DISUSUN OLEH :
NIDI ELIS SAFITRI
(NIM.11194992110092)
Menyetujui,
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan
Fakultas Kesehatan Universitas Sari
Mulia
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan periode yang sangat rentan, tidak hanya bagi ibu hamil
saja tetapi juga bagi keselamatan janin di dalam kandungan. Akibat yang dapat terjadi
bila ibu tidak dapat mengenali tanda bahaya kehamilan secara dini dan upaya deteksi
dini ibu yang kurang, maka akan mengakibatkan kematian pada ibu dan janinnya.
Pelayanan antenatal atau antenatal care (ANC) merupakan setiap kegiatan dan
atau serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak terjadinya masa konsepsi hingga
sebelum mulainya proses persalinan yang diberikan kepada seluruh ibu hamil. Tujuan
ANC menurut World Health Organization (WHO) tahun 2016 dalam Pedoman
Pelayanan Antenatal Terpadu oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI, 2020b) adalah untuk memperoleh suatu proses kehamilan serta
persalinan yang aman dan positif (positive pregnancy experience). Pelayanan
ANC akan mempersiapkan calon ibu agar benar-benar siap untuk hamil, melahirkan
dan menjaga agar lingkungan sekitar mampu melindungi bayi dari infeksi.
Masa kehamilan yang awalnya diperkirakan normal dapat berkembang
menjadi kehamilan patologi sehingga perlu upaya peningkatan pelayanan
kesehatan utamanya untuk ibu hamil dengan cara meningkatkan pelayanan ANC yang
sesuai standar. Keteraturan kunjungan ANC merupakan kesesuaian jumlah kunjungan
pemeriksaan kehamilan dengan standar minimal yang ditetapkan. Akibat yang terjadi
jika tidak teratur melakukan ANC yaitu dapat menimbulkan masalah yang terjadi
pada kehamilan, berisiko terhadap kesehatan fisik dan mental ibu dan janin, tidak
dapat mempersiapkan persalinan dengan baik, komplikasi yang mungkin terjadi selama
kehamilan yang tidak ditangani, bahkan dapat meningkatnya morbiditas dan mortalitas
ibu dan bayi (Purwaningsih, 2010).
Petugas kesehatan mampu melaksanakan ANC yang berkualitas apabila ibu
hamil melakukan kunjungan ANC dengan teratur sehingga dapat
berkontribusi dalam upaya penurunan kematian maternal dan neonatal. Hal tersebut
sesuai dengan salah satu program Sustainable Development Goal (SDG’s) pada
tahun 2030 adalah upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target
mencapai 95% atau 70 kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup (KH) (Kemenkes RI,
2018). Cakupan pelayanan antenatal dipantau melalui pelayanan terhadap
kunjungan ibu hamil K1 sampai kunjungan K4 dan pelayanan ibu hamil sesuai standar
paling sedikit enam kali (K6) (Kemenkes RI, 2020c).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari laporan keterampilan ini yaitu “Bagaimana
menerapkan Asuhan kebidanan pada ibu hamil di Puskesmas Kuaro?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan studi kasus ini, agar penulis dapat menerapkan asuhan kebidanan pada
pada ibu hamil di Puskesmas Kuaro
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subyektif ibu hamil di Puskesmas Kuaro
b. Mampu melakukan pengkajian data obyektiif ibu hamil di Puskesmas Kuaro
c. Mampu menegakkan analisa dan menemukan kebutuhan terhadap ibu hamil di
Puskesmas Kuaro
d. Mampu melakukan penatalaksanaan pada ibu hamil di Puskesmas Kuaro
A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu peristiwa pertemuan dan persenyawaan antara sel telur
dan sel sperma. Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan
yang dimulai dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta serta tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai dilahirkan (Manuaba, 2010).
Kehamilan adalah suatu keadan dimana janin di kandung ditubuh wanita, yang
sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan diakhiri dengan proses persalinan
(Maryunani, 2010). Kehamilan dan persalinan merupakan proses alaamiah bukan
proses patologi tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi/ abnormal (Jannah, 2012).
Setiap kehamilan merupakan proses yang alamiah, bila tidak dikelola dengan baik
akan memebrikan komplikasi pada ibu dan janin dalam keadaan sehat dan aman.
Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi
zat besi pada ibu hamil, bukan menaikan kadar haemoglobin. Ibu hamil dianjurkan
meminum tablet zat besi yang berisi 60 mg/hari dan 500 µg (FeSO4 325 mg).
Kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimestser II karena absopsi usus
yang tinggal. Tablet Fe dikonsumsi minimal 90 tablet selama kehamilan,
sebaiknya tidak minum bersama teh atau kopi karena akan menganggu
penyerapan.
e) Pemberian imunisasi TT (T5).
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segara diberikan pada saat seorang wanita
hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.
f) Pemeriksaan Hb (T6)
Pemeriksaan hemoglobin (Hb) pada ibu hamil harus dilakukan pada
kunjungan pertama dan minggu ke 28 bila kadar Hb < 11 gr% ibu hamil
dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg Asam
Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
g) Pemeriksaan Protein Urine (T7).
Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein
atau tidak untuk mendeteksi gejala preeklamsi.
h) Pemeriksaan Urine Reduksi (T8).
Untuk ibu hamil dengan riwayat diabetes melitus (DM). Bila hasil
positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya
diabetes melitus gestasional (DMG).
i) Pemeriksaan Payudara (T9).
Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu hamil, dilakukan 2
kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 minggu.
j) Senam Hamil (T10).
Senam hamil membuat otot ibu hamil rileks dan tenang, rasa rileks dan
tenang itu bisa mempengaruhi kondisi psikis ibu hamil. Rasa gugup dan 20 nerves
saat akan mengalami masa persalinan bisa menimbulkan kerugian bagi ibu hamil
akan mengalami penurunan Hb. Hb sangat penting untuk ibu hamil bisa
mengeluarkan banyak darah.
k) Pemberian Obat Malaria (T11).
Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada ibu
hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai menggigil dan hasil apusan
darah yang positif
l) Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T12).
Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan yodium di daerah
endemis yang dapat berefek buruk terhadap tumbuh kembang manusia.
m) Temu Wicara / Konseling (T13).
Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. Memberikan saran yang
tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-tanda resiko
kehamilan.
C. Penatalaksanaan pelayanan Antenatal Care
3) Sakit kepala
Sakit kepala yang hebat yang timbul pada ibu hamil mungkin
dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin.
4) Perdarahan
Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah
merupakan tanda bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.
5) Sakit perut hebat
Nyeri perut yang hebat dapat membahayakan kesehatan ibu dan
janinnya.
6) Demam
Demam tinggi lebih dari dua hari atau keluarnya cairan
berlebihan dari liang rahim dan kadang-kadang berbau merupakan salah
satu tanda bahaya pada kehamilan.
7) Batuk lama
Batuk lama lebih dari dua minggu, perlu ada pemeriksaan
lanjut dan dapat dicurigai ibu hamil menderita tuberkulosis.
8) Berdebar-debar
Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu
masalah pada kehamilan yang harus diwaspadai.
9) Cepat lelah
Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya timbul
rasa lelah, mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang biasanya terjadi
pada sore hari. Kemungkinan ibu menderita kurang darah.
10) Sesak nafas atau sukar bernafas
Pada akhir bulan ke delapan ibu hamil sering merasa sedikit
sesak bila bernafas karena bayi menekan paru-paru ibu. Namun apabila
hal ini terjadi berlebihan maka perlu diwaspadai.
11) Keputihan yang berbau
Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya
pada ibu hamil.
12) Gerakan janin
Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan
keempat. Apabila gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan ini,
gerakan yang semakin berkurang atau tidak ada gerakan maka ibu hamil
harus waspada.
13) Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri,
bicara sendiri, tidak mandi, dan sebagainya. Selama kehamilan, ibu bisa
mengalami perubahan perilaku. Hal ini disebabkan karena perubahan
hormonal. Pada kondisi yang mengganggu kesehatan ibu dan janinnya
maka akan dikonsulkan ke psikiater.
14) Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP)
15) Selama kehamilan, informasi mengenai kekerasan terhadap
perempuan terutama ibu hamil seringkali sulit untuk digali. Korban
kekerasan tidak selalu mau berterus terang pada kunjungan pertama,
yang mungkin disebabkan oleh rasa takut atau belum mampu
mengemukakan masalahnya kepada orang lain, termasuk petugas
kesehatan Dalam keadaan ini, petugas kesehatan diharapkan dapat
mengenali korban dan memberikan dukungan agar mau membuka diri.
16) Menanyakan status kunjungan (baru atau lama), riwayat kehamilan
yang sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya dan
riwayat penyakit yang diderita ibu hamil.
17) Menanyakan status imunisasi Tetanus ibu hamil
18) Menanyakan jumlah tablet tambah darah (tablet Fe) yang dikonsumsi
ibu hamil
19) Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi seperti: antihipertensi,
diuretika, antivomitus, antipiretika, antibiotika, obat tuberculosis dan
sebagainya.
20) Di daerah endemis malaria, tanyakan gejala malaria dan riwayat
pemakaian obat malaria.
21) Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit
pada pasangannya. Informasi ini penting untuk langkah-langkah
penanggulangan penyakit menular seksual.
22) Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah,
frekuensi dan kualitas asupan makanan terkait dengan kandungan
gizinya.
23) Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan dan menyikapi
kemungkinan terjadinya komplikasi dalam kehamilan, antara lain:
(a) Siapa yang akan menolong persalinan? Setiap ibu hamil harus
bersalin ditolong tenaga kesehatan.
(b) Dimana akan bersalin? Ibu hamil dapat bersalin di Poskesdes,
Puskesmas atau di rumah sakit?
(c) Siapa yang mendampingi ibu saat bersalin? Pada saat bersalin, ibu
sebaiknya didampingi suami atau keluarga terdekat. Masyarakat/
organisasi masyarakat, kader, dukun dan bidan dilibatkan untuk
kesiapan dan kewaspadaan dalam menghadapi persalinan dan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal
(d) Siapa yang akan menjadi pendonor darah apabila terjadi
pendarahan? Suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan calon
donor darah yang sewaktu- waktu dapat menyumbangkan darahnya
untuk keselamatan ibu melahirkan.
(e) Transportasi yang akan digunakan jika suatu saat harus dirujuk?
Alat transportasi bisa berasal dari masyarakat sesuai dengan
kesepakatan bersama yang dapat dipergunakan untuk mengantar
calon ibu bersalin ke tempat persalinan termasuk tempat rujukan.
Alat transportasi tersebut dapat berupa mobil, ojek, becak, sepeda,
tandu, perahu, dan sebagainya.
A. Subjektif Data
1. Identitas
Istri
Nama : Ny. S
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kuaro
Suami
Nama : Tn. R
Umur : 31 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kuaro
2. Keluhan Utama
ibu mengatakan tidak ada keluhan dan ingin memeriksakan kehamilannya
3. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1 Kali
Umur Kawin : 25 tahun
Lamanya : 2 tahun
4. Riwayat Haid
5. Riwayat Obstetri
G2P0A1
3. 2022
Hamil Ini
7. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti asma,
hipertensi,DM,maupun penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC,
Hepatitis, danpenyakit kronik seperti ginjal, jantung.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dikeluarga tidak pernah menderita penyakit menurun
seperti asma, hipertensi,DM, maupun penyakit menular seperti
HIV/AIDS, TBC, Hepatitis, dan penyakit kronik seperti ginjal, jantung.
8. Keadaan Kehamilan Sekarang
a. Selama hamil ibu periksa di : Puskesmas dan Dokter
b. Mulai periksa sejak usia kehamilan : 9 minggu
c. Frekuensi periksa kehamilan
1) Trimester I : 3 Kali
2) Trimester II : 4 Kali
3) Trimester III : 9 Kali
d. TT I : 2021
TT II : 9 Juni 2022
e. Keluhan/Masalah yang dirasakan ibu : -
a. Nutrisi Makan
Jenis yang dikonsumsi : Sayur mayur, ikan, nasi dan susu
Frekuensi : 2-3 kali sehari
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 2 kali sehari
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning
Kecoklatan BAK
Frekuensi : 5-7 kali sehari
Bau : Amoniak
c. Personal Hygiene
Frekuensi mandi : 2 kali sehari
kebutuhan
f . Pola Seksual :-
B. Objektif Data
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat badan
Sebelum hamil : 50 kg
Sekarang : 61 kg
d. Tinggi badan : 152 cm
e. IMT : 26
f. LILA : 29 cm
g. Tanda Vital : TD 120/80 mmHg, Nadi 84 x/menit
Hidung : Bersih, tidak ada secret, tidak ada polip, tidak ada
gerakan cuping hidung saat bernafas
b. Palpasi Abdomen
Leopold I : TFU 2 jari dibawah prx pada fundusteraba lunak, bundar dan
tidak melenting(bokong)
Leopold II : Pada perut ibu bagian kanan teraba keras
memanjang (punggung), pada perut bagian kiri
teraba bagian terkecil janin (ekstremitas)
Leopold III : Pada perut bagian bawah teraba keras, bundar
dan melenting (kepala)
Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP
(Divergen)
Mc. Donald : 25 cm
TBJ : 25-12 = 13 x 155 = 2.015 gram
c. Auskultasi
DJJ ( + ) , terdengar teratur, frekuensi 145 x/menit
d. Perkusi
Refleks Patella : (+) kiri/(+) kanan
Cek ginjal : tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Penunjang
HB : 12,6 gr%
Golongan Darah :O
HBSag : Negatif
Rapd Test HIV : Negatif
Sfilis : Negatif
C. Analisa Data
a. Diagnosa Kebidanan : G2P1A0 UK 37 Minggu Janin Tunggal Hidup Intra
Uterin dengan Fisiologis