Anda di halaman 1dari 63

TERAPI RENDAM AIR HANGAT DAN KENCUR

PADA IBU HAMIL DENGAN OEDEMA PADA TUNGKAI DAN KAKI


DI PMB MUTIARA

Continuity Of Care

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Bidan

Disusun Oleh :

JUMA’ANI
NIM 719650019

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA MADURA
2020

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Continuity Of Caredengan Judul

TERAPI RENDAM AIR HANGAT DAN KENCUR PADA IBU HAMIL


DENGAN OEDEMA PADA TUNGKAI DAN KAKI
DI PMB MUTIARA

Oleh

JUMA’ANI
NIM 719650019

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk mengikuti ujian


Sumenep, Juni 2020

Menyetujui

Pembimbing

Ahmaniyah, S.ST., M.Tr.Keb


NIDN. 0726058501

Mengetahui
Ketua Program Studi

Ahmaniyah, S.ST.,M.Tr.Keb
NIDN.0726058501

iii
HALAMAN PENGESAHAN
Continuity Of Care dengan Judul

TERAPI RENDAM AIR HANGAT DAN KENCUR PADA IBU HAMIL


DENGAN OEDEMA PADA TUNGKAI DAN KAKI
DI PMB MUTIARA

Oleh

JUMA’ANI
NIM 719650019

Telah diujikan pada tanggal Juni 2020 oleh tim penguji program studi profesi
bidan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Madura.

Sumenep, Juni 2020

Mengetahui

Ketua penguji Penguji Anggota

Ahmaniyah, S.ST.,M.Tr.Keb Siti Sarti, S.ST.,M.Tr.Keb


NIDN.0726058501 NIDN. 19710411

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Ketua Program Studi

Dr.Eko Mulyodi.,S.Kep.,Ns.,M.Kep Ahmaniyah, S.ST.,M.Tr.Keb


NIDN.0718017901 NIDN.0726058501

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena hanya dengan
rahmat serta izin-Nya penulis dapat menyelesaikan Continuity Of Care yang
dalam penulisan dan penyusunan tugas ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
semua pihak, untuk itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Eko Mulyadi, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Wiraraja Madura.
2. Ibu Ahmaniyah, S.ST.,M.Tr.Keb, selaku Kaprodi Program Profesi bidan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Madura sekaligus pembimbing
Program Profesi bidan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Madura.
3. Siti Sarti, S.ST., M.Tr.Keb,selaku penguji program Profesi bidan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Wiraraja Madura.
4. Semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan selama
penyusunan tugas ini.
Kami menyadari bahwa Continuity Of Careini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun
senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga
makalahini dapat berguna bagi kami dan segala pihak.
WassalamualaikumWr.Wb.

Sumenep, Juni 2020

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman:
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan ..............................................................................................................2
1.4 Ruang Lingkup .................................................................................................2
1.5 Manfaat ............................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Pengertian Kehamilan.......................................................................................4
2.2 Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil TM III...................................................4
2.3 Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Ibu Hamil TM III............................7
2.4 Ketidaknyamanan Pada Ibu Hamil TM III.......................................................8
2.5 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil TM III...............................................................10
2.6 Tanda Bahaya Kehamilan TM III...................................................................13
2.7 Standart Antenatal Care..................................................................................13
2.8 Penatalakasaan Antenatal Care.......................................................................15
2.9 Standart Antenatal Care .................................................................................18
2.10 Bentuk-bentuk Asuhan Kebidanan Holistik Kehamilan..............................19
2.11 Penerapan Asuhan Kebidana Holistik..........................................................21
2.12 Ruang Lingkp Asuhan Kebidanan Holistik Pda Kehamilan........................21
2.13 Prinsip-prinsip Praktik Asuhan Kebidanan Holistik Pada Kehamilan.........21
2.14 Evidence Base...............................................................................................22
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................36
BAB 4 PEMBAHASAN........................................................................................44
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................52
5.1 Simpulan ........................................................................................................52
5.2 Saran ..............................................................................................................52

vi
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................54
LAMPIRAN...............................................................................................................

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rekomendasi BB Ibu Hamil Berdasarkan IMT 7


Tabel 2.2Kunjungan Pemeriksaan ANC15
Tabel 2.3 Rentang Waktu Pemberian Imunisasi TT 17
Tabel 3.1 Pola Pemenuhan Kebutuhan Ibu Hamil30

viii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir atau neonatus, dan
pemilihan metode kontrasepsi merupakan suatu mata rantai yang
berkesinambungan dan berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak. Setiap
prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi setiap proses
akan mempengaruhi proses selanjutnya. Pada umumnya kehamilan,
persalinan, nifas, dan neonatus merupakan suatu kejadian fisiologis yang
normal tanpa keluhan-keluhan yang mengganggu aktivitas dan pertumbuhan
janin, namun kadang-kadang juga tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan, persalinan, nifas, dan
neonatus yang semula fisiologis berkembang menjadi keadaan patologis dan
dapat mengancam jiwa ibu serta bayi (Saifuddin 2011).
Perubahan yang terjadi selama kehamilan membutuhkan suatu proses
adaptasi baik fisik maupun psikologis. Ketidaknyamanan selama kehamilan
antara lain mual, muntah, ptialisme (salivasi berlebihan), keletihan, nyeri
punggung bagian atas (nonpatologis), leukorea, peningkatan frekuensi
berkemih (nonpatologis), nyeri ulu hati, flatulen, ligamentum teres uteri,
nyeri punggung bawah (nonpatologis), hiperventilasi (nonpatologis),
kesemutan, kaki bengkak dan sindrom hipotensi telentang (Irianti,2014).
Berdasarkan penelitian (Sukorini, 2017) sekitar 36 ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan pada trimester III 78% ibu hamil
mempunyaikeluhan seperti ibu hamil merasakan sakit punggung, kram atau
kesemutan kaki, dan kaki bengkak yang sering terjadi di malam hari dan
mengganggu kualitas tidur ibu hamil.
Edema kaki atau pembengkakan pada kaki ditemukan sekitar 80%
pada ibu hamil trimester III, terjadi akibat dari penekanan uterus yang
menghambat aliran balik vena dan tarikan gravitasi menyebabkan retensi
cairan semakin besar (Coban & Sirin, 2010).

1
Berdasarkan perubahan psikologis ibu hamil tersebut maka perlu
adanya penanganan untuk menghadapi ketidaknyamanan selama
kehamilan berdasarkan evidance base.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah konsep dasar kehamilan ?
b. Bagaimanakah penerapan asuhan kebidanan pada kehamilan dengan
pendekatan evidence based?
c. Bagaimanakah contoh kasus dalam penerapan penerapan asuhan
kebidanan pada kehamilan dengan pendekatan evidence based?
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil dengan
pendekatan evidence based
b. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian kepada ibu hamil
2. Mampu melakukan interpretasi data
3. Mampu merumuskan diagnosa kebidanan sesuai hasil pengkajian
4. Mampu mengidentifikasi dan antisipasi diagnosa potensial
5. Mampu mengidentifikasi tindakan segera
6. Mampu menyusun perencanaan sesuai diagnosa yang dirumuskan
7. Mampu melaksanakan tindakan sesuai rencana yang sudah disusun
8. Mampu melakukan evaluasi tindakan
1.4 Ruang Lingkup
1. Ruang lingkup penerapan asuhan kebidanan berdasarkan evidence based
adalah di Puskesmas Galis Pademawu
2. Menggunakan pendekatan berdasarkan evidence based dalam
pengelolaan masalah sesuai keahliannya.
3. Mengintegrasikan ilmu pengetahuan kesehatan yang relevan sebagai
sumber keilmuan untuk peningkatan keahlian.

2
1.5 Manfaat
1. Bagi lahan Praktik
Sebagai bahan informasi perkembangan keilmuan dalam konteks asuhan
kebidanan berdasarkan berdasarkan evidence based serta diharapkan
dapat menjadi masukan bagi bidan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kepada pasien secara profesional.
2. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan, memperdalam kemampuan dalam
mengidentifikasi dan menganalisis suatu kasus dalam mencari solusi
pemecahan masalah dengan konsep non farmakologi dalam menerapkan
asuhan kebidanan berdasarkan berdasarkan evidence based

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kehamilan


Kehamilan adalah serangkaian proses yang diawali dari konsepsi
atau pertemuan antara ovum dengan sperma sehat dan dilanjutkan dengan
fertilisasi,nidasi, dan implantasi. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, dan
triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai sembilan bulan (Saifuddin, 2013).
2.2 Perubahan Fisiologis pada Ibu hamil Trimester III
Menurut Romauli (2011), dalam buku ajar Asuhan Kebidanan 1
konsep dasar asuhan kehamilan, perubahan fisiologis ibu hamil pada
trimester III antara lain :
1. Vagina dan Vulva
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan untuk
mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan
mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Perubahan
ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina.
2. Serviks Uteri
Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan lebih lanjut dari
konsentrasi kolagen. Konsentrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang
relatif dilusi dalam keadaan menyebar (dispersi). Proses perbaikan serviks
terjadi setelah persalinan sehingga siklus kehamilan yang berikutnya akan
berulang.
3. Uterus
Pada akhir kehamilan uterus akan terus membesar dalam rongga pelvis dan
seiring perkembangannya uterus akan menyentuh dinding abdomen, mendorong
usus kesamping dan keatas, terus tumbuh hingga menyentuh hati. Pada saat

4
pertumbuhan uterus akan berotasi kearah kanan, dekstrorotasi ini disebabkan
oleh adanya rektosigmoid didaerah kiri pelvis.
4. Ovarium
Pada trimester III korpus luteum sudah tidak berfungsi lagi karena telah
digantikan oleh plasenta yang telah terbentuk.
5. Payudara
Pada trimester III pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran payudara
semakin meningkat. Pada kehamian 32 minggu warna cairan agak putih seperti
air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan
yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak.
Cairan ini disebut colostrum.
6. Sistem Endokrin
Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat
persalinan akibat dari hyperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi.
Peningkatan konsentrasi kalsium sangat berhubungan erat dengan magnesium,
fosfat, hormon pada tiroid, vitamin D dan kalsium. Adanya gangguan pada
salah satu faktor itu akan menyebabkan perubahan pada yang lainnya.
Konsentrasi plasma hormon pada tiroid akan menurun pada trimester pertama
dan kemudian akan meningkat secara progresif.
7. Sistem Perkemihan
Pada kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan sering
kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali.
Pada kehamilan tahap lanjut pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi dari
pada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan.
8. Saluran Percernaan
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang
meningkat. Selain itu, perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus
yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ dalam perut
khususnya saluran pencernaan, usus besar ke arah atas dan lateral.
9. Sistem Muskuloskeletal
Sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit bergerak. Perubahan tubuh secara
bertahan dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara
berjalan wanita berubah secara menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang
membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus otot, dan peningkatan
beban berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang.

5
10. Sistem Kardiovaskuler
Selam kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar antara 5000-
12000 dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar
14000-16000. Penyebab peningkatan ini belum diketahui. Respon yang sama
diketahui terjadi selama dan setelah melakukan latihan yang berat. Distribusi
tipe sel juga akan mengalami perubahan. Pada kehamilan, terutama trimester
ke-3, terjadi peningkatan jumlah jumlah granulosit dan limfosit dan secara
bersamaan limfosit dan monosit.
11. Sistem Integumen
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,
kusam dan kadang – kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha
perubahan ini di kenal dengan striae gravidarum. Pada multipara selain strie
kemerahan itu sering kali ditemukan oleh garis berwarna perak berkilau yang
merupakan sikatrik dari striae sebelumnya. Pada kebanyakan perempuan kulit
di garis pertengahan perut akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang
disebut dengan linea nigra. Kadang – kadang muncul dalam ukuran yang
variasi pada wajah dan leher yang disebut dengan cloasma atau melasma
gravidarum. Selain itu pada areola dan daerah genetalia juga akan terlihat
pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan biasanya akan hilang
setelah persalinan.
12. Perubahan Metabolisme
Pada trimester III, laju metabolik basal ibu meningkat 10 sampai 20 persen
dibandingkan dengan keadaan tidak hamil. Hal ini meningkat lagi sebanyak
10 persen pada wanita dengan kehamilan kembar.
13. Sistem Berat badan dan Indeks Masa Tubuh (IMT)
Kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg dan sampai akhir kehamilan 11-12 kg.
Tabe 2.1 Rekomendasi Penambahan BB Selama Kehamilan Berdasarkan IMT

Kategori IMT Rekomendasi (kg)


Rendah < 19,8 12,5 -18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas > 29 ≥7
Gemeli 16 – 20,5

6
Sumber: Saifuddin, 2009

14. Sistem Hematologi


a. Setelah 32 sampai 34 minggu kehamilan, hipervolemia yang telah
lama diketahui besarnya adalah 40 sampai 45 persen diatas volume
darah tidak hamil.
b. Limpa, menjelang akhir kehamilan normal, daerah limpa membesar
hingga 50 persen dibandingkan dengan selama trimester pertama.
15. Saluran Pernafasan
Pada 32 minggu keatas karena usus – usus tertekan uterus yang
membesar kearah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa
bergerak mengakibatkan wanita hamil derajat kesulitan bernafas.
2.3 Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Trimester III
Menurut Romauli (2011), perubahan dan adaptasi psikologis pada trimester
III (penantian dengan penuh kewaspadaan) adalah :
1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak hadir tepat waktu
3. Takut akan terasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya
4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya
5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
6. Perasaan sudh terluka (sensitif)
7. Libido menurun.

2.4 Ketidaknyamanan Pada Ibu Hamil Trimester III


Menurut Irianti (2014) menjelaskan bahwa perubahan-perubahan yang
mendasari timbulnya ketidak nyamanan atau keluhan fisiologis pada
trimester III, yaitu:
1. Sering Kencing

7
Keluhan sering berkemih karena tertekannya kandung kemih oleh uterus
yang semakin membesar dan menyebabkan kapasitas kandung kemih
berkurang serta frekuensi berkemih meningkat.
2. Varises
Varises adalah pelebaran pada pembuluh darah balik vena sehingga katup
vena melemah dan menyebabkan hambatan pada aliran pembuluh darah
balik dan biasa terjadi pada pembuluh balik supervisial. Varises terlihat
pada bagian kaki, namun juga sering muncul pada vulva dan anus.
3. Wasir/Hemoroid
Hemoroid sering didahului dengan konstipasi. Oleh karena itu, semua
penyebab konstipasi berpotensi menyebabkan hemoroid. Progesteron
menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar. Selain itu,
pembesaran uterus secara umum mengakibatkan peningkatan tekanan
pada vena rectum secara spesifik. Pengaruh hormon progesteron dan
tekanan yang disebabkan oleh uterus menyebabkan vena – vena pada
rectum mengalami tekanan yang lebih dari biasanya.
4. Sesak Nafas
Keluhan sesak nafas dapat terjadi karena adanya perubahan pada
volumeparu yang terjadi akibat perubahan anatomi toraks selama
kehamilan. Dengan semakin bertambahnya usia kehamilan pembesaran
uterus akan semakin mempengaruhi keadaan diafragma ibu hamil, di
mana diafragma terdorong keatas sekitar 4 cm disertai pergeseran ke atas
tulang iga.
5. Bengkak
Bengkak atau odem adalah penumpukan atau retensi cairan pada daerah
luar sel akibat dari berpindahnya cairan intraseluler ke ekstraseluler.
Odem biasanya terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan di atas 34
minggu. Hal ini dikarenakan tekanan uterus yang semakin meningkat dan
mempengaruhi sirkulasi cairan. Dengan bertambahnya tekanan uterus
dan tarikan gravitasi menyebabkan retensi cairan semakin besar.
6. Kram pada Kaki

8
Keadaan ini diperkirakan terjadi karena adanya gangguan aliran atau
sirkulasi darah pada pembuluh darah panggul yang disebabkan oleh
tertekannya pembuluh tersebut oleh uterus yang semakin membesar pada
kehamilan lanjut. Kram juga disebabkan oleh meningkatnya kadar fosfat
dan penurunan kadar kalsium terionisasi dalam serum.
7. Gangguan Tidur dan Mudah Lelah
Pada trimester III, hampir semua wanita mengalami gangguan tidur.
Cepat lelah pada kehamilan disebabkan oleh nokturia (sering berkemih di
malam hari), terbangun dimalam hari dan menganggu tidur yang
nyenyak. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa cepat lelah pada
ibu hamil dikarenakan tidur malam yang tidak nyenyak karena terbangun
tengah malam untuk berkemih. Dan juga disebabkan janin yang terlalu
aktif bergerak pada malam hari sehingga menganggu tidur ibu yang
nyenyak.
8. Nyeri perut Bawah
Keluhan nyeri perut bagian bawah pada ibu hamil dapat bersifat
fisiologis dan beberapa lainnya merupakan tanda adanya bahaya dalam
kehamilan. Secara normal, nyeri perut bawah dapat disebabkan oleh
muntah yang berlebihan dan konstipasi yang dialami oleh sebagian besar
ibu dalam kehamilannya. Nyeri ligamentum, torsi uterus yang parah dan
adanya kontraksi Braxton Hicks juga mempengaruhi keluhan ibu terkait
dengan nyeri perut bagian bawah.
8. Heartburn
Disebabkan oleh peningkatan hormon progesteron, estrogen, dan relaxing
yang mengakibatkan relaksasi sehingga menurunkan ritme dan motilitas
lambung serta penurunan tekanan sfingter esofagus bawah. Hal ini
menyebabkan rasa penuh atau kenyang dan kembung (bloated)
9. Konstipasi
Konstipasi terjadi akibat peningkatan produksi progesteron yang
menyebabkan tonus otot polos menurun, termasuk pada sistem
pencernaan, sehingga sistem pencernaan menjadi lambat. Motilitas otot

9
yang polos menurun dapat menyebabkan absorpsi air di usus besar
meningkat sehingga feses menjadi keras. 11.Kontraksi Braxton Hicks
Pada trimester akhir, kontraksi dapat sering terjadi setiap 10 – 20 menit dan
juga, sedikit banyak mungkin berirama. Pada saat ini, jumlah dan distributor
reseptor oksitosin yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofise posterior dapat
mengubah kontraksi Braxton Hicks menjadi kontraksi persalinan.
2.5 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
Menurut Romauli (2011), menjelaskan bahwa kebutuhan Ibu hamil sesuai tahap
perkembangan trimester III meliputi :
1. Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah utama pada manusia terutama ibu hamil. Berbagai
gangguan pernapasan bisa terjadi saat hamil sehingga akan mengganggu
pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu akan berpengaruh pada bayi yang
dikandung. Hal ini mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen sebesar 15-
20% yang menopang kebutuhan metabolik tambahan ibu dan janin. Untuk
mencegah hal tersebut, maka perlu :
a. Latihan napas melalui senam hamil
b. Tidur dengan bantal yang lebih tinggi
c. Makan tidak terlalu banyak
d. Kurangi atau hentikan merokok
e. Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernapasan
2. Nutrisi
Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi
bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal. Gizi pada
waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori per hari, ibu hamil
harusnya mengonsumsi yang mengandung protein, zat besi dan minum
cukup cairan ±8 gelas perhari atau 2 liter.
a. Kalori
Saat hamil, ibu memerlukan tambahan jumlah kalori terutama pada
trimester ketiga, sumber kalori utama adalah hidrat arang dan lemak.
Bahan makanan yang banyak mengandung hidrat arang adalah
golongan padi-padian (misalnya beras dan jagung), golongan umbi-
umbian (misalnya ubi dan singkong), dan sagu. Selain sebagai sumber

10
tenaga, bahan makanan yang tergolong padi-padian merupakan
sumber protein, zat besi, fosfor, dan vitamin.
b. Protein
Kekurangan protein dalam makanan ibu hamil mengakibatkan bayi
akan lahir lebih kecil dari normal. Kekurangan tersebut juga
mengakibatkan pembentukan air susu ibu dalam masa laktasi kurang
sempurna. Sumber zat protein yang berkualitas tinggi adalah susu.
Susus merupakan minuman yang berkualitas tinggi untuk memenuhi
kebutuhan wanita hamil terhadap zat gizi karena mengandung protein,
kalsium, fosfat, vitamin A, serta vitamin B1 dan B2. Sumber lain
meliputi sumber protein hewani (misalnya daging, ikan, unggas, telur,
dan kacang) dan sumber protein nabati (misalnya kacang-kacangan
seperti kedelai, kacang tanah, kacang tolo, dan hasil kacang-kacang
misalnya tahu dan tempe.
c. Mineral
Pada prinsipnya semua mineral dapat terpenuhi dengan makanan-
makanan sehari-hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran, dan susu.
Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi dengan minum susu. Satu
liter susu sapi mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium. Bila ibu hamil
tidak dapat minum susu, suplemen kalsium dapat diberikan dengan
dosis satu gram perhari.
d. Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanan sayur dan buah-
buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin, pemberian asam
folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi. Pada trimester III,
makanan harus disesuaikan dengan keadaan badan ibu. Bila ibu hamil
mempunyai berat badan berlebih, maka makanan pokok dan tepung-
tepung dikurangi, dan memperbnyak sayur-sayuran dan buah-buahan
segar untuk menghindari sembelit.
3. Personal hygiene
Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung
untuk mengeluarkan banyak keringat, lipatan kulit dengan cara

11
dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut perlu
mendapat perhatian karena sering kali terjadi gigi berlubang, terutama
pada ibu yang kurang kalsium.
4. Eliminasi
Desakan usus oleh pembesaran janin dapat menyebabkan bertambahnya
konstipasi. Pencegahannya adalah mengkonsumsi makanan tinggi serat
dan banyak minum air putih. Selain itu, pembesaran janin juga
menyebabkan desakan pada kantong kemih. Tindakan mengurangi asupan
cairan tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan dehidrasi.
5. Seksualitas
Selama kehamilan berjalan normal, coitus diperbolehkan sampai akhir
kehamilan. Coitus tidak dibenarkan bila terdapat perdarahan pervaginam,
riwayat abortus berulang, abortus / partus prematurus imminens, ketuban
pecah belum waktunya.
6. Istirahat
Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur
khususnya seiring kemajuan kehamilannya, tidur pada malam hari ± 8 jam
dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari selama ± 1 jam.
7. Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan aktifitas fisik biasa selama tidak terlalu
melelahkan.
8. Persiapan Laktasi
Hal yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara :
a. Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang
menggunakan busa, karena akan mengganggu penyerapan keringat
payudara.
b. Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara.
c. Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi kerena akan
menyebabkan iritasi. Bersihkan puting susu dengan minyak kelapa lalu
bilas dengan air hangat.
d. Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan dari
payudara berarti produksi ASI sudah dimulai.

12
2.6 Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
Bahaya kehamilan bisa terjadi kapan pun. Bisa terjadi saat awal
kehamilan atau saat menjelang persalinan, untuk itu perlu diwaspadai tanda-
tanda bahaya kehamilan tersebut. Adapun tanda bahaya kehamilan trimester
3 sebagai berikut:
1. Perdarahan Pervaginam
2. Keluar Cairan Pervaginam
3. Sakit Kepala yang Hebat
4. Penglihatan kabur
5. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
6. Gerak janin tidak terasa
7. Nyeri perut yang hebat
2.7 Skrining Antenatal Care
Pada saat pemeriksaan kehamilan untuk melakukan penapisan terhadap
faktor resiko kehamilan, telah dikembangkan suatu metoda menggunakan
teknologi dan alat yang sederhana, mudah, cepat dan murah. Alat ini berupa
KSPR (Kartu Skor ‘Poedji Rochjati’).
Menurut Rochjati (2014), faktor resiko pada ibu hamil dikelompokkan
dalam 3 kelompok I, II dan III, berdasarkan kapan ditemukan, cara
pengenalan dan sifat/tingkat resikonya.
Masing-masing dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pada kelompok I digolongkan ada potensi gawat obstetrik/APGO yang
terdiri dari 10 faktor risiko 7 terlalu (terlalu muda, terlalu punya anak
lagi, terlalu cepat punya anak lagi, terlalu banyak punya anak, terlalu
tua hamil, terlalu pendek, terlalu lambat hamil) dan 3 pernah (pernah
gagal kehamilan, pernah melahirkan dengan tindakan, pernah operasi
sesar).
2. Pada kelompok II digolongkan ada gawat obstetrik/AGO yang terdiri
dari 8 faktor resiko, tanda bahaya pada saat kehamilan, ada keluhan
tetapi tidak darurat yaitu, penyakit pada ibu hamil (anemia, malaria,
tuberculosis paru, payah jantung, kencing manis, Penyakit menular
seksual), preeklampsia ringan, hamil kembar, hamil kembar air, hamil

13
lebih bulan, janin matio dalam kandungan, letak sungsang maupun
lintang.
3. Pada kelompok III digolongkan ada gawat darurat obstetrik/AGDO
yang terdiri dari 2 faktor resiko dan ada ancaman nyawa ibu dan bayi.
Faktor resiko dalam kelompokini adalah perdarahan dan preeklampsia
berat sampai dengan eklampsia. Ibu dengan faktor resiko kelompok III
sangat membutuhkan pengenalan dini dan rujukan segera.
Dari ketiga kelompok tersebut, masing-masing faktor resiko memiliki skor
yang dinamakan (Skor Podji Rochyati), yang jumlahnya dapat
menggolongkan tingkatan resiko pada kehamilan. Tingkatan dan skor dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. KRR (Kehamilan resiko rendah) dengan skor 2 yang didapat dari skor
awal ibu hamil saja.
2. KRT (Kehamilan resiko tinggi) dengan skor 6 – 10 didapat dari jumlah
skor awal ibu hamil dan faktor resiko yang menyertai
3. KRST (Kehamilan resiko sangat tinggi) dengan skor ≥12 didapat dari
jumlah skor awal ibu hamil dan faktor resiko yang menyertai.
Jumlah skor pada tiap kontak menjadi pedoman penyuluhan kepada ibu
hamil, suami, keluarga. Jumlah skor akan memudahkan pemberian KIE
mengenai bobot risiko yang dihadapi ibu hamil dan adanya kebutuhan
persalinan aman dengan tempat dan penolong yang sesuai.
Penekanan KIE mengenai persalinan pada kehamilan trimester ketiga
perlu di tingkatkan mengingat persalinan baik pada Kehamilan Risiko
Rendah , Kehamilan Risiko Tinggi, Kehamilan Risiko Sangat Tinggi
mempunyai kemungkinan mengalami komplikasi Obstetrik dengan
risiko terjadinya 5-K ( kematian, kesakitan, kecacatan, ketidakpuasan
dan ketidaknyamanan ). Perilaku ibu hamil, suami dan keluarga adalah
salah satu penentu utama keberhasilan rujukan dini terencana.

2.8 Penatalaksanaan ANC


Dalam pelayanan/asuhan kehamilan dilakukan dengan kunjungan
kehamilan minimal 4x dan asuhan sesuai dengan standart 10 T

14
1. Kunjungan Pemeriksaan Antenatal
Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan, setiap
ibu hamil dianjurkan untuk melakukan kunjungan antenatal komprehensif yang
berkualitas minimal 4 kali, temasuk minimal 1 kali kunjungan diantar
suami/pasangan atau keluarga sebagai berikut.
Tabel 2.2 Kunjungan Pemeriksaan Antenatal
Trimester Jumlah Kunjungan Waktu Kunjungan yang
Minimal Dianjurkan
I 1x Sebelum minggu ke 16
II 1x Antara minggu ke 24-28
III 2x Antara minggu 30-32
Antara minggu 36-38
Sumber : Kemenkes RI Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan, 2013.
Menurut Kemenkes RI (2013) dalam 4x kunjungan tersebut perlu dilakukannya
tindakan sebagai berikut:
Ibu dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter setidaknya 1 kali untuk
deteksi kelainan medis secara umum. Untuk memantau kahamilan ibu,
gunakan buku KIA. Buku diisi setiap kali ibu melakukan kunjungan antenatal,
lalu berikan kepada ibu untuk disimpan dan dibawa kembali pada kunjungan
berikutnya. Ibu diberikan informasi mengenai perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K) kepada ibu dan anjuran ibu mengikuti kelas ibu.
Dan pada tahun 2014 Jawa timur semakin meningkatkan program kunjungan
antenatal care, salah satunyadi wilayah bangkalan madura, memiliki program
penakib dengan dilakukannya kunjungan ANC minimal 12 x yaitu pada: TM 1
sebanyak 3 kali, TM II sebanyak 3 kali, dan TM III sebanyak 6 kali
kunjungan.. (Profil kesehatan dinas kesehatan kabupaten/kota bangkalan,
2015).

15
2. Asuhan Kehamilan Terpadu
Pelayanan ANC minimal yang harus didapatkan ibu hamil adalah 5T,
meningkat menjadi 7T, dan kemudian menjadi pelayanan terpadu 10T.
Menurut (DIPA, 2015), asuhan 10T tersebut meliputi :
a. Pengukuran tinggi badan cukup satu kali, (T1)
Bila tinggi badan < 145 cm, maka faktor resiko panggul sempit,
kemungkinan sulit melahirkan secara normal. Penimbangan berat badan
setiap kali periksa, sejak bulan ke-4 pertambahan BB paling sedikit 1
kg/bulan.
b. Pengukuran tekanan darah (tensi), (T2)
Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila tekanan darah lebih besar atau
sama dengan 140/90 mmHg. Ada faktor resiko hipertensi (tekanan darah
tinggi) dalam kehamilan.
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA), (T3)
Bila < 23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita kurang energi kronis (ibu
hamil KEK) dan beresiko melahirkan bayi berat lahir rendah.
d. Pengukuran tinggi rahim, (T4)
Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin apakah
sesuai dengan usia kehamilan.
e. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan perhitungan denyut jantung
janin, (T5)
Apabila trimester 3 bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum
masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila
denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari 160
kali/menit menunjukkan ada tanda gawat janin, segera rujuk.
f. Penentuan status imunisasi tetanus toksoid (TT), (T6)
Oleh petugas untuk selanjutnya bilamana diperlukan mendapatkan suntikan
tetanus toksoid sesuai anjuran petugas kesehatan untuk mencegah tetanus
pada ibu dan bayi.

16
Tabel 2.3 Rentang waktu pemberian imunisasi TT dan perlindungannya :
Antigen Interval Lama % perlindungan
perlindungan
TT 1 Padakunjungan - -
antenatal pertama
TT 2 4 minggu setelah 3 tahun 80
TT
TT 3 6 bulan setelah tt 2 5 tahun 95
TT 4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT 5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur 99
hidup
Sumber : Saifuddin dalam Sari, Ulfa, & Daulay, 2015
g. Pemberian tablet penambah darah, (T7)
Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet penambah darah setiap hari
minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari
untuk mengurangi rasa mual.
h. Tes Laboratorium, (T8)
a. Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila
diperlukan.
b. Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah
(Anemia)
c. Tes pemeriksaan urine (air kencing)
d. Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi sepeti malaria, HIV,
sifilis, dan lain.
i. Konseling atau penjelasan, (T9)
Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan,
pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi menyusu dini (IMD),
nifas,perawatan bayi baru lahir, Asi eksklusif, keluarga berencana dan
imunisasi pada bayi.

17
j. Tata laksana atau mendapatkan pengobatan, (T10)
Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil. mual, nyeri ulu
hati, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang yang
merupakan gejala eklamsia.
2.9 Standard Asuhan Kehamilan
Sebagai profesional bidan, dalam melaksanakan prakteknya harus
sesuai dengan standard pelayanan kebidanan yang berlaku. Standard
mencerminkan norma, pengetahuan dan tingkat kinerja yang telah
disepakati oleh profesi. Penerapan standard pelayanan akan sekaligus
melindungi masyarakat karena penilaian terhadap proses dan hasil
pelayanan dapat dilakukan atas dasar yang jelas. Kelalaian dalam praktek
terjadi bila pelayanan yang diberikan tidak memenuhi standard dan terbukti
membahayakan.
Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti sebagai
berikut:
1) Standar 1: Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan
memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu
untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
2) Standar 2: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan
meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk
menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus
mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS/ infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat
dan penyuluhan kesehtan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh
puskesmas.Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap
kunjungan.Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil
tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

18
3) Standar 3: Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan
plapasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala
janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat waktu.
4) Standar 4: pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan / atau
rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
5) Standar 5: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda tanda serta gejala preeklamsia lainnya,
seta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
6) Standar 6: Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya
untuk merujuk, bila tiba tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.(Standard
Pelayanan Kebidanan, IBI, 2002).
2.10 Bentuk –Bentuk Asuhan Kebidanan Holistik
Adapun bentuk bentuk asuhan kebidanan holistic pada kehamilan
terpusat pada WOMEN CENTER CARE Terpusat pada ibu memiliki sifat
holistic (menyeluruh) dalam membahas kebutuhan dan ekspetasi, social,
emosional, fisik, psikologis, spiritual, dan kebudayaan ibu.
Bentuk-bentuk women Center Care di Indonesia merupakan progam untuk
menurunkan angka kematian ibu yang merujuk pada program sedunia yang
didukung oleh WHO yaitu adalah sebagai berikut :

19
1) Safe motherhood
Safe motherhood adalah kemampuan wanita untuk dapat hamil dan
melahirkan secara aman dan sehat. Awal dari progam safe motherhood adalah
sebuah usaha menyeluruh yang bertujuan untuk mengurangi angka kematian
dan kesakitan pada wanita dan bayi khususnya di negara berkembang.
Progam ini dimulai tahun 1987. Indonesia termasuk Negara berkembang
dan memiliki permasalahan besar berkaitan dengan kematian maternal.
Menurut laporan WHO dan Bank Dunia pada tahun 1997, wanita Indonesia
memiliki resiko tinggi pada kematian maternal yaitu 450 kematian ibu per
100000 kelahiran hidup.
Banyak faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut dapat dibagi
kedalam empat jenis:
a) kondisi fisiologis wanita
b) kondisi tenaga kesehatan
c) kondisi lingkungan
d) prilaku wanita
2) The Mother Friendly Movement Tahun 1996 yang diterjemahkan sebagai
Gerakan Sayang Ibu (GSI)
a) Pengertian
Gerakan sayang Ibu merupakan gerakan percepatan penurunan angka
kematian ibu yang dilakukan bersama-sama oleh pemerintah dan
masyarakat dengan meningkatkan pengemeningkatkan pengetahuan
kesadaran dan kepedulian dalam upaya integral dan sinergis
b) Prinsip asuhan
(1) Intervensi minimal.
(2) Komprehensif.
(3) Sesuai kebutuhan.
(4) Sesuai standar, wewenang, otonomi, dan kompetensi provider.
(5) Dilakukan secara komplek oleh tim kerja.
(6) Asuhan sayang ibu.

20
(7) Filosofi bahwa proses menstruasi, persalinan, menopause adalah
normal.
(8) Memberikan informed concent.
(9) Aman, nyaman, logis dan berkualitas.
c) Pelaksanaan progam
Berupa gerakan sayang ibu yang dioperasionalkan dikecamatan dan
desa atau kelurahan. Gerakan Sayang Ibu (GSI) mempromosikan
kegiatan yang berkaitan dengan kecamatan sayang ibu dan Rumah
Sakit sayang ibu untuk mencegah 3 keterlambatan:
(1) Keterlambatan ditingkat keluarga dalam mengenali tanda bahaya
dan membuat keputusan untuk mencari pertolongan.
(2) Keterlambatan dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan.
(3) Keterlambatan difasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
pertolongan yang dibutuhkan
d) Kegiatan
Meliputi advokasi dan mobilitas sosial.
2.11 Penerapan Asuhan Kebidanan Holistic yang Berpusat Kepada
Women Center Care
Untuk dapat memberikan holistik Care yang baik terhadap wanita,
bidan harus menerapkan hal-hal berikut ini :
1) Lakukan Intervensi Minimal
2) Memberikan asuhan yang komprehensif
3) Memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan
4) Melakukan segala tindakan yang Sesuai dengan standar, wewenang,
otonomi dan kompetensi
5) Memberikan Informed Content
6) Memberikan asuhan yang Aman, nyaman, logis dan berkualitas
7) Menerapkan Asuhan Sayang Ibu.
2.12 RuangLingkup Asuhan Kebidanan Holistik pada Kehamilan
Ruang lingkup asuhan kebidanan holistic pada kehamilan meliputi
asuhan kehamilan normal dan identifikasi kehamilan dalam rangka

21
penapisan untuk menjaring keadaan resiko tinggi dan mencegah adanya
komplikasi kehamilan.

2.13 Prinsip-Prinsip Pokok Asuhan Kebidanan Holistic pada Kehamilan


Berikut sepuluh prinsip pokok yang wajib diketahui setiap
bidanmelakukan asuhan kebidanan holistic pada kehamilan :
1) Proses kehamilan merupakan proses yang alamiah dan fisiologis.
2) Pengasuhan menggunakan cara-cara yang sederhana atau menghindari
segala bentuk intervensi yang tidak dibutuhkan.
3) Aman bagi keselamatan hidup ibu. Asuhan yang diberikan, ditunjang
oleh pengobatan berdasarkan bukti (Evidence based medicine)
4) Menjaga privasi klien.
5) Membantu klien agar merasa aman dan nyaman serta memberikan
dukungan emosional.
6) Memberikan informasi serta konseling yang cukup.
7) Klien dan keluarga berperan aktif dalam pengambilan keputusan.
8) Menghormati praktik adat istiadat, kebudayaan serta keyakinan atau
agama dilngkungan setempat.
9) Memelihara kesehatan fisik, psikologis, social serta spiritual klien dan
keluarga.
10) Melakukan usaha penyuluhan kesehatan dan pencegahan penyakit.
2.14 Konsep Dasar Odema
a) Pengertian
Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan diantara sel-
sel tubuh atau di dalam berbagai rongga tubuh, hal ini sebagai akibat
ketidakseimbangan faktor-faktor yang mengkontrol perpindahan cairan
tubuh, antara lain gangguan hemodinamik sistem kapiler yang
menyebabkan retensi natrium dan air, penyakit ginjal serta
berpindahnya air dari intravaskular ke intersitium.Volume cairan
interstitialdpertahankan oleh hukum starling. Menurut hukum starling,
kecepatan, arah perpindahan air, dan zat terlarut termasuk protein antara
kapiler dan jaringan sangat dipengaruhi oleh perbedaan tekanan

22
hidrostatik dan osmotik masing-masing kompartemen. Tekanan
osmotik adalah tekanan yang dihasilkan molekul protein plasma yang
tidak permeabel melalu membran kapiler. Proses pemindahan ini
melalui proses difusi, ultrafiltrasi, dan reabsorbsi. Faktor yang terlibat
adalah perbedaan tekanan hidrostatik intravaskular dengan
ekstravaskular (Guyton, 2006).
b) Klasifikasi
1) Edema Intraseluler
Terjadinya pembengkakan intraseluler, karena dua kondisi, yaitu :
(a) Depresi sistem metabolik jaringan
(b) Tidak adanya nutrisi sel yang adekuat bila aliran darah ke jaringan
menurun, pengiriman oksigen dan nutrisi berkurang. Jika aliran
darah menjadi sangat rendah untuk mempertahankan
metabolisme jaringan normal, maka pompa ion membran sel
menjadi tertekan. Bila ini terjadi, ion natrium yang biasanya
masuk ke dalam sel tidak dapat lagi di pompa keluar dari sel,
dan kelebihan natrium dalam sel menimbulkan osmosis air
dalam sel, sehingga edema dapat terjadi pada jaringan yang
meradang.
2) Edema Ekstraseluler
Edema ini terjadi bila ada akumulasi cairan yang berlebihan dalam
ekstraseluler. Terjadinya pembengkakan ekstraseluler, karena dua
kondisi yaitu :
(a) Kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstisial
dengan melintasi kapiler.
(b) Kegagalan limpatik untuk mengembalikan cairan dari
interstisiuim ke dalam darah. Penyebab klinis akumulasi cairan
interstisial yang paling sering adalah filtrasi cairan kapiler yang
berlebihan (Prawirohardjo, 2014).
c) Etiologi

23
Pembengkakan jaringan akibat kelebihan cairan interstisium dikenal
sebagai edema .penyebab edema dapat dikelompokan menjadi empat
kategori  umum:
1. Penurunan konsentrasi protein plasma menyebabkan penurunan
tekanan osmoticplasma.penurunan ini menyebabkan filtrasi cairan
yang keluar dari pembuluh lebih tinggi, sementara jumlah cairan
yang  direabsorpsi kurang dari normal ; dengan demikian terdapat
cairan tambahan yang tertinggal diruang –ruang interstisium. Edema
yang disebabkan oleh penurunan konsentrasi protein plasma dapat
terjadi melalui beberapa cara : pengeluaran berlebihan protein plasma
di urin akibat penyakit ginjal ; penurunan sintesis protein plasma
akibat penyakit hati ( hati mensintesis hampir semua protein plasma );
makanan yang kurang mengandung protein ; atau pengeluaran protein
akibat luka bakar yang luas.
2. Peningkatan permeabilitas dinding kapiler menyebabkan protein
plasma yang keluar dari kapiler ke cairan interstisiumdisekitarnya
lebih banyak. Sebagai contoh, melalui pelebaran  pori –pori kapiler
yang dicetuskan oleh histamin pada cedera jaringan atau reaksi alergi .
Terjadi penurunan tekanan osmotik koloid plasma yang menurunkan
kearah dalam sementara peningkatan tekanan osmotik  koloid cairan
interstisium yang diseabkan oleh kelebihan protein
dicairaninterstisium meningkatkan tekanan kearah luar.
ketidakseimbangan ini ikut berperan menimbulkan edema lokal yang
berkaitan dengan cedera ( misalnya , lepuh ) dan respon alergi
(misalnya , biduran).
3. Peningkatan tekanan vena , misalnya darah terbendung di vena , akan
disertai peningkatan tekanan darah kapiler, kerena kapiler
mengalirkan isinya kedalam vena. peningkatan tekanan kearah
dinding kapiler ini terutama berperan pada edema yang terjadi pada
gagal jantung kongestif. Edema regional juga dapat terjadi  karena
restriksi lokal aliran balik vena. Salah satu contoh adalah adalah
pembengkakan di tungkai dan kaki yang sering terjadi pada masa

24
kehamilan. Uterus yang membesar menekan vena –vena  besar  yang
mengalirkan darah dari ekstremitas bawah pada saat vena-vena
tersebut masuk  ke rongga abdomen. Pembendungan darah di vena ini
menyebabkan kaki yang mendorong terjadinya edema regional di
ekstremitas bawah.
4. Penyumbatan pembuluh  limfe menimbulkan edema,karena kelebihan
cairan yang difiltrasi keluar tertahan di cairan interstisium dan tidak
dapat dikembalikan ke darah melalui sistem limfe. Akumulasi protein
di cairan interstisium memperberat masalah melalui efek osmotiknya.
Penyumbatan limfe lokal dapat terjadi, misalnya di lengan wanita
yang saluran-saluran drainase limfenya dari lengan yang tersumbat
akibat pengangkatan kelenjar limfe selama pembedahan untuk kanker
payudara. Penyumbatan limfe yang lebih meluas terjadi pada
filariasis, suatu penyakit parasitic yang ditularkan melalui nyamuk
yang terutama dijumpai di daerah-daerah tropis. Pada penyakit ini,
cacing-cacing filaria kecil mirip benang menginfeksi pembuluh limfe
sehingga terjadi gangguan aliran limfe. Bagian tubuh yang terkena,
terutama skrotum dan ekstremitas, mengalami edema hebat.Kelainan
ini sering disebut sebagai elephantiasis,karena ekstremitas yang
membengkak seperti kaki gajah.
Apapun penyebab edema, konsenkuensi pentingnya adalah
penurunan pertukaran bahan-bahan antara darah dan sel. Sering
dengan akumulasi cairan interstisium, jarak antara sel dan darah yang
harus ditempuh oleh nutrient, O2, dan zat-zat sisa melebar sehingga
kecepatan difusi berkurang. Dengan demikian, sel-sel di dalam
jaringan yang edematosa mungkin kurang mendapat pasokan darah
(Prawirohardjo, 2014).
d) Manifestasi Klinis
1. Distensi vena jugularis, Peningkatan tekanan vena sentral
2. Peningkatan tekanan darah, Denyut nadi penuh,kuat
3. Melambatnya waktu pengosongan vena-vena tangan
4. Edema perifer dan periorbita

25
5. Asites, efusi pleura, edema paru akut (dispnea,takipnea,ronki basah di
seluruh lapangan paru)
6. Penambahan berat badan secara cepat : penambahan 2% = kelebihan
ringan, penambahna 5% = kelebihan sedang, penambahan 8% =
kelebihan berat
7. Hasil laboratorium : penurunan hematokrit, protein serum rendah,
natrium serum normal, natrium urine rendah ( <10 mEq/24 jam )
(Prawirohardjo, 2014).
4. Penatalaksanaan
Terapi edema harus mencakup terapi penyebab yang mendasarinya
yang reversibel (jika memungkinkan). Pengurangan asupan sodium harus
dilakukan untuk meminimalisasi retensi air. tidak semua pasien edema
memerlukan terapi farmakologis ,pada beberapa pasien terapi non
farmakologis sangat efektif seperti pengurangan asupan natrium (yakni
kurang dari jumlah yang diekskresikan oleh ginjal) dan menaikkan kaki
diatas level dari atrium kiri. Tetapi pada kondisi tertentu diuretic harus
diberikan bersamaan dengan terapi non farmakologis. Pemilihan obat dan
dosis akan sangat tergantung pada penyakit yang mendasari, berat-
ringannya penyakit dan urgensi dari penyakitnya.
Efek diuretic berbeda berdasarkan tempat kerjanya pada ginjal.
Klasifikasi diuretic berdasarkan tempat kerja ;
a. Diuretik yang bekerja pada tubulusproksimalis
b. Diuretic yang bekerja pada loopofhenle
c. Diuretic yang bekerja pada tubuluskontortus distal
d. Diuretic yang bekerja pada corticalcollectingtubule
Prinsip terapi edema
a. Penanganan penyakit yang mendasari
b. Mengurangi asupan natrium dan air, baik dari diet maupun intravena
c. Meningkatkan pengeluaran natrium dan air : diuretic ;hanya sebagai
terapi paliatif,bukan kuratif; Tirah baring, localpressure

26
d. Hindari factor yang memperburuk penyakit dasar ; diuresis yang
berlebihan menyebabkan pengurangan volume
plasma,hipotensi,perfusi yang inadekuat(Prawirohardjo, 2014).

2.15 Konsep Dasar Odema Pada Kehamilan

odema dapat terjadi pada kehamilan normal. Reaksi yang paling nyata

diantara banyak reaksi ibu terhadap hormon kehamilan yang berlebihan

adalah peningkatan ukuran berbagai organ-organ kehamilan. Kadang

menyebabkan timbulnya edema, jerawat, maskulinasi, dan gambaran

akromengali.Edema yang terjadi pada kehamilan mempunyai banyak

interpretasi misalnya 40% edema dijumpai pada kehamilan normal, 60 %

edema dijumpai pada kehamilan hipertensi (HDK), dan 80% terjadi pada

kehamilan dengan hipertensi + proteinuria (pre-aklmpsia-eklampsia)

(Prawirohardjo, 2014).

Dalam perjalanannya, seorang wanita hamil dapat mengalami edema

pada bagian-bagian tubuhnya, termasuk ekstremitas bawah (Lokalisata)

hingga hingga seluruh tubuh (Anasarka / generalisata). Adapun penyebab

dari terjadinya edema tersebut dapat bersifat fisiologis maupun patologis.

Edema dijumpai pada di tibia, muka, tangan, bahkan seluruh tubuh

(Anasarka). Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan endotel

kapilar. Edema yang patologik adalah edema yang nondependen pada muka

dan tangan, atau edema generalisata, dan biasanya disertai dengan kenaikan

berat badan yang cepat.

Kondisi hamil menyebabkan berbagai perubahan struktur dan fisiologi

tubuh seorang wanita. Perubahan ini merupakan bentuk adaptasi dengan

27
adanya fetus yang terus tumbuh dan berkembang di dalam uterus.

Perubahan terjadi di hampir seluruh sistem tubuh wanita hamil, termasuk

sistem urinaria dan keseimbangan cairan dalam tubuh6. Dahulu edema

tungkai dipakai sebagai tanda-tanda pereeklampsia, tetapi sekarang edema

tungkai tidak dipakai lagi kecuali generalisata. Perlu dipertimbangkan faktor

resiko timbulnya hipertensi dalam kehamilan. Bila didapatkan edema

generalisata atau kenaikan berat badan > 0,57 kg/minggu (Prawirohardjo,

2014).

Peningkatan volume darah

Curah jantung meningkat dini selama kehamilan. Peningkatan bermakna

telah dibuktikan pada umur kehamilan 12 minggu. Selama persalinan kala

I, curah jantung ibu meningkat moderat ; selama persalinan kala II. Volume

darah meningkat jelas selama kehamilan. Meskipun peningkatan dimulai

selama trimester pertama, namun volume darah ibu berkembang paling

cepat selama trimester kedua dan kemudian melambat jauh pada trimester

ketiga. Karena air tubuh total meningkat sepanjang kehamilan, maka edema

lazim menyertai kehamilan normal, namun pada HDK / PIH (hipertensi

pada kehamilan) perhitungan kenaikan berat badan (BB) melebihi 3/4 – 1

Kg/minggu dianggap patologi. Edema kehamilan yang normal tidak boleh

dikacaukan dengan penimbunan cairan sekunder terhadap penyakit ginjal

dan jantung.

Edema pada kehamilan sering terjadi. Selain itu, edema bisa saja

terjadi pada faktor penyakit bawaan pada masa kehamilan. Pada masa

kehamilan beberapa penyebab terjadinya edema antara lain kerusakan

28
(disfungsi) sel endotel akibat Hipertensi pada kehamilan, masa pre

eklampsia, dan beberapa penyakit penyerta. Pada kehamilan normal,

plasenta membentuk prostaglandin yang bersifat vasodilator (PGE2) dan

mungkin zat lain yang mengurangi reaktivitas pembuluh darah terhadap

ransanganvasokonstriktor. Akibatnya, resistensi vaskular perifer (R)

menurun dan tekanan darah juga menurun. Pada ginjal, resistensi vaskular,

RPF (Renal plasma flow) / aliran plasma ginjal dan GFR

(Glomerularfiltrationrate) / laju filtrasi glomerolus juga sangat meningkat.

Gambaran Klinis terjadinya odema sealam kehamilan sebagai


berikut:
1. Edema Akibat Tekanan Vena Pada Kompresi Pertumbuhan Janin
Edema seringkali terjadi pada ekstremitas bawah wanita hamil. Hal  ini
disebabkan oleh menurunnya arus balik darah vena akibat Vena cava
inferior yang terkompresi oleh pertumbuhan janin. Penurunan arus balik
tersebut mengakibatkan adanya akumulasi cairan di bagian bawah tubuh
apalagi jika wanita hamil berdiri dalam waktu lama. Selain itu, pada
masa kehamilan juga terjadi penurunan tekanan osmotik koloid
interstisial akibat dari meningkatnya volume cairan ekstrasel. Dengan
adanya penurunan tekanan osmotik interstisial, maka osmosis akan lebih
mudah terjadi menuju ke daerah interstisial. Hal ini yang kemudian
menyebabkan terjadinya edema yang umumnya terjadi pada tahap akhir
kehamilan.
2. Edema Akibat Gravitasi
Sewaktu seseorang berbaring, gaya gravitasi bekerja secara merata,
sehingga tidak perlu dipertimbangkan. Namun sewaktu seseorang berdiri,
efek gravitasi tidak merata. Selain tekanan yang ditimbulkan oleh
kontraksi jantung. Terdapat dua konsekuensi penting dari peningkatan
tekanan ini. Pertama, vena yang dapat melebar di bawah peningkatan
tekanan ini, sehingga semakin lebar dan kapasitasnya meningkat
(Prawirohardjo, 2014).

29
2.16 Evidence Baseddan Rendam Air Hangat Campuran Kencur Terhadap
Edema Kaki Ibu Hamil Trimester III
1. Pengertian
Keetidaknyamanan ibu hamil merupakan respon dari adaptasi
fisiologis dan psikologis ibu hamil yang disebewbkan karena
perubahan organ tubuh dan peingkatan tanggung jawab menghadapi
kehamilan dan masaperawatan anak selanjutnya (Prawirohardjo,2014).
Ketidaknyamanan selama kehamilan antara lain mual, muntah,
ptialisme (salivasi berlebihan), keletihan, nyeri punggung bagian atas
(nonpatologis), leukorea, peningkatan frekuensi berkemih (non-
patologis), nyeri ulu hati, flatulen, ligamentum teres uteri, nyeri
punggung bawah (non-patologis), hiperventilasi (nonpatologis),
kesemutan, kaki bengkak dan sindrom hipotensi telentang
(Irianti,2014).
Edema kaki atau pembengkakan pada kaki ditemukan sekitar 80%
pada ibu hamil trimester III, terjadi akibat dari penekanan uterus yang
menghambat aliran balik vena dan tarikan gravitasi menyebabkan
retensi cairan semakin besar (Coban & Sirin, 2010).
Edema dependen pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena
dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah.
Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang
membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau
berdiri dan pada vena kava inferior saat ia berada pada posisi
terlentang.
Pakaian ketat yang menghambat aliran baik vena dari ekstremitas
bagian bawah juga memperburuk masalah. Edema akibat kaki yang
menggantung secara umum terlihat pada area pergelangan kaki dan
kaki dan harus dibedakan secara cermat dengan edema yang
berhubungan dengan preeklampsia/eklampsia.
Cara meringankan atau mencegahnya dengan cara menghindari
menggunakan pakaian ketat, meninggikan kaki secara teratur
sepanjang hari, miring ke kiri saat tidur, menggunakan penyokong

30
atau korset pada abdomen maternal yang dapat melonggarkan tekanan
pada vena-vena panggul.
2. Kandungan kencur
Kandungan yang ada dalam kencur memiliki senyawa- senyawa kimia
yang dapat mengurangi edema atau inflamasi. Senyawa kimia dalam
rimpang kencur yang berpengaruh antiinflamasi yaitu polifenol,
kuinon, triterpenoid, tanin, flavonoid (Hasanah NA, 2011).
Beberapa artikel review menyebutkan bahwa kandungan dalam
kencur salah satunya yaitu flavonoid, yang dapat mengurangi edema
atau inflamasi. Semakin besar dosis yang digunakan, akan semakin
besar juga efek untuk antiinflamasi. Rimpang Kencur sebagai
antiinflamasi dapat menghambat pelepasan serotonimdan dapat
menghambat sintesis prostaglandin dari asam arakhidonatdengan
cara menghambat kerja sikloksigenase (Hasanah NA, 2011).
Aroma dari kencur sebagai aromaterapi akan ditangkap reseptor
hidung yang kemudian merangsang ke otak yang mengendalikan dan
berhubungan dengan perasaan (suasana hati dan emosi) lalu disalurkan
ke hipotalamus sebagai pengatur dari sistem internal tubuh, sistem
pengatur suhu tubuh, dan sistem pengatur aliran darah. Efek
aromaterapi akan memberikan ketenangan, kenyamanan, mengurangi
rasa sakit dan stres, danmemberikan relaksasi (Maisi, Suryono,
Widyawati, Suwondo, & Kusworowulan, 2017).
3. Berendam Air Hangat
Berendam dengam air hangat yang suhu 38 derajat selama
minimal 10 menit dengan menggunakan aromatherapy mampu
meredakan ketegangan otot dan menstimulus produksikelenjar otak
yang membuat tubuh merasa lebih tenang dan rileks. (Flona, 2010).
Terapi rendam kaki (hidroterapi kaki) membantu meningkatkan
sirkulasi darah dengan mempelebar pembuluh darah sehingga lebih
banyak oksigen dipasok ke jaringaNyang mengalami
pembengkakan(Chaiton, 2002dalam (Wulandari, 2017). Raisanen
(2010) dalam (Permady, 2015) menyebutkan ada enam keuntungan

31
dari air hangat yaitu mengurangistres,mendetoksifikasi, membuat tidur
nyenyak, merelaksasikan otot dan meredakan sakit dan nyeri otot dan
sendi, meningkatkan kerja jantung, meredakan sesak nafas. Penelitian
oleh (P. Damarsanti, Anggraini, & Setianingsih, 2018) rendam kaki
dengan air hangat dapat menurunkan kecemasan pada ibu hamil
trimester III.
4. Terapi Berendam Air Hangat Dengan Kencur Dalam Kebidanan
Menurut penelitian (Manurung &Sumiwi, 2017) dengan judul
“Aktivitas Antiinflamasi Berbagai Tanaman Diduga Berasal Dari
Flavonoid” memiliki tujuan untuk mereview tanaman yang
mengandung flavoinoid. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
tanaman tersebut memiliki aktivitas antiinflamasi yang ditujukan pada
adanya presentasi inhibisi terhadap edema. Presentaseinhibsi edema
terbesar pada tanaman kencur yaitu pada dosis 45 mg/kg bb
menghasilkan inhibsi sebesar 51, 27%, dan kelima tanaman tersebut
memiliki senyawa flavonoid yang bekerja sebagai antiinflamasi.
Dalam jurnal kebidanan Dalam Proceedingofthe urecol oleh Z.
Zaenatushofi1, Eti Sulastri Asuhan rendam air hangat campuran
kencur untuk mengurangi oedema pada ibu hamil trimester III, yang
dilakukan selama 5 hari berturut – turut dan dilakukan observasi dan
hasilnya ada perubahan derajat oedema, yaitu menjadi tidak oedema
akan tetapi pada pada jurnal tidak dijelaskan sehari berapa kali dalam
melakukan rendam air hangat campuran kencur tersebut.
Sedangkan pada penelitian jurnal kebidanan Vol.8 no.2 Tri Endah
Widi Lestari, Melyana Nurul W Admini dalam penelitian ini
menunjukan bahwa dan rendam air hangat campur kencur dapat untuk
mengurangi edema kaki pada ibu hamil trimester III Dari hasil
literaturereviewterhadap artikel jurnal dapat di kombinasikan dan
ditelaah bahwa intervensi pada edema kaki pada ibu hamil sebagai
pengobatan non farmakologis atau secara alami dengan menggunakan
rendam air hangat campur kencur dalam kategori intervensi yang
aman dan cukup efektif untuk mengurangi edema kaki ibu hamil yang

32
tidak mendapatkan pengobatanfarmakologis. Rendam air hangat
campur kencur dapatmengurangi edema kaki pada ibu hamil trimester
III, yang dilakukan pada 3 responden ibu hamil trimester III yang
mengalami keluhan edema kaki fisiologis. Kaki direndam dengan air
hangat yang sudah dicampur dengan kencur dengan ukuran 3 ruas jari
yang sudah digeprek selama 10 menit. Dilakukan berulang selama 5
hari pada setiap responden.
Dari hasil literaturereviewterhadap artikel jurnal dapat di
kombinasikan dan ditelaah bahwa intervensi pada edema kaki pada
ibu hamil sebagai pengobatan non farmakologis atau secara alami
dengan menggunakan rendam air hangat campur kencur dalam
kategori intervensi yang aman dan cukup efektif untuk mengurangi
edema kaki ibu hamil yang tidak mendapatkan
pengobatanfarmakologis.
Artikel jurnal tersebut antara lain :
a) Hasil penelitian menunjukan bahwa Edema kaki di ukur
menggunakan skala pitting edema dengan cara menekan area
yang edema, dan mengukur kedalaman bekas tekanan tujuan
penelitian yaitu mempelajari aktivitas antiinflamsi, kandungan
dari rimpang kencur, kandungan minyak atsiri dengan
menggunakan metode penelitian eskperimental di laboratorium.
Kesimpulan dari penelitian ini kencur sebagai tanaman obat
efektif terhadap aktivitas antiinflamsi, tidak berpengaruh dari
asaldaerah.
b) Menurut penelitian (Manurung & Sumiwi, 2017) dengan judul
“Aktivitas Antiinflamasi Berbagai Tanaman Diduga Berasal Dari
Flavonoid” memiliki tujuan untuk mereview tanaman yang
mengandung flavoinoid. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
tanaman tersebut memiliki aktivitas antiinflamasi yang ditujukan
pada adanya presentasi inhibisi terhadap edema. Presentase
inhibsi edema terbesar pada tanaman kencur yaitu pada dosis 45
mg/kg bb menghasilkan inhibsi sebesar 51, 27%, dan kelima

33
tanaman tersebut memiliki senyawa flavonoid yang bekerja
sebagai antiinflamasi.

Berdasarkan penelitian bahwasanya berendam air hangat


campuran air kencur dapat digunakan sebagai terapi
komplementer efektif dalam mengurangi edema kaki fisiologis
pada ibu hamil trimester III yang belum mendapatkan pengobatan
apapun.

5. Patofisiologi Rendam Air Hangat dan Kencur Dengan Oedema Kaki


Mekanisme syaraf yang terjadi saat kaki di rendam air hangat yaitu
plexusvenousus dari rangkaian saraf ini stimulasi dilanjutkan ke cornu posterior
dan ke medullaspinalis kemudian ke lamin I, II, III, radixdoralis. Lalu ke
ventrobasalthalamus dan berakhir di batang otak (daerah rafe) bagian bawah
pons dan medula sehingga meninbulkan efek kantuk (Edy Prananto, 2016).
Dari responinilah responden akan merasa rileks, nyaman sehingga kualitas
tidur meningkat (Raisanen, 2010 dalam (Permady, 2015). Penelitian dalam
artikel lain yang telah ditelaah bahwa rendam air hangat dan rendam air dingin
efektif untuk mengurangi edema kaki. Suhu pada rendaman air hangat sangat
mempengaruhi hasil dari terapi tersebut, suhu yang baik yaitu sekitar 36,6 –
43,3°C, dan air dingin 10-20°C (Purwadi etal., 2015).
Temperatur yang digunakan dalam terapi air hangat diatas suhu tubuh
karena pergantian panas dingin yang akan menstabilkan jantung dan aliran
darah, sehingga tubuh akan lebih merasa nyaman. Akan tetapi dalam artikel ini
hanya akan melakukan rendam air hangat setelah dilakukan masase kaki. Air
hangat memiliki efek posisi terhadap kerja pembuluh darah dan saraf pada
kaki. Saraf yang berada pada kaki menuju organ vital tubuh lainnya seperti
menuju ke paru-paru, jantung, pankreas, dan lambung. Terapi rendam kaki atau
hydrotherapyfoot mampu meningkatkan sirkulasi darah karena terapi
tersebutmemberikan efek mempelebar pembuluh darah (mekanisme
vasodilatasi) sehingga oksigen lebih banyak yang masuk dalam jaringan yang

34
mengalami pembengkakan, sehingga pembengkakan pada daerah kaki dapat
berangsur berkurang (Chaiton, 2002 dalam (Wulandari, 2017).
Menurut (Flona, 2010)berendam dengam air hangat yang suhu 38 derajat
selama minimal 10 menit dengan menggunakan aromatherapy mampu
meredakan ketegangan otot dan menstimulus produksi kelenjar otak yang
membuat tubuh merasa lebih tenang dan rileks. Terapi rendam kaki
(hidroterapi kaki) membantu meningkatkan sirkulasi darah dengan mempelebar
pembuluh darah sehingga lebih banyak oksigen dipasok ke jaringan yang
mengalami pembengkakan (Chaiton, 2002 dalam (Wulandari, 2017).Pada
pengggunaan rendam air hangat dapat dipadukan untuk lebih efektif
mengurangi edema kaki yaitu dengan kencur. Kandungan yang dalam kencur
memiliki senyawa-senyawa kimia yang dapat mengurangi edema atau
inflamasi. Senyawa kimia dalam rimpang kencur yang berpengaruh
antiinflamasi yaitu polifenol, kuinon, triterpenoid, tanin, flavonoid (Hasanah
NA, 2011).
Beberapa artikel review tersebut menyebutkan bahwa kandungan dalam
kencur salah satunya yaitu flavonoid, yang dapat mengurangi edema atau
inflamasi. Semakin besar dosis yang digunakan, akan semakin besar juga efek
untuk antiinflamasi. Rimpang Kencur sebagai antiinflamasi dapat menghambat
pelepasan serotonim dan dapat menghambat sintesis prostaglandin dari asam
arakhidonat dengan cara menghambat kerja sikloksigenase(Hasanah NA,
2011).
Penggunaan rimpang kencur dengan dosis 45 mg/kg bb dapat mengatasi
edema atau inflamasi sebesar 51,27%. Selain kencur tanaman obat yang
mengandung flavonoid dapat digunakan untuk peradangan atau pembengkakan
diantara yaitu daun mahkota dewa dengn dosis 0,5 g/kg bb dengan efektif
sebesar 27,35%, daun ubi jalar dengan dosis 600mg/kg bb dapat efektif sebesar
20,93%, kelopak bunga rosela merah dengan dosis 410 mg/kg bb dapat efektif
sebesar 31,93%, dan asam jawa daun dan buah dengan dosis 0,2 g/kg bb dapat
efektif sebesar 47,9% (Manurung &Sumiwi, 2017).
Dari literaturereviewtersebut dapat diketahui kesempatan terbesar untuk
anti inflamasi, dan mengurangi edema yaitu kencur, sehingga dalam penelitian

35
ini untuk mengurangi edema digunakan kencur selain lebih mudah ditemukan,
tanaman ini terbukti lebih efektif dari pada tanaman yang mengandung
flavonoid lainnya.

BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”R” G1P0A0 HAMIL 37+2 MINGGU
T/H/INTRAUTERIN, PUKI, LETAK KEPALA, KEADAAN JALAN LAHIR
NORMAL, KEADAAN UMUM IBU DAN JANIN BAIK DENGAN
KELUHAN ODEMA PADA KAKI

3.1 PENGKAJIAN
Tanggal : 13 Mei 2020 Waktu : 09.00 WIB
Tempat : PMB MUTIARA Oleh : Bidan “J”
3.2 PENGUMPULAN DATA DASAR
3.2.1 Data Subyektif
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. R Nama Suami : Tn. B
Umur : 26 th Umur : 28 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Guru Honorer Pekerjaan : PNS
Suku Bangsa : Jawa Indonesia Suku Bangsa : Jawa Indonesia
Alamat : Tanjung
2. Alasan datang

36
Ibu datang untuk memeriksakan kehamilannya.
3. Keluhan utama
Nyeri pinggang
4. Riwayat pasien
a. Riwayat Kesehatan
1) Sekarang
Ibu mengatakan sehat, tidak ada keluhan, tidak sedang menderita
penyakit apapun, tidak sedang menderita penyakit hipertensi,
jantung, ginjal, hepatitis, epilepsi, diabetes mellitus, HIV/AIDS,
IMS
2) Dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun, tidak
pernah menderita penyakit hipertensi, jantung, ginjal, hepatitis,
epilepsi, diabetes mellitus, HIV/AIDS, IMS.
3) Keluarga
Ibu mengatakan keluarganya tidak ada menderita penyakit apapun,
tidak pernah menderita penyakit hipertensi, jantung, ginjal,
hepatitis, epilepsi, HIV/AIDS, IMS, hamil kembar.
b. Riwayat Obstetric
1) Menstruasi
(a) Menarche : 14 tahun
(b) Siklus : 28 hari
(c) Lama : 5-6 hari
(d) Nyeri haid : tidak pernah
(e) Banyak : 2-3 x ganti pembalut/hari
(f) Fluor Albus : Tidak ada
(g) HPHT : 22-08-2019
(h) HPL : 29-05-2020
2) Riwayat Obstetri Lalu
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
N K
Sua An Pe Jeni Tmp Pen Se BL/ Lakt Pen KB
UK Pnlg H M et
mi k ny s t y x PB si y
1 1 1 H A M I L I N I
3) Riwayat Kehamilan Ini

37
G1P0A0 UK 37+2minggu
(a)Keluhan :
Trimester 1 : mual dan muntah, terapi vitamin B6, Asam
Folat
Trimester 2 : tidak ada keluhan, terapi multivitamin, Fe
Trimester 3 :odema kaki kanan dan kiri, terapi
multivitamin dan Fe
(b) Gerakan Janin :>20 kali/hari
(c) TT : TT 5, 8 Oktober 2015
(d) Minum jamu/obat : tidak pernah
(e) ANC : 8 kali di Puskesmas, TM I 2x, TM II 3x,
TM III 3x, USG 2x oleh dr.SpOG
(f) Tanda Bahaya : tidak ada
(g)Penyuluhan yang didapat : kebutuhan nutrisi, tanda bahaya
kehamilan, persiapan persalinan,
personal hygiene.
c. Status Perkawinan :
Pernikahan pertama, sah, lama pernikahan 17 bulan.
d. Riwayat KB :
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
Rencananya menggunakan kontrasepsi pil/ suntik.
e. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
Tabel 3.1 Pola Pemenuhan Kebutuhan Ibu Hamil
Pola Kebutuhan Sebelum Sesudah
Pola nutrisi Makan Makan
Frekuensi : 2 kali/ hari Frekuensi : 3 kali/
Porsi : 1 piring hari
Menu : nasi, sayur, lauk Porsi : 1 piring
Minum Menu : nasi, sayur,
Frekuensi : 5-7 kali/hari lauk
Porsi : 1 gelas Minum
Jenis : air putih, the Frekuensi : 5-8
kali/hari
Porsi : 1 gelas
Jenis : air putih dan

38
susu ibu hamil
Pola istirahat Tidur siang : ± 1 jam Tidur siang : ± 1-2
Tidur malam : 6-8 jam jam
Tidur malam : 6-8
jam
Pola eliminasi BAK BAK
Frekuensi : 5-7 kali/hari Frekuensi : 7-8
Konsistensi: kuning jernih kali/hari
BAB Konsistensi : kuning
Frekuensi : 1 kali/hari jernih
Warna : kuning BAB
Konsistensi : lunak Frekuensi : 1
kali/hari
Warna : kecoklatan
Konsistensi : padat
Pola personal Mandi : 2 kali/hari Mandi : 2 kali/hari
hygiene Ganti baju : 3 kali/hari Ganti baju : 2
Keramas : 3 kali/minggu kali/hari
Potong kuku :2x/ bulan Keramas : 3
kali/minggu
Potong kuku :
2x/bulan
Pola seksualitas Frekuensi : 2-3 kali/minggu Frekuensi : 2
kali/bulan
Pola aktivitas Bekerja sebagai guru SD, Bekerja sebagai guru
mengerjakan pekerjaan rumah SMP, mengerjakan
tangga pekerjaan rumah
dibantu suami.
Mencuci, menyapu,
masak.
Pola hidup sehat Makan makanan bergizi, tidak Makan makanan
merokok, tidak mengkonsumsi bergizi, olahraga
obat-obatan/ alcohol setiap hari dan jalan-
jalan pagi, tidak
mengkonsumsi obat-
obatan/ alkohol

f. Latar Belakang Psiko, social, kultural


Ibu terlihat tenang, senang dengan kehamilannya. Kehamilan ini
amat dinanti keluarga. Keluarga mendukung dan memberikan
semangat kepada ibu, keluarga menemani ibu periksa hamil. Tidak

39
ada budaya keluarga mengenai kehamilan yang bertentangan dengan
kesehatan.
g. Respon keluarga terhadap kehamilan
Keluarga terlihat sangat senang dengan kehamilan Ny. R. Seluruh
anggota keluarga bersedia terlibat untuk menjaga kesehatan Ny.R,
memberikan dukungan kepada Ny.R hingga bayi lahir.

3.2.2 Data Objektif


1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik f. Keadaan emosi : baik
b. BB sebelum/sesudah : 52/66 Kg g. TB : 158 cm
c. LILA : 27,5 cm h. IMT : 24 kg/m2
d. TD : 110/70 mmHg i. Nadi : 80 x/m
e. Suhu : 370 C j. RR : 20 x/m
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : bentuk normal, rambut hitam, tidak berketombe, tidak
rontok
Muka : tidakoedem, tidak pucat, tidak ada cloasmagravidarum
Mata: tidak ada tanda infeksi, konjungtiva merah muda,
skleraputih
Hidung : tidak ada polip, tidak ada secret
Mulut : bersih, mukosa bibir lembab, lidah bersih, tidak ada karies
gigi,
Telinga : simetris, tidak ada serumen
Leher: tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis
Dada: pergerakan dinding dada simetris, suara nafas vesikuler,
bunyi jantung normal
Mamae : pembesaran simetris, ada hiperpigmentasi areola, tidak ada
pembengkakan, puting susu menonjol, bersih,belum ada

40
pengeluaran kolostrum, tidak ada masa, tidak ada nyeri
tekan
Ketiak: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, tidak ada pembesaran hepar
dan lien, tidak ada linea alba, ada striae gravidarum
Leopold I : TFU 2 jari bawah prosesus xypoideus,pada
fundus teraba bagian bulat, lunak (Mdc : 33
cm)
leopold II : Teraba bagian kecil-kecil dan rongga kosong
dibagian perut kanan ibu. Teraba bagian
keras, memanjang, sedikit melengkung
dibagian perut kiri ibu
Leopold III : teraba bagian bulat, keras, sulit digerakkan
Leopold IV : tangan pemeriksa sejajar
TBJ : (33-11) x 155 : 3410 gram
DJJ : 144 kali/menit, punctum maximum berada di kiri
bawah umbilikus, jumlah 1, frekuensinya teratur.
Lipat paha : tidak ada hiperpigmentasi, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening
Vulva : tidak ada pembesaran kelenjar Bartholini dan Skene, tidak
ada bengkak, tidak ada kemerahan, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada pengeluaran cairan, tidak ada varices
Ekstermitas atas : oedem +/+
bawah: oedem +/+, tidak ada varices, reflek patella kanan/
kiri positif
Anus : bersih, tidak ada hemoroid
3. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan ANC terpadu pada tanggal 27 April 2020
Hb : 12,5 gr/dl
Golda :O
HIV/AIDS : Non Reaktif
Hepatitis : Non Reaktif

41
Syphilis : Non Reaktif
3.2.3 ASSESMENT/ ANALISIS DATA
Diagnosa : G1P0A0 Hamil 37+2 minggu, T/H/Intrauterin, puki,presentasi
kepala, jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik.
Masalah : bengkak pada kaki +/+
Kebutuhan :Pendidikan kesehatan tentang keluhan fisiologis trimester 3
(odema) dan teknik mengatasinya, tanda bahaya kehamilan
trimester III, tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan

3.2.4 PENATALAKSANAAN
Tanggal 13 Mei 2020 Jam 09.10 WIB
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayi dalam kondisi
baik. Ibu mengerti kondisi yang dialami sekarang.
2) Mendiskusikan kepada ibu tentang keluhan yang dialami sekarang edema
dependen pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan
peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan
sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-
vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan pada vena kava
inferior saat ia berada pada posisi terlentang.
3) Memberikan HE kepada ibu :
a) Menjaga asupan nutrisi dengan makan seimbang seperti nasi, lauk-
pauk, sebanyak 3 kali dengan porsi lebih banyak serta banyak minum
minimal 8 gelas perhari serta buah-buahan. Ibu bersedia untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang.
b) Menjaga pola istirahat yang cukup, tidur siang minimal 1-2 jam, tidur
malam minimal 8 jam serta mengurangi aktifitas yang berat. Ibu
bersedia menjaga pola istirahat.
4) Memberikan HE tentang pencegahan atau meringankan keluhan yang
dirasakan:
- Menghindari menggunakan pakaian ketat,karenapakaian ketat yang
menghambat aliran baik vena dari ekstremitas bagian bawah juga

42
memperburuk masalah. Edema akibat kaki yang menggantung secara
umum terlihat pada area pergelangan kaki dan kaki dan harus
dibedakan secara cermat dengan edema yang berhubungan dengan
preeklampsia/eklampsia.
- Meninggikan kaki secara teratur sepanjang hari, miring ke kiri saat
tidur, menggunakan penyokong atau korset pada abdomen maternal
yang dapat melonggarkan tekanan pada vena-vena panggul
Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan bidan dan bersedia untuk
melakukannnya.

5) Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu dengan materi :


a) Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
b) Tanda Persalinan
(1) Rasa sakit atau mulas di perut yang menjalar hingga ke perut
bagian bawah sampai pinggang bagian belakang dengan
frekuensi minimal 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 30-40
detik
(2) Pengeluaran pervaginam berupa cairan yang berwarna merah
muda disertai lendir
(3) Pengeluaran air ketuban
(4) Persiapan Persalinan meliputi perlengkapan ibu dan bayi dalam
satu tas yang diletakkan ditempat yang mudah dijangkau dan
diketahui keluarga, surat-surat seperti KTP, KK, kartu BPJS.
Apabila terjadi hal tersebut segera datang ke petugas kesehatan, ibu
dapat mengingat dan menyebutkan kembali tanda bahaya kehamilan
dan persalinan.
6) Memberikan terapi rendam air hangat dicampur dengan kencur selama ±
10 menit dan menganjurkan ibu untuk melakukan terapi tersebut di
rumah setiap hari selama 5 hari dengan cara sediakan air hangat sebanyak
± 2 liter pada ember, lalu di campur dengan 3 ruas jari kencur yang sudah
digeprek. Semakin banyak kencur yang digunakan, maka semakin
banyak juga efek untuk antiinflamasi. Ibu mengerti dan sudah dilakukan

43
dengan hasil kaki sudah tidak oedema pada hari ke 6 di evaluasi ketika
kontrol ulang.
7) Mendiskusikan program P4K dan perencanan persalinan dengan ibu
Ibu telah merencanakan
Penolong : Bidan Tempat persalinan : PMB
Pandamping : Keluarga Dana : BPJS
Transportasi : Sepeda motor/ Becak
8) Memberikanprenatal yang berisi multivitamin dan fe 10 kaplet serta
menjelaskan cara minum yang benar dan aturan minumnya, ibu
memahami penjelasan yang diberikan.
9) Mendiskusikan tanggal taksiran persalinan yaitu tanggal 29-05-2020,
ibu mengetahui tanggal perkiraan persalinan.
10) Mendiskusikan jadwal ibu untuk kontrol ulang ke Puskesmas sesuai
jadwal yang telah ditentukan yaitu tanggal 23 mei 2020 jika belum
lahir ibu bersedia datang.
11) Mengevaluasi keadaan oedema pada kaki ibu pada saat kontrol ulang
yaitu tanggal 23 Mei 2020. Kaki ibu sudah tidak oedema pada hari ke-
6
12) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status
pasien

44
BAB 4
PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas tentang asuhan kebidanan pada


kehamilan dengan keluhan nyeri punggung dengan menerapkan asuhan
secara holistik dengan hasil sebagai berikut :

4.1 Data Subjektif


Pada kasus ini klien mengatakan bernama Ny.R umur 26 tahun
datang ke Puskesmas Galis untuk memeriksakan kehamilannya.Ibu
mengatakan ini kehamilan pertama, belum pernah melahirkan dan belum
pernah keguguran.Ny.R mengatakan mengalami keluhan nyeri punggung.
Menurut Saifuddin (2014) odema pada kaki merupakan hal yang fisiologi
pada ibu hamil trimester ke-3 hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal
seperti Perubahan hormon. Tulang dan sendi terhubung oleh jaringan ikat
(ligamen), dimana ketika hamil, tubuhmu memproduksi hormon relaxin yang
memungkinkan ligamen menjadi rileks, dan persendian menjadi longgar guna
mempersiapkan tubuh untuk melahirkan. Ligamen yang menopang tulang
belakang juga turut terkena dampak hormon tersebut, yakni ligamen bisa
menjadi longgar sehingga keseimbangan tubuh terganggu dan memicu rasa
nyeri. Pertambahan berat badan yaitu tulang belakang yang bertugas
menopang tubuh akan terbebani dengan pertambahan berat sehingga

45
menimbulkan rasa sakit pada area tersebut, khususnya punggung bagian
bawah.
Selain itu perkembangan bayi juga termasuk faktor penyebab
timbulnya nyeri punggung pada ibu hamil. Makin bertambah usia kandungan,
makin besar janin dan semakin besar juga rahim sang ibu. Perkembangan ini
bisa menekan pembuluh darah dan saraf di area panggul dan punggung.
Perubahan postur tubuh juga tanpa disadari biasanya secara bertahap akan
berubah, karena kehamilan bisa menggeser titik berat atau pusat gravitasi
tubuh, hal tersebut dapat menyebabkan sakit punggung. Stres pada ibu hamil
merupakan otot di bagian punggung dapat mengalami ketegangan, yang
akhirnya bisa terasa seperti sakit punggung.
Menurut kelompok, bengkak yang dirasakan ibu timbul karena kenaikan
BB ibu yang cukup banyak yaitu 14 kg serta aktivitas yang dilakukan ibu
dimana Ibu masih bekerja sebagai guru SD dan mengurus pekerjaan rumah
tangga. Hal tersebut menyebabkan ketegangan pada otot dan ligamen di
sekitar kaki ibu sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri.
Edema dependen pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan
peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi
ini disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-vena panggul
saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan pada vena kava inferior saat ia
berada pada posisi terlentang. Bengkak pada kaki yang dirasakan ibu
merupakan hal yang normal. Dalam hal ini dapat di artikan bahwa keluhan
yang dirasakan ibu sesuai atau tidak ada kesenjangan dengan teori mengenai
keluhan pada kehamilan. Untuk data subjektif lainya berdasarkan pengkajian
yang dilakukan, data subjektif yang diperoleh sesuai dengan teori, tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.

4.2 Data Objektif


1) Tanda-tanda vital
Pada kasus ini, tekanan darah ibu 110/ 70 mmHg, respirasi ibu
20x/menit, suhu ibu 370C, nadi ibu 80x/ menit, hasil ini normal, ibu tidak

46
mengalami peningkatan tekanan darah abnormal, sehingga tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.
2) Berat badan, tinggi badan dan LILA
Pada kasus ini, Ny.R selama hamil mengalami kenaikan berat
badan sebanyak 14 kg, hal ini sesuai dengan teori bahwa kenaikan berat
badan selama hamil normalnya rata-rata antara 6,5kg sampai 16 kg . Berat
badan ideal dapat dilihat dari Quetet atau Body mass indek (Indek Masa
Tubuh = IMT). Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering
dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah.
Sedangkan berat badan overweight meningkatkan resiko atau
komplikasi dalam kehamilan seperti hipertensi, janin besar sehingga
terjadi kesulitan dalam persalinan. Penilaian indeks masa tubuh diperoleh
dengan rumus : IMT = BB (kg) : TB 2 (meter), dengan parameternya
yaituIMT < 20 Underweight (dibawah normal); IMT 20-24,9 Desirable
(normal); IMT 25-29,9 Moderate obesity (gemuk/lebih dari normal); Over
30 Severe obesity (sangat gemuk ) (Sandra,dkk, 2015).
IMT pada pasien diatas masih dalam batas normal yaitu 24, dengan
LILA 27,5 cm (normal minimal 23,5 cm). Walaupun kenaikan BB Ny.R
masih dalam batas normal akan tetapi IMT Ny.R sudah masuk kategori
gemuk sehinga menurut kelompok penambahan BB ini salah satu pemicu
odema kaki Ny.R. Sedangkan teori tentang tinggi badan ibu hamil normal
> 145 cm (Kemenkes, 2013), sehingga tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktek.
3) Status obstetric
Pada kasus ini diperoleh hasil pemeriksaan pada muka, mammae,
abdomen dan vulva tidak ada masalah sesuai dengan teori. Pada
pemeriksaan Leopold disimpulkan bahwa bagian yang berada difundus
yaitu bokong, punggung bayi berada di sebelah kiri ibu, bagian terbawah
janin adalah kepala dan sebagian besar bagian sudah masuk pintu atas
panggul, tinggi fundus uteri 33 cm, dengan taksiran berat janin 4310 gram.
Hasil pemeriksaan DJJ menunjukann DJJ 144x/ menit, teratur dan
jumlahnya 1.

47
Berdasarkan hasil tersebut, terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek yaitu tinggi fundus uteri yang tidak sesuai dengan umur
kehamilan. Menurut Saifuddin (2014) pada kehamilan trimester III usia
kehamilan 36 minggu tinggi fundus sekitar 36 cm (± 2 cm).Namun setelah
umur kehamilan 36 minggu hal tersebut kurang akurat karena bagian
terbawah janin sudah turun ke pintu atas panggul, sehingga berat dari
bagian tersebut tidak dapat diperkirakan dengan palpasi.
Menurut kelompok, tinggi fundus uteri Ny.R sebesar 33 cm pada
kehamilan ini (37+2 minggu) tidak sesuai dengan teori, namun hal tersebut
masih normal karena tinggi fundus uteri masih normal yaitu >28 cm dan
<40 cm, sesuai teori bila TFU >40 cm ada indikasi bayi makrosomia atau
polihidramnion, jika <28 cm ada indikasi bayi kecil atau oligohidramnion
(Saifuddin, 2008).
Selain itu, berdasarkan hasil tersebut terdapat kesenjangan dalam
hal taksiran berat janin. Menurut Graubard (2009) taksiran berat janin
normal usia 37 minggu yaitu 2.911 gram, 38 minggu 3.126 gram,
sedangkan berdasarkan hasil palpasi dan perhitungan rumus Jhonson
diperoleh taksiran berat janin 2790 gram. Namun, hal tersebut masih
normal, karena >2.500 gram sehingga bayi kemungkinan tidak lahir
dengan berat badan rendah.

4.3 Interpretasi Data Dasar


Berdasarkan data fokus tersebut maka penulis melakukan interpretasi data
sebagai berikut :
1) Diagnosa : G1P0A0 Hamil 37+2 minggu,T/H/I puki, presentasi kepala,
kesan jalan lahir normal, kondisi ibu dan janin baik
2) Masalah : Odema/ bengkak pada kaki +/+
3) Kebutuhan :Pendidikan kesehatan tentang keluhan fisiologis trimester
3 (odema pada kaki) dan teknik mengatasinya, tanda bahaya kehamilan
trimester III, tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan. Sehingga pada
kasus diatas tidak ada kesenjangan karena diagnosa diambil sudah

48
berdasarkan data subjektif dan objektif dan menurut nomenklatur diagnosa
kebidanan.

4.4 Penatalaksanaan
Pada kasus ini, asuhan kebidanan yang dilakukan pada tanggal 13 Mei
2020 jam 09.10 WIB sudah diberikan sesuai dengan kebutuhan ibu secara
holistik dimana bidan sudah memberikan penatalaksanaan asuhan kebidanan
berdasarkan keluhan yaitu nyeri punggung. Dalam memberikan asuhan
kebidanan, bidan tidak hanya memenuhi secara fisik saja tetapi dari segi
psikologinya bidan telah memberikan penjelasan yang dapat diterima oleh ibu
tentang kondisi yang sedang dialami merupakan hal yang normal sehingga
secra tidak langsung dapat memberikan rasa nyaman dan dapat menurunkan
tingkat kecemasan ibu.
Secara fisik asuhan yang diberikan kepada Ny.R untuk mengatasi odema
ada kaki yaitu dengan menganjurkan ibu melakukan pencegahan/meringankan
odema seperti yang sudah di jelaskan dan rendam air hangat campur kencur
untuk mengurangi edema kaki. Berendam dengam air hangat yang suhu 38
derajat selama minimal 10 menit dengan menggunakan aromatherapy mampu
meredakan ketegangan otot dan menstimulus produksikelenjar otak membuat
tubuh merasa lebih tenang dan rileks (Flona, 2010).Terapi rendam kaki
(hidroterapi kaki) membantu meningkatkan sirkulasi darah dengan
memperlebar pembuluh darah sehingga lebih banyak oksigen dipasok ke
jaringan yang mengalami pembengkakan (Chaiton, 2002 dan Wulandari,
2017).
Terapi ini merupakan salah satu intervensi relaksasi efektif yang dapat
digunakan pada edema yang terlihat dari mata kaki dan kaki pada usia
kehamilan lebih dari 30 minggu.
Dalam jurnal kebidanan oleh Dalam Proceeding of the urecol oleh Z.
Zaenatushofi1, Eti Sulastri Asuhan rendam air hangat campuran kencur untuk
mengurangi oedema pada ibu hamil trimester III, yang dilakukan selama 5 hari
berturut – turut dan dilakukan observasi dan hasilnya ada perubahan derajat
oedema, yaitu menjadi tidak oedema akan tetapi pada pada jurnal tidak

49
dijelaskan dalam sehari berapa kali dalam melakukan rendam air hangat
campuran kecur.
Dari hasil literaturereviewterhadap artikel jurnal dapat di kombinasikan
dan ditelaah bahwa intervensi pada edema kaki pada ibu hamil sebagai
pengobatan non farmakologis atau secara alami dengan menggunakan rendam
air hangat campur kencur dalam kategori intervensi yang aman dan cukup
efektif untuk mengurangi edema kaki ibu hamil yang tidak mendapatkan
pengobatanfarmakologis(Famela, 2016; Coban &Sirin, 2010; Edy Prananto,
2016;Purwadi etal., 2015; Manurung &Sumiwi, 2017).
Menurut (Flona, 2010)berendam dengam air hangat yang suhu 38 derajat
selama minimal 10 menit dengan menggunakan aromatherapy mampu
meredakan ketegangan otot dan menstimulus produksi kelenjar otak yang
membuat tubuh merasa lebih tenang dan rileks. Terapi rendam kaki
(hidroterapi kaki) membantu meningkatkan sirkulasi darah dengan mempelebar
pembuluh darah sehingga lebih banyak oksigen dipasok ke jaringan yang
mengalami pembengkakan (Chaiton, 2002 dalam (Wulandari, 2017).Pada
pengggunaan rendam air hangat dapat dipadukan untuk lebih efektif
mengurangi edema kaki yaitu dengan kencur. Kandungan yang dalam kencur
memiliki senyawa-senyawa kimia yang dapat mengurangi edema atau
inflamasi. Senyawa kimia dalam rimpang kencur yang berpengaruh
antiinflamasi yaitu polifenol, kuinon, triterpenoid, tanin, flavonoid (Hasanah
NA, 2011).
Beberapa artikel review tersebut menyebutkan bahwa kandungan dalam
kencur salah satunya yaitu flavonoid, yang dapat mengurangi edema atau
inflamasi. Semakin besar dosis yang digunakan, akan semakin besar juga efek
untuk antiinflamasi. Rimpang Kencur sebagai antiinflamasi dapat menghambat
pelepasan serotonim dan dapat menghambat sintesis prostaglandin dari asam
arakhidonat dengan cara menghambat kerja sikloksigenase(Hasanah NA,
2011). Penggunaan rimpang kencur dengan dosis 45 mg/kg bb dapat mengatasi
edema atau inflamasi sebesar 51,27%. Selain kencur tanaman obat yang
mengandung flavonoid dapat digunakan untuk peradangan atau pembengkakan
diantara yaitu daun mahkota dewa dengn dosis 0,5 g/kg bb dengan efektif

50
sebesar 27,35%, daun ubi jalar dengan dosis 600mg/kg bb dapat efektif sebesar
20,93%, kelopak bunga rosela merah dengan dosis 410 mg/kg bb dapat efektif
sebesar 31,93%, dan asam jawa daun dan buah dengan dosis 0,2 g/kg bb dapat
efektif sebesar 47,9% (Manurung &Sumiwi, 2017). Dari
literaturereviewtersebut dapat diketahui kesempatan terbesar untuk anti
inflamasi, dan mengurangi edema yaitu kencur, sehingga dalam penelitian ini
untuk mengurangi edema digunakan kencur selain lebih mudah ditemukan,
tanaman ini terbukti lebih efektif dari pada tanaman yang mengandung
flavonoid lainnya.
Selain itu bidan juga mememnuhi kebutuhan secara intelektualnya yaitu
dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang Tanda Bahaya Kehamilan
Trimester III, Tanda Persalinan, Persiapan Persalinan serta mendiskusikan
program P4K dan perencanan persalinan dengan ibu. Hal ini diberikan sesuai
dengan kebutuhan ibu hamil pada trimester ke-3. Dengan mendiskusikan
program P4K sekaligus pada ibu diharapkan ibu dengan bebas dan tanpa
paksaan dapat menentukan perencaan kehamilanya sesuai dengan kemampuan
dan keinginan ibu, Bidan hanya sebagai fasilitator saja.
Selain kebutuhan diatas Bidan juga telah memperhatikan kebutuhan Ny.R
yang lainnya untuk menjaga kesehatan ibu dan janin dengan memberikan
suplemen berisi tablet tambah darah ini dilakukan berdasarkan teori yang
menyebutkan bahwa ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi Fe 90 tablet untuk
mencegah anemia (Kemenkes, 2011). Dan teori asuhan ANC 10 T yang salah
satunya menyebutkan pemberian tablet Fe 325 Sulfat Ferosus atau 60 mg besi
elementel (Kemenkes, 2011). Pada kasus ini penulis memberikan suplemen
prenatal.
Pemberian suplemen beisi kalsium 500 mg ini dilakukan berdasarkan teori
menurut Manuaba (2007) bahwa pada kehamilan trimester III janin menyerap
kalsium dari ibu lebih banyak, kebutuhan kalsium ibu hamil sebesar 800-
1200 mg. Kalsium dibutuhkan sebagai komponen utama pembentukan tulang
dan gigi janin, kalsium ini juga akan disimpan dalam tulang sebagai cadangan
untuk memproduksi air susu juga berfungsi untuk meningkatkan
kontraktilitas otot. Apabila kebutuhan kalsium janin tidak tercukupi, maka

51
janin akan mengambil cadangan kalsium dari tubuh ibu sehingga ibu
memiliki resiko terkena osteoporosis, Pada kasus ini dosis yang diberikan
hanya 500 mg, karena kebutuhan lainnya dapat ibu peroleh dari sumber
makanan/ susu.
Dengan mendiskusikan tanggal taksiran persalinan ibu yaitu tanggal 29-
05-2020, ibu dapat mengetahui tanggal perkiraan persalinan dan hal-hal apa
yang perlu dipersiapakan sehingga ibu lebih waspada dan lebih siap saat
menghadapai persalinanya nanti.
Dengan mendiskusikan jadwal ibu untuk kontrol ulang ke Puskesmas, ibu
bersedia dan sepakat untuk kunjugan ulang sesuai jadwal,hal ini menunjukan
bahwa jadwal kunjungan yang di berikan sifatnya fleksibel dan tidak
memaksakan ibu untuk hadir sesuai jadwal jika memang ibu ada sesuatu
kegiatan lain yang harus dilakukan pada tanggal tersebut. Pada kasus diatas
kebetulan ibu setuju dan bersedia datang sesuai tanggal yang disepakati.
Secara teori evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan asuhan yang diberikan kepada pasien, efektivitastindakan untuk
mengatasi masalah dan hasil asuhan (Sulistyawati, 2006). Pada kasus ini,
setelah diberikan asuhan didapatkan hasil Ny.R memahami penjelasan yang
diberikan, bersedia melakukan anjuran yang diberikan dan dokumentasi
sudah dilakukan.
Hal tersebut menunjukan tujuan dari rencana asuhan tercapai dengan
tindakan yang efektif ditunjukkan dengan hasil peningkatan kesehatan ibu,
peningkatan pengetahuan dan kemandirian ibu dalam merawat kesehatannya.
Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

52
BAB 5
PENUTUP

5.1 Simpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu menjawab rumusan masalah
diatas antara lain :
Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan
keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di
dalam rahim ibu selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan
besarnya janin sesuai usia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan
kehamilan (Varney, Kriebs, Gegor, 2007; h. 492).
penerapan asuhan kebidanan pada kehamilan dengan pendekatan
evidence based pemerintah telah menetapkan program kebijakan ANC yaitu:
a. Kunjungan ANC dilakukan minimal 4x selama kehamilan. 1 kali
kunjungan pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali kunjungan
pada trimester III.
b. Pemberian suplemen tablet penambah darah
c. Imunisasi TT
Berdasarkan tinjauan kasus BAB III maka bisa disimpulkan bahwa
odema kaki yang dirasakan ibu timbul karena kenaikan BB ibu yang cukup
banyak yaitu 14 kg serta aktivitas yang dilakukan ibu dimana Ibu masih
bekerja sebagai guru SD dan mengurus pekerjaan rumah tangga. Hal tersebut
menyebabkan ketegangan pada otot dan ligamen.Edema dependen pada kaki
timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada
ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan
uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk
atau berdiri dan pada vena kava inferior saat ia berada pada posisi terlentang.
Sehingga penerapan asuhan kebidanan pada kehamilan dengan pendekatan
Evidence Based rendam air hangat dengan campuran kencur dilakukan
terhadap kaki oedema pada ibu hamil trimester III di PMB Mutiara.

53
5.2 Saran
a. Untuk Institusi.
Diharapkan dapat menambah referensi buku yang dapat digunakan sebagai
sumber rujukan.
b.    Untuk Mahasiswa.
Dalam memberikan asuhan kehamilan hendaknya mengetahui konsep
dasar asuhan kebidanan secara holistic pada kehamilan sehingga dapat
memberikan asuhan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan
kebutuhan klien serta sesuai dengan evidence based dalam praktik
kebidanan.

54
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:


Ar-Ruzz

Astuti, Maya. 2010. Buku Pintar Kehamilan. Jakarta: EGC

Dewi, Vivian Nanny Lia; Sunarsih, Tri. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.
Jakarta : Salemba Medika

Guyton AC, Hall JE. Textbookofmedicalphysiology. 11th ed. Philadelphia:


Elsevier; 2006. p. 515-518.

Husin, Farid. 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta: Sagung Seto

Irianti, dkk. 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta: Sagung Seto

Kemenkes, RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kemenkes RI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Profil Kesehatan Indonesia..


www.depkes.go.id/.../profil-kesehatan-indonesia/profil-
kesehatanIndonesia-2015.pdf

Mandriwati. 2017. Asuhan Kebidanan Antenatal: Penuntun Belajar. Jakarta: EGC

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 Tentang
Registrasi dan Praktik Bidan. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik
Indonesia

NANDA, NIC NOC. 2013. Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan


Profesional : Edisi Revisi Jilid 1 dan Jilid 2. Mediaction publishing

Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta: Salemba


Medika

Prawirohardjo, Sarwono. Kematian Janin dalam. Ilmu Kebidanan Sarwono


Prawirohardjo. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2014. P
732-735.

55
Rochjati, Poedji. 2011.Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga
Universitas Press

Roumali, Suyati. 2011. Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan,


Yogyakarta: Nuhamedika

Saifuddin. 2014. Ilmu Kebidanan Cetakan Keempat. Jakarta: Yayasan Bina


Pustaka

Sulistyawati, Ari. 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika

Varney, Helen, dkk.2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Volume 2. Edisi 4.


Jakarta: EGC

http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/jnm/article/download/2866/2082 di akses
pada tanggal 03 Oktober 2020

http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/article/download/3739/
921 di akses pada tanggal 2020

http://ejurnal.stikesprimanusantara.ac.id/index.php/JKPN/article/view/407 di
akses pada tanggal 03 Oktober 2020

56

Anda mungkin juga menyukai