Disusun Oleh :
Fitriyani : 2250351057
LAPORAN PENDAHULUAN
KEHAMILAN POSTTERM
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan (LP) tentang persalinan
postterm.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUANL...................................................................................................2
1. Latar Belakang..............................................................................................................2
2. Tujuan............................................................................................................................3
3. Manfaat..........................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................................4
1. Pengertian persalinan....................................................................................................4
2. Macam – macam persalinan..........................................................................................4
3. Sebab Mulainya Persalinan...........................................................................................5
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan..............................................................5
5. Tahap Persalinan...........................................................................................................6
6. Tanda-tanda Persalinan.................................................................................................8
8. Persalinan Postterm.......................................................................................................8
a. Pengertian..................................................................................................................8
b. Etiologi......................................................................................................................8
c. Diagnosis...................................................................................................................9
d. Manifestasi klinis.......................................................................................................9
e. Permasalahan kehamilan lewat bulan......................................................................10
f. Pengelolaan kehamilan lewat bulan........................................................................11
g. Penatalaksanaan.......................................................................................................11
9. Pemeriksaan Penunjang...............................................................................................12
10. Penanganan persalinan dengan Kehamilan Lewat Waktu.......................................12
11. Pengelolaan selama Persalinan dengan Kehamilan Lewat Waktu..........................13
12. Proses Manajemen Kebidanan.................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA4
iii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUANL
1. Latar Belakang
Target global Millenium Developmen Goals (MDGs) ke-5 adalah untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup
(KH) pada tahun 2015. Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, angka kematian ibu masih tinggi yakni sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup (Infodatin, 2014). AKI merupakan jumlah kematian ibu selama masa kehamilan,
persalinan, nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, nifas atau
pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dan
lainnya di setiap per 100.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu 1 tahun (Kemenkes,
2016).
Lima penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan
(HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. Kematian ibu di indonesia masih
didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam
kehamilan (HDK), dan infeksi. Namun proporsinya telah berubah, dimana perdarahan
dan infeksi cenderung mengalami penurunan sedangkan HDK proporsinya semakin
meningkat. Pada tahun 2013, lebih dari 25% kematian ibu di indonesia disebabkan oleh
HDK (Kemenkes RI, 2016).
Menurut WHO persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan,
beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi
dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara
37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu maupun bayi di dalam keadaan
baik (Walyani dkk, 2015). Menurut WHO kehamilan lewat waktu adalah kehamilan
yang telah berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari
pertama haid terahir menurut rumus Nagele dengan siklus haid rata-rata 28 hari
(Maryunani dkk, 2015).
Induksi merupakan suatu proses memulai aktivitas uterus untuk mencapai pelahiran
pervaginam (Liu, 2008). Peran bidan dalam hal ini yakni memantau dengan seksama,
1
memberi dukungan serta kenyamanan ibu baik dari segi perasaan maupun fisik, selain
itu
2
2
juga melakukan perawatan tubuh dan perawatan penunjang selama kala I-II guna
memperlancar proses kelahiran (Walyani dan Purwoastuti, 2015). Pengelolaan
kehamilan lewat waktu dapat dengan cara menilai kematangan serviks untuk dilakukan
induksi persalinan (Prawiroharjo, 2009).
2. Tujuan
LP ini bertujuan untuk mengetahui dasar teori persalinan postterm secara lengkap
3. Manfaat
Diharapakan dapat menambah pengetahuan ilmu kebidanan khususnya di stase
persalinan ini.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian persalinan
Menurut Maryunani dan Sari (2016), Persalinan adalah proses dimana bayi,
plasenta, dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit.
Menurut Manuaba dalam Nurasiah dkk (2014), Persalinan adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau hampir
cukup bulan dan dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)”
2. Macam – macam persalinan
Menurut Manuaba dalam buku Walyani dan Purwoastusi (2015), mengatakan ada 2
jenis persalinan, yaitu berdasarkan bentuk persalinan dan menurut usia kehamilan:
a. Jenis persalinan berdasarkan bentuk persalinan:
1) Persalinan spontan Adalah proses persalinan seluruhnya brlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri.
2) Persalinan buatan Adalah proses persalinana dengan bantuan tenaga luar.
3) Persalinan anjuran Adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan. (Walyani dan Purwoastuti,
2015).
b. Jenis persalinan menurut usia kehamilan:
1) Abortus Pengeluaran buah kehamilan sebelum usia kehamilan mencapai 20
minggu atau berat badan kurang dari 500 gram.
2) Pertus immatur Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan mencapai 20
minggu dan 28 minggu atau berat badan janin antara 200 gram dan kurang dari
1000 gram.
3) Partus prematur Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan mencapai
28 minggu dan Partus matur atau prtus aterm Pengeluaran buah kehamilan
3
antara usia kehamilan mencapai 37 minggu dan 42 minggu atau berat badan
janin lebih
4
4
5. Tahap Persalinan
Menurut Prawiroharjo dalam Nurasiah dkk (2014) tahap persalianan dibagi menjadi
4 kala, yaitu:
a. Kala I (Satu)
6
Dimulai sejak adanya his yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya)
yang menyebabkan pembukaan, sampai serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I
terdiri dari dua fase, yaitu:
1) Fase Laten
a) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan pembukaan sampai dengan
3 cm.
b) Pada umumnya berlangsung selama 8 jam.
2) Fase Aktif, dibagi menjadi 3 fase, yaitu:
a) Fase akselerasi Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
b) Fase dilatasi maksimal Dalam waktu 2 jam pembukaan serviks berlangsung
cepat dari 4 cm menadi 9 cm.
c) Fase deselerasi Pembukaan serviks menjadi lambat, dalam waktu 2 jam dari
pembukaan 9 cm menjadi 10 cm. Pada primipara, berlangsung selama 12 jam
dan pada multipara sekitar 8 jam. Kecepatan pembukaan serviks 1 cm/jam
atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).
b. Kala II (Dua)
Persalinan Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berahir dengan lahirnya bayi. Proses Kala II berlangsung selama 2 jam pada
primipara dan berlangsung selama 1 jam pada multipara. Tanda pasti Kala II
ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang hasilnya adalah:
1) Pembukaan serviks telah lengkap (10 cm)
2) Terlihatnya bagian bayi melalui introitus vagina.
c. Kala III (Tiga)
Persalinan Kala III dimulai segera setelah bayi lahir dan berahir dengan lahirnya
plasenta serta selap 17 ut ketuban yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
Biasanya plasenta akan lepas dalam waktu 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan
keluar spontan atau dengan tekanan dari fundus uteri.
d. Kala IV (Empat)
Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan selaput ketuban sampai 2
jam postpartum (Nurasiah dkk, 2014)
7
6. Tanda-tanda Persalinan
Menurut Asrinah dalam Nurasiah dkk (2014), tanda-tanda persalinan meliputi:
a. Terjadinya his persalinan yang ditandai dengan:
1) Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan.
2) Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin besar. c)
3) Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus.
4) Makin beraktivitas (jalan), kekuatan makin bertambah.
b. Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina). Dengan his
permulaan, terjadi prubahan pada serviks yang menimbulkan perdarahan dan
pembukaan, lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh
darah pecah, yang menjadikan perdarahan sedikit.
c. Pengeluaran cairan Terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek.
Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap, tetapi kadang
pecah pada pembukaan kecil (Nurasiah dkk, 2014).
8. Persalinan Postterm
a. Pengertian
Menurut Maryunani dan Sari (2013), persalinan lewat waktu (postterm) adalah
persalinan pada umur kehamilan >42 minggu. Kehamilan postterm disebut juga
kehamilan serotinus, kehamilan lewat waktu, kehamilan lewat bulan, prolonged
pregnancy, extented pragnancy, postdate/post datimes atau pascamaturitas.
Menurut Mansjoer dalam Norma dan Dwi (2013), kehamilan post date adalah
kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap. Diagnosa usia
kehamilan lebih dari 42 minggu didapat dari penghitungan seperti rumus neagle atau
dengan tinggi fundus uteri serial.
b. Etiologi
Menurut Nugroho (2012), beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab antara
lain:
1) Cacat bawaan : an encefalus
2) Defisiensi sulfatese plasenta
3) Pemakaian obat-obatan yang berpengaruh pula sebagai tokolitik anti
8
c. Diagnosis
Menurut Manuaba dkk (2012), dalam menilai apakah kehamilan matur atau
tidak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Mengetahui tanggal haid terahir, sehingga perkiraan tanggal lahir dapat
ditentukan dengan rumus neagle.
2) Melalui perkiraan aktivitas janin dalam rahim.
3) Membandingkan dengan kehamilan orang lain yang sudah bersalin.
4) Berat badan ibu turun dan lingkaran perut mengecil dan air ketuban berkurang.
5) Pemeriksaan USG, dengan pemeriksaan ini diameter biparental kepala janin
dapat diukur dengan teliti tanpa bahaya. (Norma dkk, 2013).
6) Pemeriksaan rontgenologik, dengan pemeriksaan ini pada janin matur dapat
ditemukan pusat osifikasi pada os cuboid, bagian distal femur dan bagian
proksimal tibia, diameter bipariental kepala 9.8 cm lebih. Keberatan pemeriksaan
ini adalah kemungkinan pengaruh tidak baik sinar rongen terhadap janin
(Nugroho, 2012).
7) Pemeriksaan sitologi liquor amnion. Amnioskopi dan pemeriksaan pH-nya
dibawah 7,20 dianggap sebagai tanda gawat janin (Nugroho, 2012).
d. Manifestasi klinis
Keadaan klinis dapat ditemukan:
1) gerakan janin yang jarang, secara subyektif kurang dari 7x/20 menit atau secara
obyektif kurang dari 10x/20 menit.
2) Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi menjadi:
9
a) Kecemasan ibu
b) Persalinan traumatis akibat Janin besar
c) Angka kejadian seksio sesarea meningkat. Tindakan operasi Sectio Caesarea
dilakukan dengan pertimbangan persalinan lama, terjadi tanda gawat janin,
infertilitas, kesalahan letak janin (Nugroho, 2012).
g. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut Manuaba dkk (2013), meliputi:
1) Mempertimbangkan usia kehamilan benar-benar lebih dari 42 minggu, berat
janin, evaluasi hasil USG, dan kematangan servik uteri.
2) Melakukan expectative manajemen (manajemen menunggu), yaitu mengharap
proses persalinan tanpa rangsangan dari luar, dengan tetap melakukan evaluasi
kesejahteraan janin yang adekuat.
3) Melakukan induksi dengan infus oksitosin, pituitrin atau sintosinon 5 unit dalam
500 cc glukosa 5% di mulai dari 8 tetes, dengan maksimal 40 tetes/menit.
Kenaikan tetesan setiap 15 menit sebanyak 4-8 tetes sampai kontraksi optimal.
Bila dengan 30 tetes kontraksi maksimal telah tercapai, mka tetesan
dipertahannkan. Apabila terjadi kegagalan, ulangi induksi dengan selang aktu 24-
48 ja, atau lakukan operasi seksio sesarea (Maryunani dan Eka, 2013).
4) Anjurkan pasien tidur miring kiri, melakukan pemantauan elektronik jantung
janin, memberi oksigen bila ditemukan keadan jantung yang abnormal,
memperhatikan jalanya persalinan, dan segera setelah bayi lahir harus diperiksa
terhadap kemungkinan hipoglikemi, hipovolemi, hipotermi, dan polisitemi
11
(Saifuddin, 2009).
5) Langsung dengan seksio sesarea
9. Pemeriksaan Penunjang
b. Foto rontgen untuk melihat inti penulangan terutama pada os cubiod, proximal tibia
dan bagian distal femur
c. USG yaitu menilai jumlah dan kekeruhan air ketuban, derajat maturitas plasenta,
besarnya janin, keadaan janin.
d. Kardiotokografi yaitu menilai kesejahteraan janin dengan Non Stress test (NTS)
relaktif atau tidak, maupun Contraction Stress Test (CTS) negatif atau positif.
Siklus terhitung mulai dari hari pertama haid hingga hari pertama haid
berikutnya, siklus perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah klien
mempunyai kelainan siklus haid atau tidak.
c) Lamanya
Lamanya haid yang normal adalah ±7 hari. Apabila sudah mencapai 15 hari
berarti sudah abnormal dan kemungkinan adnaya gangguan ataupun
penyakit yang mempengaruhinya.
d) Banyaknya
Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam sehari. Apabila darahnya
terlalu berlebih, itu berarti telah menunjukkan gejala kelainan banyaknya
darah haid.
e) Disminorhoe
Nyeri haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah klien menderitanya
atau tidak di tiap haidnya . (Walyani, 2014).
4) Riwayat perkawinan
Perlu dikaji untuk mengetahui berapa kali menikah, status menikah syah atau
tidak, karena jika melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan
psikologisnya sehingga akan mempengaruhi proses nifas. (Ambarwati dan
Wulandari, 2010).
5) Riwayat kehamilan, persalian dan nifas yang lalu
a) Kehamilan Untuk mengetahui jumlah kehamilan (gravid) yang pernah
dialami, jumlah anak yang hidup, jumlah kelahiran prematur, jumlah
keguguran.
b) Persalinan untuk mencatat kelahiran terdahulu apakah pervaginam, melalui
bedah sesar, dibantu forsep, atau vakum. Tanyakan pada klien apakah
pernah mengalami perdarahan pasca persalinan sebelumnya. (Walyani,
2014).
6) Riwayat kehamilan sekarang
a) Hari pertama haid terahir (HPHT) Untuk mengetahui tanggal hari pertama
dari menstruasi terahir klien untuk memperkirakan kapan kira-kira sang bayi
akan dilahirkan.
16
2) Data Obyektif
Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan pada waktu
pemeriksaan termasuk juga hasil pemeriksaan laboratorium, USG, dll. Apa yang
diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang
akan ditegakkan (Nurasiah dkk, 2014).
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui data ini kita cukup mengamati keadaan pasien secara
keseluruhan apakah keadaan klien dalam keadaan baik atau lemah
(Sulistyawati, 2012).
b) Kesadaran
Gambaran tentang kesadaran pasien pada kehamilan serotinus seperti
composmentis yakni sadar penuh (Sulistyawati, 2012).
c) Tanda vital
Tekanan darah Deteksi tekanan darah yang cenderung naik diwaspadai
adanya gejala hipertensi dan preeklamsi. Tekanan darah normalnya
berkisar sistolik 110−120 mmHg dan diastolik 80−90 mmHg (Walyani,
2014).
Nadi Untuk mengetahui denyut nadi ubu, normalnya 60−100 x/menit
(Walyani, 2014).
Pernafasan Untuk mengetahui kelainan saluran nafas, normalnya 18−24
x/menit (Walyani, 2014).
Suhu Untuk mengetahui suhu ibu, pada suhu badan normalnya 36,5
C−37,5 C (Walyani, 2014).
d) Tinggi badan
Ukuran tinggi badan yang sangat penting untuk mengeahui ukuran panggul.
Tinggi badan ibu dikategorikan beresiko apabila hasil pengukuran
160x/menit.
e) Berat badan
Untuk mengetahui kenaikan berat badan, karena kenaikan berat badan yang
mendadak dapat menyebabkan preeklamsia. Kenaikan berat badan ibu hamil
19
Anus
Untuk mengetahui apakah ada hemoroid atau kelainan.
VT (pemeriksaan dalam)
Untuk mengetahui keadan vagina, porsiokeras atau lunak,
pembukaan serviks berapa, penurunan kepala, UUK dan
mendeteksi panggul normal atau tidak (Nurasiah dkk, 2014).
Pada keadaan dimana tidak ada tekanan pada pleksus, seperti
pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian bawah masih
tinggi, semuanay diduga penyebab terjadinya kehamilan postterm
(Prawiroharjo, 2009).
i) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan untuk melengkapi data yang telah ada yang
biasanya meliputi pemeriksaan laboratorium, dan ultrasonografi (Walyani,
2014). Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kehamilan postdate
seperti USG, KTG untuk menilai ada tidaknya gawat janin, warna air
ketuban dengan amnioskopi atau 58 amniotomi, dan pemeriksaan sitologi
vagina dengan indeks kariopiknotik (Norma dan Dwi (2013).
lain (Walyani, 2014). Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
induksi atas indikasi serotinus disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat
(Manuaba dkk, 2009).
g. Langkah VII evaluasi
Melakukan evaluasi dari asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah bnar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
diagnosa/masalah (Walyani, 2014). Evaluasi pada ibu bersalin dengan induksi atas
indikasi serotinus meliputi:
1) KU : baik
2) TTV : tekanan darah normalnya: sistole 110-120 dan diastole 80-90 mmHg,
nadi: 60-100x/menit, respirasi: 18-24x per menit, dan suhu: 36,5 C−37,5 C.
3) Input dan output cairan seimbang
4) Induksi persalinan berhasil
5) Terjadinya kemajuan persalinan
6) Bayi lahir dengan selamat
7) Ibu sehat, plasenta lahir lengkap, tidak terjadi perdarahan.
8) Data perkembangan Berdasarkan evaluasi, selanjutnya rencana asuhan
kebidanan dituliskan dalam catatan perkembangan yang menggunakan SOAP
menurut Walyani (2014), yang meliputi:
S: Subyektif
Menggambarkan pendokumenasian pengumpulan data klien melalui
anamnsa.
O: Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil
laboratorium, dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus
untuk mendukung assesment.
A: Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subyektif dan obyektif dalam siatu identifikasi.
P: Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
27
berdasarkan assesment.
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin, Abdul Bari (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka