Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KETERAMPILAN

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN FISIOLOGIS


DI RUANG KIA PUSKESMAS KUARO
KABUPATEN PASER

DISUSUN OLEH :
NIDI ELIS SAFITRI
(NIM.11194992110092)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI


PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS
KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Fisiologis Pada Ny. S


G2P0A1 UK 37 Minggu Di Ruang Kesga Puskesmas
Kuaro Kabupaten Paser
NAMA MAHASISWA : Nidi Elis Safitri
NIM : 11194992110092

Kuaro, Agustus 2022

Menyetujui,

Puskesmas Kuaro Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Fakultas Kesehatan Universitas Sari
Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan(PP)

Shally Kurniati, Str. Keb Dewi Pusparani Sinambela, SST., M.Kes


NIP. 196810271989112003 NIK. 1166032012051
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Fisiologis Pada Ny. S


G2P0A1 UK 37 Minggu Di Ruang Kesga Puskesmas
Kuaro Kabupaten Paser
NAMA MAHASISWA : Nidi Elis Safitri
NIM : 11194992110092

Kuaro, Agustus 2022

Menyetujui,

Puskesmas Kuaro Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Fakultas Kesehatan Universitas Sari
Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan(PP)

Shally Kurniati, Str. Keb Dewi Pusparani Sinambela, SST., M.Kes


NIP. 196810271989112003 NIK. 1166032012051

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan
Fakultas Kesehatan Universitas Sari
Mulia

Ika Mardiatul Ulfa,SST,M.Kes


NIK. 1166122009027
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan periode yang sangat rentan, tidak hanya bagi ibu hamil
saja tetapi juga bagi keselamatan janin di dalam kandungan. Akibat yang dapat terjadi
bila ibu tidak dapat mengenali tanda bahaya kehamilan secara dini dan upaya deteksi
dini ibu yang kurang, maka akan mengakibatkan kematian pada ibu dan janinnya.
Pelayanan antenatal atau antenatal care (ANC) merupakan setiap kegiatan dan
atau serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak terjadinya masa konsepsi hingga
sebelum mulainya proses persalinan yang diberikan kepada seluruh ibu hamil. Tujuan
ANC menurut World Health Organization (WHO) tahun 2016 dalam Pedoman
Pelayanan Antenatal Terpadu oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI, 2020b) adalah untuk memperoleh suatu proses kehamilan serta
persalinan yang aman dan positif (positive pregnancy experience). Pelayanan
ANC akan mempersiapkan calon ibu agar benar-benar siap untuk hamil, melahirkan
dan menjaga agar lingkungan sekitar mampu melindungi bayi dari infeksi.
Masa kehamilan yang awalnya diperkirakan normal dapat berkembang
menjadi kehamilan patologi sehingga perlu upaya peningkatan pelayanan
kesehatan utamanya untuk ibu hamil dengan cara meningkatkan pelayanan ANC yang
sesuai standar. Keteraturan kunjungan ANC merupakan kesesuaian jumlah kunjungan
pemeriksaan kehamilan dengan standar minimal yang ditetapkan. Akibat yang terjadi
jika tidak teratur melakukan ANC yaitu dapat menimbulkan masalah yang terjadi
pada kehamilan, berisiko terhadap kesehatan fisik dan mental ibu dan janin, tidak
dapat mempersiapkan persalinan dengan baik, komplikasi yang mungkin terjadi selama
kehamilan yang tidak ditangani, bahkan dapat meningkatnya morbiditas dan mortalitas
ibu dan bayi (Purwaningsih, 2010).
Petugas kesehatan mampu melaksanakan ANC yang berkualitas apabila ibu
hamil melakukan kunjungan ANC dengan teratur sehingga dapat
berkontribusi dalam upaya penurunan kematian maternal dan neonatal. Hal tersebut
sesuai dengan salah satu program Sustainable Development Goal (SDG’s) pada
tahun 2030 adalah upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target
mencapai 95% atau 70 kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup (KH) (Kemenkes RI,
2018). Cakupan pelayanan antenatal dipantau melalui pelayanan terhadap
kunjungan ibu hamil K1 sampai kunjungan K4 dan pelayanan ibu hamil sesuai standar
paling sedikit enam kali (K6) (Kemenkes RI, 2020c).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari laporan keterampilan ini yaitu “Bagaimana
menerapkan Asuhan kebidanan pada ibu hamil di Puskesmas Kuaro?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan studi kasus ini, agar penulis dapat menerapkan asuhan kebidanan pada
pada ibu hamil di Puskesmas Kuaro
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subyektif ibu hamil di Puskesmas Kuaro
b. Mampu melakukan pengkajian data obyektiif ibu hamil di Puskesmas Kuaro
c. Mampu menegakkan analisa dan menemukan kebutuhan terhadap ibu hamil di
Puskesmas Kuaro
d. Mampu melakukan penatalaksanaan pada ibu hamil di Puskesmas Kuaro

D. Manfaat Kegiatan Asuhan Kebidanan


1. Untuk lahan praktek
Sebagai informasi kepada puskesmas sehingga dapat meningkatkan kualitas
asuhan kebidanan pada ibu hamil
2. Untuk Pendidikan
Sebagai acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam pembekalan asuhan
kebidanan pada ibu hamil
3. Untuk Klien dan Keluarga
Sebagai bahan informasi agar suami dan keluarga mengetahui masalah dan
penatalaksanaan dasar pada ibu hamil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah suatu peristiwa pertemuan dan persenyawaan antara sel telur
dan sel sperma. Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan
yang dimulai dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta serta tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai dilahirkan (Manuaba, 2010).
Kehamilan adalah suatu keadan dimana janin di kandung ditubuh wanita, yang
sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan diakhiri dengan proses persalinan
(Maryunani, 2010). Kehamilan dan persalinan merupakan proses alaamiah bukan
proses patologi tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi/ abnormal (Jannah, 2012).
Setiap kehamilan merupakan proses yang alamiah, bila tidak dikelola dengan baik
akan memebrikan komplikasi pada ibu dan janin dalam keadaan sehat dan aman.

B. Kunjungan Antenatal Jadwal Pemeriksaan Kehamilan (ANC)

Jadwal Pemeriksaan Kehamilan (ANC) Ibu hamil mendapatka pelayanan


ANC minimal 6 kali selama kehamilan, yang terbagi dalam Buku KIA,2020) :
1) Trimester I : 2 kali (hingga usia kehamilan 12 minggu)
2) Trimester II : 1 kali (usia kehamilan diatas 12 - 24 minggu)
3) Trimester III : 3 kali (usia kehamilan diatas 24 - 40 minggu)
Standar Asuhan Kehamilan Standar asuhan minimal kehamilan "14T"
menurut Depkes RI (2010), yaitu :
a) Ukur berat badan dan tinggi badan (T1)

Menurut Depkes RI (2010), sebagai pengawasan akan kecukupan gizi


dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan
wanita hamil antara 6,5 kg sampai 16 kg. Nilai berat badan naik lebih dari
semestinya, anjurkan untuk mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat.
Lemak jangan dikurangi, terlebih sayur-mayur dan buah-buahan. Adapun cara
untuk menentukan status gizi dengan mengihitung IMT (Indeks Masa Tubuh) dari
berat badan dan tinggi badan ibu sebelum hamil.
b) Ukur tekanan (T2)
Tekanan darah yang normal 110/70 – 140/90 mmHg, bila melebihi
140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklampsi (Darmawan, 2013).
c) Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri mulai dari batas atas sympisis dan
disesuaikan dengan hari pertama haid terakhir. Tinggi fundus uteri diukur pada
kehamilan >12 minggu karena pada usia kehamilan ini uterus dapat diraba dari
dinding perut dan untuk kehamilan >24 minggu dianjurkan mengukur dengan pita
meter. Tinggi fundus uteri dapat menentukan ukuran kehamilan. Bila tinggi fundus
kurang dari perhitungan umur kehamilan mungkin terdapat gangguan
pertumbuhan janin, dan sebalinya mungkin terdapat gemeli, hidramnion, atau
molahidatidosa (Depkes, 2012). Taksiran beran janin dapat dihitung dari rumus
Johnson Toshack (Johnson Toshock Estimated Fetal Weight) yang diambil
daritinggi fundus uteri. JEFW (gram) = (FH (Fundal Heightcm) – n x 155
(konstanta).

d) Pemberian tablet Fe (zat besi) (T4).

Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi
zat besi pada ibu hamil, bukan menaikan kadar haemoglobin. Ibu hamil dianjurkan
meminum tablet zat besi yang berisi 60 mg/hari dan 500 µg (FeSO4 325 mg).
Kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimestser II karena absopsi usus
yang tinggal. Tablet Fe dikonsumsi minimal 90 tablet selama kehamilan,
sebaiknya tidak minum bersama teh atau kopi karena akan menganggu
penyerapan.
e) Pemberian imunisasi TT (T5).
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segara diberikan pada saat seorang wanita
hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.
f) Pemeriksaan Hb (T6)
Pemeriksaan hemoglobin (Hb) pada ibu hamil harus dilakukan pada
kunjungan pertama dan minggu ke 28 bila kadar Hb < 11 gr% ibu hamil
dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg Asam
Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
g) Pemeriksaan Protein Urine (T7).
Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein
atau tidak untuk mendeteksi gejala preeklamsi.
h) Pemeriksaan Urine Reduksi (T8).
Untuk ibu hamil dengan riwayat diabetes melitus (DM). Bila hasil
positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya
diabetes melitus gestasional (DMG).
i) Pemeriksaan Payudara (T9).
Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu hamil, dilakukan 2
kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 minggu.
j) Senam Hamil (T10).
Senam hamil membuat otot ibu hamil rileks dan tenang, rasa rileks dan
tenang itu bisa mempengaruhi kondisi psikis ibu hamil. Rasa gugup dan 20 nerves
saat akan mengalami masa persalinan bisa menimbulkan kerugian bagi ibu hamil
akan mengalami penurunan Hb. Hb sangat penting untuk ibu hamil bisa
mengeluarkan banyak darah.
k) Pemberian Obat Malaria (T11).
Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada ibu
hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai menggigil dan hasil apusan
darah yang positif
l) Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T12).
Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan yodium di daerah
endemis yang dapat berefek buruk terhadap tumbuh kembang manusia.
m) Temu Wicara / Konseling (T13).
Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. Memberikan saran yang
tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-tanda resiko
kehamilan.
C. Penatalaksanaan pelayanan Antenatal Care

Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten


yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pelayanan antenatal terpadu terdiri dari:
1. Anamnesa
Dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan ketika melakukan anamnesa, yaitu:
a) Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu saat ini
b) Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan
dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil:
1) Muntah berlebihan
Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda
terutama pada pagi hari namun kondisi ini biasanya hilang setelah
kehamilan berumur tiga bulan. Keadaan ini tidak perlu dikhawatirkan,
kecuali kalau memang cukup berat, hingga tidak dapat makan dan berat
badan menurun terus.
2) Pusing
Pusing biasa muncul pada kehamilan muda. Apabila pusing
sampai mengganggu aktivitas sehari-hari maka perlu diwaspadai.

3) Sakit kepala
Sakit kepala yang hebat yang timbul pada ibu hamil mungkin
dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin.
4) Perdarahan
Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah
merupakan tanda bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.
5) Sakit perut hebat
Nyeri perut yang hebat dapat membahayakan kesehatan ibu dan
janinnya.
6) Demam
Demam tinggi lebih dari dua hari atau keluarnya cairan
berlebihan dari liang rahim dan kadang-kadang berbau merupakan salah
satu tanda bahaya pada kehamilan.
7) Batuk lama
Batuk lama lebih dari dua minggu, perlu ada pemeriksaan
lanjut dan dapat dicurigai ibu hamil menderita tuberkulosis.
8) Berdebar-debar
Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu
masalah pada kehamilan yang harus diwaspadai.
9) Cepat lelah
Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya timbul
rasa lelah, mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang biasanya terjadi
pada sore hari. Kemungkinan ibu menderita kurang darah.
10) Sesak nafas atau sukar bernafas
Pada akhir bulan ke delapan ibu hamil sering merasa sedikit
sesak bila bernafas karena bayi menekan paru-paru ibu. Namun apabila
hal ini terjadi berlebihan maka perlu diwaspadai.
11) Keputihan yang berbau
Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya
pada ibu hamil.
12) Gerakan janin
Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan
keempat. Apabila gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan ini,
gerakan yang semakin berkurang atau tidak ada gerakan maka ibu hamil
harus waspada.
13) Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri,
bicara sendiri, tidak mandi, dan sebagainya. Selama kehamilan, ibu bisa
mengalami perubahan perilaku. Hal ini disebabkan karena perubahan
hormonal. Pada kondisi yang mengganggu kesehatan ibu dan janinnya
maka akan dikonsulkan ke psikiater.
14) Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP)
15) Selama kehamilan, informasi mengenai kekerasan terhadap
perempuan terutama ibu hamil seringkali sulit untuk digali. Korban
kekerasan tidak selalu mau berterus terang pada kunjungan pertama,
yang mungkin disebabkan oleh rasa takut atau belum mampu
mengemukakan masalahnya kepada orang lain, termasuk petugas
kesehatan Dalam keadaan ini, petugas kesehatan diharapkan dapat
mengenali korban dan memberikan dukungan agar mau membuka diri.
16) Menanyakan status kunjungan (baru atau lama), riwayat kehamilan
yang sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya dan
riwayat penyakit yang diderita ibu hamil.
17) Menanyakan status imunisasi Tetanus ibu hamil
18) Menanyakan jumlah tablet tambah darah (tablet Fe) yang dikonsumsi
ibu hamil
19) Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi seperti: antihipertensi,
diuretika, antivomitus, antipiretika, antibiotika, obat tuberculosis dan
sebagainya.
20) Di daerah endemis malaria, tanyakan gejala malaria dan riwayat
pemakaian obat malaria.

21) Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit
pada pasangannya. Informasi ini penting untuk langkah-langkah
penanggulangan penyakit menular seksual.
22) Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah,
frekuensi dan kualitas asupan makanan terkait dengan kandungan
gizinya.
23) Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan dan menyikapi
kemungkinan terjadinya komplikasi dalam kehamilan, antara lain:
(a) Siapa yang akan menolong persalinan? Setiap ibu hamil harus
bersalin ditolong tenaga kesehatan.
(b) Dimana akan bersalin? Ibu hamil dapat bersalin di Poskesdes,
Puskesmas atau di rumah sakit?
(c) Siapa yang mendampingi ibu saat bersalin? Pada saat bersalin, ibu
sebaiknya didampingi suami atau keluarga terdekat. Masyarakat/
organisasi masyarakat, kader, dukun dan bidan dilibatkan untuk
kesiapan dan kewaspadaan dalam menghadapi persalinan dan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal
(d) Siapa yang akan menjadi pendonor darah apabila terjadi
pendarahan? Suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan calon
donor darah yang sewaktu- waktu dapat menyumbangkan darahnya
untuk keselamatan ibu melahirkan.
(e) Transportasi yang akan digunakan jika suatu saat harus dirujuk?
Alat transportasi bisa berasal dari masyarakat sesuai dengan
kesepakatan bersama yang dapat dipergunakan untuk mengantar
calon ibu bersalin ke tempat persalinan termasuk tempat rujukan.
Alat transportasi tersebut dapat berupa mobil, ojek, becak, sepeda,
tandu, perahu, dan sebagainya.

(f) Biaya untuk persalinan Suami diharapkan dapat menyiapkan dana


untuk persalinan ibu kelak. Biaya persalinan ini dapat pula berupa
tabulin (tabungan ibu bersalin) atau dasolin (dana sosial ibu
bersalin) yang dapat dipergunakan untuk membantu pembiayaan
mulai antenatal, persalinan dan kegawatdaruratan.
2. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan luar
a) Pemeriksaan umum mencakup keadaan umum ibu, keadaan gizi, kelainan
bentuk badan, anemia, ikterus, keadaan jantung dan paru, tekanan darah
denyut nadi, pernapasan, odema, tinggi badan, berat badan, reflek dan
pemeriksaan laboratorium sederhana yang terdiri dari Hb, golongan darah
dan urine rutin.
b) Pemeriksaan kebidanan yang terdiri dari: Inspeksi: kepala dan leher, dada,
perut, vulva, anggota badan bagian bawah. Palpasi: untuk menentukan
besarnya rahim guna menemtukan usia kehamilan dan letak bayi dalam
rahim.
2) Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam dilakukan pada kunjungan pertama dan kehamilan
trimester III untuk menentukan keadaan panggul. Selain anamneses dilakukan
pada kunjungan pertama juga ada beberapa anamneses yang dilakukan pada
kunjungan ulang. Kunjungan ulang yaitu kunjungan pemeriksaan antenatal
yang dilakukan setelah kunjungan pemeriksaan antenatal yang pertama.
Kunjungan ulang diarahkan untuk mendeteksi komplikasi, mempersiapkan
kelahiran, mendeteksi kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terarah serta
penyuluhan bagi ibu hamil.

Pemeriksaan antenatal ulangan meliputi:


a) Riwayat kehamilan sekarang yang memantau gerakan janin, tanda bahaya,
keluhan dalam kehamilan
b) Pemeriksaan fisik yang mencakup berat badan, tekanan darah, pengukuran
tinggi fundus uteri, deteksi kehamilan ganda, deteksi letak janin abnormal,
detak jantung janin, menghitung taksiran berat badan janin.
c) Pemeriksaan laboratorium: protein urine atau sesuai indikasi.
3. Diagnosis
Dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dapat ditentukan diagnosis
dan diketahui apakah ibu hamil atau tidak, primi atau multigravida, usia
kehamilan, janin hidup atau mati, janin tunggal atau kembar, letak anak, anak intra
atau ekstrauterine, keadaan janin lahir dan keadaan umum penderita.
4. Prognosis
Prognosis dibuat setelah ditentukan diagnosis. Prognosis persalinan dapat
ditentukan apakah akan berjalan normal dan lahir spontan atau sulit dan
berbahaya.
5. Terapi
Tujuan pemberian terapi untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dalam kehamilan dan menjelang persalinan. Berikan konseling pada ibu
hamil mengenai kehidupan waktu hamil, hygiene dan gizi, pemeriksaan
kehamilan, tanda bahaya, dan lain-lain.
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.S G2P0A1 USIA KEHAMILAN 37 MINGGU
JANIN TUNGGAL HIDUP INTRA UTERIN DENGAN FISIOLOGIS
DI RUANG KIA PUSKESMAS KUARO

Pengkajian Tanggal : 12 Agustus 2022

Tempat : Ruang Kesga


Jam Pengkajian : 09.00 WITA

A. Subjektif Data
1. Identitas
Istri
Nama : Ny. S
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia

Pendidikan : D3

Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kuaro

Suami
Nama : Tn. R
Umur : 31 tahun

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia

Pendidikan : S1

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Kuaro

2. Keluhan Utama
ibu mengatakan tidak ada keluhan dan ingin memeriksakan kehamilannya

3. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1 Kali
Umur Kawin : 25 tahun
Lamanya : 2 tahun
4. Riwayat Haid

a. Menarche umur : 11 tahun


b. Siklus : 28 hari
c. Teratur/tidak : Teratur
d. Lamanya : 6-7 hari
e. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut / hari
f. Dismenorhoe : Tidak ada
g. HPHT : 27-11-2021
h. Taksiran Partus : 03-09-2022

5. Riwayat Obstetri

G2P0A1

Kehamilan Persalinan Bayi Nifas

No Tahun Peny Cara Tmpt/ Peny BB PB Seks Keadaan


UK ulit Penolong ulit (gr) (cm) lahir Penyulit
Ket
Nifas

1. 2019 12 mgg - - Dokter - - - - - - Abortus

3. 2022
Hamil Ini

6. Riwayat Keluarga Berencana (yg digunakan selama jarak kehamilan)


a. Jenis : Belum pernah menggunakan KB
b. Lama :-
c. Masalah :-

7. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti asma,
hipertensi,DM,maupun penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC,
Hepatitis, danpenyakit kronik seperti ginjal, jantung.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dikeluarga tidak pernah menderita penyakit menurun
seperti asma, hipertensi,DM, maupun penyakit menular seperti
HIV/AIDS, TBC, Hepatitis, dan penyakit kronik seperti ginjal, jantung.
8. Keadaan Kehamilan Sekarang
a. Selama hamil ibu periksa di : Puskesmas dan Dokter
b. Mulai periksa sejak usia kehamilan : 9 minggu
c. Frekuensi periksa kehamilan
1) Trimester I : 3 Kali
2) Trimester II : 4 Kali
3) Trimester III : 9 Kali
d. TT I : 2021
TT II : 9 Juni 2022
e. Keluhan/Masalah yang dirasakan ibu : -

9. Pola Kebutuhan Sehari-hari

a. Nutrisi Makan
Jenis yang dikonsumsi : Sayur mayur, ikan, nasi dan susu
Frekuensi : 2-3 kali sehari

Porsi makan : 1 porsi

Pantangan : Tidak ada

Keluhan : Tidak ada

b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 2 kali sehari

Konsistensi : Lembek

Warna : Kuning

Kecoklatan BAK
Frekuensi : 5-7 kali sehari

Warna : Kuning jernih

Bau : Amoniak

c. Personal Hygiene
Frekuensi mandi : 2 kali sehari

Frekuensi gosok gigi : 2-3 kali sehari

Frekuensi ganti pakaian/jenis : Sesuai

kebutuhan

d. Aktifitas : ibu masih bisa melakukan aktivitasseperti biasanya


seperti menyapu,mencuci, dan memasak.
e. Tidur dan Istirahat
- Siang hari : ± 2 jam

- Malam hari : ±7-8 jam

f . Pola Seksual :-

10. Data Psikososial dan Spiritual


a. Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya : ibu mengatakan bahwa
ibu menerima keadaannya
b. Tanggapan ibu terhadap kehamilannya : ibu mengatakan bahwa
ibusenang dengan
kehamilannya
c. Ketaatan ibu beribadah : Ibu rajin beribadahsholat 5 waktu

d. Pemecahan masalah dari ibu : banyak istirahat


e. Pengetahuan ibu terhadap kehamilannya : ibu mengetahui dari bidan
f. Lingkungan yang berpengaruh
: Suami
Ibu tinggal bersama
g. Hewan peliharaan : Tidak ada
h. Hubungan sosial ibu dengan : Baik
mertua, orang tua, keluarga
i. Penentu pengambil keputusan : Bersama
dalam keluarga
j. Jumlah penghasilan keluarga : Cukup
k. Yang menanggung biaya ANC : Keluarga
dan persalinan

B. Objektif Data
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat badan
Sebelum hamil : 50 kg
Sekarang : 61 kg
d. Tinggi badan : 152 cm
e. IMT : 26
f. LILA : 29 cm
g. Tanda Vital : TD 120/80 mmHg, Nadi 84 x/menit

Suhu 36,5 °C, Respirasi 20 x/menit


2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi dan Palpasi

Kepala : Kepala bersih, tidak ada ketombe dan tidak rontok

Muka : Tidak ada kloasma gravidarum, tidak ada odema

Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda

Telinga : Simetris, tampak bersih dan tidak ada serumen

Hidung : Bersih, tidak ada secret, tidak ada polip, tidak ada
gerakan cuping hidung saat bernafas

Mulut : Tidak ada stomatitis, gigi tidak berlubang, lidah bersih

dan bibir tidak pucat

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar

vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar parotis

Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak

ada ronchi,tidak ada wheezing

Payudara : tidak ada benjolan abnormal,puting susu


menonjol
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi dan stretat mark

Tungkai : tidak tampak adanya varises dan odema

b. Palpasi Abdomen
Leopold I : TFU 2 jari dibawah prx pada fundusteraba lunak, bundar dan
tidak melenting(bokong)
Leopold II : Pada perut ibu bagian kanan teraba keras
memanjang (punggung), pada perut bagian kiri
teraba bagian terkecil janin (ekstremitas)
Leopold III : Pada perut bagian bawah teraba keras, bundar
dan melenting (kepala)
Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP
(Divergen)
Mc. Donald : 25 cm
TBJ : 25-12 = 13 x 155 = 2.015 gram
c. Auskultasi
DJJ ( + ) , terdengar teratur, frekuensi 145 x/menit
d. Perkusi
Refleks Patella : (+) kiri/(+) kanan
Cek ginjal : tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Penunjang

HB : 12,6 gr%
Golongan Darah :O
HBSag : Negatif
Rapd Test HIV : Negatif
Sfilis : Negatif

C. Analisa Data
a. Diagnosa Kebidanan : G2P1A0 UK 37 Minggu Janin Tunggal Hidup Intra
Uterin dengan Fisiologis

b. Masalah : Tidak ada

c. Kebutuhan : KIE persiapan persalinan dan pemberian tablet FE


D. Penatalaksanaan
1. Menjalin hubungan baik antara pasien dengan petugas kesehatan (bidan),
seperti bersikap ramah dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada
pasien,menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, yaitu
TTV: TD 120/80 mmHg, Nadi 84 x/menit Suhu 36,5 °C, Respirasi 20
x/m,dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan, TFU sepusat,
punggung kanan, presentasi kepala, Mc.Donald : 25 cm, TBJ = 2.015
gram, DJJ 145x/menit, HB
12,6 gr%/dl, albumin:negatif, reduksi:negatif, golongan darah: O,
HIV:NR, HbsAg: NR, sifilis: NR, usia kehamilan 37 minggu dan
perkiraan akan melahirkan tanggal 31-07-2022.
“Ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan”
Rasional tindakan: Pasien memiliki hak untuk mengetahui hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan (Setyawan, 2019).

2. Menginfomasikan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi


seimbang seperti nasi, telur, ayam, daging, ikan, tahu, tempe, sayur- sayuran
seperti wortel, kol, bayam,daun katuk dan buah- buahan seperti pepaya,
jeruk, pisang, apel dan perbanyak minum air putih sebanyak 6-8 gelas
sehari.
“Ibu mengeti tentang infomasi yang diberikan”.
Rasional Tindakan : Ibu hamil harus menjaga nutrisi selama
kehamilan dengan makan-makanan yang bergizi (Amreani, 2021).

3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, siang hari kurang


lebih 1-2 jam dan pada malam hari kurang lebih 7-8 jam agar
kondisidan stamina ibu tetap terjaga.
“Ibu bersedia mengikuti Infomasi yang diberikan”.
Rasional Tindakan : Istirahat atau tidur yang cukup merupakan kebutuhan setiap
orang agar tubuh dapat berfungsi secara normal (Astuti NF, 2021).

4. Mengingatkan ibu tentang tanda persalinan seperti :


a. Adanya his / kontraksi
b. Keluarnya darah dari vagina
c. Keluarnya air-air / ketuban
d. Sakit perut sampai ke pinggang

e. Ada rasa ingin mengedan


Menganjurkan ibu kepetugas kesehatan apabila mendapati salah satu
tanda persalinan tersebut.
“ ibu mengetahui tanda persalinan dan bersedia datang kepetugas
kesehatan apabila menemukan tanda persalinan tersebut”
Rasional tindakan : Agar ibu mengetahui tentang tanda persalinan, ibu
akan selalu waspada dan berhati-hati dengan cara selalu rutin
memeriksakan kehamilannya (Siswiyanti et al. 2021)

5. Memberi terapi untuk ibu :


a. Tablet Fe (untuk mencegah anemia atau kadar Hemoglobin (Hb) dalam
darah kurang dari 11 gr/dl). Dosisnya didalam 1 tablet Fe mengandung
200 mg dengan frekuensi 2x1, cara meminum tablet Fe (zat besi)
diminumnya 2x sehari dalam 90 tablet yang sebaiknya diminum pada
malam hari sebelum tidur untuk mengurangi bau dari zat besi ini
serta mengurangi rasa mual dan muntah, tablet Fe baik dikonsumsi bila
bersamaan dengan vitamin C untuk membantu proses penyerapan
yang cepat dari zat besi ini, misalnya: Jeruk dan lemon, tablet Fe tidak
boleh diminum bersamaan dengan kopi atau teh karena akan
memperlambat proses penyerapan dari zat besi ini, dan tablet Fe bisa
menimbulkan sembelit atau susah buang air besar dan tinja/feses akan
menjadi hitam alangkah baiknya bila ibu mengkonsumsi makanan
atau buah-buahan yang kaya akan serat seperti papaya, pisang,
alpukat.
b. Kalsium (untuk membentuk tulang, gigi, mengembangkan
jantung, saraf dan otot) yang dosisnya 500 mg dalam 1 tablet diminum
dengan frekuensi 1x1 sehari sebaiknya diminum setelah makan
menggunakan air putih saja.
“Ibu bersedia diberikan terapi obat serta tahu bagaimana cara
mengkonsumsinya”
Rasional tindakan : Petugas harus memastikan benar obat, obat yang
akan diberikan obat seperti apa yang telah diberikan, dosisnya, rute
pemberian obat, waktu pemberian obat, serta respon pasien tentang
penggunaan obat tersebut (Nurhayati, 2022).
6. Menginfomasikan kepada ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi/ pada
tanggal 22 juli 2022 atau melakukan kunjungan jika ada keluhan.
“Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang”.
Rasional tindakan : Tujuan kunjungan ulang antenatal care untuk
menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi
dini faktor risiko, pencegahan, penanganan dini komplikasi kehamilan
(Kemenkes RI, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, IAC, Manuaba, IBGF dan Manuaba, IBG . 2009 . Ilmu


Kebidanan Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. 2010. Ilmu Kebidanan,


Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua.
Jakarta: EGC.

Depkes RI. (2010). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009.


JAKARTA: Kementrian Kesehatan RI.

Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan


Kehamilan.Yogyakarta: ANDY

Anik Maryunani, 2010, Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : CV. Trans


Info Media
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai