Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA


PADA Tn“R” Terutama Pada ibu hamil Ny “I” Dengan Emesis Gravidarum
DI BANGPENDAH BANGKALAN

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase Asuhan Kebidanan Komunitas

Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh:
Nama : DEWI PUSPITA SARI
NIM : 21159010008
Kelas :B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2021-2022
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA


PADA Tn “Y” KHUSUSNYA Ny “I” DENGAN EMESI GRAVIDARUM

Disusun oleh:
Nama :DEWI PUSPITA SARI
NIM :21159010008
Kelas :B

Tanggal Pemberian Asuhan : 17 - Juni - 2022

Disetujui:

Kepala Ruangan /
Pembimbing Kasus
Tanggal: ___________
Di : Puskesmas Banjar (Hj Ummi Kulsum, S.ST,Bd)
NIP. 196806021990012002

Pembimbing Institusi
Tanggal: ___________
Di: STIKES Ngudia Husada Madura (Nor Indah Handayani,S.ST., M.Keb)
NIDN.0713039006
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,

saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat

dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari

masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah

pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka

tinggal. Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal

maka dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan

kesehatan masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang

merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang

didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif

dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan

kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan

untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga

mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat

bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai upaya

kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah

kesehatan.

Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas

sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal,

mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan

pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri

menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2015).


1.2. Tujuan

1. Umum

Mahasiswa mampu mengidentifikasi, merencanakan,

memprioritaskan, mengiplementasikan, mengevaluasi dan memonitoring

managemen pelayanan keperawatan komunitas dengan tekhnik

penggerakan dan pemberdayaan masyarakat serta pendekatan edukatif

pada individu, keluarga, kelompok khusus ataupun pada komunitas

tertentu dalam rangka mewujudkan tercapainya Indonesia sehat .

2. Khusus

a. Melakukan pengenalan, orientasi dan sosialisasi pada masyarakat

b. Melakukan pengkajian data dan mengidentifikasi isu-isu

permasalahan kesehatan dan keperawatan komunitas terkini melalui

Survey, Observasi dan Interview.

c. Melakukan pengolahan dan analisis data sebagai dasar untuk

mendiagnosis kebidanan komunitas dengan menggunakan

pendekatan dan prespektif gender, metode analisis sosial, demografi,

epidemiologi, dan statistik kesehatan.

d. Melakukan teknik prioritas masalah kebidanan komunitas dengan

menggunakan teknik skoring, Fishbone Diagram, pohon masalah atau

lainnya.

e. Merencanakan intervensi asuhan kebidanan komunitas

f. Melakukan implementasi sesuai intervensi.

g. Melakukan evaluasi pelayanan manajemen kebidanan komunitas.


1.3. Manfaat

a. Memperoleh pengalaman nyata dalam kehidupan bermasyarakat

khusunya dalam pengembangan Desa Siaga dan penggerakkan

masyarakat untuk mengatasi permasalahan kesehatannya sendiri

dikaitkan dengan pelayanan manajemen kebidanan komunitas.

b. Mampu mengenal budaya, dan adat kebiasaan masyarakat Bangpedah

sehari-hari

c. Memperoleh media pendewasaan karakteristik dan budi pekerti

mahasiswa sebagai bekal bekerja.


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama

dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran

masingmasing yang merupakan bagian dari keluarga (friedman, 2010).

Menurut bailon yang di kutip Efendi, F & Makhfudli (2009) menjelaskan

keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah

tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka

saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-

masing dan menciptakan serta mempertahankan satu budaya.

Menurut undang-undang no. 10 tahun 1992 tentang perkembangan

kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit

terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami isteri atau suami isteri

dan anaknya atau, ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya (Setiadi,

2008).

2. Fungsi Keluarga

Secara umum fungsi keluarga (Friedman, 2010) adalah sebagai berikut :

a. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan

segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan

dengan orang lain di luar rumah.

b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi

mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan social


sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain

di luar rumah.

c. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan

menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan

kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

e. Fungsi keperawatan atau pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk

memeprtahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap

memiliki produktifitas tinggi. Ini dikembangkan menjadi tugas di

bidang kesehatan.

3. Bentuk Tipe Keluarga (Effendi, 1998)

a. Keluarga inti (Nuclear Familly), adalah keluarga yang terdiri dari

ayah, ibu dan anak-anak.

b. Keluarga besar (ETtended Familly), adalah keluarga inti ditambah

sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,

paman, bibi, dan sebagainnya.

c. Keluarga berantai (Serial Familly), adalah keluarga yang terdiri dari

wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu

keluarga inti.

d. Keluarga duda/janda (Composite), adalah keluarga yang terjadi karena

perceraian atau kematian.


e. Keluarga berkomposisi, adalah yang perkawinannya berpoligami dan

hidup secara bersama-sama.

f. Keluarga kabitas (Cabitation), adalah dua orang yang menjadi satau

tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

4. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga

Pemegang kekuasaan keluarga menurut (Effendi, 1998):

a. Patrikal, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah

pihak ayah.

b. Matrikal, yang dominan memegang kekuasaan dalah keluarga adalah

pihak ibu.

c. Equalitarian, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga

adalah pihak ayah dan ibu.

5. Peranan Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku

interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam

posisi dan situasi tertentu.

Menurut (Effendi, 1998) penaran dalam keluarga adalah:

a. Peranan ayah

Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, pecari nafkah,

pendidik, pelindung, kepala keluarga, anggota dari kelompok

sosialnya, anggota masyarakat dari lingkungannya.

b. Peranan ibu

Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga,

mengasuh dan pendidik, pelindung dari salah satu kelompok dari


peranan sosialnya, serta sebagai anggota masnyarakat dari

lingkungannya, pencari nafkah tambahan

c. Peranan anak

Melaksanakan peranan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik

fisik, mental maupun spiritial.

6. Gambaran Keluarga Sehat

Gambaran keluarga sehat dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental maupun sosial.

b. Cepat meminta bantuan tenaga kesehatan atau unit pelayanan

kesehatan bila timbul masalah kesehatan pada salah satu anggota

keluarga.

c. Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.

d. Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.

e. Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.

Seorang bidan yang bekerja di komuniti harus mengetahui data

wilayah kerjanya, data tersebut mencakup komposisi keluarga,

keadaan sosial, ekonomi, adat kebiasaan, kehidupan beragama, status

kesehatan serta masalah ibu dan anak balita. Keberhasilan bidan yang

bekerja dibidang komuniti tergantung pada peningkatan kesehatan ibu

dan anak balita di wilayah kerjanya.

Sasaran umum kebidanan komunitas masalah ibu dan anak dalam

keluarga. Menurut undang-undang no.12 tentang kesehatan, yang

dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota

keluarga lainnya.
Di dalam kesehatan keluarga, kesehatan istri mencakup kesehatan

masa pra kehamilan, persalinan, pasca persalinan dan masa di luar

masa kehamilan (masa interfal) serta persalinan. Upaya kesehatan ibu

dan anak dilakukan melalui peningkatan kesehatan anak dalam

kandungan, masa bayi, masa balita dan masa pra sekolah.

2.2 Konsep Manajemen Asuhan Keluarga

Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan

manajemen yaitu suatu metode yang digunakan oleh bidan dalam

menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta

melakukan tndakan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan

kesehatan.Langkah-langkah kebidanan komunitas:

1. Identifikasi masalah

Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan data

berdasarkan sumber data, pengumpulan dilakukan secara langsung di

masyarakat (data subyektif) dan secara tidak langsung (data obyektif).

Data subyektif didapat dari informasi yang langsung diterima dari

masyarakat melalui wawancara. Data obyektif adalah data yang diperoleh

dari hasil obserfasi pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga,

masyarakat dan lingkungannya.

Kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data ini

adalah pengumplan data tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan

data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan.


2. Data Desa

 Data desa meliputi:

a. Wilayah desa (Luas, keadaan geografi, jarak desa dan fasilitas

kesehatan pemeriksaan).

b. Penduduk (jumlah, komposisi penduduk, jumlah keluarga, mata

pencaharian,

c. Status kesehatan (angka kematian, jenis dan angka kesaktan ibu,

anak dan balita).

d. Keadaan lingkungan (jumlah sarana air minum, jumlah jamban

keluarga, pembuangan sampah dan kotoran, pembuangan tinja dan

kondisi tinja).

e. Sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan perkapita, organisasi dari

lembaga swadaya masyarakat yang ada, media komunikasi yang

dimiliki masyarakat).

f. Data keluarga

g. Pemeriksaan fisik anggota keluarga yaitu ibu, bayi dan balita.

h. Pemeriksaan lingkungan keluarga (rumah, pekarangan, pembuangan

sampah dan kotoran).

3. Analisa dan Perumusan Masalah

Setelah data dikumpulkan dan dicatat sebagai syarat dengan

ditetapkan masalah kesehatan lingkungan di komuniti.

a. Analisis

Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul dan

mencari kaitan satu dengan lainnya sehingga ditemukan berbagai


masalah, melalui proses analisis ditemukan jawaban tentang

hubungan antara penyakit atau kasus kesehatan dengan lingkungan

keadaan sosial budaya (perilaku). Pelayanan kesehatan serta faktor

keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.

b. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil

analisi. Dalam rumusan masalah mencakup masalah utama dan

penyebabnya serta masalah potensial.

4. Rencana dan Tindakan

Bila sudah diketahui masalah utama kesehatan lingkungan serta

penyebannya, maka disusun rencana dan tindakan yang dilakukan.

Tindakan dilakukan berdasarkan rencana yang disusun:

a. Rencana

Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan lingkungan di

komunitas dapat dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan, dan

evaluasi. Untuk pencapaian tujuan tersebut perlu ditetapkan

sasaran, maka disusun rencana pelaksanaan.

 Di dalam pelaksanaan mencakup:

1) Pemeliharaan kesehatan lingkungan.

2) Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang diberikan

pada keluarga.

 Untuk mengetahui hasil suatu upaya, maka perlu ditentukan

kriteria keberhasilan, kriteria ini ditetapkan di dalam rencana

evaluasi tercakup:
1) Tingkat kesehatan lingkungan.

2) Frekuensi penyuluhan.

3) Partisipasi keluarga dalam bentuk tindakan.

b. Tindakan

Di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor

perkembangan dan perubahan yang terjadi terhadap lingkungan

kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi,

maka perlu dilakukan modifikasi dan juga menyebabkan perubahan

dalam melaksanakan tindakan dan evaluasi.

5. Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan

kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang

ditetapkan. Suatu pengkajian dinyatakan berhasil bila evaluasi

menunjukan data yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Bila

tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji kembali penyebabnya. Bila

kegiatan berhasil mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan dalam

mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah lain yang timbul akibat

keberhasilan tersebut.

2.3 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis yang

dialami oleh perempuan dalam kehidupannya selama masa reproduksi.

Kehamilan dihitung dari terjadinya fertilisasi hingga lahirnya bayi,

kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan

menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester,


yaitu trimester I berlangsung dalam 12 minggu pertama, trimester II dari

minggu ke 13 hingga ke 27, trimester III berlangsung dari minggu ke 28

hingga ke 40 (Saifuddin, 2014).

a. Kehamilan trimester III

Kehamilan trimester III sering disebut periode penantian dengan penuh

kewaspadaaan. Trimester III merupakan suatu trimester yang lebih

berorientasi pada realitas untuk orang tua yang menantikan kelahiran

anaknya, kekhawatiran orang tua berfokus pada kemampuan fisik dan

dalam mempersiapkan diri menjadi orang tua. Ketidaknyamanan fisik

dan masa kehamilan dari kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu

(Bobak, et al., 2005).

1) Adaptasi fisiologis masa kehamilan

a) Uterus

Uterus akan membesar di bawah pengaruh hormon selama

kehamilan. Pembesaran ini disebabkan peningkatan

vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah dan perkembangan

desidua. Pengukuran tinggi fundus uteri dengan teknik

Mc.Donal untuk mengetahui tafsiran berat badan janin

(Bobak, et al., 2005).

b) Sistem kardiovaskuler Proses ini mencapai puncaknya pada

umur kehamilan 32 sampai 34 minggu. Eritroprotein pada

ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah sebanyak

20-30% yang tidak sebanding dengan peningkatan volume

plasma, hal ini menyebabkan terjadinya hemodilusi dan


penurunan konsentrasi hemoglobin dari 15 g/dl menjadi 12,5

g/dl. Penurunan kadar Hb hingga di bawah 11 g/dl,

kemungkinan terjadi defisiensi zat besi dikarenakan kurang

tercukupinya kebutuhan zat besi ibu dan janin selama

kehamilan (Saifuddin, 2014). 9

c) Sistem perkemihan Perubahan struktur ginjal selama

kehamilan merupakan akibat aktivitas hormonal (estrogen

dan progesteron), tekanan yang timbul akibat pembesaran

uterus dan peningkatan volume darah. Perubahan ini

membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam

volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran

urine sehingga menyebabkan sering berkemih (Hutahaean,

2013).

d) Sistem Endokrin Perubahan sisten endokrin selama

kehamilan dapat dilihat dari kelenjar hipofisis akan

membesar kurang lebih 135%. Hormon prolaktin akan

meningkat 10 kali lipat pada saat kehamilan aterm atau cukup

bulan. Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya pada

plasma akan menurun. Kelenjar adrenalin pada kehamilan

normal akan mengecil (Saifuddin, 2014).

e) Payudara (mammae) Payudara pada masa akhir kehamilan

kolostrum dapat keluar dari payudara. Air susu belum dapat

diproduksi meskipun sudah dikeluarkan karena hormon

prolaktin ditekan oleh prolactine inhibiting hormone.


Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis laktose dan

akhirnya akan meningkatkan produksi air susu. Areola akan

lebih besar dan berwarna kehitaman pada bulan yang sama

(Saifuddin, 2014).

2) Adaptasi psikologis Trimester ketiga biasanya disebut periode

menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar

menunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya

perut merupakan dua hal yang mengingatkan akan bayinya.

Kadang-kadang ibu merasakan khawatir bahwa bayinya lahir

sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan

kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya

persalinan pada ibu (Elisabeth, 2015). Ibu merasa khawatir atau

takut kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.

Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan

akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap

membahayakan bayinya (Rismalinda, 2015).

3) Kebutuhan dasar kehamilan trimester III

a) Kebutuhan nutrisi Mengonsumsi berbagai macam makanan

bergizi selama kehamilan merupakan hal yang penting

karena bertujuan untuk memastikan semua kebutuhan

nutrisi yang dibutuhkan bagi ibu dan bayi dapat terpenuhi.

Selain itu, mengonsumsi suplemen yang mengandung zat

besi, asam folat, dan multivitamin juga diperlukan untuk


ibu hamil untuk membantu pemenuhan kebutuhan gizi ibu

dan bayi (Varney, 2007).

b) Kebutuhan istirahat Bertambahnya ukuran janin pada

trimester III Kehamilan, terkadang ibu kesulitan untuk

menentukan posisi yang paling baik dan nyaman untuk

tidur. Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah

miring kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk

dan diganjal dengan bantal, perut bawah sebelah kiri

diganjal dengan bantal untuk mengurangi rasa nyeri pada

perut. Exercise yang dianjurkan bagi ibu hamil yaitu

senam hamil, berenang dan berjalan-jalan (Sulistyawati,

2009).

c) Kebutuhan personal hygiene Seorang ibu hamil dianjurkan

untuk mandi dua kali sehari, menyikat gigi secara benar

dan teratur minimal setelah sarapan dan sebelum tidur,

membersihkan payudara dan daerah kemaluan, mengganti

pakaian dan pakaian dalam setiap hari serta mencuci

tangan dengan sabun dan air bersih sebelum makan,

setelah buang air besar dan buang air kecil (Kemenkes RI,

2015).

d) Kebutuhan seksual Seorang ibu hamil harus diinformasikan

bahwa melakukan hubungan seksual selama kehamilan

tidak mempengaruhi bayi yang akan dilahirkan.

Melakukan hubungan seksual dapat dilakukan oleh ibu


hamil, namun pada usia kehamilan belum cukup bulan

dianjurkan untuk menggunakan kondom. Hal tersebut

dikarenakan prostaglandin pada sperma dapat

menyebabkan kontraksi yang memicu terjadinya

persalinan (Varney, 2007).

4) Tanda bahaya masa kehamilan trimester III

a) Pendarahan pervaginam Pendarahan pervaginam pada

kehamilan lanjut terjadi setelah kehamilan 22 minggu.

Pendarahan antepartum dapat berasal dari kelainan

plasenta seperti plasenta previa, solusio plasenta atau

pendarahan yang belum jelas sebabnya dan bukan dari

kelainan plasenta seperti erosi, polip, varises yang pecah.

Pendarahan antepartum/pendarahan pada kehamilan lanjut

adalah pendarahan pada trimester III dalam kehamilan

sampai bayi dilahirkan.

b) Bengkak pada wajah dan ekstremitas Ibu hamil mengalami

bengkak yang normal pada saat kehamilan yaitu pada kaki

yang biasanya muncul pada sore hari dan hilang setelah

beristirahat 12 dengan meninggikan kaki. Bengkak bisa

menunjukkan adanya masalah yang serius jika muncul

pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat

dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat

bertanda anemia, gagal jantung, atau pre-eklampsia.


c) Keluar cairan pervaginam Cairan pervaginam dalam

kehamilan normal apabila tidak berupa perdarahan

banyak, air ketuban maupun leukhore yang patologis.

Keluarnya cairan berupa air dari vagina pada trimester III

ibu harus dapat membedakan antara urine atau air ketuban.

Ibu mengalami keluar cairan yang berbau amis, tidak

terasa, dan berwarna putih keruh berarti yang keluar

adalah air ketuban. Kehamilan belum cukup bulan ibu

dapat menyebabkan persalinan preterm (< 11g/dl pada

trimester I dan III atau < 7 g/d 4) Patofisiologi anemia

pada kehamilan Darah bertambah banyak dalam

kehamilan, akan tetapi bertambahnya sel-sel darah lebih

sedikit dibandingkan dengan bertambahnya plasma

sehingga terjadi pengencerah darah (hemodilusi).

Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri

secara fisiologis dalam kehamilan. Proses ini mencapai

puncaknya pada umur kehamilan 32 sampai 34 minggu

(Saifuddin, 2014).

5) Faktor risiko anemia pada kehamilan

a) Asupan makanan kurang mengandung zat besi, asam folat,

dan vitamin C

b) Sering mual dan muntah

c) Mengalami menstruasi berat sebelum hamil

d) Hamil usia muda


e) Jarak kehamilan yang terlalu dekat

f) Kehilangan banyak darah (misalnya cidera atau luka)

6) Tanda dan gejala serta dampak anemia pada kehamilan Tanda

dan gejala anemia meliputi pucat pada membran mukosa,

keletihan, pusing, pingsan, sakit kepala, nafas dangkal,

peningkatan frekuensi jantung (takikardia), penurunan nafsu

makan, dan palpitasi (Hollingworth, 2014).

Dampak anemia terhadap ibu selama kehamilan

diantaranya ibu menjadi lemah, tidak berenergi, kelelahan,

penurunan kinerja, sulit bernafas, peningkatan curah jantung.

Dampak anemia terhadap janin diantaranya bayi prematur, bayi

kecil untuk usia gestasi/Intrauterin Growth Retardation (IUGR),

peningkatan mortalitas perinatal (Hollingworth, 2014).

2.7 Standar Asuhan Kebidanan dan Model Dokumentasi

SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan

tertulis. Bidan hendaknya menggunakan dokumentasi SOAP setiap kali

bertemu pasien. Alasan catatan SOAP dipakai dalam pendokumentasian

adalah karena metode SOAP merupakan kemajuan informasi yang sistematis

yang mengorganisir penemuan dan kesimpulan dalam rencana asuhan,

metode SOAP dapat dipakai sebagai penyaring inti dari proses

penatalaksanaan kebidanan dalam tujuannya penyediaan dan

pendokumentasian asuhan.
S: Subjektif

Data subjektif adalah data yang diperoleh dari sudut pandang

pasien atau segala bentuk pernyataan atau keluhan dari pasien. Pada pasien

bisu maka dibagian data belakang “k” diberi kode”0” atau “X”.

O: Objektif

Data objektif merupakan data yag diperoleh dari hasil pemeriksaan

/ observasi bidan atau tenaga kesehatan lain. Yang termasuk dalam data

objektif meliputi pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium,

atapu pemeriksaan diagnostik lainnya.

A: Assesment

Assesment merupakan pendokumentasian dari hasil analisa data

subjektif dan data objektif. Analisa yang cepat dan akurat sangat

diperlukan guna pengambilan keputusan / tindakan yang tepat.

P: Planning

Planning (Perencanaan) adalah rencana yang dibuat berdasarkan

hasil analisa. Rencana asuhan ini meliputi rencana saat ini dan akan

datang.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA
PADA Tn “R” KHUSUSNYA Ny“ I ” DENGAN EMESIS GRAVIDARUM

A. IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN


Pengkajian data keluarga

Tanggal pengkajian : 16 Juni 2022

Tempat : Rumah pasien

Desa : Bangpendah

Kabupaten : Bangkalan

Nama mahasisa : Dewi Puspita Sari

NIM : 21159010008

1. Identitas Keluarga (Struktur dan sifat).

a. Nama kepala keluarga : Tn R

b. Umur : 30 tahun

c. Jenis kelamin : Laki-laki

d. Agama : Islam

e. Pendidikan : SMP

f. Pekerjaan : Wiraswasta

g. Pendapatan : ± Rp.2.000.000,-

h. Alamat :Bangpendah

i. Suku / bangsa : Madura/ Indonesia

j. Riwayat Pernikahan

1) Status Pernikahan : Sah

2) Usia Pertama kali menikah : Suami 23 thn; Istri 18 thn


3) Jumlah Pernikahan : Suami 1 kali; Istri 1 kali

k. Daftar anggota keluarga


Keterangan Riwayat Imunisasi
N Pendidika
Nama Hub. Kel L/P Usia Agama Pekerjaan Tidak Dasar Lanjut
o n Ada
ada an
1. Tn Y Kepala L 30 th SMP/Se Islam Wiraswasta Ada
Keluarga derajat
2. Ny L Istri P 25 th SLTA/se Islam Wiraswasta Ada
derajat
3. An N Anak P 6 th Tidak/bl Islam Belum Ada Dasar
m bekerja
sekolah

l. Tipe Keluarga

Tipe di dalam keluarga Tn Rsangat ramah dan perduli terhadap tetangga

yang ada di dekat rumahnya.

m. Hubungan Antar Keluarga (denah)


n.

Bapak Ibu

Anak

2. Sifat Keluarga

a. Pengambil keputusan dalam keluarga

Menurut pengakuan ibu setiap pengambil keputusan yaitu suami sebagai

Kepala Keluarga.

3. Kebiasaan Hidup sehari-hari (pola Nutrisi, Hygien, Aktifitas, istirahat, sarana

hiburan keluarga)
a. Tn R

1) Setiap hari Tn R bekerja sebagai sopir

2) Tn R biasa menghabiskan rokok ± 2 bungkus setiap harinya.

3) Tn R biasa makan ± 3x per hari dengan menu seadanya, tidak ada

pantangan dan keluhan dalam pola makan.

4) Tn R biasa minum air putih ± 8 gelas per hari, tidak ada pantangan

dan keluhan dalam pola minum. Jenis minuman air putih.

5) Tn R tidur siang ± 1 jam/hari dan tidur malam ± 7 jam/hari

6) Tn R biasa BAB 1x per hari, tidak ada keluhan apapun.

7) Tn R biasa BAK ± 5x per hari dan tidak ada keluhan.

8) Tn 7 biasa mandi 2x per hari dan ganti baju 1x per hari sesudah

mandi.

b. Ny I

 Ny I bekeja sebagai guru

 Setiap hari Ny. I melakukan aktivitas pekerjaan rumah tangga seperti

menyapu, memasak dll

 Ny. I makan 3x1 perhari dengan menu seadanya seperti lauk-pauk,

kadang sayuran dan buah, tidak ada makanan atau minuman yang di

pantang.

 Ny. I biasa minum air putih7-8 gelas per hari, tidak ada keluhan

dalam pola minum.

 Ny I tidur siang ± 1 jam/hari dan tidur malam ± 8 jam/hari

 Ny. I biasa BAB 1x per hari, tidak ada keluhan dalam BAB.

 Ny. I biasa BAK ± 5x per hari dan tidak ada keluhan


 Ny. I biasa mandi 2x per hari dan ganti baju setelah mandi.

c. An. N
 An. N melakukan aktifitas sebagai pelajar di sekolahSD, dan

membantu ibu mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, dll

 An. N biasa makan 3x1 perhari dengan menu seadanya, tidak ada

makanan atau minuman yang di pantang.

 An. N biasa minum air putih4-5 gelas per hari, tidak ada keluhan

dalam pola minum.

 An N biasa tidur siang ± 2 jam/hari dan tidur malam ± 8 jam/hari

 An. N biasa BAB 1x per hari, tidak ada keluhan dalam BAB.

 An. N biasa BAK ± 5x per hari dan tidak ada keluhan

 An. N biasa mandi 2x per hari dan ganti baju setelah mandi.

Pemanfaatan waktu senggang :

 Tn R

Tn Rmemanfaatkan waktu luangnya bersama keluarga dan bermain

dengan anaknya

 Ny I

NyI memanfaatkan waktu luangnya untuk istirahat di rumah, kadang

berkumpul bersama saudara-saudara nya.

 An N

Nn Nmemanfaatkan waktu luangnya berkumpul bersama ibu dan

bapaknya.

4. Kebiasaan keluarga yang merugikan kesehatan

- YA, yaitu kepala keluarga Merokok.


5. Faktor sosial budaya yang berpengaruh pada keluarga

- Tidak ada

6. Faktor rumah dan lingkungan

a. Tempat tinggal

- Keluarga Tn R sangat nyaman dengan tempat tinggal yang di tempati

karena Bersih.

b. Perabotan rumah, transportasi

- Perabotan rumah Tn R sudah lengkap dan alat transportasi berupa

Mobil dan Sepeda motor.

c. Pengolahan limbah, sampah

- Cara pengolahan limbah sampah di keluarga Tn R yaitu dengan cara

membakar sampah setiap hari.

d. Sumber air keluarga & cara pemanfaatannya

- Sumber air untuk mandi menggunakan air sanyo, dan di salurkan ke

kamar mandi sedangkan air untuk diminum menggunakan air kran.

e. Kepemilikan ternak &keberadaan kandang

- Tn R memelihara hewan ternak ayam.

f. Halaman rumah

- Halaman rumah Tn R Bersih dan luas.

g. Kamar mandi & irigasinya,Eliminasi/Jamban keluarga

- Kamar mandi berada diluar rumah (halaman rumah) kondisi tertutup

dan bersih, jamban bersih.Dan kamar mandi dibersihkan dalam setiap

2 minggu.
7. Riwayat kesehatan material, psikososial spiritual

a. Pemenuhan kebutuhan jiwa

- Berkumpul dengan anggota keluarga dan berdiskusi atau sharing

sesama anggota keluarga jika terdapat masalah, terkadang pergi jalan-

jalan untuk melepas kejenuhan di rumahnya.

b. Pemenuhan status social

- Hidup sederhana dan berhubungan baik dengan tetangga di sekitar

rumahnya.

c. Riwayat kesehatan material keluarga

- Merawat perabotan rumah tangga dengan membersihkan perabotan

rumah tangga jika di perlukan juga jika ada waktru luang.

d. Gangguan material pada keluarga

- Pendapatan Tn “R” yang pas pasan dan juga terkadang mengalami

kesulitan untuk membeli kebutuhan rumah tangga mereka.

e. Keberadaan Penampilan tingkah laku keluarga yang menonjol

- Ramah kepada tetangga

f. Riwayat spiritual anggota keluarga

- Keluarga Tn R merupakan salah satu keluarga yang taat terhadap

agama seperti, sholat, mengaji dan bersedekah.

g. Kesadaran keluarga tentang kesehatan keluarga

- Baik dan Ny RR mengatakan sangat memperhatikan kesehatan suami

serta anaknya.
h. Respon keluarga terhadap petugas kesehatan

- Rosponnya keluarga terhadap tenaga kesehatan adalah bagus, tenaga

kesehatan yang ramah serta cekatan dalam menangani pasien yang ada

membuat pasien merasa nyaman saat periksa.

8. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA (dalam 1 tahun/5 tahun)


1. Riwayat kesehatan anggota keluarga
No Nama Usia L/P Penyakit yang Kondisi Pengobatan Yang
sedang/pernah diderita, saat ini Dilakukan
kapan?
1 Tn R 30 Thn L Tidak ada Baik Tidak Ada
2 Ny I 25 thn P Tidak ada Baik Tidak ada
3 An N 6 thn P Tidak ada Baik Tidak ada

2. Kebiasaan memeriksakan diri

Ya, dan jika ada salah satu keluarga sakit Ny. I pasti segera

membawanya ke tenaga kesehatan seperti bidan atau perawat terdekat

yang ada di dekat rumahnya.

3. Kesehatan ibu dan anak


a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No Anak JK Usia ANC Persalinan Penolong BB Nifas
ke kehamilan

1 1 P 9 bulan Rutin SC Dokter 2700 Tidak ada


keluhan
2 HAMIL INI
b. Riwayat kehamilan sekarang

G2P1A0 UK 8 minggu, HPHT: 23 April 2022, HPL : 30 Januari

2023, TD: 90/60 mmHg, BB: 48,5 kg, TB: 148 cm

Lab : HB: 10,0 Protein urin : (-) glukosa: (-) HIV : (-) HBSAg: (-)

STD: (-)gluco: (-) leukosit: (-)

Keluhan : Pusing dan mual


4. Pemeriksaan kehamilan

Dilakukan di rumah bidan, oleh bidan, terakhir periksa bulan 5, terapi

yang diberikan B6 3x1, Antasid 3x1

5. Konsumsi obat-obatan, jamu dan lain-lain

- Tidak

6. Pantangan/anjuran/kepercayaan/kebisaan yang dilakukan selama

kehamilan

- Tidak ada

7. Pernahkah mendapatkan informasi seputar kehamilan

- Ya

8. Apakah ibu mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan dan adakah

keluhan?

- Kurang mengetahui

9. Apakah kehamilan direncanakan?

- Ya

10. Perencanaan persalinan

- Rencana persalinan di bidan

- Sudah menyiapkan dana dan tranportasi

- Golongan darah: B+

11. Kepemilikan buku KIA

- Ya, terisi lengkap

- Penyimpanan: disimpan oleh ibu sendiri


B. ASSESMENT/DIAGNOSE MASALAH

1. Pernyataan masalah kesehatan

Keluarga Tn R khusunya Ny I Masalah yang muncul :

Respon keluarga Tn I terhadap masalah kesehatan cukup baik

terbukti dengan kesadaran ibu untuk memeriksakan kehamilannya ke

bidan. Akan tetapi ada masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada

keluarga Tn R di antaranya.

- Ny I G2P1A0 UK 8 minggu mengeluh mual, muntah dan pusing

- Tn R mempunyai kebiasaan yang merugikan bagi setiap anggota

keluarga yaitu merokok di dalam rumah

2. Identifikasi penyebab masalah

No. Pernyataan masalah Identifikasi penyebab masalah

1 Emesis Gravidarum 1. Hormonal


2. Ibu suka mengkonsumsi makanan
asam dan pedas

2 Kebiasaan merokok Kurang pengetahuan tentang


dalam rumah bahayanya asap rokok

Metode identifikasi penyebab masalah


Fishbone Diagram

MAN
Karena factor hormonal dan
kegemaran bumil konsumsi
makanan pedas dan asam Method
Kurangnya pengetahuan
bumil tentang penanganan
emesis gavidarum

Kurangnya pengetahuan
ibu tentang nutrisi ibu
hamil
Medicane Material
Kurangnya paparan Pemberian tablet FE 10
informasi tablet/bulan
3. Penentu skala prioritas masalah kesehatan

No Prioritas masalah U S G Skor

1 Emesis Gravidarum 3 4 5 60
2 Merokok 4 3 3 36
Ket:
o semakin urgent, semakin tinggi nilainya

o Semakin serius, semakin tinggi nilainya

o Semakin berkembang masalahnya, semakin tinggi nilainya

o Masalah prioritas/dominan adalah masalah yang total nilainya yg lebih

besar

Setelah selesai melakukan pembobotan masalah dengan menggunakan metode

scoring USG di temukan beberapa prioritas masalah yang menjadikan prioritas

untuk di selesaikan terlebih dahulu yaitu :

1. Emesis Gravidarum dengan skor 60

2. Merokok dengan skor 36

C. PERENCANAAN

N Pernyataan Penyebab Jalan Prioritas Sasaran Wakt Penanggung


o masalah masalah keluar jalan keluar u/Te jawab
mpat
1 Emesis -Karena Memberik Memberika Ibu
Gravidarum factor an edukasi n edukasi hamil
hormone kepada ibu kepada ibu
kehamilan tentang tentang
- Konsumsi penangana penanganan
makanan yg n emesis emesis
pedas n
asam
2 Merokok - Kurangnya Memberik Memberitah
pengetahua an edukasi u keluarga
n tentang kepada bahwa
merokok. kelurga bahaya
- Kurangnya tentang merokok
kesadaran bahaya (asap
diri merokok rokok) itu
(asap sangat
rokok) berbahaya
bagi
kesehatan
tubuh
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Asuhan kebidanan komunitas memfokuskan pemberian pelayanan

pada setiap keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya. Bentuk pemberian

pelayanan yang dilaksanakan adalah menyelesaikan berbagai permasalahan di

bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak. Kegiatan-kegiatan

tersebut tentunya bertujuan akhir untuk menurunkan angka kematian ibu dan

kematian bayi. Dari berbagai penyuluhan yang telah dilakukan diharapkan

akan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai permasalahan

kesehatan mereka sehingga diharapkan masyarakat akan lebih mandiri dalam

menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di lingkungannya. masalah yang

ada pada keluarga Tn.Ryaitu pada Ny.I dengan masalah Emesis Gravidarum

karena kurangnya pengetahuan ibu tentang penanganan Emesis Gravidarum

dan setelah dilakukan beberapa tindakan untuk menyelesaikan masalah yang

ada, kini keluarga Tn.Rsudah lebih memahami apa dan bagaimana cara

mengatasi masalah kesehatannya.

4.2 Saran

1. Kepada Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan lebih dapat menggali lebih dalam lagi

mengenai kesehatan keluarga dan meningkatkan pengetahuan mengenai

asuhan kebidanan pada keluarga.


2. Kepada Keluarga

Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat

mengenali masalah kesehatan serta mampu mencari penyelesaian secara

mandiri.

3. Kepada Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan yang

dapat memberikan semangat bagi para mahasiswa.


DAFTAR PUSTAKA

Agria Intan, dkk. 2012. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.


Ari Kunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (edisi revisi
V) cetakan kedua belas. Jakarta : Rhineka Cipta.
Nasrul Effendy. (1998). Dasar-dasar kesehatan masyarakat. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Saifudin, Abdul Bahri. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal Neonatal. Jakarta : JHPIEGO.
Utami Roesli, 2009. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta : Banyu
Media.
Varney, Hellen. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rahima.
Dokumentasi pengkajian

Dokumentasi halaman
Tempat pembakaran sampah

Sumber air
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN ”S”
KHUSUSNYA PADA NY ”U” DENGAN KEK (KEKURANGAN
ENERGI KRONIS) DI DESA BANGPENDAH BANGKALAN

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh :
Enggar Rita Febriyanti 21159010011
Uliel Irbach 21159010047
Dewi Puspita Sari 21159010008

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2021 - 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN. ”S”


KHUSUSNYA PADA NY”U” DENGAN KEK (KEKURANGAN
ENERGI KRONIS) DI DESA BANGPENDAH BANGKALAN

Dipersiapkan dan disusun oleh :

Enggar Rita Febriyanti 21159010011


Uliel Irbach 21159010047
Dewi Puspita Sari 21159010008

Tanggal 17 Juni 2022

PEMBERIAN ASUHAN KEBIDANAN


PADA KOMUNITAS

DISETUJUI :

Kepala Ruangan dan pembimbing kasus


Tanggal: 17 Juni 2022
Di : Puskesmas Banjar

( Hj. Ummi Kulsum, S.ST., Bd )


NIP. 166806021990012002

Pembimbing Institusi
Tanggal: 17 Juni 2022
Di : STIKES NGUDIA HUSADA
MADURA
(Nor Indah, S.ST. M. Keb)
NIDN. 0713039006
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya
yang dilimpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan
selama di rungan KIA Puskesmas Banjar Penyusunan Asuhan Kebidanan ini
merupakan tugas berstruktur di Akademi kebidanan Stikes Ngudia Husada
Madura untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Asuhan Kebidanan ini terutama:
1. Dr. M. Hasinuddin,S.Kep.,M.Kes selaku ketua STIKES NGUDIA HUSADA
Madura.
2. Lely Aprilia Vidayati,S.ST, M.Pd. M.keb selaku ketua Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan
3. Hj. Ummi Kulsum, S.ST., Bd selaku pembimbing lapangan.
4. Nor Indah Handayani S.ST, M.Keb selaku pembimbing Akademik Profesi
Bidan.
5. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Askeb ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
penyusunan Asuhan Kebidanan ini.Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi peningkatan penyusunan
Asuhan Kebidanan selanjutnya.

Bangkalan, 17 Juni 2022


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan
interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang
tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama,
area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal. Dalam rangka mewujudkan
kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan perawatan kesehatan
masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri adalah bidang
keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan
perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, melalui
proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan peran serta
masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai
upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah
kesehatan.
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas
sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan
pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri
menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2015).

B. Rumusan Masalah
Asuhan Kebidanan Komunitas dalam konteks keluarga ini memiliki
masalah yaitu : GIP0A0, UK 29 minggu dengan KEK (Kekurangan Energi
Kronis)
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga sehingga terwujud
keluarga sehat dan sejahtera.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memberikan pengetahuan pada keluarga Tn. S pada ibu
mengenai anemia dan cara penanganannya
b. Untuk memberikan pengetahuan pada keluarga Tn. S terutama ibu
yang sedang hamil mengenai KEK (Kekurangan Energi Kronis)

D. Manfaat
Dari Asuhan Kebidanan dalam konteks keluarga kepada keluarga Tn. S
bermanfaat untuk:
1. Bagi keluarga Tn. S
a. Meningkatakan pengetahuan dan kesadaran keluarga dalam mewujudkan
kelurga yang bahagia, sejahtera dan berkualitas.
b. Meningkatkan kesehatan ibu
c. Memahami tanda–tanda bahaya kehamilan
2. Bagi mahasiswa
a. Meningkatkan ketrampilan dalam kegiatan pelayanan kebidanan
komunitas.
b. Meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan pelayanan kebidanan
komunitas.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, dimana antara satu dengan yang lainnya saling
tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu anggota keluarga mempunyai
masalah kesehatan atau keperawatan, maka akan berpengarung terhadap
anggota-anggota yang lain dan keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya
(Effendi, 1998).
2. Bentuk Tipe Keluarga (Effendi, 1998)
a. Keluarga inti (Nuclear Familly), adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (ETtended Familly), adalah keluarga inti ditambah sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,
bibi, dan sebagainnya.
c. Keluarga berantai (Serial Familly), adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (Composite), adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi, adalah yang perkawinannya berpoligami dan
hidup secara bersama-sama.
f. Keluarga kabitas (Cabitation), adalah dua orang yang menjadi satau tanpa
pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
3. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Menurut (Effendi, 1998) penaran dalam keluarga adalah:
a. Peranan ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, pecari nafkah,
pendidik, pelindung, kepala keluarga, anggota dari kelompok sosialnya,
anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga,
mengasuh dan pendidik, pelindung dari salah satu kelompok dari peranan
sosialnya, serta sebagai anggota masnyarakat dari lingkungannya, pencari
nafkah tambahan
c. Peranan anak
Melaksanakan peranan psikososial sesuai tingkat perkembangan
baik fisik, mental maupun spiritial.
4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis
Untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memenuhi kebutuhan gizi keluarga, memelihara dan merawat anggora
keluarga.
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan kasih sayang diantara anggota keluarga.
c. Fungsi sosial
1) Membina sosialisasi pada anak.
2) Membentuk norma tingkah laku sesuai tingkat perkembangan anak.
d. Fungsi ekonomi
1) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
2) Mencari sumber penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang.
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk membekali pendidikan, ketrampilan dan
membentuk perilaku sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang,
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai tingkat perkembangannya.
5. Gambaran Keluarga Sehat
Gambaran keluarga sehat dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental maupun sosial.
b. Cepat meminta bantuan tenaga kesehatan atau unit pelayanan kesehatan
bila timbul masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga.
c. Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.
d. Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.
e. Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Seorang bidan yang bekerja di komunitas harus mengetahui data
wilayah kerjanya, data tersebut mencakup komposisi keluarga, keadaan
sosial, ekonomi, adat kebiasaan, kehidupan beragama, status kesehatan serta
masalah ibu dan anak balita. Keberhasilan bidan yang bekerja dibidang
komuniti tergantung pada peningkatan kesehatan ibu dan anak balita di
wilayah kerjanya.
Sasaran umum kebidanan komunitas masalah ibu dan anak dalam
keluarga. Menurut undang-undang no.12 tentang kesehatan, yang dimaksud
dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya.
Di dalam kesehatan keluarga, kesehatan istri mencakup kesehatan
masa pra kehamilan, persalinan, pasca persalinan dan masa di luar masa
kehamilan (masa interfal) serta persalinan. Upaya kesehatan ibu dan anak
dilakukan melalui peningkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa
bayi, masa balita dan masa pra sekolah.
B. Konsep Manajemen Asuhan Keluarga
Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan manajemen
yaitu suatu metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari
langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tndakan untuk
menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
Langkah-langkah kebidanan komunitas:
1. Identifikasi masalah
Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan data
berdasarkan sumber data, pengumpulan dilakukan secara langsung di
masyarakat (data subyektif) dan secara tidak langsung (data obyektif).
Data subyektif didapat dari informasi yang langsung diterima dari
masyarakat melalui wawancara. Data obyektif adalah data yang diperoleh
dari hasil obserfasi pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga,
masyarakat dan lingkungannya.
Kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data ini
adalah pengumplan data tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan
data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan.
2. Data Desa
Data desa meliputi:
a. Wilayah desa (Luas, keadaan geografi, jarak desa dan fasilitas kesehatan
pemeriksaan).
b. Penduduk (jumlah, komposisi penduduk, jumlah keluarga, mata
pencaharian,
c. Status kesehatan (angka kematian, jenis dan angka kesaktan ibu, anak
dan balita).
d. Keadaan lingkungan (jumlah sarana air minum, jumlah jamban keluarga,
pembuangan sampah dan kotoran, pembuangan tinja dan kondisi tinja).
e. Sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan perkapita, organisasi dari
lembaga swadaya masyarakat yang ada, media komunikasi yang dimiliki
masyarakat).
f. Data keluarga
g. Pemeriksaan fisik anggota keluarga yaitu ibu, bayi dan balita.
h. Pemeriksaan lingkungan keluarga (rumah, pekarangan, pembuangan
sampah dan kotoran).
3. Analisa dan Perumusan Masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat sebagai syarat dengan ditetapkan
masalah kesehatan lingkungan di komuniti.
a. Analisis
Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul dan
mencari kaitan satu dengan lainnya sehingga ditemukan berbagai
masalah, melalui proses analisis ditemukan jawaban tentang hubungan
antara penyakit atau kasus kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial
budaya (perilaku). Pelayanan kesehatan serta faktor keturunan yang
berpengaruh terhadap kesehatan.
b. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil analisi.
Dalam rumusan masalah mencakup masalah utama dan penyebabnya
serta masalah potensial.
4. Rencana dan Tindakan
Bila sudah diketahui masalah utama kesehatan lingkungan serta
penyebannya, maka disusun rencana dan tindakan yang dilakukan. Tindakan
dilakukan berdasarkan rencana yang disusun:
a. Rencana
Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan lingkungan di
komunitas dapat dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan, dan
evaluasi. Untuk pencapaian tujuan tersebut perlu ditetapkan sasaran,
maka disusun rencana pelaksanaan.
 Di dalam pelaksanaan mencakup:
1) Pemeliharaan kesehatan lingkungan.
2) Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang diberikan pada
keluarga.
 Untuk mengetahui hasil suatu upaya, maka perlu ditentukan kriteria
keberhasilan, kriteria ini ditetapkan di dalam rencana evaluasi
tercakup:
1) Tingkat kesehatan lingkungan.
2) Frekuensi penyuluhan.
3) Partisipasi keluarga dalam bentuk tindakan.
b. Tindakan
Di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor
perkembangan dan perubahan yang terjadi terhadap lingkungan
kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi, maka
perlu dilakukan modifikasi dan juga menyebabkan perubahan dalam
melaksanakan tindakan dan evaluasi.
5. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan
antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengkajian
dinyatakan berhasil bila evaluasi menunjukan data yang sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. Bila tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji
kembali penyebabnya. Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan maka
identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah
lain yang timbul akibat keberhasilan tersebut.

C. Konsep Permasalahan Keluarga


1. Pengertian KEK (Kekurangan Energi Kronis) Dalam Kehamilan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil adalah suatu
keadaan ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi yang berlangsung lama
(menahun) dan ditandai dengan ukuran lingkar lengan atas ibu hamil <23,5
cm (Bunga Astria Paramashanti, 2019; Kemenkes, 2015). Ibu hamil
membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan saat tidak hamil. Hal
ini disebabkan oleh zat-zat gizi yang dikonsumsi digunakan untuk ibu dan
janin. Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang
dikonsumsi oleh ibu dan dari simpanan zat gizi yang berada dalam tubuh
ibu (Supariasa, D N., 2017). Dampak KEK pada ibu hamil adalah
mempunyai risiko lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR, mengalami
kematian saat persalinan, perdarahan, pasca persalinan yang sulit karena
lemah, dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Bayi yang dilahirkan
dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang
baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan bahkan mengganggu kelangsungan hidup (Fathonah, 2016).
Penyebab KEK pada ibu hamil terdiri atas penyebab langsung dan
tidak langsung. Faktor penyebab langsung adalah asupan gizi yang kurang
dan penyakit infeksi (Edowai et al., 2018; Kemenkes RI, 2016; UNICEF,
2012). Penelitian Hermadani (2020), menemukan bahwa ada hubungan
antara tingkat asupan makronutrien (Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat)
dengan kejadian KEK pada ibu hamil. Demikian pula penelitian Dicatara,
(2018) diperoleh hubungan signifikan antara asupan energi dan protein
dengan kejadian KEK pada ibu hamil. Penelitian Kasrida Dahlan, (2019)
juga menemukan bahwa rerata asupan energi ibu hamil yang mengalami
kekurangan energi kronik (KEK) adalah 1.322 kalori, keadaan ini tentunya
masih di bawah standar kebutuhan gizi ibu hamil.
2. Faktor yang mempengaruhi kejadian KEK pada ibu hamil Menurut Intan
Agria dkk (2012)
a. Umur
Lebih muda umur seorang wanita hamil, lebih banyak energi yang
diperlukan.
b. Berat Badan
Di negara maju pertambahan BB selama hamil sekitar 1-14 kg, kalau ibu
kurang gizi pertambahan BB hanya 7-8 kg, dengan akibat akan
melahirkan bayi BBLR.
c.Suhu Lingkungan
Lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar
pula masukan energi yang diperlukan.
d. Pengetahuan ibu hamil dan keluarga tentang zat gizi dalam makanan.
Penyusunan menu makan ibu hamil dipengaruhi oleh : kemampuan
keluarga membeli makanan dan pengetahuan tentang zat gizi.
e.Aktivitas
Setiap aktifitas perlu energi, makin banyak aktifitas yang dilakukan
makin banyak energi yang diperlukan tubuh.
f. Status Kesehatan
Pada kondisi sakit asupan gizi pada ibu hamil tidak boleh dilupakan.
g. Status ekonomi
Status ekonomi dan status sosial mempengaruhi seorang wanita dalam
memilih makanannya.
h. Pendidikan
Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan
anemia yang di derita masyarakat adalah karena kekurangan gizi
banyak di jumpai di daerah pedesaan dengan malnutrisi atau
kekurangan gizi. Kehamilan dan persalinan dengan jarak yang
berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat social
ekonomi rendah (Manuaba, 2010). Menurut penelitian Amirrudin dkk
(2007), faktor yang mempengaruhi status anemia adalah tingkat
pendidikan rendah.
3. Pencegahan KEK
Cara pencegahan KEK adalah :
1. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi yaitu :
a. Makan-makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori dan
protein termasuki makan makanan pokok seperti nasi, ubi, dan
kentang setiap hari dan makanan yang mengandung protein seperti
daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu sekurang-kurangnya
sehari sekali.
b. Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan
makanan hewani (daging, ikan, ayam, telur) dan bahan makanan
nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe).
c. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung
vitamin C (daun katuk, daun singkong,bayam, jambu, tomat, jeruk,
dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat
besi dalam usus.
d. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum tablet
penambah darah.
4. Penatalaksanaan KEK pada kehamilan
a. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan
harus meliputi enam kelompok, yaitu makanan yang mengandung protein
(hewani dan nabati), susu dan olahannnya (lemak), roti dan biji-bijian
(karbohidrat), buah dan sayur-sayuran (Proverawati dan Siti, 2009).
b. Menyusun menu seimbang bagi ibu hamil
Ibu hamil membutuhkan tambahan energi/kalori untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta, jaringan payudara dan
cadangan lemak. Tambahan energi yang diperlukan selama hamil yaitu
27.000 – 80.000 Kkal atau 100 Kkal/hari. Sedangkan energi yang
dibutuhkan oleh janin untuk tumbuh dan berkembang adalah 50-95
Kkal/hari. Kebutuhan tersebut terpenuhi dengan mengkonsumsi sumber
tenaga (kalori/energi) sebanyak 9 porsi, sumber zat pembangun (protein)
sebanyak 10 porsi dan sumber zat pengatur sebanyak 6 porsi dalam
sehari. Setelah menyusun menu seimbang perlu juga dibuat prosentase
pembagian makan dalam sehari yaitu:
1. Makan pagi : jam 07.00 : 25%
2. Selingan pagi : jam 10.00 : 10%
3. Makan siang : jam 12.00 : 25%
4. Selingan sore : jam 15.00 : 10%
5. Makan malam : jam 18.00 : 20%
6. Selingan malam : jam 20.00 : 10% (Proverawati dan Siti, 2009)
c. Memberikan ibu makanan tambahan (PMT bagi ibu hamil) PMT
pemulihan bumil KEK adalah makanan bergizi yang diperuntukkan bagi
ibu hamil sebagai makanan tambvahan untuk pemulihan gizi, PMT
Pemulihan bagi ibu hamil dimaksudkan sebagai tambahan makanan,
bukan sebagai pengganti makanan sehari-hari.
d. Peningkatan suplementasi tablet Fe pada ibu hamil dengan memperbaiki
sistem distribusi dan monitoring secara terintegrasi dengan program
lainnya seperti pelayanan ibu hamil dll (Waryana, 2010).
e. Rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama hamil untuk
mendapatkan pelayanan secara maksimal (Waryana, 2010).
f. Pemantauan berat badan dan pengukuran LILA
Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan
sentimeter, dengan batas ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih).
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran
masa tubuh. Masa tubuh sangat sensitive terhadap perubahan-perubahan
yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya
nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi
(Waryana, 2010).
D. Kesehatan Lingkungan Dan Rumah Sehat
Pembangunan sarana sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung
dengan masalah kesehatan meliputi :
1. Penyediaan dan pemanfaatan air bersih
2. Anggota keluarga menggunakan air bersih untuk : meminum, memasak,
mencuci alat rumah tangga, berkumur, mandi
3. Jamban keluarga
Setiap anggota keluarga menggunakan jamban yang sehat, terawat dan
bersih. Jamban dilengkapi septi tank, tersedia air bersih.
4. Pembuangan sampah dan limbah
Anggota keluarga membuang sampah pada tempat sampah yang
mempunyai tutup. Tidak ada sampah yang berserakan didalam rumah dan
diluar rumah. Keluarga /rumah tangga mempunyai saluran pembuangan air
limbah yang memenuhi syarat. Tidak ada genangan air limbah.
5. Menjamin tersedianya udara bersih
Tempat kerja, kamar tidur, ruang tamu dan ruang lain dirumah harus
ada ventilasinya. Pabrik disekitar lingkungan sebaiknya tidak menimbulkan
polusi udara.
1) Mempunyai ruang tamu,ruang makan dan kamar tidur.
2) Mempunyai dapur,yang memiliki jendela atau ventilasi dan harus dijaga
kebersihannya
3) Kamar mandi sebaiknya diberi ventilasi,dibersihkan setiap hari dan
dinding kakus dicat dengan warna terang. Pembuiatan septic tank
sebaiknya dasarnya terbuat dari beton dan alas ditutup.
4) Proses pembuangan kotoran manusia
a) kotoran manusia : faces,urine & Co2
b) faces merupakan sumber penyebaran penyakit multikompleks
5) Pengolahan pembuangan kotoran manusia :
Untuk mengurangi kontaminasi kotoran manusia > dikelola dengan
baik jamban
Syarat-syarat jamban bersih dan sehat :
a) Jamban tertutup terhindar dari serangga dan jaga privacy
b) Lantai jamban yang kuat tempat berpijak
c) Tempat amban tidak mengganggu pandangan dan tidak menimbulkan
bau
d) Tersedia alat pembersih air dan tissue
Technologi sederhana pembuangan kotoran manusia adalah :
1. Jamban cemplung, kakus : Tanpa rumah dan tanpa tutup
2. Jamban cemplung berventilasi : Tertutup dan berentilasi pipa
3. Jamban empang : Dibangun diatas empang terjadi daur ulang
4. Jamban pupuk : Seperti jamban cemplung, dibuat berlapis antara
kotoran manusia, kotoran binatang, dan sampah daun-daunan
dikubur dengan tanah waktu 6 bulan
6) Bak penampungan (septic tank )
Proses kimia tinja direduksi 60-70 % mengendap zat padat sludge,
zat tidak dapat hancur mengambang scum bakteri anaerob dan fakultatif
anaerob tumbuh subur Proses biologis Bakteri memakan organik alam,
sluge dan scum terbentuk gas dan zat ( enfluent ) dikeluarkan sehingga
septic tank tidak cepat penuh.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN. “S”
KHUSUSNYA NY “U” DENGAN KEK (KEKURANGAN ENERGI
KRONIS) DI DESA BANPENDAH KECAMATAN GALIS

A. IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN


PENGKAJIAN DATA KELUARGA
Tanggal : 16 Juni 2022
Tempat : Rumah Warga
Desa : Bangpendah
Kecamatan : Galis
Kabupaten : Bangkalan

I. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA


1. Struktur Keluarga
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. S
b. Umur : 24 tahun
c. JenisKelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Swasta
g. Pendapatan : ± Rp. 2.000.000
h. Alamat : Bangpendah
i. Suku/ Bangsa : Madura / Indonesia
j. Riwayat Pernikahan :
1. Status Pernikahan : Sah
2. Usia pertama kali menikah : usia 23 Tahun
3. Jumlah Pernikahan :
Suami 1 kali, istri 1 kali, lamanya 1 tahun
k. Daftar Anggota Keluarga

Hub.
Nam Golda Pendapata
Keluarg L/ P Umur Agama Pekerjaan
a r n
a
Tn. S Suami L - 24 ±Rp. Islam Swasta
tahun 2.000.000
Ny.U Istri P A+ 24 - Islam IRT
tahun

l. Tipe Keluarga : Keluarga Inti terdiri dari suami dan istri


o. Hubungan Antar Keluarga (denah)

Suami Istri

2. Sifat Keluarga
Pengambil keputusan dalam keluarga yaitu suami sebagai Kepala Keluarga.

3. Kebiasaan Hidup sehari-hari (pola Nutrisi, Hygien, Aktifitas, istirahat, sarana


hiburan keluarga)
d. Tn S

9) Setiap hari Tn S bekerja serabutan dan waktunya tidak tentu .

10) Tn S biasa makan ± 3x per hari dengan menu seadanya, tidak ada

pantangan dan keluhan dalam pola makan.

11) Tn S biasa minum air putih ± 8 gelas per hari, tidak ada pantangan

dan keluhan dalam pola minum. Jenis minuman air putih.

12) Tn S tidur siang ± 1 jam/hari dan tidur malam ± 7 jam/hari

13) Tn S biasa BAB 1x per hari, tidak ada keluhan apapun.

14) Tn S biasa BAK ± 5x per hari dan tidak ada keluhan.


15) Tn S biasa mandi 2x per hari dan ganti baju 2x per hari sesudah

mandi.

e. Ny U

1) Setiap hari Ny. U melakukan aktivitas pekerjaan rumah tangga seperti

menyapu, memasak dll

2) Ny. U makan 3x1 perhari dengan menu seadanya seperti lauk-pauk,

buah dan tidak begitu suka sayur, tidak ada makanan atau minuman

yang di pantang.

3) Ny. U biasa minum air putih 7-8 gelas per hari, tidak ada keluhan

dalam pola minum.

4) Ny U tidur siang ± 1 jam/hari dan tidur malam ± 8 jam/hari

5) Ny. U biasa BAB 1x per hari, tidak ada keluhan dalam BAB.

6) Ny. U biasa BAK ± 5x per hari dan tidak ada keluhan

7) Ny. U biasa mandi 2x per hari dan ganti baju setelah mandi.

4. Pemanfaatan waktu senggang :


a. Tn S memanfaatkan waktu luangnya bersama keluarga dan bermain

dengan

b. Ny U memanfaatkan waktu luangnya untuk istirahat di rumah, kadang

berkumpul bersama saudara-saudara nya.

5. Kebiasaan keluarga yang merugikan kesehatan


Tidak ada

6. Faktor sosial budaya yang berpengaruh pada keluarga


Tidak ada
7. Faktor rumah dan lingkungan
h. Tempat tinggal

Keluarga Tn S sangat nyaman dengan tempat tinggal yang di tempati

karena Bersih.

i. Perabotan rumah, transportasi

Perabotan rumah Tn S sudah lengkap dan alat transportasi berupa Sepeda

motor.

j. Pengolahan limbah, sampah

Cara pengolahan limbah sampah di keluarga Tn S yaitu dengan cara

membakar Sampah setiap hari.

k. Sumber air keluarga & cara pemanfaatannya

Sumber air untuk mandi menggunakan air PDAM, dan di salurkan ke

kamar mandi sedangkan air untuk diminum menggunakan air galon.

l. Kepemilikan ternak &keberadaan kandang

Tn M memelihara hewan ternak sapi dan kandangnya berjarak sekitar 10

meter di depan rumahnya

m. Halaman rumah

Halaman rumah Tn S Bersih dan luas.

n. Kamar mandi & irigasinya, Eliminasi/Jamban keluarga

Kamar mandi berada diluar rumah (halaman rumah) kondisi tertutup dan

bersih, jamban bersih. Dan kamar mandi dibersihkan dalam setiap 2

minggu.
8. Riwayat kesehatan material, psikososial spiritual
i. Pemenuhan kebutuhan jiwa

Berkumpul dengan anggota keluarga dan berdiskusi atau sharing sesama

anggota keluarga jika terdapat masalah, terkadang pergi jalan-jalan untuk

melepas kejenuhan di rumahnya.

j. Pemenuhan status social

Hidup sederhana dan berhubungan baik dengan tetangga.

k. Riwayat kesehatan material keluarga

Merawat perabotan rumah tangga dengan membersihkan perabotan rumah

tangga jika di perlukan juga jika ada waktru luang.

l. Gangguan material pada keluarga

Pendapatan Tn “S” yang pas pasan dan juga terkadang mengalami

kesulitan untuk membeli kebutuhan rumah tangga mereka.

m. Keberadaan Penampilan tingkah laku keluarga yang menonjol

Ramah kepada tetangga

n. Riwayat spiritual anggota keluarga

Keluarga Tn S merupakan salah satu keluarga yang taat terhadap agama

seperti, solat, mengaji dan bersedekah.

o. Kesadaran keluarga tentang kesehatan keluarga

Baik dan Ny U mengatakan sangat memperhatikan kesehatan suami.

p. Respon keluarga terhadap petugas kesehatan

Responnya keluarga terhadap tenaga kesehatan adalah bagus, tenaga

kesehatan yang ramah serta cekatan dalam menangani pasien yang ada

membuat pasien merasa nyaman saat periksa.


9. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA (dalam 1 tahun/5 tahun)
12. Riwayat kesehatan anggota keluarga

No Nama Usia L/P Penyakit yang Kondisi Pengobatan


sedang/pernah saat ini Yang
diderita, kapan? Dilakukan
1 Tn S 24 Thn L Tidak ada Baik Tidak Ada
2 Ny U 24 thn P Tidak ada Baik Tidak ada

13. Kebiasaan memeriksakan diri

Ya, dan jika ada salah satu keluarga sakit Ny. U pasti segera

membawanya ke tenaga kesehatan seperti bidan atau perawat terdekat

yang ada di dekat rumahnya.

14. Kesehatan ibu dan anak

a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No Anak JK Usia ANC Persalinan penolong BB Nifas


ke kehamilan
1 HAMIL INI

b. Riwayat kehamilan sekarang

G1P0A0 UK 29 minggu, HPHT: 26 november 2021, HPL : 04

September 2022, TD: 110/70 mmHg, BB: 44 kg, TB: 150 cm

Lab : HB: 12,5 Sifilis: (-) HIV : (-) HBSAg: (-)

BMI : 19,5 ROT: 10 MAP: 83,3

Keluhan : sakit pinggang dan perut terasa begah

15. Pemeriksaan kehamilan

Dilakukan di rumah bidan, oleh bidan, terakhir periksa bulan 4, terapi

yang diberikan FE 1x1 , Kalk 1x1


16. Konsumsi obat-obatan, jamu dan lain-lain

Tidak

17. Pantangan/anjuran/kepercayaan/kebisaan yang dilakukan selama kehamilan

Tidak ada

18. Pernahkah mendapatkan informasi seputar kehamilan

Ya

19. Apakah ibu mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan dan adakah

keluhan?

Kurang mengetahui

20. Apakah kehamilan direncanakan?

Ya

21. Perencanaan persalinan

Rencana persalinan di bidan

Sudah menyiapkan dana dan tranportasi

Golongan darah : A+

22. Kepemilikan buku KIA

Ya, terisi

Penyimpanan: disimpan oleh ibu sendiri

D. ASSESMENT/DIAGNOSE MASALAH
Keluarga Tn. S khususnya pada Ny. U dengan kurangnya Energi kronis
(KEK) di dusun Bangpendah Kec.Galis. Kab bangkalan
1. Masalah yang bisa muncul
Kurangnya pengetahuan ibu tentang nutrisi yang baik dan
seimbang dan berdampak terhadap pertumbuhan janin seperti BBLR,
serta saat persalinan ibu seperti BBLR, keguguran,Premature,
Perdarahan
2. Identifikasi penyebab masalah

NO Pernyataan masalah Idntifikasi penyebab masalah

1 KEK 4. Kurangnya pengetahuan ibu


tentang pentingnya kebutuhan
nutrisi pada ibu hamil
5. Ibu tidak suka sayuran

Metode identifikasi penyebab masalah


Fishbone Diagram

MAN Method
1. Kurangnya pengetahuan Kurangnya sosialisasi
ibu tentang pentingnya penyuluhan yang inovatif
nutrisi pada ibu hamil

Kurangnya pengetahuan
ibu tentang gizi
Medicane Material seimbang pada ibu hamil
Tablet Fe Daya beli terhadap bahan
Biskuit ibu hamil makanan bergizi kurang

3. Penentu skala prioritas masalah kesehatan

No Prioritas masalah U S G Skor


1 KEK 3 5 5 75

Ket:

a. semakin urgent, semakin tinggi nilainya


b. Semakin serius, semakin tinggi nilainya
c. Semakin berkembang masalahnya, semakin tinggi nilainya
d. Masalah prioritas/dominan adalah masalah yang total nilainya yg
lebih besar.
Setelah selesai melakukan pembobotan masalah dengan
menggunakan metode scoring USG di temukan beberapa prioritas
masalah yang menjadikan prioritas untuk di selesaikan terlebih
dahulu yaitu :
KEK dengan skor 75

E.PERENCANAAN

Masalah
No Tujuan Rencana Asuhan Implementasi Evaluasi
Kebidanan
1. Kurangnya Setelah dilakukan Tgl: 16/06/2022 Tgl: 25/06/2022 Tgl: 25/06/2022
pengetahuan konseling pada jam : 11:00 WIB jam 11:30 WIB jam 11.45 wib
ibu tentang NY ”U” 1. jelaskan resiko 1.Menjelaskan 1. Ibu mengerti
nutrisi dan diharapakan kehamilan resiko dan mampu
protein gizi mampu dengan kek yang kehamilan menjelaskan
memperhatikan berdampak pada dengan kek pada kembali apa
status gizi dan ibu dan janin ibu dan janin yang telah
menjaga 2. jelaskan pola 2.Menjelaskan disampaikan
kehamilan serta makan serta pola makan serta oleh bidan
bagaimana proses asupan yang baik asupan yang 2. Ibu mau
kehamilan untuk ibu baik untuk ibu mengikuti
sesungguhnya anjuran bidan
BAB 4
PENUTUP

4.3 Kesimpulan
Asuhan kebidanan komunitas memfokuskan pemberian pelayanan
pada setiap keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya. Bentuk pemberian
pelayanan yang dilaksanakan adalah menyelesaikan berbagai permasalahan di
bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak. Kegiatan-kegiatan
tersebut tentunya bertujuan akhir untuk menurunkan angka kematian ibu dan
kematian bayi. Dari berbagai penyuluhan yang telah dilakukan diharapkan
akan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai permasalahan
kesehatan mereka sehingga diharapkan masyarakat akan lebih mandiri dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di lingkungannya. masalah yang
ada pada keluarga Tn. S yaitu pada Ny. U dengan masalah Kekurangan Energi
Kronik (KEK) karena kurangnya pengetahuan ibu terkait persiapan kehamilan
dan setelah dilakukan beberapa tindakan untuk menyelesaikan masalah yang
ada, kini keluarga Tn. S sudah lebih memahami apa dan bagaimana cara
mengatasi masalah kesehatannya.
4.4 Saran
4. Kepada Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih dapat menggali lebih dalam lagi
mengenai kesehatan keluarga dan meningkatkan pengetahuan mengenai
asuhan kebidanan pada keluarga.
5. Kepada Keluarga
Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat
mengenali masalah kesehatan serta mampu mencari penyelesaian secara
mandiri.
6. Kepada Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan yang
dapat memberikan semangat bagi para mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA

Agria Intan, dkk. 2012. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.


Ari Kunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (edisi revisi
V) cetakan kedua belas. Jakarta : Rhineka Cipta.
Nasrul Effendy. (1998). Dasar-dasar kesehatan masyarakat. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Saifudin, Abdul Bahri. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal Neonatal. Jakarta : JHPIEGO.
Utami Roesli, 2009. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta : Banyu
Media.
Varney, Hellen. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rahima.
DOKUMENTASI PELAKSANAAN IMPLEMENTASI
FORMAT PENGKAJIAN
ANALISIS SITUASI KESEHATAN IBU DAN ANAK MASYARAKAT
DESA BANGPENDAH KECAMATAN GALIS

A. KEMATIAN
Tiga Penyebab Utama 1. Hipertensi
Kematian Penduduk 2. DM
3. Komplikasi
Jumlah kematian ibu 0 Ibu
karena hamil, melahirkan
dan keguguran
Ringkasan Riwayat salah satu kasus kematian ibu
Tidak ada
Jumlah Kematian Bayi 0 Bayi
Tiga penyebab Utama Tidak ada
Kematian Bayi
B. KESAKITAN
Tiga penyakit terbanyak 1. Hipertensi
yang diderita penduduk 2. DM
3. Komplikasi
Jumlah ibu hamil dengan 2 ibu
komplikasi yang dirujuk ke
rumah sakit
Tiga Penyakit Yang 1. Pre-Eklampsia
Banyak Diderita Ibu Hamil 2. Anemia
3. KEK
Jumlah ibu hamil 17ibu
Penyebab komplikasi PEB, BSC
Jumlah ibu bersalin 9 ibu
Ringkasan riwayat salah
satu satu kasus ibu hamil
dengan komplikasi yang di
rujuk ke rumah sakit
Tiga penyakit yang paling 1. ISPA
banyak diderita oleh bayi 2. Scabies
dan anak 3. Diare
Jumlah Ibu Nifas 9 ibu
Jumlah Ibu Nifas dengan 0 ibu
Komplikasi yang dirujuk
ke RS
Tiga Penyakit Yang Tidak ada
Banyak Diderita Ibu Nifas
C. STATUS GIZI
Anemia Pada Remaja 0
Jumlah Bayi lahir 9
Jumlah bayi yang lahir 0
dibawah 2500gr
Gangguan Status Gizi Pada 2
Balita
Jumlah ibu hamil yang 1
anemia (Hb <10 g%)
Kepemilikan Buku KIA 17
Ibu Hamil dengan KEK 1
D. PUS (Pasangan Usia Subur)
Jenis Penggunaan KB suntik 3 Bulan : 200 Orang
Kontrasepsi Suntik 1 bulan : 100 Orang
UID : 2 Orang
Implant : 3 Orang
E. LANJUT USIA
Keberadaan Lansia 298
Kunjungan Posyandu 1
Lansia

DATA DEMOGRAFI
A. KEPENDUDUKAN
1. Jumlah KK 445 KK

a. Jumlah laki-laki 834 Orang


b. Jumlah perempuan 906 Orang
2. Laki-laki
J Perempuan
umlah penduduk
menurut kelompok umur
a. Bayi (<1 th) 12 16
b. 31
B 42
alita (1-4th)
c. 20
A 26
nak (5-18 th)
d. 451
U 465
sia Reproduksi
(>18th-49 th)
e. 190
L 207
Lansia (>50 th)
f. 455
J KK
Jumlah Kepala
keluarga
B. PENDIDIKAN
Penduduk menurut Laki-laki Perempuan
Pendidikan
1. Tidak Pernah - -
sekolah
2. Belum sekolah 40 41
3. TK 10 10
4. Tamat SD/Sederajat 400 403
5. Tidak Tamat SD - -
6. SMP/Sederajat 200 200
7. Tidak tamat SMP 6 6
8. SMA/sederajat 180 180
9. Tidak Tamat SMA 22 20
10. PT/Akademisi/DI/DI 10 10
II
C. SOSIO EKONOMI
1. Tiga pencarian 1. Tani
terbanyak 2. Dagang
3. PNS
4. Swasta
5. Supir
2. Jumlah keluarga
miskin
a. ≤ 1.000.000 25 KK
b. > 1.000.000 20 KK
3. Rata-rata usia Laki-laki 23 Tahun
menikah pertama Perempuan 20 Tahun
kali
4. Kepemilikan - Sepeda motor
Transportasi
- Sepeda
- Mobil

5. Kepemilikan alat HP
komunikasi

D. KELAHIRAN & KEMATIAN


1. 9 J
Jumlah Kelahiran
2. 0 J
Jumlah Kematian
A. KESEHATAN LINGKUNGAN
Kesesuaian rumah dengan jumlah Ada beberapa yang tidaksesuai
anggota
Lantai rumah apakah dari tanah Keramik
Semen
Tanah
Keterjangkauan terhadap layanan Terjangkau
kesehatan
Akses Air Minum/ketersediaan air Tersedia
bersih
Jarak Sumber air minum dengan <10M 20 KK
tempat penampungan Tinja
Fasilitas Buang Air Besar Mandiri 100 KK
Bersama 200 KK
Tidak Ada100KK
Keberadaan jaminan kesehatan 50 KK
Sarana dan fasilitas kesehatan 1 Polindes
yang ada dan sering digunakan,
jumlahnya
Keberadaan Unit Kegiatan 3
Bersama Masyarakat

PHBS
Pertolongan Persalinan Bidan
Rencana Lama menyusui < 2 th : 6 balita
anak Riwayat menyusui
anak bila anak pd keluarga
tsb telah balita
Bila ada ibu menyusui, cara Ada, semaunya bayi (ketika bayi haus)
/ kapan menyusui yaitu :
Pada ibu menyusui berapa < 6 bulan 1
lama pemberian Asi >/= 6 bulan 8
Ekslusif
Keluarga memiliki jaminan Ada 17 KK
pemeliharaan kesehatan
(Askes, Jamkesda, Tidak memiliki 3 KK
Jamkesmas, Jamsostek,
asuransi kesehatan lainya)
anggota keluarga yang Ada 14 KK
merokok Tidak ada 6 KK
Kebiasaan olah raga Ya 6
Tidak 14
Keluarga setiap hari makan Terkadang
dengan sayur
Keluarga mengkonsumsi Terkadang
buah-buahan
Cuci tangan pakai sabun Iya
sebelum makan
Air minum Tidak di masak

Sumber air minum Air mineral, sebagian kecil memakai air sumur

Kondisi Air Jernih


Air Berbau Tidak berbau
Penyediaan kakus Ada,
Jarak resapan WC ke sumur < 10 m

Keberadaan Jentik Sebagian kecil masih ada


Pembuangan Resapan

Anda mungkin juga menyukai