Dosen Pembimbing:
Ns. Jasmawati S.Kep.,M.Kes
KELOMPOK 4 :
Ananda Syafiqotul Istiqomah (P07220118004)
Karina Dwi Hardini (P07220118017)
Nur Habibah (P07220118024)
Afif Syahputra (P07220118031)
Indah Andriani (P07220118042)
Yeti Nurcahyani (P07220118059)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas segala karunia serta
nikmatnya sehingga makalah yang berjudul “Konsep Keperawatan Ibu Hamil
Intranatal” ini dapat diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan yang
berarti.
Makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya yang tidak lepas
dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan
satu persatu. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan
makalah ini, baik dari segi EYD, kosa kata, tata bahasa, etika maupun isi. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari
pembaca sekalian untuk kami jadikan sebagai bahan evaluasi.
Demikian, semoga makalah ini dapat diterima sebagai ide atau gagasan
yang menambah kekayaan intelektual bangsa.
Penulis
ii1
DAFTAR ISI
JUDUL ...........................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................5
C. Tujuan ....................................................................................................5
A. Definisi Persalinan...................................................................................6
B. Adaptasi Fisiologis pada Ibu Intranatal...................................................6
C. Adaptasi Psikologis pada Ibu Intranatal..................................................7
D. Masalah-Masalah yang Lazim Terjadi pada Ibu Intranatal...................10
E. Fase Persalinan Normal.........................................................................12
F. Asuhan Keperawatan pada Ibu Intranatal..............................................14
A. Kesimpulan ...........................................................................................20
B. Saran......................................................................................................20
iii
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung dengan
sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang
membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan,
pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Persalinan dibagi
menjadi empat tahap penting dan kemungkinan penyulit dapat terjadi pada setiap
tahap tersebut ( Manuaba, IG, 1999 )
Pada persalinan terjadi perubahan fisik yaitu : ibu akan merasa sakit
pinggang, sakit perut, merasa kurang enak, capai, lesu, tidak nyaman, tidak bisa
tidur nyenyak. Dan perubahan psikis yang terjadi yaitu merasa ketakutan
sehubungan dengan diri sendiri, takut kalau terjadi bahaya terhadap dirinya pada
saat persalinan, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya, takut yang
dihubungkan dengan pengalaman yang sudah lalu, misalnya mengalami kesulitan
pada persalinan yang lalu, ketakutan karena anggapan sendiri bahwa persalinan itu
merupakan hal yang membahayakan ( Ibrahim,C, 1993 )
Ibu merupakan kesatuan dari Bio Psikososial Spiritual maka perlu
perhatian khusus dari bidan yang dalam menyiapkan fisik dan mental guna
meningkatkan serta mencegah komplikasi lebih lanjut. Bidan merupakan salah
satu tenaga dari team pelayanan kesehatan yang keberadaannya paling dakat
dengan ibu yang mempunyai peran penting dalam mengatasi masalah melalui
asuhan kebidanan. Dalam melaksanan asuhan kebidanan bidan dituntut memiliki
wawasan yang luas, trampil dan sikap profesional, karena tindakan yang kurang
tepat sedikit saja dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karenanya diharapkan
semua persalinan yang dialami ibu dapat berjalan normal dan terjamin pula
keselamatan baik ibu dan bayinya.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
4
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyakit dan
komplikasi. (Wiknjosastro, 2007)
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada servik (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu bila kontraksi uterus tidak
mengakibatkan perubahan serviks.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian persalinan ?
2. Bagaimana adaptasi fisiologis pada ibu intranatal ?
3. Bagaimana adaptasi psikologis pada ibu intranatal ?
4. Apa masalah – masalah yang lazim terjadi pada ibu intranatal ?
5. Bagaimana fase persalinan normal pada kala I, II, III dan IV?
6. Apa rencana keperawatan pada ibu intranatal ?
7. Apa tindakan keperawatan pada ibu intranatal ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa pengertian persalinan.
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana adaptasi fisiologis pada ibu
intranatal.
3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana adaptasi psiologis pada ibu
intranatal.
4. Untuk mengetahui dan memahami apa masalah – masalah yang lazim
terjadi pada ibu intranatal.
5. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana fase persalinan normal pada
kala I, II, III dan IV.
6. Untuk mengetahui dan memahami apa rencana keperawatan pada ibu
intranatal.
7. Untuk mengetahui dan memahami apa tindakan keperawatan pada ibu
intranatal.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba, 1998).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dari janin turun
ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong
keluar melalui jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 minggu-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin. (Syaifudin, 2002).
6
0,5 – 1 ℃ yang mencerminkan peningkatan metabolisme selama persalinan
(Varney,dkk, 2008).
4. Denyut nadi (frekuensi jantung)
Perubahan denyut nadi yang mencolok selama kontraksi disertai peningkatan
selama fase peningkatan, penurunan selama titik puncak sampai frekuansi
diantara kontraksi, dan peningkatan selama fase penurunan hingga mencapai
frekuensi lazim diantara kontraksi. Penurunan yang mencolok selama puncak
kontraksi uterus tidak terjadi jika wanita berada pada posisi miring bukan
telentang. (Varney,dkk,2008).
5. Pernapasan
Sedikit peningkatan frekuensi. Pernapasan masih normal selama persalinan
dan mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi. (Varney,dkk,2008).
6. Perubahan pada ginjal
Poliuria sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat diakibatkan
peningkatan lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan kemungkinan
peningkatan laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal. (Varney,dkk,2008).
7. Perubahan pada saluran cerna
Motalitas dan absorpsi lambung terhadap makanan padat jauh berkurang.
Apabila kondisi ini diperburuk oleh penurunan lebih lanjut sekresi asam lambug
selama persalinan, maka saluran cerna berjalan dengan lambat hingga waktu
pengosongan lambung menjadi lebih lama. (Varney,dkk,2008).
8. Perubahan hematologi
Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2 gr/100 ml selama persalinan dan
kembali kekadar sebelum persalinan pada hari pertama pasca partum jika tidak
ada kehilangan darah abnormal. Waktu koagulasi darah berkurang dan terdapat
peningkatan fibrinogen plasma lebih lanjut selama persalinan.
(Varney,dkk,2008).
7
1. Perasaan takut saat melahirkan. Hal ini merupakan hal yang wajar, apabila
bagi ibuyang pertama kali akan melahirkan.
2. Perasaan cemas pra- melahirkan. Menjelang proses persalinan, tidak sedikit
calon ibu yang mengalami rasa takut saat proses kelahiran. Padahal rasa
cemas itulahyang justru memicu rasa sakit saat melahirkan.
3. Rasa sakit. Pada saat kontraksi alamiah mendorong kepala bayi untuk mulai
melewati jalur lahir, terjadi resistensi yang kuat. Ini yang menyebabkan rasa
sakit terjadi.
4. Depresi. Disarankan agar ibu yang ingi melahirkan agar tidak depresi,
sehingga ia harus ditemani anggota keluarga karena ibu yang ingin
melahirkan rawan depresi.
5. Perasaan sedih jika persalinan tidak berjalan sesuai dengan harapan ibu dan
keluarga.
6. Ragu-ragu dalam menghadapi persalinan dan ragu akan kemampuannya
dalam merawat bayi kelak.
7. Perasaan tidak enak, sering berfikir apakah persalinan akan berjalan dengan
normal.
8. Mengganggap persalinan sebagai cobaan
9. Sering berfikir apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam
menolongnya
10. Sering berfikir apakah bayinya akan normal atau tidak.
8
memandu sang subjek mencapai keadaan alfa. Disini ibu diajarkan untuk berfikir
tenang dan positif hingga proses melahirkan bisa dihadapi dengan tenang.
3. Dukungan fisik dan psikologis dari keluarga dan tenaga kesehatan
(Asuhan Sayang Ibu)
Dalam hal ini keluarga sang ibu diminta terus mendukung dan menemani
ibu dan membantu memenuhi kebutuhannya, dengan begitu ibu tidak merasa
sendirian.
4. Senam Hamil
Disarankan untuk mengikuti senam hamil, karena pada senam hamil
diajarkan teknik pernapasan, cara meneran saat mengeluarkan bayidam
keterampilan dalam menenangkan diri atau kecemasan saat melahirkan.
5. Mobilitas
Diusahakan agar ibu tetap tegar dan bergerak, dengan berjalan atau
mengubah posisi tidur, itu akan memungkinkan ibu dapat menguasai keadaan dan
proses persalinan sendiridapat berjalan dengan baik.
6. Memberi informasi
Ibu dan keluarga harus diberi informasi yang selengkap-lengkapnya tentang
semua perkembangan dan kemajuan selama proses persalinan. Setiap tindakan
harus di antisipasi dan dijelaskan dan ibu diikutsertakan dalam pengambilan
keputusan.
7. Percakapan
Pada proses melahirkan, ibu akan merasa lelah. Setiap kontraksi akan
membutuhkan konssentrasi penuh dan semua cadangan emosional dan fisik
dikerahkan, sehingga kesunyian sangat dibutuhkan, bisa diberikan dalam bentuk
sentuhan atau ekspresi wajah dari orang sekitar.
8. Dorongan semangat
Adakalanya ibu merasa putus asa. Berikan komunikasi yang dengan
memberi respon yang hangat dan antusias, maka kemungkinan besar persalinan
akan berjalan dengan lancar.
9. Menghadirkan pendamping saat persalinan
9
Kehadiran seorang pendamping saat persalinan dapat menimbulkan efek
positif terhadap persalinan diantaranya menurunkan angka morbilitas dan
mengurangi rasa sakit (Hodnett,1997, Klau dan Kennel,1993).
10
Bentuk rahim yang tidak normal mis: memiliki kantong rahim ganda tetapi
satu mulut rahim
Hamil kembar
Stress selama fase kehamilan Pencegahannya dengan melakukan relaksasi
Hamil di usia sudah tua
2. Perdarahan
Perdarahan adalah penyebab tersering kematian ibu. Perdarahan tersebut bisa
dialami oleh ibu baik ketika sedang hamil, pada saat persalinan dan dalam masa
pemulihan selama 40 hari setelah melahirkan ( masa nifas ). Tanda - tanda
perdarahan yang perlu kita kenali yaitu : mengeluarkan darah dari jalan lahir >
500 cc atau kira kira 2 gelas. Ibu bisa juga mengamati bila keluar darah hingga
menembus pakaian dan tak kunjung berhenti dengan warna darah merah segar.
Perdarahan disertai salah satu atau lebih keluhan seperti rasa mau pingsan, mata
berkunang - kunang atau penglihatan kabur, keluhan pusing kepala, kesemutan,
telapak tangan dan kaki menjadi pucat dan dingin. Nafas menjadi sesak atau
tersengal - sengal.
3. Pre Eklamsia dan post partum Pre Eklamsia
Pre eklampsia merupakan keadaan dimana tekanan darah meningkat dan
terdapat protein dalam urin yang hanya bisa terjadi selama masa kehamilan.
Ketika Pre eklampsia terjadi di minggu-minggu akhir kehamilan, maka
dokter dengan cepat mengambil tindakan mengeluarkan janin sebagai bentuk
pertolongan pada janin. Namun jika Pre eklampsia terjadi di awal kehamilan
maka pihak medis akan mengambil tindakan memperpanjang masa kehamilan
sampai janin dianggap telah cukup kuat untuk dilahirkan dan keadaan ibu baik.
Pre eklampsia masih bisa terjadi setelah persalinan dan risiko masih bisa
terjadi setelah persalinan dan risiko masih tinggi samapai 4 minggu, setelahhnya
bila keadaan pree eklamsia tidak ditangani dengan baik dikhawatirkan terjadi
eklampsia dengan tanda klnis berupa kejang dan koma.
Terdapat beberapa gejala sebelum terjadi eklampsia atau impending
ekclampsia yaitu :
1. Tekanan darah meningkat
11
2. Sakit kepala
3. Gangguan penglihatan
4. Nyeri perut bagian atas (nyeri ulu hati)
5. Pembekakan seluruh badan
6. Nyeri otot dan sendi
Penyebab Pre eklampsia belum dapat dipastikan. Menuru dugaan para ahli
adalah factor genetic , pola makan, defisiensi vitamin (misalnya vitamin A) atau
penulakan system imun daru plasenta oleh tubuh ibu.
Baik eklampsia dan eklampsia penanganannya dilakukan oleh dokter dengan
memberikan obat-obatan seperti magnesium sulfat. Untuk mencegah dan
mengatasi kejang. Lalu suntikan labelatol, nicardipine,
nifedipine atau hidralazin untuk menurukan tekanan darah.
4. Ketuban pecah dini
Sebenarnya penanganan ketuban pecah dini sangat tergantung pada kondisi
ibu dan kehamilannya, termasuk janin dan cairan ketuban.
Jika jumlah cairan ketuban masih cukup , maka dokter cenderung menahan
janin di rahim. Dan si calon ibu harus beristirahat total dan mendapat penangan
diberikan obat obat untuk mematangkan paru-paru janin dan antibioatik untuk
mencegah infeksi, umumnya hal ini akan membuat selaput ketuban akan
menutup sendiri dan cairan ketuban akan kembali dan terus dibentuk Jika cairan
ketuban habis sama sekali, dokter akan segera mengeluarkan bayi lewat jalan
operasi Caesar.
Tips mencegah ketuban pecah dini :
1. Periksa kehamilan secara teratur dan segera ke obgin jika merasa ada yang
tidak normal dengan kehamilan atau di daerah kemaluan
2. Bersihkan daerah kemaluan dengan dari mulai dari depan ke belakang
3. Jika mulur rahim cenderung lemah segera hentikan melakukan hubungan
sexsual
4. Konsumsi vitamin C secara teratur terlebih saat suia kehamilan lebih dari
20 minggu
12
E. Fase Persalianan Normal
Menurut Sari dan Kurnia,2014
1. Kala I
Fase ini disebut juga kala pembukaan. Pada tahap ini terjadi pematangan dan
pembukaan mulut rahim hingga cukup untuk jalan keluar janin. Pada kala 1
terdapat dua fase yaitu : 1. Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm,
berlangsung sekitar delapan jam. 2. Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai
lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar enam jam. Pada tahap ini ibu akan
merasakan kontraksi yang terjadi tiap 10 menit selama 20-30 detik. Frekuensi
kontraksi makin meningkat hingga 2-4 kali tiap 10 menit, dengan durasi 60-90
detik. Kontraksi terjadi bersamaan dengan keluarnya darah, lendir, serta pecah
ketuban secara spontan. Cairan ketuban yang keluar sebelum pembukaan 5 cm
kerap dikatakan sebagai ketuban pecah dini.
2. Kala II
Pada fase ini janin mulai keluar dari dalam kandungan yang membutuhkan
waktu sekitar dua jam. Fase dimulai saat serviks sudah membuka selebar 10cm
hingga bayi lahir lengkap. Pada kala 2, ketuban sudah pecah atau baru pecah
spontan, dengan kontraksi yang lebih sering terjadi yaitu 3-4 kali tiap 10 menit.
Refleks mengejan juga terjadi akibat rangsangan dari bagian terbawah janin yang
menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga mengejan dan kontraksi otot-otot
dinding abdomen serta diafragma, membantu ibu mengeluarkan bayi dari dalam
rahim.
3. Kala III
Tahap ini disebut juga kala uri, yaitu saat plasenta ikut keluar dari dalam
rahim. Fase ini dimulai saat bayi lahir lengkap dan diakhiri keluarnya plasenta.
Pada tahap ini biasanya kontraksi bertambah kuat, namun frekuensi dan aktivitas
rahim terus menurun. Plasenta bisa lepas spontan atau tetap menempel dan
membutuhkan bantuan tambahan.
4. Kala IV
Tahap ini merupakan masa satu jam usai persalinan yang bertujuan untuk
mengobservasi persalinan. Pada tahap ini plasenta telah berhasil dikeluarkan dan
13
tidak boleh ada pendarahan dari vagina atau organ. Luka-luka pada tubuh ibu
harus dirawat dengan baik dan tidak boleh ada gumpalan darah.
Kala I Persalinan
1. Pengkajian
Pantau persalinan, kontraksi, denyut jantung janin (DJJ), tanda-tanda
vital
Pantau asupan dan haluaran
2. Diagnosa
Perubahan perfusi jaringan: plasenta akibat sekunder dari posisi maternal
Defisit volume cairan yang yang berhubungan dengan penurunan asupan
cairan
Perubahan membrane mukosa oral yang berhubungan dengan pernapasan
melaui mulut
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan pembatasan asupan selama persalinan
3. Intervensi
Periksa tanda-tanda vital secara teratur sesuai kebijakan rumah sakit dan
kebutuhan klinis untuk mengevaluasi kemajuan persalinan dan status
kesehatan ibu-janin yang berlangsung.
Pasang alat bantu janin atau catat waktu kontraksi untuk mengevaluasi
kemajuan persalinan dan status kesehatan ibu-janin yang berlangsung.
Periksa frekuensi, akselerasi DJJ untuk mengevaluasi kemajuan persalinan
dan status kesehatan ibu-janin yang berlangsung.
14
Hindari posisi telentang untuk mencegah kompresi aorta dan vena kava
oleh uterus yang membesar.
Berikan kepingan es batu jika perlu untuk mencegah dehidrasi dan
memastikan kenormalan fungsi ginjal.
Pertahankan asupan parenteral yang adekuat (125 ml/jam) untuk mencegah
dehidrasi memastikan kenormalan fungsi ginjal.
Dorong untuk berkemih setiap 2-3 jam/ katerisasiuntuk memastikan
kenormalan fungsi ginjal
Catat asupan dan haluaran untuk mencegah dehidrasi dan memastikan
kenormalan fungsi ginjal.
Dorong penggunaan pelembab bibir untuk mencegah dehidrasi dan
memastikan kenormalan fungsi ginjal.
Berikan perawatan mulut untuk mencegah dehidrasi dan memastikan
kenormalan fungsi ginjal.
Ajarkan dan beri penguatan pada teknik pernapasan yang tepat.
4. Implementasi
5. Evaluasi
Wanita memiliki tanda-tanda vital dalam batas normal
Frekuensi DJJ tetap normal
Persalinan ibu mengalami kemajuan
Mulut dan bibir ibu lembab
Kandung kemih ibu tetap normal
15
Kala II Persalinan
1. Pengkajian
Pasien mengejan sesuai kemauan.
Mood meningkat ketakutan
Peningkatan show
secara tiba-tiba
Klien menjadi semakin
sensitiv
Merasa mual dan muntah
Perineum mulai membengkak
dan orifisium mulai
membuka.
2. Diagnosa
Ketidakefektifan koping individu yang berhubungan dengan keletihan fisik
saat persalinan
Nyeri yang berhubungan dengan posisi janin yang lebih rendah dan
kontraksi uterus.
Ketakutan yang berhubungan dengan lingkungan baru (jika dipindahkan ke
ruang perlahiran).
3. Intervensi
Anjurkan selama persalinan untuk menggunakan kekuatan abdomen dan
mengejan.
Kaji posisi yang tepat saat mengejan
Fasilitasi lingkuntan yang tenang dan mendorong relaksasi
16
Berikan dukungan psikososial
4. Implementasi
5. Evaluasi
Nyeri berkurang atau terkontrol
Klien mempertahankan tanda vital yang tepat
Klien tampak mengejan
1. Pengkajian
TD meningkat saat curah jantung meningkat kemudia kembali normal
dengan cepat
Hipotensi dapat terjadi sebagai respon analgetik
Frekuensi nadi melambat pada respon terhadap perubahan
Makanan/cairan: kehilangan darah
Tremor kaki/menggigil
2. Diagnosa
Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya
intake, muntah dan diaphoresis
Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan, respon fisiologis melahirkan
Risiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan posisi selama
melahirkan, kesulitan pelepasan plasenta
3. Intervensi
Pantau TTV dan DJJ
Pantau tanda tanda dehidrasi
17
Kaji skala nyeri pasien
Memberi pasien posisi nyaman
Palpasi fundus dan masase dengan perlahan
Masase fundus secara perlahan setelah pengeluaran plasenta
Bersihkan vulva dan perineum dengan air dan larutan antiseptik steril,
berikan pembalut.
Rendahkan kaki klien secara simultan dari pijakan kaki
Kolaborasi pemberian oksitosin IV, posisikan kembali uterus di bawah
pengaruh anastesi, dan berikan ergonovin maleat IM setelah penempatan
uterus kembali
4. Implementasi
5. Evaluasi
Pemenuhan kebutuhan cairan adekuat
Nyeri berkurang atau terkontrol
Tidak terjadi cidera
Kala IV Persalinan
1. Pengkajian
Tanda-tanda vital
Fundus
Jumlah lokia, adanya bekuan darah
Perineum
Distensi kandung kemih
Intraksi keluarga
18
2. Diagnosa
Nyeri berhubungan dengan involusio uterus, episiotomy
Gangguan pola tidur berhubungan dengan lamanya persalinan
Duka cita berhubungan dengan persalinan yang tidak diharapkan pasien
Resiko infeksi berhubungan dengan inveksi bakteri sekunder terhadap
trauma selama persalinan
Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan uterus
3. Intervensi
Berikan perawatan positif dan suportif yang meningkatkan interaksi
keluarga
Berikan masase secara konstan selama periode setelah kelahiran
Berikan kenyamanan dan ketenangan untuk relaks
4. Implementasi
5. Evaluasi
Pemenuhan kebutuhan cairan adekuat.
Nyeri berkurang atau terkontrol
Tidak terjadi infeksi.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka kami
dapat menyimpulkan tentang materi yang dibahas, sebagai berikut :
4. Masalah lazim terjadi pada iu intranatal antar lain bayi prematur, perdaraan,
ketuban pecah dini, pre eklamsi dan post partum pre eklamsia.
5. Fase persalinan normal melalui 4 fase yaitu Kala I, II, III, dan IV
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dan
dapat di jadikan salah satu referensi sebagai petugas maupun bahan praktikum.
20
DAFTAR PUSTAKA
Norwits, Arrol & John Schorge. 2002. At a Glance: Obstetri & Ginekologi, Edisi
21