Disusun oleh :
1
Kata Pegantar
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Kebidanan III (PKK III) .Adapun makalah
ini mengenai Hipertensi Gestasional.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan
memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Dosen Pembimbing
Institusi yaitu ibu Rezah Andriani, SST.,M,Keb dan juga kami mengucapkan terimaksih
kepada ibu Fauziah Hatta A.Md.Keb selaku Pembimbing Lahan Praktik.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan karena faktor keterbatasan pengetahuan dari penyusun, maka kami dengan
senang hati menerima kritikan serta saran-saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Dan harapan kami sebagai penyusun adalah semoga hasil dari
penyusunan makalah ini dapat bermanfaat.
Akhir kata, melalui kesempatan ini kami,penyusun makalah mengucapkan banyak terima
kasih.
Penyusun
2
Daftar Isi
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................................1
Kata Pegantar...........................................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................5
D. Manfaat...........................................................................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................25
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu hal yang fisiologis, dalam proses kehamilan dapat terjadi
berbagai risisko yang dapat mempengaruhi kesehatan dan mengancam jiwa ibu maupun
kandungannya, diantara beberapa permasalahan yang sering dijumpai adalah hipertensi
pada masa kehamilan. Kondisi ini mengakibatkan tingginya angka kesakitan dan
kematian yang pada akhirnya menjadi permasalahan kesehatan masyarakat secara umum.
Kehamilan seseorang, sangat dipengaruhi oleh kematangan fisik, psikologi pada masa
remaja, pada masa ini merupakan fase, di mana fungsi fisik mendekati kesempurnaan,
atau hampir memenuhi puncaknya (Darusman & Rafsanjani, 2018).
Hipertensi pada kehamilan merupakan penyakit tidak menular penyebab kematian
maternal. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak
ditularkan dari orang ke orang. Hipertensi pada kehamilan sering terjadi dan merupakan
penyebab utama kematian ibu melahirkan, serta memiliki efek serius lainnya saat
melahirkan. Hipertensi pada kehamilan terjadi pada 5% dari semua kehamilan di dunia
(WHO, 2017). Di Amerika Serikat angka kejadian kehamilan dengan hipertensi
mencapai 2 6-10 %, dimana terdapat 4 juta wanita hamil dan diperkirakan 240.000
disertai hipertensi setiap tahun. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke dan insidennya
meningkat pada kehamilan dimana 15% kematian ibu hamil di Amerika disebabkan oleh
pendarahan intraserebral (Malha et al., 2018).
Hipertensi pada kehamilan terjadi pada 5% dari semua kehamilan . Di Indonesia
angka kejadian kehamilan dengan hipertensi mencapai 6-10 %, dimana terdapat 4 juta
wanita hamil dan diperkirakan 240.000 disertai hipertensi setiap tahun. Hipertensi pada
kehamilan mempengaruhi ibu dan janin, dan dapat menyebabkan morbiditas dan
mortalitas ibu dan janin jika tidak dikelola dengan baik (Kemenkes, 2019).
Data Dinas Kesehatan provinsi Sumatera Selatan tahun 2020 angka kejadian
hipertensi dalam kehamilan di Indonesia sekitar 6-12%. Lebih dari 30% kematian ibu di
Indonesia disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan. Data ibu bersalin yang
mengalami hipertensi dalam kehamilan pada tahun 2020 di Daerah kota) Palembang
yaitu 121 dari 420 ibu bersalin di daerah kota Palembang.
Meningkatnya kejadian hipertensi dipengaruhi beberapa faktor risiko yaitu jenis
kelamin, adanya riwayat tekanan darah tinggi dalam keluarga, obesitas, kurang
olah raga, mengkonsumsi garam berlebih, stress dan kebiasaan hidup seperti
merokok dan minum minuman beralkohol. Bagi yang memiliki faktor resiko ini
seharusnya lebih waspada dan lebih dini dalam melakukan upaya-upaya preventif,
contohnya rutin mengontrol tekanan darah, serta berusaha menghindari faktor-
faktor pencetus hipertensi (Darusman & Rafsanjani, 2018).
Komplikasi kehamilan dan persalinan sebagai penyebab tertinggi kematian ibu
tersebut dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan melalui antenatal care (ANC)
secara teratur. Antenatal care atau pelayanan antenatal yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang terlatih dan profesional dapat mencegah dan mendeteksi komplikasi pada
4
janin dan ibu hamil lebih awal sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan
dikemudian hari (WHO, 2017).
Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi kunjungan antenatal
sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 (empat) kali selama kehamilan, 1 kali pada
trimester pertama (K1), 1 kali pada trimester kedua (K2), dan 2 kali pada trimester ketiga
(K3 dan K4). Sedangkan apabila terdapat kelainan atau penyulit kehamilan seperti mual,
muntah, perdarahan kehamilan, perdarahan, kelainan letak dan lain-lain, frekuensi
kunjungan ANC disesuaikan dengan kebutuhan. Standar minimal pelayanan antenatal
meliputi “10T”, yang terdiri dari: Timbang berat badan, Ukur tekanan darah, Ukur tinggi
fundus uteri, ukur DJJ, Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid), ukur nilai gizi dan
LILA (Lingkar Lengan atas), Pemberian tablet zat besi, Test terhadap PMS, HIV/AIDS
dan malaria, Temu wicara/konseling (Kemenskes RI, 2015).
Pemeriksaan selanjutnya dilakukan pemeriksaan kehamilan mulai dari anamnesa,
pemeriksaan fisik, diagnosa, terapi, dan rujuk bila diperlukan Pelayanan antenatal juga
dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada ibu hamil dan keluarganya untuk
melakukan penanganan yang tepat serta segera memeriksakan kehamilannya apabila
terdapat tanda-tanda bahaya selama kehamilan (Lincetto, 2018).
Berbagai faktor risiko kehamilan, adalah usia kehamilan dini (usia muda/remaja),
yang merupakan usia ibu waktu mengandung < 20 Tahun. Kehamilan dini disebabkan
oleh berbagai faktor, salh satunya adalah sex diluar nikah maupun paksaan keluarga atau
keinginan sendiri. Usia ideal untuk ibu hamil serta melahirkan pada umur 20-30 tahun,
jika kehamilan lebih kurang atau melebihi usia tersebut, akan akan memiliki risiko
kematian 2 hingga 4 x lebih dibandingkan dengan usia tidak ideal untuk hamil
(Manuaba, 2010).
Kejadian hipertensi pada masa hamil (Preeklampsia dan Eklampsia) merupakan salah
satu dari berbagai penyebab utama kematian ibu secara, setelah kejadian infeksi dan
perdarahan (Hasan, 2007). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengemukakan bahwa,
dari aspek dampak, hipertensi adalah suatu penyakit berbahaya, terutama bila terjadi
pada masa kehamilan, kondisi ini dapat berdampak pada kematian ibu atau bayi yang
akan dilahirkan. Permasalahan lainnya pada hipertensi adalah, jarang ditemukan gejala
atau suatu tanda tertentu sebagai peringatan awal. Kejadian Hipertensi pada masa hamil
atau preeklampsia masih dikategorikan tinggi, dengan persentase sebesar 12% dari
semua kematian ibu di dunia (Rohman dkk., 2015).
Berdasarkan masalah diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan studi
kasus Asuhan Kebidanan Kehamilan pada pasien dengan Hipertensi pada Kehamilan
untuk mengetahui bagaimana asuhan dan pengobatan secara lebih terperinci dengan
menerapkan proses asuhan kebidanan yang komprehensif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah yaitu bagaimana
asuhan kebidanan Ibu hamil yang dilakukan pada Ny “C” G6P4A1 dengan Hipertensi
dalam Kehamilan Di PMB Fauziah Hatta Tahun 2023?
5
C. Tujuan Masalah
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan, dapat melaksanakan dan mengaplikasikan
secara langsung Asuhan Kebidanan pada Ny “C” G6P4A1 dengan Hipertensi dalam
Kehamilan Di PMB Fauziah Hatta Tahun 2023 .
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengumpulkan data subyektif pada Ny “C” G6P4A1 dengan
Hipertensi dalam Kehamilan Di PMB Fauziah Hatta Tahun 2023.
b. Mahasiswa mampu mengumpulkan data obyektif pada Ny “C” G6P4A1 dengan
Hipertensi dalam Kehamilan Di PMB Fauziah Hatta Tahun 2023.
c. Mahasiswa mampu menganalisis dan menentukan diagnosa pada Ny “C”
G6P4A1 dengan Hipertensi dalam Kehamilan Di PMB Fauziah Hatta Tahun
2023.
d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan Ny “C”
G6P4A1 dengan Hipertensi dalam Kehamilan Di PMB Fauziah Hatta Tahun
2023.
e. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah
dilaksanakan pada Ny “C” G6P4A1 dengan Hipertensi dalam Kehamilan Di
PMB Fauziah Hatta Tahun 2023 menggunakan SOAP.
D. Manfaat
1. Bagi IkesT Muhammadiyah Palembang
Dapat menambah bahan referensi di perpustakaan dan menambah masukan
untuk mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam menerapkan asuhan kebidanan
pada ibu hamil. Dengan Hipertensi dalam Kehamilan Sebagai bahan kajian untuk
meningkatkan pengetahuan peserta didik.
2. Bagi PMB Fauziah Hatta
Dapat menambah bahan acuan dan wawasan serta meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan
pada ibu hamil.
3. Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan
asuhan kebidanan pada ibu hamil serta sebagai bahan evalusi dalam menilai
kemampuan menyiapkan materi untuk persiapan praktek kebidanan secara
langsung.
4. Bagi Klien
Klien Mendapatkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hipertensi
dalam Kehamilan sesuai dengan kebutuhan dan tindakan yang ada. Sehingga ini
mendapatkan manfaat sebagai pengetahuan mengenai pelayanan yang telah klien
dapatkan dari unit pelayanan kesehatan. Klien mendapatkan asuhan kebidanan
pada ibu hamil yang berjalan dengan baik.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepi sampai dari mulainya
persalinan atau lahirnya janin. Lamanya kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu.
Dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Mochtar,2016) Kehamilan normal
meruakan kehamilan yang tidak mengalami gejala-gejalaatau kelainan maupun
komplikasi dari usia kehamilan 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari), dihitung
dari hari pertama haid terakhir / HPHT (Saifudin, 2016).
2. Proses Terjadinya Kehamilan
Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur
atauovum dan sel mani atau spermatozoa. Dalm air main terdapat spermatozoa
sebanyak 100-12 juta tiap cc, kerena memiliki ekor yang dapat bergerak, maka dalam
satu jam saja spermatozoa dapat melalui kanalis servikalis dalam kavum uteri
kemudian berada dalam tubafalopii. Apabila pada saat bersamaan terjadi ovulasi
maka vertilisasi mungkin dapat terjadi. Apabila fertilisasi terjadi maka sel telur akan
disebut zygote dan zygote inilah yang akan berkembang menjadi janin atau fetus
(Sastrawinata,2016).
3. Gejala dan Tanda Kehamilan
Tanda dan gejala perkiraan kehamilan sebagai berikut:
1) Amenorea (tidakdapat haid)
2) Mual dan muntah (nausea dan vomiting)
3) Mengidam
4) Payudara/ mamae terasa membesar dan tegang
5) Anoreksia (tidak adanya nafsu makan)
6) Sering berkemih
7) Obstipasi (susah buang air besar)
8) Pigmentasi pada kulit terdapat pada epulsi, varises
(Tyastuti & Wahyuningsih, 2016).
4. Tanda Mungkin Hamil
1) Perut membesar sesuai dengan tuannya kehamilan, perubahan terjadi dalam
bentuk besar dan konsistensi perut juga mengalami perubahan.
2) Tanda hegar (segmen bawah rahim melunak), terjadi pada daerah istmus uteri,
bagian ini menjadi sangat lunak sehingga bila dilakukan pemeriksaan dalam pada
fornix posterior seperti saling bersentuhan.
7
3) Tanda Chadwicks merupakan warna kebiruan pada vagina yang terjadi karena
pelebaran pembuluh darah.
4) Tanda Piskacek (uterus besar dan lunak), merupakan pembesaran fundus uteri
yang tidak rata karena daerah implantasi janin akan tumbuh lebih cepat.
5) Kontraksi Braxton-hicks,keadaan dimana corpus uteri menjadi lebih keras.
6) Teraba ballotemen.
7) Pemeriksaan tes kehamilan positif.
8
progesteron dan somato mammo tropin,terbentuk lemak disekitar alveolus,
sehingga payudara menjadi lebih besar (Winkjosastro, 2016).
e. Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang
membesar pula. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologi
dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia.Volume darah akan
bertambah banyak, kira-kira 25% dengan puncak kehamilan 32 minggu
(Winkjosastro, 2016).
f. Sistem Pernafasan
Pada wanita hamil sering ditemukan keluhan rasa sesak dan nafas pendek
yang ditemukan pada kehamilan 32 minggu keatas, hal ini disebabkan karena
usus-usus yang tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma, sehingga
diafragma tertekan dan kurang leluasa bergerak. Kebutuhan akan oksigen pada
wanita hamil meningkat ± 20 % sehingga wanita hamil bernafas lebih dalam
(Winkjosastro, 2016).
g. Traktus Digestivus (Pencernaan)
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat rasa enek (nausea). Mungkin ini
akibat pada hormone estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot digestivus
menurun, sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan
lebih lama berada dilambung dan apa yang telah dicerna lebih lama berada diusus
(Winkjosastro, 2016).
h. Traktus Urinarius (perkemihan)
Pada bulan-bulan pertama kehamilan akan timbul keluhan sering buang air
kecil, hal ini dikarenakan uterus yang mulai membesar. Keadaan ini akan hilang
dengan makin tuanya usia kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini akan timbul
lagi karena kandung kemih mulai tegang lagi bila kepala janin mulai turun ke arah
pintu panggul (Winkjosastro, 2016).
i. Kulit
Kulit mengalami hiperpigmentasi yang biasa terdapat pada dahi, hidung yang
dikenal sebagai kloasmagravidarum .Pada areola mammae, linea alba dikenal
dengan linea gisea. Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan
melanophore stimulating hormon (MSH) (Winkjosastro, 2016).
j. Berat Badan Bertambah
Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan adaptasi
ibuterhadap pertumbuhan janin. Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira
antara 6,5 kg – 16,5 kg atau rata-rata 12,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan
berat badan sekitar 1,5kg perminggu (Winkjosastro, 2016).
9
6. Usia Kehamilan
Tuanya usia dalam kehamilan disebut dalam satuan minggu dan terbagi dalam tiga
trimester, yaitu :
a. Trimester I antara 0 – 12minggu
b. Trimester II antara 12 – 28 minggu
c. Trimester III antara 28 – 40 minggu (Mochtar , 2016).
10
3. Klasifikasi
Hipertensi pada kehamilan apabila tekanan darahnya ≥140/90 mmHg. Dibagi
menjadi ringan- sedang (140 – 159 / 90 – 109 mmHg) dan berat (≥160/110 mmHg).
Pada semua wanita hamil, pengukuran tekanan darah harus dilakukan dalam posisi
duduk, karena posisi telentang dapat mengakibatkan tekanan darah lebih rendah
daripada yang dicatat dalam posisi duduk.
Diagnosis hipertensi pada kehamilan membutuhkan pengukuran tekanan darah
dua kali terjadi hipertensi setidaknya dalam 6 jam. Pada kehamilan, curah jantung
meningkat sebesar 40%, dengan sebagian besar peningkatan karena peningkatan
stroke volume. Denyut jantung meningkat 10x/menit selama trimester ketiga. Pada
trimester kedua, resistensi vaskuler sistemik menurun, dan penurunan ini dikaitkan
dengan penurunan tekanan darah.
Hipertensi pada kehamilan dapat digolongkan menjadi:
1) Pre-eklampsia/ eklampsia
Pre-eklampsia adalah sindrom pada kehamilan (>20 minggu), hipertensi
(≥140/90 mmHg) dan proteinuria (>0,3 g/hari). Terjadi pada 2-5% kehamilan dan
angka kematian ibu 12-15%7 . Pre-eklampsia juga dapat disertai gejala sakit
kepala, perubahan visual, nyeri epigastrium, dan dyspnoea. Beberapa faktor telah
diidentifikasi terkait dengan peningkatan risiko pre-eklampsia seperti usia, paritas,
pre-eklampsia sebelumnya, riwayat keluarga, kehamilan ganda, kondisi medis yang
sudah ada sebelumnya (diabetes mellitus tipe I), obesitas dan resistensi insulin,
hipertensi kronis, penyakit ginjal, penyakit autoimun, sindrom anti-fosfolipid,
penyakit rematik), merokok, peningkatan indeks massa tubuh (BMI), peningkatan
tekanan darah, dan proteinuria. Selain itu, beberapa faktor yang terkait termasuk
keterpaparan sperma yang terbatas, primipaternitas, kehamilan setelah inseminasi
donor / sumbangan oosit / embrio telah ditemukan memainkan peran penting pada
kejadian pre-eklampsia/eklampsia.
Faktor risiko pre-eklampsia/eklampsia adalah hipertensi kronis, obesitas, dan
anemia parah 17 . Faktor risiko utama pre-eklampsia adalah sindrom antifosfolipid,
relative risk, pre-eklampsia sebelumnya, diabetes tipe I, kehamilan ganda, belum
pernah melahirkan (nulliparity), sejarah keluarga, obesitas, usia >40 tahun,
hipertensi18. Sindrom antibodi antifosfolipid, pre-eklampsia sebelumnya,
hipertensi kronik, diabetes tipe I, teknologi pembantu reproduksi dan BMI (body
mass index) sangat berkaitan erat dengan terjadinya pre-eklampsia.
Eklampsia adalah terjadinya kejang pada wanita dengan pre-eklampsia yang
tidak dapat dikaitkan dengan penyebab lainnya. Eklampsia keadaan darurat yang
dapat mengancam jiwa, terjadi pada sebelum, saat, dan setelah persalinan
(antepartum, intrapartum, postpartum). Eklampsia didahului dengan sakit kepala
dan perubahan penglihatan, kemudian kejang selama 60-90 detik.
Prinsip manajemen kejang eklampsia.
Menjaga kesadaran
Menghindari polifarmasi
Melindungi jalur nafas dan meminimalkan risiko aspirasi
11
Mencegah cedera pada ibu hamil
Pemberian magnesium sulfat untuk mengontrol kejang
Mengikuti proses kelahiran normal
12
4) hipertensi gestational
Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang terjadi setelah 20 minggu
kehamilan tanpa proteinuria. Angka kejadiannya sebesar 6%. Sebagian wanita (>
25%) berkembang menjadi pre-eklampsia diagnosis hipertensi gestasional biasanya
diketahui setelah melahirkan21,7 . Hipertensi gestasional berat adalah kondisi
peningkatan tekanan darah > 160/110 mmHg. Tekanan darah baru menjadi normal
pada post partum, biasanya dalam sepuluh hari. Pasien mungkin mengalami sakit
kepala, penglihatan kabur, dan sakit perut dan tes laboratorium abnormal, termasuk
jumlah trombosit rendah dan tes fungsi hati abnormal (Tyastuti & Wahyuningsih,
2016).
Hipertensi gestasional terjadi setelah 20 minggu kehamilan tanpa adanya
proteinuria. Kelahiran dapat berjalan normal walaupun tekanan darahnya tinggi.
Penyebabnya belum jelas, tetapi merupakan indikasi terbentuknya hipertensi kronis
di masa depan sehingga perlu diawasi dan dilakukan tindakan pencegahan.
4. Gejala
Hipertensi pada kehamilan apabila tekanan darahnya ≥140/90 mmHg. Dibagi
menjadi ringan- sedang (140 – 159 / 90 – 109 mmHg) dan berat (≥160/110 mmHg).
Hipertensi pada kehamilan dapat berkembang menjadi pre-eklampsia, eklampsia.
Kemudian dapat bermanifestasi dengan kejadian serebral iskemik atau hemoragik
pada pra, peri, dan postpartum menjadi penyakit stroke. Gejala
pre-eklampsia/eklampsia adalah sakit kepala, gangguan penglihatan (kabur atau
kebutaan) dan kejang.
5. Faktor Risiko
Faktor risiko tinggi Faktor risiko menengah
Hipertensi pada kehamilan sebelumnya Kehamilan pertama
Penyakit ginjal kronik Usia ≥ 40 tahun
Penyakit autoimmune Interval kehamilan ≥ 10 tahun
Diabetes mellitus tipe I / II Sejarah keluarga
Hipertensi kronis Kehamilan berganda
6. Diagnosa
Diagnosis hipertensi pada kehamilan membutuhkan pengukuran tekanan darah
dua kali terjadi hipertensi setidaknya dalam 6 jam. Pada kehamilan, curah jantung
meningkat sebesar 40%, dengan sebagian besar peningkatan karena peningkatan
stroke volume. Denyut jantung meningkat 10x/menit selama trimester ketiga. Pada
trimester kedua, resistensi vaskular sistemik menurun, dan penurunan ini dikaitkan
dengan penurunan tekanan darah.
13
7. Penatalaksanaan
Studi tentang pengobatan hipertensi pada kehamilan menggunakan sistematik
review dan meta analisis yang melibatkan 14 studi (1804 wanita hamil) didapatkan
bahwa penggunaan obat antihipertensi ternyata tidak mengurangi atau meningkatkan
risiko kematian ibu, proteinuria, efek samping, operasi caesar, kematian neonatal,
kelahiran prematur, atau bayi lahir kecil. Penelitian mengenai obat antihipertensi
pada kehamilan masih sedikit.
Hipertensi pada kehamilan harus dikelola dengan baik agar dapat menurunkan
angka morbiditas dan mortalitas ibu / janin, yaitu dengan menghindarkan ibu dari
risiko peningkatan tekanan darah, mencegah perkembangan penyakit, dan mencegah
timbulnya kejang dan pertimbangan terminasi kehamilan jika ibu atau janin dalam
keadaan bahaya10 . Kelahiran bayi adalah pengobatan yang pasti, tetapi perlu
mempertimbangkan kesehatan ibu, janin, usia kehamilan. Pre-eklampsia berat
membutuhkan kontrol dan pemantauan tekanan darah secara teratur. Pada kondisi
kritis dokter anestesi dapat dilibatka.(Arikah et al., 2020).
Penderita hipertensi pada kehamilan dan pre-eklampsia ringan disarankan
melakukan partus pada minggu ke-37. Pada pre-eklampsia berat disarankan
profilaksis magnesium sulfat dan waspada terjadinya hipertensi pasca persalinan22 .
Obat yang umum digunakan dalam pengobatan hipertensi pada kehamilan adalah
labetalol, methyldopa, nifedipine, clonidine, diuretik, dan hydralazine. Labetalol
adalah obat yang paling aman. Diuretik dan CCB (nifedipine) mungkin aman tetapi
data minimal dan tidak digunakan sebagai firstline drug.
Menurut ACC/AHA 2017 dan ESC/ESH 2018 obat antihipertensi pada
kehamilan yang direkomendasikan hanya labetalol, methyldopa dan nifedipine,
sedangkan yang dilarang adalah ACE inhibitor, ARB dan direct renin inhibitors
(Aliskiren)31 . Ada satu studi meta regresi di Kanada dengan 45 RCT melibatkan
3773 wanita hamil, obat antihipertensi yang digunakan adalah methyldopa,
acebutolol, atenolol, labetalol, metoprolol, oxprenolol, pindolol, propranolol,
bendroflumethiazide, chlorothiazide, hydrochlorothiazide, ketanserin, hydralazine,
isradipine, nicardipine, nifedipine, verapamil, clonidine 23 .
Kapan memulai pengobatan hipertensi pada kehamilan? Guideline ESH/ESC
2018 menyarankan tekanan darah sistolik ≥ 140 atau diastolik ≥ 90 mmHg tetapi
pada kasus-kasus tertentu disarankan pada tekanan darah sistolik ≥ 150 atau
diastolik ≥ 95 mmHg. Pada tekanan darah sistolik ≥ 170 mmHg atau diastolik ≥ 110
mmHg pada wanita hamil dianggap emergensi dan diperlukan rawat inap di rumah
sakit31 . Pada hipertensi krisis dengan kehamilan obat yang direkomendasikan
labetalol IV, nicardipine IV, magnesium. Pada pre-eklampsia yang disertai odema
paru obat yang direkomendasikan nitroglycerin infus.(Alatas, 2019). Pengobatan
hipertensi secara umum digunakan obat- obat oral antihipertensi sebagai firstline dan
secondline.
14
8. Komplikasi
Hipertensi pada kehamilan dapat menimbulkan komplikasi terhadap ibu
berupa trombositopenia, infark miokard, edema paru, kematian maternal dan
penurunan fungsi ginjal. Dampak yang ditimbulkan juga dapat berakibat terhadap
janin, berupa kematian janin dan berat badan lahir rendah (BBLR) (Suprapti, 2016).
Hipertensi pada kehamilan memberi pengaruh buruk pada kesehatan janin yang
disebabkan oleh menurunnya perfusi uteroplasenta, hipovolemia, vasospasme, dan
kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta.
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penting pada penyakit
kardiovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah perifer, stroke
dan penyakit ginjal. Untuk menghindari komplikasi tersebut diupayakan
pengendalian tekanan darah dalam batas normal baik secara farmakologis maupun
non farmakologis. Lima penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia diantaranya
adalah karena hipertensi dalam kehamilan.(Hans & Aribowo, 2020).
Peningkatan tekanan darah yang tidak terlalu tinggi (high normal /
prehipertensi) telah terbukti meningkatkan insiden penyakit kardiovaskular. Insiden
penyakit kardiovaskular selama 10 tahun pada mereka yang tekanan darahnya
prehipertensi adalah 8% pada laki-laki dan 4% pada perempuan. Sehingga
disimpulkan bahwa semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi pula angka
kejadian kelainan kardiovaskular12 . JNC 7 juga melaporkan bahwa peningkatan
tekanan darah sistolik 20 mmHg atau diastolik 10 mmHg akan meningkatkan risiko
kejadian penyakit kardiovaskular dua kali lipat. Sebaliknya penurunan tekanan
diastolik 2 mmHg dapat menurunkan penyakit jantung koroner, stroke dan transient
ischemic attact (TIA) sebesar 6%. Tetapi apabila tekanan darah diastolik diturunkan
hingga < 70 mmHg dapat meningkatkan angka mortalitas.
15
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. DATA SUBJEKTIF
a. Biodata
Nama Ibu : Ny “C” Nama Suami : Tn ”A”
Umur : 45 Tahun Umur : 47 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Lunjuk Jaya Alamat : Jl. Lunjuk Jaya
Ibu datang ke PMB Fauziah Hatta ingin memeriksakan kehamilannya, mengatakan hamil 4 bulan
anak ke enam tidak pernah keguguran, mengeluh pusing, penglihatan kabur dan kurang nafsu makan.
c. Data Kebidanan
1. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun Warna : Merah kehitaman
Siklus : 28 hari Jumlah : 3x ganti pembalut
Lamanya : 7 hari Dismenorhoe : tidak ada
2. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1 kali
Lamanya Perkawinan : 23 tahun
Umur Waktu Kawin : 20 tahun
16
gra
m
3 aterm spontan Bidan Tidak 2009 Baik L 310 Hidup
ada 0gr
am
4 aterm Spontan Bidan Tidak 2015 Baik P 320 Hidup
ada 0 gr
5 Abortus - - - 2018 - - - -
6 Ini - - - - - - - -
ANC : 1x di bidan
Tablet Fe : ± 70 Tablet
Tablet Fe yang sudah
Diminum : ±30 Tablet
d. Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB : Pernah
Pernah menjadi akseptor KB : Pernah
Jenis Kontrasepsi yang digunakan : suntik KB 3 Bulan
Lamanya menjadi akseptor KB : 4 tahun
Keluhan selama menggunakan KB : tidak ada
Alasan berhenti menjadi akseptor KB : ingin menambah anak
17
e. Data Kesehatan
1.Riwayat penyakit yang diderita pasien
Penyakit menular (AIDS, TBC, Sifilis) : tidak ada
Penyakit keturunan (Hypertensi, jantung, ginjal) : ada
Penyakit yang pernah diderita pasien : tidak ada
1. Pola nutrisi
Makan : 3 x sehari
Porsi : sedikit
Jenis makan :
Pagi : nasi/roti + lauk + susu/air putih
Siang : 1 piring nasi + 1 potong lauk/tempe + 1 mangkok sayur
Malam : 1 piring nasi + 1 potong ikan + 1 mangkok sayur
Pantangan makan : tidak ada
Minum : : 8 Gelas/Hari
Jenis Minum : Air putih + susu
3. Pola Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1 x/hari Penyulit : tidak ada
Warna : kuning kecoklatan Konsistensi :lembek
BAK
Frekuensi : 6 x/hari Penyulit : tidak ada
Warna : kuning kecoklatan
18
4. Personal Hygien
Mandi : 2x sehari
Ganti pakain Dalam : 2x sehari / jika terasa lembab
Gosok Gigi : 3x sehari
g. Data Psikososial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Harmonis
Tanggapan ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan : Sangat senang
Pengambilan keputusan keluarga : Musyawarah
Rencana tempat persalinan : Bidan
Rencana menyusui : Asi Ekslusif
Rencana Merawat Bayi : dirawat sendiri
Adat/ kebiasaan yang dilakukan yang mempengaruhi kehamilan : tidak ada
Kebiasaan Minum alkohol/Nafza dan obat terlarang lainya : tidak ada
2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
Kepala
Rambut : Bersih hitam, tidak rontok, tidak ada ketombe
Hidung : Bersih ,tidak ada polip
Mata : Cekung, Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik
Mulut : Bersih, tidak ada sariawan, tidak ada caries gigi
Muka : baik, tidak ada odema, tidak ada cloasma
Leher
Pembengkakan kelenjar Tiroid : tidak ada
Pembengkakan vena jugularis : tidak ada
19
Payudara
Mamae : simetris
Areola mamae : Hiperpigmentasi
Puting susu : menonjol
Colostrums : belum keluar
Abdomen
Pembesaran : normal
Striae livide : Tidak ada
Linea nigra : Ada
Striae albicans : Tidak ada
Luka bekas operasi : Tidak ada
Extremitas Bawah : lengkap, kuku tidak pucat, tidak ada odema, ada varises
b. Palpasi
Leopold I: TFU pertengahan pusat px, pada fundus teraba lunak dan tidak melenting
(bokong). (Mc D:26 cm).
Leopold II: Pada bagian kiri perut ibu terababagian-bagian kecil janin (ekstremitas
janin), pada bagian kanan ibu teraba keras memanjang seperti papan
(punggung janin).
Leopold III: Pada bagian terbawah perut ibu teraba bulat, keras dan melenting (kepala
janin), belum masuk PAP
Leopold IV: Tidak dilakukan
TBBJ: (26 -12) x 155 = 2170gram
c. Auskultasi
DJJ : (+)
Frekuensi : 135x/menit
Sifat : keras dan teratur
Lokasi : 2 jari sebelah kanan bawah perut ibu
d. Perkusi
Refleks patella : ka (+) ki (+)
3. Pemeriksaan Penunjang
a. USG : belum dilakukan
b. Laboratorium
Darah
20
HB : tidak dilakukan
Golongan darah :A
Urine
Protein : belum dilakukan
Glukosa : belum dilakukan
Diagnosa : G6P4A1 Hamil 31 minggu dengan Hipertensi pada Kehamilan janin tunggal hidup.
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa Tekanan Darah ibu
Tinggi untuk ibu hamil dan dianjurkan untuk menjaga pola makan dan istirahat yang
cukup.
Ku = Composmentis
BB = 67 kg
Td = 150/ 100 mmhg
Suhu = 36,0c
RR = 22x / menit
- Ibu mengerti penjelasan bidan
2. Menjelaskan pada ibu tentang hipertensi pada kehamilan, bahwa hipertensi pada
kehamilan dapat terjadi karena berbagai macam faktor seperti umur, riwayat persalinan
dan kehamilan sebelumnya, pola hidup dan psikologis ibu. Maka dari itu, hipertensi pada
kehamilan harus dilakukan pemeriksaan secara rutin untuk mencegah kemungkinan
komplikasi yang dapat terjadi.
- ibu mengerti dan mampu menjelaskan kembali penjelasan bidan.
3. Menjelaskan pada ibu tentang dampak dari hipertensi dalam kehamilan yaitu dapat
menyebabkan morbiditas/ kesakitan pada ibu (termasuk kejang eklamsia, perdarahan
otak, gagal ginjal akut, dan pengentalan darah di dalam pembulu darah), serta morbiditas
pada janin (termasuk pertumbuhan janin terlambat di dalam rahim, kematian janin di
dalam rahim, dan kelahiran premature).
- ibu mengerti dan mampu menjelaskan kembali penjelasan bidan.
4. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi serta mengurangi konsumsi
garam secara berlebihan agar dapat membantu tekanan darah ibu stabil.
- ibu menerima saran bidan
5. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM III yaitu perdarahan
pervaginam, sakit kepala yang hebat, bengkak muka dan tangan, nyeri abdomen/ulu hati,
gerakan janin tidak seperti biasanya, gangguan penglihatan. Jika ibu mengalami salah
satu tanda di atas untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
- Ibu mengerti dan menerima saran dari bidan
6. Menganjurkan ibu untuk periksa ulang tanggal 14 Maret 2023, atau jika ada keluhan
yang dirasakan agar ibu segera ke fasilitas kesehatan terdekat.
- ibu mengerti dan menerima saran bidan
21
7. Menganjurkan ibu untuk segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas terdekat yang lebih
lengkap (Rumah Sakit).
- Ibu mau mengikuti anjuran dari bidan
22
BAB IV
PEMBAHASAN
23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi IKEST Muhammadiyag Palembang
Diharapkan bagi institusi pendidikan selalu memberikan bimbingan dan arahan
kepada mahasiswi dalam menjalani praktik klinik kebidanan terutama mengenai hal-
hal baru yang ditemui mahasiswa dilahan praktik yang belum didapatkan
dipendidikan,sehingga kualitas pendidikan pun dapat ditingkatkan khususnya
program studi DIII Kebidanan Instititut Ilmu Kesehatan dan Teknologi
Muhammadiyah Palembang.
24
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibuyang
hamil serta mahasiswa belajar lebih tentang teori-teori dalam kebidananyangtelah di
dapat selama pendidikan dan dapat mengamalkan ilmu-ilmu yang telah didapat
dengan sebaik-baiknya.
25
DAFTAR PUSTAKA
26