TAHUN 2023
DISUSUN OLEH:
1. Asida 40021042
2. Desi Wijayanti 40021043
3. Dhea Putri Salsabila 40021044
PEMBIMBING INSTITUSI:
Enderia Sari, SST., M. Keb
PEMBIMBING LAHAN:
1
HALAMAN PERSETUJUAN
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah yang telah dilimpahkan-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan study kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny
"M" dengan Hiperemesis Gravidarum di PMB Ria Tisnawati S.Keb”. Selanjutnya,
salawat dan salam kami sanjungkan kepada Rassulullah SAW dan para sahabat
beliau yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam penuh
ilmu pengetahuan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik
sehingga laporan ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Oleh karena itu,
kritik dan saran bentuk penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan. Kami
sangat berharap makalah ini dapat sedikit berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Semoga makalah sederhana ini dapat berguna
bagi siapapun yang membacanya. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata- kata yang kurang berkenan.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................4
C. Tujuan Penelitian....................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan................................................................................................6
B. Hipertensi Gravidarum...........................................................................18
BAB III TINJAUAN KASUS
I. DATA SUBJEKTIF.................................................................................26
II. DATAOBJEKTIF....................................................................................29
III. ANALISA DATA....................................................................................30
IV.PENATALAKSANAAN.........................................................................30
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan.............................................................................................33
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................36
B. Saran.........................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA
4iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Indonseia menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
komplikasi kehamilan dengan hiperemesis gravidarum terjadi sekitar 3%
(Amaliyyah, 2021).
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2018,
angka kematian ibu di Indonesia tergolong masih tinggi yaitu mencapai
100/100.00 kelahiran hidup. Pada tahun 2020 target yang akan dicapai adalah
102 per-tahun untuk mewujudkan hal tersebut Departemen kesehatan
(Depkes) mengembang program Making Pregnancy Safer (MPS) dengan
program perencanaan, persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) (Depkes,
2018). Di Indonesia berdasarkan total kasus program Jamkesda tahun 2016
mengenai kasus hiperemesis gravidarum mencapai sebesar 1,13%.
Berdasarakan data dari Dinas Kesehatan Kota Sumatera Selatan diketahui
jumlah hiperemesis gravidarum pada tahun 2019 sebanyak 384 orang dan dari
kota 20 puskesmas paal X tertinggi jumlah dalam kasus hiperemesis
gravidarum, pada tahun 2017 pada kasus hiperemesis gravidarum sebanyak
64 orang, dan pada tahun 2018 mencapai sebanyak 162 orang, sedangkan
pada tahun 2019 mencapai sebanyak 200 orang dari jumlah kunjungan ibu
hamil mencapai sebanyak 459 orang ibu dengan kejadian hiperemesis
gravidarum (Widyana, 2021).
Morgan (2009); Fitriana (2018) menyatakan bahwa kondisi
hiperemesis gravidarum yang dijumpai pada kehamilan 16 minggu pertama
yaitu mual dan muntah, perempuan hamil pada trimester 1 mengalami mual
muntah kurang lebih 66%, sedangkan mual disertai muntah mencapai 34%.
Apabila semua makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka
berat badan akan menurun, turgor kulit berkurang, dan timbul asetonuria.
Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan pada kehamilan. Hiperemesis
gravidarum juga berdampak negatif, seperti anemia. Sedangkan anemia
sendiri dapat mengakibatkan syok disebabkan kekurangan asupan gizi yang
dimakan dan diminum semua dimuntahkan semua. Perubahan fisiologis
yang terjadi pada masa ibu hamil menurut Hutaean (2019), yaitu perubahan
pada sistem pencernaan, mengalami penurunan nafsu makan, ibu hamil
trimester 1 sering mengalami mual muntah yang merupakan perubahan
saluran cerna dan kenaikan kadar ekstrogen, progesterone, dan human
chorionic gonadotropin (HCG) dapat 5 menjadi pencetus terjadinya mual dan
2
muntah pada ibu hamil (Rini, 2021).
Meningkatnya hormone progesterone dapat mengakibatkan otot polos
pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung
menurun dan pengosongan lambung melambat. Refleks esofagus, penurunan
motilitas lambung dan menurunnya sekresi asam hidroklorid juga
berkontribusi terjadinya mual dan muntah. Selain itu, mual muntah juga
diperberat adanya faktor lain, seperti faktor psikologis, lingkungan, spiritual,
dan sosiokultural (Runiari, 2019). Ada beberapa faktor yang memengaruhi
kejadian hiperemesis gravidarum menurut modifakasi Proverawati (2021),
yaitu faktor hormonal, paritas, psikologis, alergi dan nutrisi. Faktor-faktor
tersebut dapat menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum pada ibu
hamil trimester 1.
Pada dasarnya perilaku kesehatan merupakan suatu respon terhadap
stimulus yang berhubungan dengan sakit dan penyakit, terhadap sistem
pelayanan kesehatan, lingkungan dan makanan. Perilaku kesehatan seseorang
termasuk pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor umur, paritas, sikap,
pendidikan, dan pengetahuan (Rocmawati, 2019). Ada beberapa faktor
predisposisi yang berhubungan dengan resiko hiperemesis gravidarum dan
morning sickness, yaitu diabetes, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda
akibat meningkatnya kadar HCG. Kemudain faktor psikologi meliputi,
kehilangan pekerjaan, kecemasan, keretakan keluarga, rasa takut terhadap
proses kehamilan, ketakutan akan 6 menjelang persalinan dan tidak berani
memikul tanggung jawab yang lebih besar dan faktor endokrin lainnya 40% -
60% gejala tersebut banyak terjadi pada multigravida. Sedangkan 60% - 40%
sering terjadi pada primigravida. Mual biasanya sering terjadi pada pagi hari
kadang juga mual paada malam hari. Keinginan mual muntah biasanya
terjadi pada awal minggu dan berakhir sampai bulan ke 4, tetapi ibu hamil
sekitar 12 % mengalami mual muntah sampai kehamilan ke 9 bulan (Tiran,
2021).
Maulana (2020) menyatakan bahwa faktor psikologis yang
memengaruhi hiperemesis gravidarum, yaitu umur, kehamilan, status nutrisi,
kecemasan, dan pendidikan. Setiap ibu hamil mengalami mual muntah yang
mengakibatkan berat badan cenderung menurun, turgor kulit menurun, mata
3
terlihat cekung. Jika hal tersebut berlangsung secara terus menerus dan tidak
segera ditangani akan mengakibatkan gastritis.
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
D. Manfaat Penelelitian
3. Bagi Mahasiswa
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu)
dihitung dari hari pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi, 2019).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu bila dihitung
dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi (Rini, 2021).
Ditinjau dari usia kehamilan, kehamilan di bagi dalam 3 trimester yaitu
trimester I dimulai dari konsepsi dampai 3 bulan (0 - 12 minggu), trimester II
dari bulan keempat sampai keenam (13 - 28 minggu), trimester III dari bulan
ketujuh sampai 9 bulan (24 - 42 minggu) (Rini, 2021).
2. Diagnosa Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, adalah kira-
kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).
Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu:
1. Triwulan I dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu.
2. Triwulan II dari 12 sampai 28 minggu.
3. Triwulan III dari 28 sampai 40 minggu (Agnesthesia A.W, 2018).
a. Tanda Dugaan Hamil : Tanda ini meliputi amenorea (tidak datang
bulan), Buah dada terasa sakit, perasaan ngidam, kepala pusing,
gangguan pencernaan dan perkemihan, pigmentasi kulit.
b. Tanda Kemungkinan Hamil : Terjadinya pembesaran perut dan rahim
(terdapat kontaksi perut bila diraba, ada tanda hegar, chadwick,
Piscaseck, ballotent, hasil pemeriksaan positif).
c. Tanda Pasti Kehamilan : Dengan USG Tanda dan gejala kehamilan
untuk dapat menegakkan kehamilan menurut Jannah (2018) dengan
6
melakukan penilaian terhadap :
1) Tanda presumtif/tanda tidak pasti kehamilan adalah perubahan-
perubahan yang dirasakan oleh ibu (subyektif) yang timbul selama
kehamilan. Yang termasuk tanda presumtif /tanda tidak pasti
kehamilan sebagai berikut:
a) Amenorhoe (tidak dapat haid).
b) Nausea (enek) dan emisis (muntah).
f) Sering kencing.
h) Epulis.
j) Pigmentasi kulit.
b) Tanda hegar.
c) Tanda chadwick.
d) Tanda piscaseck.
f) Goodell sign.
7
3) Tanda pasti kehamilan adalah tanda-tanda obyektif yang
didapatkan oleh pemeriksa yang dapat digunakan untuk
menegakkan diagnosa pada kehamilan, yaitu:
a) Terasa gerakan janin.
3. Fisiologi Kehamilan
8
tidak akan menyelesaikan pembelahan meosisi yang kedua jika
terjadi fertilisaasi. Jika terjadi fertilisasi dihasilkan badan polar
yang kedua dan satu zygot (persatuan ovum dan sperma). Apabila
tidak terjadi fertilisasi maka ovum akan berdegenerasi .
b. Proses Kehamilan
9
jaringan endometrium berada dalam fase sekresi. Jaringan
endometrium ini banyak mengandung nutrisi buah kehamilan
(Sulistyawati, 2018). Proses kehamilan merupakan proses yang
sangat panjang. Al- Qur’an bahkan telah menjelaskannya, jauh
sebelum ilmuan-ilmuan barat menemukannya setelah proses
panjang penelitian. Misalnya, Al-Qur’an surat Al-Mu’minun ayat
12-14.
Didalam 3 ayat tersebut diterangkan dengan jelas perjalanan
kejadian manusia. Dari awal ovum yang dibuahi oleh sperma,
sampai terbentuknya bayi yang siap lahir kedunia.
10
b. Serviks Uteri
11
f. Payudara
12
i. Sistem Endokrin
13
5. Perubahan Psikologis Pada Kehamilan
Perubahan psikologis dan adaptasi psikologis dalam masa
kehamilan menurut terbagi menjadi tiga periode antara lain :
a. Pada Kehamilan Trimester I (Periode Penyesuaian)
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode
penyesuaian. Penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang
mengandung. Sebagian wanita merasa sedih tentang kenyataan
bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita mengalami
kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan.
Beberapa wanita yang telah merencanakan kehamilan atau
berusaha keras untuk hamil, merasa senang sekaligus tidak
percaya bahwa dirinya telah hamil dan mencari bukti kehamilan
pada setiap jengkal tubuhnya.
b. Pada Kehamilan Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
Trimester II biasanya lebih menyenangkan. Tubuh wanita telah
terbiasa dengan perubahan tingkat hormon yang tinggi, morning
sickness telah hilang, ia telah menerima kehamilannya, dan ia
telah menggunakan pemikiran yang konstruktif. Janin masih
tetap kecil dan belum menyebabkan ketidaknyamanan.
c. Pada Kehamilan Trimester III (Akhir Kehamilan)
Trimester ketiga merupakan klimaks kegembiraan emosi karena
kelahiran bayi. Sekitar akhir bulan ke-8 mungkin mengalami
periode tidak semangat dan depresi karena ketidaknyamanan
bertambah karena bayi bertambah besar dan menunggunya
terlalu lama. Sekitar 2 minggu sebelum melahirkan sebagian
besar wanita mulai merasa senang. Keinginan dan melihat
bayinya sama dengan ketakutan akan keselamatan saat
melahirkan (Widyana, 2019).
a. Kebutuhan nutrisi
14
Pada masa kehamilan, ibu hamil harus menyediakan nutrisi
yang penting bagi pertumbuhan anak dan dirinya sendiri.
Kebutuhan nutrisi wanita hamil banyak mendapatkan
perhatian dari berbagai komite disejumlah Negara. Calon ibu
sebaiknya makan diet seimbang, menyediakan perawatan
yang mencukupi memeriksakan kandungan hemoglobin
dalam darah dan memperoleh resep tablet mengandung
garam besi. Kebutuhan nutrisi ibu hamil antara lain;
Kebutuhan energi, sumber protein, sumber lemak, sumber
karbohidrat, dan sumber vitamin (Ariana, 2018).
b. Kebutuhan oksigen
15
pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah. Keadaan
ini menyebabkan peraatan gigi tidak diperhatikan dengan
baik (Rini, 2021).
d. Kebutuhan istirahat
e. Kebutuhan seks
f. Persiapan persalinan
16
Kesiapan ini merupakan bekal penting bagi calon ibu saat
persalinan (Rini, 2021)
17
B. Hiperemesis Gravidarum
18
3. Gejala Hiperemesis Gravidarum
b. Makan berkurang.
g. Lidah kering.
e.Mata ikterus.
19
3. Hiperemesis gravidarum tingkat ketiga.
a. Muntah berkurang.
b. Keadaan umum ibu hamil makin menurun; tekanan darah turun, nadi
meningkat, dan suhu naik; keadaan dehidrasi makin jelas.
c. Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus.
d. Gangguan kesadaran dalam bentuk somnolen sampai koma;
komplikasi susunan saraf pusat (ensefalopati Wernicke): nistagmus
(perubahan arah bola mata), diplopia (gambar tampak ganda), dan
perubahan mental.
4. Faktor Resiko
20
pertama kali hamil lebih sering mengalami hiperemesis gravidarum.
Pekerjaan juga merupakan faktor resiko penyakit hiperemesis
gravidarum. Pekerjaan berhubungan dengan kondisi sosial ekonomi
yang juga mempengaruhi pola makan, aktifitas dan stres pada ibu
hamil (Rini, 2021).
5. Etiologi
21
Selanjutnya, dehidrasi yang telah terjadi menyebabkan aliran darah
ke jaringan berkurang, hal tersebut menyebabkan pasokan zat makanan
dan oksigen berkurang dan juga mengakibatkan penimbunan zat
metabolik yang bersifat toksik didalam darah. Kemudian, hiperemesis
gravidarum juga dapat menyebabkan kekurangan kalium akibat dari
muntah dan ekskresi lewat ginjal, yang menambah frekuensi muntah
yang lebih banyak, dan membuat lingkaran setan yang sulit untuk
dipatahkan (Ariana, 2018).
7. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum
Penatalaksaan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum dapat
dilakukan dimulai dengan (Ariana, 2018) :
a. Informasi
22
kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang
atau hilang tanpa pengobatan (Huda & Hermawan, 2021).
d. Terapi psikologi
Pada terapi psikologik, perlu diyakinkan pada pasien bahwa
penyakit dapat disembuhkan,hilangkan rasa takut oleh kehamilan,
dan mengurangi masalah yang dipikirkan (Rini, 2021).
e. Pemberian cairan
23
penglihatan).
Pada mual dan muntah yang parah, lama dan sering dapat
menyebabkan tubuh mengalami defisensi 2 vitamin penting yaitu
thiamin dan vitamin K. Pada defisiensi thiamin, dapat terjadi Wernicke
encephalopathy, yaitu suatu keadaan gangguan sistem saraf pusat yang
ditandai dengan pusing, gangguan penglihatan, ataxia dan nistagmus.
Penyakit ini dapat berkembang semakin parah dan menyebabkan
kebutaan, kejang dan koma. Pada defisiensi vitamin K, terjadi
gangguan koagulasi darah dan juga disertai dengan epistaksi (Rini,
2021).
24
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. DATA SUBJEKTIF
a. Biodata
Nama Ibu : Ny “M” Nama Suami : Tn”T”
Umur : 21 Tahun Umur : 23 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Sukomulyo Alamat : Sukomulyo
c. Data Kebidanan
1. Riwayat Haid
Menarche : 15 tahun
Warna : Merah kecoklatan
Siklus : 28 hari
25
Jumlah : 3x ganti pembalut
Lamanya : 7 hari
Dismenorhoe : Tidak ada
2. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1 kali
Lamanya Perkawinan : 1 tahun
Umur Waktu Kawin : 20 tahun
26
d. Data Kesehatan
1.Riwayat penyakit yang diderita pasien
Penyakit menular (AIDS, TBC, Sifilis) : Tidak ada
Penyakit keturunan (Hypertensi, jantung, ginjal) : Tidak ada
Penyakit yang pernah diderita pasien : Tidak ada
27
3. Pola Eliminasi
BAB
• Frekuensi : 1 x/hari
• Penyulit : Tidak ada
• Warna : Kuning kecoklatan
• Konsistensi : Lembek
BAK
• Frekuensi : 4 x/hari
• Penyulit : Tidak ada
• Warna : Kuning jernih
4. Personal Hygiene
Mandi : 2x sehari
Ganti pakain Dalam : 2x sehari
Gosok Gigi : 2x sehari
g. Data Psikososial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Harmonis
Tanggapan ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan : Sangat Senang
Pengambilan keputusan keluarga : Musyawarah
Rencana tempat persalinan : Bidan
Rencana menyusui : Asi Ekslusif
Rencana Merawat Bayi : Sendiri
Adat/ kebiasaan yang dilakukan yang mempengaruhi kehamilan : Tidak ada
Kebiasaan Minum alkohol/Nafza dan obat terlarang lainya : Tidak ada
28
d. BB :
Sebelum hamil : 51 kg
Saat hamil : 50 kg
c. Lila : 27 cm
d. Tanda-tanda Vital
TD : 90/70 mmHg
Nadi : 83 X/ menit
Suhu : 36,5 °C
Pernapasan : 22 x / menit
1. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
Kepala
Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe
Hidung : Bersih, tidak ada polip
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Mulut : Bersih, tidak ada sariawan, tidak ada caries
Muka : Tidak ada odema, tidak ada cloasma
gravidarum
Leher
Pembengkakan kelenjar Tiroid : Tidak ada
Pembengkakan vena jugularis : Tidak ada
Payudara
Mamae : Simetris
Areola mamae : Hiperpigmentasi
Puting susu : Menonjol
Colostrums : Belum keluar
Abdomen
Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
Striae livide : Tidak ada
29
Linea nigra : Tidak ada
Striae albicans : Tidak ada
Luka bekas operasi : Tidak ada
b. Palpasi
c. Auskultasi
DJJ : Belum dilakukan
Frekuensi :-
Sifat :-
Lokasi :-
d. Perkusi
Refleks patella : Ka (+) Ki (+)
2. Pemeriksaan Penunjang
a. USG : Tidak dilakukan
b. Laboratorium
Darah
30
HB
Golongan darah : B
Urine
Protein : Belum dilakukan
Glukosa : Belum dilakukan
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Ku = lemah
BB = 50 kg
Td = 90/ 70 mmHg
Suhu = 36,5°C
RR = 22 x/ menit
2. Menjelaskan bahwa mual dan muntah yang di alami ibu adalah hal yang
tidak wajar karna ibu mengalami mual muntah lebih dari 8 kali dalam
sehari, menganjurkan ibu untuk makan dan minum sedikit tapi sering
sehingga adanya nutrisi yang diserap oleh tubuh.
(Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan Bidan)
31
5. Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi pernapasan untuk mengurangi ketidak
nyamanan dalam kehamilan.
(Ibu mengerti dengan penjelasan Bidan)
32
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
33
Menurut Wulandari 2018, ibu yang mengalami mual muntah lebih dari
8x harus segera dirujuk karena akan mengakibatkan ibu tersebut dehidrasi
atau menyebabkan anemia. Berdasarkan asuhan kebidanan yang didapatkan
di PMB Ria Tisnawati sesuai dengan teori, karena pasien yang mengalami
mual muntah lebih dari 8 kali segera dirujuk ke rumah sakit agar
mendapatkan perawatan yang lebih efektif agar tidak terjadinya dehidrasi.
34
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Petugas Kesehatan
35
mengalami mual muntah berlebihan
DAFTAR PUSTAKA
36