Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN INDIVIDU PK 1

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” DENGAN KEHAMILAN


TRIMESTER III DI UPT BLUD PUSKESMAS KEDIRI TAHUN 2022

DISUSUN OLEH:

NAMA: ZULRIFATUL WASI’IN


NIM: 027SYEBID20

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM NUSA


TENGGARA BARAT PROGRAM STUDI KEBIDANAN
JENJANG DIII TAHUN AJARAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kebidanan 1 tentang “ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S”


DENGAN KEHAMILAN TRIMESTER III DI UPT BLUD PUSKESMAS
KEDIRI” ini telah disetujui untuk diajukan di hadapan pembimbing.

Hari :
Tangal :

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lahan

(Hardaniyati, S.Si.T.,M.kes) (Ni Luh Riang A.,A.Md.Keb)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena


dengan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang
berjudul “Asuhan kebidanan pada Ny “S” Dengan kehamilan trimester III di UPT
BLUD Puskesmas Kediri”
Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik dalam rangka
menyelesaikan program Praktik Kebidanan 1 STIKES YARSI Mataram.
Terselesainya penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan
semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. H. Zulkahfi S.Kep.,Ners.,M.Kes selaku Ketua STIKES YARSI
Mataram, yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk
melakukan Praktik Kebidanan 1 di UPT BLUD Puskesmas Kediri.
2. H.Sahroji,SE.,SKM.,MM selaku kepala UPT BLUD Puskesmas Kediri
yang telah mengizinkan kami Praktik Kebidanan 1 di Puskesmas Kediri.
3. Baiq Ricca Afrida.,M.Keb selaku Kepala Prodi DIII Kebidanan STIKES
YARSI Mataram, yang telah memberikan kami kesempatan untuk Praktik
Kebidanan 1 di UPT Puskesmas Kediri.
4. Hardaniyati,S.Si.T.,M.Kes Selaku Dosen Pembimbing Akademik kami
yang telah meluangkan waktunya untuk selalu mendidik dan membimbing
kami selama praktik.
5. Ni Luh Riang A. Amd.Keb selaku Pembimbing Lahan 1 praktik di UPT
BLUD Puskesmas Kediri yang telah memberikan bimbingan kepada kami
dalam Praktik Kebidanan 1.
6. Tirta Yuni P. Amd.Keb selaku Pembimbing Lahan 2 praktik di UPT
BLUD Puskesmas Kediri yang telah memberikan bimbingan kepada kami
dalam Praktik Kebidanan 1.
7. Seluruh staf UPT BLUD Puskesmas Kediri yang telah memberikan
bimbingan selama kami praktik.
8. Serta semua pihak yang tidak dapat saya satu persatu ucapkan yang telah
membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan ini.

ii
Dengan terselesainya laporan ini penulis menyadari bahwa banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penyusun berharap
semoga laporan asuhan kebidanan ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun
pembaca.

Mataram, Juni-Juli 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................i
KATA PENGANTAR .............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2. Tujuan.................................................................................................................2
1.3.Manfaat............................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................................4
2.1.Konsep dasar teori kehamilan..............................................................................4
2.2.Konsep dasar managemen varney........................................................................24
BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................................28
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................ 40
4.1 Pembahasan.......................................................................................................... 40
BAB V PENUTUP ...................................................................................................45
5.1 Kesimpulan .........................................................................................................45
5.2 Saran ..................................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Data World Health Organitation (WHO) mengenai status kesehatan
nasional pada capaian target Sustainable Development Goals (SDGs)
menyatakan secara global sekitar 830 wanita meninggal setiap hari karena
komplikasi selama kehamilan dan persalinan, dengan tingkat AKI di
Indonesia sebanyak 216 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data WHO
99% kematian ibu akibat masalah kehamilan, persalinan atau kelahiran. Rasio
AKI masih di rasa cukup tinggi sebagaimana ditargetkan menjadi 70 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. (sumber: WHO, 2018)
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
terakhir tahun 2017, Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2015 telah turun
ke posisi 305/100.000 kelahiran hidup dari 346/100.000 kelahiran hidup.
Sementara ditahun 2017 angka kematian bayi baru lahir (Neonatal) sudah
turun menjadi 15/1000 kelahiran hidup sementara pada tahun 2012 mencapai
19/1000 kelahiran hidup. (sumber: SDKI,2017)
Angka Kematian Ibu (AKI) di provinsi NTB menunjukkan bahwa
jumlah kasus kematian ibu selama tahun 2019 adalah 97 kasus, sedikit
menurun dibandingkan tahun 2018 dengan jumlah kematian ibu 99 kasus.
Kematian ibu pada tahun 2019 pada ibu hamil 17,52%. Berdasarkan
kelompok umur, kematian ibu terbanyak terjadi pada usia 20-34 tahun yaitu
sebanyak 58,77%, usia >35 tahun sebanyak 36,08% dan usia <20 tahun
sebanyak 5,15%. Dari 97 kasus kematian pada tahun 2019, 39 kasus
disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan, 22 kasus oleh karena
perdarahan, 12 kasus karena gangguan metabolik (diabetes melitus dll), 6
kasus disebabkan karena infeksi dan 18 kasus karena penyebab lain-lain.
(sumber: Profil Dikes NTB, 2019).
Berdasarkan laporan surveilans di Kabupaten Lombok Barat,
kematian ibu tahun 2019 tercatat 6 kasus, kasus ini lebih tinggi dalam 4 tahun
terakhir. Faktor penyebab kematian adalah kasus perdarahan sebanyak 2
kasus, 1 kasus karena hipertensi dan 3 kasus karena penyebab lainnya.
1
Ditinjau dari usia ibu saat meninggal tahun 2019 ini, sebagia ibu meninggal
antara 20-34 tahun (3 orag) dan diatas 35 tahun sebanyak 3 orang. Sedangkan
dilihat dari kondisi/fase maternal, sebagian besar ibu meninggal saat masa
nifas (3 orang) dan saat bersalin 2 orang. (sumber: Profil Dinas Kesehatan
Kabupaten Lombok Barat, 2020)
Berdasarkan rekapitulasi PWS KIA UPT BLUD Puskesmas Kediri,
pada Desember tahun 2021, jumlah akses pelayanan KIA untuk (K1)
sebanyak 57 dan jumlah kumulatif sebanyak 103.20%, (K4) sebanyak 71 dan
jumlah kumulatif sebanyak 93.72%. Sedangkan deteksi faktor resiko dan
komplikasi oleh masyarakat di Puskesmas sebanyak 4 dan jumlah kumulatif
sebanyak 20.73%, pelayanan komplikasi maternal ditemukan sebanyak 19
dan jumlah kumulatif sebanyak 20.73%, pelayanan komplikasi maternal
tertangani sebanyak 6 dan jumlah kumulatif sebanyak 204.92%. (sumber:
Rekapitulasi PWS KIA UPT BLUD Puskesmas Kediri Desember, 2021).
Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin
agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas,
seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca
persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
komplikasi, dan pelayanan keluarga berencana termasuk KB pasca
persalinan. (Sumber: Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2019)
Berdasarkan data diatas penulis tertarik mengangkat kasus tentang ibu
hamil trimester III yang berfokus pada kasus KEK dan anemia.

1.2. Tujuan Penulisan


1.2.1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan dengan penerapan
manajemen kebidanan pada kehamilan trimester III dengan
menggunakan manajemen 7 langkah varney di UPT BLUD
Puskesmas Kediri.

2
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data dasar pada Ny. “S”
dengan kehamilan Trimester III.
b. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi data dasar pada Ny “S”
dengan kehamilan Trimester III.
c. Mahasiswa dapat menentukan diagnose dan masalah potensial pada
Ny. “S” dengan kehamilan Trimester III.
d. Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan segera pada Ny. “S”
dengan kehamilan Trimester III.
e. Mahasiswa mampu menentukan rencana asuhan menyeluruh pada
Ny. “S” dengan kehamilan Trimester III,.
f. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana
yang telah dibuat pada Ny. “S” dengan kehamilan Trimester III.
g. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan
pada Ny. “S” dengan kehamilan Trimester III

1.3. Manfaat Penulisan


1.3.1. Manfaat Teoritis
a. Bagi UPT BLUD Puskesmas Kediri
Dengan adanya laporan yang telah disusun ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai salah satu acuan pelayanan kesehatan yang
dapat meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien.
b. Bagi klien
Sebagai sumber informasi mengenai kondisi kesehatan klien,
sehingga dengan adanya laporan ini klien dapat mengetahui
bagaimana kondisi kesehatannya saat ini dan dapat mengetahui
tindakan apa yang harus segera diambil serta keputusan apa yang
harus segera diputuskan terkait hal yang mencakup kesehatan
klien.
c. Bagi institusi
Sebagai bahan bacaan dan dokumentasi pada perpustakaan
STIKES YARSI Mataram prodi kebidanan jenjang diploma 3.

3
1.3.2. Manfaat Praktik
Sebagai proses pembelajaran dalam penerapan ilmu pengetahuan yang
diperoleh selama perkuliahan dalam bentuk Laporan Praktik
Kebidanan 1 yang dapat memperluas wawasan dan pengetahuan
tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Dasar teori Kehamilan


2.1.1. Pengertian
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dilamjutkan dengan nidasi atau implementasi.
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga bayi lahir, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional. (Prawirohardjo, 2008).
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan
ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dihitung dari
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu (9 atau 10 bulan).( Prawiharjo 2013).
Kehamilan yaitu pertumbuhan dan perkembangan dari intrauterin
mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan. Setiap bulan
wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari induk telur (ovulasi)
yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk kedalam sel
telur. Saat melakukan hubungan seksual, cairan sperma masuk ke
dalam vagina dan berjuta-juta sel sperma bergerak memasuki rongga
rahim lalu masuk ke dalam sel telur. Pembuahan sel telur oleh sperma
biasa terjadi dibagian yang mengembang dari tuba falopii. Pada
sekeliling sel telur banyak berkumpul sperma kemudian pada tempat
yang paling mudah untuk dimasuki, masuklah satu sel sperma dan
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut fertilisasi.
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak
oleh rambut getar tuba menuju ruang rahim kemudian melekat pada
mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang diruang rahim, Peristiwa
ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi
diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari (Restyana, 2012 )

5
2.1.2. Proses Terjadinya Kehamilan
Proses kehamilan diawali dengan proses konsepsi (pembuahan).
Konsepsi ini sering juga disebut dengan fertilisasi. Fertilisasi adalah
penyatuan sperma laki-laki dengan ovum perempuan dituba falopi.
(Hutahaean, 2013).
Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi
adalah bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan
(gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari di hitung dari
hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38
minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal
bersatunya sel sperma dengan telur) yang terjadi dua minggu
setelahnya (Sulistyawati, 2010:4).
2.1.3. Fisiologi Kehamilan Proses fertilisasi, implantasi, plasentasi.
a. Fertilisasi

Untuk membuahi sebuah ovum, sebuah sperma mulamula


harus melewati korona radiata dan zona pelusida. Enzimenzim
akrosom, yang terpajan saat membran akrosom rusak saat sperma
berkontak dengan korona radiata, memungkinkan sperma membuat
terowongan menembus sawar-sawar protektif tersebut. Sperma
pertama yang mencapai ovum itu sendiri berfusi dengan membran
plasma ovum, memicu suatu perubahan kimiawi di membran yang
mengelilingi ovum sehingga lapisan ini tidak lagi dapat ditembus
sperma lain (Fenomena Black To Polyspermy).
Kepala sperma yang berfusi tertarik dan ekor lenyap. Penetrasi
sperma ke dalam sitoplasma memicu pembelahan meiosis akhir

6
oosit sekunder. Nucleus sperma dan ovum menyatu membentuk
zigot lalu menjadi morula dan masuk uterus setelah uterus sudah
bisa dimasuki oleh morula, lalu manjadi blastokista dan terjadi
implantasi di dinding endometrium. Fertilisasi berlangsung di
oviduktus ketika telur yang dilepaskan dan sperma yang diletakkan
di vagina bertemu di tempat ini. Ovum yang telah dibuahi mulai
membelah diri secara mitosis.

Dalam waktu seminggu ovum tumbuh dan berdiferensiasi


menjadi sebuah blastokista yang dapat melakukan implantasi.
Sementara itu, endometrium telah mengalami peningkatan
vaskularisasi dan dipenuhi oleh simpanan glikogen di bawah
pengaruh progesterone fase luteal. Blastokista terbenam di lapisan
yang telah dipersiapkan tersebut melalui kerja enzim-enzim yang
dikeluarkan oleh lapisan luar blastokista. Enzim ini mencernakan
jaringan endometrium kaya nutrient, melaksanakan dua fungsi
yaitu membuat lubang di endometrium untuk implantasi blastokista
sementara pada saat yang sama membebaskan nutrient dari sel
endometrium agar dapat digunakan oleh mudigah yang sedang
berkembang. (Fatimah,2017)
b. Implantasi

7
Ovum yang sudah dibuahi membelah dengan cepat selama
perjalannya dalam tuba falopii. Bila kelompok sel yang dsebut
sebagai morula mencapai cavum uteri maka terbentuklah ” inner
cell mass”. Pada stadium Blastosis , mass tersebut di bungkus
dengan sel trofoblas primitif. Didalam sel tersebut terjadi produksi
hormon secara aktif sejak awal kehamilan dan juga membentuk
EPF (early pregnancy factor) yang mencegah reaeksi hasil
konsepsi .Pada stadium ini, zygote harus mengadakan implantasi
untuk memperoleh nutrisi dan oksigen yang memadai. Terjadi
perkembangan “inner cell mass” kedalam lapisan ektodermal dan
endodermal. Diantara kedua lapisan tersebut terbentuk lapisan
mesodermal yang akan tumbuh keluar untuk membentuk
mesoderm ekstra embrionik.Pada stadium ini terbentuk 2 rongga
yaitu “yolc sac” dan cavum amnion. Kantung amnion berasal dari
ektoderm dan yolc sac dari endoderm. Pada stadium ini, cavum
amnion masih amat kecil.2 rongga yang terbungkus oleh
mesoderm bergerak kearah blastosis. Batang mesodermal akan
membentuk talipusat. Area embrionik yang terdiri dari ektoderm –
endoderm dan mesoderm akan membentuk janin.Cavum anion
semakin berkembang sehingga mencapai sampai mencapai dinding
blastosis. Bagian dari Yolc sac tertutup dalam embrio dan sisanya

8
membentuk tabung yang akan menyatu dengan tangkai
mesodermal. (Fatimah,2017)
c. Plasentasi

Villi terdapat di seluruh permukaan blastosis. Dengan


demikian membesarnya blastosis, desidua superfisial (desidua
kapsularis) akan tertekan dan kehamilan akan semakin
mengembang ke arah dalam cavum uteri.
Perkembangan desidua kapsularis secara bertahap
memangkas sirkulasi yang melaluinya. Hal ini akan menyebabkan
atrofi dan hilangnya viili yang bersangkutan. Permukaan blastosis
menjadi halus dan bagian korion ini disebut Chorion Laeve. Pada
sisi yang berlawanan, villi mengalami pertumbuhan dan
pembesaran dan disebut sebagai Chorion Frondusum. Dengan
semakin luasnya ekspansi blastosis, desidua kapsularis menempel
dengan desidua vera dan cavum uteri menjadi obliterasi.
(Fatimah,2017)

2.1.4. Perubahan Fisiologi pada Wanita Hamil


Perubahan Fisiologis Kehamilan Menurut Rukiah (2013),
perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil adalah
sebagai berikut:

9
1. Perubahan Uterus

Uterus akan membesar dibawah pengaruh estrogen dan


progesteron yang kadarnya meningkat. Pada akhir kehamilan (40
minggu) berat uterus menjadi 1000 gram (berat uterus normal 30
gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Ketika usia
kehamilan sudah aterm dan pertumbuhan janin normal, maka
pada kehamilan 28 minggu tinggi fundus uteri (TFU) 25 cm, pada
32 minggu 27 cm, pada 36 minggu 30 cm, pada kehamilan 40
minggu TFU turun kembali dan terletak 3 jari dibawah Prosessus
Xyfoideus (PX).
2. Serviks Uteri
Serviks mengalami perubahan yang ditentukan sebulan
setelah konsepsi itu meliputi perubahan kekenyalan yaitu serviks
menjadi lunak (tanda goodel), pembuluh darah meningkat, lendir
menutupi ostium uteri serviks sehingga menjadi lebih mengkilap.
3. Segmen Bawah Uterus
Segmen bawah uterus berkembang dari bagian atas kanalis
servikalis setinggi ostium interna bersama-sama istmus uteri.
Segmen bawah lebih tipis dari pada segmen atas dan menjadi
lunak serta berdilatasi selama minggu-minggu terakhir kehamilan
sehingga memungkinkan segmen tersebut menampung janin.
Serviks bagian bawah baru menipis dan menegang setelah
persalinan terjadi.

10
4. Kontraksi Braxton-Hikcs
Merupakan kontraksi tak teratur rahim dan terjadi tanpa
rasa nyeri di sepanjang kehamilan. Kontraksi ini barang kali
membantu sirkulasi darah dalam plasenta.
5. Vagina dan vulva
Vagina dan serviks akibat hormon estrogen mengalami
perubahan pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan
vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiruan (livide)
disebut tanda Chadwick. Vagina membiru karena pelebaran
pembuluh darah.
6. Mammae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatemammotropin, esterogen dan progesteron, akan tetapi
belum mengeluarkan air susu. Pada kehamilan akan terbentuk
lemak sehingga mammae menjadi lebih besar, mammae akan
membesar, lebih tegang dan aerola mammae tampak lebih hitam
karena hiperpigmentasi. Pada kehamilan 12 minggu keatas dari
puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih
disebut colostrums.
7. Sistem Endokrin
Perubahan endokrin, sekresi kelenjar hipofisis umumnya
menurun dan penurunan ini selanjutnya akan meningkatkan
sekresi kelenjar endokrin (khususnya kelenjar tiroid, paratiroid,
dan adrenal). Kadar hormon hipofise, prolaktin meningkat secara
berangsur-angsur menjelang akhir kehamilan, namun fungsi
prolaktin dalam memicu laktasi disurpresi sampai plasenta
dilahirkan dan kadar esterogen menurun.
8. Sistem Kekebalan
Kehamilan dianggap berkaitan dengan penekanan berbagai
macam fungsi imunologi secara hormonal dan seluler untuk
menyesuaikan diri dengan graft janin. Titer antibodi humoral

11
melawan beberapa virus misalnya herves simpleks, campak, dan
influenza A menurun selama kehamilan.
9. Sistem Respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi
karena pergerakan diafragma terbatas setelah mingu ke-30, wanita
hamil bernafas lebih dalam, dengan meningkatnya volume tidal
dan kecepatan ventilasi sehingga memungkinkan pencampuran
gas dan konsumsi oksigen meningkat.
10. Tractus Urinarus
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP
(Pintu Atas Panggul), keluhan sering kencing timbul karena
kandung kencing mulai tertekan. Pada ginjal seorang wanita
hamil bertambah besar, misalnya menemukan bahwa ginjal 1,5
cm lebih panjang selama masa nifas awal dari pada yang diukur 6
bulan kemudian. Kecepatan fitrasi glomerulus dan aliran plasma
ginjal bertambah pada awal kehamilan, pada awal trimester kedua
sebanyak 50 persen, mekanisme tepat untuk meningkatnya hal-hal
ini pada kehamilan belum diketahui.
11. Traktus Digestivus
Di mulut, gusi menjadi lunak, akibat retensi cairan
intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Sfingter esopagus
bawah relaksasi, sehingga dapat terjadi regorgitasi isi lambung
yang menyebabkan rasa terbakar di dada. Sekresi isi lambung
berkurang dan makanan lebih lama berada di lambung. Otot-otot
usus relaksi disertai dengan penurunan motilitas.
Hal ini memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, sehingga
menyebabkan konstipasi yang merupakan salah satu keluhan
utama wanita hamil. 12. Sistem Muskuleskeletal Perubahan tubuh
secara bertahap dari peningkatan berat wanita hamil
menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara
menyolok, peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul
miring ke depan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan

12
berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian
ulang (realignment) kurvatura spinalis. Pusat gravitasi wanita
bergeser ke depan.

2.1.5. Perubahan Psikologi dan adaptasi dalam kehamilan


Selama hamil kebanyakan wanita mengalami perubahan
psikologis dan emosional.Seringkali kita mendengar seorang
wanita mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi
seorang ibu dan bahwa dia sudah memilihkan sebuah nama untuk
bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang
merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam kehamilannya
khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan kecantikannya,
atau bahwa ada kemungkinanbayinya tidak normal.
Sebagai seorang bidan anda harus menyadari adanya
perubahan perubahan tersebut pada wanita hamil agar dapat
memberikan dukungan dan memperhatikan keprihatinan,
kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan-pertanyaan.
1) Trimester Pertama
Segera setelah konsepsi kadar hormon progestron dan
estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan
timbulnya mual dan muntah pada pagi hari ,lemah,lelah dan
membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan sering
kali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan dan
kesedihan .Seringkali, biasanya pada awal kehamilannya, ibu
berharap tidak hamil. Pada trimester pertama seorang ibu
akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan
bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi
pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama.
Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang
lain atau dirahasiakannya.

13
2) Trimester kedua
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat ,tubuh
ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi
dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut
ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai
beban, ibu menerima kehamilannya dan mulai dapat
menggunakan energi dan pikiran nya secara lebih
konstruktif .Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan
gerakan bayinya.Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa
kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya
pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
3) Trimester ketiga
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar
menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan
membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu
akan bayinya.Kadang kadang ibu merasa khawatir bahwa
bayinya akan lahir sewaktu waktu .Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan
gejala akan terjadinya persalinnan .Ibu seringkali merasa
khawatir atau takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya
tidak normal.Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi
bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja
yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu
mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik
yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman
akibat kehamilan pada trimester ketiga dan banyak ibu yang
merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai
merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan
kehilangan perhatian khusus yang diterima selama
hamil.Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan
dukungan dari suami keluarga dan bidan.

14
2.1.6. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil

Pada trimester ini memiliki kemampuan perkembangan yang


semakin pesat sehingga harus diimbangi dengan asupan nutrisi.
Pada perkembangan minggu ke 13 hingga minggu ke 18 terjadi
perkembangan tumbuh kembang organ janin yang sangat penting.
Pada awal memasuki trimester kedua asupan kalori memang masih
perlu ditingkatkan mengingat banyaknya organ yang akan tersusun.
Jangan lupakan asupan zat besi dan vitamin C dalam
mengoptimalkan pembentukan sel sel darah merah dalam
mendukung jantung dan sistem peredaran darah janin yang sedang
berkembang pada minggu ke 17. Asam lemak omega 3 dibutuhkan
dalam pembentukan otak janin di trimester kedua akhir. Hindari
makanan dengan kandungan kafein yang tinggi, makanan dengan
kandungan garam yang berlebih dapat memicu kaki bengkak
menahan cairan tubuh. Konsumsi pula air yang cukup setiap
harinya untuk menghindari sembelit dan wasir yang banyak
diderita oleh ibu hamil.

2.1.7. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil


Kebutuhan kesehatan ibu hamil menurut Nugroho (2014)
sebagai berikut:
1. Kebutuhan Oksigen
Pada kehamilan terjadi perubahan pada sistem respirasi untuk
dapat memenuhi kebutuhan O2, di samping itu terjadi
desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar.

15
Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan
O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam.
Hal ini akan berhubungan dengan meningkatnya aktifitas
paru-paru oleh karena selain untuk mencukupi kebutuhan O2
ibu, juga harus mencukupi kebutuhan O2 janin. Ibu hamil
kadang–kadang merasakan sakit kepala, pusing ketika berada
di keramaian misalnya di pasar, hal ini disebabkan karena
kekurangan O2. Untuk menghindari kejadian tersebut
hendaknya ibu hamil menghindari tempat kerumunan banyak
orang. Untuk memenuhi kecukupan O2 yang meningkat,
supaya melakukan jalan–jalan dipagi hari, duduk– duduk di
bawah pohon yang rindang, berada di ruang yang
ventilasinya cukup.
2. Kebutuhan Nutrisi
Untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa
hamil, banyak diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih
besar dari pada sebelum hamil. Pada ibu hamil akan
mengalami BB bertambah, penambahan BB bisa diukur dari
IMT (Indeks Masa Tubuh) / BMI (Body Mass Index) sebelum
hamil. IMT dihitung dengan cara BB sebelum hamil dalam
kg dibagi (TB dlm m)2misalnya : seorang perempuan hamil
BB sebelum hamil 50 kg,TB 150 cm maka IMT 50/(1,5)2=
22.22 (termasuk normal).

Kenaikan BB wanita hamil berdasarkan BMI atau IMT sebelum hamil.

Kategori BMI Rentang Kenaikan BB yang


dianjurkan
Rendah ( BMI < 19,8 ) 12,5 - 18 kg Normal
Normal ( BMI 19,8 - 26 ) 11,5 - 16 kg
Tinggi ( BMI > 26 - 29 ) 7 - 11,5 kg
Obesitas ( BMI > 29 ) < 6 kg

16
Untuk memenuhi penambahan BB tadi maka kebutuhan zat
gizi harus dipenuhi melalui makanan sehari-hari dengan
menu seimbang seperti contoh dibawah ini.

Kebutuhan makanan sehari-hari ibu tidak hamil, ibu hamil dan ibu menyusui.

Kondisi ibu hamil

Nutrien Tak hamil Hamil Menyusui

Kalori 2.000 2300 3000


Protein 55 g 65 g 80 g
Kalsium (Ca) 0,5 g 1g 1g
Zat besi (Fe) 12 g 17 g 17 g
Vitamin A 5000 IU 6000 IU 7000 IU
Vitamin D 400 IU 600 IU 800 IU
Tiamin 0,8 mg 1 mg 1,2 mg
Riboflavin 1,2 mg 1,3 mg 1,5 mg
Niasin 13 mg 15 mg 18 mg
Vitamin C 60 mg 90 m 90 mg

Kenaikan BB yang berlebihan atau BB turun setelah


kehamilan triwulan kedua harus menjadi perhatian, besar
kemungkinan ada hal yang tidak wajar sehingga sangat
penting untuk segera memeriksakan ke dokter.

3. Personal Hygiene
Kebersihan badan mengurangi kemungkinan infeksi, karena
badan yang kotor banyak mengandung kuman. Pada ibu
hamil karena bertambahnya aktifitas metabolisme tubuh
maka ibu hamil cenderung menghasilkan keringat yang
berlebih, sehingga perlu menjaga kebersihan badan secara
ekstra disamping itu menjaga kebersihan badan juga dapat
untuk mendapatkan rasa nyaman bagi tubuh.

17
a. Mandi
Pada ibu hamil baik mandi siram pakai gayung, mandi
pancuran dengan shower atau mandi berendam tidak
dilarang. Pada umur kehamilan trimester III sebaiknya
tidak mandi rendam karena ibu hamil dengan perut besar
akan kesulitan untuk keluar dari bak mandi rendam.
Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak,
bawah buah dada, daerah genitalia) dengan cara
dibersihkan dan dikeringkan. Pada saat mandi supaya
berhati–hati jangan sampai terpeleset, kalau perlu pintu
tidak usah dikunci, dapat digantungkan tulisan”ISI” pada
pintu. Air yang digunakan mandi sebaiknya tidak terlalu
panas dan tidak terlalu dingin.
b. Perawatan vulva dan vagina
Ibu hamil supaya selalu membersihkan vulva dan vagina
setiap mandi, setelah BAB / BAK, cara membersihkan
dari depan ke belakang kemudian dikeringkan dengan
handuk kering. Pakaian dalam dari katun yang menyerap
keringat, jaga vulva dan vagina selalu dalam keadaan
kering, hindari keadaan lembab pada vulva dan vagina
Penyemprotan vagina (douching) harus dihindari selama
kehamilan karena akan mengganggu mekanisme
pertahanan vagina yang normal, dan penyemprotan vagina
yang kuat (dengan memakai alat semprot) ke dalam vagina
dapat menyebabkan emboli udara atau emboli air.
Penyemprotan pada saat membersihkan alat kelamin
ketika sehabis BAK/BAB diperbolehkan tetapi hanya
membersihkan vulva tidak boleh menyemprot sampai ke
dalam vagina.Deodorant vagina tidak dianjurkan karena
dapat menimbulkan dermatitis alergika.Apabila
mengalami infeksi pada kulit supaya diobati dengan
segera periksa ke dokter.

18
c. Perawatan gigi
Saat hamil sering terjadi karies yang disebabkan karena
konsumsi kalsium yang kurang, dapat juga karena emesis-
hiperemesis gravidarum, hipersaliva dapat menimbulkan
timbunan kalsium di sekitar gigi. Memeriksakan gigi saat
hamil diperlukan untuk mencari kerusakan gigi yang dapat
menjadi sumber infeksi, perawatan gigi juga perlu dalam
kehamilan karena hanya gigi yang baik menjamin
pencernaan yang sempurna. Untuk menjaga supaya gigi
tetap dalam keadaan sehat perlu dilakukan perawatan
sebagai berikut:
 Periksa ke dokter gigi minimal satu kali selama
hamil
 Makan makanan yang mengandung cukup kalsium
(susu, ikan) kalau perlu minum suplemen tablet
kalsium.
 Sikat gigi setiap selesai makan dengan sikat gigi
yang lembut.
d. Perawatan kuku.
Kuku supaya dijaga tetap pendek sehingga kuku perlu
dipotong secara teratur, untuk memotong kuku jari kaki
mungkin perlu bantuan orang lain. Setelah memotong
kuku supaya dihaluskan sehingga tidak melukai kulit yang
mungkin dapat menyebabkan luka dan infeksi.
e. Perawatan rambut.
Wanita hamil menghasilkan banyak keringat sehingga
perlu sering mencuci rambut untuk mmengurangi
ketombe. Cuci rambut hendaknya dilakukan 2– 3 kali
dalam satu minggu dengan cairan pencuci rambut yang
lembut, dan menggunakan air hangat supaya ibu hamil
tidak kedinginan.

19
4. Pakaian
Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian
yang longgar, nyaman dipakai, tanpa sabuk atau pita yang
menekan bagian perut atau pergelangan tangan karena akan
mengganggu sirkulasi darah.Stocking tungkai yang sering
dikenakan sebagian wanita tidak dianjurkan karena dapat
menghambat sirkulasi darah. Pakaian dalam atas (BH)
dianjurkan yang longgar dan mempunyai kemampuan untuk
menyangga payudara yang makin berkembang. Dalam
memilih BH supaya yang mempunyai tali bahu yang lebar
sehingga tidak menimbulkan rasa sakit pada bahu.Sebaiknya
memilih BH yang bahannya dari katun karena selain mudah
dicuci juga jarang menimbulkan iritasi.
Celana dalam sebaiknya terbuat dari katun yang mudah
menyerap airsehingga untuk mencegah kelembaban yang
dapat menyebabkan gatal dan iritasi apalagiibu hamil
biasanya sering BAK karena ada penekanan kandung kemih
oleh pembesaran uterus.Korset dapat membantu menahan
perut bawah yang melorot dan mengurangi nyeri punggung.
Pemakaian korset tidak boleh menimbulkan tekanan pada
perut yang membesar dan dianjurkan korset yang dapat
menahan perut secara lembut. Korset yang tidak didesain
untuk kehamilan dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan
tekanan pada uterus, korset seperti ini tidak dianjurkan untuk
ibu hamil.
5. Eliminasi (BAB dan BAK)
a) Buang Air Besar(BAB) Pada ibu hamil sering terjadi
obstipasi. Obstipasi ini kemungkinan terjadi disebabkan
oleh :
 Kurang gerak badan
 Hamil muda sering terjadi muntah dan kurang
makan

20
 Peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon
 Tekanan pada rektum oleh kepala
Dengan terjadinya obstipasi pada ibu hamil
maka panggul terisi dengan rectum yang penuh feses
selain membesarnya rahim, maka dapat menimbulkan
bendungan di dalam panggul yang memudahkan
timbulnya haemorrhoid. Hal tersebut dapat dikurangi
dengan minum banyak air putih, gerak badan cukup,
makan-makanan yang berserat seperti sayuran dan
buah-buahan.
b) Buang Air Kecil (BAK)
Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan,
bahkan cukup lancar dan malahan justru lebih sering
BAK karena ada penekanan kandung kemih oleh
pembesaran uterus. Dengan kehamilan terjadi perubahan
hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi lebih basah.
Situasi ini menyebabkan jamur (trikomonas) tumbuh
subur sehingga ibu hamil mengeluh gatal dan keputihan.
Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga sering digaruk
dan menyebabkan saat berkemih sering sisa (residu) yang
memudahkan terjadinya infeksi.kandung kemih. Untuk
melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih
yaitu dengan banyak minum dan menjaga kebersihan
sekitar kelamin.
6. Seksual
Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan
hubungan seksual.Hubungan seksual yang disarankan pada
ibu hamil adalah :
a) Posisi diatur untuk menyesuaikan dengan pembesaran
perut. Posisi perempuan diatas dianjurkan karena
perempuan dapat mengatur kedalaman penetrasi penis
dan juga dapat melindungi perut dan payudara. Posisi

21
miring dapat mengurangi energi dan tekanan perut yang
membesar terutama pada kehamilan trimester III.
b) Pada trimester III hubungan seksual supaya dilakukan
dengan hati – hati karena dapat menimbulkan kontraksi
uterus sehingga kemungkinan dapat terjadi partus
prematur, fetal bradicardia pada janin sehingga dapat
menyebabkan fetal distress tetapi tidak berarti dilarang.
c) Hindari hubungan seksual yang menyebabkan kerusakan
janin
d) Hindari kunikulus (stimulasi oral genetalia wanita) karena
apabila meniupkan udara ke vagina dapat menyebabkan
emboli udara yang dapat menyebabkan kematian.
e) Pada pasangan beresiko, hubungan seksual dengan
memakai kondom supaya dilanjutkan untuk mencegah
penularan penyakit menular seksual.
Hubungan seksual disarankan tidak dilakukan pada
ibu hamil bila:
 Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan
disertai rasa nyeri atau panas.
 Terjadi perdarahan saat hubungan seksual.
 Terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak.
 Terdapat perlukaan di sekitar alat kelamin bagian luar.
 Serviks telah membuka
 Plasenta letak rendah
 Wanita yang sering mengalami keguguran, persalinan
preterm, mengalami kematian dalam kandungan atau
sekitar 2 minggu menjelang persalinan.
Gerak tubuh yang harus diperhatikan oleh ibu
hamil adalah:
 Postur tubuh.
Posisi tubuh supaya dengan tulang belakang tetap
tegak
22
 Mengangkat beban dan mengambil barang.
Mengangkat beban dan mengambil barang tidak boleh
sambil membungkuk, tulang belakang harus selalu
tegak, kaki sebelah kanan maju satu langkah, ambil
barang kemudian berdiri dengan punggung tetap
tegak. Ketika mengangkat beban hendaknya dibawa
dengan kedua tangan, jangan membawa beban dengan
satu tangan sehingga posisi berdiri tidak seimbang,
menyebabkan posisi tulang belakang bengkok dan
tidak tegak.
 Bangun dari posisi berbaring.
Ibu hamil sebaiknya tidak bangun tidur dengan
langsung dan cepat, tapi dengan pelan – pelan karena
ibu hamil tidak boleh ada gerakan yang menghentak
sehingga mengagetkan janin. Kalau akan bangun dari
posisi baring, geser terlebih dahulu ketepi tempat
tidur, tekuk lutut kemudian miring (kalau
memungkinkan miring ke kiri), kemudian dengan
perlahan bangun dengan menahan tubuh dengan
kedua tangan sambil menurunkan kedua kaki secara
perlahan. Jaga posisi duduk beberapa saat sebelum
berdiri.
 Berjalan.
Pada saat berjalan ibu hamil sebaiknya memakai
sepatu / sandal harus terasa pas, enak dan nyaman.
Sepatu yang bertumit tinggi dan berujung lancip tidak
baik bagi kaki, khususnya pada saat hamil ketika
stabilitas tubuh terganggu dan edema kaki sering
terjadi. Sepatu yang alasnya licin atau berpaku bukan
sepatu yang aman untuk ibu hamil.

23
 Berbaring.
Dengan semakin membesarnya perut maka posisi
berbaring terlentang semakin tidak nyaman. Posisi
berbaring terlentang tidak dianjurkan pada ibu hamil
karena dapat menekan pembuluh darah yang sangat
penting yaitu vena cava inferior sehingga
mengganggu oksigenasi dari ibu ke janin. Sebaiknya
ibu hamil membiasakan berbaring dengan posisi
miring ke kiri sehingga sampai hamil besar sudah
terbiasa. Untuk memberikan kenyamanan maka
letakkan guling diantara kedua kaki sambil kaki atas
ditekuk dan kaki bawah lurus.
 Exercise/senam hamil

Dengan berolah raga tubuh seorang wanita menjadi


semakin kuat. Selama masa kehamilan olah raga dapat
membantu tubuhnya siap untuk menghadapi
kelahiran. Wanita dapat berolah raga sambil
mengangkat air, bekerja di ladang, menggiling padi,
mengejar anakanaknya dan naik turun bukit. Bagi
wanita yang bekerja sambil duduk atau bekerja di
rumah biasanya membutuhkan olah raga lagi. Mereka
dapat berjalan kaki, melakukan kegiatankegiatan fisik
atau melakukan bentuk-bentuk olah raga lainnya.
Olah raga mutlak dikurangi bila dijumpai :
1) Sering mengalami keguguran

24
2) Persalinan belum cukup bulan
3) Mempunyai sejarah persalinan sulit
4) Pada kasus infertilitas
5) Umur saat hamil relatif tua
6) Hamil dengan perdarahan dan mengeluarkan
cairan

2.2.Konsep dasar management Varney


2.2.1. Proses manajemen kebidanan menurut Helen Varney
Varney (1997) menjelaskan bahwa proses manajemen
merupakan proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh
perawat dan bidan pada awal tahun 1970, proses ini
memperkenalkan sebuah metode dengan pengorganisasian,
perkiraan, tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan
menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan.
Dalam text book kebidanan yang ditulisnya pada tahun 1981,
proses manajemen kebidanan diselesaikan dalam lima langkah.
Namun setelah menggunakan Varney tahun 1997 melihat ada
beberapa hal penting yang harus disempurnakan sehingga
ditambah dua langkah lagi untuk menyempurnakan teori lima
langkah tersebut. Proses manajemen kebidanan terdiri dari tujuh
langkah yang berurutan dan setiap langkah disempurnakan secara
periodik, proses dimulai dari pengumpulan data dan berakhir
dengan evaluasi. Ketujuh kerangka tersebut membentuk kerangka
yang lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun.
Adapun langkah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Langkah 1: Pengumpulan data dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan
semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien
secara lengkap yaitu :
a. Riwayat kesehatan
b. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
25
d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya
dengan hasil studi
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

2. Langkah 2: Interpretasi data dasar


Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan
interpretasi yang benar atas data dasar yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan
diinterprestasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosis
yang spesifik, diagnosis kebidanan yang ditegakkan oleh bidan
dalam lingkup praktek kebidanan yang memenuhi standar
nomenklatur (tata nama) diagnosis kebidanan. Standar
nomenklatur tersebut adalah :
a. Diakui dan telah disahkan oleh profesi
b. Berhubungan langsung dengan praktis kebidanan
c. Memiliki ciri khas kebidanan
d. Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan
e. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen
kebidanan

3. Langkah 3: Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial


Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau
diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan
diagnosis yang telah diidentifikasi, langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil
mengamati klien, bidan diharapkan bersiap – siap bila
diagnosis / masalah potensial ini benar-benar terjadi.

4. Langkah 4:Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang


memerlukan penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
26
anggota tim kesehatan yang lain atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

5. Langkah 5: Merencanakan asuhan yang menyeluruh


Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh yang
telah ditentukan oleh langkah – langkah sebelumnya. Langkah
ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau
masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana
asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa saja yang
sudah teridentifikasidari kondisi klien, tetapi juga dari kerangka
pedoman antisipasi terhadap klien tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan
konseling, merujuk klien bila ada masalah sosial ekonomi
kultural atau masalah psikologi, setiap rencana asuhan harus
disetujui olehkedua belah pihak (bidan dan klien) agar dapat
dilaksanakan dengan efektif.

6. Langkah 6:Melaksanakan perencanaan


Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh dari
langkah kelima harus dilaksanakan secara efesien dan aman,
pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebahagian dilakukan oleh bidan dan sebahagian lagi dilakukan
oleh pasien.

7. Langkah 7: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan sebagaimana telah diidentifikasi dalam
masalah dan diagnosis, rencana tersebut dapat dianggap efektif
bila benar – benar efektif dalam pelaksanaannya (Hidayat:
Dokumentasi kebidanan,2000).

27
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” DENGAN KEHAMILAN


TRIMESTER III DI UPT BLUD PUSKESMAS KEDIRI

Tanggal Pengkajian : 18-07-2022


Jam : 20:30 WITA
No rekam medis :-

LANGKAH 1: PENGKAJIAN
DATA SUBYEKTIF
A. Identitas
Nama Pasien : Ny “S” Nama Suami : Tn “I”
Umur : 18 tahun Umur : 24 tahun
Suku/bangsa : Sasak/Indonesia Suku/bangsa : Sasak/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Merembu Alamat : Merembu

B. Keluhan Utama/alasan kunjungan


Ibu mengatakan ingin memeriksa kehamilannya.

C. Riwayat keluhan utama


Ibu datang ke puskesmas Kediri pada hari senin 18 Juli 2022 pukul
20:30 WITA ingin memeriksa kehamilanya dengan keluhan sakit perut
menjalar ke pinggang sejak tanggal 18 Juli 2022 pukul 12.00 WITA,
bloudslyan (+) pengeluaran air ketuban (-) dan gerakan janin masih
dirasakan.

D. Riwayat menstruasi
Menarce : 13 Tahun Disminorhea : Iya, pada saat haid
Siklus : 28 hari Flour albus : Tidak
Lama : 7 hari HPHT : 23-09-2022

28
E. Status Perkawinan
Berapa kali menikah :1 kali dengan status perkawinan sah
Umur pertama kali menikah:
Suami : 17 Tahun Istri : 23 Tahun
Lama : ± 1 Tahun

F. Riwayat kehamilan,persalinan,nifas,anak yang lalu

Perka Keha U JP Tem Peno Penyulit


winan Milan K pat Long
H B N BB JK usia KB Ket
no no

ini

G. Riwayat kehamilan sekarng


 Usia Kehamilan :42-43 minggu
 Gerakan janin :Ada, dirasakan sejak usia kehamilan
4-5 bulan
 ANC :Ke 4 di Puskesmas,Polindes
Pelayanan yang di dapatkan meliputi
KIE nutrisi, tanda bahaya pada tiap
trimester, anjuran pemeriksaan
laboratorium yang meliputi Hb,
protein urine, glukosa, dll.
 Tanda bahaya/penyulit :Tidak ada
 Keluhan Umum :Merasa mual muntah pada trimester
awal dan seiring berjalannya waktu
ibu sering merasa ingin BAK akibat
pembesaran uterus yang dialami.
 Obat/jamu yang dikonsumsi :Tablet Fe,30 tablet
 Imunisasi TT (Skrining TT) :TT4
 Perawatan payudara :Belum dilakukan
 Senam hamil :Belum dilakukan
29
 Kekhawatiran khusus :Tidak ada
 Kepercayaan selama hamil :Tidak ada
 Rencana KB :Belum direncanakan

H. Riwayat kesehatan keluarga


Riwayat keturunan kembar :Tidak ada
Penyakit menular/keturunan
 Gagal jantung : tidak ada
 Hipertensi : tidak ada
 Diabetes : tidak ada
 Hepatitis : tidak ada
 Tuberkolosis : tidak ada
 Penyakit asma : tidak ada
 Ganggua mental : tidak ada
 Penyakit kelamin. HIV/AIDS: tidak ada

I. Riwayat Kesehatan yang lalu :


Penyakit menular/keturunan
 Gagal jantung : tidak ada
 Hipertensi : tidak ada
 Diabetes : tidak ada
 Hepatitis : tidak ada
 Tuberkolosis : tidak ada
 Penyakit asma : tidak ada
 Ganggua mental : tidak ada
 Penyakit kelamin. HIV/AIDS: tidak ada

J. Riwayat biopsikososial spiritual


a. Pola nutrisi (Sebelum dan selama hamil)
Makanan Sebelum Hamil Saat hamil/MRS

Komposisi Nasi 1/2 piring, Sayuran 2 Nasi 1 piring,sayuran 3 sendok


sendok makan,Tahu makan ,ikan sepotong,tempe 1
30
1 ,daging sepotong, biji, buah-buahan

Frekuensi 3 kali sehari 3-5 kali sehari

Makanan Tidak ada Tdak ada


pantangan
Masalah Tidak ada Tidak ada

Minuman Sebelum Hamil Saat Hamil

Jenis Air putih,es,kopi dan teh Air putih,susu ibu hamil

Frekuensi 3 kali sehari 3-5 kali sehari

Masalah Tidak ada Tidak ada

b. Pola eliminasi (Sebelum dan selama hamil


BAK Sebelum hamil Saat hamil

Warna Kuning jernih Kuning jernih

Frekuensi 3 kali sehari 3-6 kali sehari

Masalah Tidak ada Tidak ada

BAB Sebelum hamil Saat hamil

Konsistensi/Warna Lembek/Kuning Lembek/Coklat


kecoklatan

Frekuensi 2 kali sehari 1 kali sehari

Masalah Tidak ada Tidak ada

c. Pola istirahat(Sebelum dan selama hamil)


Istirahat Sebelum hamil Saat hamil/MRS
31
Siang 2 jam 3 Jam

Malam 7 Jam 8 Jam

Masalah Tidak ada Tidak ada

d. Pola kegiatan sehari-hari : Mengerjakan pekerjaan rumah yang ringan


e. Personal hygiene

Personal Hygiene Sebelum hamil Saat hamil/MRS

Mandi 2 kali sehari 3 kali sehari

Keramas 1 kali 2 hari 1 kali 2 hari

Gosok gigi 2 kali sehari 2 kali sehari

Ganti pakaian 1 kali sehari 1 kali sehari

Ganti pakaian dalam Setiap hari Setiap hari

f. Komunikasi:
Nonverbal : Lancar
Verbal : Bahasa Indonesia,daerah
g. Keadaan emosional : Kooperatif
h. Hubungan dengan keluarga : Akrab
i. Hubungan dengan orang lain : Biasa
j. Proses berfikir : Terarah
k. Ibadah/spiritual : Patuh
l. Respon keluarga terhadap kehamilan : Senang
m. Dukungan keluarga : Mendukung
n. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
o. Beban kerja dan kegiatan sehari-hari : Tidak ada
p. Tempat dan petugas yang diinginkan untuk bersalin : Puskesmas,Bidan
DATA OBJEKTIF
32
A. pemeriksaan fisik :
1. Keadaan umum :Baik
2. Kesadaran : Composmentis.
3. TTV
Tekanan darah :100/60 mmHg
Nadi :81 kali/menit
Suhu :36,4 °C
RR :20 x/m
Berat badan saat ini :50 Kg
Berat badan sebelum hamil :40 Kg. Mengalami kenaikan
sebanyak 10 kg
Tinggi Badan :150 cm
LILA :24 cm
HTP :30-06-2022
4. Kepala
Rambut : Tidak ada ketombe,rambut hitam,bersih
Wajah : Simetris,muka tidak pucat
Mata : Skelera berwarna putih, konjungtiva tidak pucat
Telinga : Simetris,pendengaran normal,tidak ada sekret
Hidung : Tidak ada penumpukan sekret
Mulut dan gigi : Bibir tidak kering, tidak ada lubang pada gigi.
5. Leher
Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
6. Payudara
Inspeksi : Simetris, puting menonjol,tidak ada luka atau lecet
Palpasi : Tidak ada benjolan, belum ada colostrum
7. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea gravida
Palpasi
Leopold I : Teraba bokong, TFU 28 cm

33
Leopold II : Teraba punggung kiri
Leopold III : Teraba kepala, sudah masuk PAP
Leopold IV : 4/5 bagian
TBJ : 2.635 gr
Auskultasi : 140 kali/menit
8. Panggul (jika ada indikasi)
Distansia spinarum :-
Distansia cristarum :-
Distansia tuberum :-
Konjungtiva eksternal :-
Lingkar panggul :-
9. Vulva/vagina (jika ada indikasi)
Kebersihan vulva :-
Portio :-
Uteri :-
Adnexa :-
Ukuran panggul dalam :-
Cavum douglas :-
Lain-lain, jelaskan :-
10. Ekstremitas atas dan bawah
 Ekstremitas atas : Kuku jari-jari tidak pucat
 Ekstremitas bawah : Tidak ada odema, tidak ada varises
11. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : hari/tgl : 20-06-2022 (sumber: buku KIA)
o Hemoglobin : 11,1 gr%
o HIV : Negatif
o HBSAg : Negatif
o Syphilis : Negatif
Radiologi : tidak dilakukan

34
LANGKAH II:INTERPRETASI DATA DASAR DAN IDENTIFIKASI
DIAGNOSA/MASALAH
Diagnosa/masalah: G1P0A0H0 UK.42-43 minggu T/H/IU presentasi kepala
kondisi ibu dan janin baik.
DS:
1. Ibu mengatakan ingin memeriksa kehamilannya
2. Ibu mengatakan haid pertama haid terakhirnya pada tanggal 23
September 2022
3. Ibu mengatakan hamil yang pertama
4. Ibu mengatakan tidak pernah keguguran

DO:
1. K/u ibu dan janin baik
2. Kesadaran composmentis.
TD : 100/60 mmHg
N : 81 kali/menit
S : 36,4 °C
RR : 20 kali/menit
LILA : 24 cm
HTP : 30-06-2022
3. Leopold I : Teraba bokong, TFU 28 cm
4. Leopold II : Teraba punggung kiri
5. Leopold III : Teraba kepala, sudah masuk PAP
6. Leopold IV : 4/5 bagian
7. TBJ : 2.635 gr
8. Auskultasi : 140 kali/menit

LANGKAH III:IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Diagnosa /masalah potensial: Tidak ada

LANGKAH IV:IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Mandiri : Tidak ada

35
Kolaborasi : Tidak ada
Rujukan : Tidak ada

LANGKAH V:RENCANA ASUHAN MENYELURUH


1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.
2. Berikan KIE tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester III. Anjurkan
ibu segera ke fasilitas kesehatan jka menemukan salah satu tanda bahaya
tersebut.
3. Beritahu ibu persiapan yang dibutuhkan pada saat menjelang
persalinan
4. Berikan KIE tentang KB pasca salin
5. Berikan KIE tentang ASI eksklusif

LANGKAH VI :PELAKSANAAN ASUHAN


Tanggal :18-07-2022
Jam :20:05 WITA
Pelaksanaan:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik
TD : 100/60 mmHg
N : 81 kali/menit
S : 36,4 °C
RR : 20 kali/menit
LILA : 24 cm
Leopold I : Teraba bokong, TFU 28 cm
Leopold II : Teraba punggung kiri
Leopold III : Teraba kepala, sudah masuk PAP
Leopold IV : 4/5 bagian
TBJ : 2.635 gr
Auskultasi : 140 kali/menit
2. Memberikan KIE pada ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester
III yaitu perdarahan pervaginam, mual muntah berlebihan, sakit kepala
yang hebat, nyeri perut yang hebat, bengkak pada wajah, kaki dan tangan,

36
demam tinggi, penglihatan kabur serta sirotinus yaitu menjelangnya waktu
tafsiran persalinan tetapi tidak ada tanda-tanda persalinan yang ibu
rasakan. Menganjurkan kepada ibu untuk segera menghubungi bidan dan
memeriksakan diri jika mengalami hal diatas.
3. Memberitahu ibu persiapan yang perlu disiapkan pada saat menjelang
persalinan seperti kartu identitas, perlengkapan ibu, perlengkapan bayi,
pakaian ibu dan pakaian bayi.
4. Memberikan KIE tentang KB pasca salin yang mungkin ibu bisa gunakan
seperti Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Pasca Plasenta, yang
dimana AKDR ini merupakan alat kontrasepsi yang dipasang dalam 10
menit setelah plasenta lahir (pada persalinan normal) sedangkan pada
persalinan caesar, dipasang pada waktu operasai Caesar.
5. Memberikan KIE tentang ASI eksklusif yaitu ibu tidak boleh memberikan
apapun pada bayinya selain ASI pada 1000 hari pertama kehidupan atau
hingga bayi berusia 6 bulan. Adapun manfaat ASI bagi bayi salah satunya
yaitu mencegah terserang penyakit karena ASI mengandung sistem
kekebalan tubuh yang baik bagi bayi, sehingga bayi tidak akan mudah
terserang penyakit.

LANGKAH VII: EVALUASI


Tanggal :18-07-2022
Jam :20:10 WITA
Evaluasi :
1. Ibu mengatakan sudah mengetahui hasil pemeriksaan ibu mengatakan
senang karena mengetahui dia dan janinya dalam keadaan sehat.
2. Ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester III dan
bersedia ke fasilitas kesehatan jika menemukan salah satu tanda bahaya
tersebut.
3. Ibu sudah mengerti apa saja yang perlu disipakan pada saat menjelang
persalinan.
4. Ibu sudah mengerti tentang KB pasca salin dan memikirkan kembali untuk
mengamil keputusan.

37
5. Ibu sudah mengerti tentang ASI eksklusif dan bersedia untuk memberikan
bayinya ASI eksklusif.

38
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan.
Pada pembahasan studi kasus ini penulis akan menyajikan pembahasan yang
membandingkan antara teori dengan asuhan kebidanan komprehensif yang
diterapkan pada klien Ny “S” G1P0A0H0 pada tanggal 18-07-2022 yaitu
usia kehamilan 42-43 minggu.
1. Langkah I: Pengkajian Data Dasar
Dari pengumpulan data subyektif pada Ny. “S” dengan kehamilan
normal, didapatkan data bahwa ibu datang ke puskesmas mengatakan
ingin kontrol kehamilannya dan cek Hb.
Sedangkan dari pengkajian data obyektif pada Ny. “Y” di dapatkan
hasil bahwa TD: 100/60 mmHg, N: 81 kali/menit, S: 36,4 °C, RR: 20
kali/menit, LILA: 24 cm, Leopold I : Teraba bokong, TFU 28 cm, Leopold
II: Teraba punggung kiri, Leopold III : Teraba kepala, sudah masuk PAP,
Leopold IV: 4/5 bagian, TBJ: 2.635 gr, Auskultasi: 140 kali/menit.
Berdasarkan teori, ibu hamil uterusnya tumbuh membesar akibat
pertumbuhan isi konsepsi intrauterin. Hormon Estrogen menyebabkan
hiperplasi jaringan, hormon progesteron berperan untuk
elastisitas/kelenturan uterus.Taksiran kasar pembesaran uterus pada
perabaan tinggi fundus: a. Tidak hamil/normal : sebesar telur ayam (+ 30
g) b. Kehamilan 8 minggu : telur bebek c. Kehamilan 12 minggu : telur
angsa d. Kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat e. Kehamilan
20 minggu : pinggir bawah pusat f. Kehamilan 24 minggu : pinggir atas
pusat g. Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid h. Kehamilan 32
minggu : pertengahan pusat-xyphoid i. minggu : 3 sampai 1 jari bawah
xyphoid. (sumber: Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan
Komprehensif). Ny “S” telah melakukan pemeriksaan kehamilan. Hal ini
berdasarkan kebijakan yaitu Pelayanan kesehatan ibu hamil harus
memenuhi frekuensi minimal di tiap trimester, yaitu minimal satu kali
pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal satu kali
pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal dua

39
kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai menjelang
persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin
perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa deteksi dini faktor
risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan. (Sumber:
Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2019)
Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan semua dalam batas
normal dan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

2. Langkah II: Identifikasi Data Dasar


Diagnosa ini dapat di ketahui dari hasil pengumpulan data dasar
(data subyektif dan data obyektif). Pada langkah ini mengidentifikasi
terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas
data- data yang telah dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian
diinterpretasi sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang
spesifik. Baik rumusan diagnosis maupun masalah keduanya harus
ditangani. Menurut tinjauan kasus pada Ny “S” di dapatkan diagnosa
G1P0A0H0 UK.42-43 minggu T/H/IU presentasi kepala sudah masuk
PAP kondisi ibu dan janin baik dengan kehamilan normal. Dan diagnosa
ini di dapat dari pengumpulan data subyektif dan data obyektif.
Jadi pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan, karena pada tinjauan kasus diagnosa didapatkan dari data
subjektif dan data objektif.

3. Langkah III: Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial


Pada langkah ini mengidentifikasikan masalah potensial
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Dari
interpretasi data dasar yang didapatkan tidak ditemukan diagnosa atau
masalah potensial pada Ny. “S”.
Dari tinjauan teori dan tinjauan kasus tersebut tidak didapatkan
kesenjangan, karena pada data subyektif dan data obyektif tidak ditemukan
masalah potensial yang dapat terjadi pada ibu hamil dan hasil pemeriksaan
dalam batas normal.
40
4. Langkah IV: Identifikasi Kebutuhan Segera
Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau
masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data- data yang telah
dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian diinterpretasi sehingga dapat
dirumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Baik rumusan diagnosis
maupun masalah, keduanya harus ditangani. Meskipun masalah tidak
dapat diartikan sebagai diagnosis, tetapi tetap membutuhkan penanganan.
Kebutuhan segera Mandiri :tidak ada, Kolaborasi : tidak ada,
Rujukan : Tidak ada. Tahap ini dilakukan oleh bidan dengan melakukan
identifikasi dan menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan
masalah ditegakkan. Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi,
kolaborasi, dan melakukan rujukan. Jadi tidak terdapat kesenjangan antara
tinjauan teori dan tinjauan kasus.

5. Langkah V: Rencana Asuhan


Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyuluruh yang
ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen untuk masalah atau diagnosis yang
telah diidentikasi atau antispasi atau diantisipasi. Pada langkah ini
informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi rencana asuhan
yang menyuluruh tidak hanya meliputi segala hal yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang terkait,
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi untuk klien tersebut.
Perencanaan asuhan kebidanan pada Ny. “S” dilakukan sesuai
dengan diagnosa, masalah dan kebutuhan pasien, yaitu beritahu ibu hasil
pemeriksaan, berikan KIE tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester
III, berikan KIE tentang KB pasca salin, berikan KIE tentang ASI
eksklusif. Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan, diperlukan
perencanaan secara menyeluruh terhadap masalah dan diagnose yang
ada. Dalam proses perencanaan asuhan secara menyeluruh juga
dilakukan identifikasi beberapa data yang tidak lengkap agar pelaksanaan
secara menyeluruh dapat berhasil. Jadi pada tinjauan teori dan tinjauan
kasus tidak terdapat kesenjangan, karena sesuai dengan teori.
41
6. Langkah VI: Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.”S” dilakukan sesuai
dengan rencana asuhan kebidanan yang telah direncanakan dan sesuai
dengan diagnosa, masalah dan kebutuhan pasien. Seperti menganjurkan
ibu untuk tetap meminum tablet tambah darah yang diberikan, hal ini
sesuai dengan teori yaitu untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi
selama masa hamil, banyak diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih
besar dari pada sebelum hamil. Pada ibu hamil akan mengalami BB
bertambah, penambahan BB bisa diukur dari IMT (Indeks Masa Tubuh) /
BMI (Body Mass Index) sebelum hamil. IMT dihitung dengan cara BB
sebelum hamil dalam kg dibagi (TB dlm m)2misalnya : seorang
perempuan hamil BB sebelum hamil 50 kg,TB 150 cm maka IMT
50/(1,5)2= 22.22 (termasuk normal). Untuk memenuhi penambahan BB
tadi maka kebutuhan zat gizi harus dipenuhi melalui makanan sehari-hari
dengan menu seimbang seperti contoh dibawah ini.

Kenaikan BB yang berlebihan atau BB turun setelah kehamilan


triwulan kedua harus menjadi perhatian, besar kemungkinan ada hal yang
tidak wajar sehingga sangat penting untuk segera memeriksakan ke dokter.
(sumber: Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan)
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana
sebelumnya, baik terhadap masalah pasien maupun diagnosis yang
ditegakkan. Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri
maupun berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Jadi pada tinjauan

42
teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan, karena sesuai dengan
teori.

7. Langkah VII: Evaluasi Asuhan Kebidanan


Selanjutnya mengevaluasi tindakan yang telah bidan berikan pada
ibu, apakah ibu sudah mengerti dengan apa yang bidan jelaskan.
Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan, yakni dengan
melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan
bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang dilakukan secara terus-
menerus untuk meningkatkan pelayanan secara komprehensif dan selalu
berubah sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.
Anamnesa dan observasi di lahan praktik telah dilakukan sesuai
dengan teori dan pedoman anamnesa dan observasi telah mencakup
seluruh aspek yang dibutuhkan sebagai data dasar dalam asuhan
kebidanan. Selain itu, untuk memperoleh data objektif juga telah
dilakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan prosedur.
Berdasarkan kasus didapatkan bahwa tidak terdapat kesenjangan
antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Pengkajian data di lahan telah di
lakukan sesuai dengan pengkajian data teori, begitu juga dengan asuhan
yang kami berikan, sesuai dengan diagnosa, masalah dan kebutuhan pasien
serta hasil evaluasinya sesuai dengan rencana asuhan yang di berikan.

43
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Mahasiswa telah mampu melakukan pengkajian data berupa data
subjektif dan objektif pada Ny. “S” dengan kehamilan trimester III di
UPT BLUD Puskesmas Kediri, dan penulis mendapatkan hasil bahwa
dalam kasus ini Ny. “S” mengalami hamil dengan HPHT 23-09-2022 dan
HTP 30-06-2022
b. Mahasiswa telah mampu melakukan analisa data berupa data Subjektif
dan Objektif pada Ny. “S” dengan kehamilan trimester III di UPT BLUD
Puskesmas Kediri, dan penulis mendapatkan hasil bahwa dalam kasus ini
Ny. “S” mengalami hamil normal.
c. Mahasiswa telah mampu melakukan identifikasi masalah dengan
diagnosa potensial pada Ny. “S” dengan kehamilan trimester III di UPT
BLUD Puskesmas Kediri, dan penulis mendapatkan hasil bahwa dalam
kasus ini Ny. “S” mengalami hamil normal tanpa penyulit apapun.
d. Mahasiswa telah mampu melakukan tindakan segera kepada Ny. “S”
dengan kehamilan trimester III di UPT BLUD Puskesmas Kediri.
e. Mahasiswa telah mampu merencanakan tindakan yang akan dilakukan
salah satunya seperti memberikan KIE tentang tanda bahaya pada
kehamilan trimester III pada Ny. “S” di UPT BLUD Puskesmas Kediri.
f. Mahasiswa telah mampu melaksanakan rencana tindakan yang
sudahditentukan salah satunya seperti memberikan KIE tentang tanda
bahaya pada kehamilan trimester III pada Ny. “S” di UPT BLUD
Puskesmas Kediri.
g. Mahasiswa telah mampu melaksanakan evaluasi atas tindakan yang akan
dilakukan pada Ny. “S” dengan kehamilan trimester III di UPT BLUD
Puskesmas Kediri.

44
5.2 Saran
a. Bagi UPT BLUD Puskesmas Kediri
Untuk selalu memberikan pelayanan yang berkualitas dan sesuai standar
serta dalam memberikan pelayanan kebidanan agar tercapainya
pembangunan dan peningkatan derajat kesehatan di masyarakat.

b. Bagi Klien
Diharapkan kepada klien untuk memanfaatkan Buku KIA untuk memantau
perkembangan dan jadwal kunjungan imunisasi, serta sebagai sumber
informasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.

c. Bagi Institusi
Diharapkan kepada pimpinan STIKES YARSI mataram khususnya
jurusan Kebidanan untuk menyediakan referensi buku yang lebih banyak
lagi di perpustakaan untuk menunjang penyusunan laporan PK 1 sehingga
penyusunan laporan PK 1 di tahun berikutnya berjalan lebih baik.

45
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk.2015. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu


Bartini,I.2012.Asuham kebidanan pada ibu hamil normal.Yogyakaerta.Nuha
Medika
Depkes RI. 2000. Penatalaksanaan Menu Seimbang Pada Ibu Hamil. Jakarta
Depkes RI. 2012. Pedoman Asuhan Antenatal Care.
Fatimah dan Nuryaningsih.2017.Asuhan kebidanan kehamilan.Jakarta.Fakultas
kedokteran dan kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Jannah. 2012.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan.Yogyakaerta.CV Andi
Offset
Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes Ri
Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI
Mufdillah, hidayat. 2009. Antenatal Care (ANC) Focus. Yoyakarta: Nuha Medika.
Nugroho,Taufan,dkk.2014 .Buku Ajar Obstetri dan Mahasiswi Kebidanan.
Yogyakarta.Nuha Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Prawiharjo, Sarwono. 2013. Ilmu Kebidanan Cetakan Ketiga. Jakarta.PT Bina
Pustaka
Rukiah,A & dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta. Trans Info Media
Saifuddin. 2002. Asuhan Kehamilan Normal. Nuha Medika: Yogyakarta.
Tsayuti,Siti.2016.Modul asuhan kebidanan kehamilan.Jakarta.Kementerian
kesehatan Republik Indonesia
Varney’s,H.1997. Varney;s Midwifery. Sudbury Massachusett,USA.Jones and
Barlett Publisers
Walyani, E. 2015. Asuhan Kebidanan Persalinan dan bayi baru lahir.
Yogyakarta: Pustaka baru.
Wiknjosastro, Hanafi. 2007. Ilmu kebidanan. Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka

46

Anda mungkin juga menyukai