Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENYULUHAN PENYAKIT MAAG

DI SUSUN OLEH :

Nama : Ni Wayan Ginanti


Kelas : tingkat 1b semester 2
Absen : 24
Prodi : DIII analis kesehatan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PRODI DIII ANALIS KESEHATAN
2019/2020
BAB1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Gangguan kesehatan yang disebabkan peningkatan asam lambung itu
disebabkan oleh ketidakteraturan pola makan. Untuk mengatasi masalah itu,
maka pola makan perlu dijaga dengan baik. Menurut Prof Fransiska Rungkat
Zakaria, Staf Pengajar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian
Bogor, sebenarnya asam lambung itu dibutuhkan oleh tubuh untuk mencerna
makanan yang dikonsumsi manusia.
Asam lambung itu adalah asam khlorida atau asam pekat yang dikeluarkan dari
tubuh kita ke lambung dan bersifat korosif atau bisa menggerogoti sesuatu yang
ada di dalamnya. Agar lambung tidak luka karena peningkatan asam lambung,
maka secara alami lambung dilapisi protein yang sangat kuat. Akan tetapi, bila
asam lambung terlalu banyak, daya tahan lambung tidak akan kuat dan terluka.
Luka pada lambung bisa disebabkan terlalu banyaknya asam lambung atau
karena luka di ujung lambung yang ada di usus 12 jari. Sejauh ini, salah satu
penyebab utama peningkatan asam lambung adalah pola makan yang tidak
teratur. Makanan atau minuman yang dikonsumsi dan masuk ke dalam lambung
berfungsi untuk mengurangi kepekatan asam lambung sehingga tidak sampai
menggerogoti lambung. Bila terlambat makan sehingga terjadi kekosongan
lambung, maka asam khlorida kemudian menggerogoti dinding lambung.
Ketua Departemen Gizi Masyarakat IPB menambahkan, secara umum pola
makan terkait dengan metabolisme tubuh. Jadi, ada jam-jam makan yang
sebaiknya dipatuhi. Bila makan secara teratur, maka asam lambung akan
mencerna makanan itu. Akan tetapi bila tidak ada makanan, maka asam
lambung yang seharusnya berfungsi untuk mencerna makanan malah akan
menggerogoti dinding lambung. Yang paling tepat adalah, kita harus
mengonsumsi makanan atau minuman setiap tiga jam sekali. Normalnya
memang kekosongan lambung terjadi enam jam setelah makan. Tetapi bila
beraktivitas tinggi, maka kekosongan lambung bisa terjadi lebih cepat.
Maka dari itu, pola makan harus dijaga agar tidak sampai terlambat
mengonsumsi makanan atau minuman. Cara lain adalah menghindari berbagai
jenis makanan yang bisa memicu peningkatan asam lambung, yaitu makanan
yang bersifat pedas atau berbau tajam seperti cabai, lada, jahe, serta minuman
seperti kopi dan teh. Sebenarnya, bila tubuh dalam keadaan normal, konsumsi
makanan atau minuman itu tidak akan menyebabkan nyeri lambung.
1.2.Identifikasi Masalah
Bagaimana pengaruh pola makan tidak teratur terhadap meningkatnya asam
lambung pada siswa SMAN 1 Argamakmur 2010
1.3.Hipotesis
Pola makan tidak teratur pemicu peningkatan asam lambung.
1.4.Tujuan Penelitian
A. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan tingkat kesembuhan pasien Gastritis (maag).
B. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pengaruh pola makan tidak teratur terhadap meningkatnya
asam lambung pada siswa SMAN 1 Argamakmur 2010.
1.5.Manfaat Penelitian
Bagi mahasiswa :dapat meningkatkan pengetahuan mengenai gastritis.
Bagi institusi :dapat menambah informasi mengenai gastritis dan menjadikan
acuan penelitian selanjutnya.
Bagi Subjek :dapat meningkatkan pola makan yang baik dan teratur.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori


A. Gastritis (maag)
1.Pengertian
Gastritis berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung
dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Labung pada dasarnya adalah
sebuah kantung otot dimana makanan dicerna. Ketika makanan masuk
kelambung, secara bersamaan mukosa pada lambung mengeluarkan asam
hidroklorida. Asam ini amat korosif sehingga paku pun dapat larut dalam cairan
ini.
2.Penyebab Gastritis
Ada beberapa hal yang menjadikan seseorang bisa terserang radang lambung,
antara lain:
a.Pola makan
Orang yang memiliki pola makan tidak teratur mudah terserang penyakit
ini. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong, atau ditunda pengisiannya,
asam lambung akan “mencerna� Lapisan mukosa lambung, sehingga
timbul rasa nyeri.
b. Jenis makanan
Makanan tertentu akan merangsang dinding lambung, sehingga terjadi
radang/luka, seperti makan yang pedas atau asam.
c. Stres emosi
Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stres, seperti beban
kerja yang berlebihan, cemas, takut, atau diburu-buru. Kadar asam
lambung yang meningkat ini akan menimbulkan ketaknyamanan pada lambung.
d. Pemakaian obat
Ada obat-obat tertentu yang merangsang dinding lambung, sehingga
menimbulkan gangguan keseimbangan dalam lambung. Oleh karena itu obat-
obat tertentu harus dikonsumsi sesudah makan. Beberapa diantaranya adalah
obat penghilang rasa sakit dari golongan salisilat dan asam mifenamat (missal
aspirin, ponstan). Obat-obat rematik jugatermasuk di dalamnya.
e. Adanya penyakit seperti luka bakar, pembedahan gagal ginjal, dan lain-lain.
f. Alkohol dan rokok.
3. Gejala-Gejala Gastritis
Gejala-gejala yang paling umum adalah gangguan atau sakit perut. Gejala-gejala
lain adalah:
Bersendawa
Perut Kembung
Mual dan muntah
Atau suatu perasaan penuh atau terbakar di perut bagian atas.
Darah dalam muntahan atau tinja-tinja yang hitam mungkin adalah suatu tanda
perdarahan di dalam lambung, yang mungkin mengindikasikan suatu persoalan
yang serius yang memerlukan perhatian medis yang segera

4.Mendiagnosis Gastritis
Gastritis didiagnosis melalui satu atau lebih tes-tes medis :
Endoskopi saluran pencernaan bagian atas. Dokter mendorong dengan pelan-
pelan suatu endoscope, suatu tabung kecil yang berisi sebuah kamera kecil,
melalui mulit anda (atau ada kalanya melalui hidung) dan turun kelambung anda
untuk melihat pada lapisan perut/lambung. Dokter akan memeriksa peradangan
dan mungkin mengeluarkan suatu contoh kecil jaringan untuk pemeriksaan.
prosedur untuk mengangkat suatu contoh jaringan disebut dengan biopsi.
-Tes Darah. Dokter mungkin memeriksa jumlah sel darah merah anda untuk  
melihat apakah anda mempuyai anemia, yang berarti bahwa anda tidak
mempunyai cukup sel-sel darah merah. Anemia dapat disebabkan oleh
pendarahan lambung
-Tes Tinja/Feces. Tes ini memeriksa kehadiran darah dalam feaces anda, suatu
tanda perdarahan. tes feces mungkin juga digunakan untuk mendeteksi
kehadiran H.pylori dalam saluran pencernaan.

5. Pengobatan
Terutama ditujukan untuk melindungi lambung dari kerusakan yang berlebihan
dan berlanjut dengan cara menghilangkan penyebabnya ,merubah gaya hidup
yang lebih bersahabat dengan lambung dan obat-obatan diperlukan untuk
mengatur asam lambung.
Antasida diperlukan juga untuk membuat lapisan pelindung pada lambung

6.Pencegahan
Terdapat beberapa cara untuk mencegah gastritis:
Makan yang teratur (jangan sampai terlambat).
hindari / kurangi makanan yang pedas / panas (cabe, merica, jahe).
jangan terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengiritasi lambung (misal
makanan yang asam, tape, durian, dsb).
Hinderi stress psikis yang berlebihan.
mengkonsumsi obat yang mengiritasi lambung setelah makan (misal obat
penahan sakit golongan salisilat/NSAID, obat asma).
jangan terlalu banyak mengkonsumsi kopi, rokok, dan alkohol.

B. Pola Makan
1.Pengertian
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pola diartikan sebagai suatu sistem, cara
kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu (Depdiknas, 2001). Dengan
demikian, pola makan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha
untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Sedangkan yang dimaksud pola
makan sehat dalam penelitian ini adalah suatu cara atau usaha dalam
pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti
mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu
kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan
seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya.
Pengertian pola makan seperti dijelaskan di atas pada dasarnya mendekati
definisi / pengertian diet dalam ilmu gizi/nutrisi. Diet diartikan sebagai pengaturan
jumlah dan jenis makanan yang dimakan agar seseorang tetap sehat. Untuk
mencapai tujuan diet / pola makan sehat tersebut tidak terlepas dari masukan
gizi yang merupakan proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ-organ, serta
menghasilkan energi.

2.Faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan.


Perawat perlu mengkaji beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola makan
pasien. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola makan antara lain faktor
budaya, agama/kepercayaan, status sosial ekonomi, personal preference, rasa
lapar, nafsu makan, rasa kenyang, dan kesehatan.
1. Budaya
Budaya cukup menentukan jenis makanan yang sering dikonsumsi. Demikian
pula letak geografis mempengaruhi makanan yang diinginkannya. Sebagai
contoh, nasi untuk orang-orang Asia dan Orientalis, pasta untuk orang-orang
Italia, curry (kari) untuk orang-orang India merupakan makanan pokok, selain
makana-makanan lain yang mulai ditinggalkan. Makanan laut banyak disukai
oleh masyarakat sepanjang pesisir Amerika Utara. Sedangkan penduduk
Amerika bagian Selatan lebih menyukai makanan goreng-gorengan.
2. Agama/Kepercayaan
Agama / kepercayaan juga mempengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi.
Sebagai contoh, agama Islam dan Yahudi Orthodoks mengharamkan daging
babi. Agama Roma Katolik melarang makan daging setiap hari, dan beberapa
aliran agama (Protestan) melarang pemeluknya mengkonsumsi teh, kopi atau
alkohol.
3. Status sosial ekonomi
Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turut dipengaruhi oleh
status sosial dan ekonomi. Sebagai contoh, orang kelas menegah ke bawah atau
orang miskin di desa tidak sanggup membeli makanan jadi, daging, buah dan
sayuran yang mahal. Pendapatan akan membatasi seseorang untuk
mengkonsumsi makanan yang mahal harganya. Kelompok sosial juga
berpengaruh terhadap kebiasaan makan, misalnya kerang dan siput disukai oleh
beberapa kelompok masyarakat, sedangkan kelompok masyarakat yang lain
lebih menyukai hamburger dan pizza.
4. Personal preference
Hal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh terhadap kebiasaan
makan seseorang. Orang seringkali memulai kebiasaan makannya sejak dari
masa kanak-kanak hingga dewasa. Misalnya, ayah tidak suka makan kai, begitu
pula dengan anak laki-lakinya. Ibu tidak suka makanan kerang, begitu pula anak
perempuannya. Perasaan suka dan tidak suka seseorang terhadap makanan
tergantung asosiasinya terhadap makanan tersebut. Anak-anak yang suka
mengunjungi kakek dan neneknya akan ikut menyukai acar karena mereka
sering dihidangkan acar. Lain lagi dengan anak yang suka dimarahi bibinya,
akan tumbuh perasaan tidak suka pada daging ayam yang dimasak bibinya.
5. Rasa lapar, nafsu makan, dan rasa kenyang
Rasa lapar umumnya merupakan sensasi yang kurang menyenangkan karena
berhubungan dengan kekurangan makanan. Sebaliknya, nafsu makan
merupakan sensasi yang menyenangkan berupa keinginan seseorang untuk
makan. Sedangkan rasa kenyang merupakan perasaan puas karena telah
memenuhi keinginannya untuk makan. Pusat pengaturan dan pengontrolan
mekanisme lapar, nafsu makan dan rasa kenyang dilakukan oleh system saraf
pusat, yaitu hipotalamus.
6. Kesehatan
Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan makan. Sariawan
atau gigi yang sakit seringkali membuat individu memilih makanan yang lembut.
Tidak jarang orang yang kesulitan menelan, memilih menahan lapar dari pada
makan.

Pedoman Pola Makan Sehat


Nutrisi sangat berguna untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.
Selain karena faktor kekurangan nutrisi, akhir-akhir ini juga muncul penyakit
akibat salah pola makan seperti kelebihan makan atau makan makanan yang
kurang seimbang. Bahkan, kematian akibat penyakit yang timbul karena pola
makan yang salah / tidak sehat belakanan ini cenderung meningkat. Penyakit
akibat pola makan yang kurang sehat tersebut diantaranya diabetes melitus,
hiperkolesterolemia, penyakit kanker, penyakit arteri koroner, sirrhosis,
osteoporosis, dan beberapa penyakit kardiovaskuler.
Untuk menghindari penyakit-penyakit akibat pola makan yang kurang sehat,
diperlukan suatu pedoman bagi individu, keluarga, atau masyarakat tentang pola
makan yang sehat. Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa pola makan itu
dibentuk sejak masa kanak-kanak yang akan terbawa hingga dewasa. Oleh
karena itu, untuk membentuk pola makan yang baik sebaiknya dilakukan sejak
masa kanak-kanak. Namun sebagai orang tua harus mengetahui bagaimana
kebiasaan dan karakteristik anaknya.
Pedoman pola makan sehat untuk masyarakat secara umum yang sering
digunakan adalah pedoman Empat Sehat Lima Sempurna, Makanan Triguna,
dan pedoman yang paling akhir diperkenalkan adalah 13 Pesan dasar Gizi
Seimbang. Pengertian makanan triguna adalah bahwa makanan atau diet sehari-
hari harus mengandung:
1) karbohidrat dan lemak sebagai zat tenaga
2) protein sebagai zat pembangun
3) vitamin dan mineral sebagai zat pengatur.

Pedoman 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang menyampaikan pesan-pesan untuk


mencegah masalah gizi ganda dan mencapai gizi seimbang guna menghasilkan
kualitas sumber daya manusia yang andal. Garis besar pesan-pesan tersebut
seperti dijelaskan oleh Dirjen Binkesmas Depkes RI (1997) antara lain:
1) Makanlah makanan yang beraneka ragam.
2) Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi.
3) Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energy.
4) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan
energi.
5) Gunakan garam beryodium.
5) Makanlah makanan sumber zat besi
7) Berikan ASI saja pada bayi sampai berumur 4 bulan.
8) Biasakan makan pagi.
9) Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya.
10) Lakukan kegiatan fisik atau olah raga yang teratur.
11) Hindari minum minuman beralkohol.
12) Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
13) Bacalah label pada makanan yang dikemas.

C. Emosi
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak
menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan
hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk
pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan
psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada
dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi
terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi
gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara
fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku
menangis.
Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi
merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi
dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat
mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995)
D. Stress
Definisi Stress adalah: Gangguan pada tubuh dan pikiran disebabkan oleh
perubahan dan tuntutan kehidupan.
tanda-tanda jika stress adalah:
1.Menyadari adanya perubahan tetapi tidak menyakitkan : selera makan turun,
pencernaan ndak enak/ rada kembung, pola tidur ndak teratur.
2.Adanya gangguan tubuh : kepala pusing , mual, sakit, jantung berdebar,
gangguan kulit/ gatel2.
3.Gangguan mood; terlalu gampang naik turun moodnya, terlalu sensitive,
pesimis.
4.Meningkatnya iritabilita : ndak ada bercandanya sama sekali.
5.Mudah capek : tidur ndak pules, merasa berat dan lelah untuk suatu kegiatan
yang lama.

E. Alkohol
Alkohol adalah zat pengalih suasana hati. Zat tersebut ,merupakan sebuah
depresan yang mengurangi aktivitas otak dan sistem saraf. Minuman beralkohol
mengandung zat etanol dan mempunyai warna dan rasa yang berbeda-beda,
tergantung bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatannya. Alkohol tersaji
dalam banyak variasi termasuk bir, anggur, brandy, arak, whisky, dan lain-lain.
Dampak dari alkohol pada penggunanya beragam pada setiap orang, dan
tergantung pada :
Seberapa banyak dan seberapa cepat alkohol yang dikonsumsi.
Berat dan ukuran tubuh.
Kondisi kesehatan – khususnya seberapa baik kerja hati pada tubuh.
Ketika alkohol dikonsumsi – pada perut yang kenyang atau kosong.
Usia dan jenis kelamin – Anak muda dan wanita biasanya lebih banyak
terpengaruh oleh alkohol.
Apakah alkohol dikonsumsi bersama dengan obat-obatan lain atau tidak.
Apa saja dampak langsungnya?
Badan terasa santai.
Kehilangan pengendalian diri.
Pergerakan badan yang tidak terkendali.
Pandangan kabur.
Bicara tidak jelas.
Mual dan muntah-muntah.
Kehilangan kesadaran.
Apa saja dampak jangka panjangnya?
Perut terasa terbakar.
Kerusakan hati.
Kerusakan otak.
Kehilangan daya ingat.
Kebingungan.
Ketidakstabilan jantung dan darah.
Depresi.
Masalah sosial (kecanduan alkohol, kriminalitas, masalah keluarga, dsb).
Siapapun yang meminum alkohol dengan jumlah banyak secara rutin, dalam
jangka waktu tertentu, akan mengalami masalah fisik, emosional atau sosial.
Efek berbahaya lainnya
1. Ketergantungan
Alkohol dapat menjadi segala-galanya bagi kegiatan, emosi, dan pemikiran
seseorang. Ketika pecandu alkohol ingin berhenti minum, ia akan sulit sekali
berhenti dan merasa sangat membutuhkan alkohol secara psikologis maupun
secara fisik. Hal ini tidak hanya mempengaruhi orang yang ketergantungan
tersebut tapi juga semua orang di sekitarnya; khususnya keluarga dekatnya.
2. Mengemudi dan Kecelakaan
Karena pengaruh alkohol terhadap pengambilan keputusan, konsentrasi,
pengelihatan dan koordinasi, maka tak heran jika mabuk menjadi penyebab
umum terjadinya kecelakaan, khususnya kecelakaan mobil, dan kecelakaan
karena tenggelam. Orang-orang yang telah mengkonsumsi alkohol walaupun
hanya sedikit, tidak seharusnya diperkenankan mengemudi, mengoperasikan
mesin atau berpartisipasi dalam kegiatan yang secara potensial berbahaya.
3. Kehamilan
Minum alkohol secara rutin dalam berbagai kuantitas selama kehamilan, dapat
merusak kesehatan ibu maupun anaknya selama dalam kandungan. Kecanduan
berat dapat memicu keguguran atau sindrom alkohol janin, yang akan berakibat
pada pertumbuhan janin yang lambat sebelum atau sesudah kelahiran, sekaligus
kecacatan mental.
4. Mencampur obat-obatan
Sangatlah berbahaya mencampur minuman alkohol dengan obat-obatan lainnya
karena ini meningkatkan efek dan mengembangkan kemungkinan akan hal-hal
yang tidak diinginkan dan efek yang negatif termasuk kerusakan serius secara
permanen. Kebanyakan kematian yang disebabkan oleh alkohol, selain
kecelakaan, disebabkan karena mengkonsumsi minuman beralkohol berserta
obat-obatan lainnya.
5. Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-
daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya
dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Desain penelitian


Desain penelitian adalah suatu yang sangat vital dalam penelitian yang
memungkinkan memaksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa
mempengaruhi validity suatu hasil (Nursalam, 2003).
Desain analitik cross sectional merupakan rancangan penelitian yang
pengukuran atau pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat
(sekali waktu) (Aziz,2007).
Penggunaan desain cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui “Pengaruh
pola makan tidak teratur terhadap meningkatnya asam lambung pada siswa
SMAN 1 Argamakmur”.
A. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam,
2003).
Pengumpulan data ini terdiri dari:
1.Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung melalui observasi dan
wawancara dengan responden dengan menggunakan kuesioner.
B.Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berbentuk
pernyataan tertutup, data dikumpulkan langsung oleh peneliti dengan cara
kunjungan ke sekolah-sekolah responden.
Penelitian : Observasi Analitik, dengan rancangan Cross-sectional

Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, objek,
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2006).

1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono,2006).
Variabel bebas yang diteliti terdiri dari:
a. Pengetahuan tentang Gastritis.
b.Pola makan tidak teratur.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengaruh pola makan tidak teratur
terhadap meningkatnya asam lambung pada siswa SMAN 1 Argamakmur.
3.2 Tempat dan Waktu
Tempat : SMAN 1 Argamakmur
Waktu : 6 bulan
3.3 Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2002).
Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SMAN 1 Argamakmur
yang sesuai dengan kriteria penelitian yang diinginkan sebanyak 50 sampel.
2.Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah diambil seluruhnya dari
jumlah populasi, yaitu berjumlah 50 orang.
Metode pengambilan sampel :Acak sederhana

3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi


1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini terdiri dari:
a.Responden yang bersedia memberikan jawaban
b.Responden yang merupakan siswa SMAN 1 Argamakmur

2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang
memenuhi kriteria inklusi karena berbagai sebab sehingga tidak dapat menjadi
responden penelitian (Nursalam, 2003).
Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Responden yang kasus baru
b. Responden dalam keadaan tidak sadar
c. Responden yang menolak berpartisipasi
3.5 Besar Sampel
Sampel yang diambil
Subyek : Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan
Usia : 15-18 tahun
Pendidikan : Siswa SMAN 1 Argamakmur
Pekerjaan : Pelajar
Menghitung Jumlah sampel
= 96 sampel

Keterangan :
a = 0,05 atau 5% à za = 1,96,
L = diambil oleh penelitin 10%
P = proporsi dan ibu dengan perilaku baik, karena belum diketahui diambil 50% =
0,5
q = 1 – 0,5 = 0.5
3.6 Identifikasi variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, objek,
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2006).
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2006).
Variabel bebas yang diteliti terdiri dari:
a. Pola makan tidak teratur
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan asam lambung pada
siswa SMAN 1 Argamakmur.
3.7 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang dapat diamati,
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara
cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi
oleh orang lain (Nursalam, 2003).
3.8 Etika penelitian
Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak dan menjamin kerahasiaan
identitas responden dan mencegah kemungkinan terjadinya ancaman terhadap
responden. Sebelum penelitian kepada responden akan dijelaskan tentang
tujuan penelitian, jaminan kerahasiaan, serta bagaimana cara pelaksanaan
penelitian, setelah diberikan penjelasan oleh peneliti kepada calon responden
dan akan diberikan surat persetujuan (informed consent). Responder yang tidak
bersedia akan menolak menjadi partisipasi, tidak akan dipakai atau diancam.
Penandatanganan informed consent dilakukan dalam keadaan tenang, tidak,
sedang menderita sakit ingatan dan telah memiliki cukup waktu untuk
memutuskan untuk menjadi partisipasi.
3.9 Perincian anggaran
Material/Bahan
Biaya satuan
Biaya total
I
Bahan habis pakai
a.Kertas ( 1 rim)
b.Bolpoin (2 Buah)
c.Buku (5 buah)
Rp.40.000
Rp.22.500
Rp.10.000
Rp.40.000
Rp.45.000
Rp.50.000
II
Peralatan
a.Sewa printer
Rp.350.000
Rp.350.000
III
Biaya perjalanan
a.Transfortasi
Rp.750.000
Rp.750.000
IV
Biaya lain-lain
a.Fotocopy (150 lbr)
b.Konsumsi (6bln)
c.Hadiah responden (50 buah)
d.Biaya tak terduga

Rp.200
Rp.20.000
Rp.30.000
Rp.1.500.000
Rp.30.000
Rp.3.600.000
Rp.1.500.000
Rp.1.500.000

Jumlah
Rp.7.865.000

DAFTAR PUSTAKA

http://puskesmas-oke.blogspot.com/2009/01/pola-makan-1.html
http://one.indoskripsi.com
http://www.tranceformasiindonesia.com
http://samsul-arifin.math.web.id/2008/05/03/apa-itu-alkohol
http://www.susukolostrum.com
http://nusaindah.tripod.com/kesgastritislambung.htm
http://ratulangimc.com
http://istanasehat.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai