Anda di halaman 1dari 60

KASUS KEHAMILAN

LENGKAP

ASUHAN KEHAMILAN PADA NY. Y DENGAN KEK


DI PUSKESMAS KRESEK KECAMATAN KRESEK

TAHUN 2021

OLEH :
LILIS SUMARWATI
NIM : 210703002

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA JAKARTA
TAHUN 2021
LAPORAN

ASUHAN KEHAMILAN PADA NY. Y DENGAN KEK


DI PUSKESMAS KRESEK KECAMATAN KRESEK

OLEH :
LILIS SUMARWATI
NIM : 210703002

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ABDI NUSANTARA JAKARTA

TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS KEHAMILAN PADA NY Y DENGAN KEK


DI PUSKESMAS KRESEK KECAMATAN KRESEK

TAHUN 2021

Telah disetujui, diperiksa, Dan siap diujikan dihadapan

Pembimbing 1

Nanik yuliwati ,SKM ,MKM

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Kasus lengkap“Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. Y DENGAN KEK Di
PUSKESMAS KRESEK KECAMATAN KRESEK Kabupaten Tangerang”.

Dalam penyusunan Kasus lengkap Asuhan Kebidanan ini , penulis


banyak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun
materil. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Maryani.M.Keb. Kaprodi Profesi Kebidanan Stikes Abadi Nusantara Jakarta
2. Ibu Nanik Yuliwati Amd Keb, SKM,MKM Pembimbing I yang telah banyak
memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam
melakukan perbaikan- perbaikan untuk ke sempurnaan Karya Tulis Ilmiah
penulis.
3. Suami, anak-anakku tersayang serta keluarga besar yang selalu
mendoakan, dan memotivasi membantu dengan tulus dan kasih sayang
serta selalu memberikan semangat kepda penullis.
4. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Dalam penulisan kasus leengkap ini , penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis
berharap semoga kasus kehaamilaan lengkap ini dapat berguna bagi pembaca
umumnya dan profesi kebidanan khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa
memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.
Jaakarta ……. 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL......................................................................................................i
LEMBAR LAPORAN ...............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN .....................................................................................iv
PENGANTAR ......................................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan ........................................................................................................ 1
C. Ruang Lingkup ...........................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................3


A. PENGERTIAN.............................................................................................3
B. POSES TERJADINYA KEHAMILAN...........................................................4
C. TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN ...........................................................4
D. MENENTUKAN UMUR KEHAMILAN..........................................................7
E. PERUBAHAN ANATOMI FISIOLOGI PADA IBU HAIL TRIMESTER TIGA
.................................................................................................................... 8
F. TANDA BAHAYA PADA IBU HAMIL.........................................................13
G. KETIDAKNYAMANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III........................13
H. ANTENATAL CARE...................................................................................15

BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................................23


BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................32
BAB V PENUTUP.................................................................................................42
A. KESIMPULAN...........................................................................................42
B. SARAN......................................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tinggi Fundus Uteri (TFU).....................................................................

Tabel 2.2. Rekomendasi penambahan berat badan bedasarkan IMT.....................

Tabel 2.3. Pemenuhan Nutrisi Sehari-hari..............................................................

Tabel 2.4. Imunisasi TT..........................................................................................

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lembar Informed Consent......................................................................................

Dokumentasi...........................................................................................................

DAFTAR SINGKATAN

KEK : Kekurangan Energi Kronik

ANC : Antenatal Care

TFU : Tinggi Fundus Uteri

TBJ : Taksiran Berat Janin

USG : Ultrasonografi

DJJ : Denyut Jantung Janin

IMT : Indeks Massa Tubuh

HCG : Human Chorionic Gonadotropin

LILA : Lingkar Lengan Atas

TT : Tetanus Toksoid

KB : Keluarga Berencana

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan merupakan waktu transisi dimana suatu masa antara

kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam

kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir (Sukarni dan

Wahyu, 2013).Keberlangsungannya bisa dalam kondisi fisiologis tetapi

juga dapat masuk secara patologis, menurut Kementrian Kesehatan

tahun 2020 bidan harus melakukan pendekatan pada klien dan

menganjurkan untuk memeriksakan kehamilannya yang memerlukan

waktu sedikitnya enam kali kunjungan selama priode antenatal, yaitu :dua

kali kunjungan selama trimester peratama (antara 0-12 minggu), satu kali

kunjungan selama trimester kedua (antara 12-28 minggu), tiga kali

kunjungan selama trimester tiga (antara 28-42 minggu).

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

merupakan tolak ukur dalam menentukan keberhasilan suatu pelayanan

kesehatan. Segala upaya yang dilakukan untuk menurunkan AKI dan

AKB salah satunya dengan disusunlah kesepakatan global yaitu

Sustainable Development Goals (SDG’s). Kesehatan ibu dan anak

merupakan cerminan baik buruknya kondisi kesehatan suatu Negara.

Status kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih tergolong rendah,

ditandai dengan penurunan kematian ibu yang dianggap paling rendah di

negara-negara miskin di Asia dan mengalami kemunduran dalam

pembangunan kesehatan ibu selama 15 tahun terakhir..

1
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN

lainnya. Berdasarkan Survey Penduduk Antas Sensus (Supas) yang

dilakukan Badan Pusat Statistik tahun 2015 diharapkan angka 305 per

100.000 KH dan target AKI tahun 2024 menjadi 183 per 100.000 KH dan

Angka Kematian Data SDKI tahun 2017 Angka Kematian Bayi 24 per

1000 KH dimana target 2024 Angka Kematian Bayi di harapkan 16,8 per

1000 KH. Dan target SDGs di tahun 2030 di harapkan 12,3 per 1000 KH.

Upaya penurunan AKI di fokuskan pada penyebab langsung

kematian yang terjadi 90 % pada saat persalinan dan segera setelah

persalinan yaitu Gangguan Hipertensi 33.07 %, perdarahan obstetric

27,03 %, Komplikasi non obstetric 15.7 %, Komplikasi obstetric 12.04 %,

Infeksi pada kehamilan 6.06 % dan lain-lain 4.81 %. Penyebab kematian

neonatus komplikasi kejadian intrapartum 28,3 %, Gangguan Respiratori

dan kardiovaskuler 21,3 %, BBLR dan Premature 19 %, Kelainan

congenital 14,8 %, lain-lain 8,2 % Infeksi 7,3 % dan TN 1,2 %. Data SRS

Litbang tahun 2016.

Data Di Kabupaten serang kematian ibu tahun 2020 mencapai 64

orang dengan penyebab kematian terbanyak hipertensi dalam kehamilan

23 orang (PEB,eklampsi hipertensi kronis ), perdarahan sebanyak 19

orang,penyakit jantung 9 orang, dan lain-lain 13 orang, dengan cakupan

indicator pelayanan K4 sebesar 96,2%, persalinan di Nakes 105,4 %,

Persalinan di Faskes sebesar 105,3 %.Komplikasi maternal yang di layani

sebesar 108,9 %.

Setuasi dan Kondisi saat ini berdasarkan Dari data di atas dapat di

simpulkan bahwa masih tingginya kematian maternal dan neonatal yang

sesungguhnya masih bisa di cegah dengan melakukan detteksi sedini

2
mungkin resiko tinggi kehamilan yang akan berakibat pada kompliikasi

pada ibu

Kehamilan akan mengalami komplikasi diperkirakan sebesar 20%.

Komplikasi yang tidak tertangani dapat menyebabkan kematian, namun

sebagian besar komplikasi dapatdicegah dan ditangani bila ibu segera

mencari pertolongan ke tenaga kesehatan, tenaga kesehatan melakukan

prosedur penanganan yang sesuai, tenaga kesehatan mampu melakukan

identifikasi dini komplikasi, apabila komplikasi terjadi maka tenaga

kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan

tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukan rujukan, proses rujukan

yang efektif, pelayanan di RS yang cepat dan tepat guna (Kemenkes RI,

2015).

Intervensi yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka

kematian dan kesakitan ibu dan neonatal yaitu melalui peningkatan

pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani kasus

risiko tinggi secara memadai, pertolongan persalinan yang bersih dan

aman oleh tenaga kesehatan terampil, pelayanan pasca persalinan dan

kelahiran, pelayanan emergensi obstetrik dan neonatal dasar (PONED)

dan komprehensif (PONEK) yang dapat dijangkau secara tepat waktu

oleh masyarakat yang membutuhkan (Kemenkes RI, 2015).

Menurut ICM (International Confederation of Midwives) tahun yang

dikeluarkan pada Juni 2011, bidan adalah seseorang yang telah

menyelesaikan (lulus) program pendidikan kebidanan yang diakui secara

resmi oleh negaranya serta berdasarkan kompetensi praktik kebidanan

dasar yang dikeluarkan ICM dan kerangka kerja dari standar global ICM

untuk pendidikan kebidanan, telah memenuhi kualifikasi yang

3
dipersyaratkan untuk didaftarkan (register) dan atau memiliki izin yang

sah (lisensi) untuk melakukan praktik kebidanan, dan menggunakan gelar

atau hak sebutan sebagai “bidan”, serta mampu menunjukkan

kompetensinya di dalam praktik kebidanan. ICM

(InternationalConfederation of Midwives) Juni 2011.

Ny. Y adalah seorang wanita berusia 35 tahun yang sedang hamil anak

ke tiga , penulis bertemu Ny. Y pertama kontrol ke PUSKESMAS

KRESEK Kecamatan KRESEK, dimana Ny. Y datang untuk melakukan

pemeriksaan karena merasa telat haid selama 3 bulan. Pada saat datang

penulis langsung melakukan inform consent pada Ny. Y untuk

persetujuan bahwa Ny. Y bersedia untuk menjadi pasien untuk di jadikaan

kasus lengkap kehamilannya Pada waktu yang sama penulis langsung

melakukan pemeriksaan fisik pada Ny. Y dan melakukan anamnesa pada

Ny. Y sesuai daftar tilik asuhan kebidanan pada ibu hamil kunjungan

ulang dan tak lupa menanyakan keluhan yang pasien rasakan saat ini,

pasien mengatakan ada keluhan mual dan muntah,dan tidak ada nafsu

makan.

Pada uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan

stase kehamilan lengkap pada Ny Y dan pengkajian secara mendalam

untuk laporan stase kehamilan dan di jadikan bahan ujian.

4
B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengalisa kasus dari pengkajian, menegakkan

diagnose ,melakukan asuhan kebidanan dengan benar dan tepat

sesuai dengan teori yang berhubungan dengan Asuhan kehamilan

pada ny Y dengan KEK di PUSKESMAS KRESEK KEC. KRESEK

Kabupaten Tangerang

2. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subyektif pada ny Y

di PUKESMAS KRESEK KEC. KRESEK Kab. Tangerang

2. Mahasiswa mampu melakukan Assesment pada :

a.) Menegakkan diagnosis dan masalah

b) Menegakkan diagnosis dan masalah yang benar dan tepat sesuai

dengan diagnosis dan masalah pada asuhan kehamilan dengan KEK.

3. Mahasiswa mampu melakukan perencanaanpada Ny Y, membuat

rasionalisasi asuhan yang diberikan pada Asuhan kehamilan dengan

KEK

4. Mahasiswa Mampu mendokumentasikan Asuhan Kehamilan pada

Ny Y dengan KEK di PUSKESMAS KRESEK . Kec. Kresek Kab

Tangerang.

5
C. Manfaat Penelitian

1.Bagi lahan Praktek Puskesmas Kresek

Untuk

meningkatkan pengetahuan Bidan dilahan praktek tentang Asuhan

Kehamilan dengan KEK

2. Bagi Pasen

Untuk mendapatkan pelayanan yang optimal tentang Asuhan

Kehamilan dengan KEK .

3. Bagi Mahasiswa

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang

asuhan kehamilan dengan kek

6
BAB II
TINJAUAN TEORI
KEHAMILAN

1. Pengertian

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai sejak konsepsi

dan berakhir sampai permulaan persalinan. (Astriana, 2019). Kehamilan

adalah proses normal yang menghasilkan serangkaian perubahan

fisiologis dan psikologis pada wanita hamil.

2. Klasifikasi kehamilan

Kehamilan dibagi menjadi dua yaitu kehamilan menurut lamanya dan

kehamilan dari tuanya. Kehamilan ditinjau dari lamanya, kehamilan dibagi

menjadi 3 yaitu:

1) Kehamilan premature, yaitu kehamilan antara 28-36 minggu.

2) Kehamilan mature (normal), yaitu kehamilan antara 37-42 minggu.

3) Kehamilan postmature, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu.

Sedangkan kehamilan ditinjau dari tuanya kehamilan dibagi

menjadi 3 pula yaitu:

1) Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu), di mana

dalam triwulan pertama alat-alat mulai terbentuk.

2) Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu), di mana

dalam triwulan kedua alat-alat telah terbentuk tetapi belum sempurna

dan viabilitas janin masih disangsikan.

7
3) Kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu), di mana

janin yang dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat

hidup). (Yulizawati, et al, 2017).

3. Menentukan usia kehamilan

Ada beberapa petunjuk untuk mengetahui usia kehamilan, yaitu dari

kapan pertama kali detak jantung janin dapat didengar dengan alat

Doppler (usia kehamilan 10-12 minggu), dari tanda kehidupan janin yang

mulai terasa, dari tinggi fundus (puncak Rahim) dan berdasarkan

pemeriksaan USG (ultrasonografi).

a. Rumus neagle

Rumus Naegle untuk menentukan hari perkiraan lahir. Rumus ini

biasanya dipakai untuk wanita yang mempunyai siklus 28- 30 hari. Rumus

Naegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288 hari.

Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama

haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat

ditetapkan.

Rumus Neagle = (Hari pertama haid + 7), (Bulan terakhir haid - 3), (Tahun

+ 1). (Carudin, 2017).

b. Gerakan pertama janin

Gerakan janin bermula pada usia kehamilan mencapai 12 minggu,

tetapi baru dapat dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 16 - 20 minggu

karena di usia kehamilan tersebut, dinding uterus mulai menipis dan

gerakan janin menjadi lebih kuat. Gerak pertama bayi yang dapat

dirasakan ibu disebut dengan Quickening. (Prawirohardjo, 2018).

8
c. Rumus Mc. Donald

Rumus Mc Donald Fundus uteri diukur dengan pita mulai dari tepi

atas simpisis pubis sampai dengan fundus. Tinggi fundus dikalikan 2 dan

dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam bulan obstetrik dan bila

dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam minggu.

(Ambarwati, 2015)

d. Palpasi Leopold

Bagian-bagian tubuh bayi juga dapat dipalpasi dengan mudah mulai

usia kehamilan 20 minggu. (Prawirohardjo, 2018). Palpasi leopold

merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi untuk menentukan

posisi dan letak janin dengan melakukan palpasiabdomen. Palpasi

leopold terdiri dari 4 langkah yaitu:

1) Leopold I : bertujuan untuk mengetahui umur kehamilan

berdasarkan TFU dan menentukan bagian-bagian janin yang

berada difundus uteri.

2) Leopold II : bertujuan untuk menentukan batas samping uterus

dan menentukan letak punggung janin dan bagian kecil janin di

sepanjang sisi maternal.

3) Leopold III : bertujuan untuk menentukan bagian janin yang

terletak dibagian bawah uterus dan apakah persentasi dari janin

sudah atau belum masuk dalam pintu atas panggul.

4) Leopold IV : bertujuan untuk menentukan seberapa jauh

masuknya janin ke pintu atas panggul. (Ambarwati, 2015).

9
e. Perkiraan tinggi fundus uteri (TFU)

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)


(minggu)
12 Teraba diatas sympisis
16 Ditengah, antara sympisis pubis
dan umbilicus
20 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi Pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus
xipoideus
36 3 jari dibawah prosesus
xipoideus
40 Pertengahan pusat-prosesus
xipoideus
(Tyastuti

10
f. Taksiran Berat Janin (TBJ)

Pengukuran berat janin pada umumnya menggunakan rumus Johnson

–Toshach. Mereka menunjukkan bahwa selain tinggi fundus uteri, TBJ juga

dipengaruhi oleh penurunan kepala janin dan obesitas maternal. Berikut ini adalah

pengukuran taksiran berat janin menurut Johnson–Toshach.

Berat Janin (gram) = (pengukuran tinggi fundus uteri Mc. Donald dalam cm –

n) x 155

Keterangan:

 n = 13, janin belum masuk ke pintu atas panggul

 n = 12, bila janin sudah masuk pintu atas panggul atau sudah distasiun

 n = 11, bila janin telah turun setidaknya pada stasiun +1.

Jika pasien memiliki berat badah lebih dari 91 kg, tinggi fundus uteri kurangi 1

cm. Bila ketuban sudah pecah ditambah 10%. (Pasaribu, 2019).

Pada penelitian chithra et al dalam pasaribu (2019), melakukan penelitian

untuk rumus johnson-toshach pada 150 wanita dengan usia kehamilan 37-40

minggu. Rerata TBJ dengan metode johnson adalah 2.950 gram dengan SD 279

gram, sedangkan rata rata berat badan lahir sebenarnya bayi adalah 2.860 gram

dengan SD 4003 gram.

g. USG

Penentuan usia kehamilan melalui pemeriksaan USG paling akurat dilakukan

pada trimester I. Pada saat itu laju pertumbuhan mudigah paling cepat dan variasi

biologiknya paling kecil. Sebelum struktur mudigah dapat terlihat, penentuan usia

kehamilan ditentukan melalui pengukuran panjang mudigah. Mulai akhir trimester I

pertumbuhan janin sudah cukup besar dan bagian-bagian spesifik janin (seperti

kepala dan ekstremitas) sudah dapat dilihat lebih jelas. Sejak saat itu pengukuran

pengukuran panjang mudigah tidak akurat lagi. (prawirohardjo, 2018 : 254)

11
Umumya pemriksaan USG dilakukan sebanyak 3 kali selama kehamilan.

Pertama kali saat pemeriksaan kehamilan di usia kehamilan 10—12 minggu.

Pemeriksaan ini dilakukan sebagai skrining awal. Gambaran janin yang masih sekitar

8 cm akan terlihat tampil secara utuh pada layar monitor.Pemeriksaan kedua di usia

kehamilan 20—22 minggu. Pemeriksaan ini sebagai skrining lengkap. Setelah usia

kehamilan lebih dari 12 minggu gambaran janin pada layar monitor akan terlihat

sebagian-sebagian atau tidak secara utuh karena alat scan USG punya area yang

terbatas, sementara ukuran besar janin sudah bertambah atau lebih dari 8 cm.

Pemeriksaan ketiga dilakukan pada kehamilan 30 –32 minggu untuk melihat kelainan

bawaan yang baru tampak kemudian serta  pemantauan pertumbuhan janin.

(Indriani, 2018).

4. Tanda-tanda kehamilan

a. Tanda tidak pasti kehamilan

Berikut adalah tanda-tanda dugaan adanya kehamilan

1) Amenorea (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi menyebabkan

tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf dan ovulasi. Dengan

mengetahui hari pertama haid terakhir dengan perhitungan rumus Naegle,

dapat ditentukan perkiraan persalinan.

2) Mual dan muntah (Emesis). Pengaruh estrogen dan progesteron

menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan

muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness. Dalam batas

yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu

makan berkurang.

3) Ngidam. Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan

yang demikian disebut ngidam.

4) Sinkope atau pingsan. Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala

(sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan

12
sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16

minggu.

5) Payudara tegang. Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotrofin

menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara

membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit

terutama pada hamil pertama.

6) Sering miksi. Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat

terasa penuh dan sering miksi. Pada trimester II, gejala ini sudah mulai

menghilang.

7) Konstipasi atau obstipasi. Pengaruh progesteron dapat menghambat

peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

8) Pigmentasi kulit. Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis

anterior menyebabkan pigmentasi kulit disekitar pipi (kloasma gravidarum),

pada dinding perut (striae lividae, striae nigra, linea alba makin hitam) dan

sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting, susu makin

menonjol, kelenjar Montgomery menonjol, pembuluh darah manifes sekitar

payudara).

9) Epulis. Hipertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi pada ibu hamil.

10) Varises atau penampakan pembuluh darah vena. Karena pengaruh dari

estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena,

terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh

darah itu terjadi di sekitar genitalia eksterna, kaki, betis dan payudara.

Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan.

(Yulizawati, et al, 2017).

b. Tanda pasti kehamilan

1) Gerakan janin dalam rahim.

2) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagianbagian janin.

13
3) Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop Laenec, alat

kardiotokografi, alat Doppler dan dapat dilihat dengan ultrasonografi.

(Yulizawati, et al, 2017).

c. Tanda dugaan hamil

1) Rahim membesar, sesuai dengan usia kehamilan.

2) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda Hegar, tanda Chadwicks, tanda

Piscaseck, kontraksi Braxton Hicks dan teraba ballotement.

3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tetapi sebagian kemungkinan

positif palsu. (Yulizawati, et al, 2017).

5. Perubahan Anatomi dan Fisiologis kehamilan

a. Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi

hasil konsepsi ( janin, plasenta dan amnion) sampai persalinan. Uterus

mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat

selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa

minggu setelah persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai

berat 70 g dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan

berubah menjadi suatu organ yang menampung janin, plasenta dan amnion rata

rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat

mencapai 20 l atau lebih dengan berat rata-rata 1100 g. (Prawirohardjo, 2018).

b. Vagina/Vulva

Pada ibu hamil vagina terjadi hipervaskularisasi menimbulkan warna merah

ungu kebiruan yang disebut tanda Chadwick. Vagina ibu hamil berubah menjadi

lebih asam, keasaman (pH) berubah dari 4 menjadi 6.5 sehingga menyebabkan

wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina terutama infeksi jamur.

Hypervaskularisasi pada vagina dapat menyebabkan hypersensitivitas sehingga

14
dapat meningkatkan libido atau keinginan atau bangkitan seksual terutama pada

kehamilan trimester dua. (Tyastuti, 2016).

c. Ovarium

Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi

produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/

beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi

ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi. (Tyastuti, 2016).

d. Perubahan pada payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi

lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan

vena-vena dibawah kulit akan terlihat. Puting payudara akan lebih besar,

kehitaman dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan

yang disebut kolostrum dapat keluar. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu

belum dapat diproduksi karena hormon prolaktin ditekan oleh Prolactin Inhibiting

Hormon. Kelenjar Montogomery yaitu kelenjar sebasea dari areola, akan

membesar dan cenderung menonjol keluar. (Prawirohardjo, 2018).

e. Perubahan pada sistem pencernaan

Estrogen dan HCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-

muntah, Apabila mual muntah terjadi pada pagi hari disebut Morning Sickness.

Selain itu terjadi juga perubahan peristaltic dengan gejala sering kembung, dan

konstipasi. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah

banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).Aliran darah

ke panggul dan tekanan vena yang meningkat dapat mengakibatkan hemoroid

pada akhir kehamilan. Hormon estrogen juga dapat mengakibatkan gusi

hiperemia dan cenderung mudah berdarah. Tidak ada peningkatan sekresi

saliva, meskipun banyak ibu hamil mengeluh merasa kelebihan saliva

(ptialisme), perasaan ini kemungkinan akibat dari ibu hamil tersebut dengan

tidak sadar jarang menelan saliva ketika merasa mual sehingga terkesan saliva

15
menjadi banyak. Ibu hamil trimester pertama sering mengalami nafsu makan

menurun, hal ini dapat disebabkan perasaan mual dan muntah yang sering

terjadi pada kehamilan muda. Pada trimester kedua mual muntah mulai

berkurang sehingga nafsu makan semakin meningkat. (Tyastuti, 2016).

f. Kulit

Ibu hamil sering mengalami perubahan pada kulit yaitu terjadi hiperpigmentasi

atau warna kulit kelihatan lebih gelap. Hal ini disebabkan karena adanya

peningkatan Melanosit Stimulating Hormon (MSH).Hiperpigmentasi dapat terjadi

pada muka , leher, payudara, perut, lipat paha dan aksila. Hiperpigmentasi pada

muka disebut kloasma gravidarum biasanya timbul pada hidung, pipi dan dahi.

Hiperpigmentasi pada perut terjadi pada garis tengah berwarna hitam kebiruan

dari pusat kebawah sampai sympisis yang disebut linea nigra. Perubahan

keseimbangan hormon pada ibu hamil dapat juga menimbulkan perubahan

berupa penebalan kulit, pertumbuhan rambut maupun kuku. Perubahan juga

terjadi pada aktifitas kelenjar meningkat sehingga wanita hamil cenderung lebih

banyak mengeluarkan keringat maka ibu hamil sering mengeluh kepanasan.

Peregangan kulit pada ibu hamil menyebabkan elastis kulit mudah pecah

sehingga timbul striae gravidarum yaitu garis-garis yang timbul pada perut ibu

hamil. Garis–garis pada perut ibu berwarna kebiruan disebut striae livide.

Setelah partus striae livide akan berubah menjadi striae albikans. Pada ibu hamil

multigravida biasanya terdapat striae livide dan striae albikans. (Tyastuti, 2016).

g. Perubahan Metabolik

Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari

uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraseluler.

Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg.

Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan

menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg, sementara pada perempuan

16
dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat badan per minggu

masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg

Tabel 2.2. Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan berdasarkan

Indeks Massa Tubuh

Kategori IMT Rekomendasi


(Kg)
Rendah < 19,8 12.5 – 18
Normal 19,8 – 11,5 – 16
26
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas >29 ≤7
Gemeli - 16 – 20,5
Sumber : (Prawirohardjo, 2018).

h. Sistem Kardiovaskular

Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan

maternal, meliputi:

1) Retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung.

2) Terjadi hemodilusi pada kehamilan memasuki trimester II sehingga

menyebabkan anemia relative, hemoglobin turun sampai 10 %.

3) Akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun

4) Tekanan darah sistolik maupun diastolik padaibu hamil trimester I turun 5

sampai 10 mm Hg, hal ini kemungkinan disebabkan karena terjadinya

vasodilatasi perifer akibat perubahan hormonal pada kehamilan. Tekanan darah

akan kembali normal pada trimester III kehamilan.

5) Curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai

akhir kehamilan.

6) Volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%

7) Trimester kedua denyut jantung meningkat 10-15 kali permenit, dapat juga

timbul palpitasi.

17
8) Volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian

bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan. (Tyastuti, 2016).

Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava

inferior dan aorta bawah dalam posisi terlentang yang dapat mengakibatkan

terjadinya hipotensi dan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Selama

trimester akhir posisi terlentang akan menyebabkan fungsi ginjal menurun jika

dibanding dengan posisi miring (maka tidak dianjurkan ibu hamil dalam posisi

terlentang pada akhir kehamilan).

i. Sistem Respirasi

Wanita hamil sering mengeluh sesak napas yang biasanya terjadi pada umur

kehamilan 32 minggu lebih, hal ini disebabkan oleh karena uterus yang semakin

membesar sehingga menekan usus dan mendorong keatas menyebabkan tinggi

diafragma bergeser 4 cm sehingga kurang leluasa bergerak. Kebutuhan oksigen

wanita hamil meningkat sampai 20%, sehingga untuk memenuhi kebutuhan oksigen

wanita hamil bernapas dalam.Peningkatan hormon estrogen pada kehamilan dapat

mengakibatkan peningkatan vaskularisasi pada pernapasan atas. Peningkatan

vaskularisasi dapat juga mengakibatkan membran timpani dan tuba eustaki bengkak

sehingga menimbulkan gangguan pendengaran, nyeri dan rasa penuh pada telinga.

(Tyastuti, 2016)

j. Perubahan sistem perkemihan

Hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan ureter membesar, tonus

otot-otot saluran kemih menurun. Sehingga pada bulan-bulan pertama kehamilan

kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang membesar dan menimbulkan rasa

sering berkemih (poliuria). Laju filtrasi glumerulus meningkat sampai 69 %. Keadaan

ini akan hilang dengan makin tuanya usia kehamilan bila uterus keluar dari rongga

panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas

panggul, keluhan ini akan timbul kembali. Wanita hamil trimester I dan III sering

18
mengalami sering kencing (BAK/buang air kecil) sehingga sangat dianjurkan untuk

sering mengganti celana dalam agar tetap kering. (Prawirohardjo, 2018).

k. Sistem Endokrin

Kelenjar hipofisis, akan membesar ± 135 %, tapi kelenjar ini tidak begitu

mempunyai arti penting dalam kehamilan. Kelenjar tiroid akan mengalami

pembesaran hingga 15 ml pada saat persalinan akibat dari hiperplasia kelenjar dan

peningkatan vaskularisasi. Kelenjar adrenal, pada kehamilan normal akan mengecil

sedangkan hormon androstenedion, testosteron, dioksikortikosteron, aldosterone,

dan kortisol akan meningkat. (Prawirohardjo, 2018).

l. Sistem Muskuloskeletal

Lordosis yang progesif akan menjadi bentuk umum pada kehamilan. Akibat

kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat

daya berat kebelakang ke arah dua tungkai. Ini akan menyebabkan perasaan tidak

enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir kehamilan. (Prawirohardjo,

2018).

6. Kebutuhan Fisik ibu hamil

a. Kebutuhan nutrisi

Untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa hamil, banyak

diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari pada sebelum hamil.

Pada ibu hamil akan mengalami BB bertambah, penambahan BB bisa diukur

dari IMT (Indeks Masa Tubuh) / BMI (Body Mass Index) sebelum hamil. IMT

dihitung dengan cara BB sebelum hamil dalam kg dibagi (TB dlm m)2 misalnya :

seorang perempuan hamil BB sebelum hamil 50 kg,TB 150 cm maka IMT

50/(1,5)2= 22.22 (termasuk normal).

Status gizi ibu hamil mempunyai dampak langsung pada perjalanan

kehamilan dan bayi yang akan dilahirkannnya. Malnutrisi yang terjadi pada bulan

awal kehamilan mempengaruhi perkembangan dan kapasitas embrio untuk

19
bertahan hidup, nutrisi yang buruk pada masa lanjut kehamilan mempengaruhi

pertumbuhan janin. Makanan ibu hamil mempunyai peranan penting bagi

tumbuh kembang janin dan pada saat ibu melahirkan. (Muhammad dkk, 2019).

Untuk memenuhi penambahan BB tadi maka kebutuhan zat gizi harus

dipenuhi melalui makanan sehari-hari dengan menu seimbang seperti contoh

dibawah ini.

Tabel 2.3. Pemenuhan nutrisi sehari-hari

Nutrien Tak Hamil Kondisi ibu hamil


Hamil Menyusui
Kalori 2000 kkal 2300 3000 kkal
kkal
Protein 55 g 65 g 80 g
Kalsium 0.5 g 1g 1g
Zat besi 12 g 17 g 17 g
(Fe)
Vitamin A 5000 IU 6000 7000 IU
IU
Vitamin D 400 IU 600 IU 800 IU
Tiamin 0,8 mg 1 mg 1,2 mg
Riboflavin 1,2 mg 1,3 mg 1,5 mg
Niasin 13 mg 15 mg 18 mg
Vitamin C 60 mg 90 mg 90 mg
Sumber : (Tyastuti, 2016)

b. Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Kehamilan

1) Definisi KEK
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi.

Ibu KEK menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik)

yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relatif atau

absolut satu atau lebih zat gizi (Sipahutar, dkk., 2013).

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi


atau keadaan patologis akibat kekurangan secara relatif atau absolut satu atau
lebih zat gizi (Supariasa, 2013).

20
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah kekurangan energi yang memiliki

dampak buruk terhadap kesehatan ibu dan pertumbuhan perkembangan janin.

Ibu hamil dikategorikan KEK jika Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm

(Muliarini, 2015).

2) Tanda dan Gejala KEK


Kekurangan Energi Kronis (KEK) memberikan tanda dan gejala yang
dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu Lingkar Lengan Atas (LILA)
kurang dari 23,5 cm (Supariasa, 2013).

3) Pengukuran Antropometri Lingkar Lengan Atas (LILA)

(a) Pengertian LILA


Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah pengukuran antropometri yang dapat
menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk mengetahui risiko

21
atau gizi kurang. Kategori KEK adalah LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita
LILA (Supariasa, 2013).

A. Tujuan pengukuran LILA


1) Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu hamil maupun
calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat
lahir rendah.
2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan
dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan
meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak.
4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang
menderita KEK
5) Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK
(Supariasa, 2013).
B. Ambang batas
Ambang batas atau cut off point ukuran LILA WUS dengan risiko KEK di
Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau
dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK
(Supariasa, 2013).

C. Cara mengukur LILA

Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan-urutan yang telah ditetapkan,


pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter.
Terdapat 7 urutan pengukuran LILA yaitu:

22
1) Tetapkan posisi bahu dan siku, yang diukur adalah pertengahan lengan atas
sebelah kiri dan lengan dalam keadaan tidak tertutup kain/pakaian.
2) Letakkan pita antara bahu dan siku.
3) Tentukan titik tengah lengan, beri tanda.
4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.
5) Pita jangan terlalu kekat atau longgar.
6) Cara pembacaan sesuai dengan skala yang benar.
7) Catat hasil pengukuran LILA (Supariasa, 2013).

E. Pengaruh KEK terhadap Kehamilan

Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada saat kehamilan dapat berakibat


pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya.

a. Terhadap ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara lain : anemia,
perdarahan, berat badan tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit
infeksi.
b. Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,
persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan.
c. Terhadap janin dapat mengakibatkan keguguran/abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) (Waryana, 2016).
5. Faktor-faktor penyebab kek
a. Umur ibu
Umur ibu yang berisiko melahirkan bayi kecil adalah kurang dari 20 tahun
dan lebih dari 35 tahun. Ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun dikatakan
memiliki risiko KEK yang lebih tinggi. Usia ibu hamil yang terlalu muda, tidak
hanya meningkatkan risiko KEK namun juga berpengaruh pada banyak masalah
kesehatan ibu lainnya (Stephanie dan Kartikasari, 2016).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari (2016)


menyebutkan bahwa sebagian besar responden yang berada pada kategori umur
20-35 tahun tidak mengalami KEK, dari 37 orang hanya 6 orang (16,2%) yang
mengalami KEK. Ibu dengan kategori umur >35 tahun, dari 7 orang terdapat 1
orang (10%) yang mengalami KEK. Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu umur
ibu dapat mempengaruhi status gizi ibu pada saat hamil.

b. Pendidikan
Rendahnya pendidikan seorang ibu dapat mempengaruhi terjadinya risiko
KEK, hal ini disebabkan karena faktor pendidikan dapat menentukan mudah

23
tidaknya seseorang untuk menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang
diperoleh. Latar belakang pendidikan ibu adalah suatu faktor penting yang akan
berpengaruh terhadap status kesehatan dan gizi (Stephanie dan Kartikasari,
2016).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari (2016)


menyebutkan bahwa ibu hamil yang memiliki pendidikan SD ke bawah memiliki
risiko KEK yang lebih tinggi dibandingkan ibu yang memiliki latar belakang
pendidikan SMP ke atas. Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu pendidikan
dapat mempengaruhi terjadinya risiko KEK pada ibu.

c. Status ekonomi
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang
adalah tingkat keadaan ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga.
Keluarga yang memiliki pendapatan kurang, berpengaruh terhadap daya beli
keluarga tersebut. Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan
antaralain tergantung pada besar kecilnya pandapatan keluarga, harga bahan
makanan itu sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber daya lahan dan
pekarangan (Stephanie dan Kartikasari, 2016).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari (2016)


menyebutkan bahwa sebagian besar responden yang berpendapatan di atas
UMR tidak mengalami KEK, hanya terdapat 2 orang responden (6,9%) yang
berpendapatan di atas UMR mengalami KEK. Responden yang berpendapatan di
bawah UMR terdapat 5 orang (10,6%) yang mengalami KEK. Kesimpulan dari
penelitian di atas yaitu status ekonomi dapat mempengaruhi risiko KEK pada ibu
hamil.

D.Faktor paritas

Paritas adalah berapa kali seorang ibu telah melahirkan. Dalam hal ini ibu
dikatakan terlalu banyak melahirkan adalah lebih dari 3 kali. Manfaat riwayat
obstetric ialah membantu menuntukan besaran kebutuhan akan zat gizi karena
terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh ibu.Untuk paritas
yang paling baik adalah 2 kali jarak melahirkan yang terlalu dekat akan
menyebabkan kwalitas janin / anak yang rendah dan juga akan merugikan
kesehatan ibu, ibu tidak memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya
sendiri karena ibu menerlukan energy yang cukup untuk memulihkan keadaan

24
setelah melahirkan anaknya.Dengan mengandung kembali makan akan
menimbulkan masalah gizi bagi ibu dan janin /bayi berikut yang dikandung .

E. Faktor Pola perilaku kosumsi makanan


Selama kehamilan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk metabolism tubuh
baik pada ibu dan janin dalam kandunagn meningkat. Oleh karena itu pada masa
kehamilan asupan gizi yang diperlukan juga meningkat, untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin juga pertambhan besarnya organkandungan, perubahan
kompisisi dan metabolism tubuh ibu dan janin . Ibu hamiln yang mengalami
kekurangan asupan gizi dan berstatus gizi buruk maka mempunyai peluang besar
untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah ( BBLR ).
F.Faktor Riwayat Penyakit Infeksi Sebelum Hamil
Riwayat penyakit sebelum hamil dapat bertindak sebagai pemula terjadinya
kurang gizi sebagai akibat menurunnya nafsu makan, adanya gangguan penyerapan
dalam saluran pencernaan atau peningkatan kebutuhan gizi oleh adanya penyakit
seperti cacingan yang dapat menghambat penyerapan nutrisi dalam sistim
pencernaan. Kaitan penyakit dengan keadaan gizi kurang merupakan hubungan
timbal balik, yaitu sebab akibat. Penyakit dapat memperburuk keadaan gizi dan
keadaan gizi yang jelek dapat mempermudah penyakit untuk timbul yang umumnya
terkait dengan masalah gizi antara lain diare, tipes , danalambung .

6. Tanda dan Gejala kekurangan energi kronik


Adapun tanda dan gejala kekurangan energy kronik yaitu :
a. Lingkar lengan atas ( LILA ) kurang dari 23,5 cm
b. Badan kurus .
c. Konjungtiva pucat .
d. Tensi kurang dari 100 mmhg.
e. Hb kurang dari normal ( kurang dari 11 gr % )
f. Nafsu makan kurang.
g. mual
h. Badan lemas.
25
i. Mata berkunang –kunang.

7. Patofisiologis Kekurangan Energi Kronik


Patofisiologis penyakit gizi kurang terjadi melalui lima tahapan yaitu :
a. ketidakcukupan zat gizi
Apabila ketidakcukupan zat gizi ini berlangsung lama maka persediaaan/
cadangan jaringan akan digunakan untukmemenuhi ketidakcukupan itu.
b. Apabila ini berlangsung lama, maka akan terjadi kemerosotan jaringan yang
ditandai dengan penurunan BB.
c. Terjadi perubahan biokimaia yangdapat di deteksi dengan pemeriksaan
laboratorium.
d. Terjadi perubahan fungsi yang ditandai dengan tanda khas.
e. Terjadi perubahan anatomi yang didapat dilihat dari munculnya tanda klasik.
Prose terjadinya KEK merupakan akibat dari factor lingkungan dan factor
manusia yang didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi , maka simpanan
zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan ini
berlangsung lama maka simpana zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi
kemorosotan jaringan.

26
7. Asuhan Antenatal
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan
kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal
melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
a. Tujuan Asuhan Antenatal
1) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik mental sosial ibu
dan bayi dengan pendidikan kesehatan, gizi, kebersihan diri, dan
proses kelahiran bayi.
2) Melakukan deteksi abnormalitas atau komplikasi dan
penatalaksanaan komplikasi medis, bedah, atau obstetri selama
kehamilan. Pada asuhan kehamilan juga dikembangkan persiapan
persalinan serta kesiapan menghadapi komplikasi.
3) membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses,
menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik,
psikologis dan sosial dan mempersiapkan rujukan apabila
diperlukan. (Tyastuti, 2016).
b. Jadwal Kunjungan Asuhan Antenatal
Kunjungan antenatal ini sebaiknya dilakukan paling sedikit 6 kali
selama kehamilan
1) dua kali pada triwulan pertama
2) Satu kali pada triwulan kedua
3) tiga kali pada triwulan ketiga
Bila kehamilan termasuk resiko tinggi perhatian dari jadual
kunjungan harus lebih ketat. namun, bilan kehamilan normal jadwal
asuhan cukup enam kali. Dalam program kesehatan ibu dan anak,
kunjungan antenatal ini diberi kode angka K yang merupakan
singkatan dari kunjungan.Pemeriksaan antenatal yang lengkap
adalah K1, K2, K3, sampai K6. Hal ini berarti, minimal dilakukan
sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali
kunjungan antenatal pada usia kehamilan 28-36 minggu dan
sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas
36 minggu. (Kemkes, 2020).

c. Standar Asuhan Pelayanan Antenatal “ 10T “

27
Standar pelayanan kehamilan menurut Kemenkes 2016 ialah
sebagai berikut
1) Pengukuran tinggi dan berat badan
Bila tinggi badan < 145 cm, maka faktor resiko panggul sempit,
kemungkinan sulit melahirkan secara normal, serta
pertambahan berat badan paling sedikit 1kg/bulan sejak
memasuki bulan ke-4.
2) Pengukuran tekanan darah
Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila tekanan darah ≥
140/90 mmHg, ada faktor resiko hipertensi dalam kehamilan.
3) Pengukuran Lingkar lengan atas (LILA)
Bila < 23,5 cm menunjukan ibu hamil menderita Kurang Energi
Kronis (KEK) dan beresiko melahirkan bayi berat lahir rendah
(BBLR).
4) Pengukuran TFU
Pengukuran tinggi rahim (TFU) berguna untuk melihat
pertumbuhan janin apakah sesuai dengan usia kehamilan.
5) Tentukan letak janin (persentasi janin) dan Denyut Jantung
Janin
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau
belum masuk pintu panggul, kemungkinan ada kelainan letak
atau ada masalah lain.
6) Penentuan status imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

28
Tabel 2.4.Rentang waktu pemberian imunisasi TT dan lama
perlindungannya

Imunisasi Selang waktu Lama perlindungan


TT minimal
TT 1 Langkah awal
pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit
tetanus
TT 2 1 bulan setelah TT 3 tahun
1
TT 3 6 bulan setelah TT 5 tahun
2
TT 4 12 bulan 10 tahun
setelah TT 3
TT 5 12 bulan >25 tahun
setelah TT 4
sumber : Kemenkes RI, 2016
7) Pemberian Tablet Fe
Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah
setiap hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah
diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa mual
8) Tes Laboratorium
(a) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu
hamil bila diperlukan
(b) Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan
darah (Anemia). Dik

29
(c) Dikatakan anemia jika kadar hemoglobin < 11 gr/dl pada
trimester I dan III kehamilan atau < 10,5 gr/dl pada
trimester II kehamilan. (Kusumawati, 2017).
(d) Tes pemeriksaan urine terutama protein dan glukosa
(e) Tes pemeriksaan darah lainnya meliputi HIV,
sifilis,Hepatitis B, sementara malaria dilakukan didaerah
endemis.
9) Temu Wicara (konseling)
Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan
kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan
inisiasi menyusu dini ( IMD) nifas, perawatan bayi baru lahir,
ASI eksklusif, KB dan imunisasi pada bayi.
10) Tatalaksana atau mendapat pengobatan.
Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil.
(Kemenkes RI, 2016).
8. Ketidak nyamanan dalam kehamilan
Menurut Romauli (2011:149) Ketidaknyamanan ibu hamil, adalah sebagai
berikut :
a. Peningkatan Frekuensi berkemih
Frekuensi kemih meningkat pada trimester ketiga sering
dialami wanita primigravida setelah lightening terjadi efek lightaning
yaitu bagian presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan
menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih.
Peningkatan frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan
uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung
kemih tertekan, kapasitas kandung kemih berkurang dan
mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat (Manuaba, 2010).
Sering buang air kecil merupakan suatu perubahan fisiologis
dimana terjadi peningkatam sensitivitas kandung kemih dan pada
tahap selanjutnya merupakan akibat kompresi pada kandung kemih.
Pada trimester III kandung kemih tertarik keatas dan keluar
dari panggul sejati ke arah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5
cm karena kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul
pada masa hamil ditunjukan oleh hiperemia kandung kemih dan
uretra.

30
Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung
kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih
dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih
sampai sekitar 1500 ml. Pada 9 saat yang sama pembesaran uterus
menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih
meskipun kandung kemih hanya berisi sedikit urine.
Tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi akibat terlalu sering
buang air kecil yaitu dysuria, Oliguria dan Asymtomatic bacteriuria.
Untuk mengantisipasi terjadinya tanda – tanda bahaya tersebut
yaitu dengan minum air putih yang cukup (± 8-12 gelas/hari) dan
menjaga kebersihan disekitar alat kelamin. Ibu hamil perlu
mempelajari cara membersihkan alat kelamin yaitu dengan gerakan
dari depan kebelakang setiap kali selesai berkemih dan harus
menggunakan tissue atau handuk yang bersih serta selalu
mengganti celana dalam apabila terasa basah.
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil
trimester III dengan keluhan sering kencing yaitu KIE tentang
penyebab sering kencing, kosongkan kadung kemih ketika ada
dorongan, perbanyak minum pada siang hari dan kurangi minum di
malam haru jika mengganggu tidur, hindari minum kopi atau teh
sebagai diuresis, berbaring miring kiri saat tidur untuk meningkatkan
diuresis dan tidak perlu menggunakan obat farmakologis (Hani,
2011 : 59) .
b. Sakit punggung Atas dan Bawah

Karena tekanan terhadap akar syaraf dan perubahan sikap badan


pada kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah kedepan
disebabkan perut yang membesar. Ini diimbangi dengan lordosis
yang berlebihan dan sikap ini dapat menimbulkan spasmus.

c. Hiperventilasi dan sesak nafas


Peningkatan aktivitas metabolis selama kehamilan akan
meningkatkan karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan

31
karbon dioksida. Sesak nafas terjadi pada trimester III karena
pembesaran uterus yang menekan diafragma. Selain itu diafragma
mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan.
d. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan
vena pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar
pada vena panggul pada saat duduk/ berdiri dan pada vena cava
inferior saat tidur terlentang. Edema pada kaki yang menggantung
terlihat pada pergelangan kaki dan harus dibedakan dengan edema
karena preeklamsi.
e. Nyeri ulu hati

Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan

bertahan hingga trimester III. Penyebab :

1. Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh

yang ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.

2. Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat

relaksasi otot halus yang kemungkinan disebabkan

peningkatan jumlah progesteron dan tekanan uterus.

3. Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan

tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar.

f. Kram tungkai

Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau

ketidakseimbangan rasio dan fosfor. Selain itu uterus yang

membesar memberi tekanan pembuluh darah panggul sehingga

mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen

doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas bawah.

g. Konstipasi

Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim

yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian

32
bawah sehingga terjadi konstipasi. Konstipasi semakin berat karena

gerakan otot dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar

progesterone (Romauli, 2011).

Konstipasi ibu hamil terjadi akibat peningkatan produksi

progesteron yang menyebabkan tonus otot polos menurun,

termasuk pada sistem pencernaan, sehingga sistem pencernaan

menjadi lambat. Motilitas otot yang polos menurun dapat

menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat sehingga feses

menjadi keras (Pantiawati, 2010).

Konstipasi bila berlangsung lama lebih dari 2 minggu dapat

menyebabkan sumbatan/impaksi dari massa feses yang keras

(skibala). Skibala akan menyumbat lubang bawah anus dan

menybabkan perubahan besar sudut anorektal.

Kemampuan sensor menumpul, tidak dapat 12 membedakan

antara flatus, cairan atau feses. Akibatnya feses yang cair akan

merembes keluar . skibala juga mengiritasi mukosa rectum,

kemudian terjadi produksi cairan dan mukus yang keluar melalui

selasela dari feses yang impaksi (Romauli, 2011).

Perencanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil dengan

keluhan konstipasi adalah tingkatkan intake cairan minimum 8 gelas

air putih setiap hari dan serat dalam diet misalnya buah, sayuran dan

minum air hangat, istirahat yang cukup, melakukan olahraga ringan

ataupun senam hamil, buang air besar secara teratus dan segera

setelah ada dorongan (Hani, 2011 : 55).

h. Kesemutan dan baal pada jari Perubahan pusat gravitasi


menyebabkan wanita mengambil postur dengan posisi bahu
terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan penekanan pada

33
saraf median dan aliran lengan yang akan menyebabkan kesemutan
dan baal pada jari-jari. i. Insomnia Disebabkan karena adanya
ketidaknyamanan akibat uterus yang membesar, pergerakan janin
dan karena adanya kekhawatiran dan kecemasan

1. Peran Bidan Pada Ibu Hamil untuk mengatasi ketidak nyamanan


dalam kehamilan

Di dalam pedoman pelayanan antenatal terpadu menurut kemenkes


tahun 2010 yaitu tenaga kesehatan harus memberikanpelayanan yang
berkualitas sesuai standar terdiri dari 10 T . Standar pelayanan antenatal
care yang 10 T tentang salah satunya temu wicara (konseling) adalah
upaya bidan dalam meemberikan konseling padaa ibu hamil dalam
menjalani proses kehamilannya dimana akan mengalami ketidaknyaman.

Memberikan peenjelasan yang tepat dan memberikan rasa nyaman


serta memberikan support positif pada ibu akan membantu ibu merasa
nyaman dan mengerti tentang kehamilaannya dengan tetap memberikan
arahan dan mempersiapkan P4K untuk ibu dan keluarga.

9. Gejala dan Tanda Bahaya Kehamilan


a. Perdarahan
1) Perdarahan pada kehamilan muda
Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan dibawah 29
minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12%
kehamilan akan berakhir dengan keguguran pada umumnya (60 – 80%)
disebabkan oleh kelainan kromosom yang ditemui pada spermatozoa dan
ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan gejala perdarahan pada
kehamilan muda dan ukuran pembesaran uterus yang diatas normal,
pada umumnya disebabkan oleh mola hidatidosa. Perdarahan pada
kehamilan muda dengan uji kehamilan yang tidak jelas, pembesarana
uterus yang tidak sesuai (lebih kecil) dari usia kehamilan dana adanya
massa adneksa biasanya disebabkan oleh kehamilan ektopik

2) Perdarahan pada kehamilan lanjut


Perdarahan pada kehamilan lanjut atau diatas 20 minggu pada umumnya
disebabkan oleh plasenta previa dan solusio palsenta. Perdarahan

34
pervaginam tidak normal bila ada tanda-tanda seperti keluar darah merah
segar atau kehitaman dengan bekuan, perdarahan banyak kadang-
kadang/tidak terus menerus, perdarahan disertai rasa nyeri.
b. Sakit kepala hebat
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit
kepala hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristriahat. Terkadang
karena sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa
penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat
dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsi. Perubahan visual
(penglihataan) secara tiba-tiba (pandangan kabur) dapat berubah pada
masa kehamilan (Tyastuti, 2016).
c. Gangguan Penglihatan (Penglihatan kabur)
Masalah penglihatan pada ibu hamil yang secara ringan dan tidak
mendadak kemungkinan karena pengaruh hormonal. Tetapi kalau
perubahan visual yang mendadak misalnya pandangan kabur atau
berbayang dan disertai sakit kepala merupakan tanda pre eklampsia.
(Tyastuti, 2016)
d. Bengkak pada muka dan ekstremitas
Hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak yang
normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya
hilang setelah beristirahat atau dengan meninggikan kaki lebih tinggi
daripada kepala. Bengkak yang menjadi masalah serius yaitu ditandai
dengan:
1) Muncul pembengkakan pada muka, tangan dan ekstremitas lainya,
2) Bengkak tidak hilang setelah beristirahat,
3) Bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya.
Hal ini merupakan pertanda dari anemia, gangguan fungsi ginjal, gagal
jantung ataupun pre eklampsia. Gejala anemia dapat muncul dalam
bentuk oedema (bengkak) karena dengan menurunnya kekentalan darah
pada penderita anemia, disebabkan oleh berkurangnya kadar hemoglobin
(Hb, sebagai pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah yang rendah
kadar Hb-nya, kandungan cairannya lebih tinggi dibandingkan dengan
sel-sel darah merahnya (Tyastuti, 2016).

e. Nyeri perut hebat

35
Nyeri pada daerah abdomen yang tidak berhubungan dengan
persalinan normal adalah suatu kelainan. Nyeri abdomen yang
mengindikasikan mengancam jiwa adalah nyeri perut yang hebat,
menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, terkadang dapat disertai
dengan perdarahan lewat jalan lahir. Hal ini bisa berarti appendicitis
(radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan),
aborstus (keguguran), penyakit radang panggul, persalinan preterm,
gastritis (maag), solutio placenta, penyakit menular seksual, infeksi
saluran kemih atau infeksi lain (Tyastuti, 2016)
f. Mual dan muntah yang berlebihan
Hyperemesis gravidarum sebagai suatu keadaan yang
dikarakteristikan dengan rasa mual dan muntah yang berlebihan,
kehilangan berat badan dan gangguang keseimbangan elektrolit, ibu
terlihat lebih kurus, turgor kulit berkurang dan mata terlihat cekung. Jika
tidak ditangani segera masalah yang timbul seperti peningkatan asam
lambung yang selanjutnya dapat menjadi gastristis. Peningkatan asam
lambung akan semakin memperparah hyperemesis gravidarum (Rahma,
2016: 52).
Hyperemesis gravidarum juga dikaitkan dengan peningkatan resiko untuk
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), kelahiran Prematur, kecil usia
kehamilan, serta kematian pada perinatal. Klasifikasi hyperemesis
gravidarum yaitu:
1) Tingkat I
Hyperemesis gravidarum tingkat I ditandai dengan muntah yang terus
menerus disertai dengan penurunan nafsu makan dan minum.
2) Tingkat II
Pada hyperemesis gravidarum tingkat II, pasien memuntahkan semua
yang dimakan dan diminu, berat bada cepat menurun, dan ada rasa haus
yang hebat.
3) Tingkat III
Hyperemesis gravidarum tingkat III sangant jarang terjadi. Keadaan ini
sangat merupakan kelanjutan dari hyperemesis tingkat II yang ditandai
dengan muntah yang berkurang atau bahkan berhenti, tetapi kesadaran
menurun (delirium dampai koma) hingga mengalami ikterus, sianosis,

36
nistagmus, gangguan jantung dan dalam urin ditemukan billirubin dan
protein (Rahma, 2016: 52).
g. Pergerakan janin yang tidak biasa
Ibu hamil akan merasakan gerakan janin pada bulan ke 5 atau
sebagian ibu merasakan gerakan janin lebih awal. Jika bayi tidur
gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 x dalam
periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring
atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. (Tyastuti,
2016).
h. Ketuban pecah sebelum waktunya
Dinamakan ketuban pecah sebelum waktunya apabila terjadi
sebelum persalinan yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan
membran/ peningkatan tekanan uteri yang juga dapat disebabkan adanya
infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks yang dapat dinilai dari
cairan ketuban di vagina. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada
kehamilan 37 minggu preterm maupun kehamilan aterm.
i. Demam
Jika suhu ibu hamil berada pada > 38°C dalam kehamilan, ini
menandakan ibu dalam masalah. Demam pada kehamilan merupakan
manifestasi tanda gejala infeksi kehamlan. Penangannya dapat dengan
memiringkan bada ibu kerag kekiri, cukupi kebutuhan cairan ibu dan
kompres hangat guna menurunkan suhu ibu. komplikasi yag ditimbulkan
jika ibu mengalami demam tinggi yaitu sistitis (infeksi kandung kencing)
serta infeksi saluran kemih atas. (Yulizawati, et al)

PERUNDANG - UNDANGAN

1. Kewenangan bidan dalam memberikan asuhan kehamilan dengan


Kek dalam memberikan asuhan kebidanan pada undang- undang
RI Nomor 4 tahun 2019 tentang kebidanan.

37
2. 1. Pasal 46 ( 1) dalam menyelengarakan praktek kebidanan, bidan
bertugas memberikan pelayan yang meliputi .a.pelayanan
kesehatan b.pelayanan kesehatan anak c. pelayanan kesehatan
reproduksi d. pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan
wewenang dan / atau e. pelaksanaan tugas dalam keterbatasan
tertentu (1) tugas bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilaksanakan secara bersama atau sendiri (3) Pelaksanaan
tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara
bertanggung jawab dan akuntebel.

38
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


KUNJUNGAN AWAL

No register : 022/PKM/ XII /2021

Nama pengkaji : LILIS SUMARWATI

Hari /tanggal : Jum’at / 10 desember 2021

Waktu pengkajian : 14.30 wib

Tempat pengkajian : PUSKESMAS KRESEK

DATA SUBJEKTIF

1. Identitas

Jenis identitas Istri Suami


Nama Ny YAYAH Tn. ADE
Umur 35 Tahun 35 Tahun
Suku/bangsa Sunda /Indonesia Sunda /Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan SD SD
Pekerjaan IRT Buruh Harian Lepas
Alamat rumah KP.Patrasana 08/04 KP.Patrasana 08/04
desa Patrasana desa Patrasana
KEC.kresek KEC.kresek

Alamat kantor - -

39
2. Quick cek

No Jenis quick cek Ha Keterangan


sil
Ya Tidak
1 Sakit kepala hebat √
2 Gangguan penglihatan √
3 Pembengkakan pada wajah √
dan tangan
4 Nyeri abdomen/epigastrium √
5 Mual dan muntah berlebihan √ Mual tapi tidak
berlebihan
6 Pergerakan janin tidak terasa √
7 Pengeluaran pervaginam √
8 Demam √

3. Keluhan saat ini

 Keputihan : tidak ada


 Masalah dan kelainan pada kehamilan ini : mual
muntah ......BERAPA....dan pusing.......
 Masalah atau keluhan lainnya : terlambat haid sejak 3
bulan yang lalu
ANAMESA LANJUTAN
KEK MAKANAN POLA MKN BGM SEJAK KPN MKN
BEBAN KERJA YG DI MKN DAN AKTIVITAS

4. Riwayat kehamilan sekarang

 HPHT 14-12-2020
 Siklus haid : 28 hari sampai 31 hari
 Taksiran waktu persalinan : 21-9-2021
 Pemakaian obat dan jamu jamuan : tidak ada
 Kekhawatiran yang berkaitan dengan kehamilan: tidak ada

40
N Tanggal UK Tempat Jenis penolong penyulit J BB PB Riwayat ket
o partus partus partus K menyus
ui
1 2014 9 Rumah spontan Dukun Tidak ♀ 2500 - 1,5th Anak
bln ada gr pertam
a
menin
ggal
karena
kejang
dema
m
2 2018 - -Rumah spontan Dukun Tidak ♀ 3000 2 th Hidup
ada gr
3 Hamil ini - - - - - - - -

5. Riwayat obstetri

6. Riwayat kesehatan

No Jenis penyakit Hasil Keterangan


Ya Tidak
1 Jantung √
2 Hipertensi √
3 DM √
4 Asthma √
5 Hepatitis √
6 IMS/HIV √
7 TBC √
8 Ginjal kronis √
9 Malaria √

41
10 Epilepsi √
11 Kejiwaan √
12 Kelainan kongenital √
13 Alergi obat/makanan √
14 Kecelakaan √
15 Tranfusi darah √
16 Riwayat SC
17 Thalasemia dan 
gangguan pembekuan
darah

Riwayat imunisasi TT

TT 1 : 2014 ( pada saat kehamilan anak pertama)

TT 2 : 2014 ( pada saat kehamilan anak pertama)

TT 3 : -

TT 4 : -

TT 5 : -

Golongan darah : B+

7.Riwayat kontrasepsi

 Kontrasepsi yg pernah di gunakan : suntik 3 bulan


 Kontrasepsi terakhir sebelum hamil : suntik 3 bulan
 Keluhan dalam penggunaan kontrasepsi : tidak ada keluhan

8. Riwayat sosial ekonomi

 Usia pertama menikah : 27 tahun


 Status perkawinan : Menikah
 Respon ibu terhadap kehamilan dan persalinan : Baik,ibu ingin hamil
 Dukungan keluarga : Baik
 Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami

42
 Kebiasan pola makan dan minum :
- frekwensi makan sehari : 3 x sehari sedikit sedikit
Menu variasi ,nafsu makan kurang DLM WKT BERAPA LAMA
- Minum : 6-7 gelas sehari
 Kondisi rumah : Baik
 Kebiasaan merokok,obat-obatan dan alkohol : Ibu tidak
merokok,suami merokok tapi tidak minum obat dan alkohol
 Beban kerja dan aktivitas sehari-hari : Aktivitas ibu rumah tangga
biasa
 Sexualitas frekwensi dan keluhan : 1 kali/minggu tidak ada
keluhan
 Kekerasan dalam rumah tangga : Tidak ada
 Tempat dan penolong persalinan : di rumah bidan oleh bidan
 Keinginan ibu meberikan ASI : Ya,ibu mau memberikan
ASI
 Rencana ibu memberikan ASI : Rencana sampai 2 tahun

DATA OBJEKTIF

1. Kesadaran : Compos mentis

2. keadaan umum : Baik

3. kkeadaan emosional : Stabil

4.TB/BB/LILA/IMT : 39 kg /151 cm/ 21 cm/ katagori KEK ( IMT 17,10 )

Rekomendasi kenaikan BB ibu 12,5 -18 kg

BB Sebelum hamil 38 kg

5. TTV :TD: 120/0 mmhg,Nadi : 80x/mnt

Respirasi: 20x/mnt suhu : 36,5 C

6.Head to too

 Wajah :Tidak tampak pucat dan tidak tampak odema,tidak ada


cloasma gravidarum

43
 Kepala dan rambut:Kepala tidak ada benjolan ,ranbut tidak rontok dan
bersih
 Mata :Simetris,conjungtiva tidak anemis,sklera tidk icterus,
 Hidung :Simetris,bersih,tidak ada polip tidak ada gangguan
penciuman
 Mulut : Bibir tidak pucat,tidka ada sariawan,gusi tidak bengkak,
tidak ada caries pada gigi
 Telina :Bersih tidak ada serumen pendengaran baik
 Leher : Tidak ada pembesaran KGB,tidak ada struma,tidak ada
pembesarana tyroid
 Payudara : Pembesaran simetris,tampak
hiperpigmentasi pada areola,puting susu menonjol tidak ada
benjolan,tidak ada pengeluaran colostrum.
 Abdomen : Tidak ada bekas luka oprasi,tidak dilakukan palpasi
(leopold) dan asukultasi
 Ekstremitas :Tidak ada varises kanan dan kiri, dan tidak ada odema
kanan dan kiri
 Releks patela : +/+
 Pemeriksaan genital : Tidak dilakukan karena ibu menolak untuk
dilakukan pemeriksaan tapi ibu tidak merasakan keluhan disekitar alat
genital
 Pemeriksaan laboratorium HCG urin hasil (+) ( dilakukan mandiri)

ASSASSMENT

Diagnosa : Ny Y umur 35 thn G3P2+1A0 hamil ± 12 mg dengan KEK dan


mual muntah

PENATALAKSANAAN

- Melakukan infomed consent


- Memberitahu pada ibu /suami hasil pemeriksaan yang telah di lakukan.
- Menjelaskan adanya pada ibu bahwa keluhan yang dirasakan ibu tentang
kurang makan , ini biasanya disebabkan perubahan hormon selam

44
kehamilan, sehingga untuk tetap menjag nutrisi ibu maka dianjurkan
untuk makan sedikit tapi sering.
- Memberikan KIE kepada ibu tentang resiko tinggi kehamilan dengan
kekurangan Energi Kronik ( KEK )
- Menganjurkan ibu untuk lebih meningkatkan pola makan sebelumnya.
- Memberitahukan ibu untuk tidak terlalu bekerja berat. ( ibu
mengertipenjelasan yang diberikan oleh bidan)
- Menjelaskan kepada ibu bahwa mual muntah yang terjadi pada ibu
adalah fisilogis ( normal ) yang dialami oleh ibu pada kehamilan nya .
- Menganjurkan pada ibu untuk makan makanan bergizi yang
mengandung karbohidrat seperti nasi , roti sayuran hijau yang
mengandung protein seperti telur daging tahu dan tempe. Mengkomsumsi
buah- buahan dan juga susu ibu hamil untuk menambah keutuhan nutrisi
ibu dan janin
( ibu bersedia mengikuti anjuran yang di berikan )
- Menganjurkan pada ibu untuk control kembali.
- Melakukan pendokumentasian (pendokumentasian sudah dilakukan)

45
BAB IV
PEMBAHASAN KEHAMILAN

Pada studi kasus Ny. Ytelah melakukan kunjungan kehamilan


peertama pada tanggal 10/12/2021 pada trimester pertama 1 kali, dan
trimester keuda ibu belum melakukan pemeriksaan karena usia
kehamilan ibu sekarang ± 12 mg. Hal ini belum sesuai dengan teori,
karena pasien baru merasakan bahwa dirinya hamil saat telat haid
selama 3 bulan dan ibu merasakan ada keluhan mual muntah, untuk
memastikan bahwa dirinya hamil ibu melakukan tes pek mandiri dan
hasilnya garis dua (positif). Standar waktu pelayanan antenatal paling
sedikit 6 kali selama kehamilan. 2 kali pada trimester pertama, 1 kali pada
trimester ke dua, dan 3 kali pada trimester ketiga. (Kemenkes RI, 2020).
Berdasarkan HPHT Ny. Y tgl 14-– 12 - 2020 dapat dihitung taksiran
persalinan dengan rumus Neagle (ditambah 7, bulan ditambah 9 atau
ditambah 7, bulan dikurang 3, tahun ditambah 1), dan dari rumus tersebut
taksiran persalinan melahirkan pada tanggal 21 - 09 - 2021. (Carudin,
2017).

Berat badan Ny. Y saat hamil ini hanya 39 kg, dan timbangan
sebelum hamil 38 kg, rekomendasi penambahan berat badan sebesar
12,5 – 18 kg kenaikan yang di harapkan setiap minggunya 0,5 kg jadi
apabila usia kehamilan ibu sekarang 12 mg maka kenaikan BB ibu
harusnya 6 kg (Prawirohardjo, 2018).
Skrining status Imunisasi Tetanus merupakan program nasional
dalam tatalaksana pelayanan kebidanan kehamilan untuk mencegah
tetanus neonaturum ketika bayi lahir melalui pemberian imunisasi melalui
ibu (Kemenkes, 2016). Ny. Y mendapatkan imunisasi sebanyak 2 kali
pada kehmilan anak pertama tahun 2014, pada kehamilan yang sekarang
ibu baru mendapatkan imunisasi TT1 kembali karena skrening TT ibu
sudah tidak ada lagi kekebalan untuk TT . yaitu TT1 pada tanggal 19-03-
2021, dan TT2 akan di jadwalkan pada tanggal 19/4/2021, dengan
interval 1 bulan dari TT1 ke TT2. Hal ini sesuaidengan teori yang
mengatakan interval TT1 ke TT2 yaitu minimal 1 bulan . (Prawihardjo,
2014).

46
Setelah dikaji oleh penulis didapatkan klien pada usia kehmailan
usia ± 12 mg ini BB ibu hanya 39 Kg, sebelum ibu tahu bahwa dirinya
hamil BB hanya 38 kg, ibu mengatakan bahwa BB ibu baik sebelum hamil
dan sesuah tau hamil tidak pernah naik sama sekali padahal makan 3x
sehari dan minum ± 2 liter. Saat ini ibu mengalami mual dan muntah
sehingga asupan nutrisi kurang, ibu dianjurkan untuk minum susu dan
makan makanan tambahan selain makan makanan pokok dengan
kandungan gizi seimbang serta makan sedikit tapi sering.

Ny. Y di berikan penjelasan tentang tanda-tanda bahaya pada


kehamilan akibat dari kondisi KEK yang sangat berpengaruh pada saat
proses persalinan dan pertumbuhan dan perkembangan bayinya.

Memotivasi ibu untuk melakukan konsultasi gizi sehingga ibu


memahami jenis makanan apa yang bisa mempercepat proses kenaikan
BB ibu.

47
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan manajemen kebidanan dengan
menggunakan pendekatan komprehensif pada Ny. Y pada
kehamilannya
Maka dapat disimpulkan :
1. Kunjungan kehamilan (ANC) pada Ny. Y dilakukan sebanyak 1 kali
dimana kehamilannya dalam kondisi baik di tandai dengan pemeriksaan
Tanda-tanda vital dalam batas normal hanya saja ibu mengalami KEK.
2. Selama kehamilan di harapkan ada kenaikan berat badan setiap
minggunya 0,5 kg.
3. Pada saat konseling memotivasi ibu untuk konsultasi ke dokter
puskesmas dan melakukan pemeriksaan penunjang (cek lab) untuk
mengetahui kondisi kehamilan ibu dan perkembangan janinnya juga
mengenai gizi yang baik untuk ibu hamil
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Meningkatkan jumlah frekwensi bimbingan karena proses
pembelajaran saat ini dengan sistem online yang banyak sekali
mengalami kendala sehingga pemahaman mahasiswa tidak seseuai
harapan ibu dosen

2. Bagi Lahan Praktek


Pelayanan yang telah diberikan pada klien sudah cukup baik,
hendaknya dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan pelayanan
agar lebih baik daripada sebelumnya sesuai dengan standar asuhan
kebidanan yang berlaku serta mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan.

3. Bagi Mahasiswa

48
Diharapkan penulis dapat berkomunikasi lebih efektif, agar asuhan
dapat diterima oleh klien. Dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka pengembangan diri serta menerapkan ilmu
yang didapat terutama dalam memberikan asuhan kebidanan
komprehensif sehingga diharapkan dapat mengurangi kesenjangan
antara teori dan praktik.

4. Manfaat Bagi Klien


Dapat menerima asuhan sesuai kebutuhan pasien secara
komprehensif dari masa kehamilan, Itu dapat bermanfaat sebagai
pengetahuan mengenai pelayanan yang telah klien dapatkan dari unit
pelayanan kesehatan.

Pasien mendapatkan asuhan kebidanan secara lengkap dapat di


pantau dan berjalan dengan baik.

49
DAFTAR PUSTAKA

Asri, D. Clevo, C. 2013.

Asuhan Persalinan Normal (PlusContoh Askeb Patologi Persalinan). Jakarta :


MedikalBook.

Kementrian Kesehatan R.I. 2013.

Jumlah Anemia Pada IbuHamil.http//:www.emprints.ums.ac.id.diakses pada tanggal


23 Mei 2019.

Baga, 2019.
Penerapan asuhan sayang ibu pada persalinan kala II dengan kejadian robekan jalan
lahir. Jurnal keperawatan. 2019.
Dirjen Kesmas RI, 2016.
Laporan Kinerja Ditjen Kesehatan Masyarakat Republik Indonesia 2016. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. 2017.
Proverawati, A. 2011.

Anemia dan Anemia Kehamilan.

Handayani, et al. 2019.


Hubungan Penggunan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Peningkatan Berat Badan
Pada Akseptor Kb. Nursing News Volume 4, Nomor 1, 2019.
Kemenkes RI, 2016.
Buku Kesehatan Ibu dan anak. Jakarta : Kementrian Kesehatan dan JICA (Japan
International Coorperation Agency).
Kemenkes RI, 2018.
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.

Kurniarum, Ari. 2016.


Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Manuaba, dkk. 2014.
Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2018.
Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta : PT. Bina Pustaka.
Ramadanti, Rachmatia, 2019.
Hubungan Asupan Zat Besi Dan Protein Dengan Anemia Defisiensi Besi Pada Ibu
Hamil Di Kota Bandar Lampung. Universitas Lampung.
Riskesdas, 2018.
Hasil Utama Riskesdas 2018. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018.
Sangadah, 2015.
Hemoglobin kadar, struktur, cara mengukur. Malang : Universitas Islam Negeri
Malang.

Sukma, et al. 2017.


Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta : Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Susilo, Rini, 2017.
Panduan Asuhan Masa Nifas dan Evidence Based Practice. Jogjakarta: Penerbit
Deepublish.
Susilowati, Endang. 2019.
Asuhan kebidanan Kehamilan. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Whitburn, L. Y., Jones, L. E., Davey, M., & Small, R. (2017).
The meaning of labour pain : how the social environment and other contextual factors
shape women ’ s experiences, 1–11.
Yulizawati, et al, 2017.
Asuhan kebidanan pada kehamilan. Padang : Penerbit erka
Lampiran : 2

DOKUMENTASI ASUHAN KE1BIDANAN


Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan

Hari dan tanggal : Jum’at, 10 Desember 2021


TempatPraktik : PUSKESMAS KRESEK
Nama : LILIS SUMARWATI
Program Studi : Profesi Kebidanan

Pathway Kasus Kebidanan Tanda / Gejala / keluhan


yang dialami pasien
Asuhan kehamilan dengan KEK Data subjektif :
Nama : Ny Y
Usia : 35 tahun Keluhan Mual Muntah,
Hpht : 14/12/2020
Data Objektif :
K/U Baik,Kesadaran Cm,
Tanda / Gejala / keluhan secara
teori Patofisiologi (SesuaiTanda / Gejala/ Td : 120/80 Mmhg, N:
Untuk mengakomodasi perubahan Status gizi ibu hamil mempunyai dampak 80x/’, R: 20x/’, Suhu :
yang terjadi selama masa hamil, langsung pada perjalanan kehamilan dan
banyak diperlukan zat gizi dalam bayi yang akan dilahirkannnya. Malnutrisi
36,50c, Bb: 39 Kg, Lila :
jumlah yang lebih besar dari pada yang terjadi pada bulan awal kehamilan 21 Cm , Tb : 151cm,
sebelum hamil. Pada ibu hamil akan mempengaruhi perkembangan dan
mengalami BB bertambah, IMT: 17.10
kapasitas embrio untuk bertahan hidup,
penambahan BB bisa diukur dari IMT
(Indeks Masa Tubuh) / BMI (Body nutrisi yang buruk pada masa lanjut
Mass Index) sebelum hamil. IMT kehamilan mempengaruhi pertumbuhan Tfu : 3 jari diatas simfisis,
dihitung dengan cara BB sebelum janin. Makanan ibu hamil mempunyai ball +, DJJ+
hamil dalam kg dibagi (TB dlm m)2 peranan penting bagi tumbuh kembang
misalnya : seorang perempuan hamil janin dan pada saat ibu melahirkan.
BB sebelum hamil 50 kg,TB 150 cm
Tp : 21-9-2021
(Muhammad dkk, 2019).
maka IMT 50/(1,5)2= 22.22 (termasuk
normal).

Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :


Asuhan yang diberikan : 1. Penjelasan yang diberikan akan memberikan
pemahaman kepada ibu sehingga ibu mau melakukan
- Melakukan infomed consent anjuran dari petugas
- Menginformasikan hasil pemeriksaan 2. Dengan makan makanan gizi seimbang akan
- Menjelaskan adanya keluhan yg dirasakan ibu memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dengan baik dan
akibatnya apabila kebutuhan nutrisi ibu tidak
adalah hal yg fisiologis pada ibi hamil. terpenuhi
- Meninkatkan BB pada ibu hamil 3. pemeriksaan kehamilan merupakan upaya untuk
- Memberikan konseling pada ibu tentag memantau kesehatan ibu dan perkembengan janin
bahaya Kek pd bumil juga mendeteksi secara dini apabila ada kelianan
- kKonsumsi makanan bergizi dan seimbang
- keluhan yang
Menganjurkan pada dialami pasien)
ibu untuk meningkatkan
pola makan sebelumnya
- Melakukan pendokumentasian

Evaluasi asuhan yang diberikan :


Ibu mengerti terhadap penjelasan yang di berikan
dan mau untuk melaksanakan saran petugas
Patofisiologi penyakit gizi kurang terjadi melalui lima tahapan yaitu pertama, ketidakcukupan zat gizi ini

berlangsung lama maka persediaan/cadangan jaringan akan digunakan untuk memenuhi ketidakcukupan itu.

Kedua, apabila ini berlangsung lama, maka akan terjadi pemerosotan jaringan, yang ditandai dengan penurunan

berat badan. Ketiga, terjadi perubahan biokimia yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium.

Keempat, terjadi perubahan fungsi yang ditandai dengan tanda yang khas. Kelima terjadi perubahan anatomi

yang dapat dilihat dari munculnya tanda

Berdasarkan keluhan ibu yang dialami Emesis gravidarum merupakan perasaan


pusing, perut kembung dan badan terasa lemas disertai keluarnya isi perut melalui mulut
dengan frekuensi kurang dari 5 kali sehari pada ibu hamil trimester 1 (Kemenkes, 2013).
Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala
tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat (Rukiyah,
2013).

Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah kekurangan energi yang memiliki dampak buruk terhadap
kesehatan ibu dan pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil dikategorikan KEK jika Lingkar Lengan
Atas (LILA) < 23,5 cm (Muliarini, 2015).

Menurut supariasa (2014), tanda-tanda klinis KEK meliputi :


1. Berat badan <40 kg atau tampak kurus dan LILA kurang adari 23,5 cm.
2. Tinggi badan < 145 cm.
3. Ibu menderita anemia dengan Hb <11 gr%.
4. Lelah, letih, lesu, lemah, lunglai.
5. Bibir tampak pucat.
6. Nafas pendek.
7. Denyut jantung meningkat.
8. Susah buang air besar.
9. Nafsu makan berkurang.
10. Kadang-kadang pusing.

Mual dan muntah atau dalam bahasa medis disebut emesis gravidarum atau morning
sickness merupakan suatu keadaan mual yang terkadang disertai muntah (frekuensi kurang
dari 5 kali) (Prawirohadrjo, 2014) menurut Azizah 2015 Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali
sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat, namun tidak jarang
yang harus mengalaminya seharian penuh dan nyaris tidak dapat melakukan aktivitas apapun,
Nafsu makan berkurang, Mudah lelah, Emosi yang cenderung tidak stabil.

Anda mungkin juga menyukai