Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP DASAR KOMPLIKASI KEHAMILAN


(PENYULIT KEHAMILAN TRIMESTER I DAN II)

DOSEN PENGAMPU
DR. Ns. Hj. Rifa Yanti, S.Kep, M.Biomed

DISUSUN OLEH
IIS SULISIAWATI
DIAN MAYA SARI
TIARMAWATY AGUSTINA LIMBONG
ISNAWATY HUTAPEA
ROTUA MEGAWATI PANDIANGAN

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN


SARJANA TERAPAN PROGRAM REGULER TRANSFER
STIKES AL INSYIRAH PEKANBARU
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan
proses fisiologis dan berkesinambungan. Dan tidak bisa di pungkiri bahwa masa
kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir hingga penggunaan
kontrasepsi, wanita akan mengalami berbagai masalah kesehatan. Agar
kehamilan, persalinan serta masa nifas seorang ibu berjalan normal, ibu
membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik. Untuk peraturan pemerintahan
Nomor 61 Tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi menyatakan bahwa setiap
perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan untuk mencapai hidup
sehat dan mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta
mengurangi Angka Kematian Ibu. Pelayanan kesehatan tersebut sangat
dibutuhkan selama periode ini. Karena pelayanan asuhan kebidanan yang
bersifat berkelanjutan (continuity of care) saat di memang sangat penting untuk
ibu. Dan dengan asuhan kebidanan tersebut tenaga kesehatan seperti bidan,
dapat memantau dan memastikan kondisi ibu dari masa kehamilan, bersalin,
serta sampai masa nifas.
Komplikasi masa kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah
kesehatan yang penting, jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan kematian
ibu yang tinggi. Tragedi yang mencemaskan dalam proses reproduksi salah
satunya kematian yang terjadi pada ibu. Keberadaan seorang ibu adalah tonggak
untuk keluarga sejahtera. Untuk itu Indonesia mempunyai target pencapaian
kesehatan melalui Millennium Development Goals(MDGs) sehingga tercapai
pembangunan masyarakat sejahtera. MDGs adalah hasil kesepakatan negara-
negara yang bertujuan mencapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakatyang berisi 8 tujuan.MDGske-5 bertujuan meningkatkan kesehatan
ibu dengan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar tiga perempatnya
antara tahun 1990 dan 2015 (Depkes, 2013).
Menurut Profil Kesehatan Indonesia (2012) kasus obstetrik terbanyak
(56,06%) disebabkan oleh penyulit kehamilan,persalinan dan masa nifas lainnya
diikuti dengan kehamilan yang berakhir abortus (26%). Penyebab kematian
terbesar adalah pre eklampsi dan eklampsi dengan case fatality rate (CFR)
2,35%, proporsi kasusnya 49 % dari keseluruhan kasus obstetri.
Risiko tinggi atau komplikasi kebidanan pada kehamilan merupakan
keadaan yang abnormal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan
kematian ibu maupun bayi. Untuk menurunkan angka kematian ibu secara
bermakna maka deteksi dini dan penanganan ibu hamil berisiko atau komplikasi
kebidanan perlu lebih ditingkatkan baik fasilitas pelayanan Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) maupun di masyarakat.

1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengerti tentang konsep dasar
komplikasi kehamilan (penyulit kehamilan trimester I dan II)
b. Tujuan Khusus :
Untuk meningkatkan wawasan mahasiswa tentang komplikasi kehamilan
khususnya penyulit kehamilan trimester I dan II
1.3 Batasan Makalah
Batasan makalah dalam penulisan makalah ini adalah luas lingkupnya meliputi
konsep dasar komplikasi kehamilan (penyulit kehamilan trimester I dan II)
1.4 Penelitian Terkait (DataPendukung)
 Nama dan Judul Penelitian : Marthia Ikhlasiah dan Siti Riska, Hubungan
antara komplikasi kehamilan dan riwayat persalinan dengan tindakan SC di RS
Fatimah Serang
 Tahun dan Tempat Penelitian : 2017, Di RS Fatimah Serang
 Rancangan Penelitian : Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional
 Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukan bahwa Ibu Bersalin yang
melakukan tindakan Sectio caesarea proporsinya lebih tinggi terjadi pada ibu
bersalin yang memiliki riwayat persalinan dengan tindakan atau Sectio
caesarea(82,5%), dibanding dengan ibu bersalin dengan riwayat persalinan
spontan (24,1%). Lebih dari setengahnya responden yang melakukan
persalinan melalui tindakan Sectio Caesarea ( 59,1%). Hampir dari
setengahnya responden yang memiliki komplikasi kehamilan (52,2%) Hampir
dari setengahnya responden dengan riwayat persalinan dengan tindakan sectio
caesarea (54,2%) Terdapat hubungan antara komplikasi kehamilan dengan
kejadian sectio caesarea di Rumah Sakit Fatimah Tahun 2017 Terdapat
hubungan antara riwayat persalinan dengan kejadian sectio caesarea.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan postterm
disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat bulan, kehamilan lewat waktu,
prolonged pregnancy, extended pregnancy, postdate/post datisme atau
pascamaturitas adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari)
atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Neagle dengan
siklus haid rata-rata. Kehamilan berasal dari spermatozoa dan ovum yang
bergabung, tumbuh dan berkembang janin intra uteri mulai sejak konsepsi sampai
dengan permulaan persalinan.
2. Tanda kehamilan
Tanda gejala kehamilan menurut sebagai berikut :
1. Amenore atau tidak mengalami menstruasi sesuai siklus
(terlambat haid)
2. Nausea (mual) anoereksia, emesis (muntah) dan hipersalivas
3. Pingsan
4. Mengidam
5. Anoreksia
6. Lelah (fatigue)
7. Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh hormon
esterogene dan progesterone.
8. Miksi sering ( buang air kecil terlalu sering)
9. Konstipasi /obstipasi
10. Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosterroid plasenta
11. Pemekaran vena-vena (varices)
3. Perubahan fisiologis kehamilan
Perubahan fisik pada ibu hamil adalah sebagai berikut : Morning
Sicknessmual dan muntah, pembesaran payudara, sering buang air kecil,
konstipasi atau Sembelit, Sakit Kepala atau pusing, kram Perut, sering meludah,
peningkatan berat badan, perut semakin membesar, sendawa dan buang angin,
rasa panas dansakit perut bagian bawah, pusing, pembengkakan, Sakit bagian
tubuh belakang, pernafasan, sering buang air kecil, varises, kontraksi perut, dan
kram pada kaki.
Perubahan fisiologik wanita hamil ialah sebagai berikut

a. Perubahan pada sistem reproduksi.

1) Ukuran uterus pada kehamilan cukup bulan : 30 x 25 x20 cm, dengan


kapasitas lebih dari 4000 cc, uterus akan mengalami kenaikan berat yang
awalnya 30 gram akan menjadi 1000 gram dalam 40 pekan, perubahan
pada bentuk dan konsistensi rahim, pada bulan-bulan pertama rahim
seperti buah alpukat dan pada bulan ke lima rahim teraba seperti berisi
cairan ketuban, selanjutnya perubahan posisi rahim dalam kehamilan
pada permulaan kehamlian – dalam letak antefleksi atau retrofleksi, pada
bulan ke 4 bulan kehamilan – rahim tetap berada dalam rongga pelvis,
setelah itu – mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya
dapat mencapai batas hati, rahim yang hamil biasanya mengisi rongga
abbomen kanan atau kiri.
2) Perubahan payudara, payudara membesar, tegang dan berat.
3) Terjadinya perubahan pada kulit bercak coklat pada wajah dan
biasanya terdapat linea nigra.
4) Terjadinya kenaikan berat badan seiring berkembangnya janin, Tubuh ibu
saat kehamilan mengalami perubahan-perubahan yang dimaksud untuk
keperluan tumbuh dan berkembang bayi. Perubahan tersebut di fasilitasi
oleh adanya perubahan kadar hormon estrogen dan progresteron selama
kehamilan. Baik dari segi anatomis maupun fisiologis, perubahan yang
ditimbulkan terjadi secara menyeluruh pada organ tubuh ibu yang berjalan
seiring dengan usia kehamilan dalam trimester.

b. Sistem reproduksi

1. Trimester 1
Terdapat tanda chadwick, yaitu perubahan warna pada vulva,
vagina dan serviks menjadi lebih merah kebiruan atau ke unguan. pH dan
vulva vagina mengalami peningkatan dari 4 menjadi 6,5 yang membuat
wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina. Tanda Goodlel yaitu
perubahan konsistensi serviks menjadi lebih lunak dan kenyal.
Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan adanya peningkatan
vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hyperlamsia dan hipertropi
otot, dan perkembangan desi dua. Dinding – dingding otot lebih kuat dan
lebih elastis, fundus pada serviks mudah fleksi disebut tanda Mc Donald.
Pada kehamilan 8 minggu uterus mebeesar sebesar telur bebek dan pada
kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa. Pada minggu-minggu
pertama, terjadi hipertropi pada istmus uteri membuat istmus menjadi
panjang dan dan lebih lunak yang disebut tanda Hegar.Sejak trimester
satu kehamilan, uterus juga mengalami kontraksi yang tidak teratur dan
umumnya tidak nyeri.
Proses ovulasi pada ovarium akan terhenti selama kehamilan.
Pematangan folikel baru juga di tunda. Tetapi pada awal kehamilan, masih
terdapat satu corpus luteim gravidarum. Yang menghasilkan hormon
estrogen dan progresteron. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-
7 minggu kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk.

2. Trimester 2
Hormon estrogen dan progresteron terus meningkat dan menjadi
hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh- pembuluh darah alat
genetalia membesar. Peningkatan sensivitas ini dapat meningkatkan
keinginan untuk melakukan hubungan seksual, khususnya selama
trimester 2 kehamilan.

Peningkatan kongesti yang berat ditambah relaksasi dinding pebuluh


darah dan uterus dan dapat mengakibatkan timbulnya oedema dan varises
vulva. Edema dan varises ini biasanya membaik selama periode pasca
post partum.
Pada akhir minggu ke 12 uterus yang terus mengalami pembesaran
tidaklagi cukup tertampung dalam rongga pelvis sehingga uterus akan
naik ke rongga abdomen. pada trimester kedua ini, kontraksi uterus dapat
di deteksi dengan pemeriksaan bimanual. Kontraksi yang tidak teratur dan
biasanya tidak nyeri ini di kenal sebagai kontraksi Braxton Hicks, muncel
tiba- tiba secara sporadik dengan intensitas antara 5-25 mmHg
(Prawirohardjo, 2008; h.175) Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta
mulai terbentuk dan mulai menggantikan fungsi Corpus luteum
gravidarum.

3. Trimester 3
Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan
untuk persalinan yang sering melibatkan peregangan vagina. Ketebalan
mukosa bertambah, jaringan ikat mengendor, dan sel otot polos
mengalami hipertrofi, terjadi peningkatan volume sekresi vagina yang
bewarna keputihan dan lebih kental.

c. Payudara/ Mammae

1. Trimester 1

Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon


somatomamotropin, Estrogen dan progresteron, akan tetapi belum
mengeluarkan ASI. Vena-vena di bawah kulit juga akan lebih terlihat.
Areola mammae akan bertambah besar dan kehitaman, kelenjar sebasea
dari areola akan membesar dan cenderung menonjol keluar dinamakan
tuberkel Monthomery.

2. Trimester 2

Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu akan keluar


cairan kental kekuning-kuningan yang disebut Kolostrum. Kolostrum ini
berasal dari asinus yang mulai bersekresi selama trimester dua.
Pertumbuhan kelenjar mammae membuat ukuran payudara meningkat
secara progresif. Bila pertambahan ukuran tersebut sangat besar, dapat
timbul stria seperti pada abdomen.

3. Trimester 3
Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan menekresi
cairan yang kental kekuningan yang disebut kolostrum. Pada trimester 3
aloran didalamnya lambat dan payudara menjadi makin besar.

d. Kulit
1. Trimester 1
Diketahui bahwa terjadi peningktakan suatu hormon perangsang
melanosit sejak akhir bulan kedua kehamilan sampai aterm yang
menyebabkan timbulnya pigmentasi pada kulit. Linea Nigra adalah
pigmentasi bewarna hitam kecoklatan yang muncul pada garis tengah kulit
abdomen. Pigmentasi ini biasanya akn menghilang atau berkurang setelah
melahirkan.
2. Trimester 2
Peningkatan Melanocyte stimulating hormon (MSH) pada masa ini
menyebabkan perubahan cadangan melanin pada daerah epidermal dan
dermal.
3. Trimester 3
Pada bulan terakhir kehamilan mucul garis-garis kemerahan, hal ini
di sebut striae gravidarum. Pada wanita multipara , selain striae
kemerahan itu seringkali ditemukan mengkilat keperakan yang
merupakan sikatrik dari striae kehamilan sebelumnya.

e. Perubahan metabolik dan kenaikan berat badan

1. Trimester 1
Terjadi perubahan berat badan selamakehamilan yang sebagian
besar diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara, serta peningkatan
volume darah dan cairan ekstraseluler. Pada awal kehamilan peningkatan
berat badan ibu kurang lebih 1 kg.

2. Trimester 2
Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama oleh karena
perkembangan janin dalam uterus.

3. Trimester 3
Pertambahan berat badan ibu pada masa ini mencapai dua kali lipat
bahkan lebih dari berat badan awal kehamilan. Pitting edema dapat timbul
pada perkembangan kaki dan tungkai bawah akibat akumulasi cairan
tubuh ibu. Akumulasi cairan ini juga disebabkan oleh peningkatan tekanan
vena di bagian yang lebih rendah dari uterus akibat uklosi parsial vena
kava. Penurunan tekanan osmotik koloid interstisial juga cenderung
menimbulkan edema pada akhir kehamilan.

f. Perubahan hematologis
1. Trimester 1
Volume darah ibu meningkat secara nyata pada kehamilan.
Konsentrasi hemoglobin dan hematokrit menurun sejak trimester awal
kehamilan. sedangkan konsentrasi dan kebutuhan zat besi selama
kehamilan juga cenderung meningkat untuk mencukupi kebutuhan janin.
2. Trimester 2
Volume darah disebabkan oleh meningkatnya plasma dan
eritrosit. Terjadi hiperplasia eritrosit sedang dalam sumsum tulang dan
peningkatan ringan pada hitung retikulosit. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya kadar eritropoetin plasma ibu setelah usia gestasi 20
minggu, sesuai dengan saat produksi eritrosit paling tinggi.
3. Trimester 3
Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang sedikit menurun
selama kehamilan menyebabkan viskositas darah menurun. Perlu
pemerhatian kadar hemoglobin ibu terutama pada masa akhir kehamilan,
bila konsentrasi hb <11,0 g/dl, hal ini dianggap abnormal dan biasanya
disebabkan oleh difinisi besi.

g. Sistem pernafasan
Pergerakan diafragma semakin terbatas seiring pertumbuhan ukuran
uterus dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30, peningkatan volume
tidal, volume ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen per menit untuk
mencapai puncaknya pada minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas lebih
dalam sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi
oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh
meningkatnya sekresi progresteron.
4. Sistem urinaria
a. Trimester 1
Pada awal-awal kehamilan, vesika urinaria tertekan oleh uterus
sehingga sering timbul keinginan berkemih
b. Trimester 2
Uterus mulai mebesar dan mulai keluar dari rongga pelvis
sehingga penekanan pada vesika urinaria berkurang. Selain itu, adanya
peningkatan vaskularisasi dari vesica urinaria menyebabkan mukosa
hiperemia dan menjadi mudah berdarah bila terluka.
c. Trimester 3
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul
menyebabkan penekanan uterus pada vesika urinaria. Keluhan sering
berkemih dapat timbul kembali
5. Sistem pencernaan
a. Trimester 1
Timbulnya rasa tidak nyaman pada uluh hati disebabkan karena
perubahan posisi lambung dan aliran asam lambung ke esophagus bagian
bawah. Produksi asam lambung menurun. Sering terjadi nausea dan juntah
karena pengaruh human chorionic gonadotropi (HCG), Tonus otot-otot
traktus digestivus juga berkurang. Saliva atau pengeluaran air liur berlebihan
dari biasa.
b. Trimester 2
Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan usus akan
tergeser. Demikian juga dengan organ lain seperti appendiks yang akan
bergeser ke arah atas dan lateral. Perubahan lainnya akan lebih bermakna
pada kehamlan trimester 3.
c. Trimester 3
Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan motilitas
otot polos pada organ digestif dan penurunan sekresi asam lambung. Tonus
sphincer esofagus bagian bawah menurun dan dapat menyebabkan refluks
dari lambung ke esofagus sehingga menimbulkan keluhan seperti
heartburn. Penurunan motilitas usus juga memungkinkan penyerapan
nutrisi lebih banyak, tetapi

B. Tanda Bahaya Kehamilan


Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya
bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/ periode antenatal, yang apabila tidak
dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu. Tanda bahaya
kehamilan merupakan suatu kehamilan yang memiliki suatu tanda bahaya atau
risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya
penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan. Pada umumnya 80-90
% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12 % kehamilan yang disertai
dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Hal ini perlu
dicermati dan dikenali tanda-tandanya sehingga dapat meminimalisir
kegawatdaruratan kehamilan dan persalinan. Sebagai kader kesehatan atau kader
kesehatan, perlu untuk mengenal tanda bahaya dalam kehamilan agar risiko tinggi
kehamilan dapat segera tertangani oleh tenaga kesehatan. Penilaian awal tanda
bahaya kehamilan dapat dilakukan oleh para kader kesehatan yang ditunjuk dan
sudah dilatih untuk mengenal tanda bahaya pada masa kehamilan. Berikut dibawah
ini tanda awal bahaya kehamilan yang perlu kader dan ibu hamil kenali agar ibu
hamil segera dapat di bawa ke fasilitas kesehatan :
• Muntah terus dan tak mau makan
• Demam tinggi
• Benkak kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala disertai kejang
• Gerakan janin mulai bekurang dibandingkan sebelumnya
• Terjadi perdarahan pada hamil muda dan hamil tua
• Air ketuban keluar sebelum waktunya
Tanda bahaya kehamilan trimester I dan II

1. Tanda Bahaya Trimester I (0-12 minggu)


a. Perdarahan pada Kehamilan Muda
Biasanya terjadi dikarenakan kejadian abortus, misscarriage, early
pregnancy loss. Perdarahan pada trimester ini bisa berakibat pada
kegagalan kelangsungan kehamilan.
• Abortus (Keguguran)
•Kehamilan Ektopik (Kehamilan di luar kandungan): Tanda dan gejala
pada kehamilan muda, dapat atau tidak ada pendarahan pervaginam,
ada nyeri perut kanan/kiri bawah.
•Mola hidatidosa (Hamil Anggur)
b. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan, biasanya disebut dengan
istilah Hiperemesis Gravidarum.
c. Selaput kelopak mata pucat: merupakan salah satu tanda anemia. Anemia
pada trimester I bisa disebabkan karena mual muntah pada ibu hamil dan
pendarahan pada ibu hamil trimester I.
d. Demam Tinggi: dengan suhu tubuh >38ºC menunjukkan infeksi dalam
kehamilan. Infeksi bisa terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas.

2. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II (13-28 minggu)


a. Demam Tinggi
b. Berkurangnya gerakan janin (minim 3x dalam 1 jam)
c. Selaput kelopak mata pucat, tanda anemia
3. Pencegahan tanda bahaya pada kehamilan
a. Mengetahui ibu yang termasuk dalam kondisi yang mengalami tanda
bahaya kehamilan sehingga dapat dilakukan rujukan ke tempat fasilitas
yang lebih baik (Rumah Sakit).
b. Meningkatkan mutu prinatal care
c. Menganjurkan setiap ibu hamil kontrol ke BKIA
d. Dilakukannya penyuluhan oleh bidan desa pada ibu hamil tanpa dan
dengan penyakit yang diderita ibu selama kehamilan secara aktif.
e. Melakukan pemeriksaan teratur ke Puskesmas, Rumah Sakit minim 4x
selama masa kehamilan.
f. Melakukan imunisasi TT 2X
g. Bila ditemukan kelainan saat pemeriksaan harus lebih sering dan lebih
intensif.
h. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.
i. Istirahat yang cukup/ tidur paling sedikit 6-7 jam dan usahakan tidur siang 1-
2 jam.
j. Menjaga kebersihan diri
k. Boleh melakukan hubungan suami istri selama hamil. Tanyakan ke
petugas kesehatan cara yang aman.
l. Lakukan aktifitas fisik dengan memperhatikan kondisi ibu dan
keamanan janin dalam kandungan.

C. Komplikasi dan Penyulit Kehamilan Trimester I dan II


1. Anemia Pada Kehamilan
Anemia atau kekurangan darah adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah
merah (sebagai pembawa oksigen) tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
fisiologis tubuh. Kebutuhan fisiologis tubuh akan oksigen bervariasi
berdasarkan usia, jenis kelamin, merokok, status kehamilan. dan berada di
daerah ketinggian. Kriteria anemia pada ibu hamil sedikit berbeda dengan
wanita yang tidak sedang hamil, yaitu :
a. Ibu hamil trimester 1 (hamil bulan ke-1 sd 3) : <11g/dL
b. Ibu hamil trimester 2 ( hamil bulan ke-4 sd 6) : <10,5g/dL
c. Ibu hamil trimester 3 (hamil bulan ke-7 sd 9) : <10,5g/dL
Dampak anemia pada ibu hamil yaitu:
a. Ibu berisiko melahirkan Bayi dengan berat badan lahir rendah (yaitu BB
lahir < 2,5 kg)
b. Kematian Ibu. Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang
berhubungan dengan anemia pada kehamilan
c. Transfusi darah (jika kehilangan banyak darah selama persalinan)
d. Depresi pascapersalinan
e. Kelahiran prematur (belum genap bulan)
f. Lahir bayi dengan anemia
g. Sepsis (infeksi berat) saat nifas
h. Anak dengan keterlambatan perkembangan
2. Depresi pada Kehamilan
Depresi adalah gangguan kejiwaan yang paling umum selama kehamilan dan
dikaitkan dengan faktor- faktor obstetri psikososial dan klinis
Adapun faktor risiko yang dapat mempengaruhi seseorang menjadi depersi,
yaitu :
a. Psikologi
b. Masalah Sosial
c. Interpersonal
d. Riwayat depresi sebelumnya dan perwatan psikiatrik
e. Lingkungan
f. Kehamilan yang tidak direncakan
g. Penyakit fisik yang serius, dan
h. Pekerjaan
i. Kemiskinan
Adapun komplikasi yang terjadi apabila ibu mengalami depresi sebagai berikut:

a. Kematian (bunuh diri)

b. Kehamilan tidak berjalan lama (keguguran atau janin tidak berkembang)

c. BBLR (berat badan lahir rendah)


d. Gangguan perkembangan saraf janin

e. Merusak kualitas dan keefektifan pengasuhan

f. Prematur (lahir tidak cukup bulan)


3. Kekurangan Energi Kronis dalam Kehamilan
Salah satu gangguan nutrisi yang terjadi pada ibu hamil adalah KEK atau
kekurangan energy kronis, KEK adalah kondisi dimana ibu hamil mengalami
kekurangan kalori dan protein untuk waktu yang cukup lama.
Yang menjadi factor resiko yang menyebabkan ibu mengalami Kekurangan Energi
Kronik, yaitu :
a. Asupan nutrisi yang kurang
b. Adanya pernyakit kronik
c. Sosio ekonomi yang rendah
d. Adanya infeksi
komplikasi yang dapat dialaminya yaitu :
a. Menurunkan kekuatan otot untuk prose persalinan
b. Kemitian janin atau keguguran
c. Prematur atau tidak cukup bulan
d. Lahir cacat
e. Berat badan bayi lahir rendah
f. Gangguan tumbuh kembang otak janin dan metabolism tubuh janin
g. Stunting

4. Obesitas Pada Kehamilan


Obesitas adalah suatu kondisi di mana kelebihan lemak tubuh telah menumpuk
sedemikian rupa sehingga kesehatan dapat terpengaruh.
Ibu hamil yang mengalami berat baddan berlebih selama masa kehamilan akan
memiliki dampak yang sangat berpengaruh terhadap kesehtan ibu dan janinnya,
beberapa dianataranya yaitu :
a. Keguguran
b. Diabetes Militus
c. Gangguan tumbuh kembang janin
d. Hipertensi dan Eklamsia
e. Peredarahan darah tidak lancer atau terdapat penggumpaln dalam darah
f. Kematian janin
g. Kegagalan induksi kehamilan
h. Proses perslinan menjadi tidak lancer karena ada kemungkinan distosia bahu
i. Ada kemungkinan ibu yang akan melahirkan tidak dapat lahir secara normal
atau disesar. Namun dokter perlu melakukan pemeriksaan penunjang untuk
menentukan proses persalinan ibu seperti USG
j. Berat badan bayi lahir lebih dari 4000 gram
k. Lahir premature
l. Bayi lahir dengan kondisi yang tidak sehat atau cacat
m. Kematian bayi

5. Perdarahan dalam Kehamilan


Pendarahan selama kehamilan dapat sering terjadi pada trimester pertama
kehamilan, dan mungkin bukan merupakan tanda masalah. Namun, perdarahan
yang terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan sering dapat menjadi tanda
kemungkinan adanya komplikasi

Pendarahan vagina adalah gejala umum, dan berpotensi membahayakan pada


awal masa kehamilan. Setiap ibu yang mengalami perdarahan, komplikasi yang
akan terjadi pada ibu yang mengalami perdarahan tergantung pada kasus
perdarahan yang ibu hamil alami, kemungkinan terjadinya komplikasi apa bila
ibu hamil mengalami perdarahan yaitu :
a. Gawat janin
b. Keguguran
c. Kelainan pembekuan darah
d. Anemia
e. Kematian

6. TB Paru dalam kehamilan


Tuberkulosis paru, atau yang biasa dikenal sebagai TB Paru adalah infeksi yang
disebakan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang biasa terjadi pada paru-
paru, namun juga bias pada bagian organ tubuh lainnya seperti ginjal, tulang
belakang, system saraf dan otak.
Dampak dari ibu hamil yang terkena TB Paru, yaitu :
1) Keguguran
2) Berat Bayi Lahir Rendah (< 2400 gr)
3) Premature atau Bayi Lahir Kurang Bulan
4) Kematian Janin dalam kandungan / IUFD
5) Berat badan janin kurang di dalam kandungan
6) Kemungkinan Ibu pengindap TB menularkan kejaninya, sehingga bayi lahir
dengan bawaan penyakit TBC namun itu jarang terjadi

7. Diabetes Mellitus Dalam Kehamilan


Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi
glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan
apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak.

Bila seorang ibu hamil mengalami penyakit DM maka akan berdampak pada
kesehatan ibu hamil dan juga janinnya, komplikasi yang mungkin terjadi yaitu :

a. Berat lahir berlebihan.


b. Sindrom distres kelahiran dan pernapasan dini (prematur).
c. Gula darah rendah (hipoglikemia).
d. Bayi dari ibu yang menderita diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi
terkena obesitas dan diabetes tipe 2 di kemudian hari.
e. Kematian bayi sebelum atau segera setelah kelahiran.
f. Tekanan darah tinggi dan preeklampsia.
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya


bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/ periode antenatal, yang apabila tidak
dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu. Komplikasi yang
sering terjadi pada ibu hamil trimester I dan II antara lain anemia, depresi , energy
kronis, obesitas, pendarahan, TB paru dan Diabetes Melitus pada kehamilan.
Komplikasi masa kehamilan merupakan masalah kesehatan yang penting, jika tidak
ditanggulangi bisa menyebabkan kematian ibu yang tinggi..

B.  Saran

Risiko tinggi atau komplikasi kebidanan pada kehamilan merupakan


keadaan yang abnormal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan
kematian ibu maupun bayi. Untuk menurunkan angka kematian ibu secara
bermakna maka deteksi dini dan penanganan ibu hamil berisiko atau komplikasi
kebidanan perlu lebih ditingkatkan baik fasilitas pelayanan Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) maupun di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar.Jakarta: Depkes RI.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan : Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan. Kementrian
Kesehatan RI : Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Fitriahadi, Henny. 2020. Modul Deteksi Dini Komplikasi Kehamilan. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai