Anda di halaman 1dari 20

“MAKALAH PENDAMPINGAN IBU

HAMIL OLEH MAHASIWA”

DISUSUN OLEH :

DENI FITRI SARI

KELAS III A
DIII KEBIDANAN

DOSEN PEMBIMBING : ETY ALPRIANTI, SKM, M. Kes

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG


2018 / 2019
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Pendampingan Ibu Hamil Oleh Mahasiswa”

Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati kita mengucapkan terima kasih yang tak terhingga.

Kita menyadari bahwa Makalah ini masih belum sempurna, maka saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan Makalah ini. Akhir kata kita
berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan mendapatkan ridho dari Allah
SWT. Amin.

PADANG, 7 November 2018


Penulis

DENI FITRI SARI

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 4


A. Later Belakang ............................................................................................. 4
B. Tujuan ......................................................................................................... 5
C. Ruang lingkup .............................................................................................. 6

BAB II ISI ................................................................................................................ 7


1. Konsep ibu hamil ......................................................................................... 7
2. Konsep asuhan kebidanan berkesinambungan ............................................. 8
3. Pendampingan ibu hamil oleh mahasiswa ................................................. 11

BAB II KAJIAN JURNAL .................................................................................... 14

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 18


1. Kesimpulan ................................................................................................ 18
2. Saran .......................................................................................................... 18

DAFTAR PIUSTAKA ........................................................................................... 19

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kehamilan adalah perkembangan serta pertumbuhan janin saat berada dalam rahim
(uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur (ovum) dan sel sperma
(spermatozoa) hingga tiba saatnya persalinan.1 Kehamilan yang pertama dapat berisiko
tinggi terjadinya komplikasi, komplikasi kehamilan pada ibu hamil itu sendiri yaitu
keadaan abnormal yang dapat menimbulkan kesakitan, kecacatan bahkan kematian pada
ibu dan bayi dalam kandungan. Guna mencapai rendahnya angka kematian ibu hamil
secara signifikan diperlukan deteksi dini terhadap ibu hamil yang berisiko dan juga perlu
dilakukan peningkatan terhadap fasilitas pelayanan KIA di unit pelayanan kesehatan
masyarakat.

Berdasarkan WHO (World Health Organization) Kematian ibu adalah kematian yang
berlangsung saat hamil, bersalin atau nifas dan pasca persalinan berlandaskan penyebab
langsung ataupun tidak langsung di kehamilan dan persalinan.3 Pemicu langsung
kematian atau Trias Klasik yaitu Infeksi (11%), eklampsia (24%) dan perdarahan (28%).
Kemudian pada pemicu tidak langsung yaitu komplikasi / penyakit lain yang sebelumnya
diderita ibu hamil, seperti anemia, hipertensi, diabetes mellitus, hepatitis, penyakit
jantung, dan malaria. Maka berdasakan sejumlah Beberapa penelitian lain serupa yang
telah dilakukan sebelumnya adalah penelitian dari Sulistiyowati yang menunjukkan
terdapat 3 penyebab utama kematian perinatal yang saling berhubungan, penyebab
pertama yaitu keluarga dan ibu hamil menganggap sepele tanda bahaya kehamilan,
Kedua yaitu dianggap bahwa kasus tanda bahaya kehamilan hanya sebagai takdir / nasib
akibat komplikasi yang tidak terduga dan para anggota keluarga sudah berusaha
menyelamatkan namun gagal, Dan penyebab yang ketiga yaitu karena dari segi medis
(bidan) yang gagal menolong pada saat persalinan.

AKI dapat menjadi acuan dalam pemantauan kematian yang berkaitan dengan kehamilan.
Status kesehatan, pendidikan serta pelayanan selama kehamilan maupun persalinan
mempengaruhi Indikator AKI. Sensitivitas AKI pada perbaikan pelayanan kesehatan
menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. Berdasarkan

4
laporan rutin Puskesmas, pada tahun 2015 ada sebanyak 35 kasus ibu maternal di Kota
Semarang dari 27.334 kelahiran hidup / sekitar 128,05 per 100.000 Kelahiran hidup.
Angka kematian Ibu (AKI) di tahun 2013 berjumlah 107,95 per 100.000 KH dan 122,25
per 100.000 KH tahun 2014, dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Apabila ditinjau dari jumlah kematian Ibu, terdapat peningkatan dari 33 kasus menjadi 35
kasus dari tahun 2014 ke tahun 2015. Berikut persentase kematian ibu menurut
penyebabnya pada tahun 2011 – 2015, Kematian ibu tertinggi yaitu disebabkan oleh
eklampsia (34%), Penyebab lain karena perdarahan (28%), disebabkan penyakit (26%),
dan lain-lain sebesar 12%, dengan keadaan meninggal terbanyak disaat masa nifas yaitu
74,29% serta diikuti waktu hamil (17,14%). Hal ini bersamaan kondisi dengan jumlah ibu
hamil dan nifas risiko tinggi meningkat menjadi 46%. Kematian ibu di tahun 2015 saat
kondisi hamil yaitu 17,14%, menurun dibanding 1 tahun sebelumnya yaitu 18,18%.
Upaya lain yang telah dilakukan diantaranya adalah terbentuknya Pokja KIA, kerjasama
dengan perguruan tinggi dalam pendampingan bumil resti dan Perda Keselamatan Ibu
dan Anak.

Permulaan tahun 2015 Dinas Kesehatan Kota telah menyediakan sejumlah tenaga
kesehatan yaitu Petugas Surveilans Kesehatan (Gasurkes) selama satu tahun lamanya
guna pendataan serta pendampingan bumil. Dan juga sudah dilakukan pendampingan
bumil hingga akhir masa nifas dari kader kesehatan. Mortalitas dapat dijelaskan sebagai
kejadian kematian pada suatu masyarakat dari waktu ke waktu dan tempat tertentu yang
dapat menggambarkan status kesehatan masyarakat secara kasar, kondisi/ tingkat
permasalahan kesehatan, kondisi lingkungan fisik dan biologik secara tidak langsung.
Selain itu dapat pula digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan
kesehatan dan program pembangunan kesehatan.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep ibu hamil,
2. Untuk mengetahui bagaimana pendampingan ibu hamil oleh mahasiswa

5
C. Ruang Lingkup
Pada makalah ini , hanya membahas masalah – masalah yang berhubungan dengan
pendampingan ibu hamil oleh mahasiswa .

6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Konsep Ibu Hamil
Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang dan sebutan untuk wanita yang sudah
bersuami (KBBI, 2001: 416).

Hamil adalah mengandung janin dalam rahim karena sel telur yang dibuahi oleh
spermatozoa (KBBI, 2001: 385).

1. PROSES KEHAMILAN
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari:
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm

2. KEBIJAKAN PROGRAM KUNJUNGAN IBU HAMIL


Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
a. Satu kali pada triwulan pertama.
b. Satu kali pada triwulan kedua.
c. Dua kali pada triwulan ketiga

3. Pelayanan/ standar minimal termasuk “7T” :


a. Timbang berat badan.
b. Ukur Tekanan darah.
c. Ukur Tinggi fundus uterus.
d. Imunisasi TT (tetanus toksoid) lengkap.
e. Tablet tambah darah.
f. Tes terhadap Penyakit Menular Seksual.
g. Temu wicara (dalam rangka persiapan rujukan).

7
4. Tujuan asuhan antenatal
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial
ibu dan bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplkasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan, dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan peberian asi
eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal. (Saifuddin dkk, 2006: 90)

B. Konsep Asuhan Kebidanan Berkesinambungan

Asuhan berkesinambungan berhubungan dengan kualitas asuhan sepanjang waktu.


Terdapat dua perspektif terakit asuhan berkesinambungan. Secara tradisional, asuhan
berkesinambungan idealnya didasarkan pada pengalaman pasien dalam pemberian asuhan
berkelanjutan dengan seorang bidan maupun tenaga kesehatan lain. Sedangkan bagi
penyedia layanan kesehatan dalam sistem asuhan terpadu secara vertical, asuhan
berkesinambungan adalah pemberian layanan kesehatan tanpa batas kepada pasien,
melalui layanan terintegrasi, koordinasi, dan tukar informasi antara pemberi asuhan yang
berbeda. (Gulliford, 2006).

Asuhan kebidanan berkesinambungan mempunyai definisi yang beragam. Hodnett (2008)


merangkum definisi asuhan kebidanan berkesinambungan menjadi 4 hal:

1. Suatu pernyataan komitmen untuk mempopulerkan filosofi asuhan kebidanan.


Bahwa proses kehamilan dan persalinan merupakan suatu hal yang fisiologis.

8
2. Kepatuhan terhadap standar asuhan perawatan selama kehamilan dan atau
persalinan.
3. Suatu sistem dimana seorang pasien yang telah pulang dari Rumah Sakit,
secara rutin dirujuk ke layanan komunitas.
4. Perawatan yang sebenarnya oleh pemberi perawatan atau kelompok kecil
pemberi perawatan (yang sama), selama kehamilan, persalinan dan kelahiran
bayi, dan periode postpartum.

Asuhan kebidanan berkesinambungan dapat diberikan melalui model perawatan


berkelanjutan oleh bidan, yang mengikuti perempuan sepanjang masa kehamilan,
kelahiran dan masa pasca kelahiran, baik yang beresiko rendah maupun beresiko tinggi,
dalam setting pelayanan di komunitas, praktik mandiri bidan, maupun rumah sakit.
(Sandall, 2010).

Guilliland&Pairman (2010), menjelaskan bahwa asuhan kebidanan berkesinambungan


adalah asuhan kebidanan yang diberikan oleh bidan (dan tim nya) kepada perempuan
sepanjang keseluruhan pengalaman persalinannya. Asuhan ini menitikberatkan pada
hubungan satu-satu, antara pasien dan pemberi asuhan, dengan harapan dapat terbangun
“parnership” yang baik dengan pasien, sehingga terbina hubungan saling percaya.
Upaya tersebut dapat dimulai dari kehamilan dan seterusnya (bersalin dan postpartum,
serta masa menyusui), yang juga merupakan waktu yang paling tepat untuk bidan
bekerja bersama setiap perempuan untuk mendiskusikan harapannya dan ketakutannya
akan proses kelahiran dan proses menjadi ibu, serta membangun kepercayaan dirinya.

Bidan juga bekerja bersama keluarga dalam memberikan asuhan untuk mengatasi
ketakutan yang dirasakan perempuan dan mencegah terjadinya kesalahpahaman. Proses
pemecahan masalah dapat menjadi semakin mudah, karena setiap perempuan dapat
mengeksplorasi informasi dengan baik dan membuat keputusan terbaik untuk dirinya.
Bidan dan perempuan mempunyai waktu yang cukup untuk mendiskusikan tentang
persalinan, nyeri dan ketidaknyamanan, dampak terhadap lingkungan, dan
ketidakpastian dan kerumitan yang mungkin timbul. Jadi idelanya pada saat perempuan

9
memasuki fase persalinan, dia mempunyai kerelaan dan kepercayaan diri untuk
membiarkan dan percaya pada tubuhnya menjalankan proses persalinan.

Pelaksanaan asuhan kebidanan berkesinambungan berhubungan dengan berkurangnya


penggunaan teknologi dan intervensi farmakologi dalam persalinan. (Pairman, 2011).
Asuhan kebidanan berkesinambungan dapat meningkatkan kesehatan ibu dan bayi,
dengan efek samping minimal. Persentase persalinan spontan juga meningkat. (Sandall,
2010).

Model asuhan kebidanan berkesinambungan secara umum bertujuan untuk


meningkatkan kualitas asuhan berkelanjutan sepanjang siklus kehidupan. Sandall
(2010), menguraikan syarat asuhan berkesinambungan, yaitu:

1. Kesinambungan manajemen. Merupakan pendekatan pengaturan kasus yang


konsisten dan jelas, yang responsif dalam memenuhi kebutuhan klien.
Manajemen juga melibatkan komunikasi berdasarkan fakta dan penilaian
dalam tim, institusi pendidikan, dan batasan profesional kebidanan, serta antara
pemberi pelayanan dan pasien. Manajer dalam asuhan berkesinambungan
adalah bidan. Asuhan kebidanan berkesinambungan dapat dilakukan oleh 4
orang, dengan melibatkan mahasiswa kebidanan dan kader kesehatan.
2. Kesinambungan informasi. Semua tim yang terlibat dalam pemberian asuhan
mempunyai informasi yang cukup tentang keadaan kliennya untuk dapat
memberikan asuhan yang tepat. Informasi untuk klien, difokuskan pada
ketersediaan waktu untuk memberikan informasi yang relevan (terkait asuhan
yang diberikan). Semuanya penting, baik untuk para manajer (bidan) dan
pasien.
3. Kesinambungan hubungan. Hubungan berarti “hubungan terapeutic” antara
pasien dan tenaga kesehatan, sepanjang waktu. Hubungan personal yang tetap
terjaga sepanjang waktu, dapat mempunyai efek yang baik pada pasien dan
hasil asuhannya. Untuk memenuhi kaidah ini, asuhan berkesinambungan
hendaknya dilakukan oleh satu orang tenaga kesehatan yang sama.

10
Dalam kasus rujukan dari layanan primer ke sekunder yang terjadi selama proses
persalinan, bidan harus menyerahkan asuhannya kepada petugas yang berwenang,
dan diutamakan untuk tetap tinggal dan menemani perempuan selama persalinan di
tempat rujukan. Perencanaan tempat bersalin dan antisipasi tempat rujukan harus
diperhatikan sebagai konsep yang penting, yang dibicarakan selama asuhan
kehamilan. (Jonge, 2014).

C. Pendampingan Ibu Hamil Oleh Mahasiswa


1. Target:
a. Pada tahun 2030, mengakhiri kelaparan dan menjamin akses pangan yang
aman, bergizi, dan mencukupi bagi semua orang, khususnya masyarakat
miskin dan rentan termasuk bayi, di sepanjang tahun.
b. Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk malnutrisi, termasuk mencapai
target internasional 2025 untuk penurunan stunting dan wasting pada
balita dan mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan, wanita hamil dan
menyusui, serta lansia.
c. Pada 2030, mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per
100.000 kelahiran hidup
d. Pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah,
dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal
setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per
1.000 KH

2. Adapun tujuan adanya kegiatan pendampingan OSOC ini adalah:


1. Adanya upaya preventif dan promotif dalam rangka meningkatkan
kesehatan ibu dan anak
2. Adanya pendampingan secara berkelanjutan terhadap seorang perempuan
sejak diketahui hamil, persalinan hingga 40 hari masa nifas

11
3. Adanya deteksi dini terhadap faktor risiko maupun komplikasi yang terjadi
pada masa kehamilan, persalinan dan masa nifas untuk dilakukan
penanganan secara cepat dan tepat.
4. Adanya koordinasi dan kerja sama yang baik antara institusi pendidikan
dengan Pendampingan Ibu Hamil melalui institusi pelayanan kesehatan
khususnya maternitas.

3. Upaya penurunan AKI dan AKB


A. Penguatan supply:
a. Pusk PONED dan RS PONEK;
b. Penyediaan dan distribusi SDM kesehatan
c. Obat-obatan termasuk kontrasepsi
d. Penetapan NSPK
e. Pelatihan/pembinaan teknis dan klinis
B. Penyediaan pelayanan kes ibu dan KB yang berkualitas:
a. Optimalisasi Penggunaan Buku KIA pada Ibu Hamil
b. ANC Terpadu di FKTP & FKTR
c. Pencegahan & Penanganan: malaria, anemia, KEK, HIV/AIDS
(PMTCT) pada kehamilan
d. Peningkatan cakupan peserta KB aktif
e. Penanganan masalah gizi & penyakit pada bumil
C. Peningkatan persalinan di faskes
D. Penguatan demand melalui:
1. Pemberdayaan masyarakat,
2. Desa Siaga,Nagari Peduli Ibu
3. Posyandu,
4. Pembinaan Kelas Ibu-Bapak,
5. Kemitraan dengan dukun bayi (Kader KIA), PKK (Pemerhati
KIA,Kader Pendamping Keluarga Bumil Risti)
E. Law enforcement melalui berbagai regulasi, PP, Perpres, Permen, Perda,
Kepmen

12
F. Dukungan Pembiayaan Kesehatan Ibu yang memenuhi kebutuhan sesuai
permasalahan
G. Penguatan surveilans kematian ibu termasuk PWS, AMP dan CEMD
H. Kerjasama dan koordinasi dengan lintas sektor, lintas program,
Organisasi Profesi, LSM dan Swasta

4. Harapan Terhadap Institusi Pendidikan Kesehatan

a. Kolaborasi dengan Dinas Kesehatan dalam hal

1. Pelaksanaan Pendampingan pada daerah fokus dan atau masalah


kesehatan yg menjadi fokus utama, dilaksanakan secara komprehensif,
terintegrasi dan berkesinambungan dengan melibatkan mahasiswa dan
dosen.

2. Melakukan penelitian terkait KIA dan Gizi serta evaluasi


implementasi kebijakan

b. Turut memantau kebutuhan pelayanan kesehatan (medis dan publik health)


dan keluhan-keluhan terhadap pelayanan public

c. Penyesuaian Implementasi Kurikulum Pendidikan dengan kebutuhan


program dan standar internasional , diharapkan dihasilkan anak didik yang
siap pakai baik di Indonesia maupun di luar negeri.

d. Meningkatkan kapasitas tenaga pengajar untuk menghasilkan tenaga


pengajar yang kompeten dan sesuai standar internasional

13
BAB III KAJIAN JURNAL

1. PENDAMPINGAN IBU HAMIL MELALUI PROGRAM ONE STUDENT ONE


CLIENT (OSOC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GENUK SEMARANG (2017)
HASILNYA :
“Kegiatan pengabdian masyarakat tentang “Pendampingan Ibu Hamil melalui Program
One Student One Client (OSOC) di Wilayah Kerja Puskesmas Genuk Semarang”, dapat
meningkatkan hasil kesehatan ibu hamil, nifas, dan bayi baru lahir. Kesadaran terhadap
pentingnya kesehatan pada ibu hamil, nifas dan bayi baru lahir juga semakin meningkat
secara signifikan. Selain itu, ibu hamil dengan risiko tinggi lebih dapat dikontrol kondisi
kesehatannya. Program OSOC yang sudah berjalan dapat dilanjutkan secara
berkesinambungan dengan lebih meningkatkan koordinasi multisektoral, meliputi Dinas
Kesehatan Kota Semarang, Perawat, Bidan, dan Gesturkes Puskesmas Genuk, dan
pembimbing akademik. “

2. PENDAMPINGAN IBU HAMIL MELALUI PROGRAM ONE STUDENT ONE


CLIENT (OSOC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN
SRAGEN ( 2018 )
HASILNYA :
“Kegiatan pengabdian masyarakat pendampingan ibu hamil melalui program OSOc di
Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Sragen dapat dilaksanakan dengan baik
dengan hasil mayoritas ibu hamil dapat melalui kehamilannya dengan sehat serta kondisi
persalinan mayoritas normal dan berat badan bayi baru lahir juga mayoritas normal.
Untuk kondisi nifas juga mayoritas nifas normal. Untuk pemilihan alat kontrasepsi
mayoritas menggunakan KB suntik 3 bulan, Adanya peningkatan kesadaran dan
pengetahuan dari ibu hamil tersebut dan adanya kontrol yang rutin dari bidan puskesmas
setempat sehingga meskipun resiko tinggi tetapi persalinan, nifas, bayi baru lahir dapat
berjalan dengan kondisi normal.
Adanya program OSOC ini supaya dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dengan
meningkatkan koordinasi lintas sektoral yang lebih baik lagi antara dinas kesehatan

14
terkait dengan institusi pendidikan terutama keterkaitan dengan kalender akademik
institusi pendidikan.”

3. PENDAMPINGAN KELAS IBU HAMIL DALAM UPAYA MENINGKATKAN


KESEHATAN IBU & JANIN DI DESA KUTOSARI KECAMATAN DORO
KABUPATEN PEKALONGAN (2016)
HASILNYA :
“Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini sesuai dengan tujuan diadakannya
kegiatan pendampingan kelas ibu hamil, yaitu pengetahuan dan ketrampilan ibu hamil di
desa Kutosari semakin meningkat, mengenai kehamilan, perawatan kehamilan,
persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran
Selain hasil pendampingan kelas ibu hamil ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan,
kelas ibu hamil di desa
Kutosari merupakan kelas ibu hamil terbaik di kabupaten Pekalongan.”

4. GAMBARAN KEPUASAN IBU TERHADAP PROGRAM PENDAMPINGAN IBU


HAMIL DENGAN METODE IPE (2017)
HASILNYA:
“Karakteristik responden sebagian besar merupakan dewasa awal (berusia 2635 tahun),
lulusan SMA/MA/SMK, berstatus ibu tidak bekerja, memiliki pendapatan keluarga tiap
bulan <Rp 2.125.000,00, sudah memiliki jaminan kesehatan, dan tidak memiliki riwayat
abortus. Kepuasan ibu terhadap pendampingan ibu hamil dengan metode IPE oleh
mahasiswa FK Undip tahun 2017 dalam kategori puas (54,55%) dan tidak puas (45,45%).
Hasil pada setiap aspek yaitu aspek bukti fisik 52,7%, kehandalan 52,7%, daya tanggap
67,3%, jaminan 50,9%, dan empati 60,0% dalam kategori puas. Kepuasan ibu dapat
ditingkatkan dengan meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara kampus,
mahasiswa, dan puskesmas untuk optimalisasi pelayanan yang diberikan”

15
5. EVALUASI PROGRAM GERAKAN PENDAMPINGAN IBU HAMIL DAN
NEONATUS RISIKO TINGGI (GERDARISTI) UNTUK MENURUNKAN ANGKA
KEMATIAN IBU DAN BAYI DI KABUPATEN NGANJUK (2016)
HASILNYA :
“Program Gerdaristi di Kabupaten Nganjuk berjalan hampir 3 tahun. Latar belakang
pembentukan Program Gerdaristi adalah menurunkan AKI dan AKB. Program Gerdaristi
ini dilaksanakan diseluruh Kecamatan. Pelaksanaan Program Gerdaristi setiap satu bulan
sekali yang di pusatkan di Puskesmas. Selain pendampingan di Puskesmas juga dilakukan
kunjungan rumah tiap minggu oleh kader.Tingkat keberhasilan Program Gerdaristi sangat
tinggi yaitu jumlah kematian ibu dan bayi yang dari tahun ke tahun mengalami
penurunan. Meskipun demikian masih ditemukan beberapa hal diantaranya tidak
maksimalnya pendampingan yang dilakukan oleh kader dan tingkat pengetahuan ibu
tentang kehamilan risiko tinggi yang masih kurang, serta masih terdapatnya kematian ibu
dan bayi di beberapa kecamatan. Hal ini disebabkan ada beberapa faktor yang
menghambat diantaranya kesadaran ibu hamil untuk bersalin di rumah sakit yang rendah
serta adanya faktor kematian yang tidak bisa diprediksi dari awal.”

6. STUDI DESKRIPTIF PENDAMPINGAN IBU HAMIL OLEH MAHASISWA DI


KABUPATEN BREBES TAHUN 2018
HASILNYA :
“Pendampingan ibu hamil ada 24 responden (100%) sudah memiliki buku KIA, 13
responden (54,17 %) sudah terpasang stiker P4K, 22 responden (91,78%) terdampingi
oleh mahasiswa sebanyak > 4 kali dan 100% mahasiswa melakukan pengawasan
kehamilan.”

7. PENGARUH PROGRAM OSOC (ONE STUDENT ONE CLIENT) TERHADAP


KETERAMPILAN MAHASISWA BIDAN DALAM MEMBERIKAN ASUHAN
KEBIDANAN ( 2017 )
HASILNYA:
“Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada perbedaan pengetahuan mahasiswa
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan secara signifikan p 0,000 yaitu kelompok

16
perlakuan lebih tinggi (23,96) dibandingkan kelompok kontrol (22,97) setelah periode
praktik klinik. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti hanya meneliti perbedaan
nilai rata-rata antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol setelah adanya
perlakuan tanpa menilai perbedaan nilai rata-rata sebelum adanya perlakuan. Namun ada
upaya peneliti untuk menguatkan hasil yaitu dengan observasi yang dilakukan pra,
selama dan pasca intervensi. Selain itu instrumen penelitian yang digunakan untuk
mengukur pengetahuan hanya berbentuk pilihan Benar atau Salah. Namun upaya peneliti
untuk memperkuat hasil penelitian yaitu dengan menggabungkan nilai hasil penilaian
kuesioner dengan nilai hasil responsi uji ANC, INC dan PNC dari dosen akademik.
Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan skala yang lebih luas mengenai pengaruh
Program OSOC terhadap semua aspek baik pengetahuan, sikap maupun keterampilan
dengan mengendalikan beberapa aspek keterbatasanan dalam penelitian ini.”

8. Penerapan Model Pelayanan Maternitas One Student One Client Sebagai Upaya
Pencegahan Kematian Ibu Dan Bayi Di Kabupaten Kendal (2018)
HASILNYA :
“Penerapan model Pelayanan Maternitas OSOC di kabupaten kendal pada kelompok
mahasiswa dapat dilaksanakan dengan baik dilihat dari jumlah prosentase pada kelompok
yang diberi pendampingan OSOC yang lebih banyak dapat menemukan resiko tinggi
pada ibu hamil, jenis pertolongan persalinan yang normal, dan kondisi ibu dan bayi pasca
persalinan yang mayoritas sehat. Penemuan resiko tinggi saat kehamilan dan keadaan ibu
dan bayi yang sehat pasca persalinan akan mengurangi kejadian Angka Kematian Ibu dan
Bayi di Kabupaten Kendal.”

17
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan
Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang dan sebutan untuk wanita yang sudah
bersuami. Hamil adalah mengandung janin dalam rahim karena sel telur yang dibuahi oleh
spermatozoa.

Kebidanan berkesinambungan adalah asuhan kebidanan yang diberikan oleh bidan (dan tim
nya) kepada perempuan sepanjang keseluruhan pengalaman persalinannya. Asuhan ini
menitikberatkan pada hubungan satu-satu, antara pasien dan pemberi asuhan, dengan
harapan dapat terbangun “parnership” yang baik dengan pasien, sehingga terbina hubungan
saling percaya. Upaya tersebut dapat dimulai dari kehamilan dan seterusnya (bersalin dan
postpartum, serta masa menyusui), yang juga merupakan waktu yang paling tepat untuk
bidan bekerja bersama setiap perempuan untuk mendiskusikan harapannya dan ketakutannya
akan proses kelahiran dan proses menjadi ibu, serta membangun kepercayaan dirinya.

2. Saran
Diharapkan dengan adanya program OSOC ( one student one client ) ini dapat menurunkan
angka tematian ibu. Pendampingan ibu hamil oleh mahasiswa sebaiknya dilakukan dengan
pendampingan oleh dosen pembimbing agar bias berjalan dengan lancer

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Kamus besar bahasa indonesia 2001 hal 416, 385


2. Syafrudin, hamidah. 2009. Kebidanan komunitas. Jakarta.:EGC
3. Guilliland K, Pairman S. 2010. The Midwifery partnership: a Model of Practice (2nd ed.)
New Zaeland College of Midwives, Christchurch.
4. Jonge AD, et.al. 2014. Continuity of care: What Matters to Women when They are
Referres from Primary to Secondary Care during Labour?. BMC Pregnancy and
Childbirth 2014, 14:103
5. Pairman S, Tracy S, Thorogood C, et.al. 2011. Midwifery: Preparation for Practice.
Churchill Livingstone, Sydney Australia.
6. Sandall J. 2010. A Report: The Contribution of Continuity of Midwifery Care to High
Quality Maternity Care. The Royal College of Midwives, UK.
7. JURNAL PENGARUH PROGRAM OSOC (ONE STUDENT ONE CLIENT)
TERHADAP KETERAMPILAN MAHASISWA BIDAN DALAM MEMBERIKAN
ASUHAN KEBIDANAN ( 2017 )
9. JURNAL STUDI DESKRIPTIF PENDAMPINGAN IBU HAMIL OLEH
MAHASISWA DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2018
10. JURNAL PENDAMPINGAN IBU HAMIL MELALUI PROGRAM ONE STUDENT
ONE CLIENT (OSOC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOHARJO
KABUPATEN SRAGEN ( 2018 )

19
11. JURNAL PENDAMPINGAN IBU HAMIL MELALUI PROGRAM ONE STUDENT
ONE CLIENT (OSOC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GENUK SEMARANG
(2017)
12. JURNAL PENDAMPINGAN KELAS IBU HAMIL DALAM UPAYA
MENINGKATKAN KESEHATAN IBU & JANIN DI DESA KUTOSARI
KECAMATAN DORO KABUPATEN PEKALONGAN (2016)
13. JURNAL GAMBARAN KEPUASAN IBU TERHADAP PROGRAM
PENDAMPINGAN IBU HAMIL DENGAN METODE IPE (2017)
14. TESIS EVALUASI PROGRAM GERAKAN PENDAMPINGAN IBU HAMIL DAN
NEONATUS RISIKO TINGGI (GERDARISTI) UNTUK MENURUNKAN ANGKA
KEMATIAN IBU DAN BAYI DI KABUPATEN NGANJUK (2016)

20

Anda mungkin juga menyukai