Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

“Fisiologi Persalinan”
Disusun Guna Memenuhi Tugas Asuhan Kebidanan Persalinan
Dosen Pengampu:
Ibu Dra. Henny Novita, SST., MA.Kes.

Disusun Oleh :
Kelompok 1 Tingkat 2B Kebidanan
Aisyah Sayyidatul P17124021042

Dyah Ayu Ratri Tianto P17124021053

Humaidatul Maulidiyah P17124021055

Nadia Sylvia Sabilla P17124021067

Putri Nova Wirya Pratama P17124021074

Sukma Rahmawati P17124021078

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 1
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia yang diberikan, sehingga makalah Asuhan Kebidanan Persalinan mengenai
“Fisiologi Persalinan” ini bisa terselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Adapun pihak-pihak tersebut antara lain:

1. Allah SWT yang selalu menjadi penuntun dan yang menyertai kami
dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.
2. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan kami.
3. Ibu Fitrah Ivana Paisal, SST., M.Keb. Selaku dosen penangung jawab
mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan.
4. Ibu Dra.Henny Novita, SST., MA.Kes. Selaku dosen pembimbing
mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan.

Materi yang kami sampaikan dalam makalah ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan, karena kami juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena
itu arahan, koreksi, dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Jakarta, 25 Juli 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……...……………………………………………… 1
KATA PENGANTAR…………………………………..……………….. 2
DAFTAR ISI................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 5
1.3 Tujuan Makalah..................................................................................... 5
1.4 Manfaat Makalah................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Fisiologi 6
Persalinan……….....................................................................

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Bagaimana sebab-sebab mulainya persalinan?...................................... 10
3.2 Bagaimana tahapan persalinan (Kala I, II, III, IV)?................................ 11
3.3 Apa tujuan asuhan persalinan? 20
…………………………………………
3.4 Apa tanda-tanda persalinan?................................................................... 20

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan............................................................................................. 24
4.2 Saran........................................................................................................ 24

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 25
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................... 26

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bidan sebagai mitra perempuan merupakan tenaga profesional yang
bertanggung jawab dalam memberikan asuhan komprehensif (Homer,dkk,
2014). Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang merupakan peristiwa
sosial, dimana ibu dan keluarga menantikannya selama sembilan bulan. Ketika
proses persalinan di mulai, peranan ibu sangat penting untuk melahirkan
bayinya.
Agar dapat memberikan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
bekualitas dibutuhkan tenaga kesehatan yang terampil juga didukung dengan
tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas
kesehatan dalam melaksanan konsep Asuhan Persalinan Normal (APN)
(Rohani , 2011). Pelahiran bayi adalah periode dari awitan kontraksi uterus
yang regular sampai ekspulsi plasenta (Cunningham et al, 2013).
Mendekati proses persalinan bayangan akan rasa nyeri seringkali
menghantui ibu hamil menjelang persalinan. Persalinan yang berlangsung
aman bukan berarti suatu persalinan itu tanpa disertai rasa nyeri atau
sakit.Meskipun sebagian besar para wanita sudah mengerti bahwa persalinan
selalu disertai rasa nyeri, namun tidak bisa di pungkiri bahwa hanya sedikit
wanita yang siap menghadapi saat persalinan. Apalagi untuk wanita yang
belum pernah mengalaminya, rasa ketakutan akan rasa sakit seperti yang
diceritakan oleh ibu atau teman–teman wanita lainnya yang pernah
mengalaminya akan membuat perasaan calon ibu semakin takut
(Maryunani,2010).

4
Rasa tidak nyaman selama persalinan disebabkan oleh dua hal, pada
tahap pertama persalinan, kontraksi rahim menyebabkan (1) dilatasi dan
penipisan servik serta (2) iskemia rahim (penurunan aliran darah sehingga
oksigen lokal mengalami defisit) akibat kontraksi arteri
myometrium.Kemajuan persalinan pada kala I fase aktif merupakan saat paling
melelahkan, berat, dan kebanyakan ibu mulai merasakan nyeri. Dalam fase ini
ibu merasakan nyeri hebat karena kegiatan rahim mulai lebih aktif.Kontraksi
semakin lama, semakin kuat dan sering yang dapat menimbulkan
kecemasan.Kecemasan pada ibu bersalin kala I bisa berdampak meningkatnya
sekresi adrenalin, yang dapat menyebabkan vasokonstriksi sehingga suplai
oksigen ke janin menurun. Penurunan aliran darah menyebabkan melemahnya
kontraksi rahim dan berakibat memanjangnya proses persalinan sehingga dapat
menyebabkan persalinan lama.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian persalinan?
2. Bagaimana sebab-sebab mulainya persalinan?
3. Bagaimana tahapan persalinan (kala I, II, III, IV)?
4. Apa tujuan asuhan persalinan?
5. Apa tanda-tanda persalinan?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui persalinan.
2. Untuk mengetahui sebab-sebab mulainya persalinan.
3. Untuk mengetahui tahapan persalinan (kala I, II, III, IV)
4. Untuk mengetahui tujuan asuhan persalinan.
5. Untuk mengetahui tanda-tanda persalinan.

1.4 Manfaat Makalah


Agar mahasiswa mampu mempelajari dan mengetahui tentang
Fisiologi persalinan. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam
perkuliahan serta menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi diri

5
sendiri.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fisiologi Persalinan


2.1.1 Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan uri) yang dapat hidup ke dunia luar rahim melalui jalan lahir atau
jalan lain (Diana, 2019). Persalinan merupakan proses membuka dan
menipisnya serviks sehingga janin dapat turun ke jalan lahir. Persalinan
dan kelahiran normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) dengan adanya kontraksi
rahim pada ibu. Prosedur secara ilmiah lahirnya bayi dan plasenta dari
rahim melalui proses yang dimulai dengan terdapat kontraksi uterus
yang menimbulkan terjadinya dilatasi serviks atau pelebaran mulut
rahim (Irawati, Muliani, & Arsyad, 2019).
Persalinan adalah suatu kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan yang
kemudian, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin.
Dalam proses persalinan dapat terjadi perubahan-perubahan fisik yaitu,
ibu akan merasa sakit pinggang dan perut bahkan sering mendapatkan
kesulitan dalam bernafas dan perubahan-perubahan psikis yaitu merasa
takut kalau apabila terjadi bahaya atas dirinya pada saat persalinan,
takut yang dihubungkan dengan pengalaman yang sudah lalu misalnya
mengalami kesulitan pada persalinan yang lalu (Rinata, 2018).

6
2.1.2 Jenis persalinan
Menurut Kusumawardani (2019) jenis-jenis persalinan dibagi
menjadi tiga, diantaranya:
1. Persalinan yang spontan adalah suatu proses persalinan secara
langsung menggunakan kekuatan ibu sendiri.
2. Persalinan buatan adalah suatu proses persalinan yang
berlangsung dengan bantuan atau pertolongan dari luar, seperti:
ekstraksi forceps (vakum) atau dilakukan operasi section
caesaerea (SC).
3. Persalinan anjuran adalah persalinan yang terjadi ketika bayi
sudah cukup mampu bertahan hidup diluar rahim atau siap
dilahirkan. Tetapi, dapat muncul kesulitan dalam proses
persalinan, sehingga membutuhkan bantuan rangsangan dengan
pemberian pitocin atau prostaglandin (Kusumawardani, 2019).
2.1.3 Faktor – Faktor dalam Persalinan
Menurut (Saragih, 2017), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi proses persalinan normal yang dikenal dengan istilah
5P, yaitu: Power, Passage, Passenger, Psikis ibu bersalin, dan
Penolong persalinan yang dijelaskan dalam uraian berikut:
1. Power (tenaga)
Power (tenaga) merupakan kekuatan yang mendorong janin
untuk lahir. Dalam proses kelahiran bayi terdiri dari 2 jenis tenaga,
yaitu primer dan sekunder. Primer: berasal dari kekuatan kontraksi
uterus (his) yang berlangsung sejak muncul tanda-tanda persalinan
hingga pembukaan lengkap. Sekunder: usaha ibu untuk mengejan
yang dibutuhkan setelah pembukaan lengkap.
2. Passenger (janin)
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah
faktor janin, yang meliputi berat janin, letak janin, posisi sikap
janin (habilitus), serta jumlah janin. Pada persalinan normal yang
berkaitan dengan passenger antara lain: janin bersikap fleksi

7
dimana kepala, tulang punggung, dan kaki berada dalam keadaan
fleksi, dan lengan bersilang di dada. Taksiran berat janin normal
adalah 2500-3500 gram dan DJJ normal yaitu 120-160x/menit.
3. Passage (jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu bagian tulang
padat, dasar panggul, vagina dan introitus vagina (lubang luar
vagina). Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot
dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu
jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Oleh karena itu,
ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan
dimulai.
4. Psikis ibu bersalin
Persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologis yang
menyertai kehidupan hampir setiap wanita. Pada umumnya
persalinan dianggap hal yang menakutkan karena disertai nyeri
hebat, bahkan terkadang menimbulkan kondisi fisik dan mental
yang mengancam jiwa. Nyeri merupakan fenomena yang subjektif,
sehingga keluhan nyeri persalinan setiap wanita tidak akan sama,
bahkan pada wanita yang samapun tingkat nyeri persalinannya
tidak akan sama dengan nyeri persalinan yang sebelumnya.
Sehingga persiapan psikologis sangat penting dalam menjalani
persalinan. Jika seorang ibu sudah siap dan memahami proses
persalinan maka ibu akan mudah bekerjsama dengan petugas
kesehatan yang akan menolong persalinannya.
Dalam proses persalinan normal, pemeran utamanya adalah
ibu yang disertai dengan perjuangan dan upayanya. Sehingga ibu
harus meyakini bahwa ia mampu menjalani proses persalinan
dengan lancar. Karena jika ibu sudah mempunyai keyakinan
positif maka keyakinan tersebut akan menjadi kekuatan yang
sangat besar saat berjuang mengeluarkan bayi. Sebaliknya, jika ibu

8
tidak semangat atau mengalami ketakutan yang berlebih maka
akan membuat proses persalinan menjadi sulit.
5. Penolong persalinan
Orang yang berperan sebagai penolong persalinan adalah
petugas kesehatan yang mempunyai legalitas dalam menolong
persalinan, antara lain: dokter, bidan, perawat maternitas dan
petugas kesehatan yang mempunyai kompetensi dalam
pertolongan persalinan, menangani kegawataruratan serta
melakukan rujukan jika diperlukan. Petugas kesehatan yang
memberi pertolongan persalinan dapat menggunakan alat
pelindung diri, serta melakukan cuci tangan untuk mencegah
terjadinya penularan infeksi dari pasien.
Pemanfaatan pertolongan persalinan oleh tenaga
professional di masyarakat masih sangat rendah dibandingkan
dengan target yang diharapkan. Pemilihan penolong persalinan
merupakan faktor yang menentukan terlaksananya proses
persalinan yang aman (Nurhapipa, 2015).

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sebab-Sebab Mulainya Persalinan Menurut Ari Kurniarum, S.SiT.,


(2016)
1. Penurunan Kadar Progesteron
Pada saat 1-2 minggu sebelum persalinan di mulai terjadi
penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron
bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan
kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron
menurun. (Ari Kurniarum, S.SiT., 2016)
2. Teori Oxytocin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior.
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah
sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks.
Di akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga oxitocin
bertambah dan meningkatkan aktivitas otot-otot rahim yang memicu
terjadinya kontraksi sehingga terdapat tanda-tanda persalinan.(Ari
Kurniarum, S.SiT., 2016)
3. Keregangan Otot-Otot
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu. Setelah melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai. Seperti halnya dengan Bladder dan Lambung,

10
bila dindingnya teregang oleh isi yang bertambah maka timbul
kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim,
maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-
otot rahim makin rentan. Contoh, pada kehamilan ganda sering terjadi
kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga menimbulkan proses
persalinan.(Ari Kurniarum, S.SiT., 2016)

Gambar 3.1 Peregangan Otot Saat Kontaks. Sumber: Rizki Fadila


4. Pengaruh Janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga
memegang peranan karena pada anencephalus kehamilan sering lebih
lama dari biasa, karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian
kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi janin, dan induksi
(mulainya ) persalinan. (Ari Kurniarum, S.SiT., 2016)
5. Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan desidua, disangka menjadi salah
satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan
bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra
dan extraminal menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur
kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin
yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu
hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan. (Ari Kurniarum,
S.SiT., 2016)

11
3.2 Tahapan Persalinan
1. Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala I berlangsung 18 – 24 jam.
Menurut Girsang beberapa jam terakhir dalam kehamilan ditandai
adanya kontraksi uterus yang menyebabkan penipisan, dilatasi
serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir normal.
Persalinan kala satu disebut juga sebagai proses pembukaan yang
dimulai dari pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10cm)
(Girsang, 2017).
Kala satu persalinan terdiri dari 2 fase, yaitu sebagai berikut.
1. Fase Laten
Fase laten dimulai dari permulaan kontraksi uterus yang
regular sampai terjadi dilatasi serviks yang mencapai ukuran
diameter 3 cm. Fase ini berlangsung selama kurang lebih 6 jam.
Pada fase ini dapat terjadi perpanjangan apabila ada ibu yang
mendapatkan analgesic atau sedasi berat selama persalinan. Pada
fase ini terjadi akan terjadi ketidaknyamanan akibat nyeri yang
berlangsung secara terus- menerus.
2. Fase Aktif
Selama fase aktif persalinan, dilatasi serviks terjadi lebih
cepat, dimulai dari akhir fase laten dan berakhir dengan dilatasi
serviks dengan diameter kurang lebih 4 cm sampai dengan 10
cm. Pada kondisi ini merupakan kondisi yang sangat sulit karena
kebanyakan ibu merasakan ketidaknyamanan yang berlebih yang
disertai kecemasan dan kegelisahan untuk menuju proses
melahirkan.

12
Gambar 3.2 Pembukaan Kala I
2. Kala II
Kala II atau Kala Pengeluaran adalah periode persalinan yang
dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai lahirnya bayi (Yanti,
2010). Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada
multigravida. Pada kala ini his lebih cepat dan kuat, kurang lebih 2-3
menit sekali. Pada banyak nulipara, masuknya kepala terjadi sebelum
persalinan dimulai. Demikianlah, kepala mungkin belum turun lebih
lanjut sampai persalinan tahap lanjut. Tanda-tanda bahwa kala II
persalinan sudah dekat adalah:
1. Ibu ingin meneran
2. Perineum menonjol
3. Vulva vagina dan sphincter anus membuka
4. Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
5. His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali.
6. Pembukaan lengkap (10 cm )
7. Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan multipara
rata-rata 0.5 jam
8. Pemantauan
a) Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus
b) Janin yaitu penurunan presentasi janin dan kembali
normalnya detak jantung bayi setelah kontraksi
Mekanisme Kelahiran Normal
1. Masuknya kepala janin dalam PAP
Masuknya kepala ke dalam PAP terutama pada
primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada
multipara biasanya terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya

13
kepala ke dalam PAP biasanya dengan sutura sagitalis melintang
menyesuaikan dengan letak punggung (Contoh: apabila dalam
palpasi didapatkan punggung kiri maka sutura sagitalis akan teraba
melintang kekiri/ posisi jam 3 atau sebaliknya apabila punggung
kanan maka sutura sagitalis melintang ke kanan/posisi jam 9) dan
pada saat itu kepala dalam posisi fleksi ringan.
Jika sutura sagitalis dalam diameter anteroposterior dari
PAP maka masuknya kepala akan menjadi sulit karena menempati
ukuran yang terkecil dari PAP. Jika sutura sagitalis pada posisi di
tengah-tengah jalan lahir yaitu tepat di antara symphysis dan
promontorium, maka dikatakan dalam posisi ”synclitismus” pada
posisi synclitismus os parietale depan dan belakang sama
tingginya.
Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphisis
atau agak ke belakang mendekati promontorium, maka yang kita
hadapi adalah posisi ”asynclitismus”. Acynclitismus posterior
adalah posisi sutura sagitalis mendekati symphisis dan os parietale
belakang lebih rendah dari os parietale depan. Acynclitismus
anterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati promontorium
sehingga os parietale depan lebih rendah dari os parietale
belakang. Pada saat kepala masuk PAP biasanya dalam posisi
asynclitismus posterior ringan. Pada saat kepala janin masuk PAP
akan terfiksasi yang disebut dengan engagement.

Gambar 3.3 Synclitismus Gambar 3.4


Asynclitismus Anterior

14
Gambar 3.5
Asynclitismus Posterior

2. Majunya Kepala janin


Pada primi gravida majunya kepala terjadi setelah kepala
masuk ke dalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada
kala II Pada multi gravida majunya kepala dan masuknya kepala
dalam rongga panggul terjadi bersamaan. Majunya kepala
bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain yaitu: fleksi, putaran
paksi dalam, dan ekstensi. Majunya kepala disebabkan karena:
1. Tekanan cairan intrauterin
2. Tekanan langsung oleh fundus uteri oleh bokong
3. Kekuatan mengejan
4. Melurusnya badan bayi oleh perubahan bentuk rahim
3. Fleksi
Fleksi disebabkan karena janin didorong maju dan
sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir PAP, cervix, dinding
panggul atau dasar panggul. Akibat adanya dorongan di atas kepala
janin menjadi fleksi karena momement yang menimbulkan fleksi
lebih besar daripada moment yang menimbulkan defleksi. Sampai
di dasar panggul kepala janin berada dalam posisi fleksi maksimal.
Kepala turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari
belakang atas ke bawah depan. Akibat kombinasi elastisitas
diafragma pelvis dan tekanan intra uterin yang disebabkan oleh his

15
yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi yang disebut
sebagai putaran paksi dalam

Gambar 3.6 Kepala Fleksi


4. Putaran paksi dalam
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan
memutar ke depan ke bawah symphysis. Pada presentasi belakang
kepala bagian terendah adalah daerah ubun-ubun kecil dan bagian
ini akan memutar ke depan ke bawah symphysis. Putaran paksi
dalam mutlak diperlukan untuk kelahiran kepala, karena putaran
paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala
dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan
pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam terjadi bersamaan
dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai di
Hodge III, kadang-kadang baru terjadi setelah kepala sampai di
dasar panggul. Sebab-sebab terjadinya putaran paksi dalam:
Pada letak fleksi, bagian kepala merupakan bagian terendah
dari kepala. Bagian terendah dari kepala mencari tahanan yang
paling sedikit terdapat sebelah depan atas dimana terdapat hiatus
genitalis antara muskulus levator ani kiri dan kanan. Ukuran
terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter anteroposterior

16
5. Ekstensi
Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di
dasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini
disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan di atas, sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk dapat melewati pintu bawah panggul. Dalam rotasi
UUK akan berputar ke arah depan, sehingga di dasar panggul
UUK berada di bawah simfisis, dengan suboksiput sebagai
hipomoklion kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat
dilahirkan. Pada saat ada his vulva akan lebih membuka dan
kepala janin makin tampak. Perineum menjadi makin lebar dan
tipis, anus membuka dinding rektum. Dengan kekuatan his dan
kekuatan mengejan, maka berturut-turut tampak bregmatikus,
dahi, muka, dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. Sesudah
kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang disebut
putaran paksi luar
6. Ekstensi
Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di
dasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini
disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan di atas, sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk dapat melewati pintu bawah panggul. Jika tidak
terjadi ekstensi maka kepala akan tertekan pada perineum dan
menembusnya. Kepala bekerja dengan 2 kekuatan yaitu satu
mendesak ke bawah dan satunya lagi menolak ke atas karena

17
adanya tahanan dasar panggul. Setelah subocciput tertahan di
pinggir bawah symphysis, maka yang dapat maju adalah bagian
yang berhadapan dengan subocciput
7. Putaran paksi luar
Putaran paksi luar adalah gerakan kembali sebelum putaran
paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala
dengan punggung janin. Bahu melintasi PAP dalam posisi miring.
Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan
bentuk panggul yang dilaluinya hingga di dasar panggul, apabila
kepala telah dilahirkan bahu akan berada dalam posisi depan
belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dulu baru
kemudian bahu belakang, kemudian bayi lahir seluruhnya.

Gambar 3.8 gerakan kepala janin pada defleksi dan


putaran paksi luar

Gambar 3.9 kelahiran bahu depan kemudian bahu


belakang
18
3. Kala III
Kala III atau Kala Uri adalah periode persalinan yang dimulai
dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta. Berlangsung tidak lebih
dari 30 menit (Yanti, 2010). Setelah bayi lahir uterus teraba keras dan
fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus
berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya
(Prawirohardjo, 2008). Kala ini dimulai segera setelah keluarnya janin
dan terdiri dari pemisahan dan pengeluaran plasenta dan membran.
Setelah janin lahir, uterus secara spontan berkontraksi menekan isinya
yang semakin kecil. Secara normal, pada saat bayi lahir seluruhnya,
rongga uterus nyaris lenyap.
Organ ini terdiri dari hampir hanya massa padat otot dengan
ketebalan beberapa sentimeter di atas segmen bawah yang lebih tipis.
Fundus uteri kini terletak tepat di bawah ketinggian umbilikus.
Pengecilan mendadak ukuran uterus ini serta merta diikuti oleh
penurunan luas tempat implantasi plasenta.
Agar dapat menyesuaikan dirinya dengan tempat yang semakin
sempit ini, plasenta meningkatkan ketebalannya, tetapi karena
elastisitasnya rendah, plasenta dipaksa untuk menyerah. Tegangan
yang terbentuk menarik lapisan terlemah desidua-desidua spongios
dari tempat itu. Karena itu, ketidak-seimbangan antara ukuran plasenta
yang tetap dan ukuran tempat implantasi yang menciut menyebabkan
plasenta terlepas. Selama pelahiran sesar, fenomena ini dapat secara
langsung diamati jika plasenta melekat di bagian posterior.
4. Kala IV
Kala IV merupakan masa 1-2 jam setelah plesenta lahir. Dalam
Klinik, atas pertimbangan-pertimbangan praktis masih diakui adanya
Kala IV persalinan meskipun masa setelah plasenta lahir adalah masa

19
dimulainya masa nifas (puerpurium), mengingat pada masa ini sering
timbul pendarahan (Yanti, 2010).
Observasi yang dilakukan pada kala IV adalah :
a. Tingkat kesadaran ibu bersalin.
b. Pemeriksaan TTV: TD, nadi, suhu, respirasi.
c. Kontraksi uterus.
d. Terjadinya pendarahan. pendarahan dianggap masih
normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.
e. Isi kandung kemih.

Segera dan selama sekitar satu jam setelah pelahiran, mio-


metrium tetap berada dalam status berkontraksi kaku dan persisten
serta teretraksi. Hal ini secara langsung menekan pembuluh-
pembuluh besar uterus dan memungkinkan ter-bentuknya trombosis
di dalam lumen pembuluh . Karena itu, perdarahan pascapersalinan
yang ber-lebihan dapat dicegah. Secara bersamaan selama awal masa
nifas, terbentuk pola perilaku tipe-ibu dan dimulailah ikatan batin
ibu-bayi (maternalneonatal bonding). Permulaan laktogenesis dan
milklet-down di kelenjar mamaria, dari segi evolusi, juga sangat
penting dalam melahirkan dan membesarkan bayi. Penekanan
pembuluh darah uterus dan munculnya pola perilaku tipe ibu
diperantarai oleh oksitosin. Setelah itu terjadi involusi uterus dan
perbaikan serviks, dua proses remodeling yang memulihkan organ-
organ ini ke keadaan tak-hamil. Proses-proses ini melindungi saluran
reproduksi dari invasi mikroorganisme komensal dan memulihkan
responsivitas endometrium terhadap siklus hormon.

3.3 Tujuan Asuhan Persalinan


Tujuan Asuhan Persalinan adalah memberikan asuhan yang
memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan
yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang

20
bayi. Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan
yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi
dan lengkap serta intervensi minimal dengan asuhan kebidanan persalinan
yang adekuat sesuai dengan tahapan persalinan sehingga prinsip keamanan
dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.

3.4 Tanda-Tanda Persalinan


1. Tanda – tanda bahwa persalinan sudah dekat:
a. Lightening
Lightening adalah proses penurunan bagian presentasi bayi
kepanggul terjadi pada dua minggu sebelum persalinan atau usia
kehamilan diatas 36 minggu. Hal ini membuat ibu mengalami nyeri
perut bagian bawah, sulit untuk berjalan dan kram pada kaki.
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa
keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi
sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering
diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah.
b. Pollikasuria
Pollikasuria adalah keadaan yang menyebabkan kandung kencing
tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering kencing. Pada akhir
bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium kendor, fundus
uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala janin sudah
mulai masuk ke dalam pintu atas panggul.
c. False Labor
False Labour adalah rasa tidak nyaman atau nyeri akibat kontraksi
uterus, tetapi tidak mengakibatkan dilatasi serviks. (Agus, 2019) Tiga
(3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu oleh
his pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari
kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini bersifat:
1) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah.
2) Tidak teratur.

21
3) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya waktu
dan bila dibawa jalan malah sering berkurang.
4) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix
d. Perubahan cervix
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan bahwa
cervix yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak, kemudian
menjadi lebih lembut, dan beberapa menunjukkan telah terjadi
pembukaan dan penipisan. Perubahan ini berbeda untuk masingmasing
ibu, misalnya pada multipara sudah terjadi pembukaan 2 cm namun
pada primipara sebagian besar masih dalam keadaan tertutup.
e. Energy Sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28 jam
sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya merasa
kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati satu hari
sebelum persalinan dengan energi yang penuh. Peningkatan energi ibu
ini tampak dari aktifitas yang dilakukannya seperti membersihkan
rumah, mengepel, mencuci perabot rumah, dan pekerjaan rumah
lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga menjelang kelahiran bayi,
sehingga persalinan menjadi panjang dan sulit.
f. Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare,
obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap
sistem pencernaan
2. Tanda – Tanda Persalinan
Menjelang minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan
fundus uterus karena kepala bayi sudah masuk ke dalam pintu atas panggul
(PAP). Gambaran lightening pada primigravida menunjukkan hubungan
normal antara power (his) ; passage (jalan lahir ) ; passanger (penumpang).
Pada multipara gambarannya menjadi tidak jelas seperti primigravida,
karena masuknya kepala janin ke dalam panggul terjadi bersamaan dengan

22
proses persalinan (Sulistyawati, 2013). Berikut adalah tanda-tanda
dimulainya persalinan menurut Jenny J.S Sondakh (2013) :
1) Terjadinya his persalinan saat terjadi his ini pinggang terasa sakit dan
menjalar kedepan, sifatnya teratur, interval lebih pendek, dan kekuatan
makin besar, serta semakin beraktivitas (jalan) kekuatan akan makin
bertambah.
2) Pengeluaran lendir dengan darah. Terjadinya his persalinan
mengakibatkan terjadinya perubahan pada serviks yang akan
menimbulakan pendataran dan pembukaan. Hal tersebut menyebabkan
lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas dan pembuluh darah
pecah sehingga terjadi pendarahan.
3) Pada beberapa kasus persalinan akan terjadi pecah ketuban. Sebagian
besar, keadaan ini terjadi menjelang pembukaan lengkap. Setelah
adanya pecah ketuban, diharapkan proses persalinan akan berlangsung
kurang dari 24 jam.
4) Hasil-hasil yang di dapatkan dari pemeriksaan dalam yakni pelunakan
serviks, pendarahan serviks, dan pembukaan serviks.
Tabel 2.1 Karakteristik Persalinan Sesungguhnya dan Persalinan Semu
Persalinan sesungguhnya Persalinan semu

Serviks menipis dan membuka Tidak ada perubahan pada serviks


Rasa nyeri dan interval teratur Rasa nyeri tidak teratur
Interval antara rasa nyeri yang Tidak ada perubahan interval antara
secara perlahan semakin pendek rasa nyeri yang satu dengan yang
lain
Waktu dan kekuatan kontraksi Tidak ada perubahan pada waktu
semakin bertambah dan kekuatan kontraksi
Rasa nyeri terasa dibagian belakang Kebanyakan rasa nyeri di bagian
dan menyebar ke depan depan
Dengan berjalan bertambah Tidak ada perubahan rasa nyeri
intensitas dengan berjalan

23
Ada hubungan antara tingkat Tidak ada hubungan antara tingkat
kekuatan kontraksi dengan kekuatan kontraksi uterus dengan
intensitas nyeri intensitas nyeri
Lendir darah sering tampak Tidak ada lendir darah
Ada penurunan bagian kepala janin Tidak ada kemajuan penurunan
bagian terendah janin
Kepala janin sudah terfiksasi di Kepala belum masuk PAP walau
PAP diantara kontraksi ada kontraksi
Sumber: Sumarah, 2011

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Bidan sebagai mitra perempuan merupakan tenaga profesional yang
bertanggung jawab dalam memberikan asuhan komprehensif (Homer,dkk,
2014). Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang merupakan peristiwa
sosial, dimana ibu dan keluarga menantikannya selama sembilan bulan.
Ketika proses persalinan di mulai, peranan ibu sangat penting untuk
melahirkan bayinya.
Pelahiran bayi adalah periode dari awitan kontraksi uterus yang
regular sampai ekspulsi plasenta (Cunningham et al, 2013). Mendekati
proses persalinan bayangan akan rasa nyeri seringkali menghantui ibu hamil
menjelang persalinan. Persalinan yang berlangsung aman bukan berarti suatu
persalinan itu tanpa disertai rasa nyeri atau sakit.Meskipun sebagian besar
para wanita sudah mengerti bahwa persalinan selalu disertai rasa nyeri,
namun tidak bisa di pungkiri bahwa hanya sedikit wanita yang siap
menghadapi saat persalinan.
Rasa tidak nyaman selama persalinan disebabkan oleh dua hal, pada
tahap pertama persalinan, kontraksi rahim menyebabkan (1) dilatasi dan
penipisan servik serta (2) iskemia rahim (penurunan aliran darah sehingga
oksigen lokal mengalami defisit) akibat kontraksi arteri myometrium.

24
4.2 Saran
Mahasiswa kebidanan harus belajar memahami tentang Fisiologi
Persalinan untuk Menegakkan Diagnosa Kebidanan. Kepada para pembaca
diharapkan untuk memahami makalah tentang “Fisiologi Persalinan”
Sederhana untuk Menegakkan Diagnosa Kebidanan” ini agar untuk
kedepannya lebih terbiasa sehingga saat menghadapi pasien nanti semakin
menjadi tenaga kesehatan khususnya seorang Bidan yang profesional.

DAFTAR PUSTAKA

Sulisdian, dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir, Surakarta: CV Oase Group.
Kurniarum Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta
. Pusdik SDM Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Kesehatan.
Sulfianti, dkk. 2020. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan . Yayasan Kita Menulis.
Medan.
Departemen Kesehatan RI. (2012). Asuhan Persalinan Normal

25
LEMBAR PERSETUJUAN

Makalah perkuliahan dengan pokok bahasan “Fisiologi Persalinan”. Telah


dikoreksi oleh dosen penanggung jawab dan telah dikoreksi oleh tim.

Jakarta, 25 Juli 2022


Dosen Penanggung Jawab

Ibu Fitrah Ivana Paisal, SST., M.Keb.

26

Anda mungkin juga menyukai