Anda di halaman 1dari 4

Segitiga Epidemiologi Modern

Epidemiologi Penyakit Menular Malaria


Riwayat malaria Causative Manusia sebagai host
sebelumnya intermediate
Cara hidup Nyamuk anopheles sebagai
Sosial-ekonomi host definitive
Status gizi Usia
Time Jenis kelamin
Imunitas
Ras

Agent Risk factors

Plasmodium vivax Lingkungan fisik


Plasmodium falciparum Lingkungan kimia
P. vivax masa inkubasi 12-17 hari
Plasmodium ovale P. falciparum masa inkubasi 12 hari Lingkungan biologik (flora
Plasmodium malariae P. ovale masa inkubasi 12-17 hari dan fauna)
Lingkungan sosial budaya

Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium. Malaria pada manusia
dapat disebabkan oleh P. malariae, P.vivax, P. falciparum dan P. ovale. Penularan malaria dilakukan oleh
nyamuk betina dari Anopheles, sehingga terjadi infeksi pada sel darah merah oleh Plasmodium yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk Anopheles, transfusi darah, dan suntikan dengan jarum yang sebelumnya telah digunakan
oleh penderita malaria. Pada tubuh manusia, parasit membelah diri dan bertambah banyak di dalam hati dan
kemudian menginfeksi sel darah merah.

Penjelasan
1. Causative
a. Host Intermediate (Manusia)
 Manusia disebut host intermedia atau pejamu sementara.
 Pada dasarnya setiap orang bisa terinfeksi oleh agent atau penyebab penyakit dan merupakan tempat
berkembang biaknya atau perbanyakan agent (parasit plasmodium). Ada faktor-faktor yang
mempengaruhi kerentanan pejamu terhadap agent, antara lain :
1.) Usia, anak-anak lebih rentan terhadap infeksi malaria
2.) Jenis kelamin, infeksi malaria tidak membedakan jenis kelamin, namun jika ibu hami
terinfeksi malaria akan mengakibatkan anemia lebih berat
3.) Ras, Penduduk yang terdapat hemoglobin S (Hb S) lebih tahan terhadap infeksi P.
falciparum. Hb S ini lebih banyak ditemukan pada penderita penyakit sikcle cell anemia
4.) Riwayat malaria sebelumnya, orang yang pernah terinfeksi malaria sebelumnya biasanya
akan terbentuk imunitas sehingga akan lebih tahan terhadap infeksi malaria.
5.) Cara hidup, misalnya, tidur tidak memakai kelambu, tidak menggunakan obat anti
nyamuk dan senang berada di luar rumah pada malam hari.
6.) Sosial ekonomi, keadaan tempat tinggal di daerah endemis lebih rentan terinfeksi,
misalnya kondisi perumahan, pakaian yang layak, dan pendidikan
7.) Status gizi, masyarakat dengan gizi kurang baik lebih rentan terkena infeksi malaria
8.) Imunitas, masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah endemis lebih mempunyai
pertahanan diri yang lebih alami. Imunitas ini bisa dari kekebalan alamiah tubuh sampai
kekebalan pasif.
b. Host Definitive (Nyamuk Anopheles)
 Nyamuk disebut host definitive atau pejamu tetap.
 Hanya nyamuk Anopheles betina yang menghisap darah diperlukan untuk perkembangan
telurnya
 Faktor lain yang penting antara lain :
1.) Umur nyamuk, semakin panjang umur nyamuk semakin besar kemungkinan nyamuk
untuk menularkan agent atau vector manusia, karena frekuensi menggigit nyamuk
semakin besar, lalu menularkan agent ke dalam tubuh manusia.
2.) Kerentanan nyamuk terhadap infeksi gametosit dan parasite itu sendiri.
3.) Frekuensi dalam menggigit manusia dan peluang untung berkontak langsung dengan
manusia.
4.) Jarak terbang nyamuk sekitar 50 – 100 meter dari tempat kembang biaknya, kecuali ada
angin yang membawanya terbang lebih jauh.
5.) Waktu yang diperlukan telur untuk matang. Waktu ini juga merupakan interval nyamuk
menggigit dimana 2 – 3 hari nyamuk benita akan beristirahat, dan 8 – 10 hari untuk
perkembangan jentik nyamuk.
6.) Kepadatan nyamuk
 Lama hidup dari nyamuk juga dipengaruhi oleh kombinasi faktor, terutama faktor suhu dan
kelembaban udara. Oleh karena itu, tingkat penularan malaria tergantung pada vector
biologis dan klimatis.
2. Agent (Parasit / Plasmodium)
 Hidup di dalam tubuh manusia dan nyamuk.
 Plasmodium dalam tubuh nyamuk dalam tahap seksual dan dalam tubuh manusia dalam tahap
aseksual
 Agent penyebab malaria termasuk agent biologis, yaitu, protozoa. Di Indonesia ada 4 jenis
protozoa, yaitu
a. Plasmodium vivax, terdistribusi secara luas temasuk wilayah dengan iklim dingin, subtropik.
b. Plasmodium falciparum, penyebab malaria tropika, termasuk penyakit denga klinik yang berat
dan dapat menimbulkan komplikasi malaria cerebral dan fatal.
c. Plasmodium ovale, relative ringan dan dapat sembuh sendiri
d. Plasmodium malariae, penyebab malaria quartana, umumnya di daerah pegunungan, dataran
rendah pada daerah tropik, ditemukan tanpa gejala dan tidak sengaja, namun sering kambuh.
3. Risk Factors
 Lingkungan fisik
a. Suhu udara
Suhu udara sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus sporogoni atau masa inkubasi
ekstrinsik. Semakin tinggi suhu sampai batas waktu tertentu, makin pendek masa inkubasi
ekstrinsik, dan sebaliknya.
b. Kelembaban udara
Semakin rendah kelembaban udara akan memperpendek umur nyamuk karena kelembaban
mempengaruhi kecepatan perkembang biakan, kebiasaan menggigit, istirahat, dan lain-lain.
c. Hujan
Terjadi hubungan antara hujan dengan perkembanagn larva nyamuk menjadi dewasa. Hujan
yang diselingi oleh panas akan memperbesar kemungkinan berkembang biaknya Anopheles.
d. Angin
Kecepatan angin saat terbit dan terbenamnya matahari yang merupakan waktu terbangnya
nyamuk ke dalam atau keluar rumah. Jarak terbang pendek dan panjang nyamuk tergantung
dengan arah angin.
e. Sinar matahari
Pengaruh sinar matahari pada setiap larva nyamuk berbeda-beda .
f. Arus air
Pengaruh arus pada setiap larva nyamuk berbeda-beda
 Lingkungan kimia
a. Salinitas atau kadar garam dari tempat perindukan
 Lingkungan biologik (flora dan fauna)
a. Lingkungan yang memberikan paparan langsung terhadap kesehatan masyarakat, seperti
agent yang hidup, vektor penyakit, reservoir penyakit, dan lain-lain.
b. Tumbuhan bakau, lumut, ganggang dan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan lain dapat
mempengaruhi kehidupan larva nyamuk karena dapat menghalangi sinar matahari yang masuk
ke tempat perindukan serta melindungi jentik nyamuk dari serangan mahluk hidup lain.
c. Jenis ikan pemangsa dapat mempengaruhi populasi nyamuk di suatu daerah.
d. Ternak besar seperti sapi dan kerbau yang kandangnya diletakkan tidak jauh dari rumah dapat
mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia (Cattle Barrier).
 Lingkungan sosial budaya
a. Adat, kebiasaan, kepercayaan, pengetahuan teknologi setempat sangat menentukan perilaku
sehat dan dengan demikian dapat menentukan juga pola penyakitnya.
b. Kebiasaan untuk berada di luar rumah sampai larut malam di mana vektornya lebih bersifat
eksofilik dan eksofagik akan memperbesar jumlah gigitan nyamuk serta penggunaan kelambu,
kawat kasa, obat anti nyamuk untuk mengurangi gigitan nyamuk.
c. Faktor yang cukup penting pula adalah pandangan/persepsi masyarakat di suatu daerah
terhadap penyakit malaria. Jika malaria dianggap sebagai kebutuhan yang wajib untuk diatasi,
maka secara tidak langsung masyarakat akan menyehatkan lingkungannya.
d. Pembangunan bendungan, penambangan timah dan pembukaan tempat pemukiman baru
memungkinkan timbulnya tempat perindukan buatan manusia sendiri.
e. Perpindahan penduduk.
f. Meningkatnya parawisata dan perjalanan dari daerah endemik akan meningkatkan kasus malaria.
4. Time
 Plasmodium vivax
Penyebab malaria tertiana. Agent ini menyebabkan demam setiap 48 jam atau setiap hari ketiga,
pada waktu siang atau sore. Masa inkubasi antara 12 – 27 hari dan dalah satu gejala ialah
pembekakan limpa.
 Plasmoduim falciparium
Plasmodium ini menyebabkan malaria tropika. Masa inkubasi malaria ini sekitar 12 hari dengan
masa sporulasinya 1 – 2 x 24 jam.
 Plasmodium ovalae
Memiliki masa inkubasi 12 – 17 hari denagn demam setiap 48 jam.
 Plasmodium malariae
Memberikan gejala demam setiap 72 jam

Anda mungkin juga menyukai