NAMA KELOMPOK
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NUSA NIPA INDONESIA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berja
t-Nya yang sampai saat ini masih di rasakan sehingga kami dapat menyelesaik
an penyusunan makalah dengan judul ‘’Proses Persalinan Kala 1. ‘’
Penyusunan makalah ini di lakukan sebagai pemenuhan tugas maternitas .T
ersusunnya laporan ini berkat usaha yang maksimal dari kami dan pihak yang m
embantu baik berupa dorongan semangat maupun material.Pada kesempatan kal
i ini kami juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada dosen mata kuli
ah keperawatan maternitas yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Semoga semua bantuan yang telah di berikan dapat menjadi amal dan senan
tiasa mendapatkan berkat dari Tuhan Yang Maha Esa dan diberikan balasan yan
g berlipat ganda. Untuk hari ini kelak dan bermanfaat dikemudian hari.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurna
an.Oleh karean itu, kami mengharapkan adanya masukan, baik saran maupun kr
itik yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga laporan ini dapat berm
anfaat khususnya bagi dan umumnya pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………….
Kata Pengantar……………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………
1.3 Tujuan………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Persalinan……………………………………..
2.2 Pengertian Persalinan Kala I……………………………..
2.3 Tanda Dan Gejala Persalinan Kala I……………………..
2.4 Diangnosa kala I……………………………………………
2.5 Fase Persalinan Kala I…………………………………….
2.6 Penatalaksanaan Fisiologi Persalinan kala I……………..
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan……………………………………………………
3.2 Saran…………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Asuhan kesehatan ibu selama dua dasawarsa terakhir terfokus kepada : keluarga
berencana untuk lebih mensejahterakan anggota masyarakat. Asuhan neonatal te
rfokus untuk memantau perkembangan kehamilan mengenai gejala dan tanda ba
haya, menyediakan persalinan dan kesediaan menghadapi komplikasi. Asuhan p
asca keguguran untuk penatalaksaan gawat darurat keguguran dankomplikasiny
a serta tanggap terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya.
Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan kajian dan bukti ilmiah men
unjukan bahwa asuhan persalinan bersih, aman dan tepat waktu merupakan sala
h satu upaya efektif untuk mencegah kesakitan dan kematian.
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup b
ulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa ko
mplikasi pada ibu dan janin (Setyorini, 2013). Persalinan merupakan kejadian fi
siologis yang normal. Kelahiran seorang bayi menjadi peristiwa sosial bagi ibu
dan keluarga nantikan selama 9 bulan (Rilyani dkk, 2017). Saat melahirkan, ibu
merasakan nyeri yang dapat menggangu kenyamanan pada saat terjadinya kontr
aksi, serta dapat mempengaruhi kondisi psikologis dan menimbulkannya kompli
kasi saat proses persalinan (Rahayu dkk, 2018). Komplikasi saat persalinan men
jadi kasus yang tidak bisa diprediksi sebelumnya.
Komplikasi persalinan yang biasa terjadi yaitu, mulai dari ketidaktepatan pe
mberian penghilang rasa nyeri, kondisi gawat janin dan pendarahan (Sabatini &
Inayah, 2012). Pada ibu di Indonesia mengalami komplikasi persalinan dan 21%
menyatakan bahwa persalinan yang dialami menjadi persalinan yang menyakitk
an karena merasakan nyeri yang sangat 4cm sampai 10cm.
Sekitar 140 juta kelahiran terjadi setiap tahun. Sekitar 830 atau per 100.000
pada tahun 2015, wanita mengalami komplikasi selama persalinan. Dengan itu s
ebagian besar saat proses persalinan wanita menginginkan persalinan lancar tan
pa adanya komplikasi.
Komplikasi selama persalinan ini menjadi salah satu yang dapat menimbulka
n nyeri saat persalinan (World Health Organization, 2018). Nyeri persalinan ber
sifat hal yang alami dan fisiologis yang di alami oleh wanita (Juniartati & Widy
awati, 2018). Dimana intensitas nyeri persalinan terjadi dari skala nyeri 7-10, ya
itu dari nyeri berat hingga sangat berat. Dapat diukur dengan Numerik Rating S
cale untuk menentukan intensitas nyeri (Asrinah dkk, 2010). Nyeri persalinan m
uncul pada kala I fase aktif, saat pembukaan serviks dari .
dapat berbagai upaya untuk mengatasi nyeri dampak persalinan (Magrufoh, 201
2). Metode untuk mengurangi nyeri dampak persalinan dapat dilakukan dengan
metode farmakologis dan non farmakologis. Secara farmakologis dapat dilakuk
an dengan analgesik seperti ILA (Intra Thecal Labor Analgesia) yaitu, menghila
ngkan nyeri persalinan, nyeri hilang dan tetap bisa mengejan. Namun, metode fa
rmakologis berpotensi memberikan efek samping bagi ibu, seperti mual dan sak
it kepala. Lalu secara non-farmakologis biasanya dengan teknik relaksasi nafas
dalam, kompres hangat/dingin, terapi musik, aromaterapi dan pijatan (massase)
(Sari, Rufaida, & Lestari, 2018). Pijatan (massase) menjadi salah satu intervensi
non-famakologis yang dapat memberikan dukungan emosional dan dan penghil
ang rasa nyeri (World Health Organization, 2019).
BAB II
PEMBAHASAN
adalah persalinan yang dimulai secara spontan beresiko rendah pada awal persa
linan dan tetap demikian selama proses persalinan,bayi dilahirkan spontan deng
an presentsi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 sampai 42 minggu l
engkap. Setelah persalinan ibu dan bayi dalam keadaan baik (Walyani dan Purw
oastuti, 2016:15:4).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang d
apat hidup ke dunia luar dari Rahim melalui jalan lahir atau jalan lain (Ilmiah, 2
015:2) Persalinan adalah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan mem
bran dari dalam rahimmelalui jalan lahir.
Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi
uterus dengan frekuensi, durasi dan kekuatan yang teratur (Rohani dkk, 2011.
B. Jenis-Jenis Persalinan
1) Pengertian Kala I
Kala I persalianan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan ser
vix hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I berlangsun
g 18-24 jam dan terbagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.
Nyeri persalinan merupakan rasa sakit yang ditimbulkan saat persalinan yang be
rlangsung dimulai dari kala I persalinan, rasa sakit terjadi karena adanya aktifita
s besar di dalam tubuh ibu guna mengeluarkan bayi, semua ini terasa menyakitk
an bagi ibu . Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah perut, mungkin jug
a menyebar ke kaki, rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai pu
ncak, kejadian itu terjadi ketika otot -otot rahim berkontraksi untuk mendorong
bayi keluar dari dalam rahim ibu .
Nyeri persalinan menghasilkan respon psikis dan refleks fisik. Nyeri persalinan
memberikan gejala yang dapat diidentifikasi seperti pada sistem saraf simpatis y
ang dapat terjadi mengakibatkan perubahan tekanan darah, nadi, respirasi, dan
warna kulit. Ekspresi sikap juga berubah meliputi peningkatan kecemasan, men
gerang, menangis, gerakan tangan (yang menandakan rasa nyeri) dan keteganga
n otot yang sangat di seluruh tubuh .
Salah satu cara untuk mengurangi rasa nyeri pada saat persalinan dengan mengg
unakan essential oil mawar Essential oil mawar ini merupakan salah satu herbal
esensial yang digunakan dalam aromaterapi. Aroma mawar efektif pada sistem s
araf pusat. Dua bahan dari aromaterapi mawar, sytrinol dan 2-phenyl ethyl alko
hol, pada mawar dikenal sebagai agen anti ansietas.
Pada saat aroma terapi minyak esensial bunga mawar dihirup, molekul yang
mudah menguap akan membawa unsur aromatic yang terkandung didalamnya s
eperti geraniol dan linalool kepuncak hidung dimana silia-silia muncul dari sel-s
el reseptor. Apabila molekul- molekul menempel pada rambut-rambut tersebut,
suatu pesan elektro kimia akan ditranmisikan melalui saluran olfaktori ke dalam
system limbik. Hal ini akan merangsang memori dan respon emosional. Hipotal
amus yang berperan sebagai regulator memunculkan pesan yang harus disampai
kan ke otak.
Ibu yang sedang menjalani persalinan harus mengupayakan posisi yang nyaman
baginya dengancatatan tidak ada kontraindikasi dari posisi tersebut . posisi yang
dapat diambil antara lain : telentang(dengan kepala tempat tidur pada sudut iklin
asi atau datar) , rekumben lateral, dada lutut, tangan lutut,duduk, berdiri, berjala
n , dan jongkok.
b. .Mobilisasi
Pada saat fase laten , menuju ke pesalinan masih cukup lama , apalagi kalau ibu
hamil tersebutprimigravida . maka tidak ada salahnya jika ibu difasilitasi untuk
mobilisasi seperti jalan-jalan di sekitartempat bersalin.
Rasa nyaman behubungan juga dengan kebutuhan psikologis , bidan harus bisa
memfasilitasitentang pemenuhan kebutuhan rasa nyaman ini . yang pertama bisa
bidan lakukan adalah denganmemberikan informasi tentang perubahan apa saja
yang terjadi pada fase laten ini , meciptakan ruanganyang nyaman (Bersih, rapih,
wangi,kondusif).
Seiring dengan bertambahnya pembukaan serviks pada fase aktif, rasa nyeri yan
g dirasakan ibupun akan semakin bertambah. Oleh karena itu, dibutuhkan manaj
emen nyeri agar nyeri yang dirasakanibu dapat berkurang atau teralihkan. Ada d
ua pendekatan dalam manajemen nyeri yaitu pendekatannonfarmakologis dan fa
rmakologis.
Ada dua pendapat mengenai pemberian makan dan minum melalui mulut p
ada ibu selamapersalinan, ada yang melarang makan dan minum melalui mulut
karena lambung kosong menurunkanrisiko aspirasi pneumonia pada kasus yang
memerlukan anestesia umum. Namun, ada juga pendapatyang tidak setuju deng
an hal itu, dengan alasan yang menjadi masalah adalah makanan padat, karenam
akanan padat ini akan tetap berada di lambung selama persalinan dikarenakan m
otilitas lambung,absorbsi lambung dan sekresi asam lambung menurun selama p
ersalinan.
Sedangkan makanan cair tidak terpengaruh dan meninggalkan lambung dala
m durasi waktu biasanya. Dengan demikian, cairandapat diberikan pada ibu sela
ma persalinan, misalnya teh manis dan jus buah yang cair. Ibu akan lebihberene
rgi dan memiliki hidrasi yang adekuat apabila mendapat makanan. Namun, ibu j
uga perludiingatkan bahwa konsumsi cairan berlebih dapat menimbulkan rasa m
ual dan ketidaknyamanan.
Dalam buku ajar kebidanan komunitas karangan Linda V. Walsh (halaman 285)
disebutkan bahwapilihan nutrisi yang tepat untuk ibu hamil dalam persalina kala
satu meliputi karbohidrat yang mudahdicerna seperti roti bakar, krekers, sereal,
buah segar atau yogurt rendah lemak dan berbagai cairan.
a.Ketika ketuban pecah, janin berukuran kecil (di bawah 2000 gram), presentasi
kaki atau bokong atau letak melintang. Pada keadaan seperti ini, muncul resiko
prolapsus tali pusat yang meningkat ketika ibu dalamposisi berdiri.
Bahkan posisi telentang dengan kepala berada di atas tempat tidur, yang diti
nggikandengan bantal lebih dari 20 sampai 30 derajat akan semakin meningkatk
an resiko prolapsus tali pusat.
b.Ketika ibu mendapat pengobatan dengan obat yang membuat ibu pusing atau
membuat kakinya tidakstabil ketika berdiri.
4.Kebutuhan eliminasi
Ibu bersalin harus dievaluasi untuk adanya distensi vesica urinaria setiap satu
sampai dua jam. Ibumungkin fokus kepada proses persalinannya atau mungkin
merasa enggan untuk bergerak karena takutada peningkatan ketidaknyamanan.
Setiap pemeriksaan abdomen harus melihat adanya tonjolansuprapubik karena k
andung kemih yang penuh. Umunya, ibu yang mendapat hidrasi cukup harusber
kemih 100 ml setiap satu sampai dua jam.
2.Memberikan Informasi
3.Mengurangi Kecemasan
Meskipun setiap wanita mungkin akan merasa sedikit takut tentang beberapa as
pek dari kehamilandan persalinan, banyak di antaranya merasa bahwa hal terseb
ut tidaklah berdasar.
D.Pain Relief
1. Farmakologi
a.Opioid
Opioid menimbulkan efek fisiologis pada setiap organ tubuh manusia. Selama p
ersalinan danmelahirkan, efek paling penting adalah pada SSP. Efek pada SSP d
apat meliputi analgesia, euphoria,disforia, sedasi, mengantuk, emesis, pusing, hi
poventilasi, miosis, dan pruritis. Opioid yang berbedamenghasilkan efek yang b
erbeda dan individu akan mengalami efek yang berbeda setiap waktu. Opiodber
fungsi sebagai agonis yang berkaitan dengan reseptor presinoptik dan prosipnos
is. Reseptor opiodmaliputi suatu tempat ikatan yang berinteraksi dengan moleku
lo pioid dan tempat pen-tiger yangmenyebabkan reaksi kimiawi yang pada gilira
nnya menyebabkan efek analgesic akhir (Driver, 1997).Efek dasar opioid adalah
inhibisi neuron yang disebabkan oleh perubahan pada kanal Ca ++.
Opioid kehilangan aktivitasnya dalam tubuh melalui aktivitas dalam tubuh mela
lui transportasianzimatik dalam hati dan ginjal serta eleminasi melalui system gi
njal. Metabolit obat yang dibentuk dalamhati dapat diekskresi melalui saluran g
astrointestinal.
pemberian opioid. Penurunan variabilitas ini terlihat kira-kira sepuluh menit set
elah pemberian meperidinpada persalinan dan berakhir selama sekitar 10 menit.
b.Morfin
Morfin dapat diberikan melalui rute subkutan, intramuscular, intravena, epidural
atau spinal. Dosis5-10 mg intramuscular atau subkutan memberi kadar analgesia
terapeutik. Bila diberikan secaraintravascular atau intravena, morfin dapat meng
hasilkan hipotensi karena efek vasodilatasinya.
c.Meperidin
Meperidin mungkin opioid yang paling umum digunakan dalam persalinan dan
melahirkan. Obat inidapat diberikan secar oral, intramuscular, atau intravena, m
eskipun absorpsinya dari rute oral adlah 50%kurang efektif daripada rute parent
eral. Durasi intravena 2 sampai 3 jam. Pemberian intravena cepatakan menyeba
bkan vasodilatasi, mungkin melalui pelepasan histamine.
Depresan neonates terjadi 2 sampai 4 jam setelah dosis maternal, dan derajat de
presi tergantungpada usia gestasi dan adanya asfiksia. Eleminasi waktu paruh pa
da neonates adalah 18 jam,dibandingkan dengan 2,4 jam pada ibu. 95% meperid
in dieleminasi dari neonates dalam 2 sampai 3 hari(Benedetti, 1995).
d.Fentanil
Fentanil kira-kira 80 sampai 100 kali sama potennya dengan morfin. Obat ini da
pat diberikansecara intravena dan telah digunakan pada analgesia epidural sejak
1980. Dosis umum selamapersalinan adalah 50 sampai 100 mikrogram intraven
a. Sufentanil, yang adalah 8 sampai 10 kali lebihpoten dari fentanil, digunakan d
alam kombinasi dengan bupivakain untuk analgesia epidural.
pemberian opioid. Penurunan variabilitas ini terlihat kira-kira sepuluh menit set
elah pemberian meperidinpada persalinan dan berakhir selama sekitar 10 menit.
b.
e.Butorfan
Butorfanol adalah opioid agonis-anta-agonis yang mempunyai efektivitas analg
esic lebih besardengan efek samping lebih sedikiit daripada preparat agonis-anta
gonis lain. Potensinya adalah 5 kali daripotensi morfin dan 40 kali dari potensi
meperidin. Obat ini kurang mungkin menyebabkan mual danmuntah daripada m
orfin. Obat ini dapat diberikan sevara intramuscular atau intravena dengan dosis
umum 1-2 mg secara intravena. Awitan kerja terjadi 2-3 menit setelah pemberia
n intravena dan menetapselama 3-4jam. Waktu paruh eleminasi maternal adalah
2,7 jam. Metabolisasi butorfanol terjadi dalamhati, dan dieksresi terutama melal
ui gnjal. Meskipun butorfanol dengan cepat menembus plasenta, tidakada lapora
n efek neouro-perilaku neonates.
f.Nalbufin
g. Antagonis opioid
h.Sedatif/Tranquilizer
Sedatif adalah obat yang menimbulkan kantuk atau tidur. Tranquilizer biasanya
adalah obat yangmempunyai efek menenangkan, biasanya psikotropika atau ben
zodiazepin.penggunaan sedatif atautranquilizer di usulkan untuk persalina dan
melahirkan karena pemahaman bahwa persalinan seringdisertai rasa takut dan g
elisahi.Barbituratsedatif kerja pendek (sekobardital dan pentobarbital) dapat ber
maanfaat pada awal persalinanuntuk menurukan ansietas atau memudahkan istir
ahat. Keetika digunakn pada dosis 50-200 mg ,efeknya biasanya relaksasi bukan
analgesia. Obat ini tidak efektif bila persalinan telah maju sampaipersalinan mas
a aktif.
j.Benziodiazepin
l.Hidrokszin
Mekanisme kerja obat ini tidak jelas,baru diketahui bahwa pemberian dengan d
osis 25 sampai 50mg meredakan ansietas, dan dosis 75 sampai 100 mg menghas
ilkan efek hipnotik.
2. Non Farmakologi
Persiapan Melahirkan
Kehadiran Fisik
Dengan kehadirannya, pemberi perawatan biasanya memberi penenangan pada
wanita yangmelahirkan. Keterkaitan antara kehadiran orang lain, bahkan orang
asing, telah menunjukkan akibatpenurunan lama persalinan dan memperbaiki ha
sil kelahiran. Pemberi perawatan profesional -praktisi,perawat, dan dukun
–
umumnya tampak sebagai ahli oleh ibu dan keluarganya, dan karena intervensi
mereka, anjuran dan dorongannya biasa dicari selama persalinan. Meta-analisis
yang dilaksanakan
dengan baik yang mengevaluasi 14 percobaan kontrol acak menemukan bahwa
“...
kehadiran kontinuorang pendukung mengurangi kemungkinan medikasi untuk p
ereda nyeri, persalinan pervagina operatif,
persalinan sesarea, dan nilai APGAR 5 menit kurang dari tujuh” (Hodnett, 200
0)
Pemberi layanan harus menyadari tentang proses yang biasa digunakan ibu untu
k relaksasi sadaragar dukungannya lebih efektif tehadap upaya ibu. Bahkan bila
ibu belum menyiapkannya sebelumkelahiran, pemberi layanan dapat meningkat
kan relaksasi melalui kontrol lingkungan dan bimbinganmelalui setiap siklus ko
ntraksi dan istirahat. Ketika dikombinasi dengan pernapasan lambat-teratur,rela
ksasi dapat membantu ibu bersalin mengatasi nyeri lebih efektif pada setiap kon
traksi dan sitirahatlebih penuh diantara kontraksi.
Imajinasi
Imajinasi atau visualisasi sering diajarkan dalam kaitannya dengan relaksasi sad
ar selama di kelaspersiapan melahirkan. Ketika digunakan dengan efektif, imaji
nasi memungkinkan ibu bersalinmengurangi perasaan ketidaknyamanan atau ny
eri dengan segera dengan berimajiansi tentangkesenangan yang mendorong rela
ksasi. Serupa dengan relaksasi, imajinasi dapat menimbulkanpenurunan teganga
n otot dan frekuensi jantung dan pernapasan serta perasaan lebih sejahtera.Tamp
aknya lebih efektif bila dipraktekan sebelum persalinan. Namun, pemberi layan
an atau individupendukung lain dapat membimbing ibu yang tidak terlatih deng
an memintanya menutup mata dan melihatsuatu tempat ketika ia merasa nyama
n dan aman. Konsentrasi pada perasaan yang ia alami ketika ia ditempat itu aka
n memudahkannya memindahkan perasaan sejahtera tersebut pada saat ini. Sala
h satu penelitian yang menggali efek pengajaran relaksasi bantuan-imajinasi (im
agery-assisted relaxation, IAR)menemukan tidak ada perbedaan bermakna di an
tara kelompok ketika menganalisis status ansietassetelah latihan, persepsi tentan
g intensitas nyeri, penggunaan medikasi nyeri, medikasi nyeri tepat waktu,dan n
ilai APGAR menit-1. Pengukuran fisiologis terhadap wanita menunjukkan deraj
at relaksasi lebihbesar pada kelompok relaksasi bantuan imajinasi, APGAR men
it-5 bayi pada kelompok IAR lebih tinggi.Namun, peneltian ini terbatas pada uk
uran sampel kecil dan tidak ada analisis berbobot (Lindberg danLawlis, 1988)
Akupresur
Tekanan harus diberikan dengan ujung jari atau ibu jari diatas titik akupresur, b
aik sebagai tekanantidak bergerak atau dorongan yang diberikan dalam gerakan
sirkular kecil (Jungman, 1988). Ibu bersalindiharapkan memberi umpan balik m
engenai apakah jumlah tekanan yang digunakan tepat. Tekanantidak diberikan p
ada tulang, tetapi ke arah tulang dan ketika diberikan dengan tepat, ibu dapat me
rasakannyeri tekanan atau sensasi kesemutan. Tekanan biasanya diberikan sela
ma 5-10 detik.
Akupresur juga tidak boleh digunakan pada adanya permukaan jaringan yang
meradang, iritasi,atau infeksi. Tekanan dan masase pada kaki harus dihindari pa
da adanya varises dengan potensitimbulnya aktivitas tromboembolik.
Hidroterapi
Telah lama diketahui bahwa perendaman dalam air menimbulkan relaksasi otot,
meningkatkanvasodilatasi yang menimbulkan peningkatan aliran darah, dan per
asaan sejahtera secara umum. Mandiair hangat, pancuran, dan kolam bergelomb
ang paling mungkin menimbulkan relaksasi denganmerangsang ujung-ujung sar
af kulit, yang menimbulkan pembalikan respons sistem saraf simpatis(Simkins,
1995). Semprotan air mandi pancuran dan kolam bergelombang menambah akti
vasi reseptortermal dan taktil, sehingga mentransmisikan rangsang ke kornu dor
sal medula spinalis dan menghambattransmisi ke korteks serebral. Penelitian his
toris terhadap dukungan melahirkan pada awal abadkeduapuluh menemukan co
ntoh-contoh mandi rendam baik untuk meredakan ketidaknyamananpersalinan d
an perangsangan persalinan ketika stress ibu memperberat buruknya kemajuan p
ersalinan(Walsh, 1992). Penggunaan hidroterapi jet dapat memberi bahkan pere
daan lebih besar daripadapencelupan sederhana karena aliran air dapat diarahan
pada area ketidaknyamanan yang lebih dalam.Salah satu percobaan kontrol acak
menemukan bahwa ibu yang menggunakan mandi rendam selamapersalinan lebi
h sedikit menggunakan narkotik atau analgesia epidural, dan lebih mungkin unt
ukmelahirkan dengan perineum utuh (Ruh et al., 1996). Meta-analisis terhadap t
iga percobaan kontrol acakyang mengevaluasi penggunaan rendaman air selama
persalinan menemukan bahwa pencelupanselama kala satu persalinan dikaitkan
dengan kecenderungan penurunan penggunaan metode peredaannyeri, dan penu
lis menyimpulkan bahwa, meskipun tidak ada efek merugikan yang dilaporkan,
risetselanjutnya perlu dlakukan untuk menentukan keamanan perendaman pada
janin dan bayi baru lahir(Nikodem, 2000).
Penggunaan hidroterapi mungkin dibatasi oleh kurangnya akses pada tempat ber
endam (tub) dankekhawatiran institusi mengenai keamanan dan kelalaian (liabil
itas). The CNM Data Group (1998)melaporkan penggunaan hidroterapi hanya p
ada 15% persalinan di sembilan institusi. Ketakutan tentangpeningkatan infeksi,
khususnya pada kasus pecah ketuban, sering disebut sebagai alasan untukmelara
ng mandi rendam. Salah satu pandangan sistematia (Simkins, 1995) tidak mene
mukan adanyapeningkatan perbedaan dalam korioamnionitis, endotriosis, atau i
nfeksi neonatus ketika membandingkanpasien yang tidak menggunakannya. Sec
ara jelas suatu prosedur pembersihan seksama denganevaluasi oleh budaya peri
odik perlu untuk pengendalian infeksi. Kekuatiran juga timbul mengenaipengka
jian janin sementara ibu melahirkan di air. Ektrik transkutan (transcutaneous ele
ctrical nerve stimulation, TENS) terutama digunakan dalam terapi fisik untuk te
rapi fisik dan pasien pascabedah, kadang ini digunakandalam persalinan. Unit T
ENS dapat dipegang, dioperasikan dengan baterai yang disambungkan ke kulitp
unggung bawah pada setinggi T10 sampai L1 dengan dua pasang bantalan elekt
ronik.
Ketika elektroda diaktifkan, unit ini mengirimkan denyutan yang mengubah aru
s ke otot, dan ibumerasakan perasaan kesemutan pada jaringan yang distimulasi.
Diteorikan bahwa analgesia dicapai baikoleh pemblokan impuls aferen (teori
gate control)
atau dengan menstimulasi pelepasan endorfinsetempat (Harrison et al, 1986). H
asil percobaan kontrol acak menunjukkan bahwa ibu yangmenggunakan TENS
merasakan penurunan penggunaan analgesia epidural dan secara umum puasden
gan penggunaan unit tersebut (Simkins, 1995). Efek samping yang kadang mun
cul adalah iritasi kulityang disebabkan oleh
lead elektroda. Selanjutnya, percobaan tidak menemukan efek pada janin ataune
onatus. TENS tampak paling membantu ketika ibu telah diajarkan bagaimana m
enggunakan danmengandalikan alat ini selama periode prenatal dan ketika mula
inya persalinan awal. Unit TENS tersediahanya melalui peresepan dan biasanya
didistribusikan melalui departemen terapi fisik.
Dua injeksi diberikan secara bilateral di atas spina iliaka superior posterior; inje
ksi tambahandiberikan secara bilateral 2 cm inferior dan 1 cm medial terhadap i
njeksi pertama. Tempat ini berkaitandengan penggunaaan TENS dan akupresur
Lytzen, Cederberg, dan Moller Nielsen (1989) mencatat bahwa “tidak diperluka
n adanya keakuratan”. Air steril (0,1 mL) diinjeksikan secara intrakutan degan
menggunakan spuit Mantoux; injeksi ini menghasilkan papula putih kecil. Ibu
mengalami nyeri rasaterbakar yang tajam pada injeksi ini, dengan peredaan kir
a-kira 30 detik. Peredaan nyeri punggungbiasanya terjadi dalam beberapa menit
dan berakhir selama sedikitnya 2 jam.
E.Persiapan Persalinan
1. Ibu dan Bayi
Meskipun hari perkiraan persalinan masih lama tidak ada salahnya jika ibu dan
keluargamempersiapkan persalinan sejak jauh hari sebelumnya. Ini dimaksudka
n agar jika terjadi sesuatu halyang tidak diinginkan atau persalinan maju dari ha
ri perkiraan, semua perkiraan yang dibutuhkan sudahsiap. Beberapa hal yang ha
rus dipersiapkan untuk persalnan adalah sebagai berikut:
Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat langsung terhadap kese
jahteraan ibu dan janin,namun perlu kiranya kita tetap mempertimbangkan bebe
rapa aspek kenyamanan dalam berpakaian.Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pakaian ibu bersalin adalah memenuhi kriteria berikut ini :
1)Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah per
ut
3)Pakailah bra yang menyokong payudara ( tali bra yang cukup besar untuk me
nyangga payudara danbahannya mudah menyerap keringat).
4)Memakai pakaian dalam yang bersih dan agak longgar, mudah menyerap keri
ngat dan jangan yangdibawah pinggang.
Pakaian yang disiapkan untuk bayi memenuhi kriteria sebagai berikut:
3)Baju tidak ketat bahan lembut jangan sampai membuat kulit BBL iritasi
e.Pembagian peran ketika ibu berada di RS (ibu dan mertua, yang menjaga anak
lainnya jika bukanpersalinan yang pertama).
f.Menyiapkan stok darah yang sama dengan golongan darah ibu hamil
Persalinan dan kelahiran bayi mungkin terjadi di rumah (rumah ibu atau rumah
kerabat), di tempatbidan, puskesmas, polindes, atau rumah sakit. Pastikan keters
ediaan bahan-bahan dan sarana yangmemadai. Laksanakan upaya pencegahan i
nfeksi (PI) sesuai dengan standar yang telah di tetapkan.
Di manapun persalinan dan kelahiran bayi terjadi, di perlukan hal-hal pokok sep
erti berikut ini :
1)Ruangan yang hangat dan bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik dan terli
ndung dari tiupan angin.
2)Sumber air bersih dab mengalir untuk cuci tangan dan memandikan ibu sebel
um dan sesudahmelahirkan.
3) Air disinfeksi tingkat tinggi (air yang dididihkan dan didinginkan) untuk me
mbersihkan vulva dan perineumsebelum di lakukan periksa dalam dan members
ihkan perineum ibu setelah bayi lahir.
4)Kecukupan air bersih, klorin, deterjen, kain pembersih, kain pel dan sarung ta
ngan karet untukmembersihkan ruangan, lantai, perabotan, dekontaminasi dan p
roses peralatan.
5)Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi ibu dan penolong persalin
an. Pastikan bahwa kamarkecil dan kamar mandi telah didekontaminasi dengan
larutan klorin 0,5%, dibersihkan dengan deterjendan air sebelum persalinan di
mulai (untuk melindungi ibu dan resiko infeksi), dan setelah bayi lahir(untuk m
elindungi keluarga dari resiko infeksi melalui darah dan sekresi ibu).
6)Tempa yang lapang untuk ibu berjalan-jalan dan menunggu saat persalinan, m
elahirkan bayi dan untukmemberikan asuhan bagi ibu dan bayinya setelah persal
inan. Pastikan bahwa ibu mendapatkan privasiyang diinginkannya.
7)Penerangan yang cukup, baik siang maupun malam hari.
8)Tempat tidur yang bersih untuk ibu. Tutupi kasur dengan plastik atau lembara
n yang mudah dibersihkan jika terkontaminasi selama persalinan atau kelahiran
bayi.
Pastikan kelengkapan jenis dan dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan serta d
alam keadaansiap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran bayi. Jika sempat p
ersalinan dan kelahiran bayi akanterjadi jauh dari fasilitas kesehatan, bawalah se
mua keperluan tersebut ke lokasi persalinan.Ketidakmampuan untuk menyediak
an semua perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obat esensial padasaat diperluka
n akan meningkatkan resiko terjadinya penyulit pada ibu dan bayi baru lahir seh
inggakeadaan ini dapat membahayakan keselamatan jiwa mereka.
Pada setiap persalinan dan kelahiran bayi:
c.Persiapan Rujukan
Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarga. Jika terjadi penyulit, kete
rlambatan untukmerujuk kefasilitas yang sesuai dapat membahayakan jiwa ibu
dan atau bayinya. Jika perlu dirujuk,siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis s
emua asuhan atau perawatan yang telah diberikan dansemua hasil penilaian (ter
masuk partograf) untuk dibawa ke fasilitas rujukan.Jika ibu datang hanya untuk
mendapatkan asuhan persalinan dan kelahiran bayi dan ia tidak siapatau kurang
memahami bahwa kondisinya memerlukan upaya rujukan maka lakukan konseli
ng terhadapibu dan keluarganya tentang perlunya memiliki rencana rujukan. Ba
ntu mereka mengembangkan rencanarujukan pada saat awal persalinan
Persalinan adalah saat yang menegangkan dan dapat menggugah emosi ibu dan
keluarganyabahkan dapat menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi
ibu. Upaya untuk mengatasi gangguan emosional dan pengalaman yang menega
ngkan tersebut sebaiknya dilakukan melalui asuhansayang ibu selama persalina
n dan proses kelahiran bayinya.Prinsip-prinsip umum asuhan sayang ibu adalah:
1)Menyapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikap dan bertindak tenang dan ber
ikan dukungan penuhselama persalinan dan kelahiran bayi
2)Jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu atau anggota keluarganya
3) Anjurkan suami dan anggota keluarga ibu untuk hadir dan memberikan duku
ngannya
4)Waspadai gejala dan tanda penyulit selama proses persalinan dan lakukan tind
akan yang sesuai jikadiperlukan
5)Pencegahan infeksi
Dukungan emosional
Dukung dan anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendamping
i ibu selama persalinandan proses kelahiran bayinya. Anjurkan mereka untuk be
rperan aktif dalam mendukung dan mengenaliberbagai upaya yang mungkin san
gat membantu kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untukmenghadirkan tema
n atau saudara yang secara khusus diminta untuk menemaninya (Enkin, et al, 20
00).
Bekerja sama dengan anggota keluarga untuk :
4)Menyeka muka ibu secara lembut dengan menggunakan kain yang idbahasi ai
r hangat atau air dingin
e.Mengatur Posisi
Anjurkan ibu untuk mencoba posisi yang nyaman selama persalinan dan melahi
rkan bayiserta anjurkan suami dan pendamping lainnya untuk membantu ibu ber
ganti posisi. Ibu boleh berjalan,berdiri, duduk, jongkok, berbarng miring atau m
erangkak. Posisi tegak seperti berjalan, berdiri atau jongkok dapat membantu tur
ungnya kepala bayi dans seringkali memperpendek waktu persalinan. Bantuibu
untuk sering berganti posisi selama persalinan. Beritahukan pada ibu untuk tida
k berbaring terlentanglebih dari 10 menit. alasannya : jika ibu berbaring terlenta
ng maka berat uterus dan isinya (janin, caranketuban, plasenta, dll) akan menek
an vena cava inferior. Hal ini akan mengakibatkan turunnya alirandarah dari sir
kulasi ibu ke plasenta. Kondisi seperti ini dapat mnyebabkan hipoksia atau keku
ranganpasokan oksigen pada janin. Selain itu, posisi terlentang berhubungan de
ngan gangguan terhadapproses kemajuan persalinan (Enkin, et al, 2000)
f.Pemberian Cairan dan Nutrisi
Anjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan minuman air) selam
a persalinan danproses kelahiran bayi. Sebagian ibu masih ingin makan selama f
ase laten persalinan tetapi setelahmemasuki fase aktif, mereka hanya ingin men
gkonsumsi cairan saja. Anjurkan agar anggota keluargasesering mungkin mena
warkan minuman dan makanan ringan selama proses persalinan. Alasan :makan
an ringan dan asupan cairan yang cukup seama persalinan akan memberikan leb
ih banyak energidan mencegah dehidrasi. Dehidrasi bisa memperlambat kontrak
si dan/membuat kontraksi menjadi tidakteratur dan kurang efekti.
g.Kamar Mandi
Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama pers
alinan, bu harusberkemih sedikitnya setiap dua jam, atau lebih sering jika ibu m
erasa ingin berkemih atau jika kandung kemih terasa penuh. Periksa kandung ke
mih sebelum memeriksa denyut jantung janin (amati ataulakukan palpasi diatas
simpisis pubis untuk mengetahui apakah kandung kemih penuh). Anjurkan dana
ntarkan ibu untuk berkemih dikamar mandi. Jika ibu tidak dapat berjalan kekam
ar mandi, berikan wadahurine.WHO dan asosiasi rumah sakit internasional men
ganjurkan untuk tidak menyatukan ruang bersalindengan kamar mandi atau toile
t karena tingginya frekuensi penggunaan, lalu lintas antar ruang, potensicemara
n mikroorganisme, percikan air atau lantai yang basah akan meningkatkan risiko
infeksinosokomial terhadap ibu, bayi baru lahir dan penolong sendiri.
Anjurkan ibu untuk buang air besar jika perlu. Jika ibu ingin buang air besar sa
at fase aktif, lakukanpemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa apa yang dira
sakan ibu bukan disebabkan oleh tekananbayi pada rektum. Bila memang bukan
gejala kala dua persalinan maka izinkan atau perbolehkan ibuuntuk kekamar ma
ndi. Jangan melakukan klisma secara rutin selama persalinan. Klisma tidak akan
memperpendek waktu persalinan, menurunkan angka infeksi bayi baru lahir ata
u infeksi luka pascapersalinan dan malahan akan meningkatkan jumlah tinja yan
g keluar selama kala dua persalinan (Enkin,et al, 2000).
h.Pencegahan Infeksi
Menjaga lingkungan tetap bersih merupakan hal penting dalam mewujudkan per
salinan yangbersih dan aman bagi ibu dan bayinya. Hal ini merupakan unsur pe
nting dalam asuhan sayang ibu.Kepatuhan dalam menjalankan praktik-praktik p
encegahan infeksi yang baik, juga akan melindungipenolong persalinan dan kel
uarga ibu dari infeksi. Ikuti praktik-praktik pencegahan infeksi yang telahditetap
kan untuk mempersiapkan persalinan dan proses kelahiran bayi. Anjurkan ibu u
ntuk mandi padasaat awal persalinan dan pastikan ibu memakai pakaian yang be
rsih. Cuci tangan sesering mungkin,gunakan peralatan steril atau disinfeksi ting
kat tinggi dan gunakan sarung tangan saat diperlukan.anjurkan anggota keluarga
untuk mencuci tangan mereka sebelum dan setelah melakukan kontakdengan ib
u dan/atau bayi baru lahir.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara spon
tan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses pers
alinan,bayi dilahirkan spontan dengan presentsi belakang kepala pada usia keha
milan antara 37 sampai 42 minggu lengkap.
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yan
g dapat hidup ke dunia luar dari Rahim melalui jalan lahir atau jalan lain (Ilmiah,
2015:2) Persalinan adalah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan me
mbran dari dalam rahimmelalui jalan lahir.
3.2 Saran
Penulis banyak berharap para pembaca budiman sudih memberikan kriktik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan pen
ulisan makalah ini dapat membantu cara proses persalina kala 1 dan semoga ma
kala ini berguna bagi penulis pada khususnya para pembaca yang budiman pada
umumnya .
DAFTAR PUSTAKA