Anda di halaman 1dari 151

LAPORAN PRAKTIK STASE

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

Disusun Oleh :
HASRIDA
Nim : 233001080030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS LMU KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2023-2024
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN LENGKAP
STASE KEHAMILAN PADA NY. S G2P1A0 HAMIL 36
MINGGU DI POSKESDES TELUK JAMBU
TAHUN 2024

Diajukan sebagai salah satu syarat wajib dalam menyelesaikan


Stase Asuhan Kebidanan Kehamilan

Jambi, Februari 2024


Menyetujui,
CI Akademik

(Bdn. Gustien Siahaan, S.Keb,. M.Kes)

NIDN 1022078901

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN LENGKAP
STASE KEHAMILAN PADA NY. S G2P1A0 HAMIL 36
MINGGU DI POSKESDES TELUK JAMBU
TAHUN 2024

Dipersiapkan dan Disusun Oleh:


HASRIDA
233001080030

Disetujui
CI Akademik

(Bdn. Gustien Siahaan, S.Keb,. M.Kes)

NIDN 1022078901

Diketahui
Ka. Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Bdn. Devi Arista, S.Keb., M.Kes


NIK. 1010300715008

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Stase Asuhan Kebidanan Kehamilandengan judul “Asuhan kebidanan kehamilan
pada Ny “S” G2P1A0 hamil 36 minggu di Poskesdes Teluk Jambu Tahun 2024”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Seno Aji, S.Pd., M.Eng, Prac, selaku Rektor Universitas Adiwangsa
Jambi yang sudah memfasilitasi dan memberi dedikasinya untuk pendidikan
profesi Bidan.
2. Ibu Bdn. Subang Aini, S.Keb, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kesehatan dan
Farmasi Universitas Adiwangsa Jambi yang sudah membantu dalam
kelancaran pendidikan profesi bidan ini.
3. Ibu Bdn. Devi Arista S.Keb.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi profesi
Bidan di Universitas Adiwangsa Jambi yang sudah memberikan arahan untuk
tercapainya penatalaksanaan ini.
4. Ibu Bdn.Gustien Siahaan, S.Keb, M.Kes, selaku pembimbing CI Akademik
yang telah memberikan saran dan bimbingan dalam pengerjaan Laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritikan dan saran penulis harapkan sebagai bahan
untuk perbaikan.

Jambi, Februari 2024

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.........................................................................................
1.2 Tujuan Penulisan.....................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................
2.1 Konsep Dasar Kehamilan……………...………………………………
7
2.2 Konsep Dasar ANC…..………….…..…………………………..………
46
2.3 Kosep Suami Siaga..................................................................................
2.4 Konsep Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan..........................................
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Asuhan Kebidanan....................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Asuhan Kebidanan....................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................................
5.2 Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang

wanita yang didalam rahimnya terdapat embrio atau fetus.

Kehamilan dimulai pada saat masa konsepsi hingga lahirnya

janin, dan lamanya kehamilan dimulai dari ovulasi hingga partus

yang diperkirakan sekitar 40 minggu dan tidak melebihi 43

minggu (Kuswanti, 2014). Jumlah ibu hamil di Indonesia pada

tahun 2017 tercatat sekitar 5.324.562 jiwa. Sedangkan di Jawa

Tengah, jumlah ibu hamil mencapai 590.984 jiwa (Kemenkes

RI, 2018).

Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan

akan mempengaruhi tingkat keberhasilan kehamilan serta

kondisi status kesehatan calon bayi yang masih didalam rahim

maupun yang sudah lahir, sehingga disarankan agar calon ibu

dapat menjaga perilaku hidup sehat dan menghindari faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi kondisi calon ibu pada masa

kehamilan (Johnson, 2016).

Kehamilan merupakan suatu kondisi fisiologis, namun

kehamilan normal juga dapat berubah menjadi kehamilan

patologis (Walyani, 2015). Patologi pada kehamilan merupakan

1
suatu gangguan komplikasi atau penyulit yang menyertai ibu

saat kondisi hamil (Sukarni & Wahyu, 2013)

Risiko tinggi pada kehamilan dapat ditemukan saat

menjelang waktu kehamilan, waktu hamil muda, waktu hamil

pertengahan, saat in partu bahkan setelah persalinan (Manuaba,

2008). Ibu hamil yang mengalami gangguan medis atau masalah

kesehatan akan dimasukan kedalam kategori risiko tinggi,

sehingga kebutuhan akan pelaksanaan asuhan pada kehamilan

menjadi lebih besar (Robson and Waugh, 2012).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator

kesehatan suatu bangsa. Kematian ibu merupakan kematian

seorang wanita yang dapat disebabkan pada saat kondisi hamil

atau menjelang 42 hari setelah persalinan. Hal ini dapat terjadi

akibat suatu kondisi yang berhubungan atau diperberat oleh

kehamilannya maupun dalam penatalaksanaan, tetapi bukan

termasuk kematian ibu hamil yang diakibatkan karena

kecelakaan (Maternity & Putri, 2017).

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health

Organization (WHO) mencatat sekitar 830 wanita diseluruh

dunia meninggal setiap harinya akibat komplikasi yang terkait

dengan kehamilan maupun persalinan dan sebanyak 99%

diantaranya terdapat pada negara berkembang. Di negara

berkembang, pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu mencapai

2
239 per 100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan negara

maju yang hanya mencapai 12 per

100.000 kelahiran hidup (WHO, 2018).

AKI di Indonesia dalam data Kemenkes pada tahun 2016

terdapat sekitar 305 per 100.000 kelahiran hidup (Astuti, 2016).

Di Jawa Tengah, Angka Kematian Ibu pada tahun 2016

mencapai 602 kasus atau 109,65 per 100.000 kelahiran hidup,

yang mana angka kematian tertinggi ada di Brebes dengan 52

kasus serta angka kematian terendah ada di Temanggung dan

Magelang dengan jumlah masing-masing 3 kasus (Dinkes Jawa

Tengah, 2017).

AKI diakibatkan karena risiko yang dihadapi oleh ibu

selama masa kehamilan hingga persalinan. Beberapa faktor

risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil meliputi

kondisi sosial ekonomi yang menjadi salah satu indikator

terhadap status gizi ibu hamil, kesehatan yang kurang baik pada

saat sebelum maupun dalam masa kehamilan, adanya

komplikasi pada kehamilan dan saat melahirkan, adanya

ketersediaan fasilitas kesehatan khususnya pelayanan terhadap

prenatal dan obstetri. Selain itu, terdapat 4 kriteria “terlalu” yang

juga menjadi penyebab kematian dalam maternal, yaitu terlalu

muda usia ibu untuk melahirkan (usia < 20 tahun), terlalu tua

usia ibu saat melahirkan (usia > 35 tahun), terlalu banyak jumlah

3
anak (anak > 4 orang), dan terlalu rapat jarak antar setiap

kelahiran (jarak < 2 tahun) (Dinkes Jawa Tengah, 2017).

Sustainable Development Goals (SDGs) adalah agenda

global dalam Pembangunan Berkelanjutan dengan pelaksanaan

dari tahun 2016 hingga tahun 2030 yang merupakan

pembaharuan Millenium Development Goals (MDGs) atau

agenda Pembangunan Milenium yang telah resmi berahir pada

tahun 2015. Salah satu tujuan SDGs adalah terciptanya suatu

kondisi kehamilan dan persalinan yang aman, serta ibu dan bayi

yang dilahirkan dapat hidup dengan sehat, yang dilakukan

dengan pencapaian target dalam mengurangi rasio kematian ibu

secara global hingga kurang dari 70 per100.000 kelahiran

(WHO, 2017).

Data yang diperoleh peneliti dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2017, bahwa jumlah ibu hamil

di wilayah kerja Puskesmas Kartasura merupakan jumlah

terbanyak dari 12 Puskesmas yang ada di Kabupaten Sukoharjo.

Tercatat sekitar 1988 ibu hamil dan sebanyak 452

diantaranya merupakan ibu hamil yang dirujuk karena kasus

risiko tinggi.

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas

Kartasura Sukoharjo dengan melakukan wawancara terhadap

petugas kesehatan, didapatkan hasil bahwa ibu dengan kehamilan

4
berisiko (seperti adanya penyakit penyerta pada kehamilan,

riwayat abortus, riwayat sectio caesarea, usia > 35 tahun, usia <

20 tahun, jarak kehamilan < 2 tahun, Grande multipara, dan

kehamilan kembar) akan dirujuk ke rumah sakit untuk

dilakukannya pemeriksaan yang lebih spesifik. Selain itu, data

informasi kesehatan yang diberikan petugas kesehatan di

Puskesmas Kartasura, didapatkan hasil bahwa dari bulan Januari

2018 hingga Maret 2018, terdapat ibu hamil dengan penyakit

penyerta seperti: Anemia, Pre-eklampsia, Eklampsia, TB Paru,

Penyakit Jantung, dan ibu hamil dengan Anemia disertai dengan

Asma.

Komplikasi dalam kehamilan dapat terjadi pada tahap

kehamilan trimester manapun, mulai dari fertilisasi hingga

persalinan. Diagnosis dini faktor risiko terhadap komplikasi akan

mengarah pada pengobatan dan mencegah timbulnya bahaya

terhadap ibu maupun janin (Johnson, 2016).

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan terbagi atas 2 yakni tujuan umum dan tujuan


khusus yaitu sebagai berikut:
1.2.1 TujuanUmum

Dapat melaksanakan manajemen Asuhan Kebidanan Kehamilan


pada Ny”S” dengan G2P1A0 hamil 36 minggu di Poskesdes Teluk Jambu
Tahun 2024 sesuai dengan penerapan manajemen asuhan kebidanan
sesuai wewenang bidan.

5
1.2.2 TujuanKhusus

a. Dapat dilaksanakanya pengkajian dan analisis data kehamilan Ny”S”


dengan G2P1A0 hamil 36 minggu di Poskesdes Teluk Jambu Tahun
2024

b. Dapat dirumuskannya diagnosa/masalah aktual kehamilan Ny”S”


dengan G2P1A0 hamil 36 minggu di Poskesdes Teluk Jambu Tahun
2024

c. Dapat dirumuskannya diagnosa/masalah potensial kehamilan Ny”S”


dengan G2P1A0 hamil 36 minggu di Poskesdes Teluk Jambu Tahun
2024

d. Dapat diidentifikasinya perlunya tindakan segera dan kolaborasi


kehamilan Ny”S” dengan G2P1A0 hamil 36 minggu di Poskesdes Teluk
Jambu Tahun 2024

e. Dapat ditetapkannya rencana tindakan asuhan kebidanan kehamilan


Ny”S” dengan G2P1A0 hamil 36 minggu di Poskesdes Teluk Jambu
Tahun 2024

f. Dapat dilaksanakannya tindakan asuhan yang disusun pada kehamilan


Ny”S” dengan G2P1A0 hamil 36 minggu di Poskesdes Teluk Jambu
Tahun 2024

g. Dapat mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan/evaluasi pada


kehamilan Ny”S” dengan G2P1A0 hamil 36 minggu di Poskesdes Teluk
Jambu Tahun 2024

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan

2.1.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi

sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40

minggu atau 9 bulan 7 hari), dan terbagi dalam periode 3

triwulan / trimester (Nugroho, 2014).

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester. Trimester

pertama berlangsung selama 12 minggu, trimester kedua 15

minggu (minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan trimester

ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga minggu ke 40)

(Prawirohardjo, 2009).

2.1.2 Fisiologi Proses Kehamilan

7
Menurut Manuaba (2010) proses kehamilan akan terjadi jika

terdapat 5 aspek berikut:

a. Ovum

Merupakan sel dengan diameter ± 0,1 mm yang terdiri dari

suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelius yang

dilindungi oleh zona pelusida dan korona radiata.

b. Spermatozoa

Bentuk sperma seperti cebong yang terdiri atas kepala

(lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti), leher

(penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar 10

kali kepala, mengandung energi sehingga dapat bergerak). Pada

saat berhubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang

mengandung 40-60 juta sperma setiap cc.

c. Konsepsi

Pertemuan inti ovum dengan inti sperma disebut konsepsi

atau fertilisasi dan membentuk zigot. proses konsepsi dapat

berlangsung seperti berikut :

1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, dilindungi

oleh korona radiata, yang mengandung persediaan nutrisi.

2) Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah

sitoplasma yng disebut vitelus.

3) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang, nutrisi

yang dialirkan kedalam vitelus, melalui saluran pada zona

8
pelusida.

4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang

paling luas yang dindingnya penuh dengan jonjot dan

tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum mempunyai hidup

terlama di dalam ampula tuba.

5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.

Sperma menyebar, masuk melalui kanalis servikalis dengan

kekuatan sendiri. Pada kavum uteri, terjadi proses

kapasitasi yaitu pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga

mampu mengadakan fertilisasi. Sperma melanjutkan

perjalanan menuju tuba falopi. Sperma hidup selama tiga

hari di dalam genetalia interna. Sperma akan mengelilingi

ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiata

dan zona pelusida dengan proses hialurodinase. Melalui

stoma, sperma mamasuki ovum. Setelah kepala sperma

masuk kedalam ovum, ekornya lepas dan tertinggal diluar.

Inti ovum dan inti sperma bertemu dengan membentuk

zigot.

d. Nidasi atau Implantasi

Masuknya inti sperma kedalam sitoplasma membangkitkan

kembali pembelahan dalam inti ovum. Pembelahan terus

terjadidan di dalam morula terbentuk ruangan yang

mengandung cairan yang disebut blastula.Sementara itu pada

9
fase sekresi, endometrium semakin tebal dan semakin banyak

mengandung glikogen yang disebut desidua. Sel trofoblas

merupakan sel yang melapisi blastula melakukan destruksi

enzimatik proteolitik sehingga dapat menanamkan diri di dalam

endometrium. Proses penanaman blastula terjadi pada hari ke 6

sampai

7 setelah konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula ke dalam

endometrium , mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda

hartman.

e. Plasentasi

Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di

dinding depan atau belakang. Sel trofoblas akan

menghancurkan endometrium sampai terjadi pembentukan

plasenta yang berasal dari primer vili korealis. Dengan

terjadinya nidasi maka desidua terbagi menjadi desidua basalis

yang berhadapan dengan korion frondusum yang berkembang

menjadi plasenta, desidua kapularis yang menutupi hasil

konsepsi, desidua yang berlawanan dengan desidua kapularis

adalah desidua parietalis. Vili korealis yang tumbuh tidak subur

disebut korion leaf.

2.1.3 Tanda-Tanda Kehamilan

10
Menurut Hani (2010), tanda kehamilan terdiri atas tanda tidak

pasti kehamilan, tanda kemungkinan kehamilan, tanda pasti

kehamilan.

a. Tanda Tidak Pasti (Presumtive Sign)

Tanda tidak pasti adalah perubahan – perubahan

fisiologis yang dapat dikenali dan yang dirasakan oleh wanita

hamil.

1) Amenorea

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya

pembenbtukan folikel de graf dan ovulasi sehingga

menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenore dapat

dikonfirmasikan dengan memastikan hari pertama haid

terakhir (HPHT) dan digunakan untuk memperkirakan usia

kehamilan dan taksiran persalinan. Tetapi amenorea juga

dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor

pituitary, perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi dan

biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan

kehamilan. HPHT adalah Hari Pertama Haid Terakhir

seorang wanita sebelum hamil, HPHT yang tepat adalah

tanggal dimana ibu baru mengeluarkan darah menstruasi

dengan frekuensi dan lama seperti menstruasi biasa. HPHT

dapat digunakan sebagai perhitungan taksiran persalinan.

Tanggal perkiraan persalinan atau Estimated Date

11
Confinement (EDC) atau bisa digunakan istilah Estimated

Date Delivery (EDD) dapat diperkirakan menggunakan teori

Neagle, yaitu:

a) Bila HPHT antara bulan April sampai Desember

(Hari + 7) (Bulan – 3) (Tahun + 1) = Tafsiran Persalinan

b) Bila HPHT antara bulan Januari

sampai Maret (Hari + 7) (Bulan + 9)

= Tafsiran Persalinan

2) Mual dan Muntah

Pengaruh estrogen dan progesterone terjadi pengeluaran

asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual

muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut

morning sickness. Dalam batas tertentu hal ini masih

fisoilogis tetapi bila terlampau sering dapat menyebabkan

gangguan kesehatan yang disebut dengan hyperemesis

gravidarum.

3) Ngidam

Wanita hamil sering menginginkan sesuatu makanan

tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam. Ngidam

sering terjadi pada bulan – bulan pertama kehamilan dan

akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

4) Pingsan (Syncope)

12
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala

menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan

syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika

berada pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang

setelah 16 minggu.

5) Kelelahan

Sering terjadi pada trimester pertama akibat dari

penurunan kecepatan basal metabolisme pada kehamilan

yang akan meningkat seiring pertambahan usia kehamilan

akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi.

6) Payudara Tegang

Estrogen meningkat perkembangan sistem duktus pada

payudara, sedangkan progesteron menstimulasi

perkembangan sistem alveolar payudara. Menimbulkan

pembesaran payudara, perasaan tegang dan nyeri selama 2

bulan pertama kehamilan lebih dari 16 minggu.

7) Konstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltic

usus (tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.

8) Sering Miksi (BAK)

Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih

cepat terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi kencing yang

sering terjadi pada trimester pertama akibat desakan uterus

13
terhadap kandung kemih. Pada trimester kedua umumnya

keluhan ini akan berkurang karena uterus yang membesar

keluar dari rongga panggul. Pada akhir trimester, gejala bisa

timbul karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan

menekan kembali kandung kemih.

9) Pigmentasi Kulit

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12

minggu. Terjadi akibat pengaruh hormone kortikosteroid

plasenta yang merangsang melanofor dan kulit. Pigmentasi

ini meliputi tempat – tempat berikut ini :

a) Sekitar pipi terdapat cloasma gravidarum (penghitam

pada daerah dahi, hidung, pipi dan leher).

b) Sekitar leher tampak lebih hitam.

c) Dinding perut tampak strie lividae/ gravidarum (terdapat

pada seorang primigravida, warnanya membiru), linea

alba, linea nigra.

d) Hiperpigmentasi areola mamae sehingga terbentuk areola

sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita,

ada yang merah muda pada wanita kulit putih, coklat tua

pada wanita kulit coklat dan hitam pada wanita kulit

hitam. Selain itu, kelenjar montogomeri menonjol dan

pembuluhdarah menifes sekitar payudara.

e) Sekitar pantat dan paha atas terdapat striae akibat

14
pembesaran bagian tersebut.

10) Epulis

Hipertrofi papilla gingivae atau gusi. Hal ini sering

terjadi pada triwulan pertama.

12) Varises atau Penampakan Pembuluh Darah Vena

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan

pelebaran pembuluh darah terutama bagi wanita yang

mempunyai bakat. Varises dapat terjadi di sekitar genetalia

eksterna, kaki dan betis serta payudara.

b. Tanda Mungkin (Probability Sign)

Tanda kemungkinan adalah perubahan – perubahan

fisiologis yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan

melakukan pemeriksaan fisik kepada wanita hamil.

1) Abdomen Membesar

Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan

keempat kehamilan.

2) Tanda Hegar

Tanda hegar adalah perlunakan dan dapat ditekannya ismus


uteri.

3) Tanda Goodel

Tanda goodel adalah perlunakan serviks. Pada wanita yang

tidak hamil serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada

wanita hamil melunak seperti bibir.

15
4) Tanda Piscaceck

Merupakan pembesaran asimetris akibat implantasi pada

satu area kornu. Terjadi pada minggu ke-8 hingga ke-10.

5) Tanda Chadwicks

Perubahan warna vulva dan mukosa vagina menjadi

agak biru atau ungu, termasuk pada porsio lunak.

6) Kontraksi Braxton Hicks

Merupakan peregangan sel – sel otot uterus akibat

meningkatnya actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini

tidak beritmik, sporadic, tidak nyeri biasanya timbul pada

kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat di amati dari

pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini

akan terus meningkat frekuensinya. Lamanya dan

kekuatannya sampai mendekati persalinan.

7) Teraba Ballotement

Hal ini harus ada dalam pemeriksaan kehamilan karena

perabaan seperti bentuk janin saja tidak cukup karena dapat

saja merupakan mioma uteri.

8) Pemeriksaan Tes Biologi Kehamilan Positif (Planotest)

Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya

Human Corionic Gonadotropin (HCG) yang di produksi

oleh sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon ini

disekresi di peredaran darah (pada plasma darah) dan

16
diekskresi oleh urine ibu. Hormone ini dapat dideteksi pada

26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada

hari ke 30 – 60 usia getasi dan menurun pada hari ke 100 –

130.

c. Tanda Pasti (Positive Sign)

Tanda pasti adalah yang menunjukkan langsung

keberadaan janin yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.

1) Gerakan Janin dalam Rahim

Gerakan janin ini harus dapat teraba dengan jelas oleh

pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia

kehamilan sekitar 20 minggu.

2) Denyut Jantung Janin

Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan

menggunakan alat Fetal Elektrocardiograf (misalnya

dopler). Dengan stetoskop laenecc, DJJ baru dapat didengar

pada usia kehamilan 18 – 20 minggu.

3) Bagian – Bagian Janin

Bagian – bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala

dan bokong) serta bagian kecil janin yaitu (lengan dan kaki)

dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan trimester

akhir. Bagian janin ini dapat dilihat dengan sempurna

menggunakan USG.

4) Kerangka Janin

17
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun
USG.

2.1.4 Perubahan Anatomi dan Fisiologis pada Kehamilan


Trimester III

Menurut Romauli (2011), perubahan anatomi dan fisiologi

pada ibu hamil trimester III antara lain :

a. Sistem Reproduksi

1) Vagina dan vulva

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang

merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada

waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa,

mengendornya jaringan ikat, dan hipertropi sel otot polos.

Perubahan ini menyebabkan bertambah panjangnya dinding

vagina.

2) Serviks Uteri

Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi

penurunan lebih lanjut dari konsentrasi kolagen.

Konsentrasinya menurun secara nyata dari keadaan relatif

dilusi dalam keadaan menyebar (dispersi). Proses perbaikan

serviks terjadi setelah persalinan sehingga siklus kehamilan

yang berikutnya akan berulang.

3) Uterus

Pada akhir kehamilan uterus akan terus membesar

dalam rongga pelvis danseiring perkembangannya uterus

18
akan menyentuh dinding abdomen, mendorong usus ke

samping dan ke atas, terus tumbuh hingga menyentuh hati.

Pada saat pertumbuhan uterus akan berotasi ke arah kanan,

dekstrorotasi ini disebabkan oleh adanya rektosigmoid di

sebelah kiri pelvis.

4) Ovarium

Pada trimester akhir kehamilan korpus luteum sudah

tidak berfungsi lagi karena telah digantikan oleh plasenta

yang telah terbentuk.

b. Sistem Payudara

Pada trimester akhir kehamilan pertumbuhan kelenjar

mammae membuat ukuran payudara semakin meningkat. Pada

kehamilan 32 minggu warna cairan agak putih seperti air susu

yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak

lahir, cairan yang keluar lebih kental, berwarna kuning dan

banyak mengandung lemak. Cairan ini disebut kolostrum.

c. Sistem Endokrin

Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0

ml pada saat persalinan akibat hiperplasia kelenjar dan

peningkatan vaskularisasi. Pengaturan konsentrasi kalsium

sangat berhubungan erat dengan magnesium, fosfat, hormon

pada tiroid, vitamin D dan kalsium. Aksi penting dari hormon

paratiroid ini adalah untuk memasok janin dengan kalsium

19
yang adekuat. Selain itu, juga diketahui mempunyai peran

dalam produksi peptida pada janin, plasenta dan ibu.

d. Sistem Perkemihan

Pada kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas

panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena

kandung kemih akan mulai tertekan kembali. Pada kehamilan

tahap lanjut pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi

daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke

kanan. Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter

mampu menampung urine denganvolume yang lebih besar dan

memperlambat laju aliran urin.

e. Sistem Pencernaan

Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon

progesteron yang meningkat. Selain itu perut kembung juga

terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam

rongga perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah

atas dan lateral.

f. Sistem muskuloskeletal

Sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit bergerak.

Perubahan tubuh secara bertahan dan peningkatan berat wanita

hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah

secara menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang

membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus otot dan

20
peningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan

membutuhkan penyesuaian ulang. Pusat gravitasi wanita

bergeser ke depan.

g. Sistem Kardiovaskuler

Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni

berkisar antara 5000-12000 dan mencapai puncaknya pada saat

persalinan dan masa nifas berkisar 14000-16000. Penyebab

peningkatan ini belum diketahui. Respon yang sama diketahui

terjadi selama dan setelah melakukan latihan yang berat.

Distribusi tipesel juga akan mengalami perubahan. Pada

kehamilan, terutama trimester III terjadi peningkatan jumlah

granulosit dan limfosit dan monosit.

h. Sistem Integumen

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna

menjadi kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan

mengenai daerah payudara dan paha, perubahan ini dikenal

dengan striae gravidarum. Pada multipara selain striae

kemerahan itu sering kali ditemukan garis berwarna perak

berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya. Pada

kebanyakan perempuan kulit di garis pertengahan perut akan

berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea

nigra. Kadang-kadang muncul dalam ukuran yang bervariasi

pada wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau

21
melasma gravidarum, selain itu pada areola dan daerah

genitalia juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan.

Pigmentasi yang berlebihan ini biasanya akan hilang setelah

persalinan.

i. Sistem Metabolisme

Pada wanita hamil Basal Metabolic Rate (BMR)

meninggi. BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya

terjadi pada triwulan terakhir. Bila dibutuhkan dipakailah

lemak ibu untuk mendapatkan kalori dalam pekerjaan sehari-

hari. BMR kembali setelah hari ke-5 atau ke-6 pasca partum.

Peningkatan BMR mencerminkan kebutuhan oksigen pada

janin, plasenta, uterus serta peningkatan konsumsi oksigen

akibat peningkatan kerja jantung ibu. Dengan terjadinya

kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang

mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk

pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI.

j. Sistem Berat Badan dan Indeks Massa Tubuh

Kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg dan sampai akhir

kehamilan 11-12 kg. Cara yang dipakai untuk menentukan

berat badan menurut tinggi badan dengan menggunakan indeks

masa tubuh yaitu dengan rumus berat badan menurut tinggi

badan adalah dengan menggunakan indeks masa tubuh yaitu

dengan rumus berat badan dibagi tinggi badan pangkat 2.

22
Tabel 2.1
Anjuran Kenaikan berat badan ibu hamil

Kategori IMT Penambahan BB (Kg)


Rendah (IMT<19,8) 12,5-18
Normal (IMT 19,8-26) 11,5-16
Tinggi (IMT 26-29) 7-11,5
Sumber: Romauli, 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan,
Yogyakarta, halaman 109.

k. Sistem Persyarafan

1) Kompresi saraf panggul atau statis vaskular akibat

pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori di

tungkai bawah.

2) Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat

tarikan pada saraf atau kompresi akar saraf.

3) Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan

carpal tunel syndrome selama trimester akhir kehamilan.

Edema menekan saraf median bagian bawah ligamentum

karpalis pergelangan tangan.

Sindrom ini ditandai oleh parestesia (sensasi abnormal

seperti rasa terbakar atau gatal akibat gangguan pada sistem

saraf sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar ke siku.

4) Akroestesia (gatal di tangan) yang timbul akibat posisi bahu

yang membungkuk. Keadaan ini berkaitan dengan tarikan

pada segmen fleksus brakialis.

5) Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul pada saat ibu

merasa cemas dan tidak pasti dengan kehamilannya.

23
6) Hipokalsemia dapat menyebabkan timbulnya masalah

neuromuskular seperti kram otot dan tetani.

l. Sistem pernapasan

Pada usia kehamilan 32 minggu ke atas karena usus-usus

tertekan uterus yang membesar ke arah diafragma sehingga

difragma kurang leluasa bergerak mengakibatkan wanita hamil

kesulitan bernafas.

2.1.5 Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Kehamilan


Trimester III

Menurut Sulistyawati (2014), perubahan psikologis

padatrimester III adalah :

a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek,

aneh, dan tidak menarik.

b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada

saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.

f. Merasa kehilangan perhatian.

g. Perasaan mudah terluka (sensitif).

h. Libido menurun.

2.1.6 Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Trimester III

24
Menurut Romauli (2011), kebutuhan fisik ibu hamil

trimester III antara lain :

a. Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia

termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi

saat hamil hingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan

oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang

dikandung.Untuk mencegah hal tersebut dan untuk memenuhi

kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu :

1) Latihan nafas melalui senam hamil.

2) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi.

3) Makan tidak terlalu banyak.

4) Kurangi atau hentikan merokok.

5) Konsul dokter bila ada kelainan atau gangguan

pernapasan seperti asma dan lain-lain.

b. Nutrisi

Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300

kalori perhari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan

yang mengandung protein, zat besi, dan minum cukup cairan

(menu seimbang).

1) Kalori

Untuk proses pertumbuhan, janin memerlukan tenaga.

Oleh karena itu, saat hamil ibu memerlukan tambahan

25
jumlah kalori. Sumber kalori utama adalah hidrat arang dan

lemak. Bahan makanan yang banyak banyak mengandung

hidrat arang adalah golongan padi-padian (misalnya beras

dan jagung), golongan umbi-umbian (misalnya ubi dan

singkong), dan sagu. Selain sebagai sumber tenaga, bahan

makanan yang tergolong padi-padian merupakan sumber

protein, zat besi, fosfor dan vitamin.

2) Protein

Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan

bagian tubuh. Kekurangan protein dalam makanan ibu hamil

mengakibatkan bayi akan lahir lebih kecil dari normal.

Sumber zat protein yang berkualitas tinggi adalah susu. Susu

merupakan minuman yang berkualitas tinggi untuk

memenuhi kebutuhan wanita hamil terhadap zat gizi karena

mengandung protein, kalsium, fosfat, vitamin A, serta

vitamin B1 dan B2. Sumber lain meliputi sumber protein

hewani (misalnya daging, ikan, unggas, telur dan kacang)

dan sumber protein nabati (misalnya kacang-kacangan

seperti kedelai, kacang tanah, kacang tolo, dan tahu tempe).

3) Mineral

Semua mineral dapat terpenuhi dengan makan-makanan

sehari- hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu.

Hanya zat besi yang tidak bisa terpenuhi dengan makanan

26
sehari-hari. Kebutuhan akan besi pada pertengahan kedua

kehamilan kira-kira 17 mg/ hari. Untuk memenuhi

kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30 mg sebagai

ferosus, forofumarat atau feroglukonat perhari dan pada

kehamilan kembar atau pada wanita yang sedikit anemia

dibutuhkan 60-100 mg/hari. Kebutuhan kalsium umumnya

terpenuhi dengan minum susu. Satu liter susu sapi

mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium.

4) Vitamin

Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanan

sayur dan buah-buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra

vitamin. Pemberian asam folat terbukti mencegah kecacatan

pada bayi.

Tabel 2.2
Jenis Vitamin yang dapat Dikonsumsi Selama
Hamil Serta Kegunaannya Bagi Kesehatan
Ibu dan Janin

Jenis
Kegunaan
Vitamin
Vitamin A Menambah daya tahan tubuh terhadap infeksi
Vitamin B Terdiri dari vitamin B₁ (thiamin), riboflavin
Complex (vitamin B₂), asam nicotin dan vitamin B6 atau
pyridoxine. Vitamin B₁ adalah vitamin anti
neuritis. Asam. nicotin bersifat anti pellagra.
Kekurangan riboflavin (vitamin B₂) maka
dapat menyebabkan cheilosis (stomatitis). Ada
kemungkinan kekurangan vitamin B complex
dapat menyebabkan perdarahan postpartum
dan atrofi ovaria.
Vitamin C Selain mencegah perdarahan pada gusi, kulit,
usus, (scorat), penting sekali untuk

27
pertumbuhan janin.
Vitamin D Bersifat anti rachitis. Vitamin ini penting di
daerah yang kurang sinar matahari
Vitamin E Vitamin ini penting sekali untuk reproduksi
dan pertumbuhan embrio
Sumber: Romauli,2011. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan 1, yogyakarta, halaman 136.

c. Personal Higiene

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi

dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil

cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga

kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah

dada, daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air

dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat

perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang,

terutama pada ibu kekurangan kalsium.

d. Pakaian

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu

hamil adalah memenuhi kriteria berikut ini :

1)Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang

ketat pada daerah perut.

2) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.

3) Pakailah bra yang menyokong payudara.

4) Memakai sepatu dengan hak yang rendah.

5) Pakaian dalam selalu bersih.

e. Eliminasi

28
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan

dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kecil.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan

mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air

putih, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong.

Meminum air putih hangat ketika dalam keadaan kosong dapat

merangsang gerak peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami

dorongan, maka segeralah untuk buang air besar agar tidak

terjadi konstipasi. Sering buang air kecil merupakan keluhan

utama yang dirasakan oleh ibu hamil, terutama trimester I dan

III, hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis.

f. Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan

sampai akhir kehamilan,koitus tidak dibenarkan bila terdapat

perdarahan pervaginam, riwayat abortus berulang, abortus/

partus prematurus imminens, ketuban pecah sebelum

waktunya.

g. Mobilisasi

Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/ aktifitas fisik biasa

selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat dianjurkan

untuk melakukan pekerjaan rumah dengan dan secara berirama

dengan menghindari gerakan menyentak, sehingga mengurangi

ketegangan pada tubuh dan menghindari kelelahan.

29
h. Body Mekanik

1) Duduk

Ibu diingatkan untuk duduk bersandar dikursi dengan benar,

pastikan bahwa tulang belakangnya tersangga dengan baik.

2) Berdiri

Ibu dianjurkan untuk berdiri dengan posisi tegak,

tidakdiperbolehkan untuk berdiri terlalu lama karena dapat

menyebabkan kelelahan dan ketegangan.

3) Berjalan

Ibu hamil penting untuk tidak memakai sepatu berhak tinggi

atau tanpa hak.

4) Tidur

Posisi setengah duduk, ekstra beberapa bantal atau

penyangga cukup dapat meninggikan kepala dan bahu atau

satu bantal dibawah paha akan mencegah peregangan

punggung bawah dan lutut. Kebanyakan ibu menyukai

posisi miring dengan sanggaan dua bantal dibawah kepala

dan satu dibawah lutut atas serta paha untuk mencegah

peregangan pada sendi sakroiliaka.

5) Bangun dan baring

Untuk bangun dari tempat tidur, geser dulu tubuh ibu ke tepi

tempat tidur, kemudian tekuk lutut. Angkat tubuh ibu

30
perlahan dengan kedua tangan, putar tubuh lalu perlahan

turunkan kaki ibu.

6) Membungkuk dan mengangkat

Kaki ibu diregangkan, salah satu kaki berada di depan,

pangkal paha dan lutut menekuk dengan punggung serta otot

trasversus dikencangkan. Barang yang perlu diangkat perlu

dipegang sedekat mungkin dan ditengah tubuh, dan lengan

serta tungkai digunakan untuk mengangkat.

i. Istirahat

Tidur pada malam hari kurang lebih 8 jam dan istirahat

dalam keadaan rileks pada siang hari selama 1 jam.

j. Imunisasi

Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan

untuk mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian

ibu dan janin. jenis imunisasi yang diberikan adalah Tetanus

Toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus.

Walaupun tidak hamil maka bila wanita usia subur belum

mencapai status T5 diharapkan dosis TT hingga tercapai status

T5 dengan interval yang ditentukan. Hal ini penting untuk

mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang akan dilahirkan

dan keuntungan bagi wanita untuk mendapatkan kekebalan

aktif terhadap tetanus Long Life Card (LLC).

k. Traveling

31
Hal-hal yang dianjurkan apabila ibu hamil bepergian, yaitu :

1) Hindari pergi ke tempat yang ramai, sesak dan panas serta

berdiri terlalu lama.

2) Hindari duduk terlalu lama karena dapat menyebabkan

peningkatan resiko bekuan darah vena dalam dan

tromboflebitis selama kehamilan.

3) Mengendarai mobil maksimal 6 jam dalam sehari dan harus

berhenti selama dua jam lalu berjalan selama 10 menit.

4) Sabuk pengaman sebaiknya selalu dipakai, sabuk tersebut

tidak diletakkan di bawah perut ketika kehamilan sudah

besar.

l. Perawatan Payudara

Beberapa hal yang diperhatikan dalam perawatan payudara, yaitu


:

1) Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan

yang menggunakan busa.

2) Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara.

3) Bersihkan puting susu dengan minyak kelapa lalu bilas

dengan air hangat.

4) Jika ada cairan kekuningan dari payudara keluar berarti

produksi ASI sudah dimulai.

m. Persiapan persalinan

1) Membuat rencana persalinan.

2) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika

32
terjadi kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan

utama tidak ada.

3) Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi


kegawatdaruratan.

4) Membuat rencana atau pola menabung.

5) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan.

n. Memantau kesejahteraan janin

Pemantauan gerakan janin minimal dilakukan selama 12

jam, dan pergerakan janin selama 12 jam adalah minimal 10

kali gerakan janin yang dirasakan oleh ibu hamil.

o. Senam Hamil

Kegunaan senam hamil adalah melancarkan sirkulasi

darah, nafsu makan bertambah, pencernaan menjadi lebih baik,

dan tidur menjadi lebih nyenyak. Sebaiknya ibu hamil

melakukan masing-masing gerakan sebanyak dua kali pada

awal latihan dan dilanjutkan dengan kecepatan dan frekuensi

menurut kemampuan dan kehendak mereka sendiri minimal

lima kali tiap gerakan.

Beberapa gerakan senam hamil yang dianjurkan adalah sebagai


berikut:

1) Tidur terlentang atau miring, tangan diperut. Saat

mengeluarkan napas, tarik otot-otot abdomen hingga paru-

paru kempis.

2) Tidur terlentang, lutut ditekuk, gulingkan panggul dengan

33
meratakan punggung bawah ke lantai, sambil meniadakan

rongga. Susutkan otot-otot abdomen pada saat

mengeluarkan nafas dam kencangkan bokong. Tahan selama

tiga hitingan yang panjang kemudian lepaskan.

3) Posisi merangkak, tarik masuk perut dan bokong, tekan

dengan punggung bagian bawah sambil membuat suatu

punggung menjadi sedikit bundar. Jangan biarkan tulang

punggung mengendur. Miringkan panggul kesamping bolak

balik .

4) Posisi berdiri seolah-olah sedang buang air kecil kemudian

menahannya sekuat mungkin.

5) Tidur terlentang, lutut dinaikkan. Panggul dimiringkan ke

belakang sambil memegang kedua sisinya. Dekatkan dagu

ke dada, hembuskan nafas, bungkukkan ke depan kira-kira

20 cm atau 45 cm tahan dalam posisi tersebut sambil terus

bernafas. Perlahan kembali ke posisi semula.

6) Tidur terlentang dengan kaki dinaikkan ke atas bangku yang

rendah, diujung tempat tidur atau diatas meja. Susutkan

dinding perut dan bokong, secara perlahan naikkan panggul

dari lantai hingga badan dan kaki berada dalam satu garis

lurus. Jangan melengkungkan badan kebelakang, dan ingat

untuk bernafas.

7) Kaki dinaikkan atau kaki pada lutut. Tekuk pergelangan

34
sedapat mungkin naikkan jari kaki, kemudian arahkan

kebawah, sambil menekukkan kaki. Kemudian putar

pergelangan dengan lingkaran yang besar dan perlahan,

mula-mula kesatu arah, kemudian ke arah berlawanan.

8) Posisi berdiri, sandakan tubuh kedepan ke arah dinding

dengan satu kaki di belakang, kaki rata dilantai. Secara

perlahan berngkokkan lutut kedepan, bernafas perlahan saat

otot meregang.

9) Duduk, angkat lengan, tekuk siku, lalu letakkan tangan


dibahu.

Angkat lengan dan putar llengan dengan lingkaran ke dua

arah. Kemudian angkat lurus tinggi di atas kepala, dan

secara bergantian angkat masing-masing semakin tinggi

(seakan memetik buah apel dari pohon yang tinggi). Latihan

ini juga bisa dilakukan dalam posisi berdiri.

p. Pekerjaan

Seorang wanita hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-

hari asal hal tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak

enak. Bagi wanita pekerja, ia boleh tetap masuk kantor sampai

menjelang persalinan. Pekerjaan tidak boleh dipaksakan

sehingga istirahat yang cukup selama kurang lebih 8 jam.

2.1.7 Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester III

35
Menurut Sulistyawati (2014), kebutuhan psikologis pada

ibu hamil trimester III adalah :

a. Persiapan Saudara Kandung (Sibling)

Sibling Rivalry adalah rasa persaingan diantara saudara

kandung akibat kelahiran anak berikutnya. Biasanya terjadi

pada anak usia 2-3 tahun. Sibling Rivalry ini biasanya

ditunjukkan dengan penolakan terhadap kelahiran adiknya,

menangis menarik diri dari lingkungannya, menjauh dari

ibunya dan melakukan kekerasan terhadap adiknya. Untuk

mencegah sibling rivalry ada beberapa langkah yang perlu

dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Menjelaskan kepada anak tentang posisinya (meskipun ada

adiknya, ia tetap disayangi oleh ayah dan ibu).

2) Melibatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran anaknya.

3) Mengajak anak untuk berkomunikasi dengan bayi sejak

masih dalam kandungan.

4) Mengajak anak untuk melihat benda-benda yang

berhubungan dengan kelahiran bayi.

b. Dukungan Keluarga

Ibu sangat membutuhkan dukungan dan ungkapan kasih

sayang dari orang-orang terdekatnya terutama suami. Kadang

ibu dihadapkan pada suatu situasi yang ia sendiri mengalami

ketakutan dan kesendirian, terutama pada trimester akhir.

36
Kekhawatiran tidak disayang setelah bayi lahir kadang juga

muncul, sehingga diharapkan bagi keluarga terdekat selalu

memberikan dukungan dan kasih sayang. Bidan sangat

berperan dalam memberikan pengertian ini kepada suami dan

keluarga.

c. Perasaan Aman dan Nyaman Selama Kehamilan

Selama hamil ibu banyak mengalami ketidaknyamanan

fisik dan psikologis. Bidan bekerja sama dengan keluarga

diharapkan berusaha dan secara antusias memberikan perhatian

serta mengupayakan untuk mengatasi ketidaknyamanan dan

ketidakamanan yang dialami oleh ibu. Kondisi psikologis yang

dialami oleh ibu akan sangat berpengaruh terhadap

perkembangan bayi. Tingkat kepercayaan ibu terhadap bidan

dan keluarga juga sangat mempengaruhi kelancaran proses

persalinan.

d. Persiapan Menjadi Orang Tua

Ini sangat penting dipersiapkan karena setelah bayi lahir

akan banyak perubahan peran yang terjadi mulai menjadi ayah,

ibu dan keluarga. Bagi pasangan yang baru pertama punya

anak, persiapan dapat dilakukan dengan banyak berkonsultasi

dengan orang yang mampu untuk membagi pengalamanya.

Bagi pasangan yang mempunyai lebih dari satu anak, dapat

belajar dari pengalaman mengasuh anak sebelumnya. Selain

37
persiapan mental, yang tak kalah penting adalah persiapan

ekonomi, karena bertambah anggota, bertambah pula

kebutuhannya.

e. Dukungan dari Tenaga Kesehatan

Bagi seorang ibu hamil, tenaga kesehatan khususnya bidan

mempunyai tempat tersendiri dalam diriya dan berharap dapat

dijadikan sebagai teman terdekat yang dapat mencurahkan isi

hati dan kesulitannya dalam menghadapi kehamilan dan

persalinan. Bidan dapat mengembangkan kemampuanya dalam

menjalin hubungan baik dengan ibu hamil. Adanya hubungan

saling percaya akan memudahkan bidan dalam memberikan

penyuluhan kesehatan.

2.1.8 Ketidaknyamanan pada Kehamilan Trimester III

Menurut Varney (2007), ketidaknyamanan ibu hamil

trimester III sebagai berikut :

a. Peningkatan frekuensi berkemih

Peningkatan frekuensi berkemih sebagai ketidaknyamanan

pada kehamilan sering terjadi pada trimester I dan trimester III.

Frekuensi berkemih pada trimester ketiga paling sering dialami

oleh wanita hamil karena bagian presentasi akan menurun

masuk ke dalam panggul sehingga menimbulkan tekanan

langsung pada kandung kemih. Uterus yang membesar atau

bagian presentasi uterus juga mengambil ruang di dalam

38
rongga panggul sehingga ruang untuk distensi kandung kemih

menjadi lebih kecil sebelum wanita merasa perlu berkemih.

Cara penanganannya yaitu, dengan menjelaskan mengapa hal

itu terjadi dan mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam.

b. Konstipasi

Wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat

memiliki masalah ini pada trimester ke dua atau ke tiga.

Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltis yang

sebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi

peningkatan jumlah progesteron. Pergeseran dan tekanan pada

usus akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi juga

dapat menurunkan motilitas pada saluran gastrointestinal

sehingga menyebabkan konstipasi.

Cara penanganannya :

1) Asupan cairan yang adekuat.

2) Istirahat cukup.

3) Minum air hangat (air putih, teh) saat bangkit dari tempat

tidur untuk menstimulasi paristaltik makan makanan

berserat dan mengandung serat alami.

4) Miliki pola defekasi yang baik dan teratur.

5) Lakukan latihan secara umum, berjalan tiap hari,

pertahankan postur tubuh yang baik, mekanisme tubuh yang

baik, kontraksi otot abdomen bagian bawah secara teratur.

39
c. Nyeri ulu hati

Ketidakyamanan ini mulai timbul menjelang akhir

trimester II dan berlanjut hingga trimester III.

Cara penanganan :

1) Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari

lambung menjadi terlalu penuh.

2) Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang

yang lebih besar bagi lambung untuk menjalankan

fungsinya.

3) Hindari makanan berlemak karena lemak mengurangi

motilitas usus dan sekresi asam lambung yang dibutuhkan

untuk pencernaan.

4) Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat

menyebabkan gangguan pencernaan.

d. Kram tungkai

Uterus yang membesar memberi tekanan baik pada

pembuluh darah panggul, sehingga mengganggu sirkulasi, atau

pada syaraf sementara syaraf ini melewati foramen obturator

dalam perjalanan menuju ekstremitas bagian bawah.

Cara penanganan :

1) Minta wanita meluruskan kaki yang kram dan menekan

tumitnya (dorsofleksikan kakinya).

2) Dorong wanita meluruskan latihan umum dan memiliki

40
kebiasaan mekanisme tubuh yang baik guna meningkatkan

sirkulasi darah.

3) Anjurkan elevasi kaki secara teratur sepanjang hari.

4) Diet mengandung kalsium dan fosfor.

e. Edema dependen

Edema dependen pada kaki timbul akibat gangguan

sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas

bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan

uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita

tersebut duduk atau berdiri dan tekanan vena kava inferior saat

ia berada dalam posisi terlentang. Pakaian ketat dapat

menghambat aliran balik vena sehingga memperburuk masalah.

Cara penanganan :

1) Hindari menggunakan pakaian ketat.

2) Elevasi kaki secara teratur setiap hari.


3) Posisi menghadap ke samping saat berbaring.

4) Penggunaan korset pada abdomen yang dapat

melonggarkan tekanan vena-vena panggul.

f. Nyeri punggung bagian bawah

Nyeri punggung bawah merupakan nyeri yang terjadi pada

area lumbosacral. Nyeri punggung bawah biasanya akan

meningkat intensitasnya seiring bertambahnya usia kehamilan

karena nyeri ini akibat pergeseran pusat gravitasi wanita

tersebut dan postur tubuhnya. Perubahan ini disebabkan oleh

41
berat uterus yang membesar. Jika tidak memperhatikan penuh

postur tubuh maka akan terjadi lordosis. Lengkung ini

kemudian akan meregangkan otot punggung dan menimbulkan

rasa sakit atau nyeri. Cara penanganannya yaitu, dengan

istirahat cukup, menggunakan penyokong abdomen eskternal.

g. Hiperventilasi dan sesak nafas

Sesak nafas merupakan ketidaknyamanan trimester III,

Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan

mempengaruhi pusat pernapasan untuk menurunkan kadar

karbondioksida dan meningkatkan kadar oksigen. Selama

periode ini uterus mengalami pembesaran hingga terjadi

penekanan diafragma. Selain itu diafragma akan mengalami

elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan. Meski terjadi

pelebaran diameter transversal pada rangka iga, hal ini tidak

cukup untuk mengompensasi elevasi diafragma sehingga

terjadi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume

udara residual sehingga menimbulkan sesak nafas.

Cara penanganan :

1) Menjelaskan dasar fisiologis masalah tersebut.

2) Mendorong wanita untuk secara sadar mengatur kecepatan

dan kedalaman pernafasannya saat sedang mengalami

hiperventilasi.

3) Anjurkan wanita berdiri dan meregangkan tangannya di atas

42
kepalanya secara berkala dan ambil nafas dalam.

4) Instruksikan melakukan peregangan yang sama di

tempat tidur seperti saat sedang berdiri.

h. Kesemutan pada jari

Perubahan pada pusat gravitasi akibat uterus yang

membesar dan bertambah berat dapat menyebabkan wanita

mengambil postur dengan posisi bahu terlalu jauh ke belakang

dan kepala antefleksi. Postur ini diduga menyebabkan

penekanan pada saraf median dan ulnar lengan yang akan

mengakibatkan kesemutan dan baal pada jari. Cara

penanganannya yaitu, dengan menjelaskan penyebab dari

kesemutan jari-jari dan menganjurkan ibu berbaring rileks.

i. Insomnia

Insomnia disebabkan ketidaknyamanan akibat uterus yang

membesar, pergerakan janin terutama jika janin aktif dan

karena ada kecemasan dan kekhawatiran.

Cara penanganan :

1) Mandi air hangat

2) Minum air hangat (susu, teh tanpa kafein dicampur susu)

sebelum tidur.

3) Lakukan aktivitas yang tidak menimbulkan stimulasi sebelum


tidur.

4) Ambil posisi sebelum relaksasi

5) Gunakan teknik relaksasi progesif.

43
2.1.9 Tanda Bahaya dalam Kehamilan Trimester III

Menurut Sulistyawai (2014), tanda bahaya pada kehamilan

trimester III adalah sebagai berikut :

a. Perdarahan Pervaginam

Perdarahan antepartum/ perdarahan pervaginam pada

kehamilan lanjut adalah perdarahan yang terjadi pada trimester

terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan. Pada

kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah,

banyak dan kadang-kadang tapi tidak selalu, disertai dengan

rasa nyeri. Jenis- jenis perdarahan antepartum pada kehamilan

lanjut yaitu plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta

previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga

menutupi sebagian/ seluruh ostium uteri internum. Gejala yang

terjadi pada plasenta previa yaitu perdarahan berwarna merah

segar tanpa nyeri yang terjadi secara tiba-tiba dan kapan saja.

Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya.

Gejala yang terjadi solusio plasenta adalah perdarahan

berwarna merah kehitaman yang disertai nyeri.

b. Sakit Kepala Hebat

Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali

merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.

Sakit kepala yang menunjukkan masalah serius adalah sakit

44
kepala yang hebat menetap, dan tidak hilang jika beristirahat.

Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu

merasa penglihatannya menjadi kabur dan berbayang

c. Penglihatan Kabur

Ketajaman penglihatan ibu dapat berubah selama proses

kehamilan karena dipengaruhi oleh hormon. Perubahan minor

(ringan) adalah hal yang normal. Masalah penglihatan yang

mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah

perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan yang

kabur atau berbayang secara mendadak. Perubahan penglihatan

ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan

mungkin merupakan tanda dan gejala pre eklamsi.

d. Nyeri Abdomen yang Hebat

Nyeri abdomen yang hebat harus dibedakan dengan nyeri

his seperti pada persalinan. Pada kehamilan trimester III, jika

iibu merasakan nyeri yang hebat, tidak berhenti setelah

beristirahat, disertai dengan tanda-tanda syok yang membuat

keadaan umum ibu makin lama makin memburuk, dan

disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan syok, maka

harus diwaspadai akan kemungkinan solusio plasenta.

e. Bengkak pada Wajah dan Tangan

Hampir dari seluruh ibu hamil akan mengalami bengkak

yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari

45
dan biasanya hilang setelah beristirahat.dengan meninggikan

kaki. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah yang serius

jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah

beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik lain. Hal ini

merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre eklamsia.

f. Bayi Kurang Bergerak Seperti Biasa

Kesejahteraan janin dapat diketahui dari keaktifan

gerakannya, minimal adalah 10 kali dalam 24 jam. Jika kurang

dari ittu, maka waspada akan adanya gangguan janin dalam

rahim.

g. Keluar Ketuban Sebelum Waktunya

Harus dapat membedakan antara air kencing dengan air

ketuban. Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis,

dan warnanya putih keruh, berarti yang keluaradalah air

ketuban. Jika kehamilan belum cukup bulan, dapat

menyebabkan adanya persalinan preterm dan komplikasi

infeksi intrapartum.

2.2 Konsep Antenatal Care (ANC)

2.2.1 Pengertian ANC

ANC (Antenatal Care) adalah bagian dari asuhan

kebidanan yang komponen-komponenya meliputi diagnosis

dan menajemen dini kehamilan, penilaian dan evaluasi

46
kesejahteraan wanita, penilaian dan evaluasi kesejahteraan

janin, pengurangan ketidaknyamanan umum pada ibu hamil,

anticipatory guidence dan instruksi, serta skrining komplikasi

maternal dan fetal (Hani, 2011).

2.2.2 Tujuan ANC

Menurut Nugroho (2014), tujuan antenatal care adalah :

a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental

ibu dan bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri,

serta proses kelahiran bayi.

b. Mendeteksi dan penatalaksanaan komplikasi obstetri

selama kehamilan.

c. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan

kesejahteraan ibu, dan tumbuh kembang janin.

d. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan

menghadapi komplikasi.

e. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan

sukses, menjalankan nifas normal, serta merawat anak

secara fisik, psikologis dan sosial.

f. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan

baik dalam memelihara bayi agar tumbuh dan berkembang

secara normal.

2.2.3 Standar Pelayanan Kebidanan Antenatal

47
Standar pelayanan kebidanan pada kehamilan menurut

Keputusan Menteri Kesehatan No

938/MENKES/SK/VIII/2007 adalah sebagai berikut:

a. Standar 3 (Identifikasi Ibu Hamil)

Bidan melakukan kunjungan rumah dan

berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk

memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan

anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk

memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

b. Standar 4 (Pemeriksaan dan Pemantauan)

Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan

ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah

perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus

mengenal kehamilan resiko tinggi, khususnya anemia,

kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV/AIDS.

Memberikan pelayanan imunisasi, nasihat dan penyuluhan

kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh

puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada

setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus

mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan

merujuk untuk tindakan selanjutnya.

c. Standar 5 (Palpasi Abdominal)

48
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan

seksama melakukan partisipasi untuk memperkirakan usia

kehamilan. bila umur kehamilan bertambah, memeriksa

posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin ke dalam

rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan

rujukan tepat waktu.

d. Standar 8 (Persiapan Persalinan)

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu

hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga,

untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih

dan aman serta suasana yang menyenangkan akan

direncanakan dengan baik, di samping persiapan

transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi

keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan

kunjungan rumah dalam hal ini.

2.2.4 Standar Minimal Asuhan Kehamilan

Dalam memberikan asuhan kehamilan standar minimal

yang harus dilaksanakan adalah 10 T (Kemenkes, 2016) :

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan

pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang

dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1

49
kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan

pertumbuhan janin.

Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan

dilakukan untuk menapis adanya faktor resiko pada ibu

hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm

meningkatkan resiko untuk terjadinya CPD (Cephalo

Pelvic Disproportion).

b. Ukur tekanan darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi

(tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) pada kehamilan dan

preeklamsia (hipertensi disertai dengan edema wajah dan

atau tungkai bawah, dan proteinuria).

c. Nilai status lingkar lengan (LILA)

Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak

pertama oleh tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining

ibu hamil beresiko Kurang Energi Kronis (KEK) yaitu ibu

hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah

berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LILA

kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat

melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

d. Ukur tinggi fundus uteri

50
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin

sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi

fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan,

kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar

pengukuran menggunakan pita pengukur setelah

kehamilan 24 minggu.

e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin(DJJ)

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir

trimester II dan selanjutnya setiap kali setiap kunjungan

antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui

letak janin. Jika pada trimester III bagian bawah janin

bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul

berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah

lain.

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan

selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat

kurang dari 120 kali/menit atau DJJ cepat lebih dari 160

kali/menit menunjukkan adanya gawat janin.

f. Pemberian tablet zat besi, minimum 90 tablet selama

kehamilan Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap

ibu hamil harus

51
mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan asam

folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan

sejak kontak pertama.

g. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu

hamil harus mendapatkan imunisasi TT. Pada saat kontak

pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi nya.

Pemberian status imunisasi TT pada ibu hamil,

disesuaikan dengan status imunisasi TT ibu saat ini. Ibu

hamil minimal memiliki status imunnisasi T2 agar

mendapatkan perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu

hamil dengan status imunisasi T5 tidak perlu diberikan

imunisasi TT lagi. Pemberian imunisasi TT tidak

mempunyai interval maksimal, hanya terdapat interval

minimal. Interval minimal pemberian

imunisasi TT dan lama perlindungannya.

Tabel 2.3
Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid

Antigen Interval (selang waktu Lama %


minimal) Perlindungan Perlindungan
TT1 Pada kunjungan - -
antenatal pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/ 99
seumur hidup

52
Sumber: Hani, dkk. Asuhan Kebidanan pada kehamilan
fisiologis, Jakarta, halaman 11.

h. Tes Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu

hamil adalah pemeriksaan laboratorium rutin. Pemeriksaan

laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang

haruss dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan

darah, hemoglobin, protein dalam urin, kadar gula darah,

sifilis, HIV.

i. Tatalaksana kasus

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan

hasil pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang

ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan

standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus

yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem

rujukan.

j. Temuwicara dan konseling

Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap

kunjungan antenatal meliputi:

1) Kesehatan ibu

2) Perilaku hidup bersih dan sehat

3) Peran suami/ keluarga dalam kehamilan dan

perencanaan persalinan

53
4) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas

serta kesiapan menghadapi komplikasi

5) Asupan gizi seimbang

6) Gejala penyakit menular dan tidak menular

7) Penawaran untuk melakukan tes HIV dan konseling di

daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi atau ibu

hamil dengan IMS dan TB di daerah epidemi rendah.

8) Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI


eksklusif.

9) KB pasca persalinan

10) Imunisasi
11) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan

(Brain Booster)

Pada ibu hamil Trimester III standar minimal pelayanan

yang diberikan antara lain:

a. Timbang berat badan

b. Ukur tekanan darah

c. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)

d. Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)

e. Pemberian tablet zat besi

f. Temu wicara dan konseling

2.2.5 Penapisan Ibu Hamil

Ibu hamil dibagi menjadi 3 kelompok (KIA,2012):

54
a. Kehamilan Resiko Rendah (KRR)

Kehamilan normal tanpa masalah / faktor resiko.

Kemungkinan besar yang terjadi adalah persalinan normal,

tetap waspada komplikasi persalinan ibu, dan bayi baru

lahir hidup sehat.

b. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT)

Kehamilan dengan faktor resiko, baik dari ibu atau

janin dapat menyebabkan komplikasi persalinan. Dampak

kematian / kesakitan/ kecacatan pada ibu dan atau bayi

baru lahir.

c. Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST)

Kehamilan dengan faktor resiko ganda 2 lebih baik

dari ibu dan atau janinnya yang dapat menyebabkan:

1) Lebih besar resiko / bahaya komplikasi persalinan.

2) Lebih besar dampak kematian ibu dan atau bayi.

2.2.6 Standar Minimal Kunjungan Ibu Hamil

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 97

tahun 2014 bagian kedua pasal 13 ayat 1 mengatakan bahwa

pelayanan masa hamil dilakukan sekurang-kurangnya 4

(empat) kali selama masa kehamilan yang dilakukan 1 (satu)

kali pada trimester pertama, 1 (satu) kali pada pada trimester

kedua, dan 2 (dua) kali pada trimester ketiga.

55
Tabel 2.4 Informasi Kunjungan Ibu Hamil

Kunjungan Waktu Informasi Penting


Trimester Sebelum 1) Membangun hubungan saling
Pertama minggu ke 14 percaya antara petugas
kesehatan dengan ibu hamil.
2) Mendeteksi masalah dan
menanganinya
3) Melakukan tindakan - tindakan
pencegahan seperti tetanus
neonatorum, anemis kekurangan
zat besi, penggunaan praktik
tradisional yang merugikan.
4) Memulai persiapan kelahiran
bayi dan kesiapan untuk
menghadapi komplikasi.
5) Mendorong perilaku yang sehat
Trimester Sebelum Sama seperti diatas ditambah
Kedua minggu ke 28 kewaspadaan khusus mengenai
preeklamsia (tanya ibu mengenai
gejala-gejala preeklamsia, pantau
TD, evaluasi edema, periksa
untuk mengetahui proteinurinya).
Trimester Antara Sama seperti diatas, ditambah
Ketiga minggu palpasi abdominal unntuk
kunjungan I ke 28-36 mengetahui apakah ada kehamilan
ganda.
Trimester Antara Sama seperti diatas, ditambah
Ketiga minggu deteksi letak bayi yang tidak
Kunjungan II ke 36-40 normal, atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran dirumah
sakit.
Sumber: Hani, Ummi ,dkk, 2010. Asuhan Kebidanan
pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta, halaman 13.

2.3 Konsep Suami Siaga

Salah satu program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah

meningkatkan kemandirian keluarga dalam meelihara kesehatan ibu

dan anak. Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan JICA

56
(2003) menyatakan bahwa untuk mewujudkan kemandirian

keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak maka salah satu

upaya program adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan

keluarga melalui penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Isi buku KIA sangat komprehensif bagi keluarga dan sasaran tidak

langsung dalam penggunaan buku KIA salah satunya adalah suami.

Suami siaga merupakan bentuk pendampingan yang diberikan

kepada ibu, karena salah satu orang terdekat ibu adalah suami.

Program Suami Siaga (Suami Siap Antar Jaga) dikembangkan

untuk mendukung program Gerakan Sayang Ibu (GSI). Suami

menyiapkan biaya pemeriksaan dan persalinan, siap mengantar istri

ke tempat pemeriksaan dan melahirkan, serta siap menjaga dan

menunggu istri melahirkan.

Suami siaga adalah suami yang siap menjaga istrinya yang

sedang hamil, menyediakan tabungan bersalin, serta memberikan

kewenangan untuk menggunakannya apabila terjadi masalah

kehamilan. Suami siaga mempunyai jaringan dengan tetangga

potensial yang mampu mengatasi masalah kegawatdaruratan

kebidanan. Suami siaga juga memiliki pengetahuan tentang tanda

bahaya kehamilan, persalinan, nifas, dan mengutamakan

keselamatan istri.

Untuk menjadi suami yang benar-benar siaga, maka harus

dibekali dengan pengetahuan tentang beberapa hal berikut.

57
2.3.1 Upaya menyelamatkan kehamilan

2.3.2 Tiga terlambat yaitu, terlambat mengenal tanda bahaya dan

mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas

kesehatan, serta terlambat mendapatkan pertolongan di

fasilitas kesehatan.

2.3.3 Empat terlalu yaitu terlalu muda saat hamil, terlalu tua saat

hamil, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat usia kehamilan.

2.3.4 Perawatan kehamilan, tabungan persalinan, donor darah,

tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas, serta

pentingnya pencegahan dan mengatasi masalah kehamilan

secara tepat.

2.3.5 Transportasi siaga dan pentingnya rujukan, dengan demikian

perhatian suami dan keluarga bertambah dalam memahami

dan mengambil peran yang lebihaktif serta memberikan

kasih sayang pada istri terutama pada saat sebelum

kehamilan, selama kehamilan, persalinan dan sesudah

persalinan.

Diperlukan terobosan-terobosan baru dalam upaya

meningkatkan partisipasi suami, tetapi dengan tetap memperhatikan

faktor-faktor spesifik yang mempengaruhinya sehingga dapat

menimbulkan kesadaran dan kemauan dari suami untuk lebih

memberdayakan diri dalam berbagi tanggung jawab (sharing

responbility) dengan istrinya (Yulifah, 2014).

58
2.4 Konsep Menajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil.

2.4.1 Pengkajian Data

Pengkajian data meliputi kapan, dimana, dan oleh siapa

pengkajian dilakukan. Adapun pengkajian data meliputi

pengkajian data subjektif dan objektif yang akan dijelaskan

sebagai berikut :

a. Data Subjektif

1) Biodata

Nama : Memudahkan untuk mengenal atau

memanggil nama ibu atau suami dan untuk

mencegah kekeliruan bila ada nama yang

sama (Romauli, 2011).

Umur :Dalam kurun waktu reproduksi sehat,

dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan

dan persalinan adalah 20- 30tahun

(Romauli, 2011).

Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih

dari 35 tahun akan sangat menentukan

proses kelahirannya. Proses pembuahan,

kualitas sel telur wanita usia ini sudah

menurun jika dibandingkan dengan sel telur

59
pada wanita usia reproduksi usia 20-35

tahun (Sulistyawati, 2009).

Suku/ Bangsa : Untuk mengetahui kondisi sosial budaya ibu

yang mempengaruhi perilaku kesehatan

(Romauli, 2011).

Agama : Mengetahui kepercayaan sebagai dasar

dalam memberikan asuhan saat hamil dan

bersalin (Romauli, 2011).

Pendidikan : Mengetahui tingkat intelektual seseorang,

tingkat intelektual mempengaruhi sikap

perilaku seseorang (Romauli,2011).

Pekerjaan : Hal ini untuk mengetahui taraf hidup dan

sosial ekonomi agar nasehat kita sesuai.

Pekerjaan ibu perlu diketahui untuk

mengetahui apakah ada pengaruh pada

kehamilan, seperti bekerja di pabrik rokok,

percetakan, dan lain- lain (Romauli, 2011).

Alamat :Mengetahui ibu bertempat tinggal dimana,

menjaga kemungkinan bila ada ibu yang

namanya bersamaan. Ditanyakan alamatnya

agar dapat dipastikan ibu mana yang hendak

ditolong. Alamat juga diperlukan bila

60
mengadakan kunjungan kepada penderita

(Romauli, 2011).

Penghasilan : Mengetahui keadaan ekonomi ibu,

berpengaruh apabila sewaktu-waktu ibu

dirujuk. Juga sangat bepengaruh terhadap

kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu

hamil (Sulistyawati, 2009).

2) Alasan Datang

Ditanyakan apakah alasan datang ini karena ada

keluhan atau hanya untuk memeriksa kehamilannya.

Dengan begitu bidan tahu apa tujuan pasien datang ke

klinik (Romauli, 2011).

3) Keluhan Utama

Keluhan yang sering terjadi pada saat kehamilan

trimester III adalah sering kencing atau peningkatan

frekuensi berkemih, nyeri punggung bagian bawah, sesak

nafas, pembengkakan di kaki atau edema dependen, nyeri

ulu hati atau nyeri epigastrik, konstipasi, kram tungkai,

insomnia dan konstipasi (Varney, 2007).

4) Riwayat Menstruasi

Dari data ini dapat diperoleh gambaran tentang

kesehatan dasar dari organ reproduksinya.

a) Menarche :Usia pertama kali mengalami menstruasi.

61
Wanita indonesia pada umumnya

mengalami menarche pada usia 12 sampai

16 tahun (Sulistyawati, 2014).

b) Siklus : Jarak antara mentruasi yang dialami

denganmentruasi berikutnya, dalam

hitungan hari. Biasanya sekitar 23-32 hari

(Sulistyawati, 2014).

c) Volume :Seberapa banyak darah menstruasi yang

dikeluarkan. Sebagai acuan biasanya

digunakan kriteria banyak, sedang dan

sedikit. Untuk mendapatkan data yang

valid dapat dikaji dengan menanyakan

berapa kali mengganti pembalut dalam

satu hari (Sulistyawati, 2014).

d) Keluhan : Beberapa wanita merasakan keluhan saat

mengalami menstruasi misalnya nyeri

hebat dan sakit kepala sampai pingsan

(Sulistyawai, 2014).

Menurut Romauli (2011), riwayat menstruasi biasanya

dapat membantu menentukan tanggal perkiraan persalinan

dan menentukan usia kehamilan. Perhitungan dilihat dari

hari pertama haid terakhir (HPHT).

a) Menghitung tafsiran persalinan menurut rumus

62
Neagle : (1) Untuk bulan Januari, Februari,

dan Maret

Tanggal HPHT = hari +7,

bulan +9 (2)Untuk bulan

April -Desember

Tanggal HPHT = hari +7, bulan -3, tahun +1

b) Menghitung usia kehamilan dari HPHT

Tanggal periksa – HPHT (hari pertama haid terakhir)

5) Riwayat Kesehatan

Menurut Sulistyawati (2014), Dari data riwayat

kesehatan ini dapat kita gunakan sebagai penanda

(warning) akan adanya penyulit masa hamil. Adanya

perubahan fisik dan fisiologis pada masa hamil yang

melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan

mempengaruhi organ yang mengalami gangguan.

Beberapa data penting tentang riwayat kesehatan pasien

yang perlu diketahui adalah apakah pasien pernah atau

sedang menderita penyakit, seperti jantung, diabetes

melitus, ginjal, hipertensi/ hipotensi, dan hepatitis.

Menurut Poedji Rochyati (2003), riwayat kesehatan

yang dapat berpengaruh pada kehamilan antara lain:

a) Anemia (kurang darah),bahaya jika Hb <6gram %

yaitu kematian janin dalam kandungan, persalinan

63
premature, persalinan lama dan perdarahan

postpartum.

b) TBC paru, janin akan tertular setelah lahir. Bila TBC

berat akan menurunkan kondisi ibu hamil, tenaga

bahkan ASI juga berkurang, dapat terjadi abortus, bayi

lahir prematur, persalinan lama dan perdarahan post

partum.

c) Jantung, bahayanya adalah yaitu payah janting

bertambah berat, kelahiran prematr, lahir mati.

d) Diabetes melitus, bahayanya yaitu dapat terjadi

persalinan premature, hydramnion, kelainan bawaan,

bayi baru lahir besar, kematian janin dalam kandugan.

e) HIV/AIDS, bahayanya pada bayi dapat terjadi

penularan melalui ASI dan ibu mudah terinfeksi.

6) Riwayat Kesehatan Keluarga

Informasi tentang keluarga pasien penting untuk

mengidentifikasi wanita yang beresiko menderita

penyakit genetic yang dapat mempengaruhi hasil akhir

kehamilan atau beresiko memiliki bayi yang menderita

penyakit genetik (Romauli, 2011).

Menurut Hani (2011), beberapa penyakit yang perlu

ditanyakan adalah hipertensi, hepatitis, penyakit jantung,

diabetes melitus, TBC, kelainan jiwa, keturunan kembar.

64
7) Riwayat Perkawinan

Data ini penting dikaji karena akan didapatkan

gambaran tentang suasana rumah tangga keluarga yang

dapat mempengaruhi psikologis ibu. Ditanyakan status

pernikahan (sah/tidak), usia pertama kali menikah, lama

pernikahan, dan berapa kali menikah (Sulistyawati, 2014).

8) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu

a) Kehamilan

Pengkajian mengenai masalah gangguan saat

kehamilan seperti hyperemesis, perdarahan

pervaginam, pusing hebat, pandangan kabur dan

bengkak di tangan dan wajah (Sulistyawati, 2009).

b) Persalinan

Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu

mencakup bulan dan tahun kehamilan tersebut

berakhir, usia gestasi pada saat itu, tipe persalinan

(spontan, forsep, ekstraksi vakum, atau bedah sesar),

lama persalinan, berat janin, jenis kelamin, dan

komplikasi kehamilan kesehatan fisik dan emosi

terakhir harus diperhatikan.Cara kelahiran spontan

atau buatan, aterm atau prematur, perdarahan dan

ditolong oleh siapa. Jika wanita pada kelahiran

terdahulu melahirkan secara bedah sesar, untuk

65
kehamilan saat ini mungkin dapat melahirkan

pervaginam. Keputusan ini tergantung pada lokasi

insisi di uterus, jika insisi uterus berada di bagian

bawah melintang, bukan vertikal maka bayi

diupayakan untuk dikeluarkan pervaginam.Menurut

Romauli (2011), riwayat pada persalinan juga perlu

data berat badan bayi untuk mengidentifikasi apakah

bayi kecil untuk masa kehamilan atau bahkan terlalu

besar untuk masa kehamilan, suatu kondisi yang

biasanya berulang, apabila persalinan pervaginam

berat lahir mencerminkan bayi bayi dengan ukuran

tertentu berhasil memotong pelvis maternal.

Komplikasi yang terkait dengan kehamilan harus

diketahui sehingga dapat dilakukan antisipasi terhadap

komplikasi berulang. Kondisi lain yang sering

berulang adalah anomali konginetal, diabetes

gestasional, preeklamsia, depresi pasca partum, dan

perdarahan pasca partum.

c) Nifas

Adakah panas, perdarahan, kejang-kejang dan

masalah laktasi. Kesehatan fisik dan emosi ibu harus di

perhatikan.

9) Riwayat Kehamilan Sekarang

66
Ditanyakan dan dikaji tentang hari pertama haid

terakhir (HPHT), keluhan yang dirasakan oleh ibu

misalnya adanya mual muntah, keputihan, perdarahan

pervaginam, masalah pada kehamilan ini. Pemakaian obat-

obatan dan jamu- jamuan, status imunisasi TT, pergerakan

janin mulai terasa kapan, mendapatkan tablet Fe berapa

banyak, serta keluhan lainnya yang dirasakan selama hamil

(Indrayani, 2011).

Menurut buku KIA (2016),hal hal yang perlu dikaji

adalah HPHT, HPL, LIILA, Tinggi Badan, Golongan

Darah, Penggunaan Kontrasepsi sebelum kehamilan ini,

riwayat penyakit yang diderita, riwayat alergi, hamil ke

berapa, jumlah persalinan, jumlah keguguran, jumlah anak

hidup, jumlah anak mati, jumlah anak lahir kurang bulan,

jarak kehamilan dengan persalinan terakhir, status

imunisasi TT, penolong persalinan terakhir, cara

persalinan terakhir, keluhan yang dialami, KIE yang

diberikan, terapi atau obat obatan yang dikonsumsi.

10) Riwayat KB

Apakah selama ini pernah menggunakan KB, jika iya

ibu menggunakan KB jenis apa, sudah berhenti berapa

lama, keluhan selama ikut KB dan rencana penggunaan

KB setelah melahirkan. Hal ini untuk mengetahui apakah

67
kehamilan ini karena faktor gagal KB atau tidak

(Romauli, 2011).

11) Pola Kebiasaan Sehari-hari

a) Pola Nutrisi

Energi 2300 kkal, protein 65 gram, kalsium 1,5

gram/hari (trimester akhir membutuhkan 30-40 gram),

zat besi rat-rata 3,5 mg/hari fosfor 2 gram/ hari dan

vitaminA 50 gram. Dapat diperoleh dari 3x makan

dengan kompisisi 1entong nasi, satu potong

daging/telur/tahu/tempe, satu mangkuk sayuran dan

satu gelas susu dan buah (Sulistyawati, 2009).

b) Pola Istirahat

Ibu hamil mebutuhkan istirahat yang cukup baik

siang maupun malam untuk menjaga kondisi

kesehatan ibu dan bayinya, kebutuhan istirahat ibu

hamil : malam : ± 8-10 jam/hari, siang ± 1-2 jam/hari

(Sulistyawati, 2009).

c) Pola Eliminasi

Ibu hamil pada TM III mulai terganggu, relaksi

umum otot polos dan kompresi usus bawah oleh uterus

yang membesar. Sedangkan untuk BAK ibu trimester

III mengalami ketidaknyamanan yaitu sering kencing

(Sulistyawati, 2009).

68
d) Pola Aktifitas

Ibu hamil dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari

namun tidak terlalu lelah dan berat karena

dikhawatirkan mengganggu kehamilannya, ibu hamil

utamanya trimester I dan II membutuhkan bantuan

dalam melakukan aktifitas sehari-hari agar tidak

terlalu lelah. Kelelahan dalam beraktifitas akan

banyak menyebabkan komplikasi pada setiap ibu

hamil misalnya perdarahan dan abortus (Sulistyawati,

2009).

e) Pola Seksual

Menurut Sulistyawati (2009), pola seksual pada ibu


hamil :

Trimester I : Tidak boleh terlalu sering karena

dapat menyebabkan abortus

Trimester II : Boleh melakukan tetapi harus hati –

hati karena perut ibu sudah mulai

membesar

Trimester III : Tidak boleh terlalu sering dan hati-

hati karena dapat menyebabkan

ketuban pecah dini dan persalinan

prematur.

12) Riwayat Psikologi

69
Bagaimana persepsi ibu tentang kehamilan, apakah

kehamilannya direncanakan atau tidak, dukungan

keluarga, adanya respon positif dari keluarga terhadap

kehamilannya akan mempercepat proses adaptasi ibu

dalam menerima perannya (Sulistyawati, 2009)

13) Riwayat Budaya

Faktor-faktor situasi, latar belakang budaya, status

ekonomi sosial (Sulistyawati, 2009)

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan Umum

Baik (jika pasien memperlihatkan respon yang

baik terhadap orang lain) atau lemah (jika kurang atau

tidak memberikan respon yang baik terhadap orang

lain (Sulistyawati, 2014).

b) Kesadaran

Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran

ibu, kita dapat melakukan pengkajian derajat

kesadaran dari kesadaran composmentis (kesadaran

maksimal) sampai dengan koma (tidak dalam keadaan

sadar) (Sulistyawati, 2014).

c) Tinggi Badan

70
Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm

tergolong resiko tinggi karena beresiko memiliki

panggul sempit sehingga kepala bayi sulit lahir secara

normal (Romauli, 2011).

d) Berat Badan

Ditimbang tiap kali kunjungan untuk mengetahui

penambahan berat badan ibu. Normalnya penambahan

berat badan tiap minggu adalah 0,5. (Romauli, 2011).

e) LILA (Lingkar Lengan Atas)

LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator

kuat untuk status gizi ibu yang kurang/ buruk (KEK).

Sehingga ia beresiko untuk melahirkan bayi dengan

BBLR. Dengan demikian, bila hal ini ditemukan sejak

awal kehamilan petugas dapat memotivasi ibu agar

lebih memperhatikan jumlah dan kualitas makanannya

(Romauli, 2011).

2) Tanda-tanda Vital

a) Tekanan Darah

Tekanan darah dikatakan tinggi apabila lebih dari

140/ 90 mmHg. Bila tekanan darah meningkat, yaitu

sistolik ≥ 30 mmHg, dan atau diatolik ≥ 15 mmHg

dapat berlanjut menjadi preeklampsia dan eklampsia

jika tidak ditangan dengan cepat (Romauli, 2011:173).

71
b) Nadi

Dalam keadaan normal, denyut nadi ibu sekitar

60- 80x/menit. Jika denyut nadi 100x/menit atau lebih,

mungkin ibu mengalami salah satu atau lebih keluhan

seperti tegang, ketakutan, cemas, perdarahan berat,

anemia, demam, gangguan tiroid, dan gangguan

jantung (Romauli, 2011:173).

c) Pernafasan

Untuk mengetahui fungsi sitem pernapasan

normalnya 16- 24x/menit (Romauli, 2011:173).

d) Suhu

Suhu tubuh yang normal adalah 36- 37,5°C. Suhu

tubuh lebih dari 37° perlu diwaspadai adanya infeksi

(Romauli, 2011:173).

3) Pemeriksaan Khusus

a) Inspeksi

Rambut : Bersih / kotor, warna hitam / merah jagung,

mudah rontok / tidak. Rambut yang mudah

dicabut menandakan kurang gizi atau

kelainan tertentu (Romauli, 2011:174).

Muka : Bengkak / oedem tanda eklamsi, terdapat

cloasma gravidarum sebagai tanda

kehamilan. Muka pucat tanda anemia,

72
perhatikan ekspresi ibu, kesakitan atau

meringis (Romauli, 2011:174).

Mata : Konjungtiva pucat menandakan anemia

pada ibu yang akan mempengaruhi

kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan.

Sclera ikterus perlu dicurigai ibu mengidap

hepatitis (Romauli, 2011:174).

Hidung : Simetris, adakah secret, polip, ada kelainan

lain (Romauli, 2011:174).

Mulut : Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering

tanda ibu dehidrasi, sariawan tanda ibu

kekurangan vitamin C (Romauli,

2011:174).

Gigi : Caries gigi menandakan ibu kekurangan

kalsium. Saat hamil terjadi caries yang

berkaitan emesis, hiperemesis gravidarum.

Adanya kerusakan gigi dapat menjadi

sumber infeksi (Romauli, 2011:174).

Leher : Adanya pembesaran kelenjar tiroid

menandakan ibu kekurangan iodium,

sehingga dapat menyebabkabkan terjadinya

kretinisme pada bayi dan bendungan vena

jugularis/tidak (Romauli, 2011).

73
Dada : Bagaimana kebersihannya terlihat

hiperpigmentasi pada aerola mammae tanda

kehamilan, puting susu datar atau

tenggelam membutuhkan perawatan

payudara untuk persiapan menyusui.

Adakah striae gravidarum (Romauli, 2011).

Abdomen : Bentuk, bekas luka operasi, terdapat linea

nigra, striae livida dan terdapat pembesaran

abdomen (Romauli, 2011).

Genetalia : Bersih / tidak, varises/tidak, ada condiloma

akuminata dan condiloma talata / tidak,

keputihan / tidak (Romauli, 2011).

Ekstermitas : Adanya oedem pada ekstermitas atas

atau bawah dapat dicurigai adanya

hipertensi hingga preeklamsi dan diabetes

melitus, varises/tidak, kaki sama panjang

atau tidak karena akan mempengaruhi

persalinan (Romauli, 2011).

b) Palpasi

Leher : Untuk mengetahui ada tidaknya

pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran

kelenjar limfe, dan ada tidaknya bendungan

pada vena jugularis (Romauli, 2011).

74
Dada : Mengetahui ada tidaknya benjolan atau masa

pada payudara (Romauli, 2011).

Abdomen : (1) Untuk mengetahui umur kehamilan

(2) Untuk mengetahui bagian-bagian janin

(3) Untuk mengetahui letak janin

(4) Janin tunggal atau tidak

(5) Sampai dimana bagian terdepan

janin masuk kedalam ongga panggul

(6) Unuk mengetahui kelainan

abnormal ditubuh

Pemeriksaan abdomen pada ibu

hamil meliputi :

(1) Leopold I

Normal : Tinggi fundus uteri sesuai dengan usia

kehamilan.

Tujuan : Untuk menentukan usia kehamilan

berdasarkan TFU dan bagian yang

teraba di fundus uteri (Romauli,

2011).

Tabel 2.5
Perkiraan TFU terhadap Umur Kehamilan

Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan


1/3 diatas simfisis atau 3 jari 12 minggu
diatas
simfisis

75
½ simfisis – pusat 16 minggu
2/3 diatas simfisis atau 3 jari 20 minggu
dibawah simfisis
Setinggi Pusat 24 minggu
1/3 diatas pusat atau 3 jari 28 minggu
diatas
pusat
½ pusat –procesus xipoideus 32 minggu
Setinggi procesus xipoideus 36 minggu
Dua jari (4cm) dibawah px 40 minggu
Sumber: Hani, dkk, 2010. Asuhan
Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis,
Jakarta, halaman 81

Tabel 2.6
Tinggi Fundus Uteri Menurut MC. Donald

Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan


24 - 25 cm di atas simfisis 22 – 28 minggu
26,7 cm di atas simfisis 28 minggu
29,5 – 30 cm di atas simfisis 30 minggu
29,5 – 30 di atas simfisis 32 minggu
31 cm di atas simfisis 34 minggu
32 cm di atas simfisis 36 minggu
33 cm di atas simfisis 38 minggu
37,7 cm di atas simfisis 40 minggu
Sumber: Prawirohardjo (1999) dalam Sari
(2015), Asuham Kebidanan pada
Kehamilan,Bogor, halaman 48.

Tanda kepala :Keras, bundar, melenting

Tanda bokong :Lunak, kurang bundar,


kurang

melenting

TFU dapat digunakan untuk memperkirakan

tafsiran berat janin dan usia kehamilan.

76
Menghitung tafsiran berat janin menurut Johnson.

TBJ = TFU (cm) – n(12 atau 11) x 155

n= 12 jika vertex pada spina iskhiadika

11 jika vertex dibawah spina isksiadika.

(2) Leopold II

Normal : Teraba bagian panjang, keras seperti

papan (punggung) pada satu sisi lain

teraba bagian kecil janin.

Tujuan : Menentukan letak punggung anak

pada letak memanjang, dan

menentukan letak kepala pada letak

lintang (Romauli, 2011).

(3) Leopold III

Normal : Pada bagian bawah janin teraba

bagian yang bulat, keras, melenting

(kepala).

Tujuan : Menentukan bagian terbawah

janin, dan apakah bagian terbawah

sudah masuk PAP atau belum

(Romauli, 2011).

(4) Leopold IV

Normal :Jika Jari-jari tangan masih bisa bertemu

(konvergen) berarti belum masuk

77
PAP. Jika posisi jari-jari tangan

sejajar berarti kepala sudah masuk

rongga panggul. Jika jari kedua

tangan menjauh (divergen) berarti

ukuran terbesar kepala sudah

melewati PAP.

Tujuan : Untuk mengetahui seberapa jauh

bagian terendah janin sudah masuk

PAP (Romauli, 2011)

Tabel 2.7
Penurunan Bagian Terbawah dengan Metode
Perlimaan

Periksa Periksa Keterangan


Luar Dalam
5/5 Kepala diatas PAP
mudah digerakkan
4/5 H I-II Sulit digerakkan,
bagian terbesar
kepala
belum masuk panggul.
3/5 H II-III Bagian terbesar kepala
belum masuk panggul
2/5 H III+ Bagian terbesar kepala
sudah masuk panggul
1/5 H III-IV Kepala didasar panggul
0/5 H IV Di perineum
Sumber: Hani, dkk, 2011. Asuhan
Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis,
Jakarta, halaman 152 .

Ekstermitas : Adanya oedem pada ekstermitas atas

atau bawah dapat dicurigai adanya

78
hipertensi hingga preeklamsi dan

diabetes melitus (Romauli, 2011)

c) Auskultasi

Dalam keadaan normal, terdengar denyut jantung

janin di bawah pusat ibu (baik dibagian kiri/ kanan

perut ibu). Mendengarkan denyut jantung janin

meliputi frekuensi dan keteraturan irama. DJJ dihitung

selama 1 menit penuh. Jumlah DJJ normal antara 120-

140x/ menit. Selain itu auskultasi dilakukan untuk

mendengarkan apakah terdapat ronchi atau wheezing

pada dada ibu (Romauli, 2011).

Tujuan :

(1) Menentukan hamil atau tidak

(2) Anak hidup atau mati

(3) Membantu menetukan habitus, kedudukan

punggung janin, presentasi anak tunggal / kembar

yaitu terdengar pada dua tempat dengan perbedaan

10 detik.

Dada : Adanya ronkhi atau wheezing perlu

dicurigai adanya asma atau TBC yang

dapat memperberat kehamilan (Romauli,

2011).

79
Abdomen : DJJ (+) Normal 120-160 x/menit, teratur

dan reguler (Romauli, 2011)

d) Perkusi

Pemeriksaan reflek patela normal jika tungkai

bawah bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila

gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini

mungkin merupakan tanda preeklampsia. Bila reflek

patela negatif kemungkinan pasien mengalami

kekurangan B1 (Romauli, 2011).

4) Pemeriksaan Penunjang

a) Pemeriksaan darah

Dari pemeriksaan darah perlu ditentukan Hb 3

bulan sekali karena pada wanita hamil sering timbul

anemia karena difesiensi besi (Hani, 2011).

Klarifikasi derajat anemia :

(1) Hb 11 gr % : tidak anemia

(2) Hb 9-10 gr % : anemia ringan

(3) Hb 7-8 gr % : anemia sedang

(4) Hb <7 gr % : anemia berat

b) Pemeriksaan urine

Pemeriksaan yang dilakukan adalah reduksi urin

dan kadar albumin dalam urin sehingga diketahui

80
apakah ibu menderita preeklampsia atau tidak

(Romauli, 2011).

c) Pemeriksaan labooratorium PMS, HIV/AIDS.

d) Pemeriksaan Ultra Sonografi (USG)

Adapun kegunaan USG, yaitu (Hani,2011) :

(1) Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal.

(2) Mengetahui posisi plasenta.

(3) Mengetahui adanya Intra Uterine Fetal Death


(IUFD).

(4) Mengetahui ada dan tidaknya hidramnion.

(5) Menentukan ada atau tidaknya kelainan anak.

2.4.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah

Diagnosa : G_ P_ _ _ _ Ab_ _ _ Uk ... minggu, Tunggal,

Hidup, Intrauterine, keadaan ibu dan janin baik

dengan kehamilan normal.

Subjektif : Ibu mengatakan ini kehamilan ke ... Ibu mengatakan

usia kehamilan ... minggu Ibu mengatakan Hari

pertama haid terakhir ...

Objektif :

Keadaan Umum : baik

Kesadaran : composmentis

TD : 90/60 – 12/80 mmHg

Nadi : 60 – 80x/menit

RR : 12 – 20x/menit

81
Suhu : 36,5 – 37,5 oC

TB : ...cm

BB hamil : ... kg

HPHT : ...

TP : ...

LILA : lebih dari 23,5 cm

Palpasi Abdomen :

Leopold I : TFU sesuai dengan usia kehamilan (28

minggu 3 jari diatas pusat, 32 minggu

pertengahan pusat dan rocesus

xypoideus,36 minggu setinggi px, 40

minggu dua jari / 4 cm dibwah px). Bagian

janin yang berada di fundus teraba lunak,

kurang bundar, kurang melenting (bokong).

Leopold II : Teraba datar, keras, dan memanjang

kanan/kiri (punggung), dan bagian kecil

pada bagian kanan/kiri.

Leopold III : Teraba keras, bundar, melenting (kepala)

bagian terendah, sudah masuk PAP atau

belum.

Leopold IV : Jika sudah masuk PAP, seberapa jauh

bagian terendah janin masuk PAP.

82
Auskultasi : DJJ 120 – 160x/menit.

Masalah :
a. Hemoroid

Subyektif : Ibu mengatakan ketika buang air besar

mengeluarkan darah serta merasa nyeri dan

gatal-gatal di sekitar anus dan rektum.

Obyektif : Pada saat inspeksi terlihat benjolan di anus.

b. Sering buang air kecil

Subyektif : Ibu mengatakan sering buang air kecil dan

keinginan untuk kembali buang air kecil kembali

terasa.

Obyektif : Kandung kemih terasa penuh.

c. Kram dan nyeri pada kaki

Subyektif : Ibu mengatakan kram pada kaki bagian bawah.

Obyektif : perkusi reflek patella +/+, nyeri tekan pada

bekas kram.

d. Gangguan pernafasan

Subyektif : Ibu mengatakan merasa sesak terutama pada saat

tidur. Obyektif : Pernafasan meningkat, nafas ibu

tampak cepat, pendek,

dan dalam.

e. Edema

Subyektif : Ibu mengatakan kakinya bengkak

83
Obyektif : Tampak oedem pada ekstremitas bawah +/+.

f. Perubahan libido

Subyektif : Ibu mengatakan punggung atas dan bawah terasa


nyeri.

Obyektif : Ketika berdiri terlihat postur tubuh ibu

condong ke belakang (lordosis)

2.4.3 Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Menurut Bobak (2010), berikut adalah beberapa diagnosis

potensial yang mungkin ditemukan pada pasien selama kehamilan

trimester III:

a. Perdaraha pervaginam.

b. Intra Uterine Fetal Death (IUFD).

c. Hipertensi dalam kehamilan.

d. Ketuban pecah dini.

e. Persalinan premature.

2.4.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

Dalam pelaksanaanya terkadang bidan dihadapkan pada

beberapa situasi memerlukan penanganan segera dimana bidan

harus segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien,

namun kadang juga berada pada situasi pasien yang memerlukan

tindakan segera sementara menunggu intruksi dokter, bahkan

mungkin situasi pasien yang memerlukan konsultasi dengan tim

kesehatan lain. Di sini bidan sangat dituntut kemampuannya untuk

84
dapat selalu melakukan evaluasi keadaan pasien agar asuhan yang

diberikan tepat dan aman (Sulistyawati, 2014).

2.4.5 Intervensi

Tahap ini merupakan tahap penyusunan rencana asuhan

kebidanan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional

berdasarkana identifikasi data.

Diagnosa : G _ P _ _ _ _ Ab _ _ _ Uk ... minggu, janin,

tunggal, hidup, intrauterine, letak kepala,

punggung kanan/kiri dengan keadaan ibu dan janin

baik.

Tujuan : Ibu dan janin dalam keadaan baik, kehamilan dan

persalinan berjalan normal tanpa komplikasi.

KH :

KU : Baik

Kesadaran : composmentis

TD : 90/60 – 120/80 mmHg


Nadi : 60 – 80x/menit

Suhu : 36,5 – 37,5 oC

RR : 16 – 24 x/menit

LILA : >23,5 cm

TFU : Sesuai usia kehamilan

85
UK 28 minggu : 1/3 diatas pusat/ 3 jari

diatas pusat UK 32 minggu : ½ pusat –

proceus xypoideus

UK 36 minggu : setinggi procesus

xypoideus UK 40 minggu : Dua jari

(4cm) dibawah px

DJJ : 120-

160 x/menit Tidak ada

penyulit kehamilan.

Intervensi :

a. Berikan informasi tentang hasil pemeriksaan kepada ibu.

Rasional : Memberitahu mengenai hasil pemeriksaan kepada

pasien merupakan langkah awal bagi bidan dalam

membina hubungan komunikasi yang efektif

sehingga dalam proses KIE akan tercapai

pemahaman materi KIE yang optimal

(Sulistyawati, 2014).

b. Berikan informasi kepada ibu tentang perubahan fisiologis

dan ketidaknyamanan umum yang terjadi pada masa

kehamilan trimester III.

Rasional :Adanya respon positif dari ibu terhadap perubahan

– perubahan yang terjadi dapat mengurangi

86
kecemasan dan dapat beradaptasi dengan

perubahan – perubahan yang terjadi. Sehingga jika

sewaktu – waktu ibu mengalami , ibu sudah tahu

bagaimana cara mngatasinya (Sulistyawati, 2014).

c. Diskusikan dengan ibu tentang kebutuhan nutrisi selama

hamil trimester III.

Rasional :Kebutuhan metabolisme janin dan ibu

membutuhkan perubahan besar tehadap kebutuhan

konsumsi nutrisi selama kehamilan dan

memerlukan pemantauan ketat (Sulistyawati,2014).

d. Jelaskan pada ibu tentang tanda – tanda bahaya pada trimester


III.

Rasional : Memberikan informasi mengenai tanda bahaya

kepada ibu dan keluarga agar dapat melibatkan ibu

dan keluarga dalam pemantauan dan deteksi dini

(Sulistyawati, 2014).

e. Diskusikan kebutuhan untuk melakukan tes laboratorium atau

tes penunjang lain untuk menginformasikan dan membedakan

antara berbagai komplikasi yang mungkin timbul.

Rasional : Antisipasi masalah potensial terkait. Penentuan

kebutuhan untuk melakukan konsultasi dokter atau

perujukan ke tenaga professional

(Sulistyawati,2009).

f. Berikan informasi tentang persiapan persalinan, antara lain

87
yang gerhubungan dengan hal – hal berikut tanda persalinan,

tempat persalinan, biaya persalinan, perlengkapan persalinan,

surat – surat yang dibutuhkan.

Rasional : Informasi sangat perlu untuk disampaikan kepada

pasien dan keluarga untuk mengantisipasi adanya

ketidaksiapan keluarga ketika sudah ada tanda

persalinan (Sulistyawati, 2009).

g. Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang.

Rasional :Langkah ini dimaksudkan untuk menegaskan

kepada ibu bahwa meskipun saat ini tidak

ditemukan kelainan, namun tetap diperlukan

pemantauan karena ini sudah trimester III

(Sulistyawati, 2009).

Masalah :

a. Hemoroid

Tujuan : Hemoroid berkurang

Kriteria Hasil : Ibu dapat buang air besar

dengan lancar. Intervensi:

1) Anjurkan ibu untuk makan makanan yang berserat,

makan buah dan sayur.

Rasional : Serat dapat mempertahankan kadar air

saat proses pencernaan, sehingga saat

mengalami absorbsi didalam usus, tidak

88
kekurangan air dan konsistensi tinja akan

lunak (dewi, 2012).

2) Jelaskan pada ibu untuk menghindari duduk terlalu lama,

memakai pakaian yang ketat.

Rasional : Duduk terlalu lama serta menggunakan

pakaian ketat merupakan factor predisposisi

terjadinya hemoroid.

3) Anjurkan ibu untuk menghilangkan bengkak dan nyeri

dengan mandi air hangat.

Rasional : Thrombus akibat varises di tungkai jarang

terjadi, tetapi dapat diproduksi oleh

hemoroid. Hemoroid berupa thrombus

dapat dibuang (Bobak, 2005).

b. Sering Buang Air Kecil

Tujuan :Ibu mampu beradaptasi dengan adanya

peningkatan frekuensi berkemih.

Kriteria Hasil : Mengungkapkan pemahaman tentang

kondisi. Intervensi:

1) Berikan informasi tentang perubahan perkemihan

sehubungan dengan trimester ketiga

Rasional : Membantu klien memahami alasan fisiologis

dari frekuensi berkemih dan nokturia.

Pembesaran uterus trimester ketiga

89
menurunkan kapasitas kandung kemih,

mengakibatkan sering berkemih.

Perubahan posisi mempengaruhi fungsi

ginjal sehingga posisi terlentang dan tegak,

menurunkan aliran darah ginjal sampai

50%, dan posisi berbaring miring kiri

meningkatkan aliran darah ginjal.

2) Berikan informasi mengenai perlunya masukan cairan 6

sampai 8 gelas/hari, penurunan masukan 2-3 jam sebelum

beristirahat,dan penggunaan garam, makanan dan produk

mengandung natrium dalam jumlah sedang.

Rasional : Mempertahankan tingkat cairan dan

perfusi ginjal adekuat, yang mengurangi

natrium diet untuk mempertahankan status

isotonik.

c. Kram dan Nyeri pada Kaki

Tujuan : Ibu mengerti dan paham tentang penyebab

kram dalam kehamilan fisiologis, ibu dapat

beradaptasi dan mengatasi kram yang

terjadi.

Kriteria Hasil : Ibu tidak mengeluh adanya kram pada kaki

dan nyeri kram berkurang.

Intervensi:

90
1) Jelaskan penyebab kram pada kaki selama kehamilan

Rasional : Pengetahuan ibu bertambah dan

ibu lebih kooperatif serta ibu

tidak cemas.

2) Lakukan masase dan kompres hangat pada otot yang kram,

dorsofleksi kaki sampai spasme hilang.

Rasional : Terapi untuk menguranagi rasa kram

pada kaki (Bobak, L, 2005).

3) Jelaskan pada ibu untuk mengonsumsi

makanan yang mengandungkalsium dan pospor.

Rasional : Memenuhi kebutuhan kalsium dan

fosfor untuk tulang.(Varney, 2007).

d. Gangguan Pernapasan

Tujuan : Ibu mampu beradaptasi dengan

adanya sesak napas

Kriteria Hasil : Pernafasan normal (16-24 x/menit),

aktifitas ibu s ehari-hari tidak terganggu,

sesak napas berkurang.

Intervensi:

1) Menjelaskan dasar fisiologis penyebab terjadinya sesak


nafas.

Rasional :Diafragma akan mengalami elevasi kurang

lebih 4 cm selama kehamilan. Tekanan

pada diafragma, menimbukkan perasaan

91
atau kesadaran tentang kesulitan bernapas

atau sesak napas (Varney, 2007).

2) Ajarkan wanita cara meredakan sesak nafas dengan

pertahankan postur tubuh setengah duduk.

Rasional : Menyediakan ruangan yang lebih untuk isi

abdomen sehingga mengurangi tekanan

pada diafragma dan memfasilitasi fungsi

paru (Varney, 2007).

3) Anjurkan ibu untuk mempertahankan postur tubuh yang

baik saat tidur dengan menambahkan bantal serta

menghindari makan terlalu kenyang.

Rasional : Ekspansi diafragma terbatas karena uterus

membesar, diafragma terangkat sekitar 4cm

(Bobak, 2005).

e. Edema

Tujuan : ibu mengerti dan paham tentang

penyebab oedem dalam kehamilan

fisiologis, ibu dapat beradaptasi dan

mengatasi edema yang terjadi.

Kriteria Hasil : ibu tidak mengeluh adanya oedema pada kaki

dan nyeri oedema berkurang.

Intervensi :

1) Jelaskan pada ibu perubahan fisiologis yang menyebabkan


oedem.

92
Rasional : Membantu klien memahami alasan fisiologis

dari oedema yaitu Terjadi karena gangguan

sirkulasi vena dan peningkatan tekanan

vena pada ekstrimitas bawah karena

tekanan uterus membesar pada vena

panggul pada saat duduk atau berdiri dan

pada vena cava inferior saat tidur

terlentang.

2) Anjurkan ibu untuk menghindari pakaian yang ketat.

Rasional : Pakaian yang ketat akan menghambat aliran

darah balik dari tungkai ke tubuh bagian

atas.

3) Anjurkan ibu untuk istirahat dengan kaki lebih tinggi dari

badan (elevasi tungkai teratur setiap hari)

Rasional : Meningkatkan aliran balik vena sehingga

kaki tidak oedem.

4) Anjurkan ibu untuk tidak memakai penopang perut

(penyokong atau korset abdomen maternal).

Rasional : Penggunaan penopang perut dapat

mengurangi tekanan pada akstrimitas

bawah (melonggarkan tekanan pada vena-

vena panggul) sehingga aliran darah balik

menjadi lancar.

93
f. Sakit punggung atas dan bawah.

Tujuan : Ibu mampu beradaptasi dengan rasa nyeri.

Kriteria Hasil : Nyeri pinggang ibu berkurang, ibu tidak

kesakitan lagi.

Intervensi

1) Kompres hangat jangan terlalu panas pada punggung.

Seperti gunakan bantalan pemanas, mandi air hangat, duduk

di bawah siraman air hangat.

Rasional : Membantu meredakan sakit akibat

ketegangan otot (Simkin, 2008)

2) Ajarkan ibu dengan latihan fisik.

Rasional : Posisi jongkok membantu meredakan

sakit punggung. Berjongkoklah, turunkan

bokong kebawah ke arah lantai. Tahan

berat badan merata pada kedua tumit dan

jari kaki untuk mendapatkan kestabilan dan

kelengkungan yang lebih besar dari bagian

bawah punggung atau berjongkok dengan

berpegangan pasangan atau benda lain

(Simkin, 2008).

3) Jelaskan pada ibu tentang body mekanik. Tekuk kaki

ketimbang membungkuk untuk mengangkat apapun, saat

bangkit dari setengah kongkok lebarkan kedua kaki dan

94
tempatkan satu kaki sedikit ke depan.

Rasional : Untuk menghindari ketegangan otot

sehingga rasa nyeri berkurang (Varney,

2007).

2.4.6 Implementasi

Merupakan aplikasi atau tindakan asuhan kepada klien dan

keluarga yang telah direncanakan pada intervensi secara efisien

dan aman (Hani, 2014).

2.4.7 Evaluasi

Hasil evaluasi tindakan nantinya dituliskan setiap saat pada

lembar catatan perkembangan dengan melaksanakan observasi

dan pengumpulan data subyektif, obyektif, mengkaji data tersebut

dan merencanakan terapi atas hasil kajian tersebut. Jadi, secara

dini catatan perkembangan berisi uraian yang berbentuk SOAP,

yang merupakan singkatan dari:

S : Subyektif, merupakan informasi atau data yang

diperoleh dari pasien saat anamnese.

O : Obyektif, merupakan informasi yang didapatkan dari

hasil pemeriksaan oleh bidan maupun tenaga

kesehatan lainnya.

A : Analisa, merupakan penilaian yang disimpulkan dari

informasi subyektif dan obyektif

P : Penatalaksanaan, merupakan penatalaksanaan

95
tindakan kebidanan yang dibuat sesuai dengan

masalah klien

BAB III
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KEHAMLAN


PADA NY “S” G2P1A0 HAMIL 36 MINGGU
DI POSKESDES TELUK JAMBU
TAHUN 2024

96
TempatPraktek/Ruang : Poskesdes Teluk Jambu

Ruang Periksa NomorMR :-

MasukPMBH/Tanggal : Kamis, 01 Februari 2024

PembimbingLahan/CI : Bdn. Gustien Siahaan, S.Keb,. M.Kes

PengkajianTanggal : 01 Februari 2024 / Jam. 16.00 WIB

Sumber Data : Ny. S

I. PENGKAJIAN / PENGUMPULAN DATA

A. DATA SUBJEKTIF / ANAMNESE :

1. Identitas Pasien Suami

Nama Ny. Siti Aminah Tn. Deki

Nik 1507035505860003 1506050802830001

Umur 37 thn 40 thn

Agama ISLAM ISLAM

Pendidikan SMA SMA

Pekerjaan IRT WIRASWASTA

No. Telpon 085267578517 085267578517

Alamat Desa Teluk Jambu Desa Teluk Jambu

2. .KELUHAN UTAMA ( 5 W, 1 H )

. a. Alasan kunjungan : Kunjungan ANC ke 4

b.Aminorrhoe : (-)

c.Keluhan saat ini : Tidak ada

3. RIWAYAT OBSTETRI

A. RIWAYAT MENSTRUASI

97
1. HPHT : 23-05-2023

2. T P : 30-02-2024

3. Menarche : 14 th

4. Usia Kehamilan : 36 minggu

5. Siklus : 28 hari

6. Jumlah : 2x ganti pembalut

7. Lama : 5 hari

8. Sifat darah : Normal

9. Gg. Haid : Tidak ada

B.RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG

1. Trimester I

a. Periksa ke : Poskesdes Teluk Jambu

b.Oleh : bidan

c.Frekwensi : 2 kali

d.TT : (-) Tanggal :

e.Keluhan

- Mual muntah : ada

- Pusing : Tidak ada

-Nafsu makan : Kurang

- Keluar darah : Tidak ada

- Sering BAK : Tidak ada

- Lain-lain : Tidak ada)

c.Penkes yang diberikan :

98
- Makan dalam porsi kecil tapi sering

- konsumsi vitamin secara teratur

- Hindari makanan berlemak dan pedas juga makanan yang

berbau tajam yang merangsang mual

2. Trimester II

a. Periksa ke : Poskesdes Teluk Jambu

b. Oleh : bidan

c.Frekwensi : 2x

d. TT : TT 1 Tanggal : -

e. Keluhan

- Mual muntah : Tidak ada

- Pusing / sakit kepala : Tidak ada

- Mata kabur : Tidak ada

- Hipertensi : Tidak ada

- Nafsu makan : ada

- Nyeri ulu hati : Tidak ada

- Keputihan (patologis) : Tidak ada

- Keluar darah : Tidak ada

- Lain-lain : Tidak ada

f.Penkes yang diberikan :

- Memberikan KIE tentang gizi seimbang pada ibu hamil,

mengkonsumsi sayuran hijau, lauk pauk, buah-buahan

dan minum susu.

99
- Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan

olahraga ringan

- Memberikan vitamin Fe dan Calk

- Memberitahu ibu untuk rutin mengkonsumsi vitamin fe

dan makanan tambahan yang diberikan petugas

kesehatan

- Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang dibulan depan

untuk pemeriksaan ANC ulang.

2.Trimester III

a. Periksa ke : Poskesdes Teluk Jambu

b. Oleh : Bidan

c.Frekwensi :1x

d.TT : TT 2 Tanggal :

e.Keluhan

- Mual muntah : Tidak ada

- Pusing / sakit kepala : Tidak ada

- Nafsu makan : Ada

- Keluar darah : Tidak ada

- Keputihan (patologis) : Tidak ada

- Bengkak pd muka/kaki : Tidak ada

- Hipertensi : Tidak ada

- Kontraksi (brackton hick) : Tidak ada

- Lain-lain : Tidak ada

100
f. Penkes yang diberikan :

o Penkes seputar kehamilan di TM ke III

o Memberikan KIEtentangNutrisi pada ibuhamil TM III

o Memberikan penkes tentang nyeri pinggang selama

masa kehamilan

o Infokan tanda-tanda bahaya selama kehamilan TM III

o Infokan tanda-tanda persalinan

o Infokan persiapan yang dilakukan menjelang persalinan

o Jadwalkan kunjungan ulang.

C. RIWAYAT PERGERAKAN ANAK :

- Mulai dirasakan : usia 4 bulan

- Frekwensi : 5x-7x / hari

- Durasi : sering

- Pergerakan anak dalam 24 jam terakhir : Ada

- Keluhan yg dirasakan : tidak ada

D.RIWAYAT OBSTETRI YANG LALU

Hamil Persalinan Nifa

k Periksa Umur komplikasi tahun Jenis penolong Komplikasi BB/PB JK

e ke kehamilan persalinan Ibu & bayi

1. Bidan 38 mggu Tdk ada 2015 Spontan Bidan Tdk ada 3000 / P

101
48 R

2. ini - - - - - - - -

E. RIWAYAT PERKAWINAN

- . Perkawinan yang ke :1

- Status perkawinan : 1x

- .Lama perkawinan : 10 Tahun

- .Apakah kehamilan ini diinginkan : ya

F. RIWAYAT PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI

- Akseptor KB : Ya

- Jenis alkon KB yg dipakai : KB suntik 1 bulan

- Lama memakai alkon KB : 2 thn

- Alasan melepaskan alkon KB : ingin mempunyai anak lagi

- Keluhan yang dirasakan : haid tdk lancar

- Apakah ibu diketahui hamil ketika masih ber-KB : Tidak

G. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

1. Penyakit sistemik

- Hipertensi : Tidak ada

- Asma : Tidak ada

- Jantung : Tidak ada

- Hepatitis : Tidak ada

102
- Ginjal : Tidak ada

-DM : Tidak ada

- Dll : Tidak ada

2.Penyakit menular seksual (PSM)

- HIV / AIDS : Tidak ada

- Gonorrhoea : Tidak ada

- Siphilis : Tidak ada

- Kondiloma akuminata : Tidak ada

- Herpes : Tidak ada

3.Penyakit infeksi

- TBC : Tidak ada

- TORCH : Tidak ada

- Campak : Tidak ada

-ISK : Tidak ada

- Demam/kejang : Tidak ada

- Dll : Tidak ada

4.Gangguan jiwa (psikis)

- Kecemasan : Tidak ada

- Depresi : Tidak ada

- Psikosa : Tidak ada

- dll : Tidak ada

H. RIWAYAT OPERASI

- Appendix : Tidak ada

103
-SC : Tidak ada

-KET : Tidak ada

- Laparatomy : Tidak ada

- Dll : Tidak ada

I. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

- Hipertensi : Tidak ada

- Asma : Tidak ada

- Jantung : Tidak ada

- Hepatitis : Tidak ada

- Ginjal : Tidak ada

-DM : Tidak ada

- Keturunan kembar : Tidak ada

- Penyakit psikis (kejiwaan) : Tidak ada

- Cacat bawaan : Tidak ada

- Dll : Tiak ada

J. RIWAYAT POLA AKTIVITAS IBU SEHARI-HARI

1. Nutrisi

- Makan

- Frekwensi : 3 x sehari

- Banyaknya : 1 piring

- pantangan : Tidak ada

- Menu seimbang : Nasi, lauk, sayur

104
2.Minum

- Frekwensi : 7 - 8 gelas sehari

- Banyaknya : 300 ml perhari

- Minum susu : ya

- Minuman yang bergas : Tidak ada

3.Eliminasi

a. BAB

- Frekwensi : 1 - 2 x sehari

- Banyaknya :-

- Konsistensi : Padat

- Warnanya : Kuning

- Baunya : Normal

- Keluhan : Tidak ada

b. BAK

- Frekwensi : 4 - 8 kali sehari

- Banyaknya : 25 - 75cc

- Warna : Kuning

- Baunya : Normal

- Konsistensi BAK : Cair

- Keluhan : Tidak ada

c. PERSONAL HYGIENE

a. Mandi

- Frekwensi mandi :2 kali sehari

105
- Gosok gigi : 2 kali sehari

- Keramas/Mandi : 1-2x sehari

- Keluhan : Tidak ada

b. Vulva hygiene

- Cara cebok : Dari depan ke belakang

- Pemakaian pembersih / obat-obatan pd vagina : Tidak ada

- Keluhan : Tidak ada

c. Ganti pakaian

- Ganti pakaian dalam

- BH : 2 kali sehari

- Celana dalam : 2 kali sehari

- Ganti baju

=Frekuensi : 2 kali sehari

=Jenis pakaian : Batik daster / katun

d. Istirahat/Tidur

- Tidur malam : 7-8 jam

- Tidur / istirahat siang : 1-2 jam

- Gangguan tidur : Tidak ada

e. Pekerjaan Rumah

- Dibantu / tidak : Tidak ada

- Jenis pekerjaan : Mengurus rumah tangga

- Mengangkat yang berat : Tidak ada

106
- Pekerjaan RT yang memberatkan ibu saat kehamilan ini: Tidak ada

f. Olahraga/Rekreasi

1. Olahraga

- Frekwensi : Tidak ada

- Jenis olahraga : Tidak ada

- Lama olahraga : Tidak ada

- Senam hamil : ya

- Keluhan : Tidak ada

2. Rekreasi

- Rekreasi : Tidak ada

- Frekwensi : Tidak ada

- Kemana : Tidak ada

3.Hubungan Seksual

- Frekwensi : 1x seminggu

- Penurunan libido : Tidak ada

- Apakah hub.sex mengganggu kenyamanan ibu : Belum

- Keluhan : Tidak ada

- Disparenia : Tidak ada

- Keluar darah post coitus : Tidak ada

- dll : Tidak ada

K. DATA SOSIAL, EKONOMI, KULTURAL & SPIRITUAL

a. Sosial

- Hubungan ibu dengan suami : baik

107
- ibu dengan keluarga : baik

- ibu dengan tetangga : baik

- Mengikuti kegiatan dalam masyarakat :sesekali

b. Ekonomi

- Persiapan dana untuk persalinan : ada

- pakaian ibu dan bayi : ada

- Persiapan dana tak terduga (keperluan mendadak) : ada

- asuransi (Askes/Jamsostek/Askeskin) :ada (BPJS)

c. Kultural

- Kepercayaan terhadap mistik : Tidak ada

- Kepercayaan yang bertentangan dengan kesehatan : Tidak ada

- Kebiasaan yang bertentangan dengan kesehatan : Tidak ada

(miras, narkoba, jamu, dll)

d. Spiritual

- Percaya kepada tuhan YME : Percaya

- Pelaksanaan ibadah rutin : Shalat

B.DATA OBJEKTIF :

1. DATA UMUM

- Sikap tubuh : Normal

- Cara jalan : Normal

- BB sebelum hamil : 53 kg

- BB Sekarang : 62 kg

- TB : 158 cm

108
a. T T V

- TD : 120/80 mmhg Nadi : 88x/i

- Suhu : 36,5 ºc Nafas : 22 x/i

- Lila : 27 cm

- Kesadaran : CM

- KU : Baik

2.DATA KHUSUS

a.. Inspeksi (head to toe)

1, Kepala

a) Rambut

 Ketombe : Tidak ada

 Rontok : Tidak ada

 Kebersihan : bersih

b) Muka

 Oedema : Tidak ada

 Cloasma gravidarum : Tidak ada

c) Mata

 Konjungtiva : Merah muda

 Sklera : putih

 Palpebra (kelopak mata) : Normal

d) Hidung

 Polip : Tidak ada

109
 Obstruksi : Tidak ada

 kelainan/cacat : Tidak ada

 Pengeluaran : Tidak ada

 Kebersihan : bersih

e) Mulut

 Gigi

Caries : Tidak ada

Karang gigi : Tidak ada

Kebersihan : Tidak ada

 Gusi

Epulis : Tidak ada

Sariawan : Tidak ada

Warna : Merah muda

 Lidah

Warna : Merah muda

Kebersihan : Bersih

Bibir : Tidak pucat

Kering/pecah-pecah : Tidak ada

Sariawan : Tidak ada

f) Telinga

 Bentuk : Simetris kanan dan kiri

 Pengeluaran : Tidak ada

 Kebersihan : bersih

110
1) Leher

a) Kelenjar tyroid : Tidak ada pembengkakan

b) Kelenjar limpe : Tidak ada pembengkakan

c) Hiperpigmentasi kulit leher : Normal

2) Dada

a) Mamae

 Bentuk kiri/kanan : Simetris kanan dan kiri

 Puting : Menonjol

 Areola mamae : Bersih

 Kel.montgomery : Tidak bengkak

 Massa : Tidak ada

b) Jantung

 Irama : Normal

 lain-lain: : Tidak ada

c) Paru

 Wheezing : Tidak ada

 Ronkhi : Tidak ada

3) Punggung

a) Bentuk : Normal

b) Kelainan tlg belakang : Tidak ada

4) Perut

a) Strie lividae : Normal

b) Linea alba : Normal

111
c) Linea nigra : Normal

d) Bekas operasi : Tidak ada

e) Arah pembesaran perut (kanan/kiri) : Normal

f) Lain-lain : Tidak ada

5) Tangan

a) Eritema palmaris : Tidak ada

b) Spider nevi : Tidak ada

c) Oedema : Tidak ada

6) Kaki

a) Varices : Tidak ada

b) Oedema : Tidak ada

a. PALPASI

1) Leopold I

a) Tujuan :untuk menentukan TFU dan bagian yang terletak

difundus

b) Hasil : TFU 28 cm teraba bulat, lunak tidak melenting

2) Leopold II

a) Tujuan : Untuk menentukian bagian janin pada sisi kiri dan

kanan ibu

b) Hasil : Teraba keras memanjang di bagian kiri perut ibu

3) Leopold III

112
a) Tujuan : Untuk menetukan bagian janin yang terletak

dibagian bawah uterus

b) Hasil : Teraba keras bulat, melenting (presentasi kepala)

4) Leopold IV

a) Tujuan : Untuk menentukan berapa jauh masuknya janin ke

pintu atas panggul

b) Hasil : sudah masuk PAP

5) TFU (cm) : 28 cm

6) TBJ : 2635 gram

7) Kontraksi (brackton hick)

a) Teraba : (-)

b) Frekwensi : (-)

c) Durasi : (-)

d) Interval : (-)

b. AUSKULTASI

1) D J J

1) Frekwensi : 155 xmenit

2) Irama : Normal

3) Durasi : 11-12-11

4) Interval : Teratur

5) Kekuatan : Kuat

2) Punktum maksimum : 1 jari kiri bawah pusat

c. PERKUSI (reflek patela ka/ki): Positif

113
d. INSPEKULO (anogenetal)

1) Perineum : Tidak diperiksa

2) Vulva

a) Warna : Tidak diperiksa

b) Varises : Tidak diperiksa

c) Kel. Bartolini : Tidak diperiksa

d) Kel. Skene : Tidak diperiksa

3) Vagina

a) Pengeluaran : Tidak diperiksa

b) Warna : Ttidak diperiksa

c) Luka/laserasi : Tidak diperiksa

4) Cervik

a) Warna : Tidak diperiksa

b) Polip : Tidak diperiksa

c) Luka/laserasi : Tidak diperiksa

d) lain-lain : Tidak diperiksa

5) Anus : Tidak diperiksa

e. PEMERIKSAAN PANGGUL LUAR

1) Distantia spinarum : 24 cm

2) Distantia cristarum : 27cm

3) Boudelogue : (-)

4) Lingkar panggul : 83 cm

f. PEMERIKSAAN PENUNJANG

114
1) Labor

a) Darah (HB) : 11.5 g %

b) Protein : Negatif

c) Hepatitis : Negatif

d) Sifilis : Negatif

e) HIV : Negatif

2) U S G : Tampak janin tunggal, preskep, Djj (+)

II. INTERPRETASI DATA

A. Diagnosa Kebidanan

Ny.S G2P1A0 umur 37 tahun hamil 36 minggu janin tunggal hidup intra

uteri, presentasi kepala dengan kehamilan normal

Data Dasar

1) Data Subjektif

a. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan sudah

memasuki 36 minggu

b. Ibu mengatakan ini kehamilan anak kedua dan tidak pernah

keguguran

c. Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit kronik dan

menular beserta keluarga

d. Ibu mengatakan terkadang kaki terasa kram

2) Data Objektif

a. K/U ibu baik

b. Kesadaran composmentis

115
c. Pemeriksaan fisik (TTV) :

TD : 120/80 mmhg Rr : 22 x/i

Nadi : 88 x/i S : 36,5 ºc

d. BB sebelum hamil : 53 kg

e. BB Sekarang : 62 kg

f. TB : 157 cm

g. Lila : 30 cm

h. Palpasi

1) Leopold 1 : TFU 28 cm

2) Leopold 2 : teraba keras, bulat, melenting

3) Leopold 3 : teraba punggung janin

4) Leopold 4 : Kepala sudah masuk PAP

5) TBJ : 2635 gram

i. Auskultasi

1) DJJ Frekwensi : 155 x/i

2) Punktum maksimum : terdengar sepusat, perut sebelah kiri

j. Pemeriksaan penunjang

1) Labor

a) Darah (HB) : 11.5 gram %

b) Protein : (-)

c) Hepatitis : (-)

d) Sifilis : (-)

e) HIV : (-)

116
2) U S G : tampak janin tunggal, preskep,Djj (+)

 Masalah : kaki terkadang

terasa kram

 Kebutuhan :
- Informasi tentang kehamilannya saat ini
- Posisi yang nyaman
- Pemeriksaan fisik
- Asuhan sayang ibu

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

III. TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI


Tidak ada

V. PERENCANAAN

Tanggal : Senin, 01-02-2024 jam : 16.05 wib

1. Lakukan komunikasi interpersonal


2. Beritahu hasil pemeriksaan
3. Ingatkan ibu untuk memperhatikan kebutuhan nutrisi dan cairan
4. Ingatkan ibu tentang pola istirahat
5. Ingatkan ibu untuk selalu menjaga personal hygiene
6. Jelaskan cara mengatasi ketidaknyamanan ibu
7. Beritahu tanda-tanda persalinan
8. Beritahu tanda bahaya dalam kehamilan
9. Beritahu tentang Program Perencanaan Persalinan dan Penanganan
Komplikasi (P4K)
10. Berikan terapi obat
11. Anjurkan untuk kunjungan ulang

VI. PELAKSANAAN

Tanggal : Senin, 07-08-2023 jam :15.15 wib

117
1. Melakukan komunikasi interpersonal dengan ibu, agar tercipta
suasana yang nyaman sertauntuk membina hubungan baik dan
saling percaya antara ibu dan bidan.
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwaa keadaan ibu dan janin
baik.
TTV :
TD : 120/70 mmHg Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 36,70C
Palpasi
TFU : 3 jari bawah prosesus xipoideus (MD = 28 cm)
Leopold I : Menentukan letak bokong
Leopold II : Punggung kiri
Leopold III : Presentasi kepala
Leopold IV : Sudah masuk pintu atas panggul
TBBJ : 2635 gram
DJJ : + 155 x/menit
TP : 23-05-2023.
3. Mengingatkan ibu untuk memperhatikan kebutuhan nutrisi dengan
makan makanan yang sehatdan bergizi secara teratur seperti nasi,
lauk pauk, sayur-sayuran, dan buah-buahan, sertaminum air putih
8-9 gelas sehari, bila perlu susu 1 gelas sehari, tidak ada pantangan
makananapapun bagi ibu.
4. Mengingatkan ibu untuk memperhatikan pola istirahat dengan
beristirahat ketika merasa lelah,tidak bekerja terlalu berat, tidur
siang 1-2 jam sehari dan tidur malam 7-8 jam sehari.
5. Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga personal hygiene, yaitu
mandi 2 kali sehari, keramas1 kali 2 hari, gosok gigi 2-3 kali
sehari, dan mengganti celana dalam minimal 2 kali sehariatau
setelah BAK dan BAB.
6. Menjelaskan ketidaknyamanan ibu yaitu kaki Ibu kadang keram
yang diakibatkan peredarandarah pada kaki kurang lancar, cara

118
mengatasinya hindari lama berdiri, bila ibu duduk hindarimenekuk
kaki dan tidur miring ke kiri untuk mencegah tertekannya vena
cava inferior.
7. Memberitahukan ibu tanda-tanda persalinan, yaitu:
 Keluarnya lendir bercampur darah
 Perut terasa mules sampai ke pinggang
 Adanya dorongan untuk mengedan
8. Beritahu tanda bahaya dalam kehamilan, yaitu:
 Pecah ketuban sebelum waktunya
 Terjadi perdarahan
 Demam yang tinggi
 Gerakan janin berkurang
 Anemia
 Nyeri kepala hebat
9. Beritahu tentang Program Perencanaan Persalinan dan Penanganan
Komplikasi (P4K), yaitu:
 Merencanakan tempat bersalin
 Tenaga penolong
 Pengambil keputusan
 Penyediaan alat transportasi
 Pendonor
 Menjaga rumah
 Keperluan ibu dan bayi
10. Memberikan ibu terapi obat
 Kalk 2x1
 B12 3x1
 Fe 1x1
11. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi

VII. EVALUASI

119
Tanggal : Senin 07-08-2023 jam : 16.00 wib
1. Informed consent telah di lakukan dan ibu menyetujui

2. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan

3. Ibu berjanji akan tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi dan cairan

4. Ibu mengerti dengan pola istirahatnya

5. Ibu berjanji untuk selalu menjaga personal hygiene

6. Ibu mengerti dengan penkes yang diberikan

7. Ibu mengerti akan tanda-tanda persalinan

8. Ibu sudah mengetahui dengan tanda bahaya dalam kehamilan

9. Ibu sudah mengerti tentang Program Perencanaan Persalinan dan Penanganan

Komplikasi (P4K)

10. Terapi obat sudah diberikan

11. Ibu berjanji akan melakukan kunjungan ulang

BAB IV

PEMBAHASAN

Available online at https:

http://repository2.unw.ac.id/1407/1/artikel%20opi%20-%20opi%20habibah.pdf

120
PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KETIDAKNYAMANAN PADA

KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUKATENANG KABUPATEN BEKASI

JAWA BARAT TAHUN 2020

1. Pengkajian Data
Pada langkah pengakajian data ini dimana pertama kali dilakukan
dalam 7 langkah varney. Pengkajian data terdiri dari pengkajian data
berupa identitas pasien, dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien dimana
klien dalam keadaan normal, data subjektif Ny.S usia 37 tahun, ibu
mengatakan sedang hamil anak kedua, HPHT tanggal 23-05-2023, dan
data objektif Ny.N memiliki TB : 157 cm, BB sekarang : 62 kg, BB
sebelum hamil: 53 kg Lila: 30 cm, TD: 120/80 mmHg, HR: 88 x/i, RR: 20
x/i, S: 36.50C, dan keadaan umum baik.

2. Interprestasi Data
Diagnosa : Ny.S G2P1A0 umur 37 tahun hamil 36 minggu janin tunggal

hidup intra uteri, presentasi kepala dengan kehamilan normal

Masalah : kaki terkadang sering terasa kram

Kebutuhan :

 Informasi tentang kehamilannya saat ini


 Posisi yang nyaman
 Pemeriksaan fisik
 Asuhan sayang ibu

3. Identifikasi Masalah Potensial

Pada langkah ketiga dalam varney tidak ditemukannya


identifikasi masalah potensial pada Ny.S G2P1A0 hamil 36 minggu
4. Identifikasi Rujukan Atau Antisipasi

121
Kemudian pada langkah keempat dalam varney yaitu
mengidentifikasi rujukan atau antisipasi dimana pada Ny.S G 2P1A0 hamil
36 minggu tidak adanya masalah potensial yang terjadi maka tidak
diperlukan rujukan atau antisipasi.
5. Intervensi Atau Perencanaan

Adapun langkah kelima dalam varney yaitu intervensi perencanaan


yang dilakukan pada Ny.S G2P1A0 hamil 36 minggu yaitu sesuai
kebutuhan penjelasan tentang seputar kehamilan trimester III dan asuhan
sayang ibu
6. Implementasi Atau Pelaksanaan

Langkah varney yang keenam yaitu melakukan implementasi atau


pelaksanaan yaitu sesuai intervensi yaitu menjelaskan tentang kebutuhan
dasar kehamilan trimester III, perubahan fisiologis dan psikologis
kehamilan trimester III, asuhan sayang ibu.
7. Evaluasi

Langkah terakhir dalam varney yaitu evaluasi dimana evaulasi ini

dilakukan setelah implementasi telah dilakukan yaitu Ny.S telah mengerti

dan bersedia menjalankan semua edukasi dan penkes yang diberikan

seputar kehamilan trimester III dan bersedia rajin melakukan kunjungan

ANC.

Kasus Ny. S sesuai dengan jurnal Opi Habibah dan Widayati

Program Studi Kebidanan Program Sarjana, Fakultas Kesehatan

Universitas Ngudi WaluyoErfiani Mail yang berjudul “Pengetahuan Ibu

Hamil Tentang Ketidaknyamanan Pada Kehamilan Di Puskesmas

Sukatenang Kabupaten Bekasi Jawa Barat Tahun 2020” dengan Hasil

penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa mayoritas baik 83,3%,

122
cukup 15,3% dan kurang 1,4% ibu hamil tahu tentang pengertain

ketidaknyamanan pada kehamilan, baik 55,6%, cukup 26,4% dan kurang

18,1% ibu hamil tahu tentang ketidaknyamanan pada kehamilan trimester

I, baik 62,5%, cukup 19,4% dan kurang 18,1% ibu hamil tahu tentang

ketidaknyamanan pada kehamilan trimester II, baik 81,9%, cukup 8,3%

dan kurang 9,7% ibu hamil tahu tentang ketidaknyamanan pada

kehamilan trimester III, baik 72,2%, cukup 18,1% dan kurang 9,7% ibu

hamil yang memiliki pengetahuan tentang ketidaknyamanan pada

kehamilan. Kesimpulan : Sebagian besar ibu hamil dalam pengetahuan

baik tentang ketidaknyamanna pada kehamilan 52 ibu hamil (72,2%).

Diharapakan untuk bidan dijadikan dan bahan pertimbangan bagi para

bidan untuk melakukan penyuluhan pada saat posyandu.

Dimasa trimester III diperlukan dukungan dari keluarga dan suami

yang lebih ditingkatkan dibandingkan trimester III. Ibu mendapatkan

edukasi /konseling dari bidan dan memahami mengenai perubahan

kehamilan di trimester III. Jadi pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan

antara teori dan praktik dilahan.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

123
Setelah dilakukan asuhan kebidanan kehamilan pada ibu dan suami di

Poskesdes Teluk Jambu maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III yaitu

melakukan perencanaan kehamilan sehat penulis telah mampu

melakukan pengkajian dengan baik. Dilakukan dengan teknik pendekatan

manajemen asuhan kebidanan yang dimulai dari pengkajian dan analisa

data dasar, pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan

semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan ibu secara

lengkap, mulai dari anamnesis riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan penunjang dan keterangan tambahan yang menyangkut atau

yang berhubungan dengan kondisi ibu.

2. Penulis telah mampu melakukan interpretasi data dengan menentukan

diagnosa kebidanan pada ibu dalam kehamilan yang didapat dari data

subjektif dan objektif dari hasil pengkajian.

3. Diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi pada kasus

ibuadalah nyeri punggung dan gangguan pada saraf tulang belakang

4. Penulis telah mampu mengidentifikasi tidak ada tindakan segera terhadap

kasus ibu dengan kram kaki dalam kehamilan yaitu dengan memberikan

adekusi pendidikan kesehatan tentang penanganan kram kaki dalam

kehamilan.

124
5. Rencana tindakan yang telah disusun pada kasus ibu dengan kram kaki

dalam kehamilan adalah dengan memberikan rencana asuhan menyeluruh

meliputi asuhan komprehensif pada ibu hamil.

6. Pelaksanaan asuhan yang dilakukan bertujuan agar rencana yang disusun

tercapai dengan adanya kerjasama antara bidan dengan petugas lainnya

agar dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan kepada

pasien.

7. Tindakan evaluasi pada kasus ibu hamil trimester III telah diberikan

semaksimal mungkin dan sesuai standar pelayanan/rencana asuhan

kebidanan serta komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi dapat

teratasi.

B. Saran

1. Bagi Klien

a. Anjurkan ibu posisi duduk yang benar

b. Anjurkan ibu dengan posisi tidur yang tepat dan posisi tidur yang

dihindari

c. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi menu giziseimbang

d. Anjurkan ibu untuk mengurangi konsumsi makan-makanan instant

e. Anjurkan ibu selalu sarapan sebelum melakukan aktifitas

f. Anjurkan ibu untuk melakukan pola hidup sehat

g. Anjurkan ibu untuk persiapan persalinan

h. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ANC secara teratur

125
2. Saran untuk Lahan Praktik

a. Bidan harus memberikan asuhan sesuai wewenang untuk itu

manajemen kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat

yang mendasari bagi bidan untuk memecahkan masalah klien dan

berbagai kasus.

b. Seorang bidan hendaknya menganggap bahwa semua klien dengan

kram kaki dalam kehamilan harus diberikan asuhan secara

komprehensif.

3. Saran untuk Institusi Universitas Adiwangsa Jambi

a. Untuk mendapatkan hasil manajemen asuhan kebidanan yang baik

perlu menyediakan tenaga bidan yang profesional untuk menunjang

pelaksanaan tugas.

b. Untuk pelayanan yang lebih berkualitas sesuai dengan kemajuan

teknologi, sebaiknya bidan yang sudah bertugas diberi kesempatan

untuk melanjutkan pendidikan atau semacam pelatihan-pelatihan.

b.

126
DAFTAR PUSTAKA

Asri,DwidanCristineClervoP.2012.AsuhanPersalinanNormalPlusContohAskebda
nPatologiPersalinan,Yogyakarta:Nuha Medika

Baety, Aprilia Nurul. 2012.Kehamilan dan persalinan.Yogyakarta : Graha Ilmu,


Bothamley,JudydanMaureenBoyle.
2013.PatofisiologidalamKebidanan(MedicalConditinsAfferingPregnancyan
dChildbirth).Jakarta:BukuKedokteranEGC

Bahari, H. 2012. Cara Mudah Atasi Keputihan. Yogyakarta : Buku Biru

Conningham, et. Al. Obstetri Williams. Edisi 23. Jakarta : EGC

Heni, Ummi, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta :
Salemba Medika

KementriankesehatanrepublicIndonesia. 2014.
Bukusakupelayanankesehatanibudifasilitasikesehtan dasardan
rujukan.Jakarta.

Manuaba,IdaAyuhandranita.,IdaBagusGde FajarManuaba.,
IdaBagusGdeManuaba. 2015.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
KB, Jakarta: EGC.

Mangkuji, Betty, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP, Jakarta : ECG

Miardiawati. 2011. Asuhan keperawatan maternitas. Salemba Medika : Jakarta

Pudiastuti,Dewi.2015.
AsuhanKebidananPadaHamilNormalPatologi.Yogyakarta:Nuha Medika.

Prawirohardjo, sarwon.2014. Kesehatan Reproduksi problem dan


Solusinya.Jakarta : Salemba Medika

Prawirohardjo, Sarwono.2013.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

___________________. 2014.Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Ratna nyoman kutha. 2010. Metodologi Penelitian Kegiatan Budaya dan Ilmu
Sosial Humanoria pada umumnya. Pustaka Belajar : Yogyakarta

Rukiya, Ai, Yeyeh. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta. TIM

Saifudin, A. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharodjo

127
Th.Endang, Purwoastuti. 2014.,dkk.KonsepKebidana,Yogyakarta:PB

Trisunarsih.Dewi,VivianNannyLia.,2012.
AsuhanKehamilanuntukKebidanan,Jakarta:SalembaMedika

Agustin1, Nelly. 2019. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kejadian


Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Susukan
Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon Tahun 2019. Jurnal Ilmu
Kesehatan : Cirebon

Ari, Desi. 2020. Hubungan Sikap dan Pengetahuan Ibu Hamil dalam Perawatan
Keputihan di Puskesmas Gedong Tataan. Jurnal Wacana Kesehatan :
Jakarta

Darma, 2017, Hubungan antara pengetahuan dan prilaku menjaga Kebersihan


genetalia eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4
Semarang.Program pendidikan S-1 Kedokteran. FK UNDIP Semarang

Juliansyah, 2021.Upaya Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri Melalui


Penyuluhan Keputihan (Flour Albus) Pada Siswi Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Sintang. Jurnal Pengabdian Masyarakat. Kalimantan barat e-ISSN
2775-3301. Hlm. 04

Kusumawardani, Amelia, dkk. 2020, Evidence Based Midwifery dalam Praktek


Kebidanan. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Hlm.1

Mahanani, Srinalesti. 2015. Perawatan Organ Reproduksi dan Kejadian


Keputihan pada Ibu Hamil. Stikes Rs. Baptis Kediri

Nengsih, Nurna. 2015.Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Vulva Hygine Dan


Ketersediaan Air Bersih Dengan Keputihan Selama Kehamilan. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju. Jakarta

Novryanthi Dhinny. 2021. Hubungan antara Pengetahuan dan Perilaku Remaja


Putri dalam Menjaga Kebersihan Genetalia dengan Kejadian Keputihan.
Suka Bumi Jurnal Keperawatan. e-ISSN 2549-8118; p-ISSN 2085-1049.
Hlm. 20-22

Prianti, Ani. 2020. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian Flour


Albus pada Ibu Hamil. Jurnal Kebidanan : Makassar

Rachmadianti Frida. 2019. Analisis Prilaku Pencegahaan Keputihan pada


Remaja Putri Berdasarkan Teori Health Promotion Model (HPM).Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga. Surabaya

128
Rahayu, Indah. 2020. Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny “L” Dengan
Kehamilan Normal Di Pbm Siti Zulaikah, Sst Desa Jogoroto Kecamatan
Jogoroto Kabupaten Jombang. Jurnal Kebidanan. Jombang

Rini Malena, 2016, Hubungan Vaginal Dauching Dengan Kejadian Keputihan


Pada Wanita Usia Muda, Adln-Perpustakaan Universitas Airlangga,
Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga, Surabaya.

Salamah, Umi. 2020. Faktor Perilaku Meningkatkan Resiko Keputihan. Jurnal


Kebidanan. Bekasi

WHO. 2017. Maternal Motality. Available at:


https://www.who.int/news-room/factsheets/detail/maternal-mortality.

129
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

130
LEMBAR BIMBINGAN STASE KEHAMILAN

131
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2023-2024
Nama : Hasrida
NIM : 233001080030
Ruangan : Poskesdes Teluk Jambu
Stase : Asuhan Kebidanan Kehamilan
CI Akademik : Bdn. Gustien Siahaan, S.Keb, M.Kes

No Hari/Tanggal Follow Up Pembimbing TTD CI


Akademik

1.

2.

3.

Diketahui,
Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan

Bdn. Devi Arista,S.Keb.,M.Kes


NIK. 1010300715008

132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145

Anda mungkin juga menyukai