Setelah mempelajari kegiatan belajar 18, anda diharapkan dapat memahami dan
mampu melakukan penilaian status nutrisi dan indeks massa tubuh.
1
PENILAIAN STATUS NUTRISI DAN
INDEKS MASSA TUBUH
2
masyarakat. Misalnya kondisi sosial di pedesaan dan perkotaan yang memiliki pola
konsumsi pangan dan gizi yang berbeda. Selain status gizi juga dipengaruhi oleh
kepadatan penduduk, ketegangan dan tekanan sosial dalam masyarakat.
6. Lingkungan politik. Ideologi politik suatu negara akan mempengaruhi kebijakan
dalam hal produksi, distribusi, dan ketersediaan pangan
2. Penggunaan
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan
protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan
proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
3
3. Indeks Antropometri
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi
antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Beberapa indeks
antropometri yang sering digunakan yaitu:
a. Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa
tubuh. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam
keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara
konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin, maka berat badan berkembang
mengikuti pertambahan umur. Mengingat karakteristik berat badan yang labil,
maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini
(Current Nutrirional Status).
b. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal tinggi badan tumbuh seiring
dengan pertambahan umur.
c. Berat badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam
keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan
tinggi badan dengan kecepatan tertentu.
d. Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LLA/U)
Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan
lapisan lemak bawah kulit. Lingkar lengan atas berkolerasi dengan indeks
BB/U maupun BB/TB.
e. Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa
yang berumur diatas 18 tahun khususnya yang berkaitan dengan kekurangan
dan kelebihan berat badan. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak,
remaja, ibu hamil dan olahragawan. Disamping itu pula IMT tidak bisa
diterapkan pada keadaan khusus (penyakit) lainnya, seperti adanya edema,
asites dan hepatomegali.
4
Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:
Berat Badan (kg)
IMT =
Tinggi badan (m) x Tinggi Badan (m)
Atau
Barat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m).
Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang
membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan.
Batas ambang normal laki-laki adalah 20,1-25,0 dan untuk perempuan adalah
18,7-23,8.
5
Dari berbagai jenis indeks tersebut di atas, untuk menginterpretasikannya
dibutuhkan ambang batas. Ambang batas dapat disajikan kedalam 3 cara yaitu:
persen terhadap median, persentil, dan standar deviasi unit :
1. Persen terhadap Median
Median adalah nilai tengah dari suatu populasi. Dalam antropometri gizi,
median sama dengan persentil 50. Nilai median dinyatakan sama dengan 100%
(untuk standar). Setelah itu dihitung persentase terhadap nilai median untuk
mendapatkan ambang batas.
Tabel 2.2 Klasifikasi Status Gizi Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Kategori
Cut of point*)
Gizi Lebih >120%
Gizi Baik 80% - 120%
Gizi Sedang 70% - 79,9%
Gizi Kurang 60% - 69,9%
Gizi Buruk <60%
Persen dinyatakan terhadap Median BB/U baku WHO-NCHS, 1983
*) Laki-laki dan perempuan sama
2. Persentil
Cara lain untuk menentukan ambang batas selain persen terhadap median adalah
persentil. Persentil 50 sama dengan Median atau nilai tengah dari jumlah
populasi berada diatasnya dan setengahnya berada dibawahnya. NCHS
merekomendasikan persentil ke 5 sebagai batas gizi buruk dan kurang, serta
persentil 95 sebagai batas gizi lebih dan gizi baik.
3. Standar Deviasi Unit (SDU)
Standar Deviasi Unit disebut juga Z-skor. WHO menyarankan menggunakan
cara ini untuk meneliti dan untuk memantau pertumbuhan.
6
Standar Operasional Penilaian Nutrisi dan Indeks Massa Tubuh (PJJ_Kemenkes.
2017)
7
Posisikan pasien tepat di bawah alat pengukur.
Mintalah pasien berdiri tegak, persis di bawah alat geser.
Posisikan kepala, bahu bagian belakang, lengan, pantat dan
tumit pasien seluruhnya menempel tegak lurus pada alat
pengukur stadiometer.
Mintalah pasien agar badannya tetap santai, pandangannya
lurus ke depan, tangan dalam posisi tergantung bebas
menghadap paha, menarik nafas panjang untuk membantu
menegakkan tulang rusuk.
Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian puncak kepala
pasien. Dalam keadaan ini bagian belakang pasien harus tetap
menempel dengan alat pengukur.
Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka
yang lebih besar (ke bawah). Pembacaan dilakukan tepat di
depan angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata
petugas.
Catat hasil pengukuran dengan ketelitian sampai satu angka
di belakang koma (0,1 cm) contoh : 157,3 cm.
Mintalah pasien memakai kembali alas kaki (sandal/sepatu),
jaket, penutup kepala (topi), dan barang-barang lainnya.
Hitunglah nilai BMI (Body Mass Index) pasien dengan rumus
Rumus Perhitungan BMI :
Berat Badan Pasien (kg)
BMI =
(Tinggi Badan Pasien (m) x Tinggi Badan Pasien
(m))
DAFTAR TILIK
8
PENILAIAN NUTRISI DAN INDEKS MASSA TUBUH
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
PENILAIAN :
Beri tanda ceklist () pada kolom penilaian (Kusmiyati, Yuni. 2009) :
NILAI
NO. LANGKAH
1 2 3
Pastikan alat-alat yang dibutuhkan tersedia, terkalibrasi dan
1 berfungsi dengan baik sesuai ceklis.
9
5. Baca hasil pengukuran sesuai angka yang muncul
(pada timbangan digital), atau sesuai dengan angka
yang ditunjuk oleh jarum penunjuk (pada timbangan
manual)
6. Catat hasil dengan pembulatan skala 0,1 terdekat,
contoh 0,51- 0,54 dibulatkan menjadi 0,5.
7. Mintalah pasien turun dari alat timbang.
8.
Ukurlah tinggi badan pasien sebanyak 1 kali
pengukuran dengan cara :
1. Mintalah pasien melepaskan alas kaki
(sandal/sepatu), dan topi (penutup kepala)
2. Posisikan pasien tepat di bawah alat pengukur.
3. Mintalah pasien berdiri tegak, persis di bawah alat
geser.
4. Posisikan kepala, bahu bagian belakang, lengan,
pantat dan tumit pasien seluruhnya menempel tegak
lurus pada alat pengukur stadiometer.
5. Mintalah pasien agar badannya tetap santai,
pandangannya lurus ke depan, tangan dalam posisi
tergantung bebas menghadap paha, menarik nafas
panjang untuk membantu menegakkan tulang rusuk.
7 6. Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian puncak
kepala pasien. Dalam keadaan ini bagian belakang
pasien harus tetap menempel dengan alat pengukur.
7. Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah
angka yang lebih besar (ke bawah). Pembacaan
dilakukan tepat di depan angka (skala) pada garis
merah, sejajar dengan mata petugas.
8. Catat hasil pengukuran dengan ketelitian sampai satu
angka di belakang koma (0,1 cm) contoh : 157,3 cm
9. Mintalah pasien memakai kembali alas kaki
(sandal/sepatu), jaket, penutup kepala (topi), dan
barang-barang lainnya.
10. Hitunglah nilai BMI (Body Mass Index) pasien
dengan rumus.
10
Total Skor
Nilai : X 100 = DOSEN
Total Point Penilaian
(........................................)
11
Topik penilaian nutrisi dan massa indeks tubuh tindakan tersebut bertujuan
untuk memantau status nutrisi khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan.
12