Anda di halaman 1dari 42

SKRIPSI

EFEKTIFITAS MEDIA VIDEO DAN LEAFLET TERHADAP


PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG KEK
DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI 2023

Oleh :
SITI ZUBAIDAH
NIM: PO71241220092

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI JURUSAN


KEBIDANAN PRODI SARJANA TERAPAN
TAHUN 2023
SKRIPSI
EFEKTIFITAS MEDIA VIDEO DAN LEAFLET TERHADAP
PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG KEK
DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI 2023

Skripsi ini diajukan sebagai


salah satu syarat untuk menyelesaikan
PENDIDIKAN SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

Oleh :
SITI ZUBAIDAH
NIM: PO71241220092

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI JURUSAN


KEBIDANAN PRODI SARJANA TERAPAN
TAHUN 2023
HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

EFEKTIFITAS MEDIA VIDEO DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN


IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG KEK DI PUSKESMAS PUTRI AYU
KOTA JAMBI 2023

Oleh :
SITI ZUBAIDAH
NIM: PO71241220092

Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa untuk dipertahankan


dihadapan Tim Penguji Skripsi Prodi
Sarjana Terapan Kebidanan

Jambi, 2023

Tim Pembimbing

Pembimbing I : Suryani, S.Pd., M.PH (…………………..)

Pembimbing II: Herinawati, M.Keb (…………………..)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi

Enny Susilawati, M.Keb


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul

Efektifitas Media Video Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Trimester I

Tentang Kek Di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi 2023.

Dalam Skripsi ini, penulis banyak mendapatkan arahan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Bapak Rusmimpong S.Pd,M. Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Jambi

2. Ibu Yuli Suryanti, M.Keb selaku ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Jambi

3. Ibu Eny Susilawati, M.Keb selaku ketua program Studi Sarjana Terapan

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi

4. Ibu Suryani,S.Pd., M.PH swlaku pembimbing I yang telah banyak memberikan

arahan, bimbingan serta dorongan dalam penyusunan proposal Sripsi ini

5. Ibu Herinawati,M.Keb selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan

arahan, bimbingan serta dorongan dalam penyusunan proposal Skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan yang

telah memberikan ilmunya selama penulis di bangku kuliah.

i
DAFTAR ISI

ii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1
Kerangka Teori.................................................................................................31
Bagan 3.1
Kerangka Konsep..............................................................................................32
Bagan 3.2
Defenisi Operasional........................................................................................32

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan ibu adalah persoalan utama pembangunan di Indonesia.

Masa kehamilan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan janin

menuju masa kelahiran sehingga gangguan gizi yang terjadi pada masa

kehamilan akan berdampak besar bagi kesehatan ibu maupun janin

(Masrikhiyah dkk, 2022).

Perubahan fisiologi yang terjadi pada masa kehamilan juga berdampak

pada kadar hemoglobin ibu hamil. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya

volume dan plasma darah serta penurunan kadar hematokrit dan protein

plasma pada saat kehamilan. Plasma dan volume darah tersebut akan

berpengaruh terhadap produksi cairan amnion, cadangan saat perdarahan,

serta terjadi peningkatan kapasitas darah untuk mengikat oksigen yang akan

dialirkan ke jaringan tubuh. Salah satu masalah gizi yang banyak terjadi pada

ibu hamil adalah anemia zat besi, yang merupakan masalah gizi mikro yaitu

kekurangan zat besi Septiani & Sulistiawati, 2022).

Berdasarkan laporan Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa

prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 37.1% dan meningkat pada tahun

2018 menjadi 48,9 % (Riskesdas, 2018). Hasil laporan dari Seksi Kesga dan

Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat terdapat jumlah kematian ibu (hamil,

bersalin, dan nifas) di Provinsi Jambi tahun 2020 adalah 62 kasus dari

64.365 kelahiran hidup. Meskipun angka kematian ini jauh di

bawah angka nasional yaitu 359/100.000 kelahiran hidup, tetapi Angka

1
Kematian Ibu (AKI) tetap harus mendapat perhatian dan menjadi prioritas

pembangunan kesehatan (SDKI, 2012).

Salah satu masalah gizi yang terjadi pada ibu hamil adalah Kekurangan

Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil. KEK adalah suatu kondisi yang

disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara asupan dengan kebutuhan

energi dan protein. KEK ditandai dengan ukuran Lingkar Lengan Atas

(LiLA) kurang dari 23,5 cm. Kasus Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu

hamil telah terjadi penurunan dari 24,2% tahun 2013 (Riskesdas 2013)

menjadi 10,9% (Riskesdas 2018). Begitu juga dengan kasus anemia ibu hamil

di mana terjadi peningkatan dari 18,37% (Riskesdas 2013) menjadi 10,9%

(Riskesdas, 2018). Setiap tahun pemerintah telah menyediakan tablet tambah

darah dengan sasaran ibu hamil, dan penyediaan makanan tambahan untuk

ibu hamil. Meskipun demikian, upaya harus terus dilakukan sampai

meminimalkan angka kejadian KEK dan anemia defisiensi besi pada ibu

hamil.

Anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil disebabkan oleh perubahan

fisiologi pada sistem kardiovaskular yang mengakibatkan hemodilusi atau

pengenceran darah. Dalam kondisi tersebut tubuh ibu hamil memerlukan

pasokan zat besi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin, ibu maupun

plasenta (Kamaruddin dkk, 2019). Kebutuhan ibu selama kehamilan ialah 800

mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin dan 500 mg untuk pertambahan

eritrosit ibu. Dengan demikian ibu membutuhkan tambahan sekitar 2-3 mg

besi/hari. Wanita hamil memerlukan zat besi dalam jumlah banyak yang tidak

didapat dari makanan saja untuk itu perlu mendapat suplemen besi mencapai

100 mg selama kehamilan. Apabila wanita hamil menderita anemia defisiensi

2
besi dengan kadar haemoglobin kurang 10 gr% dapat ditambah 600-1000

mg/hari zat besi seperti Sulfas Ferosus atau Glukosa Ferosus. Terapi oral

diberikan terus menerus selama 3 bulan (Harna dkk, 2020).

Menurut data Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2020 salah satu

kendala dalam penanganan masalah prevalensi KEK adalah pengetahuan

tentang asupan makanan bergizi untuk ibu hamil serta budaya yang

melestarikan pantangan makanan tertentu bagi ibu hamil. Kehamilan

menyebabkan meningkatnya metabolisme energi. Karena itu, kebutuhan

energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi

dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,

pertambahan besarnya organ kandungan, serta perubahan komposisi dan

metabolisme tubuh ibu. Kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat

hamil dapat menyebabkan janin tidak tumbuh sempurna (Lestari, 2019).

Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan

dengan keadaan tidak hamil. Hal ini disebabkan karena selain untuk ibu, zat

gizi juga dibutuhkan bagi janin. Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi

dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu dan dari simpanan zat gizi yang

berada di dalam tubuh ibu. Selama hamil seorang ibu harus menambah

jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi untuk mencukupi kebutuhan ibu

yang sedang mengandung bayi serta untuk memproduksi ASI (Haryanti dkk,

2019).

Oleh karena itu gizi seimbang berperan penting dalam pemenuhan

kebutuhan gizi ibu selama hamil baik bagi dirinya sendiri maupun menunjang

pertumbuhan serta perkembangan janin. Salah satu upaya meningkatkan

kemampuan individu atau keluarga terkait gizi dapat dilakukan melalui

3
edukasi gizi (Masrikhiyah dkk, 2022). Edukasi gizi adalah suatu bentuk

pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk membantu individu dan

keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya serta

permasalahan yang dihadapi. Setelah dilakukan edukasi diharapkan individu

dan keluarga mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah

gizinya termasuk perubahan pola makan serta memecahkan masalah terkait

gizi kearah kebiasaan hidup sehat (Septiani & Sulistiawati, 2022).

Edukasi dapat diberikan menggunakan beberapa media yang berupa

media visual, audio maupun audio visual. Namun media yang sering

digunakan yaitu video dan leaflet, hal ini dikarenakan pengetahuan seringkali

disalurkan melalui indra penglihatan dan indra pendengaran. Media leaflet

sebagai media visual berbentuk selembaran kertas yang berisikan tulisan dan

gambar, memiliki nilai praktis mudah dibawa kemana saja dan dapat dibaca

kapan saja. Media video merupakan jenis media audio visual yang dapat

meningkatkan pengetahuan seseorang karena menggunakan dua panca indra

sekaligus yaitu penglihatan dan pendengaran. Media video juga lebih efisiensi

dalam penyaluran informasi secara menyeluruh, karena adanya media sosial

di smartphone sehingga video dapat dibagikan dan dapat ditonton oleh

banyak orang (Rochmawati dkk, 2021).

Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi,

didapatkan jumlah ibu hamil sebanyak 829 orang dan ibu hamil yang

mengalami KEK sebanyak 120 orang dalam setahun.kemudian data yang di

dapat dari puskesmas putri ayu bahwa kunjungan ibu hamil dari bulan

Januari-Maret 2023 di dapat 30 ibu hamil yang memiliki LILA kurang dari

23,5 cm . Penyuluhan ataupun edukasi tentang nutrisi selama kehamilan dan

4
kebutuhan akan zat besi telah dilakukan oleh pihak puskesmas, menggunakan

media leaflet, brosur dan media lainnya namun angka kejadian KEK di

Puskesmas Putri Ayu masih tinggi, sehingga penulis tertarik untuk melihat

“efektifitas dari media video dan leaflet tentang kebutuhan zat besi dan nutrisi

selama hamil terhadap kejadian KEK pada ibu hamil trimester I di Puskesmas

Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2023”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan pemberian edukasi gizi

menggunakan media video dan leaflet tentang KEK ( Kekurangan Energi

Kronik) terhadap pengetahuan ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Putri Ayu

Kota Jambi 2023”.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

efektifitas dari media video dan leaflet tentang KEK pada ibu hamil

trimester I di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Gambaran pengetahuan Ibu tentang KEK pada ibu

hamil trimester I di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2023.

b. Untuk mengetahui perbedaan dari media video dan leaflet tentang

kebutuhan zat besi dan nutrisi selama hamil terhadap gambaran

pengetahuan tentang KEK pada ibu hamil trimester I di Puskesmas

Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2023 sebelum dan sesudah dilakukan

edukasi.

5
D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Puskesmas Putri Ayu

Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan

edukasi menggunakan media baik leaflet maupun video tentang nutrisi

dan kebutuhan zat besi selama hamil.

2. Bagi Poltekkes Kemenkes Jambi

Dapat dijadikan sebagai informasi dan sumber referensi bagi

mahasiswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen

pengampu mata kuliah dan menyusun laporan tugas akhir.

3. Bagi Peneliti Lain

Dapat dijadikan sebagai referensi mengenai edukasi ibu hamil

tentang Kekurangan Energi Kronik selama hamil pencegahan anemia

dengan menambahkan variabel yang berbeda dan pembahasan yang lebih

mendalam

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Ruang lingkup penelitian ini adalah mengetahui Efektivitas media

video dan leaflet terhadap pengetahuan Ibu hamil Trimester I tentang KEK

( Kekurangan Energi Kronik ) di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun

2023. Variabel independen dalam penelitian ini adalah edukasi menggunakan

media video dan leaflet tentang Kekurangan Energi Kronik dan variabel

dependennya adalah Pengetahuan ibu hamil trimester I di Puskesmas Putri

Ayu Kota Jambi. Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil trimester I di

Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi dari bulan Juli 2023. Metode yang

digunakan pada penelitian ini adalah metode quasy experiment design dan

menggunakan rancangan penelitian pre-posttest control group design. Teknik

6
pengambilan sampel purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi di

Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2023. Analisa data menggunakan

independent sample t-test.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KEHAMILAN

Kehamilan merupakan penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan

dilanjutkan dengan nidasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya

bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9

bulan menurut kalender internasional. Maka, dapat disimpulkan bahwa

7
kehamilan merupakan bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau di luar

rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir

(Ahmadi, 2019).

Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi

sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40

minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi,

2017). Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu bila

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi (Walyani, 2015).

1. Nutrisi Selama Hamil

Nutrisi sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi

pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal

pada masa sebelum dan selama hamil, kemungkinan besar akan

melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal.

Dengan kata lain, kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada

keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil (Adriani dan Bambang,

2016). Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan

mengukur berat badan bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil yang

memiliki tingkat kesehatan dan gizi yang baik akan melahirkan bayi yang

sehat. Namun sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami

masalah gizi khususnya gizi kurang, seperti KEK (Ahmadi, 2019).

Pola makan yang baik selama kehamilan dapat membantu

tubuh mengatasi permintaan khusus karena hamil, serta memiliki

pengaruh positif pada kesehatan bayi. Pola makan sehat pada ibu

8
hamil adalah makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil harus

memiliki jumlah kalori dan zat-zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan

seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, serat dan air.

Kejadian anemia sering dihubungkan dengan pola konsumsi yang rendah

kandungan zat besinya serta makanan yang dapat memperlancar dan

menghambat absorbsi zat besi. Menurut Ahmadi (2019) pola makan

meliputi frekuensi makan, jenis makanan, jumlah makanan, dan

pemilihan makanan.

a) Frekuensi makan

Ibu hamil harus sering makan untuk memenuhi kebutuhan dua

individu, yaitu dirinya sendiri dan janin yang dikandungnya. Makan

1 sampai 2 piring lebih banyak dari sebelum hamil, makan 4 sampai

5 kali sehari. Patuhi jadwal makan, yaitu makan makanan bergizi 3

kali sehari pada waktu yang tepat, yaitu sarapan, makan siang, dan

makan malam, serta 2 kali makan makanan selingan. Ibu hamil yang

jarang mengonsumsi makanan sumber zat besi menyebabkan

kebutuhan zar besi ibu hamil tidak terpenuhi. Jika makanan yang

dikonsumsi tidak terpenuhi maka tubuh akan mengalami kekurangan

zat-zat gizi tertentu yang salah satu akibatnya adalah anemia. Selain

itu, konsumsi zat penghambat seperti tanin dapat menghambat

penyerapan zat besi. Penelitian Riswanda (2017) menyatakan bahwa

semakin besar asupan tanin maka semakin rendah kadar hemoglobin.

b) Jenis makanan

Jenis makanan berpengaruh dalam pemilihan macam lauk pauk

untuk memperoleh keadaan gizi yang baik. Gizi yang baik dapat

9
dipenuhi dengan diversifikasi menu. Tingkat absorbsi zat besi dapat

dipengaruhi oleh pola makanan atau jenis makanan yang menjadi

sumber zat besi. Misalnya, zat besi yang berasal dari bahan makanan

hewani dapat diabsorbsi sebanyak 20-30% sedangkan zat besi dari

bahan makanan tumbuh-tumbuhan hanya sekitar 5%. Pola makan ibu

hamil yang kurang mengkonsumsi lauk hewani seperti daging

daripada protein nabati cenderung akan mempengaruhi absorbsi Fe

sehingga akan menyebabkan terjadinya anemia.

c) Jumlah makanan

Kebutuhan fisiologis sewaktu hamil adalah energi, protein, zat

besi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkem/bangan janin

serta pertambahan besar organ kandungan, perubahan komposisi dan

metabolisme tubuh ibu. Dengan begitu, dapat dimengerti bahwa

selama kehamilan kebutuhan terhadap makanan meningkat. Apabila

konsumsi makanan kurang baik kualitas maupun kuantitasnya maka

akan memberikan kondisi kesehatan gizi kurang atau kondisi defisit,

termasuk terjadinya anemia.

d) Pemilihan makanan

Pemilihan makanan yang dimakan harus beragam dan

bervariasi. Semakin bervariasi bahan makanan yang dikonsumsi,

maka pemenuhan kebutuhan zat gizi semakin baik. Ibu hamil harus

memakan makanan yang merupakan sumber dari zat gizi yang

dibutuhkan oleh tubuh meliputi sumber karbohidrat, sumber protein,

sumber lemak, sumber mineral terutama zat besi dan sumber vitamin

10
terutama vitamin C. Absorpsi besi non heme sangat dipengaruhi oleh

adanya inhibitor absorpsi besi dan fasilitator (enhancer) kelarutan zat

besi pada usus halus bagian proksimal. Konsumsi makanan sumber

zat besi perlu diimbangi dengan konsumsi makanan sumber vitamin

C untuk meningkatkan penyerapan zat besi, terutama dalam

mengonsumsi makanan sumber besi non-heme.

2. Kebutuhan Zat Besi Selama Hamil

Kebutuhan zat besi selama hamil yaitu rata-rata 800 mg – 1040 mg.

Kebutuhan ini diperlukan untuk pertumbuhan janin (± 300 mg),

pembentukan plasenta (± 50-75 mg), meningkatkan hemoglobin

maternal/ sel darah merah (± 500 mg), dieksresikan lewat usus, urin, dan

kulit (± 200 mg lebih), menghilang ketika melahirkan (± 200 mg).

Perhitungan makan 3 x sehari atau 1000-2500 kalori akan menghasilkan

sekitar 10–15 mg zat besi perhari, namun hanya 1-2 mg yang di absorpsi

(Sulaiman dkk, 2022).

Jika ibu mengkonsumsi 60 mg zat besi, maka diharapkan 6-8 mg

zat besi dapat diabsropsi, jika dikonsumsi selama 90 hari maka total zat

besi yang diabsropsi adalah sebesar 720 mg dan 180 mg dari konsumsi

harian ibu. Besarnya angka kejadian anemia ibu hamil pada trimester I

kehamilan adalah 20%, trimester II sebesar 70%, dan trimester III

sebesar

70%. 4 Hal ini disebabkan karena pada trimester pertama kehamilan, zat

besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan

pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga

ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%,

11
ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah

merah (Fajrin & Erisniwati, 2021).

Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk

janin. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300–350 mg

akibat kehilangan darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat

besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak

hamil. Masukan zat besi setiap hari diperlukan untuk mengganti zat besi

yang hilang melalui tinja, air kencing dan kulit. Kehilangan basal ini

kira-kira 14 ug per Kg berat badan per hari atau hampir sarna dengan 0,9

mg zat besi pada laki-laki dewasa dan 0,8 mg bagi wanita dewasa

(Zulliati & Hestiana, 2019).

Kebutuhan zat besi pada ibu hamil berbeda pada setiap umur

kehamilannya, pada trimester I naik dari 0,8 mg/hari, menjadi 6,3

mg/hari pada trimester III. Kebutuhan akan zat besi sangat menyolok

kenaikannya. Dengan demikian kebutuhan zat besi pada trimester II dan

III tidak dapat dipenuhi dari makanan saja, walaupun makanan yang

dimakan cukup baik kualitasnya dan bioavailabilitas zat besi tinggi,

namun zat besi juga harus disuplai dari sumber lain agar supaya cukup

(Susiloningtyas, 2023).

Penambahan zat besi selama kehamilan kira-kira 1000 mg, karena

mutlak dibutuhkan untuk janin, plasenta dan penambahan volume darah

ibu. Sebagian dari peningkatan ini dapat dipenuhi oleh simpanan zat besi

dan peningkatan adaptif persentase zat besi yang diserap. Tetapi bila

simpanan zat besi rendah atau tidak ada sama sekali dan zat besi yang

12
diserap dari makanan sangat sedikit maka, diperlukan suplemen preparat

besi (Sulaim an dkk, 2022).

Untuk itu pemberian suplemen Fe disesuaikan dengan usia

kehamilan atau kebutuhan zat besi tiap semester (Susiloningtyas, 2023)

sebagai berikut :

a. Trimester I : kebutuhan zat besi ±1 mg/hari, (kehilangan basal 0,8

mg/hari) ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah

merah.

b. Trimester II : kebutuhan zat besi ±5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8

mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus

115 mg.

c. Trimester III : kebutuhan zat besi 5 mg/hari,) ditambah kebutuhan

sel

darah merah 150 mg dan conceptus 223 mg.

Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan

50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia. Dosis zat besi yang

paling tepat untuk mencegah anemia ibu masih belum jelas, tetapi untuk

menentukan dosis terendah dari zat besi untuk pencegahan defisiensi besi

dan anemia defisiensi besi pada kehamilan telah dilakukan penelitian

bahwa suplemen 40 mg zat besi ferrous/hari dari 18 minggu kehamilan

tampaknya cukup untuk mencegah defisiensi zat besi pada 90%

perempuan dan anemia kekurangan zat besi pada setidaknya 95% dari

perempuan selama kehamilan dan postpartum (Lestari, 2019). Prevalensi

anemia defisiensi besi pada 39 minggu kehamilan secara signifikan lebih

tinggi pada kelompok 20 mg (10%) dibanding kelompok 40 mg (4,5%),

13
kelompok 60 mg (0%), dan kelompok 80 mg (1,5%) (p = 0,02) (Harna,

2020).

B. KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL

1. Definisi KEK

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan

malnutrisi. Ibu KEK menderita kekurangan makanan yang berlangsung

menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan

pada ibu secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi. Kekurangan

Energi Kronis (KEK) adalah kekurangan energi yang memiliki dampak

buruk terhadap kesehatan ibu dan pertumbuhan perkembangan janin. Ibu

hamil dikategorikan KEK jika Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm.

2. Etiologi KEK

a. Umur

Umur ibu yang berisiko melahirkan bayi kecil adalah kurang

dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Ibu hamil yang berusia kurang

dari 20 tahun dikatakan memiliki risiko KEK yang lebih tinggi. Usia

ibu hamil yang terlalu muda, tidak hanya meningkatkan risiko KEK

namun juga berpengaruh pada banyak masalah kesehatan ibu lainnya.

b. Pendidikan

Rendahnya pendidikan seorang ibu dapat mempengaruhi

terjadinya risiko KEK, hal ini disebabkan karena faktor pendidikan

dapat menentukan mudah tidaknya seseorang untuk menyerap dan

memahami pengetahuan gizi yang diperoleh. Latar belakang

pendidikan ibu adalah suatu faktor penting yang akan berpengaruh

terhadap status kesehatan dan gizi.

14
c. Status Ekonomi

Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan

seseorang adalah tingkat keadaan ekonomi, dalam hal ini adalah daya

beli keluarga. Keluarga yang memiliki pendapatan kurang,

berpengaruh terhadap daya beli keluarga tersebut. Kemampuan

keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung pada

besar kecilnya pandapatan keluarga, harga bahan makanan itu sendiri,

serta tingkat pengelolaan sumber daya lahan dan pekarangan.

3. Lingkar lengan atas

a. Pengertian

Pengukuran antromotri sattus gizi selama kehamilan yang

biasa di lakukan adalah tinggi badan, berat badan sebelum hamil,

pertambahan berat badan selama hamil, pengukuran skinfold, dan

lingkar lengan yang menggambarkan status gizi seorang wanita yang

sedang hamil. Selain itu menggambarkan perubahan-perubahan status

gizi selama kehamilan adalah skinfold, lingkar lengan adan

pertambahan berat badan selama kehamilan, karena bisa di

hubungkan dengan perubahan status gizi kehamilan ( Adair &

Bisgrove, 1991)

Dalam pengukuran mid-upper-arm circumference ( MUAC)

atau yang lebih di kenal dengan LILA dapat melihat perubahan secara

parallel dalam masa otot sehingga bermanfaat untuk mendiagnosis

kekurangan gizi, sedangkan menurut Depkes ( 1994) Pengukuran

LILA adalah salah satu cara untuk mengetahui KEK pada WUS.

Pengukuran LILA tidak dapt di gunakan untuk memantau perubahan

15
status gizi dalam jangka pendek. Apabila ukuran LILA kurang dari

23,5 cm atau dibagian merah pita LILA artinya wanita tersebut

mempunyai risiko KEK, dan di perkirakan akan melahirkan Bayi

Berat Lahir Rendah (BBLR). BBLR mempunyai risiko kematian, gizi

kurang, gangguam pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak.

LILA yang rendah dapat menggabarkan IMT yang rendah

pula. Ibu yang menderita KEK sebelum hamil biasanya berada pada

status gizi yang kurang, sehingga pertambahan berat badan selama

hamil harus lebih besar, makin rendah IMT pra hamil makin rendah

berat lahir bayi yang di kandung dan makin tinggi risiko BBLR.

Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau

perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LILA

digunakan karena pengukuranya sangat mudah dan dapat di lakukan

oleh siapa saja.

b. Tujuan pengukuran LILA

1) Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur ( WUS ) baik itu

ibu hamil maupun calon ibu, untuk menepis wanita yang

mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih

berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.

3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan

tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.

16
4) Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya

perbaikan gizi WUS yang menderita KEK.

5) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran ibu

hamil yang menderita KEK.

c. Cara Pengukuran LILA

Pengukuran LILA dilakukan melalui urut-urutan yang telah di

tetapkan. Ada 7 urutan pengukuran LILA, yaitu:

1) Tetapkan Bahu dan siku

2) Letakkan pita antara bahu dan siku

3) Tentukan titik tengah lengan

4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengah

5) Pita jangan terlalu ketat

6) Pita jangan terlalu longgar

7) Cara pembacaan skala harus benar

Hal-ha yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah

pengukuran dilakukan dibagian lengan antara bahu dan siku lengan kiri

(kecuali orang yang kidal di ukur lengan kanan). Lengan harus dalam

posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang dan

kencang. Alat pengukur dalm keaadan baik dalam arti tidak kusut atau

sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya tidak rata.

4. Faktor Risiko KEK

Kondisi kesehatan bayi yang di lahirkan sangat mempengaruhi oleh

keadaan gizi ibu selama hamil perlu di waspadai kemungkinan ibu

melahirkan bayi berat lahir rendah, pertumbuhan dan perkembangan otak

janin terhambat sehingga mempengaruhi kecerdasan anak di kemudian

17
hari dan kemungkinan premature ( Depkes, 2001). Ibu hamil yang

beresiko KEK adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran LILA kurang

dari 23,5 cm . menurut hanim et al (2010) menyatakan bahwa LILA ibu

hamil berkorelasi positif dngan IMT ibu hamil, sehingga pengukuran

IMT ibu hamil, sehingga pengukuran IMT ibu hamil sama akuratnya

dengan penguukuran LILA ibu hamil.

Menurut Lubis ( 2011 ) bila ibu mengalami KEK selama hamil akan

menimbulkan masalah baik pada ibu maupun pada janin, seperti di

uraikan berikut ini :

a) Ibu

Dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu antara lain:

anemia,perdarahan,berat badan ibu tidak bertambah secara normal,

dan terkena penyakit infeksi.

b) Persalinan

Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit atau lama,

persalinan sebelum waktunya ( premature ), pendarahan pasca

persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

c) Kekurangan energi kronik dapat mempengaruhi proses proses

peertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran ( abortus ),

kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra

partum ( mati dalam kandungan), lahir dengan BBLR.

5. Dampak KEK

Menurut Lubis ( 2003 ) bahwa dampak yang dapat di timbulkan dari

ibu dengan KEK, antara lain :

1) Dampak pada ibu

18
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi

pada ibu, antara lain : anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak

bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi. Sehingga akan

meningkatkan penantian.

2) Dampak pada persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan

persalinan sulit dan lama, persalinan prematur atau sebelum waktunya,

perdarahan postpartum, serta persalinan dengan tindakan operasi

caesar cenderung meningkat.

3) Dampak pada Janin

Kurang gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan

janin dan dapat menimbulkan keguguran, Abortus, bayi lahir mati,

kematian neonatal, cacat bawaan dan lahir dengan BBLR.

6. Pencegahan KEK

Menurut Chinue (2009), ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya

KEK, antara lain :

a. Meningkatkan Kosumsi makanan bergizi, yaitu :

1) Makan-makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan

makanan hewani ( daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan

makanan nabati ( sayur berwarna hijau tua, kacang-kacangan,

tempe).

2) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung

vitamin C ( seperti daun katuk, daun singkong, bayam, jambu,

tomat, jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan

penyerapan zat besi dalam usus.

19
b. Menambah pemasukan zat besi dalam tubuh dengan meminum tablet

penambah darah.

Guna mencegah terjadinya risiko KEK pada ibu hamil sebelum

kehamilan ( WUS ) sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya

dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm. Beberapa kriteria ibu KEK

adalah berat badan ibu sebelum hamil <42 kg, tinggi badan ibu <145

cm, berat badan ibu pada kehamilan trimester III <45 kg, Indeks Masa

Tubuh ( IMT) sebelum hamil <17,00 dan ibu menderita anemia ( Hb

<11gr%).

C. Konsep Media Video

1. Pengertian

Kata media berasal dari bahasa Latin sebagai bentuk jamak

dari medium. Batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun

kita membatasi pada media pendidikan saja yakni media yang

digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Kata media

berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ’tengah’,

’perantara’, atau ’pengantar’. Secara lebih khusus, pengertian media

dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat

grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan

menyusun kembali informasi visual atau verbal. AECT (Association

of Education and Communication Technology) memberi batasan

tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping sebagai sistem

penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata

mediator, dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau

20
perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak

utama dalam proses belajar, yaitu siswa dan isi pelajaran. Ringkasnya,

media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-

pesan pengajaran. dituju (Arsyad, 2014:3).

Media video adalah semua format media elektronik yang

menggunakan gambar bergerak yang menyampaikan pesan. Video

adalah gambar yang bergerak yang direkam pada tape atau CD yang

setiap bentuknya berbeda ukurannya, bentuknya, kecepatannya,

metode pSSerekaman, dan mekanisme kerjanya. Format video yang

sangat umum digunakan adalah videotape, DVD, Videodisc, dan

Internet Video. (Ronald Anderson,1994 dalam Arsyad 2014:105)

2. Tujuan

Tujuan dari pembelajaran menggunakan media video yaitu

mencakup tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga tujuan ini

dijelaskan sebagai berikut (Anderson, 1987 dalam Arsyad, 2014:105):

a. Tujuan kognitif

1) Dapat mengembangkan kemampuan kognitif yang

menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan

memberikan rangsangan berupa gerak dan sensasi.

2) Dapat mempertunjukkan serangkaian gambar diam tanpa suara

sebagaimana media foto dan film bingkai meskipun kurang

ekonomis.

3) Video dapat digunakan untuk menunjukkan contoh cara

bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya

menyangkut interaksi manusiawi.

21
b. Tujuan efektif

Dengan menggunakan efek dan tekhnik, video dapat menjadi

media yang sangat baik dalam mempengaruhi sikap dan emosi.

c. Tujuan Psikomotorik

1) Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan

contoh keterampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini

diperjelas baik dengan cara memperlambat ataupun

mempercepat gerakan yang ditampilkan.

2) Melalui video siswa langsung mendapat umpan balik secara

visual terhadap kemampuan mereka sehingga mampu

mencoba keterampilan yang menyangkut gerakan tadi.

3. Manfaat

Manfaat media video menurut Prastowo (2012:22 ), antara lain:

a. Memberikan pengalaman yang tak terduga kepada peserta didik.

b. Memperlihatkan secara nyata sesuatu yang pada awalnya tidak

mungkin bisa dilihat.

c. Menganalisis perubahan dalam periode waktu tertentu.

d. Memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk merasakan

suatu keadaan tertentu.

e. Menampilkan presentasi studi kasus tentang kehidupan

sebenarnya yang dapat memicu diskusi peserta didik.

4. Kelebihan dan Kelemahan

Menurut Daryanto (2012:17), mengemukakan beberapa

kelebihan penggunaan media video, antara lain:

a. Video menambah suatu dimensi baru di dalam pembelajaran,

22
video menyajikan gambar bergerak kepada siswa disamping suara

yang menyertainya.

b. Video dapat menampilkan suatu fenomena yang sulit untuk dilihat

secara nyata.

Sedangkan kekurangannya, antara lain:

a. Opposition

Pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya

keraguan penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya.

b. Material pendukung

Video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilkan

gambar yang ada di dalamnya.

c. Budget

Untuk membuat video membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

5. Konsep Media Leaflet

1. Pengertian

Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat

tetapi tidak dimatikan atau dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet

didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan

bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai

bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik

untuk menguasai satu atau lebih kompetensi dasar.(Majid, 2013:177-178).


2.
Kelebihan Leaflet

Sebagai sebuah media cetak, leaflet memiliki kelebihan yaitu

(Supariasa, 2013:34) :

a. Mudah dibawa kemana-mana.

23
b. Dapat disimpan dalam waktu lama.

c. Lebih informatif dibanding poster.

d. Dapat dijadikan refrensi.

e. Dapat dipercaya, karena dicetak oleh lembaga resmi.

f. Jangkauan lebih luas, karena dapat dibaca lebih dari satu orang.

g. Penggunaan dapat dikombinasi dengan media lain.


3.
Kekurangan Leaflet

Sebagai sebuah media cetak, leaflet juga memiliki kekurangan

sebagai berikut (Supariasa, 2013:34):

a. Mudah tercecer dan hilang

b. Tidak dapat digunakan oleh orang yang buta huruf.

c. Perlu persiapan khusus untuk membuat danmenggunakannya.

6. Kerangka Teori

Berdasarkan uraian teori maka kerangka teori yang digunakan dalam

penelitian ini untuk lebih jelas akan disajikan dalam bagan 2.1 sebagai

berikut

24
Bagan 2.1
Kerangka Teori

Faktor-faktor yang
memepegaruhi ;
1. Faktor usia
2. Faktor pendidikan
3. Status ekonomi

KEK ( KEKURANGAN
ENERGI KRONIK ) Pengetahuan
Ibu hamil
Trimester I
Media cetak:
a. booklet
b. Leaflet
c. Flayer
d. Flif cart/Lembar
balik
e. Poster
Media elektronik
a. Video/Audiovisual
b. Slide
c. Radio
d. Televisi

25
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL SERTA HIPOTESIS

A. KERANGKA KONSEP

Kerangka Konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan

atau kaitan antara konsep- konsep atau variabel-variabel yang akan diamati atau

diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Kerangka

konsep pada penelitian ini sebagai berikut :

Bagan 3.1
Kerangka Konsep

Media Video Tentang KEK


(Kekurangan Energi Kronik)
Pengetahuan Ibu Hamil
Trimester I

Media Leaflet Tentang KEK


(Kekurangan Energi Kronik)

Sumber : Modifikasi dari Masrikiyah dkk ( 2022 ), Rachmawati dkk ( 2021 ),

dan lestari ( 2019 )

B. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional merupakan variabel yang didefinisikan secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek

atau fenomena (Notoatmodjo, 2012)

26
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara/Alat/Skala/Hasil Ukur
1 Edukasi tentang Upaya yang dilakukan Cara : Memberikan edukasi menggunakan
Kekurangan kepada ibu hamil video tentang kebutuhan zat besi dan nutrisi
Energi Kronik trimester I untuk selama hamil
selama hamil mengetahui Kekurangan Alat : Media Video
melalui media Energi Kronik melalui Skala : Nominal
video media video Hasil Ukur :
0 = tidak diberikan edukasi menggunakan video
1 = diberikan edukasi menggunakan video
( Rochmawati dkk, 2021)
2 Edukasi tentang Upaya yang dilakukan Cara : Memberikan edukasi menggunakan
Kekurangan kepada ibu hamil leaflet tentang kebutuhan zat besi dan nutrisi
Energi Kronik trimester I tentang selama hamil
selama hamil Kekurangan Energi Alat : Media Leaflet
melalui media Kronik melalui media Skala : Nominal
leaflet leaflet Hasil Ukur :
0 = tidak diberikan edukasi menggunakan
leaflet
1 = diberikan edukasi menggunakan leaflet
( Rochmawati dkk, 2021)
3 Pengetahuan Ibu Kemampuan Responden Cara mengukur
Hamil Trimester menjawab pertanyaan Alat : KUESIONER
I Tentang KEK pada kuesioner sampai Skala: Rasio
( Kekurangan pada tingkat tahu, Hasil Ukur : Tingkat pengetahuan 0 -100
Energi Kronik ) tentang materu KEK (Lestari,2019)
yang meliputi
pengertian , efek
samping, pencegahan dan
cara penanganann KEK
pada ibu hamil

C. HIPOTESIS

Hipotesis penelitian adalah jawaban yang masih bersifat sementara

terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis pada penelitian ini sebagai

berikut:

Ha : terdapat perbedaan efektifitas media video dan leaflet tentang KEK pada

ibu hamil trimester I di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2023.

Ho : tidak terdapat perbedaan efektifitas media video dan leaflet tentang KEK

pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2023.

27
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan desain

quasi experimental dengan rancangan pretest posttest two group design yang

bertujuan untuk mengetahui efektifitas media video dan leaflet tentang

kebutuhan zat besi dan nutrisi selama hamil terhadap kejadian KEK (kekurangan

energi kronik) pada ibu hamil Trimester I di puskesmas putri ayu kota jambi .

Penelitian ini menggunakan dua kelompok perlakuan yaitu kelompok Leaflet

dan audiovisual. Kemudian diberikan pretest dan postest. Rancangan ini dapat

diilustrasikan sebagai berikut :

01 X¹ 02 Kelompok video

03 X² 04 Kelompok leaflet

Keterangan :

X¹ : video

X² : leaflet

01 : pre test sebelum diberikan Video

02 : post test sesudah diberikan Video

03 : pre test sebelum diberikan Leaflet

04 : post test sesudah diberikan Leaflet

28
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Desember Juli 2023 yang bertempat

di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi.

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek

atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu dan ditetapkan

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2016;117) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil

trimester I yang berkunjung ke poli KIA Puskesmas Putri Ayu pada

bulan Juni 2023.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian (Sugiyono,

2016;118). Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan

bahwa populasi yang ada sangat besar jumlahnya, sehingga tidak

memungkinkan untuk meneliti seluruh populasi yang ada, sehingga

dibentuk sebuah perwakilan populasi. Menurut Sugiyono (2008:57)

Sampel yg baik antara 30-500 responden. Dalam penelitian ini sampel

yang akan diambil sebesar 30 responden. Sedangkan pengambilan

sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling. Menurut

Sugiyono, (2016;124) Accidental Sampling adalah teknik penentuan

29
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja pasien yang secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,

bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai

sumber data. pengambilan sampel sesuai dengan kriteria yang

diinginkan oleh peneliti sebagai berikut:

a.
Kriteria Inklusi

1) Ibu hamil trimester I yang terdaftar di Puskesmas Putri Ayu

2) Bisa membaca dan menulis.

3) Bersedia menjadi responden.


b.
Kriteria Eksklusi

1) Ibu dengan komplikasi dalam kehamilan

2) Ibu yang tidak menjawab kuesioner dengan lengkap

3) Ibu yang tidak punya hp android untuk responden yang

menggunakan video

D. PENGUMPULAN DATA

1. Jenis data

a) Data primer

Adalah data yang di peroleh langsung dari ibu hamil trimester I

yang bersedia menjadi responden dengan menggunakan kuisioner.

b) Data sekunder

Adalah data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Jambi dan

Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi

30
2. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk

memperoleh data tentang efektivitas penggunaan media video dan

leaflet tentang KEK ( Kekurangan Energi Kronik ) pada ibu hamil

trimester I di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi.

3. Metode Pengumpulan Data

Pada proses pengumpulan data pada penelitian ini penelitian

membagi proses menjadi tiga bagian dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

a. Pre test

1) Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu

memberikan surat persetujuan untuk menjadi responden,

setelah itu diberi penjelasan tentang penelitian yang akan

dilakukan.

b. Responden menjawab pertanyaan yang terdapat di kuesioner

tentang pengetahuan Kekurangan Energi Kronik

c. Intervensi

Selanjutnya peneliti memberikan media dengan membagikan 2

kelompok, kelompok pertama diberikan media video dan

kelompok kedua diberikan media leaflet. Kemudian

diobservasi pengetahuan ibu hamil trimester I tentang

Kekurangan Energi Kronik setelah pemberian media video dan

leaflet post test kemudia hasilnya didokumentasi di lembar

kuesioner.

31
d. Post test

Setelah diberikan media video dan leaflet, kemudian tingkat

ibu hamil trimester I diobservasi perubahannya setelah

pemberian media video dan leaflet (post test) kemudian

hasilnya didokumentasi dilembar kuesioner. Penelitian akan

meneliti media mana yang efektif dalam pelaksanaan kegiatan

senam hamil trimester I setelah diberikan intervensi.

E. PENGOLAHAN DATA

1. Editing (Pemeriksaan Data)

Memeriksa data, kelengkapan, kebenaran pengisian data,

keseragaman ukuran, keterbacaan tulisan, dan konsistensi data

berdasarkan tujuan penelitian. Apabila terdapat data yang

kurang lengkap dapat langsung diperbaiki di tempat

pengumpulan data.

2. Coding (pemberian kode)

Untuk memberi kode pada setiap data yang sudah ada.

Pemberian kode pada setiap pertanyaan di lembar kuesioner

pengetahuan dan diberikan kode 1. Jika pengetahuan baik,

diberikan kode 0 jika pengetahuan kurang baik.

3. Scoring (skor)

Skoring dilakukan dengan menerapkan skor dari pertanyaan

meliputi :

a. Pengetahuan kurang : <56% jika menjawab <8 soal

pengetahuan kek KEK

32
b. Pengetahuan cukup : 56-75% jika menjawab 8-10

soal pengetahuan tentang KEK

c. Pengetahuan baik : 75-100% jika menjawab 11-15

soal pengetahuan tentang KEK

4. Entry Data

Data yang telah diperiksa dan diberi kode kemudian dianlisis

dalam program komputer.

5. Cleaning

Dilakukan untuk memastikan keseluruhan data yang telah

dimasukkan dan tidak terdapat kesalahan dan memasukkan

data sehingga siap dianalisa.

F. TEKNIK ANALISIS DATA

Data yang sudah dimasukkan kedalam computer kemudian

dimanalisis secara univariat dan bivariat

1. Analisis Univariate

Analisis univariat bertujuan untuk melihat gambaran distribusi

frekuensi setiap variable yang di teliti meliputi variable

independent dan variabel dependen. Semua variable ini

merupakan gambaran dari subjek penelitian sebelum selanjutnya

pada analisis bivariat.

2. Analisis Bivariate

Analisis bivariat bertujuan untuk melihat hubungan variable

independent dengan variable dependent. Uji stastistik yang

digunakan adalah uji Paired T test. Untuk kemaknaan hasil

perhitungan statistic digunakan batas kemaknaan 0,005. Jika

33
data normal di gunakan uji T berpasangan dan uji Will Tokson

digunakan jika data tidak normal.

34
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M & Bambang, W. 2016. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta:
Kencana.
Ahmadi, F. (2019). Kehamilan, Janin, & Nutrisi. Deepublish.
Fajrin, F. I., & Erisniwati, A. (2021). Kepatuhan Konsumsi Tablet Zat Besi
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan, 12(2), 173-
179.
Harna, H., Muliani, E. Y., Sa’pang, M., Dewanti, L. P., & Irawan, A. M. A. (2020).
Prevalensi Dan Determinan Kejadian Anemia Ibu Hamil. Jik (Jurnal Ilmu
Kesehatan), 4(2), 78-83.
Haryanti, S. Y., Pangestuti, D. R., & Kartini, A. (2019). Anemia Dan Kek Pada Ibu
Hamil Sebagai Faktor Risiko Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)(Studi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Juwana Kabupaten Pati). Jurnal Kesehatan
Masyarakat (Undip), 7(1), 322-329.
Kamaruddin, M., Usmia, S., & Handayani, I. (2019). Korelasi Antara Status Gizi
Dan Kadar Hemoglobin Pada Kejadian Anemia Ibu Hamil Trimester Iii.
Medika Alkhairaat: Jurnal Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan, 1(3), 82-88.
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lakip) Tahun 2020.
Lestari, C. I. (2019). Hubungan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe (Zat Besi) Dan
Asupan Makanan Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (Kek) Pada Ibu
Hamil Di Kota Mataram Tahun 2018. Midwifery Journal: Jurnal Kebidanan
Um. Mataram, 4(2), 89-94.
Masrikhiyah, R., Wahyani, A. D., Rahmawati, Y. D., Balfas, R. F., & Fajarini, H.
(2022). Peningkatan Pengetahuan Mengenai Kurang Energi Kronik (Kek) Dan
Gizi Pada Ibu Hamil Di Masa Pandemi Covid-19. Dinamisia: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(6), 1428-1433.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jambi 2021-2026.
Riset Kesehatan Dasar, 2018.
Rochmawati L, Kuswanti I, Prabawati S. Efektivitas Media Promosi Kesehatan
Video Dengan Leaflet Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pencegahan
Penularan Hiv Dari Ibu Ke Anak. J Kebidanan Indones. 2021;12(2).
Septiani, B. D. S., & Sulistiawati, F. (2022). Edukasi Pedoman Umum Gizi
Seimbang Bagi Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (Kek) Di Desa Batu Kuta
Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Abdinesia: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 2(2), 45-49.
Sulaiman, M. H., Flora, R., Zulkarnain, M., Yuliana, I., & Tanjung, R. (2022).
Defisiensi Zat Besi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Journal Of
Telenursing (Joting), 4(1), 11-19.

35
Susiloningtyas, I. (2023). Pemberian Zat Besi (Fe) Dalam Kehamilan. Majalah
Ilmiah Sultan Agung, 50(128), 73-99.
Walyani, E.S. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Baru
Press
Widatiningsih, S., & Dewi, C. H. T. (2017). Praktik Terbaik Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Trans Medika.
Zulliati, Z., & Hestiyana, N. (2019). Pengaruh Zat Besi (Tablet Fe) Terhadap Berat
Badan Lahir Pada Ibu Bersalin Normal. Dinamika Kesehatan: Jurnal
Kebidanan Dan Keperawatan, 10(1), 470-475.

36

Anda mungkin juga menyukai