PENDAHULUAN
1
Bidan Menurut Churchill, bidan adalah “a health worker who may of may not
formally trained and is a Physicial, that delivers babies and provides Associated
material care”artinya adalah seorang petugas kesehatan yang terlatih secara formal
ataupun tidak dan bukan seorang dokter, yang membantu pelhiran bayi serta
member perawatan maternal terkait.
Bidan menurut ICM (International Confederation Of Midwives)yang dianut
dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO
dan Federation Of International Gynecologist Obstretion (FIGO). Definisi tersebut
secara berkala direview dalam pertemuan international/kongres ICM. Definisi
terakhir disusun melalui kongres ICM ke 27, pada bulan juli tahun 2005 di Bribane
Australia ditetapkan sebagai berikut, yaitu : “Bidan adalah seseorang yang telah
mengikuti program pendidikan bidan yang diakui dinegaranya, telah lulus dari
pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau
memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan”.
Bidan menurut IBI(Ikatan Bidan Indonesia) menetapkan bahwa bidan
Indonesia adalah seorang perempuan yang lulus dri pendidikan bidn yang diakui
pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara republic Indonesia serta
memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk deregister, sertifikasi dan atau secara
sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan (AD-ART IBI : 2013-
2018).
Kebidanan menurut Kepmenkes No. 369/Menteri/SK/III/2007, kebidanan
adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan
kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan
pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, BBL dan balita, fungsi-
fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan atau dukungan pada
perempuan, keluarga dan komunitasnya (Puiastuti, Ratna Dewi : 2011). Kebidanan
(Midwifery)mencakup pengetahuan yang dimiliki dan kegiatan pelayanan untuk
menyelamatkan ibu dan bayi.
Komunitas adalah sebuah kelompok social dari beberapa organism yang
berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam
2
komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud,
kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah
kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa latincommunitas yang
berarti “kesamaan”, kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti “sama,
publik, dibagi oleh semua atau banyak” (Wikipedia Bahasa Indonesia).
Dari uraian di atas dapat dirumuskan definisi Asuhan Kebidanan Komunitas
sebagai rangkaian kerja atau segala aktivitas yang dilakukan oleh bidan untuk
mewujudkan tatanan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sehat
secara utuh dengan melibatkan semua komponen, sumber daya alam dan sumber
daya manusia baik lintas program maupun sektoral meliputi usaha promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang sesuai dengan kewenangan seorang bidan.
Pengertian kebidanan komunitas yang lain menyebutkan upaya yang dilakukan
bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita di dalam
keluarga dan masyarakat. Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan
professional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok
risiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui
penceghan penyakit, peningktan kesehatan, menjamin keterjangkuan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly, 1985; Logan dan Dawkin,
1987 dalam syarifudin dan hamidah, 2009: 1)
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada empat konsep
utama dalam pelayanan kebidanan yaitu: manusia, masyarakat atau lingkungan,
kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigm
kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya taraf
kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani, Nikendkk, 2009: 8).
Kelompok khusus adalah sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, usia, permasalahan (problem). Kegiatan yang berorganisasi sangat
rawan terhadap masalah kesehatan. Kelompok khusus yang ada di masyarakat dan
institusi dapat diklasifikasikan berdasarkan permasalahan kita kebutuhan yang
mereka hadapi diantaranya, kelompok dengan kebutuhan kesehata khusus sebagai
3
akibat perkembangan dan pertumbuhan, kelompok dengan kesehatan khusus yang
memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan (penderita penyakit
menular), penyakit tidak menular, kelompok cacat yang memerlukan rehabilitas,
cacat mental dan cacat social, kelompok yang mempunyai resiko tinggi terserang
penyakit.
Apabila kelompok khusus mempunyai masalah kesehatan karena
ketidaktahuan, ketidakmampuan dan atau ketidakmauan melihat, merasakan dan
memutuskan merawat diri sendiri karena ketidaktahuann, ketidakmampuan dan
atau ketidakmauan. Atau sesuatu hal dan sebab lainnya, maka akan dapat
mempengaruhi kelompok lain yang ada disekitar tempat tinggal mereka (Hamdani,
2015).
4
5. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Kebidanan Komunitas Kelompok Khusus?
6. Untuk mengetahui Prinsip Dasar Kebidanan Komunitas Kelompok Khusus?
7. Untuk mengetahui Langkah-langkah Asuhan Kebidanan Kelompok Khusu?
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
6
yang diberikan oleh “bidan” melalui pendekatan “ Asuhan Kebidanan Komunitas”
(Hamdani, 2015).
7
a) Kelompok ibu hamil dan bersalin (melahirkan).
b) Kelompok ibu nifas.
c) Kelompok bayi.
d) Kelompok balita.
e) Kelompok anak usia sekolah.
f) Kelompok usia lanjut.
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan (penderita penyakit menular), penyakit tidak menular,
kelompok cacat yang memerlukan rehabilitas, cacat mental dan cacat social
3) Kelompok yang mempunyai risiko tinggi terserang penyakit :
a) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
b) Kelompok wanita tuna susila (WTS)
c) Kelompok kerja tertentu(Hamdani, 2015).
8
b. Kelompok Penderita Penyakit tidak Menular: DM, Jantung Koroner,
Stroke, Hipertensi, Kanker Payudara, Kanker Serviks, Kanker Rahim,
dan sebagainya.
c. Kelompok Cacat yang Memerlukan Rehabilitasi: Cacat Fisik, Cacat
Mental, Cacat Sosial.
d. Kelompok Khusus dengan Resiko Terserang Penyakit Kelompok WTS,
Kelompok Penyalahgunaan NAPZA, Kelompok Pekerja dengan
Resiko.
2. Kelompok Umum
Untuk kelompok umum adalah masyarakat secara umum misalnya
masyarakat ditingkat desa, kelurahan, kabupaten maupun kota. (Hamdani,
2015).
9
2. Menekankan kepada upaya preventif dan promotif dengan tidak melupakan
upaya kuratifdan rehabilitatif.
3. Pendekatan yang menyeluruh menggunakan proses keperawatan secara
konsisten dan berkesinambungan.
4. Melibatkan peran serta aktif petugas panti, kader kesehatan dan kelompok
sebagai subyekmaupun obyek pelayanan.
5. Dilakukan diinstitusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
kelompok khusus dimasyarakat terhadap kelompok khusus yang mempunyai
masalah yang sama.
6. Ditekankan pada pembinaan perilaku penghuni panti, petugas panti, lingkungan
panti bagi yang diinstitusi dan masyarakat yang mempunyai masalah yang sama
kearah perilaku sehat(Wahyuni, n.d.).
10
1. Non Scoring Technique
Bila tidak terdsedia data kuantitatif (berbentuk angka) dan hanya tersedia
data kwalitatif, maka cara menetapkan prioritas masalah yang lazim
digunakan adalah dengan teknik non scoring:
a. Metode Delbeq
Menetapkan prioritas masalah dengan menggunakan teknik ini adalah
melalui diskusi kelompok namun peserta diskusi terdiri dari para peserta
yang tidak sama keahliannya, makan sebelumanya dijelaskan dahulu
sehingga mereka mempunyai presepsi yang sama terhadap masalah-
masalah yang akan dibahas.
Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersam.
Caranya:
1. Peringkat masalah ditentukan oleh sekelompok ahli yang berjumlah
anatara 6-8 orang.
2. Mula-mula dituliskan pada white board masalah apa yang akan
ditentukan peringkat prioritasnya.
3. Kemudian masing-masing menuliskan peringkat urutan prioritras
untuk setiap masalah yang akan ditentukan prioritasnya.
4. Penulisan tersebut dilakukan secara tertutup.
5. Kemudian kertas dari masing-masing orang dikumpulkan dan
hasilnya dituliskan dibelakang setiap masalah.
6. Nilai peringkat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah paling
kecil berarti mendapat peringkat tinggi (prioritas) tinggi.
11
b. Metode Delphi
Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok yang menpunyai
keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan
prioritas masalah yang disepakati bersama. Pemilihan prioritas masalah
dilakukan melauli pertemuan khusus. Setiap perserta yang sama
keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah
pokok, masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas
masalah yang dicari. Caranya:
1. Identifikasi masalah yang hendak/ perlu diselesaikan.
2. Membuat kuesioner yang menetapkan peserta/para ahli yang
dianggap mengetahui dana mengudai permaslahan.
3. Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima kembali
jawaban kuesioner yang berisikan ide dan alternative solusi
penyelesain masalah.
4. Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon yang
muncul dan mengirim kembali rangkuman kepada patisipan.
5. Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala
prioritas/memeringkat alternative solusi yang dianggap terbaik dan
mengembalikan kepada pemimpin kelompok atau pembeuatan
keputusan.
2. Scoring technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score
(nilai) untuk berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan. Parameter
yang dimaksud adalah;
a. Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah.
b. Kebaikan atau meningkatnya prevalensi (rate of increase).
c. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah terebut (degree of
unmet need).
d. Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social
benefit).
12
e. Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical
feasibillty).
f. Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi
masalah (resources availibillty).
13
3) Expanding scope: mempunyai ruang lingkup besar di luar
kesehatan.
4) Feasibility: Kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan.
5) Policy: Kebijakan pemerintahan daerah/nasional.
14
L = Legality (dukungan aspek hukum/perundangan-
undangan/peraturan terikat seperti peraturan
pemerintah/juklak/juknis/protap).
15
1. M = Magnitude of the problem (besarnya masalah yang dapat dilihat
dari % atau jumlah/kelompok yang terkena masalah, keterlibatan
masyarakat serta kepentingan instansi terkait.
2. I = Importancy/ kegawatan masalah(tingginya angka morbiditas dan
mortalitas serta kecenderungan dari waktu ke waktu).
3. V = Vulnerability (sensitive atau tidaknya pemecahan masalah
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sensitifitasnya dapat
diketahui dari perkiraan hasil (output) yang diperoleh dibandingkan
dengan pengorbanan (input) yang dipergunakan.
4. C = Cost (biaya atau dana yang yang dipergunakan untuk
melaksanakan pemecahan masalah. Semakin besar biaya semakin
kecil skornya.
16
a) Biro pusat statistik (BPS)
b) Sakit
c) Lembaga atau institusi
3. Metode pengumpulan data
a. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis di tujukan kepada responden.
Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudiaan di
catat / di rekam.
b. Observasi
Pengamatan melibatkan semua indera (Pengliatan, Pendengaran,
Penciuman, Pembau, Perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan
bantuan alat rekam elektronik.
c. Wawancara
Pengambilan data melalui wawancara / secara lisan langsung dengan
sumber datanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone,
teleconference. Jawaban responden di rekam dan di rangkum sendiri oleh
peneliti.
d. Dokumen
Pengambilan data melalui dokumen tertulis maupun elektronik dari
lembaga / instisusi. Dokumen di perlukan untuk mendukung kelengkapan
data yang lain.
4. Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Secara manual adalah pengolahan dengan menggunakan alat – alat
sederhana seperti sempoa (alat hitung cina) atau kalkulator. Dapat juga
format tabulasi/tally.
b. Computer: biasanya dilakukan karna volume data atau banyaknya karakter
istik sangat besar.
17
Setelah kuesioner terkumpul, kemudian di lakukan pengolahan terhadap
data tersebut dengan langkah – langkah sebagai berikut:
a) Editing
Dalam tahap ini di periksa kelemahan kuesioner, misalkan dengan memeriksa
konsistensi antara pertanyaa, jika umur 20 tahun misalnya maka tidak mungkin
jumlah anak lebih dari 10, atau pendidikan sarjana atau masa diatas kerja 10
tahun.
b) Coding
Dalam tahan ini dilakukan pemberian kode sesuai dengan klasifikasi yang di
tentukan.
c) Pembuatan worksheet
Setelah dilakukan editing dan coding bila diolah secara komputerisasi
kemudian di buat worksheet dasar dengan memperinci setiap pertanyaan yang
ada dalam kuesioner.
d) Penyusunan Tabel
Setelah worksheet di buat maka di susun berbagai tabel yang diinginkan.
5. Perumusan masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan/tujuan yang ingin dicapai (target)
dengan kenyataan yang ada (cakupan) sehinggan menimbulkan rasa tidak puas
dan merasa tanggung jawab untuk menanggulanginya.
Dengan demikian untuk memutuskan adanya masalah ada 3 syarat yang harus
dipenuhi yaitu:
a. Adanya kesenjangan.
b. Adanya rasa tidak puas.
c. Adanya rasa tanggung jawab untuk menanggulangi masalah.
18
Selanjutnya untuk mengetahui rumusan masalahnya diperlukan konfirmasi
dengan menjawab 4W + 1H:
a. Kelompok kecil.
b. Penasehat (lay advisor).
c. Media massa.
d. Kebijakan umum.
19
9. Evaluasi
Pada tahap ini bidan atau tenaga kesehatan melakukan penilaian
terhadap kegiatan yang telah dilakukan.
20
FORMAT PENGKAJIAN DATA KELUARGA/KELOMPOK
KHUSUS/MASYARAKAT
A. DATA DEMOGRAFI
Identitas Keluarga
1. Nama Umur :
2. Status :
3. Pekerjaan :
4. Pendidikan :
5. Agama :
6. Alamat :
Anggota Keluarga
21
C. FAKTOR LINGKUNGAN
1. Apakah kelarga memanfaatkan perkarangan yang dimilik ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
2. Bagaimana kondisi ventilasi rumah ?
a. Baik (>20% luas lantai) ( )
b. Cukup (15-20% luas lantai) ( )
c. Kurang (<15% luas lantai) ( )
3. Bagaimana kondisi pencahayaan rumah ?
a. Baik (25 cm jarak baca) ( )
b. Kurang (<25 cm jarak baca) ( )
4. Bagaimana kondisi kebersihan rumah ?
a. Bersih ( )
b. Tidak bersih ( )
D. KEPEMILIKAN TERNAK
1. Apabila keluarga memiliki kandang ternak, dimanakah letak kandang ?
a. Dalam rumah ( )
b. Luar rumah ( )
2. Kondisi kandang dalam rumah ?
a. Sekat penuh ( )
b. Sekat sebagian ( )
c. Tidak disekat ( )
3. Bagaimana kondisi kandang ?
a. Bersih ( )
b. Tidak bersih ( )
E. PEMBUANGAN SAMPAH
1. Kondisi pembuangan sampah keluarga ?
a. Ya terbuka ( )
22
b. Ya, tertutup ( )
c. Tidak ( )
d. Lain-lain, sebutkan ( )
F. SUMBER AIR
1. Darimana sumber air keluarga ?
a. Sumur gali ( )
b. Sungai ( )
c. Mata air ( )
d. PDAM ( )
2. Tempat penyimpanan air keluarga ?
a. Ember/gentong terbuka ( )
b. Ember/gentong tertutup ( )
c. Tidak ada ( )
3. Kualitas sumber air keluarga ?
a. Berbau ( )
b. Berwarna ( )
c. Berasa ( )
d. Tidak berbau, berwarna, berasa( )
23
2. Jenis pembuangan air limbah keluarga ?
a. Got/saluran terbuka ( )
b. Sungai ( )
c. Bak penampungan ( )
d. Got/selokan tertutup ( )
e. Dibuang sembarang tempat ( )
3. Kondisi saluran limbah keluarga ?
a. Saluran tertutup lancar ( )
b. Saluran tertutup tergenang ( )
c. Saluran terbuka lancar ( )
d. Saluran terbuka tergenang ( )
4. Tempat pembuangan tinja keluarga ?
a. Septic tank ( )
b. Jumbleng ( )
c. Kolam ( )
d. Sungai ( )
e. Sembarang tempat ( )
5. Kepemilikan tempat pembuangan tinja keluarga ?
a. WC Pribadi ( )
b. WC Umum ( )
6. Kondisi tempat pembuangan tinja ?
a. Terpelihara ( )
b. Tidak terpelihara ( )
7. Jarak sumber air dengan pembuangan tinja ?
a. Kurang 10 meter ( )
b. Lebih 10 meter ( )
24
b. Sepeda ( )
c. Kendaraan roda 4 ( )
d. Lain-lain, sebutkan ( )
2. Jarak ke sarana pelayanan kesehatan ?
a. Kurang dari 5 km ( )
b. Lebih dari 5 km ( )
I. SISTEM NILAI
1. Apakah keluarga mempunyai keyakinan yang mendukung kesehatan ?
a. Tidak ada ( )
b. Ada ( )
Sebutkan……………………………….
J. DERAJAT KESEHATAN
1. Apakah anggota keluarga ada yang menderita sakit ?
a. Asma ( )
b. TBC ( )
c. Hipertensi ( )
d. Lain-lain, sebutkan………………………..
2. Apa yang dilakukan keluarga ketika ada anggota keluarga yang sakit ?
a. Periksa ke yankes ( )
b. Beli obat sendiri ( )
c. Tidak periksa ( )
d. Dukun ( )
e. Lain-lain, sebutkan……………………….
25
c. Trimester III ( )
2. Ibu hamil anak keberapa ?
a. Anak pertama ( )
b. Anak kedua ( )
c. Anak ketiga ( )
d. Anak ke >3 ( )
3. Berapa kali ibu periksa kehamilan ?
a. 1 kali ( )
b. 2 kali ( )
c. 3 kali ( )
d. 4 kali ( )
e. Tidak pernah ( )
4. Kemana ibu memeriksa kehamilannya ?
a. Bidan ( )
b. Dukun ( )
c. Dokter ( )
d. Puskesmas ( )
e. Rumah sakit ( )
f. Tidak pernah periksa ( )
5. Alasan apa ibu tidak pernah periksa kehamilan ?
a. Tidak tahu ( )
b. Tidak punya biaya ( )
c. Tidak punya waktu ( )
d. Tidak penting ( )
6. Apakah ibu sudah mendapatkan imunisasi ?
a. Lengkap ( )
b. Belum lengkap ( )
c. Belum/tidak memperoleh ( )
7. Alasan ibu tidak mendapatkan imunisasi ?
a. Belum cukup kehamilan ( )
26
b. Tidak diberi ( )
c. Tidak tahu manfaat ( )
d. Takut efek samping ( )
8. Apakah ibu minum tablet Fe ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
9. Alasan ibu tidak minum SF ?
a. Tidak tahu manfaat ( )
b. Tidak diberi ( )
c. Takut efek samping ( )
10. Apakah ibu mendapatkan gizi seimbang
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
11. Alasan ibu tidak mengkonsumsi gizi seimbang ?
a. Tidak tahu manfaat ( )
b. Tidak ada biaya ( )
12. Apakah ibu melakukan perawatan payudara ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
13. Alasan ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara ?
a. Tidak tahu ( )
b. Tidak sempat ( )
IBU MENETEKI
27
a. Asi tidak keluar ( )
b. Papilla mamae masuk ke dalam ( )
c. Sibuk bekerja ( )
d. Menderita sakit ( )
e. Lain-lain, sebutkan ( )
16. Berapa kali ibu menyusui anaknya ?
a. Terpancang waktu ( )
b. Setiap saat ( )
17. Apakah ibu melakukan perawatan payudara ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
28
KESEHATAN BAYI DAN BALITA
29
30. Apakah anak mempunyai KMS ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
31. Berapa kali anak dibawa ke POSYANDU ?
a. Setiap bulan ( )
b. Tidak teratur ( )
32. Berada pada titik mana berat badan anak ?
a. Bawah garis merah ( )
b. Atas garis titik-titik ( )
c. Garis hijau ( )
d. Garis titik-titik ( )
33. Apakah anak menderita sakit ?
a. Batuk pilek ( )
b. Diare ( )
c. Kulit ( )
d. Batuk > 2 minggu ( )
e. Tidak ( )
30
b. Dibawa ke dukun ( )
c. Dibawa ke mantri ( )
d. Dibawa ke bidan ( )
e. Di bawa ke puskesmas ( )
f. Di bawa ke rumah sakit ( )
REMAJA
LANSIA
31
f. Rheumatic ( )
g. Tidak ( )
h. Lain-lain…………… ( )
42. Apakah lansia membutuhkan bantuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
43. Bagaimana keadaan lingkungan lansia ?
a. Lantai licin ( )
b. Selokan terbuka ( )
c. Tempat gelap dalam rumah ( )
d. Lubang terbuka ( )
e. Tidak membahayakan ( )
f. Lain-lain…………………… ( )
44. Bagaimana kebiasaan lansia ?
a. Merokok ( )
b. Minum alcohol ( )
c. Minum kopi ( )
d. Lain-lain…………….. ( )
45. Apakah lansia melakukan kegiatan social ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
46. Apakah lansia memiliki KMS ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
DESA SIAGA
32
a. Kendaraan pribadi ( )
b. Kendaraan umum ( )
c. Ambulan ( )
d. Lain-lain………….. ( )
49. Apakah perlu adanaya sarana transportasi bagi penderita di desa
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
50. Dimana perlu disiapkan kendaraan tersebut ?
a. Balai desa ( )
b. Tiap RW ( )
c. Lain-lain………. ( )
51. Apakah perlu adanya tenaga terlatih bila ada bencana di masyarakat ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
52. Apakah bersedia ikut menjadi petugas penanggulangan gawat darurat ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
53. Kemana keluarga mencari donor darah bila membutuhkan ?
a. PMI ( )
b. Saudara ( )
c. Tetangga ( )
d. Lain-lain…………… ( )
54. Apakah perlu adanya bank darah di desa ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
55. Apakah bersedia menjadi donor darah bila anggota masyarakat sedang
membutuhkan?
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
33
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan yang menekankan pada
aspekaspek psikososial budaya yang ada di komunitas (masyarakat
sekitar).Seorang bidandituntut mampu memberikan pelayanan yang bersifat
individual maupun kelompok.Pelayanan Kebidanan komunitas merupakan bentuk
pelayanan kebidanan yangdiharapkan dapat mengatasi permasalahan kesehatan
perempuan dengan lebihkomprehensif.Seorang bidan komunitas diharapkan
mampu meningkatkankesejahteraan masyarakat, khusunya kesehatan perempuan
di wilayah kerjanya,sehingga masyarakat mampu mengenali masalah dan
kebutuhan serta mampumemecahkan masalahnya secara mandiri.
Tanggung jawab bidan pada pelayanan kebidanan komunitas meliputi
kemampuanmemberikan penyuluhan dan pelayanan individu, keluarga, dan
masyarakat.
Ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas meliputi peningkatan
kesehatan,pencegahan (preventif), deteksi dini komplikasi dan pertolongan
kegawatdaruratan,meminimalkan kecacatan, memulihan kesehatan (rehabilitasi),
serta kemitraan denganLSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi sosial,
kelompok masyarakat yang melakukan upaya untuk mengembalikan individu ke
lingkungan keluarga danmasyarakat.
3.2 Saran
Dengan adanya materi pembelajaran mengenai Asuhan Kebidanan Komunitas
Pada Kelompok Khusus, diharapkan agar mahasiswa atau peserta didik mampu
memahami dan mempergunakan materi pembelajaran yang telah dipelajari
sehingga dapat diaplikasikan dalam praktek kebidanan komunitas.
34
Contoh Pengkajian Asuhan Komunitas Pada Kelompok Khusus
A. DATA DEMOGRAFI
Identitas Keluarga
1. Nama Umur : Tn. B
2. Status : Kepala Keluarga
3. Pekerjaan : Buruh
4. Pendidikan : SMA
5. Agama : Islam
6. Alamat : RT 01 RW 06 Kampung Tua Cunting
Anggota Keluarga
35
C. FAKTOR LINGKUNGAN
5. Apakah kelarga memanfaatkan perkarangan yang dimilik ?
c. Ya ( √ )
d. Tidak ( )
6. Bagaimana kondisi ventilasi rumah ?
d. Baik (>20% luas lantai) ( )
e. Cukup (15-20% luas lantai) ( √ )
f. Kurang (<15% luas lantai) ( )
7. Bagaimana kondisi pencahayaan rumah ?
c. Baik (25 cm jarak baca) ( √ )
d. Kurang (<25 cm jarak baca) ( )
8. Bagaimana kondisi kebersihan rumah ?
c. Bersih ( √ )
d. Tidak bersih ( )
D. KEPEMILIKAN TERNAK
4. Apabila keluarga memiliki kandang ternak, dimanakah letak kandang ?
c. Dalam rumah ( )
d. Luar rumah ( )
5. Kondisi kandang dalam rumah ?
d. Sekat penuh ( )
e. Sekat sebagian ( )
f. Tidak disekat ( )
6. Bagaimana kondisi kandang ?
c. Bersih ( )
d. Tidak bersih ( )
36
E. PEMBUANGAN SAMPAH
3. Kondisi pembuangan sampah keluarga ?
e. Ya terbuka ( )
f. Ya, tertutup ( )
g. Tidak ( )
h. Lain-lain, sebutkan ( √ )
F. SUMBER AIR
4. Darimana sumber air keluarga ?
e. Sumur gali ( )
f. Sungai ( )
g. Mata air ( )
h. PDAM ( √ )
5. Tempat penyimpanan air keluarga ?
d. Ember/gentong terbuka ( )
e. Ember/gentong tertutup ( √ )
f. Tidak ada ( )
6. Kualitas sumber air keluarga ?
e. Berbau ( )
f. Berwarna ( )
g. Berasa ( )
h. Tidak berbau, berwarna, berasa ( √ )
37
G. PEMBUANGAN AIR LIMBAH
8. Jarak sumber air dengan pembuangan limbah ?
c. Kurang 10 meter ( )
d. Lebih 10 meter ( √ )
9. Jenis pembuangan air limbah keluarga ?
f. Got/saluran terbuka ( )
g. Sungai ( )
h. Bak penampungan ( )
i. Got/selokan tertutup ( √ )
j. Dibuang sembarang tempat ( )
10. Kondisi saluran limbah keluarga ?
e. Saluran tertutup lancar ( √ )
f. Saluran tertutup tergenang ( )
g. Saluran terbuka lancar ( )
h. Saluran terbuka tergenang ( )
11. Tempat pembuangan tinja keluarga ?
f. Septic tank ( √ )
g. Jumbleng ( )
h. Kolam ( )
i. Sungai ( )
j. Sembarang tempat ( )
12. Kepemilikan tempat pembuangan tinja keluarga ?
c. WC Pribadi ( √ )
d. WC Umum ( )
13. Kondisi tempat pembuangan tinja ?
c. Terpelihara ( √ )
d. Tidak terpelihara ( )
14. Jarak sumber air dengan pembuangan tinja ?
c. Kurang 10 meter ( )
38
d. Lebih 10 meter ( √ )
H. KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI
3. Sarana transportasi yang dimiliki keluarga ?
e. Kendaraan roda 2 ( √ )
f. Sepeda ( )
g. Kendaraan roda 4 ( )
h. Lain-lain, sebutkan ( )
4. Jarak ke sarana pelayanan kesehatan ?
c. Kurang dari 5 km ( √ )
d. Lebih dari 5 km ( )
I. SISTEM NILAI
2. Apakah keluarga mempunyai keyakinan yang mendukung kesehatan ?
c. Tidak ada ( √ )
d. Ada ( )
Sebutkan……………………………….
J. DERAJAT KESEHATAN
3. Apakah anggota keluarga ada yang menderita sakit ?
e. Asma ( )
f. TBC ( )
g. Hipertensi ( )
h. Lain-lain, sebutkan………………………..
4. Apa yang dilakukan keluarga ketika ada anggota keluarga yang sakit ?
f. Periksa ke yankes ( )
g. Beli obat sendiri ( )
h. Tidak periksa ( )
i. Dukun ( )
j. Lain-lain, sebutkan……………………….
39
K. KESEHATAN IBU DAN KB
14. Berapakah usia kehamilan ibu ?
d. Trimester I ( )
e. Trimester II ( )
f. Trimester III ( )
15. Ibu hamil anak keberapa ?
e. Anak pertama ( )
f. Anak kedua ( )
g. Anak ketiga ( )
h. Anak ke >3 ( )
16. Berapa kali ibu periksa kehamilan ?
f. 1 kali ( )
g. 2 kali ( )
h. 3 kali ( )
i. 4 kali ( )
j. Tidak pernah ( )
17. Kemana ibu memeriksa kehamilannya ?
g. Bidan ( )
h. Dukun ( )
i. Dokter ( )
j. Puskesmas ( )
k. Rumah sakit ( )
l. Tidak pernah periksa ( )
18. Alasan apa ibu tidak pernah periksa kehamilan ?
e. Tidak tahu ( )
f. Tidak punya biaya ( )
g. Tidak punya waktu ( )
h. Tidak penting ( )
19. Apakah ibu sudah mendapatkan imunisasi ?
d. Lengkap ( )
40
e. Belum lengkap ( )
f. Belum/tidak memperoleh ( )
20. Alasan ibu tidak mendapatkan imunisasi ?
e. Belum cukup kehamilan ( )
f. Tidak diberi ( )
g. Tidak tahu manfaat ( )
h. Takut efek samping ( )
21. Apakah ibu minum tablet Fe ?
c. Ya ( )
d. Tidak ( )
22. Alasan ibu tidak minum SF ?
d. Tidak tahu manfaat ( )
e. Tidak diberi ( )
f. Takut efek samping ( )
23. Apakah ibu mendapatkan gizi seimbang
c. Ya ( )
d. Tidak ( )
24. Alasan ibu tidak mengkonsumsi gizi seimbang ?
c. Tidak tahu manfaat ( )
d. Tidak ada biaya ( )
25. Apakah ibu melakukan perawatan payudara ?
c. Ya ( )
d. Tidak ( )
26. Alasan ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara ?
c. Tidak tahu ( )
d. Tidak sempat ( )
41
IBU MENETEKI
42
c. Ya ( )
d. Tidak ( )
63. Apa alasan tidak ikut KB ?
e. Tidak boleh suami ( √ )
f. Adat dan agama ( )
g. Tidak tahu ( )
h. Ingin punya anak ( )
43
d. Adat kebiasaan ( )
70. Apakah anak mendapat vitamin A ?
c. Ya ( )
d. Tidak ( )
71. Apa alasan anak tidak mendapat vitamin A ?
c. Belum cukup umur ( )
d. Tidak tahu manfaat ( )
72. Apakah anak mempunyai KMS ?
c. Ya ( )
d. Tidak ( )
73. Berapa kali anak dibawa ke POSYANDU ?
c. Setiap bulan ( )
d. Tidak teratur ( )
74. Berada pada titik mana berat badan anak ?
e. Bawah garis merah ( )
f. Atas garis titik-titik ( )
g. Garis hijau ( )
h. Garis titik-titik ( )
75. Apakah anak menderita sakit ?
f. Batuk pilek ( )
g. Diare ( )
h. Kulit ( )
i. Batuk > 2 minggu ( )
j. Tidak ( )
44
f. ISPA ( )
g. Diare ( )
h. Sakit kulit ( )
i. Tidak ( √ )
j. Lain-lain ( )
78. Apa yang dilakukan keluarga ketika anak sakit ?
g. Dibiarkan ( )
h. Dibawa ke dukun ( )
i. Dibawa ke mantri ( )
j. Dibawa ke bidan ( )
k. Di bawa ke puskesmas ( √ )
l. Di bawa ke rumah sakit ( )
REMAJA
45
LANSIA
46
c. Ya ( )
d. Tidak ( )
DESA SIAGA
47
96. Apakah perlu adanya bank darah di desa ?
c. Ya ( √ )
d. Tidak ( )
97. Apakah bersedia menjadi donor darah bila anggota masyarakat sedang
membutuhkan?
c. Ya ( √ )
d. Tidak ( )
48
Contoh Pelaporan Asuhan Kebidanan Komunitas Kelompok Khusus
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam keluarga Tn. B yang terdiri dari Ayah berusia 37 tahun dengan pekerjaan
buruh, Ibu berusia 29 tahun sebagai ibu rumah tangga, Anak Pertama berusia 11 tahun
dan Anak Kedua berusia 6 tahun masih sama sama duduk di bangku Sekolah Dasar,
tingkat pendidikan Tn. B dan Ny. S masih rendah tingkat pengetahuan tentang
penggunaan alat kontrasepsi serta manfaat dan kurang mendukungnya keluarga
dengan alat kontrasepsi membuat Ny. S tidak menggunakan alat kontrasepsi padahal
Ny.S mengatakan bahwa. Ny. S ingin menunda mempunyai anak lagi. Ny.S mengaku
masih reproduktif dan siklus haid ibu masih normal ±28 hari.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis memutuskan untuk mejadikan
keluarga tersebut menjadi keluarga binaan yang akan diberikan beberapa informasi
melalui konseling/penyuluhan tentang penggunaan alat kontrasepsi atau yang sering
di sebut KB (Keluarga Berencana).
Pengertian keluarga berencana menurut UU No. 10 Tahun 1992 tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP) dengan kematangan reproduksi pada perempuana usia 20 tahun
keatas dan laki – laki umr 25 tahun keatas, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan
misi program KB di muka adalah “membangun kembali dan melestarikan pondasi
yang kokoh bagi pelaksana program KB nasional yang kuat di masa mendatang,
sehingga visi untuk mewujudkan keluarga berkualitas dapat tercapai.”
Kontrasepsi merupakan suatu cara atau metode yang bertujuan untuk mencegah
pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan. Negara berkembang seperti Indonesia
49
yang memiliki jumlah penduduk besar mendukung program kontraspesi untuk
mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk dan untuk meningkatkan
kesejahteraaan keluarga. Dalam hal ini pemerintah Indonesia menyelenggarakan
program Keluarga Berencana atau KB melalui pengaturan kelahiran.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui Asuhan Kesehatan komunitas pada kelompok
khusus pada Keluarga Tn. B RT 01 RW 12 Kelurahan Belian Kecamatan Batam
Kota, dengan masalah yang ada yaitu kurangnya pengetahuan tentang KB.
2. Tujuan Khusus
a. Agar
mahasiswa dapat melakukan asuhan keluarga binaan kepada keluarga Tn.
B mengenai pengertian KB
b. Agar mahasiswa dapat melakukan asuhan keluarga binaan kepada keluarga
Tn. B mengenai macam-macam KB.
c. Agar mahasiswa dapat melakukan asuhan keluarga binaan kepada keluarga
Tn.B mengenai fungsi masing-masing alat kontrasepsi, cara kerja dan efek
samping.
C. Manfaat
1. Manfaat Bagi Keluarga Binaan
a. Dapat menjadi motivasi dan koreksi dalam peningkatan derajat kesehatan
khususnya di dalam keluarga.
b. Sebagaimasukan dala menyelesaikan masalah kesehatan di dalam keluarga.
c. Dapat menambah wawasan keluarga tentang hidup sehat.
2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
a. Mampu memperoleh gambaran bagaimana cara menyelenggarakan dan
pengelolaan manajemen komunitas.
50
b. Menjadikan lulusannya lebih memiliki pengalaman dan wawasan yang lebih
komprehensif dalam pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.
D. Metode
a. Pengkajian data
b. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada klien
c. Observasi, yaitu dengan melakukan pemeriksaan, pemantauan dan pengamatan
langsung pada keadaan umum keluarga.
d. Praktik dan penyuluhan langsung, yaitu dengan melakukan pertemuan dengan
klien untuk memberikan penjelasan mengenai masalah klien dan cara penanganan
masalah tersebut. Penyuluhan dilakukan dengan cara ceramah, diskusi dan tanya
jawab dengan menggunakan leaflet.
e. Dokumentasi, yaitu mencatat hasil dari pemeriksaan klien, photo, dan video
kegiatan.
51
E. Langkah Kerja
52
melakukan tanya · Ibu dapat
jawab secara lisan menjawab
dengan ibu mengenai pertanyaan yang
materi penyuluhan diajukan dengan
yang sudah benar.
dijelaskan.
· Ibu mau dan
bersedia untuk
menggunakan alat
kontrasepsi.
F. Sasaran
Keluarga binaan yang di pilih yaitu Tn.B/Ny.S yang beralamat di RT 01 RW 12
Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota.
53
BAB II
PENGKAJIAN KELUARGA
A. Analisa Data
Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. B disebabkan oleh faktor
ketidaktahuan/ketidak pahaman, hal ini terjadi karena rendahnya tingkat pendidikan
keluarga, tetapi meskipun begitu ibu sudah menyadari bahwa tenaga kesehatan yaitu
bidan berperan penting dalam mencapai kesehatan keluarga. Hal ini dapat dilihat pada
ibu sudah/telah melahirkan dan ditolong oleh bidan dan anaknya juga mendapatkan
imunisasi lengkap dari bidan, alasan ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi
dikarenakan ibu malas dan tidak terlalu mengetahui macam macam alat kontrasepsi
yang dapat digunakan.
Tingkat pendidikan yang rendah dan pengetahuan yang kurang tentang
pentingnya penggunaan alat kontrasepsi merupakan hambatan yang berat yang harus
dihadapi oleh tenaga kesehatan dalam membina perawatan kesehatan pada keluarga
Tn. B. Oleh karena itu analisis data yang pertama yang harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan adalah melakukan penyuluhan kesehatan pada keluarga untuk
membangkitkan motivasi ibu agar ibu mau menggunakan alat kontrasepsi untuk
menunda kehamilan di usia nya yang masih reproduktif.
Dari pengkajian data yang telah dilakukan, masalah keluarga Tn.B adalah ibu
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi di usia ibu yang masih reproduktif.
Maka dalam hal ini petugas kesehatan perlu memberikan penyuluhan tentang
penggunaan alat kontrasepsi, sehingga membawa hasil nyata dan dirasakan manfaatnya
oleh keluarga sendiri.
B. Perumusan Masalah
54
Berdasarkan hasil pengkajian data yang diperoleh, maka penulis dapat
merumuskan masalah yang ada pada keluarga binaan yaitu “bagaimana Asuhan
Kebidanan pada Ny.S Usia 29 tahun dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang alat
kontrasepsi”.
C. Prioritas Masalah.
Kurangnya pengetahuan tentang alat kontrasepsi.Pelaksanaan Asuhan Keluarga.
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Tidak/kurang sehat
Sifat Masalah
1. 3/3 x 1 1
Kurangnya pengetahuan dapat
Kemungkinan
2. 0/2 x 2 0 diatasi dengan pemberian
masalah dapat
penyuluhan
diatasi
Potensi Masalah
3. 3/3 x 1 1 Masalah dapat dirubah dengan
penyuluhan yang tepat
Penonjolan
4. 1/3 x 1 1/3 Keluarga tidak menyadari
Masalah
kurangnya pengetahuan
tersebut merupakan masalah
yang harus ditangani
Total 2 1/3
55
2. Melakukan penyuluhan tentang alat kontrasepsi pada Ny.S pada tanggal pukul
WIB di rumah keluarga binaan.
3. Melakukan penyuluhan tentang macam macam alat kontrasepsi dan maaf dsri
keluarga berencana.
4. Melakukan pantauan dan kunjungan ulang pada keluarga binaan untuk mengetahui
hasil dai penyuluhan pada tanggal
E. Catatan Perkembangan
ASUHAN KEBIDANAN
Ny. S UMUR 29 TAHUN DENGAN KURANGNYA PENGETAHUAN IBU
TENTANG ALAT KONTRASEPSI
56
- Suhu :
- Nadi : 85 x / menit
- Respirasi : 18 x / menit
ASUHAN KEBIDANAN
Ny. S UMUR 29 TAHUN DENGAN KURANGNYA PENGETAHUAN IBU
TENTANG ALAT KONTRASEPSI
57
A : Ny. S umur 29 tahun dengan kurangnya tingkat pengetahuan tentang alat
kontrasepsi
P -: Memberitahu ibu hasil pemeriksaan ibu.
- Melakukan pengkajian data pada ibu.
- Membuat janji dengan ibu untuk datang kembali dan melakukan evaluasi
(tanya jawab).
ASUHAN KEBIDANAN
Ny. S UMUR 29 TAHUN DENGAN KURANGNYA PENGETAHUAN IBU
TENTANG ALAT KONTRASEPSI
58
A : Ny. S umur 29 tahun dengan kurangnya tingkat pengetahuan tentang alat
kontrasepsi
P -: Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
- Mempersilahkan ibu untuk bertanya apabila ada yang kurang/belum
dimengerti.
- Melakukan evaluasi kepada ibu dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan untuk ibu.
- Meminta ibu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan secara lisan dan
sesuai dengan pengetahuan ibu setelah diberikan penyuluhan.
59
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Keluarga
a. Latar belakang budaya
Tn.B berasal dari suku banjar, kemudian beliau menikah dengan Ny.S yang juga
berasal dari suku banjar. Setiap harinya mereka menggunakan bahasa banjar untuk
berkomunikasi satu sama lain.
b. Identitas Religius
Keluarga mereka menganut agama islam.
c. Harmonis
Keluarga Ny.S saling mempunyai tegang rasa yang baik antara sesama anggota
keluarga, tidak saling curiga saling membantu, berbagai persoalan atau masalah
keluarga diatasi dengan komunikasi yang baik antara anggota keluarga suami, istri
dengan anak-anaknya.
d. Status ekonom
Tn. B bekerja swasta yang hasilnya setiap bulan tidak menentu, sedangkan istri
Tn.B, Ny.S sebagai ibu rumah tangga.
e. Aktivitas rekreasi waktu luang
Mereka mengatakan ketika mempunyai waktu luang mereka pergi bermain
ersama anak-anaknya, mereka juga selalu menghabiskan waktu untuk makan
bersama anggota keluarga setiap harinya.
f. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini Tn. B dan Ny.S memiliki 2 orang anak,
An.S dengan usia 11 tahun, dan An. M dengan usia 6 tahun. An.S dan An. M sama
sama masih duduk di bangku sekolah dasar.
60
g. Riwayat keluarga inti
Keluarga terdiri dari : Ayah, Ibu, dan anak. Tn.B dan Ny.S sudah menikah selama
12 tahun dengan memiliki 2 anak dengan usia 11 tahun (An.S), 6 tahun (An.M).
61
Keluarga mereka percaya dengan nilai agama yang mereka anut.
B. Gambaran Kasus
Setelah dilakukan identifikasi masalah, masalah utama dalam keluarga Tn. B
yaitu kurangnya pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi, kemudian dilakukan
beberapa tindakan untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan melakukan
sosialisasi atau penyuluhan. Dan setelah melakukan penyuluhan, maka sekarang
keluarga Tn.B terutama Ny.S sudah mengetahui mengenai apa itu alat kontrasepsi,
macam macam alat kontrasepsi, manfaat pemakaian alat kontrasepsi dan efek samping
penggunaan alat kontrasepsi, sehingga diharapkan setelah dilakukan penyuluhan Ny.S
segera menyadari pentingnya penggunaan alat kontrasepsi di usia ibu yang masih
reproduktif.
62
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan isi dan pembahasan
keluarga berencana KB merupakan salah satu usaha untuk merencanakan
jumlah anak serta jarak kehamilan menggunakan alat kontrasepsi.
2. Program keluarga berencana (KB) dilaksanakan dengan cara pencegahan
kehamilan dan perencanaan keluarga.
3. Beberapa KB yang dapat digunakan Ny.S yaitu koitus interuptus, kondom,
spermatisida, vagina diafragma, pil KB, suntik KB, IUD, Implant, dan
Kontrasepsi Mantap.
B. Saran
1. Bagi Keluarga Binaan agar
Dari laporan ini diharapkan semua keluarga binaan yang di bina dapat
mengalami perubahan yang baik secara komprehensif dan stabil serta
seluruh keluarga binaan yang sudah di berikan asuhan kebidanan
komunitas dapat melaksakan semua asuhan yang diberikan sehingga
semua permasalahan yang ada pada setiap keluarga binaan dapat
terselesaikan.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Dari Laporan ini diharapkan agar fasilitas pelayanan kesehatan dapat
lebih banyak memberikan informasi mengenai keluarga berencana
63
SATUAN ACARA PENYULUHAN
64
Kegiatan :
65
4. Penutup (1 menit) 1. Penyuluh mengucapkan terima kasih atas
segala perhatian peserta.
2. Mengucapkan salam penutup.
Evaluasi :
- Prosedur : Post test
- Jenis Test : Pertanyaan secara lisan.
- Butir Soal : 3 soal
1. Jelaskan pengertian dari alat kontrasepsi?
2. Jelaskan macam macam alat kontrasepsi?
3. Jelaskan salah satu efek samping penggunaan alat kontrasepsi?
66