Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY “M” UMUR 21 TAHUN

DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PRAKTIK

MANDIRI BIDAN RIA TISNAWATI

TAHUN 2023

DISUSUN OLEH:
1. Asida 40021042
2. Desi Wijayanti 40021043
3. Dhea Putri Salsabila 40021044

PEMBIMBING INSTITUSI:
Enderia Sari, SST., M. Keb

PEMBIMBING LAHAN:

Ria Tisnawati S. Keb

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI


MUHAMMADIYAH PALEMBANG FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
TAHUN 2023

1
HALAMAN PERSETUJUAN

Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny “ M ” Hamil 8 Minggu


di PMB Ria Tisnawati Tahun 2023

Laporan Praktik Klinik ini telah disetujui Oleh:


Pembimbing Lapangan dan Pembimbing Institusi

Palembang, 18 Mei 2023

Pembimbing Lapangan Pembimbing Institusi

Ria Tisnawati S. Keb Enderia Sari, SST., M. Keb

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah yang telah dilimpahkan-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan study kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny
"M" dengan Hiperemesis Gravidarum di PMB Ria Tisnawati S.Keb”. Selanjutnya,
salawat dan salam kami sanjungkan kepada Rassulullah SAW dan para sahabat
beliau yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam penuh
ilmu pengetahuan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik
sehingga laporan ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Oleh karena itu,
kritik dan saran bentuk penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan. Kami
sangat berharap makalah ini dapat sedikit berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Semoga makalah sederhana ini dapat berguna
bagi siapapun yang membacanya. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata- kata yang kurang berkenan.

Palembang, 18 Mei 2023

Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................4
C. Tujuan Penelitian....................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan................................................................................................6
B. Hipertensi Gravidarum...........................................................................18
BAB III TINJAUAN KASUS
I. DATA SUBJEKTIF.................................................................................26
II. DATAOBJEKTIF....................................................................................29
III. ANALISA DATA....................................................................................30
IV.PENATALAKSANAAN.........................................................................30
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan.............................................................................................33
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................36
B. Saran.........................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA

4iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan menurut Morgan (2018) adalah merupakan proses


produksi yang memerlukan perawatan yang khusus agar persalinan dapat
berjalan dengan lancar dan aman, sehingga bayi terlahir dengan sehat,
selamat sesuai keinginan keluarga. Sedangkan menurut Hutaean (2019),
kehamilan merupakan peristiwa yang sangat ditunggu bagi perempuan yang
sudah menikah. Saat perempuan tidak lagi mendapat menstruasi dan setelah
melakukan pemeriksaan urin serta ditandai dengan hasil positif maka bisa
dikatakan hamil. Perempuan tersebut akan merasa senang begitu juga dengan
keluarganya (Ariana, 2018).
Kehamilan merupakan sesuatu yang wajar terjadi pada wanita usia
produktif, tetapi kurangnya pengetahuan berkaitan dengan reproduksi dapat
menimbulkan kecemasan tersendiri (Handayani, 2018). Dalam kehamilan
mual muntah adalah gejala yang normal dan sering terjadi pada trimester
pertama (Setyawati et al, 2018). Namun, apabila berlebihan dapat
mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk
sehingga ibu kekurangan energi dan juga zat gizi yang disebut hiperemesis
gravidarum (Rofi’ah et al, 2019).
Hiperemesis gravidarum merupakan ibu hamil yang mengalami mual
muntah yang berlebih, dapat menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari
sehingga membahayakan kesehatan bagi janin dan ibu, bahkan dapat
menyebabkan kematian. Selain itu, mual muntah juga berdampak negatif bagi
ibu hamil, seperti aktivitas sehari-hari menjadi terganggu. Biasanya mual
muntah sering terjadi saat pagi hari, bahkan dapat timbul kapan saja maupun
terjadi kadang dimalam hari. Gejala tersebut 40-60% biasa terjadi pada
multigravida (Amaliyyah, 2021).
Hiperemesis Gravidarum terjadi di seluruh dunia dengan angka
kejadian beragam mulai dari 0,3% di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di
Canada, 10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan dan 1,9% di
Turki dan 0,5%-2% di Amerika Serikat (Oktavia, 2016). Sedangkan di

1
Indonseia menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
komplikasi kehamilan dengan hiperemesis gravidarum terjadi sekitar 3%
(Amaliyyah, 2021).
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2018,
angka kematian ibu di Indonesia tergolong masih tinggi yaitu mencapai
100/100.00 kelahiran hidup. Pada tahun 2020 target yang akan dicapai adalah
102 per-tahun untuk mewujudkan hal tersebut Departemen kesehatan
(Depkes) mengembang program Making Pregnancy Safer (MPS) dengan
program perencanaan, persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) (Depkes,
2018). Di Indonesia berdasarkan total kasus program Jamkesda tahun 2016
mengenai kasus hiperemesis gravidarum mencapai sebesar 1,13%.
Berdasarakan data dari Dinas Kesehatan Kota Sumatera Selatan diketahui
jumlah hiperemesis gravidarum pada tahun 2019 sebanyak 384 orang dan dari
kota 20 puskesmas paal X tertinggi jumlah dalam kasus hiperemesis
gravidarum, pada tahun 2017 pada kasus hiperemesis gravidarum sebanyak
64 orang, dan pada tahun 2018 mencapai sebanyak 162 orang, sedangkan
pada tahun 2019 mencapai sebanyak 200 orang dari jumlah kunjungan ibu
hamil mencapai sebanyak 459 orang ibu dengan kejadian hiperemesis
gravidarum (Widyana, 2021).
Morgan (2009); Fitriana (2018) menyatakan bahwa kondisi
hiperemesis gravidarum yang dijumpai pada kehamilan 16 minggu pertama
yaitu mual dan muntah, perempuan hamil pada trimester 1 mengalami mual
muntah kurang lebih 66%, sedangkan mual disertai muntah mencapai 34%.
Apabila semua makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka
berat badan akan menurun, turgor kulit berkurang, dan timbul asetonuria.
Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan pada kehamilan. Hiperemesis
gravidarum juga berdampak negatif, seperti anemia. Sedangkan anemia
sendiri dapat mengakibatkan syok disebabkan kekurangan asupan gizi yang
dimakan dan diminum semua dimuntahkan semua. Perubahan fisiologis
yang terjadi pada masa ibu hamil menurut Hutaean (2019), yaitu perubahan
pada sistem pencernaan, mengalami penurunan nafsu makan, ibu hamil
trimester 1 sering mengalami mual muntah yang merupakan perubahan
saluran cerna dan kenaikan kadar ekstrogen, progesterone, dan human
chorionic gonadotropin (HCG) dapat 5 menjadi pencetus terjadinya mual dan

2
muntah pada ibu hamil (Rini, 2021).
Meningkatnya hormone progesterone dapat mengakibatkan otot polos
pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung
menurun dan pengosongan lambung melambat. Refleks esofagus, penurunan
motilitas lambung dan menurunnya sekresi asam hidroklorid juga
berkontribusi terjadinya mual dan muntah. Selain itu, mual muntah juga
diperberat adanya faktor lain, seperti faktor psikologis, lingkungan, spiritual,
dan sosiokultural (Runiari, 2019). Ada beberapa faktor yang memengaruhi
kejadian hiperemesis gravidarum menurut modifakasi Proverawati (2021),
yaitu faktor hormonal, paritas, psikologis, alergi dan nutrisi. Faktor-faktor
tersebut dapat menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum pada ibu
hamil trimester 1.
Pada dasarnya perilaku kesehatan merupakan suatu respon terhadap
stimulus yang berhubungan dengan sakit dan penyakit, terhadap sistem
pelayanan kesehatan, lingkungan dan makanan. Perilaku kesehatan seseorang
termasuk pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor umur, paritas, sikap,
pendidikan, dan pengetahuan (Rocmawati, 2019). Ada beberapa faktor
predisposisi yang berhubungan dengan resiko hiperemesis gravidarum dan
morning sickness, yaitu diabetes, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda
akibat meningkatnya kadar HCG. Kemudain faktor psikologi meliputi,
kehilangan pekerjaan, kecemasan, keretakan keluarga, rasa takut terhadap
proses kehamilan, ketakutan akan 6 menjelang persalinan dan tidak berani
memikul tanggung jawab yang lebih besar dan faktor endokrin lainnya 40% -
60% gejala tersebut banyak terjadi pada multigravida. Sedangkan 60% - 40%
sering terjadi pada primigravida. Mual biasanya sering terjadi pada pagi hari
kadang juga mual paada malam hari. Keinginan mual muntah biasanya
terjadi pada awal minggu dan berakhir sampai bulan ke 4, tetapi ibu hamil
sekitar 12 % mengalami mual muntah sampai kehamilan ke 9 bulan (Tiran,
2021).
Maulana (2020) menyatakan bahwa faktor psikologis yang
memengaruhi hiperemesis gravidarum, yaitu umur, kehamilan, status nutrisi,
kecemasan, dan pendidikan. Setiap ibu hamil mengalami mual muntah yang
mengakibatkan berat badan cenderung menurun, turgor kulit menurun, mata

3
terlihat cekung. Jika hal tersebut berlangsung secara terus menerus dan tidak
segera ditangani akan mengakibatkan gastritis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian


ini yaitu Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny “M” di
Praktik Mandiri Bidan Ria Tisnawati Tahun 2023 ?
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan dan mengaplikasikan


sacara langsung asuhan kebidanan pada Ny “M”
G1P0A0 dengan hipermesis gravidarum di PMB Ria
Tisnawati pada tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengumpulan data subyektif pada


Ny”M” G1P0A0 dengan hiperemesis gravidarum di PMB Ria
Tisnawati tahun 2023.

b. Mahasiswa mampu melaksanakan pengumpulan data obyektif pada


Ny”M” G1P0A0 dengan hiperemesis gravidarum di PMB Ria
Tisnawati tahun 2023.

c. Mahasiswa mampu menganalisis dan menentukan diagnosa pada


Ny”M” G1P0A0 dengan hiperemesis gravidarum di PMB Ria
Tisnawati tahun 2023.

d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan


pada Ny”M” G1P0A0 dengan hiperemesis gravidarum di PMB Ria
Tisnawati tahun 2023.

e. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan yang


telah dilaksanakan pada Ny”M” G1P0A0 dengan hiperemesis
gravidarum di PMB Ria Tisnawati tahun 2023.

4
D. Manfaat Penelelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menambah bahan referensi dan bahan informasi mengenai keluhan


kehamilan untuk mengatasi masalah hiperemesis gravidarum pada ibu
hamil.

2. Bagi PMB Ria Tisnawati

Sebagai bahan masukan/informasi dapat menambah bahan acuan dan


wawasan serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama dalam
memberikan asuhan pelayanan kebidanan pada ibu hamil.

3. Bagi Mahasiswa

Sebagai salah satu persyaratan untuk mengumpulkan tugas selama dinas di


PMB Ria Tisnawati dan juga sebagai sarana evaluasi dan pengetahuan
serta pengalaman untuk mendiagnosa dan memberikan asuhan kebidanan
yang tepat dengan menggunakan manejemen kebidanan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu)
dihitung dari hari pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi, 2019).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu bila dihitung
dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi (Rini, 2021).
Ditinjau dari usia kehamilan, kehamilan di bagi dalam 3 trimester yaitu
trimester I dimulai dari konsepsi dampai 3 bulan (0 - 12 minggu), trimester II
dari bulan keempat sampai keenam (13 - 28 minggu), trimester III dari bulan
ketujuh sampai 9 bulan (24 - 42 minggu) (Rini, 2021).

2. Diagnosa Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, adalah kira-
kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).
Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu:
1. Triwulan I dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu.
2. Triwulan II dari 12 sampai 28 minggu.
3. Triwulan III dari 28 sampai 40 minggu (Agnesthesia A.W, 2018).
a. Tanda Dugaan Hamil : Tanda ini meliputi amenorea (tidak datang
bulan), Buah dada terasa sakit, perasaan ngidam, kepala pusing,
gangguan pencernaan dan perkemihan, pigmentasi kulit.
b. Tanda Kemungkinan Hamil : Terjadinya pembesaran perut dan rahim
(terdapat kontaksi perut bila diraba, ada tanda hegar, chadwick,
Piscaseck, ballotent, hasil pemeriksaan positif).
c. Tanda Pasti Kehamilan : Dengan USG Tanda dan gejala kehamilan
untuk dapat menegakkan kehamilan menurut Jannah (2018) dengan

6
melakukan penilaian terhadap :
1) Tanda presumtif/tanda tidak pasti kehamilan adalah perubahan-
perubahan yang dirasakan oleh ibu (subyektif) yang timbul selama
kehamilan. Yang termasuk tanda presumtif /tanda tidak pasti
kehamilan sebagai berikut:
a) Amenorhoe (tidak dapat haid).
b) Nausea (enek) dan emisis (muntah).

c) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu).


d) Mamae menjadi tegang dan membesar.

e) Anoreksia (tidak nafsu makan).

f) Sering kencing.

g) Obstipasi pigmentasi kulit.

h) Epulis.

i) Varises (penekanan vena-vena).

j) Pigmentasi kulit.

2) Tanda kemungkinan hamil adalah perubahan yang diobservasi oleh


pemeriksa (bersifat obyektif), namun berupa dugaan kehamilan
saja. Makin banyak tanda-tanda yang mungkin kita dapati, makin
besar kemungkinan kehamilan. Yang termasuk tanda kemungkinan
hamil yaitu:
a) Uterus membesar.

b) Tanda hegar.

c) Tanda chadwick.

d) Tanda piscaseck.

e) Tanda braxton hicks.

f) Goodell sign.

g) Reaksi kehamilan positif.

7
3) Tanda pasti kehamilan adalah tanda-tanda obyektif yang
didapatkan oleh pemeriksa yang dapat digunakan untuk
menegakkan diagnosa pada kehamilan, yaitu:
a) Terasa gerakan janin.

b) Teraba bagian-bagian janin.

c) Denyut jantung janin.

d) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontge.

e) Dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin


berupa ukuran kantong janin, panjangnya janin, dan diameter
biperalis hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan.

3. Fisiologi Kehamilan

Menurut Jannah (2018) Peristiwa kehamilan tidak terlepas dari


kejadian yang meliputi: pembentukan gamet (ovum dan sperma), ovulasi,
pertemuan ovum dan sperma dan implantasi embrio pada uterus.
(Amaliyyah, 2021).
a. Pembentukan gamet

1) Ovum Oogenesis merupakan pembentukan telur (ovum) dimulai


pada masa kehidupan janin wanita, saat dilahirkan ovarium
seorang bayi wanita berisi sel - sel yang dapat menjalani proses
meosis seumur hidup. Sekitar 2.000.000 oosit primer (sel-sel yang
menjalani pembelahan meosis pertama) berdegenerasi secara
spontan. Hanya 400 - 500 ovum yang akan matang selama masa
reproduksi wanita yang berlangsung sekitar 35 tahun. Oosit primer
mulai pembelahan meosis pertama (yaitu proses mereplikasi DNA-
nya) pada masa kehidupan janin, namun tahap ini akan tertahan
pada masa pubertas. Umumnya setiap 1 bulan oosit primer yang
menjadi matang dan menyelesaikan meosis pertamanya
menghasilkan dua sel berbeda yaitu oosit sekunder dan 1 badan
polar kecil. Keduanya mempunyai 22 otosom dan 1 kromosom X.
Saat ovulasi pembelahan meosis yang kedua dimulai namun ovum

8
tidak akan menyelesaikan pembelahan meosisi yang kedua jika
terjadi fertilisaasi. Jika terjadi fertilisasi dihasilkan badan polar
yang kedua dan satu zygot (persatuan ovum dan sperma). Apabila
tidak terjadi fertilisasi maka ovum akan berdegenerasi .

2) Sperma Saat mencapai pubertas, testis pria mulai mengalami proses


spermatogenesis, pada pria sel-sel yang menjalani meosis disebut
spermatosit. Spermatosit primer yang menjalani pembelahan
meosis pertama berisi kromosom-kromosom dalam jumlah diploid
(2 pasang). Yang perlu diingat bahwa sel telur telah membuat
salinan DNA-nya sebelum membelah sehingga ada 4 alel untuk
setiap gen. pada pembelahan meosis pertama dihasilkan 2
spermatosit sekunder yang haploid. Tiap spermatosit sekunder
mempunyai 22 otosom dan 1 kromosom seks, satu kromosom
berisi kromosom X dan satu kromosom berisi kromosom Y. Pada
pembelahan meosis yang kedua seorang pria menghasilkan 2 gamet
yang masing-masing mengandung kromosom X dan dua gamet
yang masing-masing mengandung kromosom Y semua kromosom
itu akan berkembang menjadi spermatozoa.

b. Proses Kehamilan

1) Tahap Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan


sperma sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan.
2) Tahap Fertilisasi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel
mani/sperma dengan sel telur tuba fallopi. Pada saat kopulasi
antara pria dan wanita (senggama/coitus), dengan ejakulasi
sperma dari saluran reproduksi di dalam vagina wanita, akan
dilepaskan cairan mani yang berisi sel-sel sperma ke dalam
saluran reproduksi wanita.
3) Tahap Implantasi (Nidasi) adalah masuknya atau tertanamnya
hasil konsepsi ke dalam endometrium. Blastula diselubungi oleh
suatu simpai, disebut trofoblast, yang mampu menghancurkan
atau mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim,

9
jaringan endometrium berada dalam fase sekresi. Jaringan
endometrium ini banyak mengandung nutrisi buah kehamilan
(Sulistyawati, 2018). Proses kehamilan merupakan proses yang
sangat panjang. Al- Qur’an bahkan telah menjelaskannya, jauh
sebelum ilmuan-ilmuan barat menemukannya setelah proses
panjang penelitian. Misalnya, Al-Qur’an surat Al-Mu’minun ayat
12-14.
Didalam 3 ayat tersebut diterangkan dengan jelas perjalanan
kejadian manusia. Dari awal ovum yang dibuahi oleh sperma,
sampai terbentuknya bayi yang siap lahir kedunia.

4. Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan


Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh atau organ -
organ sistem reproduksi wanita, kebanyakan perubahan ini akan
menghilang setelah persalinan. Hampir seluruh tubuh wanita hamil
mengalami perubahan, terutama pada alat kandungan, dan juga organ
lainnya (Maryunani, 2021). Perubahan fisiologi sebagian sudah terjadi
segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Secara
fisiologis perubahan yang dapat terjadi selama kehamilan antara lain:
(Sembiring, 2021)
a. Rahim atau uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan


melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan.
Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar
dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan
semula dalam beberapa minggu setelah persalinan. Pada perempuan
tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gram dan kapasitas 10 ml atau
kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ
yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata
pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat
mencapai 20 liter atau lebih dengan berat rata-rata 1100 gram
(Amaliyyah, 2021).

10
b. Serviks Uteri

Bertambah vaskularisasi dan menjadi lunak, kondisi ini yang


disebut tanda Goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mucus. Oleh karena pertambahan dan
pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid dan ini disebut
dengan tanda chadwick (Ginesthira, 2020).
c. Ovarium

Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum graviditas


sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran
estrogen dan progesterone.
d. Vagina dan Perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat
jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada
vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda
chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya
sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos
(Prawiroharjo, 2018). Dinding vagina mengalami banyak perubahan
yang merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu
persalinan dengan meningkanya ketebalan mukosa, mengendornya
jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Perubahan ini
mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina.
Papilla mukosa juga mengalami hipertrofi dengan gambaran seperti
paku sepatu (Prawiroharjo, 2018). Peningkatan volume sekresi vagina
juga terjadi, di mana sekresi akan berwarna keputihan, menebal, dan pH
antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam
laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari
lactobacillus acidopillus (Ginesthira, 2020).
e. Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi


kemerahan, kusam, dan kadang juga akan mengenai daerah payudara
dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum
(Ginesthira, 2020).

11
f. Payudara

Karena adanya peningkatan suplai darah dibawah pengaruh


aktivitas hormon, jaringan glandular dari payudara membesar dan
puting menjadi lebih efektif walaupun perubahan payudara dalam
bentuk yang membesar terjadi pada waktu menjelang persalinan.
Estrogen menyebabkan pertumbuhan tubulus lactiferous dan ductus
juga menyebabkan penyimpanan lemak. Progesteron menyebabkan
tumbuhnya lobus, alveoli lebih tervaskularisasi dan mampu bersekresi.
Hormon pertumbuhan dan glukokortikoid juga mempunyai peranan
penting dalam perkembangan ini. Prolaktin merangsang produksi
kolostrum dan air susu ibu.
g. Sistem Metabolisme

Umumnya kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, karena


itu wanita hamil perlu mendapat makanan yang bergizi dan dalam
kondisi sehat (Jannah, 2018). Dengan terjadinya kehamilan,
metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana
kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan
pemberian ASI. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan
bertambah 12,5 kg. Sebagian besar penambahan berat badan selama
kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume
darah, dan cairan ekstraselular (Kurniati, 2019).
h. Traktus Urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan


oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan berkemih.
Ginjal akan membesar, glomerular filtration rate, dan renal plasma flow
juga akan meningkat. Pada ureter akan terjadi dilatasi di mana sisi
kanan akan lebih membesar dibandingkan ureter kiri. Hal ini
diperkirakan karena ureter kiri dilindungi oleh kolon sigmoid dan
adanya tekanan yang kuat pada sisi kanan uterus sebagai konsekuensi
dari dekstrorotasi uterus. Ovarium kanan dengan posisi melintang di
atas ureter kanan juga diperkirakan sebagai faktor penyebabnya
(Ariana, 2018).

12
i. Sistem Endokrin

Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ±


135%. Akan tetapi kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting
dalam kehamilan. Hormon prolaktin akan meningkat 10x lipat pada saat
kehamilan aterm. Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga
15,0 ml pada saat persalinan akibat dari hiperplasia dan peningkatan
vaskularisasi (Prawirohardjo, 2018). Pengaturan konsentrasi kalsium
sangat berhubungan erat dengan magnesium, fosfat, hormon
paratiroid, vitamin D, dan kalsitonin. Adanya gangguan pada salah satu
faktor itu akan menyebabkan perubahan yang lainnya. Kelenjar adrenal
pada kehamilan normal akan mengecil, sedangkan hormon
androstenedion, testosteron, aldosteron, dan kortisol akan meningkat.
Sementara itu, dehidroepiandrosteron sulfat akan menurun (Widyana,
2019).
j. Sistem Muskuloskeletal

Bersamaan dengan membesarnya ukuran uterus menyebabkan


perubahan yang drastis pada kurva tulang belakang yang biasanya
menjadi salah satu ciri pada seorang ibu hamil. Perubahan-perubahan
tersebut dapat meningkatkan ketidaknyamanan dan rasa sakit pada
bagian belakang yang bertambah seiring dengan penambahan umur
kehamilan (Jannah, 2018). Lordosis yang progesif akan menjadi bentuk
yang umum pada kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran
uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat berat ke
belakang arah dua tungkai. Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis dan pubis
akan meningkat mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh
hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu
dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian baah
punggung terutama pada akhir kehamilan (Shell, 2019).

13
5. Perubahan Psikologis Pada Kehamilan
Perubahan psikologis dan adaptasi psikologis dalam masa
kehamilan menurut terbagi menjadi tiga periode antara lain :
a. Pada Kehamilan Trimester I (Periode Penyesuaian)
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode
penyesuaian. Penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang
mengandung. Sebagian wanita merasa sedih tentang kenyataan
bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita mengalami
kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan.
Beberapa wanita yang telah merencanakan kehamilan atau
berusaha keras untuk hamil, merasa senang sekaligus tidak
percaya bahwa dirinya telah hamil dan mencari bukti kehamilan
pada setiap jengkal tubuhnya.
b. Pada Kehamilan Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
Trimester II biasanya lebih menyenangkan. Tubuh wanita telah
terbiasa dengan perubahan tingkat hormon yang tinggi, morning
sickness telah hilang, ia telah menerima kehamilannya, dan ia
telah menggunakan pemikiran yang konstruktif. Janin masih
tetap kecil dan belum menyebabkan ketidaknyamanan.
c. Pada Kehamilan Trimester III (Akhir Kehamilan)
Trimester ketiga merupakan klimaks kegembiraan emosi karena
kelahiran bayi. Sekitar akhir bulan ke-8 mungkin mengalami
periode tidak semangat dan depresi karena ketidaknyamanan
bertambah karena bayi bertambah besar dan menunggunya
terlalu lama. Sekitar 2 minggu sebelum melahirkan sebagian
besar wanita mulai merasa senang. Keinginan dan melihat
bayinya sama dengan ketakutan akan keselamatan saat
melahirkan (Widyana, 2019).

6. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

Kebutuhan dasar ibu hamil antara lain :

a. Kebutuhan nutrisi

14
Pada masa kehamilan, ibu hamil harus menyediakan nutrisi
yang penting bagi pertumbuhan anak dan dirinya sendiri.
Kebutuhan nutrisi wanita hamil banyak mendapatkan
perhatian dari berbagai komite disejumlah Negara. Calon ibu
sebaiknya makan diet seimbang, menyediakan perawatan
yang mencukupi memeriksakan kandungan hemoglobin
dalam darah dan memperoleh resep tablet mengandung
garam besi. Kebutuhan nutrisi ibu hamil antara lain;
Kebutuhan energi, sumber protein, sumber lemak, sumber
karbohidrat, dan sumber vitamin (Ariana, 2018).

b. Kebutuhan oksigen

Hampir 75% wanita hamil mengalami peningkatan kesulitan


pernapasan. Pada awal kehamilan ¼ wanita hamil terserang,
pada minggu ke-20 kira-kira separuh wanita kesulitan
bernapas, dan pada minggu ke-30 jumlah itu meningkat
menjadi 75 %. Untuk menyeimbangkan kebutuhan oksigen
ibu hamil, perlunya suasana lingkungan yang selalu
mendukung ibu untuk bernapas dengan lega, lingkungan atau
tempat yang pengap, sesak, dan tempat keramaian sangatlah
perlu dihindari karena suplai oksigen ibu tidak efektif lagi
(Ariana, 2018).

c. Kebutuhan personal hygien

Personal hygiene ini berkaitan dengan perubahan sistem pada


tubuh ibu hamil, hal ini desebabkan: selama kelamilan PH
vagina menjadi asam berubah dari 4-3 menjadi 5-6,5 akibat
vagina mudah terkena infeksi, stimulus oestrogen
menyebabkan adanya Fluor Albus (keputihan), peningkatan
vaskularisasi di perifer mengakibatkan wanita hamil sering
berkeringat, uterus yang membesar menekan kandung kemih,
mengakibatkan keinginan wanita hamil untuk sering
berkemih, mandi teratur mencegah iritasi vagina, teknik
pencucian perianal dari depan kebelakang, pada triwulan

15
pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah. Keadaan
ini menyebabkan peraatan gigi tidak diperhatikan dengan
baik (Rini, 2021).

d. Kebutuhan istirahat

Adanya aktivitas yang dilakukan setiap hari otomatis ibu


hamil akan sering merasa lelah daripada sebelum waktu
hamil. Ini salah satu disebabkan oleh faktor beban dari berat
janin yang semakin terasa oleh sang ibu. Oleh karena itu
pengaturan aktivitas yang tidak terlalu berlebihan sangatlah
perlu diterapkan oleh setiap ibu hamil (Jannah, 2018). Ada
beberapa posisi relaksasi yang dapat dilakukan selama dalam
keadaan istirahat atau selama proses persalinan yaitu;
terlentang, berbaring miring, dan duduk (Rini, 2021).

e. Kebutuhan seks

Jika kehamilan calon ibu normal serta tidak mempunyai


kecenderungan melahirkan premature dan aborsi ulang maka
senggama dapat dilanjutkan dengan frekuensi yang normal
untuk pasangan tersebut (Huda & Hermawan, 2021).

f. Persiapan persalinan

Persiapan persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat


oleh ibu, anggota keluarga dan bidan. Dengan adanya
rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan
kekacauan pada saat persalinandan meningkatkan
kemungkinan ibu akan menerima asuhan yang sesuai dan
tepat waktu (Widyana, 2019).

g. Aktivitas senam hamil

Senam hamil bukan merupakan keharusan. Namun, dengan


melakukan senam hamil akan banyak memberikan manfaat
dalam membantu kelancaran proses persalinan antara lain
dapat melatih pernapasan dan relaksasi, menguatkan otot-otot
panggul dan perut, serta melatih cara mengedan yang benar.

16
Kesiapan ini merupakan bekal penting bagi calon ibu saat
persalinan (Rini, 2021)

7. Kajian Islam Tentang Kehamilan

Proses kehamilan adalah proses yang sangat panjang. Al-


qur’an bahkan telah menjelaskannya jauh sebelum ilmuan-ilmuan
barat menemukannya. pada Al-qur’an surat Al-mu’minun ayat 12-
14. Di dalam 3 ayat tersebut, diterangkan dengan jelas perjalanan
kejadian manusia. Dari awal ovum yang dibuahi oleh sperma,
sampai terbentuklah bayi yang siap lahir ke dunia. Mengenai jenis
kelamin janin. Allah berfirman dalam yang artinya :
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan
apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan
kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki
kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugrahkan kedua
jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendakiNya),
dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia dikehendaki.
Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa” (QS. Asy-
Syura : 49-50).
Proses kehamilan seorang wanita yang berharga ini tercantum dalam.
Q.S

- Lukman ayat 14 yang mengabdikan perjuangan ibu selama


kehamilan yang artinya:
” Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada
kedua orang tuanya, Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah dan bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua
tahun, Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.
Hanya kepada aku kembali” (QS. Lukman : 14).

17
B. Hiperemesis Gravidarum

1. Definisi Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah suatu penyakit dimana wanita


hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat
badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan
timbul asetonuria. Sedangkan dari literatur lain menyebutkan bahwa
hiperemesis gravidarum adalah muntah yang cukup parah sehingga
menyebabkan kehilangan berat badan, dehidrasi, asidosis dari kelaparan,
alkalosis dari kehilangan asam hidroklorid saat muntah dan hipokalemia
(Yasa, 2022). Sebagian besar emesis gravidarum (mual-muntah) saat hamil
dapat diatasi dengan berobat jalan, serta pemberian obat penenang dan
antimuntah. Namun sebagian kecil wanita hamil tidak dapat mengatasi
mual muntah yang berkelanjutan sehingga mengganggu kegiatan sehari-
hari dan menimbulkan kekurangan cairan serta terganggunya
keseimbangan elektrolit (Manuaba, dkk, 2020).
2. Diagnosis

Pada diagnosis harus ditentukan adanya kehamilan dan muntah


yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Pemeriksaan
fisik pada pasien hiperemesis gravidarum biasanya tidak memberikan tanda-
tanda yang khusus. Lakukan pemeriksaan tanda vital, keadaan membran
mukosa, turgor kulit, nutrisi dan berat badan. Pada pemeriksaan fisik dapat
dijumpai dehidrasi, turgor kulit yang menurun, perubahan tekanan darah dan
nadi. Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan antara lain,
pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan kadar elektrolit, keton urin, tes
fungsi hati, dan urinalisa untuk menyingkirkan penyebab lain. Bila
hyperthyroidism dicurigai, dilakukan pemeriksaan T3 dan T4. Lakukan
pemeriksaan ultrasonografi untuk menyingkirkan kehamilan mola.

18
3. Gejala Hiperemesis Gravidarum

Gambaran gejala hiperemesis gravidarum secara klinis dapat dibagi


menjadi tiga tingkat berikut ini (Ariana, 2018).
1. Hiperemesis gravidarum tingkat pertama.

a. Muntah berlangsung terus.

b. Makan berkurang.

c. Berat badan menurun.

d. Kulit dehidrasi sehingga tonusnya lemah.

e. Nyeri di daerah epigastrum.

f. Tekanan darah turun dan nadi meningkat.

g. Lidah kering.

h. Mata tampak cekung.

2. Hiperemesis gravidarum tingkat kedua.

a.Penderita tampak lebih lemah.

b.Gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung, tugor kulit makin


kurang, lidah kering dan kotor.
c.Tekanan darah turun, nadi meningkat.

d.Berat badan makin menurun.

e.Mata ikterus.

f.Gejala hemokonsentrasi makin tampak; urine berkurang dan badan


aseton dalam urine meningkat.
g.Terjadinya gangguan buang air besar.

h.Mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apati.

i.Napas berbau aseton.

19
3. Hiperemesis gravidarum tingkat ketiga.

a. Muntah berkurang.

b. Keadaan umum ibu hamil makin menurun; tekanan darah turun, nadi
meningkat, dan suhu naik; keadaan dehidrasi makin jelas.
c. Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus.
d. Gangguan kesadaran dalam bentuk somnolen sampai koma;
komplikasi susunan saraf pusat (ensefalopati Wernicke): nistagmus
(perubahan arah bola mata), diplopia (gambar tampak ganda), dan
perubahan mental.
4. Faktor Resiko

Beberapa faktor resiko penyakit hiperemesis gravidarum antara


lain adalah usia ibu, usia gestasi, jumlah gravida, tingkat sosial
ekonomi, kehamilan ganda, kehamilan mola, kodisi psikologis ibu dan
adanya infeksi H.pilory. Usia ibu merupakan faktor resikodari
hiperemesis gravidarum yang berhubungan dengan kondisi psikologis
ibu hamil (MUAFIAH, 2019).
Literatur menyebutkan bahwa ibu dengan usia kurang dari 20
tahun atau lebih dari 35 tahun lebih sering mengalami hiperemesis
gravidarum. Usia gestasi atau usia kehamilan juga merupakan faktor
resiko hiperemesis gravidarum, hal tersebut berhubungan dengan kadar
hormon korionik gonadotropin, estrogen dan progesteron di dalam
darah ibu. Kadar hormone korionik gonadotropin merupakan salah satu
etiologi yang dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum. Kadar
hormon gonadotropin dalam darah mencapai puncaknya pada trimester
pertama, tepatnya sekitar mingu ke 14-16. Oleh karena itu, mual dan
muntah lebih sering terjadi pada trimester pertama. Faktor resiko lain
adalah jumlah gravida. Hal tersebut berhubungan dengan kondisi
psikologis ibu hamil dimana ibu hamil yang baru pertama kali hamil
akan mengalami stress yang lebih besar dari ibu yang sudah pernah
melahirkan dan dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum, ibu
primigravida juga belum mampu beradaptasi terhadap perubahan
korionik gonadotropin, hal tersebut menyebabkan ibu yang baru

20
pertama kali hamil lebih sering mengalami hiperemesis gravidarum.
Pekerjaan juga merupakan faktor resiko penyakit hiperemesis
gravidarum. Pekerjaan berhubungan dengan kondisi sosial ekonomi
yang juga mempengaruhi pola makan, aktifitas dan stres pada ibu
hamil (Rini, 2021).
5. Etiologi

Ada teori yang menyebutkan bahwa perasaan mual adalah akibat


dari meningkatnya kadar korionik gonadotropin, estrogen dan
progesteron karena keluhan ini mucul pada 6 minggu pertama
kehamilan yang dimulai dari hari pertama haid terakhir dan berlangsung
selama 10 minggu. Pengaruh fisiologis hormon ini korionik
gonadotropin, estrogen dan progesteron ini masih belum jelas, mungkin
berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya system
pengosongan lambung.
Penyesuaian terjadi pada kebanyakan ibu hamil, meskipun
demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan. Selain
teori hormon korionik gonadotropin, 7 estrogen dan progesteron ini
masih ada beberapa teori lain yang dapat menyebabkan hiperemesis
gravidarum seperti infeksi H. Pylori. Berdasarkan penelitian, diketahui
bahwa infeksi H.pylori dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum.
Selain itu masih ada teori penyebab hiperemesis gravidarum akibat
psikologis (Amaliyyah, 2021).
6. Patofisiologi

Secara umum berdasarkan berbagai teori, pada hiperemesis


gravidarum terjadi mual, muntah dan penolakan semua makanan dan
minuman yang masuk, sehingga apabila terus-menerus dapat
menyebabkan dehidrasi, tidak imbangnya kadar elektrolit dalam darah,
dengan alkalosis hipokloremik. Selain itu hiperemesis gravidarum
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi karena energi yang didapat dari makanan tidak cukup,
lalu karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan
aseton dalam darah sehingga menimbulkan asidosis (Amaliyyah, 2021).

21
Selanjutnya, dehidrasi yang telah terjadi menyebabkan aliran darah
ke jaringan berkurang, hal tersebut menyebabkan pasokan zat makanan
dan oksigen berkurang dan juga mengakibatkan penimbunan zat
metabolik yang bersifat toksik didalam darah. Kemudian, hiperemesis
gravidarum juga dapat menyebabkan kekurangan kalium akibat dari
muntah dan ekskresi lewat ginjal, yang menambah frekuensi muntah
yang lebih banyak, dan membuat lingkaran setan yang sulit untuk
dipatahkan (Ariana, 2018).
7. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum
Penatalaksaan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum dapat
dilakukan dimulai dengan (Ariana, 2018) :
a. Informasi

Informasi yang diberikan pada ibu hamil adalah informasi bahwa


mual dan muntah dapat menjadi gejala kehamilan yang fisiologis
dan dapat hilang sendiri setelah kehamilan berlangsung beberapa
bulan. Namun tidak ketinggalan diberikan informasi, bahwa apabila
mual dan muntah yang terjadi sudah mengganggu dan menyebabkan
dehidrasi, maka ibu tersebut harus segera melaporkannya ke fasilitas
kesehatan terdekat.
b. Obat-obatan
Yang dapat diberikan kepada ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum akibat stress psikologis adalah obat sedatif
seperti phenobarbital. Dapat juga diberikan vitamin seperti vitamin
B yang berfungsi mempertahankan kesehatan syaraf jantung dan
otot serta meningkatkan perbaikan dan pertumbuhan sel. Lalu
diberikan pula antihistamin atau antimimetik seperti disiklomin
hidrokloride pada keadaan yang lebih berat untuk kondisi mualnya.
Lalu untuk mual dan muntahnya dapat diberikan vitamin B6
(Ariana, 2018).
c. Isolasi
Isolasi dilakukan di ruangan yang tenang, cerah dan ventilasi
udara yang baik. Lalu dicatat pula cairan yang masuk dan keluar
dan tidak diberikan. makan dan minum selama 24 jam, karena

22
kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang
atau hilang tanpa pengobatan (Huda & Hermawan, 2021).
d. Terapi psikologi
Pada terapi psikologik, perlu diyakinkan pada pasien bahwa
penyakit dapat disembuhkan,hilangkan rasa takut oleh kehamilan,
dan mengurangi masalah yang dipikirkan (Rini, 2021).
e. Pemberian cairan

Pengganti Cairan dapat diberikan dalam keadaan darurat


sehingga keadaan dehidrasi dapat diatasi. Cairan pengganti yang
diberikan adalah glukosa 5% sampai 10% dengan keuntungan
dapat mengganti cairan 10 yang hilang dan berfungsi sebagai
sumber energi sehingga terjadi perubahan metabolism dari lemak
menjadi protein menuju kearah pemecahan glukosa. Cairan tersebut
dapat ditambah vitamin C, B kompleks, atau kalium yang
diperlukan untuk kelancaran metabolism. Selama pemberian cairan
harus memerhatikan keseimbangan cairan yang masuk dan keluar
melalui kateter, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernapasan.
Lancarnya pengeluaran urine member petunjuk bahwa keadaan ibu
hamil berangsur-angsur membaik. Pemeriksaan yang perlu
dilakukan adalah pemeriksaan darah, urine, dan bila
memungkinkan pemeriksaan fungsi hati dan ginjal. Bila muntah
berkurang dan kesadaran membaik, ibu hamil dapat diberikan
makan minum monilisasi (Huda & Hermawan, 2021).
f. Menghentikan kehamilan

Pada beberapa kasus, pengobatan hiperemesis gravidarum yang


tidak berhasil justru mengakibatkan terjadinya kemunduran dan
keadaan semakin menurun sehingga diperlukan pertimbangan
untuk melakukan pengguguran kandungan. Keadaan yang
memerlukan pertimbangan penggugura kandungan adalah:

1) Gangguan kejiwaan (delirium, apati, somnolen sampai


koma, terjadi gangguan jiwa ensefalopati Wenicke).

2) Gangguan penglihatan (pendarahan retina, kemunduran

23
penglihatan).

3) Gangguan faal (hati [ikterus], ginjal [anuria], jantung


dan pembuluh darah [nadi meningkat, tekanan darah
menurun]).
Dengan memerhatikan keadaan tersebut, pengguguran
kandungan dapat dipertimbangkan pada hiperemesis gravidarum
(Widyana, 20019)
8. Komplikasi

Pada mual dan muntah yang parah, lama dan sering dapat
menyebabkan tubuh mengalami defisensi 2 vitamin penting yaitu
thiamin dan vitamin K. Pada defisiensi thiamin, dapat terjadi Wernicke
encephalopathy, yaitu suatu keadaan gangguan sistem saraf pusat yang
ditandai dengan pusing, gangguan penglihatan, ataxia dan nistagmus.
Penyakit ini dapat berkembang semakin parah dan menyebabkan
kebutaan, kejang dan koma. Pada defisiensi vitamin K, terjadi
gangguan koagulasi darah dan juga disertai dengan epistaksi (Rini,
2021).

24
BAB III

TINJAUAN KASUS

Pengkajian Dilakukan Pada


a. Hari, Tanggal : Minggu , 10 Mei 2023
b. Pukul : 09 : 00 wib
c. Tempat : PMB Ria Tisnawati
d. Pengkajian Oleh :

I. DATA SUBJEKTIF
a. Biodata
Nama Ibu : Ny “M” Nama Suami : Tn”T”
Umur : 21 Tahun Umur : 23 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Sukomulyo Alamat : Sukomulyo

b. Alasan Datang/Keluhan Utama


Ny ”M” datang ke PMB Ria Tisnawati ingin memeriksakan
kehamilannya, ia mengaku hamil 2 bulan anak pertama tidak pernah
keguguran dan mengeluh mual muntah sebanyak 8x/hari, tidak nafsu
makan, dan badan lemas.

c. Data Kebidanan
1. Riwayat Haid
Menarche : 15 tahun
Warna : Merah kecoklatan
Siklus : 28 hari

25
Jumlah : 3x ganti pembalut
Lamanya : 7 hari
Dismenorhoe : Tidak ada

2. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1 kali
Lamanya Perkawinan : 1 tahun
Umur Waktu Kawin : 20 tahun

3. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu


Tahun Anak
No Umur Jenis Ditolong Nifas/
Penyulit Persal
. Kehamilan Persalinan oleh Laktasi JK BB Keterangan
inan
1 Ini _ _ _ _ _ _ _ _

4. Riwayat Kehamilan Sekarang


GPA : G1 P0 A0
HPHT : 15-Maret -2023
TP : 22- Desember-2023
Skrining Imunisasi TT: TT1
Tablet Fe : Belum diberikan
Usia Kehamilan : 8 minggu
Keluhan selama hamil
TM I : Mual Muntah
Obat yang dikonsumsi: Asam folat, B6, dan obat anti mual dan
muntah

Berapa kali gerakan janin dalam 24 jam : Belum dirasakan

26
d. Data Kesehatan
1.Riwayat penyakit yang diderita pasien
 Penyakit menular (AIDS, TBC, Sifilis) : Tidak ada
 Penyakit keturunan (Hypertensi, jantung, ginjal) : Tidak ada
 Penyakit yang pernah diderita pasien : Tidak ada

2. Riwayat penyakit keluarga/ keturunan


 Penyakit menular (AIDS, TBC, Sifilis) : Tidak ada
 Penyakit keturunan (Hypertensi, jantung, ginjal) : Tidak ada

3. Riwayat operasi yang pernah dijalani : Tidak ada

4. Riwayat Kehamilan dan persalinan kembar : Tidak ada

5. Riwayat Alergi Obat : Tidak ada

e. Data kebiasaan sehari-hari yang mempengaruhi kesehatan


1. Pola nutrisi
 Makan : 2x sehari
Porsi : Kecil
Jenis makan :
• Pagi : Roti
• Siang : 8 sendok nasi + 1 ayam
• Malam : 3 sendok nasi + telur + buah
 Pantangan makan : Tidak ada
 Minum

2. Pola istirahat dan aktivitas


 Tidur malam : ±8 Jam/hari
 Tidur siang : ±2 Jam/hari
 Aktivitas : Pekerjaan rumah tangga

27
3. Pola Eliminasi
 BAB
• Frekuensi : 1 x/hari
• Penyulit : Tidak ada
• Warna : Kuning kecoklatan
• Konsistensi : Lembek
 BAK
• Frekuensi : 4 x/hari
• Penyulit : Tidak ada
• Warna : Kuning jernih
4. Personal Hygiene
 Mandi : 2x sehari
 Ganti pakain Dalam : 2x sehari
 Gosok Gigi : 2x sehari

g. Data Psikososial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Harmonis
Tanggapan ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan : Sangat Senang
Pengambilan keputusan keluarga : Musyawarah
Rencana tempat persalinan : Bidan
Rencana menyusui : Asi Ekslusif
Rencana Merawat Bayi : Sendiri
Adat/ kebiasaan yang dilakukan yang mempengaruhi kehamilan : Tidak ada
Kebiasaan Minum alkohol/Nafza dan obat terlarang lainya : Tidak ada

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Fisik
a. KU : Lemah
b. Kesadaran : Compos mentis
c. TB : 158 cm

28
d. BB :
Sebelum hamil : 51 kg
Saat hamil : 50 kg
c. Lila : 27 cm
d. Tanda-tanda Vital
 TD : 90/70 mmHg
 Nadi : 83 X/ menit
 Suhu : 36,5 °C
 Pernapasan : 22 x / menit

1. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
 Kepala
Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe
Hidung : Bersih, tidak ada polip
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Mulut : Bersih, tidak ada sariawan, tidak ada caries
Muka : Tidak ada odema, tidak ada cloasma
gravidarum

 Leher
Pembengkakan kelenjar Tiroid : Tidak ada
Pembengkakan vena jugularis : Tidak ada

 Payudara
Mamae : Simetris
Areola mamae : Hiperpigmentasi
Puting susu : Menonjol
Colostrums : Belum keluar

 Abdomen
Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
Striae livide : Tidak ada

29
Linea nigra : Tidak ada
Striae albicans : Tidak ada
Luka bekas operasi : Tidak ada

 Genitalia Eksterna : Tidak ada keluhan

 Genitalia Interna (Jika ada indikasi) : Tidak dilakukan

 Ekstremitas Atas : Lengkap, kuku tidak pucat


 Extremitas Bawah : Lengkap, kuku tidak pucat, tidak ada

odema, tidak ada varises

b. Palpasi

TFU 2 jari diatas simpisis teraba ballotement (+)

TBBJ : Belum dilakukan

c. Auskultasi
DJJ : Belum dilakukan
Frekuensi :-
Sifat :-
Lokasi :-
d. Perkusi
Refleks patella : Ka (+) Ki (+)

2. Pemeriksaan Penunjang
a. USG : Tidak dilakukan

b. Laboratorium
 Darah

30
HB
Golongan darah : B
 Urine
Protein : Belum dilakukan
Glukosa : Belum dilakukan

III. ANALISA DATA


Diagnosa : G1 P0 A0 Hamil 8 minggu dengan keluhan mual muntah
sebanyak 8x/hari.

IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Ku = lemah

BB = 50 kg

Td = 90/ 70 mmHg

Suhu = 36,5°C
RR = 22 x/ menit

(Ibu mengerti penjelasan Bidan)

2. Menjelaskan bahwa mual dan muntah yang di alami ibu adalah hal yang
tidak wajar karna ibu mengalami mual muntah lebih dari 8 kali dalam
sehari, menganjurkan ibu untuk makan dan minum sedikit tapi sering
sehingga adanya nutrisi yang diserap oleh tubuh.
(Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan Bidan)

4. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan yang dapat menyebabkan


rasa mual dan muntah, misalnya makanan yang mengandung lemak dan
berbau menyengat.
(ibu mengerti penjelasan Bidan dan mau melakukannya)

31
5. Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi pernapasan untuk mengurangi ketidak
nyamanan dalam kehamilan.
(Ibu mengerti dengan penjelasan Bidan)

6. Menjelaskan dan memberitahu ibu tanda-tanda bahaya kehamilan


Trimester 1
1) Mual muntah berlebihan
2) Sakit kepala berlebihan
3) Perdarahan pervagina
(Ibu mengerti penjelasan Bidan)

7. Memberikan ibu obat anti mual B6, Ondansentron)


(Ibu bersedia mengikuti anjuran Bidan)

8. Pasien dirujuk kerumah sakit agar mendapatkan penanganan yang lebih


efektif.
(Ibu bersedia mengikuti anjuran Bidan)

32
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan simon 2020 hanya Berkisar 1-5%


kasus HEG yang memerlukan perawatan dirumah sakit. Sebagai tenaga
kesehatan yang berada digaris terdepan layanan masyarakat, bidan harus
mampu mengenali tanda dan gejala terjadinya HEG sehingga dapat melakukan
upaya pencegahan dan deteksi dini.

Asuhan kebidanan pada Ny “M” dalam pengkajian data subjektif dan


objektif. Data subjektif yaitu berdasarkan hasil anamesa pada Ny “M”
seperti identitas, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu, riwayat
kehamilan sekarang, riwayat kontrasepsi, riwayat kesehatan, pola kebutuhan
sehari-hari, dan lain-lain. Merupakan pendokumentasian manajemen
kebidanan yang menurut Hellen Varney langkah pertama (pengkajian data),
terutama data yang diperoleh melalui anamnesa. Data subjek ini berhubungan
dengan masalah sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai
kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau
ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Data subjek ini
nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.

Adapun Asuhan Kebidanan yang di dapatkan di PMB Ria Tisnawati yaitu


menganjurkan ibu untuk makan-makan bergizi seimbang seperti nasi, lauk
pauk (tempe, tahu, ikan), sayuran hijau (bayam, katu), buah-buahan dan air
putih, menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering. Memberikan KIE
pada ibu untuk mempertimbangkan pola istirahat dan tidur yang mendukung
kesehatan sendiri, maupun bayinya. Kebiasaan tidur larut malam dan
kegiatan-kegiatan malam hari harus dipertimbangkan dan kalau mungkin
dikurangi hingga semaksimal mungkin. Tidur malam sekitar 8 jam/istirahat
dan tidur siang 1 jam.

33
Menurut Wulandari 2018, ibu yang mengalami mual muntah lebih dari
8x harus segera dirujuk karena akan mengakibatkan ibu tersebut dehidrasi
atau menyebabkan anemia. Berdasarkan asuhan kebidanan yang didapatkan
di PMB Ria Tisnawati sesuai dengan teori, karena pasien yang mengalami
mual muntah lebih dari 8 kali segera dirujuk ke rumah sakit agar
mendapatkan perawatan yang lebih efektif agar tidak terjadinya dehidrasi.

34
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan Kehamilan pada Ny ”M”


G1P0A0 Hamil 8 Minggu di PMB Ria Tisnawati dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Telah dilakukan pengkajian data subjektif secara komprehensif pada
Ny”M” G1P0A0 Hamil 8 Minggu di PMB Ria Tisnawati.
2. Telah dilakukan pengkajian data objektif pada Ny ”M” G1P0A0 Hamil
8 Minggu di PMB Ria Tisnawati.
3. Telah dilakukan analisa data dan menegakkan diagnosa pada Ny ”M”
G1P0A0 Hamil 8 Minggu di PMB Ria Tisnawati.
4. Telah dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan data yang didapat pada
Ny ”M” G1P0A0 Hamil 8 Minggu di PMB Ria Tisnawati.
5. Telah dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada Ny ”M”
G1P0A0 Hamil 8 Minggu di PMB Ria Tisnawati.
B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka perlu adanya upaya meningkatkan


pelayanan yang lebih baik, oleh karena itu penulis menyampaikan saran
sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa


dalam mengenali mual muntah pada ibu hamil yang berlebihan dan dapat
mengganggu kesehatan ibu dan perkembangan janin.

2. Petugas Kesehatan

Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan


dengan disertainya makalah mengenai hiperemesis gravidarum ini mampu
memberikan referensi yang berguna untuk meningkatkan penanganan dan
pengetahuan bagi petugas medis untuk merawat ibu hamil yang

35
mengalami mual muntah berlebihan

DAFTAR PUSTAKA

Amaliyyah, R. (2021). ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “H” TRIMESTER 1


DENGAN EMESIS GRAVIDARUM DI PMB “E” KOTA BENGKULU
TAHUN 2021. February, 6.

Ariana, R. (2018). Hipermesis gravidarum. 2010, 1–23. Ariana, R. (2018). 済無


No Title No Title No Title. 1–23.
Ginesthira, A. A. . A. (2020). Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil. Skripsi
Universitas Udayana, 1–18.
Huda, A. A., & Hermawan, A. (2021). Wanita Usia 39 Tahun G3P2A0 Hamil 9
Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum : Laporan Kasus. Publikasi
Ilmiah Universitas Muhammadiyah Surakarta, 1323–1337.
http://hdl.handle.net/11617/12830
Kurniati, N. (2019). Nia Kurniati BAB II. 8–29. MUAFIAH, A. F. (2019). No
TitleΕΛΕΝΗ. Αγαη, 8(5), 55.
Rini. (2021). ASUHAN GIZI PADA HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Hyperemesis

Gravidarum Nutrition Care Rini DA Politeknik Kementerian Kesehatan


Semarang.

Journal of Nutrition and Health, 9(1), 44–52.

Sembiring, J. (2021). Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka. Convention Center Di


Kota Tegal, 4(80), 4.
Shell, A. (2019). perawatan payudara. 1–23.

Widyana, A. (20019). DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN HIPEREMESIS


GRAVIDARUM. 1–15.

36

Anda mungkin juga menyukai