Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH SAFE MOTHERHOOD

KELOMPOK 1 : ANEKE FUTRI WIDIYANTI


DEBY FANI PRASTIANI
DEBY NIRMALASARI

AKADEMI KEBIDANAN GRAHA HUSADA


CIREBON
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat
serta  salam  semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan besar kita Nabi
Muhammad SAW dan semoga kita akan selalu mendapat syafaatnya baik didunia
maupun di akhirat kelak.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya  penulis dapat  menyusun makalah
ini untuk memenuhi  tugas mata kuliah yang berjudul“SAFE MOTHERHOOD”
Kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan buat pembaca.

Cirebon, Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...........................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar  Belakang ....................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan...................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Safe Motherhood...............................................3

BAB III ANALISA MASALAH


3.1 Kasus.................................................................................... 5

3.2 Epidemiologi.........................................................................8

3.3 Upaya yang Dilakukan untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu 9

3.4 Empat Pilar Safe Motherhood..............................................10

3.5 Bagaimana peran laki-laki dalam program safe motherhood 28

BAB IVPENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................34

4.2 Saran.....................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar  Belakang

Dalam tahun terakhir ini perkembangan ilmu dan tekhnologi

mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Dalam bidang

kebidanan tidak luput dari perubahan. Hal ini tampak nyata dari

adanya evidence based sehingga seluruh bidan dalam memberikan

asuhan kebidanan harus mengacu pada evidence based. Yaitu pada

praktik kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil

penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari

seluruh penjuru dunia. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini

tidak dianjurkan lagi.

Dimana kita ketahui angka kematian ibu (AKI) masih sangat

tinggi,, khususnya di Indonesia. Berbagai penyebab utama nya

seperti perdarahan, infeksi dan eklampsi. Berbagai upaya terus di-

usahakan dalam rangka menurunkan angka kematian ibu. Salah

satunya adalah mengimplementasikan program Safe Motherhood.

Dimana safe motherhood merupakan upaya untuk menyelamatkan

wanita agar kehamilan dan persalinannya sehat dan aman, serta

melahirkan bayi yang sehat.

Tujuan upaya Safe Motherhood adalah menurunkan angka

kesakitan dan kematian ibu hamil, bersalin, nifas, dan menurunkan

angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir. Upaya ini terutama

1
ditunjukan pada negara yang sedang berkembang karena 99%

kematian ibu di dunia terjadi di negara-negara tersebut.

WHO mengembangkan konsep Four Pillars of Safe

Motherhood untuk menggambarkan ruang lingkup upaya

penyelamatan ibu dan bayi (WHO, 1994). Empat pilar upaya Safe

Motherhood tersebut adalah keluarga berencana, asuhan antenatal,

pelayanan bersih dan aman dan pelayanan obstetri esensial.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian Safe Motherhood?

2. Jelaskan Epidemiologi Safe Motherhood?

3. Jelaskan upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka

kematian ibu?

4. Jelaskan empat pilar Safe Motherhood?

5. Jelaskan  bagaimana peran laki-laki dalam program Safe

Motherhood?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa mengetahui pengertian Safe Motherhood

2. Mahasiswa mengetahui Epidemiologi Safe Motherhood

3. Mahasiswa mengetahui upaya yang dilakukan untuk menurunkan

angka kematian ibu

4. Mahasiswa mengetahui empat pilar Safe Motherhood

2
5. Mahasiswa mengetahui bagaimana peran laki-laki dalam program

Safe Motherhood

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Safe Motherhood

Berbagai upaya terus diusahakan dalam rangka menurunkan angka

kematian ibu. Salah satunya adalah mengimplementasikan program

Safe Motherhood. Safe Motherhood adalah usaha-usaha yang

dilakukan agar seluruh perempuan menerima perawatan yang mereka

butuhkan selama hamil dan bersalin. Program itu terdiri dari empat

pilar yaitu:

1. Keluarga berencana,

2. Pelayanan antenatal,

3. Persalinan yang aman, dan

4. Pelayanan obstetri esensial.

Menurut the International Classification of Diseases and Related

Health Problems, Tenth Revision, 1992 (ICD-10) WHO mendefinisikan

kematian ibu sebagai “kematian wanita hamil atau dalam 42 hari

setelah persalinan, tanpa memandang lama dan tempat terjadinya

kehamilan yang disebabkan oleh atau dipicu oleh kehamilannya atau

3
penanganan kehamilannya, tetapi bukan karena kecelakaan”. Menurut

pengertian ini penyebab kematian ibu dapat dibagi menjadi penyebab

langsung maupun tak langsung.

Penyebab      kematian langsung yaitu setiap komplikasi

persalinan disetiap fase kehamilan (kehamilan, persalinan dan pasca

persalinan), akibat tindakan, kesalahan pengobatan atau dari

kesalahan yang terjadi disetiap rangkaian kejadian diatas. Contohnya

seperti perdarahan, pre-eklamsia/eklamsia, akibat komplikasi anestesi

atau bedah kaisar, perdarahan, sepsis, kelahiran prematur akibat

hipertensi, lahir mati, dan komplikasi akibat aborsi yang tidak aman

menjadi penyebab langsung yang berkontribusi pada 80% kematian.

Penyebab kematian tak langsung yaitu akibat penyakit lain yang

telah ada sebelumnya atau berkembang selama kehamilan dan yang

tidak berhubungan dengan penyebab langsung tetapi dipicu secara

fisiologis oleh kehamilan. Contohnya seperti kematian akibat penyakit

ginjal atau jantung.

4
BAB III

ANALISIS MASALAH

3.1 Kasus

Safe Motherhood! Pemerintah harus Menjamin Kesehatan Ibu dan

Anak

Tim dakwatuna dalam rubrik Rilis Pers Pada 24/12/11 | 09:00

Logo Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)

dakwatuna.com – Setiap orang sangat mengetahui dengan pasti

bahwa setiap tanggal 22 desember merupakan hari ibu. Penetapan

sebagai hariibu tentunya karena merupakan sebuah penghormatan

dan penghargaan setinggi – tingginya kepada seorang ibu yang luar

biasa perjuangan dan pengorbanannya dalam mengandung,

melahirkan dan mendidik putra – putranya. Selanjutnya, sebagai

bentuk penghormatan dan penghargaan kepada seorang ibu,

masyarakat dunia memasukkan poin kesehatan ibu sebagai tujuan

dalam pembangunan milenium dalam DEKLARASI MILENIUM pada

tahun 2000 atau yang kita kenal dengan sebutan MDGs (Millenium

Development Goals).

Namun, sangat memprihatinkan sekali ketika yang terjadi saat ini

di Indonesia adalah angka Kematian Ibu dan Anak yang cukup tinggi.

Kematian Ibu dan Anak saat melahirkan di Indonesia masih menjadi

permasalahan yang harus mendapatkan perhatian ekstra, karena

sampai saat ini Angka Kematian Ibu dan Anak di Indonesia masih

5
menjadi “Juara Satu” di Asia Tenggara. Permasalah ini dari tahun ke

tahun seakan hanya menjadi rutinitas untuk di Evaluasi tanpa langkah

konkreat yang memadai dan menjangkau, bahkan di kota Jakarta

yang dekat dengan pusat pemerintahan.

Berdasarkan data SDKI 2007 menunjukkan AKI sebesar 228/100.000

kelahiran hidup, sedangkan AKB sebesar 34/1000 kelahiran hidup.

Jumlah kematian Ibu menurut provinsi di Indonesia diperkirakan

mencapai 11.534 pada tahun 2010. Dari seluruh provinsi, Jawa Barat

menduduki tempat pertama untuk jumlah kematian ibu, di ikuti oleh

Provinsi Jawa Tengah, NTT, Banten dan Jatim.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor melaporkan bahwa sejak Januari

hingga November 2010, tercatat ada 60 ibu meninggal saat proses

persalinan dan 300 bayi meninggal dunia dari 77.985 kelahiran.

Sedangkan untuk kota Bogor diperoleh informasi sejak Januari hingga

pertengahan tahun 2010 angka kematian bayi mencapai 36 dan

kematian ibu dalam tiga tahun terakhir mencapai 3-15 orang.

Tingginya Angka Kematian Ibu dan Anak di Indonesia disebabkan

oleh beberapa hal seperti lingkungan yang tidak sehat, kurangnya

asupan Gizi bagi ibu hamil, mahalnya biaya melahirkan di Rumah

sakit bersalin, kurang tersedianya Rumah sakit bersalin atau

puskesmas yang memadai di daerah-daerah.

Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi di kabupaten Bogor

yaitu rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga terhadap resiko-resiko

6
kehamilan dan persalinan, banyak masyarakat yang menganggap

kehamilan dan persalinan sesuai yang biasa saja, tidak memerlukan

persiapan-persiapan khusus, kurangnya pemahaman ibu terhadap

pemenuhan gizi pada saat hamil, terlambat dalam pertologan

persalinan sebagai akibat dari lambatnya pengambilan keputusan oleh

keluarga dan lingkungan sosialnya. Menurut pelacakan kematian ibu

di Kabupaten Bogor, keterlambatan pengambilan keputusan

memberikan kontribusi besar atas kasus-kasus kematian ibu

(58,66%).

Dari kondisi ini harusnya pemerintah dapat memberikan solusi yang

riil untuk masyarakat seperti pencanangan dana yang maksimal demi

terciptanya Jaminan kesehatan bagi rakyat Indonesia terkait tingginya

Angka Kematian Ibu dan Anak. Dalam kasus-kasus yang sering kita

saksikan di Televisi, banyak rumah sakit yang melakukan penahanan

terhadap ibu dan anak karena pihak keluarga tidak mampu untuk

membayar biaya yang di bebankan oleh rumah sakit. Hal ini

mencerminkan dengan sangat jelas bahwa Pemerintah telah gagal

memberikan jaminan kesehatan kepada rakyatnya.

Di kasus lain, kita juga sering melihat banyak pemberitaan seorang

ibu melahirkan anak dengan kebutuhan khusus. Tentunya hal ini tidak

lepas dari asupan gizi pada saat sang ibu mengandung. Dan sekali

lagi, pemerintah telah gagal memberikan jaminan kesehatan untuk

rakyatnya. Tanpa menafikan apa yang telah di upayakan oleh

7
Pemerintah Republik Indonesia dalam rangka mensejahterakan

rakyatnya dan Mengingat pentingnya, Penyelesaian terhadap

permasalahan Angka Kematian Ibu dan Anak, maka Bidang

Pemberdayaan Perempuan KAMMI Daerah Bogor menyatakan sikap:

Pemerintah harus menjamin kesehatan ibu dan anak pra dan pasca

melahirkan

Pemeritah harus menjamin ketersedian rumah sakit bersalin di

daerah-daerah yang masih belum mempunyai rumah sakit bersalin

atau Puskesmas

Pemerintah khususnya pemerintah daerah kota dan kabupaten Bogor

harus menjamin biaya kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat

Bogor

Pemerintah khususnya pemerintah daerah kota dan kabupaten Bogor

harus menjamin biaya bersalin yang terjangkau oleh masyarakat

Bogor

Pemerintah harus mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga

melalui peningkatan pengetahuan tentang kesehatan ibud an anak

3.2 Epidemiologi

Menurut data yang dikeluarkan oleh UNFPA, WHO, UNICEF dan

Bank Dunia menunjukkan bahwa satu wanita meninggal dunia tiap

menitnya akibat masalah kehamilan. Rasio kematian ibu (jumlah

kematian tiap 100,000 kelahiran hidup) telah menurun secara global

pada laju kurang dari 1%. Jumlah kematian wanita hamil atau akibat

8
persalinan secara keseluruhan juga menunjukkan penurunan yang

cukup berarti antara tahun 1990-2005. pada tahun 2005, 536,000

wanita hamil meninggal dunia dibandingkan dengan tahun 1990 yang

sebanyak 576,000.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

2002/2003, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada

angka 307 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2

orang ibu bersalin meninggal dunia karena berbagai sebab. Demikian

pula angka kematian bayi (AKB), khususnya angka kematian bayi

baru lahir (neonatal) masih berada pada kisaran 20 per 1.000

kelahiran hidup. Keadaan ini menempatkan upaya kesehatan ibu dan

bayi baru lahir menjadi upaya prioritas dalam bidang kesehatan. 

Hasil survey kesehatan rumahtangga (SKRT) tahun 1995

menunjukkan angka kematian ibu sebesar 373 per 100.000 kelahiran

hidup dengan penyebab utama adalah perdarahan, infeksi dan

eklampsia.

3.3 Upaya yang Dilakukan untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu

Kematian ibu hamil dilatarbelakangi oleh:

1. Persalinan yang ditolong dukun

2. Persalinan yang dilakukan dirumah, bila terjadi komplikasi dan

memerlukan rujukan, akan membutuhkan waktu cukup lama.

9
3. Derajat kesehatan ibu sebelum dan saat hamil masih rendah yaitu

50% menderita anemia, 30% berisiko kurang energi kronis, sekitar

65% berada dalam keadaan 4 terlalu

4. Status perempuan masih rendah sehingga terlambat untuk

mengambil keputusan ditingkat keluarga untuk mencari

pertolongan.

Sekitar 90% kematian ibu disebabkan oleh pendarahan, toksemia

gravidarum, infeksi, partus lama dan komplikasi abortus. Kematian ini

paling banyak terjadi pada masa sekitar persalinan yang sebenarnya

dapat dicegah.

Sesungguhnya tragedi kematian ibu tidak perlu terjadi karena lebih

dari 80% kematian ibu sebenarnya dapat dicegah melalui kegiatan

yang efektif, semisal pemeriksaan kehamilan, pemberian gizi yang

memadai dan lain-lain. Karenanya upaya penurunan AKI serta

peningkatan derajat kesehatan ibu tetap merupakan prioritas utama

dalam pembangunan kesehatan menuju tercapainya Indonesia Sehat

2010.

Melihat kondisi itu semua, disusunlah suatu gerakan yang disebut

denganSafe Motherhood. Gerakan ini pertama kali dicanangkan pada

International Conference on Safe Motherhood, Nairobi, 1987. Program

ini sendiri telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1988 dengan

melibatkan secara aktif berbagai sector pemerintah dan non-

10
pemerintah, masyarakat, serta dukungan dari berbagai badan

internasional.

3.4 Empat Pilar Safe Motherhood

1. Keluarga berencana

KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana.

Menurut Kamus BesarBahasa Indonesia (1997), maksud daripada

ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan

sejahtera dengan membatasi kelahiran.

Dengan kata lain KB adalah perencanaan jumlah

keluarga.Pembatasan bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat

kontrasepsi atau penang-gulangan kelahiran

seperti kondom,spiral, IUD dan sebagainya.

Jumlah anak dalam sebuah keluarga yang dianggap ideal

adalah dua. Gerakan ini mulai dicanangkan pada tahun akhir

1970'an.

Tujuan Program KB

a. Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan

kekutan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara

pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh

suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya.

11
b. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia

perkawinan, peningkatan ketahanan dan

kesejahteraan keluarga.

c. Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:

Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan

ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiranuntuk

menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan

masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas,

termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi,

dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

KB dapat menurunkan angka kematian ibu karena dapat

merencanakan waktu yang tepat untuk hamil, mengatur jarak

kehamilan, menentukan jumlah anak. Sehingga tidak ada

kehamilan yang tidak diinginkan, “4 terlalu”, yaitu terlalu muda,

terlalu tua, terlalu sering hamil, dan terlalu banyak anak.

Konseling dan pelayanan keluarga berencana harus

tersedia untuk semua pasangan dan individu. Dengan

demikian, pelayanan keluarga berencana harus menyediakan

informasi dan konseling yang lengkap dan juga pilihan metode

kontrasepsi yang memadai, termasuk kontrasepsi

darurat. Pelayanan ini harus merupakan bagian dari program

komprehensif pelayanan kesehatan reproduksi. Program

keluarga berencana memiliki peranan dalam menurunkan risiko

12
kematian ibu melalui pencegahan kehamilan, penundaan usia

kehamilan, dan menjarangkan kehamilan.

Konsep KB pertama kali diperkenalkan di Matlab,

Bangladesh pada tahun 1976. KB bertujuan merencanakan

waktu yang tepat untuk hamil, mengatur jarak kehamilan, dan

menentukan jumlah anak. Dengan demikian, diharapkan tidak

ada lagi kehamilan yang tidak diinginkan sehingga angka

aborsi akan berkurang. Pelayanan KB harus menjangkau siapa

saja, baik ibu/calon ibu maupun perempuan remaja. Dalam

memberi pelayanan KB, perlu diadakan konseling yang

terpusat pada kebutuhan ibu dan berbagai pilihan metode KB

termasuk kontrasepsi darurat. Angka kebutuhan tak terpenuhi

(unmet need) dalam pemakaian kontrasepsi masih tinggi. Ang-

ka pemakaian kontrasepsi (contraceptive prevalence rate) di

Indonesia baru mencapai 54,2% pada tahun 2006. Bila KB ini

terlaksana dengan baik maka dapat menurunkan diperlukannya

intervensi obstetri khusus.

2. Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal sangat penting untuk mendeteksi lebih

dini komplikasi kehamilan. Selain itu, juga menjadi sarana edukasi

bagi perempuan tentang kehamilan. Komponen penting pelayanan

antenatal meliputi:

13
1. Skrining dan pengobatan anemia, malaria, dan penyakit

menular seksual.

2. Deteksi dan penanganan komplikasi seperti kelainan letak,

hipertensi, edema, dan pre-eklampsia.

3. Penyuluhan tentang komplikasi yang potensial, serta kapan

dan bagaimana cara memperoleh pelayanan rujukan.

Dalam masa kehamilan:

1. Petugas kesehatan harus memberi pendidikan pada ibu hamil

tentang cara menjaga diri      agar tetap sehat dalam masa

tersebut.

2. Membantu wanita hamil serta keluarganya untuk

mempersiapkan kelahiran bayi.

3. Meningkatkan kesadaran mereka tentang kemungkinan adanya

risiko tinggi atau terjadinya komplikasi dalam kehamilan/

persalinan dan cara mengenali komplikasi tersebut secara dini.

Petugas kesehatan diharapkan mampu mengindentifikasi dan

melakukan penanganan risiko tinggi/komplikasi secara dini

serta meningkatkan status kesehatan wanita hamil.

Perawatan Ante Natal (ANC) adalah pemeriksaan yang

sistematik dan teliti pada ibu hamil dan perkembangan /

pertumbuhan janin dalam kandungannya serta penanganan ibu

hamil dan bayinya saat dilahirkan dalam kondisi yang terbaik.

Tujuan ANC:

14
1. Untuk dapat mendeteksi / mengoreksi / menatalaksanakan /

mengobati / sedini mungkin segala kelainan yang terdapat

pada ibu dan janinnya;

2. Untuk mempersiapkan ibu hamil baik fisik maupun mental

dalam menghadapi kehamilan, persalinan, nifas dan masa

menyusui ;

3. Dapat mencegah masalah kesehatan yang beresiko dan dapat

menjaring kasus kehamilan resiko tinggi (KRT) dan non KRT

(normal) ; Sehingga kita dapat menghilangkan / menurunkan

angka kesakitan / kematian ibu dan janin serta untuk

memperoleh ibu / janin yang sehat fisik maupun mental secara

optimal.

FUNGSI ANC :

1. Untuk dapat mendeteksi / mengoreksi / menatalaksanakan /

mengobati / sedini mungkin segala kelainan yang terdapat

pada ibu dan janinnya, dilakukan pemeriksaan fisik diagnostik

mulai dari anamnese yang teliti sampai dapat ditegakkan

diagnosa diferensial dan diagnosa sementara beserta

prognosanya, sehingga dapat memilah apakah ibu ini dan

janinnya tergolong KRT / non KRT dan apakah perlu segera

dirawat untuk pertolongan selanjutnya, sehingga didapatkan

hasil ibu dan anak sehat fisik serta mental yang optimal.

15
2. Untuk mempersiapkan fisik dalam memghadapi kehamilan,

persalinan dan nifas, perlu komunikasi, informasi dan edukasi

(KIE).

3. Semua klinik antenatal sekarang mempunyai kelas antenatal

dengan instruktur antenatal dengan peserta dari ibu hamil

beserta suaminya. Satu kelas berisi 6 – 20 orang peserta. KIE

mengenai pengetahuan obstetri fisiologi, patologi dan

kedaruratan obstetri. Ini perlu untuk ibu hamil tersebut dapat

percaya diri dan bila ada kedaruratan dapat segera ke RS

terdekat dengan fasilitas yang lengkap kalau perlu diberitahu

cara-cara menuju Rumah Sakit tersebut dan syarat-syaratnya

(biaya, cara melapor dan sebagainya).

4. Mengenai masa nifas dan menyusui. Dipersiapkan payudara

untuk menyusui anaknya seperti menarik puting susu sehingga

menonjol untuk kemudahan pengisapan si bayi, mengadakan

masase ringan disekeliling payudara, puting susu dibersihkan

dengan kapas yang dibasahi dengan air masak atau baby oil,

memakai BH yang menyokong payudara, Menasehati ibu hamil

agar kalau berhubungan dengan suaminya tidak mengisap air

susu karena pada kehamilan 2 bulan sudah ada kolostrum

(susu julong). Bila air susu keluar prolaktin, akan merangsang

keluarnya oksitosin sehingga timbul his kemungkinan akan

terjadi kelahiran abortus, partus imaturus atau prematurus.

16
Untuk meningkatkan jumlah air susu, ibu perlu mengkonsumsi

makanan yang bergizi seperti susu, keju, yogourt, daging, ikan,

telur dan sayuran daun katu selama hamil dan masa nifas serta

masa menyusui.

TUJUAN ASUHAN KEHAMILAN

Tujuan utama ANC adalah menurunakn/mencegah kesakitan dan

kematian maternal dan perinatal. Adapun tujuan khususnya adalah

1. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan

ibu & perkembangan bayi yang normal.

2. Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan

memberikan penatalaksanaan yang diperlukan.

3. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam

rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik,

emosional, dan logis untuk menghadapi kelahiran serta

kemungkinan adanya komplikasi.

4. Bidan memiliki peran penting dalam mencegah dan atau

menangani setiap kondisi yang mengancam jiwa ini melalui

beberapa intervensi yang merupakan komponen penting dalam

ANC seperti : mengukur tekanan darah, memeriksa kadar

proteinuria, mendeteksi tanda-tanda awal perdarahan/infeksi,

maupun deteksi & penanganan awal terhadap anemia. Namun

ternyata banyak komponen ANC yang rutin dilaksanakan

17
tersebut tidak efektif untuk menurunkan angka kematian

maternal & perinatal.

Fokus lama ANC :

1. Mengumpulkan data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang

beresiko tinggi dan merujuknya untuk mendapatkan asuhan

khusus.

2. Temuan-temuan fisik (TB, BB, ukuran pelvik, edema kaki,

posisi & presentasi janin di bawah usia 36 minggu dsb) yang

memperkirakan kategori resiko ibu.

3. Pengajaran /pendidikan kesehatan yang ditujukan untuk

mencegah resiko/komplikasi

Standard Asuhan Kehamilan        

Sebagai profesional bidan, dalam melaksanakan prakteknya harus

sesuai dengan standard pelayanan kebidanan yang berlaku.

Standard mencerminkan norma, pengetahuan dan tingkat kinerja

yang telah disepakati oleh profesi. Penerapan standard pelayanan

akan sekaligus melindungi masyarakat karena penilaian terhadap

proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan atas dasar yang jelas.

Kelalaian dalam praktek terjadi bila pelayanan yang diberikan tidak

memenuhi standard dan terbukti membahayakan. 

Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti

sebagai berikut:

1. Standar3;Identifikasi ibu hamil

18
Bidan melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi

dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan

penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota

keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan

kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

2. Standar 4: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal.

Pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin

dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan

berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan

risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/

infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan

penyuluhan kesehtan serta tugas terkait lainnya yang diberikan

oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada

setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus

mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya

untuk tindakan selanjutnya.

3. Standar 5: Palpasi Abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan

melakukan plapasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta

bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian

terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga

19
panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat

waktu.

4. Standar 6: pengelolaan anemia pada kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,

penanganan dan / atau rujukan semua kasus anemia pada

kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah

pada kehamilan dan mengenali tanda tanda serta gejala

preeklamsia lainnya, seta mengambil tindakan yang tepat dan

merujuknya.

6. Standar 8: Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami

serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan

bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta

suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik,

disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila

tiba tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya

melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. (Standard

Pelayanan Kebidanan, IBI, 2002).

Hak-Hak Ibu Dalam Layanan Anc

Hak-hak ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan

(Saifuddin, 2002), yaitu :

20
1. Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya.

Informasi harus diberikan langsung kepada klien (dan

keluarganya).

2. Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, harapannya

terhadap sistem pelayanan, dalam lingkungan yang dapat ia

percaya. Proses ini berlangsung secara pribadi dan didasari

rasa saling percaya.

3. Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan

dilakukan terhadapnya.

4. Mendapatkan pelayanan secara pribadi / dihormati

privasinya dalam setiap pelaksanaan prosedur.

5. Menerima layanan senyaman mungkin.

6. Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai

pelayanan yang diterimanya.

Tenaga Professional Asuhan Kehamilan

1. Bidan/ midwives

2. Dokter umum

3. SPOG/ dokter spesialis obstetric dan ginekology

4. Team/ antara dokter dan bidan

21
Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan Kehamilan

Peran dan tanggungjawab bidan dalam memberikan asuhan

kehamilan adalah:

1. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan

kelahiran dan kedaruratan yang mungkin terjadi

2. Mendeteksi dan mengobati komplikasi yang mungkin timbul

selama kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah maupun

tindakan obstetric

3. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan

social ibu serta bayi dengan memberikan pendidikan,

suplemen dan immunisasi.

4. Membantu mempersiapkan ibu untuk memnyususi bayi,

melalui masa nifas yang normal serta menjaga kesehatan

anak secara fisik, psikologis dan social.

Trend & Issue Terkini Dalam Anc

1. Keterlibatan klien dalam perawatan diri sendiri (self care)

Kesadaran dan tanggung jawab klien terhadap perawatan

diri sendiri selama hamil semakin meningkat. Klien tidak lagi

hanya menerima dan mematuhi anjuran petugas kesehatan

secara pasif. Kecenderungan saat ini klien lebih aktif dalam

mencari informasi, berperan secara aktif dalam perawatan

diri dan merubah perilaku untuk mendapatkan outcome

kehamilan yang lebih baik. Perubahan yang nyata terjadi

22
terutama di kota-kota besar dimana klinik ANC baik itu milik

perorangan, yayasan swasta maupun pemerintah sudah

mulai memberikan pelayanan kursus/kelas prapersalinan

bagi para calon ibu. Kemampuan klien dalam merawat diri

sendiri dipandang sangat menguntungkan baik bagi klien

maupun sistem pelayanan kesehatan karena potensinya

yang dapat menekan biaya perawatan. 

Dalam hal pilihan pelayanan yang diterima, ibu hamil dapat

memilih tenaga profesional yang berkualitas & dapat

dipercaya sesuai dengan tingkat pengetahuan dan kondisi

sosio-ekonomi mereka.

2. ANC pada usia kehamilan lebih dini. Data statistik mengenai

kunjungan ANC trimester pertama menunjukkan

peningkatan yang signifikan. Hal ini sangat baik sebab

memungkinkan profesional kesehatan mendeteksi dini dan

segera menangani masalah-masalah yang timbul sejak

awal kehamilan. Kesempatan untuk memberikan pendidikan

kesehatan tentang perubahan perilaku yang diperlukan

selama hamil juga lebih banyak.

3. Praktek yang berdasarkan bukti (evidence-based practice)

Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti

ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari

23
para praktisi dari seluruh penjuru dunia. Rutinitas yang tidak

terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi.

Sesuai dengan evidence-based practice, pemerintah telah

menetapkan program kebijakan ANC sebagai berikut:

Kunjungan ANC Dilakukan minimal 4 x selama kehamilan :

Kunjungan Waktu Alasan Trimester I Sebelum 14 minggu

1. Mendeteksi masalah yg dapat ditangani sebelum

membahayakan jiwa.

2. Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal, anemia,

kebiasaan tradisional yang berbahaya)

3. Membangun hubungan saling percaya

4. Memulai persiapan kelahiran & kesiapan menghadapi

komplikasi.

5. Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan , olahraga,

istirahat, seks, dsb).

Trimester II 14 – 28 minggu - Sama dengan trimester I

ditambah : kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan

(deteksi gejala preeklamsia, pantau TD, evaluasi edema,

proteinuria)

Trimester III 28 – 36 minggu - Sama, ditambah : deteksi

kehamilan ganda.

Setelah 36 minggu - Sama, ditambah : deteksi kelainan

letak atau kondisi yang memerlukan persalinan di RS.

24
Pemberian suplemen mikronutrien :Tablet yang

mengandung FeSO4 320 mg (= zat besi 60 mg) dan asam folat

500 mg sebanyak 1 tablet/hari segera setelah rasa mual hilang.

Pemberian selama 90 hari (3 bulan). Ibu harus dinasehati agar

tidak meminumnya bersama teh / kopi agar tidak mengganggu

penyerapannya.

Imunisasi TT 0,5 cc Interval Lama perlindungan %

perlindungan

TT 1 Pada kunjungan ANC pertama

1. TT 2 4 mgg setelah TT 1 3 tahun 80%

2. TT 3 6 bln setelah TT 2 5 tahun 95%

3. TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99%

4. TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 th/ seumur hidup 99%

3. Persalinan yang bersih dan aman

Focus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan

aman serta mencagah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan

pergeseran paradigma dari menunggu terjadinya dan kemudian

menangani komplikasi , menjadi pencegahan komplikasi.

Persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama

dan pasca persalinan terbukti mampu mengurangi kesakitan atau

kematian ibu dan bayi baru lahir.

Persalinan yang bersih dan aman memiliki tujuan memastikan

setiap penolong kelahiran/persalinan mempunyai kemampuan,

25
ketrampilan, dan alat untuk memberikan pertolongan yang bersih

dan aman, serta memberikan pelayanan nifas pada ibu dan bayi.

Dalam persalinan:

a. Wanita harus ditolong oleh tenaga kesehatan profesional yang

memahami cara menolong persalinan secara bersih dan aman.

b. Tenaga kesehatan juga harus mampu mengenali secara dini

gejala dan tanda komplikasi persalinan serta mampu

melakukan penatalaksanaan dasar terhadap gejala dan tanda

tersebut.

c. Tenaga kesehatan harus siap untuk melakukan rujukan kom

plikasi persalinan yang tidak dapat diatasi ke tingkat pelayanan

yang lebih mampu.

Sebagian besar komplikasi obstetri yang berkaitan dengan

kematian ibu tidak dapat dicegah dan diramalkan, tetapi dapat

ditangani bila ada pelayanan yang memadai. Kebanyakan

pelayanan obstetri esensial dapat diberikan pada tingkat pela-

yanan dasar oleh bidan atau dokter umum. Akan tetapi, bila

komplikasi yang dialami ibu tidak dapat ditangani di tingkat

pelayanan dasar, maka bidan atau dokter harus segera merujuk

dengan terlebih dahulu melakukan pertolongan pertama. Dengan

memperluas berbagai pelayanan kesehatan ibu sampai ke tingkat

masyarakat dengan jalur efektif ke fasilitas rujukan, keadaan

tersebut memastikan bahwa setiap wanita yang mengalami

26
komplikasi obstetri mendapat pelayanan gawat darurat secara

cepat dan tepat waktu.

4. Pelayanan obstetri esensial

Memastikan bahwa tempat pelayanan kesehatan dapat

memberikan pelayanan obstetri untuk risiko tinggi dan komplikasi

tersedia bagi ibu hamil yang membutuhkan.

Pelayanan obstetri esensial bagi ibu yang mengalami

kehamilan risiko tinggi atau komplikasi diupayakan agar berada

dalam jangkauan setiap ibu hamil. Pelayanan obstetri esensial

meliputi kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan ‘untuk

melakukan tindakan dalam mengatasi risiko tinggi dan komplikasi

kehamilan/persalinan.

Pelayanan obstetri esensial pada hakekatnya adalah

tersedianya pelayanan secara terus menerus dalam waktu 24 jam

untuk bedah cesar, pengobatan penting (anestesi, antibiotik, dan

cairan infus), transfusi darah, pengeluaran plasenta secara

manual, dan aspirasi vakum untuk abortus inkomplet. Tanpa peran

serta masyarakat, mustahil pelayanan obstetri esensial dapat

menjamin tercapainya keselamatan ibu. Oleh karena itu,

diperlukan strategi berbasis masyarakat yang meliputi:

a. Melibatkan anggota masyarakat, khususnya wanita dan

pelaksanaan pelayanan setempat, dalam upaya memperbaiki

kesehatan ibu.

27
b. Bekerjasama dengan masyarakat, wanita, keluarga, dan dukun

untuk mengubah sikap terhadap keterlambatan mendapat

pertolongan.

c. Menyediakan pendidikan masyarakat untuk meningkatkan

kesadaran tentang komplikasi obstetri serta kapan dan dimana

mencari pertolongan.

Departemen Kesehatan pada tahun 2000 telah menyusun

Rencana Strategis (Renstra) jangka panjang upaya penurunan

angka kematian ibu dan kematian bayi baru lahir. Dalam Renstra

ini difokuskan pada kegiatan yang dibangun atas dasar sistem

kesehatan yang mantap untuk menjamin pelaksanaan intervensi

dengan biaya yang efektif berdasarkan bukti ilmiah yang dikenal

dengan sebutan "Making Pregnancy Safer (MPS)" melalui tiga

pesan kunci.

Tiga pesan kunci MPS itu adalah

1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih,

2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan

yang adekuat akses terhadap pencegahan kehamilan yang

3. Setiap wanita usia subur mempunyai tidak diinginkan dan

penanganan komplikasi keguguran.

Dari pelaksanaan MPS, target yang diharapkan dapat dicapai

pada tahun 2010 adalah angka kematian ibu menjadi 125 per

100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi baru lahir

28
menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup. Dalam kerangka inilah

Departemen Kesehatan bersama Program Maternal & Neonatal

Health (MNH) sejak tahun 1999 mengembangkan berbagai

pendekatan baru yang didasarkan pada praktek-praktek terbaik

(best practices) yang diakui dunia untuk membantu memperbaiki

kondisi kesehatan ibu melahirkan dan bayi baru lahir di beberapa

daerah intervensi di Indonesia. 

Peranan Puskesmas

Puskesmas telah dikenal masyarakat sebagai tempat memperoleh

layanan kesehatan secara umum yang murah, sederhana, dan

mudah terjangkau terutama bagi kalangan kurang mampu. Sejak

pertama kali dicetuskan, puskesmas ditargetkan menjadi unit

pelaksana teknis pelayanan tingkat pertama/terdepan dalam sistem

kesehatan nasional. Maka dari itu, puskesmas juga menjadi salah

satu mata rantai pelayanan kesehatan dalam upaya menurunkan

angka kematian ibu melalui program-programnya yang mengacu

pada empat pilar Safe Motherhood. Dalam pilar pelayanan obstetri

esensial, puskesmas menekankan kebijakan berupa:

1. Memberikan pelayanan kesehatan untuk semua macam

penyakit obstetri

2. Khusus untuk obstetri harus mampu melakukan:

a. Pelayanan obstetri esensial darurat (POED)

1) Melakukan pertolongan persalinan vakum ekstraksi

29
2) Melakukan plasenta manual

3) Memasang infus dan memberikan obat parenteral

4) Meneruskan sistem rujukan bila fasilitas tidak memadai

b. Pelayanan Obstetri dan Neonatus Esensial Darurat

(PONED)

merupakan pelayanan POED ditambah dengan melakukan

pelayanan neonatus yang mengalami asfiksia ringan,

sedang, dan berat. Bila tidak memungkinkan, segera

melakukan rujukan.

3. Melaksanakan konsep sayang ibu dan sayang

bayi.                        

Secara keseluruhan, keempat tonggak tersebut merupakan

bagian dari pelayanan kesehatan primer. Dua di antaranya,

yaitu asuhan ante-natal dan persalinan bersih dan aman,

merupakan bagian dari pelayanan kebidanan dasar. Sebagai

dasar/fondasi yang dibutuhkan untuk menca-pai keberhasilan

upaya ini adalah pemberdayaan wanita.

Ada dua alasan yang menyebabkan Safe Motherhood perlu

mendapat perhatian. Pertama, besarnya masalah kesehatan ibu

dan bayi baru lahir serta dampak yang diakibatkannya. Data

menunjukkan bahwa seperempat dari wanita usia reproduktif di

negara berkembang mengalami kesakitan yang berhubungan

dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. Dampak sosial dan

30
ekonomi kejadian ini sangat besar, baik bagi keluarga, masyarakat,

maupun angkatan kerja di suatu negara. Keberadaan seorang ibu

merupakan tonggak utama untuk tercapainya keluarga yang

sejahtera dan kematian seorang ibu merupakan suatu bencana

bagi keluarganya. Kedua, Safe Motherhood pada hakikatnya

merupakan intervensi yang efisien dan efektif dalam menurunkan

angka kematian ibu.

3.6 Bagaimana peran laki-laki dalam program safe motherhood

(Keselamatan Ibu)?

Laki-laki sebagai suami ikut berperan dalam kehidupan dan kesehatan

istrinya dan juga dalam kesehatan anak-anak mereka. WHO

memperkirakan 585.000 perempuan meninggal setiap hari akibat

komplikasi kehamilan, proses kelahiran, dan aborsi yang tidak aman –

sekitar satu perempuan meninggal setiap menit. Hampir semua kasus

kematian ini sebenarnya dapat dicegah.

Pada beberapa negara terutama di negara berkembang,

kehamilan dengan komplikasi merupakan penyebab kematian yang

utama pada perempuan usia reproduksi. Ribuan perempuan

menderita penyakit dan ketidakmampuan yang serius, termasuk nyeri

panggul kronis, penyakit radang panggul, incontinence, dan

kemandulan yang disebabkan oleh kehamilan atau akibat

komplikasinya.

31
Kematian ibu menurut WHO adalah kematian yang terjadi saat

hamil, bersalin, atau dalam 42 hari pasca persalinan dengan

penyebab yang berhubungan langsung atau tudak langsung terhadap

kehamilan. Perdarahan, sepsis, kelahiran prematur akibat hipertensi,

lahir mati, dan komplikasi akibat aborsi yang tidak aman menjadi

penyebab langsung yang berkontribusi pada 80% kematian .

Keselamatan ibu berisi jaminan kesehatan yang baik bagi perempuan

sebagai ibu dan dan bayinya selama hamil, persalinan dan masa

setelah persalinan. Suami memainkan banyak peran kunci selama

masa kehamilan dan persalinan istri serta setelah bayi lahir.

Keputusan dan tindakan mereka berpengaruh terhadap kesakitan dan

kesehatan, kehidupan dan kematian ibu dan bayinya.

Langkah awal yang dapat dilakukan oleh laki-laki dalam

mempromosikan keselamatan ibu adalah merencanakan keluarganya.

Pembatasan kelahiran dan membuat jarak kelahiran paling sedikit 2

tahun, baik untuk menjaga kesehatan ibu dan anak, mengingat setiap

kehamilan membawa risiko kesehatan yang potensial untuk ibu,

walaupun ibu tersebut terlihat sehat dan berrisiko rendah.  Kehamilan

yang tidak direncanakan seringkali menjadi berisiko karena akan

membawa mereka untuk melakukan aborsi. Komplikasi aborsi yang

tidak aman menyebabkan 50.000 hingga 100.000 kematian setiap

tahun.

32
Mendukung Penggunaan Kontrasepsi.

Suami sebaiknya ikut menemani istrinya menemui konselor

keluarga berencana atau petugas kesehatan. sehingga mereka bisa

bersama-sama mengetahui metode kontrasepsi yang tersedia dan

memilih salah satu metode yang tepat. Seorang suami juga dapat

mendukung pasangannya dalam menggunakan metode modern

secara benar (seperti, membantu istrinya mengingatkan kapan harus

meminum pil KB setiap harinya), suami juga dapat menggunakan

metode kontrasepsi untuk dirinya sendiri, atau mendukung istri untuk

mempraktekkan metode pantang berkala. Suami seharusnya

memotivasi istrinya untuk meminta pertolongan kepada petugas

kesehatan bila merasakan efek samping akibat pemakaian alat

kontrasepsi.

Ketika istrinya hamil, suami dapat mendukung istri agar

mendapatkan pelayanan antenatal yang baik, menyediakan

transportasi atau dana untuk biaya konsultasi. Suami seharusnya

menemani istrinya konsultasi, sehingga suami juga dapat belajar

mengenai gejala dan tanda-tanda komplikasi kehamilan. Gizi yang

baik serta istirahat cukup penting bagi ibu selama masa kehamilan.

Suami ikut berperan agar istrinya dapat melahirkan bayi yang sehat

dengan menjamin istrinya mendapatkan makanan yang bergizi,

terutama makanan yang banyak mengandung zat besi dan vitamin

A. Anemia, walaupun bukan merupakan penyebab langsung kematian

33
ibu, namun merupakan faktor penyebab kematian. Ibu yang anemi

berisiko lima kali lebih besar untuk meninggal dibandingkan dengan

ibu yang tidak anemi.23 Vitamin A penting untuk kesehatan ibu dan

janin. Seorang ibu membutuhkan vitamin A yang cukup untuk

menunjang per-kembangan kesehatan bayi dan untuk kesehatannya

sendiri, khususnya untuk kesehatan mata dan sistem kekebalan

tubuh. Rabun malam pada ibu hamil adalah gejala kekurangan vitamin

A. Suplemen pil vitamin A dalam masa kehamilan, dapat menurunkan

angka kematian ibu dan bayi. Sebuah studi tentang kesehatan ibu di

bagian selatan Nepal menemukan bahwa vitamin A dosis rendah atau

beta-carotene tambahan dan bahan pangan yang banyak

mengandung vitamin A dapat menurunkan persentase kematian ibu

rata-rata 44%.

Mempersiapkan perawatan yang terlatih selama persalinan.

Pada negara-negara berkembang, kebanyakan ibu-ibu yang akan

melahirkan tidak dibantu oleh tenaga yang terlatih, melainkan ditolong

oleh dukun beranak atau anggota keluarga. Kehadiran tenaga terlatih

selama proses kelahiran dapat membuat suatu perbedaan antara

kehidupan dan kematian. Suami berperan dalam mempersiapkan

tenaga terlatih agar hadir pada saat persalinan dan membiayai

pelayanan yang diberikan. Suami juga harus mempersiapkan

transportasi serta mencukupi perlengkapan yang dibutuhkan.

34
Keterlambatan sering kali berkontribusi terhadap kematian ibu

ketika terjadi komplikasi kehamilan. Tiga jenis keterlambatan yang

berisiko terhadap kesehatan ibu, yaitu terlambat untuk mencari

pertolongan, terlambat mendapatkan pelayanan pada fasilitas

kesehatan, dan terlambat mendapatkan pertolongan yang memadai

pada fasilitas kesehatan. Suami dan anggota keluarga lainnya

memegang peranan yang penting dalam mendapatkan pelayanan

sesegera mungkin. Suami biasanya menjadi pemegang keputusan

ketika kondisi istri dalam keadaan membutuhkan pertolongan

kesehatan segera. Suami juga yang memutuskan transportasi apa

yang akan digunakan untuk mencapai tempat pelayanan kesehatan.

Suami dapat menghindari keterlambatan tersebut dengan cara

mengenali gejala-gejala persalinan imminen dan persalinan dengan

komplikasi.

Kebanyakan kematian ibu yang terjadi antara tiga hari setelah

persalinan, disebabkan karena adanya infeksi atau perdarahan. Hasil

penelitian terbaru menemukan kematian ibu dapat dicegah bila suami

dapat mengenal komplikasi-komplikasi potensial setelah persalinan

dan selalu siaga untuk mencari pertolongan jika hal tersebut terjadi.

Suami juga berperan agar istrinya mendapatkan makanan yang

bergizi. Pada masa menyusui, seorang ibu membutuhkan vitamin A

tambahan untuk menjaga agar vitamin-vitamin yang diperlukan dapat

diterima dengan baik oleh bayinya. Selama periode pasca persalinan,

35
suami dapat membantu pekerjaan rumah tangga yang berat seperti

mengumpulkan kayu dan air serta menjaga anak-anak.  Mereka juga

dapat mendorong istri untuk memberikan ASI agar dapat menolong

kontraksi uterus. Pada akhirnya, suami harus mulai memikirkan

metode kontrasepsi, baik berupa metode sementara untuk

memberikan jarak terhadap kelahiran yang berikutnya atau bila

mungkin vasektomi jika tidak mengi-nginkan anak lagi.

Menjadi Ayah yang bertanggung jawab.

Sebagai sorang ayah, laki-laki menentukan tingkat kesehatan anak-

anaknya. Seorang ayah dapat lebih terlibat dalam perkembangan

kesehatan anak-anaknya, sebagai contoh, memastikan bahwa anak-

anak mereka menerima semua kebutuhan imunisasinya. Sebuah studi

di Ghana, menemukan bahwa semakin banyak pengetahuan seorang

ayah, semakin besar peran mereka dalam memutuskan untuk

mengimunisasikan anak-anaknya.

Di Amerika Serikat, Baltimore’s Urban Fatherhood Program

mendorong laki-laki muda agar lebih bertanggung jawab sebagai ayah

dengan mempromosikan peran laki-laki yang positif. Anggota program

tersebut dimana banyak diantara mereka adalah remaja yang telah

menjadi seorang ayah, mendorong rekan-rekannya untuk menjadi

seorang ayah yang baik melalui kelompok-kelompok dukungan,

konseling, dan kelas yang menyajikan materi kete-rampilan hidup.

Mereka juga mengajarkan tentang fertilitas, reproduksi, siklus

36
menstruasi, kehamilan, gizi bayi serta perawatannya. Di Newark, New

Jersey, program serupa juga mengajarkan ayah-ayah muda mengenai

kontrasepsi termasuk menggunakan kondom dengan benar.

Ayah, sebagai panutan, dapat membantu kehidupan sosiali anak-

anaknya. Secara khusus, seorang ayah dapat mengajarkan anak laki-

lakinya agar menghormati perempuan dan memperlakukan mereka

sebagai manusia yang setara, mendukung anak perempuannya untuk

bersekolah dan berperan aktif dalam keluarga. Dengan begitu,

seorang ayah ikut mewujudkan status perempuan yang setara dan

menjadikan masa depan anak perempuannya lebih baik.

37
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dimana kita ketahui angka kematian ibu (AKI) masih sangat

tinggi,, khususnya di Indonesia. Berbagai penyebab utama nya seperti

perdarahan, infeksi dan eklampsi. Berbagai upaya terus diusahakan

dalam rangka menurunkan angka kematian ibu. Salah satunya adalah

mengimplementasikan program Safe Motherhood. Dimana safe

motherhood merupakan upaya untuk menyelamatkan wanita agar

kehamilan dan persalinannya sehat dan aman, serta melahirkan bayi

yang sehat.

Tujuan upaya Safe Motherhood adalah menurunkan angka

kesakitan dan kematian ibu hamil, bersalin, nifas, dan menurunkan

angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir.Program itu terdiri dari

empat pilar yaitu:

1. Keluarga berencana,

2. Pelayanan antenatal,

3. Persalinan yang aman, dan

4. Pelayanan obstetri esensial.

4.2 Saran

38
Hendaknya seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan

harus mengacu pada evidence based. Yaitu asuhan kebidanan yang

berdasarkan bukti dan hasil penilitian. Salah satunya adalah

melakukan program safe motherhood yaitu upaya untuk menurunkan

angka kematian dan kesakitan ibu. Diharapkan angka kematian ibu

setiap tahunya akan menurun.

39
DAFTAR PUSTAKA

WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank, Maternal Mortality in 2005 Estimates


developed by WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank

Departemen Kesehatan RI,Setiap Jam 2 Orang Ibu Bersalin Meninggal Dunia [1


screen] http: //www.depkes.go.id/index.php?option =news&task=
viewarticle&sid=448&Itemid=2, diakses pada 17 Desember 2007

Purnomo W,prsentasi Safe motherhood (Upaya Penurunan Kematian Ibu dan Bayi


Baru Lahir),FKM Unair; 2006

40

Anda mungkin juga menyukai