Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PERIMENOPAUSE PADA NY. M


UMUR 53 TAHUN DENGAN PERUBAHAN FISIOLOGI MASA
PERIMENOPAUSE DI TPMB NETRIWIRA JAKARTA BARAT
TAHUN 2022

OLEH

NETRIWIRA

NIM : 210703079

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ABDI NUSANTARA JAKARTA

2022

1
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PERIMENOPAUSE PADA NY. M UMUR 53


TAHUN DENGAN PERUBAHAN FISIOLOGI MASA PERIMENOPAUSE
DI TPMB NETRIWIRA

JAKARTA BARAT TAHUN 2022

Telah disetujui, diperiksa, dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji

Pembimbing 1

(Rahmadyanti,S.K.M., M.K.M)

NIND : 0307127501

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Perimenopause Pada Ny. M Umur 53 Tahun Dengan Perubahan
Fisiologi Masa Perimenopause Di TPMB Netriwira Jakarta Barat Tahun
2022”.

1. Dalam penyusunan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan


dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: Bapak
Khairil Walid, SKM, MPd selaku Ketua Yayasan Abdi Nusantara Jakarta.

2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta. Dan selaku Penguji yang telah banyak
memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam
melakukan perbaikan- perbaikan untuk ke sempurnaan laporan penulis.

3. Ibu Mariyani, M.Keb selaku Kaprodi Profesi Kebidanan Sekolah Tinggi


Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.

4. Ibu Rahmadyanti, S.K.M, M.K.M selaku Pembimbing yang telah banyak


memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam
melakukan perbaikan- perbaikan untuk ke sempurnaan laporan penulis.

5. dr. Mahendra Mahathir Sanusi Sp.OG yang telah memberikan advice pada
kasus ini.

6. Suami tercinta, anak-anakku tersayang dan keluarga yang telah


mendoakan, memotivasi dan membantu dengan tulus dan kasih sayang
serta selalu memberi semangat kepada penulis.

3
Dalam penulisan laporan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat berguna bagi pembaca
umum dan khususnya pada profesi kebidanan. Semoga Tuhan senantiasa
memberikan kasih-Nya dan berkat-Nya kepada kita semua.

Jakarta, 03 April 2022

Netriwira STR. Keb

4
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... 2


KATA PENGANTAR .................................................................................. 3
DAFTAR ISI ............................................................................................... 5
BAB I .......................................................................................................... 6
PENDAHULUAN ........................................................................................ 6
A. Latar belakang .............................................................................. 6
B. Tujuan ........................................................................................... 8
C. Manfaat ......................................................................................... 9
D. Waktu Dan Tempat ....................................................................... 9
BAB II ....................................................................................................... 11
TINJAUAN TEORI ................................................................................... 11
A. Pengertian .................................................................................. 11
B. Etiologi ........................................................................................ 12
C. Tanda dan gejala ........................................................................ 13
D. Penanganan ............................................................................... 14
E. Komplikasi .................................................................................. 16
F. Pengobatan perimenopause ....................................................... 16
BAB III ...................................................................................................... 18
TINJAUAN KASUS .................................................................................. 18
A. Dokumentasi Asuhan Kebidanan SOAP ..................................... 18
B. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Patway ................................... 26
BAB IV ..................................................................................................... 28
PEMBAHASAN ........................................................................................ 28
BAB V ...................................................................................................... 30
PENUTUP ................................................................................................ 30
A. Kesimpulan ................................................................................. 30
B. Saran .......................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 31
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS ....................................................... 33
LAMPIRAN............................................................................................... 34

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada tahun 2017 jumlah penduduk di Indonesia mencapai


261,89 juta orang yang terdiri dari 130,31 juta perempuan dengan
jumlah perempuan yang berusia 45-55 tahun dan jumlah wanita dengan
umur menopause diperkirakan 15,8 juta orang. Pada tahun 2020 di
Indonesia 30,3 juta wanita menopause (BPS, 2018).

Indonesia saat ini, data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan


ada 15,2 juta wanita dari 118 juta wanita mengalami menopause.
Berdasarkan data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
tahun 2017, persentase menopause menurut kelompok usia 30-34
tahun sebanyak 9,7%, usia 35-39 tahun sebanyak 11%, usia 40-41
tahun sebanyak 12,7%, usia 42-43 tahun sebanyak 14,2%, usia 44-45
tahun sebanyak 17,1%, usia 46-47 tahun sebanyak 26,7%, dan usia 48-
49 tahun sebanyak 43,1% (BPS, 2018).

Premenopause merupakan suatu fase transisi yang dialami para


perempuan dalam menuju masa menopause, fase ini adalah satu
kondisi fisiologis pada perempuan yang telah memasuki proses
penuaan (aging), yang ditandai dengan menurunnya kadar hormonal
estrogen dari ovarium.

Wanita yang akan mengalami menopause melewati tahapan


terlebih dahulu di antaranya pramenopause, perimenopause,
menopause dan pascamenopause serta umumnya menopause terjadi
pada wanita usia 45-50 tahun. Masa menopause dibagi menjadi tiga
bagian yaitu pramenopause saat sebelum memasuki masa menopause,

6
perimenopause saat menstruasi mulai tidak teratur, keluhan gejala fisik
meningkat dan disinilah banyak terjadi perubahan yang membuat wanita
tidak nyaman, dan postmenopause saat wanita telah mengalami
menopause (Hamidah, 2012).

Perubahan hormonal masa menopause akan menimbulkan


gejala fisik dan psikis, sebenarnya hal yang alami dan normal dialami
oleh semua wanit, namun tidak sedikit budaya dan persepsi individual
mempengaruhi psikis masa menopause sehingan gejala yang dirasakan
berbeda antar wanita yang mengalami menopause. Penurunan produksi
hormon ekstrogen mengakibatkan kantung telur, rahim, dan lapisan otot
rahim, dan kelenturan alat kelamin kelenturannya dan kekuatannya
menurunbahkan dapat mengalami atropi (Wiknjosastro, 1999; Pieter,
2011).

Organ-organ yang tergantung terhadap hormon estrogen seperti


tulang secara perlahan akan mengalami kecenderungan osteoporosis,
kadar kolesterol dan trigliserida meningkat, kelalahan dan kecemasan
akan timbul. Kekhawatiran akan perubahan penampilan fisik wanita
akan membuat wanita tidak menyenangkan dalam melewati masa
menopause (Kasdu, 2010).

Global diperkirakan sebanyak 1,3 juta wanita mengalami


menopause tiap tahunnya di Amerika. Sindrom premenopause dialami
oleh hampir semua wanita di dunia dengan prevalensi sekitar 70-80%
pada wanita Eropa, 60% wanita Amerika, 57% wanita Malaysia, 18%
wanita Cina, dan 10% pada wanita Jepang dan Indonesia. Prevalensi
wanita yang menderita sindrom premenopause di negara Asia
cenderung lebih rendah. Hal ini diduga disebabkan karena pola makan
wanita di negara Asia banyak mengandung fitoestrogen yang terbukti
dapat mengurangi gejala hot flushes.

Sebuah penelitian mengenai prevalensi gejala perimenopause


menunjukkan gejala hot flushes, keringat malam, kekeringan vagina,

7
dan kesulitan tidur meningkat pada tahap akhir transisi menopause dan
menetap hingga tahap post menopause.

Mortalitas wanita yang mengalami menopause secara natural


dan berusia > 55 tahun memiliki peningkatan risiko sebesar 29% untuk
mengalami mortalitas akibat penyakit kardiovaskular jika dibandingkan
dengan wanita yang mengalami menopause pada usia 50-54 tahun.
Wanita yang mengalami menopause akibat operasi ooforektomi bilateral
sebelum usia 45 tahun juga memiliki peningkatan mortalitas, terutama
karena penyakit kardiovaskular. Namun risiko ini dapat diturunkan
dengan terapi estrogen.

Berdasarkan data bulan Februari 2022, ibu dengan keluhan


perimanepause di TPMB Bidan Netriwira sebanyak 3 pasien .Oleh
karena itu maka penulis tertarik untuk melakukan study kasus tentang
“Asuhan Kebidanan Perimenopause Pada Ny. M Umur 53 Tahun
Dengan Perubahan Fisiologi Masa Perimenopause Di TPMB
Netriwira Jakarta Barat Tahun 2022”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada perimenopause dengan
pendekatan manajemen SOAP dan Pathway.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengumpulkan data subjektif melalui
anamnesa dan memberikan asuhan kebidanan
perimenopause pada Ny. M dengan pendokumentasian
dalam bentuk SOAP dan Pathway di TPMB Netriwira.

b. Mahasiswa mampu mengumpulkan data objektif melalui


pemeriksaan fisik dan penunjang pada Ny. M dengan asuhan

8
kebidanan perimenopause melakukan pendokumentasian
dalam bentuk SOAP dan Pathway di TPMB Netriwira.

c. Mahasiswa mampu menegakkan analisis data berdasarkan


data subjektif dan objektif pada asuhan kebidanan
perimenopause Ny. M dengan melakukan pendokumentasian
SOAP dan Pathway di TPMB Netriwira.

d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan asuhan


kebidanan perimenopause pada Ny. M dengan melakukan
pendokumentasiaan SOAP dan Pathway di TPMB Netriwira.

C. Manfaat

1. Bagi Peneliti

Sebagai proses pembelajaran dalam penerapan ilmu pengetahuan


yang diperoleh selama perkuliahan dalam bentuk Laporan Kasus,
dan memperluas wawasan dan pengetahuan tentang asuhan
kebidanan perimenopause.

2. Bagi Insitusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan dokumentasi pada perpustakaan


STIKES Abdi Nusantara khususnya Pendidikan Profesi Bidan.

D. Waktu Dan Tempat

1. Waktu pengambilan kasus


Pengambilan kasus dilakukan pada tanggal 28 Maret 2022 pukul
10.00 WIB.
2. Tempat pengambilan kasus

9
Tempat pengambilan dilakukan di TPMB Netwira, yaitu bertempat di
Jl. Peta Barat no.176 Rt. 06/ Rw.08 Kel. Pegadungan Kec. Kalideres
Jakarta Barat. Data subjektif dan obyektif diambil melalui anamnesa
pada Ny. M berdasarkan data Subjektif dan Objektif dapat
disimpulkan diagnosa serta perencanaan dari diagnosa tersebut.
Asuhan kebidanan perimenopause yang dilakukan di Ruang
Perawatan TPMB Netriwira.

10
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Perimenopause diartikan sebagai periode atau waktu sekitar


menopause mengacu pada waktu di mana terjadi periode transisi alami
menuju menopause atau berakhirnya menstruasi, menandai akhir tahun
reproduksi (Saraswita, 2017).

Menurut Kusmiran (2011) premenopause adalah munculnya


tanda- tanda dan gejala awal perubahan dari system tubuh ketika siklus
menstruasi mulai tidak teratur.

Wanita yang akan mengalami menopause melewati tahapan


terlebih dahulu di antaranya perimenopause, menopause dan
pascamenopause (Hamidah, 2012).
Perimenopause atau transisi menopause terjadi 8 hingga 10
tahun lebih awal sebelum terjadi menopause, ketika ovarium mulai
memproduksi lebih sedikit estrogen secara gradual. Umumnya dimulai
saat wanita berusia 40 tahun, namun juga dapat terjadi lebih awal.
Perimenopause akan bertahan hingga terjadi menopause, saat dimana
ovarium benar – benar berhenti melepaskan sel telur. Pada satu hingga
dua tahun terakhir masa perimenopause, kecepatan turunnya kadar
estrogen akan semakin bertambah. Pada saat inilah, wanita umumnya
mengalami gejala menopause. Wanita masih mengalami menstruasi
yang artinya masih berpotensi untuk hamil.

Perimenopause ditandai dengan terjadinya perubahan kearah


menopause, yang berkisar antara 2-8 tahun, ditambah dengan 1 tahun
setelah menstruasi terakhir. Masa ini juga dikenal dengan masa

11
klimakterium (sebelum berhenti haid). Tidak diketahui secara pasti untuk
mengukur berapa lama fase perimenopause berlangsung. Hal ini
merupakan keadaan alamiah yang di alami seorang wanita dalam
kehidupannya yang menandai akhir dari masa reproduksi. penurunan
fungsi indung telur selama masa perimenopause berkaitan dengan
penurunan estrogen dan progesteron serta hormon endrogen
(Mandang, 2016).

Pada klimakterium terdapat penurunan produksi hormon


estrogen dan kenaikan hormon gonadotropin, kadar hormon ini akan
terus tetap tinggi sampai kira-kira 15 tahun setelah menopause dan
kemudian akan mulai turun. Sebagian besar wanita mulai mengalami
gejala pre menopause pada usia 40 an dan puncaknya tercapai
pada usia 50 tahun yaitu terjadinya masa menopause.Namun, pada
beberapa wanita dapat terjadi pada usia yang lebih muda karena
beberapa faktor tertentu, tingkat estrogen dalam tubuh naik dan turun
selama perimenopause. Siklus menstruasi dapat memanjang atau
memendek secara tidak teratur, dan mungkin mulai memiliki siklus
menstruasi di mana ovarium tidak melepaskan sel telur (ovulasi).

B. Etiologi
Seiring bertambahnya usia, indung telur akan semakin sedikit
memproduksi hormon kewanitaan. Akibatnya, indung telur tidak lagi
melepaskan sel telur dan menstruasi akan berhenti. Penurunan sekresi
dari hormon estrogen dan progesterone, serta meningkatnya follicle
stimulating hormone (FSH). Penurunan sekresi hormon dapat terjadi
secara natural seiring dengan proses penuaan, namun dapat terjadi pula
akibat operasi pada sistem reproduksi, kemoterapi, dan radiasi.
Perimenopause terjadi karena turunnya jumlah folikel pada
indung telur sehingga estrogen mengalami penrunan jumlah produksi.
Perimenopause dimulai sejak haid mulai tidak teratur dan adanya

12
keluhan-keluhan berkisar diantara umur 45 tahun sampai 55 tahun,
dengan masa perimenopause. Ketika seorang wanita memasuki usia 40
tahun jumlah folikel yang terdapat dalam ovarium akan semakin
berkurang. Semakin bertambah usia, khususnya ketika memasuki masa
perimenopause, folikel-folikel itu akan mengalami peningkatan
resistensi terhadap rangsangan gonadotropin. Hal ini mengakibatkan
pertumbuhan folikel, ovulasi, dan pembentukan korpus luteum dalam
siklus ovarium berhenti secara perlahan-lahan. Pada wanita usia 40
tahun diantaranya mengalami siklus haid yang anovulatorik (Sahir,
2021).

C. Tanda dan gejala


Gejala premenopause terjadi akibat menurunnya kadar
estrogen tersebut menimbulkan gejala yang sangat mengganggu
aktivitas kehidupan para wanita, bahkan mengancam kebahagiaan
rumah tangga, masalah yang muncul yaitu hilangnya masa kesuburan
dan meningkatnya perubahan yang menyebabkan kecemasan dan
kekhawatiran pada wanita. Masalah yang timbul akibat premenopause
ini disebut dengan sindrom pre menopause. Masalah yang terjadi
berupa masalah fisik maupun psikologis. Sebagian wanita belum
mengerti bahkan tidak mengetahui kalau mereka berada pada masa
premenopause (Puspitasari, 2020).
Gejala Fisik seperti: Hot Flash, rasa panas pada wajah dan leher,
Detak jantung meningkat / mengencang, Susah tidur, Sakit kepala,
Ketidak nyaman BAK (inkontinensia).
Gejala Psikologi seperti: Mudah tersinggung, Depresi, Cemas,
Suasana hati (mood), Sering lupa, Susah berkonsentrasi.
Gejala Seksual seperti: Kekeringan vagina, menurun libido.
(Spencer dan Brown, 2017)
Menurut Glasier (2006) kondisi menopause pada seseorang
dapat menimbulkan perubahan psikologi sebagai gejala jangka panjang
berupa depresi, post power syndrome, emptiness syndrome, dan

13
loneliness. Selain menimbulkan gejala psikologis juga menimbulkan
perubahan fisik seperti osteoporosis, penyakit jantung koroner,
peningkatan berat badan, peningkatan tekanan darah tinggi,
peningkatan kadar kolesterol dalam darah tinggi, perkapuran dinding
pembuluh darah (aterosklerosis), sistitis dan uretritis atrofik, kanker,
serta mengalami dementia tipe alzheimer (Koeryaman, 2018)

D. Penanganan
Salah satu alternatif sebagai upaya pencehagan terhadap
timbulnya ketidaknyamanan pada fase menopause adalah melalui
penanganan non farmakologi, meliputi pengaturan nutrisi, pengaturan
aktivitas fisik, pengaturan aktifitas seksual, istirahat, relaksasi dan
manajemen stress serta emosi (Koeryaman, 2018).
1. Istirahat
Sebaiknya untuk mengatasi masalah gangguan sulit tidur
sebaiknya dilakukan pengaturan istirahat meliputi menetapkan
jadwal tidur, menetapkan jadwal bangun dan menciptakan
lingkungan tempat tidur yang nyaman. Mengenakan pakaian tipis
berbahan katun agar malah hari ibu merasa lebih nyaman.
2. Mengatur Pola Makan
Mengatur pola makan, dianjurkan ibu mengkonsumsi makanan
bergizi seimbang dan memperbanyak asupan serat, sayur, biji-bijian,
membatasi asupan lemak, gula dan minyak. Jika dibbutuhkan
konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D untuk memelihara
Kesehatan tulang.
3. Melakukan Foreplay
Terpenuhinya kebutuhan seksual pada masa perimenopause
merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan
secara fisik dan psikis, Dikarenakan pada usia klimakterium bukan
merupakan pertanda berakhirnya kepuasan seksual sehingga dalam
pengaturan seksual, sebaiknya melakukan foreplay terlebih dahulu
serta menggunakan pelumas agar menghindari nyeri saat

14
berhubungan. Selain itu penting kiranya membasuh daerah
kewanitaan dengan menggunakan air hangat untuk menghindari
resiko infesksi pada saluran reproduksi (Koeryaman, 2018).
2. Relaksasi
Relaksasi adalah salah satu teknik manajemen stress yang
baik, tidak hanya memberikan perasaan damai dan ketenangan diri.
Berdasarkan teori Umland (2008) dalam jurnal yang berjudul
“Treatment Strategies for Reducing the Burden of Menopause-
Associated Vasomotor Symptoms” bahwa melakukan relaksasi
seperti menarik napas berguna untuk membantu meredakan stress
dan mengurangi rasa cemas. Selain itu dapat memperbaiki sirkulasi
darah, membantu detoksifikasi, menurunkan tekanan darah
(Koeryaman, 2018).
Salah satu teknik relaksasi yang dapat dilakukan adalah
dengan yoga. Posisi tubuh yoga akan membantu menyeimbangkan
sistem edokrin yaitu mengontrol produksi hormon dan detak
jantung. Posisi tubuh menahan beban, membantu dan
mencegah osteoporosis. Posisi tubuh terbalik seperti berdiri
diatas pundak akan meningkatkan sirkulasi dan aliran darah
ke tubuh bagian atas sehingga membantu meningkatkan
ketajaman perhatian dan memperbaiki kesehatan kulit dan
rambut. Pada pendinginan dan pernapasan saat yoga sangat
baik bila terdapat serangan hot flushes datang.
3. Meditasi
Meditasi Sangat bermanfaat pada masa menopause karena
dari beberapa penelitian mengatakan bahwa meditasi sangat
bermanfaat untuk kesehatan mental yang akan berpengaruh pada
kesehatan jasmani.
4. Olahraga
Olahraga teratur minimal 30 menit dalam sehari. Olahraga memiliki
manfaaat yaitu dapat mengurangi berbagai keluhan pada saat
menopause. Olahraga yang teratur meningkatkan harapan hidup

15
dan memperbaiki kesehatan secara menyeluruh. Kegiatan fisik yang
teratur mengurangi resiko kanker, jantung, osteoporosis,
mengurangi dan memperbaiki gejala menopause, diabetes, dan
lainnya. Dengan olahraga manfaat yang bisa diperoleh adalah
membuat jantung kuat, memperlancar peredaran darah dan
pernapasan, mengatasi sembelit, menetralkan depresi, membantu
membakar lemak, mengatasi kegemukan, mengencangkan otot
kaki, membuat tidur lebih nyenyak. Selain itu juga dengan olahraga
atau aktivitas fisik dapat meningkatkan kepadatan mineral pada
tulang, mengurangi hilangnya jaringan tulang pada wanita muda,
premenopause, menopause, dan pasca menopause (Mulyani,
2013).

E. Komplikasi
Menstruasi yang tidak teratur adalah ciri khas perimenopause.
Komplikasi yang dapat terjadi pada masa perimenopause ini adalah
perdarahan menstruasi hebat yang dapat terjadi lebih dari 7 hari atau
lebih dan dapat mengakibatkan anemia. Komplikasi lainnya adalah
perdarahan diluar siklus menstruasi yang berat atau disebut
dysfunctional uterine bleeding.

F. Pengobatan perimenopause

Pengobatan perimenopause ditujukan untuk mengurangi atau


menghilangkan gejalanya, tetapi bukan untuk menghentikan kondisi dari
perimenopause ini. Beberapa obat-obatan yang dapat digunakan untuk
mengobati gejala perimenopause adalah

1. Terapi pengganti hormon.


Terapi pengganti hormon estrogen dalam bentuk pil, estrogen
tempel pada kulit, gel atau krim dapat menjadi pilihan pengobatan
yang efektif untuk menghilangkan hot flash perimenopause.
Estrogen vagina dalam bentuk krim atau tablet yang dimasukkan

16
kedalam vagina. Obat-obatan jenis ini dapat membantuk lubrikasi
vagina dan dapat membantu meringankan kekeringan pada vagina
dan ketidaknyamanan dengan hubungan seksual.
2. Antidepresan
Seperti golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) dapat
mengurangi gejala hot flash menopause atau pada wanita yang
dengan gangguan mood.
3. Gabapentin.
Gabapentin dapat membantu mengurangi hot flash. Obat ini dapat
diberikan pada wanita yang tidak dapat menggunakan terapi
pengganti estrogen karena alasan kesehatan tertentu

17
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Dokumentasi Asuhan Kebidanan SOAP

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN PERIMENOPAUSE

No Reg : 10/3/22

Nama Pengkaji : NETRIWIRA

Hari / Tanggal : Senin / 28 Maret 2022

Waktu pengkajian : 10.00 WIB

Tempat : TPMB NETRIWIRA

I. Data Subjektif
1. Identitas

Jenis Identitas Istri Suami

Nama Ny. M Tn. N

Umur 53 Tahun 58 Tahun

Suku/bangsa Betawi/Indonesia Betawi/Indonesia

Agama Islam Islam

18
Pendidikan SMA S1

Pekerjaan IRT Guru

Alamat rumah Jl. Husein Sastra Negara Tangerang

2. Keluhan Saat ini


- Ibu mengalami gangguan mestruasi sejak 3 tahun yang lalu.
- Ibu merasa nyeri saat berhubungan sejak 3 tahun yang lalu
namun sesekali menggunakan jell.
- Ibu sering merasa cemas akan perubahan fisiknya dan sering
merasakan sulit tidur malam hari disertai rasa panas pada malam
hari.

3. Keadaan Menstruasi saat ini

Siklus : 6 bulan sekali

Lama : 8 sampai 10 hari (kadang-kadang hanya bercak


kecokelatan)

Banyaknya : 3 kali ganti pembalut

Teratur / Tidak teratur

Sifat darah : Encer, Merah kehitaman, kadang hanya flek saja

Keputihan : Tidak

4. Riwayat Perkawinan

19
Status Perkawinan : Menikah

Pernikahan Ke : 1 (Satu)

Usia pertama menikah : 28 Tahun

5. Riwayat Kehamilan dan persalinan yang lalu

Jumlah Kehamilan : 4

Jumlah Persalinan : 3 lahir spontan, 1x abortus

6. Riwayat Kontrasepsi

Metode yang pernah dipakai : Implant dan Suntikan 3 Bulan

Keluhan : Tidak ada

7. Riwayat Penyakit

Hipertensi : Tidak

Jantung : Tidak

Asma : Tidak

Diabetes melitus : Tidak

Ginjal : Tidak

Hepatitis : Tidak

Kanker sistem reproduksi : Tidak

Kanker sistem non reproduksi : Tidak

20
HIV/AIDS : Tidak

PMS : Tidak

Riwayat Operasi : Tidak ada

8. Pola Kebutuhan sehari-hari


a. Pola nutrisi

Frekuensi : 3 x sehari

Porsi : Sedang

Jenis makanan : Nasi, Ikan, daging, Sayur, Susu, Telur,


Tahu, tempe, Kacang Hijau

b. Pola eliminasi

Frekuensi BAK: 8 sampai 10 kali Sehari

Warna : Kuning keruh

Bau : Khas

Keluhan : Sering bak malam hari .

Frekuensi BAB: 1 kali Sehari

Warna : Khas

Keluhan : Tidak

c. Pola istirahat dan tidur

Lama tidur malam : 4 sampai 6 Jam

Lama tidur siang : Jarang

21
Keluhan : Sulit tidur karena merasa gerah,
berkeringat saat tidur malam hari

d. Pola aktivitas
Aktivitas Ibu sehari-hari mengurus rumah, suami dan anak-
anak.
e. Pola hubungan seksual : 2x dalam bulan Terakhir

9. Perilaku Kesehatan

Konsumsi alkohol : Tidak pernah mengkonsumsi alkohol

Merokok : Tidak pernah merokok

Menggunakan NAPZA : Tidak pernah menggunakan NAPZA

10. Hubungan Sprititual. sosial dan budaya

Aktivitas spiritual : Aktif Pengajian Ibu-Ibu

Kegiatan sosial yang diikuti : Baksos

Hubungan dengan keluarga : Harmonis

Hubungan dengan tetangga : Rukun

II. Data Objektif


1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
Keadaan Umum : baik
Tanda Vital
- TD : 130/90 mmHg
- Rr : 18 x/m

22
- N : 80 x/m
- S : 37 o
C

BB : 62 Kg TB : 160 Cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata

Konjungtiva : Tidak pucat

Skelera : Tidak ikterik

b. Leher

Kelenjar getah bening: Tidak ada pembengkakan

Kelenjar thyroid : Tidak ada pembengkakan

c. Dada

Retraksi dinding dada : Tidak ada

Retraksi payudara : Tidak ada

Benjolan pada payudara : Tidak ada

Payudara Tampak mulai mengendor

d. Axilla : Baik Tidak ada Benjolan


e. Abdomen : Baik, tidak ada keluhan nyeri dll
f. Ekstremitas : Baik, tidak ada pembengkakan dll
g. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan, tidak ada
keluhan
h. Haemoroid : Tidak ada

3. Pemeriksaan Penunjang

23
a. Pemeriksaan laboratorium

Haemoglobin : Tidak dilakukan Pemeriksaan

Golongan darah : O / Rh Positif

Gula darah : Pemeriksaan 1 minggu Lalu Normal

Kolesterol : Tidak dilakukan Pemeriksaan

Asam urat : Tidak dilakukan Pemeriksaan

b. Pemeriksaan IVA/Papsmear : Tidak dilakukan

III. Assasment

Ny. M umur 53 tahun dengan perubahan fisiologi perimenopause

IV. Penatalaksanaan
1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan fisik dalam keadaan
normal dan TTV dalam batas normal.
2. Menjelaskan masa yang dialami ibu saat ini adalah masa
perimenopause yaitu masa transisi ke masa menopause.
3. Menjelaskan kepada ibu keluhan yang ibu rasakan seperti gangguan
siklus menstruasi, menstruasi ibu volumenya akan banyak atau
sedikit, merasa gelisah, cemas, gangguan tidur, berkeringat pada
malam hari, nyeri saat berhubungan dengan suami, vagina terasa
kering merupakan tanda dan gejala dari perimanepouse.
4. Memberikan Konseling tanda manepouse, Ibu dikatakan menopause
bila ibu telah berhenti menstruasi selama 12 bulan berturut-turut atau
1 tahun berlalu.

24
5. Memberikan konselung mengenai solusi untuk mengurangi gejala
yang ibu rasakan seperti:
- Menghindari makanan / minuman tertentu misalnya makanan
pedas dan minuman panas, berkafein, beralkohol, untuk
mengurangi gejala hot flashes, jantung berdebar.
- Mengenakan pakaian tipis berbahan katun agar malam hari ibu
merasa lebih nyaman.
- Menerapkan teknik relaksasi , meditasi, pengaturan nafas, yoga
lansia, senam lansia, Teknik ini dapat membantu ibu mengurangi
tingkat stress serta mencegah depresi.
- Mengatur pola makan, dianjurkan ibu mengkonsumsi makanan
bergizi seimbang dan memperbanyak asupan serat, sayur, biji-
bijian, membatasi asupan lemak, gula dan minyak. Jika
dibutuhkan konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D untuk
memelihara Kesehatan tulang.
6. Memberikan konseling alternatif untuk menangani nyeri saat ber
hubungan dengan suami. Kiat yang mungkin dilakukan yaitu
mengubah ritunitas seksual, focus pada pemanasan dan penggunan
alat bantu seksual jika diperlukan (pelumas jelly). Dan berolah raga
untuk melatih panggul dan dapat meningkatkan gairah seksual.
7. Memberitahukan kepada ibu jika gejala yang ibu rasakan tidak
berkurang dan semakin menganggu ibu dapat segera kontrol
kembali.

25
B. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Patway

No Reg : 10/3/22

Nama Pengkaji : NETRIWIRA

Hari / Tanggal : Senin / 28 Maret 2022

Waktu pengkajian : 10.00 WIB

Tempat : TPMB NETRIWIRA

Program Studi : Pendidikan Profesi Bidan

Pathway Kasus Kebidanan


Nama : Ny. M
Usia : 53 tahun
Perubahan Fisiologi Masa
Perimenopause

Tanda / Gejala / keluhan


Tanda / Gejala / keluhan Patofisiologi (Sesuai Tanda / yang dialami pasien:
secara teori: Gejala / keluhan yang dialami - Ibu mengalami gangguan
Perubahan siklus haid pasien): mestruasi sejak 3 tahun
Peningkatan tekanan darah Wanita yang akan yang lalu
Gejala Fisik mengalami menopause melewati - Ibu merasa nyeri saat
1. Hot Flash, rasa panas tahapan terlebih dahulu di antaranya berhubungan sejak 3 tahun
pada wajah dan leher. pramenopause, perimenopause, yang lalu namun sesekali
2. Detak jantung meningkat menopause dan pascamenopause. menggunakan jell.
/ mengencang Seiring bertambahnya usia, indung - Ibu sering merasa cemas
3. Susah tidur telur akan semakin sedikit akan perubahan fisiknya
4. Sakit kepala memproduksi hormon kewanitaan. dan sering merasakan sulit
5. Ketidak nyaman BAK Menopause merupakan proses tidur disertai berkeringat
(inkontinensia) alami yang terjadi saat seorang pada malam hari,
Gejala Psikologi wanita bertambah tua. (Hamidah, - Pemeriksaan TTV
1. Mudah tersinggung 2012). - TD 130/90 mmHg
2. Depresi Ada beberapa penyakit yang -N 80x/m
3. Cemas risiko terjadinya dapat meningkat - Rr 18 x/m
4. Suasana hati (mood) setelah wanita mengalami -S 37 0C
5. Sering lupa menopause, antara lain: - TB 160 Cm
6. Susah berkonsentrasi 1. Depresi - BB 62 Kg
Gejala Seksual 2. Osteoporosis - Tidak ada tanda infeksi dan
1. Kekeringan vagina 3. Penyakit jantung tidak odema ekstremitas
2. Menurun libido 4. Penyakit Alzheimer.(Willy, 2019) atas dan bawah
(Spencer dan Brown 2017)

26
Asuhan yang diberikan:

1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan.


2. Menjelaskan masa yang dialami ibu saat ini adalah masa perimenopause .
3. Menjelaskan kepada ibu keluhan yang ibu rasakan merupakan tanda dan gejala dari
perimanepouse.
4. Memberikan penkes tanda manepouse.
5. Memberikan konseling mengenai solusi untuk mengurangi gejala yang ibu rasakan.
6. Memberikan konseling alternatif untuk menangani nyeri saat ber hubungan dengan
suami.
7. Memberitahukan kepada ibu jika gejala yang ibu rasakan tidak berkurang dan semakin
menganggu ibu dapat segera kontrol kembali.

Rasionalisasi dari Asuhan yang diberikan:


5. Solusi untuk mengurangi gejala yang ibu rasakan
1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan fisik
seperti:
dalam keadaan normal dan TTV dalam batas
- Menghindari makanan / minuman tertentu misalnya
normal. makanan pedas dan minuman panas, berkafein,
2. Masa perimenopause yaitu masa transisi ke beralkohol, untuk mengurangi gejalan hot flashes,
masa menopause. jantung berdebar.
3. keluhan yang ibu rasakan seperti gangguan - Mengenakan pakaian tipis berbahan katun agar
siklus menstruasi, menstruasi ibu volumenya malah hari ibu merasa lebih nyaman

akan banyak atau sedikit, merasa gelisah, - Menerapkan teknik relaksasi, meditasi, pengaturan
nafas, yoga lansia, senam lansia, Teknik ini dapat
cemas, gangguan tidur, berkeringat pada malam
membantu ibu mengurangi tingkat stress serta
hari, nyeri saat berhubungan dengan suami,
mencegah depresi.
vagina terasa kering merupakan tanda dan
- Mengatur pola makan, dianjurkan ibu
gejala dari perimanepouse. mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan
4. Ibu dikatakan menopause bila ibu telah berhenti memperbanyak asupan serat, sayur, biji-bijian,
menstruasi selama 12 bulan berturut-turut atau membatasi asupan lemak, gula dan minyak. Jika
1 tahun berlalu. dibbutuhkan konsumsi suplemen kalsium dan
vitamin D untuk memelihara Kesehatan tulang.
6. Penanganan nyeri saat ber hubungan dengan suami.
Kiat yang mungkin dilakukan yaitu mengubah ritunitas
seksual, focus pada pemanasan dan penggunan alat
bantu seksual jika diperlukan (pelumas jelly). Dan
Evaluasi asuhan yang diberikan : berolah raga untuk melatih panggul dan dapat
1. Ibu mengerti dengan masa yang meningkatkan gairah seksual.
dialami saat ini dan baru
7. Memberitahukan jika gejala yang ibu rasakan semakin
mendapatkan informasi tentang
menganggu ibu dapat segera kontrol kembali.
kondisi yang terjadi pada dirinya 27
2. Ibu akan mengikuti anjuran dari
bidan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan Perimenopause Pada Ny. M


Umur 53 Tahun didapatkan Ibu mengalami gangguan mestruasi sejak 3
tahun yang lalu, ibu mengalami perubahan pola mestruasi menjadi 6 bulan
sekali kadang hanya flek saja dan ibu merasa nyeri saat berhubungan sejak
3 tahun yang lalu namun sesekali menggunakan jell. Yang dialami Ny. M
merupakan masa Perimenopause (premenopause) adalah periode atau
waktu sekitar menopause mengacu pada waktu di mana terjadi periode
transisi alami menuju menopause atau berakhirnya menstruasi, menandai
akhir tahun reproduksi (Saraswita, 2017). Tidak ada kesenjangan antara
praktek dilapangan dengan teori.

Salah satu gejala perimenopause atau premenopause yang cukup


umum adalah menstruasi tidak teratur. Seperti dilansir dari laman American
College of Obstetricians and Gynecologist, kadar hormon progesteron dan
estrogen akan tetap stabil pada siklus menstruasi normal. Ovulasi biasanya
terjadi pada pertengahan siklus dan menstruasi akan terjadi sekitar 2
minggu setelahnya (Azmi, 2021). Tidak ada kesenjangan antara praktek
dilapangan dengan teori.

Nyeri yang ibu alami saat berhubungan diakibatkan lendir vagina


yang mulai berkurang. Salah satu cara ibu untuk meredakan vagina kering
adalah memberikan estrogen yang tersedia dalam bentuk krim (jell). Seiring
bertambahnya usia, tidak jarang para wanita yang memasuki masa
perimenopause mengalami penurunan hasrat seksual seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya, ketidakstabilan hormon reproduksi membuat
Wanita tidak begitu bergairah untuk berhubungan intim (Mulyani, 2013).
Tidak ada kesenjangan antara praktek dilapangan dengan teori.

Perawatan atau pengobatan gejala perimenopause ini akan diserap

28
oleh jaringan vagina sehingga membantu meredakan kekeringan dan
ketidaknyamanan saat berhubungan intim. Beberapa gejala
perimenopause dapat diatasi dengan therapi hormone estrogen. Termasuk
ibu sering merasa cemas akan perubahan fisiknya dan sering merasakan
insomnia disertai rasa panas pada malam hari. (Koeryaman, 2018). Tidak
ada kesenjangan antara praktek dilapangan dengan teori.

Rasa cemas yang dirasakan ibu adalah suatu respon yang normal.
Perubahan-perubahan yang terjadi secara fisik, psikis maupun
seksual akan menyebabkan wanita yang sedang menghadapi
menopause cemas dan khawatir. Kecemasan yang mereka alami
sering dihubungkan dengan kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang
sebelumnya belum pernah terjadi (Puspitasari, 2020). Tidak ada
kesenjangan antara praktek dilapangan dengan teori.

Kesulitan ibu tidur di malam hari karena berkeringat saat tidur.


Sebaiknya untuk mengatasi masalah gangguan sulit tidur sebaiknya
dilakukan pengaturan istirahat meliputi menetapkan jadwal tidur,
menetapkan jadwal bangun dan menciptakan lingkungan tempat tidur yang
nyaman. Mengenakan pakaian tipis berbahan katun agar malah hari ibu
merasa lebih nyaman. (Koeryaman, 2018) Tidak ada kesenjangan antara
praktek dilapangan dengan teori.

Hal positif yang dilakukan pada kasus diatas adalah keaktifan ibu
menjaga kebugaran tubuh dengan aktif senam dan memiliki pengetahuan
cukup serta informasi yang tepat menjalani masa peralihan saat ini dengan
ibu mengatakan aktif yoga, sehingga perubahan fisik dengan usia ibu saat
ini tergolong baik dibuktikan dengan hasil pemeriksaan fisik dalam kategori
normal, tekanan darah ibu cenderung normal sesuai dengan usia ibu saat
ini. Tidak ada kesenjangan antara praktek dilapangan dengan teori.

29
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan Perimanepouse pada Ny.


M, Umur 53 Tahun didapatkan asuhan yang diberikan sudah sesuai
dengan standar asuhan kebidanan. Keluhan yang ibu rasakan
perubahan pola menstruasi, nyeri pada saat berhubungan seksual, sulit
tidur pada malam hari, merupakan perubahan fisiologis pada
perimanepause. Perimenopause (premenopause) adalah periode atau
waktu sekitar menopause mengacu pada waktu di mana terjadi periode
transisi alami menuju menopause atau berakhirnya menstruasi,
menandai akhir tahun reproduksi (Saraswita, 2017).

B. Saran

1) Bagi TPMB Netriwira

Diharapkan bidan tetap melaksanakan setiap pelayanan


kebidanan dengan baik dan selalu berpegang pada standar asuhan
kebidanan agar tercipta generasi yang sehat dan unggul.

2) Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dari institusi kesehatan dapat menerapkan


pendiddikan asuhan kebidanan secara tepat dalam proses belajar
mengajar dan memperbaiki praktik pembelajaran menjadi lebih
efektif dan efesien, sehingga kualitas sumber daya manusia di
institusi meningkat.

30
DAFTAR PUSTAKA

Azmi, Nabila. 2021. “Kenali Periode Perimenopause, Masa Transisi Wanita


Menuju Menopause”. <
https://hellosehat.com/wanita/menopause/perimenopause/>. Kemenkes
RI. Viewed 03 Maret 2022.

Gold E. The Timing of the Age at Which Natural Menopause Occurs. Obstet
Gynecol Clin North Am. 2011 Sep; 38(3): p. 425-440.

Hamidah dan Arimbi Kaniasih Putri. 2012. Hubungan Antara Penerimaan


Diri Dengan Depresi Pada Wanita Perimenopause. Jurnal Psikologi Klinis
dan Kesehatan Mental, 1(2), 01-06.

Koeryaman, Mira Trisyani dan Ermiati. 2018. “Adaptasi Gejala


Perimenopause Dan Pemenuhan Kebutuhan Seksual Wanita Usia 50-60
Tahun”. MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 16 No 1.
Viewed 03 Maret 2022.
Mandang, Jenny, Freike Lumi, Naomy M. Tando dan Iyam Manueke. 2016.
Kesehatan Reproduksi Dan Pelayanan Keluarga Berencana (KB). Penerbit
DI MEDIA.
Puspitasari, Betristasia. 2020. “Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat
Kecemasan Wanita Premenopause Dalam Menghadapi Masa
Menopause”. <https://akbid-dharmahusada-kediri.e-
journal.id/JKDH/article/view/164/120 >. Jurnal Kebidanan. Viewed 03 Maret
2022.

Rivera C, Grossardt B, Rhodes D, Brown R, Roger V, Melton L, et al.


Increased cardiovascular mortality after early bilateral oophorectomy.
Menopause. 2009 Jan-Feb; 16(1): p. 15-23.

Sasrawita. Hubungan Pengetahuan, Sikap Tentang Menopause Dengan


Kesiapan Menghadapi Menopause Di Puskesmas Pekanbaru. Journal
Endurance. 2017 June; 2(2): p. 117-123.

31
Tom S, Cooper R, Wallace R, Guralnik J. Type and Timing of Menopause
and Later Life Mortality Among Women in the Iowa Established Populations
for the Epidemiological Study of the Elderly Cohort. J Womens Health. 2012
Jan; 21(1): p. 10-16.

32
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Ny. Marissa
Umur : 53 tahun
Alamat : Jl. Husein Sastra Negara, Tangerang

Setelah diberikan informasi dan penjelasan mengenai tindakan yang akan


dilakukan, resiko yang mungkin terjadi, dan setelah diberikan kesempatan
bertanya, menyatakan mengerti mengenai tindakan yang akan dilakukan pada
pasien. Maka saya sebagai ibu, menyatakan persetujuan untuk dilakukan
Tindakan medis pemeriksaan fisik dan asuhan kebidanan perimanopause.

Jakarta, 28 Maret 2022

Menyetujui, Yang memberi penjelasan,


Istri Bidan

(Ny. Marissa) (Netriwira)

33
LAMPIRAN

34

Anda mungkin juga menyukai