Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan atau asuhan kebidanan komunitas merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan
layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya
dengan maksud untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat dalam rangka tercapainya tatanan masyarakat berkualitas,
bahagi dan sejahtera.
“Konsep” berasal dari bahasa latinconceptum, artinya sesuatu yang dipahami,
Aristoteles dalam “The classical theory of concepts” menyatakan bahwa konsep
merupakan penyusun utama dalm pembentukan pengetahuan ilmiah dan filsafat
pemikiran manusia. Konsep merupakan abstraksi suatu idea tau gambaran mental,
yang dinyatakan dalam suatu kata atau symbol. Konsep dinyatakan juga sebagai
bagian dari pengetahuan yang dibangun dari berbagai macam karakteristik
(Wikipedia Bahasa Indonesia). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
konsep adalah rancangan atau buram surat, idea tau pengertian yang diabstrakkan
dari peristiwa konkret.
“Asuhan” dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai mengasuh,
bimbingan, didikan. Dalam Bahasa Inggris asuhan diartikan dalam kata “care”
yang artinya perawatan, perhatian, pemeliharaan, peduli, asuhan.
“Bidan” adalah sebutan bagi orang yang belajar disekolah khusus untuk
menolong perempuan saat melahirkan. Dalam Bahasa Inggris, kata bidan diartikan
Mid Wife berarti with a women (bersama wanita: Mid berarti together and wife
berarti a women. Dalam Bahasa Prancis, bidan diartikan sage femme`berarti
“Wanita Bijaksana” sedangkan dalam Bahasa Latin bidan berarti Cum-mater
berarti “Berkaitan dengan wanita”.

1
Bidan Menurut Churchill, bidan adalah “a health worker who may of may not
formally trained and is a Physicial, that delivers babies and provides Associated
material care”artinya adalah seorang petugas kesehatan yang terlatih secara formal
ataupun tidak dan bukan seorang dokter, yang membantu pelhiran bayi serta
member perawatan maternal terkait.
Bidan menurut ICM (International Confederation Of Midwives)yang dianut
dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO
dan Federation Of International Gynecologist Obstretion (FIGO). Definisi tersebut
secara berkala direview dalam pertemuan international/kongres ICM. Definisi
terakhir disusun melalui kongres ICM ke 27, pada bulan juli tahun 2005 di Bribane
Australia ditetapkan sebagai berikut, yaitu : “Bidan adalah seseorang yang telah
mengikuti program pendidikan bidan yang diakui dinegaranya, telah lulus dari
pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau
memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan”.
Bidan menurut IBI(Ikatan Bidan Indonesia) menetapkan bahwa bidan
Indonesia adalah seorang perempuan yang lulus dri pendidikan bidn yang diakui
pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara republic Indonesia serta
memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk deregister, sertifikasi dan atau secara
sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan (AD-ART IBI : 2013-
2018).
Kebidanan menurut Kepmenkes No. 369/Menteri/SK/III/2007, kebidanan
adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan
kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan
pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, BBL dan balita, fungsi-
fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan atau dukungan pada
perempuan, keluarga dan komunitasnya (Puiastuti, Ratna Dewi : 2011). Kebidanan
(Midwifery)mencakup pengetahuan yang dimiliki dan kegiatan pelayanan untuk
menyelamatkan ibu dan bayi.
Komunitas adalah sebuah kelompok social dari beberapa organism yang
berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam

2
komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud,
kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah
kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa latincommunitas yang
berarti “kesamaan”, kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti “sama,
publik, dibagi oleh semua atau banyak” (Wikipedia Bahasa Indonesia).
Dari uraian di atas dapat dirumuskan definisi Asuhan Kebidanan Komunitas
sebagai rangkaian kerja atau segala aktivitas yang dilakukan oleh bidan untuk
mewujudkan tatanan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sehat
secara utuh dengan melibatkan semua komponen, sumber daya alam dan sumber
daya manusia baik lintas program maupun sektoral meliputi usaha promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang sesuai dengan kewenangan seorang bidan.
Pengertian kebidanan komunitas yang lain menyebutkan upaya yang dilakukan
bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita di dalam
keluarga dan masyarakat. Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan
professional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok
risiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui
penceghan penyakit, peningktan kesehatan, menjamin keterjangkuan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly, 1985; Logan dan Dawkin,
1987 dalam syarifudin dan hamidah, 2009: 1)
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada empat konsep
utama dalam pelayanan kebidanan yaitu: manusia, masyarakat atau lingkungan,
kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigm
kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya taraf
kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani, Nikendkk, 2009: 8).
Kelompok khusus adalah sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, usia, permasalahan (problem). Kegiatan yang berorganisasi sangat
rawan terhadap masalah kesehatan. Kelompok khusus yang ada di masyarakat dan
institusi dapat diklasifikasikan berdasarkan permasalahan kita kebutuhan yang
mereka hadapi diantaranya, kelompok dengan kebutuhan kesehata khusus sebagai

3
akibat perkembangan dan pertumbuhan, kelompok dengan kesehatan khusus yang
memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan (penderita penyakit
menular), penyakit tidak menular, kelompok cacat yang memerlukan rehabilitas,
cacat mental dan cacat social, kelompok yang mempunyai resiko tinggi terserang
penyakit.
Apabila kelompok khusus mempunyai masalah kesehatan karena
ketidaktahuan, ketidakmampuan dan atau ketidakmauan melihat, merasakan dan
memutuskan merawat diri sendiri karena ketidaktahuann, ketidakmampuan dan
atau ketidakmauan. Atau sesuatu hal dan sebab lainnya, maka akan dapat
mempengaruhi kelompok lain yang ada disekitar tempat tinggal mereka (Hamdani,
2015).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Definisi Kebidanan Komunitas Kelompok
Khusus?
2. Apa yang dimaksud dengan Tujuan Kebidanan Komunitas Kelompok Khusus?
3. Apa yang dimaksud dengan Sasaran Kebidanan Komunitas Kelompok Khusus?
4. Apa yang dimaksud dengan Klasifikasi Kebidanan Komunitas Kelompok
Khusus?
5. Apa yang dimaksud dengan Ruang Lingkup Kebidanan Komunitas Kelompok
Khusus?
6. Apa yang dimaksud dengan Prinsip Dasar Kebidanan Komunitas Kelompok
Khusus?
7. Apa yang dimaksud denganLangkah-langkah Asuhan Kebidanan Kelompok
Khusus?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi Kebidanan Komunitas Kelompok Khusus?
2. Untuk mengetahui Tujuan Kebidanan Komunitas Kelompok Khusus?
3. Untuk mengetahui Sasaran Kebidanan Komunitas Kelompok Khusus?
4. Untuk mengetahui Klasifikasi Kebidanan Komunitas Kelompok Khusus?

4
5. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Kebidanan Komunitas Kelompok Khusus?
6. Untuk mengetahui Prinsip Dasar Kebidanan Komunitas Kelompok Khusus?
7. Untuk mengetahui Langkah-langkah Asuhan Kebidanan Kelompok Khusu?

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Kebidanan Komunitas Khusus


Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi dan
mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka memenuhi kebutuhan
dan tujuan bersama, menyebabkan satu sama lain saling mempengaruhi
(Cartwright &Zander, 1968; Lewin 1948).
Kelompok khusus adalah sekelompok individu atau masyarakat yang karena
keadaan fisik, mental maupun sosialnya, budaya dan ekonominya perlu
mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehatan serta “Asuhan
Kebidanan” karena ketidaktahuan, ketidakmampuan bahkan ketidakmauan mereka
dalam memelihara kesehatan terhadap dirinya sendiri.
Asuhan kebidanan kelompok khusus adalah suatu upaya dalam bidan pelayanan
“Kebidanan” komunitas yang ditujukan pada kelompok-kelompok individu yang
mempunyai kesamaan permasalah kesehatan dan rawan terhadap masalah tersebut
yang dilaksanakan secara terorganisir dengan tujuan meningkatkan kemampuan
dan derajat kesehatannya, dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif
tanpa melupakan upaya kuratif dan rehabilitative pada kelompok-kelompom
khusus yang ada dimasyarakat yang diberikan oleh “bidan” melalui pendekatan
“Asuhan Kebidanan Komunitas”.
Sedangkan asuhan kebidana pada kelompok umum adalah upaya pelayanan
“kebidanan” komunitas yang ditujukan kepada masyarakat secara umum yang
mempunyai kesamaan permasalahan kesehatan dan rawan tethadap masalah
tersebut yang dilaksanakan secara terorganisir dengan tujuan meningkatkan
kemampuan dan derajat kesehatannya, dengan mengutamakan upaya promotif dan
preventif tanpa melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif yang ada di masyarakat

6
yang diberikan oleh “bidan” melalui pendekatan “ Asuhan Kebidanan Komunitas”
(Hamdani, 2015).

2.2 Tujuan Kebidanan Komunitas Khusus


Adapun tujuan asuhan kebidanan komunitas pada kelompok khusus dan umum
adalah sebagai berikut:
1. Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan kelompok untuk dapat
menolong dari diri mereka (Self Care) dan tidak terlalu tergantung kepada pihak
lain.
2. Tujuan khusus
Agar dapat meningkatkan kemampuan dalam hal:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan
b. Menyususn perencanaan asuhan keperawatan/kesehatan berdasarkan
permasalahan yang dihadapi.
c. Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka
hadapi berdasarkan rencana yang telah mereka susun bersama.
d. Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam memelihara
kesehatan mereka sendiri.
e. Mengurangi ketergantungan dari pihak lain dalam pemeliharaan diri
sendiri.
f. Meningkatkan produktivitas untuk lebih banyak berbuat dalam rangka
meningkatkan kemampuan diri mereka sendiri.
g. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan keperawatan dalam
menunjang fungsi puskesmas dalam rangka pengembangan pelayanan
kesehatan masyarakat(Hamdani, 2015).

2.3 Sasaran Kebidanan Komunitas Khusus


1) Kelompok dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat perkembangan
dan pertumbuhan (growth and development) yaitu:

7
a) Kelompok ibu hamil dan bersalin (melahirkan).
b) Kelompok ibu nifas.
c) Kelompok bayi.
d) Kelompok balita.
e) Kelompok anak usia sekolah.
f) Kelompok usia lanjut.
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan (penderita penyakit menular), penyakit tidak menular,
kelompok cacat yang memerlukan rehabilitas, cacat mental dan cacat social
3) Kelompok yang mempunyai risiko tinggi terserang penyakit :
a) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
b) Kelompok wanita tuna susila (WTS)
c) Kelompok kerja tertentu(Hamdani, 2015).

2.4 Klasifikasi Kebidanan Komunitas Khusus


1. Kelompok khusus
Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukan Pengawasan
Akibat Pertumbuhan dan Perkembangannya:
a. Kelompok Ibu Hamil.
b. Kelompok Ibu Bersalin.
c. Kelompok Ibu Nifas.
d. Kelompok Bayi dan Balita.
e. Kelompok Anak Usia Sekolah.
f. Kelompok Usia Lanjut.

Kelompok Khusus dengan Kesehatan Khusus yang memerlukan Pengawasan


dan Bimbingan:

a. Kelompok Penderita penyakit Penyakit Menular: TBC, AIDS, Kusta


dan sebagainya.

8
b. Kelompok Penderita Penyakit tidak Menular: DM, Jantung Koroner,
Stroke, Hipertensi, Kanker Payudara, Kanker Serviks, Kanker Rahim,
dan sebagainya.
c. Kelompok Cacat yang Memerlukan Rehabilitasi: Cacat Fisik, Cacat
Mental, Cacat Sosial.
d. Kelompok Khusus dengan Resiko Terserang Penyakit Kelompok WTS,
Kelompok Penyalahgunaan NAPZA, Kelompok Pekerja dengan
Resiko.
2. Kelompok Umum
Untuk kelompok umum adalah masyarakat secara umum misalnya
masyarakat ditingkat desa, kelurahan, kabupaten maupun kota. (Hamdani,
2015).

2.5 Ruang Lingkup Kebidanan Komunitas Khusus


Kegiatan dalam kebidanan pada kelompok khusus dan kelompok umum mencakup
upaya-upaya promotif, prefentif, kuratif, rehabilitative dan resosialitatif melalui
kegiatan-kegiatan yang terorganisasi sebagai berikut:
a. Penyuluhan kesehatan.
b. Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota kelompok, kader
kesehatan.
c. Penemuan kasus secara dini.
d. Melakukan rujukan medic dan kesehatan.
e. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan masyarakat, kader dan petugas
panti atau pusat-pusat rehabilitasi kelompok khusus.
f. Ahli teknologi dalam bidang kesehatan dan keperawatan kepada kader
kesehatan(Hamdani, 2015).

2.6 Prinsip Dasar Kebidanan Komunitas Khusus


1. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelompok khusus dalam
meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

9
2. Menekankan kepada upaya preventif dan promotif dengan tidak melupakan
upaya kuratifdan rehabilitatif.
3. Pendekatan yang menyeluruh menggunakan proses keperawatan secara
konsisten dan berkesinambungan.
4. Melibatkan peran serta aktif petugas panti, kader kesehatan dan kelompok
sebagai subyekmaupun obyek pelayanan.
5. Dilakukan diinstitusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
kelompok khusus dimasyarakat terhadap kelompok khusus yang mempunyai
masalah yang sama.
6. Ditekankan pada pembinaan perilaku penghuni panti, petugas panti, lingkungan
panti bagi yang diinstitusi dan masyarakat yang mempunyai masalah yang sama
kearah perilaku sehat(Wahyuni, n.d.).

2.7 Teknik Prioritas Masalah


Penentuan prioritas masalah dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif
penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
kelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan
masalah dari yang utama sampai biasa.
Dalam menetapkan suatu masalah prioritas masalah ada beberapa
pertimbangan yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Besarnya masalah yang terjadi.
2. Pertimbangan politik.
3. Persepsi masyarakat.
4. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan.

Cara pemilihan prioritas masyarakat banyak macamnya. Secara sederhana


dibedakan menjadi dua macam:

10
1. Non Scoring Technique
Bila tidak terdsedia data kuantitatif (berbentuk angka) dan hanya tersedia
data kwalitatif, maka cara menetapkan prioritas masalah yang lazim
digunakan adalah dengan teknik non scoring:
a. Metode Delbeq
Menetapkan prioritas masalah dengan menggunakan teknik ini adalah
melalui diskusi kelompok namun peserta diskusi terdiri dari para peserta
yang tidak sama keahliannya, makan sebelumanya dijelaskan dahulu
sehingga mereka mempunyai presepsi yang sama terhadap masalah-
masalah yang akan dibahas.
Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersam.
Caranya:
1. Peringkat masalah ditentukan oleh sekelompok ahli yang berjumlah
anatara 6-8 orang.
2. Mula-mula dituliskan pada white board masalah apa yang akan
ditentukan peringkat prioritasnya.
3. Kemudian masing-masing menuliskan peringkat urutan prioritras
untuk setiap masalah yang akan ditentukan prioritasnya.
4. Penulisan tersebut dilakukan secara tertutup.
5. Kemudian kertas dari masing-masing orang dikumpulkan dan
hasilnya dituliskan dibelakang setiap masalah.
6. Nilai peringkat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah paling
kecil berarti mendapat peringkat tinggi (prioritas) tinggi.

Delbeque menyarankan dilakukan satu kali lagi pemberian peringkat


tersebut, dengan harapan masing-masing orang mempertimbangkan
kembali peringkat yang diberikan setelah mengetahui nilai rata-rata.
Tidak ada diskusi dalam teknik ini, yaitu untuk menghindari orang yang
dominan mempengaruhi orang lain.

11
b. Metode Delphi
Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok yang menpunyai
keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan
prioritas masalah yang disepakati bersama. Pemilihan prioritas masalah
dilakukan melauli pertemuan khusus. Setiap perserta yang sama
keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah
pokok, masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas
masalah yang dicari. Caranya:
1. Identifikasi masalah yang hendak/ perlu diselesaikan.
2. Membuat kuesioner yang menetapkan peserta/para ahli yang
dianggap mengetahui dana mengudai permaslahan.
3. Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima kembali
jawaban kuesioner yang berisikan ide dan alternative solusi
penyelesain masalah.
4. Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon yang
muncul dan mengirim kembali rangkuman kepada patisipan.
5. Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala
prioritas/memeringkat alternative solusi yang dianggap terbaik dan
mengembalikan kepada pemimpin kelompok atau pembeuatan
keputusan.
2. Scoring technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score
(nilai) untuk berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan. Parameter
yang dimaksud adalah;
a. Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah.
b. Kebaikan atau meningkatnya prevalensi (rate of increase).
c. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah terebut (degree of
unmet need).
d. Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social
benefit).

12
e. Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical
feasibillty).
f. Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi
masalah (resources availibillty).

Metode yang sering digunakan dalam Scoring Technique:


a. Metode Bryant, mencakup:
1) Prevalence: Besarnya masalah yang dihadapi.
2) Seriousness: Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah
dalam masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan
angka kematian akibat masalah kesehatan tersebut.
3) Manageability: kemampuan unutk mengelola dan berkaitan dengan
sumber daya.
4) Community concern: Sikap dan perasaan masyatrakat terhadap
masalah kesehatan tersebut.

b. Metode Matematik PAHO (Pan Amarican Health Organization),


mencakup:
1) Magnitude: Berapa banyak penduduk yang terkena masalah.
2) Severity: Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukan dengan
case fatality rate masing-masing.
3) Vulnerability: Menunjukan sejauh mana masalah tersebut.
4) Community and political concern: Menunjukan sejauhmana
masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan
para politisi.
5) Affordability: Menunjukan ada tidaknya dana yang tersedia.

c. Metode MCUA (Multiple Criteria utility Asessment Method), mencaku:


1) Emergency: Kegawatan menimbulkan kesakitan atau kematian.
2) Greetes member: Menimpa orang banyak, insiden/prevalensi.

13
3) Expanding scope: mempunyai ruang lingkup besar di luar
kesehatan.
4) Feasibility: Kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan.
5) Policy: Kebijakan pemerintahan daerah/nasional.

d. Metode Hanion, mencakup :


1. Kelompok kriteria A = besarnya masalah.
a. Besarnya presentase penduduk yang menderita langsung
karena penyakit tersebut.
b. Besarnya pengeluarang biaya yang diperlukan untuk mengatasi
masalh tersebut.
c. Besarnay kerugian lain yang diderita.
2. Kelompok kriteria B = tingakat kegawatan masalah yaitu tingginya
angak morbiditas dan mortalitas, kecenderungannya dari waktu ke
waktu.
3. Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah dilihat
dari perbandingan anatara perkiraan hasil atau manfaat
penyelesaian masalah yang akan diperoleh dengan sumber daya
(biaya,sarana dan cara) untuk menyelesaikan masalah. Skor 0-10
(sulit-mudah).
4. Kelompok kriteria D = Pearl faktor,dimana :
P = Propriatness (kesesuaian masalah dengan prioritas berbagai
kebijaksanaan/program/kegiatan instasi/organisasi terkait.
E = Economic feasibility (kelayakan dari segi pembiayaan).
A = Acceptability (suatu penerimaan masyarakat dan instansi
terkait/instansi lainnya.
R =Resourceavailability (Ketersediaan sumber daya untuk
memecahkan masalah : tenaga, sarana/peralatan, waktu).

14
L = Legality (dukungan aspek hukum/perundangan-
undangan/peraturan terikat seperti peraturan
pemerintah/juklak/juknis/protap).

Menghitung Prioritas Masalah dengan Scoring:


D = [A+(2xB)] x C
Dimana:
D = Prioritas skor
A = Besaran rangking masalah kesehatan
B = Keseriusan masalah kesehatan
C= Potensial tindakan dapat dilakukan

e. Metode CARL, mencakup:


Metode CARL merupakan metode yang baru di kesehatan. Metode
CARL juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor
0-10.
1. C = Capability (ketersediaan sumber daya (Dana, saran dan
peralatan).
2. A = Accessibility (kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi
atau tidak. Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan
metode/cara/teknologi serta penunjang pelaksana seperti peraturan).
3. R = Readiness (kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan
sasaran, seperti keahlian atau kemampuan motivasi).
4. L =Leverage (seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan
yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas).

f. Metode REINKE, mencakup:


Metode Reinke juga merupakan metode dengan mempergunakan skor.
Nilai skor berkisar 1-5 atas serangkaian kriteria:

15
1. M = Magnitude of the problem (besarnya masalah yang dapat dilihat
dari % atau jumlah/kelompok yang terkena masalah, keterlibatan
masyarakat serta kepentingan instansi terkait.
2. I = Importancy/ kegawatan masalah(tingginya angka morbiditas dan
mortalitas serta kecenderungan dari waktu ke waktu).
3. V = Vulnerability (sensitive atau tidaknya pemecahan masalah
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sensitifitasnya dapat
diketahui dari perkiraan hasil (output) yang diperoleh dibandingkan
dengan pengorbanan (input) yang dipergunakan.
4. C = Cost (biaya atau dana yang yang dipergunakan untuk
melaksanakan pemecahan masalah. Semakin besar biaya semakin
kecil skornya.

2.8 Langkah-langkah dalam Asuhan Kebidanan Kelompok Khusus


1) Pengumpulan Data
Data adalah keterangan mengenai sesuatu hal, yakni:
a) Data kuantitatif (data numeric) yaitu berbentuk angka – angka / bilangan
yang di kaitkan dengan waktu tempat dan dapat di ukur
b) Data kualitatif yaitu data yang berbentuk bukan bilangan dan tidak dapat
di ukur dengan angka (menunjukan sifat/ciri).
2) Sumber Data
Ada dua sumber data dua hal tersebut yaitu:
a. Data primer
Data penelitian yang di peroleh sendiri melalui
a) Wawancara, observasi, tes.
b) Kuesioner (daftar pertanyaan).
c) Pengukuran fisik.
d) Percobaan laboratorium.
b. Data sekunder
Data yang di peroleh dari sumber kedua, dokumentasi lembaga:

16
a) Biro pusat statistik (BPS)
b) Sakit
c) Lembaga atau institusi
3. Metode pengumpulan data
a. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis di tujukan kepada responden.
Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudiaan di
catat / di rekam.
b. Observasi
Pengamatan melibatkan semua indera (Pengliatan, Pendengaran,
Penciuman, Pembau, Perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan
bantuan alat rekam elektronik.
c. Wawancara
Pengambilan data melalui wawancara / secara lisan langsung dengan
sumber datanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone,
teleconference. Jawaban responden di rekam dan di rangkum sendiri oleh
peneliti.
d. Dokumen
Pengambilan data melalui dokumen tertulis maupun elektronik dari
lembaga / instisusi. Dokumen di perlukan untuk mendukung kelengkapan
data yang lain.
4. Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Secara manual adalah pengolahan dengan menggunakan alat – alat
sederhana seperti sempoa (alat hitung cina) atau kalkulator. Dapat juga
format tabulasi/tally.
b. Computer: biasanya dilakukan karna volume data atau banyaknya karakter
istik sangat besar.

17
Setelah kuesioner terkumpul, kemudian di lakukan pengolahan terhadap
data tersebut dengan langkah – langkah sebagai berikut:

a) Editing
Dalam tahap ini di periksa kelemahan kuesioner, misalkan dengan memeriksa
konsistensi antara pertanyaa, jika umur 20 tahun misalnya maka tidak mungkin
jumlah anak lebih dari 10, atau pendidikan sarjana atau masa diatas kerja 10
tahun.
b) Coding
Dalam tahan ini dilakukan pemberian kode sesuai dengan klasifikasi yang di
tentukan.
c) Pembuatan worksheet
Setelah dilakukan editing dan coding bila diolah secara komputerisasi
kemudian di buat worksheet dasar dengan memperinci setiap pertanyaan yang
ada dalam kuesioner.
d) Penyusunan Tabel
Setelah worksheet di buat maka di susun berbagai tabel yang diinginkan.
5. Perumusan masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan/tujuan yang ingin dicapai (target)
dengan kenyataan yang ada (cakupan) sehinggan menimbulkan rasa tidak puas
dan merasa tanggung jawab untuk menanggulanginya.
Dengan demikian untuk memutuskan adanya masalah ada 3 syarat yang harus
dipenuhi yaitu:
a. Adanya kesenjangan.
b. Adanya rasa tidak puas.
c. Adanya rasa tanggung jawab untuk menanggulangi masalah.

Adanya penetapan masalah harus diketahui keadaan yang diinginkan berupa


suatu yang ideal baik berupa konsep, target, standard dan keadaan sebenarnya
dari hasil pengumpulan data berupa wawancara, observasi, pengukuran maupun
angket.

18
Selanjutnya untuk mengetahui rumusan masalahnya diperlukan konfirmasi
dengan menjawab 4W + 1H:

a. Apa masalahnya (what).


b. Siapa yang bermasalah (who).
c. Dimana terjadi (where).
d. Kapan terjadi (when).
e. Berapa besar masalahnya (how).
6. Prioritas masalah
Prioritas masalah didapatkan dan diurutkan menurut hasil perhitungan
atau penggunaan rumus mendapatkan prioritas masalah.
7. Perencanaan/intervensi
Merupakan tahapan yang dilakukan untuk menetapkan atau
menyepakati masalah kesehatan yang dihadapi sekaligus menyusun rencana
tindakan untuk mengatasi masalah tersebut.
8. Implementasi
Setelah kita mengetahui penyebab masalah, langkah lanjutnya berupa
pemecahan masalah. Tujuan pemecahan masalah ini adalah
menghulangkan/mengurangi faktor-faktor penyebab.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi:


a. Cara kerja yang diperkanalkan bidan dalam askeb komunitas.
b. Jenis masalah kesehatan.
c. Proses perubahan social.

Mekanisme implementasi adalah alat/bentuk yang mana pembaruan


ditransfer dari perencanaan kepada unit-unit pelayanan

a. Kelompok kecil.
b. Penasehat (lay advisor).
c. Media massa.
d. Kebijakan umum.

19
9. Evaluasi
Pada tahap ini bidan atau tenaga kesehatan melakukan penilaian
terhadap kegiatan yang telah dilakukan.

20
FORMAT PENGKAJIAN DATA KELUARGA/KELOMPOK
KHUSUS/MASYARAKAT

A. DATA DEMOGRAFI
Identitas Keluarga
1. Nama Umur :
2. Status :
3. Pekerjaan :
4. Pendidikan :
5. Agama :
6. Alamat :

Anggota Keluarga

No Nama Umur JK Pekerjaan Status Pendidikan Imunisasi Goldar Ket


1
2
3
4

B. FAKTOR SOSIAL EKONOMI


1. Berapa penghasilan keluarga dalam sebulan ?
a. Kurang dari Rp.500.000,- ( )
b. Rp.500.00-, s/d 1.000.000,- ( )
c. Lebih dari Rp.1000.000,- ( )
2. Apakah keluarga memiliki asuransi ?
a. Askes ( )
b. Askeskin ( )
c. Jamsostek ( )
d. Tidak punya ( )

21
C. FAKTOR LINGKUNGAN
1. Apakah kelarga memanfaatkan perkarangan yang dimilik ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
2. Bagaimana kondisi ventilasi rumah ?
a. Baik (>20% luas lantai) ( )
b. Cukup (15-20% luas lantai) ( )
c. Kurang (<15% luas lantai) ( )
3. Bagaimana kondisi pencahayaan rumah ?
a. Baik (25 cm jarak baca) ( )
b. Kurang (<25 cm jarak baca) ( )
4. Bagaimana kondisi kebersihan rumah ?
a. Bersih ( )
b. Tidak bersih ( )

D. KEPEMILIKAN TERNAK
1. Apabila keluarga memiliki kandang ternak, dimanakah letak kandang ?
a. Dalam rumah ( )
b. Luar rumah ( )
2. Kondisi kandang dalam rumah ?
a. Sekat penuh ( )
b. Sekat sebagian ( )
c. Tidak disekat ( )
3. Bagaimana kondisi kandang ?
a. Bersih ( )
b. Tidak bersih ( )

E. PEMBUANGAN SAMPAH
1. Kondisi pembuangan sampah keluarga ?
a. Ya terbuka ( )

22
b. Ya, tertutup ( )
c. Tidak ( )
d. Lain-lain, sebutkan ( )

2. Cara pembuangan sampah keluarga ?


a. Dibakar ( )
b. Dibuang kesungai ( )
c. Ditimbun ( )
d. Disembarang tempat ( )

F. SUMBER AIR
1. Darimana sumber air keluarga ?
a. Sumur gali ( )
b. Sungai ( )
c. Mata air ( )
d. PDAM ( )
2. Tempat penyimpanan air keluarga ?
a. Ember/gentong terbuka ( )
b. Ember/gentong tertutup ( )
c. Tidak ada ( )
3. Kualitas sumber air keluarga ?
a. Berbau ( )
b. Berwarna ( )
c. Berasa ( )
d. Tidak berbau, berwarna, berasa( )

G. PEMBUANGAN AIR LIMBAH


1. Jarak sumber air dengan pembuangan limbah ?
a. Kurang 10 meter ( )
b. Lebih 10 meter ( )

23
2. Jenis pembuangan air limbah keluarga ?
a. Got/saluran terbuka ( )
b. Sungai ( )
c. Bak penampungan ( )
d. Got/selokan tertutup ( )
e. Dibuang sembarang tempat ( )
3. Kondisi saluran limbah keluarga ?
a. Saluran tertutup lancar ( )
b. Saluran tertutup tergenang ( )
c. Saluran terbuka lancar ( )
d. Saluran terbuka tergenang ( )
4. Tempat pembuangan tinja keluarga ?
a. Septic tank ( )
b. Jumbleng ( )
c. Kolam ( )
d. Sungai ( )
e. Sembarang tempat ( )
5. Kepemilikan tempat pembuangan tinja keluarga ?
a. WC Pribadi ( )
b. WC Umum ( )
6. Kondisi tempat pembuangan tinja ?
a. Terpelihara ( )
b. Tidak terpelihara ( )
7. Jarak sumber air dengan pembuangan tinja ?
a. Kurang 10 meter ( )
b. Lebih 10 meter ( )

H. KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI


1. Sarana transportasi yang dimiliki keluarga ?
a. Kendaraan roda 2 ( )

24
b. Sepeda ( )
c. Kendaraan roda 4 ( )
d. Lain-lain, sebutkan ( )
2. Jarak ke sarana pelayanan kesehatan ?
a. Kurang dari 5 km ( )
b. Lebih dari 5 km ( )

I. SISTEM NILAI
1. Apakah keluarga mempunyai keyakinan yang mendukung kesehatan ?
a. Tidak ada ( )
b. Ada ( )
Sebutkan……………………………….

J. DERAJAT KESEHATAN
1. Apakah anggota keluarga ada yang menderita sakit ?
a. Asma ( )
b. TBC ( )
c. Hipertensi ( )
d. Lain-lain, sebutkan………………………..
2. Apa yang dilakukan keluarga ketika ada anggota keluarga yang sakit ?
a. Periksa ke yankes ( )
b. Beli obat sendiri ( )
c. Tidak periksa ( )
d. Dukun ( )
e. Lain-lain, sebutkan……………………….

K. KESEHATAN IBU DAN KB


1. Berapakah usia kehamilan ibu ?
a. Trimester I ( )
b. Trimester II ( )

25
c. Trimester III ( )
2. Ibu hamil anak keberapa ?
a. Anak pertama ( )
b. Anak kedua ( )
c. Anak ketiga ( )
d. Anak ke >3 ( )
3. Berapa kali ibu periksa kehamilan ?
a. 1 kali ( )
b. 2 kali ( )
c. 3 kali ( )
d. 4 kali ( )
e. Tidak pernah ( )
4. Kemana ibu memeriksa kehamilannya ?
a. Bidan ( )
b. Dukun ( )
c. Dokter ( )
d. Puskesmas ( )
e. Rumah sakit ( )
f. Tidak pernah periksa ( )
5. Alasan apa ibu tidak pernah periksa kehamilan ?
a. Tidak tahu ( )
b. Tidak punya biaya ( )
c. Tidak punya waktu ( )
d. Tidak penting ( )
6. Apakah ibu sudah mendapatkan imunisasi ?
a. Lengkap ( )
b. Belum lengkap ( )
c. Belum/tidak memperoleh ( )
7. Alasan ibu tidak mendapatkan imunisasi ?
a. Belum cukup kehamilan ( )

26
b. Tidak diberi ( )
c. Tidak tahu manfaat ( )
d. Takut efek samping ( )
8. Apakah ibu minum tablet Fe ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
9. Alasan ibu tidak minum SF ?
a. Tidak tahu manfaat ( )
b. Tidak diberi ( )
c. Takut efek samping ( )
10. Apakah ibu mendapatkan gizi seimbang
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
11. Alasan ibu tidak mengkonsumsi gizi seimbang ?
a. Tidak tahu manfaat ( )
b. Tidak ada biaya ( )
12. Apakah ibu melakukan perawatan payudara ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
13. Alasan ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara ?
a. Tidak tahu ( )
b. Tidak sempat ( )

IBU MENETEKI

14. ibu meneteki anak dengan usia


a. 0-6 bulan ( )
b. 6-12 bulan ( )
c. 1-2 tahun ( )
d. > 2 tahun ( )
15. Apa alasan ibu tidak meneteki anaknya ?

27
a. Asi tidak keluar ( )
b. Papilla mamae masuk ke dalam ( )
c. Sibuk bekerja ( )
d. Menderita sakit ( )
e. Lain-lain, sebutkan ( )
16. Berapa kali ibu menyusui anaknya ?
a. Terpancang waktu ( )
b. Setiap saat ( )
17. Apakah ibu melakukan perawatan payudara ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )

KELUARGA BERENCANA BAGI PASANGAN USIA SUBUR

18. Apakah ibu ikut KB ?


a. Ya ( )
b. Tidak ( )
19. Apa jenis kontrasepsi yang digunakan ?
a. Suntik ( )
b. IUD ( )
c. Kondom ( )
d. MOW/MOP ( )
e. Pantang berkala ( )
20. Apakah ada keluhan dari jenis kontrasepsi yang digunakan ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
21. Apa alasan tidak ikut KB ?
a. Tidak boleh suami ( )
b. Adat dan agama ( )
c. Tidak tahu ( )
d. Ingin punya anak ( )

28
KESEHATAN BAYI DAN BALITA

22. Bagaimana cara persalinan anak balita ibu ?


a. Spontan ( )
b. Operasi ( )
23. Siapa yang menolong persalinan anak balita ibu ?
a. Tenaga kesehatan ( )
b. Lain-lain ( )
24. Berapa berat badan anak waktu lahir ?
a. < 2500 gr ( )
b. > 2500 gr ( )
25. Alasan anak tidak mendapat imunisasi ?
a. Tidak tahu manfaat ( )
b. Takut akibat imunisasi ( )
c. Tidak tersedianya yankes ( )
d. Anak sedang sakit ( )
e. Lain-lain……………….. ( )
26. Apa jenis makanan yang diberikan pada anak < 4 bulan ?
a. ASI ( )
b. PASI ( )
c. Asi + makanan tambahan ( )
27. Apa alasan pemberian PASI pada anak kurang dari 4 bulan ?
a. Tidak tahu ( )
b. Adat kebiasaan ( )
28. Apakah anak mendapat vitamin A ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
29. Apa alasan anak tidak mendapat vitamin A ?
a. Belum cukup umur ( )
b. Tidak tahu manfaat ( )

29
30. Apakah anak mempunyai KMS ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
31. Berapa kali anak dibawa ke POSYANDU ?
a. Setiap bulan ( )
b. Tidak teratur ( )
32. Berada pada titik mana berat badan anak ?
a. Bawah garis merah ( )
b. Atas garis titik-titik ( )
c. Garis hijau ( )
d. Garis titik-titik ( )
33. Apakah anak menderita sakit ?
a. Batuk pilek ( )
b. Diare ( )
c. Kulit ( )
d. Batuk > 2 minggu ( )
e. Tidak ( )

ANAK USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN)

34. Bagaimana pola makan anak ?


a. Teratur ( )
b. Tidak teratur ( )
35. Apakah anak sakit ?
a. ISPA ( )
b. Diare ( )
c. Sakit kulit ( )
d. Tidak ( )
e. Lain-lain ( )
36. Apa yang dilakukan keluarga ketika anak sakit ?
a. Dibiarkan ( )

30
b. Dibawa ke dukun ( )
c. Dibawa ke mantri ( )
d. Dibawa ke bidan ( )
e. Di bawa ke puskesmas ( )
f. Di bawa ke rumah sakit ( )

REMAJA

37. Apakah remaja mengetahui tentang fungsi reproduksi ?


a. Ya ( )
b. Tidak ( )
38. Apakah remaja mengetahui tentang PMS ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
39. Apakah remaja mengetahui tentang alat reproduksi ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
40. Apakah anak remaja punya kebiasaan dibawah ini ?
a. Merokok ( )
b. Minuman keras ( )
c. Narkoba ( )
d. Sex bebas ( )
e. Tidak ada ( )

LANSIA

41. Apakah lansia sakit ?


a. DM ( )
b. TBC Paru ( )
c. Katarak ( )
d. Hipertensi ( )
e. Pikun ( )

31
f. Rheumatic ( )
g. Tidak ( )
h. Lain-lain…………… ( )
42. Apakah lansia membutuhkan bantuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
43. Bagaimana keadaan lingkungan lansia ?
a. Lantai licin ( )
b. Selokan terbuka ( )
c. Tempat gelap dalam rumah ( )
d. Lubang terbuka ( )
e. Tidak membahayakan ( )
f. Lain-lain…………………… ( )
44. Bagaimana kebiasaan lansia ?
a. Merokok ( )
b. Minum alcohol ( )
c. Minum kopi ( )
d. Lain-lain…………….. ( )
45. Apakah lansia melakukan kegiatan social ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
46. Apakah lansia memiliki KMS ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )

DESA SIAGA

47. Apakah perlu adanya sarana kesehatan ?


a. Ya ( )
b. Tidak ( )
48. Bagaimana cara keluarga membawa ketempat pelayanan ?

32
a. Kendaraan pribadi ( )
b. Kendaraan umum ( )
c. Ambulan ( )
d. Lain-lain………….. ( )
49. Apakah perlu adanaya sarana transportasi bagi penderita di desa
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
50. Dimana perlu disiapkan kendaraan tersebut ?
a. Balai desa ( )
b. Tiap RW ( )
c. Lain-lain………. ( )
51. Apakah perlu adanya tenaga terlatih bila ada bencana di masyarakat ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
52. Apakah bersedia ikut menjadi petugas penanggulangan gawat darurat ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
53. Kemana keluarga mencari donor darah bila membutuhkan ?
a. PMI ( )
b. Saudara ( )
c. Tetangga ( )
d. Lain-lain…………… ( )
54. Apakah perlu adanya bank darah di desa ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
55. Apakah bersedia menjadi donor darah bila anggota masyarakat sedang
membutuhkan?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )

33
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan yang menekankan pada
aspekaspek psikososial budaya yang ada di komunitas (masyarakat
sekitar).Seorang bidandituntut mampu memberikan pelayanan yang bersifat
individual maupun kelompok.Pelayanan Kebidanan komunitas merupakan bentuk
pelayanan kebidanan yangdiharapkan dapat mengatasi permasalahan kesehatan
perempuan dengan lebihkomprehensif.Seorang bidan komunitas diharapkan
mampu meningkatkankesejahteraan masyarakat, khusunya kesehatan perempuan
di wilayah kerjanya,sehingga masyarakat mampu mengenali masalah dan
kebutuhan serta mampumemecahkan masalahnya secara mandiri.
Tanggung jawab bidan pada pelayanan kebidanan komunitas meliputi
kemampuanmemberikan penyuluhan dan pelayanan individu, keluarga, dan
masyarakat.
Ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas meliputi peningkatan
kesehatan,pencegahan (preventif), deteksi dini komplikasi dan pertolongan
kegawatdaruratan,meminimalkan kecacatan, memulihan kesehatan (rehabilitasi),
serta kemitraan denganLSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi sosial,
kelompok masyarakat yang melakukan upaya untuk mengembalikan individu ke
lingkungan keluarga danmasyarakat.

3.2 Saran
Dengan adanya materi pembelajaran mengenai Asuhan Kebidanan Komunitas
Pada Kelompok Khusus, diharapkan agar mahasiswa atau peserta didik mampu
memahami dan mempergunakan materi pembelajaran yang telah dipelajari
sehingga dapat diaplikasikan dalam praktek kebidanan komunitas.

34
Contoh Pengkajian Asuhan Komunitas Pada Kelompok Khusus

PENGKAJIAN DATA KELUARGA/KELOMPOK KHUSUS/MASYARAKAT

A. DATA DEMOGRAFI
Identitas Keluarga
1. Nama Umur : Tn. B
2. Status : Kepala Keluarga
3. Pekerjaan : Buruh
4. Pendidikan : SMA
5. Agama : Islam
6. Alamat : RT 01 RW 06 Kampung Tua Cunting

Anggota Keluarga

No Nama Umur JK Pekerjaan Status Pendidikan Imunisasi Goldar Ket


1 Tn. B 37 th L Buruh Suami SMA
2 Ny. S 29 th P IRT Istri SMP
3 An.S 11 th P Pelajar Anak SD Lengkap
4 An.M 6 th L Pelajar anak Belum Sekolah Lengkap

B. FAKTOR SOSIAL EKONOMI


3. Berapa penghasilan keluarga dalam sebulan ?
d. Kurang dari Rp.500.000,- ( √ )
e. Rp.500.00-, s/d 1.000.000,- ( )
f. Lebih dari Rp.1000.000,- ( )
4. Apakah keluarga memiliki asuransi ?
e. Askes ( )
f. Askeskin ( )
g. Jamsostek ( √ )
h. Tidak punya ( )

35
C. FAKTOR LINGKUNGAN
5. Apakah kelarga memanfaatkan perkarangan yang dimilik ?
c. Ya ( √ )
d. Tidak ( )
6. Bagaimana kondisi ventilasi rumah ?
d. Baik (>20% luas lantai) ( )
e. Cukup (15-20% luas lantai) ( √ )
f. Kurang (<15% luas lantai) ( )
7. Bagaimana kondisi pencahayaan rumah ?
c. Baik (25 cm jarak baca) ( √ )
d. Kurang (<25 cm jarak baca) ( )
8. Bagaimana kondisi kebersihan rumah ?
c. Bersih ( √ )
d. Tidak bersih ( )

D. KEPEMILIKAN TERNAK
4. Apabila keluarga memiliki kandang ternak, dimanakah letak kandang ?
c. Dalam rumah ( )
d. Luar rumah ( )
5. Kondisi kandang dalam rumah ?
d. Sekat penuh ( )
e. Sekat sebagian ( )
f. Tidak disekat ( )
6. Bagaimana kondisi kandang ?
c. Bersih ( )
d. Tidak bersih ( )

36
E. PEMBUANGAN SAMPAH
3. Kondisi pembuangan sampah keluarga ?
e. Ya terbuka ( )
f. Ya, tertutup ( )
g. Tidak ( )
h. Lain-lain, sebutkan ( √ )

4. Cara pembuangan sampah keluarga ?


e. Dibakar ( )
f. Dibuang kesungai ( )
g. Ditimbun ( )
h. Disembarang tempat ( )

F. SUMBER AIR
4. Darimana sumber air keluarga ?
e. Sumur gali ( )
f. Sungai ( )
g. Mata air ( )
h. PDAM ( √ )
5. Tempat penyimpanan air keluarga ?
d. Ember/gentong terbuka ( )
e. Ember/gentong tertutup ( √ )
f. Tidak ada ( )
6. Kualitas sumber air keluarga ?
e. Berbau ( )
f. Berwarna ( )
g. Berasa ( )
h. Tidak berbau, berwarna, berasa ( √ )

37
G. PEMBUANGAN AIR LIMBAH
8. Jarak sumber air dengan pembuangan limbah ?
c. Kurang 10 meter ( )
d. Lebih 10 meter ( √ )
9. Jenis pembuangan air limbah keluarga ?
f. Got/saluran terbuka ( )
g. Sungai ( )
h. Bak penampungan ( )
i. Got/selokan tertutup ( √ )
j. Dibuang sembarang tempat ( )
10. Kondisi saluran limbah keluarga ?
e. Saluran tertutup lancar ( √ )
f. Saluran tertutup tergenang ( )
g. Saluran terbuka lancar ( )
h. Saluran terbuka tergenang ( )
11. Tempat pembuangan tinja keluarga ?
f. Septic tank ( √ )
g. Jumbleng ( )
h. Kolam ( )
i. Sungai ( )
j. Sembarang tempat ( )
12. Kepemilikan tempat pembuangan tinja keluarga ?
c. WC Pribadi ( √ )
d. WC Umum ( )
13. Kondisi tempat pembuangan tinja ?
c. Terpelihara ( √ )
d. Tidak terpelihara ( )
14. Jarak sumber air dengan pembuangan tinja ?
c. Kurang 10 meter ( )

38
d. Lebih 10 meter ( √ )
H. KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI
3. Sarana transportasi yang dimiliki keluarga ?
e. Kendaraan roda 2 ( √ )
f. Sepeda ( )
g. Kendaraan roda 4 ( )
h. Lain-lain, sebutkan ( )
4. Jarak ke sarana pelayanan kesehatan ?
c. Kurang dari 5 km ( √ )
d. Lebih dari 5 km ( )

I. SISTEM NILAI
2. Apakah keluarga mempunyai keyakinan yang mendukung kesehatan ?
c. Tidak ada ( √ )
d. Ada ( )
Sebutkan……………………………….

J. DERAJAT KESEHATAN
3. Apakah anggota keluarga ada yang menderita sakit ?
e. Asma ( )
f. TBC ( )
g. Hipertensi ( )
h. Lain-lain, sebutkan………………………..
4. Apa yang dilakukan keluarga ketika ada anggota keluarga yang sakit ?
f. Periksa ke yankes ( )
g. Beli obat sendiri ( )
h. Tidak periksa ( )
i. Dukun ( )
j. Lain-lain, sebutkan……………………….

39
K. KESEHATAN IBU DAN KB
14. Berapakah usia kehamilan ibu ?
d. Trimester I ( )
e. Trimester II ( )
f. Trimester III ( )
15. Ibu hamil anak keberapa ?
e. Anak pertama ( )
f. Anak kedua ( )
g. Anak ketiga ( )
h. Anak ke >3 ( )
16. Berapa kali ibu periksa kehamilan ?
f. 1 kali ( )
g. 2 kali ( )
h. 3 kali ( )
i. 4 kali ( )
j. Tidak pernah ( )
17. Kemana ibu memeriksa kehamilannya ?
g. Bidan ( )
h. Dukun ( )
i. Dokter ( )
j. Puskesmas ( )
k. Rumah sakit ( )
l. Tidak pernah periksa ( )
18. Alasan apa ibu tidak pernah periksa kehamilan ?
e. Tidak tahu ( )
f. Tidak punya biaya ( )
g. Tidak punya waktu ( )
h. Tidak penting ( )
19. Apakah ibu sudah mendapatkan imunisasi ?
d. Lengkap ( )

40
e. Belum lengkap ( )
f. Belum/tidak memperoleh ( )
20. Alasan ibu tidak mendapatkan imunisasi ?
e. Belum cukup kehamilan ( )
f. Tidak diberi ( )
g. Tidak tahu manfaat ( )
h. Takut efek samping ( )
21. Apakah ibu minum tablet Fe ?
c. Ya ( )
d. Tidak ( )
22. Alasan ibu tidak minum SF ?
d. Tidak tahu manfaat ( )
e. Tidak diberi ( )
f. Takut efek samping ( )
23. Apakah ibu mendapatkan gizi seimbang
c. Ya ( )
d. Tidak ( )
24. Alasan ibu tidak mengkonsumsi gizi seimbang ?
c. Tidak tahu manfaat ( )
d. Tidak ada biaya ( )
25. Apakah ibu melakukan perawatan payudara ?
c. Ya ( )
d. Tidak ( )
26. Alasan ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara ?
c. Tidak tahu ( )
d. Tidak sempat ( )

41
IBU MENETEKI

56. ibu meneteki anak dengan usia


e. 0-6 bulan ( )
f. 6-12 bulan ( )
g. 1-2 tahun ( )
h. > 2 tahun ( )
57. Apa alasan ibu tidak meneteki anaknya ?
f. Asi tidak keluar ( )
g. Papilla mamae masuk ke dalam ( )
h. Sibuk bekerja ( )
i. Menderita sakit ( )
j. Lain-lain, sebutkan ( )
58. Berapa kali ibu menyusui anaknya ?
c. Terpancang waktu ( )
d. Setiap saat ( )
59. Apakah ibu melakukan perawatan payudara ?
c. Ya ( )
d. Tidak ( )

KELUARGA BERENCANA BAGI PASANGAN USIA SUBUR

60. Apakah ibu ikut KB ?


c. Ya ( √ )
d. Tidak ( )
61. Apa jenis kontrasepsi yang digunakan ?
f. Suntik ( )
g. IUD ( )
h. Kondom ( )
i. MOW/MOP ( )
j. Pantang berkala ( )
62. Apakah ada keluhan dari jenis kontrasepsi yang digunakan ?

42
c. Ya ( )
d. Tidak ( )
63. Apa alasan tidak ikut KB ?
e. Tidak boleh suami ( √ )
f. Adat dan agama ( )
g. Tidak tahu ( )
h. Ingin punya anak ( )

KESEHATAN BAYI DAN BALITA

64. Bagaimana cara persalinan anak balita ibu ?


c. Spontan ( )
d. Operasi ( )
65. Siapa yang menolong persalinan anak balita ibu ?
c. Tenaga kesehatan ( )
d. Lain-lain ( )
66. Berapa berat badan anak waktu lahir ?
c. < 2500 gr ( )
d. > 2500 gr ( )
67. Alasan anak tidak mendapat imunisasi ?
f. Tidak tahu manfaat ( )
g. Takut akibat imunisasi ( )
h. Tidak tersedianya yankes ( )
i. Anak sedang sakit ( )
j. Lain-lain……………….. ( )
68. Apa jenis makanan yang diberikan pada anak < 4 bulan ?
d. ASI ( )
e. PASI ( )
f. Asi + makanan tambahan ( )
69. Apa alasan pemberian PASI pada anak kurang dari 4 bulan ?
c. Tidak tahu ( )

43
d. Adat kebiasaan ( )
70. Apakah anak mendapat vitamin A ?
c. Ya ( )
d. Tidak ( )
71. Apa alasan anak tidak mendapat vitamin A ?
c. Belum cukup umur ( )
d. Tidak tahu manfaat ( )
72. Apakah anak mempunyai KMS ?
c. Ya ( )
d. Tidak ( )
73. Berapa kali anak dibawa ke POSYANDU ?
c. Setiap bulan ( )
d. Tidak teratur ( )
74. Berada pada titik mana berat badan anak ?
e. Bawah garis merah ( )
f. Atas garis titik-titik ( )
g. Garis hijau ( )
h. Garis titik-titik ( )
75. Apakah anak menderita sakit ?
f. Batuk pilek ( )
g. Diare ( )
h. Kulit ( )
i. Batuk > 2 minggu ( )
j. Tidak ( )

ANAK USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN)

76. Bagaimana pola makan anak ?


c. Teratur ( √ )
d. Tidak teratur ( )
77. Apakah anak sakit ?

44
f. ISPA ( )
g. Diare ( )
h. Sakit kulit ( )
i. Tidak ( √ )
j. Lain-lain ( )
78. Apa yang dilakukan keluarga ketika anak sakit ?
g. Dibiarkan ( )
h. Dibawa ke dukun ( )
i. Dibawa ke mantri ( )
j. Dibawa ke bidan ( )
k. Di bawa ke puskesmas ( √ )
l. Di bawa ke rumah sakit ( )

REMAJA

79. Apakah remaja mengetahui tentang fungsi reproduksi ?


c. Ya ( )
d. Tidak ( )
80. Apakah remaja mengetahui tentang PMS ?
c. Ya ( )
d. Tidak ( )
81. Apakah remaja mengetahui tentang alat reproduksi ?
c. Ya ( )
d. Tidak ( )
82. Apakah anak remaja punya kebiasaan dibawah ini ?
f. Merokok ( )
g. Minuman keras ( )
h. Narkoba ( )
i. Sex bebas ( )
j. Tidak ada ( )

45
LANSIA

83. Apakah lansia sakit ?


i. DM ( )
j. TBC Paru ( )
k. Katarak ( )
l. Hipertensi ( )
m. Pikun ( )
n. Rheumatic ( )
o. Tidak ( )
p. Lain-lain…………… ( )
84. Apakah lansia membutuhkan bantuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari?
c. Ya ( )
d. Tidak ( )
85. Bagaimana keadaan lingkungan lansia ?
g. Lantai licin ( )
h. Selokan terbuka ( )
i. Tempat gelap dalam rumah ( )
j. Lubang terbuka ( )
k. Tidak membahayakan ( )
l. Lain-lain…………………… ( )
86. Bagaimana kebiasaan lansia ?
e. Merokok ( )
f. Minum alcohol ( )
g. Minum kopi ( )
h. Lain-lain…………….. ( )
87. Apakah lansia melakukan kegiatan social ?
c. Ya ( )
d. Tidak ( )
88. Apakah lansia memiliki KMS ?

46
c. Ya ( )
d. Tidak ( )

DESA SIAGA

89. Apakah perlu adanya sarana kesehatan ?


c. Ya ( √ )
d. Tidak ( )
90. Bagaimana cara keluarga membawa ketempat pelayanan ?
e. Kendaraan pribadi ( √ )
f. Kendaraan umum ( )
g. Ambulan ( )
h. Lain-lain………….. ( )
91. Apakah perlu adanaya sarana transportasi bagi penderita di desa
c. Ya ( √ )
d. Tidak ( )
92. Dimana perlu disiapkan kendaraan tersebut ?
d. Balai desa ( )
e. Tiap RW ( √ )
f. Lain-lain………. ( )
93. Apakah perlu adanya tenaga terlatih bila ada bencana di masyarakat ?
c. Ya ( √ )
d. Tidak ( )
94. Apakah bersedia ikut menjadi petugas penanggulangan gawat darurat ?
c. Ya ( √ )
d. Tidak ( )
95. Kemana keluarga mencari donor darah bila membutuhkan ?
e. PMI ( )
f. Saudara ( √ )
g. Tetangga ( )
h. Lain-lain…………… ( )

47
96. Apakah perlu adanya bank darah di desa ?
c. Ya ( √ )
d. Tidak ( )
97. Apakah bersedia menjadi donor darah bila anggota masyarakat sedang
membutuhkan?
c. Ya ( √ )
d. Tidak ( )

48
Contoh Pelaporan Asuhan Kebidanan Komunitas Kelompok Khusus

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam keluarga Tn. B yang terdiri dari Ayah berusia 37 tahun dengan pekerjaan
buruh, Ibu berusia 29 tahun sebagai ibu rumah tangga, Anak Pertama berusia 11 tahun
dan Anak Kedua berusia 6 tahun masih sama sama duduk di bangku Sekolah Dasar,
tingkat pendidikan Tn. B dan Ny. S masih rendah tingkat pengetahuan tentang
penggunaan alat kontrasepsi serta manfaat dan kurang mendukungnya keluarga
dengan alat kontrasepsi membuat Ny. S tidak menggunakan alat kontrasepsi padahal
Ny.S mengatakan bahwa. Ny. S ingin menunda mempunyai anak lagi. Ny.S mengaku
masih reproduktif dan siklus haid ibu masih normal ±28 hari.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis memutuskan untuk mejadikan
keluarga tersebut menjadi keluarga binaan yang akan diberikan beberapa informasi
melalui konseling/penyuluhan tentang penggunaan alat kontrasepsi atau yang sering
di sebut KB (Keluarga Berencana).
Pengertian keluarga berencana menurut UU No. 10 Tahun 1992 tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP) dengan kematangan reproduksi pada perempuana usia 20 tahun
keatas dan laki – laki umr 25 tahun keatas, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan
misi program KB di muka adalah “membangun kembali dan melestarikan pondasi
yang kokoh bagi pelaksana program KB nasional yang kuat di masa mendatang,
sehingga visi untuk mewujudkan keluarga berkualitas dapat tercapai.”
Kontrasepsi merupakan suatu cara atau metode yang bertujuan untuk mencegah
pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan. Negara berkembang seperti Indonesia

49
yang memiliki jumlah penduduk besar mendukung program kontraspesi untuk
mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk dan untuk meningkatkan
kesejahteraaan keluarga. Dalam hal ini pemerintah Indonesia menyelenggarakan
program Keluarga Berencana atau KB melalui pengaturan kelahiran.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui Asuhan Kesehatan komunitas pada kelompok
khusus pada Keluarga Tn. B RT 01 RW 12 Kelurahan Belian Kecamatan Batam
Kota, dengan masalah yang ada yaitu kurangnya pengetahuan tentang KB.
2. Tujuan Khusus
a. Agar
mahasiswa dapat melakukan asuhan keluarga binaan kepada keluarga Tn.
B mengenai pengertian KB
b. Agar mahasiswa dapat melakukan asuhan keluarga binaan kepada keluarga
Tn. B mengenai macam-macam KB.
c. Agar mahasiswa dapat melakukan asuhan keluarga binaan kepada keluarga
Tn.B mengenai fungsi masing-masing alat kontrasepsi, cara kerja dan efek
samping.

C. Manfaat
1. Manfaat Bagi Keluarga Binaan
a. Dapat menjadi motivasi dan koreksi dalam peningkatan derajat kesehatan
khususnya di dalam keluarga.
b. Sebagaimasukan dala menyelesaikan masalah kesehatan di dalam keluarga.
c. Dapat menambah wawasan keluarga tentang hidup sehat.
2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
a. Mampu memperoleh gambaran bagaimana cara menyelenggarakan dan
pengelolaan manajemen komunitas.

50
b. Menjadikan lulusannya lebih memiliki pengalaman dan wawasan yang lebih
komprehensif dalam pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.

3. Manfaat Bagi Mahasiswa


a. Dapat menerapkan asuhan pelayanan kebidanan komunitas dalam pelayanaan
kesehatan keluarga secara langsung sesuai dengan teori yang sudah di
dapatkan di bangku kuliah.
b. Memperoleh pengalaman nyata dalam dalam kehidupan bermasyarakat
khususnya dalam pengembangan dan pengorganisasian masalah kesehatan
keluarga.
c. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa.

D. Metode
a. Pengkajian data
b. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada klien
c. Observasi, yaitu dengan melakukan pemeriksaan, pemantauan dan pengamatan
langsung pada keadaan umum keluarga.
d. Praktik dan penyuluhan langsung, yaitu dengan melakukan pertemuan dengan
klien untuk memberikan penjelasan mengenai masalah klien dan cara penanganan
masalah tersebut. Penyuluhan dilakukan dengan cara ceramah, diskusi dan tanya
jawab dengan menggunakan leaflet.
e. Dokumentasi, yaitu mencatat hasil dari pemeriksaan klien, photo, dan video
kegiatan.

51
E. Langkah Kerja

No Hari/Tanggal Kegiatan Hasil

Rabu, 05 April 2017 · Menetapkan · Keluarga Tn, B


keluarga binaan yaitu bersedia menjadi
keluarga Tn. B. keluarga binaan.
· Melakukan · Mendapatkan data
pengkajian pada Ny.S.
keluarga Tn. B.

Senin, 10 April 2017 · Membuat janji · Keluarga setuju


dengan ibu untuk dengan janji yang
datang kembali dan dibuat.
melakukan
penyuluhan.

Jumat, 14 April 2017 · Melakukan · Keluarga bersedia


penyuluhan tentang untuk mendapatkan
alat kontrasepsi penyuluhan
· Menanyakan · Ibu sudah
kepada ibu apakah mengerti tentang
ada materi yang materi penyuluhan
masih belum jelas. yang telah diberikan.
· Melakukan
evaluasi dengan cara

52
melakukan tanya · Ibu dapat
jawab secara lisan menjawab
dengan ibu mengenai pertanyaan yang
materi penyuluhan diajukan dengan
yang sudah benar.
dijelaskan.
· Ibu mau dan
bersedia untuk
menggunakan alat
kontrasepsi.

F. Sasaran
Keluarga binaan yang di pilih yaitu Tn.B/Ny.S yang beralamat di RT 01 RW 12
Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota.

53
BAB II
PENGKAJIAN KELUARGA

A. Analisa Data
Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. B disebabkan oleh faktor
ketidaktahuan/ketidak pahaman, hal ini terjadi karena rendahnya tingkat pendidikan
keluarga, tetapi meskipun begitu ibu sudah menyadari bahwa tenaga kesehatan yaitu
bidan berperan penting dalam mencapai kesehatan keluarga. Hal ini dapat dilihat pada
ibu sudah/telah melahirkan dan ditolong oleh bidan dan anaknya juga mendapatkan
imunisasi lengkap dari bidan, alasan ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi
dikarenakan ibu malas dan tidak terlalu mengetahui macam macam alat kontrasepsi
yang dapat digunakan.
Tingkat pendidikan yang rendah dan pengetahuan yang kurang tentang
pentingnya penggunaan alat kontrasepsi merupakan hambatan yang berat yang harus
dihadapi oleh tenaga kesehatan dalam membina perawatan kesehatan pada keluarga
Tn. B. Oleh karena itu analisis data yang pertama yang harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan adalah melakukan penyuluhan kesehatan pada keluarga untuk
membangkitkan motivasi ibu agar ibu mau menggunakan alat kontrasepsi untuk
menunda kehamilan di usia nya yang masih reproduktif.
Dari pengkajian data yang telah dilakukan, masalah keluarga Tn.B adalah ibu
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi di usia ibu yang masih reproduktif.
Maka dalam hal ini petugas kesehatan perlu memberikan penyuluhan tentang
penggunaan alat kontrasepsi, sehingga membawa hasil nyata dan dirasakan manfaatnya
oleh keluarga sendiri.

B. Perumusan Masalah

54
Berdasarkan hasil pengkajian data yang diperoleh, maka penulis dapat
merumuskan masalah yang ada pada keluarga binaan yaitu “bagaimana Asuhan
Kebidanan pada Ny.S Usia 29 tahun dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang alat
kontrasepsi”.

C. Prioritas Masalah.
Kurangnya pengetahuan tentang alat kontrasepsi.Pelaksanaan Asuhan Keluarga.
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Tidak/kurang sehat
Sifat Masalah
1. 3/3 x 1 1
Kurangnya pengetahuan dapat
Kemungkinan
2. 0/2 x 2 0 diatasi dengan pemberian
masalah dapat
penyuluhan
diatasi

Potensi Masalah
3. 3/3 x 1 1 Masalah dapat dirubah dengan
penyuluhan yang tepat

Penonjolan
4. 1/3 x 1 1/3 Keluarga tidak menyadari
Masalah
kurangnya pengetahuan
tersebut merupakan masalah
yang harus ditangani

Total 2 1/3

D. Pelaksanaan Asuhan Keluarga


Kurangnya pengetahuan tentang alat kontrasepsi.Pelaksanaan Asuhan Keluarga
1. Melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny.S yang memiliki pengetahuan kurang
tentang kontrasepsi pada tanggal 14 April 2017, Pukul 12.00 WIB dirumah
keluarga binaan.

55
2. Melakukan penyuluhan tentang alat kontrasepsi pada Ny.S pada tanggal pukul
WIB di rumah keluarga binaan.
3. Melakukan penyuluhan tentang macam macam alat kontrasepsi dan maaf dsri
keluarga berencana.
4. Melakukan pantauan dan kunjungan ulang pada keluarga binaan untuk mengetahui
hasil dai penyuluhan pada tanggal

E. Catatan Perkembangan

ASUHAN KEBIDANAN
Ny. S UMUR 29 TAHUN DENGAN KURANGNYA PENGETAHUAN IBU
TENTANG ALAT KONTRASEPSI

Tanggal pengkajian : 05 April 2017


Nama Mahasiswi : Sisca Dwi Puspita

S : - “Ibu mengatakan tidak menggunakan KB”.


- “Ibu mengatakan sudah lebih dari 6 bulan tidak menggunakan KB”.
- “Ibu mengatakan tidak menggunakan KB dengan alasan malas dan
kurang mengetahui macam macam KB yang dapat digunakan”.
- “Ibu mengatakan tidak sedang program hamil dan ingin menunda
kehamilannya”.
O :
- K/U : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- TD : 120/80 mmHg
36,80 c

56
- Suhu :
- Nadi : 85 x / menit
- Respirasi : 18 x / menit

A : Ny. S umur 29 tahun dengan kurangnya tingkat pengetahuan tentang alat


kontrasepsi
P -: Melakukan pendekatan interpersonal dengan ibu.
- Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
- Memberitahu dan menetapkan ibu sebagai keluarga binaan.
- Membuat janji dengan ibu untuk datang kembali untuk melakukan
pengkajian data lebih lanjut.

ASUHAN KEBIDANAN
Ny. S UMUR 29 TAHUN DENGAN KURANGNYA PENGETAHUAN IBU
TENTANG ALAT KONTRASEPSI

Tanggal pengkajian : 10 April 2017


Nama Mahasiswi : Sisca Dwi Puspita

S -: “Ibu mengatakan sekarang dalam keadaan sehat”.


- “Ibu mengatakan bersedia dikaji lebih lanjut”.
O :
- K/U : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Suhu : 370 C
- Nadi : 81 x / menit
- Respirasi : 20 x / menit

57
A : Ny. S umur 29 tahun dengan kurangnya tingkat pengetahuan tentang alat
kontrasepsi
P -: Memberitahu ibu hasil pemeriksaan ibu.
- Melakukan pengkajian data pada ibu.
- Membuat janji dengan ibu untuk datang kembali dan melakukan evaluasi
(tanya jawab).

ASUHAN KEBIDANAN
Ny. S UMUR 29 TAHUN DENGAN KURANGNYA PENGETAHUAN IBU
TENTANG ALAT KONTRASEPSI

Tanggal pengkajian : 14 April 2017


Nama Mahasiswi : Sisca Dwi Puspita

S -: “Ibu mengatakan sekarang dalam keadaan sehat”.


- “Ibu mengatakan sudah mengerti tentang penyuluhan yang diberikan”.
- “Ibu mengatakan mau dan bersedia menggunakan alat kontrasepsi”.
O :
- K/U : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Suhu : 360 C
- Nadi : 80 x / menit
- Respirasi : 18 x / menit

58
A : Ny. S umur 29 tahun dengan kurangnya tingkat pengetahuan tentang alat
kontrasepsi
P -: Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
- Mempersilahkan ibu untuk bertanya apabila ada yang kurang/belum
dimengerti.
- Melakukan evaluasi kepada ibu dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan untuk ibu.
- Meminta ibu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan secara lisan dan
sesuai dengan pengetahuan ibu setelah diberikan penyuluhan.

59
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Keluarga
a. Latar belakang budaya
Tn.B berasal dari suku banjar, kemudian beliau menikah dengan Ny.S yang juga
berasal dari suku banjar. Setiap harinya mereka menggunakan bahasa banjar untuk
berkomunikasi satu sama lain.
b. Identitas Religius
Keluarga mereka menganut agama islam.
c. Harmonis
Keluarga Ny.S saling mempunyai tegang rasa yang baik antara sesama anggota
keluarga, tidak saling curiga saling membantu, berbagai persoalan atau masalah
keluarga diatasi dengan komunikasi yang baik antara anggota keluarga suami, istri
dengan anak-anaknya.
d. Status ekonom
Tn. B bekerja swasta yang hasilnya setiap bulan tidak menentu, sedangkan istri
Tn.B, Ny.S sebagai ibu rumah tangga.
e. Aktivitas rekreasi waktu luang
Mereka mengatakan ketika mempunyai waktu luang mereka pergi bermain
ersama anak-anaknya, mereka juga selalu menghabiskan waktu untuk makan
bersama anggota keluarga setiap harinya.
f. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini Tn. B dan Ny.S memiliki 2 orang anak,
An.S dengan usia 11 tahun, dan An. M dengan usia 6 tahun. An.S dan An. M sama
sama masih duduk di bangku sekolah dasar.

60
g. Riwayat keluarga inti
Keluarga terdiri dari : Ayah, Ibu, dan anak. Tn.B dan Ny.S sudah menikah selama
12 tahun dengan memiliki 2 anak dengan usia 11 tahun (An.S), 6 tahun (An.M).

h. Riwayat keluarga sebelumnya


Keluarga dari Tn.B, ayah, ibu, masih hidup dan Ny.S, ayah, ibu juga masih hidup.
i. Data lingkungan
1. Krakteristik Rumah
Tn.B dan Ny.S serta kedua anaknya tinggal dirumah sendiri. Dengan keadaan
rumah type bangunan semi permanen, ventilasi sinar matahari masuk baik,
kebersihan rumah cukup bersih, sumber air dari sumur keluarga.
2. Krakteristik Lingkungan
Keadaan sekitar lingkungan tempat tinggal Tn.B dan Ny.S serta anak anaknya
terlihat cukup bersih.
j. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi
Keluarga mereka sering berkomunikasi Tn. B dan Ny. S dengan anak-anaknya
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa banjar sehari hari sehingga
berkomunikasi dengan baik dan efektif sehingga masalah dalam urusan
keluarga terselesaikan dengan baik.
2. Struktur kekuasaan
Didalam keluarga yang mempunyai kekuasaan dalam mengambil keputusan
dalam keluarga adalah ayah. Jika salah satu keluarga tersebut ada yang sakit,
maka ayah sebagai kepala keluarga mengambil keputusan.
3. Struktur peran keluarga
Tn. B sebagai kepala keluarga dan bertanggung jawab, Ny. S sebagai ibu
rumah tangga dan mengurus anak-anaknya, An.S anak tertua dalam keluarga
sebagai pelajar dalam lingkungan sekolah, An.M anak bungsu juga sebagai
pelajar dalam lingkungan sekolah.
4. Struktur Nilai/norma

61
Keluarga mereka percaya dengan nilai agama yang mereka anut.

B. Gambaran Kasus
Setelah dilakukan identifikasi masalah, masalah utama dalam keluarga Tn. B
yaitu kurangnya pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi, kemudian dilakukan
beberapa tindakan untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan melakukan
sosialisasi atau penyuluhan. Dan setelah melakukan penyuluhan, maka sekarang
keluarga Tn.B terutama Ny.S sudah mengetahui mengenai apa itu alat kontrasepsi,
macam macam alat kontrasepsi, manfaat pemakaian alat kontrasepsi dan efek samping
penggunaan alat kontrasepsi, sehingga diharapkan setelah dilakukan penyuluhan Ny.S
segera menyadari pentingnya penggunaan alat kontrasepsi di usia ibu yang masih
reproduktif.

62
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan isi dan pembahasan
keluarga berencana KB merupakan salah satu usaha untuk merencanakan
jumlah anak serta jarak kehamilan menggunakan alat kontrasepsi.
2. Program keluarga berencana (KB) dilaksanakan dengan cara pencegahan
kehamilan dan perencanaan keluarga.
3. Beberapa KB yang dapat digunakan Ny.S yaitu koitus interuptus, kondom,
spermatisida, vagina diafragma, pil KB, suntik KB, IUD, Implant, dan
Kontrasepsi Mantap.

B. Saran
1. Bagi Keluarga Binaan agar
Dari laporan ini diharapkan semua keluarga binaan yang di bina dapat
mengalami perubahan yang baik secara komprehensif dan stabil serta
seluruh keluarga binaan yang sudah di berikan asuhan kebidanan
komunitas dapat melaksakan semua asuhan yang diberikan sehingga
semua permasalahan yang ada pada setiap keluarga binaan dapat
terselesaikan.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Dari Laporan ini diharapkan agar fasilitas pelayanan kesehatan dapat
lebih banyak memberikan informasi mengenai keluarga berencana

63
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Alat Kontrasepsi


Subtopik : Pengenalan tentang penggunaan Alat Kontrasepsi
Hari/tanggal : Jumat, 14 april 2017
Waktu : 12.00 WIB
Penyuluh/pembicara : Husna Ruaida
Peserta/sasasan : Keluarga Binaan
Karakteristik : Ibu dengan usia reproduktif
Jumlah : 1 orang
Tujuan Umm :
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan ibu mengetahui dan dapat menetapkan
pentingnya penggunaan alat kontrasepsi
Tujuan Khusus :
Setelah diberikan penyuluhan ini, diharapkan ibu dapat:
1. Dapat mengetahui dan menjelaskan tentang pengertian dan manfaat
penggunaan alat kontrasepsi.
2. Dapat mengetahui dan menjelaskan apa saja macam-macam alat kontrasepsi
dan efek samping penggunaan alat kontrasepsi.
Materi :
1. Pengertian Alat Kontrasepsi.
2. Manfaat penggunaan alat kontrasepsi.
3. Jenis- jenis alat kontrasepsi.
4. Efek samping penggunan alat kontrasepsi.
Metode : ceramah, diskusi, dan tanya jawab.
Media : Leaflet.

64
Kegiatan :

No. Materi Kegiatan


1. Pembukaan (1menit|) 1. Membuka pertemuan dengan mengucapkan
salam.
2. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus
pertemuan kali ini.
3. Menyampaikan waktu dan kontrak waktu
yang akan digunakan dan mendiskusikannya
dengan peserta pada pertemuan kali ini.
4. Memberikan sedikit gambaran mengenai
informasi yang akan disampaikan pada hari ini.
2. Proses (10 menit) Isi materi penyuluhan:
1. Menjelaskan tentang pengertian dan manfaat
dari alat kontrasepsi.
2. Menjelaskan tentang macam macam alat
kontrasepsi.
3. Menjelaskan efek samping beserta cara kerja
masing masing dari alat kontrasepsi
4. Menyimpulkan seluruh materi penyuluhan
yang telah diberikan.

3. Evaluasi (5 menit) 1. Memberikan soal kepada peserta secara lisan


dengan berurutan.
2. Peserta mengerti seluruh materi penyuluhan
yang telah disampaikan.

65
4. Penutup (1 menit) 1. Penyuluh mengucapkan terima kasih atas
segala perhatian peserta.
2. Mengucapkan salam penutup.

Evaluasi :
- Prosedur : Post test
- Jenis Test : Pertanyaan secara lisan.
- Butir Soal : 3 soal
1. Jelaskan pengertian dari alat kontrasepsi?
2. Jelaskan macam macam alat kontrasepsi?
3. Jelaskan salah satu efek samping penggunaan alat kontrasepsi?

66

Anda mungkin juga menyukai