Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIK PADA KEHAMILAN


KUNJUNGAN ULANG DI PUSKESMAS GUNUNGSARI TAHUN 2022

Untuk memenuhi persyaratan Stase Praktek Kebidanan Fisiologis Holistik


Kehamilan

OLEH :
NURHIDAYATI
NIM. P07124222061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES MATARAM
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Komprehensif Stase asuhan kebidanan holisik Kehamilan di Puskesmas


Gunungsari. Telah diperiksa dan disahkan pada.
Hari / Tanggal :
Waktu :
Tempat :

Mataram, Nopember 2022

Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi

Hj.Haerun Fahni,S.ST Syajaratuddur Faiqah,S.SiT.,M.Kes

Nip. 196903181993022003 Nip.197608032003122002


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur penyusun panjatkan Allah SWT, atas


limpahan rahmat, dan Hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Laporan Asuhan Kebidanan Holistik Pada Kehamilan Tingkat I Semester I Prodi
Profesi Kebidanan Tahun 2022 ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan laporan ini penyusun banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Awan Dramawan, S.Pd., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Mataram.
2. Ibu Syajaratuddur Faiqah,S.SiT.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Mataram.
3. Ibu Bq.Iin Rumintang,SST,M.,Keb selaku Ketua Program Studi Profesi
Bidan Poltekkes Mataram.
4. Hj. Haerun Fahni, S.ST, selaku Pembimbing Lahan Puskesmas Gunungsari.
5. Ibu Syajaratuddur Faiqah, S.SiT, M.Kes selaku Pembimbing Pendidikan.
6. Seluruh Dokter, bidan, perawat dan staff di Puskesmas Gunungsari yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan selama praktik.
7. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang juga telah
banyak membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran yang
membangun guna kesempurnaan laporan ini.

Mataram, Nopember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. TUJUAN.......................................................................................................4
C. MANFAAT...................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................6
A. TINJAUAN TEORI MEDIS.........................................................................6
B. TINJAUAN TEORI ASUHAN..................................................................35
BAB III TINJAUAN KASUS..............................................................................37
A. IDENTITAS................................................................................................37
B. PENGKAJIAN............................................................................................37
C. ANALISA DATA.......................................................................................43
D. PENATALAKSANAAN............................................................................43
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................51
A. KESIMPULAN...........................................................................................51
B. SARAN.......................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................52

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) adalah ibu hamil dengan
risiko Kurang Energi Kronik (KEK) yang ditandai dengan ukuran Lingkar
Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm. Pada kelompok ibu hamil di
pedesaan maupun perkotaan lebih dari separuhnya mengalami defisit
asupan energi dan protein, pemberian makanan tambahan yang berfokus
pada zat gizi makro maupun zat gizi mikro bagi ibu hamil sangat
diperlukan dalam rangka pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah dan Balita
Pendek (Stunting) (Kementerian Kesehatan, 2018).
Berdasakan sumber data laporan rutin tahun 2022 yang terkumpul
dari 34 provinsi, diketahui terdapat 283.833 ibu hamil dengan Lila < 23,5
cm (risiko KEK) dari 3.249.503 ibu hamil yang diukur Lila, sehingga
diketahui bahwa capaian ibu hamil dengan risiko KEK sebesar 8,7% (cut
off tanggal 4 Februari 2022) sementara target tahun 2021 adalah 14,5%.
Capaian tersebut menggambarkan bahwa target ibu hamil KEK tahun ini
telah melampaui target Renstra Kemenkes tahun 2021 (Kemenkes RI.,
2022)
Asupan zat gizi untuk bayi di dalam kandungan berasal dari
persediaan zat gizi di dalam tubuh ibunya. Oleh karna itu sangat penting
bagi calon ibu hamil untuk mempertahankan status gizi yang baik sebelum
memasuki kehamilan, misalnya tidak kurus dan tidak anemia, untuk
memastikan cadangan zat gizi ibu hamil mencukupi untuk kebutuhan
janinnya. Untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil, maka diperlukan
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil (Kemenkes, 2020).
Menurut Supariasa (2012:49), faktor penyebab KEK pada ibu hamil
dibagi menjadi tiga yaitu faktor langsung meliputi pola konsumsi dan
infeksi, faktor tidak langsung meliputi pendapatan, pekerjaan, pendidikan,
dan pengetahuan, serta faktor biologis yang meliputi usia dan jarak

1
kehamilan pada saat kehamilan. Pola konsumsi dapat mempengaruhi
kejadian KEK pada ibu hamil, pola konsumsi yang kurang baik dapat
menimbulkan suatu gangguan kesehatan atau penyakit pada ibu
(Supariasa, 2012)
Berdasarkan penelitian Siahaa (2017), terdapat hubungan antara pola
konsumsi makanan dengan kejadian KEK. Pola konsumsi meliputi pola
konsumsi karbohidrat, protein dan lemak. Hal ini terjadi karena asupan zat
gizi karbohidrat yang dikonsumsi tiap harinya tidak mencukupi untuk
proses pertumbuhan janin serta mendukung status gizi ibu hamil yang
sehat. Wanita yang memiliki jumlah asupan protein kurang, berpeluang
mengalami risiko KEK sebanyak 3,2 kali disbanding dengan wanita yang
mengonsumsi energi cukup. Asupan lemak dapat mepengaruhi kejadian
KEK ibu hamil dengan asupan lemak kurang dari 80% dari AKG yaitu
44,4% memiliki resiko kejadian KEK lebih banyak dibandingkan
konsumsi lemak cukup.
Selain terjadi KEK, ibu hamil juga sering mengalami
ketidaknyamanan. Salah satu ketidaknyamanan yang sering dirasakan
yaitu kram kaki. Kehamilan dengan kondisi yang fisiologis tidak selalu
akan berakhir fisiologis. Setiap kehamilan tidak akan selalu berjalan
dengan normal ataupun tanpa keluhan. Kram kaki atau kejang otot pada
kaki adalah berkontraksinya otot-otot betis atau otot-otot telapak kaki
secara tiba-tiba. Otot sendiri merupakan bagian tubuh yang berfungsi
sebagai alat penggerak. Kram kaki banyak dikeluhkan ibu hamil, terutama
pada trimester ketiga, bentuk gangguan berupa kejang pada otot betis atau
otot telapak kaki. Kram kaki cenderung menyerang pada malam hari
selama 1-2 menit. Walaupun singkat, tetapi dapat mengganggu tidur,
karena sakit yang menekan betis atau telapak kaki (Syarifudin, 2011).
Pada kehamilan trimester III, penyebab kram kaki adalah
ketidakseimbangan mineral dalam tubuh ibu hamil yang memicu
gangguan pada system saraf-saraf pada otot-otot tubuh. Penyebab lainnya
adalah kelelahan yang berkepanjangan, serta tekanan rahim pada beberapa

2
titik saraf yang berhubungan dengan saraf kaki. Ketika rahim membesar
rahim ini memberikan tekanan pada saraf-saraf dari daerah perut yang
menuju kaki sehingga timbul kram (Syafrudin, 2011).
Dampak dari kram kaki yaitu kaki cepat lelah dan kesemutan. Bila ibu
hamil melakukan aktifitas berlebihan dengan berdiri terlalu lama maka
posisi tubuh akan bertumbuh pada jari kaki ibu, sehingga akan
mengganggu ibu saat berjalan, karena akan menimbulkan rasa nyeri dan
tidak nyaman. Kram kaki dapat menentukan aliran darah ke jantung dan
menyebabkan varises, jika terus dibiarkan akan mengakibatkan pembuluh
darah vena bisa pecah atau terjadi akumulasi dan menyebabkan
pembekuan darah (Krisnawati, 2012).
Dampak lainnya adalah keropos tulang. Bila ibu hamil tidak
mendapat cukup kalsium, maka yang terjadi adalah pada bayi dan
pertumbuhan pada tulang bayi akan tidak sempurna serta menyebabkan
kondisi yang tidak normal atau keropos (Sulistyawati, 2012).
Solusi dalam mengatasi masalah saat kram terjadi yaitu, melemaskan
seluruh tubuh terutama bagian tubuh yang kram, dengan cara menggerak-
gerakkan pergelangan kaki dan mengerut bagian kaki yang terasa kaku.
Pada saat bangun tidur, jari kaki ditegakkan sejajar dengan tumit untuk
mencegah kram mendadak, meningkatkan asupan kalsium, meningkatkan
asupan air putih, melakukan senam hamil, dan ibu bisa berendam air
hangat dan ibu sebaiknya istirahat yang cukup (Hutahaean, 2013).
Untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil agar terhindar dari
Kekurangan Energi Kronis dan ketidaknyamanan selama kehamilan, maka
diperlukan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil.
Terkait dengan pelayanan kesehatan ibu hamil, hasil cakupan
pelayanan antenatal di Indonesia terlampaui dari target 85% menjadi
88,13% pada tahun 2021 (Departemen Kesehatan, 2022). Selanjutnya,
pada tahun 2021 angka K4 sebesar 88,8%, angka ini meningkat
dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 84,6% (Kemenkes RI., 2022).

3
Berdasarkan uraian masalah di atas, penyusun tertarik untuk
melakukan asuhan terhadap kasus kehamilan trimester III dengan KEK
dan Kram pada Kaki pada Ny. “A” di wilayah kerja Puskesmas
Gunungsari.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dengan
manajemen pendokumentasian SOAP pada kasus Ny. “A” G1P1A0H1
usia kehamilan 29 minggu dengan KEK dan Anemia.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dengan benar pada
Ny. “A” G1P1A0H1 usia kehamilan 28-29 minggu dengan KEK dan
Anemia.
b. Mampu melakukan pengkajian data objektif dengan benar pada
Ny. “A” G1P1A0H1 usia kehamilan 28-29 minggu dengan KEK dan
Anemia.
c. Mampu mengidentifikasi atau menganalisa serta memberikan
penanganan pada pada Ny. “A” G1P1A0H1 usia kehamilan 28-29
minggu dengan KEK dan Anemia.
d. Mampu merencanakan tindakan asuhan sampai dengan
mengevaluasi hasil tindakan pada pada Ny. “A” G1P1A0H1 usia
kehamilan 28-29 minggu dengan KEK dan Anemia.

C. MANFAAT
1. Bagi pembaca
a. Menambah referensi dan wawasan dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan pada kasus Ny. “A” G1P1A0H1 usia kehamilan 28-29
minggu dengan KEK dan Anemia.
2. Bagi penyusun
Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan
asuhan kebidanan secara langsung pada kasus kehamilan trimester III

4
dengan KEK dan Anemia melalui pendekatan pendokumentasian
SOAP.
3. Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan dalam pemberian materi perkuliahan asuhan
kebidanan pada kehamilan trimester III dengan KEK dan Anemia.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. TINJAUAN TEORI MEDIS


1. Pengertian Kehamilan Trimester III
Kehamilan adalah keadaan dimana terdapat janin pada Rahim ibu, ini
merupakan sistuasi yang alami dan normal untuk melanjutkan keturunan
dengan diawali proses konsepsi atau pertemuan ovum dan sperma,
kemudian dilanjutkan dengan fertilisasi, nidasi dan implantasi (Kemenkes,
2012).
Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang
terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan
spermatozoa (sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan zigot
kemudian bernidasi (penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta
dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
(Manuaba, 2015).
Kehamilan merupakan penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional. Maka, dapat
disimpulkan bahwa kehamilan merupakan bertemunya sel telur dan
sperma di dalam atau diluar Rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi
dan plasenta melalui jalan lahir (Lily, 2019).
Trimester ketiga adalah keadaan mengandung embrio atau fetus di
dalam tubuh pada 28 – 40 minggu. Pada trimester ketiga rasa lelah,
ketidaknyamanan, dan depresi ringan akan meningkat. Tekanan darah ibu
hamil biasanya meninggi, dan kembali normal setelah melahirkan
(Wardani, 2012).

6
2. Tanda dan Gejala Kehamilan
Tanda gejala kehamilan diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :
a. Tanda dan gejala kehamilan tidak pasti
1) Ibu tidak menstruasi
Hal ini seringkali menjadi pertama kehamilan. Jika ini terjadi, ada
kemungkinan ibu hamil, tanda sebab berhentinya haid adalah
pertanda dibuahinya sel telur oleh sperma. Kemungkinan penyebab
tanda lain adalah gizi buruk, masalah emosi, atau menopause
(berhenti haid).
2) Mual atau ingin muntah
Banyak ibu hamil yang merasakan mual di pagi hari (morning
sickness), namun ada beberapa ibu yang mual sepanjang hari.
Kemungkinan penyebab lain dari mual adalah penyakit atau
parasit.
3) Payudara menjadi peka
Payudara lebih lunak, sensitif, gatal dan berdenyut seperti
kesemutan dan jika disentuh terasa nyeri. Hal ini menunjukkan
peningkatan produksi hormone esterogen dan progesteron.
4) Ada bercak darah dan keram perut
Adanya bercak darah dan keram perut disebabkan oleh implantasi
atau menempelnya embrio ke dinding ovulasi atau lepasnya sel
telur matang dari Rahim. Hal ini merupakan keadaan yang normal.
5) Ibu merasa letih dan mengantuk sepanjang hari
Rasa letih dan mengantuk umum dirasakan pada 3 atau 4 bulan
pertama kehamilan. Hal ini diakibatkan oleh perubahan hormone
dan kerja ginjal, jantung serta paru-paru yang semakin keras untuk
ibu dan janin. Kemungkinan penyebab lain tanda ini adalah
anemia, gizi buruk, masalah emosi dan terlalu banyak bekerja.
6) Sakit kepala
Sakit kepala terjadi karena lelah, mual, dan tegang serta depresi
yang disebabkan oleh perubahan hormone tubuh saat hamil.

7
Meningkatnya pasokan darah ke tubuh juga membuat ibu hamil
pusing setiap ganti posisi.
7) Ibu sering berkemih
Tanda ini terjadi pada 3 bulan pertama dan 1 hingga 2 bulan
terakhir kehamilan. Kemungkinan penyebab lain tanda ini adalah
stress, infeksi, diabetes, ataupun infeksi saluran kemih.
8) Sembelit
Sembelit dapat disebabkan oleh meningkatnya hormon
progesteron. Selain mengendurkan otot rahim, hormon itu juga
mengendurkan otot dinding usus, sehingga memperlambat gerakan
usus agar penyerapan nutrisi janin lebih sempurna.
9) Temperatur basal tubuh naik
Temperature basal adalah suhu yang diambil dari mulut saat
bangun pagi. Temperature ini sedikit meningkat setelah ovulasi
dan akan turun ketika mengalami haid.
10) Ngidam
Tidak suka atau tidak ingin makanan tertentu merupakan ciri khas
ibu hamil. Penyebabnya adalah perubahan hormone.
(Sutanto & Fitriana, 2019)
b. Tanda dan gejala kehamilan pasti
Tanda dan gejala kehamilan pasti antara lain :
1) Ibu merasakan gerakan kuat bayi di dalam perutnya. Sebagian
besar ibu mulai merasakan tendangan bayi pada usia kehamilan
lima bulan.
2) Bayi dapat dirasakan di dalam Rahim. Semenjak umur kehamilan 6
atau 7 bulan.
3) Denyut jantung bayi dapat terdengar. Saat usia kehamilan
menginjak bulan ke5 atau ke-6 denyut jantung bayi terkadang
dapat didengar menggunakan instrument yang dibuat untuk
mendengarkan, seperti stetoskop atau fetoskop.

8
4) Tes kehamilan medis menunjukkan bahwa ibu hamil. Tes ini
dilakukan dengan perangkat tes kehamilan di rumah atau di
laboratorium dengan urine atau darah ibu.
(Sutanto & Fitriana, 2019)
c. Tanda kemungkinan kehamilan
1) Perut membesar.
2) Uterus membesar sesuai dengan usia kehamilannya.
3) Terdapat tanda Chadwick, yaitu warna kebiru-biruan pada serviks
dan vagina.
4) Terdapat tanda Hegar, yaitu segmen bawah rahim yang lebih lunak
dari bagian lain. Hal ini ditemukan pada usia kehamilan 6-2
minggu.
5) Terdapat tanda Piscaseck, yaitu adanya tempat yang kosong pada
rongga uterus karena embrio biasanya terletak disebelah atas,
dengan bimanual akan terasa benjolan yang asimetris.
6) Braxton Hicks, yaitu kontraksi-kontraksi kecil pada uterus.
7) Teraba Ballotement
8) Reaksi kehamilan positif
(Sutanto & Fitriana, 2019)

3. Tahapan Kehamilan
a. Konsepsi
Konsepsi atau biasa disebut fertilisasi terjadi ketika inti sel sperma
dari laki–laki memasuki inti sel ovum dari perempuan. Ovum yang
sudah dibuahi (dinamakan zigot) memerlukan waktu 6–8 hari untuk
berjalan ke dalam uterus. Perjalanannya di sepanjang tuba falopi
dibantu oleh kerja peristaltik tuba, gerakan mendorong zigot yang
dilakukan oleh silia pada dinding tuba dan cairan yang dihasilkan oleh
epitelium bersilia. Sekitar 10 hari setelah terjadi fertilisasi, zigot
berkembang menjadi blastokist dan akan menanamkan dirinya dalam

9
endometrium. Implantasi/penanaman/nidasi biasanya terjadi pada pars
superior korpus uteri (bagian atas badan uterus) (Karjatin, 2016).
b. Nidasi
Selanjutnya pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium
blastula disebut blastokista (bastocys), suatu bentuk yang di bagian
luarnya adalah trofoblas dan dibagian dalamnya disebut massa inner
cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi janin dan trofoblas akan
berkembang menjadi plasenta. Dengan demikian, blastokista
diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblast. Trofoblas ini
sangat kritis untuk keberhasilan kehamilan terkait dengan keberhasilan
nidasi (implantasi), produksi hormon kehamilan, proteksi imunitas
bagi janin, peningkatan aliran darah maternal ke dalam plasenta, dan
kelahiran bayi. Sejak trofoblas terbentuk, produksi hormon human
chorionic gonadotropin (HCG) dimulai, suatu hormon yang
memastikan bahwa endometrium akan menerima (reseftif) dalam
proses implantasi embrio. Umumnya nidasi terjadi di dinding depan
atau belakan uterus, dekat pada fundus uteri. Jika nidasi ini terjadi,
barulah dapat disebut kehamilan. Setelah nidasi berhasil, selanjutnya
hasil konsepsi akan tumbuh dan berkembang di dalam endometrium
(Saifuddin, 2014).
c. Plasentasi 
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta.
Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada
manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah
fertilisasi. Dalam 2 minggu pertama perkembangan hasil konsepsi,
trofoblas invasif telah melakukan penetrasi kedalam pembuluh darah
endometrium. Terbentuklah sinus intertrofoblastik yaitu ruangan-
ruangan yang berisi darah maternal dari pembulu-pembulu darah yang
dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul ruangan-
ruangan interviler di mana villi korialis seolah-olah terapung-apung di

10
antara ruangan-ruangan tersebut sehingga terbentuknya plasenta
(Saifuddin, 2014).
Tiga minggu pascafertilisasi sirkulasi darah janin dini dapat di
identifikasikan dan dimulai pembentukan villi korialis. Sirkulasi darah
janin ini berakir di lengkungan kapilar (capillary loops) di dalam villi
korialis yang ruang intervilnya dipenuhi dengan darah maternal yang
dipasok oleh arteri spiralis dan dikeluarkan melalui vena uterina. Villi
korialis ini akan bertumbuh menjadi suatu massa jaringan yaitu
plasenta (Saifuddin, 2014).

4. Perubahan Fisiologis Trimester III


Perubahan Anatomis dan fisiologis pada perempuan hamil sebagian
besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama
kehamilan. Kebanyakan perubahan ini merupakan respons terhadap janin.
Satu hal yang menakjubkan adalah bahwa hampir semua perubahan ini
akan kembali seperti keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan
menyusui selesai (Prawirohardjo, 2016).
Dalam Kuswanti (2022) perubahan fisiologis ibu hamil trimester III
adalah :
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Pada Trimester III, isthmus lebih nyata menjadi bagian dari korpus
uteri dan berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR).
Kontraksi otot-otot bagian atas uterus menjadikan SBR lebih lebar
dan tipis, tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih
tebal dan segmen bawah yang lebih tipis.
b. Sistem perkemihan
Keluhan sering kencing akan timbul lagi karena pada akhir
kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul dan kandung
kemih akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi
yang menyebabkan metabolisme air menjadi lancar.

11
Pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi pada pelvis kiri
akibat pergeseran uterus yang berat kanan akibat adanya kolon
rektosigmoid disebelah kiri. Perubahan ini membuat pelvis dan ureter
mampu menampung urin lebih banyak dan memperlambat laju aliran
urin. Menurut Marmi (2018) sering kencing adalah BAK lebih sering
4-8 kali/hari atau terbangun saat malam hari untuk BAK lebih dari
sekali.
c. Sistem musculoskeletal
Selama trimester ketiga, otot rektus abdominalis dapat memisah
menyebabkan isi perut menonjol digaris tengah. Umbilikus menjadi
lebih datar atau menonjol. Setelah melahirkan, tonus otot secara
bertahap kembali tetapi, pemisahan otot (diastasis recti) menetap.
Dilain pihak, sendi tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan
karena janin membesar dalam abdomen.
Untuk mengkompensasikan penambahan berat ini, bahu lebih
tertarik ke belakang, dan tulang belakang lebih melengkung, sendi
tulang belakang lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri tulang
punggung pada wanita. Payudara yang besar dan posisi bahu yang
bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva punggung dan
lumbal semakin menonjol. Pergerakan menjadi lebih sulit. Kram otot-
otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi berhubungan dengan metabolisme
otot, atau postur yang tidak seimbang.
d. Sistem kardiovaskular
Aliran darah meningkat dengan cepat seiring dengan pembesaran
uterus. Pada umumnya, tekanan darah arterial turun mencapai titik
terendah selama trimester kedua atau awal trimester ketiga dan setelah
itu meningkat. Semua kenaikan tekanan darah yang menetap 30 mmHg
sistolik atau 15 mmHg diastolik dalam keadaan basal, merupakan
petunjuk kelainan dan yang paling mungkin adalah penyakit hipertensi
akibat kehamilan (Cunningham, 2014)

12
e. Berat badan dan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Cara menghitung Indeks Masa Tubuh adalah dengan
menggunakan rumus berat badan dibagi tinggi badan dalam meter
pangkat dua.
Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik
dianjurkan menambah BB per minggu sebesar 0,4 kg, sementara pada
perempuan dengan BB kurang atau berlebih dianjurkan menambah BB
per minggu masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg.
Tabel rekomendasi kenaikan BB selama hamil berdasarkan IMT
Kategori IMT Rekomendasi
Rendah < 19,8 kg/m2 12,5 – 18 kg
Normal 19,8 - 26 kg/m2 11,5 – 16 kg
Tinggi 26 – 29 kg/m2 7 – 11,5 kg
Obesitas > 29 kg/m2 ≤ 7 kg
Gemeli 16-20,5 kg

f. Sistem pernafasan
Pada umur kehamilan 32 minggu keatas, usus tertekan uterus yang
membesar kearahdiafragma, sehingga diafragma kurang leluasa
bergerak dan mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami
kesulitan bernafas.
g. Sistem Hematologi
Setelah 32-34 minggu kehamilan, hipervolemia yang telah lama
diketahui besarnya rata-rata adalah 40-45% diatas volume darah tak
hamil. Pada masin-masing wanita penambahan ini cukup bervariasi.
Pada sebagian hanya terjadi peningkatan ringan, sementara pada yang
lain volume darah hampir menjadi dua kali lipat. Volume darah ibu
bertambah sangat cepat selama trimester kedua. Kemudian
peningkatan ini jauh melambat selama trimester ketiga lalu mendatar
selama beberapa minggu terakhir kehamilan

13
5. Perubahan Psikologis Trimester III
Kehamilan trimester III merupakan periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Menurut Sulistyowati (2013) dalam Kuswanti (2022)
perubahan psikologis yang dapat terjadi pada kehamilan trimester 3 antara
lain:
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan
tidak menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak hadir tepat waktu.
c. Takutakan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi yang akan dilahirkannya dalam keadaan tidak normal.
Bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
f. Merasa kehilangan perhatian.
g. Merasa mudah terluka(sensitif).
h. Libido menurun
(Kuswanti, 2022)

6. Fisiologi Pertumbuhan Janin Trimester III


Fisiologi pertumbuhan janin trimester III, antara lain :
a. Minggu ke-28
Pada akhir minggu ke-28, panjang ubun-ubun bokong adalah sekitar
25 cm dan berat janin sekitar 1.100 gram. Masuk trimester ke-3,
dimana terdapat perkembangan otak yang cepat, sistem saraf
mengendalikan gerakan dan fungsi tubuh, mata mulai membuka
(Saifuddin, 2014). Surfaktan mulai dihasilkan di paru-paru pada usia
26 minggu, rambut kepala makin panjang, kuku-kuku jari mulai
terlihat (Varney, 2017).
b. Minggu ke-32
Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan
pemisahan bayi setelah lahir. Bayi sudah tumbuh 38-43 cm dan

14
panjang ubun-ubun bokong sekitar 28 cm dan berat sekitar 1.800 gr
Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan fosfor (Dewi, 2012). Bila
bayi dilahirkan ada kemungkinan hidup 50-70 % (Saifuddin, 2014).

c. Minggu ke-36
Berat janin sekitar 1.500-2.500 gram. Lanugo mulai berkurang, saat 35
minggu paru telah matur, janin akan dapat hidup tanpa kesulitan
(Saifuddin, 2014). Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa
bergerak atau berputar banyak (Dewi, 2012). Kulit menjadi halus tanpa
kerutan, tubuh menjadi lebih bulat lengan dan tungkai tampak montok.
Pada janin laki-laki biasanya testis sudah turun ke skrotum (Varney,
2017).
d. Minggu ke-38
Usia 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan meliputi
seluruh uterus. Air ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam batas
normal (Saifuddin, 2014).
Tabel Pertumbuhan dan Perkembangan Janin
Usia Panjang Ciri khas
kehamilan janin
Organogenesis
4 minggu 7,5–10 mm Rudimeter : hidung, telinga dan mata
8 minggu 2,5 cm Kepala fleksi ke dada, hidung, kuping
dan jari terbentuk
12 minggu 9 cm Kuping lebih jelas, kelopak mata
terbentuk, genetalia eksterna terbentuk
Usia Fetus
16 minggu 16-18 cm Genetal jelas terbentuk, kulit merah tipis,
uterus telah penuh, desidua parietalis dan
kapsularis
20 minggu 25 cm Kulit tebal dengan rambut lanugo
24 minggu 30-32 cm Kelopak mata jelas, alis dan bulu tampak
Usia parietal
28 minggu 35 cm Berat badan 1000 gram,
menyempurnakan janin
40 minggu 50-55 cm Bayi cukup bulan, kulit berambut dengan

15
baik, kulit kepala tumbuh baik, pusat
penulangan pada tibia proksimal.

7. Ketidaknyamanan Dalam Trimester III Dan Cara Mengatasinya


Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu,
yang semuanya membutuhkan adaptasi, baik fisik maupun psikologis.
Meskipun normal, tetap perlu diberikan pencegahan dan perawatan.
Ketidaknyamanan tersebut diantaranya (Irianti, Bayu, dkk, (2013) dalam
Rini (2017)) :
No. Ketidaknyamanan Cara Mengatasi
1 Sering buang air a) Ibu hamil disarankan untuk tidak minum
kecil saat 2-3 jam sebelum tidur.
b) Kosongkan kandung kemih sesaat
sebelum tidur.
c) Agar kebutuhan air pada ibu hamil tetap
terpenuhi, sebaiknya minum lebih banyak
pada siang hari.
2 Pegal-pegal a) Sempatkan untuk berolahraga.
b) Senam hamil.
c) Mengkonsumsi susu dan makanan yang
kaya kalsium.
d) Jangan berdiri / duduk / jongkok terlalu
lama
e) Anjurkan istirahat tiap 30 menit.
3 Hemoroid a) Hindari konstipasi.
b) Makan-makanan yang berserat dan banyak
minum.
c) Gunakan kompres es atau air hangat.
d) Bila mungkin gunakan jari untuk
memasukan kembaliu hemoroid ke dalam

16
anus dengan pelan-pelan.
e) Bersihkan anus dengan hati-hati sesudah
defekasi.
f) Usahakan BAB dengan teratur.
g) Ajarkan ibu dengan posisi knee chest 15
menit/hari.
h) Senam kegel untuk menguatkan perinium
dan mencegah hemoroid.
i) Konsul ke dokter sebelum menggunakan
obat hemoroid.
4 Kram dan nyeri a) Lemaskan bagian yang kram dengan cara
pada kaki mengurut.
b) Pada saat bangun tidur, jari kaki
ditegakkan sejajar dengan tumit untuk
mencegah kram mendadak.
c) Meningkatkan asupan kalsium.
d) Meningkatkan asupan air putih.
e) Melakukan senam ringan.
f) Istirahat cukup.
5 Gangguan a) Latihan nafas melalui senam hamil.
pernafasan b) Tidur dengan bantal yang tinggi.
c) Makan tidak terlalu banyak.
d) Konsultasi dengan dokter apabila ada
kelainan asma dll.
6 Oedema a) Meningkatkan periode istirahat dan
berbaring dengan posisi miring kiri.
b) Meninggikan kaki bila duduk.
c) Meningkatkan asupan protein.
d) Menganjurkan untuk minum 6-8 gelas
cairan sehari untuk membantu diuresis

17
natural.
e) Menganjurkan kepadaa ibu untuk cukup
berolahraga.
7 Perubahan libido a) Informasikan pada pasangan bahwa
masalah ini normal dan dipengaruhi oleh
hormon esterogendan atau kondisi
psikologis.
b) Menjelaskan pada ibu dan suami untuk
mengurangi frekuensi hubungan seksual
selama masa kritis.
c) Menjelaskan pada keluarga perlu
pendekatan dengan memberikan kasih
sayang pada ibu.

8. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III


Menurut Romauli (2011:202) tanda bahaya yang dapat terjadi pada
ibu hamil trimester III, yaitu:
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum bayi
dilahirkan disebut sebagai perdarahan pada kehamilan lanjut atau
perdarahan antepartum.
b. Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal
pada korpus uteri sebelum janin lahir. Biasanya terjadi pada trimester
ketiga, walaupun dapat pula terjadi setiap saat dalam kehamilan. Bila
plasenta yang terlepas seluruhnya disebut solusio plasenta totalis. Bila
hanya sebagian disebut solusio plasenta parsialis atau bisa juga hanya
sebagian kecil pinggir plasenta yang lepas disebut rupture sinus
marginalis.
c. Plasenta Previa

18
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya
pembukaanjalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak pada
bagian atas uterus.

d. Keluar cairan pervaginam


Pengeluaran cairan pervaginam pada kehamilan lanjut merupakan
kemungkinan mulainya persalinan lebih awal. Bila pengeluaran berupa
mucus bercampur darah dan mungkin disertai mules, kemungkinan
persalinan akan dimulai lebih awal. Bila pengeluaran berupa cairan,
perlu diwaspadai terjadinya ketuban pecah dini (KPD). Menegakkan
diagnosis KPD perlu diperiksa apakah cairan yang keluar tersebut
adalah cairan ketuban. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
speculum untuk melihat darimana asal cairan, kemudian pemeriksaan
reaksi Ph basa.
e. Gerakan janin tidak terasa
Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah usia
kehamilan 22 minggu atau selama persalinan, maka waspada terhadap
kemungkinan gawat janin atau bahkan kematian janin dalam uterus.
Gerakan janin berkurang atau bahkan hilang dapat terjadi pada solusio
plasenta dan ruptur uteri.
f. Nyeri perut yang hebat
Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur uteri,
solusio plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur uteri
disertai shock, perdarahan intra abdomen dan atau pervaginam, kontur
uterus yang abnormal, serta gawat janin atau DJJ tidak ada.
g. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu,
ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan

19
berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan
preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.

9. Penatalaksanaan Pada Kehamilan Trimester III


Antenatal Care / ANC sering disebut dengan perawatan kehamilan.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2014). Kunjungan antenatal
adalah kontak antara Ibu hamil dan petugas kesehatan yang memberi
pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan
(Kemenkes R1, 2015).
Pemeriksaan Antenatal Care terbaru sesuai dengan standar pelayanan
yaitu minimal 6 kali pemeriksaan selama kehamilan, dan minimal 2 kali
pemeriksaan oleh dokter pada trimester I dan III. 2 kali pada trimester
pertama (kehamilan hingga 12 minggu), 1 kali pada trimester kedua
(kehamilan diatas 12 minggu sampai 26 minggu), 3 kali pada trimester
ketiga (kehamilan diatas 24 minggu sampai 40 minggu) (Kemenkes RI,
2021).
Dalam memberikan asuhan/pelayanan maka bidan harus memenuhi
standar minimal 10T (Kemenkes RI, 2021), yaitu:
a. Timbang BB dan ukur TB
Tinggi badan yang normal untuk menentukan faktor risiko pada
ibu hamil adalah > 145 cm, sedangkan kenaikan berat badan yang
normal pada kehamilan adalah minimal 9. Tentukan IMT, untuk
mengetahui kenaikan berat badan yang direkomendasikan. (Kemenkes
RI, 2021).
IMT Pra-Kehamilan Rekomendasi peningkatan berat badan
<18,5 12,5-18 kg
18,5-24,9 11,5-16 kg
25,0-29,9 7-11,5 kg
≥30 5-9 kg

20
b. Ukur Tekanan Darah 
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 
140/90 mmhg, atau kenaikan systole ≥ 30 dan diastole ≥ 15).
Melakukan perhitungan MAP (Mean Arterial Presure) pada kehamilan
<20 minggu.
Rumus perhitungan MAP : ((2 X D) + S) : 3. Jika hasil ≥ 90
mmHg maka perlu diwaspadai (Kemenkes RI, 2021)
c. Nilai Status Gizi dengan Mengukur LILA 
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh
tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil beresiko KEK
(Kurang Energi Kronis), disini maksudnya ibu hamil yang mengalami
kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun)
dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat
melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) (Kemenkes RI, 2021).
d. Ukur Tinggi Fundus Uteri 
Ukur tinggi fundus uteri dliakukan setiap kunjungan. (Kemenkes
RI, 2021) 
Tabel Usia kehamilan dan tinggi fundus uteri. 
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
12 minggu 3 jari setinggi simfisis
16 minggu ½ simpisis-pusat
20 minggu  3 jari dibawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari di atas pusat
32 minggu ½ pusat – prosesus xifoideus
36 minggu 3 jari dibawah prosesus xifoideus
40 Minggu ½ pusat - prosesus xifoideus

21
Tabel tinggi fundus uteri menurut Mc.Donald
Usia kehamilan Tinggi Fundus Uteri
22minggu 20-24 cm di atas simfisis
28 minggu 26-30 cm di atas simfisis
30 minggu 28-32 cm di atas simpisis
32 minggu 30-34 cm di atas simfisis
34 minggu 32-36 cm di atas simfisis
36 minggu 34-38 cm di atas simfisis
38 minggu 36-40 cm di atas simfisis
40 minggu 38-42 cm di atas simfisis

e. Tentukan presentasi janin dan dengarkan denyut jantung janin (DJJ)


DJJ normal adalah 120-160 x/menit. Presentasi janin normal
adalah kepala diatas symphysis. Menentukan presentasi janin
dilakukan setiap kali kunjungan. Presentasi janin bukan kepala segera
rujuk. (Kemenkes RI, 2021) 
f. Skrining TT dan Beri Imunisasi TT Bila Perlu
Skrining TT dilakukan pada kunjungan pertama. Selain akan
diketahui status TT pada saat kunjungan pertama juga akan diketahui
perlu/tidak diberikan suntik TT pada kehamilan yg sedang
berlangsung. (Kemenkes RI, 2021).
Status TT Interval Minimal Masa Perlindungan
T1 Langkah awal
pembentukan
kekebalan
T2 1 bulan setelah T1 3 tahun
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 12 bulan setelah T3 10 tahun
T5 12 bulan setalah T4 Lebih dari 25 tahun

g. Pemberian Tablet Fe Selama Kehamilan 

22
Tablet tambah darah diberikan 270 tablet diminum 1 tablet setiap
hari yang perlu diingat :
1) Diminum sesudah makan malam atau menjelang tidur. 
2) Hindari minum dengan air teh, kopi dan susu karena dapat
menganggu proses penyerapan. 
3) Hendaknya meminum dengan vitamin C, segera minum pil setelah
rasa mual, muntah menghilang. (Kemenkes RI, 2021)
h. Tes Laboratorium Rutin dan Khusus
Pemeriksaan laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium
yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah, Hb,
dan pemeriksaan spesifik daerah endemis/ epidemi (malaria, HIV dll).
Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalah pemeriksaan
laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang
melakukan kunjungan antenatal. (Kemenkes RI, 2021)
i. Tata Laksana Kasus
Tatalaksana kasus dalam bentuk asuhan kebidanan dibuat secara
berkesinambungan untuk semua ibu hamil yang berkunjung
memeriksakan kehamilannya. Tatalaksana kasus hendaknya
dilaksanakan oleh semua bidan yang memberikan pelayanan kepada
ibu hamil. Apabila ditemukan masalah, segera ditangani atau dirujuk
(Kemenkes RI, 2021).
j. Temu Wicara (Konseling)
Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan. Temu
wicara dilakukan setiap kunjungan meliputi kesehatan ibu, perilaku
hidup sehat, maupun peran suami/keluarga dalam kehamilan.
(Kemenkes RI, 2021).

10. Kekurangan Energi Kronis


a. Pengertian KEK

23
Kehamilan merupakan suatu proses faali yang menjadi awal
kehidupan generasi berikutnya. Salah satu kebutuhan esensial untuk
proses reproduksi sehat adalah terpenuhinya kebutuhan energi, protein,
karbohidrat, vitamin, mineral dan cairan termasuk air serta serat yang
cukup baik kuantitas maupun kualitas. Kurangnya asupan energi yang
berasal dari zat gizi makro (karbohidrat, protein dan lemak) maupun
zat gizi mikro terutama vitamin A, vitamin D, asam folat, zat besi,
seng, kalsium dan iodium dan zat mikro lain pada wanita usia subur
yang berkelanjutan (remaja sampai masa kehamilan), mengakibatkan
terjadinya Kurang Energi Kronik (KEK) pada masa kehamilan yag
diawali dengan kejadian risiko KEK dan ditandai oleh rendahnya
cadangan energi dalam jangka waktu cukup lama yang diukur dengan
Lingkar Lengan Atas (LILA)(Kemenkes, 2015)
Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) adalah kurangnya asupan
energi yang berlangsung lama/kronik dengan timbulnya gangguan
kesehatan pada ibu. Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah
dengan mengukur berat bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil akan
melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada
pada kondisi yang baik. Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang
mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi
Kronis (KEK) dan Anemia gizi. Ibu hamil dengan ukuran Lingkar
Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm dinyatakan menderita KEK (Kemenkes
RI, 2015).
Cara mengukur LILA pada ibu hamil :
1) Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku
lengan kiri.
2) Lengan harus dalam keadaan bebas, artinya otot lengan tidak
tegang.
3) Alat ukur tidak kusut (permukaan rata).
4) Tetapkan letak bahu dan letak siku tangan.

24
5) Tetapkan titik tengah lengan atas. Caranya rentangkan pita dari
bahu ke arah siku, tentukan tengah-tengah lengan atas ibu.
6) Lengkarkan pita ukur tepat pada tengah-tengah lengan atas ibu.
7) Bacalah skalanya secara benar. Bila masih berada di bagian merah,
maka ibu tersebut tergolong sangat kurus atau menderita KEK.
b. Penyebab KEK
1) Penyebab langsung
Konsumsi gizi tidak cukup dan penyakit.
2) Penyebab tidak langsung
Persediaan makanan tidak cukup, pola asuh tidak memadai,
kesehatan lingkungan dan pelayanan kesehatan tidak memadai.
Kurang pendidikan, pengetahuan dan keterampilan (Kemenkes RI,
2015).
c. Zat gizi ibu hamil
Saat hamil, kondisi fisiologis ibu berubah, seperti sel-sel darah
merah bertambah, jumlah plasma meningkat, uterus dan payudara
membesar serta berkembangnya janin dan plasenta. Pembentukan dan
perkembangan organ-organ vital janin, termasuk pembentukan kepala
dan sel-sel otak, terjadi pada trimester 1. Selama trimester II dan III,
semua fungsi organ janin mengalami pematangan dan penyempurnaan.
Selama masa ini, janin tumbuh sangat cepat, ditandai dengan
pertambahan berat badan ibu yang paling besar. Kekurangan gizi yang
terjadi selama ibu hamil trimester II dan III dapat mengakibatkan
pertumbuhan janin terhambat. Oleh karena itu makanan dan minuman
ibu hamil yang dikonsumsi harus dapat memenuhi kebutuhan gizi
untuk menjamin kesehatan ibu dan janin (Wahida, 2017).
Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber
daya manusia. Peran gizi dalam pembangunan kualitas sumber daya
manusia telah dibuktikan dari berbagai penelitian. Gangguan gizi pada
awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya.
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi

25
pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Jika status gizi sebelum
dan selama hamil normal maka kemungkinan besar ibu akan
melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal
(Budhiharti, 2016).
Menurut Kemenkes RI (2015) Ibu hamil dan janin yang sehat
perlu memperhatikan 2 hal yaitu asupan makanan dan kenaikan berat
badan ibu untuk mencapai gizi optimal, asupan makanan sebaiknya
memenuhi prinsip gizi seimbang yaitu:
1) Meningkatkan asupan makanan yang mengandung sumber energi
atau tenaga contohnya nasi, jagung, kentang, ubi, singkong, tepung
terigu/beras dan produk olahannya (roti, biskuit, kue)
2) Sumber protein sebagai zat pembangun yang bisa didapatkan dari:
Protein hewani (ikan, ayam, daging, telur, susu)
3) Protein nabati (kacang kedelai, tempe, tahu, oncom, kacang merah)
4) Sumber vitamin dan mineral berupa buah-buahan dan sayur-
sayuran yang beragam.
5) Minum air paling sedikit 2 liter setiap hari, yaitu sebanyak 8 – 10
gelas sehari.
6) Menghindari mengkonsumsi minuman ringan, soda, alkohol, kopi
dan minuman kemasan lainnya.
7) Menghindari makanan yang banyak mengandung zat pewarna,
pengawet dan penambah rasa atau makanan kemasan.
Memantau kenaikan berat badan ibu selama hamil:
1) Kenaikan berat badan ibu selama hamil menandakan keadaan gizi
ibu dan sebagai salah satu tanda keadaan kesehatan ibu.
2) Kenaikan berat badan ibu hamil yang diharapkan adalah 0,5 kg
setiap minggu atau 2 kg setiap 1 bulan.
3) Jika kenaikan berat badan ibu hamil kurang dari 2 kg dalam 1 blan,
harap segera meminta kedapa bidan atau dokter untuk merujuk ke
ahli gizi terdekat, agar segera diperiksa dan mendapat bantuan
terkait masalah gizi ibu.

26
d. Akibat Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Dampak ibu hamil KEK berisiko menurunkan kekuatan otot yang
membantu proses persalinan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
partus lama dan perdarahan pasca salin, bahkan kematian ibu. Risiko
pada bayi dapat mengakibatkan terjadi kematian janin (keguguran),
prematur, lahir cacat, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) bahkan
kematian bayi, mengganggu tumbuh kembang janin yaitu pertumbuhan
fisik (stunting), otak dan metabolisme yang menyebabkan penyakit
tidak menular di usia dewasa KEK (Kemenkes RI, 2015).
Ibu yang mengalami Kurang Energi Kronik (KEK) selama masa
kehamilan akan berdampak negatif pada siklus kehidupan
keturunannya. Ibu KEK umumnya memiliki kenaikan berat badan
hamil yang rendah (tidak memadai untuk mendukung kehamilannya).
Akibatnya berat badan bayi yang dilahirkan rendah atau biasa disebut
dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yang ditandai dengan berat
badan lahir kurang dari 2.500 gram. (Fikawati, 2015).
Akibat lain yang ditimbulkan karena ibu menderita KEK saat
kehamilan adalah terus menerus merasa letih, kesemutan, muka
tampak pucat, kesulitan sewaktu melahirkan dan air susu yang keluar
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, sehingga bayi akan
kekurangan air susu ibu pada waktu menyusui. Akibat pada janin yang
dikandung ibu adalah bisa menyebabkan keguguran, pertumbuhan
janin terganggu, perkembangan otak janin terhambat hingga
kemungkinan nantinya kecerdasan anak kurang, bayi lahir sebelum
waktunya (prematur) dan kematian pada bayi (Helena, 2013).

11. Anemia
b. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel
darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah

27
itu mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen
ke seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2013).
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin di bawah 11 gr/dl% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <
10,5 gr/dl% pada trimester 2. Nilai batas tersebut dan perbedaannya
dengan kondisi wanita tidak hamil karena hemodilusi, terutama pada
trimester 2 (Sarwono, 2009).

c. Tingkatan Anemia
Klasifikasi anemia berdasarkan usia kehamilan :
1) Trimester 1, Hb 11,0 g/dl
2) Trimester 2, Hb 10,5 g/dl
3) Trimester 3, Hb 11,0 g/dl (Sarwono, 2014)
Klasifikasi anemia dengan menggunakan Hb Sahli (Manuaba, 2010),
didapatkan hasil sebagai salah satu dibawah ini.
1) Normal, bila 11 gr%
2) Ringan, bila 9 - 10 gr%
3) Sedang, bila 7 - 8 gr%
4) berat, bila < 7 %

d. Etiologi
Anemia sering terjadi selama kehamilan, dikarenakan terjadi peningkatan
kadar cairan plasma selama kehamilan mengencerkan darah (hemodilusi).
Tubuh mengalami perubahan yang signifikan saat hamil.Jumlah darah
dalam tubuh meningkat sekitar 20-30%, sehingga memerlukan
peningkatan kebutuhan pasokan zat besi dan vitamin untuk membuat
hemoglobin. Ketika hamil tubuh membuat lebih banyak darah untuk
berbagi dengan bayinya. Tubuh mungkin memerlukan darah hingga 30%
lebih banyak dari pada ketika tidak hamil. Jika tubuh tidak memiliki cukup
zat besi, tubuh tidak dapat membuat sel-sel darah merah yang di butuhkan

28
untuk membuat darah ekstra. Banyak wanita mengalami defesiensi besi
pada TM II dan TM III (Proverawati, 2011).

e. Patofisiologi anemia dalam kehamilan


Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh
perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45%-65% dimulai
pada trimester II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan
meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta
kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang miningkatkan
volume plasma seperti laktogen plasma, yang menyebabkan. Peningkatan
sekresi aldesteron. Anemia selama kehamilan akibat peningkatan volume
darah merupakan anemia ringan dan anemia sedang. Anemia yang lebih
berat bisa meningkatkan resiko tinggi pada bayi (Rukiyah, 2010).
f. Pencegahan dan penanganan anemia
1) Pencegahan anemia
Untuk mencegah terjadinya anemia ibu hamil harus melakukan,
pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan,
yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa
sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka di lakukan
pemberian Fe sebanyak 90 tablet pada ibu hamil (Manuaba, 2010).
Nutrisi yang baik juga bisa mencegah terjadinya anemia pada
kehamilan, makan makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti
sayuran berdaun hijau, daging merah, sereal, telur, dan kacang tanah).
Pemberian vitamin untuk memastikan bahwa tubuh memiliki cukup
zat besi dan folat. Pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg zat
besi setiap hari, pastikan bahwa wanita hamil dicek pada kunjungan
pertama kehamilan untuk pemeriksaan anemia (Proverawati, 2011).
2) Penanganan Anemia Ringan
a) Motivasi ibu untuk mengosumsi makanan zat besi seperti telur dan
sayuran hijau, serta makanan yang meningkatkan absorbsi zat besi,

29
seperti jus jeruk, dan memberikan informasi mengenai nutrisi dan
kehamilan.
b) Penderita anemia ringan harus di programkan untuk mendapatkan
pelayanan di unit spesialis (kolaborasi dengan dr. SpOG).
c) Penderita anemia ringan harus sering istirahat yaitu tidur pada
malam hari kurang lebih 7-8 jam, siang hari kurang lebih 1-2 jam
(Rukiyah, 2010).
d) Tablet Fe harus dikonsumsi satu jam sebelum makan atau sesudah
makan pada malam hari, dengan jus jeruk atau apel.
1) Minum tablet besi dengan air putih, jangan minum dengan teh,
susu dan kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi
dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang.
2) Kadang-kadang dapat terjadi gejala ringan yang tidak
membahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual-mual,
susah buang air besar dan tinja berwarna hitam.
3) Untuk mengurangi gejala sampingan, minum tablet besi setelah
makan malam menjelang tidur. Akan lebih baik bila setelah
minum tablet besi disertai makan buah-buahan seperti pisang,
pepaya dan jeruk.
4) Simpanlah tablet besi ditempat yang kering, terhindar dari sinar
matahari langsung, jaukan dari jangkauan anak, dan setelah
dibuka harus ditutup kembali dengan rapat, tablet besi yang
telah berubah warna sebaiknya tidak diminum.
5) Tablet besi tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau
kebanyakan darah.
e) Lakukan skrining Hb pada ibu saat pemeriksaan antenatal pertama
dan 28 minggu (proverawati, 2011).
f) Penderita harus menyediakan donor darah sesuai dengan golongan
darahnya untuk mengatasi jika terjadi komplikasi (Rukiyah, 2010).
Peran bidan dalam menangani kehamilan dengan anemia adalah
memberikan pengarahan dan motivasi kepada ibu hamil dan

30
keluarga supaya tidak berlanjut pada kompikasi pada ibu dan janin.
Salah satu usaha yang ditetapkan adalah pemeriksaan kehamilan
secara rutin (ANC/ Antenatal Care) (Padila, 2014).

B. TINJAUAN TEORI ASUHAN


Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh
bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan khususnya
dalam bidang persalinan.
Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian yang dapat
mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai asuhan yang telah diberikan
pada seorang klien, yang didalamnya tersirat proses berfikir yang sistematis
seorang bidan dalam menghadapi seorang klien sesuai langkah-langkah dalam
proses menajemen kebidanan.
Menurut Hellen Varney, alur berpikir saat menghadapi klien meliputi 7
langkah. Untuk orang lain mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang
bidan melalui proses berpikir sistematis, didokumentasikan dalam bentuk
SOAP yaitu :
1. Subjektif (S)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa sebagai langkah I Varney.
2. Objektif (O)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil laboratorium, dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data
fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.
3. Analisa (A)
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subjektif dan data objektif dalam suatu identifikasi :
a. Diagnosa/masalah
b. Antisipasi diagnosa / masalah potensial
c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi /
kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3, 4 Varney.

31
4. Penatalaksanaan (P)
Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan 1 dan evaluasi
perencanaan (E) berdasarkan Assesment sebagai langkah 5, 6, 7 Varney.
Beberapa alasan penggunaan SOAP dalam pendokumentasian :
a. Pembuatan grafik metode SOAP merupakan perkembangan informasi
yang sistematis yang mengorganisasi penemuan dan konklusi anda
menjadi suatu rencana.
b. Metode ini merupakan intisari dari proses pelaksanaan kebidanan
untuk tujuan mengadakan pendokumentasian

32
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS


PADA NY. “A” UMUR 22 TAHUN G1P1A0H1
USIA KEHAMILAN 28-29 MINGGU
DI PUSKESMAS GUNUNGSARI

A. IDENTITAS
PENGKAJIAN
Tanggal : 24 Oktober 2022 Jam : 10.55 wita
IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Penanggungjawab (Suami)
Nama : Ny. “A” Nama : Tn.”H”
Umur : 22 tahun Umur : 24 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Suku bangsa: Sasak Suku bangsa : Sasak
Alamat : Dopang Alamat : Dopang

B. PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
b. Alasan datang
1) Keluhan utama
Ibu mengatakan datang untuk memeriksakan kehamilan
2) Uraian keluhan utama
Ibu datang pukul 10.55 wita mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya dan mengeluh pusing.

33
c. Riwayat kesehatan
1) Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak sedang atau pernah menderita penyakit
menular dan keturunan
2) Riwayat penyakit dalam keluarga (menular maupun keturunan):
Ibu mengatakan keluarga tidak sedang atau pernah menderita
penyakit menular dan keturunan.
d. Riwayat obstetri
1) Riwayat haid
Menarche: 15 tahun Nyeri haid : Tidak ada
Siklus : 28 hari Lama : 5-6 hari
Warna darah : Merah Leukhorea : Tidak ada
2) Riwayat kehamilan sekarang
a) G1P1A0H1
b) Usia kehamilan : 7 bulan
c) HPHT : 11 April 2022
d) HPL : 18 Januari 2023
e) Gerakan janin : Dirasakan pertama kali saat usia 5 bulan, dan
frekuensi dalam 12 jam lebih dari 10 kali
f) Tanda bahaya
TM I : tidak ada
TM II : Tidak ada
TM III : Tidak ada
g) Keluhan
TM I : mual
TM II : tidak ada
TM III : pusing
h) Riwayat alergi : Tidak ada
i) Kekhawatiran khusus : Tidak ada
j) ANC : 6 kali
k) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

34
Ibu mengatakan, ini merupakan kehamilan pertamanya
l) Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB apapun.
Rencana KB : Menggunakan kb Suntik
e. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Sebelum hamil Selama hamil
Nutrisi
Frekuensi makan 2- 3 x/hari 3x/hari
Komposisi nasi ½ piring ½ piring
Lauk Tempe, telur, ikan Tahu, tempe, telur, ikan
Sayuran Jarang makan sayur Jarng makan sayur
Buah Jarang Jaang
Camilan 1 x sehari, snack Jarang
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Tidak ada Tidak ada
hamil
Minum
Jumlah total 6-7 gelas/hari >8 gelas/hari
Susu Tidak pernah Tidak pernah
Jamu Tidak pernah Tidak pernah
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Minum lebih sedikit Minum lebih banyak
hamil
Eliminasi

BAK
Frekuensi perhari 4-5 kali 6-8 kali
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan Tidak ada Tidak ada

BAB
Frekuensi perhari 1 kali 1 kali
Warma Kecoklatan Kecoklatan
Konsistensi Lembek Lembek
Keluhan Tidak ada Tidak ada

Personal hygiene
Mandi 2 kali/hari 2 kali/hari
Keramas 3xseminggu 2xseminggu

35
Sebelum hamil Selama hamil
Gosok gigi 2x sehari 2x sehari
Ganti pakaian 1x sehari 1x sehari
Celana dalam 2x sehari 2x sehari
Keluhan Tidak ada Tidak ada

Hubungan Seksual
Frekuensi 2-3x seminggu 1x seminggu
Contact bleeding Tidak pernah Tidak pernah
Keluhan lain Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Lebih sering Jarang
hamil
Istirahat
Tidur malam 6 jam 7-8 jam
Tidur siang 1 jam 1-1,5 jam
Keluahn/masalah Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Tidur tidak terlalu lama Lebih sering tidur
hamil
Aktifitas fisik dan olahraga
Aktifitas fisik Aktivitas ringan, bersih- Aktivitas ringan, bersih-
bersih rumah bersih rumah, sesekali
jalan pagi
Olahraga Tidak ada Sesekali jalan pagi

Kebiasaan merugikan kesehatan


Merokok aktif Tidak pernah Tidak pernah
Lingkungan perokok Tidak ada Tidak ada
Minuman beralkohol Tidak ada Tidak ada
Obat-obatan Tidak ada Tidak ada
NAPZA Tidak ada Tidak ada
Aktivitas yang Tidak ada Tidak ada
merugikan
f. Riwayat psikososial-spiritual
1) Riwayat perkawinan
Status perkawinan : Menikah, umur waktu menikah 21 tahun
Pernikahan ini yang pertama, lamanya 1 tahun
Hubungan dengan suami : baik
2) Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, dan keluarga. Ibu dan
keluarga merespon kehamilan ini dengan senang dan bahagia.

36
3) Pengambil keputusan utama dalam keluarga : suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri
4) Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan :
puskesmas, ditolong bidan
5) Tingkat pengetahuan ibu
Hal-hal yang sudah diketahui :
Tanda bahaya kehamilan, persiapan persalinan
Hal-hal yang ingin diketahui:
Cara mengurangi rasa pusing yang dirasakan ibu
6) Lingkungan
Kebiasaan kontak dengan binatang : tidak ada
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : baik Tensi: 100/70 mmHg
2) Kesadaran : composmentis Nadi : 80x/menit
3) BB sebelum hamil : 38 kg Suhu : 36,7o C
4) BB saat ini : 44,6 kg RR : 20x/menit
5) TB : 158 cm IMT : 17.86 kg/m2
6) LILA : 22,5 cm
b. Status present
Secara keseluruhan dalam batas normal
c. Status obstetrik
1) Inspeksi
Muka : Tidak ada oedema, tidak anemis, tidak ikterus
Mamae : Tidak ada retraksi/dimpling
Abdomen : Tidak ada luka bekas SC, linea nigra, striae livide
Vulva : tidak dilakukan
2) Palpasi
Leopold I : TFU 26 cm, teraba bokong di fundus
Leopold II : Teraba punggung di sebeleh kiri perut ibu (PUKA)
Leopold III : Teraba kepala pada bagian terendah janin

37
Leopold IV : Kepala belum masuk PAP
TBJ : (26-12) x 155 = 2.170 gram
3) Auskultasi
DJJ : (+) , frekuensi 143 x/menit

3. Data Penunjang
Hasil pemeriksaan penunjang
Hb : 10,6 gr%
HBsAg : Negatif
HIV : Negatif
Sifilis : Negatif
Malaria : Negatif
Protein Urin : Negatif
Glukosa urin : Negatif

C. ANALISA DATA
Diagnosis kebidanan :
G1P1A0H1 usia kehamilan 28-29 minggu, janin T/H/IU, presentasi kepala,
keadaan umum ibu dan janin baik dengan KEK + Anemia
Masalah : kepala terasa pusing

D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 24 Oktober 2022 Jam : 10.58 WITA
1. Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa secara keseluruhan
keadaan ibu dan janin berada dalam batas normal yaitu tekanan darah ibu
100/70 mmHg, Nadi 80x/menit, suhu 36,7oC, respirasi 20x/menit, TFU ibu
26 cm, dan perkiraan berat janin ibu 2.170 gram, denyut jantung janin
143x/menit.
Rasionalisasi : Diharapkan dengan memberitahukan hasil pemeriksaan, ibu
dapat mengetahui bagaimana keadaanya dan janinnya.
Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan

38
2. Memberitahuakan pada ibu bahwa hasil pemeriksaan lingkar lengan atas
ibu 22,5 cm menujukkan bahwa ibu mengalami Kekurangan Energi
Kronis dimana nilai lingkar lengan atas yang normal bagi ibu hamil
adalah 23,5 cm.
Rasionalisasi : Diharapkan dengan memberitahukan hasil pemeriksaan, ibu
dapat termotivasi untuk memperbaiki status gizinya.
Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
3. Menjelaskan pada ibu mengenai kekurangan energi kronis, dimana yang
dimaksud dengan kekurangan energi kronis adalah tidak terpenuhinya gizi
ibu semenjak sebelum kehamilan, sehingga mengahasilkan lingkar lengan
atas ibu kurang dari normal. Dampak yang akan dihadapi jika ibu tidak
memperbaiki gizi yang dikonsumsinya yaitu kemungkinan bayai ibu akan
terlahir dengan berat badan kurang, kekurangan gizi juga dapat
menyebabkan pertumbuhan janin ibu terhambat, dan kelahiran prematur.
Rasionalisasi : Diharapkan dengan menjelaskan ibu mengenai KEK, ibu
dapat lebih memperhatiakan makanan yang dikonsumsinya.
Hasil : Ibu telah mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
4. Memberitahukan pada ibu terkait porsi makan yang harus dipenuhi ibu
hamil pada trimester III dengan bantuan buku Kesehatan Ibu dan Anak
yaitu 6 porsi nasi, dan dalam lauk pauk harus ada protein hewani seperti
ikan, telur, ayam, kemudian protein nabatii seperti tempe, tahu, 4 porsi
sayur-sayuran, 4 porsi buah, minum 8-12 gelas perhari. Karena berat
badan ibu kurang, ibu harus menaikkan berat badan minimal 12,5 kg pada
kehamilan ini.
Rasionalisasi : Diharapkan dengan menjelaskan porsi makan yang harus
dipenuhi, ibu dapat termotivasi untuk menambah asupan zat gizinya.
Hasil : Ibu mengerti tentang penjelasan yang telah diberikan.
5. Memberitahukan pada ibu cara mengurangi keluhan pusing yaitu istirahat
yang cukup dan memperbaiki asupan nutrisi dengan mengkonsumsi
makanan-makan bergizi dan tetap mengkonsumsi tablet FE yang diberikan
bidan

39
Rasionalisasi : Diharapkan dengan istirahat yang cukup bisa meringankan
pusing yang di keluhkan ibu dan mengkonsumsi makanan-makanan
bergizi dapat menaikkan Hb ibu
Hasil : Ibu telah mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia
melakukan apa yang dianjurkan oleh bidan
6. Memberitahukan pada ibu tanda bahaya pada kehamilan, yaitu diantaranya
muntah terus dan tak mau makan, demam tinggi, janin dirasakan kurang
bergerak dibandingkan sebelumnya, perdarahan pada hamil tua, air
ketuban keluar sebelum waktunya, bengkak kaki, tangan dan wajah, atau
sakit kepala disertai kejang. Jika ibu mengalami salah satu dari tanda
bahaya tersebut, maka segera bawa ibu ke puskesmas, rumah sakit, dokter
atau bidan terdekat.
Rasionalisasi : Diharapkan dengan memberitahu ibu tanda bahaya pada
kehamilan, ibu dapat segera menuju ke fasilitas kesehatan terdekat jika
mengalami salah satu tanda bahaya.
Hasil : Ibu telah mengerti tentang penjelasan yang telah diberikan
7. Memberitahukan pada ibu jadwal kunjungan ulang
Rasionalisasi : Diharapkan dengan kunjungan berikutnya Hb ibu sudah
normal dan sudah tidak ada keluhan pusing lagi.
Hasil : Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.

40
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada langkah ini, penyusun dapat mengkaji data pada ibu hamil Ny. “A”
dengan kehamilan normal G1P1A0H1 dengan umur kehamilan memasuki trimester
III, yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada kesenjangan antara teori yang
ada pada BAB II dengan gambaran kasus nyata pada BAB III.
Dalam pengkajian yang dilakukan tanggal 24 Oktober 2022 pada Ny.”A”
ditemukan data lingkar lengan atas Ny.”A” yaitu 22,5 cm, dimana hasil tersebut
menandakan bahwa ibu mengalami Kekurangan Energi Kronis, hal isi sesuai
dengan teori ibu hamil dikatakan mengalami kekurangan energi kronis ketika
hasil pengukuran LiLA kurang dari 23,5 cm (Kemnkes RI, 2021). Data temuan
LILA ibu kurang dari 23,5 cm ternyata disebabkan oleh pola makan ibu yang
kurang baik dimana ketika dikaji mengenai pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
terkait nutrisi ibu mengatakan tidak makan terlalu banyak semenjak lama, menu
nutrisi ibu juga belum sesuai dengan porsi makan dan minum ibu hamil, dimana
ibu mengatakan makan nasi dengan porsi yang sama seperti sebelum hamil dan
ibu mengatakan jarang mengonsumsi sayuran hijau. Hal ini sesuai dengan teori
salah satu penyebab langsung kekurangan energi kronis yaitu konsumsi gizi tidak
cukup dan penyebab tidak langsung yaitu kurangnya pengetahuan (Kemenkes,
2015).
Pada data subyektif, keluhan yang dirasakan Ny.”A” saat ini yaitu mengalami
pusing. Hal ini merupakan salah satu ketidaknyamanan yang dirasakan pada
kehamilan. Keluhan yang dirasakan Ny. “A” ini sesuai dengan teori yang
tercantum pada penelitian Rukiyah, 2010 Perubahan hematologi sehubungan
dengan kehamilan adalah oleh perubahan sirkulasi yang semakin meningkat
terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45%-
65% dimulai pada trimester II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9
dan meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali
normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang miningkatkan volume plasma
seperti laktogen plasma, yang menyebabkan. Peningkatan sekresi aldesteron.

41
Anemia selama kehamilan akibat peningkatan volume darah merupakan anemia
ringan dan anemia sedang. Anemia yang lebih berat bisa meningkatkan resiko
tinggi pada bayi (Rukiyah, 2010).
Selain itu, Anemia yang dialami ibu juga berkaitan dengan KEK. Menurut
penelitian Wijianto, dkk, ada hubungan yang bermakna antara resiko KEK dengan
kejadian anemia pada ibu hamil .Ibu hamil yang berisiko kekurangan energi
kronis (KEK) berpeluang menderita anemia 2,76 kali lebih besar dibandingkan
dengan yang tidak beresiko, umur kehamilan trimester III berpeluang 1,92 kali
lebih besar dibandingkan trisemester I dan II. (Rahmaniar, 2013).
Pada pengkajian data objektif didapatkan hasil bahwa tinggi badan ibu 158
cm dan berat badan ibu saat ini 44,6 kg, berat badan ibu saat awal kehamilan yaitu
38 kg, sehingga IMT ibu ditentukan dengan berat badan ibu saat awal kehamilan
dan tinggi badan ibu. IMT yang diperoleh yaitu 17,86 kg/m2 dimana kategori IMT
ibu yaitu berat badan kurang, hal ini sesuai dengan teori yang dipublikasikan oleh
Kemenkes RI (2021) yaitu IMT <18,5 kg/m 2 masuk dalam kategori berat badan
kurang dan rekomendasi peningkatan berat badan selama kehamilan yang
dianjurkan yaitu 12,5-18 kg.
Hasil pengkajian data objektif terkait tekanan darah ibu yaitu 100/70 mmHg,
hasil ini meunujukka tekanan darah ibu berada dalam batas normal dan tidak
mengalami hipertensi. Menurut Kemenkes RI (2021), pengukuran tekanan darah
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi, ibu hamil dikatakan mengalami
hipertensi jika tekanan darah ≥ 140/90 mmHg.
Dari hasil pemeriksaan palpasi leopold, diperoleh hasil tinggi fundus uteri ibu
26 cm, berdasarkan teori Mc.Donald dengan usia kehamilan ibu 28-29 minggu
ukuran TFU 26 cm masih dalam batas normal (Saifuddin, 2014). Tidak terjadi
kesenjangan antara teori dengan praktek.
Berdasarkan hasil auskultasi, diperoleh denyut jantung janin 143x/menit.
Hasil ini menandakan denyut jantung bayi masih dalam batas normal karena
denyut jantung yang normal bagi bayi yaitu 120-160x/menit (Kemenkes RI, 2021)
Sesuai dengan permasalahan yang dikaji pada data subyektif dan obyektif,
maka analisa yang diperoleh yaitu Ny.”A” G1P1A0H1 usia kehamilan 28-29

42
minggu, janin T/H/IU, presentasi kepala, keadaan umum ibu dan janin baik
dengan KEK dan permasalahan yang terjadi pada Ny.”A” yaitu pusing.
Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny.”A” terkait dengan permasalahan
yang dialaminya yaitu pemberian konseling terkait gizi ibu hamil dengan bantuan
buku kesehatan ibu dan anak, guna menambah pengetahuan ibu terkait dengan
gizi ibu selama kehamilan sehinggan memotivasi ibu untuk lebih memperhatikan
gizi yang dikonsumsinya sehari-hari. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Silitonga (2018) yang menyatakan bahwa ibu hamil KEK yang
diberi intervensi konseling sadar gizi mengalami peningkatan berat badan hal ini
terjadi karena peningkatan pengetahuan ibu terkait dengan gizi ibu hamil sehingga
dapat merubah sikap ibu hamil terhadap pemenuhan kebutuhan gizinya.
Prawita (2017) menyatakan bahwa setiap ibu hamil yang datang melakukan
kunjungan antenatal memperoleh intervensi konseling sadar gizi berjumlah 100%
sehingga terjadi peningkatan pada berat badan ibu pada kunjungan selanjutnya
dan perubahan sikap terhadap pemenuhuan kebutuhan gizi.
Selanjutnya terkait dengan penatalaksanaan Anemia ibu hamil yang diberikan
yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi. supan
zat besi bisa didapatkan dari makanan (hewani atau nabati) yang mengandung zat
besi untuk meningkatkan kadar Hb dalam darah.

43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik pada laporan ini antara lain :
1. Penyusun mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. “A”
G1P1A0H1 usia kehamilan 28-29 minggu dengan KEK dan Anemia.
2. Penyusun mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny. “A”
G1P1A0H1 usia kehamilan 28-29 minggu dengan KEK dan Anemia.
3. Penyusun mampu mengindentifikasi/menganalisa serta memberikan
penanganan pada Ny. “A” G1P1A0H1 usia kehamilan 28-29 minggu dengan
KEK dan Anemia.
4. Penyusun mampu merencanakan tindakan asuhan sampai dengan
mengevaluasi hasil tindakan pada Ny. “A” G1P1A0H1 usia kehamilan 28-29
minggu dengan KEK dan Anemia.

2. SARAN
1. Bagi pembaca
Semoga dapat menambah referensi dan wawasan terkait dengan kehamilan
dengan KEK dan Anemia, dserta dapat memberikan saran guna
kesempurnaan laporan ini.
2. Bagi penyusun
Semoga dapat menambah keterampilan dalam memberikan asuhan
kebidanan kehamilan terkait dengan KEK dan Anemia
3. Bagi institusi pendidikan
Semoga dapat menambah referensi untuk memberikan contoh dalam
asuhan kebidanan kehamilan dengan KEK dan Anemia.

44
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, R. P., Aminin. F & Wulandari, A. (2014). Pengaruh Kekurangan Energi


Kronis (KEK) dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Departemen Kesehatan. (2022). Laporan Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga
Tahun 2021. Kementerian Kesehatan Ri, 5201590 (021), 1.
Https://Www.Depkes.Go.Id/Article/View/19020100003/Hari-Kanker-
Sedunia-2019.Html
Dewi, V. N. L. (2012). Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika, 30.
Hutahaean, S. (2013). Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika.
Karjatin, A. (2016). Keperawatan Maternitas. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kemenkes, R. I. (2015). Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (Kek)
Pada Ibu Hamil. Jakarta: Kementerian Kesehatan Ri.
Kemenkes RI. (2022). Profil Kesehatan Indonesia 2021.
Kemenkes RI. (2021). Buku Kesehatan Ibu Dan Anak.
Kuswanti, I., Melina, F., & Tanebeth, M. O. (2022). Hubungan Pengetahuan Ibu
Tentang Antenatal Yoga Dengan Sikap Ibu Hamil Terhadap Antenatal
Yoga. Jurnal Publikasi Kebidanan, 13(1), 26–34.
Lily Yulaikhah, S. S. (2019). Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan. Journal
Of Chemical Information And Modeling.
Manuaba, I. B. G. (2015). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan.
Marmi, & Rahardjo, K. (2018). Asuhan Neonatus Bayi, Balita, Dan Anak
Prasekolah. Pustaka Pelajar.
Nurdiansyah, N., & Psi, S. (2012). Buku Pintar Ibu & Bayi. Bukune.
Prawirohardjo, S. (2016). Ilmu Kebidanan Cetakan Ketiga. Jakarta: Pt Bina
Pustaka Sarwono.
Prawita, A., Indra Susanti, A., & Sari, P. (2017). Survei Intervensi Ibu Hamil

45
Kurang Energi Kronik (Kek) Di Kecamatan Jatinangor Tahun 2015.
Jurnal Sistem Kesehatan, 2(4).
Rini, I. U. S. (2017). Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Kehamilan,
Persalinan, Bayi Baru Lahir (BBL), Nifas, Dan Perencanaan Keluarga
Berencana (Kb) Suntik 3 Bulan Pada Ny. M Umur 32 Tahun Di
Puskesmas II Kembaran, Kec. Kembaran, Kabupaten Banyumas.
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Saifuddin, A. B. (2014). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Silitonga, K. (2018). Hubungan Kehadiran Konseling Gizi Dan Konsumsi Pmt
(Pemberian Makanan Tambahan) Program Dengan Pertambahan Bb Ibu
Hamil Kek (Kekurangan Energi Kronik) Di Puskesmas Ngaliyan Kota
Semarang Tahun 2017. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Suryani, P., & Handayani, I. (2018). Senam Hamil Dan Ketidaknyamanan Ibu
Hamil Trimester Ketiga. Jurnal Bidan Midwife Journal, 4(1), 33–39.
Sutanto, V. A., & Fitriana, Y. (2019). Asuhan Pada Kehamilan (Panduan
Lengkap Asuhan Selama Kehamilan Bagi Praktisi Kebidanan). Pustaka
Baru Press. Yogyakarta.
Varney, H., Kriebs, J. M., & Gegor, C. L. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Edisi 4 Volume 2. Jakarta: Egc, 672–788.
Wahida, Z. (2017). Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Terhadap
Perubahan Status Gizi Ibu Hamil. Jurnal Keperawatan Dan Kebidanan,
7(1).
Wardani, R. P. (2012). Hubungan Antara Usia Kehamilan.
Yanti, D. (2017). Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Bandung: Pt Refika
Aditama.

46

Anda mungkin juga menyukai