Studi Kasus Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Ahli
Madya Kebidanan di Polteknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta
DISUSUN OLEH
20801
TAHUN 2023
PERSETUJUAN
STUDI KASUS
Diajukan oleh:
NIM : 20801
Menyetujui
i
PENGESAHAN
STUDI KASUS
Ketua
Penguji I
Murti Krismiyati,S.ST,M.Kes
NIDN : 0505057003
Anggota II
NIDN: 0504058801
Anggota III
Kuswatiningsih,S.Tr.Keb,Bdn
Mengetahui,
Direktur
Poltekkes Karya Husada Yogyakarta Ka. Prodi DIII Kebidanan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
studi kasus. “Asuhan Kebidanaan Continuity Of Care Pada Ny U di PMB
Kuswatiningsih.”
Studi kasus ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh derajat
Diploma III Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta. Dalam karya tulis
ini mengalami berbagai kesulitan, namun berkat bimbingan dan petunjuk serta
dorongan dari berbagai pihak yang telah membantu hingga terselesainya penulisan
ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat:
1. Drs. Moebari, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Karya Husada
Yogyakarta;
2. Erma Nur Fauziandari, S.ST.M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma III
kebidanan;
3. Amri Wulandari.,S.ST.,MH selaku pembimbing studi kasus
4. Murti Krismiyati ,S.ST.M.Kes selaku penguji I studi kasus
5. Kuswatiningsih,S.Tr.Keb,Bdn selaku Pimpinan Praktik Mandiri Bidan
6. NY U selaku pasien dalam studi kasus
7. Teman-teman kebidanan angkatan tahun 2020 atas dukungan dan bantuan
dalam menyusun usulan studi kasus;
8. Kepada orang tua saya Bapak Dedy Wensdianto dan Ibu Eka Hermawanti
yang telah memberikan doa dan dukungan.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan Studi Kasus ini. Harapan penulis semoga Studi Kasus ini
bermanfaat.
iii
ASUHAN KEBIDANAN COUNTINUITY OF CARE PADA NY U 22 TAHUN
G1P0A0Ah0 DI PMB KUSWATININGSIH SLEMAN YOGYAKARTA
INTISARI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga
resiko ibu pada selama masa kehamilan sampai paska persalinan yang
dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan kurang
darah pada ibu hamil di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu sebanyak
karena kadar Hb yang kurang dapat mempengaruhi kerja otot rahim dan
1
2
yang mana BBLR tersebut dikategorikan pada bayi dengan berat lahir di <
anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil (Hani Nurul
mencapai target yang ditentukan yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup (KH)
dari target 183 per 100.000 KH di tahun 2024. Demikian pula AKB pada
tahun 2022 menunjukkan angka 24 per 1000 yang artinya setiap 1000
kelahiran yang mati adalah 24 jiwa (Kemenkes 2022, Kepala BKKBN 2022).
Pada tahun 2021 AKI di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebesar 131
ibu paling banyak ditemukan di DIY adalah karena covid (80), penyakit lain-
lain (23), perdarahan (13), hipertensi dalam kehamilan (9), gangguan sistem
peredaran darah (6). Demikian juga pada Tahun 2021 AKB di DIY sebanyak
270 kasus lebih rendah dibandingkan AKB Tahun 2020 (Buku profil
sebanyak 55 kasus dari 13.462 kelahiran hidup (Buku profil kesehatan DIY,
2021).
3
Jumlah kematian ibu Tahun 2019 sebanyak 8 kasus dari 13.462 kelahiran
hidup dengan angka kematian ibu melahirkan sebesar 59.43 per 100.000
pneumonia), tumor otak dan perdarahan. Angka kematian Bayi Tahun 2019
kematian bayi Tahun 2019 sebanyak 55 kasus dari 13.462 kelahiran hidup
dengan angka kematian Bayi melahirkan sebesar 4.08 per 1.000 kelahiran
Development Goal (SDG’s) yang dalam hal ini berfokus pada tujuan SDG’s
nomor 3 yaitu kehidupan sehat dan sejahtera pada tahun 2030 program
AKI agar AKI mencapai 95% atau 70 Kematian Ibu per 100.000 kelahiran
hidup dan menurunkan Angka Kematian Neonatal hingga 12 per 1000 KH..
Hal tersebut juga senada dengan beberapa target SDG’s antara lain yaitu:
1. 3.1 pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang
2. 3.2 pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita yang
ibu dan anak sebagaiana telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.
Fasilitas Kesehatan (Faskes) tingkat pertama jika perlu akan dirujuk kepada
kesehatan non spesialistik yang menangani kasus medis yang dapat secara
diberikan secara menyeluruh di mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, bayi
melakukan asuhan antenatal dan persalinan dengan prinsip bersih dan aman,
kematian bayi terbanyak adalah kondisi berat badan lahir rendah (BBLR).
sangat khawatir dengan fenomena ini, maka dari itu peran serta masyarakat
dalam upaya yang dilakukan pemerintah indonesia dalam penurunan AKI dan
wanita usia subur dan ibu hamil. Untuk pelayanan kesehatan ibu bersalin, ada
pelayanan kesehatan ibu nifas, puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil dan
didapatkan data ditahun 2022 adalah sebagai berikut: kunjungan ibu hamil
trimester III K4 sebanyak 223 kasus, persalinan tercatat sebanyak 301 pasien
pada tahun 2022. Dari 301 persalinan normal, 64 pasien dirujuk karena
sebanyak 2150 pasien, dan kunjungan BBL sebanyak 300 pasien dirujuk 1
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
ibu bersalin, ibu nifas, BBL, dan pelaksanaan Keluarga Berencana (KB)
7
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data pada ibu dari hamil, bersalin, nifas, bayi
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Akademik
memberikan asuhan ibu hamil TM III, ibu bersalin, ibu nifas, BBL,
di perpustakaan.
b. Bagi Penulis
of Care pada ibu hamil TM III, ibu bersalin, ibu nifas, BBL, dan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kebidanan
tentang pelayanan pada ibu hamil, persalinan, bayi baru lahir, masa
up to date tentang pelayanan pada ibu hamil TM III, ibu bersalin, ibu
c. Bagi Pasien/Klien
ibu hamil TM III, ibu bersalin, ibu nifas, BBL, dan pelaksanaan KB
A. Landasan Teori
1. Kehamilan
a. Pengertian
Masa kehamilan yaitu dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir. Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai
partus adalah kira-kira 280 hari, dan tidak lebih 300 hari (43 minggu).
Kehamilan 40 minggu ini disebut matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih
b. Fisiologi Kehamilan
Menurut (Megasari, 2015) bertemunya sel sperma laki laki dengan sel
telur ovum matang dari wanita yang kemudian terjadi pembuahan, proses
1. Ovulasi
Ovulasi adalah proses ketika sel telur yang sudah matang dikeluarkan
dari ovarium atau indung telur ke tuba falopi untuk dibuahi hanya 420
buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.
10
11
2. Spermatozoa
genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu
3. Pembuahan (Konsepsi)
dimana akan melepaskan cairan mani berisi sel sel sperma ke dalam
maka ada kemungkinan sel sperma dlm saluran reproduksi wanita akan
bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi.
Pertemuan sel sperma dan sel telur inilah yang disebut sebagai
konsepsi/fertilisasi.
4. Nidasi
atau belakang rahim dekat fundus uteri. Terkadang pada saat nidasi
Hartman.
12
5. Plasentasi
dengan trimester 3.
c. Anatomi Fisiologis
Sistem Reproduksi
1. Uterus
Uterus adalah struktur yang hampir solid dengan berat sekitar 70 gram
2. Ovarium
korionik gonadotropin.
vagina dan vulva tampak lebih merah dan agak kebiru-biruan (livide),
lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukuranya dan
vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih
5. Serviks
Sistem Pencernaan
Nafsu makan pada akhir kehamilan akan meningkat dan sekresi usus
berkurang. Usus besar bergeser ke arah lateral atas dan posterior, sehingga
konstipasi umumnya akan terjadi (Wagiyo dan Putrono, 2016; Syaiful &
Fatmawati, 2019).
14
Sistem Pernafasan
pernafasan perut, hal ini disebabkan oleh tekanan ke arah diafragma akibat
pembesaran rahim (Wagiyo dan Putrono, 2016; Syaiful & Fatmawati, 2019).
Sistem Kardiovaskuler
(Cunningham, 2014).
Sistem Endokrin
Pada ovarium dan plasenta, korpus luteum mulai menghasilkan estrogen dan
hormone tersebut. Kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang
(Kumalasari, 2015)
Sistem Muscoloskeletal
datar atau menonjol. Setelah melahirkan, tonus otot secara bertahap kembali
tetapi, pemisahan otot (diastasis recti) menetap. Dilain pihak, sendi tubuh
Sistem Perkemihan
Keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kepala janin mulai turun ke
pintu atas panggul dan kandung kemih akan mulai tertekan kembali. Selain
d. Perubahan Psikologis
1. Kehamilan trimester I
semua ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang paling penting
untuk hamil tidak mengatakan pada dirinya sedikitnya satu kali bahwa ia
tersebut sebagai suatu hal yag normal dalam kehamilan, maka ia akan
keras untuk hamil, merasa suka cita sekaligus tidak percaya bahwa
dirinya telah hamil dan mencari bukti kehamilan tiap jengkal pada
baik. Hal ini akan terlihat jelas terutama pada wanita yang telah beberapa
atau terotoma.
2. Kehamilan trimester II
baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala
kedua juga merupakan fase ketika wanita menelusur dan paling banyak
bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar. Atau
trimester III seperti sering buang air kecil, sesak nafas, nyeri punggung,
perineum, kram otot betis, varises, edema pergelangan kaki, mudah lelah,
1. Nyeri punggung
dengan tulang belakang dan beban rahim berada di atas daerah pelvis
2. Hemoroid
4. Sesak nafas
(Tampubolon, 2018).
5. Keputihan
Terjadi karena leher rahim dan dinding vagina menjadi lebih lunak
dari keadaan sebelum hamil, sehingga aliran darah dan cairan pada
1. Perdarahan pervaginam
Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan ini adalah gejala dari
preeklamsia.
3. Pengelihatan kabur
pengelihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan
Keluar cairan pervaginam Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau
amis dan berwarna putih keruh, berarti yang keluar adalah air ketuban.
1. Kebutuhan oksigen
untuk memenuhi kebutuhannya itu, ibu hamil harus bernapas lebih dalam
dan tidak jarang ibu hamil mengeluh sesak napas dan pendek napas.
ibu hamil dapat tidur dengan posisi miring ke arah kiri untuk
tekanan pada vena asenden, melakukan senam hamil, posisi tidur dengan
2. Kebutuhan nutrisi
sumber infeksi.
4. Kebutuhan pakaian
Pakaian yang dikenakan harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan
yang ketat pada daerah perut. Selain itu, wanita dianjurkan mengenakan
bra yang menyokong payudara dan memakai sepatu dengan hak yang
tidak terlalu tinggi karena titik berat wanita hamil berubah. Pakaian
22
keringat.
5. Kebutuhan seksual
6. Kebutuhan istirahat
baik untuk kesehatan. Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak dan
membangun membina hubungan yang baik saling percaya antara ibu dan
yaitu:
eksklusif.
pemeriksaan oleh dokter pada trimester I dan III. 2 kali pada trimester
10 T yaitu :
1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik mental sosial ibu dan bayi
kehamilan.
diperlukan.
Asuhan komplementer yang dapat diberikan kepada ibu hamil antara lain:
Pijat ibu hamil untuk mengurangi spasme otot yang dialami oleh
ibu hamil dapat menggunakan dua cara yaitu dengan terapi farmakologi
Terapi pijat ibu hamil atau massage ibu hamil merupakan suatu
teknik dengan sentuhan pada bagian tubuh tertentu yang bertujuan untuk
26
(Diana, 2017).
sentuhan yang lembut pada tubuh ibu hamil dengan menggunakan lebih
banyak teknik effleurage atau mengusap, selain itu gerakan terapi pijat
yang diterapkan pada ibu hamil sedikit berbeda dari terapi pijat biasa,
beberapa titik pijat yang boleh dan tidak boleh diambil pada ibu hamil
2. Antenatal yoga
2. Persalinan
a. Pengertian
konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui
berikut:
1. Persalinan spontan
bokong (sungsang).
3. Persalinan tindakan
secara sepontan atau tidak berjalan sendiri, oleh karena terdapat indikasi
1. Lightening
2. Perubahan serviks
wanita dan paritasnya sebagai contoh pada masa hamil. Serviks ibu
persalinan.
29
3. Kontraksi palsu
Kontraksi palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang
palsu sebenarnya timbul akibat kontraksi Braxton Hicks yang tidak nyeri,
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala I persalinan. Apabila
Dini (KPD). Hal ini dialami oleh sekitar 12% wanita hamil. Kurang lebih
80% wanita yang mendekati usia kehamilan cukup bulan dan mengalami
1. Kekuatan his bertambah, makin sering terjadi dan teratur dengan jarak
hebat
lengkap.
d. Faktor-faktor persalinan
ibu, passanger (buah kehamilan), psikologis (ibu yang akan melahirkan) dan
yang satu akan berdampak terhadap yang lain, terlebih bagi penolong
berikut:
1. Power
diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama yang baik dan
2. Passager
Passager yaitu faktor janin, yang meliputi sikap janin, letak, presentasi,
3. Passage
Passage yaitu jalan lahir, dibagi menjadi bagian keras yaitu tulang-tulang
a) Bidang Hodge I: bidang datar yang melalui bagian atas simfisis dan
panggul.
c) Bidang Hodge III : bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I dan
4. Psikologi
5. Penolong
1. Kala I
Persalinan yang dimulai sejak adanya his yang teratur dan meningkat
serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I terdiri dari dua fase, yaitu fase
a. Fase laten
cm.
2. Kala II
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut
telah lengkap (10 cm) dan terlihatnya bagian kepala bayi melalui
introitus vagina.
multipara. Dalam kondisi yang normal pada kala II kepala janin sudah
masuk dalam dasar panggul, maka pada saat his dirasakan tekanan pada
Wanita merasa adanya tekanan pada rektum dan seperti akan buang air
kepala janin tampak di vulva saat ada his. Jika dasar panggul sudah
sub oksiput dibawah simpisis dan dahi, muka, dagu, melewati perineum.
Selelah his istirahat sebentar, maka his akan mulai lagi untuk
saat persalinan.
b. Desent yaitu kepala janin semakin turun dari PAP jika bentuk
panggul, ukuran panggul dan ukuran kepala janin tidak normal maka
c. Flexion yaitu kepala janin ada di bawah PAP, jika sempurna maka
mendangak.
merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi
memulai perubahan.
c. Menit ke-10, penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai
3. Kala III
Persalian kala III dimulai segera setelah bayi baru lahir dan berakhir
setelah bayi lahir dan keluar secara spontan atau dengan tekanan dari
fundus uteri.
4. Kala IV
jam post partum. Bahwa yang harus diperhatikan pada kala IV menurut
antara lain:
f. Partograf`
kesejahteraan ibu dan janin. Yang Memiliki garis tindakan dan garis
utama kematian ibu dan bayi, terutama di negara berkembang (Ayenew &
Zewdu, 2020).
Menurut (Sarwono, 2008) yang harus di isi dalam catatan grafis kemajuan
persalinan meliputi:
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering
jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak pada bagian ini,
DJJ. Catat DJJ dengan member tanda titik pada garis yang sesuai dengan
dengan titik lainnya dengan garis yang tidak terputus. Penolong harus
Nilai air ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan dalam dan nilai air
ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan dalam kotak yang
mekonium
K : selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir atau
kering.
terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat dipisahkan.
dipalpasi
dipisahkan
dipisahkan.
4. Pembukaan serviks
Saat ibu dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf hasil temuan
setiap pemeriksaan. Tanba “X” harus ditulis digaris waktu yang sesuai
38
temuan dari pemeriksaan dalam yang dilakukan pertama kali selama fase
sering jika ada tanda-tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian
cm.
Penurunan kepala janin di ukur seberapa jauh dari tepi simphisis pubis.
Dibagi menjadi 5 kategori dengan symbol 5/5 samapi 0/5. Simbol 5/5
“turunnya kepala” dan garis terputus dari 0-5, tertera disis yang sama
dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda (o) pada garis waktu
yang sesuai. Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5, tuliskan tanda
garis terputus.
39
6. Kontraksi uterus
Dibawah lajur waktu partograf terdapat lima jalur kotak dengan tulisan
“kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak
dengan:
Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk
a. Oksitoksin
menit jumlah unit oksitoksin yang diberikan per volume cairan IV dan
Bagian terbawah jalur dan kolom pada halaman depan partograf, terdapat
kotak atau ruang untuk mencatat kondisi kesehatan dan kenyamanan ibu
selama persalinan yang harus di isi meliputi nadi, tekanan darah dan suhu
tubuh
Angka disebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan
a. Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan
(lebih sering jika diduga adanya penyulit). Beri tanda titik (.) pada
b. Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif
c. Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika terjadi
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya 2 jam (setiap kali ibu
pelayanan kepada ibu bersalin terstandar dan harus dipatuhi oleh bidan baik
jam sekali, observasi HIS dan DJJ selama 30 menit sekali dan VT (
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
42
bersih.
jika terkontaminasi.
lakukan amniotomi
43
kali/menit).
janin baik. Membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai dengan
keinginannya
pada ibu. Menganjurkan asupan cairan per oral. Menilai DJJ setiap 5
menit. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera dalam waktu 120 menit meneran untuk ibu primipara atau 60
menit untuk ibu multipara, merujuk segera. Jika ibu tidak memiliki
posisi yang aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit,
20. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong
ibu.
22. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
23. Menolong kelahiran bayi Saat kepala bayi membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
kain, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan
24. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain
25. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika
bayi: Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan
45
lewat bagian atas kepala bayi. Jika tali pusat melilit leher bayi
26. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putar paksi luar secara
spontan.
27. Lahir bahu Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan
posterior.
siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir. Setelah tubuh dari
melahirkan bayi.
31. Penanganan bayi baru lahir. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30
perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit rendah dari tubuhnya
32. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan
bayi. Melakukan pengurutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah
ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).
34. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi
menghendakinya.
kedua.
oksitosin 10 unit IM di 1/3 atau paha kanan ibu bagian luar, setelah
40. Penegangan tali pusat terkendali, memindahkan klem pada tali pusat.
41. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di
45. Pemijatan uterus segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
47. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
50. Menempatkan klem tali pusat DTT atau steril atau mengikatkan tali
DTT dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
51. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang berseberangan
0,5%.
3) Menurut (Hilwah Nora, 2012) asuhan kebidanan persalinan kala III yang
diberikan kepada ibu yaitu dengan Manajemen Aktif kala III dengan
a. Menyuntikan Oksitosin
d. Pasca tindakan
masase
5. Dokumentasi
atau episiotomi).
h. Asuhan Komplementer
(Sugianti dan Joeliatin, 2019) yaitu bisa diberikan adalah manajemen nyeri
tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya otot tendon
sirkulasi.
liuk.
Nyeri persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang luar biasa dan
intensitas nyeri yang dirasakan sangat berbeda – beda. Bahkan pada ibu yang
sama pun derajat nyeri yang dirasakan pada setiap persalinan atau kala
teknik pijatan dengan menggunakan telapak jari tangan dengan pola gerakan
ekstremitas.
During Labor, dimana pada kala I fase latent (pembukaan 0-3 cm) dan fase
aktif (pembukaan 4-7 cm) aktifitas yang bias dilakukan oleh pasien persalinan
adalah Effleurage. Menurut (Dyah, 2018) Pola teknik Effleurage yang bias
bawah.
(Rahayu, YP 2018).
3. Masa Nifas
a. Pengertian
Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali pada keadaan sebelum hamil ,masa post partum
55
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Siti Saleha, 2013). Masa nifas adalah
Pada masa nifas jika perdarahan telah berhenti maka coitus bisa dilakukan
pada 3-4 minggu post partum. Ada juga yang berpendapat bahwa coitus dapat
dilakukan setelah masa nifas, berdasarkan teori bahwa saat itu bekas luka
plasenta baru sembuh (proses penyembuhan pada post partum sampai dengan
Tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai
hari.
khusus
dan anak.
metabolisme.
1. Puerperium dini
2. Puerperium intermedial
3. Remote puerperium
waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurna baik
tahunan.
1. Uterus
Setelah plasenta lahir, uterus akan mulai mengeras karena kontraksi dan
sebelum hamil.
2. Lochea
Lochea yaitu cairan/ secret berasal dari kavum uteri dan vagina selama
lokhea :
post partum.
d) Lokhea Alba berwarna putih terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua
busuk.
serta udem akan berangsur-angsur pulih sembuh 6-7 hari tanpa infeksi.
4. Payudara
efek prolaktin pada payudara mulai dirasakan, sel ini yang menghasilkan
ASI
5. Semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami.
Ada 2 mekanisme : produksi susu, sckresi susu atau let down. Selama
efek prolaktin pada payudara mulai dirasakan, sel ini yang menghasilkan
ASI
6. Sistem pencernaan
terjadi karena psikis takut BAB karena ada luka jahit perineum.
a) Suhu tubuh saat post partum dapat naik kurang lebih 0,5℃ setelah 2
4.5 kg.
kesehatannya sendiri atau bayinya serta tingkat dknganan yang tersedia untuk
ibu.
1. Fase Taking in
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu, fokus
2. Taking Hold
Fase taking Hold berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada
fase taking hold, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa
3. Letting Go
4. kejang
edukasi tentang cara mepererat 18 hubungan ibu dan bayi, menjaga bayi
agar tetap sehat dan mencegah hipotermi (Sari & Rimandini, 2014)
involusi uteri tetap berjalan normal, kontraksi uterus baik, TFU di bawah
Asuhan yang diberikan pada kunjungan ketiga sama dengan asuhan yang
h. Asuhan Komplementer
1. Pijat oksitosin
ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang sisi tulang belakang
oksitosin tidak dapat dilakukan oleh ibu karena pijat oksitosin ini
khususnya keluarga paling terdekat dengan ibu yaitu suami. Manfaat dari
2. Pijat laktasi
sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan
relaks mendorong aliran energy kreativitas dan perasaan segar dan sehat.
menenangkan (Argi,2013)
a. Pengertian
2021).
4. Lingkar kepala 33 - 35 cm
8. Rambut lanugo tidak terlihat Kuku telah agak panjang dan lemas
12. Eliminasi baik, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam pertama,
Menurut ( Saifuddin,2014) Ketika bayi baru lahir, bayi berasa pada suhu
lingkungan yang lebih rendah dari suhu di dalam rahim. Apabila bayi
dibiarkan dalam suhu kamar maka akan kehilangan panas mil konveksi.
Sedangkan produksi yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/100 nya, keadaan ini
1. Konduksi
2. Evaporasi
menjadi uap).
3. Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak
(jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan suhu udara).
4. Radiasi
berbeda).
Mencegah hipotermia pada BBL juga bisa dicegah dengan IMD. Sentuhan
skin to skin pada dada ibu dapat menghangatkan bayi dan selama bayi
a) Dalam keadaan ibu dan bayi tidak memakai baju, tengkurapkan bayi
didada atau perut ibu agar terjadi sentuhan kulit ibu dan bayi dan
Proses menyusu dini dan kontak kulit ibu dan bayi harus diupayakan
tindakan lain
f) Berikan ASI saja tanpa minuman atau cairan lain, kecuali ada indikasi
2. Pemberian vit K1
paha kiri segera mungkin untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir
akibat defesiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru
Tetes mata untuk pencegahan infeksi mata dapat diberikan setelah ibu
infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu jam setelah
kelahiran.
4. Pemberian imunisasi
67
Ada beberapa aktivitas refleks menurut yang terdapat pada bayi baru
a) Refleks Moro
seseorang.
b) Refleks Rooting
Timbul karena stimulasi taktil pada pipi dan daerah mulut, bayi akan
berkaitan erat dengan refleks menghisap dan dapat dilihat jika pipi
atau sudut mulut bayi dengan pelan disentuh bayi akan menengok
c) Refleks Suckıng
d) Refleks Graps
Timbul bila ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi maka bayı
e) Refleks Babinsky
68
Terjadi bila ada ransangan pada telapak kaki. Ibu jari akan bergerak
f) Refleks Tonickneck
bayi berpose mirip atlet anggar. Refleks ini biasanya terjadi saat bayi
g) Refleks Walking
Stepping reflex atau walking reflex biasa juga disebut dengan dancing
reflex. Refleks stepping adalah jenis reflek pada bayi yang akan
e. Kunjungan Neonatus
sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik
KN 1 Dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah lahir. Asuhan yang
Dilakukan pada kurun waktu hari ke-3 sampai dengan ke-7 setelah lahir.
ASI Eksklusif, perawatan bayi dan mengenali tanda bahaya pada bayi.
Dilakukan pada kurun waktu hari ke-8 sampai dengan ke-28 setelah lahir.
ASI Eksklusif, perawatan bayi dan mengenali tanda bahaya pada bayi.
Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua yang dikenal manusia dan yang
5. Keluarga berencana
IUD post plasenta adalah IUD yang dipasang dalam waktu 10 menit
al, 2006).
yang baru. Pemasang memegang AKDR dengan jari telunjuk dan jari
tertarik keluar saat tangan pemasang dikeluarkan dari vagina atau AKDR
71
c. Kontraindikasi
5) Infeksi intrapartum
hamil
haid terakhir)
akan berkurang setelah tiga bulan) b. Haid lebih lama dan banyak
5) Merasakan sakit dan kejang selama tiga sampai lima hari setelah
pemasangan
benar)
73
74
B. Alur Pikir
ASUHAN KEBIDANAN
Kehamilan Fisiologi
menyeluruh mulai dari kehamilan persalinan, nifas, pelayanan bayi baru lahir
2021).
Istimewa Yogyakarta.
2. Waktu Pelaksanaan
Subyek yang digunakan dalam studi kasus ini ialah NY U umur 22 tahun
74
75
D. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari mengamati atau melakukan
a. Wawancara
b. Pemeriksaan Fisik
laboratorium.
c. Observasi
2. Data Sekunder
1. Alat
kebidanan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan Keluarga
pemeriksaan fisik :
sahli.
arloji, pita lila, metlin, timbangan, alat ukur panjang badan, kain
bedong, spuit.
a) Metode wawancara
pasien.
b) Metode pengukuran
c) Metode dokumentasi
berasal dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut dapat berupa gambar,
tabel atau daftar periksa dan film dokumen. Dalam kasus ini penulis
F. Analisa Data
Analisis data menurut (Sukma, 2020) adalah proses pengolahan data dengan
tujuan untuk menemukan informasi yang berguna yang dapat dijadikan dasar
membuat model data untuk menemukan informasi penting dari data tersebut.
yaitu:
Data dalam buku KIA meliputi golongan darah dan riwayat pemeriksaan
selama hamil. Penulis ambil data berupa identitas pasien, HPL, HPHT,
menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh. Dalam studi kasus ini
penulis menyajikan data dalam bentuk asuhan kebidanan pada ibu hamil
lapangan. Dalam studi kasus ini data berupa asuhan yang diberikan
A. Hasil
Bab ini penulis membahas mengenai hasil studi kasus Asuhan Kebidanan
minggu, persalinan, bayi baru lahir, nifas, keluarga berencana (KB) di PMB
1. Asuhan Kehamilan
Hasil studi kasus Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan kehamilan
a. Data Subyektif
1) Keluhan
Umur Kehamilan Keluhan
37 minggu Badannya pegal-pegal
38 minggu Kenceng-kenceng
Tabel 4.1 Keluhan selama Kunjungan
80
81
2) Kunjungan kehamilan
Umur Kehamilan Tanggal Umur Kehamilan
37 minggu 20 Maret 2023 37 Minggu
38 minggu 27 Maret 2023 38 Minggu
Tabel 4.2 Usia Kunjungan Kehamilan
kali.
b. Data Objektif
Hasil studi kasus yang telah dilakukan 2 kali kunjungan pada tanggal 22
Maret 2023, dan 30 Maret 2023 didapatkan data objektif dengan hasil.
1) Tanda-tanda Vital
TD Nadi Respirasi
Umur Suhu (̊c)
(MmHg) (x/menit) (x/menit)
Kehamilan
37 minggu 121/80 36,6 84 20
38 minggu 110/63 36,4 80 20
Dari tabel tanda-tanda vital di atas tekanan darah ibu yaitu pada
normal.
2) Pemeriksaan Antropometri
Kunjungan Berat Badan Lila IMT
Berat badan sebelum 43 Kg
hamil
Umur Kehamilan 37 54 Kg 26 cm 22,8
minggu
Umur Kehamilan 38 55 Kg 27 cm 23,2
minggu
Tabel 4.5 Pemeriksaan Antropometri
Dari data diatas dilihat bahwa, berat ibu sebelum hamil adalah 45 Kg.
lila ibu 26 cm dan II lila ibu adalah 27 cm serta IMT dalam batas
normal.
3) Palpasi Leopold
Leopold I Leopold II Leopold Leopold IV
Umur
III
Kehamilan
37 minggu Bokong PUKI Preskep Divergen
38 minggu Bokong PUKI Preskep Divergen
kepala janin. Pada kunjungan pertama dan kedua kepala janin sudah
masuk panggul.
fundus uteri ibu yaitu 2 jari dibawah Px dan TFU Mcdonald 2 8 cm,
normal.
83
sebelah kanan.
6) Pemeriksaan Laboratorium
HB Protein urine Glukosa Urine
Umur
Kehamilan
37 minggu 12,5 gr/dL Negatif Negatif
38 minggu Tidak Negatif Negatif
dilakukan
didapatkan hasil protein urine dan glukosa urine negatif dan pada
kehamilan normal”
pemeriksaan fisik.
jantung janin,
normal.
2. Asuhan Persalinan
a. Data Subyektif
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari setiap keluhan yang
b. Data Objektif
1) Kala I
a) Tanda-tanda Vital
Tekanan
Tanggal Waktu Nadi Respirasi Suhu
Darah
15 April 17:35 117/81 80 20 36,4
2023
15 April 21:35 120/80 90 20 36,8
2023
Tabel 4.11 Observasi Tanda Vital
b) Pemeriksaan Leopold
Leopold Hasil
Leopold I Teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong) TFU pertengahan px
Leopold II Perut bagian kiri ibu teraba keras
memanjang (punggung), perut bagian
kanan teraba kecil-kecil (ekstermitas)
Leopold III Teraba bulat, keras, melenting
(kepala), kepala sudah tidak dapat di
goyangkan
Leopold IV Divergen, kepala sudah masuk
panggul 3/5 bagian
e) Kontraksi/His
f) Pemeriksaan Dalam
normal.
III menjadi Hodge IV, tidak ada Moulage, dan air ketuban pada
2) Kala II
a) Pemeriksaan kala II
air ketuban, ada dorongan ingin meneran dan rasa seperti ingin
II yaitu:
89
meneran pada saat ada his, memberitahu ibu cara meneran yang
benar. Kala II yang di alami ibu adalah hal yang normal karena
bayi lahir atas usaha ibu meneran dan adanya kontraksi adekuat
3) Kala III
Memastikan tidak ada janin kedua, kemudian pada pukul 22.07 WIB
massase perut.
Dari tabel di atas pemeriksaan kala III didapat hasil tanda- tanda
4) Kala IV
a. Data Subyektif
1) Keluhan
menyusu dengan baik dan sudah BAB dan BAK, bayi sehat dan
2) Apgar Score
normal.
94
3) Reflek Bayi
Reflek 0 jam
Reflek Moro Positif
Reflek Rooting Positif
Reflek Sucking Positif
Reflek Graps Positif
Reflek Babybsky Positif
Reflek Walking Positif
Reflek Tonicneck Positif
Tabel 4. 26 Reflek Bayi
Dari tabel diatas dapat disimpulkan reflek Bayi Ny U positif dan bisa
dikatakan normal.
KN II (6 hari) Sudah -
lepas
Tabel 4.25 Tali Pusat Bayi
Dari tabel diatas dapat disimpulakan tali pusat tidak ada tanda-tanda
infeksi
5) Pemeriksaan Antropometri
Kunjungan BB PB LK LD LL
0 jam 3100 50 33 33 11
KN I ( 7 jam) 3100 50 33 33 11
KN II (6 hari) 3150 50 - - -
Tabel 4.26 Pemeriksaan Antropometri
6) Eliminasi Bayi
BAB BAK
Kunjungan Frekuensi Warna Frekuensi Warna
0 jam 1 kali kehitam belum
95
an
KN I (7 - - 2 kali Kuning
jam) jernih
KN II (6 3 kali Kuning 4-6 kali Kuning
hari) jerami jernih
1) Data Subjektif
Hasil studi kasus asuhan kebidanan pada ibu nifas normal pada Ny U
Keluhan
2) Data Objektif
Hasil studi kasus yang telah dilakukan 2 kali kunjungan I pada tanggal
2023 di dapatkan data objektif dari hasil pemeriksaan fisik serta tanda-
a. Tanda-tanda vital
b. Mata
normal.
c. Payudara
Keme Benjolan Nyeri Pengeluaran
Kunjungan Putting Susu ASI
rahan abnormal ASI
2 jam Tidak Menonjol Tidak Tidak Tidak Belum lancar Kolostrum
Postpartum lecet ada
II Tidak Menonjol Tidak Tidak Tidak Lancar Kolostrum
lecet ada
III Tidak Menonjol Tidak Tidak Tidak Lancar Transisi
lecet ada
Tabel 4.34 Payudara
d. Involusi uteri
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa involusi uteri terdiri dari
e. Genetalia
BAK BAB
Kunjun
Frekue Warna Konsi Bau Frekuen warna Konstsiste Bau
gan
nsi stensi si nsi
2 jam Belum - - - Belum - - -
Postpartum BAK Kuning Cair Khas BAB Tidak Tidak ada Tidak
I 1x Jernih urin Belum ada ada
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kunjungan I dan III pada
Kunjungan Konseling
I ( 2 jam 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
postpartum) 2. Menjelaskan kepada ibu tentang
involusi uteri
3. Menjelaskan kepada ibu tentang ASI
eksklusif
4. Mengajarkan kepada ibu teknik
menyusui
5. Memberitahu ibu pola istirahat ibu
nifas
a) Tanda-tanda Vital
b) Pemeriksaan Fisik
Dari tabel diatas didapatkan bahwa pemeriksaan fisik ibu dalam batas
normal.
101
B. PEMBAHASAN
sampai 27 Maret 2023. Data yang diperoleh data subyektif dan data obyektif
sebagai berikut:
1. Asuhan Kehamilan
a. Data Subyektif
1) Keluhan
ibu sudah melakukan kunjungan ANC sebanyak 8 kali. Hal ini sesuai
panjang agar rileks saat kenceng-kenceng. Hal ini sesuai dengan teori
yaitu dengan istirahat yang cukup, hindari berada dalam satu posisi
b. Data Obyektif
a) Tanda-tanda vital
ini merupakan normal. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan
oleh (Rukiyah, 2010) bahwa system respirasi pada ibu hamil berubah
metabolisme janin.
b) Pemeriksaan Antropometri
bahwa kenaikan berat badan ibu saat hamil terdiri dari dua
pengukuran Lila ibu adalah 26-27 cm, hal ini menunjukan bahwa
adalah suatu cara untuk mengetahui risiko KEK wanita usia subur.
risiko KEK adalah 23,5 cm, yang diukur dengan pita ukur. Apabila
KEK dan sebaliknya apabila LILA lebih dari 23,5 cm berarti wanita
c) Palpasi Leopold
leopold II akan teraba bagian keras dan lebar maka diartikan sebagai
Anggita dkk, 2015) tinggi fundus uteri ibu hamil dengan umur
Menurut Kriebs Gegor dalam (Jamil, 2016) Tinggi Fundus uteri ibu
xifoideus.
2015) berat badan bayi baru lahir normal adalah sekitar 2500- 4000
anemia sedang 7-8gr%, dan anemia berat kurang dari 7gr%. Fungsi
107
berbahaya bagi ibu dan janinnya. Dampak anemia pada ibu hamil
Pijat ibu hamil untuk mengurangi spasme otot yang dialami oleh
Terapi pijat ibu hamil atau massage ibu hamil merupakan suatu
hamil berkisar 10-15 menit. Pijat ibu hamil dilakukan pada beberapa
durasi kurang lebih 10-15 menit alasan diberikan pemijatan pada ibu
bugar, kuat dan emosi akan lebih stabil. Yoga yang dilakukan selama
2011).
2. Asuhan Persalinan
a. Data Subyektif
1) Keluhan
proses persalinan yaitu kala I, kala II, kala III, sanapai kala IV.
diperoleh adalah:
2018) usia 20-35 tahun merupakan usia ideal untuk hamil dan
pemicuterjadinya persalinan.
b. Data Objektif
1) Kala I
a) Tanda-tanda vital
b) Pemeriksaan Leopold
d) Kontraksi/His
e) Pemeriksaan Dalam
III, air ketuban (-), stld (+) 17.35 WIB di dapatkan hasil
2) Kala II
a. Pemeriksaan Kala II
1. Pemeriksaan Kala II
118
2013 ).
perenium menegang.
meneran yang benar dan pada saat tidak ada his ibu
privasi pasien.
3) Kala III
1/3 bagian atas paha bagian luar. Setelah itu tunggu sampai
tangkap dengan kedua tangan dan putar sarah jarum jam agar
2013).
4) Kala IV
a) Observasi Kala IV
perdarahan 100cc.
selama 2jam.
adalah ±100cc.
manfaatnya.
1. Data Subyektif
a) Keluhan
2. Data obyektif
a) Apgar Score
bayi baru lahir pada menit pertama 9, menit kelima 10 dan menit
yang dinilai adalah warna kulit, nilai 2 jika warna kulit seluru
gerakan dan sebagian fleksi, nilai angka 0 jika lemah atau tidak
126
b) Reflek bayi
masalah dalam sistem saraf. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
hilang diusia 3-6 bulan, bila tidak ada respon atau menetap
pada usia 3-4 bulan, bila tidak ada respon atau menetap
akan menetap diusia 1-2 bulan namun bila tidak ada respon atau
Reflek tonic neck bayi positif ditandai dengan saat kepala bayi
tidak ada infeksi dan tali pusat sudah puput atau lepas pada
hari ke tiga. Hal ini sesuai dengan teori perawatan tali pusat.
dari infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik dan benar
akan berdampak positif yaitu tali pusat akan lepas pada hari ke
d) Antropometri
sesuai dengan teori bahwa bayi baru lahir normal adalah bayi
37-42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan
0 jam 3,100 gram, umur 7 jam 3,100 gram, umur 6 hari 3,150
gram.
e) Eliminasi
Bayi Ny. U buang air kecil pertama kali pada usia 7 jam
hasil ini sesuai dengan teori bahwa bayi baru lahir sebaiknya
2011) dan normalnya bayi akan BAK 5-6 kali perhari dan BAB
tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk
apapun pada bayi selain ASI tersebut. Bayi harus disusui kapan
murni adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa
tambahan lain.
dahi, pertengahan alis, perut bayi dengan usapan lembut hal ini
4. Asuhan Nifas
postpartum atau masa sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari
organ yang berkaitan dengan kandungan (Asih dan Risneni, 2016). Masa
sampai dengan 6 minggu (42 hari). Data yang diperoleh ketika ibu masih
1) Data Subyektif
a. Keluhan
anggota keluarga baru (bayi), dan peran baru sebagai ibu bagi
bayi.
ibu pada masa nifas antara lain yang pertama adalah Fase taking
antara lain rasa mules, nyeri pada luka jahitan, kurang tidur,
Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini
2) Data Objektif
Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh (Vivian, 2013)
ini merupakan normal. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan
sklera ibu pada 2 jam post partum sampai 9 minggu post partum
konjungtiva merah muda dan sklera berwarna putih. Hal yang dialami
anemis.
kira-kira pada hari ke-3 atau hari ke-4. Kolostrum berubah menjadi
ASI yang matang kira-kira pada hari ke-15. Cairan berwarna kuning
atau jernih, merupakan bahan yang sangat kaya akan anti infeksi,
kolostrum sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai
lemak, tinggi laktosa, gula, protein, mineral, dan air. Selanjutnya, air
bahwa tinggi fundus uteri pada 2 jam TFU berada di 1 jari dibawah
pusat, pada 7 jam berada di 2 jari dibawah pusat, pada 6 hari tidak
teraba, Hal ini sesuai dengan teori menurut Maritalia (2017) tinggi
136
dengan berat uterus 750 gram, satu minggu setelah melahirkan tinggi
fundus uteri petengahan pusat dan simpisis dengan berat 500 gram,
pada akhir minggu kedua tinggi fundus uteri tidak teraba diatas
kontraksi 2 jam post partum keras, 6 jam post partum keras, 6 hari
post partum keras tapi dalam hingga 2 minggu post partum sudah
tidak teraba kontraksi lagi, menurut saya dalam hal ini kontraksi
yang dialami ibu normal karena kontraksi harus terjadi pada ibu
rupture perineum derajat II, hal ini normal karena ibu sudah pernah
ibu berwarna kecoklatan yaitu lochea Serosa. Hal ini normal seperti
berasal dari cavum uteri dan vagina. Lochea rubra kruenta timbul
pada hari 1-2 postpartum, terdiri dari darah segar bercampur sisa-
dan BAK dari 2 jam sampai 14 hari dalam batas normal. 2jam, 7
pemeriksaan 9 hari sudah BAB dan BAK, dan tidak ada keluhan.
tinggi seperti sayuran dan buah-buahan agar BAB nya lancar serta
daging. Hal ini sesuai pendapat Maritalia (2017), Buang Air Besar
yaitu pada minggu ke 3 sampai ke 4 hal ini sejalan dengan teori dari
coitus bisa dilakukan pada 3-4 minggu post partum. Ada juga yang
berdasarkan teori bahwa saat itu bekas luka plasenta baru sembuh
4) Asuhan Komplementer
tahun dan dapat dipakai oleh semua usia perempuan usia reproduksi.
Cara kerja IUD yaitu mencegah pertemuan sperma dengan sel telur
rongga Rahim wanita pada saat sedang haid atau pada saat masa nifas.
samping yang mungin akan dialami oleh ibu efek samping KB IUD
antara lain. Pertama kram perut, terdapat flek dalam beberapa minggu,
haid lebih lama dan banyak. Hal ini sejalan dengan teori (Suratun, dkk,
2010) efek samping KB IUD berupa nyeri dan kram perut kerap terjadi
bertahap, tetapi dapat juga bertahan hingga beberapa minggu, darah haid
yang lebih banyak dari sebelum menggunakan KB IUD hal ini termasuk
fisiologis.
Asuhan kebidanan yang diberikan bidan kepada ibu dalam hal ini adalah
asuhan kebidanan pada ibu nifas, dan asuhan keluarga berencana merupakan
menyatakan kewenangan yang diberikan oleh bidan antara lain adalah asuhan
persalinan dan menolong persalinan normal, asuhan kebidanan pada ibu nifas.
lahir fisiologis diatur dalam Pasal 20 ayat (1), (2), dan (3). Selain asuhan
141
A. Kesimpulan
diagnose potensial.
142
143
KB
pada ibu hamil dengan tujuan untuk membuat ibu hamil lebih
rileks.
kepala Hodge III, sarung tangan lender darah (+), air ketuban (-
). Pada pukul 21.35 WIB atas indikasi nyeri perut bertambah dan
luka jalan lahir di mukosa dan kulit vagina (derajad II), kala IV
keadaan umum ibu baik, tanda tanda vital ibu dalam batas
tinggi fundus uteri ibu 2 jari dibawah pusat ibu mengeluh ASI
hormon oksitosin dalam tubuh ibu dan perlahan ASI akan lancar,
umum ibu baik, tanda-tanda vital ibu dalam batas normal, tinggi
145
dan cara cek benang IUD, ibu suda paham tentang KIE yang
dijelaskan
bentuk SOAP
B. SARAN
1. Bagi Akademik
memberikan asuhan ibu hamil TM III, ibu bersalin, ibu nifas, BBL,
2. Bagi Penulis
3. Bagi Kebidanan
4. Bagi Klien/pasien
asuhan kebidanan ibu hamil TM III, ibu bersalin, ibu nifas, BBL,
Daftar Pustaka
Amri, Benny, Erma. 2016. Studi Komparasi Teknik Marmet Dan Pijat Oksitosin
Terhadap Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Primipara Di Rumah Sakit
Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bartini, Istri. 2012. ANC Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal.
Yogyakarta: Nuha Medika.
BPS Provinsi Jawa Tengah. Publikasi Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
tahun 2020.
Diana, S. 2017. Pengaruh Pijat Bumil Terhadap Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil
Trimester III Di BPM Bidan A Desa Karang Nongko Kec. Songko Kabupaten
Mojokerto. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit. Hal:154-156.
Dyah Permata Sari, Zulfa Rufaida, Sri Wardini PujiLestari. 2018. Nyeri Bersalin.
STIKes Majapahit Mojokerto.
Eka Nurhayati. 2019. Patologi & Fisiologi Persalinan Distosia dan Konsep
Dasar Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
148
Hani Nurul Hidayah, Fitiria Primi Astuti, Chikchik Nirmasari. 2018. Hubungan
Anemia pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Perdarahan Postpartum di RSUD
Ambarawa. Jurnal Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran.
Hilwah Nora. 2012. Manajemen Aktif Persalinan Kala Tiga. Jurnal Kedokteran
Syiah Kuala. Vol 12, No 3. 2012.
Jenny J. S. Sondakh. 2013, Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.
Kementerian Kesehatan RI. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. 2020. Jakarta:
Kementerian Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency).
Legawati. 2018. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Malang: Wineka
Media.
Nurun Ayati Khasanah, Wiwit Sulistyawati; editor, Riza Perdana. 2017. Buku
Ajar Nifas dan Menyusui. Cetakan pertama. Surakarta : Kekaya Group.
Putrono, Wagiyo, Ns. 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal & Bayi
Baru Lahir Fisiologis dan Patologis. Yogyakata: CV. Andi.
R, Sjamsuhidajat dan De Jong Wim (ed). 2008. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Susilowati dan Kuspriyanto. 2016. Gizi dalam Daur Kehidupan. Bandung: Refika
Aditama.
Sri Wulandari. Ketidaknyamanan Fisik dan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester
III di Wilayah Puskesmas Berbah Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jurnal Kebidanan Indonesia. Vol 12 No 1. Januari 2021 (54 - 67).
Tyastuti, Siti dan Wahyuningsih, Heni Puji. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan.
Jakarta. Kemenkes RI
LAMPIRAN