Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN

“ASUHAN KEBIDANAN PADA NY M G1P0A0 UK 18/19 MINGGU DI

PUSKESMAS BALONGSARI”

Penyusun:
Yulia Viskiy
P27824622114

KEMENTERIAN KESEHATAN R. I.
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Kebidanan Holistik Pada Kehamilan ini dilaksanakan sebagai


dokumen/laporan praktik Blok 3 yang telah dilaksanakan di puskesmas balongsari
Periode praktik tanggal, 21 November 2022 s/d 09 Desember 2022

Surabaya, 24 November 2022

Yulia Viskiy
NIM P27824622114

Pembimbing Lahan Pembimbing Pendidikan I Pembimbing Pendidikan II

Engkar Karniasih, Amd.Keb Suryaningsih, SsiT.,M.Keb Kharisma Kusumaningtyas, SsiT.,M.Keb


NIP.196912251990032007 NIP.197805242001122003 NIP. 198103232008012014

Mengetahui,

Kepala Puskesmas Ketua Program Studi

Dr Dewi Ayuning Asih Evi Pratami, M.Keb


NIP.197911282006042028 NIP.197905242002122001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan taufiq dan hidayah- Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Individu yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif
Kehamilan“Asuhan Kebidanan Pada Ny M G1P0A0 Uk 18/19 Minggu Di
Puskesmas Balongsari”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
tugas Blok 3 (Kehamilan) pada Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes
Surabaya.
Dalam penyusunan Laporan, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk
dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Evi Pratami, M.Keb, selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
2. Dr Dewi Ayuning Asih , selaku Kepala Puskesmas Balongsari.
3. Engkar karniasih, Amd.Keb, selaku pembimbing praktik lapangan yang telah
memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam menyusun laporan ini.
4. Suryaningsih, Ssit.M.Keb, selaku pembimbing pendidikan 1 yang telah
memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam menyusun laporan ini.
5. Kharisma K, SSiT., M.Keb, selaku pembimbing pendidikan 2 yang telah
memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam menyusun laporan ini.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan
laporan ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Semoga Allah SWT memberikan
balasan pahala atas segala amal baik yang telah diberikan. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Surabaya, 24 November 2022

Penyusun

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum


dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Di hitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau
10 bulan/9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3
trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua
minggu ke-13 hingga ke-27, trimester ketiga minggu ke-28 hingga ke-40.
Obesitas merupakan suatu keadaan yang menunjukan ketidakseimbangan antara
tinggi badan dan berat badan akibat jaringan lemak yang berlebihan dari dalam
tubuh sehingga terjadi berat badan yang melampaui ukuran yang ideal. Kelebihan
berat badan atau obesitas, umunya dialami pada wanita hamil di usia berapapun.
Namun, obesitas akan meningkat setelah usia 35 tahun. Ibu hamil yang obesitas
akan membawa resiko penyakit yang lain seperti hipertensi dalam kehamilan,
diabetes gestasional dan preeklamsia (Pellonperä et al., 2018).
Berdasarkan data (Riskesdas, 2018), saat ini jumlah obesitas di indonesia
untuk populasi ibu hamil pada tahun 2007 sebanyak (10,5%), tahun 2013
sebanyak (14,8%) dan meningkat pada tahun 2018 sebanyak (21,8%). Obesitas
pada ibu hamil yang terjadi di Jawa Timur sebanyak (23,4%). Prevelensi obesitas
sebelum hamil meningkat sebanyak 69% selama periode 10 tahun terakhir.
Faktor resiko yang akan terjadi pada ibu hamil dengan obesitas antara lain
meningkatnya tekanan darah, menadikan kenaikan kolestrol dan stroke,masalah
ginjal,gula darah, juga terjadi gangguan pada jantung, sedangkan pada ibu hamil
dapat menyebabkan diabetes yang muncul saat ibu hamil,preeklampsia,
pendarahan pada Post Partum, dan gangguan tidur. Penelitian retrospektif oleh
Vernini,(2016) Salah satu cara untuk mengidentifikasi adanya kelebihan berat
badan atau obesitas pada dewasa adalah dengan menggunakan Indeks Massa
Tubuh (IMT), yaitu dikategorikan obesitas jika IMT ≥ 25kg/m2. (Nulanda, 2019).

1
Terdapat dua hal yang dapat mencegah terjadinya obesitas pada ibu hamil
yaitu pengaturan nutrisi dan pola makan pada ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya
menghindari makan makanan yang mengandung banyak lemak terutama lemak
jenuh. Lemak jenuh dapat memudahkan terjadinya gumpalan lemak yang
menempel pada dinding pembuluh darah. Konsumsilah sedikit lemak (30% dari
jumlah keseluruhan kalori yang dikonsumsi). Selain itu, kurangi konsumsi
karbohidrat yang berlebihan supaya berat badan dapat berada diposisi normal.
Terdapat beberapa guideline yang menjelaskan tentang tatalaksana obesitas pada
ibu hamil. Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and
Gynaecologist (RANZCOG) menyatakan penatalaksanaan obesitas sebaiknya
dibantu oleh ahli gizi dan spesialisasi kedokteran keluarga. Ada beberapa teknik
yang direkomendasikan yaitu teknik motivational interviewing yang disesuaikan
dengan kondisi pasien dan juga patient-centered yang bertujuan untuk
mengontrol gaya hidup, diet dan olahraga. Wanita obesitas dapat melakukan
operasi bariatrik diketahui dapat memberikan dampak yang positif pada ibu dan
bayi, namun disarankan untuk melakukan konsultasi pada ahli gizi terlebih
dahulu, setelah melakukan operasi bariatrik pasien sebaiknya diberikan
suplementasi, suplemen yang dapat diberikan seperti vitamin B12, zat besi, folat,
vitamin D, dan kalsium (Sinaga, 2020).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat melakukan asuhan kebidanan komprehensif secara holistik pada ibu hamil
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Dapat melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada Ny. M G1P0A0
UK 18/19 minggu dengan obesitas
2. Dapat melakukan Interpretasi data pada Ny. M G1P0A0 UK 18/19 minggu
dengan obesitas
3. Dapat menentukan diagnosa potensial pada Ny. M G1P0A0 UK 18/19
minggu dengan obesitas

2
4. Dapat membuat intervensi yang kemuadian akan diimplementasikan pada Ny.
M G1P0A0 UK 18/19 minggu dengan obesitas
5. Dapat melakukan implementasi (penatalaksanaan) pada Ny. M G1P0A0 UK
18/19 minggu dengan obesitas
6. Dapat melakukan evaluasi terhadap implementasi pada Ny. M G1P0A0 UK
18/19 minggu dengan obesitas
1.3 Lama Praktik
Praktik Asuhan Kebidanan Holistik pada Ibu Hamil dilaksanakan di wilayah kerja
Puskesmas Balongsari. Pada tanggal 21 November 2022 s/d 09 Desember 2022

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


2.1.1. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel telur. Dalam prosesnya,
perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh dengan
perjuangan. Dari sekitar 20-40 juta sperma yang dikeluarkan, hanya sedikit yang
survive dan berhasil mencapai tempat sel telur. Dari jumlah yang sudah sedikit
itu, cuma 1 sperma saja yang bisa membuahi sel telur (Mirza, 2008 dalam
Walyani, 2015). Kehamilan didefinisikan sebagai fertilsasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester satu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga
ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu, minggu ke12 hingga ke-40 ( Walyani,
2015).
Kehamilan merupakan proses fisiologi yang memberikan perubahan pada ibu
maupun lingkungannya. Dengan adanya kehamilan maka seluruh sistem genetalia
wanita mengalami perubahan yang mendasar untuk mendukung perkembangan
dan pertumbuhan janin dalam rahim selama proses kehamilan berlangsung
(Hutahean, 2013). Kehamilan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan
janin dari hasil pertemuan sperma dan ovum yang memberikan perubahan
2.1.2. Manifestasi Klinis Kehamilan
Menurut fitriana (2015) tanda dan gejala kehamilan dibagi menjadi dua yaitu :
a. Tanda Dan Gejala Kehamilan Pasti
1. Ibu merasakan gerakan kuat bayi di dalam perutnya. Sebagian besar ibu
mulai merasakan tendangan bayi pada usia kehamilan 5 bulan.

4
2. Bayi dapat di rasakan di dalam rahim.sejak usia kehamilan 6 atau 7 bulan,
bidan dapat menemukan kepala, leher, punggung, lengan, bokong tungkai
dengan meraba perut ibu
3. Denyut jantung bayi dapat terdenger.saat usia kehamilan menginjak bulan
ke5 atau ke6 denyut jantung bayi terkadang dapat didengar menggunakan
instrument yang dibuat untuk mendengarkan,seperti stestikop atau
festoskop. menginjak bulan ke7 atau ke8 kehamilan,bidan yang terampil
biasanya dapat mendengarkan denyut jantung bayi saat ia melawatkan
telinga pada perut ibu
4. Tes kehamilan medis menunjukan bahwa ibu hamil. Tes ini dilakukan
dengan perangkat tes kehamilan di rumah atau di laboratorium dengan
urine atau darah ibu.
b. Tanda Dan Gejalah Kehamilan Tidak Pasti
1. ibu tidak menstruasi hal ini seringkali menjadi tanda pertama kehamilan.
Jika ini terjadi, ada kemungkinan ibu hamil.sebab berhentinya haid adalah
pertanda dibuahinya sel telur oleh sperma. Kemungkinan penyebab tanda
lain tanda ini adalah gizi buruk,masalah emosi,menopause ( berhenti haid
) atau karena makan obatobatan seperti primolut N,nerethisteron, lutenil
atau pil kontrasepsi. Ada kehamilan positif, akan tetapi masih
mengeluarkan darah haid. Hal ini terjadi karena,corpus luteum tidak
memproduksi cukup progesteron untuk menghentikan mentruasi.
2. Mual atau ingin muntah Banyak ibu hamil merasakan mual di pagi hari
(sehingga rasa mual itu di sebut “morning sickness”) namun ada beberapa
ibu yang merasa mual sepanjang hari.mual umum terjadi pada tigabulan
pertama kehamilan. Mual dan muntah ini dialami 50% ibu yang baru
hamil, 2 minggu setelah tidak haid.
3. Payudara menjadi peka Payudara lebih lunak,sensitif,gatal dan berdenyut
seperti kesemutan dan jika disentu terasa nyeri. Hal ini menunjukan
peningkatan produksi hormon estrogen dan progesteron Ada bercak darah
dan keram perut Adanya bercak darah dan keram perut disebabkan oleh

5
implantasi atau menempelnya embrio ke dinding ovulasi atau lepasnya sel
telur matang dari rahim. Hal ini merupakan keaadan yang normal.
4. Ibu merasa letih dan merasa ngantuk sepanjang hari Rasa letih dan
mengantuk umum dirasakan ibu pada 3 atau 4 bulan pertama kehamilan.
Hal ini diakibatkan oleh perubahan hormon dan kerja ginjal,jangung serta
paru-paru yang semakin keras untuk ibu dan janin Sakit kepala luar
sedikit darah yang menyerupai haid.
5. Sakit kepala Sakit kepala terjadi karena lelah,mual dan tegang serta
depresi yang disebabkan oleh perubahan hormon tubuh saat
hamil.meningkatnya pasokan darah ke tubuh juga membuat ibu hamil
pusing setiap ganti posisi
6. Ibu sering berkemih Tanda ini sering terjadi pada 3 bulan pertama dan 1
hingga 2 bulan terakhir kehamilan. Kemungkinan penyebab lain tanda ini
adalah stress,infeksi,diabetes,atau infeksi saluran kemih. Ibu hamil yang
sering berkemih disebabkan oleh rahim yang membesar menekan
kandung kemih, meningkatkan sirkulasi darah serta adanya perubahan
hormonal akan berpengaruh pada fungsi ginjal
7. Sembelit Sembelit dapat disebabkan oleh meningkatkan hormon
progestero. Selain mengendurkan otot rahim, hormon itu juga
mengendurkan otot dinding usus,sehinga memperlambat gerakan usus.
8. Sering meludah Sering meludah atau hipersalivasi disebabkan oleh
perubahan kadar estrogen Ngidam Tidak suka.
2.1.3 Komplikasi kehamilan

Ada beberapa komplikasi yang dapat dialami seorang wanita hamil :

1. Kehamilan diluar kandungan Kehamilan diluar kandungan terjadi apabila


sel telur yang sudah di buahi tidak menempil pada rahim, namun pada tuba
falopi
2. Diabetes Pada saat hamil, tubuh anda memproduksi beragam hormon yang
terkadang dapat menghentikan insulin hingga akhirnya terasa diabetes kala
kehamilan

6
3. Keguguran dan kematian bayi saat melahirkan Kegugguran adalah kondisi
kematian bayi pada usia di bawah 20 minggu kehamilan. Kematian bayi
adalah kondisi kematian bayi setelah berusia dua puluh minggu masa
kehamilan
4. Pembekuan darah Pembekuan darah ditandai dengan rasa gatal berlebihan
yang di alami oleh ibu hamil.pada kondisi normal hati akan memproduksi
empedu yang akan bergerak melalui usus untuk membantu proses
pencernaan makanan.
5. Plasenta previa Plasenta previa adalah kelainan posisi plasenta yang
terletak di rahim bagian bawah. biasanya pasien diinformasikan jika
merekan mengalami kelainan ini dan pada umumnya 95% dari kasus ini
plasenta biasanya akan kembali ke posisi yang semestinya setelah masa
kehamilan memasuki usia enam bulan.
6. Pemisahan plasenta Keadaan ini terjadi pada saat plasenta terkelupas dari
rahim. Ibu akan mengalami pendarahan hebat dan bayi akan kekurangan
oksigen juga nutrisi
7. Preeklamsia Preeklamsia dapat menyebabkaan terjadinya kegagalan pada
plasenta dan eklampsia. Eklampsia dapat menyebabkan kejang,koma, dan
terkadang dapat menyebabkan kematian.
8. Kelahiran prematur sebelum memasuki usua 37 minggu maka di sebut
kelahiran prematur.kebanyakan bayi prematur akan menderita beberapa
komplikasi karena perkembangan organ mereka belum sempurna betul.
9. Ketuban pecah dini Ketuban pecah dini adalah ketuban pecah sebelum
tersapat tanda persalinan,dan ditunggu 1 jam belum dimulainya tanda
persalinan
10. Anemia
Anemia adalah kekurangan darah yang dapat menggangu ibu saat proses
persalinan.kondisi ibu dengan kadar hemoglobin kurang dari 11 gr % pada
trimester I dan III dan < 10,5 gr % pada trimester II. Adaptasi fisiologi
sistem kardiovaskuler pada kehamilan Terjadinya kenaikan volume darah
hingga 50% dan cardiac output 30-40%. Detak jantung meningkat 10 detik

7
/ menit,dan tekanan darah arterial dan resistensi vaskuler menurun saat
volume darah,sertah berat ibu dan basal metabolisme meningkat
a. Volume darah volume darah total meningkat sebesar 30-50% dan bisa
lebih pada kehamilan multipel.kapasitas pengangkut oksigen harus
dipertahankan saat terjadinya peningkat volume darah yang
bersirkulasi.
b. Curah jantung ( cardiac out put) volume darah dan curah jantung
meningkat sejajar. Curah jantung meningkat sekitar 30-50%, suatu
peningkatan rerata 1,5 liter permenit dari 4,5 liter/menit menjadi 6
liter/menit .curah jantung meningkat cepat pada trimester I dan di
pertahankan selama kehamilan.
c. Tekanan darah Kehamilan normal tidak banyak berpengaruh pada
tekanan darah. Sekalipun dalam kehamilan terjadi peningkatan curah
jantung dan resistensi vasculer, tekanan sistolik ternyata tidak banyak
berubah.
2.1.4 Sistem Reproduksi
a. Trimester 1
Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada vulva, vagina dan
serviks menjadi lebih merah agak kebiruan/keunguan. pH vulva dan vagina
mengalami peningkatan dari 4 menjadi 6,5 yang membuat wanita hamil lebih
rentan terhadap infeksi vagina. Tanda Goodell yaitu perubahan konsistensi
serviks menjadi lebih lunak dan kenyal.
Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan adanya peningkatan
vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia & hipertropi otot, dan
perkembangan desidua. Dinding-dinding otot menjadi kuat dan elastis, fundus
pada serviks mudah fleksi disebut tanda Mc Donald. Pada kehamilan 8
minggu uterus membesar sebesar telur bebek dan pada kehamilan 12 minggu
kira-kira sebesar telur angsa. Pada minggu-minggu pertama, terjadi hipertrofi
pada istmus uteri membuat istmus menjadi panjang dan lebih lunak yang
disebut tanda Hegar. Sejak trimester satu kehamilan, uterus juga mengalami
kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak nyeri.

8
Proses ovulasi pada ovarium akan terhenti selama kehamilan. Pematangan
folikel baru juga ditunda. Tetapi pada awal kehamilan, masih terdapat satu
corpus luteum gravidarum yang .menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu,
kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk.
b. Trimester 2
Hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan terjadi
hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah alat genetalia
membesar. Peningkatan sensivitas ini dapat meningkatkan keinginan dan
bangkitan seksual, khususnya selama trimester dua kehamilan. Peningkatan
kongesti yang berat ditambah relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus
dapat menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan varises
ini biasanya membaik selama periode pasca partum.
Pada akhir minggu ke 12 uterus yang terus mengalami pembesaran tidak lagi
cukup tertampung dalam rongga pelvis sehingga uterus akan naik ke rongga
abdomen. Pada trimester kedua ini, kontraksi uterus dapat dideteksi dengan
pemeriksaan bimanual. Kontraksi yang tidak teratur dan biasanya tidak nyeri
ini dikenal sebagai kontraksi Braxton Hicks, muncul tiba-tiba secara sporadik
dengan intensitas antara 5-25 mmHg. Pada usia kehamilan 16 minggu,
plasenta mulai terbentuk dan menggantikan fungsi corpus luteum gravidarum.
c. Trimester 3
Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk
persalinan yang seringnya melibatkan peregangan vagina. Ketebalan mukosa
bertambah, jaringan ikat mengendor,dan sel otot polos mengalami hipertrofi.
Juga terjadi peningkatan volume sekresi vagina yang berwarna keputihan dan
lebih kental. Pada minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin
mempengaruhi penurunan konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks
menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan. Istsmus
uteri akan berkembang menjadi segmen bawah uterus pada trimester akhir.
Otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi sehingga segmen bawah uterus
akan melebar dan menipis, hal itu terjadi pada masa-masa akhir kehamilan

9
menjelang persalinan. Batas antara segmen atas yang tebal dan segmen bawah
yang tipis disebut lingkaran retraksi fisiologis.
2.1.5 Perubahan metabolik dan kenaikan berat badan
a. Trimester 1
Terjadi pertambahan berat badan selama kehamilan yang sebagian besar
diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara, dan peningkatan volume darah
serta cairan ekstraseluler. Sebagian kecil pertambahan berat badan terebut
diakibatkan oleh perubahan metabolik yang menyebabkan pertambahan air
selular dan penumpukan lemak serta protein baru, yang disebut cadangan ibu.
Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan berat badan ibu kurang lebih 1 kg.
b. Trimester 2
Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama oleh karena
perkembangan janin dalam uterus.
c. Trimester 3
Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai 2 kali lipat
bahkan lebih dari berat badan pada awal kehamilan. Pitting edema dapat
timbul pada pergelangan kaki dan tungkai bawah akibat akumulasi cairan
tubuh ibu. Akumulasi cairan ini juga disebabkan oleh peningkatan tekanan
vena di bagian yang lebih rendah dari uterus akibat oklusi parsial vena kava.
Penurunan tekanan osmotik koloid interstisial juga cenderung menimbulkan
edema pada akhir kehamilan.
Tabel 2. Penambahan berat badan selama kehamilan
Jaringan dan 10 minggu 20 minggu 30 minggu 40 minggu
cairan
Janin 5 300 1500 3400
Plasenta 20 170 430 650
Cairan amnion 30 350 750 800
Uterus 140 320 600 970
Mammae 45 180 360 405
Darah 100 600 1300 1450
Tabel 3. Penambahan berat badan selama kehamilan (lanjutan)
Jaringan dan 10 minggu 20 minggu 30 minggu 40 minggu
cairan
Cairan 0 30 80 1480
ekstraseluler
Lemak 310 2050 3480 3345
Total 650 4000 8500 12500

10
2.2 Obesitas Pada Ibu Hamil
2.2.1 Definisi Obesitas
Obesitas merupakan suatu keadaan yang menunjukan ketidak seimbangan
antara tinggi badan dan berat badan akibat jaringan lemak yang berlebihan dari
dalam tubuh sehingga terjadi berat badan yang berlebih atau obesitas (Pellonperä
et al., 2018). Kenaikan berat badan normal saat kehamilan berkisaran 12-16 kg,
jika kenaikan yang terjadi lebih dari itu berati ibu beresiko mengalami kegemukan
atau obesitas. Ibu hamil yang obesitas akan membawa resiko penyakit yang lain
seperti hipertensi dalam kehamilan, diabetes gastasionaldan preeklamsia (Yao,
Ananth, Park, Pereira, & Plante, 2014). Untuk menentukan seseorang mengalami
obesitas atau tidak, cara yang paling umum digunakan adalah dengan perhitungan
IMT (Indeks Massa Tubuh). IMT (Indeks Massa Tubuh) ditunjukkan dengan
perhitungan kilogram per meter kuadrat (kg/m2 ), berhubungan dengan lemak
yang berada di dalam tubuh. Berikut merupakan rumus perhitungan IMT (Indeks
Massa Tubuh) : IMT = Berat Badan (kg) / [Tinggi Badan (m)] 2 (Ilham, 2020).
2.2.2 Faktor-faktor penyebab obesitas
Obesitas merupakan gangguan dengan penyebab yang kompleks dan
belum diketahui sepenuhnya. Pada dasarnya, obesitas terjadi karena energi yang
didapat lewat makanan melebihi energi yang dikeluarkan. Ketidakseimbangan ini
didapat dari berlebihnya energi yang diperoleh dan atau berkurangnya energi yang
dikeluarkan untuk metabolisme tubuh, thermoregulasi dan aktivitas fisik. Ada tiga
penyebab obesitas, antara lain: (Faragina, 2015)
1. Faktor Fisiologis Dapat berupa faktor herediter maupun faktor nonherediter.
Faktor herediter merupakan faktor yang berasal dari keturunan. Sedangkan
faktor nonherediter merupakan faktor yang berasal dari eksternal individu,
seperti faktor diet makanan dan tingkat aktivitas yang dilakukan oleh
individu.
2. Faktor Psikologis Gambaran kondisi emosional seseorang yang tidak stabil
akan cenderung menyebabkan seseorang melakukan pelarian diri dengan cara
banyak memakan makanan tinggi kalori atau tinggi kolestrol. Hal ini sifatnya

11
ekstrim, yang artinya dapat menimbulkan gejolak emosional yang parah dan
bersifat traumatis.
3. Faktor Kecelakaan atau Cidera Otak Cidera otak akibat kecelakaan dapat
menyebabkan obesitas terutama akibat dari kerusakan pada pusat pengaturan
rasa lapar. Kerusakan ini dapatmenyebabkan individu tidak pernah merasa
kenyang walaupun telah banyak makan.
2.2.3 Patofisiologi
Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan masukan dan keluaran kalori
dari tubuh serta penurunan aktivitas fisik (sedentary life style) yang menyebabkan
penumpukan lemak yang melebihi batas normal. Penelitian yang dilakukan bahwa
mengontrol nafsu makan dan tingkat kekenyangan sesorang diatur oleh
mekanisme saraf dan humoral yang dipengaruhi oleh pola makan, genetik,
lingkungan dan aktivitas. Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh
hipotalamus melalui 3 proses fisiologis yaitu mengendalikan rasa lapar dan
kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energi dan regulasi sekresi hormon.
Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal
eferen (yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen (sinyal
sensorik) dan perifer (jaringan adiposa, usus dan jaringan otot) (Lynch et al.,
2012). Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolik (meningkatkan rasa lapar serta
menurunkan pengeluaran energi) dan dapat pula bersifat katabolik (anoreksia,
meningkatnya pengeluaran energi) dan dibagi menjadi 2 katagori yaitu sinyal
pendek dan sinyal panjang. Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu
makan, serta berhubungan dengan faktor distensi lambung dan peptida
gastrointestinal yang diperankan oleh kolesistokinin (hormon menyebabkan
kontraksi kadung empedu) sebagai stimulator dalam peningkatan rasa lapar.
Sinyal panjang diperankan oleh hormon leptin (hormon untuk metabolisme) dan
insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi (Jeffrey s. Flier,
2013).
Asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposa
meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah.
Leptin merangsang anorexigenic center di hipotalamus agar menurunkan produksi

12
Neuro Peptida Y (NPY) sehingga terjadi penurunan nafsu makan. Demikian pula
sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi, maka jaringan
adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada anorexigenic center di hipotalamus
yang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar penderita
obesitas terjadi resistensi leptin sehingga tingginya kadar leptin tidak
menyebabkan penurunan nafsu makan (Jeffrey s. Flier, 2013).
2.2.4 Klasifikasi Obesitas
Klasifikasi obesitas untuk orang Asia-Pasifik menurut WHO berdasarkan IMT
yaitu sebagai berikut : (WHO, 2014)
Tabel 2.1 Klasifikasi obesitas untuk orang Asia-Pasifik (WHO, 2014)
Klasifikasi IMT (kg/m2 )
Underweight <18,5
Normal 18,5-22,9
Overweight 23,0-24,9
Obesitas 1 25,0-29,9
Obesitas 2 >30,0
Dibawah ini merupakan rekomendasi baru untuk total dan tingkat
kenaikan berat badan selama kehamilan (Rasmussen & Yaktine, 2009). Tabel 2.2
Rekomendasi baru untuk total dan tingkat kenaikan berat badan selama kehamilan
(Rasmussen & Yaktine, 2009).

Pertambahan berat total Tingkat kenaikan berat badan


Pre-kehamilan BMI Trimester ke-2 dan ke-3
Kisaran dalam (kg) Mean dalam (kg)
Underweight (<18,5 kg/m2) 12,5-18 kg 0,51 (0,44-0,58)
Normal (18,5-24,9 kg/m2 ) 11,5-16 kg 0,42 (0,35-0,50)
Overweight (25,0-29,9 kg) 7-11,5 kg 0,28 (0,23-0,33)
Obesitas (≥30,0 kg/m2 ) 5-9 kg 0,22 (0,17-0,27)
Selain dapat menyebabkan preeklampsia, obesitas pada kehamilan dapat
menyebabkan hipertensi gestasional, pendarahan setelah persalinan bahkan
keguguran (Ilham,2020).

2.2.5 Dampak obesitas bagi ibu dan bayi


Keadaan berat badan berlebih dan obesitas merupakan salah satu kondisi
yang berisiko tinggi pada ibu dan bayi. Berat badan berlebih dan obesitas terbukti
berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas dalam kehamilan,
seperti peningkatan angka abortus spontan, kelainan kongenital janin,
pertumbuhan janin terhambat, gangguan toleransi glukosa dan diabetes

13
gestasional, peningkatan risiko infeksi, hipertensi dalam kehamilan, bahkan
kematian pada ibu dan janin (Ilham,2020).
2.2.6 Pencegahan Obesitas
a. Pengaturan nutrisi dan pola makan
Pengaturan nutrisi dan pola makan pada individu dengan obesitas tidak
sekedar menurunkan berat badan, namun juga mempertahankan berat badan
agar tetap stabil dan mencegah peningkatan kembalinya berat badan yang
telah didapatkan. Kurangi makan yang berlemak, terutama lemak jenuh
karena lemak jenuh akan mempermudahkan terjadinya gumpalan lemak yang
menempel pada dinding pembuluh darah. Konsumsilah sedikit lemak (30%
dari jumlah keseluruhan kalori yang dikonsumsi) dan kurangin konsumsi
karbohidrat yang berlebihan agar berat badan dalam batas normal
b. Perbanyak aktivitas Olahraga dan aktivitas fisik memberikan manfaat yang
sangat besar dalam penatalaksanaan overweight dan obesitas. Olahraga akan
memberikan serangkaian perubahan baik fisik maupun psikologis yang sangat
bermanfaat dalam mengendalikan berat badan. Olahraga diperlukan untuk
membakar kalori dan membuang lemak (Miyata, S.M.I dan Proverawati,
2010).
c. Modifikasi pola hidup dan perilaku Perubahan pola hidup dan perilaku
diperlukan untuk mengatur atau memodifikasi pola makan dan aktivitas fisik
pada individu dengan overweight dan obesitas. Hindarilah atau upaya untuk
menurunkan kadar kolestrol darah dan tekanan darah dengan menjaga pola
makan. Memodifikasi kebiasaan dalam gaya hidup jangan hanya
mengendalikan nasihat personal semata tetapi harus pula menangani
komponen lingkungan fisik, ekonomi dan sosial. Mengkonsumsi makanan
dalam jumlah sedang dan mengandung nutrisi, rendah lemak dan rendah
kalori (Dewi, Pujiastuti, & Fajar, 2013).

14
2.3 Manajemen Kebidanan Kehamilan
Hari dan Tanggal : Untuk mengetahui kapan dilakukan pengkajian.
Tempat : Untuk mengetahui tempat dilakukan pengkajian.
2.3.1 Data Subjektif
1. Biodata Menurut Widatiningsih (2017) hal-hal yang perlu dikaji pada biodata
ibu hamil yaitu:
a. Nama: Nama merupakan identitas khusus yang membedakan seseorang
dengan orang lain.
b. Usia: Umur dalam kategori reproduksi sehat yaitu antara 20 hingga kurang
dari 35 tahun karena jika kurang ataupun lebih ibu hamil bisa mengalami
kehamilan dengan risiko.
c. Agama: Kehamilan selalu melibatkan aspek spiritual karena berkaitan
dengan adanya individu baru yang akan dilahirkan.
d. Pendidikan: pada kasus obesitas tingkat pendidikan seseorang
mempengaruhi kemampuan dalam pengetahuan ibu tentang obesitas selain
itu kemampuan menyerap informasi pada saat diberikan penyuluhan
kesehatan.
e. Pekerjaan: Pekerjaan berhubungan erat dengan status social ekonomi dari
suatu keluarga mengenai kebutuhan ibu hamil.
f. Alamat: bertujuan untuk mengetahui jarak tempuh ibu menuju fasilitas
kesehatan dan duperlukan jika akan dilakukan kunjungan rumah.
2. Keluhan Utama / Alasan Kunjungan
Ibu hamil dengan obesitas biasanya mengeluhkan bengkak pada kedua kaki
dan kesulitan untuk beraktifitas (Marissa, 2021).
3. Riwayat Kesehatan Ibu Ada beberapa penyakit yang diderita ibu hamil yang
dapat mempengaruhi proses kehamilan Rochjati (2011) yaitu :
a. Penyakit Jantung: Terjadinya gangguan pada jantung yang menyebabkan
hambatan pada sirkulasi darah maternal-fetal, serta mempengaruhi pada
transport O2 dan nutrisi, maka dapat menyebabkan abortus, pertumbuhan
janin terhambat, preeklamsi-eklamsia, kematian janin dan kematian ibu.

15
b. Asma: Keadaan hipoksia akan bertambah/berpengaruh pada janin
sehingga dapat terjadi keguguran, partus premature dan BBLR.
c. Penyakit Ginjal: ibu dengan penyakit ginjal yang dialami dapat
menyebabkan aborsi spontan, pertumbuhan janin terhambat, dan
kelahiran premature (Prawirohardjo, 2014).
d. Anemia: Ibu yang sebelumnya menderita anemia berakibat transport O2
dan nutrisi dasar akan tergantung dan menyebabkan terjadinya gejala
lemah, letih, lesu dan mengantuk. Dampak yang terjadi terhadap janinnya
adalah gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, kematian janin dalam
rahim, pecahnya ketuban, berat badan lahir rendah (Iriyanti, 2014).
e. Hepatitis: Pengaruh dalam kehamilan adalah menimbulkan abortus,
premature Intrauteri Fetal Death (IUFD).
f. TBC: Batuk lama tidak sembuh-sembuh, tidak suka makan, badan lemah,
dan berat badan semakin menurun, batuk darah.Janin baru dapat tertular
setelah dirawat dan diteteki. Bahaya yang mungkin terjadi yaitu : Dapat
terjadi keguguran, bayi lahir belum cukup bulan, janin mati dalam
kandungan.
g. HIV/AIDS: Kelainan yang dapat terjadi pada janin adalah berat badan
lahir rendah, bayi lahir mati, partus prematurus (Prawirohardjo, 2014).
h. PMS: Dampak PMS pada masa kehamilan tergantung pada organisme
penyebab, lamanya infeksi, dan usia kehamilan pada saat ibu hamil
terinfeksi yang dapat mengakibatkan kematian janin ( abortus spontan
atau lahir mati), bayi berat lahir rendah (prematuritas), dan infeksi
konginetal atau perinatal (kebutaan, pneumoni neonatus, dan retradasi
mental (Prawirohardjo, 2014).
4. Jika dalam keluarga ada yang menderita penyakit yang bersifat menurun
(penyakit jantung, diabetes, kembar, kalainan atau cacat bawaan, asma) dan
penyakit menular (TBC, hepatitis, HIV/AIDS, typhoid, herpes/varisela) maka
klien berpotensi mengalami penyakit tersebut dan akan mempengaruhi
bahkan membahayakan kehamilan (Widatiningsih, 2017).
5. Riwayat Menstruasi

16
a. Usia menarche: normalnya terjadi antara usia 11-16 tahun, namun rata-
rata pada usia 11-13 tahun yang menandakan alat reproduksi sudah siap
dan berfungsi (Widatiningsih, 2017).
b. Pola haid: yang dikaji siklus haid normalnya 21-35 hari, lama haid yang
normalnya 4-7 hari namun 2-8 hari masih dalam kondisi normal, banyak
darah pada saat haid yang berdasarkan pembalut yang dikenakan
(Widatiningsih, 2017).
c. Sifat dan warna darah, paling banyak pada hari ke 1-3 dengan warna
merah dengan sedikit bekuan darah, pada hari ke 6-7 berupa bercak
kecoklatan dan bersih (Widatiningsih, 2017).
d. Disminore: dialami sejak awal menarche hingga sekarang, diamana
wanita selalu merasakan nyeri perut bawah pada awal haid
(Widatiningsih, 2017).
e. HPHT: hari pertama haid terakhir membantu penetapan tanggal perkiraan
partus dengan menambahkan (hari +7 bulan -3 tahun +1) pada siklus haid
30 hari. Perhitungan hari +9 bulan +7 dilakukan pada ibu dengan siklus
35 hari (Walyani, 2015).
f. HPL: ditentukan setelah mengkaji riwayat menstruasi untuk
memperkirakan persalianan, hanya 5% klien yang bersalin sesuai HPL
selebihnya bisa maju atau mundur dua minggu dari tanggal perkiraan
(Widatiningsih, 2017).
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Jumlah kehamilan (G) idealnya ≤ 4, anak yang dilahirkan hidup ≤ 3 dengan
riwayat persalinan aterm 37-40 minggu, tidak pernah dengan tindakan
(forcep, vakum atau SC). Tidak ada riwayat perdarahan atau riwayat
hipertensi pada kehamilan, persalinan atau nifas yang lalu, barat bayi
sebelumnya ≥ 2500 gr sampai ≤4000 gr. Pada kolom nifas dikaji riwayat
laktasi dan penyulit masa nifas (Widatiningsih, 2017).
7. Riwayat Kehamilan Sekarang Hal-hal yang perlu dikaji pada riwayat
kehamilan sekarang Widatiningsih (2017), adalah sebagai berikut:

17
a. G : kehamilan yang keberapa P : berapa kali pernah melahirkan janin
viabel (lebih dari 22 minggu) A : Usia Kehamilan 37-40 minggu P : UK
28 sampai kurang dari 37 minggu I : UK 22 sampai kurang dari 28
minggu A : UK kurang dari 22 minggu H : jumlah anak hidup
b. Kunjungan Ante Natal Care
1) Usia kehamilan: Aterm UK 37-40 minggu, prematur UK 28-37
minggu imatur UK 22-28 minggu, abortus UK <22 minggu
2) Berapa kali kunjungan: pada kunjungan kehamilan minimalnya
dilakukan satu kali pada TM 1, satu kali pada TM 2, dan dua kali pada
TM 3 kehamilan (Widatiningsih, 2017).
3) Dimana: Tempat pemeriksaan ANC bisa dilakukan di BPS, Polindes,
Posyandu, Poskesdes, Puskesmas, Rumah Sakit
4) Pemeriksa: bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan.
5) Imunisasi TT: Imunisasi saat kehamilan diberikan dengan tujuan agar
ibu dan janin dapat terhindar dari penyakit tetanus yang akan
menyebabkan kematian pada ibu dan janin. Status pemberian TT
(Tetanus Toxoid) pada ibu hamil dapat dipastikan dengan
menanyakan tahun kelahiran ibu, jika ibu lahir tahun 1990 keatas
maka ibu sudah dianggap mendapat TT2, dan pada saat kunjungan
pertama kali ke fasilitas kesehatan sedini mungkin diberikan TT ke 3
lalu dilanjutkan pemberian TT ke 4 pada 6 bulan kemudian jika
imunisasi TT terpenuhi dan jika tidak maka dapat diberikan setelah
melahirkan. Pada kehamilan selanjutnya ibu multigravida hanya perlu
diberikan TT ke 5, jika ibu lahir sebelum tahun 1990 lalu ibu lupa atau
belum mendapatkan imunisasi TT maka harus diberikan imunisasi TT
2 kali (TT2). Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval
miximal, hanya terdapat interval minimal antar dosis (Kemenkes RI,
2018).
6) Terapi: umumnya pada ibu hamil diberikan suplementasi zat besi dan
asam folat (Iriyanti, 2014).

18
7) Keluhan Hamil Muda: masalah yang dialami berupa ketidaknyamanan
dalam TM 1 adalah mudah lelah, pusing, mata berkunang-kunang dan
emesis (mual muntah) sampai dengan Hiperemis.
8) Keluhan Hamil Tua: masalah yang biasa terjadi pada TM 3 dengan
obesitas ialah kaki bengkak, cepat lelah, kesulitan beraktifitas.
9) Gerakan Janin: gerakan janin yang pertama kali dirasakan pada umur
18-20 minggu pada primigravida sedangkan pada multigravida
biasanya pada usia kehamilan 16-18 minggu. Pada trimester tiga
gerakan janin lebih kuat dan sering dengan frekuensi lebih dari 10 x
dalam 12 jam.

Berikut merupakan rencana persiapan persiapan persalinan (Kemenkes


RI, 2016) yaitu:

1) Rencana Penolong Persalinan: rencanakan persalinan ditolong oleh


dokter atau bidan di fasilitas kesehatan.
2) Rencana Tempat Persalinan: BPS, Polindes, Posyandu, Poskesdes,
Puskesmas, Rumah Sakit.
3) Rencana Pendamping Persalinan: Seorang yang mendampingi ibu
selama proses persalinan seperti bidan, suami, keluarga.
4) Rencana Transportasi: Transportasi yang akan digunakan untuk
merujuk ke pelayanan kesehatan.
5) Calon Pendonor Darah: Orang yang memiliki golongan darah sama
dengan pasien untuk mempersiapkan bila diperlukan pendonor.
8. Riwayat Pernikahan Dikaji status pernikahan, termasuk pernikahan ini yang
keberapa dan lamanya menikah serta masalah dengan suami untuk
mengidentifikasi dukungan suami terhadap kehamilan (Widatiningsih, 2017).
9. Riwayat Pemakaian Alat Kontrasepsi Dikaji tentang alat kontrasepsi yang
pernah digunakan dan lama penggunaan, kapan terakhir berhenti dan alasan
mengapa berhenti (Widatiningsih, 2017).
10. Riwayat Psiko, Sosial, Kultural, dan Spiritual Pada riwayat psiko, sosial,
kultural, dan spiritual yang perlu dikaji Widatiningsih (2017), adalah:

19
a. Psikologi Kehamilan ini diharapkan atau tidak oleh ibu dan suami serta
respon dan dukungan keluarga terhadap kehamilan ini. Setiap kehamilan
hendaknya diharapkan oleh ibu, suami dan keluarga.
b. Sosial Komonikasi ibu baik dengan orang-orang disekitarnya, ibu tinggal
serumah dengan siapa saja dan tingkat kepadatan penghuni rumah
berpotensi menyebabkan stress, dan pengambil keputusan utama dalam
keluarga perlu dikaji untuk kondisi gawat darurat apakah ibu bisa
mengambil keputusan sendiri atau menunggu keputusan orang lain.
c. Kultural Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan
kehamilannya, dan ibu memiliki keyakinan tentang adat tertentu sehingga
ibu merasa menjadi masalah/ stressor jika tidak dilakukan. Seperti
pantangan terhadap makanan tertentu untuk dikonsumsi pada ibu hamil
sehingga asupan nutrisi ibu kurang.
d. Spiritual Ibadah yang dilakukan oleh ibu hamil bisa saja mengganggu
kesehatan ibu hamil seperti berpuasa wajib maupun sunnah yang
menyebabkan ibu lemas dan gerakan janin berkurang dan lain-lain
dianjurkan sementara untuk tidak berpuasa dahulu.
e. Lingkungan Ibu tinggal serumah dengan siapa saja karena tingkat
kepadatan penghuni rumah yang tinggi berpotensi mejadi stressor pada
ibu hamil.
11. Pola Kebutuhan Sehari-hari Pada pola kebutuhan sehari-hari pada ibu hamil
hal apa saja yang perlu dikaji Widatiningsih (2017), adalah yaitu:
a. Pola Makan: pada ibu hamil dengan obesitas disarankan untuk
mengkonsumsi makanan yang diet rendak lemak dan gula serta
memperbanyak makan makanan yang berserat, serta mengkonsumsi
mengandung zat besi seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, daging
merah dan makanan yang mengandung vitamin C (Pratiwi, 2019).
b. Pola Minum: kebutuhan cairan ibu meningkat menjadi 300 ml, yang
minimalnya 7-8 gelas perhari.
c. Pola Istirahat: normalnya 1 jam pada siang hari dan 8 jam pada malam
hari.

20
d. Pola Eliminasi: BAB normalnya satu kali perhari dan biasanya pada
kehamilan sering mengalami konstipasi, BAK pada kehamilan mengalami
peningkatan karena terjadi penekanan oleh pembesaran uterus.
e. Pola Aktivitas: wanita hamil tetap harus melakukan aktivitas fisik tetapi
jangan terlampau berat, pada ibu hamil dengan obesitas disarankan untuk
beraktifitas fisik minimal 15 menit/ hari.
f. Personal Hygine: pada masa kehamilan harus lebih meperhatikan personal
hygine karena produksi keringat yang berlebihan mempermudah invasi
kuman.
g. Aktivitas Seksual: frekuensi libido pada TM satu dan ketiga mengalami
penurunan karena pada masa ini ibu hamil banyak mengalami keluhan.
h. Kebiasaan Lain Pengguanaan jamu, obat, merokok, dan alkohol pada
kehamilan dapat menyebabkan BBLR, kecacatan, abortus, kelahiran
premature, IUFD (kematian janin dalam kandungan), dan yang lainnya.
2.3.2 Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
1) Keadaan umum: respon ibu baik terhadap stimulasi lingkungan dan ibu
tidak lemah.
2) Kesadaran: composmentis yaitu kesadaran total.
b. Tanda-Tanda Vital Hal yang haus diperhatikan pada pemeriksaan TTV
Widatiningsih (2017), adalah:
1) Tekanan darah: tekanan darah pada ibu hamil normalnya 120/80
mmhg. Pada ibu dengan obesitas tekanan darah cenderung
meningkat/tinggi (Palupi & Anggraini, 2018).
2) Nadi: normalnya 60-80 x/menit (Palupi & Anggraini, 2018).
3) Respirasi: normalnya 16-20 x/menit tetapi pada kehamilan meningkat.
4) Suhu: normalnya 36,5-37,5⁰C, jika kurang maupun lebih
dikhawatirkan terjadi hipotermi dan terjadi infeksi.

21
c. Antopometri
1) Berat badan: normalnya penambahan berat badan tiap minggunya
adalah 0,50 kg dan penambahan berat badan ibu dari awal sampai
akhir kehamilan adalah 6,50 sampai 16,50 kg (Rochjati, 2011).
2) Tinggi badan: tinggi badan kurang dari 145 cm termasuk kehamilan
dengan risiko tinggi (Widatiningsih, 2017).
3) IMT: Indeks Massa Tubuh Perhitungan ibu hamil dapat menjadi
indikator pertumbuhan janin (Rochjati, 2011). Rumusan menghitung
IMT : 𝐵𝐵/ 𝑇𝐵2
Keterangan:
BB: Berat badan ibu dalam kilogram
TB: tinggi badan ibu dalam meter kuadrat
4) LILA: LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk
status gizi ibu yang kurang atau buruk dan berisiko untuk terjadi
BBLR (Romauli, 2011).
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan secara visual pada fisik ibu hamil perlu dilakukan untuk
mengetahui adanya tanda gejala yang mengarah pada suatu resiko Romauli
(2011), yaitu:
a. Inspeksi
1) Mata : Conjungtiva berwarna merah muda, Sklera berwarna putih,
Kelopak mata yang bengkak kemungkinan adanya pre eklamsia.
2) Payudara : Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan payudara
akan membesar dan akan tampak vena-vena halus dibawah kulit.
Sirkulasi vaskuler meningkat, puting membesar dan terjadi
hiperpigmentasi areola.
3) Abdomen : tidak ada bekas luka opersi, terdapat linea nigra, striae
livida dan terdapat pembesaran abdomen (kehamilan).
4) Genetalia : tidak terdapat varises dan oedema pada vulva dan vagina,
tidak ada condiloma akuminata dan lain-lain.
5) Anus : bersih dan tidak ada haemoroid.

22
6) Ekstrimitas atas : simetris, tidak ada oedema dan kuku tidak sianosis.
Ekstrimistas bawah : tidak ada oedema dan varises.
b. Palpasi
1) Leher : untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar tyroid,
limfe dan vena jugularis.
2) Payudara : untuk mengetahui adanya benjolan atau massa abnormal.
3) Abdomen
a) Leopold 1: Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa yang
terletak di fundus uteri. Pada fundus teraba bagian lunak dan tidak
melenting (bokong janin).
b) Leopold 2: menentukan bagian janin yang ada di samping kanan
dan kiri perut ibu. normal teraba bagian panjang keras seperti
papan (punggung) dan sisi lain teraba bagian kecil janin pada kanan
atau kiri perut ibu.
c) Leopold 3: menentukan presentasi janin dan apakah sudah masuk
pintu atas panggul. Normalnya pada bagian bawah janin teraba
bagian yang bulat, keras dan melenting (kepala janin).
d) Leopold 4: mengetahui seberapa jauh bagian presentasi janin yang
masuk PAP. posisi tangan masih bisa bertemu, dan belum masuk
PAP (konvergen), posisi tangan tidak bertemu dan sudah masuk
PAP (divergen).
4) Ekstrimitas bawah : tidak ada varises dan oedema
5) Mc Donald : Fundus uteri diukur dengan pita metlin yang bertujuan
juga untuk menentukan usia kehamilan dalam minggu (Romauli,
2011).
6) TBJ : Taksiran Berat Janin berlaku untuk janin presentasi kepala
(Romauli, 2011) yang rumusnya sebagai berikut: (Tinggi Fundus
dalam cm - n) x 155 = berat (gr). Bila kepala diatas atau pada spina
iskiadika maka n=12 dan bila kepala dibawah spina iskiadika maka
n=11. Pada ibu anemia TBJ janin berpotensi lebih besar.
c. Perkusi

23
Reflek Patella : tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon
diketuk, bila gerakannya berlebihan atau cepat mungkin merupakan tanda
preeklamsia jika gerakannya negatif kemungkinan mengalami kekurangan
B1.
d. Aukultasi DJJ : Denyut Jantung Janin normalnya antara 120-160 x/menit
(Kemenkes RI, 2016).
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
1) Hb : Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan dengan bahan atau
spesimen darah seperti normal Hb pada ibu hamil ≥11 gr/dl.
2) Golongan Darah : Golongan darah, di lakukan untuk mengetahui tipe
golongan darah pasien dan rhesus dalam persiapan kebutuhan darah
bila sewaktu-waktu pada persalinan terjadi komplikasi dan untuk
mengetahui penyakit berbahaya pada ibu seperti HIV, hepatitis dan
lain-lain (Iriyanti, 2014).
3) HbsAg : untuk menegakkan diagnosa Hepatitis
4) Tes HIV : dapat dilakukan mengikuti pemeriksaan laboratorium rutin
lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan.
b. Urine Reduksi dan proteinuria : Dilakukan pemeriksaan albumin dan
reduksi secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial resiko tinggi
seperti diabetik ketoasidosis, dan hipertensi karena kehamilan. Proteinuria
dengan peningkatan albumin diatas +1 meunjukkan edema glomerus.
c. Pemeriksaan Lain
1) USG : pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara yang tidak
membahayakan. Pada minggu ke 6 kehamilan sudah terlihat adanya
gestasional sac atau kantong kehamilan (Romauli, 2011).
2) CTG dan NST sama-sama berfungsi sebagai alat pemantau denyut
jantung janin apakah terjadi keabnormalan pada janin yang digunakan
pada akhir trimester III.

24
3) KSPR :Untuk mengetahui skor ibu dalam kehamilan dan nantinya
untuk menentukan apakah tergolong risiko tinggi atau tidak, yang
disebutkan sebagai berikut :
a) Skor KRR ( Kehamilan Risiko Rendah ) : dua (2)
b) Skor KRT ( Kehamilan Risiko Tinggi ) : enam – sepuluh ( 6-10)
c) Skor KRST ( Kehamilan Risiko Sangat Tinggi ) : > 12 ( Rochjati,
2011).
2.3.3 Analisis
Dx Aktual : G..P…A… UK ..... minggu dengan obesitas. Janin tunggal, hidup,
intra uteri, presentasi kepala (Romauli, 2011).
Dx Potensial : abortus spontan, kelainan kongenital janin, pertumbuhan janin
terhambat, gangguan toleransi glukosa dan diabetes gestasional, peningkatan
risiko infeksi, hipertensi dalam kehamilan, bahkan kematian pada ibu dan janin,
makrosomia.
2.3.4 Penatalaksanaan
Tanggal : untuk mengetahui kapan diberikan asuhan

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada ibu


tentang kondisi ibu bahwa ibu mengalami obesitas namun kondisi ibu dan
bayi dalam kondisi baik. Ibu mengerti dengan penjelasan yang
disampaikan.
2. Menjelaskan faktor resiko yang dapat terjadi dan faktor penyebab jika
obesitas tidak mendapatkan penanganan secara tepat, sehingga pada ibu
obesitas dianjurkan melakukan periksa kehamilan secara rutin, komsumsi
tamblet ambah darah dan makanan yang kaya zat besi. Ibu mengerti
dengan penjelasan yang disampaikan
3. Melakukan pemantauan berat badan dan tekanan darah secara rutin. Ibu
mengerti penjelasan yang diberikan
4. Menganjurkan ibu untuk diet rendak lemak dan gula serta memperbanyak
makan makanan yang berserat. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan

25
5. Melakukan pemeriksaan gula darah untuk mengawasi kenaikan gula darah
ibu. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan
6. Menganjurkan ibu melakukan aktifitas ringan selama 15 menit 3 kali
dalam seminggu
7. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan pola makan ibu hamil
8. Melakukan kolaborasi dengan spesialis obgyn jika terdapat komplikasi
medis

26
BAB III
TINJAUAN KASUS

Hari/Tanggal : Senin, 21 desember 2022


Waktu : 09.30 WIB
Tempat : KIA Puskesmas Balongsari
Pengkaji : yulia viskiy
1.1. Data Subjektif
1. Identitas Klien
Nama : Ny. M / Tn. D
Usia : 28 Tahun / 27 Tahun
Suku : Jawa / Jawa
Agama : Islam / Islam
Pekerjaan : Swasta / Swasta
Alamat : griya benowo
2. Keluhan Utama
Ingin periksa hamil, tidak ada keluhan
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 6-7 hari
Banyak : 3-4 kali ganti pembalut pada hari pertama sampai ketiga
Teratur atau tidak : Teratur
HPHT : 11 juli 2022
HPL : 18 april 2023
4. Riwayat Pernikahan
Menikah : 1 x
Usia Menikah : 27 Tahun
Lama Menikah : 1 tahun
5. Riwayat Obstetri yang lalu
Hamil ini

27
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Selama hamil ibu periksa di : Puskesmas
b. Mulai periksa kehamilan usia : 14 minggu
c. Frekuensi periksa kehamilan :
Trimester I
Frekuensi : 1 kali
Tempat : Puskesmas benowo
Umur Kehamilan : 14 minggu
Keluhan : batuk pilek
Nasehat : ANC terpadu
Terapi : Fe, Kalk
Trimester II
Frekuensi : 1 kali
Tempat : puskesmas balongsari
Umur Kehamilan :18/19 minggu
Keluhan : tidak ada
Nasehat : gizi seimbang, pola istirahat, kurangi konsumsi
manis manis
Terapi : Fe, kalk
7. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu tidak memiliki Riwayat penyakit menular (HIV, Hepatitis, TBC),
menurun (DM, Hipertensi, Asma), menahun (Jantung, Ginjal)
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
keluarga tidak memiliki Riwayat penyakit menular (HIV, Hepatitis, TBC),
menurun (DM, Hipertensi, Asma), menahun (Jantung, Ginjal)
9. Riwayat Psikososial Budaya
Kehamilan ini merupakan kehamilan yang ditunggu tunggu oleh ibu, suami
serta keluarga. Keluarga dan suami mendukung kehamilan ini. Tidak ada
kebiasaan dalam keluarga yang merugikan

28
10. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Makan ibu 2-3 kali sehari dengan menu nasi, lauk, sayur, buah 1 minggu 1
kali, ibu juga suka mengkonsumsi junk food. Minum ibu kurang lebih 1,5
liter perhari, dan terkadang biasa minum susu
b. Istirahat dan Tidur
Tidur siang : ±1 jam/hari
Tidur malam : ±5-6 jam/hari
c. Eliminasi
BAB : 1-2 hari sekali, konsistensi lunak terkadang keras
BAK : 5-6x/hari, konsistensi cair berwarna putih-kuning muda
d. Aktivitas
Aktivitas ibu sebagai pegawai swasta, dan juga mengurus pekerjaan
rumah.
e. Hubungan Seksual
Ibu berhubungan seksual 1-2 kali seminggu
1.2 Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran :composmentis
c. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah terlentang: 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Tekanan darah miring : 100/70
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,5˚C
ROT : 0 (negatif)
MAP : 86,6 (Negatif)
KSPR : 2 (resiko rendah)
2. Ukuran Antropometri
a. Berat badan sebelum hamil : 77 kg

29
b. Berat badan setelah hamil : 81 kg
c. Tinggi badan : 158 cm
d. IMT : 32,5 Kg/m2
e. LILA :33 cm
3. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : tidak ada oedem
b. Mata : konjungtiva merah muda dan sklera tidak ikterus
c. Mulut : gigi tidak karies, bibir lembab
d. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan limfe, tidak
pembesaran vena jugularis
e. Payudara : Kedua payudara simetris, tidak ada massa atau nyeri tekan,
tidak ada retraksi, areola berwarna kecoklatan, puting susu menonjol.
f. Abdomen :
Leopold I : TFU teraba di pertengahan pusat dan simpisis
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan
TFU Mc Donald : 15 cm
TBJ : 465 gramgram
Auskultasi : Djj 150 x/menit
g. Ekstremitas
Ekstremitas atas : kedua tangan tidak ada oedem, kuku merah muda
Ekstremitas bawah : kedua kaki tidak ada oedem, tidak ada varises, kuku
merah muda, refleks patella +/+
h. Genetalia
tidak dilakukan
i. Anus
Tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Penunjang
Lab: 19 Oktober 2022
Hb : 13,9 gr/dL

30
HIV : NR
Golda : A
Sifilis : NR
HbsAg : NR
1.3 Analisa Data
G1P0A0 Usia Kehamilan 18/19 minggu, T/H/ IU Dengan Obesitas, keadaan ibu
dan janin baik.
1.4 Penatalaksanaan
a. Menjalin komunikasi terapiutik dengan ibu. Ibu mampu mampu menjalin
komunikasi dengan baik dan kooperatif.
b. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik namun
berdasarkan hasil pemeriksaan ibu mengalami obesitas. Ibu mengerti
keadaannya dan janin.
c. Menjelaskan kepada ibu dampak obesitas pada ibu hamil yang
kemungkinan akan terjadi pada ibu dan bayi yakni abortus spontan,
kelainan kongenital janin, pertumbuhan janin terhambat, gangguan
toleransi glukosa dan diabetes gestasional, peningkatan risiko infeksi,
hipertensi dalam kehamilan, bahkan kematian pada ibu dan janin. ibu
memahami penjelasan bidan dan mampu mengulangi.
d. Memberikan HE yang harus diberikan kepada ibu yakni:
1) Menganjurkan ibu hamil untuk memenuhi kebetuhan nutrisi yang
bergizi dan seimbang dengan mengkonsumsi makan makanan yang
mengandung tinggi zat besi seperti sayuran yang berwarna hijau
seperti kangkung, bayam, kacang-kacangan, buah-buahan seperti
jeruk, jambu, buah naga dan lauk seperti daging sapi, daging ayam,
hati ayam, telor, ikan.
2) Menganjurkan ibu untuk menjaga pola istirahat yang cukup, tidur
malam minimal 8 jam serta mengurangi aktifitas yang berat.
3) Menjelaskan kepada ibu untuk mengurangi konsumsi yang manis
manis
4) Memberitahukan pada ibu untuk tidak stress selama kehamilan

31
e. menjelaskan keluhan yang sering terjadi pada ibu di kehamilan trimester II
keluar cairan pervaginam, nyeri perut bagian bawah, sakit kepala hebat,
penglihatan kabur, bengkak pada wajah, tangan dan kaki. Menganjurkan
ibu kepetugas kesehatan apabila mendapati tanda bahaya kehamilan
tersebut. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan
f. Memberitahu ibu tentang P4K (Program Perencanaan Persalinan
Pencegahan Komplikasi) yaitu :
Siapa yang akan menolong saat persalinan : Bidan
Dimana rencana melahirkan nanti : PKM
Siapa yang akan mendamping saat persalinan : Suami/keluarga
Siapa yang menjadi pendonor darah : Keluarga
Alat transfortasi yang digunakan : Sepeda motor
Apakah dana untuk persalinan sudah disiapkan : Sudah Tujuannya agar
ibu hamil yang mengalami komplikasi tidak terlambat untuk mendapatkan
penangananyang cepat dan tepat. Ibu mengetahui tentang P4K dan sudah
direncanakan sejak awal kehamilan
g. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan ibu tablet tambah
darah 1x1dan kalk 1x1. Ibu bersedia menkonsumsi obat yang diberikan.
h. Menjelaskan kepada ibu cara mengkonsumsi obat Fe yakni pada malam
hari sebelum tidur dan menganjurkan minumnya dengan air jeruk untuk
membantu proses penyerapan fe dengan baik dan menganjurkan ibu untuk
tidak mengkonsumsi teh ataupun kopi yang akan menghambat proses
penyerapan Fe. Ibu mengerti penjelasan.
i. Menganjurkan ibu untuk control ulang 1 bulan lagi atau saat ada keluhan.
Ibu bersedia control ulang 1 bulan lagi.

32
Pertemuan kedua
Tanggal : 01 Desember 2022
Tempat : Kunjungan rumah
Jam : 09.00 WIB
1. Subjektif
Tidak ada keluhan
2. Objektif
K/U: baik
BB : 81 kg
a. TTV
TD : 100/78 mmHg
S : 36,60C
N : 78 x/m RR : 20 x/m
b. Abdomen :
Leopold I : TFU teraba pertengahan pusat dan simpisis
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan
TFU Mc Donald : 16 cm
TBJ : 620 gram
Auskultasi : Djj 140 x/menit
c. Ekstremitas
Ekstremitas atas : kedua tangan tidak ada oedem, kuku merah muda
Ekstremitas bawah : kedua kaki tidak ada oedem, tidak ada varises, kuku
merah muda
3. Analisa Data
G1P0A0 Usia Kehamilan 18/19 minggu, T/H/ IU Dengan Obesitas, keadaan
ibu dan janin baik.
4. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik. e/ Ibu
mengerti keadaannya dan janin

33
b. Memberikan HE yang harus diberikan kepada ibu yakni Menganjurkan ibu
untuk memenuhi kebetuhan nutrisi dengan gizi seimbang dan istirahat
cukup. ibu bersedia mengikuti anjuran bidan
c. Menjelaskan kembali kepada ibu untuk beraktifitas fisik minimal 15
menit/hari. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan
d. Menjelaskan pada ibu sebaiknya menghindari penggunaan bahan kimia
karena ditakutkan berdampak buruk pada janin yang dikandungnya. Ibu
mengertipenjelasan yang diberikan
e. Menganjurkan ibu untuk control ulang di puskesmas 3 minggu lagi atau
sewaktu waktu jika ada keluhan. Ibu bersedia control ulang 3 minggu lagi.

34
BAB IV
PEMBAHASAN

Dari hasil anamnesa ibu tidak memiliki keluhan namun dalam hasil
anamnesa ibu sering mengkonsmsi makanan siap saji/junkfood, sedangkan hasil
pemeriksaan didapatkan data TTV dalam batas normal, BB 81 kg, TB 158 cm,
LILa 33 cm, IMT 32,5. IMT ibu hamil ditentukan dengan menghitung BB saat
pertama kali ibu hamil memeriksakan kehamilannya. Kategori IMT pada ibu
hamil yaitu IMT Underweight (<18,5 Kg/m2), IMT Normal (18,5–24,9 Kg/m2),
IMT Overweight (25 > 29,9 Kg/m2), IMT Obese (≥30 Kg/m2) sedangkan ibu
tergolong dalam kategori obese (Handayani, 2021). Obesitas merupakan suatu
keadaan yang menunjukan ketidak seimbangan antara tinggi badan dan berat
badan akibat jaringan lemak yang berlebihan dari dalam tubuh sehingga terjadi
berat badan yang berlebih atau obesitas (Pellonperä et al., 2018). Kenaikan berat
badan normal saat kehamilan berkisaran 12-16 kg, jika kenaikan yang terjadi lebih
dari itu berati ibu beresiko mengalami kegemukan atau obesitas. Ibu hamil yang
obesitas akan membawa resiko penyakit yang lain seperti hipertensi dalam
kehamilan, diabetes gastasionaldan preeklamsia (Yao, Ananth, Park, Pereira, &
Plante, 2014).
Berdasarkan skor poedji rohcjati pasien digolongkan KRR (Kehamilan
Resiko Rendah) skor 2 dengan nilai (2 skor awal kehamilan). Sehingga
didapatkan diagnosa G1P0A0 usia 28 tahun dengan obesitas.
Asuhan yang diberikan yaitu menjelaskan bahwa pasien mengalami
obesitas/ kelebihan berat badan dan keadaan janin baik, mejelaskan keluhan serta
dampak dari obesitas pada ibu hamil, memberikan HE kepada pasien untuk
mengkonsumsi gizi seimbang dengan makanan yang mengandung zat bezi seperti
sayuran hijau, daging, kacang-kacangan serta menganjurkan ibu untuk istirahat
yang cukup, memberitahkan pada ibu untukmengurangi konsumsi makanan siap
saji/junk food, memberitahukan pada ibu untuk tidak stress serta menganjurkan
pada ibu untuk mengurangi minuman minuman manis, memberikan tamblet fe
yang dikonsumsi 1x1 perhari, kalk 1x1 perhari, mejelaskan cara meminum fe

35
yang benar, menjelaskan keluhan dan tanda bahaya TM 2 dan kunjungan ulang 1
bulan lagi.

36
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Asuhan kebidanan kehamilan pada Ny.”M” G1P0A0 dengan obesitas telah
dilakukan secara komprehensif dan selama proses kehamilan berjalan dengan
normal tidak ada komplikasi.
5.2. Saran
Setelah melakukan asuhan secara komprehensif, maka pada kesempatan ini
penulis perlu untuk memberikan beberapa saran antara lain :
5.2.1 Bagi Lahan Praktik/ Bidan
Meningkatkan kualitas dalam melaksanakan asuhan kebidanan yakni menjalin
komunikasi interpersonal yang baik dan terapiutik kepada pasien.
5.2.2 Bagi Klien
Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang ke petugas kesehatan sesuai
jadwal yang telah disepakati Bersama untuk memantau janin.

37
DAFTAR PUSTAKA

Ardiani, A. K., & Windriyatna, W. (2013). Perbedaan Curah Saliva Pada


Wanita Hamil Trimester 1, Trimester 2, Dan Trimester 3 (Doctoral dissertation,
Diponegoro University).
Febrian. (2019). Mengenai Hubungan Ibu Hamil Dengan Obesitas Kejadian
Preeklamsia.
Handayani, S., & Nurjanah, S. (2021). Hubungan Indeks Massa Tubuh
Dengan Kejadian Preeklamsia Pada Ibu Hamil Di Rsud Trikora Salakan. Jurnal
Kebidanan, 212-221.
Ilham, A. F. M. (2020). Hubungan Antara Ibu Hamil Obesitas Grade 1 dan
2 Dengan Kejadian Preeklampsia di Rumah Sakit Wiyung Sejahtera
Surabaya (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surabaya).
MARISSA PERINICA ASMAN, M. P. A. (2021). HUBUNGAN OBESITAS
DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS
GANDUS PALEMBANG TAHUN 2021 (Doctoral dissertation, STIK Bina Husada
Palembang).
Sinaga, J. R. N. (2020). Pengaruh Obesitas dalam Kehamilan Terhadap
Berat Badan Janin. Medical Profession Journal of Lampung, 10(3), 539-544.
Wafiyatunisa, (2016). Hubungan obesitas dengan terjadinya Pre-eklamsia.
Jurnal kedokteran.Universitas Lampung.
Wahyuni, R., Azhari, & Syukur, N. A. (2019). Hubungan Obesitas Dengan
Preeklampsia Pada Ibu Hamil Trimester II Dan III. Mahakam Midwifery Journal
(MMJ), 2(5), 312.
Widatiningsih, S. (2017). Praktik Terbaik Asuhan Kehamilan. Yogyakarta:
Trans Medika.

38

Anda mungkin juga menyukai