OLEH :
UNENGSIH
NIM 200702049
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Data WHO (2014) mayoritas dari semua kematian neonatal (73%) terjadi pada minggu pertama
kehidupan dan sekitar 36% terjadi 24 jam pertama. Di Indonesia sendiri penurunan, angka kematian bayi
sangat sedikit, yaitu dalam 1000 kelahiran setiap tahunnya didapatkan 15 kematian bayi pada tahun
2011, 15 kematian bayi pada tahun 2012, dan 14 kematian bayi pada tahun 2013 (WHO,2014).
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan konsistensi tinja (menjadi cair) disertai
peningkatan frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/ hari) disertai perubahan, dengan atau tanpa
darah dan atau lendir. Diare dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu diare akut dan diare kronik
(Suraatmaja, 2007 ).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF tahun 2012, di seluruh dunia terdapat kurang
lebih dua miliar kasus penyakit diare setiap tahunnya. 1,9 juta penderitanya adalah anak – anak yang
berusia kurang dari 5 tahun, jika tidak ditangani bisa berujung pada kematian, utamanya di negara
berkembang. Jumlah ini 18% dari semua kematian anak di bawah usia lima tahun dan berarti bahwa
lebih dari 5000 anak-anak mati setiap hari sebagai akibat dari penyakit diare (WGO, 2012).
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia tahun 2010 jumlah kasus diare yang ditemukan di Indonesia sekitar 246.835
penderita dengan jumlah kematian 1.289, sebagian besar (70-80%) terjadi pada anak-anak dengan usia dibawah lima tahun.
Bakteri dapat masuk ketubuh manusia melalui mulut (orofekal) dengan sarana alat alat seperti botol susu, dot, termometer
ataupun melalui alat makan yang tercemar feses. Orang tua yang sibuk sering memberikan minuman ataupun susu kepada
bayi dengan menggunakan botol susu karena dianggap mudah dan praktis. Botol susu merupakan sarana tempat
berkembang biaknya kuman maupun bakteri karena botol susu sulit dibersihkan.
Pengetahuan merupakan fakor penting dalam pencegahan penyakit. Semakin tinggi pengetahuan ibu akan semakin tinggi
kemampuan dalam melakukan peranan ibu dalam tindakan pencegahan penyakit, khususnya adalah pencegahan penyakit
diare. Perilaku ibu dalam penggunaan botol yang tidak bersih atau sudah dipakai selama berjam-jam dibiarkan dilingkungan
terbuka, sering menyebabkan infeksi karena botol dapat tercemar oleh kuman-kuman/bakteri penyebab diare. Sehingga
balita beresiko mengalami diare apabila perilaku perawatan botol susu yang dilakukan ibu kurang tepat.
B. Diare
1. Pengertian
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak,
konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005).
2. Klasifikasi Diare
a. Klasifikasi diare menurut terjadinya, yaitu :
1) Diare akut
2) Diare kronik
b. Klasifikasi diare menurut derajat dehidrasi
3. Frekuensi diare
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi diare pada bayi
C. Dehidrasi
a.Pengertian dehidrasi
Menurut Mentes dan Kang (2013) dehidrasi adalah suatu keadaan penurunan total air di dalam tubuh
karena hilangnya cairan secara patologis, asupan air tidak adekuat, atau kombinasi keduanya.
b.Klasifikasi derajat dehidrasi
c.Tanda dan gejala dehidrasi
d.Faktor risiko terjadinya dehidrasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMULIR PENCATATAN BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN
A. LAPORAN KASUS DENGAN METODE SOAP
Tanggal Kunjungan: 08 Oktober 2021
Alamat : PMB Unengsih
Nama Bayi : By A L /P
Nama Ibu : Ny.L
Tgl Lahir/Umur: 20-10-2021 / 08 hr BB:12 KG PB: cm Suhu:37,8C
Bayi sakit apa? Diare
Kunj.Pertama :- Kunj.Ulang :Ya KN : 1 / 2 / 3
Nama Bayi : By. A
Usia : 13 Bulan dengan Diare
Diagnosa : Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan
dengan Ikterus
TaTanda / Gejala / keluhan secara teori : Tanda / Gejala / keluhan yang dialami pasien :
Ibu ke Klinik mengatakan bayinya hari ini
Menurut buku MTBM, 2015 BAB sudah lebih dari 10 kali, dan BAK
Diare adalah keadaan frekuensi buang air sering banget.
besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / keluhan yang
3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dialami pasien) Ibu mengatakan bayinya nangis terus dan
dapat berwarna hijau atau dapat pula tidak mau menyusu sejak siang
bercampur lendir darah/lendir saja (Ngastiyah, -Diare merupakan kondisi yang ditandai dengan
2005). Diare merupakan suatu keadaan encernya tinja yang di keluarkan dengan frekuensi Ibu mengatakan bayinya dikasih sufor sejak 4
pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak BAB yang lebih sering dibandingkan dengan hari yang lalu
seperti biasanya. Perubahan yang terjadi biasanya.
Ibu mengatakan mencuci botol sekali dalam
berupa peningkatan volume, keenceran dan
sehari
frekuensi dengan atau tanpa lendir darah, -Mekanisme dasar penyebsb timbulnya diare adalah
seperti lebih dari 3 kali/hari dan pada neonatus gangguan osmotic terjadinya diare yang disebabkan Usia bayi 8 hari
lebih dari 4 kali/hari (Aziz, 2005). oleh virus, yaitu virus yang masuk melalui kakanan
dan minuman sampai eritrosit, akan menyebabkan Melahirkan normal dengan BBL : BB
infeksi dan kerusakan villi usus halus. Enterosit yang sekarang12KG, PB:49 cm
rusak diganti dengan yang baru.
Suhu 37,5 oC- R: 53 x/mnt
Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :
Asuhan yang diberikan : Informed consent merupakan suatu prosedur Tindakan medis yang diberikan kepada pasien berupa mengenai prosedur Tindakan yng akan
Melakukan informed consent sebelum dilakukan tindakan diberikan, resiko dan manfaat Tindakan yang diberikan kepada pasien.dilakukan seblum melakukan Tindakan
Menjelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya saat ini dalam Bentuk komunikasi antara pasien dengan tenaga Kesehatan dengan tujuan memberikan informasi mengenai kondisi pasien saat ini
kondisi tidak baik, yaitu dehidrasi karena diare (ibu
mengerti dan memahaminya) Penyebab terjadinya diare pada bayi terjadi dari ketidakseterilan susu botol bayi, sehinggan bakteri
Menjelaskan pada ibu penyebab terjadinya diare yang Memberitahu bahaya diare pada bayi yaitu Salah satu risiko yang sangat mungkin muncul adalah dehidrasi yang bisa datang dengan cepat. Bila
dialami bayinya salah satunya karena kurangnya ke kondisi ini tidak mendapatkan penanganan secara tepat dan cepat, maka ini bisa menyebabkan risiko yang lebih besar bahkan kematian.
seterilan dalam mebersihkan susu botol bayi
Mengajarkan ibu cara mensterilkan botol susu bayi yaitu dengan cara
Memjelaskan pada ibu tentang bahaya diare pada bayi
Cuci tangan hingga bersih menggunakan air mengalir dan sabun.
Mengajarkan pada ibu cara membersihkan dan mensterilkan
botol susu dengan bnar Lepaskan setiap bagian botol bayi,t ermasuk dot dan tutupnya.
Melakukan rujukan ke RS Cuci botol dan setiap bagiannya dengan sabun dan air mengalir atau air hangat. Usahakan agar mencuci setiap bagian botol hingga bersih dari
sisa susu.
Bersihkan sisi luar dan dalam botol agar botol susu tersebut bersih sepenuhnya.
Setelah dilakukan pengkajian pada bayi Ny.Ldengan menggunakan MTBM dimana hasil yang diperoleh yaitu bayi
Ny.Lmengalami diare dengan dehidrasi , karena frekuensi BAB lebih dari 10 kali dalam sehari, bayi rewel dan tidak mau
minum, suhu tubuh 37.5C, cubitan kulit perut Kembali lambat (masih sempat terlihat lipatan kulit), Data tersebut diperoleh dari
data subyektif dan obyektif. Hal ini sesuai dengan bagan MTBS tahun 2015
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan konsistensi tinja (menjadi cair) disertai peningkatan frekuensi defekasi
lebih dari biasanya (>3 kali/ hari) disertai perubahan, dengan atau tanpa darah dan atau lendir. Diare dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu diare akut dan diare kronik (Suraatmaja, 2007).
Asuhan yang diberikan selanjutnya menjelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya saat ini dalam kondisi tidak baik, yaitu
diare dengan dehirdasi, menjelaskan pada ibu penyebab kondisi terjadinya diare yang dialami bayinya salah satunya karena
kurangnya ke seterilan dalam mebersihkan susu botol bayi , Memjelaskan pada ibu tentang bahaya diare pada bayi ,
Mengajarkan pada ibu cara membersihkan dan mensterilkan botol susu dengan benar, dan melakukan rujukan pada Bayi Ny. L
ke RS supaya mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses pemeriksaan By. Ny. L yang menggunakan manajemen terpadu bayi muda diperoleh hasil bayi
Diare dengan dehidrasi, karena data yang diperoleh yaitu prekuensi BAB bayi lebih dari 10 kali dalam sehari,
bayi rewel dan tidak mau menyusu, suhu tubuh 37.5C, cubitan kulit perut Kembali lambat (masih sempat
terlihat lipatan kulit), Data tersebut diperoleh dari data subyektif dan obyektif.
Pada asuhan kebidanan bayi muda tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Asuhan yang diberikan
pada bayi muda sesuai dengan teori yang ada di bagan MTBM tahun 2015.
B. Saran
1. Bagi Klinik
Dapat meningkatkan mutu pelayanan dan kualitas pelayanan asuhan pada bayi muda dan memberikan
asuhan yang sesuai dengan SOP dan standar pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial yang telah ditetapkan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Meningkatkan jumlah buku sumber untuk dijadikan referensi sehingga dapat memudahkan mahasiswa
dalam pembuatan pendokumentasian dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan MTBS
Dan MTBM