Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU HAMIL NY.”S” UMUR 37 TAHUN G3P2002 UK 34-35


MINGGU DENGAN PARTUS PREMATURUS IMINIENS
DI RUANG POLI OBGYN DAN MNE RSUD GRATI
KABUPATEN PASURUAN

OLEH :
NAMA : DILLA EKA NURANI
NIM : 096020937

AKADEMI KEBIDANAN AR RAHMA


PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
TAHUN AJARAN 2021-2022
AKADEMI KEBIDANAN AR RAHMA PASURUAN
SK. Mendiknas. RI : 145 / D / O / 2007
Rekomendasi Menkes RI No. HK.03.2.4.1.01838
Terakreditasi LAM – Ptkes No : 0300/LAM-Ptkes/Akr/Dip/v/2017
Jl. Raya Carat Gempol Pasuruan Jawa Timur 67155 Telp/Fax (0343) 857067
Website : akbidarrahma.ac.id Email : mail@akbidarrahma.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Kebidanan
“Pada Ibu Hamil Dengan Partus Prematurus Iminiens”
Di RSUD Grati-Pasuruan
Praktek Klinik Kebidanan 2 Telah Mendapat Persetujuan Dan Disahkan

Hari : Selasa
Tanggal : 16 Agustus 2022
Mahasiswa

Dilla Eka Nurani


NIM:096020937
Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

(Siti Fithrotul Umami,SST.M.Kes) (Ana Pantiani A.Md.Keb)


NIP:197706012007012011

Kepala Ruangan

( Ana Pantiani A.Md.Keb )


NIP:197706012007012011
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu Negara.
Tingginya AKI dan AKB termasuk tantangan paling berat untuk mencapai
Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030. Agenda pembangunan
berkelanjutan yaitu Sustainable Development Goals (SDGs) yang telah
disahkan pada September 2015 berisi 17 tujuan dan 169 target. Tujuan ketiga
SDGs adalah menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan
bagi semua orang di segala usia dengan salah satu target mengurangi AKI
secara global sebanyak 70 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH)dan AKB 12 per
1.000 kelahiran pada tahun 2030 tahun 2030 (WHO, 2017). World Health
Organization (WHO) memperkirakan di seluruh dunia setiap tahunnya lebih
dari 585.000 jiwa per tahun meninggal saat hamil atau bersalin.AKI di Asia
Tenggara, salah satunya di Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015 (WHO, 2016). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) AKI menetap dengan jumlah 305 per 100.000 kelahiran
hidup tahun 2015 dan 305 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2018 .
Sedangkan AKB menurun dari 32 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2015 dan
turun menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2017 (Profil Kesehatan,
2018). Sementara target AKI yang harus dicapai sesuai kesepakatan SDGs
tahun 2030 adalah 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 12 per 1.000.
Upaya yang dilakukan untuk menekan AKI dan AKB dengan memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berkesinambungan (Continuity of
Care) mulai dari hamil, bersalin, nifas, neonatus hingga pemilihan alat
kontrasepsi. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil melalui
pemberian pelayanan antenatal minimum 6 kali selama masa kehamilan yaitu
minimal 2 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu).
Minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-28 minggu). Minimal
3 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 28 minggu – lahir). Pelayanan
tersebut diberikan untuk menjamin 3 perlindungan terhadap ibu hamil dan
janin berupa deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan dini
komplikasi kehamilan. Salah satu komponen pelayanan kesehatan ibu hamil
yaitu pemberian zat besi sebanyak 90 tablet (Fe) (Buku KIA , 2020).
Oleh karna itu Bidan perlu melakukan asuhan kebidanan komprehensif
merupakan asuhan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh dari mulai
hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatal sampai pada keluarga
berencana. Asuhan kebidanan ini diberikan sebagai bentuk penerapan fungsi,
kegiatan, dan tangggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada
klien dan merupakan salah satu upaya untuk menurunkan AKI dan AKB
(Saifuddin, 2011).
Dalam Asuhan komprehensif ini, penulis berharap agar Ny. K mendapatkan
Asuhan selama kehamilan sampai masa nifas dan apabila terdapat masalah
akan diatasi oleh penulis dengan berbagai rancangan asuhan yang telah
disusun

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan
pendekatan manajemen kebidanan di RSUD GRATI PASURUAN
2. Tujuan Khusus
Agar penulis mampu :
a. mengkaji data pada ibu hamil
b. menginterpretasi data dasar pada ibu hamil
c. menetukan diagnosa potensial pada ibu hamil
d. menentukan tindakan segera pada ibu hamil
e. membuat rencana asuhan pada ibu hamil

C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada
ibu dengan kehamilan normal ( fisiologis )
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan kajian terhadap materi
Asuhan Pelayanan Kebidanan serta referensi bagi mahasiswa dalam
memahami pelaksanaan asuhan kebidanan. Dapat mengaplikasikan
materi yang telah diberikan dalam proses perkuliahan serta mampu
memberikan asuhan kebidanan secara menyeluruh yang bermutu dan
berkualitas.
b. Bagi Lahan Praktik (Rumah Sakit)
Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu
pelayanan terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan
secara holistik. Dan untuk tenaga kesehatan dapat mendukung dalam
penerapan ilmu terbaru yang sesuai dengan evidence based terbaru yang
ada untuk bersama– sama melakukan asuhan yang berkualitas.
c. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat dijadikan acuan dalam memberikan asuhan kebidanan secara
holistik dan menyeluruh yang mempertimbangkan aspek biopsiko-
sosio-kultural-spiritual.

d. Bagi Klien dan Keluarga


Klien mendapatkan asuhan kebidanan holistik dengan standar
pelayanan kebidanan. Jika terjadi kegawatdaruratan pada ibu akan
segera diketahui secara dini. Serta untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan ibu.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah suatu peristiwa pertemuan dan persenyawaan antara sel
telur dan sel sperma. Proses kehamilan merupakan mata rantai yang
berkesinambungan yang dimulai dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum,
konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,
pembentukan plasenta serta tumbuh kembang hasil konsepsi sampai dilahirkan
(Manuaba, 2010). Kehamilan adalah suatu keadan dimana janin di kandung
ditubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan
diakhiri dengan proses persalinan (Maryunani, 2010). Kehamilan dan
persalinan merupakan proses alaamiah bukan proses patologi tetapi kondisi
normal dapat menjadi patologi/ abnormal (Jannah, 2012). Setiap kehamilan
merupakan proses yang alamiah, bila tidak dikelola dengan baik akan
memebrikan komplikasi pada ibu dan janin dalam keadaan sehat dan aman

B. Tujuan
Menurut Pusdiknakes (2013) adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan
yang disebut dengan ANC tersebut adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan, dengan demikian kesehatan ibu dan
janin pun dapat dipastikan keadaannya.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu,
karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan
(bidan atau dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang
sangat berguna bagi ibu dan janinnya.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada
ibu hamil dan janinnya.
4. Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan
mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang
kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan
dapat berjalan dengan lancar, seperti yang diharapkan semua pihak.
5. Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan
persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun
dapat berjalan dengan lancar.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa
salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam
sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apapun. Tujuan utama
ANC adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu dan
bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu,
mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa,
mempersiapkankelahiran dan memberikan pendidikan.Asuhan antenatal
penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama
15 kehamilan (Pusdiknakes, 2013).

C. Kunjungan Antenatal Jadwal Pemeriksaan Kehamilan (ANC)


Jadwal Pemeriksaan Kehamilan (ANC) Ibu hamil mendapatkan pelayanan
ANC minimal 6 kali selama kehamilan, yang terbagi dalam (Buku KIA,2020)
1. Trimester I : 2 kali (hingga usia kehamilan 12 minggu
2. Trimester II : 1 kali (usia kehamilan diatas 12 - 24 minggu
3. Trimester III : 3 kali (usia kehamilan diatas 24 - 40 minggu
Standar Asuhan Kehamilan Standar asuhan minimal kehamilan di Kota
Balikpapan termasuk dalam "14T", yaitu:
1. Ukur berat badan dan tinggi badan (T1). Menurut Depkes RI (2010),
sebagai pengawasan akan kecukupan gizi dapat dipakai kenaikan berat
badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil antara
6,5 kg sampai 16 kg. Nilai berat badan naik lebih dari semestinya,
anjurkan untuk mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat.
Lemak jangan dikurangi, terlebih sayur-mayur dan buah-buahan.
Adapun cara untuk menentukan status gizi dengan mengihitung IMT
(Indeks Masa Tubuh) dari berat badan dan tinggi badan ibu sebelum
hamil
2. Ukur tekanan darah (T2) Tekanan darah yang normal 110/70 – 140/90
mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya
preeklampsi (Darmawan, 2013).
3. Ukur tinggi fundus uteri (T3) Pengukuran tinggi fundus uteri mulai
dari batas atas sympisis dan disesuaikan dengan hari pertama haid
terakhir. Tinggi fundus uteri diukur pada kehamilan >12 minggu
karena pada usia kehamilan ini uterus dapat diraba dari dinding perut
dan untuk kehamilan >24 minggu dianjurkan mengukur dengan pita
meter. Tinggi fundus uteri dapat menentukan ukuran kehamilan. Bila
tinggi fundus kurang dari perhitungan umur kehamilan mungkin
terdapat gangguan pertumbuhan janin, dan sebalinya mungkin terdapat
gemeli, hidramnion, atau molahidatidosa (Depkes, 2012).
4. Pemberian tablet Fe (zat besi) (T4). Pemberian tablet zat besi pada ibu
hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan
menaikan kadar haemoglobin. Ibu hamil dianjurkan meminum tablet
zat besi yang berisi 60 mg/hari dan 500 µg (FeSO4 325 mg).
5. Pemberian imunisasi TT (T5). Imunisasi Tetanus Toxoid harus segara
diberikan pada saat seorang wanita hamil melakukan kunjungan yang
pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.
6. Pemeriksaan Hb (T6) Pemeriksaan hemoglobin (Hb) pada ibu hamil
harus dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu ke 28 bila kadar
Hb < 11 gr% ibu hamil dinyatakan Anemia, maka harus diberi
suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg Asam Folat hingga Hb menjadi 11 gr%
atau lebih
7. Pemeriksaan Protein Urine (T7). Dilakukan untuk mengetahui apakah
pada urine mengandung protein atau tidak untuk mendeteksi gejala
preeklamsi.
8. Pemeriksaan Urine Reduksi (T8). Untuk ibu hamil dengan riwayat
diabetes melitus (DM). Bila hasil positif maka perlu diikuti
pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya diabetes melitus
gestasional (DMG).
9. Pemeriksaan Payudara (T9). Senam payudara atau perawatan payudara
untuk ibu hamil, dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dimulai pada
usia kehamilan 6 minggu.
10. Senam Hamil (T10). Senam hamil membuat otot ibu hamil rileks dan
tenang, rasa rileks dan tenang itu bisa mempengaruhi kondisi psikis ibu
hamil.
11. Pemberian Obat Malaria (T11). Diberikan kepada ibu hamil pendatang
dari daerah malaria juga kepada ibu hamil dengan gejala malaria yakni
panas tinggi disertai menggigil dan hasil apusan darah yang positif.
12. Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T12). Diberikan pada kasus
gangguan akibat kekurangan yodium di daerah endemis yang dapat
berefek buruk terhadap tumbuh kembang manusia.
13. Temu Wicara / Konseling (T13). Temu wicara dalam rangka persiapan
rujukan. Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya tentang tanda-tanda resiko kehamilan

D. Resiko kehamilan
Menurut Poedji Rochjati (Rochjati, 2010) Kehamilan resiko tinggi adalah
suatu keadaan dimana kehamilan dapat berpengaruh buruk terhadap keadaan
ibu atau sebaliknya. Penyakit ibu juga berpengaruh buruk pada janinnya atau
keduanya saling berpengaruh. Resiko adalah suatu ukuran statistic dari
peluang atau kemungkinan untuk terjadinya suatu keadaan gawat darurat yang
tidak diinginkan pada masa mendatang, seperti kematian, kesakitan,
kecacatan, ketidaknyamanan, atau ketidakpuasan (5K) pada ibu dan bayi.
Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi tiga kelompok:
1. Kehamilan Resiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2 Kehamilan
tanpa masalah/ faktor resiko, fisiologis dan kemungkinan besar diikuti
oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat.
2. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10. Kehamilan
dengan satu atau lebih faktor resiko, baik dari pihak ibu maupun
janinnya yang member dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu
maupun janinnya, memiliki resiko kegawatan tetapi tidak darurat
3. Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12,
kehamilan dengan faktor resiko : ibu dengan faktor resiko dua atau
lebih, tingkat resiko kegawatannya meningkat, yang membutuhkan
pertolongan persalinan di rumah sakit oleh dokter spesialis
4. Batasan Faktor Resiko / Masalah :
a. Ada Potensi Gawat Obstetri / APGO Primi muda, Primi tua, Anak
terkecil < 2 tahun, Primi tua sekunder, Grande multi, Umur 35
tahun atau lebih, Tinggi badan 145 cm atau kurang, Riwayat
obstetric jelek (ROJ), Persalinan yang lalu dengan tindakan, Bekas
operasi sesar.
b. Ada Gawat Obstetri / AGO Penyakit pada ibu hamil, Anemia
(kurang darah), Tuberculosa paru, Payah jantung, Diabetes
mellitus, HIV / AIDS, Toksoplasmosis, Pre-eklamsi ringan, Hamil
kembar, Hidramnion / hamil kembar air, Janin mati dalam rahim,
Hamil serotinus / hamil lebih bulan, Letak sungsang, Letak
lintang.
c. Ada Gawat Darurat Obstetri / ADGO Perdarahan antepartum,
Preeklamsia berat / eklamsia.

E. Definisi Partus Prematurus Iminiens


Menurut Nugroho (2010) persalinan preterm atau partus prematur
adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara
20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram.Badan
Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa bayi premature adalah bayi yang
lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau kurang.

Menurut Wibowo (2007), persalinan prematur adalah kontraksi uterus


yang teratur setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum 37 minggu , dengan
interval kontraksi 5 hingga 8 menit atau kurang dan disertai dengan satu atau
lebih tanda berikut: (1) perubahan serviks yang progresif (2) dilatasi serviks 1
sentimeter atau lebih (3) penipisan serviks 80 persen atau lebih.

Menurut Oxorn (2010), partus prematurus atau persalinan prematur dapat


diartikan sebagai dimulainya kontraksi uterus yang teratur yang disertai
pendataran dan atau dilatasi servix serta turunnya bayi pada wanita hamil yang
lama kehamilannya kurang dari 37 minggu (kurang dari 259 hari) sejak hari
pertama haid terakhir.

Berdasarkan beberapa teori diatas dapat diketahui bahwa Partus


Prematurus Iminens (PPI) adalah adanya suatu ancaman pada kehamilan
dimana timbulnya tanda-tanda persalinan pada usia kehamilan yang belum
aterm (20 minggu-37 minggu) dan berat badan lahir bayi kurang dari 2500
gram
F. Etiologi dan Faktor Resiko
Faktor resiko PPI menurut Wiknjosastro (2012) yaitu :

a. Janin dan plasenta : perdarahan trimester awal, perdarahan antepartum,


KPD, pertumbuhan janin terhambat, cacat bawaan janin,
gemeli,polihidramnion
b. Ibu : DM, pre eklampsia, HT, ISK, infeksi dengan demam, kelainan
bentuk uterus, riwayat partus preterm atau abortus berulang,
inkompetensi serviks, pemakaian obat narkotik, trauma, perokok berat,
kelainan imun/resus

Menurut Nugroho (2010), faktor yang mempengaruhi prematuritas


adalah umur ibu, suku, bangsa, sosial dan ekonomi, bakterinuria, BB ibu
sebelum hamil dan sewaktu hamil, kawin dan tidak kawin (tidak sah 15%
prematur, kawin sah 13% prematur), prenatal (antenatal) care, anemia,
penyakit jantung, jarak persalinan yang terlalu rapat, pekerjaan yang
terlalu berat sewaktu hamil.

Namun menurut Rompas (2008) ada beberapa resiko yang dapat


menyebabkan partus prematurus yaitu :

a. Faktor resiko mayor : Kehamilan multiple, hidramnion, anomali


uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu,
serviks mendatar/memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32
minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat
persalinan pretem sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan
preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.
b. Faktor resiko minor : Penyakit yang disertai demam, perdarahan
pervaginam setelah kehamilan 12 minggu, riwayat pielonefritis,
merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada trimester
II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali

G. Diagnosis
Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman PPI
(Wiknjosastro, 2012), yaitu:
a. Usia kehamilan antara 20 dan 37 minggu atau antara 140 dan 259 hari
b. Kontraksi uterus (his) teratur, yaitu kontraksi yang berulang sedikitnya
setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit,
c. Merasakan gejala seperti rasa kaku di perut menyerupai kaku
menstruasi, rasa tekanan intrapelvik dan nyeri pada punggung bawah
(low back pain)
d. Mengeluarkan lendir pervaginam, mungkin bercampur darah,
e. Pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa serviks telah mendatar 50-
80%, atau telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm
f. Selaput amnion seringkali telah pecah
g. Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina isiadika.

H. Komplikasi
Menurut Nugroho (2010), komplikasi partus prematurus iminens
yang terjadi pada ibu adalah terjadinya persalinan prematur yang dapat
menyebabkan infeksi endometrium sehingga mengakibatkan sepsis dan
lambatnya penyembuhan luka episiotomi. Sedangkan pada bayi prematur
memiliki resiko infeksi neonatal lebih tinggi seperti resiko distress pernafasan,
sepsis neonatal, necrotizing enterocolitis dan perdarahan intraventikuler.

Menurut Benson (2012), terdapat paling sedikit enam bahaya utama yang
mengancam neonatus prematur, yaitu gangguan respirasi, gagal jantung
kongestif, perdarahan intraventrikel dan kelainan neurologik,
hiperilirubinemia, sepsis dan kesulitan makan.

Sedangkan menurut Oxorn (2010), prognosis yang dapat terjadi pada


persalinan prematuritas adalah :
a. Anoksia 12 kali lebih sering terjadi pada bayi premature
b. Gangguan respirasi
c. Rentan terhadap kompresi kepala karena lunaknya tulang tengkorak
dan immaturitas jaringan otak
d. Perdarahan intracranial 5 kali lebih sering pada bayi prematur
dibanding bayi aterm
e. Cerebral palsy
f. Terdapat insidensi kerusakan organik otak yang lebih tinggi pada bayi
prematur (meskipun banyak orang–orang jenius yang dilahirkan
sebelum aterm).
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


PADA Ny “S” USIA 37 TAHUN G3P2002 UK 34-35 MINGGU DENGAN
PARTUS PREMATURUS IMINIENS DI RUANGAN POLI OBGYN DAN
MNE
RSUD GRATI KABUPATEN PASURUAN

Tanggal Masuk : 16 Agustus 2022


Jam : 09.30 WIB
No RM : 2204047134
Tanggal Pengkajian : 16 Agustus 2022
Jam : 09.30 WIB
Diagnosa medis : G3P200 UK 34-35 Minggu kehamilan fisiologis

I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Biodata
Identitas Ibu Identitas Suami
Nama : Ny S
Nama : TN A
Umur : 37 Tahun
Umur : 35 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Suku/bangsa :Jawa/Indonesia
Status kawin : Kawin
Alamat : Rejoso Lor
Pendidikan : SD
Status Kawin : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Alamat : Rejoso Lor
Pekerjaan : Swasta
Status : Menikah

a. Keluhan Utama

Ibu datang kiriman dari poli obgyn mengatakan ingin memeriksakan


kehamilannya dengan keluhan kenceng-kenceng sejak tanggal 13 Agustus
2022 dan keluar lendir

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Ibu datang ke RSUD Grati pada tanggal 16 Agustus 2022 dan ingin
memeriksakan kehamilannya .

c. Riwayat Menstruasi

Menarche : 12 Tahun

Siklus : 28 Hari

Lama : 7-8 Hari


Warna : Merah

Bau : Khas

Disminore: Tidak

Flour Albous: Tidak

HPHT : 12-12-2021

TP : 19-09-2022

d. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu G3P2002

No Kehamilan Persalinan Nifas

Suami Uk Penyulit Jenis Penolong L/ BBL penyulit Laktasi Kom


ke persalinan P

1 37 Tidak Normal Dukun P 3200 Tidak Ya Tidak


mgg ada gr ada
1 37 Tidak Normal RSUD P 3200 tidak Ya Tidak
mgg ada Bangil gr ada

e. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis kb suntik selama
5 tahun

f. Riwayat Kehamilan Ini


G3P2002 UK 34-35 Minggu
ANC di : Bidan Desa
Teratur/tidak : Teratur
Imunisasi TT : Lengkap (T5)
Pergerakan fetus pertama kali pada usia kehamilan: 22Minggu
Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : 4x dalam 24 jam terakhir
Keluhan selama hamil :
-TM I : Pusing,Mual muntah
-TM II : Batuk pilek,Susah tidur,sakit punggung
-TM III : Tidak ada keluhan
Penyuluhan yang didapat :
-TM I : Istirahat yang cukup,Makan sedikit tapi sering,Mengonsumsi
buah-buahan dan sayuran.
-TM II : Istirahat yang cukup,Menjaga pola makan, Senam hamil
-TM III : Kurangi aktivitas berlebih,Kurangi stress berlebih,Tetap menjaga
pola makan,Berjemur dan jalan di pagi hari.

g. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan yang Lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seksual


(HIV,AIDS) penyakit menahun (JANTUNG), penyakit menurun
(HIPERTENSI,DM) dan tidak ada riwayat alergi dan ketergantungan obat-
obatan.

2. Riwayat penyakit keluarga

Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang pernah menderita


penyakit menular seksual (HIV,AIDS) penyakit menahun (JANTUNG),
penyakit menurun (HIPERTENSI,DM)

h. Perilaku Kesehatan

Ibu mengatakan tidak pernah mengonsumsi alkohol,rokok dan jamu

i. Riwayat Psikologi

Ibu mengatakan senang dengan kehamilan ini

j. Riwayat Latar belakang sosial budaya

Ibu melakukan selamatan 7 bulanan

k. Pola kebiasaan sehari-hari


1. Pola nutrisi
Sebelum hamil :
a. Makan 3x/hari dengan menu nasi,sayur,lauk pauk
b. Minum 8-9 gelas/hari
Selama hamil :
a. Makan 4-5x/hari dengan menu nasi,sayur,lauk pauk diselingi buah-
buahan dan snack
b. Minum 9-10 gelas sehari (Air putih,Teh)
2. Pola eliminasi
Sebelum hamil:
a. BAK 4-5x/hari,jernih,berbau khas,konsistensi cair
b. BAB 2x/hari,lembek,berbau khas,warna kuning
Selama hamil :
a. BAK 5-6x/hari,jernih,berbau khas,konsistensi cair
b. BAB 2x/hari, lembek, berbau khas, warna kuning kecoklatan
3. Pola istirahat
Sebelum hamil:
a. Ibu mengatakan tidur malam 9 jam setiap hari,siang 2 jam
Selama hamil :
b. Ibu mengatakan tidur malam 5 jam setiap hari,siang 2 jam
4. Pola aktivitas :
Sebelum hamil:
a. Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah sendiri
Selama hamil
b. Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah dibantu oleh
suaminya
5. Pola personal hygiene
Sebelum hamil
a. Mandi 2x/hari,ganti pakaian 2x/hari,ganti pakaian dalamm setelah
selesai BAK/BAB
Selama hamil
b. Mandi 2x/hari,ganti pakaian 2x/hari,ganti pakaian dalam setelah
selesai BAK/BAB
6. Pola seksualitas
Sebelum hamil
a. 3x dalam seminggu
Selama hamil
b. 4x dalam sebulan

2. Data Objektif
a) Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TTV :TD : 120/ 80 mmHg RR : 20 x/mnt N : 89x/mnt S : 36,5
BB sebelum hamil : 49 kg
BB sekarang : 57kg
TB : 131 cm

b) Pemeriksaan Fisik
INSPEKSI
1. Kepala: kulit kepala bersih, tidak terdapat lesi, simetris, oval

2. Wajah: tidak pucat, tidak ada kloasma gravidarum, oval

3. Mata: simtris konjungtiva berwarna merah muda, cornea dan iris


berwarna bening

4. Hidung: terdapat 2 lubang,simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung,


tidak ada secret

5. Gigi dan Mulut:mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi, tidak ada
stomatitis

6. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis

7. Payudara:simetris kanan kiri pappila mammae menonjol

8. Abdoment:tidak ada luka bekas operasi sc

9. Ekstermitas

Atas: tidak ada kelainan gerak, tidak ada odema


Bawah: tidak ada kelainan gerak,tidak ada varises tidak ada odema

PALPASI
1. Kepala: tidak ada odema, tidak ada pembengkaan
2. Wajah: tidak ada odema
3. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis
4. Axilla: tidak ada pembesaran kelenjr limfe
5. Payudara: tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan,belum keluar
kolostrum
6. Abdoment:
a. Leopold I : TFU setinggi pusat yaitu 21 cm,pada fundus teraba
bulat,lunak,tidak melenting (bokong)
b. Leopold II : Bagian kanan teraba bagian terkecil dari janin
(ekstremitas).Bagian kiri teraba keras seperti papan
(punggung).PUKI
c. Leopold III : Bagian terbawah perut ibu teraba bulat,keras,
melenting (kepala) dan tidak bisa digoyangkan (belum masuk
PAP)
d. Leopold IV : Kepala belum masuk PAP HIS : (-)
Ekstremitas atas : Tidak ada oedema
Ekstremitas bawah : Tidak ada oedema

AUSKULTASI
1. Dada: tidak ada whezzing dan ronchi

2. Abdomen: Bising usus DJJ: 135x/menit

PERKUSI
1. Reflek Pattela: +/+

c) Pemeriksaan dalam

Tidak dilakukan

d) Pemeriksaan penunjang

Laboratorium
Tanggal : 16-08-2022

Pemeriksaan Hasil Nilai normal


Hematologi rutin
Pemeriksaan darah
lengkap
Hemoglobin 10,7 g/dl (L:14,0-17,4)(P:12,0-16,0)
Leoukosit
10.890 /cmm(L:5000-10.000)(P:5,000-
10.000)
LED mm/jam (L:2-13)(P:2-20)
Hitung dosis

Eusofil 3,9 0,5%


Basofil 0,3 0-1,5%
Segmen 7O,2 40-76%
Limfosit 17,7 15-45%
Monosit 1,9 3-7%
Hematokrit 31,1 %(L:45-47)(P:40-42)
Trombosit 273.000 (cmm3(L:4.330.000-5.9500)
(P:3.900.000-4.820.000)

Golongan darah
MCV 78,5 (L:84,0-96,0 fl: p 76,0-96,0 fl)
MCH 27,0 27,0-32,0 PG
MCHC 34,4 4/dl 30,0-35,0
RWD 40,4 FL,46,0-59,0

RAPID TEST
Sars cov-2 antigen NEGATIF NEGATIF

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosa : Ny “S” usia 37 tahun G3P2002 usia kehamilan 34-35 minggu


janin hidup,tunggal,letak kepala .

DS :Ibu mengatakan tidak ada keluhan

DO: GCS : 4-5-6


Keadaan umum : Cukup

Kesadaran : Composmentis

TTV :TD : 120/80 mmHg RR : 20 x/mnt N : 89x/mnt S : 36,5’C

BB sebelum hamil : 49kg

BB sekarang : 57kg

TB: 131 cm

Abdomen
a. Leopold I : TFU setinggi pusat yaitu 21 cm,pada fundus teraba
bulat,lunak,tidak melenting (bokong)
b. Leopold II : Bagian kanan teraba bagian terkecil dari janin
(ekstremitas).Bagian kiri teraba keras seperti papan (punggung).PUKI
c. Leopold III : Bagian terbawah perut ibu teraba bulat,keras, melenting
(kepala) dan tida bisa digoyangkan (belum masuk PAP)
d. Leopold IV : Kepala belum masuk PAP HIS : (-) Djj: 135x/menit

III. ANTISIPASI MASALAH


a. Pada Ibu: Perdarahan Pasca Persalinan
b. Pada Janin: Fetal Distres,Asfiksia,Kematian dalam lahir

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Kolaborasi dengan dokter SPoG:
-Infus RL
-Injeksi Dexametason (2x1) mg
-Obat Oral Nifedipin (2x30) mg 8 jam lanj 3x20

V. INTERVENSI/RENCANA TINDAKAN

1. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan


2. Evaluasi ibu dan suami tentang kehamilannya
3. Anjurkan ibu untuk beristirahat
4. Anjurkan keluarga agar ibu mendapatkan asupan nutrisi yang cukup
5. Edukasi ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester 3

VI. IMPLEMENTASI
1. Ibu dan keluarga kooperatif kepada tenaga kesehatan
k/u : cukup
TFU : 21 cm
HIS : (-)
TD : 120/80 mmhg
S : 36,5C
N : 89X/ menit
2. KIE kepada ibu dan suami tentang kehamilannya
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
4. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk memberi asupan gizi yang cukup
5. Ibu mengerti dan paham tentang tanda bahaya kehamilan pada trimester 3

VII . EVALUASI

1. Ibu dan keluarga mengerti kondisinya saat ini


2. Ibu dan suami mengerti tentang kehamilan ppi
3. Ibu mengerti jika tidak boleh melakukan banya aktivitas
4. Ibu mengerti bahwa boleh makan apa saja tanpa ada pantangan ( tarak )
5. Ibu paham tentang tanda bahaya kehmilan pada trimester 3
BAB IV

PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan pada Ny. S usia 37 tahun pada tanggal 16 Agustus 2022
di RSUD Grati Kabupaten Pasuruan dilakukan pengkajian data subjektif maupun
objektif. Hasil pengkajian data subjektif didapatkan data bahwa ibu hamil 34-35
minggu datang ingin memeriksakan kehamilannya ke bidan atau ke dokter
SpOG dengan beberapa masalah seperti nyeri pinggang, sering berkemih di
malam hari, belum mengetahui cara senan hamil (yoga hamil), dan belum
menentukan metode kontrasepsi pasca bersalin.
Pengambilan data objektif dan subjektif pada ibu hamil adalah
pemeriksaan tanda tanda vital , pemeriksaan fisik , pemeriksaan leopold I ,
leopold II , leopold III, leopold IV , serta pemeriksaan darah dan Hb .
Maka dengan ini , sesuai dengan materi diatas dapat disimpulkan bahwa
diagnosis kebidanan yang didapatkan yaitu ibu G3P2002 usia kehamilan 34-35
minggu dengan kehamilan normal .
Tidak didapatkan diagnosis potensial , masalah kebutuhan dan kebiasaan ,
tindakan segera seperti mandiri , kolaborasi dan rujukan .
Asuhan kebidan yang diberikan kepada ibu hamil yaitu beri tahu
kondisinya , anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi dan
menghindari makanan instant seperti mie dan minuman bersoda , memberitahu
tanda bahaya pada masa kehamilan dan beritahu ibu untuk melakukan
kunjungan ulang ketika ada keluhan .

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan yang diberikan adalah asuhan kebidanan holistik kesehatan
reproduksi pada Ny. S usia 37 tahun G3P2002 usia kehamilan 34-35 minggu
kesimpulan :
1. Pada pengkajian data subjektif
Hasil pengkajian data subjektif didapatkan data bahwa ibu hamil 34-35
minggu datang ingin memeriksakan kehamilannya. Data objektif tidak
didapatkan kontraksi
2. Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif ditemukan
kesimpulan diagnosa Ny. S umur 37 tahun G3P2002 usia kehamilan 34-
35 tidak ada keluhan
3. Hasil implementasi didapatkan ibu dipindahkan di ruang Poli Obgyn
untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
4. Pendokumentasian dilakukan dengan sistem SOAP.

B. Saran
a. Bagi Institusi
Pendidikan Disarankan institusi pendidikan dapat memanfaatkan laporan
kasus ini sebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan Pelayanan
Kebidanan serta referensi bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan
asuhan kebidanan pada kegawatdaruratan maternal neonatal, dapat
mengaplikasikan materi yang telah diberikan dalam proses perkuliahan
serta mampu memberikan asuhan kebidanan secara menyeluruh yang
bermutu dan berkualitas.
b. Bagi Lahan Praktik (Rumah Sakit)
Disarankan RSUD Grati untuk menambahkan sumber daya manusia/
tenaga kesehatan bidan di IGD agar bila ditemukan kasus
kegawatdaruratan dapat bekerjasama dalam melakukan asuhan yang
maksimal demi kesejahteraan ibu dan janin.
c. Bagi Tenaga Kesehatan
Disarankan tenaga kesehatan dapat meningkatkan pelayanan dengan
memberikan asuhan kebidanan secara holistik dan menyeluruh yang
mempertimbangkan aspek bio-psiko-sosio-kultural-spiritual.
d. Bagi Klien dan Keluarga
Disarankan ibu selalu optimis dengan penyembuhan penyakitnya dan
untuk keluarga disarankan selalu memberikan dukungan mental dan
materil kepada ibu
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Kota Semarang. 2016. Profil Kesehatan Kota Semarang. Semarang :
Dinkes Kota Semarang
Farida, Maharani, Soffin Arfian, & D. Dewi Nirlawati. 2012. Hubungan Peningkatan Kadar
Leukosit dengan Kejadian Persalinan Prematur di Rumah Sakit Umum Daerah
DR. Moewardi. Surakarta : UMS
Johnson R., Wendy T. 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta: EGC Kemenkes RI,
2016. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI

M.Nugroho, Joseph HK, 2012 Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri. Yogyakarta: Nuha
Medika Manuaba, Ida Bagus Gde. 2008. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri
dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta :
EGC Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
Nugroho, Taufan. 2010. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan
Yogyakarta : Nuha Medik
Oxorn Harry, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan (Human Labor
and Birth). Yogyakarta : YEM.
AKADEMI KEBIDANAN AR RAHMA PASURUAN
SK. Mendiknas. RI : 145 / D / O / 2007
Rekomendasi Menkes RI No. HK.03.2.4.1.01838
Terakreditasi LAM – Ptkes No : 0300/LAM-Ptkes/Akr/Dip/v/2017
Jl. Raya Carat Gempol Pasuruan Jawa Timur 67155 Telp/Fax (0343) 857067
Website : akbidarrahma.ac.id Email : mail@akbidarrahma.ac.id
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN

Nama : Dilla Eka Nurani


NIM : 096020937
Judul KTI : Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu
Hamil Ny.S Usia 37 Tahun G3P2002 Dengan Kehamilan Partus
Prematurus Iminiens Di Ruang Poli Obgyn
Nama Pembimbing Ruangan: Ana Pantiani
Nama pembimbing Akademik:Siti Fithrotul Umami.,SST.,M.Kes
No Hari/Tanggal Materi Saran Paraf

Anda mungkin juga menyukai