Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN DAN BAYI BARU LAHIR

“Pendamping Persalinan”

Dosen Pengampu :
Triatmi Andri Yanuarini.M.Keb

Disusun oleh:
1. Astrid Risandra Rahadias Putri P17321193046
2. Eka Ainina P17321193056
3. Pingky Malakianno Putri Nasima P17321194061
4. Hanun affanin P17321194071
5. Anisa Ilma Nurisna P17321194072
6. Millenia Bunga Syah Putri P17321194076
7. Angelika Vanindya W indari P17321194077
8. Maulia zamsyah P17321194083
9. Aulia Dian Nur Rahmi P17321194086
10. Tanikha Hery Setiani P17321194088

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI TINGKAT II


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

1
TAHUN AJARAN 2020/2021KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia, serta taufik dan
hidayah-Nya, makalah mengenai “Pendamping Persalinan” ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Meskipun kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya. Tidak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada ibu Triatmi Andri Yanuarini.M.Keb. yang telah membimbing dan
memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan
tentang kewaspadaan universal. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kemudian makalah kami ini dapat kami
perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami juga
yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik serta saran
dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.

Kediri, 20 Februari 2021

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
Latar Belakang...........................................................................................................................1
1.1 Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.2 Tujuan..............................................................................................................................2
1.3 Manfaat............................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................4
2.1 Persalinan........................................................................................................................4
A. Pengertian Persalinan.....................................................................................................4
B. Tanda dan Gejala Persalinan.........................................................................................4
C. Tahapan Persalinan........................................................................................................4
D. Komplikasi Persalinan....................................................................................................7
E. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Proses Persalinan............................................9
2.2 Pendampingan Persalinan............................................................................................10
A. Pengertian Pendampingan Persalinan........................................................................10
B. Manfaat Pendampingan Dalam Persalinan................................................................11
C. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Pendampingan...............................................12
D. Dampak Tidak Adanya Pendampingan......................................................................13
BAB III.........................................................................................................................................15
ANALISIS DAN PEMBAHASAN.............................................................................................15
BAB IV..........................................................................................................................................18
PENUTUP....................................................................................................................................18
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................18
4.2 Saran..............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan
wanita. Proses persalinan memiliki arti yang berbeda disetiap wanita, dengan belum
adanya pengalaman akan memunculkan kecemasan dan ketakutan yang berlebih selama
proses persalinan. Keadaan ini sering terjadi pada wanita yang pertama kali melahirkan
(Wijaya dkk, 2014). Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Sulistyowati & Nugraheny, 2013).

Proses persalinan dipengaruhi tiga faktor berupa passage (jalan lahir), passanger
(janin), power (kekuatan). Persalinan dapat berjalan dengan normal (Euthocia) apabila
ketiga faktor terpenuhi dengan baik. Selain itu terdapat faktor lain yang mempengaruhi
proses persalinan yaitu psikologis dan penolong (Rohani dkk, 2011). Pada ibu yang
pertama kali menjalani proses persalinan akan takut, cemas, khawatir yang berakibat
pada peningkatan nyeri selama proses persalinan dan dapat menganggu jalan persalinan
menjadi tidak lancar (Wijaya dkk, 2014). Sehingga dalam suatu persalinan seorang istri
membutuhkan dukungan fisik maupun psikis agar dapat meringankan kondisi psikologis
ibu yang tidak stabil, peran suami sangat dibutuhkan selama proses persalinan.

Secara psikologis, istri membutuhkan pendampingan suami selama proses


persalinan. Proses persalinan merupakan masa yang paling berat bagi ibu. Ibu
membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama suami agar dapat menjalani proses
persalinan sampai melahirkan dengan aman dan nyaman (Hidayatul, 2009). Perhatian
yang didapat seorang ibu pada masa persalinan akan terus dikenang oleh ibu terutama
bagi mereka yang pertama kali melahirkan dan dapat menjadi modal lancarnya persalinan
serta membuat ibu menjadi merasa aman dan tidak takut menghadapi persalinan
(Suliswati,

1
2008).

Dukungan yang terus menerus dari seorang pendamping persalinan kepada ibu
selama proses persalinan dan melahirkan dapat mempermudah proses persalinan dan
melahirkan, memberikan rasa nyaman, semangat, membesarkan hati ibu dan
meningkatkan rasa percaya diri ibu, serta mengurangi kebutuhan tindakan medis (Taufik,
2010).

Dukungan suami dalam proses persalinan merupakan sumber kekuatan bagi ibu
yang tidak dapat diberikan oleh tenaga kesehatan. Dukungan suami dapat berupa
dorongan, motivasi terhadap istri baik secara moral maupun material serta dukungan
fisik, psikologis, emosi, informasi, penilaian dan finansial (Bahiyatun, 2010).

1.1 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian persalinan ?
2. Apa saja tanda dan gejala persalinan ?
3. Bagaimana tahapan persalinan ?
4. Apa saja komplikasi persalinan ?
5. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi proses persalinan ?
6. Apa pengertian pendamping persalinan ?
7. Apa manfaat pendamping persalinan ?
8. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi proses persalinan
9. Apa dampak tidak adanya pendampingan persalinan ?

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian persalinan
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala persalinan
3. Untuk mengetahui tahapan persalinan
4. Untuk mengetahui komplikasi persalinan
5. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi proses persalinan
6. Untuk mengetahui pengertian pendamping persalinan
7. Untuk mengetahui manfaat pendamping persalinan

2
8. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi proses persalinan
9. Untuk mengetahui dampak tidak adanya pendampingan persalinan

1.3 Manfaat
Diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah ilmu di bidang kebidanan
terutama mengenai pendampingan persalinan

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persalinan
A. Pengertian Persalinan

Persalinana adalah proses membuka dan penipisan serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Bandiyah, 2012).

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Saifuddin, 2013).

B. Tanda dan Gejala Persalinan


1) Kekuatan his bertambah, makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi
makin pendek sehingga menimbulkan rasa sakit yang lebih hebat.
2) Keluar lendir dan darah lebih banyak.
3) Kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) Pada pemeriksaan dalam serviks mulai mendatar dan pembukaan lengkap.
(Praworohardjo,2000)

C. Tahapan Persalinan
Tahap persalinan menurut Prawirohardjo (2012) antara lain :
1) Kala I (kala pembukaan)

Kala I persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang


ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan
lengkap (10 cm) pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam,

4
sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam. Terdapat 2 fase pada kala satu, yaitu
:

a. Fase laten

Merupakan periode waktu dari awal persalinan pembukaan mulai


berjalan secara progresif, yang umumnya dimulai sejak kontraksi mulai
muncul hingga pembukaan 3-4 cm atau permulaan fase aktif berlangsung
dalam 7-8 jam. Selama fase ini presentasi mengalami penurunan sedikit
hingga tidak sama sekali.

b. Fase Aktif

Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan


menjadi komplit dan mencakup fase transisi, pembukaan pada umumnya
dimulai dari 3-4 cm hingga 10 cm dan berlangsung selama 6 jam. Penurunan
bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif dan
selama kala dua persalinan. Fase aktif dibagi dalam 3 fase, antara lain :

- Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.


- Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari 4 cm
menjadi 9 cm.
- Fase Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam waktu 2
jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
2) Kala II (kala pengeluaran janin)
Menurut Prawirohardjo (2012), beberapa tanda dan gejala persalinan kala II yaitu:
a. Ibu merasakan ingin mengejan bersamaan terjadinya kontraksi;
b. Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya,
c. Perineum terlihat menonjol;
d. Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka;
e. Peningkatan pengeluaran lendir darah.

Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kirakira 2-3 menit
sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan
pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek timbul rasa mengedan. Karena

5
tekanan pada rectum, ibu seperti ingin buang air besar dengan tanda anus terbuka.
Pada waktu his kepala janin mulai terlihat, vulva membuka dan perineum
meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir kepala dengan diikuti
seluruh badan janin. Kala II pada primi: 1 ½ - 2 jam, pada multi ½ - 1 jam
(Mochtar, 2012).

Pada kala II persalinan, nyeri tambahan disebabkan oleh regangan dan


robekan jaringan misalnya pada perineum dan tekanan pada otot skelet perineum.
Nyeri diakibatkan oleh rangsangan struktur somatik superfisial dan digambarkan
sebagai nyeri yang tajam dan terlokalisasi, terutama pada daerah yang disuplai
oleh saraf pudendus (Mander, 2012).

3) Kala III (kala pengeluaran plasenta)


Menurut Prawirohardjo (2012) tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa
atau semua hal dibawah ini :
a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
Sebelum bayi lahir dan miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk
bulat penuh (discoit) dan tinggi fundus biasanya turun sampai dibawah pusat.
Setelah uterus berkontraksi dan uterus terdorong ke bawah, uterus menjadi
bulat dan fundus berada di atas pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan).
b. Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat keluar memanjang atau terjulur melalui vulva dan vagina
(tanda Ahfeld).
c. Semburan darah tiba-tiba

Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu


mendorong plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Semburan darah
yang secara tiba-tiba menandakan darah yang terkumpul diantara melekatnya
plasenta dan permukaan maternal plasenta (maternal portion) keluar dari tepi
plasenta yang terlepas.

Setelah bayi lahir kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba


keras dengan fundus uterus setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi
tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan

6
pengeluaran plasenta. Dalam waktu 5-10 menit plasenta terlepas, terdorong ke
dalam vagina akan lahir spontan atau sedikit dorongan dari atas simfisis atau
fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi
lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-
200 cc (Mochtar, 2012).

4) Kala IV Kala pengawasan selama 2 jam setelah plasenta lahir untuk mengamati
keadaan ibu terutama bahaya perdarahan postpartum. Perdarahan dianggap masih
normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 cc sampai 500 cc. Observasi yang
harus dilakukan pada kala IV antara lain :
a. Intensitas kesadaran penderita
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernafasan.
c. Kontraksi uterus.
d. Terjadinya perdarahan

D. Komplikasi Persalinan

Komplikasi persalinan adalah komplikasi melahirkan yang merupakan


keadaan yang mengancam jiwa ibu atau janin karena gangguan akibat (langsung) dari
persalinan. Dari hasil “Assesment safe motherhood” di Indonesia pada tahun
1990/1991 menyebutkan beberapa informasi penting yang berhubungan dengan
terjadinya komplikasi persalinan yaitu :

1. Derajat kesehatan ibu rendah dan kurangnya kesiapan untuk hamil


2. Pemeriksaan antenatal yang diperoleh kurang.
3. Pertolongan persalinan dan perawatan pada masa setelah persalinan dini masih
kurang.
4. Kualitas pelayanan antenatal masih rendah dan dukun bayi belum sepenuhnya
mampu melaksanakan deteksi resiko tinggi sedini mungkin
5. Belum semua RS yang ada di kabupaten sebagai tempat rujukan dari puskesmas
mempunyai peralatan yang cukup untuk melaksanakan fungdi obsetrik esensial.

7
Komplikasi persalinan terdiri dari :

1. Persalinan macet

Pada sebagian besar penyebab kasus persalinan macet adalah karena


panggul ibu terlalu sempit atau gangguan penyakit. Sehingga tidak mudah
dilintasi kepala bayi pada waktu bersalin. Beberapa faktor yang mempengaruhi
konektifitas uterus sehingga berpengaruh terhadap lamanya persalinan kala 1
adalah umur, paritas, konsistensi serviks uteri, berat badan janin, faktor psikis,
gizi dan juga anemia

2. Rupture Uteri

Rupture uteri atau sobekan urterus merupakan peristiwa yang sangat


berbahaya, yang umumnya terjadi pada persalinan kadang-kadang terjadi pada
kehamilan terutama pada kehamilan trimester 2 dan 3. Robekan pada uterus dapat
ditemukan oleh sebagian besar pada bawah uterus. Pada robekan ini kadang –
kadang vagina bagian atas ikut serta robek.

3. Infeksi atau sepsis

Wanita cenderung mengalami infeksi saluran genital setelah persalinan


dan abortus. Kuman penyebab infeksi dapat masuk ke dalam saluran genital
dengan berbagai cara, misalnya melalui penolong persalinan yang tangannya tidak
bersih atau menggunakan instrument yang kotor. Infeksi juga berasal dari debu
atau oleh ibu itu sendiri yang dapat memindahkan organisme penyebab infeksi
dari berbagai tempat, khususnya anus. Pemasukan benda asing ke dalam vagina
selama persalinan seperti jamur, daun-daunan, kotoran sapi, lumpur atau berbagai
minyak, oleh dukun beranak juga merupakan penyebab infeksi. Akibatnya infeksi
menjadi salah satu penyebab kematian ibu di negara berkembang dan infeksi ini
ternyata tinggi pada abortus illegal.

4. Malpresentasi dan malposisi

8
Adalah keadaan dimana janin tidak berada dalam presentasi dan posisi
yang normal yang memungkinkan terjadi partus lama atau partus macet. Diduga
malpresentasi dan malposisi kehamilan akan mempunyai akibat yang buruk jika
tidak memperhatikan cra dalam melahirkan. Pada kelahiran kasus ini harus
ditangani di RS atau Pelayanan kesehatan lain yang mempunyai fasilitas lengkap
dan sebaiknya anesthesia telah di sediakan dan kemampuan untuk melakukan
section caesaria harus sudah ada di tangan.

5. Ketuban pecah dini

Pecahnya selaput secara spontan disertai keluarnya cairan berupa air dari
vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu, 1jam atau lebih sebelum proses
persalinan berlangsung. Penyebab pecahnya selaput ketuban secara pasti belum
diketahui, tetapi beberapa bukri menunjukkan bahwa bakteri atau sekresi maternal
yang menyebabkan iritasi dapat menghancurkan selaput ketuban, dan Ketuban
Pecah Dini pada trimester kedua mungkin disebabkan oleh serviks yang tidak lagi
mengalami kontraksi.

6. Pre-eklamsia dan eklamsia

Di Indonesia eklamsia (disamping pendarahan dan infeksi ) masih


merupakan sebab utama kematian ibu dan sebab kematian perinatal yang tinggi.
Oleh karena itu, diagnosis dini pre-eklamsia, yang merupakan tingkat
pendahuluan eklamsia, serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk
menurunkan angka kematian ibu dan anak. Perlu ditekankan bahwa sindroma pre-
eklamsia ringan dengan hipertensi, edema, dan proteinuria sering tidak diketahui
atau tidak diperhatikan oleh wanita hamil, sehingga tanpa disadari dalam waktu
singkat dapat timbul pre-eklamsia berat, bahkan eklamsia.

E. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Proses Persalinan


1. Power

Tenaga atau kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi otot-otot
Rahim ditambah kerja otot-otot volunteer dari ibu , yaotu kontraksi otot perut dan
diaftragma sewaktu ibu mengejan.

9
2. Passage

Janin harus berjalan lewat rongga panggul, serviks dan vagina sebelum
dilahirkan. Untuk dapat dilahirkan. Untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi
tekanan atau resistensi yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan
sekitarnya.

3. Passanger

Adalah jalan lahir janin dan bagian janin yang paling penting (karena
ukurannya besar) adalah kepala janin

4. Psikologis

Psikologis ibu juga mempengaruhi jalannya persalinan oleh karena itu ibu
memerlukan dukungan mental agar memberikan dampak positif bagi psikis ibu.

5. Penolong

Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk


memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal neonatal.

2.2 Pendampingan Persalinan


A. Pengertian Pendampingan Persalinan

Pendamping persalinan adalah seseorang yang dapat berbuat banyak untuk


dapat membantu ibu saat persalinan. Pendamping merupakan keberadaan seseorang
yang mendampingi atau terlibat langsung sebagai pemandu persalinan, yang memberi
dukungan selama kehamilan, persalinan, dan nifas agar proses persalinan yang
dilaluinya berjalan dengan lancar dan memberi kenyamanan bagi ibu bersalin
(Indrayani & Moudy, 2013).

Pendampingan adalah menemani dan menjaga, menyertai dalam suka dan


duka. Suami adalah pria yang menjadi pasangan istri. Pendampingan suami adalah

10
pria yang menjadi pasangan istri yang menemani dan menjaga istri (Depdiknas,
2001).

Kehadiran suami sangat membawa ketentraman bagi istri yang akan bersalin,
suami juga dapat memainkan peran yang aktif dalam memberikan dukungan fisik dan
dorongan moral kepada istrinya. Suami mempunyai hak untuk berada dalam kamar
bersalin, dan akan merasa lebih nyaman bila didampingi petugas kesehatan.
Sepanjang pasangan suami-istri tersebut menghendakinya mereka akan merasa
senang jika diperbolehkan bersama-sama dalam kamar bersalin (Bony, 2004).

Proses persalinan merupakan pengalaman yang menguras banyak tenaga,


emosi secara fisik. Oleh karena itu, akan sangat menyenangkan jika dapat membagi
pengalaman tersebut dengan seseorang, pilihan pertama yang dipilih adalah suami
karena ia telah terlibat dengan proses kehamilan sejak awal. Perlu diketahui bahwa
tidak semua suami dapat menjadi pendampingan persalinan istrinya. Oleh karena itu,
aturlah pendampingan pengganti untuk berjaga-jaga jika suami berhalangan, orang
tersebut adalah ibu kandung, ibu mertua, saudara atau sahabat perempuan ibu (Anna,
2008).

B. Manfaat Pendampingan Dalam Persalinan

Kehadiran suami atau kerabat dekat, akan membawa ketenangan bagi ibu,
karena proses persalinan sangat dibutuhkan pendamping persalinan, untuk
memberikan dukungan dan bantuan kepada ibu saat persalinan serta dapat
memberikan perhatian, rasa aman, nyaman, semangat, menentramkan hati ibu,
mengurangi ketegangaan ibu atau memperbaiki status emosional sehingga dapat
mempersingkat proses persalinan. Dukungan suami dalam proses persalinan akan
memberi efek pada ibu yaitu dalam hal emosi, emosi ibu yang tenang akan
menyebabkan sel-sel sarafnya mengeluarkan hormon oksitosin yang reaksinya akan
menyebabkan kontraksi pada rahim pada akhir kehamilan untuk mengeluarkan bayi.
Mendampingi istri saat melahirkan juga akan membuat suami semakin menghargai
istri dan mengeratkan hubungan batin di antara suami dan istri serta bayi yang baru
lahir (Indrayani, 2013).

11
C. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Pendampingan
1) Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi keluarga akan mempengaruhi proses


pendampingan ketika istri melahirkan, suami yang mempunyai tingkat sosial
ekonomi yang mapan akan lebih cenderung memperhatikan dan mendampingi
istrinya pada saat melahirkan, hal ini berbeda dengan suami yang mempuntau
status sosial ekonomi yang kurang mampu, suami lebih cenderung untuk kurang
memperhatikan istri pada saat bersalin, suami lebihi sibuk untuk mencari biaya
persalinan bagi istrinya.

2) Budaya

Keadaan budaya mempengaruhi proses pendampingan suami pada saat


istri melahirkan, ada beberapa budaya dan sistem religi yang tidak
memperbolehkan suami melihat istri melahirkan karena bertentangan dengan nilai
budaya dan sistem religi yang di muat oleh individu

3) Lingkungan

Keadaan lingkungan mempengaruhi proses pendampingan suami pada


saat istri melahirkan, individu yang berada pada lingkungan pedesaan,
kebiasannya suami tidak mau untuk mendampingi istri pada saat persalinan,
suami merasa takut dan tidak tega melihat istrinya melahirkan

4) Pengetahuan

Pengetahuan individu akan mempengaruhi pelaksanaan pendampingan


suami terhadap istri pada saat melahirkan, suami yang mempunyai pengetahuan
yang baik akan berusaha semaksimal mungkin memberikan dukungan
pendaampingan pada saat istrinya melahirkan, hal ini dikarenakan dukungan
pendampingan akan memberikan motivasi yang besar kepada istri pada saat
melahirkan, begitu pula sebaliknya suami yang mempunyai pengetahuan yang
kurang, biasanya tidak mendampingi pada saat istrinya melahirkan, hal ini di

12
karenakan ketidaktahuan akan manfaat pendampingan suami terhadap istri pada
saar melahirkan.

5) Umur

Suami yang mempunyai usia yang muda, biasanya tidak mendampingi


pada saat istrinya melahirkan, hal ini dikarenakan suami merasa takut dan tidak
tega melihat istrinya melahirkan. Kategori umur suami dala, pendampingan
persalinan <20 tahun di kategorikan dalam usia muda, di atas 20 tahun atau
kurang dari 35 tahun di kategorikan dalam usia dewasa dan suami yang memiliki
usia >35 tahun di kategorikan dalam usia matang atau tua yang akan
mempengaruhi pelaksanaan pendampingan suami terhadap istri pada saat
melahirkan, suami yang mempunyai usia matang (dewasa) akan berusaja
semaksimal mungkin memberikan dukungan pendampingan pada saat istrinya
melahirkan, hal ini di karenakan kematangan usia untuk berusaha mengerti
tentang psikologis istri pada saat persalinan.

6) Pendidikan

Pendidikan juga dapat dikatakan sebagai proses pendewasaan pribadi.


Pendidikan kesehatan merupakan proses yang mencakup dimensi dan kegiatan
intelektual, psikologi dan sosial yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan
individu dalam pengambilan keputusan secara sadar dan yang mempengaruhi
kesejahteraan diri, keluarga, masyarakat. Individu yang berpendidikan akan
mempunyai pengetahuan tentang pentingnya pendampingan pada saat persalinan
dan mereka cenderung melakukan pendampingan pada saat persalinan, sebaliknya
individu yang tidak berpendidikan pengetahuannya akan kurang dan mereka
cenderung tidak melakukan pendampingan saat persalinan.

D. Dampak Tidak Adanya Pendampingan

Menurut karo (2010), cemas dan sedih, itulah yang kerap dialami oleh ibu-ibu
yang terpaksa menjalani hari-harinya berama sang buah hati di kandungan tanpa
kehadiran suami tercinta. Terlebih pada kehamilan pertama, perasaan tersebut akan

13
makin kuat terasakan. Kalau kehamilan anak pertama, perasaan tersebut akan makin
kuat terasakan dan kalau kehamilan anak kedua atau ketiga, si ibu sudah punya
pengalaman. Jadi, ia sudah tahu apa yang bakal di hadapinya, hingga kecemasan itu
tak begitu besar, namun untuk kehamilan pertama, terlebih kehamilan merupakan
suatu peristiwa penting dalam hidupnya, maka ibu pasti memerlukan dukungan sosial,
terutama dari suaminya.

14
BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Menurut beberapa peneliti selama persalinan ibu bersalin ini pasti mengalami suatu
ketidaknyamanan yang bisa menyebabkan rasa cemas dan stres pada ibu. Stres ataupun rasa
cemas ini dapat mempengaruhi lancar atau tidaknya persalinan pada ibu. Kecemasan tersebut
dapat muncul jika masa panjang saat menanti kelahiran penuh ketidakpastian, selain bayangan
tentang hal-hal yang menakutkan saat proses persalinan walaupun apa yang dibayangkan belum
tentu terjadi. Dalam situasi ini dapat menimbulkan perubahan fisik dan psikologis yang drastis
pada ibu bersalin tersebut. Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecemasan pada
kehamilan yaitu salah satunya adalah faktor ketakutan pada pemkiriannya sendiri atau perasaan
ibu-ibu hamil tentang kehamilan dan dirinya selama hamil seperti tipe kepribadian, lingkungan
dan pendidikan. Tidak hanya itu, Kecemasan yang timbul dapat disebabkan karena dua faktor
lain yaitu antara kesenangan dan rasa nyeri yang sedang dirasakan. Salah satu bentuk
kecemasannya adalah berupa ansietas primer yang timbul karena trauma kelahiran (birth
trauma), dimana merupakan dasar bagi timbulnya neurotic anxiety yang akan mengakibatnya ibu
bersalin ini selalu berada dalam keadaan cemas karena takut menghadapi persalinan yang akan
dialami buruk atau dalam situasi yang tidak menentu seperti membayangkan resiko akan
kematiannya dan sang bayi ketika melahirkan. Jika kondisi emosi pada ibu bersalin yang tidak
stabil ini dialami terus sampai pada proses persalinan akan dapat menyebabkan persalinan tidak
lancar. Bukan hanya itu, kebanyakan ibu bersalin akan merasakan sakit yang lebih parah dari
yang seharusnya karena banyak dipengaruhi oleh rasa panik dan stress. Maka dari hal itulah
perlu adanya pencegahan agar ibu bersalin tidak mengalami kecemasan seperti itu.

Untuk mencegah ketidaknyamanan pada ibu bersalin ini adalah dibutuhkannya seorang
pendamping saat persalinan. Dengan adanya pendamping yang dimana memberikan dukungan
kepada ibu bersalin akan dapat mengurangi rasa kecemasan yang terjadi sehingga ibu memiliki
emosi yang stabil dan tenang saat persalinan. Pendamping persalinan ini bisa dilakukan oleh

15
suami atau keluarga terdekat seperti ibu, saudara dan lain-lain. Dengan pendampingan suami
atau keluarga dekat maka ibu bersalin akan lebih percaya diri sehingga ibu akan merasakan siap
mengahadapi persalinan. Saat proses persalinan pun ibu tidak akan mengalami yang namanya
rasa sakit berlebih dan persalinan menjadi lancar sampai masa nifas.

Dukungan keluarga akan berdampak besar dalam menentukan status kesehatan ibu
bersalin. Apabila seluruh keluarga mengharapkan kehamilan mendukung bahkan menunjukkan
dukungannya dalam berbagai hal maka akan berdampak positif bagi ibu. Dukungan yang
diberikan dapat bersifat fisik maupun emosional seperti menggosok punggung ibu, memegang
tangannya, mempertahankan kontak mata, ditemani oleh orang-orang yang ramah, menceritakan
keadaan setelah persalinan terjadi akan bahagia karena dapat menggendong dan melihat bayi
yang dilahirkan lucu, dan juga meyakinkan ibu bahwa persalinan akan baik-baik saja serta tidak
meninggalkan ibu sendirian untuk menghadapi persalinanya. Selain itu yang perlu dilakukan
pendamping adalah memberikan makan dan minum yang cukup agar kesehatan ibu sehat dan
kuat untuk menghadapi persalinan hingga masa nifas, memberikan dan mengatur posisi ibu
senyaman mungkin, serta membantu kebutuhan ibu dan mendengarkan keluhan-keluhan yang
dirasakan ibu bersalin misalnya saat ada his dan sebagainya.

Tidak hanya itu, dukungan kelurga juga dapat diwujudkan dengan membantu mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi ibu dalam proses persalinannya seperi membuat dan mengambil
keputusan untuk merawat ibu dan menyediakan sarana pelayanan kesehatan yang terbaik pada
waktu yang tepat. Maka dari itu keluarga maupun pendamping lainnya adalah support system
yang paling berharga bagi ibu hamil yang akan mengalami persalinan hingga masa nifasnya.

Pendamping persalinan merupakan faktor pendukungan dalam lancarnya persalinan


karena efek perasaan wanita terhadap persalinan yang berbeda berkaitan dengan presepsi orang
yang mendukung, seperti orang terdekatnya dapat memengaruhi kecemasan ibu. Namun menurut
peneliti pendampingan suami dalam proses persalinan bukan merupakan faktor utama yamng
memengaruhi kecemasan. Berdasarkan jurnal yang kami baca peneliti menjelaskan bahwa faktor
utama yang memengaruhi kecemasan adalah sudah berapa lama rasa sakit atau nyeri yang
dirasakan oleh ibu bersalin primipara dan bagaimana intensitas nyeri tersebut dirasakan oleh ibu,
sehingga dapat dikatakan bahwa semakin lama kala I yang dialami oleh ibu dan juga semakin
sering nyeri yang dirasakan ibu maka kecemasan yang terjadi akan meningkat.

16
Berdasarkan data yang kami dapat dari jurnal dari total responden 61 ibu bersalin
didapatkan bahwa 34 ibu bersalin yang didampingi oleh suami saat proses persalinan hampir
seluruh (85,3%) mengealami persalinan yang lancar dan sebagian kecil dala (14,7%)
menegalami proses persalinan yang tidak lancar. Sedangkan 27 ibu bersalinan yang tidak
didampingi oleh suami pada saat proses persalinan sebagian besar (74,1%) mengalami proses
persalinan yang tidak lancar dan sebagian kecil (25,9%) mengalami proses persalinan yang
lancar. Pada data diatas dapat disimpulkan bahwa endampingan suami pada saat persalinan
berpengaruh dengan kelancaran persalinan ibu.

Dari kasus diatas kita dapat memberikan solusi bahwa dalam kehamilan yang diharapkan
maupun tidak diharapkan ibu harus mendapatkan dukungan fisik maupun dukungan emosional
dari suami, ibu kandung, saudara kandung, keluarga yang lain, maupun kerabat dekat seperti
sahabat perempuan agar ibu merasakan kenyamanan dan tidak berpikir yang buruk akan
prosesnya persalinan. Partisipasi pendamping yang cuku tinggi ini menunjukkan bahwa
pendamping menyadari akan peran yang bisa dilakukannya dalam memberi dukungan fisik,
dorongan moral maupun dukungan psikis emosional kepada ibu bersalin hingga masa nifas.
Sehingga dukungan dari pendamping ibu bersalin ini dianggap sangat perlu untuk keefektifan
terjadinya proses persalinan yang dialami oleh ibu.

17
BAB IV

PENUTUP
4.1Kesimpulan
Persalinana adalah proses membuka dan penipisan serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Bandiyah, 2012). Tahapan di dalam persalinan
ada 4 yaitu kala I (pembukaan), kala II (pengeluaran janin), kala III (pengeluaran
plsenta), dan yang terakhir kala IV (pengawasan). Komplikasi persalinan adalah
komplikasi melahirkan yang merupakan keadaan yang mengancam jiwa ibu atau janin
karena gangguan akibat (langsung) dari persalinan. Pendamping persalinan adalah
seseorang yang dapat berbuat banyak untuk dapat membantu ibu saat persalinan.
Pendamping merupakan keberadaan seseorang yang mendampingi atau terlibat langsung
sebagai pemandu persalinan, yang memberi dukungan selama kehamilan, persalinan, dan
nifas agar proses persalinan yang dilaluinya berjalan dengan lancar dan memberi
kenyamanan bagi ibu bersalin (Indrayani & Moudy, 2013).

4.2Saran
Kami selaku penulis sangat menghimbau kepada rekan-rekan sekalian, pembaca
maupun tenaga kesehatan agar nantinya dapat melakukan tindakan pemeriksaan sesuai
prosedur dengan benar. Namun, dalam makalah kami tentunya masih jauh dari
kesempurnaan jadi kami sangat perlu kritikan dari dosen pembimbing maupun dari pihak
yang terkait.

18
DAFTAR PUSTAKA

Lailia, Ilmah Nur. "Pendampingan Suami Terhadap Kelancaran Proses Persalinan Di BPM Arifin
S Surabaya." Journal of Health Sciences 8.1 (2015).

Sokoya, Mosunmola, A. Farotimi, and F. Ojewole. "Women’s perception of husbands’ support


during pregnancy, labour and delivery." IOSR Journal of Nursing and Health Science 3.3 (2014):
45-50.

Kartikasari, Eka, Hernawily Hernawily, and Abdul Halim. "Hubungan pendampingan keluarga
dengan tingkat kecemasan ibu primigravida dalam menghadapi proses persalinan." Jurnal Ilmiah
Keperawatan Sai Betik 11.2 (2017): 250-257.

Yulizar, Yulizar, and Zuhrotunida Zuhrotunida. "HUBUNGAN PENDAMPING PERSALINAN


DENGAN LAMA KALA II PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI KLINIK S CURUG
TANGERANG 2017." Jurnal JKFT 3.1 (2018): 86-93.
Kusfarini, Eka. "Pendampingan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Saat Menghadapi Proses
Persalinan Di BPS Ny. Hj. Amalia Amd. Keb Simogirang Prambon Sidoarjo." Hospital
Majapahit (JURNAL ILMIAH KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO) 4.1 (2012).

http://repository.unimus.ac.id/1715/19/BAB%20II.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-caturindri-5155-2-bab2.pdf

http://eprints.ums.ac.id/24128/10/NASKAH_PUBLIKASI.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-anglianapu-5162-3-bab2.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai