Disusun oleh:
NIM:17011771
TAHUN 2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penjelasan tentang perawatan bayi baru lahir selama 30
menit, di harapkan para ibu dapat mengerti dan memahami tentang berbagai
cara menjaga kehangatan bayi baru lahir agar tidak terjadi kehilangan panas.
B. Tujuan khusus
Setelah mendapat penjelasan tentang mencegah bayi baru lahir agar tidak
terjadi kehilangan panas di harapkan masyarakat mampu:
1. Menjelaskan penyebab-penyebab kehilangan panas pada bayi baru lahir
2. Menyebutkan tanda-tanda bayi kedinginan karena kehilangan panas
3. Menyebutkan pencegahan kehilangan panas pada bayi.
C. Materi:
1. Mekanisme kehilangan panas
2. Tanda bayi kehilangan panas
3. Dampak bayi kehilangan panas
4. Upaya untuk mencegah kehilangan panas
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Uraian kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon
.
Pendahuluan:
- Menyampaikan salam - Menjawab Salam
1. 5 Menit - Menjelaskan tujuan - Mendengarkan
- Kontrak waktu - Memberi respon
- Tes awal
Inti :
- Mekanisme kehilangan - Memperhatikan
panas
- Tanda bayi kehilangan - Memperhatikan
2. 25 Menit panas
- Dampak bayi kehilangan - Memperhatikan
panas
- Upaya untuk mencegah - Memperhatikan
kehilangan panas
Evaluasi:
- Tanya jawab - Menanyakan
pemaparan yang
- Tes akhir belum jelas
3. 7 Menit - Mampu menjawab
- Menyimpulkan hasil pertanyaan
penyuluhan - Menyimpulkan
- Pemberian salam
penutup - Membalas salam
Materi:
Hipotermi pada BBL
Saat lahir, mekanisme pengaturan suhu tubuh pada BBL, belum berfungsi
sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan
kehilangan panas tubuh maka BBL dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan
hipotermia, berisiko tinggi untuk mengalami sakit berat atau bahkan
kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan
basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di dalam
ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat lahir rendah juga sangat
rentan untuk mengalami hipotermia. Walaupun demikian, bayi tidak boleh menjadi
hipertermia (temperatur tubuh lebih dari 37,5°C)
A. Mekanisme Kehilangan Panas
BBL dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut:
1. Evaporasi
adalah kehilangan panas akibat penguapan cairan ketuban pada
permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri. Hal ini merupakan jalan
utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika saat lahir
tubuh bayi tidak segera dikeringkan atau terlalu cepat dimandikan dan
tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
2. Konduksi
adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang
temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh
bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan di atas benda-
benda tersebut.
3. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar
udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di
dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas.
Kehilangan panas juga terjadi jika ada aliran udara dingin dari kipas angin,
hembusan udara dingin melalui ventilasi/pendingin ruangan.
4. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di
dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh
bayi. Bayi dapat kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda
tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan
secara langsung).
01
02
03
04
05
06
07
DOKUMENTASI