Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
Oleh:
FITRI HANDAYANI HASIBUAN
NIM: 000000000000000
PEMBIMBING INSTITUSI
Julietta Hutabarat, S.Psi, SST, M.Keb
LAPORAN PENDAHULUAN
Oleh:
FITRI HANDAYANI HASIBUAN
NIM: 000000000000000
Menyetujui,
(Pembimbing Institusi)
Mengetahui,
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kehamilan. Salah satu ketidaknyamanan yang sering dialami ibu hamil adalah nyeri
sehingga timbul beberapa rasa sakit dan nyeri. Meskipun tenaga kesehatan sering
menyebutnya sebagai gangguan kecil semasa kehamilan, keadaan ini jelas tidak
fisiologis yang terjadi dan yang lainnya berhubungan dengan aspek-aspek emosi
Salah satu ketidaknyamanan yang sering timbul adalah nyeri punggung. Nyeri
punggung merupakan gangguan yang banyak dialami oleh ibu hamil yang tidak
hanya terjadi pada trimester tertentu, tetapi dapat dialami sepanjang masa-masa
punggung sebelum kehamilan beresiko tinggi mengalami hal yang sama ketika hamil,
oleh karena itu penting sekali untuk dapat membedakan nyeri punggung terjadi akibat
kehamilan dengan nyeri punggung yang terjadi akibat penyebab lain (Fraser, 2009).
Pada saat ini gambaran Angka Kematian Ibu (AKI) masih sangat tinggi.
diperkirakan setiap hari terdapat kematian ibu mencapai 830 per 100.000 kelahiran
hidup yang disebabkan karena komplikasi kehamilan dan persalinan. Dari angka
kematian diatas, sebagian besar terjadi di Afrika yakni sebanyak 550 kematian, dan
180 kematian di wilayah Asia. Hal ini menunjukkan bahwa angka kematian ibu
ternyata kurang berhasil hal ini dikarenakan program MDGs yang berjalan angat
sebagai suatu pembangunan berkelanjutan dengan agenda baru, pada tahun 2030
kematian ibu mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup, hasil Survey Penduduk
per 100.000 kelahiran hidup dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan
kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas
(42 hari setelah melahirkan). Berdasarkan laporan profil kesehatan kab/kota tahun
2017, jumlah kematian ibu mencapai 205 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah
kematian ibu yang tertinggi tahun 2017 tercatat di Kabupaten Labuhanbatu dan
Kabupaten Deli Serdang kematian ibu mencapai 15 per 100.000 kelahiran hidup,
disusul Kabupaten Langkat kematian ibu mencapai 13 per 100.000 kelahiran hidup,
serta Kabupaten Batu Bara kematian ibu mencapai 11 per 100.000 kelahiran hidup.
kematian maternal dan perinatal merupakan tujuan dari Antenatal Care (ANC).
kesehatan ibu dan perkembangan bayi yang normal, mengenali secara dini
membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka
mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, serta logis untuk
Dalam masa kehamilan terjadi beberapa perubahan dalam sistem tubuh ibu,
ketidaknyamanan pada ibu hamil. Masalah ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester
III salah satunya yaitu sering buang air kecil merupakan keluhan yang sering dialami
oleh ibu hamil. Keluhan sering kencing ini akibat dari desakan rahim kedepan
menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering kencing. Pada trimester
akhir, gejala bias timbul karena janin mulai masuk kerongga panggul dan menekan
wasir atau haemoroid, sesak nafas, bengkak dan kram pada kaki, gangguan tidur,
mudah lelah, dan nyeri perut pada bagian bawah. Cara mengatasi ketidaknyamanan
pada ibu hamil trimester III yaitu jangan pernah menahan keinginan untuk buang air
kecil, kondisi ini bias menyebabkan daerah kelamin menjadi lembab, oleh karena itu
ibu hamil harus tetap menjaga kebersihan pada daerah kelamin seperti mengeringkan
dengan kain atau handuk kering saat setelah buang air kecil dan jika pada malam hari
ibu bias mengurangi porsi minum jaraknya antara 1-2 jam sebelum ibu tidur. Hal lain
seperti istirahat cukup, buang air besar secara teratur dan segera setelah ada
dorongan. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil
judul mengenai “Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologi pada Ny. A umur 36 tahun
B. Tujuan
B.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Nn. A umur 25 tahun
G1P0A0 di Klinik Pratama Tanjung Atas dengan pendekatan manajemen kebidanan dan
di dokumentasikan dalam bentuk SOAP.
Lokasi yang dilakukan oleh penulis dalam pembuatan Laporan Komprehensif ini
Subjek yang diambil untuk penyusun Laporan Komprehensif ini adalah Ny. A umur
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara tekhnik wawancara dan
observasi
a. Wawancara
Teknik ini dilakukan melalui auto anamnesis dan allow anamnesis dengan
pasien, keluarga dan kesehatan lainnya dilibatkan untuk memperoleh data yang
Wawancara dalam tugas akhir ini yaitu melakukan anamnesa pada ibu.
b. Observasi
Melaksanakan observasi langsung pada ibu hamil dengan cara memeriksa fisik.
c. Studi Kepustakaan
dapat dijadikan dasar teoritis yang berhubungan dengan kasus yang diambil.
Studi kepustakaan dalam tugas ini diambil dari buku-buku sumber dan jurnal
D. Manfaat
Hasil penelitian ini untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan dan upaya-upaya
penyuluhan kepada masyarakat khususnya ibu hamil untuk diberikan asuhan secara
komprehensif.
3. Bagi Penulis
Hasil laporan komprehensif ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan, dan
A. Kajian Teori
Masa kehamilan yaitu dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan dan
perkembangan janin intra uterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
sperma, yang menandai awal suatu peristiwa yang terpisah, tetapi ada suatu rangkaian
dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio
di dalam uterus. Jika peristiwa ini berlangsung baik, maka proses perkembangan
Gejala ini sangat penting karena umumnya perempuan hamil tidak mendapat
3) Mengidam
tidak menyukai rasa dari makanan yang biasanya disukai atau menginginkan
Pada awal kehamilan karena adnya desakan rahim ke depan, kandung kemih
terasa cepat penuh dan sering miksi. Pada trimester III gejala ini bisa timbul
karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung
kencing.
5) Pingsan
adanya iskesia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan.
8) Konstipasi
10) Epulis
11) Varises
2) Tanda hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama dalam
ismus. Pada mingu – mingu pertama ismus uteri mengalami hipertrofi seperti
korpus uteri
3) Tanda chadwiks
merah, agak kebiru – biruan (livide). Warna porsio pun tampak livide. Hal ini
4) Tanda piscasek
pemeriksa dalam uterus yang tadinya lunak akan menjadi keras karena
7) Goodle sign
Diluar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita merasa ujung
hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak pada perabaaan selunak bibir
gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada pagi
hari. Dengan tes ini dapat membantu menentukan diagnosa kehamilan sedini
mungkin.
1) Terlihatnya embrio atau kantung kehamilan melalui USG pada minggu ke 4-6
sesudah pembuahan.
2) Denyut jantung janin ketika usia kehamilan 10-20 minggu dapt didengar
ultrasonografi.
yang dimulai dari usia kehamilan 7 bulan atau 28 minggu sampai 9 bulan atau 40
meliputi :
Rasa sakit disebabkan karena kontraksi rahim yang membuka serviks untuk jalan
a. Perubahan Fisik
kuningan (kolostrum). Areola mamae menjadi lebih lebar dan berpigmen lebih gelap.
montgomery. Pada akhir bualn ketujuh atau minggu ke – 28, ibu biasanya merasa
sembilan atau minggu ke-36, rahim ibu mulai mencapai daerah tulang rusuk dan ibu
mungkin merasa tidak nyaman, khususnya ia makan dalam jumlah banyak pada
malam hari. Karena beban di tubuh semakin berat, tulang belakang semakin ke arah
depan sehingga ibu mengalami kesulitan ketika memiringkan tubuhnya saat berbaring
b. Perubahan Psikologis
Pada tahap ini, ibu akan menyadari bahwa sebentar lagi janinnya akan segera
lahir ke dunia dan hadir secara nyata di hadapan ibu. Seiring itu, biasanya timbul juga
perasaan cemas, ketakutan, dan adanya masalah rumah tangga, akan membuat ibu
semakin stres dan mungkin merasa belum siap menghadapi proses persalinan (Astuti,
2010).
1) Sering buang air kecil, terjadi akibat tekanan uterus/rahim pada kandung
kemih.
3) Perut kembung, terjadi akibat penekanan dari uterus yang membesar terhadap
usus besar.
malam hari, sesak napas, rasa panas di perut, kongesti hidung, sakit otot,
(Astuti,2010).
B. Kajian Masalah Kasus
Menurut Mahon (1994) sebagaimana dikutip dalam Perry & Potter (2005)
mendefinisikan nyeri sebagai suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal
yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subyektif dan sangat bersifat
individual.
bila kita mengalami cedera atau kerusakan pada tubuh kita.Nyeri dapat terasa sakit,
Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah
kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri juga bisa
menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal paha (Rakel,
2002).
Nyeri punggung bawah atau low back pain merupakan kondisi yang tidak
mengenakkan atau nyeri kronik minimal keluhan 3 bulan disertai adanya keterbatasan
(Helmi,2012).
B.2 Etiologi
uterus yang menyebabkan perubahan postur tubuh, penambahan berat badan ibu
menurunnya elastisitas dan fleksibilitas otot (Kisner and Colby, 1996 dalam
Wahyuni, 2012)
a. Berdasarkan Durasi
1) Nyeri Akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit atau
intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas yang bervariasi
(ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu singkat (Meinhart dan
McCaffery, 1986 dalam Smeltzer, 2002).Nyeri akut timbul secara mendadak dan
cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan
2) Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah nyeri yang konstan atau intermiten yang menetap
sepanjang suatu periode waktu. Nyeri kronik berlangsung lama, intensitas yang
bervariasi, dan biasanya berlangsung lebih lama dari 6 bulan (McCaffery, 1986 dalam
1) Nyeri Nosiseptif
perifer yang merupakan reseptor khusus yang mengantarkan stimulus noxius. Nyeri
nosiseptif perifer dapat terjadi karena adanya stimulus yang mengenai kulit, tulang,
sendi, otot, jaringan ikat, dan lain-lain. Hal ini bisa terjadi pada nyeri post operatif
2) Nyeri Neuropatik
didapat pada struktur saraf perifer maupun sentral. Pasien akan mengalami nyeri
seperti rasa terbakar, tingling, shooting, shock like, hypergesia atau allodynia
(Andarmoyo, 2013).
c. Berdasarkan Lokasi
dari nyeri berlangsung sebentar dan terlokalisasi. Contohnya tertusuk jarum suntik
dan lua potong kecil atau laserasi (Potter & Perry, 2005).
2) Viseral Dalam
Nyeri viseral adalah nyeri yang terjadi akibat stimulasi organ-organ internal.
Karakteristik nyeri bersifat difus dan dapat menyebar ke beberapa arah. Durasinya
berlangsung lebih lama daripada nyeri superfisial. Seringkali menimbulkan rasa tidak
menyenangkan seperti mual. Contoh sensasi pukul seperti angina pectoris (Potter &
Perry, 2005).
Nyeri alih merupakan fenomena umum dalam nyeri viseral karena banyak
organ tidak memiliki reseptor nyeri. Contoh nyeri yang terjadi pada infark miokard,
yang menyebabkan nyeri alih ke rahang, lengan kiri, batu empedu yang dapat
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Cara yang
paling baik untuk memahami pengalaman nyeri, akan membantu untuk menjelaskan
a. Resepsi
nyeri. Pemaparan terhadap panas atau dingin, tekanan, friksi, dan zat-zat kimia
serabut saraf perifer aferen. Dua tipe serabut saraf perifer mengonduksi stimulus
nyeri. Serabut A- Delta yang bermielinasi dan cepat serabut C yang tidak
bermielinasi dan berukuran sangat kecil serta lambat. Serabut A mengirim sensai
tajam , terlokalisasi, dan jelas yang melokalisasi sumber nyeri dan mendeteksi
terlokalisasi buruk , viseral, dan terus menerus (Potter & Perry,2005). Misalnya,
setelah menginjak paku, seorang individu mula-mula akan merasakan suatu nyeri
yang terlokalisasi dan tajam, yang merupakan hasil tranmisi serabut-A. Dalam
beberapa detik, nyeri menjadi lebih difus dan menyebar sampai seluruh kaki terasa
sakit karena persarafan serabut C. Serabut C tetap terpapar pada bahan-bahan kimia,
b. Persepsi
ditransmisikan naik ke medulla spinalis ke talamus dan otak tengah. Dari talamus,
serabut mentransmisikan pesan nyeri ke berbagai area otak, termasuk korteks sensori
dan korteks asosiasi (di kedua lobus parietalis), lobus frontalis, dan sistem limbik
(Potter&Perry, 2005). Ada sel-sel di dalam sistem limbik yang diyakini mengontrol
emosi khususnya untuk ansietas. Dengan demikian, sistem limbik berperan aktif
dalam memproses reaksi emosi terhadap nyeri. Setelah transmisi saraf berakhir di
dalam pusat otak yang lebih tinggi, maka individu akan mempersepsikan sensasi
nyeri.
c. Reaksi
Reaksi terhadap nyeri merupakan respons fisiologis dan perilaku yang terjadi
1) Respon fisiologis
Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju batang otak dan
thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres.
Stimulasi pada cabang simpatis pada sistem saraf simpatis pada sistem saraf
berat, dalam, dan melibatkan organ-organ visceral (Misal infark miokard., Kolik
akibat kandung empedu, atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan
suatu aksi. Respon fisiologis yang timbul akibat nyeri antara lain;
Pucat
Stimulasi Parasimpatik Ketegangan otot.
Penurunan denyut jantung atau
tekanan darah.
Pernapasan cepat dan tidak teratur.
Mual dan Muntah.
Kelemahan atau kelelahan.
(Sumber: Perry & Potter,2005)
2) Respon Perilaku
respons perilaku pasien dapat menjadi indikasi pertama bahwa ada sesuatu yang
tidak beres, respons perilaku seharusnya tidak boleh digunakan sebagai pengganti
untuk mengukur nyeri kecuali dalam situasi yang tidak lazim dimana pengukuran
tidak memungkinkan (misal orang tersebut menderita retardasi mental yang berat
atau tidak sadar). Respon perilaku nyeri pada klien dapat dilihat pada tabel berikut.
proses terjadinya nyeri diawali dengan tahap transduksi, dimana hal ini terjadi ketika
nosiseptor yang terletak pada bagian perifer tubuh, distimulasi oleh berbagai
stimulus, seperti faktor biologis, mekanik, listrik, thermal, radiasi dan lain-lain.
Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi
sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai
system nosiseptif. Sensitifitas dari system ini dapat dipengaruhi oleh sejumlah factor
dan intensitas yang dirasakan berbeda diantara tiap individu. Reseptor nyeri
(nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespon hanya pada stimulus
yang kuat, yang secara potensial merusak, dimana stimuli tersebut sifatnya bisa
kimia, mekanik, ataupun termal. Kornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan
tempat memproses sensori, dimana agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada
Nyeri punggung bawah dalam kehamilan terjadi karena pertumbuhan uterus yang
menyebabkan perubahan postur tubuh ibu hamil sehingga terjadi peningkatan tekanan
pada lengkungan tulang belakang, ada kecenderungan otot punggung bawah
memendek.
BAB III
PEMBAHASAN
Identitas / Biodata
A. Pengkajian
1. Ibu mengatakan ini kunjungan ulang dan ingin memeriksakan
kehamilannya
2. Berdasarkan catatan KIA
- G1P0A0
- HPHT tanggal 05-03-2019
- TTP tanggal 12-12-2019
3. Ibu mengatakan terasa nyeri punggung bawah.
1. Keadaan Umum : Baik Kesadaran :
Komposmentis
2. Pemeriksaan fisik umum
BB : 67 kg TB : 163 cm
BB sebelum hamil : 58 kg LILA : 30 cm
3. Tanda vital
TD : 120/80 mmHg Pols : 72 x/m
Leopold I :Tinggi Fundus Uteri berada antara pusat dan px, teraba
bagian bulat dan
lunak
Leopold II : Teraba bagian panjang keras memapan di sebelah kanan
perut ibu dan bagian terkecil janin di sebelah kiri perut ibu
Leopold III : Teraba satu tahanan bulat, keras dan melenting di atas
simpisis.
TFU : 33 cm
B. Analisis
Ny. A usia 25 tahun, G1P0A0, , umur kehamilan 32 minggu dengan nyeri punggung
bawah.
C. Penatalaksanaan
1. Memberitahu Ibu tentang hasil pemeriksaan Ibu dan Janin baik.
Keadaan ibu dan janin baik
- TD : 120/70 mmHg - Pols : 72 x/m
- RR : 18 x/m - Temp : 36,50C
(Ibu sudah mengetahui keadaannya dan janinnya).
2. Memberikan KIE tentang ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu adalah
normal. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ketidaknyamanan yang
dirasakan oleh ibu saat ini adalah normal. Nyeri punggung yang sering ibu
rasakan dikarenakan penekanan perut ibu yang semakin lama semakin
membesar dan menekan punggung. Hal ini yang mengakibatkan punggung ibu
sering terasa nyeri.
3. Menganjurkan dan mengajarkan ibu metode Self Hypnosis, adanya posisi
rileks yang membantu ibu mengurangi rasa nyeri punggung bawah, pada saat
melakukan metode dapat menggunakan aroma terapi dari bahan-bahan alami
yang ibu sukai seperti serai, daun pandan, dll yang di letakkan di ruangan
sudut rumah atau mencium aroma kulit jeruk lemon. Metode tersebut dapat
membuat rileks, rasa nyaman, dan mengurangi rasa nyeri punggung bawah.
(Ibu sudah mengerti dan akan mencoba melakukan metode Self Hypnosis).
4. Memberitau ibu tanda-tanda bahaya trimester III, seperti pusing yang hebat,
pandangan kabur, pergerakan janin berkurang dan perdarahan. Apabila terjadi
ibu dianjurkan untuk segera datang.
(Ibu sudah mengetahui tanda-tanda bahaya trimester III dan bersedia datang
apabila terjadi).
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
(Ibu besedia istirahat yang cukup).
6. Menganjurkan ibu untuk kontrol kehamilan 1 atau 2 minggu sekali.
(Ibu bersedia melakukan kontrol ulang).
Preseptor
1.
Mahasiswa
Mentor
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan akan terjadi saat adanya pertemuan antara ovum dan sperma. Janin
akan terus berkembang dari minggu ke minggu, sehingga mengakibatkan perubahan –
perubahan baik anatomis, fisiologis serta psikologis bagi ibu guna menyesuaikan diri
dengan kehamilannya.
Kehamilan trimester III adalah suatu keadaan dimana seorang wanita
mengandung hasil konsepsi (individu lain) di dalam tubuhnya yang akan tumbuh dan
berkembang menjadi sosok manusia baru dimana pada usia 29 – 40 minggu.
B. Saran
Peran tenaga kesehatan khususnya bidan sangat dibutuhkan pada saat ini,
dimana tenaga kesehatan khususnya bidan dapat memberikan informasi – informasi
yang dibutuhkan dan berkaitan dengan kehamilan ibu trimester III.