OLEH
NETRIWIRA
NIM : 210703079
2022
1
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
Pembimbing 1
(Rahmadyanti,S.K.M., M.K.M)
NIND : 0307127501
2
KATA PENGANTAR
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta. Dan selaku Penguji yang telah banyak
memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam
melakukan perbaikan- perbaikan untuk ke sempurnaan laporan penulis.
5. dr. Mahendra Mahathir Sanusi Sp.OG yang telah memberikan advice pada
kasus ini.
3
Dalam penulisan laporan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat berguna bagi pembaca
umum dan khususnya pada profesi kebidanan. Semoga Tuhan senantiasa
memberikan kasih-Nya dan berkat-Nya kepada kita semua.
4
DAFTAR ISI
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
6
perimenopause saat menstruasi mulai tidak teratur, keluhan gejala fisik
meningkat dan disinilah banyak terjadi perubahan yang membuat wanita
tidak nyaman, dan postmenopause saat wanita telah mengalami
menopause (Hamidah, 2012).
7
dan kesulitan tidur meningkat pada tahap akhir transisi menopause dan
menetap hingga tahap post menopause.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada perimenopause dengan
pendekatan manajemen SOAP dan Pathway.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengumpulkan data subjektif melalui
anamnesa dan memberikan asuhan kebidanan
perimenopause pada Ny. M dengan pendokumentasian
dalam bentuk SOAP dan Pathway di TPMB Netriwira.
8
kebidanan perimenopause melakukan pendokumentasian
dalam bentuk SOAP dan Pathway di TPMB Netriwira.
C. Manfaat
1. Bagi Peneliti
9
Tempat pengambilan dilakukan di TPMB Netwira, yaitu bertempat di
Jl. Peta Barat no.176 Rt. 06/ Rw.08 Kel. Pegadungan Kec. Kalideres
Jakarta Barat. Data subjektif dan obyektif diambil melalui anamnesa
pada Ny. M berdasarkan data Subjektif dan Objektif dapat
disimpulkan diagnosa serta perencanaan dari diagnosa tersebut.
Asuhan kebidanan perimenopause yang dilakukan di Ruang
Perawatan TPMB Netriwira.
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
11
klimakterium (sebelum berhenti haid). Tidak diketahui secara pasti untuk
mengukur berapa lama fase perimenopause berlangsung. Hal ini
merupakan keadaan alamiah yang di alami seorang wanita dalam
kehidupannya yang menandai akhir dari masa reproduksi. penurunan
fungsi indung telur selama masa perimenopause berkaitan dengan
penurunan estrogen dan progesteron serta hormon endrogen
(Mandang, 2016).
B. Etiologi
Seiring bertambahnya usia, indung telur akan semakin sedikit
memproduksi hormon kewanitaan. Akibatnya, indung telur tidak lagi
melepaskan sel telur dan menstruasi akan berhenti. Penurunan sekresi
dari hormon estrogen dan progesterone, serta meningkatnya follicle
stimulating hormone (FSH). Penurunan sekresi hormon dapat terjadi
secara natural seiring dengan proses penuaan, namun dapat terjadi pula
akibat operasi pada sistem reproduksi, kemoterapi, dan radiasi.
Perimenopause terjadi karena turunnya jumlah folikel pada
indung telur sehingga estrogen mengalami penrunan jumlah produksi.
Perimenopause dimulai sejak haid mulai tidak teratur dan adanya
12
keluhan-keluhan berkisar diantara umur 45 tahun sampai 55 tahun,
dengan masa perimenopause. Ketika seorang wanita memasuki usia 40
tahun jumlah folikel yang terdapat dalam ovarium akan semakin
berkurang. Semakin bertambah usia, khususnya ketika memasuki masa
perimenopause, folikel-folikel itu akan mengalami peningkatan
resistensi terhadap rangsangan gonadotropin. Hal ini mengakibatkan
pertumbuhan folikel, ovulasi, dan pembentukan korpus luteum dalam
siklus ovarium berhenti secara perlahan-lahan. Pada wanita usia 40
tahun diantaranya mengalami siklus haid yang anovulatorik (Sahir,
2021).
13
loneliness. Selain menimbulkan gejala psikologis juga menimbulkan
perubahan fisik seperti osteoporosis, penyakit jantung koroner,
peningkatan berat badan, peningkatan tekanan darah tinggi,
peningkatan kadar kolesterol dalam darah tinggi, perkapuran dinding
pembuluh darah (aterosklerosis), sistitis dan uretritis atrofik, kanker,
serta mengalami dementia tipe alzheimer (Koeryaman, 2018)
D. Penanganan
Salah satu alternatif sebagai upaya pencehagan terhadap
timbulnya ketidaknyamanan pada fase menopause adalah melalui
penanganan non farmakologi, meliputi pengaturan nutrisi, pengaturan
aktivitas fisik, pengaturan aktifitas seksual, istirahat, relaksasi dan
manajemen stress serta emosi (Koeryaman, 2018).
1. Istirahat
Sebaiknya untuk mengatasi masalah gangguan sulit tidur
sebaiknya dilakukan pengaturan istirahat meliputi menetapkan
jadwal tidur, menetapkan jadwal bangun dan menciptakan
lingkungan tempat tidur yang nyaman. Mengenakan pakaian tipis
berbahan katun agar malah hari ibu merasa lebih nyaman.
2. Mengatur Pola Makan
Mengatur pola makan, dianjurkan ibu mengkonsumsi makanan
bergizi seimbang dan memperbanyak asupan serat, sayur, biji-bijian,
membatasi asupan lemak, gula dan minyak. Jika dibbutuhkan
konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D untuk memelihara
Kesehatan tulang.
3. Melakukan Foreplay
Terpenuhinya kebutuhan seksual pada masa perimenopause
merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan
secara fisik dan psikis, Dikarenakan pada usia klimakterium bukan
merupakan pertanda berakhirnya kepuasan seksual sehingga dalam
pengaturan seksual, sebaiknya melakukan foreplay terlebih dahulu
serta menggunakan pelumas agar menghindari nyeri saat
14
berhubungan. Selain itu penting kiranya membasuh daerah
kewanitaan dengan menggunakan air hangat untuk menghindari
resiko infesksi pada saluran reproduksi (Koeryaman, 2018).
2. Relaksasi
Relaksasi adalah salah satu teknik manajemen stress yang
baik, tidak hanya memberikan perasaan damai dan ketenangan diri.
Berdasarkan teori Umland (2008) dalam jurnal yang berjudul
“Treatment Strategies for Reducing the Burden of Menopause-
Associated Vasomotor Symptoms” bahwa melakukan relaksasi
seperti menarik napas berguna untuk membantu meredakan stress
dan mengurangi rasa cemas. Selain itu dapat memperbaiki sirkulasi
darah, membantu detoksifikasi, menurunkan tekanan darah
(Koeryaman, 2018).
Salah satu teknik relaksasi yang dapat dilakukan adalah
dengan yoga. Posisi tubuh yoga akan membantu menyeimbangkan
sistem edokrin yaitu mengontrol produksi hormon dan detak
jantung. Posisi tubuh menahan beban, membantu dan
mencegah osteoporosis. Posisi tubuh terbalik seperti berdiri
diatas pundak akan meningkatkan sirkulasi dan aliran darah
ke tubuh bagian atas sehingga membantu meningkatkan
ketajaman perhatian dan memperbaiki kesehatan kulit dan
rambut. Pada pendinginan dan pernapasan saat yoga sangat
baik bila terdapat serangan hot flushes datang.
3. Meditasi
Meditasi Sangat bermanfaat pada masa menopause karena
dari beberapa penelitian mengatakan bahwa meditasi sangat
bermanfaat untuk kesehatan mental yang akan berpengaruh pada
kesehatan jasmani.
4. Olahraga
Olahraga teratur minimal 30 menit dalam sehari. Olahraga memiliki
manfaaat yaitu dapat mengurangi berbagai keluhan pada saat
menopause. Olahraga yang teratur meningkatkan harapan hidup
15
dan memperbaiki kesehatan secara menyeluruh. Kegiatan fisik yang
teratur mengurangi resiko kanker, jantung, osteoporosis,
mengurangi dan memperbaiki gejala menopause, diabetes, dan
lainnya. Dengan olahraga manfaat yang bisa diperoleh adalah
membuat jantung kuat, memperlancar peredaran darah dan
pernapasan, mengatasi sembelit, menetralkan depresi, membantu
membakar lemak, mengatasi kegemukan, mengencangkan otot
kaki, membuat tidur lebih nyenyak. Selain itu juga dengan olahraga
atau aktivitas fisik dapat meningkatkan kepadatan mineral pada
tulang, mengurangi hilangnya jaringan tulang pada wanita muda,
premenopause, menopause, dan pasca menopause (Mulyani,
2013).
E. Komplikasi
Menstruasi yang tidak teratur adalah ciri khas perimenopause.
Komplikasi yang dapat terjadi pada masa perimenopause ini adalah
perdarahan menstruasi hebat yang dapat terjadi lebih dari 7 hari atau
lebih dan dapat mengakibatkan anemia. Komplikasi lainnya adalah
perdarahan diluar siklus menstruasi yang berat atau disebut
dysfunctional uterine bleeding.
F. Pengobatan perimenopause
16
kedalam vagina. Obat-obatan jenis ini dapat membantuk lubrikasi
vagina dan dapat membantu meringankan kekeringan pada vagina
dan ketidaknyamanan dengan hubungan seksual.
2. Antidepresan
Seperti golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) dapat
mengurangi gejala hot flash menopause atau pada wanita yang
dengan gangguan mood.
3. Gabapentin.
Gabapentin dapat membantu mengurangi hot flash. Obat ini dapat
diberikan pada wanita yang tidak dapat menggunakan terapi
pengganti estrogen karena alasan kesehatan tertentu
17
BAB III
TINJAUAN KASUS
No Reg : 10/3/22
I. Data Subjektif
1. Identitas
18
Pendidikan SMA S1
Keputihan : Tidak
4. Riwayat Perkawinan
19
Status Perkawinan : Menikah
Pernikahan Ke : 1 (Satu)
Jumlah Kehamilan : 4
6. Riwayat Kontrasepsi
7. Riwayat Penyakit
Hipertensi : Tidak
Jantung : Tidak
Asma : Tidak
Ginjal : Tidak
Hepatitis : Tidak
20
HIV/AIDS : Tidak
PMS : Tidak
Frekuensi : 3 x sehari
Porsi : Sedang
b. Pola eliminasi
Bau : Khas
Warna : Khas
Keluhan : Tidak
21
Keluhan : Sulit tidur karena merasa gerah,
berkeringat saat tidur malam hari
d. Pola aktivitas
Aktivitas Ibu sehari-hari mengurus rumah, suami dan anak-
anak.
e. Pola hubungan seksual : 2x dalam bulan Terakhir
9. Perilaku Kesehatan
22
- N : 80 x/m
- S : 37 o
C
BB : 62 Kg TB : 160 Cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata
b. Leher
c. Dada
3. Pemeriksaan Penunjang
23
a. Pemeriksaan laboratorium
III. Assasment
IV. Penatalaksanaan
1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan fisik dalam keadaan
normal dan TTV dalam batas normal.
2. Menjelaskan masa yang dialami ibu saat ini adalah masa
perimenopause yaitu masa transisi ke masa menopause.
3. Menjelaskan kepada ibu keluhan yang ibu rasakan seperti gangguan
siklus menstruasi, menstruasi ibu volumenya akan banyak atau
sedikit, merasa gelisah, cemas, gangguan tidur, berkeringat pada
malam hari, nyeri saat berhubungan dengan suami, vagina terasa
kering merupakan tanda dan gejala dari perimanepouse.
4. Memberikan Konseling tanda manepouse, Ibu dikatakan menopause
bila ibu telah berhenti menstruasi selama 12 bulan berturut-turut atau
1 tahun berlalu.
24
5. Memberikan konselung mengenai solusi untuk mengurangi gejala
yang ibu rasakan seperti:
- Menghindari makanan / minuman tertentu misalnya makanan
pedas dan minuman panas, berkafein, beralkohol, untuk
mengurangi gejala hot flashes, jantung berdebar.
- Mengenakan pakaian tipis berbahan katun agar malam hari ibu
merasa lebih nyaman.
- Menerapkan teknik relaksasi , meditasi, pengaturan nafas, yoga
lansia, senam lansia, Teknik ini dapat membantu ibu mengurangi
tingkat stress serta mencegah depresi.
- Mengatur pola makan, dianjurkan ibu mengkonsumsi makanan
bergizi seimbang dan memperbanyak asupan serat, sayur, biji-
bijian, membatasi asupan lemak, gula dan minyak. Jika
dibutuhkan konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D untuk
memelihara Kesehatan tulang.
6. Memberikan konseling alternatif untuk menangani nyeri saat ber
hubungan dengan suami. Kiat yang mungkin dilakukan yaitu
mengubah ritunitas seksual, focus pada pemanasan dan penggunan
alat bantu seksual jika diperlukan (pelumas jelly). Dan berolah raga
untuk melatih panggul dan dapat meningkatkan gairah seksual.
7. Memberitahukan kepada ibu jika gejala yang ibu rasakan tidak
berkurang dan semakin menganggu ibu dapat segera kontrol
kembali.
25
B. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Patway
No Reg : 10/3/22
26
Asuhan yang diberikan:
akan banyak atau sedikit, merasa gelisah, - Menerapkan teknik relaksasi, meditasi, pengaturan
nafas, yoga lansia, senam lansia, Teknik ini dapat
cemas, gangguan tidur, berkeringat pada malam
membantu ibu mengurangi tingkat stress serta
hari, nyeri saat berhubungan dengan suami,
mencegah depresi.
vagina terasa kering merupakan tanda dan
- Mengatur pola makan, dianjurkan ibu
gejala dari perimanepouse. mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan
4. Ibu dikatakan menopause bila ibu telah berhenti memperbanyak asupan serat, sayur, biji-bijian,
menstruasi selama 12 bulan berturut-turut atau membatasi asupan lemak, gula dan minyak. Jika
1 tahun berlalu. dibbutuhkan konsumsi suplemen kalsium dan
vitamin D untuk memelihara Kesehatan tulang.
6. Penanganan nyeri saat ber hubungan dengan suami.
Kiat yang mungkin dilakukan yaitu mengubah ritunitas
seksual, focus pada pemanasan dan penggunan alat
bantu seksual jika diperlukan (pelumas jelly). Dan
Evaluasi asuhan yang diberikan : berolah raga untuk melatih panggul dan dapat
1. Ibu mengerti dengan masa yang meningkatkan gairah seksual.
dialami saat ini dan baru
7. Memberitahukan jika gejala yang ibu rasakan semakin
mendapatkan informasi tentang
menganggu ibu dapat segera kontrol kembali.
kondisi yang terjadi pada dirinya 27
2. Ibu akan mengikuti anjuran dari
bidan.
BAB IV
PEMBAHASAN
28
oleh jaringan vagina sehingga membantu meredakan kekeringan dan
ketidaknyamanan saat berhubungan intim. Beberapa gejala
perimenopause dapat diatasi dengan therapi hormone estrogen. Termasuk
ibu sering merasa cemas akan perubahan fisiknya dan sering merasakan
insomnia disertai rasa panas pada malam hari. (Koeryaman, 2018). Tidak
ada kesenjangan antara praktek dilapangan dengan teori.
Rasa cemas yang dirasakan ibu adalah suatu respon yang normal.
Perubahan-perubahan yang terjadi secara fisik, psikis maupun
seksual akan menyebabkan wanita yang sedang menghadapi
menopause cemas dan khawatir. Kecemasan yang mereka alami
sering dihubungkan dengan kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang
sebelumnya belum pernah terjadi (Puspitasari, 2020). Tidak ada
kesenjangan antara praktek dilapangan dengan teori.
Hal positif yang dilakukan pada kasus diatas adalah keaktifan ibu
menjaga kebugaran tubuh dengan aktif senam dan memiliki pengetahuan
cukup serta informasi yang tepat menjalani masa peralihan saat ini dengan
ibu mengatakan aktif yoga, sehingga perubahan fisik dengan usia ibu saat
ini tergolong baik dibuktikan dengan hasil pemeriksaan fisik dalam kategori
normal, tekanan darah ibu cenderung normal sesuai dengan usia ibu saat
ini. Tidak ada kesenjangan antara praktek dilapangan dengan teori.
29
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
Gold E. The Timing of the Age at Which Natural Menopause Occurs. Obstet
Gynecol Clin North Am. 2011 Sep; 38(3): p. 425-440.
31
Tom S, Cooper R, Wallace R, Guralnik J. Type and Timing of Menopause
and Later Life Mortality Among Women in the Iowa Established Populations
for the Epidemiological Study of the Elderly Cohort. J Womens Health. 2012
Jan; 21(1): p. 10-16.
32
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
33
LAMPIRAN
34