan Jaga
Portio : Tebal
Pendataran : 80 %
Pembukaan : 2 cm
Ketuban : Positif (+) Merembes
Presentasi : Kepala
Penurunan : Hodge I
Petunjuk : Ubun-Ubun Kecil Depan Bagian Kanan

23
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
1. HB : 11 gr/dl
2. Trombosit : 210 /µl
3. Golda : O+
4. GDS : 83 mg/dl
5. Leukosit : 11.19 /µl

III. ANALISA DATA


Diagnosa Kebidanan
G1P0A0 hamil Aterm Inpartu Kala 1 Fase Laten Dengan
KPD,JTH,Preskep.

Rencana Asuhan Kebidanan


a. Memberikan Inform Consent kepada keluarga pasien
b. Memberitahu hasil pemeriksaan
c. Memberitahu untuk pendamping persalinan
d. Memberitahu keluarga untuk memperhatikan asupan gizi
e. Mementau kemajuan persalinan
f. Mempersiapkan Alat

IV.PENATALAKSANAAN
1. Melakukan inform consent kepada suami dan keluarga. ( sudah dilakukan)
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan menjelaskan keadaan ibu
mengenai :
KU : Baik Pembukaan : 2 cm
TD : 116/74 mmHg Ketuban : Positif (+) Merembes
S : 36,0 ℃ Presentasi : Kepala
N : 80x/m Penurunan : Hodge I
RR : 23x/m Petunjuk : UUK depan bagian kanan
DJJ : 139x/Menit

24
HIS : 2x/10menit/20 detik
( Ibu Sudah Mengerti Dan Paham Dengan Kondisinya)

3. Memberi dukungan kepada ibu untuk semangat dan tidak usah cemas
dalam menghadapi pesalinan, ibu bisa berdoa agar persalinan lancar bayi
selamat.
(ibu sudah merasa tenang dan tidak cemas lagi)
4. `Menganjurkan ibu untuk miring kekiri, senyaman ibu pada saat kontraksi
berkurang dan ibu tidak boleh meneran pada saat pembukaan belum
lengkap dan Mengajarkan pada ibu teknik relaksasi dan mengatur nafas
pasa saat ibu kontraksi, yaitu menarik nafas dalam melalui hidung dan
mengeluarkan melalui mulut dan anjurkan ibu teknik menghilangkan rasa
nyeri dengan memijat bagian punggung atas dan bawah.
(ibu mengerti dan mau melakukannya)
5. Memberi tahu ibu untuk tetap makan dan minum agar ibu memiliki tenaga
untuk meneran nanti
(ibu dan keluarga mau melakukannya)
6. Mengobsevasi kemajuan persalinan 4 Jam Lagi atau Jika sudah ada tanda-
tanda persalinan lalu,melakukan Pemeriksaan kontraksi uterus setiap 30
menit. Pemeriksaan tanda vital ibu,tekanan darah setiap 4 jam serta
pemeriksaan kecepatan nadi dan suhu setiap 1 jam Sekali,kemudian
Pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ) Setiap 15 menit sekali serta
Pemeriksaan kontraksi uterus ( HIS ).Serta,Pemeriksaan dalam dilakukan
setiap 4 jam untuk menilai dilatasi serviks, penurunan kepala janin, dan
warna cairan amnion
(ibu mengerti dan mau dilakukan pemeriksaan)
7. Menyiapkan alat dan bahan dan obat obatan esensial uuntuk menolong
persalinan dan menatalaksana komplikasi segera pada ibu hasil dan bayi
baru lahir serta menyiapkan perlengkapan ibu,bayi,penolong, dan
pendamping persalinan.

25
1) Siapkan meja resusitasi tempat datar bersih, kering dan hangat, 3
handuk/kain bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot
60 wat jarak 60 cm dari tubuh bayi
2) Untuk ibu menggelar kain di perut bawah ibu dan diatas ibu
3) Partus set/ heating set
4) Obat-obatkan oksitosin, 10 menit, lidocain, Vit K
5) Perlengkapan ibu, kain 4 buah, gurita, cawat, pakaian ganti,
pembalut.

26
Observasi Kemajuan Persalinan

NO JAM VITAL SIGN DJJ VT KETUBAN OBAT CAIR AN HIS

Tgl 31 Oktober 2023 TD N RR S


Injeksi Cairan RL
22.40 116/74 80x 23x 36,0℃ 139x 2 cm + Ceftriason gtt.30x/m 2x/10m/20 detik
1.
e 2x Vial

2. 02.40 120/60 78x 22x 35,6℃ 138x - + - - 2x/10m/25 detik

3. 06.40 128/98 111x 21x 35,8℃ 143x 5 cm - - - 3x/10m/30 detik

Drip Cairan
4. 10.40 131/70 98x 20x 36,3℃ 131x 8 cm - Oksitosin RL.gtt 4x/10m/40 detik
1 ampul 10x/ m
5. 13.25 129/60 108x 20x 35,8℃ 135x Lengkap - - - 4x/10m/60 detik

27
KALA II
A. Data Subjektif
1. Ibu merasakan ada dorongan yang kuat untuk mengejan
2. Ibu merasa ada tekanan pada rektum dan vagina
3. Ibu mengatakan perutnya kencang semakin teratur

B. Data objektif Tanda-tanda vital


a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tekanan darah : 137/98 mmhg
d. Nadi : 92x/m
e. Pernafasan : 20x/m
f. Suhu : 36,5 ℃
g. DJJ : 139 x/m
h. Lokasi : Puka
i. HIS : 4x/10 menit/60 detik
j. Portio : Tidak Teraba
k. Pendataran : 100 %
l. Pembukaan : 10 cm (Lengkap)
m. Presentasi : Kepala
n. Ketuban : Negatif (-)
o. Penurunan : Hodge 4
p. Petunjuk : Ubun-Ubun Kecil Depan Bagian Kanan

C. Analisa data
G1P0A0 Inpartu Kala II Dengan KPD,JTH,Preskep.
Masalah
1. Ibu merasa ingin mengejan
2. Ibu merasakan kelelahan

28
Kebutuhan
Pertolongan persalinan.
D.Penatalaksanaan
Mengatakan kepada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan akan dilakukan
pimpinan persalinan ( ibu dan suami mengerti).
1. Memberitahu hasil pemeriksaan
2. Membeerikan dukungan emosional dan pendekatan kepada pasien.
3. Memberikan posisi yang nyaman melakukan observasi pemantauan kala II
4. Melihat tanda dan gejala Kala II
5. Mengatakan kepada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan akan
dilakukan pimpinan persalinan ( ibu dan suami mengerti).
6. Lakukan Asuhan Persalinan Secara APN.
7. Mengamati dan melihat adanya tanda persalinan kala dua
a. Tekanan pada anus
b. Perineum menonjol
c. Dorongan ibu untuk meneran
d. Vulva membuka.
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk
mematahkan ampul oksitosin dan memasukkan 1 buah alat suntik sekali
pakai 3 cc ke dalam wadah partus set.
3. Memakai celemek plastic
4. Memastikan lengan / tangan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan
dengan sabun di air mengalir
5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang digunakan untuk
pemeriksaan dalam
6. Ambil Spuit sekali pakai dengan tangan kanan, isi dengan oksitosin dan
masukkan kembali ke dalam partus set. Jika selaput belum pecah,
sisihkan /½ kocher pada partus set
7. Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT (basah)
dengan gerakan dari vulva ke perineum (bila daerah perineum dan
sekitarnya kotor karena kotoran ibu yang keluar, bersihkan daerah tersebut

29
dari kotoran).
8. Melakukan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaan sudah lengkap dan
selaput ketuban sudah pecah
9. Celupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan kaporit
0,5%, buka sarung tangan secara terbalik dan rendam dalam larutan kaporit
0,5%.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan
DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit).
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
meminta ibu untuk meneran saat ada his, bila ia sudah merasa ingin
meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran,
(pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setelah duduk dan pastikan ia
merasa nyaman).
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran
14. Saat kepala janin terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang
handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu.
15. Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya dibawah
bokong ibu.
16. Membuka tutup partus set.
17. Kenakan sarung tangan DTT pada kedua tangan
18. Saat sub-occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi
perineum dengan dialas lipatan kain di bawah bokong, sementara tangan
kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat
saat kepala lahir.
19. minta ibu untuk tidak meneran dengan nafas pendek-pendek) Bila
didapatkan mekonium pada air ketuban, segera setelah kepala lahir lakukan
penghisapan pada mulut dan hidung janin menggunakan penghisap lendir
De Lee.
20. Menggunakan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari lendir

30
dan darah
21. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
22. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
23. Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan
biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati ke arah bawah sampai bahu
anterior / depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati ke atas sampai bahu
posterior/belakang lahir. Bila terdapat lipatan tali pusat yang terlalu erat
hingga menghambat putaran paksi luar atau lahirnya bahu, minta ibu
berhenti meneran, dengan perlindungan tangan kiri, pasang klem di dua
tempat pada tali pusat dan potong tali pusat di antara dua klem tersebut.
24. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin
bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawah kepala)
dan ke empat jari pada bahu dan dada / punggung janin, sementara tangan
kiri memegang lengan dan bahu janin bagian anterior saat badan dan
lengan lahir.
25. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang ke arah
bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan
jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin)
26. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan
sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke arah penolong.nilai bayi,
kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah
dari badan (bila tali pusat terlalu pendek, letakkan bayi di tempat yang
memungkinkan).
27. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali
bagian tali pusat.
28. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilicus
bayi.Melakukan urutan tali pusat ke arah ibu dan memasang klem diantara
kedua 2 cm dari klem pertama.
29. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan
perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat di antara kedua

31
klem.Bila bayi tidak bernafas spontan lihat penanganan khusus bayi baru
lahir
30. Memberikan bayi pada ibu untuk dilakukan imd selama minimal 1 jam
31. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
32. Bayi lahir spontan 13 : 45 wib bayi lahir
JK : PR
BB : 3000 gram A/S : 8/9
PB : 48 cm BAB (positif) BAK(-)
LK : 37 cm

32
KALA III
A. Data subjektif
1. Ibu mengatakan lelah karna meneran
2. Ibu mengatakan perutnya mulas serta sedikit lemas setelah persalinan
dan Karna Plasenta belum Lahir
B. Data objektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 102x/m
Suhu : 36,6℃
Tekanan darah : 137/89 mmhg
TFU : setinggi pusat
Kontraksi uterus : Baik
Pendarahan : 100 cc

C. Analisa data Diagnosa


Ny “N” P1A0 kala III
Masalah
Plasenta belum lahir
Kebutuhan
Manajemen aktif kala III

D. PENATALAKSANAAN
1. Palpasi Apakah ada bayi kedua
2. Memberi tahu ibu akan disuntik ( ibu mengerti)
3. Menyutikan Oksitosin 10 unit secara intra muskuler pada bagian luar paha
kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk
memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah

33
4. Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta
1. Adanya semburan darah tiba-tiba
2. Tali pusat memanjang
3. Uterus membundar
5. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
6. Meletakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagian bawah uterus,
sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem atau kain
kasa dengan jarak antara 5-10 cm dari vulva
7. Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan sementara tangan
kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorso kranial.Bila uterus tidak
segera berkontraksi, minta ibu atau keluarga untuk melakukan stimulasi
putting susu.
8. Jika dengan peregangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat bertambah
panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran
sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat ke arah bawah kemudian
ke atas sesuai dengan kurva jalan lahir hingga plasenta tampak pada vulva.
9. Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta pegang
dengan kedua tangan pilin searah jarum jam dengan hati-hati. Bila perlu
(terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan
putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah
robeknya selaput ketuban.
10. Memeriksa kelengkapan plasenta
11. Memantau perdarahan kala II
12. Memeriksa jalan lahir untuk memastikan ada atau tidaknya laserasai jalan
lahir.
13. Setelah plasenta lahir maka lakukan massaaw uterus untuk memastikan
kontraksi baikserta mengajari keluarga pasien untuk massage uterus sendiri
sehingga bias dan mampu menetahui massage uterus dan keadaan baik.

34
Plasenta lahir spontan lengkap pukul 22.40 wib

KALA IV
A. Data Subjektif
Memberitahu kepada ibu bahwa persalinan yang sudah berjalan lancar dan
selamat.
Ibu mengatakan perutnya masih mulas.
B. Data Objektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 111/79 mmhg
Suhu : 36,6 ℃
Pernafasan : 20x/m
Nadi : 91x/m
TFU : 2 jari dibawah pusat
Perenium : Luka Episiotomi ( Derajat 1)
Plasenta : Lahir Lengkap
Kontraksi Uterus : Baik

C. Analisis Data
Diagnosa
P1A0 kala IV
Masalah
Ibu merasa lemas, Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules
Kebutuhan
Observasi kala IV
D. PENATALAKSANAAN
1. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri
dengan menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian
palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba
keras)

35
2. Sambil tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri, periksa
bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan
untuk memastikan bahwa seluruh kotelidon dan selaput ketuban
sudah lahir lengkap, dan memasukkan ke dalam kantong plastik
yang tersedia
3. Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perenium
yang menimbulkan perdarahan aktif.Bila ada robekan yang
menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.
4. Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan
pervaginam, pastikan kontraksi uterus baik.
5. Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam larutan
klorin 0,5 %, kemudian bilas tangan yang masih mengenakan sarung
tangan dengan air yang sudah di desinfeksi tingkat tinggi dan
mengeringkannya.
6. Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbilicus dengan sampul
mati.
7. Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya.
8. Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam wadah
berisi larutan klorin 0,5%.
9. Membungkus kembali bayi.
10. Berikan bayi pada ibu untuk disusui
11. Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan
pervaginam dan tanda vital ibu.
12. Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa uterus yang memiliki
kontraksi baik dan mengajarkan masase uterus apabila kontraksi
uterus tidak baik.
13. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi.
14. Memeriksa nadi ibu.
15. Rendam semua peralatan bekas dalam larutan klorin 0,5%.
16. Membuang barang-barang yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang di sediakan.

36
17. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan
menggantikan pakaiannya dengan pakaian bersih/kering.
18. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum.
19. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
20. Membersihkan sarung tangan dengan larutan klorin 0,5%, lepaskan
sarung tangan secara terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
21. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
22. Melengkapi partograf dan memeriksa tekanan darah.

37
PEMANTAUAN PERSALINAN KALA IV

Jam Kontraksi Kandung


Ke Waktu TD Nadi Suhu TFU uterus Kemih Perdarahan
14.15 120/60 60 2 J ↓ Pusat Baik kosong 10 cc
14.30 120/80 78 2 J ↓ Pusat Baik Kosong 15 cc
1. 14.45 117/70 77 2 J ↓ Pusat Baik Kosong 5 cc
15.00 110/60 80 2 J ↓ Pusat Baik Kosong 5 cc
15.30 110/70 89 2 J ↓ Pusat Baik Kosong 5 cc
2. 16.00 116/80 80 2 J ↓ Pusat Baik Kosong 5 cc

38
BAB IV
PENUTUP

A. Pembahasan

Dari uraian materi dan pembahasan kasus tersebut, dapat disimpulkan


bahwa sebagai seorang bidan sangat penting memberikan asuhan sesuai
standar kepada setiap pasien dan masyarakat terutama di dalam memberikan
pelayanan kebidanan. Asuhan ibu hamil yang diberikan pada Ny. M sudah
terlaksana. Asuhan ini di lakukan untuk memantau perkembangan kesehatan
ibu dan bayi serta mendeteksi dini adanya komplikasi yang mungkin akan
terjadi sehingga dapat dihindari.

B. Kesimpulan

Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum


waktunya melahirkan dimana pada Primipara Kurang Dari 3 Cm Dan Pada
Multipara kurang dari 5 cm. Ketuban pecah dini (KPD) dapat terjadi pada
Kehamilan Aterm Kehamilan Preterm Maupun Pada Kehamilan Preterm.

Ketuban pecah dini biasanya menyebabkan persalinan prematur, yaitu


kondisi ketika bayi terpaksa dilahirkan sebelum waktunya. Kondisi ini
umumnya lebih berisiko terjadi pada kondisi seperti, Kehamilan kembar atau
volume cairan ketuban terlalu banyak,Kebiasaan merokok atau menggunakan
narkoba saat hamil,Riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan
sebelumnya,Perdarahan vagina selama hamil,Indeks massa tubuh ibu hamil
yang rendah,Tekanan darah tinggi maupun kadar gula darah yang tidak
terkontrol,Jarak antar persalinan yang terlalu dekat atau terlalu jauh.

39
Maka dari itu sebenarnya cara menghindari ketuban pecah dini sangat
sederhana. Salah satunya dengan rutin memeriksakan kehamilan ke
dokter."Sama seperti makrosomia dan janin batu, ibu harus memeriksakan
kehamilannya secara rutin, melakukan screening kesehatan sebelum hamil dan
sesudahnya," tutur Nurhadi.Senada yang dipaparkan dalam ulasan bahwa
kunci untuk melindungi kesehatan Bunda dan janin selama kehamilan adalah
mendapatkan perawatan prenatal secara teratur. Saat hamil, Bunda sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter/bidan secara rutin.

C.Saran

1. Bagi Lahan Praktik

Diharapkan dapat membantu menjalankan program pemerintah untuk


menurunkan AKI dan AKB di Sumatra Selatan Khususnya Muara Enim.

2. Bagi Institusi

Kepada Prodi D-III Kebidanan MUara Enim diharapkan ini dapat


meningkatkan kualitas pendidikan bidan khususnya dalam.pemberian
asuhan kebidanan secara komperhensif dan lebih mengajarkan kepada
mahasiswa untuk menganalisis kasus-kasus yang terjadi dalam laporan
tugas akhir yang dilakukan.

3. Bagi klien

Pelaksanaan laporan tugas akhir ini memiliki manfaat yang sangat


berguna,diantarannya :
a. Pada saat hamil lebih sering melakukan pemeriksaan terutama pada usia
kehamilan yang tua, bilamana memungkinkan untuk
b. Melakukan Pemeriksaan USG

40
c. Pergi ke fasilitas kesehatan terdekat bila mengalami keluhan yang
dirasakan.

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho,Taufan. 2010. Kasus Emergency Kebidanan. Yogyakarta: Nuha


Medika

Nursalam, 2013 Metode Peneloitian

Obstetric fisiologi 2007 penerbit:Eleman Bandung Marmi 2012 Intranatal


Care : Yogyakarta Nuha Medika

Saifuddin,dkk. 2007. Buku Paduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal, Jakarta : Penerbit Yayasan Bina Pustaka.

Sarwono 2009. Ilmu Kebidanan. Penerbit: Bina Pustaka: Jakarta

Setiadi, 2007 Metode Peneloitian pada Asuhan Kebidanan Penerbit: Bina


Pustaka: Jakarta

Sujiyanti , 2009 Asuhan patologi kebidanan Penerbit: Yogyakarta Nuha


Medika.

Varney, Helen.dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4, Jakarta:


EGC.

Widia Shofa Iimiah,SST.,M.Kes 2015 Asuhan Persalinan Normal


Yogyakarta Nuha Medika.

41

Anda mungkin juga menyukai