A. Tipe Hiperlipidemia
1. Hiperlipoproteinemia tipe I
Disebut juga hiperkilomikronemia familial, merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi
dan ditemukan pada saat lahir. Dimana tubuh penderita tidak mampu membuang kilomikron dari
dalam darah. Anak-anak dan dewasa muda dengan kelainan ini mengalami serangan berulang
dari nyeri perut. Hati dan limpa membesar, pada kulitnya terdapat pertumbuhan lemak
berwarna kuning pink (xantoma eruptif). Pemeriksaan darah menunjukkan kadar trigliserida
yang sangat tinggi. Penyakit ini tidak menyebabkan terjadi aterosklerosis tetapi bisa
menyebabkan pankreatitis, yang bisa berakibat fatal Penderita diharuskan menghindari semua
jenis lemak (baik lemah jenuh, lemak tak jenuh maupun lemak tak jenuh ganda).
2. Hiperlipoproteinemia tipe II
Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, yang menyebabkan tingginya kadar
kolesterol VLDL dan trigliserida. Pada penderita pria, tampak pertumbuhan lemak di kulit pada
masa dewasa awal. Pada penderita wanita, pertumbuhan lemak ini baru muncul 10-15 tahun
kemudian. Baik pada pria maupun wanita, jika penderitanya mengalami obesitas, maka
pertumbuhan lemak akan muncul lebih awal. Pada usia pertengahan, aterosklerosis seringkali
menyumbat arteri dan mengurangi aliran darah ke tungkai. Pemeriksaan darah menunjukkan
tingginya kadar kolesterol total dan trigliserida. Kolesterol terutama terdiri dari VLDL. Penderita
seringkali mengalami diabetes ringan dan peningkatan kadar asam urat dalam darah.
Pengobatannya meliputi pencapaian dan pemeliharaan berat badan ideal serta mengurangi
asupan kolesterol dan lemak jenuh. Biasanya diperlukan obat penurun kadar lemak. Kadar lemak
hampir selalu dapat diturunkan sampai normal, sehingga memperlambat terjadinya
aterosklerosis.
4. Hiperlipoproteinemia tipe IV
Merupakan penyakit umum yang sering menyerang beberapa anggota keluarga dan
menyebabkan tingginya kadar trigliserida. Penyakit ini bisa meningkatkan resiko terjadinya
aterosklerosis. Penderita seringkali mengalami kelebihan berat badan dan diabetes ringan.
Penderita dianjurkan untuk mengurangi berat badan, mengendalikan diabetes dan menghindari
alkohol. Bisa diberikan obat penurun kadar lemak darah.
5. Hiperlipoproteinemia tipe V
Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, dimana tubuh tidak mampu memetabolisme
dan membuang kelebihan trigliserida sebagaimana mestinya. Selain diturunkan, penyakit ini juga
bisa terjadi akibat :
– Penyalahgunaan alkohol
Jika diturunkan, biasanya penyakit ini muncul pada masa dewasa awal. Ditemukan sejumlah
besar pertumbuhan lemak (xantoma) di kulit, pembesaran hati dan limpa serta nyeri perut.
Biasanya terjadi diabetes ringan dan peningkatan asam urat. Banyak penderita yang mengalami
kelebihan berat badan. Komplikasi utamanya adalah pankreatitis, yang seringkali terjadi setelah
penderita makan lemak dan bisa berakibat fatal. Pengobatannya berupa penurunan berat badan,
menghindari lemak dalam makanan dan menghindari alkohol. Bisa diberikan obat penurun kadar
lemak.
B. Prinsip Diet
C. Tujuan
Untuk mengurangi asupan lemak total, lemak jenuh dan kolesterol secara progresif dan untuk
mencapai berat badan yang diinginkan.
D. Syarat Diet
1. Energi yang dimasukkan disesuaikan dengan berat badan dan aktivitas fisik
2. Jumlah protein adalah 10-20 % dari energi total
3. Jumlah lemak adalah <30 % dari energi total, diutamakan lemak tidak jenuh
4. Jumlah kolesterol adalah 200-300 mg/hari
5. Jumlah karbohidrat adalah 50-60% dari energi total
6. Serat sebaiknya lebih dari 25 gr/hari
1. Tidak boleh makan makanan yang mengandung kolesterol dan lemak jenuh
2. Otak dan jerohan seperti hati, ginjal, usus, babat.
3. Lapis legit, tarcis, kue-kue kering, gorengan yang mengandung telur dan/atau lemak
jenuh. Demikian pula makanan manis seperti selai, sirup, jam, permen, cokelat, toffee, es
krim, es teler.
4. Makanan yang dimasak dengan santan kental,seperti gudeg, gulai,kare.
Diet yang dapat dipakai untuk menurunkan kolesterol LDL adalah diet asam lemak
tidak jenuh seperti MUFA dan PUFA karena faktor diet yang paling berpengaruh terhadap
peningkatan konsentrasi kolesterol LDL adalah asam lemak jenuh. Penurunan kolesterol
LDL yang diakibatkan oleh diet PUFA lebih besar dibandingkan dengan diet MUFA atau
diet rendah karbohidrat. PUFA omega-3 tidak mempunyai efek hipokolesterolemik
langsung, tetapi kebiasaan mengonsumsi ikan (mengandung banyak PUFA omega-3)
berhubungan dengan reduksi risiko kardiovaskular independen terhadap efek pada lipid
plasma. Konsumsi PUFA omega-3 pada dosis farmakologis (>2 gram/hari) mempunyai
efek netral terhadap konsentrasi kolesterol LDL dan mengurangi konsentrasi TG. Data dari
penelitian klinis acak, kasus kelola dan kohor menunjukkan bahwa konsumsi PUFA
omega-6 setidaknya 5% hingga 10% dari total energi mereduksi risiko PJK. Konsumsi
PUFA omega-3, PUFA omega-6 dan MUFA berhubungan dengan peningkatan konsentrasi
kolesterol HDL sampai 5% dan penurunan TG sebesar 10-15%.
Asam lemak trans diproduksi dari minyak nabati dengan cara hidrogenasi, dan dapat
ditemukan secara alami di dalam lemak hewani. Asam lemak trans meningkatkan
kolesterol LDL dan menurunkan kolesterol HDL. Sumber asam lemak trans di dalam diet
biasanya berasal dari produk yang terbuat dari minyak terhidrogenasi parsial seperti biskuit
asin (crackers), kue kering manis (cookies), donat, roti dan makanan lain seperti kentang
goreng atau ayam yang digoreng memakai minyak nabati yang dihidrogenasi.
Diet karbohidrat bersifat netral terhadap kolesterol LDL, sehingga makanan kaya
karbohidrat merupakan salah satu pilihan untuk menggantikan diet lemak jenuh. Di lain
pihak, diet kaya karbohidrat (>60% kalori total) berhubungan dengan penurunan
konsentrasi kolesterol HDL dan peningkatan konsentrasi TG. Oleh karena itu, asupan
karbohidrat dianjurkan kurang dari 60% kalori total. Asupan lebih rendah dianjurkan bagi
pasien dengan peningkatan konsentrasi TG dan konsentrasi kolesterol HDL rendah seperti
yang ditemukan pada pasien sindrom metabolik. Diet karbohidrat yang kaya serat dianggap
diet optimal pengganti lemak jenuh yang tujuannya meningkatkan efek diet pada
konsentrasi kolesterol LDL dan mengurangi efek yang tidak dikehendaki dari diet kaya
karbohidrat pada lipoprotein lain. Diet makanan tinggi serat seperti kacang-kacangan,
buah, sayur dan sereal memiliki efek hipokolesterolemik langsung.