Disusun oleh :
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah.............................................................. 2
1.3. Tujuan............................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian......................................................................... 3
2.2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Persalinan Dimulai............ 4
2.3. Fase Persalinan.................................................................. 5
2.4. Macam-macam Persalinan................................................... 7
2.5. Manfaat Posisi Persalinan.................................................... 7
2.6. Posisi Persalinan................................................................. 8
2.7. Kelebihan dan Kekurangan.................................................. 11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan........................................................................ 14
3.2. Saran................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
dan menjelaskan alternative – alternative posisi meneran bila
posisi yang dipilih ibu tidak efektif ( Sumarah, dkk,2009 : 102 ).
Hal ini terjadi karena ilmu kedokteran dan kebidanan berkembang
sangat pesat.
1.3. Tujuan
1. Untuk menyelesaikan tugas matakuliah keperawatan maternitas
BAB II
v
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
vi
bisa menawarkan dukungan pada orang yang mendukung ibu
tersebut.
Saat ibu memberikan dukungan fisik ,aupun emosional dalam
persalinan, atau membantu keluarga untuk memberikan dukungan
persalnan, bidan tersebut harus melakukan semuanya itu dengan
cara yang bersifat saying ibu meliputi :
A. Aman sesuai dengan evidence Base pada keselamatan ibu
vii
6. Peningkatan kadar kortisol janin. Hal ini menyebabkan
menurunnya pembentukan progesteron dan meningkatnya
prostaglandin yang merangsang timbulnya kontraksi uterus.
7. Selaput janin memproduksi prostaglandin. Kondisi tersebut
merangsang kontraksi uterus.
viii
tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah
spontan pada saat akhir kala I.
ix
4. Kala IV (Fase Observasi Pasca Persalinan)
Sampai dengan satu jam post partum dilakukan observasi.
Tujuh pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4:
a. Kontraksi uterus harus baik
b. Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
c. Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
d. Kandung kemih harus kosong
e. Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada
hematom
f. Resume keadaan bayi
g. Resume keadaan ibu
x
1. Terlentang
Posisi ini juga menyebabkan waktu persalinan menjadi lebih
lama, besar kemungkinan terjadinya laserasi perineum dan
dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan
punggung.Dan juga menyebabkan beberapa hal seperti :
xi
Posisi ini akan membantu dalam penurunan janin dengan
bantuan gravitasi bumi untuk menurunkan janin kedalam
panggul dan terus turun kedasar panggul. Posisi berjongkok
akan memaksimumkan sudut dalam lengkungan Carrus, yang
akan memungkinkan bahu besar dapat turun ke rongga
panggul dan tidak terhalang (macet) diatas simpisis pubis.
Dalam posisi berjongkok ataupun berdiri, seorang ibu bisa
lebih mudah mengosongkan kandung kemihnya, dimana
kandung kemih yang penuh akan dapat memperlambat
penurunan bagian bawah janin.
Posisi Jongkok/Berdiri
4. Posisi miring
xii
Posisi berbaring miring kekiri dapat mengurangi penekanan
pada vena cava inferior sehingga dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya hipoksia, karena suplay oksigen tidak
terganggu, dapat member suasana rileks bagi ibu yang
mengalami kecapekan dan dapat pencegahan terjadinya
laserasi/robekan jalan lahir.
5. Posisi merangkak
Posisi ini akan meningkatkan oksigenisasi bagi bayi dan bisa
mengurangi rasa sakit punggung bagi ibu. Posisi merangkak
sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit punggung,
mempermudah janin dalam melakukan rotasi serta
peregangan pada perineum berkurang. Posisi merangkak juga
dapat membantu penurunan kepala janin lebih dalam ke
panggul
1. Berbaring
xiii
Ibu terlentang di tempat tidur bersalin dengan
menggantung kedua pahanya pada penopang kursi khusus
untuk bersalin.
Kelebihan: Dokter bisa lebih leluasa membantu proses
persalinan. Jalan lahirpun menghadap ke depan, sehingga
dokter dapat lebih mudah mengukur perkembangan
pembukaan dan waktu persalinan pun bisa diprediksi secara
lebih akurat. Kepala bayi lebih mudah dipegang dan
diarahkan. Sehingga apabila terjadi perubahan posisi kepala
bayi, maka dokter langsung bisa mengarahkan pada posisi
yang seharusnya.
2. Posisi miring
Ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan dengan salah
satu kaki diangkat, sedangkan kaki lainnya dalam keadaan
lurus. Posisi ini umumnya dilakukan bila posisi kepala bayi
belum tepat.
xiv
Kelebihan: Selain peredaran darah balik ibu bisa mengalir
lancar, pengiriman oksigen dalam darah dari ibu ke janin
melalui plasenta juga tidak terganggu. Sehingga proses
pembukaan akan berlangsung secara perlahan-lahan sehingga
persalinan berlangsung lebih nyaman.
Kelemahan: Posisi miring ini menyulitkan dokter untuk
membantu proses persalinan karena letal kepala bayi susah
dimonitor, dipegang, maupun diarahkan. Dokter pun akan
mengalami kesulitan saat melakukan tindakan episiotomy
3. Jongkok
Biasanya ibu berjongkok di atas bantalan empuk yang
berguna menahan kepala dan tubuh bayi.
Kelebihan: Merupakan posisi melahirkan yang alami karena
memanfaatkan gaya gravitasi bumi, sehingga ibu tidak usah
terlalu kuat mengejan.
Kekurangan: Selain berpeluang membuat cedera kepala
bayi, posisi ini dinilai kurang menguntungkan karena
menyulitkan pemantauan perkembangan pembukaan dan
tindakan-tindakan persalinan lainnya, semisal episiotomi.
xv
Kelemahan: Posisi dapat menimbulkan rasa lelah dan
keluhan punggung pegal. Apalag jika proses persalinan
tersebut berlangsung lama.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada dasarnya posisi melahirkan yang baik untuk persalinan
adalah posisi yang dirasakan paling nyaman oleh. Pada saat
melahirkan yang telah menjadi sepengetahuan masyarakat pada
umumnya adalah posisi berbaring. Namun pada saat proses
xvi
melahirkan berlangsung, tidak menutup kemungkinan dokter akan
meminta ibu mengubah posisi agar persalinan berjalan lancar.
Dengan macam-macam posisi yang mempunyai kelebihan dan
kekurangan tersendiri.
Berikut adalah posisi melahirkan yang terangkum pada
makalah ini :
1. Terlentang
2. Duduk atau setengah duduk
3. Jongkok atau berdiri
4. Miring
5. Dan merangkak
3.2. Saran
Kita sebagai tenaga kesehatan terutama sebagai perawat
profesional yang dalam hal ini akan berkolaborasi dengan dokter
dalam menangani proses persalinan di rumah sakit. Maka dari itu
kita perlu memperhatikan poin-poin penting bagaimana kita
membantu seorang klien dalam proses persalinan dengan
menjaga ketenangan, kenyamanan, kesalamatan dalam proses
persalinannya.
DAFTAR PUSTAKA
xvii
Kade Erni. 2015. “MAKALAH FISDA PERSALINAN“. Diakses pada : 14 April
2019. Pada :
https://www.academia.edu/19688101/Makalah_fisdas_persalinan
erni kade 2015
xviii