Disusun Oleh :
Kelompok 2
Tingkat 2.1
Tim Penulis
i
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... iii
1.2 Rumusan masalah.............................................................................. iii
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................. iv
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Perawatan Ibu Hamil…………………………….. 1
2.2 Asuhan Keperawatan Ibu Hamil………………………………… 22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Risiko tinggi pada kehamilan dapat ditemukan saat menjelang waktu kehamilan,
waktu hamil muda, waktu hamil pertengahan, saat in partu 2 bahkan setelah persalinan
(Manuaba, 2008). Ibu hamil yang mengalami gangguan medis atau masalah kesehatan akan
dimasukan kedalam kategori risiko tinggi, sehingga kebutuhan akan pelaksanaan asuhan pada
kehamilan menjadi lebih besar (Robson and Waugh, 2012). Angka Kematian Ibu (AKI)
merupakan salah satu indikator kesehatan suatu bangsa. Kematian ibu merupakan kematian
seorang wanita yang dapat disebabkan pada saat kondisi hamil atau menjelang 42 hari setelah
persalinan. Hal ini dapat terjadi akibat suatu kondisi yang berhubungan atau diperberat oleh
kehamilannya maupun dalam penatalaksanaan, tetapi bukan termasuk kematian ibu hamil
yang diakibatkan karena kecelakaan (Maternity & Putri, 2017).
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mencatat sekitar
830 wanita diseluruh dunia meninggal setiap harinya akibat komplikasi yang terkait dengan
kehamilan maupun persalinan dan sebanyak 99% diantaranya terdapat pada negara
berkembang. Di negara berkembang, pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu mencapai 239 per
100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan negara maju yang hanya mencapai 12 per
100.000 kelahiran hidup (WHO, 2018). Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health
Organization (WHO) mencatat sekitar 830 wanita diseluruh dunia meninggal setiap harinya
akibat komplikasi yang terkait dengan kehamilan maupun persalinan dan sebanyak 99%
diantaranya terdapat pada negara berkembang. Di negara berkembang, pada tahun 2015
Angka Kematian Ibu mencapai 239 per 100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan negara
maju yang hanya mencapai 12 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2018)
iii
1.2.2 Asuhan Keperawatan Ibu Hamil
1. Bagaimanakah pengkajian pada masa kehamilan ?
2. Apa saja pemeriksaan pada ibu hamil ?
3. Bagaimana diagnosis keperawatan saat kehamilan ?
4. Bagaimana intervensi keperawatan saat kehamilan ?
5. Bagaimana evaluasi keperawatan saat kehamilan ?
6. Bagaimana format asuhan keperawatan ibu hamil ?
7. Bagaimana contoh asuhan keperawatan ibu hamil ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Konsep Dasar Perawatan Ibu Hamil
1. Untuk mengetahui pengertian dari kahamilan
2. Untuk mengetahui bagaimana proses dari kehamilan
3. Untuk mengetahui pengertian dari menstruasi
4. Untuk mengetahui bagaimana proses menstruasi
5. Untuk mengetahui bagaimana siklus menstruasi
6. Untuk mengetahui apa saja tanda dan gejala kehamilan
7. Untuk mengetahui bagaimana perubahan fisik, fisiologis, dan psikologis ibu
hamil
8. Untuk mengetahui apa saja diagnose medis ibu hamil
1.3.2 Asuhan Keperawatan Ibu Hamil
1. Untuk mengetahui pengkajian pada masa kehamilan
2. Untuk mengetahui pemeriksaan pada ibu hamil
3. Untuk mengetahui diagnosis keperawatan saat kehamilan
4. Untuk mengetahui intervensi keperawatan saat kehamilan
5. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan saat kehamilan
6. Untuk mengetahui format asuhan keperawatan ibu hamil
7. Untuk mengetahui contoh asuhan keperawatan ibu hamil
iv
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Perawatan Ibu Hamil
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Manuaba, 2012, mengemukakan kehamilan adalah proses mata rantai yang
bersinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,pembentukan placenta dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm. Manuaba (2010) mengemukakan lama kehamilan
berlangsung sampai persalinan aterm (cukup bulan) yaitu sekitar 280 sampai 300 hari.
Menurut Departemen Kesehatan RI, kehamilan adalah masa dimulai saat konsepsi sampai
lahirnya janin, lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) di hitung dari
triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, 11 trimester/ trimester ke-2
dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan, triwulan/ trimester ke-3 dari bulan ke-7 sampai ke-9.
Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu,karena itu ibu hamil
membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama suami agar dapat menjalani proses
kehamilan sampai melahirkan dengan aman dan nyaman
2.1.2 Proses Kehamilan
Bertemunya sel sperma laki-laki dan sel ovum matang dari wanita yang kemudian
terjadi pembuahan, proses inilah yang mengawali suatu kehamilan. Untuk terjadi suatu
kehamilan harus ada sperma, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), implantasi (nidasi) yaitu
perlekatan embrio pada dinding rahim, hingga plasentasi / pembentukan plasenta. Dalam
proses pembuahan, dua unsur penting yang harus ada yaitu sel telur dan sel sperma. Sel telur
diproduksi oleh indung telur atau ovarium wanita, saat terjadi ovulasi seorang wanita setiap
bulannya akan melepaskan satu sel telur yang sudah matang, yang kemudian ditangkap oleh
rumbai – rumbai (microfilamen fimbria) dibawa masuk kerahim melalui saluran telur (tuba
fallopi), sel ini dapat bertahan hidup dalam kurun waktu 12-48 jam setelah ovulasi. Berbeda
dengan wanita yang melepaskan satu sel telur setiap bulan, hormon pria testis dapat terus
bekerja untuk menghasilkan sperma. Saat melakukan senggama (coitus), berjuta-juta sel
sperma (spermatozoon) masuk kedalam rongga rahim melalui saluran telur untuk mencari sel
telur yang akan di buahi dan pada akhirnya hanya satu sel sperma terbaik yang bisa membuahi
sel telur.
1
a. Sel Telur (ovum)
Sel telur berada di dalam indung telur atau ovarium. Sel telur atau ovum merupakan
bagian terpenting di dalam indung telur atau ovarium wanita. Setiap bulannya, 1-2 ovum
dilepaskan oleh indung telur melalui peristiwa yang disebut ovulasi. Ovum dapat dibuahi
apabila sudah melewati proses oogenesis yaitu proses pembentukan dan perkembangan sel
telur didalam ovarium dengan waktu hidup 24-48 jam setelah ovulasi, sedangkan pada pria
melalui proses spermatogenesis yaitu keseluruhan proses dalam memproduksi sperma
matang. Sel telur mempunyai lapisan pelindung berupa sel-sel granulose dan zona pellusida
yang harus di tembus oleh sperma untuk dapat terjadi suatu kehamilan (Megasari, dkk, 2015:
25). Ovarium terbagi menjadi dua, yaitu sebelah kiri dan kanan, didalamnya terdapat follicel
primary (folikel ovarium yang belum matang) sekitar 100.000. Ovarium berfungsi
mengeluarkan sel telur/ ovum setiap bulan, dan meghasilkan hormon estrogen dan
progesterone.
Gambar 2.1
Letak dan Gambaran Potongan Melintang Ovarium
Ovarium terletak di dalam daerah rongga perut (cavitas peritonealis) pada cekungan
kecil di dinding posterior ligamentum latum/ ligamen yang melekat pada kedua sisi uterus,
dengan ukuran 3cm x 2cm x 1cm dan beratnya 5-8 gram (Megasari, dkk, 2015: 19). Didalam
ovarium terjadi siklus perkembangan folikel, mulai dari folikel yang belum matang /folikel
primordial menjadi folikel yang sudah masak/ matang (follicel de graff). Pada siklus haid,
folikel yang sudah matang akan pecah menjadi suatu korpus yang disebut corpus rubrum yang
mengeluarkan hormon esterogen, saat hormon LH (luteinizing hormone) meningkat sebagai
sebagai reaksi tubuh akibat naiknya kadar esterogen yang disebut dengan corpus luteum /
2
massa jaringan kuning di ovarium yang akan menghambat kerja hormon FSH (follicel
stimulating hormone) dengan menghasilkan hormon progesteron dan berdegenerasi, 14 jika
tidak terjadi pembuahan korpus ini akan berubah menjadi corpus albican/ badan putih dan
siklus baru pun dimulai.
b. Sel Sperma (spermatozoa)
Sperma mempunyai bentuk/ susunan yang sempurna yaitu kepala berbenruk lonjong
agak gopeng berisi inti (nucleus), diliputi oleh akrosom dan membran plasma. Leher sperma
menghubungkan kepala dan bagian tengah sperma. Ekor sperma mempunyai panjang kurang
lebih 10 kali bagian kepala dan dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
Gambar 2.2
Proses Pembentukan Sel Sperma
Sama halnya ovum yang melalui proses pematangan, sperma juga melalui proses
pematangan (spermatogenesis) yang 15 berlangsung di tubulus seminiferus testis. Meskipun
begitu terdapat perbedaanya yang jelas yaitu setelah melalui proses penggandaan/ replikasi
DNA dan pembelahan sel dengan jumlah kromosom yang sama (mitosis) serta proses
pembelahan sel dengan pengurangan materi ginetik pada sel anak yang dihasilkan (meiosis)
yaitu untuk satu oogonium diploid menghasilkan satu ovum haploid matur/ matang,
sedangkan untuk satu spermatogonium diploid menghasilkan empat spermatozoa haploid
matur. Pada sperma jumlahnya akan berkurang tetapi tidak habis seperti ovum dan tetap
diproduksi meskipun pada lanjut asia. Sperma juga memiliki enzim hyaluronidase yang akan
melunakkan sel – sel graulosa (sel pelindung ovum) saat berada dituba. Dalam 100 juta
sperma pada setiap mililiter air mani yang dihasilkan, rata-rata 3 cc tiap ejakulasi, dengan
kemampuan fertilisasi selama 2 – 4 hari, rata-rata 3 hari (Holmes, 2011: 26).
3
c. Pembuahan Ovum (Konsepsi)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia konsepsi yaitu percampuran inti sel jantan
dan inti sel betina, definisi lain konsepsi/ fertilisasi yaitu pertemuan sel ovum dan sel sperma
(spermatozoon) dan membentuk zigot (Sunarti, 2013: 31). Konsepsi terjadi sebagai dampak
beberapa peristiwa kompleks yang mencakup proses pematangan akhir 16 spermatozoa dan
oosit, transpor gamet didalam saluran genetalia wanita, selanjutnya peleburan gamet pria dan
wanita, pembentukkan jumlah kromosom diploid. Sebelum terjadinya konsepsi dua proses
penting juga terjadi, yang pertama ovulasi (runtuhnya/ lepasnya ovum dari ovarium/ indung
telur sebagai hasil pengeluaran dari folikel dalam ovarium yang telah matang (matur). Ovum
yang sudah dilepaskan selanjutnya masuk kedalam uterus (tuba fallopi) dibantu oleh rumbai –
rumbai (microfilamen fimbria) yang menyapunya hingga ke tuba. Ovum siap dibuahi setelah
12 jam dan hidup selama 48 jam, apabila dalam kurun waktu tersebut gagal bertemu sperma,
maka ovum akan mati dan hancur. Kedua inseminasi yaitu pemasukan sperma (ekspulsi
semen) dari uretra pria kedalam genetalia/ vagina wanita. Berjuta-juta sperma masuk kedalam
saluran reproduksi wanita setiap melakukan ejakulasi semen / pemancaran cairan mani.
Dengan menggerakkan ekor dan bantuan kontraksi muskular yang ada, sperma terus bergerak
menuju tuba melalui uterus. Dari berjuta-juta sperma yang masuk hanya beberapa ratus ribu
yang dapat meneruskan ke uterus menuju tuba fallopi, dan hanya beberapa ratus yang hanya
sampai pada ampula tuba. Bila ovulasi terjadi pada hari tersebut, ovum dapat segera di buahi
oleh sperma yang 17 memiliki cukup banyak enzim hialuronidase (enzim yang menembus
selaput yang melindungi ovum). Hanya ada satu dari ratusan sperma yang dapat membuahi
ovum dan membentuk zigot.
d. Fertilisasi
Menurut Kamus Saku Kedokteran Dorlan definisi fertilisasi (fertilization) yaitu
penyatuan gamet jantan dan betina untuk membentuk zigot yang diploid dan menimbulkan
terbentuknya individu baru. Fertilisasi adalah proses ketika gamet pria dan wanita bersatu,
yang berlangsung selama kurang lebih 24 jam, idealnya proses ini terjadi di ampula tuba yaitu
tabung kecil yang memanjang dari uterus ke ovarium pada sisi yang sama sebagai jalan untuk
oosit menuju rongga uterus juga sebagai tempat biasanya terjadi fertilisasi.
4
Gambar 2.3
Tahap Sperma Memasuki Ovum
Sebelum keduanya bertemu, terdapat tiga fase yang terjadi diantaranya :
a. Fase Penembusan Korona Radiata
Dari 200-300 juta hanya sekitar 300-500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa
menembus korona radiata karena sudah mengalami proses kapasitasi,
b. Fase Penembusan Zona Pellusida
Yaitu sebuah perisai glikoprotein di sekeliling ovum yang mempermudah dan
mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi akrosom. Spermatozoa yang
bisa menempel di zona pellusida, tetapi hanya satu yang memiliki kualitas terbaik mampu
menembus oosit,
c. Fase Penyatuan Oosit dan Membran Sel Sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid dan
terbentuk jenis kelamin baru. Zigot yang terdiri atas bahan genetik dari wanita dan pria, pada
manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk autosom (kromosom yang
bukan kromosom seks) sedangkan lainya sebagai kromosom pembawa tanda seks, pada
seorang pria satu kromosom X dan satu kromosom Y. Sedangkan pada wanita dengan tanda
seks kromosom X. Jika spermatozoon kromosom X bertemu, terjadi jenis kelamin 19 wanita
dan sedangkan bila kromosom seks Y bertemu, terjadi jenis kelamin pria, sehingga yang
menentukan jenis kelamin adalah kromosom dari pria/ pihak suami. Sekitar 24 jam setelah
konsepsi, zigot mengalami pembelahan menjadi 4 sel, 8 sel hingga 16 sel yang disebut
blastomer (sel yang dihasilkan dari pembelahan ovum yang sudah dibuahi). Setelah tiga hari
sl-sel tersebut akan membelah membentuk buah arbei dari 16 sel tersebut atau disebut dengan
morula dalam waktu empat hari. Saat morula masuk kedalam rongga rahim, cairan mulai
menembus zona pellusida lalu masuk kedalam ruang sel yang ada dimassa sel dalam.
Berangsur – angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga
(blastocoele) biasa disebut blastokista dalam waktu lima hari. Pada sel bagian dalam disebut
embrioblas dan bagian luar disebut trofoblas. Seiring bergulirnya blastula menuju rongga
uterus, zona pellusida/ membran luar blastula akan menipis dan akhirnya menghilang
sehingga trofblas dapat memasuki dinding rahim/ endometrium dan siap berimplantasi di
dalam dinding uterus.
e. Implantasi (nidasi)
Pada hari keenam, lapisan trofoblas blastosis bersentuhan dengan endometrium uterus,
biasanya terjadi di dinding posterior atas dan mulai berimplantasi. Pada lapisan luar sel
(trofoblas), dapat 20 mengeluarkan enzim proteolitik (enzim yang kaya protein) yang
5
melarutkan sebagian endometrium. Jaringan endometrium banyak mengandung sel-sel
desidua yaitu sel-sel besar yang banyak mengandung glikogen dan mudah dihancurkan oleh
trofoblas, lalu sel-sel trofoblas (sinsitiotrofoblas) menyekresi enzim yang mengikis
endometrium untuk membantu penyediaan nutrisi bagi embrio yang tengah berkembang serta
membantu perlekatan embrio pada endometrium. Blastula berisi massa sel dalam (inner cell
mass) akan mudah masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka yang kemudian sembuh dan
menutup lagi. Saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (tanda hartman)
(Megasari, dkk. 2015: 28).
Gambar : 2.4
Proses Pembuahan (Fertilisasi) Dan Penanaman (Implantasi).
7
Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan
meluruh dan terjadinya proses menstruasi berikutnya.
8
tidak lebih dari 60 ml. Fase ini diikuti oleh fase proliferasi (hari ke 6-14) saat lapisan
endometrium dan kelenjar serta pembuluh rahim tumbuh sebagai respons terhadap stimulasi
oleh estrogen. Fase terakhir berupa sekretori (hari ke 14-28) yaitu saat garis endometrium
semakin tebal dan kelenjar uterin mulai mengeluarkan secret. Fase terakhir ini terutama di
atur oleh progesteron. Menstruasi mempunyai kisaran waktu tiap siklus sekitar 28-35 hari
setiap bulannya. Siklus menstruasi terdiri dari :
a Fase Menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan
dengan dinding endometrium yang robek. Dapat juga dikarenakan berhentinya sekresi
hormone estrogen dan progesterone sehingga kandungan hormone dalam darah menjadi
tidak ada
b Fase Proliferasi/ Fase Folikuler ditandai dengan menurunnya hormone progesterone
sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel
dalam ovarium serta dapat membuat hormone estrogen di produksi kembali. Sel folikel
berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormone estrogen
yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekresi FSH
tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek.
c Fase Ovulasi/ Fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum
pada hari ke-14 sesudah menstruasi 1. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel
dan folikel akan mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi
untuk menghasilkan hormone progesterone yang berfungsi untuk mempertebal dinding
endometrium yang kaya akan pembuluh darah.
d Fase Pasca Ovulasi/ Fase Sekresi ditandai dengan corpus luteum yang mengecil dan
menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat
sekresi hormone estrogen dan progesterone sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH
dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesterone maka penebalan dinding endometrium
akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase
perdarahan atau menstruasi.
Siklus menstruasi terjadi selama masa reproduksi dari masa pubertas hingga masa
menopause sebagai reaksi terhadap variasi – variasi gerak hormone. Lapisan endometrium
(dinding rahim) berkembang sebagai persiapan untuk implantasi telur yang sudah dibuahi,
dan dalam keadaan tidak hamil lapisan itu akan luruh dalam bentuk darah melalui vagina.
Menopause adalah terhentinya sedikit demi sedikit dan berakhirnya siklus menstruasi
dihubungkan dengan menipisnya oosit di dalam ovarium dan akibat turunnya kadar
estrogen yang terjadi antara usia 45-50 tahun (Atikah dan Siti Misaroh, 2009).
9
2.1.6 Tanda – Tanda Kehamilan
A. Gejala Kehamilan Tidak Pasti :
1. Tidak haid adalah gejala pertama yang dirasakan oleh seorang wanita yang menyadari
kalau dirinya sedang hamil. Penting untuk dicatat tanggal hari pertama haid terakhir
guna menentukan usia kehamilan dan memperkirakan tanggal kelahiran. Rumus
sederhana menentukan tanggal kelahiran yaitu tanggal ditambah 7 sedangkan bulan
dikurangi 3, dihitung dari tanggal pertama haid terakhir.
2. Mual dengan diikuti muntah ataupun tidak sering terjadi pada bulan bulan
pertama kehamilan.
3. Mengidam atau menginginkan sesuatu baik itu makanan, minuman atau hal
hal yang lain.
4. Gangguan buang air besar karena pengaruh hormonal.
5. Sering kencing terutama bila kehamilan sudah besar.
6. Kadang kadang wanita hamil bisa pingsan di keramaian terutama pada bulan bulan
awal kehamilan.
7. Tidak ada nafsu makan, mungkin ada hubungannya dengan mual mual diatas.
B. Tanda Kehamilan Pasti :
1. Perubahan warna kulit menjadi lebih gelap dari sebelumnya yang kira kira terjadi
diatas minggu ke 12 kehamilan.
2. Keputihan atau keluarnya cairan berlebihan dari vagina karena pengaruh hormonal.
3. Perubahan payudara menjadi lebih tegang dan membesar.
4. Pembesaran perut terutama tampak jelas setelah kehamilan 14 minggu.
5. Tes kehamilan memberikan hasil positif.
6. Pada perabaan di bagian perut dirasakan adanya janin serta gerak janin.
7. Bila didengarkan menggunakan alat Doppler maka akan terdengar detak jantung janin.
8. Pada pemeriksaan USG dilihat gambaran janin.
9. Pada pemeriksaan rontgen terlihat gambaran rangka janin
10
1. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal
yang kompleks. Selama masa subur berlangsung 20-35 tahun, hanya 420 buah ovum
yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi (Manuaba, 2010:75).
Setiap bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari indung telur (ovulasi)
yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur (Dewi dkk,
2010:59). Pelepasan telur (ovum) hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-
14 pada siklus menstruasi normal 28 hari (Bandiyah, 2009:1)
2. Spermatozoa
Sperma bentuknya seperti kecebong terdiri atas kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti (nucleus). Leher yang menghubungkan kepala dengan bagian
tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
Panjang ekor kira-kira sepuluh kali bagian kepala. Secara embrional, spermatogonium
berasal dari sel-sel primitive tubulus testis. Setelah bayi laki-laki lahir, jumlah
spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan sampai akil balig (Dewi dkk,
2011: 62). Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks,
spermatogonium berasal dari primitive tubulus, menjadi spermatosid pertama, menjadi
spermatosit kedua, menjadi spermatid, akhirnya spermatozoa. Sebagian besar
spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba
falopii. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genetalia wanita dapat hidup selama
tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi (Manuaba, 2010:76-77)
3. Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)
Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/koitus) terjadi ejakulasi
sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita, dimana akan melepaskan
cairan mani berisi sel sel sperma ke dalam saluran reproduksi wanita. Jika senggama
terjadi dalam masa ovulasi, maka ada kemungkinan sel sperma dalam saluran
reproduksi wanita akan bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada
saat ovulasi. Pertemuan sel sperma dan sel telur inilah yang disebut sebagai
konsepsi/fertilisasi (Dewi dkk, 2011:67). Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit
sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba (Saifuddin,
2010:141) Menurut Manuaba dkk (2010:77-79), keseluruhan proses konsepsi
berlangsung seperti uraian dibawah ini:
a) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiate yang
mengandung persediaan nutrisi.
b) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah sitoplasma yang vitelus.
11
c) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi
dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran zona pelusida.
d) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang dindingnya
penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu hidup
terlama di dalam ampula tuba.
e) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
4. Nidasi atau implantasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Umumnya nidasi terjadi pada depan atau belakang rahim dekat fundus
uteri. Terkadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua yang
disebut tanda Hartman (Dewi dkk, 2011:71). Pada hari keempat hasil konsepsi
mencapai stadium blastula disebut blastokista, suatu bentuk yang di bagian luarnya
adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini
berkembang menjadi janin dan trofoblas akan berkembang menjadi plasenta. Sejak
trofoblas terbentuk, produksi hormone hCG dimulai, suatu hormone yang memastikan
bahwa endometrium akan menerima (reseptif) dalam proses implantasi embrio
(Saifuddin, 2010:143)
5. Plasentasi
Plasenta adalah organ vital untuk promosi dan perawatan kehamilan dan
perkembangan janin normal. Hal ini diuraikan oleh jaringan janin dan ibu untuk
dijadikan instrumen transfer nutrisi penting (Afodun et al , 2015). Plasentasi adalah
proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio ke dalam
endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18
minggu setelah fertilisasi (Saifuddin, 2010:145).Pertumbuhan plasenta makin lama
makin besar dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan
sekitar 16 minggu. Plasenta dewasa/lengkap yang normal memiliki karakteristik
berikut:
a) Bentuk budar /oval
b) Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm
c) Berat rata-rata 500-600 gr.
d) Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di tengah/sentralis,
disamping/lateralis, atau tepi ujung tepi/marginalis.
e) Di sisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol (katiledon) yang diliputi
selaput tipis desidua basialis.
12
f) Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion) menuju tali
pusat. Korion diliputi oleh amnion.
g) Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat sampai
600-700 cc/ menit (aterm) (Dewi dkk, 2011:84)
h) Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi. Menurut dewi dkk (2011:72-80)
pertumbuhan dan perkembangan embrio dari trimester 1 sampai dengan trimester
3
1. Uterus
a) Ukuran
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20 cm
dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. hal ini memungkinkan bagi adekuatnya
akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar akibat hipertropi
dan hiperplasi otot rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik,
dan endometrium menjadi desidua. Jika penambahan ukura TFU per tiga jari,
dapat dicermati dalam table berikut ini (Sulistyawati, 2010:59). Penyebab
pembesaran uterus adalah peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh
darah, hiperplasia dan hipertrofi, perkembangan desidua (Kumalasari, 2015:4)
13
b) Berat
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram
pada akhir bulan (Sulistyawati, 2010:60).
1) Posisi rahim dalam kehamilan
a Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau retrofleksi
b Pada 4 bulan kehamilan, Rahim tetap berada dalam rongga pelvis
c Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya
dapat mencapai batas hati
d Pada ibu hamil, Rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga
abdomen kanan atau kiri (Sulistyawati, 2010:60).
2. Ovarium
Selama kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal kehamilan masih terdapat
korpus luteum graviditatum dengan diameter sebesar 3 cm. Setelah plasenta
terbentuk korpus luteum graviditatum mengecil dan korpus luteum mengeluarkan
hormone estrogen dan progesteron (Kumalasari, 2015:5)
2) Perubahan Pada Mamma
Mamma akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin,
estrogen, danprogesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Dibawahpengaruh
progesterondan somatomammotropin terbentuk lemak disekitar kelompok-kelompok
alveolussehingga mamma menjadi lebih besar. Papila mamma akab lebih membesar,
lebih tegak, dan tampak lebih hitam, seperti seluruh aerola mamma karena
hiperpigmentasi(Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 95). Sumber lain
menyebutkan "sedikit pembesaran payudara, peningkatan sensitivitas dan ras geli
mungkin dialami khususnya oleh primigravida, pada kehamilan minggu ke-4. Cairan
yang jenrnih ditemukan dalam payudara pada usia kehamilan 4 minggu dan kolostrum
dapat diperah keluar pada usia kehamilan16 minggu (Farrer, 2001 : 64).
3) Perubahan Kardiovaskuler atau Hemodinamik
Karakteristik yang khas adalah denyut nadi istirahat meningkat sekitar 10 sampai
15 denyut per menit pada kehamilan. Oleh karena diagfragma makin naik selama
kehamilan jantung digeser ke kiri dan ke atas. Sementara itu, pada waktu yang sama
organ ini agak berputar pada sumbu panjangnya. Keadaan ini mengakibatkan apeks
jantung digerakkan agak lateral dari posisinya pada keadaan tidak hamil normal dan
membesarnya ukuran bayangan jantung yang ditemukan pada radiograf (Dewi dkk,
2011:93)
14
4) Perubahan pada sistem Pernafasan
Timbulnya keluhan sesak dan pendek nafas. Hal ini disebabkan karena uterus
yang tertekan kea rah diagfragma akibat pembesaran rahim.Volume tidal (volume
udara yang diinspirasi/diekspirasi setiap kali bernafas normal) meningkat. Hal ini
dikarenakan pernafasan cepat dan perubahan bentuk rongga toraks sehingga O2 dalam
darah meningkat (Kumalasari, 2015:5)
5) Perubahan Pada Ginjal
Selama Kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang
volumenya meningkat sampai 30-50% atau lebih, yang puncaknya terjadi pada
kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan. (Pada saat ini aliran darah
ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar.) Terjadi miksi
(berkemih) sering pada awal kehamilan karena kandung kemih tertekan oleh rahim
yang membesar. Gejala ini akan menghilang pada Trimester III kehamilan dan di akhir
kehamilan gangguan ini muncul kembali karena turunnya kepala janin ke rongga
panggul yang menekan kandung kemih (Kumalasari, 2015:5)
6) Perubahan Sistem Endokrin
Pada ovarium dan plasenta, korpus luteum mulai menghasilkan estrogen dan
progesterone dan setelah plasenta terbentuk menjadi sumber utama kedua hormone
tersebut. Kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif
menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi), keringat
berlebihan dan perubahan suasana hati. Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat
karena kebutuhan kalsium janin meningkat sekitar minggu ke 15-35. Pada pankreas
sel-selnya tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk memenuhi kebutuhan
yang meningkat (Kumalasari, 2015:5-6)
7) Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesterone, dan elastin dalam
kehamilan menyebabkan kelemahan jaringan ikat serta ketidakseimbangan persendian.
Pada kehamilan trimester II dan III Hormon progesterone dan hormon relaksasi
jaringan ikat dan otot-otot. Hal ini terjadi maskimal pada satu minggu terakhir
kehamilan. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin
membesar dalam abdomen sehingga untuk mengompensasi penambahan berat ini,
bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang
lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita (Dewi dkk,
2011:103).
8) Perubahan Sistem Gastrointestinal
15
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah
sehingga terjadi sembelit (Konstipasi). Wanita hamil sering mengalami Hearthburn
(rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih
lama berada di dalam lambung dan arena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian
bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan
(Kumalasari, 2015:7)
9) Perubahan Sistem Integumen
Pada kulit terjadi hiperpigmentasi yang dipengaruhi hormone Melanophore
Stimulating Hormone di Lobus Hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.
(Kamariyah dkk, 2014:34). Sehubungan dengan tingginya kadar hormonal, maka
terjadi peningkatan pigmentasi selama kehamilan. Ketika terjadi pada kulit muka
dikenal sebagai cloasma. Linea Alba adalah garis putih tipis yang membentang dari
simfisis pubis sampai umbilikus, dapat menjadi gelap yang biasa disebut Line Nigra
(Dewi dkk, 2011:99). Pada primigravida panjang linea nigra mulai terlihat pada bulan
ketiga dan terus memanjang seiring dengan meningginya fundus. Pada Muligravida
keseluruhan garis munculnya sebelum bulan ketiga (Kamariyah dkk, 2014:34). Striae
Gravidarum yaitu renggangan yang dibentuk akibat serabut-serabut elastic dari lapisan
kulit terdalam terpisah dan putus. Hal ini mengakibatkan pruritus atau rasa gatal
(Kumalasari, 2015:6). Kulit perut mengalami perenggangan sehingga tampak retak-
retak, warna agak hyperemia dan kebiruan disebut striae lividae (timbul karena
hormone yang berlebihan dan ada pembesaran/perenggangan pada jaringan
menimbulkan perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit menjadi biru). Tanda
regangan timbul pada 50% sampai 90% wanita selama pertengahan kedua kehamilan
setelah partus berubah menjadi putih disebut striae albikans (biasanya terdapat pada
payudara, perut, dan paha) (Kamariyah dkk, 2014:34)
10) Traktus digestivus
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nusea). Mungkin
ini akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otototot traktus
digestivusmenurun, sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang.
Tidak jarang dijumpai pada bulan-bulan pertama kehamilan gejala muntah (emesis).
Biasanya terjadi pada pagi hariyang dikenal sebagai morning sickness (Hanifa, Abdul
Bari dan Trijatmo, 2005 : 96).
11) Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus
yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan
16
makin tuanya kehamilan bila uterus gravidarum keluar dari rongga panggul. Pada
akhir kahamilan bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas 12 panggul, keluhan
sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali
(Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 97.
12) Edema
Edema tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan hal fisiologis.
Namun bila disertai edema di tubuh bagian atas seperti muka dan lengan, terutama 13
bila diikuti peningkatan tekanan darah, maka dapat dicurigai adanya preeklamsia
(Manjoer, dkk, 2001 : 258).
13) Tulang dan Gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligamen-ligamen
melunak (softening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila
pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan janin, kalsium maternal pada
tulang-tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi
kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium (Mochtar, 1998 : 38).
17
bervariasi antara wanita yang satu dan yang lain. Meski beberapa wanita mengalami
peningkatan hasrat seksual, tetapi secara umum trimester pertama merupakan waktu
terjadinya penurunan libido dan hal ini memerlukan komunikasi yang jujur dan terbuka
terhadap pasangan 4 masing-masing. Banyak wanita merasakan kebutuhan kasih
sayang yang besar dan cinta kasih tanpa seks. Libido secara umum sangat dipengaruhi
oleh keletihan, nausea, depresi, payudara yang membesar dan nyeri, kecemasan,
kekhawatiran, dan masalah-masalah lain merupakan hal yang sangat normal terjadi
pada trimester pertama.
a. Merasa tidak sehat dan benci kehamilannya.
b. Selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
c. Mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya sedang hamil
d. Mengalami gairah seks yang lebih tinggi tapi libido turun
e. Khawatir kehilangan bentuk tubuh.
f. Membutuhkan penerimaan kehamilannya oleh keluarga.
g. Ketidakstabilan emosi dan suasana hati.
h. Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil
i. Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada trimester pertama berbeda2,
kebanyakan wanita hamil mengalami penurunan pada periode ini Pada trimester I
atau bulan-bulan pertama ibu akan merasa tidak berdaya dan merasa minder karena
ibu merasakan perubahan pada dirinya. Segera setalah konsepsi kadar hormon
estrogen dan progesterone meningkat, menyebabkan mual dan muntah pada pagi
hari, lemah, lelah dan pembesaran payudara
b) Trimester II
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni periode
ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal
dialami saat hamil. Namun, trimester kedua juga merupakan fase ketika wanita
menelusur ke dalam dan paling banyak mengalami kemunduran. Trimester kedua
sebenarnya terbagi atas dua fase: pra-quickening dan pascaquickening. Quickening
menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah, yang menjadi dorongan bagi
wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamannya pada trimester kedua, yakni
mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda dari ibunya.
Pada trimester kedua, mulai terjadi perubahan pada tubuh. Orang akan mengenali
Anda sedang hamil. Sebagian besar wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua,
kurang labih 80% wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual
18
mereka dibanding pada trimester pertama dan sebelum hamil. Trimester kedua relatif
terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik, dan ukuran perut wanita belum menjadi
masalah besar, lubrikasi vagina semakin banyak pada masa ini, kecemasan,
kekhawatiran dan masalah – masalah yang sebelumnya menimbulkan ambivalensi
pada wanita tersebut mereda . Selain itu tanda – tanda lain adalah :
a. Ibu sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima kehamilannya.
b. Mulai merasakan gerakan bayi dan merasakan kehadiran bayi sebagai
seseorang di luar dirinya.
c. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban.
d. Libido dan gairah seks meningkat.
e. Ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin membesar
sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak
memperhatikan lagi.
f. Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I karena nafsu
makan sudah mulai timbul dan tidak mengalami mual muntah sehingga ibu
lebih bersemangat
g. Biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan selama
trisemester ini dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali.
c) Trimester III
Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan.
Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang
terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan
was-was mengingat bayi dapat lahir kapanpun. Hal ini membuatnya berjaga-jaga
sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul.
Trimester ketiga merupakan waktu, persiapan yang aktif terlihat dalam menanti
kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian utama wanita terfokus pada
bayi yang akan segera dilahirkan. Pergerakan janin dan pembesaran uterus, keduanya
menjadi hal yang terus menerus mengingatkan tentang keberadaan bayi. Wanita
tersebut lebih protektif terhadap bayinya. Sebagian besar pemikiran difokuskan pada
perawatan bayi. Ada banyak spekulasi mengenai jenis kelamin dan wajah bayi itu
kelak. Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ketiga. Wanita mungkin merasa
cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri. Seperti: apakah nanti
bayinya akan lhir abnormal, terkait persalinan dan pelahiran (nyeri, kehilangan
kendali, hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah ia akan menyadari bahwa ia akan
bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar,
19
atau apakah organ vitalnya akan mengalami cedera akibat tendangan bayi. Ia juga
mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak
istimewa khusus lain selama kehamilan, perpisahan antara ia dan bayinya yang tidak
dapat dihindari, dan perasaan kehilangan karena uterusnya yang penuh secara tiba-tiba
akan mengempis dan ruang tersebut menjadi kosong. Depresi ringan merupakan hal
yang umum terjadi dan wanita dapat menjadi lebih bergantung pada orang lain lebih
lanjut dan lebih menutup diri karena perasaan rentannya. Wanita akan kembali
merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia
akan merasa canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat
besar dan konsisten dari pasangannya. Pada pertengahan trimester ketiga, peningkatan
hasrat seksual yang terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang karena
abdomennya yang semakin besar menjadi halangan. Alternatif untuk mencapai
kepuasan dapat membantu atau dapat menimbulkan perasaan bersalah jika ia merasa
tidak nyaman dengan caracara tersebut. Berbagi perasaan secara jujur dengan
pasangan dan konsultasi mereka dengan anda menjadi sangat penting. Perubahan
lainnya adalah Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.. Ibu khawatir bayinya
akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang tidak normal.
20
4. P0004 Premature Rupture of Membranes(PROM)
Premature Rupture of Membranes(PROM) adalah kondisi di mana kantung
ketuban pecah sebelum waktu persalinan dimulai. Kondisi ini dapat terjadi baik
sebelum janin matang dalam kandungan (sebelum minggu ke-37 masa kehamilan),
maupun setelah janin matang.
5. P0005 Gestational Diabetes
Diabetes gestasional adalah diabetes yang muncul pada masa kehamilan, dan
hanya berlangsung hingga proses melahirkan. Kondisi ini dapat terjadi di usia
kehamilan berapa pun, namun lazimnya berlangsung di minggu ke-24 sampai ke-28
kehamilan.
6. P0006 Tekanan darah tinggi atau Pregnancy Induced Hypertension (PIH)
Hipertensi gestasional atau hipertensi yang diinduksi kehamilan ( PIH ) adalah
perkembangan hipertensi baru pada wanita hamil setelah usia kehamilan 20 minggu
tanpa adanya protein dalam urin atau tanda pre-eklampsia lainnya . Hipertensi
gestasional didefinisikan sebagai memiliki tekanan darah lebih besar dari 140/90 pada
dua kesempatan terpisah setidaknya 6 jam terpisah.
7. P0007 Eklampsia
Eklamsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai tekanan darah tinggi
dan kejang sebelum, selama, atau setelah persalinan. Kondisi serius ini selalu di dahului
dengan preeklamsia sebelumnya.
8. P0008 Preeklampsia
Preeklamsia adalah kondisi peningkatan tekanan darah disertai dengan adanya
protein dalam urine. Kondisi ini terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu.
9. P0009 Blighted Ovum
Blighted ovum (anembryonic gestation) atau kehamilan anembrionik adalah
kehamilan yang tidak mengandung embrio meskipun terjadi pembuahan di dalam
rahim. Kondisi ini merupakan salah satu penyebab umum terjadinya keguguran pada
tiga bulan pertama kehamilan.
10. P0010 Hepatitis A
Hepatitis A adalah peradangan organ hati yang disebabkan oleh infeksi virus
hepatitis A. Infeksi yang akan mengganggu kerja organ hati ini dapat menular dengan
mudah, melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi virus.
11. P0011 Hepatitis B
Hepatitis B adalah peradangan organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B.
Virus ini dapat menular melalui hubungan seksual atau berbagi jarum suntik.
21
12. P0012 Hepatitis C
Hepatitis C adalah peradangan pada organ hati akibat infeksi virus hepatisis C.
Sebagian penderita hepatitis C dapat mengalami penyakit liver kronis, hingga mengalami
kanker hati.
13. P0013 Keguguran (Abortus)
Keguguran adalah berhentinya kehamilan dengan sendirinya saat masih hamil
muda (sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu). Penyebab keguguran sangat
beragam pada tiap orang, misalnya akibat penyakit yang diderita ibu hamil atau akibat
janin tidak berkembang secara normal.
14. P0014 Kanker rahim (Ovarium)
Kanker ovarium merupakan kanker yang muncul di jaringan indung telur. Kanker
ovarium lebih sering terjadi pada wanita pascamenopause.
15. P0015 Kista Ovarium (Kista Indung Telur)
Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang tumbuh pada indung telur
(ovarium) wanita. Kista ini biasanya muncul selama masa subur atau selama wanita
mengalami menstruasi.
16. P0016 Hamil Anggur (Mola Hidatidosa)
Mola hydatidosa atau hamil anggur adalah pembentukan ari-ari (plasenta) yang
abnormal saat kehamilan. Hamil anggur tergolong komplikasi kehamilan yang jarang
terjadi.
17. P0017 Toxoplamosis
Toxoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma
gondii. Organisme kecil ini dapat hidup pada kucing. Infeksi toxoplasmosis ini
sebenarnya tergolong langka.
18. P0018 Rubella (Campak Jerman)
Campak Jerman atau Rubella adalah infeksi virus yang ditandai dengan ruam
merah pada kulit. Meskipun sama-sama menyebabkan ruam kemerahan pada kulit, rubella
berbeda dengan campak. Selain disebabkan oleh virus yang berbeda, efek campak
umumnya lebih parah dibandingkan rubella.
19. P0019 Citomegalovirus (CMV)
Cytomegalovirus atau CMV adalah kelompok virus dapat menginfeksi
manusia dan menimbulkan penyakit. Infeksi CMV biasanya tidak berbahaya dan tidak
menimbulkan gangguan kesehatan karena sistem kekebalan tubuh bisa
mengendalikan infeksi virus tersebut.
20. P0020 Herpes Simplex tipe II
22
Herpes kelamin atau herpes genital adalah penyakit menular seksual pada pria dan
wanita, yang menyebabkan luka melepuh di area kelamin. Namun, penderita herpes genital
juga bisa tanpa gejala.
21. P0021 Kanker leher rahim (kanker serviks)
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim.
Umumnya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru
muncul saat kanker sudah mulai menyebar. Dalam banyak kasus, kanker serviks
terkait dengan infeksi menular seksual.
22. P0P0022 Mioma Uteri
Mioma uteri atau juga dikenal sebagai fibroid rahim adalah sebuah tumor (atau
miom) jinak yang tidak memiliki sifat kanker. Kondisi ini bisa digambarkan sebagai
sel otot rahim yang tumbuh secara abnormal. Kisaran ukuran tumor berbeda-beda, bisa
kecil atau bahkan besar hingga memengaruhi rahim.
Pengkajian ibu pada masa kehamilan terdiri dari pengkajian riwayat menstruasi,
riwayat obstetri, riwayat kontrasepsl, Tiwayat penyakit dan operasi, dan riwayat
kesehatan.
1. Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi diperlukan guna menentukan taksiran persalinan (TP). TP
yang ditentukan berdasarkar hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk menentukan
TP berdasarkan HPHT, dapat digunakan rumus Neagle, yaitu har ditambah tujuh,
bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
Contoh :
HPHT 30 Agustus 2014 berarti TP tanggal 7 Mei 2015. Aturan Nagle lebih akurat
dilakukan pada ibu dengan siklus menstruasi yang teratur dengan 28 hari, kurang
akurat pada ibu dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
2. Riwayat Obstetri
Riwayat obstetri memberikan informasi mengenai kehamilan sebelumnya agar
perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan saat ini. Riwayat
obstetri pada kehamilan dan persalinan sebelumnya, antara lain:
23
a. Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH)
b. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
c. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persa- linan, dan penolong
persalinan
d. Jenis anestesi dan kesulitan persalinan
e. Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan perdarahan
f. Komplikasi pada bayi
g. Riwayat masa nifas sebelumnya
3. Riwayat Kontrasepsi
Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada kunjungan pertama.
Beberapa kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu atau keduanya.
Penggunaan Kontrasepst oral sebelum kelahiran dan berlanjut saat kehamilan yang
tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual janin.
5. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko tinggl
untuk masalah genetik sepertt anemia sickle sel, talasemia)
b. Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisas
c. Penyakit kronis terus-menerus/menahun), seperti asma dan jantung.
d. Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan cedera (pelvis dan panggul)
e. Infeksi sebelumnya, seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan tuberkolosis
f. Riwayat dan perawatan anemia
g. Fungsi vesika urinaria dan bowel (ungsi dan perubahan]
h. Jumlah konsumsi kafein setiap hari seperti kopi, teh coklat, dan minuman ringan
lainnya
i. Merokok (jumlah batang/hari)
j. Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko
terinfeksi toxoplasma
k. Alergi dan sensitif dengan obat
24
l. Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit
m. Riwayat Kesehatan Keluarga
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, ter. masuk penyakit kronis
(terus-menerus/menahun) seperti diabetes melitus dan jantung, infeksi seperti
tuberkolosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu dikumpulkan.
Asuhan keperawata pada ibu hamil dilakukan dengan mela- kukan pemeriksaan
fisiklengkap pada ibu hamil. Hal ini diperlukan untuk mendeteksi masalah fisik yang
dapat memengaruhi kehamilan. Adapaun pemeriksaan fisik, sebagai berikut:
1. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah
b. Nadi
Nadi diperiksa selama satu menit penuh untuk. dapat menentukan keteraturan detak
Jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya
sama kuat dan teratur. Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa
terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi.
c. Pernapasan
25
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit. Takipnea
terjadi karena infeksi pernapasan atau penyakit jantung. Suara nafas harus sama bilateral,
ekspansi paru simetris, dan lapangan. paru bebas dari suara nafas abdominal.
d. Suhu
Suhu tubuh normal selama kehamilan adalah 36,2 -37,60C. Peningkatan suhu
menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
2. Sistem Kardiovaskular
a. Bendungan vena
b. Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada ekstremitas akibat
perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial. Penekanan dengan ibu jari atau
jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan. Keadaan ini disebut pitting edema.
Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda
dari hipertensi pada kehamilan.
3. Sistem Muskuloskeletal
a. Postur
Mekanik dan perubahan postur bisa terjadi selamal kehamilan. Keadaan ini
mengakibatkan regangan otot punggung dan tungkai.
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagal data dasar untuk dapat menentukan
kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum konseps kurang dari 45 kg
dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat
badan lahir rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan
diabetes pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio cdesaria dan
infeksi postpartum. Rekomendasi kenaikan berat badan selama kehamilan berdasarkan
indeks masa tubuh.
c. Pengukuran pelvis
26
Tulang pelvis diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya yang
berguna untuk persa- inan per vaginam.
d. Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika fundus
bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kenih harus dikosongkan sebelum
pemeriksaan dilakukan untuk menentukan keakuratannya. Pengukuran metode Mc.
Donal dengan posisi ibu berbaring.
4. Sistem Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diper. lukan bila ibu tidak memiliki tanda
dan gejala yang mengindikasikan ada masalah. Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya
dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya komplikasi kehamilan.
5. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasanya. Pucat menandakan anemis jaundice
menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi, seperti cloasmd gravidarum,
serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan, dan strie perlu dicatat. Penampang kuku
berwarna merah mudal menandakan pengisian kapiler baik.
6.Sistem Endokrin
7. Sistem Gastrointestinal
a. Mulut
Membran mukosa berwarna merah mudadan lembut. Bibir bebas dari userasi, gusi
berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan estrogen yang menyebabkan
hiperplasia. Gigi yang terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara
teratur karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya
persalinan prematur. Trisemester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan
perawatan gigi.
b. Usus
27
Stetoskop hangat untuk memerksa bising usus lebih nyaman untuk ibu hamil. Bising
usus bisa berkurang Karena erek progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan
kontipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare.
8. Sistem Urinarius
Pengumpulan urine untuk pemeriksaan dilakukan dengan cara urine tengah. Urine
diperiksa untuk mendeteksi tanda infeksi saluran kemih dan zat yang ada dalam urine
yang menandakan suatu masalah.
a. Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine, hal ini
menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal serta hipertensi pada
kehamilan.
b. Glokosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa disebut normal pada ibu hamil.
Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan gula darah.
c. Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan. aktivitas yang berat atau
pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
d. Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih yang biasa
terjadi pada ibu hamil
9. Sistem Reproduksi
a. Payudara
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu diperiksa dari eksoriasi,
ulserasi, lesi, varises dan jaringan parut pada perineum.
28
c. Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu tidak hamil dan berwarna merah kebiruan
pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.
Diagnosis keperawatan ibu pada saat hamil dilakukan pada trisemester l. Il, dan III .
a. Keletihan
b. Disfungsi seksual
c. Resiko hipovolemia
d. Konstipasi
a. Keletihan
Intervensi keperawatan pada ibu hamil pada trimester I, II dan III, yaitu :
A. Trimester I
1. Keletihan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …….x 24 jam diharapkan pasien dengan
tingkat keletihan menurun dengan kriteria hasil :
1. Verbalisasi kepulihan energy meningkat
2. Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin meningkat
3. Tenaga meningkat
4. Verbalisasi lelah menurun
5. Lesu menurun
29
2. Disfungsi seksual
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …….x 24 jam diharapkan pasien dengan
fungsi seksual membaik dengan kriteria hasil :
1. Kepuasan hubungan seksual meningkat
2. Merbalisasi aktivitas seksual berubah menurun
3. Verbalisasi eksitasi seksual berubah menurun
4. Verbalisasi peran seksual berubah menurun
5. Verbalisasi fungsi seksual berubah menurun
6. Keluhan nyeri saat berhubungan seksual (dispareunia) menurun
3. Resiko hipovolemia
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …….x 24 jam diharapkan pasien dengan
status cairan membaik dengan kriteria hasil :
1. Frekuensi nadi membaik
2. Tekanan darah membaik
3. Tekanan nadi membaik
4. Membran mukosa membaik
5. Jugular venous pressure (JVP) membaik
4. Konstipasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …….x 24 jam diharapkan pasien dengan
kontinensia fekal membaik dengan kriteria hasil :
1. Pengontrolan pengeluaran feses meningkat
2. Defekasi membaik
3. Frekuensi buang air besar membaik
B. Trimester II
Bergantung pada masalah yang ada pada ibu, Tujuan perawatan fisiologis dan psikologis
:
1. Keletihan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …….x 24 jam diharapkan pasien dengan
tingkat keletihan menurun dengan kriteria hasil :
1. Verbalisasi kepulihan energy meningkat
2. Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin meningkat
3. Tenaga meningkat
4. Verbalisasi lelah menurun
5. Lesu menurun
30
2. Pola tidur
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …….x 24 jam diharapkan pasien dengan
pola tidur membaik dengan kriteria hasil :
1. Keluhan sulit tidur menurun
2. Keluhan sering terjaga menurun
3. Keluhan tidak puas tidur menurun
4. Keluhan pola tidur berubah menurun
5. Keluhan istirahat tidak cukup menurun
C. Trimester III
Tujuan perawatan fisiologis dan psikologis, yaitu:
Selain kriteria hasil yang telah disebutkan sebelumnya, berikut ini merupakan
intervensi keperawatan pada ibu hamil secara mandiri yang dilakukan pada trisemester I,
II, dan III:
A. Trimester I
Informasi tentang perawatan mandiri yang diberikan kepadal ibu di trimester I :
1. Edukasi Aktivitas/Istirahat
Tindakan :
Observasi
31
Terapeutik
Edukasi
2. Edukasi Seksualitas
Tindakan :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
32
3. Manajemen Hipovolemia
Tindakan :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Tindakan :
Observasi
Terapeutik
33
Edukasi
Kolaborasi
B. Trimester II
Informasi tentang perawatan mandiri yang diberikan kepada ibu di trimester II:
1. Edukasi Aktivitas/Istirahat
Tindakan :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
5. Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik/olahraga secara rutin
6. Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain atau aktivitas lainnya
7. Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
8. Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat
9. Anjarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan
2. Dukungann Tidur
Tindakan :
Observasi
1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
34
2. Identifikasi factor pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis)
Terapeutik
3. Fasilitasi menghilangkan setres sebelum tidur.
4. Tetapkan jadwal tidur rutin
5. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mi. pijat, pengaturan posisi,
terapi akupresur)
Edukasi
6. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
7. Anjurkan menghhindari makanan/minuman yang mengganggu tidur
8. Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara nonfarmakologi lainnya
C. Trimester III
Informasi tentang perawatan mandiri yang diberikan ibu pada trimester III:
1. Latihan Otot Panggul
Tindakan :
Observasi
1. Monitor pengeluaran urine
Terapeutik
2. Berikan reinforcement positif selama melakukan latihan dengan benar
Edukasi
3. Anjurkan berbaring
4. Anjurkan tidak mengkontraksikan perut, kaki dan bokomg saat melakukan latihan otot
panggul
5. Anjurkan menambah durasi kontraksi-relaksasi 10 detik dengan siklus 10-20 kali,
dilakukan 3-4 kali sehari
6. Ajarkan mengkontraksikan sekitar otot uretra dan anus seperti menahan BAB/BAK
selama 5 detik kemudian dikendurkan dan direlaksasikan dengan siklus 10 kali
7. Ajarkan mengevaluasi latiahan yang dilakukan dengan cara menghentikan urin sesaat
saat BAK, seminggu sekali
8. Anjurkan latihan selama 6-12 minggu
Kolaborasi
9. Kolaborasi rehabilitasi medik untuk mengukur kekuatan kontaksi otot dasar panggul
35
2.2.5 Evaluasi Keperawatan Saat Kehamilan
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses menilai hasil yang
diharapkan keperawatan, yaitu perawat terhadap perubahan diri ibu dan menilai sejauh
mana masalah ibu dapat diatasi. Di samping itu, perawat juga memberikan umpan balik
atau pengkajian ulang jika tujuan yang ditetapkan belum tercapai sehingga proses
keperawatan dapat dimodifikasi.
36
2.2.6 Format Asuhan Keperawatan Ibu Hamil
I. PENGKAJIAN
A. BIODATA
1. IDENTITAS PASIEN
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Status perkawinan :
Agama :
Suku :
Pendidikan :
Pekerjaan :
No. Register :
Diagnosa medis :
Tanggal persalinan :
Tanggal masuk :
Tanggal pengkajian :
37
Genogram 3 generasi (kehamilan kembar, gangguan mental, penyakit yang dapatb
diturunkan, penyakit yang dapat ditularkan).
G. RIWAYAT OBSTETRI GINEKOLOGI
1. RIWAYAT GINEKOLOGI
1. Riwayat menstruasi
a. Menarche.
b. Lamanya haid.
c. Siklus.
d. Banyaknya.
e. Sifat darah (warna, bau, cair/gumpalan, dismenor).
f. HPHT.
g. Taksiran persalinan.
2. Riwayat perkawinan (suami danistri)
a. usia perkawinan
b. lama perkawinan
c. pernikahan yang ke–
3. Riwayat kontrasepsi
a. Jenis kontrasepsi yang digunakan sebelum hamil.
b. Waktu dan lama penggunaan.
c. Masalah dalam penggunaan cara tersebut.
d. Jenis kontrasepsi yang akan dilaksanakan setelah persalinan sekarang.
e. Jumlah anak yang direncanakan keluarga.
2. RIWAYAT OBSTETRI
1. Riwayat kehamilan, persalinan, & nifas yang lalu
G….. P…… A….
38
b. Keluhan waktu hamil.
c. Gerakan anak pertama dirasakan.
d. Imunisasi.
e. Penambahan BB selama hamil.
f. Pemeriksaan kehamilan teratur/tidak
g. Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan.
B. DATA BIOLOGIS
1. Aktivitas Kehidupan Sehari–Hari/Activity Daily Living (ADL)
MINUM
- jenis minuman
- frekuensi
- jumlah
- pantangan
- keluhan
2 ISTIRAHAT dan TIDUR
MALAM
- berapa jam
- dari jam …..s.d. jam….
- kesukaran tidur
SIANG
- berapa jam
- dari jam …..s.d. jam….
- kesukaran tidur
3 ELIMINASI BAK
- frekuensi
- jumlah
- warna
39
- bau
- kesulitan
BAB
- frekuensi
- jumlah
- warna
- bau
- - kesulitan
4 PERSONAL HYGIENE
MANDI
- frekuensi
- menggunakan sabun
- frekuensi gosok gigi
- gangguan
BERPAKAIAN
frekuensi ganti pakaian
5 MOBILITAS dan
AKTIVITAS
- aktivitas yang dilakukan
- - kesulitan
2. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan umum - Kondisi umum : - Tingkat kesadaran : - TTV (T, N, R, S) : -
BB/TB :
b. Sistem pernafasan (Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi/ IPPA).
c. Sistem kardiovaskuler (IPPA: TD, nadi, sianosis, konjungtiva, bunyi jantung,
extremitas {edema, homan sin, varises, CRT}).
d. Sistem pencernaan (IPPA: kelembapan membran mukosa, edema, BU, hemoroid)
e. Sistem persyarafan (IPPA: status mental, kejang, reflex patela).
f. Sistem panca indra (IPPA: fungsi penglihatan [pandangan kabur, pandangan
berkunang–kunang], pendengaran, penciuman, pengecapan, perabaan).
g. Sistem perkemihan (IPPA: palpasi kandung kemih, berkemih berlebihan,
hematuri).
h. Sistem integumen (IPPA: hiperpigmentasi, kloasma gravidarum, turgor, striae,
[karakteristik]).
i. Sistem endokrin (IPPA: pembesaran kelenjar tiroid, tremor).
40
j. Sistem muskuloskeletal (IPPA: masaa tonus otot, kekuatan otot, ROM,
deformitas, diastasis rektur abdominis [lebar, panjang]).
k. Sistem reproduksi (IPPA: payudara [pembesaran, hiperpigmentasi areola,
keadaan putting susu, ASI/ kolostrum, bengkak, bendung/ massa, kebersihan],
Uterus [TFU, Leopold, DJJ], genitalia externa [edema, varises, kebersihan]).
D. DATA PENUNJANG
Laboratorium, radiologi, pemeriksaan tambahan (USG, amniosintesis)
E. PENGOBATAN
Dx Perencanaan
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
41
IV. CATATAN PERKEMBANGAN
A. PENGKAJIAN
I. Identitas
A. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 29 tahun
Agama : Hindu
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
No. Med. Rec : 204617
Diagnosa Medis : G2P1A0 Hamil Aterm dengan Presentasi Bokong
Tanggal pengkajian : 20 September 2019
Golongan Darah :B
Alamat : Jl.Pulau Moyo,No12,Denpasar Selatan
42
Umur : 43 tahun
Agama : Hindu
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Suku/ Bangsa : Bali/Indonesia
Alamat : Jl.Pulau Moyo,No12,Denpasar Selatan
Hubungan dengan klien : Suami
43
Terakhir menggunakan : 25 Desember 2018
Keluhan : Tidak ada
2. Riwayat menstruasi
Menarche : 17 tahun
Siklus : 28 hari
Keluhan : desminhorea
Banyak darah : normal
HPHT : 12 oktober 2018
3. Riwayat perkawinan
Status perkkawinn : Kawin
Berapa kali menikah : 1 x
Usia pernikahan : 18 tahun
Lama pernikahan : 11 tahun
4. Riwayat kehamilan sekarang
Usia kehamilan : 38 minggu
Test kehamilan : + hamil
Keluhan atau masalah : ibu mengatakan merasakan pusing, pegal-pegal dan
kesemutan pada daerah kaki.
Mulai pergerakan anak : klien mengatakan ada pergerakan janin pada usia 25
minggu
Pemakaian obat-obatan : klien mengatakan tidak pernah menggunakan obat-
obatan
selain dari petugas kesehatan.
Kebiasaan (merokok/minum alkohol) : klien mengatakan tidak pernah merokok
dan meminum minuman beralkohol.
Pemeriksaan kehamilan (ANC) : klien mengatan telah melakukan
pemeriksaan ANC sebanyak 6 kali.
Keikutsertaan pada kelas persalinan : klien mengatakan suka mengikuti
penyuluhan-penyuluhan di posyandu.
Imunisasi : klien mengatakan sudah mendapatkan
imunisasi TT 1 dan TT 2
5. Riwayat kehamilan/persalinan dahulu:
No Tahun Usia ibu Usia Lahir di Tindakan Kondisi bayi
44
kehamilan persalinan PB BB Patologis
1 2009 19 th 36 minggu Paraji Normal 49 3000
cm gram
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran
- Kuantitas : E = 4, M = 6, V = 5 GCS = 15
Tanda-tanda vital
- P = 80 x / m
- R = 2o x / m
- S = 36,5˚C
BB sebelum hamil : 43 kg
BB sekarang : 51 kg
TB : 153 cm
Bentuk simetris, rambut dan kulit kepala klien bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
keluhan.
3. Muka
Bentuk simetris, tidak ada edema, tidak sembab, tidak ada cloasma gravidarum.
4. Mata
45
Conjungtiva anemis, sclera an-ikterik, pungsi penglihatan klien baik terbukti klien dapat
membaca papan nama yang mengkaji dalam jarak ± 30 cm.
5. Hidung
Bentuk simetris, keadaan bersih, pernafasan cuping hidung (-), fungsi penciuman baik
terbukti klien dapat mencium aroma kayu putih.
6. Leher
Tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran KGB dan tidak ada peningkatan
tyroid.
7. Dada
Bentuk simetris, bunyi jantung reguler, tidak terdapat bunyi ronchi maupun wheezing,
mamae simetris tidak ada benjolan, puting susu menonjol, sudah ada pengeluaran
colostrum.
8. Abdomen
Tidak ada luka bekas operasi, bentuk abdomen simetris, lingkar perut 92 cm.
Pemriksaan leopoid
- TFU = 29 cm
- Ballotemen
- Letak janin
Bagian kaan teraba keras memanjang yang berarti punggung. Bagian kiri teraba bagian-
bagia kecil yang berarti ekstermitas.
- Presentasi
Bagian terbawah janin teraba lunak, kurang bulat, kurang melenting yang berarti
bokong.
- Masuknya presentasi
46
- Linea dan striae gravidarum
IV. AKTIFITAS SEHARI-HARI
1. Nutrisi
Klien mengatakan makan dengan jenis nasi, sayura juga lauk pauk dengan frekuensi
tiga kali sehari dan minum frekuensi ± 8 gelas = 2000 ml/ hari dengan jenis air putih
dan air teh.
2. Istirahat/tidur
Klien mengatakan tidur siang ±1 jam dan tidur malam ± 6 jam dengan kualitas tidak
nyenyak.
3. Personal Hygiene
Klien mengatakan mandi dua kali sehari, cuci rambut tiga kali seminggu, gosok gigi dua
kali sehari, dan ganti pakaian 2kali sehari.
4. Eliminasi
Klien mengatakan BAB sehari satu kali dengan konsentrasi padat, warna kuning khas
feces. BAK sehari ± 6 kali sehari dengan warna kuning jernih.
5. Pola aktivitas
Kegiatan dalam pekerjaan selama hamil memasuki trimester ke- III klien istirahat
bekerja hanya diam dirumah,membantu memasak dan bersih-bersih rumah,olahraga
jalan-jalan pagi dan ikut senam hamil 0,5 jam – 1 jam keluhan dalam aktivitas nyeri
pinggang dan pusing.
47
V. ASPEK PSIKOLOGIS
Klien merasa takut dan khawatir akan kelahirannya ( operasi SC ) tidak lancar dan
takut anaknya terjadi apa-apa.
Keluarga klien merasa takut dan khawatir akan kelahiran klien terhadap prosedur
invasif saat operasi SC yang akan dilakukan tidak lancar dan takut anaknya klien terjadi
apa-apa.
3. Konsep diri
Klien berharap operasi SC nya lancar dan keadaan bayinya baik-baik saja.
VI. ASPEK SOSIAL
Hubungan klien dengan lingkungan rumahnya dan rumah sakit baik. Klien kooperatif
dengan petugas kesehatan rumah sakit.
VII. ASPEK SPIRITUAL
Klien beragama islam. Klien menjalankan ibadah selama berada di rumah sakit.klien
juga selalu berdoa agar proses operasi sesarnya berjalan dengan baik.
3. KB
Klien dan keluarga klien mengatakan telah mengetahui macam-macam alat kontrasepsi
(KB)
48
4. Persiapan persalinan
Klien dan kelurga klien telah memahami tanda-tanda persalinan. Klien dan keluarga
klien juga mengatakan siap secara mental untuk melahirkan melalui operasi SC.
X. THERAPY
Tidak ada therafy yang di berikan
XI. ANALISA DATA
No Data Penyebab Masalah
49
1. Cemas b.d prosedur invasif saat operasi SC yang akan dilakukan
2. Resiko terjadi cidera b.d keletihan
C. RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny. S Tanggal masuk RS. : 19 September 2019
Umur : 29 th No. Med. Rec : 204617
Jenis Kelamin : P
Diagnosa medis :G2P1A0 H. Aterm dgn Presbo
50
2. Agar klien merasa
nyaman rileks dengan
tehnik tersebut
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Ny. S
Tanggal masuk RS. : 19 September 2019
Umur : 29 th
No. Med. Rec : 204617
Jenis Kelamin : P
Diagnosa medis : G2P1A0 H. Aterm dgn Presbo
DS : klien mengatakan
sudah mengerti dengan
penjelasan perawat
2. Memberikan
51
informasi tertulis DO : klien tampak
tentang persiapan menganggukan kepala
dan prosedur teknik
relaksasi
DS : klien mengatakan
lebih nyaman setelah
mengganti baju
DO : klien tampak lebih
nyaman
3. Mengunakan Edukasi
pakaian longgar
DS: klien mengatakan
sudah mengerti dengan
penjelasan perawat
DO : klien tampak sudah
mengerti dan dapat
mengulangi penjelasan
perawat
Edukasi
1. Menjelaskan
tujuan, manfaat,
batasan dan jenis
relaksasi yang
tersedia(mis.
Music, meditasi,
napas dalam,
relaksasi otot
progresif)
2. Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik yang
dipilih
E. EVALUASI
Nama : Ny. S
Tanggal masuk RS. : 19 September 2019
Umur : 29 th
52
No. Med. Rec : 204617
Jenis Kelamin : P
Diagnosa medis :G2P1A0 H. Aterm dgn Presbo
No Tgl/Jam No. Dx. evaluasi Pelaksana
Kep
1. 21 /9/ I S : klien mengatakan sudah tidak
2019 gelisah dan lebih rileks
O:Perilaku gelisah menurun,
frekuensi pernafasan normal,
frekuensi nadi normal, tekanan darah
normal,konsentrasi membaik
A: Tujuan tercapai
P: Masalah teratasi
53
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa:
Pengertian kehamilan menurut Departemen Kesehatan RI adalah masa dimulai saat
konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari)
di hitung dari triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, 11 trimester/
trimester ke-2 dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan, triwulan/ trimester ke-3 dari bulan ke-7 sampai
ke-9.
Risiko tinggi pada kehamilan dapat ditemukan saat menjelang waktu kehamilan,
waktu hamil muda, waktu hamil pertengahan, saat in partu 2 bahkan setelah persalinan
(Manuaba, 2008). Ibu hamil yang mengalami gangguan medis atau masalah kesehatan akan
dimasukan kedalam kategori risiko tinggi, sehingga kebutuhan akan pelaksanaan asuhan pada
kehamilan menjadi lebih besar (Robson and Waugh, 2012). Kematian ibu merupakan
kematian seorang wanita yang dapat disebabkan pada saat kondisi hamil atau menjelang 42
hari setelah persalinan. Hal ini dapat terjadi akibat suatu kondisi yang berhubungan atau
diperberat oleh kehamilannya maupun dalam penatalaksanaan, tetapi bukan termasuk
kematian ibu hamil yang diakibatkan karena kecelakaan (Maternity & Putri, 2017).
Pada Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil ada beberapa yang harus di perhatikan ,
1.Pengkajian ibu pada masa kehamilan terdiri dari pengkajian riwayat menstruasi, riwayat
obstetri, riwayat kontrasepsl, Tiwayat penyakit dan operasi, dan riwayat kesehatan. 2. Asuhan
keperawata pada ibu hamil dilakukan dengan mela- kukan pemeriksaan fisik lengkap pada ibu
hamil. Hal ini diperlukan untuk mendeteksi masalah fisik yang dapat memengaruhi
kehamilan. 3. Diagnosis keperawatan ibu pada saat hamil dilakukan pada trisemester l. Il, dan
III. 4. Intervensi keperawatan pada ibu hamil pada trimester I, II dan III. 5. Evaluasi
keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses menilai hasil yang diharapkan
keperawatan, yaitu perawat terhadap perubahan diri ibu dan menilai sejauh mana masalah ibu
dapat diatasi.
3.2 Saran
Dari makalah diatas semoga bermanfaat bagi penulis ataupun pembaca. Semoga
pembaca dapat mengambil sisi posifif dan hal-hal penting dalam memahami tentang isis
makalah ini. Dari makalah ini pula penulis mengalamai banyak kendala. Oleh karena itu,
penulis membutuhkan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
54
DAFTAR PUSTAKA