Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH MATERNITAS

PROSES PERSALINAN PADA KALA 1

NAMA KELOMPOK

1. Sisilia Novianti Monica Deo (011220044)


2. Fransiska Yofina Nona Mia (011220048)
3. Yuliana Meo (011220048)
4. Elisabet Elin (011220053)
5. Sisilia Valentina Simorangkir (011220058)
6. Nurkianti Lestari Dei (011220060)

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NUSA NIPA INDONESIA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berja
t-Nya yang sampai saat ini masih di rasakan sehingga kami dapat menyelesaik
an penyusunan makalah dengan judul ‘’Proses Persalinan Kala 1. ‘’
Penyusunan makalah ini di lakukan sebagai pemenuhan tugas maternitas .T
ersusunnya laporan ini berkat usaha yang maksimal dari kami dan pihak yang m
embantu baik berupa dorongan semangat maupun material.Pada kesempatan kal
i ini kami juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada dosen mata kuli
ah keperawatan maternitas yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Semoga semua bantuan yang telah di berikan dapat menjadi amal dan senan
tiasa mendapatkan berkat dari Tuhan Yang Maha Esa dan diberikan balasan yan
g berlipat ganda. Untuk hari ini kelak dan bermanfaat dikemudian hari.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurna
an.Oleh karean itu, kami mengharapkan adanya masukan, baik saran maupun kr
itik yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga laporan ini dapat berm
anfaat khususnya bagi dan umumnya pembaca.

Maumere,28 September 2023

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………….
Kata Pengantar……………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………
1.3 Tujuan………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Persalinan……………………………………..
2.2 Pengertian Persalinan Kala I……………………………..
2.3 Tanda Dan Gejala Persalinan Kala I……………………..
2.4 Diangnosa kala I……………………………………………
2.5 Fase Persalinan Kala I…………………………………….
2.6 Penatalaksanaan Fisiologi Persalinan kala I……………..
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan……………………………………………………
3.2 Saran…………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkemban


g terutama disebabkan oleh perdarahan persalinan, eklamsia, sepsis, dan kompli
kasi keguguran.Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu ters
ebut sebenarnya dapat dicegah melalui upaya pencegahan yang efektif.

Asuhan kesehatan ibu selama dua dasawarsa terakhir terfokus kepada : keluarga
berencana untuk lebih mensejahterakan anggota masyarakat. Asuhan neonatal te
rfokus untuk memantau perkembangan kehamilan mengenai gejala dan tanda ba
haya, menyediakan persalinan dan kesediaan menghadapi komplikasi. Asuhan p
asca keguguran untuk penatalaksaan gawat darurat keguguran dankomplikasiny
a serta tanggap terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya.

Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan kajian dan bukti ilmiah men
unjukan bahwa asuhan persalinan bersih, aman dan tepat waktu merupakan sala
h satu upaya efektif untuk mencegah kesakitan dan kematian.

Penatalaksanaan komplikasi yangterjadi sebelum, selama dan setelah persali


an.Dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu perlu dia
ntisipasi adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksanakan komplikas
i pada jenjang pelayanan tertentu.

Pengenalan jenis komplikasi dan ketersediaan sarana pertolongan menjadi pe


nentu bagi keberhasilan penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu
berada menurut derajatkeadaan dan tempat terjadinya.Persalinan saat ini menjad
i momok yang ditakutkan dikalangan ibu, khususnya ibu hamil. Tidak sedikit ib
u dan bayinya mengalami kegawatdaruratan dan sampai pada akhirnya tak dapat
terselamatkan yang pada akhirnya menyebabkan meningkatnya angaka kematia
n ibu dan anak. Akan tetapi hal tersebut dapat diminimalisir dengan asuhan pers
alinan.

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup b
ulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa ko
mplikasi pada ibu dan janin (Setyorini, 2013). Persalinan merupakan kejadian fi
siologis yang normal. Kelahiran seorang bayi menjadi peristiwa sosial bagi ibu
dan keluarga nantikan selama 9 bulan (Rilyani dkk, 2017). Saat melahirkan, ibu
merasakan nyeri yang dapat menggangu kenyamanan pada saat terjadinya kontr
aksi, serta dapat mempengaruhi kondisi psikologis dan menimbulkannya kompli
kasi saat proses persalinan (Rahayu dkk, 2018). Komplikasi saat persalinan men
jadi kasus yang tidak bisa diprediksi sebelumnya.
Komplikasi persalinan yang biasa terjadi yaitu, mulai dari ketidaktepatan pe
mberian penghilang rasa nyeri, kondisi gawat janin dan pendarahan (Sabatini &
Inayah, 2012). Pada ibu di Indonesia mengalami komplikasi persalinan dan 21%
menyatakan bahwa persalinan yang dialami menjadi persalinan yang menyakitk
an karena merasakan nyeri yang sangat 4cm sampai 10cm.

Pada ibu primigravida kala I mengalami nyeri persalinan kurang lebih 12 j


am, dan untuk multigravida tidak melebihi 10 jam (Reeder dkk, 2012). Apabila
semakin bertambahnya frekuensi uterus yang dapat meningkatkan kontraksi, ma
ka nyeri yang dirasakan ibu saat persalinan kala I semakin bertambah kuat (Patri
cia, 2005). Semakin sering dan semakin lamanya ibu merasakan nyeri saat persa
linan, dapat menyebabkan ibu mengalami takikardi saat mengejan, peningkatan
oksigen, produksi asam laktat, hiperventilasi dan peningkatan ketegangan otot a
pabila tidak diatasi (Murray & Michelle, 2013).

Penyebab nyeri persalinan menurut Handerson (2006) dalam Rukiyah (200


9) yaitu ada beberapa faktor, diantaranya faktor eksternal dan internal. Faktor ek
sternal terdiri dari budaya, lingkungan dan tindakan medis. Faktor internal terdir
i dari kecemasan, ketakutan, ketegangan, kelelahan, usia, dan pendidikan (Ruki
yah, 2009). Pada ibu bersalin akan mengalami ketegangan, ketakutan serta kece
masan saat persalinan, sehingga ibu merasakan nyeri.

Karena ketegangan dapat menyebabkan kontraksi uterus meningkat. Tetapi s


etiap ibu memiliki presepsi nyeri yang berbeda. Melalui pengalaman nyeri, ibu
dapat mengembangkan mekanisme untuk mengatasi nyeri selama persalinan (B
obak, Lowdermilk, & Jensen, 2004). hebat, sedangkan 63% tidak dapat informa
si tentang persiapan yang harus dilakukan untuk mengurangi nyeri pada persalin
an (SDKI, 2012 dalam Kristina dkk, 2016).

Sekitar 140 juta kelahiran terjadi setiap tahun. Sekitar 830 atau per 100.000
pada tahun 2015, wanita mengalami komplikasi selama persalinan. Dengan itu s
ebagian besar saat proses persalinan wanita menginginkan persalinan lancar tan
pa adanya komplikasi.

Komplikasi selama persalinan ini menjadi salah satu yang dapat menimbulka
n nyeri saat persalinan (World Health Organization, 2018). Nyeri persalinan ber
sifat hal yang alami dan fisiologis yang di alami oleh wanita (Juniartati & Widy
awati, 2018). Dimana intensitas nyeri persalinan terjadi dari skala nyeri 7-10, ya
itu dari nyeri berat hingga sangat berat. Dapat diukur dengan Numerik Rating S
cale untuk menentukan intensitas nyeri (Asrinah dkk, 2010). Nyeri persalinan m
uncul pada kala I fase aktif, saat pembukaan serviks dari .

dapat berbagai upaya untuk mengatasi nyeri dampak persalinan (Magrufoh, 201
2). Metode untuk mengurangi nyeri dampak persalinan dapat dilakukan dengan
metode farmakologis dan non farmakologis. Secara farmakologis dapat dilakuk
an dengan analgesik seperti ILA (Intra Thecal Labor Analgesia) yaitu, menghila
ngkan nyeri persalinan, nyeri hilang dan tetap bisa mengejan. Namun, metode fa
rmakologis berpotensi memberikan efek samping bagi ibu, seperti mual dan sak
it kepala. Lalu secara non-farmakologis biasanya dengan teknik relaksasi nafas
dalam, kompres hangat/dingin, terapi musik, aromaterapi dan pijatan (massase)
(Sari, Rufaida, & Lestari, 2018). Pijatan (massase) menjadi salah satu intervensi
non-famakologis yang dapat memberikan dukungan emosional dan dan penghil
ang rasa nyeri (World Health Organization, 2019).

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa saja Faktor Esensial Dan Proses Persalinan


2) Apa saja Menejemen Nyeri Dalam Proses Persalinan
3) Bagaimana Proses Pengkajian Janin
1.3 Tujuan

1) Untuk Mengetahui Esensial Dan Proses Persalinan


2) Untuk Mengetahui Nyeri Dalam Proses Persalinan
3) Untuk Mengetahui Proses Pengkajian Janin

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Persalinan

A Pengertian Persalinan normal menurut WHO

adalah persalinan yang dimulai secara spontan beresiko rendah pada awal persa
linan dan tetap demikian selama proses persalinan,bayi dilahirkan spontan deng
an presentsi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 sampai 42 minggu l
engkap. Setelah persalinan ibu dan bayi dalam keadaan baik (Walyani dan Purw
oastuti, 2016:15:4).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang d
apat hidup ke dunia luar dari Rahim melalui jalan lahir atau jalan lain (Ilmiah, 2
015:2) Persalinan adalah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan mem
bran dari dalam rahimmelalui jalan lahir.
Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi
uterus dengan frekuensi, durasi dan kekuatan yang teratur (Rohani dkk, 2011.

B. Jenis-Jenis Persalinan

1) Persalinan spontan Yaitu persalinan yang berlangsung dengan tenaga sen


diri.
2) Persalinan buatan Yaitu persalinan yang dibantu dengan rangsangan sehi
ngga terdapat kekuatan untuk persalinan.
3) Persalinan anjuran Yaitu persalinan yang paling ideal karena tidak meme
rlukan bantuan apapun dan mempunyai trauma persalinan yang paling ri
ngan sehingga kualitas sumber daya manusia dapat terjamin (Walyani da
n Purwoastuti,2016:15:6)

C. Sebab-Sebab Terjadinya Persalinan Menurut (Ilmiah, 2015) Terjadinya pe


rsalinan disebabkan oleh beberapa teori sebagai berikut :

 Teori Penurunan Hormone 1-2 minggu sebelum persalinan di mulai terja


di penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone. Progesterone be
kerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kek
ejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesterone me
nurun.
 Teori Penuaan Plasenta Tuanya plasenta menyebabkan menurunnya kada
r estrogen dan progesterone yang menyebabkan kekejangan pembuluh da
rah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
 Teori Distensi Rahim Rahim yang menjadi besar dan meregang menyeba
bkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi uteri-plase
nter.
 Teori Iritasi Mekanik Dibelakang servik terletak ganglion servikal (fleks
us frankenhauser) bila ganglion ini di geser dan di tekan, akan timbul ko
ntraksi uterus.
D. Induksi Partus Persalinan dapat ditimbulkan dengan jalan :

 Ganggang laminaria :Beberapa laminara dimasukan ke dalam servikalis


dengan tujuan merangsangfleksus frankenhauser.
 Amniotomi : Pemecahan Ketuban
 Oksitosin drips : Pemberian oksitosin menurut tetesan infuse
 Misoprostol : Cytotec/Gastru

E. Faktor yang mempengaruhi Persalinan

Terdapat lima faktor esensial yang mempengaruhi proses persalinan da


n kelahiran:

 Passanger (Penumpang) Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan la


hir merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin,
presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. Karena plasenta juga harus mele
wati jalan lahir, maka plasenta dianggap juga sebagai bagian dari passang
er yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses pers
alinan pada kehamilan normal.
 Passageway (Jalan Lahir) Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagia
n tulang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina).
Lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi meski
pun itu jaringan lunak, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam prose
s persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lah
ir yang relative kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul perlu di
perhatikan sebelum persalinan dimulai.
 Power (Kekuatan) Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adal
ah his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari lig
ament. Kekuatan primer yang diperlukan dalam persalinan adalah his yait
u kontraksi otot-otot Rahim, sedangkan sebagai kekuatan skundernya ada
lah tenaga meneran ibu.
 Position (Posisi Ibu) Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiol
ogi persalinan
 Psychologic Respons (Psikologis) Psikologis adalah kondisi psikis klien
dimana tersedianya dorongan positif, persiapan persalinan, pengalaman la
lu, dan strategi adaptasi/coping. (Bobak, 2012) .

F.Berlangsungnya Persalinan Norma Kala I

1) Pengertian Kala I

Kala I persalianan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan ser
vix hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I berlangsun
g 18-24 jam dan terbagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.

 Fase laten persalinan


 Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembuka
an servix secara bertahap
 Pembukaan servix kurang dari 4 cm
 Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
 Fase aktif persalinan Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselera
si, dilatasi maximal, dan deselerasi
 Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dian
ggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit
dan berlangsung selama 40 detik atau lebih
 Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm atau le
bih perjam hingga pembukaan lengkap (10 cm).
 Terjadi penurunan bagian terendah janin

2) Perubahan fisiologi kala I


 Uterus Kontraksi uterus dimulai dari fundus dan terus menyebar k
edepan dan kebawah abdomen.Kontraksi berakhir dengan masa ya
ng terpanjang dan sangat kuat pada fundus.Selagi uterus kontraksi
berkontraksi dan relaksasi memungkinkan kepala janin masuk ke r
ongga pelvik.
 Serviks Sebelum onset persalinan, serviks berubah menjadi lembut
:
 Effacement (penipisan) serviks berhubungan dengan kemaju
an pemendekan dan penipisan serviks. Panjang serviks pada
akhir kehamilan normal berubah-ubah (beberapa mm sampa
i 3 cm) dengan mulainya persalinan panjangnya serviks berk
urang secara teratur sampai menjadi pendek (hanya beberap
a mm). serviks yang sangat tipis ini disebut sebagai menipis
penuh.
 Dilatasi berhubungan dengan pembukaan progresif dari serv
iks. Untuk mengukur dilatasi/diameter serviks digunakan uk
uran centimeter dengan menggunakan jari tangan saat peme
riksaan dalam. Serviks dianggap membuka lengkap setelah
mencapai diameter 10 cm.
 Blood show (lender show) pada umumnya ibu akan mengel
uarkan darah sedikit atau sedang dari serviks.

2.2. Manajemen nyeri pada proses persalinan kala 1

Nyeri pada persalinan kala I merupakan proses fisiologis yang disebabkan


oleh proses dilatasi servik, hipoksia otot uterus saat kontraksi, iskemia korpus ut
eri sehingga menyebab kan nyeri pada saat persalinan .

Nyeri persalinan merupakan rasa sakit yang ditimbulkan saat persalinan yang be
rlangsung dimulai dari kala I persalinan, rasa sakit terjadi karena adanya aktifita
s besar di dalam tubuh ibu guna mengeluarkan bayi, semua ini terasa menyakitk
an bagi ibu . Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah perut, mungkin jug
a menyebar ke kaki, rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai pu
ncak, kejadian itu terjadi ketika otot -otot rahim berkontraksi untuk mendorong
bayi keluar dari dalam rahim ibu .

Nyeri persalinan menghasilkan respon psikis dan refleks fisik. Nyeri persalinan
memberikan gejala yang dapat diidentifikasi seperti pada sistem saraf simpatis y
ang dapat terjadi mengakibatkan perubahan tekanan darah, nadi, respirasi, dan
warna kulit. Ekspresi sikap juga berubah meliputi peningkatan kecemasan, men
gerang, menangis, gerakan tangan (yang menandakan rasa nyeri) dan keteganga
n otot yang sangat di seluruh tubuh .

Salah satu cara untuk mengurangi rasa nyeri pada saat persalinan dengan mengg
unakan essential oil mawar Essential oil mawar ini merupakan salah satu herbal
esensial yang digunakan dalam aromaterapi. Aroma mawar efektif pada sistem s
araf pusat. Dua bahan dari aromaterapi mawar, sytrinol dan 2-phenyl ethyl alko
hol, pada mawar dikenal sebagai agen anti ansietas.

Pada saat aroma terapi minyak esensial bunga mawar dihirup, molekul yang
mudah menguap akan membawa unsur aromatic yang terkandung didalamnya s
eperti geraniol dan linalool kepuncak hidung dimana silia-silia muncul dari sel-s
el reseptor. Apabila molekul- molekul menempel pada rambut-rambut tersebut,
suatu pesan elektro kimia akan ditranmisikan melalui saluran olfaktori ke dalam
system limbik. Hal ini akan merangsang memori dan respon emosional. Hipotal
amus yang berperan sebagai regulator memunculkan pesan yang harus disampai
kan ke otak.

2.3 Pengkajian Janin

1. Kebutuhan Fisik Kala 1 Fase Laten


a. .Posisi

Ibu yang sedang menjalani persalinan harus mengupayakan posisi yang nyaman
baginya dengancatatan tidak ada kontraindikasi dari posisi tersebut . posisi yang
dapat diambil antara lain : telentang(dengan kepala tempat tidur pada sudut iklin
asi atau datar) , rekumben lateral, dada lutut, tangan lutut,duduk, berdiri, berjala
n , dan jongkok.

b. .Mobilisasi

Pada saat fase laten , menuju ke pesalinan masih cukup lama , apalagi kalau ibu
hamil tersebutprimigravida . maka tidak ada salahnya jika ibu difasilitasi untuk
mobilisasi seperti jalan-jalan di sekitartempat bersalin.

c. .Nutrisi dan Hidrasi

Pemeberian makanan dan minuman saat persalinan dahulu menjadi kontroversi


yang panjang.karena atas pertimbangan selama persalinan motilitas usus menur
un sehingga ditakutkan terjadi nauseaatau mual-muntah saat persalinan. namun
evidence based terkini menyebutkan bahwa makan danminum saat persalinan di
perbolehkan , apalagi masih dalam fase laten. Mengingat untuk persalinandiperl
ukan tenaga / energi yang sangat banyak . untuk alternatif dari motalitas usus ya
ng menurun makadianjurkan makanan yang diberikan dapat dicerna dengan cep
at dan mempunyai kadar kalori yang tinggi, makanan tersebut antara lain seperti
agar-agar , pudding , biscuit , untuk minumannya bisa diberikanTeh manis hang
at , Jus yang konsistensinya cair (seperti Jus strawberry manis), atau minumanp
engganti elektrolit juga bisa diberikan , tetapi tetap yang menjadi anjuran adalah
minum air teh manishangat , karena atas pertimbangan cepat menjadi energi.
d. Rasa Nyaman

Rasa nyaman behubungan juga dengan kebutuhan psikologis , bidan harus bisa
memfasilitasitentang pemenuhan kebutuhan rasa nyaman ini . yang pertama bisa
bidan lakukan adalah denganmemberikan informasi tentang perubahan apa saja
yang terjadi pada fase laten ini , meciptakan ruanganyang nyaman (Bersih, rapih,
wangi,kondusif).

2. Kebutuhan Fisik Kala 1 Fase Aktif


a Manajemen nyeri

Seiring dengan bertambahnya pembukaan serviks pada fase aktif, rasa nyeri yan
g dirasakan ibupun akan semakin bertambah. Oleh karena itu, dibutuhkan manaj
emen nyeri agar nyeri yang dirasakanibu dapat berkurang atau teralihkan. Ada d
ua pendekatan dalam manajemen nyeri yaitu pendekatannonfarmakologis dan fa
rmakologis.

Pendekatan nonfarmakologis misalnya : relaksasi dan distraksi, imajinasi ata


u visualisasi, masaseatau pijatan, hidroterapi, akupresur, dan sebagainya. Sedan
gkan pendekatan farmakologis contohnya :pemberian obat jenis sedatif/tranquili
zer, opioid, dan sebagainya.
b..Kebutuhan nutrisi dan hidrasi

Ada dua pendapat mengenai pemberian makan dan minum melalui mulut p
ada ibu selamapersalinan, ada yang melarang makan dan minum melalui mulut
karena lambung kosong menurunkanrisiko aspirasi pneumonia pada kasus yang
memerlukan anestesia umum. Namun, ada juga pendapatyang tidak setuju deng
an hal itu, dengan alasan yang menjadi masalah adalah makanan padat, karenam
akanan padat ini akan tetap berada di lambung selama persalinan dikarenakan m
otilitas lambung,absorbsi lambung dan sekresi asam lambung menurun selama p
ersalinan.
Sedangkan makanan cair tidak terpengaruh dan meninggalkan lambung dala
m durasi waktu biasanya. Dengan demikian, cairandapat diberikan pada ibu sela
ma persalinan, misalnya teh manis dan jus buah yang cair. Ibu akan lebihberene
rgi dan memiliki hidrasi yang adekuat apabila mendapat makanan. Namun, ibu j
uga perludiingatkan bahwa konsumsi cairan berlebih dapat menimbulkan rasa m
ual dan ketidaknyamanan.

Dalam buku ajar kebidanan komunitas karangan Linda V. Walsh (halaman 285)
disebutkan bahwapilihan nutrisi yang tepat untuk ibu hamil dalam persalina kala
satu meliputi karbohidrat yang mudahdicerna seperti roti bakar, krekers, sereal,
buah segar atau yogurt rendah lemak dan berbagai cairan.

c..Posisi dan ambulasi

Ibu yang menjalani persalinan harus mengupayakan posisi yang nyaman


baginya, dengan catatan tidak ada kontraindikasi untuk posisi terkait.Ibu yang
berada dalam persalinan harus mampu berambulasi selama tidak ada kontraind
ikasi untuk haltersebut. Misalnya berjalan kaki, duduk di kursi, menggunakan t
oilet, dan sebagainya.
Namun,adakalanya ibu tidak diperbolehkan turun dari tempat tidur atau mel
akukan ambulasi, diantaranya adalahsebagai berikut:

a.Ketika ketuban pecah, janin berukuran kecil (di bawah 2000 gram), presentasi
kaki atau bokong atau letak melintang. Pada keadaan seperti ini, muncul resiko
prolapsus tali pusat yang meningkat ketika ibu dalamposisi berdiri.
Bahkan posisi telentang dengan kepala berada di atas tempat tidur, yang diti
nggikandengan bantal lebih dari 20 sampai 30 derajat akan semakin meningkatk
an resiko prolapsus tali pusat.

b.Ketika ibu mendapat pengobatan dengan obat yang membuat ibu pusing atau
membuat kakinya tidakstabil ketika berdiri.

c.Selama persalinan yang kemajuannya cepat.

d. Ketika ibu mengalami komplikasi obstetrik atau medis yang mengharuskan i


bu tetap di tempat tidur.

4.Kebutuhan eliminasi
Ibu bersalin harus dievaluasi untuk adanya distensi vesica urinaria setiap satu
sampai dua jam. Ibumungkin fokus kepada proses persalinannya atau mungkin
merasa enggan untuk bergerak karena takutada peningkatan ketidaknyamanan.
Setiap pemeriksaan abdomen harus melihat adanya tonjolansuprapubik karena k
andung kemih yang penuh. Umunya, ibu yang mendapat hidrasi cukup harusber
kemih 100 ml setiap satu sampai dua jam.

C.Kebutuhan Psikologis Kala 1


1.Persiapan untuk persalinan
Pada suatu tahap dalam masa persalinannya, semua wanita akan menyadari keh
arusan untukmelahirkan anaknya.

2.Memberikan Informasi

Idealnya satiap wanita yang hamil haruslah memperoleh kesempatan untuk me


mbentuk hubungandengan seorang bidan tertentu agar nasihat bisa diberikan sec
ara konsisten dan wanita tersebut akanmerasa rileks serta bisa bebas meminta in
formasi. Dengan cara demikian, setiap wanita akan bisamendapatkan informasi
sebanyak yang diinginkannya.

3.Mengurangi Kecemasan

Meskipun setiap wanita mungkin akan merasa sedikit takut tentang beberapa as
pek dari kehamilandan persalinan, banyak di antaranya merasa bahwa hal terseb
ut tidaklah berdasar.

4.Keikutsertaan dalam perencanaan


2.
Pasangan-pasangan bisa berpartisipasi dalam perencanaan asuhan persalinan ibu,
dengan caraini pasangan akan merasa bahwa hal tersebut penting bagi para pem
beri asuhan dan akan merasa lebihtenang dalam menghadapi seluruh pengalama
n memasuki rumah sakit. Bidan harus ingat bahwa bagipasangan-pasangan mud
a, rumah sakit bagaikan tempat asing, merupakan lingkungan belum dikenalyan
g dihubungkan dengan rasa sakit dan mati, dan mungkin saja mereka belum per
nah datang
perkenalan dengan para staf
Berkenalan dengan staf bangsal persalinan serta melihat-lihat lingkungan sekita
r akan sangatberguna bagi sebagian besar wanita. Jika penggunaan perlengkapa
n dijelaskan, tentu akan terasa tidakseperti rumah sakit dan akan mengurangi ket
akutan. Pendekatan tim pemberi asuhan dan pemberiasuhan kepada setiap wanit
a agar ia mendapatkan rasa aman, dan bahwa ia akan bertemu denganorang-oran
g yang sudah dikenalnya selama kontak dengan penyedia jasa persalinannya.

D.Pain Relief
1. Farmakologi
a.Opioid

Opioid menimbulkan efek fisiologis pada setiap organ tubuh manusia. Selama p
ersalinan danmelahirkan, efek paling penting adalah pada SSP. Efek pada SSP d
apat meliputi analgesia, euphoria,disforia, sedasi, mengantuk, emesis, pusing, hi
poventilasi, miosis, dan pruritis. Opioid yang berbedamenghasilkan efek yang b
erbeda dan individu akan mengalami efek yang berbeda setiap waktu. Opiodber
fungsi sebagai agonis yang berkaitan dengan reseptor presinoptik dan prosipnos
is. Reseptor opiodmaliputi suatu tempat ikatan yang berinteraksi dengan moleku
lo pioid dan tempat pen-tiger yangmenyebabkan reaksi kimiawi yang pada gilira
nnya menyebabkan efek analgesic akhir (Driver, 1997).Efek dasar opioid adalah
inhibisi neuron yang disebabkan oleh perubahan pada kanal Ca ++.

Opioid kehilangan aktivitasnya dalam tubuh melalui aktivitas dalam tubuh mela
lui transportasianzimatik dalam hati dan ginjal serta eleminasi melalui system gi
njal. Metabolit obat yang dibentuk dalamhati dapat diekskresi melalui saluran g
astrointestinal.

Penggunaan opioid sistemik dalam persalinan menurunkan aktivitas uterin. Keti


ka diberikan selamafase laten, opioid akan menurunkan atau menghentikan kont
raksi selama durasi kerja. Penggunaandengan cara ini, obat dapat memberi istira
hat terapeutik untuk ibu yang mengelami fase lattenmemanjang. Dosis terapeuti
k yang diberikan selama fase aktif tidak menunjukan efeknya pada aktivitasuteri
n.

Semua opioid mempunyai potensial untuk menyebabkan depresi neonates karen


a obat inimenembus dengan cepat ke janin dan mempunyai efek depresan langs
ung pada proses pernafasan diSSP. Ketika diberikan secara intramuscular atau s
ubkutan, efek puncaknya pada neonates terjadi pada 2sampai 4 jam setelah pem
berian. Bila di berikan secara intravena, efeknya terjadi dalam beberapa menit.T
idak terbukti bahwa dosis yang digunakan untuk analgesia epidural menunjukan
efek depresanterhadap bayi. Efek depresan pada neonates dapat berlanjut elama
2 sampai 4 hari setelah kelahiran danlebih menonjol pada kasus komplikasi pre
mature, hipotensi, persalinan lama, resiko sesarea dan trauma.Penurunan variabi
litas dari denyut-ke-denyut pada denyut jantung janin akan juga terlihat setelah

pemberian opioid. Penurunan variabilitas ini terlihat kira-kira sepuluh menit set
elah pemberian meperidinpada persalinan dan berakhir selama sekitar 10 menit.

b.Morfin
Morfin dapat diberikan melalui rute subkutan, intramuscular, intravena, epidural
atau spinal. Dosis5-10 mg intramuscular atau subkutan memberi kadar analgesia
terapeutik. Bila diberikan secaraintravascular atau intravena, morfin dapat meng
hasilkan hipotensi karena efek vasodilatasinya.

c.Meperidin

Meperidin mungkin opioid yang paling umum digunakan dalam persalinan dan
melahirkan. Obat inidapat diberikan secar oral, intramuscular, atau intravena, m
eskipun absorpsinya dari rute oral adlah 50%kurang efektif daripada rute parent
eral. Durasi intravena 2 sampai 3 jam. Pemberian intravena cepatakan menyeba
bkan vasodilatasi, mungkin melalui pelepasan histamine.

Depresan neonates terjadi 2 sampai 4 jam setelah dosis maternal, dan derajat de
presi tergantungpada usia gestasi dan adanya asfiksia. Eleminasi waktu paruh pa
da neonates adalah 18 jam,dibandingkan dengan 2,4 jam pada ibu. 95% meperid
in dieleminasi dari neonates dalam 2 sampai 3 hari(Benedetti, 1995).

d.Fentanil

Fentanil kira-kira 80 sampai 100 kali sama potennya dengan morfin. Obat ini da
pat diberikansecara intravena dan telah digunakan pada analgesia epidural sejak
1980. Dosis umum selamapersalinan adalah 50 sampai 100 mikrogram intraven
a. Sufentanil, yang adalah 8 sampai 10 kali lebihpoten dari fentanil, digunakan d
alam kombinasi dengan bupivakain untuk analgesia epidural.

pemberian opioid. Penurunan variabilitas ini terlihat kira-kira sepuluh menit set
elah pemberian meperidinpada persalinan dan berakhir selama sekitar 10 menit.
b.

MorfinMorfin dapat diberikan melalui rute subkutan, intramuscular, intravena, e


pidural atau spinal. Dosis5-10 mg intramuscular atau subkutan memberi kadar a
nalgesia terapeutik. Bila diberikan secaraintravascular atau intravena, morfin da
pat menghasilkan hipotensi karena efek vasodilatasinya.

e.Butorfan
Butorfanol adalah opioid agonis-anta-agonis yang mempunyai efektivitas analg
esic lebih besardengan efek samping lebih sedikiit daripada preparat agonis-anta
gonis lain. Potensinya adalah 5 kali daripotensi morfin dan 40 kali dari potensi
meperidin. Obat ini kurang mungkin menyebabkan mual danmuntah daripada m
orfin. Obat ini dapat diberikan sevara intramuscular atau intravena dengan dosis
umum 1-2 mg secara intravena. Awitan kerja terjadi 2-3 menit setelah pemberia
n intravena dan menetapselama 3-4jam. Waktu paruh eleminasi maternal adalah
2,7 jam. Metabolisasi butorfanol terjadi dalamhati, dan dieksresi terutama melal
ui gnjal. Meskipun butorfanol dengan cepat menembus plasenta, tidakada lapora
n efek neouro-perilaku neonates.

f.Nalbufin

Preparat agonis-antagonis yang dapat diberikan secara intramuscular, subkutan


dan intravena.Dosis IV yang umum adalah 2-4 mg, dengan awitan kerja 2-3 me
nit setelah pemberian dengan durasi 5-6 jam. Preparat ini dimetabolisasi dalam
hati dan dieksresi melalui ginjal. Analgesi dihasilkan dalam 45-60menit setelah
pemberian IM dan berakhir 4-5 jam, seperti butorfanol, nalbufin menghasilkan s
edasi.

g. Antagonis opioid

Antagonis opioid menggantikan agonis opioid (mis, morfin, meperidin, fentani


l) dari tempatreseptor, sehingga menghasilkan atau menghilangkan efeknya. Nal
okson dengan cepat membalikdepresi pernafasan yang disebabkan oleh opioid d
an terutama efektif dalam mengatasi neonates yangmungkin menglami depresan
karena pemajanan intrauterine. Dosis neonatus adalah 0,01 mg/kg secaraintrave
na. Dosis maternal adalah 0,4 mg secara intravena. Obat ini harus diberikan dde
ngan IV perlahan(2-3 menit) karena penginfusan cepat mengakibatkan mual da
m muntah. Efeksamping meliputitakikardia, hipertensi, edema paru dan disritmi
a jantung, paling umum mengakibatkan stimulasi padasistem saraf simpatis. Nal
okson bekerja singkat (30-45 menit) dan dosis ulang mungkin diperlukan ketika
counting-acting opioid kerja lama. Naltrekson bekerja menyerupai nalokson teta
pi mempunyai efeksampai 24jam.

h.Sedatif/Tranquilizer
Sedatif adalah obat yang menimbulkan kantuk atau tidur. Tranquilizer biasanya
adalah obat yangmempunyai efek menenangkan, biasanya psikotropika atau ben
zodiazepin.penggunaan sedatif atautranquilizer di usulkan untuk persalina dan
melahirkan karena pemahaman bahwa persalinan seringdisertai rasa takut dan g
elisahi.Barbituratsedatif kerja pendek (sekobardital dan pentobarbital) dapat ber
maanfaat pada awal persalinanuntuk menurukan ansietas atau memudahkan istir
ahat. Keetika digunakn pada dosis 50-200 mg ,efeknya biasanya relaksasi bukan
analgesia. Obat ini tidak efektif bila persalinan telah maju sampaipersalinan mas
a aktif.

j.Benziodiazepin

Benziodiazepin menghasilkan sedasi, menurunkan ansietas , dan relaksasi otot.


k.Fenotiazin
Prometazin dan propiomazin bermansafaat dalam perdalam persalinan karena si
fatantiansietasnya . mekanisme kejanya diyakini menjadi penyekat reseptr terha
dap dopamin dannorepinefrin di otak.

l.Hidrokszin

Mekanisme kerja obat ini tidak jelas,baru diketahui bahwa pemberian dengan d
osis 25 sampai 50mg meredakan ansietas, dan dosis 75 sampai 100 mg menghas
ilkan efek hipnotik.

2. Non Farmakologi
Persiapan Melahirkan

Meskipun persiapan melahirkan dalam model perawatan medis diperkenalkan p


ada tahun 1930-anoleh Grantly Dick-Read, proses pendidikan tentang persiapan
melahirkan menjadi mengedepan padaakhir tahun 1960-an dan awal 1970-an sei
ring dengan konsumen lebih mencari alternatif untukmendapatkan medikasi dan
melahirkan secara obstetrik. Kebanyakan program pendidikan prenatalmengaju
kan bahwa, ketika seorang wanita hampir melahirkan dan melahirkan dengan m
empunyaipengetahuan, kepercayaan diri, sikap positif, dan respons yang terkon
disi mengalami sedikit intervensiobstetrik dan akan mempunyai kepuasan lebih
besar dengan pengalaman melahirkanya. Programpersiapan melahirkan biasany
a menggabungkan berbagai pendekatan non-farmakologis untuk peredanyeri.

Kehadiran Fisik
Dengan kehadirannya, pemberi perawatan biasanya memberi penenangan pada
wanita yangmelahirkan. Keterkaitan antara kehadiran orang lain, bahkan orang
asing, telah menunjukkan akibatpenurunan lama persalinan dan memperbaiki ha
sil kelahiran. Pemberi perawatan profesional -praktisi,perawat, dan dukun

umumnya tampak sebagai ahli oleh ibu dan keluarganya, dan karena intervensi
mereka, anjuran dan dorongannya biasa dicari selama persalinan. Meta-analisis
yang dilaksanakan
dengan baik yang mengevaluasi 14 percobaan kontrol acak menemukan bahwa
“...
kehadiran kontinuorang pendukung mengurangi kemungkinan medikasi untuk p
ereda nyeri, persalinan pervagina operatif,
persalinan sesarea, dan nilai APGAR 5 menit kurang dari tujuh” (Hodnett, 200
0)

Kemampuan pemberi perawatan profesional untuk memberi kehadiran fisik kon


sisten secara kuatdikaitkan dengan pembagian staf institusi dalam lingkungan p
ersalinan. Bidan dan asisten persalinanyang mengikuti persalinan di rumah palin
g mungkin untuk memberi perawatan satu-persatu terus-menerus. Pusat kelahira
n di luar rumah sakit juga mungkin meyediakan bidan dan dukungankeperawata
n yang konsisten. Bidan dan perawat yang praktik di rumah sakit, khususnya di
unit perinatalyang sibuk, lebih mungkin untuk mendapatkan tugas yang meliputi
dua atau lebih ibu di ruang persalinan.Selain itu, telah ditemukan bahwa bahkan
ketika perawat ditugaskan pada model pembagian staf satu-persatu, mereka men
yediakan sedikit waktu mereka dalam memberi praktik perawatan suportif (Hod
nett,1996; McNiven, Hodnett, dan O’Brien-Pallas, 1992)

Relakasasi dan distraksi


Relaksasi sadar telah ditemukan berkaitan dengan penurunan tegangan otot, dan
menurunkan lajumetabolisme. Relaksasai telah digunakan di semua area perawa
tan kesehatan untuk menurunkan stresdan ansietas. Relaksasi sadar terhadap oto
t seluruh tubuh selama persalinan tampak meningkatkankeefektifan kontraksi ut
erus. Persiapan untuk relaksasi sadar biasanya meliputi praktik latihan kognitify
ang menimbulkan penurunan ketegangan pada otot volunter. Relaksasi selanjutn
ya ditingkatkan melaluikontrol lingkungan. Ruangan yang tenang, musik lembut,
suhu yang nyaman, dan posisi ibu yangnyaman semua meningkatkan kenyama
nan.

Pemberi layanan harus menyadari tentang proses yang biasa digunakan ibu untu
k relaksasi sadaragar dukungannya lebih efektif tehadap upaya ibu. Bahkan bila
ibu belum menyiapkannya sebelumkelahiran, pemberi layanan dapat meningkat
kan relaksasi melalui kontrol lingkungan dan bimbinganmelalui setiap siklus ko
ntraksi dan istirahat. Ketika dikombinasi dengan pernapasan lambat-teratur,rela
ksasi dapat membantu ibu bersalin mengatasi nyeri lebih efektif pada setiap kon
traksi dan sitirahatlebih penuh diantara kontraksi.

Imajinasi

Imajinasi atau visualisasi sering diajarkan dalam kaitannya dengan relaksasi sad
ar selama di kelaspersiapan melahirkan. Ketika digunakan dengan efektif, imaji
nasi memungkinkan ibu bersalinmengurangi perasaan ketidaknyamanan atau ny
eri dengan segera dengan berimajiansi tentangkesenangan yang mendorong rela
ksasi. Serupa dengan relaksasi, imajinasi dapat menimbulkanpenurunan teganga
n otot dan frekuensi jantung dan pernapasan serta perasaan lebih sejahtera.Tamp
aknya lebih efektif bila dipraktekan sebelum persalinan. Namun, pemberi layan
an atau individupendukung lain dapat membimbing ibu yang tidak terlatih deng
an memintanya menutup mata dan melihatsuatu tempat ketika ia merasa nyama
n dan aman. Konsentrasi pada perasaan yang ia alami ketika ia ditempat itu aka
n memudahkannya memindahkan perasaan sejahtera tersebut pada saat ini. Sala
h satu penelitian yang menggali efek pengajaran relaksasi bantuan-imajinasi (im
agery-assisted relaxation, IAR)menemukan tidak ada perbedaan bermakna di an
tara kelompok ketika menganalisis status ansietassetelah latihan, persepsi tentan
g intensitas nyeri, penggunaan medikasi nyeri, medikasi nyeri tepat waktu,dan n
ilai APGAR menit-1. Pengukuran fisiologis terhadap wanita menunjukkan deraj
at relaksasi lebihbesar pada kelompok relaksasi bantuan imajinasi, APGAR men
it-5 bayi pada kelompok IAR lebih tinggi.Namun, peneltian ini terbatas pada uk
uran sampel kecil dan tidak ada analisis berbobot (Lindberg danLawlis, 1988)

Posisi maternal dan perubahan posisi

Penelitian lintas-budaya tehadap pilihan posisi ibu selama persalinan menunjuk


kan bahwa ibucenderung memilih berbagai posisi dan sering mengubah posisi s
elama persalinan dan melahirkan.Tradisi medis yang memilih tirah baring selam
a seluruh persalinan lebih banyak pada peran sakit yang dirasakan ibu bersalin d
an mengakibatkan kesulitan dalam bergerak ketika intervensi seperti hidrasiintra
vena, pemantauan janin kontinu, dan sedasi dan anestesi adalah normal. Ketika
penelitimengobservasi wanita bersalin di lingkungan tidak terkontrol, mereka m
elihat perubahan posisi yangsering cenderung mempertahankan tubuh ibu vertik
al. Perubahan posisi, termasuk ambulasi, telahdikaitkan dengan lebih sedikitnya
penggunaan medikasi nyeri, kontraksi lebih efektif, dan rasa kontrol ibulebih be
sar.

Masase dan pijatan


Masase dianggap membantu dalam relaksasi dan menurunkan kesadaran nyeri d
enganmeningkatkan aliran darah ke area yang sakit, merangsang reseptor sensor
i di kulit dan otot dibawahnya,mengubah suhu kulit, dan memberi rasa sejahtera
umum yang dikaitkan dengan kedekatan manusia.Masase dapat bervariasi dari p
ijatan ringan (effleurage) sampai masase lebih dalam terhadap kulit danstruktur
di bawahnya. Hedstorm dan Newton (1986), dalam penelitian klasiknya sekaran
g tentangpenggunaan sentuhan dalam persalinan, menemukan bahwa sentuhan s
ecara umum digunakan dalampersalinan untuk memberi peredaan nyeri. Dinaya
takan bahwa stimulasi pelepasan endorfin, penurunankatekolamin endogen, dan
rangsangan terhadap serat saraf aferen yang mengakibatkan blok terhadaptrans
misi rangsang nyeri (teori gate control) mungkin instrumen dalam efek interven
si ini.

Akupresur

Akupresur adalah pendekatan penyembuhan yang berasal dari daerah Timur ya


ng menggunakanmasase titik tertentu di tubuh (garis aliran energi atau meridia
n) untuk meurunkan nyeri atau mengubahfungsi organ. Keyakinan yang didasar
kan pada pengobatan Timur mendukung penjelasan tentangefeknya dalam mem
fasilitasi aliran energi atau membebaskan blok pada aliran melalui meridian.

Keyakinan lain, lebih berdasarkan pada pengobatan Barat, menjelaskan keberha


silannya denganmenyatakan bahwa tekanan meningkatkan kadar endorfin setem
pat. Praktisi yang lebih nyaman denganpendekatan pengobatan Barat dapat men
ggunakan istilah masase. Tekan untuk mengambarkanmodalitasi ini (Jungman,
1988). Riset pada penggunaan akupresur dan persalinan terbatas: namun,penggu
naannya selama berabad-abad di negara Asia dan adanya kesimpulan dalam pen
elitianpsikoprofilaktik asli yang diakukan di Rusia memberi pandangan historis
tentang keefektifannya. Salahsatu penelitian yang dipublikasikan di jurnal kedo
kteran Amerika telah melaporkan keefektifan dalammerangsang dan menginduk
si persalinan dan menghambat persalinan preterm (Tsueii, Lai, dan Sharma,197
7).

Rangsangan khusus dihasilkan oleh akupresur ditambah dengan kehadiran emos


i dan sentuhanindividu pendukung. Dukungan tambahan diberikan oleh pedoma
n langsung yang memasukkanmodalitas lain, seperti relaksasi, visualiasi, dan pe
rnapasan terpola. Efek kombinasi, kemudian,sinergistik secara alamiah.

Tekanan harus diberikan dengan ujung jari atau ibu jari diatas titik akupresur, b
aik sebagai tekanantidak bergerak atau dorongan yang diberikan dalam gerakan
sirkular kecil (Jungman, 1988). Ibu bersalindiharapkan memberi umpan balik m
engenai apakah jumlah tekanan yang digunakan tepat. Tekanantidak diberikan p
ada tulang, tetapi ke arah tulang dan ketika diberikan dengan tepat, ibu dapat me
rasakannyeri tekanan atau sensasi kesemutan. Tekanan biasanya diberikan sela
ma 5-10 detik.

Selama persalinan akupresur dapat diberikan secara lateral kebawah sepanjang s


pina dansepanjang lengan dan kaki untuk meningkatkan relaksasi. Tipe masase t
itik tekan tertentu ini dapatdiajarkan selama kelas persiapan melahirkan bersam
a pasangan. Chin-chin, yang terletak disisi spina dileher, memantau untuk menu
runkan tegangan tubuh atas. Tekanan pada titik akupresur shen-shu, kira-kira 5
cm dari sakrum, meredakan nyeri punggung bawah (Nichols dan Jwelling, 199
7). Beberapa titiktekan tertentu membantu untuk meredakan ketidaknyamanan p
ersalinan. Selama persalinan kala satuakhir, tekanan pada titik telapak tangan da
n titik ho-ku (CO4) dapat menurunkan nyeri. Titik ho-ku terletakantara metakar
pal pertama dan kedua pada sisi dorsal tangan. San-yin-chiao (Sp6) dipertimban
gkansebagai titik untuk persalinan sulit (Jungman, 1988). Titik ini adalah seleba
r tiga jari superior terhadappergelangan kaki dalam, posterior terhadap tibia. Te
kanan pada baik titik san-yin-chiao dan ho-ku telahmenunjukkan efektif untuk i
nduksi persalinan. Untuk alasan ini, pasangan harus diberi tahu untuk tidakmem
beri tekanan sebelum minggu ke-37.

Akupresur juga tidak boleh digunakan pada adanya permukaan jaringan yang
meradang, iritasi,atau infeksi. Tekanan dan masase pada kaki harus dihindari pa
da adanya varises dengan potensitimbulnya aktivitas tromboembolik.

Penggunaan Kompres Panas dan Dingin Lokal


Penggunaan kompres panas untuk area yang tegang dan nyeri dianggap mereda
kan nyeri danmengurangi spasme otot yang disebabkan oleh iskemia, yang mera
ngsang neuron yang membloktransmisi lanjut rangsang nyeri dan menyebabkan
vasodilatasi dan peningkatan aliran darah ke areatersebut (Nichols dan Zwelling,
1997; Simkin, 1995). Kompres panas terutama membantu ketika wanitabersalin
sedang mengalami nyeri punggung yang disebabkan oleh posisi posterior oksip
ut janin atautegangan umum pada otot punggung. Kompres panas dapat diberika
n dengan menggunakan kompresbasah hangat atau botol air panas atau bantalan
pemanas.

Pemberian kompres dingin menurunkan ketidaknyamanan dengan mengurangi s


ensitivitas kulitdan otot superfisial oleh rangsangan neuron sensori (teorigate co
ntr0l) dan dengan mengurangi inflamasidan kekakuan (Nichols dan Zwelling, 1
997). Penggunaan waslap dingin juga menyejukkan karena ibumengalami penin
gkatan produksi panas dan mengejan aktif. Kompres es pada area lokal nyeri ata
utegangan (mis., pada nyeri punggung) dapat juga menurunkan ketidaknyamana
n.

Kehati-hatian harus dilakukan untuk melindungi kulit dan jaringan di bawahnya


ketikamenggunakan kompres panas dan dingin topikal. Ambang nyeri dapat diu
bah selama persalinan, dan ibubersalin mungkin tidak merasakan suhu ekstrem
yang dapat menimbulkan luka bakar atau cedera beku.

Hidroterapi

Telah lama diketahui bahwa perendaman dalam air menimbulkan relaksasi otot,
meningkatkanvasodilatasi yang menimbulkan peningkatan aliran darah, dan per
asaan sejahtera secara umum. Mandiair hangat, pancuran, dan kolam bergelomb
ang paling mungkin menimbulkan relaksasi denganmerangsang ujung-ujung sar
af kulit, yang menimbulkan pembalikan respons sistem saraf simpatis(Simkins,
1995). Semprotan air mandi pancuran dan kolam bergelombang menambah akti
vasi reseptortermal dan taktil, sehingga mentransmisikan rangsang ke kornu dor
sal medula spinalis dan menghambattransmisi ke korteks serebral. Penelitian his
toris terhadap dukungan melahirkan pada awal abadkeduapuluh menemukan co
ntoh-contoh mandi rendam baik untuk meredakan ketidaknyamananpersalinan d
an perangsangan persalinan ketika stress ibu memperberat buruknya kemajuan p
ersalinan(Walsh, 1992). Penggunaan hidroterapi jet dapat memberi bahkan pere
daan lebih besar daripadapencelupan sederhana karena aliran air dapat diarahan
pada area ketidaknyamanan yang lebih dalam.Salah satu percobaan kontrol acak
menemukan bahwa ibu yang menggunakan mandi rendam selamapersalinan lebi
h sedikit menggunakan narkotik atau analgesia epidural, dan lebih mungkin unt
ukmelahirkan dengan perineum utuh (Ruh et al., 1996). Meta-analisis terhadap t
iga percobaan kontrol acakyang mengevaluasi penggunaan rendaman air selama
persalinan menemukan bahwa pencelupanselama kala satu persalinan dikaitkan
dengan kecenderungan penurunan penggunaan metode peredaannyeri, dan penu
lis menyimpulkan bahwa, meskipun tidak ada efek merugikan yang dilaporkan,
risetselanjutnya perlu dlakukan untuk menentukan keamanan perendaman pada
janin dan bayi baru lahir(Nikodem, 2000).
Penggunaan hidroterapi mungkin dibatasi oleh kurangnya akses pada tempat ber
endam (tub) dankekhawatiran institusi mengenai keamanan dan kelalaian (liabil
itas). The CNM Data Group (1998)melaporkan penggunaan hidroterapi hanya p
ada 15% persalinan di sembilan institusi. Ketakutan tentangpeningkatan infeksi,
khususnya pada kasus pecah ketuban, sering disebut sebagai alasan untukmelara
ng mandi rendam. Salah satu pandangan sistematia (Simkins, 1995) tidak mene
mukan adanyapeningkatan perbedaan dalam korioamnionitis, endotriosis, atau i
nfeksi neonatus ketika membandingkanpasien yang tidak menggunakannya. Sec
ara jelas suatu prosedur pembersihan seksama denganevaluasi oleh budaya peri
odik perlu untuk pengendalian infeksi. Kekuatiran juga timbul mengenaipengka
jian janin sementara ibu melahirkan di air. Ektrik transkutan (transcutaneous ele
ctrical nerve stimulation, TENS) terutama digunakan dalam terapi fisik untuk te
rapi fisik dan pasien pascabedah, kadang ini digunakandalam persalinan. Unit T
ENS dapat dipegang, dioperasikan dengan baterai yang disambungkan ke kulitp
unggung bawah pada setinggi T10 sampai L1 dengan dua pasang bantalan elekt
ronik.

Ketika elektroda diaktifkan, unit ini mengirimkan denyutan yang mengubah aru
s ke otot, dan ibumerasakan perasaan kesemutan pada jaringan yang distimulasi.
Diteorikan bahwa analgesia dicapai baikoleh pemblokan impuls aferen (teori
gate control)
atau dengan menstimulasi pelepasan endorfinsetempat (Harrison et al, 1986). H
asil percobaan kontrol acak menunjukkan bahwa ibu yangmenggunakan TENS
merasakan penurunan penggunaan analgesia epidural dan secara umum puasden
gan penggunaan unit tersebut (Simkins, 1995). Efek samping yang kadang mun
cul adalah iritasi kulityang disebabkan oleh
lead elektroda. Selanjutnya, percobaan tidak menemukan efek pada janin ataune
onatus. TENS tampak paling membantu ketika ibu telah diajarkan bagaimana m
enggunakan danmengandalikan alat ini selama periode prenatal dan ketika mula
inya persalinan awal. Unit TENS tersediahanya melalui peresepan dan biasanya
didistribusikan melalui departemen terapi fisik.

Injeksi Intradermal Air Steril

Kira-kira sepertiga ibu melahirkan mengalami nyeri punggung kerena persalina


n, dan intensitasnyasering digambarkan sebagai hebat. Pemberian narkotik serin
g tidak efektif dalam meredakan nyeri jenisini. TENS telah menunjukkan keefe
ktifannya, tetapi prosedurnya memerlukan alat khusus dan palingefektif apabila
ibu telah terlatih menggunakannya sebelum persalinan. Analgesia epidural dan s
pinal serta anastesi mungkin efektif tapi memerlukan personel medis dan peralat
an yang disiapkan khusus.Banyak penelitian di Eropa telah menggali penggunaa
n injeksi intradermal air steril ke kulit punggungbawah, dan menemukan bahwa
prosedur ini secara signifikan menurunkan nilai nyeri – sering dramatis(Ader, H
ansson, dan Wallin, 1990; Trolle et al., 1991). Mekanisme kerjanya adalah injek
si air sterilmerangsang endorfin endogen dan/atau memberikan rangsangan pada
percabangan T10-L1, karenanyamencegah transmisi lanjut rangsangan dari serv
iks dan segmen uterus bawah.

Dua injeksi diberikan secara bilateral di atas spina iliaka superior posterior; inje
ksi tambahandiberikan secara bilateral 2 cm inferior dan 1 cm medial terhadap i
njeksi pertama. Tempat ini berkaitandengan penggunaaan TENS dan akupresur
Lytzen, Cederberg, dan Moller Nielsen (1989) mencatat bahwa “tidak diperluka
n adanya keakuratan”. Air steril (0,1 mL) diinjeksikan secara intrakutan degan
menggunakan spuit Mantoux; injeksi ini menghasilkan papula putih kecil. Ibu
mengalami nyeri rasaterbakar yang tajam pada injeksi ini, dengan peredaan kir
a-kira 30 detik. Peredaan nyeri punggungbiasanya terjadi dalam beberapa menit
dan berakhir selama sedikitnya 2 jam.
E.Persiapan Persalinan
1. Ibu dan Bayi
Meskipun hari perkiraan persalinan masih lama tidak ada salahnya jika ibu dan
keluargamempersiapkan persalinan sejak jauh hari sebelumnya. Ini dimaksudka
n agar jika terjadi sesuatu halyang tidak diinginkan atau persalinan maju dari ha
ri perkiraan, semua perkiraan yang dibutuhkan sudahsiap. Beberapa hal yang ha
rus dipersiapkan untuk persalnan adalah sebagai berikut:

a.Biaya dan penentuan tempat serta penolong persalinan.

b. Anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambil keputusan jika terjadi su


atu komplikasi yangmembutuhkan rujukan.

c.Baju ibu dan bayi beserta perlengkapan lainnya.

Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat langsung terhadap kese
jahteraan ibu dan janin,namun perlu kiranya kita tetap mempertimbangkan bebe
rapa aspek kenyamanan dalam berpakaian.Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pakaian ibu bersalin adalah memenuhi kriteria berikut ini :

1)Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah per
ut

2)Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat (seperti katun).

3)Pakailah bra yang menyokong payudara ( tali bra yang cukup besar untuk me
nyangga payudara danbahannya mudah menyerap keringat).
4)Memakai pakaian dalam yang bersih dan agak longgar, mudah menyerap keri
ngat dan jangan yangdibawah pinggang.
Pakaian yang disiapkan untuk bayi memenuhi kriteria sebagai berikut:

1)Baju sudah siap pakai (dicuci, jemur, setrika)

2)Baju dan pernel disusun berdasarkan urutan pemakaian

3)Baju tidak ketat bahan lembut jangan sampai membuat kulit BBL iritasi

d.Surat-surat fasilitas kesehatan ( misalnya ASKES, jaminan kesehatan dari tem


pat kerja,Kartu Sehat danlain-lain)

e.Pembagian peran ketika ibu berada di RS (ibu dan mertua, yang menjaga anak
lainnya jika bukanpersalinan yang pertama).

f.Menyiapkan stok darah yang sama dengan golongan darah ibu hamil

2. Bidan dan Peralatan

a.Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi

Persalinan dan kelahiran bayi mungkin terjadi di rumah (rumah ibu atau rumah
kerabat), di tempatbidan, puskesmas, polindes, atau rumah sakit. Pastikan keters
ediaan bahan-bahan dan sarana yangmemadai. Laksanakan upaya pencegahan i
nfeksi (PI) sesuai dengan standar yang telah di tetapkan.

Di manapun persalinan dan kelahiran bayi terjadi, di perlukan hal-hal pokok sep
erti berikut ini :

1)Ruangan yang hangat dan bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik dan terli
ndung dari tiupan angin.

2)Sumber air bersih dab mengalir untuk cuci tangan dan memandikan ibu sebel
um dan sesudahmelahirkan.

3) Air disinfeksi tingkat tinggi (air yang dididihkan dan didinginkan) untuk me
mbersihkan vulva dan perineumsebelum di lakukan periksa dalam dan members
ihkan perineum ibu setelah bayi lahir.

4)Kecukupan air bersih, klorin, deterjen, kain pembersih, kain pel dan sarung ta
ngan karet untukmembersihkan ruangan, lantai, perabotan, dekontaminasi dan p
roses peralatan.

5)Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi ibu dan penolong persalin
an. Pastikan bahwa kamarkecil dan kamar mandi telah didekontaminasi dengan
larutan klorin 0,5%, dibersihkan dengan deterjendan air sebelum persalinan di
mulai (untuk melindungi ibu dan resiko infeksi), dan setelah bayi lahir(untuk m
elindungi keluarga dari resiko infeksi melalui darah dan sekresi ibu).

6)Tempa yang lapang untuk ibu berjalan-jalan dan menunggu saat persalinan, m
elahirkan bayi dan untukmemberikan asuhan bagi ibu dan bayinya setelah persal
inan. Pastikan bahwa ibu mendapatkan privasiyang diinginkannya.
7)Penerangan yang cukup, baik siang maupun malam hari.

8)Tempat tidur yang bersih untuk ibu. Tutupi kasur dengan plastik atau lembara
n yang mudah dibersihkan jika terkontaminasi selama persalinan atau kelahiran
bayi.

9)Tempat yang bersih untuk memberikan asuhan bayi baru lahir.

10)Meja yang bersih atau tempat untuk menaruh peralatan persalinan

11)Meja untuk tindakan resusitasi bayi baru lahir.

b.Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan

Pastikan kelengkapan jenis dan dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan serta d
alam keadaansiap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran bayi. Jika sempat p
ersalinan dan kelahiran bayi akanterjadi jauh dari fasilitas kesehatan, bawalah se
mua keperluan tersebut ke lokasi persalinan.Ketidakmampuan untuk menyediak
an semua perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obat esensial padasaat diperluka
n akan meningkatkan resiko terjadinya penyulit pada ibu dan bayi baru lahir seh
inggakeadaan ini dapat membahayakan keselamatan jiwa mereka.
Pada setiap persalinan dan kelahiran bayi:

1)Periksa semua peralatan sebelum dan sesudah memberikan asuhan. Segera ga


nti peralatan yang hilangatau rusak.

2)Periksa semua obat-obatan dan bahan-bahan sebelum dan setelah menolong ib


u bersalin danmelahirkan bayinya. Segera ganti obat apapun yang telah di gunak
an atau hilang.
3)Pastikan bahwa perlengkapan dan bahan-bahan sudah bersih dan siap pakai. P
artus set, peralatan untukmelakukan penjahitan dan peralatan untuk resusitasi ba
yi baru lahir sudah dalam keadaan disinfeksitingkat tinggi (DTT)

c.Persiapan Rujukan

Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarga. Jika terjadi penyulit, kete
rlambatan untukmerujuk kefasilitas yang sesuai dapat membahayakan jiwa ibu
dan atau bayinya. Jika perlu dirujuk,siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis s
emua asuhan atau perawatan yang telah diberikan dansemua hasil penilaian (ter
masuk partograf) untuk dibawa ke fasilitas rujukan.Jika ibu datang hanya untuk
mendapatkan asuhan persalinan dan kelahiran bayi dan ia tidak siapatau kurang
memahami bahwa kondisinya memerlukan upaya rujukan maka lakukan konseli
ng terhadapibu dan keluarganya tentang perlunya memiliki rencana rujukan. Ba
ntu mereka mengembangkan rencanarujukan pada saat awal persalinan

d.Memberikan asuhan sayang ibu

Persalinan adalah saat yang menegangkan dan dapat menggugah emosi ibu dan
keluarganyabahkan dapat menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi
ibu. Upaya untuk mengatasi gangguan emosional dan pengalaman yang menega
ngkan tersebut sebaiknya dilakukan melalui asuhansayang ibu selama persalina
n dan proses kelahiran bayinya.Prinsip-prinsip umum asuhan sayang ibu adalah:

1)Menyapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikap dan bertindak tenang dan ber
ikan dukungan penuhselama persalinan dan kelahiran bayi
2)Jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu atau anggota keluarganya

3) Anjurkan suami dan anggota keluarga ibu untuk hadir dan memberikan duku
ngannya

4)Waspadai gejala dan tanda penyulit selama proses persalinan dan lakukan tind
akan yang sesuai jikadiperlukan

5)Siap dengan rencana rujukan

Asuhan sayang ibu selama persalinan termasuk:

1)Memberikan dukungan emosional

2)Membantu pengaturan posisi ibu

3)Memberikan cairan dan nutrisi

4)Keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur

5)Pencegahan infeksi

Dukungan emosional

Dukung dan anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendamping
i ibu selama persalinandan proses kelahiran bayinya. Anjurkan mereka untuk be
rperan aktif dalam mendukung dan mengenaliberbagai upaya yang mungkin san
gat membantu kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untukmenghadirkan tema
n atau saudara yang secara khusus diminta untuk menemaninya (Enkin, et al, 20
00).
Bekerja sama dengan anggota keluarga untuk :

1)Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan pujian kepada ibu

2)Mambantu ibu bernafas secara benar pada saat kontraksi


3)Memijat punggung, kaki atau kepala ibu dan tndakan-tindakan bermanfaat lai
nnya

4)Menyeka muka ibu secara lembut dengan menggunakan kain yang idbahasi ai
r hangat atau air dingin

5)Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman

e.Mengatur Posisi

Anjurkan ibu untuk mencoba posisi yang nyaman selama persalinan dan melahi
rkan bayiserta anjurkan suami dan pendamping lainnya untuk membantu ibu ber
ganti posisi. Ibu boleh berjalan,berdiri, duduk, jongkok, berbarng miring atau m
erangkak. Posisi tegak seperti berjalan, berdiri atau jongkok dapat membantu tur
ungnya kepala bayi dans seringkali memperpendek waktu persalinan. Bantuibu
untuk sering berganti posisi selama persalinan. Beritahukan pada ibu untuk tida
k berbaring terlentanglebih dari 10 menit. alasannya : jika ibu berbaring terlenta
ng maka berat uterus dan isinya (janin, caranketuban, plasenta, dll) akan menek
an vena cava inferior. Hal ini akan mengakibatkan turunnya alirandarah dari sir
kulasi ibu ke plasenta. Kondisi seperti ini dapat mnyebabkan hipoksia atau keku
ranganpasokan oksigen pada janin. Selain itu, posisi terlentang berhubungan de
ngan gangguan terhadapproses kemajuan persalinan (Enkin, et al, 2000)
f.Pemberian Cairan dan Nutrisi
Anjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan minuman air) selam
a persalinan danproses kelahiran bayi. Sebagian ibu masih ingin makan selama f
ase laten persalinan tetapi setelahmemasuki fase aktif, mereka hanya ingin men
gkonsumsi cairan saja. Anjurkan agar anggota keluargasesering mungkin mena
warkan minuman dan makanan ringan selama proses persalinan. Alasan :makan
an ringan dan asupan cairan yang cukup seama persalinan akan memberikan leb
ih banyak energidan mencegah dehidrasi. Dehidrasi bisa memperlambat kontrak
si dan/membuat kontraksi menjadi tidakteratur dan kurang efekti.
g.Kamar Mandi
Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama pers
alinan, bu harusberkemih sedikitnya setiap dua jam, atau lebih sering jika ibu m
erasa ingin berkemih atau jika kandung kemih terasa penuh. Periksa kandung ke
mih sebelum memeriksa denyut jantung janin (amati ataulakukan palpasi diatas
simpisis pubis untuk mengetahui apakah kandung kemih penuh). Anjurkan dana
ntarkan ibu untuk berkemih dikamar mandi. Jika ibu tidak dapat berjalan kekam
ar mandi, berikan wadahurine.WHO dan asosiasi rumah sakit internasional men
ganjurkan untuk tidak menyatukan ruang bersalindengan kamar mandi atau toile
t karena tingginya frekuensi penggunaan, lalu lintas antar ruang, potensicemara
n mikroorganisme, percikan air atau lantai yang basah akan meningkatkan risiko
infeksinosokomial terhadap ibu, bayi baru lahir dan penolong sendiri.

Hindarkan terjadinya kandung kemih yang penuh karena berpotensi untuk :

1)Memperlambat turunnya janin dan mengganggu kemajuan persalinan

2)Menyebabkan ibu tidak nyaman

3)Menngkatkan resiko perdarahan pascapersalinan yang disebabkan oleh atonia


uteri
4)Mengganggu penatalaksanaan distosia bahu

5)Meningkatkan risiko infeksi saluran kemih pasca persalinan

Selama persalinan berlangsung, tidak dianjurkan untuk melakukan katerisasi ka


ndung kemihsecara rutin. Alasan : katerisasi menimbulkan rasa nyeri, meningat
kan resiko infeksi dan perlukaansaluran kemih ibu.

Anjurkan ibu untuk buang air besar jika perlu. Jika ibu ingin buang air besar sa
at fase aktif, lakukanpemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa apa yang dira
sakan ibu bukan disebabkan oleh tekananbayi pada rektum. Bila memang bukan
gejala kala dua persalinan maka izinkan atau perbolehkan ibuuntuk kekamar ma
ndi. Jangan melakukan klisma secara rutin selama persalinan. Klisma tidak akan
memperpendek waktu persalinan, menurunkan angka infeksi bayi baru lahir ata
u infeksi luka pascapersalinan dan malahan akan meningkatkan jumlah tinja yan
g keluar selama kala dua persalinan (Enkin,et al, 2000).

h.Pencegahan Infeksi

Menjaga lingkungan tetap bersih merupakan hal penting dalam mewujudkan per
salinan yangbersih dan aman bagi ibu dan bayinya. Hal ini merupakan unsur pe
nting dalam asuhan sayang ibu.Kepatuhan dalam menjalankan praktik-praktik p
encegahan infeksi yang baik, juga akan melindungipenolong persalinan dan kel
uarga ibu dari infeksi. Ikuti praktik-praktik pencegahan infeksi yang telahditetap
kan untuk mempersiapkan persalinan dan proses kelahiran bayi. Anjurkan ibu u
ntuk mandi padasaat awal persalinan dan pastikan ibu memakai pakaian yang be
rsih. Cuci tangan sesering mungkin,gunakan peralatan steril atau disinfeksi ting
kat tinggi dan gunakan sarung tangan saat diperlukan.anjurkan anggota keluarga
untuk mencuci tangan mereka sebelum dan setelah melakukan kontakdengan ib
u dan/atau bayi baru lahir.

Alasan : pencegahan infeksi sangat penting dalam menurunkan kesakitan dan k


ematian ibu danbayi baru lahir. Upaya dan keterampilan untuk melaksanakan pr
osedur encegahan infeksi secara baikdan benar juga dapat melindungi penolong
persalinan terhadap risiko infeksi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara spon
tan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses pers
alinan,bayi dilahirkan spontan dengan presentsi belakang kepala pada usia keha
milan antara 37 sampai 42 minggu lengkap.

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yan
g dapat hidup ke dunia luar dari Rahim melalui jalan lahir atau jalan lain (Ilmiah,
2015:2) Persalinan adalah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan me
mbran dari dalam rahimmelalui jalan lahir.

3.2 Saran

Penulis mengharapkan agar pembaca dapat memahami bagaimana cara kala 1


persalinan yang baik .

Penulis banyak berharap para pembaca budiman sudih memberikan kriktik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan pen
ulisan makalah ini dapat membantu cara proses persalina kala 1 dan semoga ma
kala ini berguna bagi penulis pada khususnya para pembaca yang budiman pada
umumnya .
DAFTAR PUSTAKA

TA_JKR_1705217_Chapter1.pdf (upi.edu) TA_JKR_1705217_Chapter1.pdf (upi.edu)

JURNAL PERSALINAN KALA I LAMA.pdf (umpo.ac.id)

(DOC) ASUHAN PERSALINAN KALA 1 | Dhesy Wildayani - Academia.edu

Anda mungkin juga menyukai