Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN FISIOLOGIS

PADA NY. K UMUR 30 TAHUN G2P1A0 UK 40 MINGGU

DI PUSKESMAS BAAMANG 1 SAMPIT

Oleh :

One Juliana Setiawan

NIM: 202108032

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
2021
PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU

BERSALIN FISIOLOGIS PADA NY.K UMUR 30 TAHUN G2P1A0 UK 40

MINGGU” di Puskesmas Baamang 1 Sampit telah disetujui oleh pembimbing.

Hari/tanggal :

Sampit , Januari 2021

Mahasiswa

One Juliana Setiawan

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Nunik Ike Yunia Sari SST.,M.MPH Syaripahnoor, S.Tr. Keb


KATA PENGANTAR

....................................................Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan “Asuhan Kebidanan

Pada Ibu Bersalin Fisiologis Pada Ny.K Umur 30 Tahun G2P1A0 Uk 40 Minggu

di Puskesmas Baamang 1 Sampit”.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan menyusun laporan ini tidak lepas

dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak yang diberikan kepada penulis.

Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang tidak

dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu selama penyusunan laporan

ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari

sempurna. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis

miliki. Untuk itu kritik dan saran yang bermanfaat guna perbaikan dan

kesempurnaan laporan ini sangat penulis harapkan.

Sampit, Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................3

1.3 Tujuan......................................................................................................3

1.4 Manfaat....................................................................................................4

BAB II TINJAUN PUSTAKA

2.1 Persalinan................................................................................................5

2.2 Hasil Penelitian Berdasarkan Jurnal Penelitian......................................10

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Laporan Persalinan.................................................................................13

3.2 Anamnesa...............................................................................................13

3.3 Status Present ........................................................................................15

3.4 Diagnosa.................................................................................................17

3.5 Penatalaksanaan......................................................................................18

3.6 Evaluasi..................................................................................................18

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan............................................................................................34

BAB 5 Kesimpulan dan Saran


5.1 Kesimpulan.............................................................................................36

5.2 Saran.......................................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam

kehidupan wanita. Proses persalinan memiliki arti yang berbeda disetiap

wanita, dengan belum adanya pengalaman akan memunculkan kecemasan dan

ketakutan yang berlebih selama proses persalinan. Keadaan ini sering terjadi

pada wanita yang pertama kali melahirkan (Wijaya dkk, 2014). Persalinan

merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang

cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui

jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan (kekuatan sendiri)

(Sulistyowati & Nugraheny, 2013).

Proses persalinan dipengaruhi tiga faktor berupa passage (jalan lahir),

passanger (janin), power (kekuatan). Persalinan dapat berjalan dengan normal

(Euthocia) apabila ketiga faktor terpenuhi dengan baik. Selain itu terdapat

faktor lain yang mempengaruhi proses persalinan yaitu psikologis dan

penolong (Rohani dkk, 2011). Pada ibu yang pertama kali menjalani proses

persalinan akan takut, cemas, khawatir yang berakibat pada peningkatan nyeri

selama proses persalinan dan dapat menganggu jalan persalinan menjadi tidak

lancar (Wijaya dkk, 2014). Sehingga dalam suatu persalinan seorang istri

membutuhkan dukungan fisik maupun psikis agar dapat meringankan kondisi 2

psikologis ibuyang tidak stabil, peran suami sangat dibutuhkan selama proses
persalinan. Beberapa wujud nyata peran laki- laki saat istrinya melahirkan

adalah memberian dukungan berupa pendampingan selama proses persalinan

terjadi, sehingga dapat mempermudah proses persalinan, memberikan perasaan

nyaman, semangat, rasa percaya diri ibu meningkat, serta mengurangi tindakan

medis. Dukungan seorang suami dalam proses persalinan merupakan sumber

kekuatan yang tidak dapat diberikan oleh tenaga kesehatan. Dukungan suami

berupa penguatan, memberikan semangat istri baik moral maupun material

seperti memberikan dukungan fisik, psikologis, emosi, informasi, penilaian dan

keuangan atau finansial (Marmi, 2012).

Selain memberikan dukungan dan pendampingan peran seorang suami

selama persalinan diantaranya mengambil keputusan tentang tempat

pengiriman/ tempat rujukan persalinan, menyiapkan transportasi untuk menuju

tepat persalinan dan juga yang terpenting adalah mengetahui akan komplikasi

saat kehamilan dan persalinan(Iliyasuet al, 2010). Peran seorang suami dalam

proses persalinan sering dihiraukan, salah satunya dikarenakan faktor adat

istiadat dan kebijakan rumah sakit yang kurang mendukung(Gebrehiwotet al,

2012).

Proses persalinan merupakan suatu keadaan yang menegangkan, seorang

ibu membutuhkan dukungan yang kuat, salah satunya adalah dukungan dari

seorang suami. Hal ini diperlihatkan dalam jurnal penelitian tentang

pengalaman ibu yang didampingi suami saat proses persalinan. Manfaat

kehadiran suami selama proses persalinan menurut 3 persepsi ibu yaitu suami

dapat memberikan perasaan tenang serta menguatkan psikis ibu karena suami

dianggap dapat memberikan dukungan dan semangat, menambah kedekatan


emosi suami- istri karena suami menyaksikan perjuangan ibu dalam melahirkan

buah hati mereka, suami selalu ada saat dibutuhkan, ibu merasa nyaman dan

ada energi lebih ketika suami mendampingi. Ibu merasa tidak sendiri ketika

melahirkan dikarenakan ada yang mendampingi, memberikan dukungan serta

memberikan semangat (Astuti dkk, 2012). Beberapa penelitian membuktikan

adanya pengaruh positif tehadap pendampingan suami selama proses persalinan

istri yang dapat dilihat dari proses kelancaran persalinan (Wijaya dkk, 2015).

Penelitian Wijaya (2015) di RSUD dr. H. Abdul Moelek menunjukkan

kehadiran suami selama proses persalinan dapat mempengaruhi lamanya proses

persalinan. Pendampingan suami yang memberikan dukungan dengan

memberikan pijatan yang lembut ke punggung ibu, memberikan kata- kata

motivasi ataupun penyemangat pada ibu, menghilangkan keringat ibu dengan

tissu, serta memberikan minuman pada ibu guna menambah energi ibu.

Hal tersebut menjadikan ibu menjai tenang, tidak merasa cemas sehingga

persalinan dapat berjalan dengan lancar dan cepat. Akan tetapi apabila

kurangnya support dan tidak adanya pendampingan suami selama proses

persalinan dapat mengakibatkan berbagai masalah. Masalah yang paling umum

terjadi pada ibu yang menghadapi proses persalinan tanpa adanya

pendampingan yaitu ibu cenderung merasa tidak 4 berdaya, rasa panik

meningkat dan suami beresiko tidak dapat menempatkan support mereka,

meningkatkan adanya tindakan medis (Nilssonet al, 2012).

Selain itu ibu merasa takut, cemas dan peningkatan rasa nyeri saat proses

persalinan mengakibatkan ibu akan menjadi lelah dan kehilangan kekuatan

sehingga mengganggu jalan persalinan menjadi macet, seperti sungsang,


distosia bahu, perpanjangan kala II, kontraksi lemah (Wijaya dkk, 2014). Oleh

karena itu pendampingan suami selama proses persalinan sangat dibutuhkan

ibu, terlebih pada ibu yang melahirkan anak pertama (Primipara).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka di dapatkan suatu perumusan

masalah yaitu “Bagaimana Penerapan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Normal Pada Ny. K Umur 30 Tahun G2P1A0 Usia Kehamilan 40 Minggu di

Puskesmas Baamang 1 Sampit Dengan Pendokumentasian SOAP”

1.3 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa dapat melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Normal Pada Ny. K Umur 30 Tahun G2P1A0 Usia Kehamilan 40

Minggu secara komprehensif.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Melakukan Pengkajian Data Subjektif Pada Ny. K Umur 30 Tahun

G2P1A0 Usia Kehamilan 40 Minggu

b. Melakukan Pengkajian Data Objektif Ny. K Umur 30 Tahun

G2P1A0 Usia Kehamilan 40 Minggu

c. Melakukan Analisa Pada Ny. K Umur 30 Tahun G2P1A0 Usia

Kehamilan 40 Minggu

d. Melakukan Penatalaksanaan Ny. K Umur 30 Tahun G2P01A0 Usia

Kehamilan 40 Minggu
1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai metode penilaian pada para mahasiswa dalam

melaksanakan tugasnya dalam menyusun laporan, membimbing dan

mendidik mahasiswa agar lebih terampil dalam memberikan asuhan

kebidanan serta sebagai tambahan bahan referensi di perpustakaan

tentang asuhan kebidanan.

1.4.2 Bagi Ibu dan Keluarga

Ibu dan Keluarga mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan secara

komprehensif yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan mulai

dari kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan Keluarga Berencana.

1.4.2 Bagi Petugas Kesehatan

Dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang

sudah ada serta mutu pelayanan kesehatan berupa penyuluh kesehatan

khususnya dalam upaya deteksi dini kehamilan.

1.4.3 Bagi Lahan Praktek

Menambah pengetahuan dan referensi tentang pemberian asuhan

kebidanan secara continuity of care pada kehamilan, persalinan, nifas,

neonatus, dan keluarga berencana secara berkesinambungan dengan

pendekatan manejemen kebidanan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persalinan

2.1.1 Definisi persalinan

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi

pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam

tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin (sarwono, 2010).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan

dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2010).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan

dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2011).

Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi

uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks,

kelahiran bayi, dan kelahiran plasenta, dan proses tersebut merupakan

proses alamiah. (Rohani, 2011).


2.1.2 Tahap persalinan

Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviks membuka

dari 0 sampai 10 cm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II

disebut juga dengan kala pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan

kekuatan mengedan, janin d dorong keluar sampai lahir. Dalam kala III

atau disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan

dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian.

Dalam kala tersebut diobservasi apakah terjadi perdarahan post partum

(Rohani; dkk, 2011).

1) Kala I (Kala Pembukaan)

Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah

karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari

pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena

pergeseran-pergeseran, ketika serviks mendatar dan membuka. Kala I

persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan

serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).

Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif

antara lain :

a. Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat

dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan secara bertahap sampai pembukaan 3 cm, berlangsung

dalam 7-8 jam.


b. Fase aktif, (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6

jam dan dibagi dalam 3 subfase.

 Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan

menjadi 4 cm

 Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam,

pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm

 Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam

pembukaan jadi 10 cm atau lengkap

Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi

uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika

terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan

berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjadi penurunan

bagian terbawah janin. Berdasarkan kurve Friedman,

diperhitungkan pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan

pembukaan multigravida 2 cm/ jam. Mekanisme membukanya

serviks berbeda antara primigravida dan multigravida. Pada

primigravida, ostium uteri internum akanmembuka lebih dulu,

sehingga serviks akan mendatar dan menipis, kemudian

ostium internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum

dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi

dalam waktu yang sama.

2) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)


Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah

lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada

primipara berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1 jam. Tanda

dan gejala kala II :

a. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit.

b. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.

c. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum

dan/atau vagina.

d. Perineum terlihat menonjol.

e. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.

f. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang

menunjukkan :

a. Pembukaan serviks telah lengkap

b. Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.

3) Kala III pengeluaran plasenta

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir

dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses

biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Perubahan

psikologis kala III antara lain :

a. Ibu ingin melihat, menyentuh, dan memeluk bayinya

b. Merasa gembira, lega, dan bangga akan dirinya juga merasa

sangat lelah

c. Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vagina perlu dijahi


d. Menaruh perhatian terhadap plasenta

4) Kala IV (Kala Pengawasan)

Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam

setelah proses tersebut. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV :

a. Tingkat kesadaran

b. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi,dan

pernapasan

c. Kontraksi uterus

d. Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika

jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc

Asuhan dan pemantauan pada kala IV yaitu :

a. Lakukan rangsangan taktil (seperti pemijatan) pada uterus, untuk

merangsang uterus berkontraksi

b. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara

melintang antara pusat dan fundus uteri.

c. Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.

d. Periksa perineum dari perdarahan aktif (misalnya apakah ada

laserasi atau episiotomi).

e. Evaluasi kondisi ibu secara umum.

f. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala IV

persalinan di halaman belakang partograf segera setelah asuhan

diberikan atau setelah penilaian dilakukan.

2.1.3 Bentuk persalinan

Bentuk persalinan berdasarkan teknik :


1) Persalinan spontan, yaitu persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu

sendiri dan melalui jalan lahir.

2) Persalinan buatan, yaitu persalinan dengan tenaga dari luar dengan

ekstraksi forceps, ekstraksi vakum dan sectio sesaria

3) Persalinan anjuran, yaitu bila kekuatan yang diperlukan untuk

persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan pemberian rangsang.

(Rukiyah, dkk 2010)

Persalinan berdasarkan umur kehamilan :

1) Abortus adalah terhentinya proses kehamilan sebelum janin dapat

hidup (viable), berat janin di bawah 1.000 gram atau usia kehamilan

di bawah 28 minggu

2) Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada umur

kehamilan 28-36 minggu. Janin dapat hidup, tetapi prematur; berat

janin antara 1.000-2.500 gram.

3) Partus matures/aterm (cukup bulan) adalah partus pada umur

kehamilan 37-40 minggu, janin matur, berat badan di atas 2.500 gram.

4) Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2

minggu atau lebih dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut

postmatur.

5) Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di

kamar mandi, di atas kenderaan, dan sebagainya.

6) Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk

memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya Cephalo pelvic

Disproportion (CPD). (Rohani; dkk, 2011).


2.1.4 Tanda – tanda persalinan

1) Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan

teratur.

2) Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak

karena robekan kecil pada serviks. Sumbatan mukus yang berasal dari

sekresi servikal dari proliferasi kelenjar mukosa servikal pada awal

kehamilan, berperan sebagai barier protektif dan menutup servikal

selama kehamilan. Bloody show adalah pengeluaran dari mukus.

3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pemecahan

membran yang normal terjadi pada kala I persalinan. Hal ini terjadi

pada 12% wanita, dan lebih dari 80% wanita akan memulai persalinan

secara spontan dalam 24 jam.

4) Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

Berikut ini adalah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara

nulipara dan multipara.

a. Nulipara, biasanya sebelum persalinan, serviks menipis sekitar 50-

60% dan pembukaan sampai 1 cm; dan dengan dimulainya

persalinan, biasanya ibu nulipara mengalami penipisan serviks 50-

100%, kemudian terjadi pembukaan.

b. Multipara, pada multipara sering kali serviks tidak menipis pada

awal persalinan, tetapi hanya membuka 1-2 cm. Biasanya pada

multipara serviks akan membuka, kemudian diteruskan dengan

penipisan.
5) Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi

minimal 2 kali dalam 10 menit)

2.2 Hasil Penelitian Berdasarkan Jurnal Ilmiah

a. Pengaruh Mutu Asuhan Persalinan Normal terhadap Komplikasi

Persalinan Di Ruang Bersalin RSUD Prof Dr.W.Z. Johannes Kupang

(Sundari, SST, MM)

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, rancangan pada

penelitian ini adalah observasi dengan pendekatan cross sectional. Peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran pada satu waktu tertentu saja

untuk mengkaji Pengaruh Mutu Asuhan Persalinan Normal terhadap

Komplikasi Persalinan Di Ruang Bersalin RSUD Prof Dr.W.Z. Johannes

Kupang.Tempat penelitian ini dilakukan di Ruang Bersalin (VK) RSUD

Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal

03 November sampai 07 Desember 2014. Populasi dalam penelitian ini

adalah semua bidan yang bekerja di Ruang Bersalin RSUD Prof

DrW.Z.Johannes Kupang yang berjumlah 32 orang (Sundari, SST, MM

Dosen Poltekkes Kemenkes Kupang Jurusan Kebidanan ).

Berdasarkan hasil uji hipotetsis (uji T), diperoleh T hitung constanta

sebesar – 3,485 dengan signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari taraf

kesalahan (0,05), hal ini berarti model persamaan regresi Y = - 3,485 +

0,037 X1 + e tersebut signifikan. Persamaan tersebut efektif untuk menguji

pengaruh mutu asuhan persalinan normal terhadap komplikasi persalinan.

Nilai koofisiensi regresi untuk mutu asuhan persalinan normal sebesar

0,000 bila dibandingkan dengan taraf signifikan ( a = 5% ) = 0,05 maka


nilai signifikan (0,000) < a (0,05) dapat disimpulkan untuk menolak Ho.

Artinya koofisien regresi mutu APN signifikan. Hasil analisa tersebut

menunjukan ada pengaruh yang signifikan antara mutu asuhan persalinan

normal terhadap komplikasi persalinan. Hasil ini sesuai teori dan pendapat

para ahli bahwa tujuan asuhan persalinan normal adalah tercapainya

kelangsungan hidup dan kesehatan yang tinggi bagi ibu serta bayinya

melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap, namun menggunakna

intervensi seminimal mungkin sehingga prinsip keamananan dan kualitas

layanan dapat terjaga pada tingkat yang seoptimal mungkin (JNPK – KR

2008 Departemen Kesehatan Republik Indonesia).

b. Hubungan Antara Pendamping Persalinan Dengan Kelancaran Proses

Persalinan Kala II Di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai

Kabupaten Rokan Hulu (Masdi Janiarli)

Hasil analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara

pendamping persalinan dengan kelancaran proses persalinan kala II di

Puskesmas Tambusai bahwa pendamping persalinan dengan suami

sebanyak 24 responden (53,33%) dengan proses persalinan kala II lancar

sebanyak 19 responden (42,22%) dan proses persalinan kala II tidak lancar

sebanyak 5 responden (11,11%). Pendamping persalinan dengan selain

suami yaitu sebanyak 21 responden (46,67%) dengan proses persalinan kala

II lancar sebanyak 7 responden (15,56%), dan proses persalinan kala II

tidak lancar sebanyak 14 responden (31,11%). Hasil uji X 2 didapat p value

0,002 (p < 0,05) sehingga ha diterima terdapat hubungan yang signifikan

antara hubungan antara pendamping persalinan dengan kelancaran proses


persalinan kala II di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten

Rokan Hulu. Tingkat keeratan hubungan ditunjukkan oleh nilai koefisien

kontingensi (KK) yang besarnya 0, 420. Dimana nilai KK sebesar 0,420

termasuk dalam interval 0,40 – 0,599 yang termasuk dalam kategori

sedang. Hubungan antara pendamping persalinan dengan kelancaran proses

persalinan kala II yaitu untuk menambah semangat ibu saat proses

persalinan di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan

Hulu (Sundari, SST, MM Dosen Poltekkes Kemenkes Kupang Jurusan

Kebidanan).

c. Persalinan yang aman untuk kehamilan yang terkena COVID-19

Waktu persalinan Menurut nasihat ahli tentang infeksi virus corona

baru pada kehamilan dan masa nifas, 1,3 yang dikeluarkan oleh Asosiasi

Medis Cina (CMA), konsensus saat ini adalah bahwa infeksi COVID-19

bukanlah indikasi mutlak untuk melahirkan bayi lebih awal, tetapi

pengiriman yang dipercepat itu harus dievaluasi berdasarkan kasus per

kasus. Perkembangan penyakit ibu, usia kehamilan dan status intrauterin

janin adalah perhatian utama. Jika keamanan ibu terjamin, waktu persalinan

harus ditentukan terutama oleh usia kehamilan.

Indikasi seksio sesarea Penentuan cara persalinan harus berdasarkan

indikasi kebidanan; Namun, keamanan persalinan pervaginam, operasi

caesar atau metode persalinan lain dalam konteks infeksi COVID-19 belum

dapat dipastikan.
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN FISIOLOGIS PADA NY.K

UMUR 30 TAHUN G2P1A0 UK 40 MINGGU DI PUSKESMAS

BAAMANG 1 SAMPIT

3.1 LAPORAN PERSALINAN

Tanggal : 20/01/2021 Oleh : OneJS

Nama istri : Ny. K Nama suami : Tn. J

Umur : 30 th Umur : 32 th

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jln Jaya Wijaya 3 Alamat : Jln Jaya Wijaya 3

3.2 ANAMNESA

Haid terakhir :20-04-2020

Tafsiran Persalinan : 27-01-2021

Perkawinan : 1 kali, dengan suami sekarang ± 5 tahun umur pertama kali

kawin 25 tahun.
No Kehamilan Persalinan Nifas Anak Ket

uk pen pen jen Tem pen pen L/P BB

1. 39 - - Sp Pkm - - P 2,900 -
t pkm
2. 41 - - sp - - L 2,800 -
t

Mulai sakit , hari : Rabu, 23/03/2021 pukul 03.15 WIB

Pengeluaran pervagina : lendir campur darah sejak hari selasa,tgl 23/03/2021,

jam 03.25 wib

3.3 STATUS SEKARANG

Keadaan umum : Baik

Kesadaran :Composmentis

TB : 153 cm

BB :70 Kg

Tensi :110/70 mmhg

Nadi : 80 x/m

Suhu :36°3c

RR :20x/m

Anggota gerak : oedema : (-), varises : (-) Reflek : (-)

Tinggi Fundus Uteri : 3 jari dibawah px

His: 4x dalam 10 menit

3.4 INSPEKSI

 Kepala : Tidak ada odema

 Muka :Kelopakmata: simetris, tidak ada


cloasma gravidarum

Conjungtiva: simetris / tidak pucat

Sklera: tidak ada ikterik

 Mulut dan gigi : Bibir : simetris

Lidah : simetris

Gigi : bersih, tidak ada karies

gigi

Hidung :simetris, tidak ada

pembengkakan kelenjar polip

Simetris : bersih

Sekret : tidak ada polip

Kebersihan : bersih

 Leher : Pembesaran vena jugularis :tidak ada

Pembesaran kelenjar thyroid:tidak ada

Pembesaran kelenjar getah bening :

tidak ada

 Dada :Simetris : simetris

Pembesaranpayudara : tidak ada

retraksi

Hiperpigmentasi : tidak ada

Papilamammae : tidak ada

Keluaran : tidak ada

Kebersihan : berish

 Perut :Pembesaran : sesuai


usia kehamilan

Bekaslukaoperasi : tidak ada

Linea : tidak ada

Striae : tidak ada

Pembesaranlien/liver : tidak ada

 Anogenetalia : Vulvavagina warna : tidak ada

Lukaparut : tidak ada

Oedema : tidak ada

Varises : tidak ada

Keluaran : tidak ada

Hemorroid : tidak ada

Kebersihan : bersih

 Ekstremitas atasdanbawah : Oedema : tidak

terdapat odema

Varises : tidak ada

varises

Kekakuan sendi:tidak

ada

Palpasi

 Leher : Pembesaran vena jugularis :tidak ada

Pembesaran kelenjar thyroid:tidak ada

Pembesaran kelenjar getah

bening :tidak ada

Struma : tidak ada


 Dada :Benjolan/Tumor : tidak ada

Keluaran : tidak ada

 Perut : Pembesaranlien/liver : tidak ada

TFU : 3 jari dibawah

px

Kontraksiuterus : 4 kali dalam 10

menit

Kandungkemih : kosong

LEOPOLD I :TFU 3 jari dibawah px

LEOPOLD II:Bagian perut kanan ibu teraba keras,

memanjang seperti papan, (Puki)

LEOPOLD III :Bagian terendah janin teraba bulat dan keras

( let-kep)

LEOPOLD IV: Sudah masuk PAP ( divergent)

DJJ : 145x/menit

TBBJ : (35-11) x 155= 3720

3.5 KALA 1 ( PEMBUKAAN)

Tanggal : 23/03/2021 Pukul : 03.15 WIB

Hasil VT : Keadaan Vagina Tidak Ada Massa

Arah serviks : Anterior

Pendataran serviks : Portio tipis

Pembukaan : 8 cm
Ketuban : (+)

Presemtasi : Kepala

Hodge : 3 spina Ischiadika

3.6 DIAGNOSA

Ny.K umur 30 tahun G2P1A0 hamil 40 minggu inpartu kala 1 fase aktif janin tunggal

hidup intra uteri

3.7 INTERVENSI

1. Memberitahu mengenai hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dalam keadaan

normal

2. Mengajarkan tehnik relaksasi dan pengaturan napas pada saat kontraksi, ibu

menarik nafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut selama timbul

kontraksi.

3. Menganjurjan ibu untuk makan dan minum jika tidak ada his agar ibu

Memiliki tenaga saat proses persalinan nanti

4. Menganjurkan ibu untuk senantiasa berdoa untuk kelancaran persalinannya

dan untuk kesehatan ibu dan bayinya nanti

3.8 EVALUASI

1. Subjektif

 Sakitnya bertambah kuat dan sering

 Ibu merasa ingin BAB

 Adanya dorongan kuat untuk meneran


 Adanya tekanan pada anus

2. Objektif

 Perineum menonjol

 Vulva dan vagina membuka

 His 5x dalam 10 menit dengan durasi 50-55 detik

 Pembukaan 10 cm (lengkap)

 Penurunan kepala hodge IV (0/5)

 Pelepasan lendir darah

3.9 KALA II s/d KALA IV

No TGL Jam Perencanaan 58 langkah APN Implementasi dan hasil tindakan

1 23/0 03.25 1. Mendengar dan melihat Adanya doran, teknus, perjol, vulka

3/ adanya tanda persalinan

2021 Kala Dua

2. Pastikan kelengkapan Partus set, hecting set, obat-obatan,

peralatan, bahan dan obat- APD,

obatan esensial untuk

menolong persalinan dan

penatalaksanaan komplikasi

ibu dan bayi baru lahir.

Untuk resusitasi → tempat

datar, rata, bersih, kering


dan hangat, 3 handuk/kain

bersih dan kering, alat

penghisap lendir, lampu

sorot 60 watt dengan jarak

60 cm di atas tubuh bayi

3. Pakai celemek plastik Celemek telah dipakai

4. Melepaskan dan Perhiasan telah disimpan dan

menyimpan semua tangan sudah bersih

perhiasan yang dipakai,

cuci tangan dengan saber

dan air bersih mengalir

kemudian keringkan tangan

dengan handuk DTT

5. Pakai sarung tangan DTT Sarung tangan dipakai pada tangan

pada tangan yang akan kanan

digunakan untuk

pemeriksaan dalam

6. Masukkan oksitosin ke Oksitosin 1 ampul telah berada

dalam tabung suntik didalam partus set

(gunakan tangan yang

memakai sarung tangan

DTT dan steril (pastikan


tidak terjadi kontaminasi

pada alat suntik )

7. Membersihkan vulva dan Vulva dan perineum sudah bersih

perineum, menyekanya

dengan hati-hati dari depan

ke belakang dengan

menggunakan kapas atau

kasa yang dibasahi air DTT

 Jika introitus vagina,

perineum atau anus

terkontaminasi tinja,

bersihkan dengan

seksama dari arah

depan ke belakang

 Buang kapas atau kasa

pembersih(terkontamin

asi)dalam wadah yang

tersedia

 Ganti sarung tangan

jika terkontaminasi

(dekontaminasi,lepaska

n dan rendam dalam

larutan clorin 0,5%)


8. Lakukan periksa dalam Pembukaan lengkap

untuk memastikan

pembukaan lengkap.

Bila selaput ketuban belum

pecah dan pembukaan

sudah lengkap lakukan

amiotomi

9. Dekontaminasi sarung Sarung tangan sudah direndam

tangan dengan cara dalam larutan klorin 0,5% secara

mencelupkan tangan yang terbalik

masih memakai sarung

tangan ke dalam larutan

klorin 0,5% kemudian

lepaskan dan rendam dalam

keadaan terbalik dalam

larutan 0,5% selama 10

menit cuci tangan setelah

sarung tangan di lepas

10. Periksa denyut jantung janin Djj terdengar teratur 145 x/m

(DJJ) setelah kontraksi/saat

relaksasi uterus untuk

memastikan bahwa DJJ

dalam batas normal (120 -

160x/menit)
 Mengambil tindakan

yang sesuai jika DJJ

tidak normal

 Mendokumentasikan

basil-basil pemeriksaan

dalam, DJJ dan semua

hasil-hasil • penilaian

serta asuhan lainnya

pada partograf

11. Beritahukan bahwa Ibu mengerti

pembukaan sudah lengkap

dan keadaan janin baik dan

bantu ibu dalam

menemukan posisi yang

nyaman dan sesuai dengan

keinginannya.

Tunggu hingga timbul rasa

ingin meneran, lanjutkan

pemantauan kondisi dan

kenyamanan ibu dan janin

(ikuti pedoman

penatalaksanaan fase aktif )

dan dukumentasikan semua


temuan yang ada. Jelaskan

pada anggota keluarga

tentang bagaimana peran

mereka untuk mendukung

dan memberi semangat pada

ibu untuk meneran secara

benar

12. Minta keluarga membantu Ibu dalam posisi setngah duduk

menyiapkan posisi meneran.

(bila ada rasa ingin meneran

dan terjadi kontraksi yang

kuat, bantu ibu ke posisi lain

yang diinginkan dan

pastikan ibu merasa

nyaman)

13. Laksanakan bimbingan Bimbing ibu meneran

meneran pada saat ibu

merasa ada dorongan kuat

untuk meneran:

 Bimbing ibu agar dapat

meneran secara benar

dan efektif

 Dukung dan beri

semangat pada saat


meneran dan perbaiki

cara meneran apabila

caranya tidak sesuai

 Bantu ibu mengambil

posisi yang nyaman

sesuai pilihannya

(kecuali posisi berbaring

terlentang dalam waktu

yang lama)

 Anjurkan ibu untuk

beristirahat di antara

kontraksi

 Anjurkan keluarga

memberi dukungan dan

semangat untuk ibu

 Berikan cukup asupan

cairan peroral (minum)

 Menilai DJJ setiap

kontraksi uterus selesai

 Segera rujuk jika bayi

belum atau tidak akan

segera lahir setelah

120menit (2

jam)meneran
(primigravida )atau 60

menit (1 jam )meneran

(multigravida )

14. Anjurkan ibu untuk Ibu tetap diposisi setengah duduk

berjalan, berjongkok atau

mengambil posisi yang

nyaman, jika ibu belum

merasa ada dorongan untuk

meneran dalam 60 menit

15. Letakkan handuk bersih Handuk bersih diletakkan diatas

(untuk mengeringkan bayi) perut ibu

di perut ibu, jika kepala bayi

telah membuka vulva

dengan diameter 5-6 cm

16. Letakkan kain bersih yang Underpad telah dipasang

dilipat 1/3 bagian di bawah

bokong ibu

17. Buka tutup partus set dan Alat telah lengkap

perhatikan kembali

kelengkapan alat dan bahan

18. Pakai sarung tangan DTT Sarung tangan telah dipakai

pada kedua tangan

19. Setelah. tampak kepala bayi Kepala telah lahir

dengan diameter 5-6 cm


membuka vulva maka

lindungi perineum dengan

satu tangan yang dilapisi

dengan kain bersih dan

kering. Tangan yang lain

menahan kepala bayi untuk

menahan posisi defleksi dan

membantu lahirnya

kepala.Anjurkan ibu untuk

meneran perlahan atau

bernafas cepat dan dangkal

20. Periksa kemungkinan Tidak terlihat lilitan tali pusat

adanya lilitan tali pusat dan

ambil tindakan yang sesuai

jika hal itu terjadi, dan

segera lanjutkan proses

kelahiran bayi

 Jika tali pusat melilit

leher secara longgar,

lepaskan lewat bagian

atas kepala bayi

 Jika tali usat melilit

leher secara kuat klem

tali pusat di dua tempat


dan potong diantara

klem.

21. Tunggu kepala bayi Kepala bayi telah melakukan

melakukan putaran paksi putaran paksi luar

luar secara spontan

22. Setelah kepala melakukan Kedua bahu telah lahir

putaran paksi luar, pegang

secara biparental.Anjurkan

ibu untuk meneran saat ada

kontraksi ,dengan lembut

gerakkan kepala ke arah

bawah dan distal hingga

bahu depan muncul dibawah

arkus pubis dan kemudian

gerakkan kearah atas dan

distal untuk melahirkan

bahu belakang

23. Setelah kedua bahu lahir, Lengan dan badan lahir

geser tangan bawah untuk

kepala dan bahu. Gunakan

tangan atas untuk

menelusuri dan memegang

lengan dan siku sebelah atas

24. Setelah tubuh dan lengan Seluruh badan lahir


lahir, penelusuran tangan

alas berlanjut ke punggung,

bokong, tungkai dan kaki.

Pegang kedua mata kaki

(masukkan telunjuk diantara

kaki dan pegang masing-

masing mata kaki dengan

ibu jari dan jari-jari

lainnya )

25. Lakukan Penilaian Bayi lahir spontan, tgl 23-3-2020

(selintas): jam 23.00 WIB

 Apakah bayi cukup A/S : 8/9

bulan?

 Apakah air ketuban

jernih, tidak tercampur

mekonium?

 Apakah bayi menangis

kuat dan/atau bernapas

tanpa kesulitan?

 Apakah bayi bergerak

dengan aktif ?

Bila salah satu jawaban

adalah TIDAK

lanjutkan ke langkah
resusitasi pada asfiksia

bayi baru lahir jika

jawaban Ya lanjutkan

ke langkah 26

26. Keringkan Tubuh Bayi Bayi telah dikeringkan dan

Keringkan bayi mulai dari diletakkan diatas perut ibu

muka, kepala dan bagian

tubuh lainnya kecuali

bagian tangan tanpa

membersihkan verniks.

Ganti handuk basah dengan

handuk atau kain kering

biarkan bayi diatas perut

ibu .

27. Periksa kembali uterus Bayi tunggal

untuk memastikan tidak ada

lagi bayi dalam uterus

(harnil tunggal).

28. Beritahu ibu bahwa is akan Ibu bersedia di suntik

disuntik oksitosin agar

uterus berkontraksi baik.

29. Dalam waktu. I menu Oksitosin telah disuntikan

setelah bayi lahir, suntikkan

oksitosin 10 unit IM
(intramuskuler) di 1/3 paha

alas bagian distal lateral

(lakukan aspirasi sebelum

menyunti oksitosin )

30. Setelah 2 menit pasca Tali pusat dijepit

persalinan, jepit tali pusat

dengan klem kira-kira 3 cm

dari pusat bayi. Mendorong

isi tali pusat ke arahdistal

(ibu) dan jepit kembali tali

pusat 2cm dari klem

pertama.

31. Pemotongan dan Tali pusat di potong

Pengikatan Tali Pusat

 Dengan satu tangan,

pegang tali pusat

yang telah dijepit

(lindungi perut

bayi), dan lakukan

pengguntingan tall

pusat di antara 2

klem tersebut.

 Ikat tali pusat


dengan benang DTT

atau steril pada satu

sisi kemudian

melingkarkan

kembali benang

tersebut dan

mengikatnya dengan

simpul kunci pada

sisi lainnya

 Lepaskan klem dan

masukkan dalam

wadah yang telah

disediakan

32. Letakkan Bayi Agar Ada Lakukan IMD

Kontak Kulit Ibu ke Kulit

Bayi

Letakkan bayi tengkurap di

dada ibu. Luruskan bahu

bayi sehingga bayi

menempel di dada/perut

ibu. Usahakan kepala bayi

berada di antara payudara

ibu dengan posisi lebih


rendah dari puling payudara

ibu

33. Selimuti ibu dan bayi Bayi sudah diselimuti dengan kain

dengan kain hangat dan hangat

pasang topi di kepala bayi.

34. Pindahkan klem pada tali Klem telah dipindahkan

pusat berjarak 5-10 cm dan

vulva

35. Letakkan satu tangan di Satu tangah diperut ibu, dan satu

atas kain pada perut ibu, di nya meregangkan tali pusat

tepi atas simfisis,untuk

mendeteksi satu tangan

yang lain memegang tali

pusat.

36. Setelah uterus Dorso kranial telah dilakukan

berkontraksi, tegangkan

tali pusat ke arah bawah

sambil tangan yang lain

mendorong uterus ke arah

belakang - atas (dorso

kranial) secara hati-hati

(untuk mencegah inversio

uteri). Jika placenta tidak


lahir setelah 30-40 detik,

hentikan penegangan tali

pusat dan tunggu hingga

timbul kontraksi

berikutnya dan ulangi

prosedur di alas.

Jika uterus tidak segera

berkontraksi, mints ibu,

suami atau anggota

keluarga untuk melakukan

stimulasi putting susu.

37. Lakukan penegangan dan Plasenta telah terlepas dari tempat

dorongan dorso-kranial implantasi

hingga plasenta terlepas,

mints ibu meneran sambil

penolong menarik tali

pusat dengan arah sejajar

lantai dan kemudian ke

arah alas, mengikuti poros

jalan lahir (tetap lakukan

tekanan dorso-kranial)

 Jika tali pusat

bertambah panjang,
pindahkan klem hingga

berjarak sekitar 5-10

cm dari vulva dan

lahirkan placenta

 Jika placenta- tidak

lepas setelah 15 menu

menegangkan tali

pusat:

1. Beri dosis ulangan

oksitosin 10 unit IM

2. Lakukan kateterisasi

(aseptik) jika kandung

kemih penuh

3. Minta keluarga untuk

menyiapkan rujukan

4. Ulangi penegangan

tali pusat 15 menit

berikutnya

5.jika plasenta tidak

lahir setelah 30 menit

bayi lahir atau jika

terjadi perdarahan

segera lakukan plasenta

manual.
38. Saat placenta muncul di Plasenta dan selaput ketuban telah

introitus vagina, lahirkan lahir

plasenta dengan kedua

tangan. Pegang dan putar

placenta hingga selaput

ketuban terpilin kemudian

lahirkan dan tempatkan

plasenta pada wadah yang

telah disediakan.

Jika selaput ketuban robek,

pakai sarong tangan DTT

atau steril untuk

melakukan eksplorasi sisa

selaput kemudian gunakan

jari-jari tangan atau klem

DTT atau stern untuk

mengeluarkan bagian

selaput yang tertinggal

39. Segera setelah placenta dan Kontraksi uterus baik, teraba keras

selaput ketuban lahir,

lakukan masase uterus,

letakkan telapak tangan di

fundus dan lakukan masase


dengan gerakan melingkar

dengan lembut hingga

uterus berkontraksi (fundus

teraba keras)

Lakukan tindakan yang

diperlukan jika uterus tidak

berkontraksi setelah 15

detik masase.

40. Periksa kedua sisi plasenta Plasenta lahir lengkap

baik bagian ibu maupun

bayi dan pastikan selaput

ketuban lengkap dan utuh.

Masukkan placenta ke

dalam kantung plastik atau

tempat khusus

41. Evaluasi kemungkinan Tidak ada laserasi

laserasi pada vagina dan

perineum. Lakukan

penjahitan bila laserasi

menyebabkan perdarahan.

Bila ada robekan yang

menimbulkan pendarhan

aktif segera melakukan

penjahitan
42. Pastikan uterus Uterus berkontraksi baik

berkontraksi dengan baik

dan tidak terjadi

perdarahan per vaginam

43. Biarkan bayi tetap IMD telah dilakukan

melakukan kontak kulit ke

kulit di dada ibu paling

sedikit 1 jam.

 Sebagian besar bayi

akan berhasil

melakukan Inisiasi

Menyusu Dini dalam

waktu 30-60 menit.

Menyusu pertama

biasanya berlangsung

sekitar 10-15 menu.

Bayi cukup menyusu

dari satu payudara

Biarkan bayi berada di

dada ibu selama 1 jam

walaupun bayi sudah

berhasil menyusu

44. Setelah satu jam, lakukan BB : 3800 gr PB : 50 cm, LD 34,

pemeriksaan fisik bayi LK 33, Jk Laki-laki.


baru lahir, beri antibiotika Semua dalam keadaan normal

salep mata pencegahan,

dan vitamin Ki 1 mg

intramuscular di paha kiri

anterolateral.

45. Setelah satu jarh disuntikan Vit K dipaha kiri, 1 jam

pemberian vitamin K1 kemudian Hb0 di paha kanan dan

berikan suntikan imunisasi diolesi dengan salep mata

Hepatitis B di paha kanan

anterolateral. Letakkan

bayi di dalam jangkauan

ibu agar sewaktu-waktu

bisa disusukan. Letakkan

kembali bayi pada dada ibu

bila bayi belum berhasil

menyusu di dalam satu jam

pertama dan biarkan

sampai bayi berhasil

menyusu.

46. Lanjutkan pemantauan Kontraksi uterus baik

kontraksi dan mencegah

perdarahan per vaginam

 2-3 kali dalam 15 menit

pertama pascapersalinan
 Setiap 15 menit pada 1

jam pertama

pascapersalinan

 Setiap 20-30 menit pada

jam kedua

pascapersalinan

Jika uterus tidak

berkontraksi dengan baik,

melakukan asuhan yang

sesuai untuk menatalaksana

atonia uteri

47. Ajarkan ibu/keluarga cara Ibu telah melakukanya

melakukan masase uterus

dan menilai kontraksi

48. Evaluasi dan estimasi + 200 cc

jumlah kehilangan darah

49. Memeriksa nadi ibu dan TTV dalam batas normal

keadaan kandung kemih

setiap 15 menit selama 1

jam pertama

pascapersalinan dan setiap

30 menit selama jam kedua


pascapersalinan

 Memeriksa temperatur

tubuh ibu sekali setiap

jam selama 2 jam

pertama pascapersalinan

. Melakukan tindakan yang

sesuai untuk temuan yang

tidak normal

50. Periksa kembali bayi dan Keadaan kondisi bayi normal,

pantau setiap 15 menit bernafas dengan baik.

untuk pastikan bahwa bayi

bernafas dengan baik (40-

60 x / menit) serta suhu

tubuh normal (36,5 – 37,5


0
C)

 Jika bayi sulit bernafas,

merintih, atau retraksi di

resusitasi dan segera

merujuk ke rumah sakit

 Jika bayi nafas terlalu

cepat, segera dirujuk

Jika kaki teraba dingin,

pastikan ruangan hangat,

kembalikan bayi kulit-ke-


kulit dengan ibunya dan

selimuti ibu dan bayi

dengan satu selimut.

51. Tempatkan peralatan bekas Alat sudah dimasukan dalam klorin

pakai dalam larutan klorin 0,5% telah dicuci dan dikeringkan

0.5 % untuk dekontaminasi

(10 menit). Cuci dan bilas

peraltan setelah

didekontaminasi

52. Buang bahan-bahan yang Sampah terkontaminasi sudah

terkontaminasi ke tempat dibuang ditempat sampah

sampah yang sesuai

53. Bersihkan ibu dengan Ibu sudah bersih

menggunakan air DDT.

Bersihkan sisa cairan

ketuban, lendir dan dash.

Bantu ibu memakai

pakaian yang bersih dan

kering

54. Pastikan ibu merasa Ibu sudah makan dan minum

nyaman, bantu ibu

memberikan ASI. Anjukan

keluarga untuk memberi

ibu minuman dan makanan


yang di inginkan

55. Dekontaminasi tempat Tempat bersalin telah

bersalin dengan larutan didekontaminasi

klorin 0.5 %

56. Celupkan sarong tangan Sarung tangan sudah dicelupkan

kotor ke dalam larutan dalam larutan klorin 0,5% secara

klorin 0,5%, balikkan terbalik

bagian dalam ke luar dan

rendam dalam larutan

klorin 0,5% selama 10

menit

57. Cuci kedua tangan dengan Kedua tangan telah bersih

sabun dan air mengalir

58. Lengkapi partograf Partograf telah diisi

halaman belakang

KEADAAN IBU / BAYI setelah 2 jam PP

HARI : selasa, 23 Maret 2021

3. Keadaan ibu dan bayi

Ibu Bayi

KU : Baik K/U : Baik

TD : 110/80 mmhg BB/ : 3800 gr

TFU : 2 jari dibawah pusat SUHU : 36 0C


Darah : + 10 cc BAB / BAK : +/+

Keluhan : Tidak ada Minum : ASI

OBAT-OBATAN:

Amoxcilin 3x1

Metronidazole 3x1

Vit. A 1x1

Asamafenamat 3x1

Tablet Fe 1x1

KEADAAN WAKTU PULANG :

Hari : Rabu , 24 Maret 2021 Jam: 10 pagi

K/U ibu :baik

Anak: baik

LAMA PERSALINAN

Kala II : 30 menit

Kala III : 15 menit

Kala IV : Observasi 2 jam

LEMBAR OBSERVASI

No Tanggal Jam TTV His DJJ VT ket


1. 24/3/2021 03.15 110/80 4x10 menit durasi 140x/m 8 cm

10 dtk

2. 24/3/2021 03.25 110/80 4x10 menit durasi 146x/m 10 cm

10 dtk

3. 24/3/2021 06.00 120/70 - -

4.. 24/3/2021 08.00 120/80 - -

BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan

Dalam asuhan persalinan normal yang dikaji pada tanggal 24 Maret

2021 pada pasien bernama Ny. K usia 30 tahun G2P1A0 Uk 40 minggu,

ibu datang ke pkm jam 03.10 WIB dan dilakukan pemeriksaan tanda-tanda

vital dan DJJ dan didapatkan hasilnya normal yaitu 146x/m, kemudian

dilakukan pemeriksaan dalam sekitar jam 03.15 dan didapatkan hasil

sudah pembukaan 8 cm.Pada pukul 03.15 WIB ibu mengeluh semakin

kenceng dan sering sekali saat menjelang proses persalinan, kontraksi

semakin kuat dan teratur. Dilakukan pemeriksaan his kuat, DJJ 146x/menit

dalam dan didapatkan hasil pembukaan sudah 8 cm dengan portio tipis,

selaput ketuban tidak teraba, air ketuban jernih, kepala di bidang Hodge II

dan sarung tangan lendir darah positif. Maka saat itu Ny. K sedang dalam

persalinan kala I fase aktif

Pada pukul 03.25 WIB ibu mengatakan ingin meneran seperti mau

BAB dan ingin mengejan, kemudian tampak tekanan anus, perineum

menonjol, vulva membuka yang merupakan tanda Kala II (Oxford, 2011).

Kemudian dilakukan pemeriksaan dalam atas indikasi terdapat tanda

gejala kala II yang bertujuan untuk mengetahui pembukaan serviks,

didapatkan hasil pembukaan 10 cm dengan portio tipis, selaput ketuban

tidak teraba, air ketuban jernih, kepala di bidang Hodge IV dan sarung

tangan lendir darah positif maka hal tersebut sesuai dengan Varney, dkk.,

(2007). Maka pada saat itu Ny. K dalam persalinan kala II. Kemudian ibu

dipimpin persalinan pada pukul 03.25 WIB dan bayi lahir spontan pada
pukul 03.30 WIB dengan penilaian awal bayi lahir aterm, air ketuban

jernih, menangis kuat, dan tonus otot baik. Bayi Baru Lahir

Bayi Ny. K lahir spontan pukul 03.300 WIB dengan penilaian awal

bayi lahir aterm, air ketuban jernih, menangis kuat, dan tonus otot baik.

Sehingga dilakukan manajemen bayi baru lahir normal seperti dalam

Saifuddin (2010). Bayi Ny. K termasuk dalam kategori sehat menurut

Kemenkes (2010) yakni dengan berat badan lahir 3800 gram, segera

menangis, bergerak aktif, kulit kemerahan, mengisap ASI dengan baik,

tidak ada cacat bawaan. Kemudian dilakukan penanganan bayi baru lahir

yakni pembersihan jalan nafas, memotong dan merawat tali pusat, Inisiasi

Menyusui Dini (IMD), pemberian salep mata dan memberikan injeksi

vitamin K.

Dilakukan manajemen aktif kala III dengan pemberian oksitosin

segera setelah bayi baru lahir dan melakukan tali pusat terkendali untuk

proses pelahiran plasenta.Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas.

Pemeriksaan dilakukan pada Ny. K yakni TFU berada 2 jari dibawah

pusat kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong dan melakukan

observasi pasca persalinan.

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi

pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam

tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin (sarwono, 2010).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan


dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2010).

Analisa perbandingan antara yang dilahan praktik dengan diteori

ada sedikit perbedaan, dilahan praktik setelah bayi baru lahir segera

memberikan injeksi oxytocin kepada ibu sedangkan di teori setelah bayi

baru lahir dan langsung proses pengeluaran plasenta. Di dalam

melakukan penanganan persalinan pada Ny. K, menerpakan asuhan

persalinan normal 60 langkah, sehingga dapat meminimalkan komplikasi

yang mungkin terjadi selama persalinan. Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian Sundari (2003-2012), yang menyebutkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara mutu asuhan persalinan terhadap

komplikasi selama persalinan.

BAB V

KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi

baik bagi ibu maupun janin (sarwono, 2010).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2010).

5.2 Saran

1. Bagi Ibu

Diharapkan dapat menerapkan hidup sehat terutama pola makan dan

pola kebersihan diri agar terhindar dari berbagai resiko penyakit.

2. Bagi Institusi Kesehatan

Diharapkan institusi kesehatan dapat menerapkan pendidikan asuhan

kebidanan dengan tetap dalam proses belajar mengajar dan memperbaiki

praktik pembelajaran jadi lebih efektif dan lebih efesien sehingga kualitas

sumber daya di institusi meningkat

3. Bagi Penulis
Agar lebih meningkatkan dan mengembangkan lagi pengetahunan

tentang kehamilan sehingga kedepannya dapat memberikan asuhan yang

komprehensif dan meningkatkan pelayanan berkualitas.


DAFTAR PUSTAKA

Aprilla, (2017). Faktor Risiko Ibu Bersalin Yang Mengalami Ketuban Pecah
Asrinah, Putri, S.S, Sulistyorini, D, Muflihah, I. S, Sari, D.N. 2010. Asuhan Kebidanan
Masa Persalinan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Cpddokter, 2008.
Dini Di Rsud Bangkinang. Diakses pada tanggal 15 Februari 2020
guidance [Internet]. 2020. [https://www.who.int/publications-detail/clinica
Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Hu Y, et al. Clinical features of patients
infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. Lancet 2020;395:497–
506.
Ida Ayu, 2008. Gawat Darurat Obstetric Ginekologi Untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC
Jam 21.17 WIB
Jamieson DJ, Honein MA, Rasmussen SA, Williams JL, Swerdlow DL, Biggerstaff
MS, et al. H1N1 2009 influenza virus infection during pregnancy in the USA.
Lancet 2009;374:451–8.
Julien R, Christian AL. Pattern of early human-to-human transmission of Wuhan 2019
novel coronavirus (2019-nCoV). Euro Surveill 2020;25:2000058.
https://doi.org/10.2807/1560-7917.ES.2020.25.4. 2000058
Kematian Ibu Melahirkan Menurun. http:// cpddokter.com/ home/index.php?
option=com_content&ta sk=view&id=323&Itemid=57. Diakses tanggal 17 Januari
2011. Depkes RI. 2001. Catatan Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan.
Jakarta: Depkes RI. Handayani,N.F. 2010. Hubungan Tingkat Pendampingan
Dengan Lamanya Persalinan Kala II Pada Ibu Bersalin Normal di BPS Siti Utami
Butuh Purworejo Tahun 2010: Universitas Respati Yogyakarta: KTI.
Handonowati, A. 2009. Hubungan Pendampingan Suami Dengan Kelancaran
Proses Persalinan Kala I. http:// skripsistikes.
wordpress.com/2009/05/01/hubunganpendampingan-suami-dengankelancaran-
proses-persalinan-kala-i-dibidan-delima-geneng/. Diakses 17 Januari 2011.
Musbikin, I. 2007. Persiapan Menghadapi Persalinan. Yogyakarta: Mitra Pustaka
Saiffudin. 2001. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Bina Pustaka Subeki, B. 2003. Peran Pendamping Selama Proses
Persalinan.
http://www.asuhankeperawatankebidanan.co.cc/2009/09/peranpendamping-
selama-proses_12.html. Diakses Tanggal 17 Januari 2011. Yanti. 2009. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama
management-of-severe-acute-respiratory-infection-when-novel-corona virus-(ncov)-
infection-is-suspected].Accessed13March2020.
Manuaba, (2010). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Maxwell C, McGeer A, Tai KFY, Sermer MN. 225-Management guidelines for
obstetric patients and neonates born to mothers with suspected or probable severe
acute respiratory syndrome (SARS). J Obstet Gynaecol Can 2017;39:e130–e137.
Office of the National Health Commission, Office of the National Administration of
Traditional Chinese Medicine. Guidelines for the Diagnosis and Treatment of
Novel Coronavirus (2019-nCoV) Infection (Interim Version 5, the Revision)
[Internet]. 2020. [http://www.gov.cn/
zhengce/zhengceku/2020-02/09/content_5476407.htm]. Accessed 8 February
2020.
Prawirohadjo S, 2008, Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
YayasanBina Pustaka, Jakarta
Prawiroharjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kebidana, Jakarta: Yayasan Bina PustakaSarwono
Prawiroharjo.
Puspitasari, (2019). Korelasi Karakteristik Dengan Penyebab Ketuban Pecah Dini Pada
Ibu Bersalin Di Rsu Denisa Gresik. Diakses pada tanggal 15 Februari 2020 Jam
21.30 WIB.
Riyanto Agus, 2009, Pengolahandan Analisis Data Kesehatan, Nuha Medika,
Yogyakarta
Rochwerg B, Brochard L, Elliott MW, Hess D, Hill NS, Nava S, et al. Official
ERS/ATS clinical practice guidelines: noninvasive ventilation for acute respiratory
failure. Eur Respir J 2017;50:pii: 1602426
Roymond, 2012, Buku Ajar Manajemen Keperawatan, Kedokteran EGC, Jakarta
Rukiyah, (2011). Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta : Trans Info
Media
Standar Operating Prosedure RSUD Prof Dr W Z Johannes Kupang, 2009
Sulistyaningsih, 2011, Metodologi Peneilitian Kebidanan, Graham Ilmu Yogyakarta
Sundari, SST, MM, (2003-2012)
Syarfudin A B, 2012, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta Zeyek, Ai Rukiah, 2012, Asuhan Kebidanan Persalinan, Trans
Info Media, Jakarta
The Lancet. Emerging understandings of 2019-nCoV. Lancet 2020;395:311.
Trihendradi C, 2009, Aplikasi Statistik DenganSPSS, ANDI, Yogyakarta
Wang J, Qi H, Bao L, Li F, Shi Y. A contingency plan for the management of the 2019
novel coronavirus outbreak in neonatal intensive care units. Lancet Child Adolesc.
Health 2020;4:258–9.
WorldHealthOrganization.Clinicalmanagementofsevereacuterespiratory infection when
novel coronavirus (nCoV) infection is suspected: Interim

Anda mungkin juga menyukai