Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPOTERMI
Departemen : Anak
Pokok Bahasan : Hipotermi
Hari/ Tanggal : Senin, 30 November 2020
Waktu Pelaksanaan : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Nifas RSU Maranatha
Peserta/ Sasaran : Keluarga Pasien di Ruang Nifas RSU Maranatha

Pemateri : Rambu Hamu Meha


A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Dengan diadakannya pendidikan kesehatan tentang Hipotermi
diharapkan keluarga pasien dapat mengerti tentang Hipotermi.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan  pendidikan kesehatan, pasien dan
keluarga pasien dapat menjelaskan kembali :
a. Pengertian Hipotermi
b. Penyebab Hipotermi
c. Klasifikasi Hipotermi
d. Tanda dan Gejala Hipotermi
e. Penanganan Hipotermi
f. Cara Mempertahankan Kehangatan

B. RENCANA KEGIATAN
1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Diskusi
2. Media dan Alat Bantu
a. Materi SAP
b. Leaflet
3. Waktu dan Tempat
a. Hari/ Tanggal : Senin, 30 November 2020
b. Alokasi Waktu : 25 menit
c. Tempat : Ruang Nifas RSU Maranatha
4. Materi dan Pemateri
a. Materi : Hipotermi
- Pengertian Hipotermi
- Penyebab Hipotermi
- Klasifikasi Hipotermi
- Tanda dan Gejala Hipotermi
- Penanganan Hipotermi
- Cara Mempertahankan Kehangatan
b. Pemateri : Rambu Hamu Meha
5. Peserta : Keluarga pasien di Ruang Nifas RSU Maranatha

C. TABEL DESKRIPSI KEGIATAN


Tahap Waktu Kegiatan Metode Media
Pemateri Peserta
Pembukaan 5 menit Pembukaan : Ceramah -
- Mengucapkan - Menjawab
salam pembuka salam
- Memperkenalkan - Mendengarkan
diri dan
- Kontrak waktu, memperhatikan
mengkondisikan pembukaan
pasien
- Menjelaskan
agenda kegiatan,
tujuan kegiatan,
menyebutkan
materi/ pokok
bahasan yang
akan disampaikan

Pendidikan 15 Pelaksanaan : Ceramah Leaflet


Kesehatan menit - Menjawab
- Mengeksplor pertanyaan
pengetahuan
keluarga tentang
Hipotermi - Mendengarka
- Menjelaskan n, menyimak
pokok materi dan,
secara berurutan memperhatik
yang meliputi : an pendidikan
a.Pengertian yang
Hipotermi diberikan
b. Penyebab - Mendengarka
Hipotermi n dan
c.Klasifikasi memahami
Hipotermi materi
d. Tanda dan
Gejala
Hipotermi
e.Penanganan
Hipotermi
f. Cara
Mempertahan
kan
Kehangatan
Penutup 5 menit Penutup : Ceramah Leaflet
- Menanyakan - Bertanya
apakah ada mengenai
penjelasan dari penjelasan
pemateri yang yang kurang
kurang jelas jelas
- Melakukan - Mendengark
evaluasi dengan an dan
memberikan memperhatik
beberapa an pemateri
pertanyaan
terkait materi
- Mohon maaf - Menjawab
atas kekurangan salam
dan penutup
mengucapkan pemateri
terima kasih
atas perhatian
peserta, serta
salam penutup.

D. EVALUASI
 Struktur
1. Tersedianya leaflet sebagai media edukasi.
2. Edukasi berjalan sesuai dengan jadwal yang telah dicantumkan
pada silabus.
3. Pemateri menyampaikan materi secara sistematis.
 Proses
1. Peserta memperhatikan dan berkonsentrasi selama kegiatan edukasi
berlangsung.
2. Peserta aktif bertanya kepada pemateri terkait materi yang
disampaikan.
 Hasil
Seluruh keluarga pasien dapat mengerti penjelasan pemateri dan
dapat menjawab pertanyaan.

E. DAFTAR LAMPIRAN
 Lampiran Materi
 Daftar Pustaka

MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Hipotermi
Hipotermia adalah suatu keadaan dimana bayi dengan suhu tubuh kurang
dari 36,5°C dengan cara pengukuran pada ketiak, dapat disebabkan terpajan
lingkungan yang dingin atau bayi mungkin basah atau diberi baju yang tidak
sesuai dengan usia dan ukurannya (WHO, 2008).
Suhu normal bayi baru lahir berkisar 36,5°C-37,5°C (suhu ketiak).
Gejala awal hipotermia apabila suhu < 36°C atau kedua kaki dan tangan teraba
dingin (Sarwono Prawirohardjo, 2006).

B. Penyebab Hipotermi
1. Memancar
Panas tubuh bayi memancar ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin.
Misalnya bayi baru lahir diletakkan ditempat dingin.
2. Menguap
Cairan/ air ketuban yang membasahi kulit bayi menguap.
Misalnya bayi baru lahir tidak langsung dikeringkan dari cairan ketuban.
3. Merambat
Dari kulit bayi langsung merambat ke permukaan yang lebih dingin.
Misalnya popok/ celana bayi basah yang tidak langsung diganti.
4. Mengalir
Hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi. Misalnya
bayi diletakan di dekat pintu/jendela yang terbuka.

C. Klasifikasi Hipotermi
1. Hipotermia ringan, suhu < 36,5oC
2. Hipotermia sedang, suhu antara 32oC-36oC
3. Hipotermia berat, suhu kurang dari 32oC

D. Tanda dan Gejala


Menurut Sarwono Prawirohardjo (2006) penilaian hipotermia pada bayi
baru lahir dibedakan atas gejala umum hipotermia dan tanda-tanda hipotermia
untuk fase sedang, barat dan stadium lanjut yaitu :
Gejala hipotermia bayi baru lahir :
1. Bayi tidak mau minum/menetek
2. Bayi tampak lesu atau mengantuk saja
3. Tubuh bayi teraba dingin
4. Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan sklerema
Tanda-tanda hipotermia sedang (stres dingin/cold stress) :
1. Suhu aksila 32°C-36°C
2. Aktifitas berkurang, letargis
3. Tangisan lemah
4. Kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata)
5. Kemampuan menghisap lemah
6. Seluruh tubuh teraba dingin
Tanda-tanda hipotermia berat (cedera dingin/cold injury) :
1. Suhu aksila < 32°C
2. Bibir dan kuku kebiruan
3. Pernafasan lambat
4. Pernafasan tidak teratur
5. Bunyi jantung lambat
6. mungkin dapat timbul hipoglikemi dan asidosis metabolik
Tanda-tanda stadium lanjut hipotermia :
1. Bagian tubuh lainnya pucat
2. Kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada punggung,
kaki dan tangan (sklerema)
3. Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang

E. Penanganan Hipotermi
Menurut Sarwono Prawirohardjo (2006) penanganan hipotermia pada bayi
baru lahir antara lain :
1. Bayi yang mengalami hipotermia biasanya mudah sekali meninggal.
Tindakan yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan bayi di
dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu.
2. Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan oleh setiap orang
adalah menghangatkan tubuh bayi melalui panas tubuh ibu. Bayi
diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan
bayi. Untuk menjaga agar bayi tetap hangat, tubuh ibu dan bayi harus
berada didalam satu pakaian (metoda kanguru). Sebaiknya ibu
menggunakan pakaian longgar berkancing depan.
3. Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang
disetrika terlebih dahulu, yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan
ibu. Lakukan berulang kali sampai tubuh bayi hangat.
4. Biasanya bayi hipotermia menderita hipoglikemia, sehingga bayi harus
diberi ASI sedikit-sedikit tapi sering.

F. Cara Mempertahankan Kehangatan


Berikut adalah cara mempertahankan kehangatan tubuh bayi :
1. Mengeringkan bayi dengan seksama, selimuti tubuh bayi, dan tutup kepala
bayi.
2. Menganjurkan ibu untuk memeluk bayi dan menyusui bayi.
3. Sebaiknya menimbang bayi, apabila sudah mengenakan baju, dan
menunda memandikan bayi 6 jam pasca lahir.
4. Menempatkan bayi di ruangan yang bersih dan hangat.

DAFTAR PUSTAKA
JNPK-KR/POGI dan JHPIEGO Corporation. 2007. Pelatihan Asuhan Persalinan
Normal Buku Panduan Peserta. Jakarta : JNPK
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP
WHO. 2008. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir : Panduan Untuk
Dokter, Perawat, & Bidan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai