Anda di halaman 1dari 125

SKRIPSI

“GAMBARAN TINGKAT LITERASI KESEHATAN DAN


PENGETAHUAN SEKS PRANIKAH REMAJA DI SMAN 01 SILUQ
NGURAI KABUPATEN KUTAI BARAT”

OLEH :
MARSEL PARANTE
R011191030

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa

atas segala berkat dan pertolonganNya sehingga penyusunan proposal skripsi

dengan judul “ Gambaran Tingkat Literasi Kesehatan dan Pengetahuan Seks

Pranikah Remaja di SMAN 01 Siluq Ngurai” bisa selesai dengan baik. Proposal

penelitian ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk dapat menyelesaikan

pendidikan Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin makassar. Penyusunan proposal ini

tentunya menuai banyak hambatan dan kesulitan sejak awal hingga akhir

penyusunan proposal ini. Namun berkat bimbingan, bantuan, dan kerjasama dari

berbagai pihak akhirnya hambatan dan kesulitan yang dihadapi peneliti dapat

diatasi.

Penyusunan proposal penelitian ini boleh terselesaikan dengan baik atas

bimbingan dan arahan yang diberikan oleh pembimbing. Oleh sebab itu dengan

penuh kerendahan hati penulis menghaturkan banyak terima kasih dan

penghargaan yang stinggi-tingginya kepada ibu Nurhaya Nurdin, S.Kep.,Ns.,

MN., MPH selaku pembimbing I dan Ibu Silvia Malasari, S.Kep., Ns., MN selaku

pembimbing 2 atas segala masukan, bimbingan dan arahan selama penyusunan

proposal penelitian ini. Ucapan terimakasih yang sama penulis sampaikan kepada:

1. Rektor Universitas Hasanuddin Makassar Prof. Dr. Dwia A. Tina Pulubuhu,

MA.

2. Ibu. Dr. Ariyanti Saleh,S.Kp.,M.Kes. selaku dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Hasanuddin.

iv
3. Ibu Rini Rachmawati, S. Kep, Ns., MN., Ph.D. selaku wakil dekan bidang

akademik Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin

4. Ibu Dr.Yuliana Syam, S.Kep, Ns., M.Kes selaku ketua program studi Ilmu

keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin dalam

menyelesaikan skripsi ini

5. Ibu Dr. Suni Hariati, S.Kep, Ns., M.Kep sebagai penguji 1 yang telah

memberikan banyak masukan demi penyempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Mulhaeriah, S.Kep.,Ns., M.Kes., Sp.Kep.Mat sebagai penguji 2 yang

telah memberikan masukan dan arahan untuk penelitian skripsi in

7. Seluruh Dosen, Staf Akademik, dan Staf Perpustakaan Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin yang banyak

membantu selama proses perkuliahan dan penyusunan proposal penelitian ini.

8. Kementrian kesehatan dalam hal ini bagian PPSDMK yang telah memberikan

kepada kami kesempatan untuk melanjutkan jenjang pendidikan S1 dan Ners

melalui program beasiswa

9. Bapak Bupati Kutai Barat yang sudah memberikan kesempatan dan ijin tugas

belajar dan meninggalkan tempat tugas selama 3 tahun untuk mengikuti

program besisawa PPSDMK Kementerian Kesehatan

10. Kepala Dinas Kesehatan Kutai Barat beserta Kepala Puskesmas Belusuh yang

sudah memberi kesempatan mengikuti program tugas belajar PPSDMK

Kementerian Kesehatan

11. Kepala sekolah SMAN 01 Siluq Ngurai beserta para staf pengajar yang sudah

mengijinkan dan membantu dalam penelitian terhadap siswa dan siswi di

sekolah tersebut

v
12. Seluruh responden penelitian yakni siswa dan siswi yang berada di SMAN 01

Siluq Ngurai yang sudah bersedia menjadi objek penelitian ini

13. Semua saudara-saudara saya yang sudah membantu dan mendukung dalam

penyelesaian pendidikan ini.

14. Teman-teman kelas Kerjasama 2019 yang banyak membantu dalam berbagai

hal

Ucapan yang spesial juga saya ucapakan terimakasih kepada kedua orang

tua Bpk. Sa’biangan dan Ibu Suba meskipun sudah dalam usia lanjut tetapi selalu

mendukung dalam perkuliahan serta istri tercinta Veronika Patadungan yang

selalu mendukung dalam berbagai hal dan juga anak terkasih Vania Christy yang

lahir bertepatan dengan masa-masa penyusunan proposal ini.

Akhirnya, dengan menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,

saran dan kritik dengan senang hati penulis terima demi penyempurnaan skripsi

ini dan perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa

senantiasa melimpahkan rahmatNya kepada kita semua dan apa yang disajikan

dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, Juni 2021

Peneliti

vi
ABSTRACT

Marsel Parante, R011191030. "Overview of The Level of Health Literacy and


Knowledge of Premarital Sex among Teeneger’s in SMAN 1 Siluq Ngurai"
supervised by Nurhaya Nurdin, and Silvia Malasari
Background : The youth population in Indonesia is increasing rapidly. A high percentage
of adolescents cause a susceptible to reproductive health problems. One of the problems
that occurs in adolescence is premarital sex behavior. Adolescents' lack of knowledge
about reproductive health causes increasingly complex problems. Therefore, efforts to
prevent deviant behaviors such as premarital sex in adolescents need to be improved in
the hope of having an influence on their behavior.
Research Objective: To know the level of literacy and knowledge of premarital sex in
adolescents at SMAN 1 Siluq Ngurai.
Method : This research is descriptive research. The number of samples used was 125
samples. Sampling using proportional stratified random samplingtechnique. The
instruments used are premarital sex knowledge questionnaires and health literacy
questionnaires (HLS-EU-SQ10-IDN).
Results : The level of adolescent health literacy in this study was in the category of
moderate (44.8%), and problematic (40%). Dimension indicators of health literacy in
accessing, understanding, assessing and applying information are quite easy.
Conclusions and Suggestions: Health literacy and premarital sex knowledge in
adolescents at SMAN 1 Siluq Ngurai are in the category of sufficient. Therefore, the
school needs to cooperate with cross-sectoral such as puskesmas in improving literacy
and knowledge of premarital sex in teenagers in the high school.
Keywords : Teen, Health Literacy, Premarital Sex
Literature Source : 47 literature

1
ABSTRAK

Marsel Parante, R011191030. “Gambaran Tingkat Literasi Kesehatan dan


Pengetahuan Seks Pranikah Remaja di SMAN 1 Siluq Ngurai” dibimbing oleh
Nurhaya Nurdin, dan Silvia Malasari
Latar Belakang : Populasi remaja di Indonesia sangat meningkat pesat. Tingginya
persentase remaja menyebabkan rentan terhadap masalah kesehatan reproduksi. Salah
satu permasalahan yang terjadi pada masa remaja adalah perilaku seks pranikah. Perlaku
seks pranikah terjadi karena dampak dari pergaulan bebas dan kurangnya pengetahuan..
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui gambaran tingkat literasi dan pengetahuan seks
pra nikah pada remaja di SMAN 1 Siluq Ngurai.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Jumlah sampel yang digunakan
125 sampel. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional stratified random
sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan seks pranikah dan
kuesioner literasi kesehatan (HLS-EU-SQ10-IDN).
Hasil : Tingkat literasi kesehatan remaja pada penelitian ini dalam kategori cukup
(44,8%), dan bermasalah (40%). Indikator dimensi literasi kesehatan dalam mengakses,
memahami, menilai dan menerapkan informasi cukup mudah.
Kesimpulan dan Saran : Literasi kesehatan dan pengetahuan seks pranikah pada remaja
di SMAN 1 Siluq Ngurai berada pada kategori cukup. Oleh karena itu pihak sekolah perlu
bekerjasama dengan lintas sektoral seperti puskesmas dalam meningkatkan literasi dan
pengetahuan seks pranikah pada remaja di SMA tersebut.
Kata Kunci : Remaja, Literasi Kesehatan, Seks Pranikah
Sumber Literatur : 47 kepustakaan

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv


ABSTRAK ...............................................................................................................1
DAFTAR ISI ............................................................................................................3
BAB 1 ......................................................................................................................9
PENDAHULUAN ...................................................................................................9
A. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................................ 9
B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 13
C. TUJUAN PENELITIAN ........................................................................... 14
D. MANFAAT PENELITIAN ....................................................................... 14
1. Bagi Tempat Penelitian ...........................................................................14
2. Bagi Institusi Pendidikan.........................................................................15
BAB II ....................................................................................................................16
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................16
A. Tinjauan Umum Tentang Remaja ............................................................. 16
1. Konsep Remaja........................................................................................16
2. Konsep Dasar Seks Pranikah ...................................................................22
B. Tinjauan Umum Tentang Literasi Kesehatan Reproduksi ........................ 26
1. Definisi ....................................................................................................26
2. Jenis Literasi ............................................................................................27
3. Model Konsep Literasi Kesehatan...........................................................28
4. Dimensi Literasi Kesehatan .....................................................................32
5. Faktor yang Mempengaruhi Literasi Kesehatan .....................................34
6. Instrumen Pengukuran Literasi Kesehatan ..............................................36
7. Dampak Literasi Kesehatan Terhadap Kesehatan Reproduksi ...............40
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesehatan reproduksi remaja .........42
Kerangka Teori .................................................................................................. 47
BAB III ..................................................................................................................48
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ..........................................................48
3
A. Kerangka Konsep ...................................................................................... 48
B. Hipotesis .................................................................................................... 48
BAB IV ..................................................................................................................49
METODE PENELITIAN .......................................................................................49
A. Rancangan Penelitian ................................................................................ 49
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 50
1. Tempat Penelitian ....................................................................................50
2. Waktu Penelitian .....................................................................................50
C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 50
1. Populasi ...................................................................................................50
2. Sampel .....................................................................................................50
3. Kriteria Inklusi dan Ekslusi .....................................................................52
D. Alur Penelitian........................................................................................... 53
E. Variabel Penelitian .................................................................................... 53
1. Identifaksi Variabel .................................................................................53
2. Defenisi Operasional ...............................................................................54
F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 54
G. Prosedur Pengambilan Data ...................................................................... 57
H. Pengolahan dan Analisa Data .................................................................... 57
I. Etik ............................................................................................................ 58
BAB V....................................................................................................................62
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .....................................................62
A. HASIL PENELITIAN ............................................................................... 62
B. PEMBAHASAN ....................................................................................... 72
C. KETERBATASAN ................................................................................... 77
BAB VI ..................................................................................................................78
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................................78
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 78
B. SARAN ..................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................80

4
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Matriks Dimensi Health Literacy...........................................................32


Tabel 4.1 Tabel Rumus Pengambilan Sampel......................................................51
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden.......................................................63
Tabel 5.2 Tingkat Literasi Kesehatan....................................................................64
Tabel 5.3 Dimensi Indikator Literasi Kesehatan....................................................64
Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Literasi Berdasarkan Karakteristik Responden........65
Tabel 5.5 Tingkat Pengetahuan Seks Pranikah......................................................67

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Of Improving Interactive dan Critical Health Literacy...........29


Gambar 2.2 Model Konsep Kesehatan Health Literacy........................................31

6
DAFTAR BAGAN

Kerangka Teori.......................................................................................................46
Kerangka Konsep...................................................................................................47
Alur Penelitian........................................................................................................52

7
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Penjelasan Penelitian............................................................82


Lampiran 2. Kuesioner Informasi Sosio-Demografi..............................................83
Lampiran 3. Kuesioner Sumber Informasi.............................................................85
Lampiran 4. Kuesioner Literasi Kesehatan............................................................86
Lampiran 5. Kuesioner Pengetahuan Seks Pranikah..............................................87
Lampiran 6. Master Tabel......................................................................................90
Lampiran 8 Uji SPSS...........................................................................................101
Lampiran 8. Surat-Surat.......................................................................................102

8
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Populasi remaja saat ini meningkat cepat dan harus menjadi

perhatian bersama. Berdasarkan data World Health Organization (WHO)

dari total populasi remaja sekitar 16% dari jumlah penduduk dunia yaitu 1,2

milyar, dengan sebaran terbesar ada di Benua Asia sejumlah 650 juta jiwa

(WHO, 2019). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah remaja

di Indonesia yaitu 46 juta jiwa atau 17,2% dari jumlah penduduk dan di

Kalimantan Timur jumlah remaja sekitar 594.100 jiwa (Badan Pusat

Statistik, 2020). Tingginya persentase remaja di Indonesia harus dibarengi

dengan pemberian pendidikan kesehatan reproduksi untuk mencegah remaja

mengabaikan kesehatan reproduksi yang berakibat membahayakan diri

sendiri (Senja & Widiastuti, 2020)

Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan

perkembangan baik secara fisik, psikologis maupun intelektual. Perubahan

fisik yang sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan remaja adalah

tinggi badan yang semakin tinggi, berfungsinya alat-alat reproduksi

(ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki), dan

tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh (sarwono, 2013). Sifat khas

remaja yang memiliki rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan

dan tantangan serta cenderung berani menanggung resiko tanpa


9
pertimbangan yang matang. Salah satu permasalahan yang terjadi pada masa

remaja adalah perilaku seks pranikah. Perilaku seksual pranikah merupakan

salah satu akibat dari pergaulan bebas. Permasalahan ini cenderung

dilakukan oleh kelompok remaja tengah dan remaja akhir. Remaja tengah

(15-18 tahun) merupakan masa-masa ingin mencari identitas diri, tertarik

dengan lawan jenis, timbul perasaan cinta dan mulai berkhayal mengenai

hal-hal yang berkaitan dengan seksual. Remaja akhir (19-21 tahun)

merupakan remaja yang mengungkapkan kebebasan diri dan mewujudkan

perasaan cinta yang dirasakannya (Kemenkes RI, 2015).

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun

2017 terhadap 22.583 remaja, menunjukkan 0,9% remaja wanita dan 3,6%

remaja pria pernah melakukan hubungan seks pranikah. Pertamakali

melakukan hubungan seksual pada remaja pria dan wanita masing-masing

tertinggi pada usia 17 tahun yaitu 28,3% pria dan 31% wanita, kemudian

pada usia 16 tahun 22,9% pria dan 11.9% wanita, dan ditemukan data

bahwa 16,4% remaja wanita pernah mengalami kehamilan tidak diinginkan

(BKKBN, 2017).

Rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi

menyebabkan permasalahan yang semakin kompleks. Survei Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) 50,5% remaja

perempuan dan 48,6 % remaja laki laki mengetahui jika berhubungan

seksual sekali dapat menyebabkan hamil, sedangkan pengetahuan masa

subur yang benar sebesar 33% remaja perempuan dan 37% remaja laki-laki
10
(BKKBN, 2017). Oleh sebab itu, upaya pencegahan perilaku menyimpang

seperti seks pranikah pada remaja perlu diberikan dengan harapan

membawa pengaruh terhadap perubahan perilakunya seperti penyuluhan

tentang reproduksi sehingga literasi kesehatan remaja dapat meningkat

(Susanti & Noormarina, 2020; Utami, 2015).

Angka pernikahan dini di Indonesai masih sangat tinggi. Dari data

United Nation Children Fund (UNICEF, 2019) Kalimantan menempati

posisi ke-4 angka pernikahan dini secara Nasional setelah Jawa, Sumatra

dan Sulawesi yakni 19,13%. Data yang dilansir dari antaranews.com, ada

peningkatan kasus pernikahan usia dini di Kalimantan Timur yakni 13,9%

(953 kasus), bahkan di atas rata-rata nasional yaitu 11,54%. Data

sebelumnya yakni pada tahun 2017 ada sekitar 444 kasus dan pada tahun

2018 ada sekitar 472 kasus. Di Kabupaten Kutai Barat menurut informasi

yang didapatkan dari Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB)

menunjukkan ada sekitar 182 remaja dengan usia 15-19 tahun melahirkan di

tahun 2020 yang tersebar di 16 kecamatan. Data tentang seks pranikah di

Kutai Barat khusunya di Kecamatan Siluq Ngurai belum terdata, namun

kenyataan dilapangan banyak terjadi pernikahan usia remaja yang dilakukan

secara adat.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMAN 1 Siluq

Ngurai dari tahun 2018-2020 ada 5 orang siswi yang dikeluarkan dari

sekolah karena hamil diluar nikah. Menurut Ananda & Mubarokah, (2016)

11
ada hubungan antara kehamilan tidak diinginkan pada remaja dengan literasi

kesehatan reproduksi. Oleh sebab itu penelitian ini penting dilakukan untuk

mengetahui tingkat literasi kesehatan dan pengetahuan seks pranikah pada

remaja, sehingga dapat menjadi acuan bagi sekolah dan puskesmas dalam

memberikan pendidikan tentang seks pranikah

Penelitian tentang literasi kesehatan di Indonesia sudah mulai

berkembang, namun penelitian tentang literasi kesehatan reproduksi pada

remaja masih kurang yang terpublikasi. Beberapa penelitian tentang literasi

kesehatan reproduksi pada remaja diantaranya dilakukan oleh Lakhmudien

et al., (2019) di kota semarang. Penelitian tersebut menjelaskan tingkat

literasi kesehatan reproduksi remaja dalam kategori rendah dan lebih dari

50% pada kategori kurang dan bermasalah. Penelitian yang sama dilakukan

di semarang terhadap 253 remaja putri yang meneliti tentang pengaruh

keluarga dalam literasi kesehatan reproduksi remaja perempuan. Hasil dari

penelitian tersebut menunjukkan bahwa akses informasi kesehatan

mengenai kesehatan reproduksi terbatas dan keluarga mempengaruhi literasi

kesehatan reproduksi (Joseph et al., 2018).

Perbedan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan

adalah dari segi tempat penelitian dimana penelitian sebelumnya dilakukan

di perkotaan sedangkan penelitian ini dilakukan di pedesaan, sehingga

penelitian ini bisa menggambarkan tingkat literasi kesehatan remaja di

pedesaan. Penelitian sebelumnya hanya meneliti dari segi pengetahuan seks

pranikah, sedangkan penelitian ini meneliti tentang yang pengetahuan seks


12
pranikah dan tingkat literasi kesehatan, sehingga dari penelitian ini kita bisa

melihat tingkat literasi kesehatan dan pengetahuan seksual remaja secara

bersamaan.

B. RUMUSAN MASALAH

Tingginya angka pernikahan dini pada remaja di Kalimantan Timur

menjadi suatu masalah yang perlu jadi perhatian bersama. serta Angka

pernikahan dini di Indonesai masih sangat tinggi. Dari data United Nation

Children Fund (UNICEF, 2019) Kalimantan menempati posisi ke-4 angka

pernikahan dini di Indonesia yaitu 19,13%. Peningkatan kasus pernikahan

usia dini di Kalimantan Timur yakni 13,9% (953 kasus), bahkan di atas

rata-rata nasional yaitu 11,54%. Data sebelumnya pada tahun 2017 ada

sekitar 444 kasus dan pada tahun 2018 ada sekitar 472 kasus. Sementara

di Kutai Barat selama tahun 2020 terdapat 182 remaja yang melahirkan

dengan usia 15-19 tahun.

Dari studi awal yang peneliti lakukan di SMA 1 Siluq Ngurai

didapatkan data bahwa pada tahun 2018-2020 sudah 5 peserta didik yang

dikeluarkan karena hamil diluar nikah. Dengan demikian masalah

penelitian ini adalah “bagaimana gambaran tingkat literasi dan

pengetahuan seks pranikah pada remaja di SMAN 1 Siluq Ngurai”?

13
C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya gambaran tingkat

literasi dan pengetahuan seks pranikah pada remaja di SMAN 01 Siluq

Ngurai

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya karakteristik remaja

b. Diketahuinya sumber informasi kesehatan reproduksi pada siswa

remaja

c. Diketahuinya tingkat literasi kesehatan remaja

d. Diketahuinya gambaran pengetahuan remaja tentang seks

praniakah

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Tempat Penelitian

a. Untuk SMAN 01 Siluq Ngurai

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi kepala

sekolah, tenaga pengajar dan staf bimbingan konseling tentang

pentingnya literasi kesehatan dan pengetahuan seks pranikah remaja

secara dini.

b. Untuk Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi tim yang ada di

puskesmas yang membidangi penyuluhan untuk meningkatkan

14
kegiatan-kegiatan penyuluhan kesehatan reproduksi kepada remaja,

baik yang masih sekolah maupun yang tidak sekolah.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dari hasil peneliitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti

yang akan meneliti hal yang sama dalam pengembangan ilmu-ilmu

yang ada.

15
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Remaja

1. Konsep Remaja

a. Pengertian Remaja

Remaja dapat diartikan sebagai peralihan dari anak-anak menjadi

dewasa. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh

atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang

lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial

dan fisik (Putri et al., 2016). Menurut WHO, (2018) remaja adalah

penduduk dalam rentang usia 10- 19 tahun dan menurut Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 25 tahun 2014 remaja

adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun.

Defenisi remaja dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang.

Rosyida, (2019) dalam buku kesehatan reproduksi remaja dan wanita

mendefinisikan remaja menjadi 3 sudut pandang yaitu :

1. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-

12 tahun sampai 20-21 tahun;

2. Secara fisik, remaja ditandai oleh ciri-ciri penampilan fisik dan

fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual;

3. Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu

mengalami perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi,


16
sosial, dan moral, diantara masa kanak-kanak menuju masa

dewasa.

b. Ciri-ciri remaja

Ciri-ciri remaja yang membedakan dengan periode anak-anak dan

masa dewasa adalah sebagai berikut:

1. Remaja mulai menyampaikan kebebasannya dan haknya untuk

mengemukakan pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini dapat

menciptakan ketegangan dan perselisihan bahkan bisa menjauhkan

remaja dari keluarganya.

2. Remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman-temannya daripada

ketika mereka masih kanak-kanak. Ini berarti bahwa pengaruh

orangtua semakin lemah. Anak remaja berperilaku dan mempunyai

kesenangan yang berbeda bahkan bertentangan dengan perilaku dan

kesenangan keluarga. Contoh-contoh yang umum adalah dalam hal

mode pakaian, potongan rambut, kesenangan musik yang

kesemuanya harus mutakhir.

3. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik

pertumbuhannya maupun seksualitasnya. Perasaan seksual yang

mulai muncul bisa menakutkan, membingungkan dan menjadi

sumber perasaan salah dan frustrasi.

4. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri (over confidence)

disertai emosinya yang meningkat, mengakibatkan sulit menerima

nasihat dan pengarahan orangtua (Saputro, 2017).


17
c. Perubahan Yang Terjadi Pada Remaja

Banyak perubahan yang terjadi pada setiap individu yang memasuki

masa remaja. Sarwono, 2012 dalam (Untari, 2017) membagi perubahan

pada masa remaja menjadi tiga, antara lain :

1. Perubahan remaja secara biologis yaitu remaja mengalami perubahan

pada tanda-tanda seksual sekundernya sampai mencapai kematangan

seksual.

2. Perubahan remaja secara psikologis dapat dilihat dengan perubahan

pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa.

3. Remaja mengalami peralihan ketergantungan sosial ekonomi menuju

keadaan yang relatif lebih mandiri.

d. Tumbuh kembang remaja

1. Pertumbuhan Remaja

Pacu tumbuh terjadi sangat pesat pada usia remaja.

Pertumbuhan remaja laki-laki berbeda dengan remaja perempuan.

remaja perempuan mengalami pacu tumbuh 2 tahun lebih awal dari

laki-laki (Soetjiningsih, 2011)

Pada usia remaja akan terjadi perubahan dari segi seksual.

Masalah kesehatan yang muncul sebagai implikasi dari

pertumbuhan dan perkembangan remaja dapat dilihat bahwa masa

awal remaja adalah tahap dimana remaja mengalami krisis karena

adanya perubahan cepat yang memunculkan sesuatu yang dirasakan

baru dan berbeda pada aspek fisik maupun psikososial mereka


18
(Wulandari, 2014). Awal usia remaja ditandai oleh pubertas.

Pubertas sering didefinisikan sebagai transformasi fisik seorang

anak menjadi dewasa. Perubahan-perubahan ini mencakup bentuk

(pematangan seks), ukuran (peningkatan tinggi dan berat badan) dan

komposisi tubuh (Pengotan et al., 2017).

Perubahan yang terjadi pada remaja seiring dengan

pertumbuhannya diantaranya dari segi seksual menurut Potter &

Perry 2005 dalam (Diananda, 2019) meliputi :

1. Perubahan fisik

a. Perempuan

Pada perempuan ditanda dengan pertumbuhan payudara,

dimulai pada umur 8 tahun sampai akhir usia 10 tahun.

Meningkatnya kadar estrogen mempengaruhi genitalia,

antara lain: uterus membesar, vagina memanjang,

tumbuhnya rambut pubis dan aksila serta lubrikasi vagina

baik spontan maupun akibat rangsangan. Menarche, dapat

terjadi pada remaja usia 8 tahun dan tidak sampai usia 16

tahun.

b. Laki-Laki

Meningkatnya kadar testoteron ditandai dengan peningkatan

ukuran penis, testis, prostat dan vesikula seminalis,

tumbuhnya rambut pubis dan wajah. Ejakulasi terjadi

pertama kali mungkin saat tidur (emisi noktural) dan sering


19
diinterpretasikan sebagai mimpi basah, serta bagi sebagian

remaja menganggap hal tersebut merupakan sesuatu yang

memalukan. Oleh karena itu anak laki-laki harus

mengetahui bahwa meski ejakulasi pertama tidak

menghasilkan sperma, akan tetapi mereka akan segera

menjadi subur

Pada anak laki-laki, pacu tumbuh tinggi badan dimulai

sekitar 1 tahun setelah terjadi pembesaran testis, yaitu sejak dari

umur 10,5-16 tahun atau 17,5 tahun (Soetjiningsih, 2011).

2. Perkembangan remaja

Perkembangan merupakan suatu proses perubahan dalam

diri individu yang bersifat kualitatif atau fungsi psikologis yang

berlangsung secara terus menerus ke arah yang lebih baik/progresif

menuju kedewasaan.

Definisi-definisi tentang perkembangan pada umumnya

mencakup unsur-unsur sebagai berikut:

a. Adanya perubahan fungsi psikologis yang bersifat kualitatif, yaitu

perubahan yang dapat dilihat melalui adanya kemampuan dalam

bertingkah laku sosial, emosional, moral maupun intelektual,

secara lebih matang.

b. Perubahan yang terjadi pada diri individu merupakan merupakan

proses yang berkesinambungan dan berkelanjutan sehingga

perkembangan (perubahan) pada tahap kehidupan (periode)


20
sebelumnya mempengaruhi perkembangan pada periode

sesudahnya.

c. Perubahan yang mengarah kepada pencapaian kematangan berupa

kemampuan bertingkah laku secara fisik, sosial, emosional, moral

dan intelektual sesuai dengan tingkat perkembangan tertentu

sesuai dengan kondisi individu yang bersangkutan.

Semua aspek perkembangan dalam masa remaja secara global

berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian usia 12-

14 tahun adalah masa remaja awal, 15-18 tahun adalah masa

remaja pertengahan dan 19-21 tahun adalah masa remaja akhir

(Monks, et al 2002). Menurut tahap perkembangannya, masa

remaja dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

1. Remaja awal (12-14 tahun), dengan ciri khas antara lain:

a) Lebih dekat dengan teman sebaya

b) Merasa ingin bebas

c) Mulai tertarik dengan lawan jenis

d) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya

dan mulai berpikir abstrak

2. Remaja Pertengahan (15-18 tahun)

a) Mencari identitas diri

b) Timbulnya keinginan untuk kencan

c) Mempunyai rasa cinta yang mendalam

d) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak


21
e) Mulai berkhayal tentang aktivitas seks

3. Remaja akhir (19-21 tahun)

a) Pengungkapan identitas diri

b) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya

c) Mempunyai citra jasmani dirinya

d) Dapat mewujudkan rasa cinta

e) Mampu berfikir abstrak

Kematangan fungsi seksual remaja akan menimbulkan

dorongan seksual yaitu keinginan untuk mendapatkan kepuasan

seksual melalui perilaku seksual (PKBI, 2015). Perilaku seks

bebas umumnya di lakukan pada masa remaja tengah dan akhir.

Remaja tengah (15-18 tahun) adalah masa masa ingin mencari

identitas jati diri, tertarik dengan lawan jenis, timbul rasa cinta dan

mulai berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual.

Remaja akhir (19-21 tahun), merupakan masa dimana remaja mulai

mengungkapkan kebebasan diri dan mewujudkan perasaan cinta

yang dirasakannya (Kemenkes RI 2015).

2. Konsep Dasar Seks Pranikah

a. Pengertian Seks Pranikah

Hubungan seks pranikah adalah perilaku yang dilakukan sepasang

individu karena adanya dorongan seksual dalam bentuk penetrasi

penis ke dalam vagina, ada juga penetrasi ke mulut (oral) atau ke anus

22
(anal) yang dilakukan sebelum menikah (Tarwoto, 2012). Menurut

Sarwono (2011) perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang

didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun

dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam

macam mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan,

bercumbu dan bersenggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain,

orang dalam khayalan atau diri sendiri

b. Kategori Perilaku Seks Pranikah

Menurut Sarwono (2011) terdapat beberapa kategori perilaku seksual

pranikah, antara lain:

1. Berpelukan dan berpegangan tangan

Berpelukan dan berpegangan tangan adalah saling memeluk atau

meraih seseorang kedalam dekapan kedua tangan yang

dilingkarkan. Perilaku berpegangan tangan hanya terbatas

dilakukan pada saat pergi berdua, saling berpegangan tangan,

sebelum sampai pada tingkat yang lebih dari berpegangan tangan

seperti berciuman dan seterusnya, berpegangan tangan termasuk

dalam perilaku seksual pranikah karena adanya kontak fisik secara

langsung antara dua orang lawan jenis yang didasari oleh rasa suka

atau cinta.

2. Berciuman

Ciuman adalah suatu tindakan saling menempelkan bibir kepipi,

leher, atau bibir kebibir, sampai menempelkan lidah sehingga


23
dapat saling menimbulkan rangsangan seksual.

3. Meraba payudara

Meraba payudara adalah memegang dengan telapak tangan pada

bagian payudara karena hendak merasai sesuatu.

4. Meraba alat kelamin

Meraba alat kelamin adalah menyentuh dengan telapak tangan

pada daerah kelamin karena hendak merasai sesuatu.

5. Berhubungan badan

Berhubungan badan adalah terjadi kontak seksual atau melakukan

hubungan seksual yang artinya sudah ada aktivitas memasukkan

alat kelamin laki-laki kedalam alat kelamin perempuan.

c. Faktor Penyebab Seks Pranikah

Faktor-faktor yang menyebabkan seks pranikah menurut Tarwoto

(2012) antara lain:

1. Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku

seksual yang dapat menyebabkan kehamilan.

2. Ketidakmampuan mengendalikan dorongan biologis

3. Akibat pemerkosaan

4. Pergeseran nilai-nilai moral dan etika remaja

5. Ketidaktahuan dalam menggunakan alat kontrasepsi

d. Dampak seks pranikah pada remaja

Seks pranikah pada remaja dapat menimbulkan masalah bagi remaja

itu sendiri, keluarga maupun lingkungan sosial. Menurut BKKBN,


24
2012 kehamilan tidak diinginkan pada remaja dapat memiliki

beberapa dampak, yaitu:

1. Dampak fisik, antara lain status kesehatan fisik rendah,

perdarahan, komplikasi dan kehamilan yang bermasalah;

2. Dampak psikologis, antara lain tidak percaya diri, stres, malu;

3. Dampak sosial, antara lain prestasi sekolah rendah atau drop out

dari sekolah, penolakan atau pengusiran oleh keluarga, dikucilkan

oleh masyarakat, tingkat ketergantungan keuangan yang tinggi

bahkan kemiskinan;

4. Dampak bagi anak yang dilahirkan, anak yang dilahirkan oleh ibu

di usia remaja akan mengalami status kesehatan yang rendah,

keterlambatan perkembangan intelektualitas dan masalah sosial

lainnya.

e. Pencegahan seks pranikah

Alternatif pencegahan seks praikah yang dapat dilakukan menurut

Tarwoto (2012) antara lain:

1. Mengurangi besarnya dorongan biologis (menghindari membaca

buku, menonton film yang merangsang nafsu birahi, mengenakan

pakaian sopan, melakukan kegiatan berkelompok yang posifit,

misalnya olahraga, musik, dll.)

2. Meningkatkan kemampuan mengendalikan dorongan biologis

(pendidikan agama dan budi pekerti, menerapkan ajaran agama

dalam kehidupan seharihari, menghindari penggunaan narkoba)


25
3. Membuka informasi kesehatan reproduksi bagi remaja (dimulai

dari orang tua dan guru)

f. Persepsi Remaja terhadap Perilaku Seksual Pranikah

Persepsi adalah penilaian, penerimaan, pemahaman pribadi

remaja tentang seksual pranikah (pengertian, bentuk dan dampak) dan

merupakan pandangan remaja terhadap objek yang dilihat, serta

bentuk dari evaluasi perasaan dan kecendrungan mengambil tindakan

(Sarwono, 2011).

Pandangan bahwa seks adalah tabu membuat remaja enggan

berdiskusi tentang kesehatan reproduksinya dengan orang lain. Yang

lebih memprihatinkan, mereka justru merasa paling tidak nyaman bila

harus membahas seksualitas dengan anggota keluarganya sendiri.

Kurangnya informasi tentang seks membuat remaja berusaha mencari

akses dan melakukan eksplorasi sendiri. Informasi yang salah tentang

seks dapat mengakibatkan pengetahuan dan persepsi seseorang

mengenai seluk-beluk seks itu sendiri menjadi salah.

B. Tinjauan Umum Tentang Literasi Kesehatan Reproduksi

1. Definisi

Istilah reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali dan

kata produksi yang artinya membuat atau menghasilkan. Kesehatan

reproduksi adalah keadaan sejahtera secara utuh, fisik, mental dan juga

sosial yang berkaitan dengan reproduksi (Rosyda, 2019). Organ

26
reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia,

sedangkan kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat baik dari segi

fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak hanya bebas dari penyakit

atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses

reproduksi. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) adalah bagian

terpadu dari program kesehatan dan keluarga berencana di Indonesia

(Fitriana & Siswantara, 218).

Literasi kesehatan secara umum dapat digambarkan sebagai

sebuah kemampuan seseorang dalam mengakses dan menerapkan

informasi kesehatan yang diperoleh. Menurut Daulay (2015) literasi

kesehatan atau kemelekan kesehatan merupakan suatu konsep yang

terintegrasi sebagai pengetahuan, motivasi, dan kompetensi untuk

mengakses, memahami, menilai dan menerapkan informasi kesehatan

untuk membuat keputusan dan mengambil keputusan dalam kehidupan

sehari-hari berhubungan dengan kesehatan perawatan, pencegahan

penyakit dan promosi kesehatan.

2. Jenis Literasi

Menurut National Assessment of Adult Literacy dalam Santosa et

al., (2012), literasi kesehatan dibagi menjadi beberapa dimensi, yakni :

a. Document literacy, merupakan pengetahuan dan keahlian yang

diperlukan seeseorang untuk mencari, memahami dan

27
menggunakan teks dalam berbagai format (baris, daftar, kolom,

matriks dan grafik).

b. Process literacy, merupakan pengetahuan dan keahlian yang

diperlukan seseorang untuk mencari, memahami dan menggunakan

informasi dari bacaan (rangkaian kalimat dalam paragraf).

c. Quantitative literacy, merupakan pengetahuan dan keahlian yang

diperlukan seeseorang untuk melakukan perhitungan, menggunakan

informasi dan angka dalam bahan-bahan tercetak.

Konsep literasi kesehatan sangat luas dan dipengaruhi oleh

beberapa determinan (Sorensen et al., 2013). Determinan tersebut meliputi

determinan personal (usia, jenis kelamin, keadaan psikologi, kompetensi

umum, status sosio-demografi, ras, status sosial ekonomi, pendidikan,

pekerjaan dan pendapatan), literasi kesehatan individual, determinan

masyarakat dan lingkungan (kondisi demografi, kebudayaan, bahasa dan

sistem masyarakat) dan determinan sosial (dukungan keluarga maupun

relasi), perilaku sehat, perilaku sakit, status kesehatan (mortalitas,

morbiditas, perceived health dan wellbeing). Determinan-determinan

tersebut sangat dipengaruhi oleh determinan situasional di komunitas

masyarakat.

3. Model Konsep Literasi Kesehatan

Konsep Literasi dibagi dalam beberapa bentuk model konsep literasi.

Model tersebut diantaranya :

28
a. Model Improving Functional Health Literacy (Meningkatkan Literasi

Kesehatan Fungsional) Dalam Konteks Klinis.

Model tersebut menjelaskan bagaimana meningkatkan functional

health literacy, terutama dalam area klinis. Hal ini berfokus pada

pengembangan keterampilan membaca dan kemampuan untuk

menerapkan keterampilan dalam pengambilan keputusan kesehatan

sehari-hari. Model tersebut juga menyoroti pentingnya menemukan cara

untuk meningkatkan kualitas organisasi jasa pelayanan kesehatan

melalui komunikasi antara pasien dan penyedia layanan kesehatan.

Waktu yang terbatas di klinik sering membatasi komunikasi petugas

kesehatan-pasien untuk informasi faktual tentang risiko kesehatan, dan

tentang cara menggunakan obat-obatan serta layanan perawatan. Untuk

itu perlu diefektifkan waktu yang ada untuk tetap memberikan informasi

kepada pasien terkait prosedur pengobatan maupun perawatan

kesehatannya. Meningkatkan interactive health literacy membutuhkan

pendekatan metode pendidikan yang berbeda. Ini dimaksudkan agar

memungkinkan seseorang untuk mandiri dalam memperoleh informasi

kesehatan yang relevan, memaknai informasi itu, dan menerapkan

informasi tersebut untuk kesehatan diri dan keluarga (Nutbeam, 2015).

b. Model Of Improving Interactive Dan Critical Health Literacy

(Keterampilan Literasi Kesehatan Yang Interaktif Dan Kritis )

Meningkatkan critical health literacy membutuhkan metode yang

lebih kritis dan kompleks. Bukan hanya berbagai kemampuan untuk


29
meningkatkan kapasitas individu tetapi juga masyarakat dengan

berbagai determinan kesehatan, baik itu politik, ekonomi, sosial, dan

lingkungan (Nutbeam, 2000; Nutbeam, 2015). Model of improving

interactive dan critical health literacy dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar 2.1 Model of improving interactive dan critical health literacy oleh
Nutbeam, (2015).
Dari gambar 2.1 dapat dijelaskan bahwa untuk meningkatkan

interactive dan critical health literacy, diawali dari mendapatkan

informasi tentang pengetahuan serta kemampuan individu dalam

membaca, numeracy, dan pengetahuan dasar tentang kesehatan,

yang mengarah pada kesehatan yang disesuaikan dengan

pendidikan dan komunikasi. Pada titik ini model bervariasi secara

signifikan menunjukkan tujuan dari pendidikan kesehatan

diarahkan terhadap pengembangan pribadi yang relevan dengan

30
pengetahuan dan kemampuan, dan keterampilan interpersonal serta

sosial.

Pada model ini, outcome pendidikan dan komunikasi dapat

mempengaruhi hasil health literacy. Orang-orang dengan health

literacy yang baik memiliki keterampilan dan kemampuan yang

memungkinkan mereka untuk terlibat dalam meningkatkan

tindakan kesehatan termasuk perilaku pribadi , serta tindakan sosial

kesehatan untuk dan kemampuan mempengaruhi orang lain

terhadap keputusan dalam program skrining pencegahan . Hasilnya

tidak hanya meningkatkan kesehatan tetapi juga memungkinkan

lebih banyak pilihan dalam hal kesehatan.

c. Model Konsep Health Literacy

Inti dari model konsep literasi kesehatan menurut Sorensen et

al., (2013) menunjukan kompetensi yang berkaitan dengan

proses menilai, mengakses, pemahaman, dan menerapkan

informasi yang berhubungan dengan kesehatan. Berikut gambar

model konsep literasi kesehatan

31
Gambar 2.2 Model Konsep Kesehatan Health Literacy (Sorensen et al., 2013)

Model pada gambar 2.2 menjelaskan suatu proses yang

menghasilkan pengetahuan dan keterampilan seseorang dalam 3

kontinum kesehatan, yaitu sedang sakit, seseorang yang berisiko

terhadap penyakit atau dalam sistem pencegahan, atau sebagai

masyarakat dalam kaitannya dengan upaya promosi kesehatan di

masyarakat, tempat kerja, sistem pendidikan, dan arena politik.

Kemampuan health literacy akan memungkinkan seseorang untuk

bertindak secara independen dalam mengatasi hambatan pribadi,

struktural, sosial, dan ekonomi (Sorensen et al., 2013).

4. Dimensi Literasi Kesehatan

Ada beberapa bagian dari dimensi literasi kesehatan.

Candrakusuma & Nurhayati, (2020) membagi dimenasi literasi kesehatan

menjadi 4 dimensi yaitu dimensi mencari informasi kesehatan, memahami

32
informasi kesehatan, menilai informasi kesehatan, dan mengaplikasikan

informasi kesehatan yang kemudian diterapkan pada 3 domain kesehatan.

Hal tersebut dapat kita lihat pada tabel berikut.

Table 2.1 Matriks dengan 4 Dimensi Health Literacy Diterapkan pada 3


Domain Kesehatan (Sorensen et al., 2013)

Literasi Akses dengan Memahami Mengevaluasi Menggunakan


Kesehatan memperoleh Informasi Informasi yang Informasi yang
Informasi terkait berhubungan berhubungan
yang Relevan Kesehatan dengan dengan
Menerapkan Kesehatan Kesehatan
atau

Perawatan Kemampuan Kemampuan Kemampuan Kemampuan


Kesehatan mengakses untuk untuk untuk membuat
informasi memahami menafsirkan keputusan
medis informasi dan masalah medis
medis mengevaluasi
informasi medis

Pencegahan Kemampuan Kemampuan Kemampuan Kemampuan


Penyakit untuk untuk untuk untuk membuat
mengakses memahami menafsirkan informasi
informasi pada informasi dan relevan
faktor resiko mengenai mengevaluasi mengenai faktor
faktor resiko faktor resiko resiko

Promosi Kemampuan Kemampuan Kemampuan Kemampuan


Kesehatan untuk untuk untuk untuk
memperbarui memahami menafsirkan menyampaikan
diri sendiri informasi dan memahami pnedapat
dalam maslah terkait infrormasi tentang masalah
kesehatan kesehatan kesehatan kesehatan

Dimensi indikator literasi kesehatan reproduksi remaja dinilai dari temuan

reproduksi informasi kesehatan, pemahaman kesehatan reproduksi

informasi, menilai reproduksi informasi kesehatan, dan menerapkan

reproduksi informasi kesehatan (Lakhmudien et al., 2019).

33
5. Faktor yang Mempengaruhi Literasi Kesehatan

Menurut National Assesment of Adult Literacy (NAAL) dalam

(Daulay, 2015) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi rendahnya literasi kesehatan sesesorang diantaranya :

a. Pengetahuan.

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

sehingga dapat memahami dengan hal tersebut.

b. Akses Informasi Kesehatan.

Akses informasi kesehatan mempunyai peran penting dalam

menentukan literasi kesehatan. Informasi kesehatan reproduksi

melalui sumber yang akurat sangat perlu untuk remaja sebagai suatu

pertimbangan dalam melakukan suatu tindakan. Jika remaja sudah

memperoleh informasi kesehatan reproduksi dengan benar maka

remaja tersebut akan memiliki pengetahuan, sikap, dan tingkah laku

yang baik mengenai proses reproduksi (Arifah & Nisa, 2020).

Menurut Santoso 2012 dalam (Latif & Riana, 2020) remaja yang

mengakses informasi kesehatan yang tinggi mendapat peluang

kemelekan yang tinggi sebesar 7 kali lebih besar dibanding dengan

individu dengan akses informasi kesehatan yang rendah.

c. Tingkat pendidikan.

Pendidikan diartikan sebagai usaha untuk membina kepribadiannya

sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaannya.


34
Pendidikan merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.

Pendidikan merupakan suatu upaya pembelajaran pada masyarakat

agar masyarakat mau melakukakn tindakan-tindakan (praktik) untuk

memelihara (mengatasi) masalah-masalah dan meningkatakan

kesehatannya. Menurut Ownbay 2012 dalam (Sabil, 2018)

pendidikan berhubungan dengan berbagai perilaku yang berkaitan

dengan kesehatan. Individu dengan pendidikan rendah, cenderung

berperilaku yang dapat beresiko terhadap kesehatannya

d. Umur.

Umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak

dilakhirkan, salah satu satuan yang mengukur keberadaan suatu

makhluk, baik yang hidup ataupun yang mati. Maka dari itu umur

diukur sejak ia dilahirkan hingga masa kini. Menurut Shah 2010

dalam (Daulay, 2015) menjelaskan bahwa seiring bertambahnya umur

seseoarang akan mengalami penurunan kemapuan untuk berfikir dan

kemampuan fungsi sensorisnya, keadaan tersebut dapat

mempengaruhi kemampuan untuk berfikir, hal itu dapat

mempengaruhi kemampuan membaca dan menangkap informasi,

sehingga dapat berpengaruh pada tingkat literasi kesehatan.

e. Etnis

Budaya yang dimiliki berbagai etnis mempengaruhi kepercayaan

kesehatan, konsep antara sehat dan sakit dan cara menafsirkan pesan-

pesan kesehatan. Rendahnya literasi kesehatan reproduksi remaja di


35
pengaruhi oleh budaya hal tersebut tampak dalam hasil penelitian

Lakhmudin (2019) dengan melakukan wawancara terhadap 30 siswa

SMA di semarang, remaja masih menganggap bahwa pendidikan

kesehatan reproduksi itu adalah suatu hal yang tabu.

f. Bahasa

Literasi Kesehatan membutuhkan kemampuan untuk dapat

membaca dan menulis dalam bahasa nasional, berhitung, berpikir

kritis dan membuat keputusan. Bahasa serta budaya yang melatar

belakangi bahasa tersebut berpengaruh dalam cara seseorang

mendapat dan mengaplikasikan kemampuan ini.

6. Instrumen Pengukuran Literasi Kesehatan

Fransen 2011 dalam (Latif & Riana, 2020) menjelaskan bahwa

cara efektif untuk menangani literasi kesehatan yang rendah, dan

meningkatkan status kesehatan baik individu maupun masyarakat,

diperlukan pengukuran tingkat literasi kesehatan. Terdapat beberapa

instrumen yang ada untuk mengukur literasi kesehatan secara fungsional

yakni kemampuan untuk membaca, berhitung dan memahami informasi

kesehatan, diantaranya adalah :

a. REALM (Rapid estimate of adult health literacy in medicine)

REALM yang diperkenalkan pertama kali oleh Davis pada tahun

1991 yang dijadikan instrumen untuk menguji kemampuan dalam

membaca dan mengungkapkan istilah-istilah kesehatan yang sering

36
digunakan. Alat ukur ini terdiri dari 3 kolom yang berisi 22 kata

(total 66 kata) dari konteks pelayanan kesehatan sesuai dengan

urutan jumlah suku kata dan tingkat kesulitannya. Namun akhirnya

instrumen tersebut direvisi dan dikembangkan dengan jumlah kata

yang lebih sedikit dan waktu yang lebih singkat untuk menyelesaikan

kuesioner ini. Instrumen tersebut diantaranya, REALM-R dengan

jumlah kata 8 dan waktu membaca 2 menit, skor 6 ke bawah

menunjukkan health literacy yang rendah. Sedangkan REALM-short

form hanya terdiri dari 7 kata. Skor 0 menunjukkan dapat membaca

informasi dengan sangat lambat dengan reading grade level 3; skor

1-3 menunjukkan mampu membaca sumber informasi namun tidak

dengan resep; skor 4-6 dapat membaca hampir semua materi edukasi

kesehatan dengan reading grade level 7-8; skor 7 menunjukkan

mampu membaca semua materi edukasi kesehatan dan reading grade

level 9 (Sabil, 2018).

b. The European Health Literacy Survey Questionnaire (HLS-EU-Q)

Instrumen ini terdiri dari 3 versi yang mana salah satunya adalah

HLS-EU-Q16 versi singkat terdiri dari 16 item pertanyaan. Alat ukur

yang digunakan adalah The European Health Literacy Survey short

form 16 (HLS-EUQ16) yang dapat mengukur dimensi literasi

kesehatan (literasi kesehatan fungsional, literasi kesehatan interaktif

dan literasi kesehatan kritis) yang berada di tiga domain yang terdiri

dari pelayanan kesehatan, pencegahan penyakit dan promosi


37
kesehatan. Setiap pertanyaan menggunakan skala Likert 1-5, dimana

1= sangat sulit, 2= cukup sulit, 3= cukup mudah, 4= sangat mudah

dan 5=tidak tahu (Fitriani et al., 2020)

c. TOFHLA (The test of functional health literacy in adults)

TOFHLA adalah indikator kemampuan pasien untuk membaca

materi yang berhubungan dengan kesehatan yang valid dan dapat

diandalkan. TOFHLA terdiri dari dua bagian yang berbeda. TOFHLA

banyak digunakan karena mengukur komponen literasi kesehatan

berupa kemampuan literasi cetak, numerasi, dan membaca. Nilai 0-

59 menunjukkan literasi kesehatan yang kurang, 60-74 menyatakan

literasi kesehatan marginal dan nilai 75-100 menunjukkan kesadaran

kesehatan tinggi. S-TOFHLA merupakan versi singkat dari TOFHLA.

Instrumen ini memiliki 36 pertanyaan dan tidak melakukan pengujian

terhadap kemampuan menghitung. Penyelesaian instrument ini

membutuhkan waktu sekitar 7-12 menit Osborne 2012 dalam

(Ningsih, 2018).

d. NVS (Newest Vital Signs)

NVS merupakan alat skrining yang digunakan untuk mengetahui

pasien dengan tingkat literasi kesehatan yang rendah. NVS digunakan

untuk mengukur 3 dimensi health literacy berdasarkan NAAL, yaitu

pemakaian kata (process literacy), angka (numeracy), dan teks

(document literacy). Pada kuesioner ini, pasien diberikan label nutrisi

es krim, kemudian diminta untuk menjawab 6 pertanyaan terkait


38
informasi yang ada pada label nutrisi tersebut. Setiap jawaban

bernilai 1 poin. Skor kurang dari 4 dikategorikan ke dalam low

literacy. Nilai cronbach alfa NVS adalah 0,86, berarti cukup reliable

untuk digunakan (Sabil, 2018).

e. HLS-Asia (The Health Literacy Study Asia)

HLS Asia merupakan alat ukur yang tervalidasi di negara-

negara Asia yang digunakan untuk mengukur tingkat literasi

kesehatan di Asia dan merupakan adaptasi dari European health

literacy study (HLS-EU). HLS-EU sendiri merupakan alat

pengukuran literasi kesehatan yang mendeskripsikan literasi

kesehatan sebagai pengetahuan, motivasi, dan kompetensi untuk

mengakses, mengetahui, menilai, dan mengaplikasikan informasi

untuk membuat keputusan terkait pelayanan kesehatan, pencegahan

penyakit, dan promosi kesehatan (Pelikan, 2014).

f. METER (Medical Term Recognition Test)

Menurut Rawson 2010 dalam (Ningsih, 2018) Instrumen

METER merupakan pengukuran literasi kesehatan secara cepat dan

mandiri. Instrumen ini membutuhkan waktu 2 menit untuk

menyelesaikannya. Pasien diberi daftar istilah dan diminta untuk

memeriksa daftar tersebut lalu diperbaiki sesuai dengan pemahaman

mereka. Penelitian ini mengungkapkan bahwa sejauh ini METER

merupakan alat ukur literasi kesehatan yang cepat dan praktis untuk

digunakan dalam setting klinis. METER merupakan alat ukur yang


39
berhubungan dengan REALM, namun tingkat sensitivitas untuk

mengidentifikasi literasi kesehatan individu berada dibawah

sensitivitas REALM.

7. Dampak Literasi Kesehatan Terhadap Kesehatan Reproduksi

Literasi kesehatan yang rendah sangat berdampak bagi kalangan

remaja. Tingkat literasi reproduksi menjadi remaja dalam berperilaku

seksual. Remaja dengan tingkat literasi kesehatan yang rendah lebih

berisiko berperilaku seksual pranikah dibandingkan dengan yang

memiliki literasi kesehatan yang tinggi. Dampak yang ditimbulkan :

a. Perilaku Seks Pranikah

Perilaku seksual pranikah adalah salah satu bentuk ungkapan

tingkah laku atau rasa cinta yang dilampiaskan dimulai pada tahap

berdekatan, berciuman sampai melakukan senggama tanpa adanya

ikatan pernikahan. Dampak adanya perilaku seksual pranikah pada

remaja adalah dapat menimbulkan rasa bersalah, takut, cemas, apabila

terjadi kehamilan dapat dikucilkan di masyarakat, timbul perasaan

malu dan depresi. Dampak fisiologis perilaku seksual pranikah adalah

dapat mengakibatkan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan

sehingga melakukan tindakan aborsi, dan tertular penyakit seksual

seperti HIV AIDS, sifilis

40
b. Aborsi

Aborsi menjadi suatu maslah yang dialami oleh remaja akibat dari

rendahnya literasi kesehatan reproduksi. Aborsi yang menjadi pilihan

dilakukan remajam enyebabkan dampak yang buruk bagi remaja dari

segi jasmani maupun psiklogi. Dampak buruk ditinjau dari dari segi

jasmani seperti kematian karena pendarahan, kematian karena

pembiusan yang gagal, kematian secara lambat akibat infeksi serius di

sekitar kandungan, rahim yang robek, kerusakan leher rahim, kanker

payudara, kanker indung telur, kanker leher rahim, kanker hati,

kelainan pada plasenta yang akan menyebabkan cacat pada anak

berikutnya, mandul, infeksi rongga panggul dan infeksi. pada lapisan

rahim, sementara dari segi psikologi dampaknya bisa menyebabkan

stres karena tertekan rasa bersalah (Ayu & Kurniawati, 2017)

c. Kehamilan tidak diinginkan

Kehamilan tidak diinginkan (KTD) pada remaja akan memberikan

dampak negatif baik dari segi fisik, psikologi, sosial, dan spiritual.

Dampak dari segi fisik akan membahayakan ibu maupun janin yang

dikandungnya atau ibu akan mencoba melakukan aborsi yang bisa

berujung pada kematian. Dari sisi psikologi, ibu akan berusaha

melarikan diri dari tanggungjawab, atau tetap melanjutkan

kehamilannya dengan keterpaksaan. Sedangkan dilihat dari dampak

sosial, masyarakat akan mencemooh dan juga mengucilkan.

41
d. Penyakit menular seksual

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit infeksi yang

penularannya terutama melalui hubungan seksual. Hubungan seks

pertama kali yang terlalu muda akan meningkatkan risiko terinfeksi

IMS. Perilaku remaja yang rentan terhadap IMS meliputi: terlalu dini

melakukan hubungan seks, tidak konsisten memakai kondom,

melakukan aktifitas seks tanpa perlindungan, berhubungan seks

dengan pasangan yang beresiko atau berganti-ganti pasangan (Kora et

al., 2016). Dampak pergaulan bebas mengantarkan pada kegiatan

menyimpang seperti seks bebas, tindak kriminal termasuk aborsi,

penyalahgunaan narkoba, serta berkembangnya infeksi menular

seksual (IMS).

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesehatan reproduksi remaja

Kesehatan reproduksi remaja dapat dipengaruhi oleh beberapa hal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi dijelaskan oleh

Marmi dalam (Wijaya, 2013) adalah sebagai berikut :

a. Masalah gizi

a) Mal nutrisi atau gizi kurang ( anemia kurang vitamin, mineral,

protein ).

42
b) Pertumbuhan lambat atau terhambat pada remaja putri,

menyebabkan panggul sempit dan resiko untuk melahirkan bayi

dengan berat lahir rendah di kemudian hari.

b. Masalah pendidikan

a) Buta huruf yang mengakibatkan remaja tidak mempunyai

akses terhadap informasi yang dibutuhkanya, serta mungkin

kurang mampu mengambil keputusan yang baik untuk

kesehatan dirinya.

b) Pendidikan rendah mengakibatkan remaja kurang mampu

memenuhi kebutuhan fisik dasar ketika berkeluarga, dan hal ini

akan berpengaruh buruk terhadap derajat kesehatan diri dan

keluarganya.

c. Masalah lingkungan dan pekerjaan

a) Lingkungan dan suasana kerja yang kurang memperhatikan

kesehatan remaja yang bekerja akan mengganggu kesehatan

remaja

b) Lingkungan sosial yang kurang sehat dapat menghambat,

bahkan merusak kesehatan fisik, mental dan emosional remaja.

d. Masalah seks dan seksualitas

a) Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang

masalah seksualitas, misalnya mitos yang tidak benar.

b) Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang

berkaitan dengan seksualitas.


43
c) Penyalahgunaan dan ketergantungan napza, yang mengarah

kepada penularan HIV/ AIDS melalui jarum suntik dan melalui

hubungan seks bebas. Masalah ini semakin menghawatirkan

dewasa ini.

d) Penyalahgunaan seksual.

e) Kehamilan remaja.

f) Kehamilan pranikah atau diluar ikatan pernikahan.

e. Masalah kesehatan reproduksi remaja.

a) Ketidakmatangan secara fisik dan mental .

b) Resiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi lebih besar .

c) kehilangan kesempatan untuk pengembangan diri remaja.

d) Risiko bertambah untuk melakukan aborsi yang tidak aman.

Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi

menyebabkan perilaku seks pranikah yang terus meningkat pada

kalangan remaja sangat sehingga hal tersebut sangat

memprihatinkan. Minimnya komunikasi dan kedekatan keluarga,

perkembangan media sosial, keingintahuan yang cukup besar dari

remaja dan sikap acuh masyarakat berdampak pada meluasnya

perilaku seks pranikah tersebut Anna, 2012 dalam (Larasaty et al.,

2019). Dampak dari perilaku seks pranikah pada remaja membawa

hal-hal yang negatif seperti kehamilan tidak diinginkan yang

menyebabkan remaja yang seharusnya masih melanjutkan

pendidikannya harus dikeluarkan dari sekolah dan menikah mudah.


44
Hal ini menjadi permasalahan yang dihadapi oleh remaja di SMA

01 Kecamatan Siluq Ngurai.

1. Manfaat Pendidikan reproduksi bagi remaja

Pendidikan reproduksi pada remaja sangat bermanfaat karena

dapat mencegah perilaku yang dapat membahayakan kesehatan

reproduksinya. Menurut Depkes 2010 dalam (Wijaya, 2013)

pendidikan reproduksi remaja mempunyai tujuan dan manfaat

diantaranya :

1. Dapat memberikan pemahaman kepada remaja tentang

perubahan fisik yang tejadi, perubahan mental, dan proses

kematangan emosional yang berkaitan dengan seksual para

remaja,

2. Dapat mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan

perkembangan dan penyesuaian seksual (peran, tuntutan dan

tanggungjawab),

3. Dapat membentuk sikap remaja dan memberi pemahaman

terhadap seks dan semua manivestasi yang bervariasi,

4. Memberikan pengertian mengenai esensi kebutuhan nilai moral,

untuk memberi dasar nilai yang rasional dalam membuat

keputusan, berhubungan dengan prilaku seksual,

5. memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan

seksual agar individu dapat menjaga diri, dan melawan

45
eksploitasi yang dapat menggangu kesehatan fisik dan mental

remaja.

46
Kerangka Teori

Dimensi Literasi kesehatan 1. kehamilan tidak


diinginkan,
1. Kemampuan mencari
2. Kemampuan memahami
2. aborsi,
3. Kemampuan menilai 3. penyakit menular
4. Kemampuan mengaplikasikan/ seksual, Teman sebaya
menerapkan 4. Perilaku seks Keluarga/ orang tua
(Sorensen et al., 2013 pranikah Sumber informasi
(Ayu & Kurniawati, budaya
2017)

Tingkat Literasi Literasi


Kesehatan kesehatan
rendah

Faktor literasi kesehatan Kesehatan


Reproduksi
1. Pengetahuan
2. Akses informasi
3. Tingkat pendidikan
4. Umur
5. Etnis/ budaya
6. Bahasa
(Daulay, 2015)

Gambar 2.3 Kerangka Teori

47
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian adalah sebagai berikut :

Literasi Kesehatan Reproduksi

1. Kemampuan mencari/mengakses
2. Kemampuan memahami
3. Kemampuan menilai
4. Kemampuan mengaplikasikan/ menerapkan

Pengetahuan Seks Pranikah


Remaja

Sumber Informasi

Gambar 4.1. Kerangka Konsep

Keterangan :

Variabel yang diteliti

B. Hipotesis

Penelitian ini tidak menggunakan hipotesis karena tidak membahas hubungan

sebab akibat antara variabel

48
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan desain survey.

Penelitian deskriptif hanya melakukan deskripsi mengenai fenomena yang

ditemukan. Hasil pengukuran disajikan secara apa adanya, sering

dikelompokkan tergantung pada sifat topik yang diteliti, namun tidak

dilakukan analisis mengapa fenomena tersebut terjadi. Pada study deskriptif

tidak diperlukan hipotesis (Sastroasmoro, 2014). Sedangkan metode survey

menurut Kerlinger, 1973 dalam Sugiyono, 2018 metode survey adalah

penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang

dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, untuk

menemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antara variabel

sosiologi maupun psikologis. yaitu penelitian yang di lakukan pada suatu

waktu dengan melakukan pengukuran sesaat dan pengukuran di lakukan

terhadap status karakter atau subjek pada saat pemeriksaan.

David Kline, 1980 dalam Sugiyono, (2018), menjelaskan bahwa penelitian

survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari

suatu pengamatan yang tidak mendalam. Walaupun metode survey ini tidak

memerlukan kelompok kontrol seperti halnya pada metode eksperimen,

namun generalisasi yang dilakukan bisa akurat bila digunakan sampel yang

representatif. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang

49
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian, yang terjadi saat sekarang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi dan pengetahuan

seks pranikah pada remaja di SMAN 1 Siluq Ngurai Kabupaten Kutai Barat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Siluq Ngurai yang berada di Jl.

Trans Kalimantan, Desa Muhur, Kecamatan Siluq Ngurai, Kabupaten

Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Juni tahun 2021

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada

pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan

dengan masalah penelitian (Martono, 2016). Populasi dalam penelitian

ini adalah siswa dan siswi di SMA 01 Siluq Ngurai sebanyak 157 siswa.

2. Sampel

Metode pengambilan sampel dengan menggunakan probability sampling

dengan proportional stratified random sampling. Hal ini dilakukan karena

populasi heterogen dan berstrata yaitu ada kelas X dan XI.

50
Selanjutnya, perhitungan besaran sampel didasarkan pada rumus Yamane
𝑁
yakni : n = 1+𝑁×(𝑒)2

Dimana:

N = populasi (157 jiwa)

e = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,05)

n = jumlah sampel

dengan demikian maka,


157
n = 1+157(0,05)2

Berdasarkan rumus di atas, didapatkan jumlah sampel sebanyak 113. Untuk

mencegah drop out, peneliti menambah 10% dari jumlah sampel, maka

didapatkan jumlah sampel sebesar 125. Selanjutnya dilakukan pengambilan

sampel dari tiap kelas dengan cara proportional stratified random sampling

dimana sampling ini digunakan untuk mencapai sampel yang representatif atau

mewakili. Setelah semua sampel cukup mewakili setiap strata/ kelas, maka untuk

pengambilan sampel digunakan aplikasi random generate supaya semua populasi

mendapat kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Oleh sebab itu

digunakan rumus alokasi proporsional sebagai berikut :

𝑁𝑖
ni = .n
𝑁

Keterangan
ni= jumlah anggota sampel menurut stratum
n=jumlah anggota sampel seluruhnya
Ni= jumlah anggota populasi menurut stratum
N= Jumlah anggota populasi seluruhnya
51
Dari rumus tersebut pengambilan sampel sebagai berikut

No Kelas Perhitungan Jumlah sampel

1 X1 35 (25,1) + 3 = 28
ni = .113
157

36
2 X2 ni = .113 (25,9) +3 = 29
157

36
3 X3 ni = .113 (25,9)+ 3 = 29
157

5 XI IPA 20 (14,3) + 1 = 15
ni = .113
157

6 XI IPS 1 15 (10,7) + 1 = 12
ni = .113
157

7 XI IPS 2 15 (10,7) = 11
ni = .113
157

Total Sampel 125

Tabel 4.1 Tabel rumus pengambilan sampel

3. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

a. Kriteria Inklusi

1) Bersedia menjadi responden

2) Semua siswa dan siswi

b. Kriteria Ekslusi

1) Menolak mengisi kuesioner

2) Kelas XII

3) Tidak ada akses internet

52
D. Alur Penelitian
Mengajukan Judul dan Ijin Penelitian

Menentukan populasi dan sampel yaitu seluruh siswa yang sekolah di SMAN 1 Siluq Ngurai
(N=157, n= 125)

Mengurus etik penelitian ke (KEPK) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin


Makassar dengan Nomor: 3294/UN4.14.1/TP.02.02/2021

Mengajukan ijin penelitian ke Kesbangpol Kutai Barat dengan No 070/337/BKP-


KB.01/V/2021 dan ijin ke sekolah tempat penelitian

Menentukan sampel setiap kelas dengan rumus proportional stratified random sampling
dengan hasil kelas X1 28 sampel, X2 29 sampel, X3 29 sampel, XI IPA 15 sampel, XI IPS1
12 sampel, XI IPS2 11 sampel. Pemilihan sampel menggunakan aplikasi random generate.
Semua sampel ikut berpartisipasi tanpa ada yang menolak

Melakukan penelitian dengan menggunakan google form dengan terlebih dahulu mengisi
informed consent yang dikirim lewat aplikasi Whatsapp

Mengelola dan menganalisa data menggunakan analisis univariat dengan spss 22

Penyajian data dan kesimpulan

E. Variabel Penelitian

1. Identifaksi Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat literasi kesehatan pengetahuan

seks pranikah, sumber informasi

53
2. Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Umur Umur adalah lama hidup dari Kuesioner Rerata Umur Numerik
responden yang diawali dari lahir
sampai penelitian dan dapat
diperoleh dengan melakukan
wawancara atau dengan melihat
kartu identitas penduduk (KTP) dari
responden

Jenis Jenis kelamin berdasarkan identitas Kuesioner 1. Laki-laki Nominal


Kelamin
2.Perempuan

Sumber Tempat remaja memperoleh Kuesioner 1. Guru sekolah Nominal


informasi informasi kesehatan 2 Petugas Kesehatan.
3. Internet
◻4 Teman
◻ 5. Buku / majalah
◻ 6 Orang tua

Tingkat Kemampuan remaja Kuesioner 0-25=tidak mencukupi Ordinal


Literasi mencari,menemukan,memahami dan >25 - 33 = bermasalah
kesehatan menerapkan informasi kesehatan >33 to 42 = cukup Kategori
>42 to 50 = sempurna

Pengetahuan Semua aspek yang diketahui remaja Kuesioner Kriteria Ordinal


tentang seks pranikah
Kurang <55%

Cukup 56%-75%

Baik 76%-100%

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini akan menggunakan tiga

jenis kuesioner yakni :

1. Kuesioner HLS-EU-SQ10-IDN

54
Kuesioner HLS-EU-SQ10-IDN (Health literacy study-European-Short

question 10-Indonesia) dikembangkan oleh Nurjanah, (2020) sebagai

pemilik hak cipta. Kuesioner tersebut merupakan pengembangan dari

kuesioner literasi kesehatan Eropa (HLS-EU-47 SQ) yang terdiri dari 47

pertanyaan, kemudian di kembangkan di Asia menjadi 16 pertanyaan

(HLS-EU-16Q). Menurut Nurjanah, 2020 kuesiner tersebut semuanya

dikembangkan diluar Indonesia sehingga belum tentu cocok digunakan

untuk mengukur literasi kesehatan masyarakat di Indonesia.

Pemilihan pertanyaan pada kuesioner HLS-EU-SQ10-IDN

menggunakan tehnik data mining berupa feature selection. Kesepuluh

pertanyaan tersebut terdiri dari empat subdomain yakni empat item

mengakses informasi (Q1, Q2,Q6, Q7), satu item pertanyaan memahami

informasi (Q8), tiga item menilai (Q3, Q4, Q9), dan dua item menerapkan

informasi kesehatan (Q5, Q10) dan telah diuji validitas dan reliabilitas

dengan alpha Cronbach 0,852. Setiap pertanyaan akan diberi penilaian

dengan dengan 4 skala likert yakni Sangat mudah = nilai 4, Cukup Mudah

= nilai 3, Cukup sulit = nilai 2, Sangat sulit = nilai 1.

Nilai indeks tersebut kemudian dinilai dengan kriteria :

0-25 = ‘inadequate’ = tidak mencukupi

>25 - 33 = ‘problematic’ = bermasalah

>33 to 42 = ‘sufficient’ = cukup

>42 to 50 = ‘excellent’ = sempurna

55
2. Kuesioner HL

Kuesioner Health Literacy (HL) merupakan kuesioner yang

digunakan oleh Vongxay et al., (2019) untuk mengukur literasi kesehatan

reproduksi dan seksual remaja sekolah di Laos. Kuesioner tersebut terdiri

dari lima bagian: sosio-demografi, kesehatan pribadi, pengetahuan dan

perilaku SRH, SRHL, dan literasi fungsional yang sudah diuji validitas

dan reliabilitas dengan nilai alpha Cronbach = 0,9 (korelasi Pearson).

Pada penelitian ini, peneliti hanya mengadopsi 2 bagian dari kuisioner

diantaranya kuesioner sosio-demografi untuk mengetahui kerakteristik

remaja yang terdiri dari 15 pertanyaan, kuesioner sumber informasi

kehamilan remaja, kontrasepsi dan aborsi yang terdiri dari 3 pertanyaan,

3. Kuesioner Pengetahuan

Instrumen ini mengadopsi kuesioner yang digunakan oleh Untari (2017),

tentang seks pranikah yang telah diuji Validitas dan reliabilitas dengan

nilai alfa cronbach 0,866 yang artinya kuesiner tersebut layak untuk

digunakan. Kuesioner pengetahuan terdiri dari 17 pernyataan. Pernyataan

yang bersifat favourable jawaban benar (B) yaitu no 1, 2, 3, 4, 5, 8, 14,

15, 16, dan 17. Sedangkan pernyataan yang unfavourable jawaban

salah (S) yaitu no. 6, 7, 9, 10, 11, 12, dan 13. Skor penilaian pada

pernyataan favourable yaitu jawaban benar (B)= 1, jawaban salah (S)=

0. Sedangkan pernyataan unfavourable yaitu jawaban benar (B)=0,

jawaban salah (S)= 1.

56
G. Prosedur Pengambilan Data

Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan secara online yaitu

menggunakan google form yang akan dikirimkan dalam bentuk link

menggunakan aplikasi whatsapp kepada responden. Dalam googleform

tersebut di bagian awal terlampir persetujuan menjadi responden yang wajib

diisi. Jika responden bersedia maka bisa memilih “ya” dan akan berlanjut ke

kuesioner, jika tidak bersedia memilih “tidak” maka responden tidak bisa

melanjutkan ke kuesioner dan langsung keluar dari link.

H. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data dengan tahap

sebagai berikut :

a. Editing

Editing dilakukan untuk mengecek apakah kuesioner yang telah diisi

responden sudah lengkap

b. Coding (Pengkodean)

Coding dilakukan untuk mengubah data yang bersifat uraian kedalam

bentuk angka supaya mudah dianalisis

c. Record (perekaman)

Setiap data yang sudah di coding kemudian diuji dengan menggunakan

software komputer yaitu spss 22

57
d. Cleaning (pembersihan)

Mengecek ulang data yang sudah di lakukan pengujian untuk melihat

data yang belum lengkap.

2. Analisa Data

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan statistika

deskriptif (descriptive statistics). Statistik deskriptif (descriptive statistics)

adalah statistik yang berkenaan dengan bagaimana cara mendeskripsikan,

menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan data sehingga mudah

dipahami (Siregar, 2010: 2). Menurut Sugiyono (2013: 170) statistika

deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram

lingkaran, pictogram, penghitungan modus, median, mean, desil, persentil,

penghitungan penyebaran data melalui penghitungan rata-rata dan standar

deviasi, presentase. Secara teknis dapat diketahui dalam penelitian

deskriptif tidak diperlukan uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan,

karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi

Analisa data dilakukan dengan analisis univariat untuk

mendeskripsikan persentase data demografi, karakteristik responden,

distribusi umur, tingkat literasi kesehatan dan tingkat pengetahuan seks

pranikah remaja.

I. Etik

Sumber data dalam penelitian ini langsung didapatkan dari subjek

penelitian yaitu remaja. Oleh sebab itu peneliti menjunjung tinggi harkat dan

58
martabat kemanusiaan serta mempertimbangkan berbagai hal termasuk etik

penelitian untuk mencegah resiko yang dapat merugikan atau membahayakan

responden.

Proses pengurusan etik dilakukan di Komisi Etik Penelitian Kesehatan

(KEPK) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar

dengan Nomor: 3294/UN4.14.1/TP.02.02/2021.

Adapun prinsip etik dalam penelitian ini adalah :

1. Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (Respec for person)

a. Rahasia (Privacy)

Responden memiliki hak meminta bahwa data yang diberikan akan

dijaga kerahasiaannya. Nama responden tidak dicantumkan pada

lembar pengumpulan data, hal ini bertujuan untuk menjaga

kerahasiaan responden. Hanya data tertentu saja yang dicantumkan

sebagai hasil penelitian. Identitas responden pada kuesioner

menggunakan kode angka yang sudah ditentukan oleh peneliti. Data

akan disimpan peneliti sampai 5 tahun dan yang boleh menerbitkan

hanya Fakultas keperawatan Unhas.

b. Informed Consent/Penjelasan Sebelum Penelitian (PSP)

Responden diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan sebelum

dilaksanakan penelitian. Responden memiliki hak penuh untuk

berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada Informed

Consent dicantumkan bahwa pada data diperoleh hanya untuk

mengembangkan ilmu. Informed consent diberikan bersamaan dengan


59
kuesioner yang dicantumkan di bagian awal lewat google form. Jika

responden setuju bisa memilih “Ya” jika tidak setuju memilih

“Tidak”. Pilihan “Ya” berarti setuju menjadi responden dan akan

berlanjut ke kuesioner, pilihan “Tidak” berarti tidak setuju menjadi

responden dan akan keluar dari link google form yang dibagikan.

c. Bujukan (Indocement)

Peneliti memberikan insentif berupa pulsa yang akan diberikan

pada saat akhir pengisian kuesioner. Pulsa sebesar 20.000 diberikan

sebagai pengganti kuota internet

2. Beneficence

a. Nilai Sosial

Peneliti melibatkan guru SMAN 01 Siluq Ngurai dalam

menentukan dan mengumpulkan responden sehingga memilih

responden sesuai yang dijelaskan. oleh peneliti. Pada penelitian ini

populasi target adalah siswa-siswi SMAN 01 Siluq Ngurai.

b. Nilai Ilmiah

Pada penelitian ini tidak ada perlakuan apapun untuk subyek.

Tidak ada bahaya potensial yang diakibatkan oleh keterlibatan

subyek dalam penelitian ini, karena dalam penelitian ini hanya

mengisi kuesioner lewat Googleform.

c. Manfaat

Subyek (responden) yang terlibat dalam penelitian ini tidak akan

memperoleh manfaat secara langsung. Akan tetapi, dalam jangka


60
panjang penelitian ini dapat menjadi acuan petugas kesehatan

komunitas dalam memberikan program kesehatan reproduksi remaja

di wilayah tersebut sehingga remaja yang ada di wilayah tersebut

dapat menjaga organ reproduksinya dan terhindar dari perilaku seks

pranikah.

d. Keadilan (Justice)

Pada prinsip ini subjek penelitian harus mendapatkan perlakuan yang

adail dan berhak mendapatkan keleluasaan yang adil baik selama

penelitian, sebelum maupun setelah penelitian. Pada penelitian dilakukan

seleksi subjek yang adil dan tidak diskriminasi, tidak menghukum bagi

yang menolak maupun mengundurkan diri dari penelitian, subjek

penelitian berhak dalam mengakses hasil penelitian kapanpun. Prinsip

etik keadilan yang diperoleh subjek mempersyaratkan pembagian

seimbang dalam hal beban dan manfaat.

61
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 2 juni sampai dengan

tanggal 8 juni 2021. Pelaksanaan penelitian dilakukan secara online

melalui google form karena kondisi saat ini masih dalam situasi pandemi

covid 19. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Siluq Ngurai

yang beralamat di Jl. Trans Kalimantan, Desa Muhur, Kecamatan Siluq

Ngurai, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.

Data yang dikumpulkan dan dianalisis secara univariat. Analisis

univariat diantaranya usia, jenis kelamin, kelas, sumber informasi, tingkat

literasi kesehatan, dan pengetahuan seks pranikah.

1. Deskripsi Karakteristik Responden


Tabel 5.1.1
Distribusi Usia (n=125)

Karakteristik Mean Minimum Maximum Modus Standar


responden Deviasi
Usia 16 15 18 16 1,5

Tabel 5.1.1 menggambarkankarakteristik usia responden antara 15-18

tahun dengan usia rata-rata 16 tahun

62
Tabel 5.1.2
Distribusi karakteristik responden (n=125)

Karakteristik Reponden Distribusi (n) Persentasi


(%)
Jenis Kelamin
Laki-Laki 53 42,4
Perempuan 72 57,6
Kelas
X 87 69,6
XI 38 30,4
Status Tempat Tinggal
Pedesaan 125 100

Tabel 5.1.2 menunjukkan bahwa remaja SMAN 1 Siluq Ngurai


menunjukkan lebih dari setengahnya berjenis kelamin perempuan yaitu 72
orang (57,6%). Kelas X mendominasi jumlah siswa yaitu 87 orang
(69,6%). Status tempat tinggal semuanya di pedesaan yaitu 125 orang
(100%)

63
Tabel 5.2
Distribusi Sumber Informasi responden (n=125)

Karakteristik Reponden Distribusi (n) Persentasi (%)

Sumber informasi
kehamilan

Guru Sekolah 33 26,4


Petugas Kesehatan 16 12,8
Internet 66 52,8
Orang Tua 8 6,4
Teman 2 1,6
Sumber informasi
kontrasepsi
Guru Sekolah 32 25,6
Petugas Kesehatan 28 22,4
Internet 45 36,0
Orang Tua 16 12,8
1 0,8
Buku/ Majalah 3 2,4
Sumber informasi aborsi
Guru Sekolah 32 25,6
Petugas Kesehatan 21 16,8
Internet 54 43,2
Orang Tua 8 6,4
Teman 5 4,0
Buku/ Majalah 5 4,0

Tabel 5.2 Menunjukkan sumber utama informasi kesehatan remaja

lebih banyak dari internet yakni 66 orang (52,8%) tentang kehamilan, 45

orang ( 36,0%) tentang kontrasepsi, dan aborsi sebanyak 54 orang

(43,2%).

64
2. Tingkat Literasi Kesehatan

Tabel 5.3
Tingkat Literasi Kesehatan (n=125)

Tingkat Umum Literasi


Kesehatan n %
Tidak Mencukupi 19 15,2
Bermasalah 50 40,0
Cukup 56 44,8
Sempurna 0 0

Tabel 5.3 menggambarakan tingkat literasi remaja paling banyak

pada kategori cukup yakni 56 orang (44,8%), diikuti kategori literasi

kesehatan bermasalah sebanyak 50 orang (40%) dan tidak mencukupi 56

orang (44,8%)

65
Tabel 5.4
Dimensi Indikator Literasi Kesehatan (n=125)

Indikator Dimensi Sangat Cukup Cukup Sangat


Sulit Sulit Mudah Mudah
Mengakses Informasi 16 32 55 22
seberapa mudah anda untuk:menemukan (12,8%) (25,6%) (44%) (17,6)
informasi tentang gejala penyakit yang
menjadi perhatian anda ?

seberapa mudah anda untuk menemukan informasi 7 49 62 7


apa yang harus (5,6%) (39,2%) (49,6%) (5,6%)
dilakukan ketika terjadi keadaan darurat
medis ?

seberapa mudah anda untuk: menemukan 12 26 45 42


informasi tentang aktivitas yang baik untuk (9,6%) (20,8%) (36%) (33,6%)
kesehatan mental anda ? (misalnya meditasi,
olah raga, jalan, yoga,
dll)

seberapa mudah anda untuk mencari informasi 12 29 58 26


tentang perubahan politik yang bisa (9,6%) (23,2%) (46,4%) (20,8%)
mempengaruhi kesehatan ? ( misalnya
kebijakan, program screening kesehatan terbaru,
perubahan
pemerintahan, perubahan struktur
pelayanan kesehatan, dll)

Memahami Informasi 8 21 70 26
Dalam skala dari sangat sulit hingga sangat
mudah, seberapa mudah anda untuk memahami (6,4%) (16,8%) (56%) (20,8%)
nasehat tentang kesehatan
dari keluarga atau teman ?

Menilai Informasi 9 51 46 19
Dalam skala dari sangat sulit hingga sangat
mudah, seberapa mudah anda untuk: menilai (7,2%) (40,8%) (36,8%) (15,2%)
seberapa dapat dipercaya peringatan
kesehatan seperti merokok, kurang olah raga
dan minum alkohol ?
seperti contoh rokok akan menimbulkan
kanker

Dalam skala dari sangat sulit hingga sangat mudah, 9 35 45 36


seberapa mudah anda untuk: menilai vaksinasi yang (7,2%) (28%) (28%) (28,8%)
anda butuhkan
Dalam skala dari sangat sulit hingga sangat 10 35 45 36
mudah, seberapa mudah anda untuk memberi (7,2%) (28%) (36%) (28,8%)
penilaian bagaimana komunitas dan lingkungan
anda mempengaruhi kesehatan anda

66
Indikator Dimensi Sangat Cukup Cukup Sangat
Sulit Sulit Mudah Mudah
Menerapkan Informasi 12 28 41 44
Dalam skala dari sangat sulit hingga (9,6%) (22,4%) (32,8%) (35,2%)
sangat mudah, seberapa mudah anda
untuk memutuskan bagaimana anda dapat
melindungi diri sendiri dari penyakit
berdasarkan saran dari keluarga dan
teman ?

Dalam skala dari sangat sulit hingga sangat mudah, 10 28 47 40


seberapa mudah anda untuk membuat keputusan (8%) (22,4%) (37,6%) (35,2%)
untuk meningkatkan kesehatan anda

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa kemampuan remaja dalam

mengakses informasi rata-rata 44% pada kategori cukup mudah,

memahami informasi 56% cukup mudah, menilai informasi rata-rata

33% cukup mudah dan mengaplikasikan informasi kesehatan 35,2%

cukup mudah.

67
Tabel 5.5
Distribusi Tingkat Literasi berdasarkan Karakteristik Responden (n=125)

Karakteristik Tidak Bermasalah Cukup Sempurna Total


Mencukupi
Jenis Kelamin
Laki-Laki 9 22 22 0 53
(7,2%) (17,6%) (17,6%) (0%) (42,4%)
Perempuan 10 28 34 0 72
(8%) (22,4%) (27,2%) (0%) (57,6%)
Kelas
X 12 34 41 0 87
(9,6%) (27,2%) (32,8%) (0%) (69,6%)
XI 7 16 15 0 38
(5,6%) (12,8%) (12%) (0%) (30,4%)

Tabel 5.5 menggambarkan karakteristik responden terhadap tingkat

literasi kesehatan, dimana pada karakteristik jenis kelamin menunjukkan

tingkat literasi perempuan lebih banyak pada kategori cukup 34 orang

(27,2%). Sementara dari jenis kelamin laki-laki menunjukkan tingkat

literasi kesehatan lebih banyak pada kategori bermasalah dan kategori

cukup masing-masing 22 orang (17,6%). Pada karakteristik kelas

menggambarkan tingkat literasi kesehatan kelas X yakni 41 orang (32,8%)

pada kategori cukup. Sementara pada kelas XI ada 16 orang (12,8%) pada

kategori bermasalah.

68
3. Tingkat Pengetahuan Seks Pranikah

Tabel 5.6
Tingkat Pengetahuan Seks Pranikah (n=125)

Tingkat Pengetahuan Frequency %

Kurang 13 10,4

Cukup 79 63,2

Baik 33 26,4

Sempurna 0 0%

Tabel 5.6 menggambarkan tingkat pengetahuan seks pranikah

remaja berada pada kategori cukup yakni 79 orang (63,2%), dan hanya

33 orang (26,4%) dengan kategori pengetahuan baik.

Tabel 5.7
Distribusi Tingkat Pengetahuan Seks Pranikah berdasarkan Karakteristik
Responden (n=125)

Pengetahuan Total
Krakteristik
Kurang % Cu % Baik % N %
kup
Jenis Kelamin
Laki-laki 9 7,2 35 28 9 7,2 53 42,4

Perempuan 4 3,2 44 35,2 24 19,2 72 57,6

Kelas
X 5,6 40 24 87 69,6
7 50 30

XI 6 7,2 29 23,2 3 2,4 30,4


38

69
Tabel 5.7 menggambarkan tingkat pengetahuan pada karakteristik

jenis kelamin laki-laki lebih banyak berada pada kategori pengetahuan

cukup sebesar 35 orang (28%). Hal yang sama terjadi pada perempuan

dimana tingkat pengetahuan labih banyak pada kategori cukup 44 orang

(35,2%). Pada karakteristik kelas menunjukkan kelas X didominasi dengan

cukup 50 orang (40%), begitu juga dengan kelas XI dimana pengetahuan

seks pranikah lebih banyak pada kategori cukup 29 orang (23,2%) orang.

Tabel 5.8
Distribusi Tingkat Pengetahuan Seks Pranikah berdasarkan Sumber Informasi
(n=125)
Total Total
Krakteristik
Kurang % Cukup % Baik % F %

Sumber informasi
kehamilan
Guru Sekolah
0 0 20 16 13 10,4 33 26,4

Petugas Kesehatan 1 0,8 10 8 5 4 16 12,8


Internet 12 9,6 43 34,4 11 8,8 66 52,8
Orang Tua 0 0 6 4,8 2 1,6 8 6,4
Teman 0 0 0 0 2 1,6 2 1,6
Sumber informasi
kontrasepsi
Guru Sekolah 0 0 20 16 12 10,4 32 25,6
Petugas Kesehatan 0 0 15 12 13 9,6 28 22,4
Internet 12 9,6 32 25,6 1 0,8 45 36
Orang Tua 0 0 9 7,2 7 5,6 16 12,8
Teman 0 0 1 0,8 0 0 1 0,8
Buku/Majalah 1 0,8 2 1,6 0 0 3 2,4
Sumber informasi
aborsi
Guru Sekolah 0 0 17 13,6 15 12 32 25,6
Petugas Kesehatan 0 0 14 11,2 7 5,6 21 16,8
Internet 12 9,6 34 27,2 8 6,4 54 43,2
Orang Tua 1 0,8 4 3,2 3 2,4 8 6,4
Teman 0 0 5 4 0 0 5 4
Buku/ Majalah 0 0 5 4 0 0 5 4

70
Tabel 5.8 menggambarkan tingkat pengetahuan seks pranikah
remaja yang mendapatkan informasi tentang kehamilan dari guru sekolah
lebih baik dari sumber lain. Data menunjukkan pengetahuan dengan
kategori baik yang didapatkan dari guru sekolah yakni kehamilan (10,4%),
aborsi (12%) dan kontrasepsi (12,4%) .

Tabel 5.9
Distribusi Tingkat literasi kesehatan berdasarkan Sumber Informasi (n=125)

Kategori Health Literasi


Tidak
Sumber Informasi Mencukupi Bermasalah Cukup Total
Kehamilan
Guru Sekolah 6 (4,8%) 17 (13,6%) 24 (19,2%) 53 (42,4%)
Petugas Kesehatan 2 (1,6%) 5 (4%) 8(6,4%) 15 (12%)
Internet 10 (8%) 25 (20%) 17(13,6%) 46 (36,8%)
Orang Tua 1 (0,8%) 1 (0,8%) 6(4,8%) 8 (6,4%)
Teman 0 (0%) 2 (1,6%) 0(0%) 2 (1,6%)

Kontrasepsi
Guru Sekolah 3 (2,4%) 12 (9,6%) 17 (13,6%) 32 (25,6%)
Petugas Kesehatan 2 (1,6%) 9 7,2%) 17 (13,6%) 28 (22,4%)
Internet 11 (8,8%) 20 (16%) 14 (11,2%) 45 (36%)
Orang Tua 2 (1,6%) 8 (6,4%) 6 94,8%) 16 (12,8%)
Teman 1 0,(8%) 0 (%) 0 (0%) 1 (0,8%)
Buku/ Majalah 0 (0%) 1 (0,8%) 2 (1,6%) 3 (2,4%)

Aborsi
Guru Sekolah 7 (5,6%) 11 (8,8%) 21 (16,8%) 44 (35,2%)
Petugas Kesehatan 4 (3,2%) 7 (5,6%) 10 (8%) 21 (16,8%)
Internet 8 (6,4%) 20 (16%) 19 (15,2%) 42 (33,6%)
Orang Tua 0 (0%) 4 (3,2%) 3 (2,4%) 7 (5,6%)
Teman 0 (%) 5 (4%) 0 (0%) 5 (4%)

71
Dari tabel 5.9 menggambarkan tingkat literasi remaja berdasarkan sumber
informasi remaja tentang kehamilan, kontrasepsi dan aborsi paling banyak
bermasalah dari internet yaitu 20% tentang kehamilan, 16% kontrasepsi dan 16%
aborsi.

B. PEMBAHASAN

1. Karakteristik responden

Karakteristik responden yang diteliti adalah umur, kelas, jenis

kelamin, dan kondisi tempat tinggal. Analisis data menunjukkan

karakteristik remaja yang ada di SMAN 1 Siluq Ngurai dari segi jenis

kelamin menunjukkan perempuan lebih tinggi yaitu 57,6%

dibandingkan dengan responden berjenis kelamin laki-laki 42,4%, hal

ini di karenakan jumlah populasi dalam penelitian ini lebih besar

perempuan dibanding laki-laki.

Pada usia responden semuanya berada pada usia remaja

pertengahan. Hal ini terjadi karena penelitian ini dilakukan di Sekolah

Menengah Atas (SMA) dimana pada jenjang tersebut usia remaja

berada di antara 15-18 tahun. Monks, et al (2002) membagi usia

remaja kedalam 3 kategori yaitu remaja awal (12-14 tahun), remaja

pertengahan (15-18 tahun) dan remaja akhir (19-21 tahun). Hasil

penelitian ini menunjukkan usia rata-rata 16 tahun dengan usia

minimal 15 tahun dan maksimal 18 tahun. Karakteristik kelas

72
menunjukkan jumlah kelas X lebih banyak yaitu 87 orang dibanding

kelas XI yaitu 38 orang. Hal ini disebabkan karena populasi dalam

penelitian lebih banyak siswa remaja yang masih duduk di kelas X

dibanding kelas XI sehingga saat pengambilan sampel dengan cara

stratified random sampling menghasilkan sampel lebih banyak di kelas

X.

Status tempat tinggal menunjukkan 100% berada di pedesaan.

Hal ini terjadi karena wilaya Siluq Ngurai berada di kawasan pedesaan

tepatnya di Desa Muhur. Sehingga siswa dan siswi yang bersekolah di

SMAN 01 Siluq Ngurai berasal dari Desa yang ada di wilayah

Kecamatan Siluq Ngurai.

2. Sumber Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja

Sumber informasi kehamilan, kontrasepsi dan aborsi paling banyak

diakses remaja dari internet yakni rata-rata sekitar 38%. Hal tersebut terjadi

karena akses yang saat ini diperoleh dari handphone dan internet

mudah ditemukan dan terdapat banyak fitur-fitur, membuat siswa-

siswi lebih memilih menggunakan internet untuk mendapatkan

informasi dalam bidang kesehatan terutama kesehatan reproduksi

remaja. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Putri (2015) di SMP 3

Muhammadiyah Wirobrajan Yogyakarta, yang menunjukan bahwa

siswa lebih banyak menggunakan internet sebanyak 162 responden

dalam mencari informasi kesehatan reproduksi remaja. Dengan

tersedianya internet, remaja dapat mengakses informasi sesuai dengan


73
kebutuhan pada saat mengalami masalah atau tidak mengetahui

tentang kesehatan reproduksi sehingga mereka dapat memudahkan

untuk mencari berbagai macam informasi kesehatan. Terkait dengan

hal tersebut antusias remaja dalam mencari informasi reproduksi dari

internet merupakan salah satu tahap dari proses kematangan seksual

remaja (Sihotang et al., 2018).

3. Tingkat Literasi Kesehatan

Tingkat literasi kesehatan dalam penelitian ini dibagi dalam empat

kategori yaitu literasi kesehatan tidak mencukupi, literasi kesehatan

bermasalah, literasi kesehatan cukup, dan literasi kesehatan sempurna.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa literasi kesehatan pada remaja

di SMAN 1 Siluq Ngurai masing-masing tidak mencukupi sebesar 15,2

%, literasi kesehatan bermasalah sebesar 40%, literasi kesehatan cukup

sebesar 44,8% dan tidak satupun dengan literasi kesehatan sempurna.

Sehingga penelitian ini dapat digambarkan bahwa tingkat literasi

kesehatan pada remaja di SMAN 01 Siluq Ngurai berada pada kategori

cukup.

Dari segi domain literasi kesehatan yakni kemampuan untuk

mengakses informasi kesehatan paling tinggi pada kategori cukup

(52%) hal ini menunjukkan siswa kurang mampu untuk menemukan

atau memperoleh sumber informasi yang valid dan terjamin

kebenarannya (Indra et al, 2016).

74
Kemampuan memahami dan menilai informasi kesehatan berada

pada kategori cukup sebesar 55,2% hal tersebut terjadi menurut

Lakhmudien, 2019 karena remaja mengalami kesulitan dalam menilai

informasi kesehatan di media sosial dan web karena banyaknya

informasi hoax yang beredar saat ini. Selain itu, remaja juga merasa

belum bisa menilai kelebihan dan kekurangan informasi kesehatan

reproduksi yang komprehensif. Sementara kemampuan remaja dalam

menerapkan informasi kesehatan berada pada kategori tidak

mencukupi (38,4%) hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Lakhmudien, 2019, dimana kemampuan mengaplikasikan

informasi kesehatan reproduksi berada pada level yang kurang

memadai dan bermasalah. Hal tersebut terjadi karena remaja masih

terbatas dalam mengaplikasikan informasi kesehatan reproduksi.

Remaja mengalami kesulitan untuk mencari dan bergabung dengan

komunitas atau organisasi kesehatan reproduksi remaja. Selain itu,

remaja juga belum bisa memilih teman atau lingkungan sosial yang

baik untuk mereka (Lakhmudien, 2019).

Distribusi jenis kelamin terhadap tingkat literasi dimana literasi

kesehatan jenis kelamin perempuan rata-rata lebih tinggi dibanding

laki-laki. Hal ini sejalan dengan penelitian Choi dan Lee, 2015 yang

mengatakan bahwa wanita merupakan faktor yang kuat dalam

memiliki tingkat literasi kesehatan yang lebih tinggi daripada pria,

75
yang artinya wanita rata-rata memiliki literasi yang baik dibanding

dengan laki-laki.

Distribusi tingkat literasi berdasarkan sumber informasi

menunjukkan rata-rata remaja yang memiliki tingkat literasi tidak

mencukupi (kurang) mendapatkan informasi tentang kehamilan 8,8%,

aborsi 6,4% dan kontrasepsi 6,4% dari internet. Sementara tingkat

literasi remaja dengan kategori cukup, sumber informasi tentang

kehamilan lebih banyak didapatkan dari guru yaitu 20%.

4. Pengetahuan Remaja Tentang Seks Pranikah

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibagi dalam tiga

kategori yaitu pengetahuan kurang, pengetahuan cukup, dan

pengetahuan baik dimana hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

lebih dari setengah jumlah responden dengan pengetahuan cukup yaitu

63,2%. Hal ini bisa terjadi karena persentase remaja dalam mengakses

informasi dari internet, dimana banyaknya berita di internet yang tidak

jelas sumbernya (hoax), ditambah dengan kurangnya informasi tentang

kesehatan reproduksi yang didapatkan dari petugas kesehatan sehingga

pemahaman remaja tentang seks pranikah rendah. Dari data tersebut

maka dapat digambarkan bahwa pengetahuan seks pranikah pada

remaja di SMAN 01 Siluq Ngurai berada pada kategori pengetahuan

cukup. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Lestari, 2019

yang meneliti pengetahuan remaja terhadap perilaku seksual pranikah

remaja di SMKN 1 Tarano Sumbawa Besar pada tahun 2018 yang


76
menunjukkan tingkat pengetahuan remaja masih dalam kategori cukup

yakni 40,5%.

Remaja yang ada di SMAN 1 Siluq Ngurai perlu meningkatkan

pengetahuan tentang seks pranikah untuk dapat mencapai pengetahuan

baik supaya terhindar dari hal-hal yang dapat mengganggu kesehatan

reproduksinya. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat hampir setiap

tahun ada siswa yang dikeluarkan dari sekolah karena hamil diluar

nikah.

Distribusi Pengetahuan Seks pranikah berdasarkan karakteristik

menunjukkan mayoritas pengetahuan seks pranikah menurut jenis

kelamin berada pada kategori cukup. Pengetahuan seks pranikah

penting diberikan kepada remaja baik melalui pendidikan formal

maupun non formal secara terus menerus agar mereka tidak hanya

sebatas tahu tetapi lebih memahami hal-hal yang berhubungan dengan

seks pranikah dan akibat-akibatnya lebih jauh

C. KETERBATASAN

Selama proses penelitian peneliti mendapatkan keterbatasan dalam

menyelesaikan penelitian ini, diantaranya :

1. Sampel dalam penelitian tidak mewakili semua kelas dikarenakan pada

saat penelitian berlangsung kelas XII sementara persiapan untuk ujian

sehingga tidak bisa berpartisipasi dalam penelitian

77
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Responden pada penelitian ini berjumlah 125 orang dimana dengan usia

rata-rata 16 tahun. Perempuan mendominasi dari segi jenis kelamin yaitu

57,6%. Sampel pada penelitian lebih banyak dari kelas X yaitu 69,6%

Status tempat tinggal 100% berada di pedesaan.

2. Sumber informasi tentang kehamilan, kontrasepsi dan aborsi pada

penelitian ini rata-rata didapatkan dari internet, dimana 40,8% remaja

memperoleh informasi tentang kehamilan dari internet, informasi

kontrasepsi berjumlah 32 %, dan sumber informasi aborsi sebesar 41,6%.

3. Tingkat literasi kesehatan remaja pada penelitian ini dalam kategori cukup

yakni 44,8%, dan bermasalah 40,0%. Sementara indikator dimensi literasi

kesehatan tentang kemampuan mengakses informasi rata-rata cukup

mudah.

4. Tingkat pengetahuan seks pranikah pada penelitian ini mayoritas berada

pada tingkat pengetahuan cukup yakni 63%,

B. SARAN

Dari hasil penelitian ini maka penulis memberikan saran kepada :

1. Pihak sekolah

78
Hendaknya pihak sekolah meningkatkan pengetahuan remaja tentang

pengetahuan seks pranikah dan kesehatan reproduksi melalui guru B.K

dengan rutin mengadakan seminar atau pembelajaran khusus yang

membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, serta mengaktifkan

kembali PIK R di sekolah supaya dapat meningkatkan pengetahuan remaja

tentang seks pranikah dan meningkatkan literasi kesehatan remaja.

2. Institusi kesehatan ( Perawat Komunitas)

Diharapkan perawat komunitas dari puskesmas yang menjadi mitra lintas

sektor lebih meningkatkan perannya dalam memberikan penyuluhan

tentang kesehatan seksual remaja yang ada di sekolah.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Dengan adanya penelitian ini diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat

melakukan penelitian dengan mencari faktor-faktor yang menyebabkan

rendahnya pengetahuan seks pranikah dan literasi kesehatan pada remaja.

79
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Y. K., & Mubarokah, J. (2016). Helathy literacy tentang keputusan


prolife pada remaja yang mengalami kehamilan tidak dikehendaki. VisiKes
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 15(1), 44–47.
Arifah, I., & Nisa, A. F. (2020). Akses informasi kesehatan reproduksi dan
seksual komprehensif melalui internet pada remaja SMA. 64–72.
Ayu, S. M., & Kurniawati, T. (2017). Hubungan tingkat pengetahuan remaja putri
tentang aborsi dengan sikap remaja terhadap aborsi di man 2 kediri jawa
timur. Unnes Journal of Public Health, 6(2), 97.
https://doi.org/10.15294/ujph.v6i2.13736
Badan Pusat Statistik. (2020). Statistik Indonesia (Subdirektorat Publikasi dan
Kompilasi Statistik (ed.)).
Batubara, J. R. (2016). Adolescent development (perkembangan remaja). Sari
Pediatri, 12(1), 21. https://doi.org/10.14238/sp12.1.2010.21-9
BKKBN. (2017). Survei Demografi Dan Kesehatan : Kesehatan Reproduksi
Remaja 2017. Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional, 1–
606.
Candrakusuma, G. Y., & Nurhayati, F. (2020). Survei literasi kesehatan peserta
didik tingkat sekolah menengah atas dan kejuruan di kota surabaya. Jurnal
Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan, 8(1), 41–45.
Daulay. (2015). Hubungan tingkat pendidikan dengan health literacy pada pasien
diabetes mellitus tipe 2. Hilos Tensados, 1, 1–476.
Denuwara, H., & Gunawardena, S. (2017). Level of health literacy and factors
associated with it among school teachers in an education zone in Colombo,
Sri Lanka. BMC Public Health, 0, 1–9. https://doi.org/DOI 10.1186/s12889-
017-4543-x
Dewi, N. L. P. R., & Wirakusuma, I. (2017). Pengetahuan dan perilaku seksual
pranikah pada remaja sma di wilayah kerja puskesmas tampaksiring I. E-
Jurnal Medika, 6, 50–54.
Diananda, A. (2019). Psikologi remaja dan permasalahannya. Journal ISTIGHNA,
1(1), 116–133. https://doi.org/10.33853/istighna.v1i1.20
Fitriana, H., & Siswantara, P. (2018). Pendidikan kesehatan reproduksi remaja di
smpn 52 surabaya. 107–118. https://doi.org/10.20473/ijph.vl13il.2018.107-
118
Fitriani, Y., Ode, W., Sri, A., Sopamena, Y., Sirinti, Y., & Anshari, D. (2020).
Adaptasi alat ukur literasi kesehatan pada mahasiswa angkatan pertama
universitas andalas padang tahun2019. 6(1), 60–65.
Handika, P. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja
dengan sikap seksual pranikah di SMK taman siswa Nanggualan. Skripsi :
Yogyakarta. Prodi Kebidanan politeknik kesehatan kementrian kesehatan.
Herlina. (2013). Perkembangan masa remaja (Usia 11/12 – 18 tahun). Mengatasi
80
Masalah Anak Dan Remaja, 1–5.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.jvoice.2013.08.014
Joseph, A. F., Onwuama, M., & Toluwalase, A. (2018). Aksesibilitas informasi
kesehatan dan pengaruh keluarga terhadap literasi kesehatan reproduksi di
kalangan remaja putri. Jurnal Pendidikan Jasmani,Kesehatan Dan Olahraga,
5(1), 21–25.
Kemenkes. (2014). Infodatin Reproduksi Remaja-Ed.Pdf. In Situasi Kesehatan
Reproduksi Remaja (p. 1). Jakarta
Kora, F. T., Dasuki, D., & Ismail, D. (2016). Pengetahuan tentang infeksi menular
seksual dengan perilaku seksual tidak aman pada remaja putri maluku
tenggara barat di daerah istimewa yogyakarta. Jurnal Kesehatan Reproduksi,
3(1), 50. https://doi.org/10.22146/jkr.13880
Lakhmudien, Soedirman, O., & Fatah, Z. M. (2019). reproductive health literacy
level among adolescents of senior high school in semarang city, indonesia.
International Journal of Public Health and Clinical Sciences, 6, 75–85.
https://doi.org/https://doi.org/10.32827/ijphcs. 6.1.
Larasaty, D. N., Demartoto, A., Salawati, T., & Sulaeman, S. E. (2019). Literasi
kesehatan remaja putri pantura (e-book), diakses tanggal 10 Februari 2021
dari <http://repository.unimus.ac.id>
Latif, A., & Riana, M. (2020). Literasi kesehatan mahasiswa tingkat pertama di
politeknik negeri media kreatif tahun2019. Jurnal Kajian Dan Terapan
Media, Bahasa, Komunikasi, 1(September), 112–123.
Lee, H. Y., Choi, J.-K., & Lee, M. H. (2015). Health Literacy in an Underserved
Immigrant Population: New Implications Toward Achieving Health Equity.
Asian American Journal of Psychology, 6(1), 97–105.
https://doi.org/10.1037/a0037425
Lestari, P (2019). Pengetahuan remaj terhadap perilaku seksual pranikah. Jurnal
Ilmu Keperawatan Anak, 40-50.
Martono, N. (2016). Metode penelitian kuantitatif : analisis isi dan analisis data
sekunder. Edisi 5. Rajawali: Jakarta
Millah,N. (2017). Pengaruh seks pranikah terhadap harga diri remaja. Skripsi.
Malang : Program study psikologi universitas islam negeri maulana malik
ibrahim malang.
Ningsih, A. P. (2018). Pengaruh edukasi hipertensi berbais budaya makassar
terhadap tingkat pengetahuan penderita hipertensi di wilayah kerja
paccerakkang. Skripsi. Makassar : Program Sarjana Keperawatan UNHAS.
Nurjanah, Soenaryanti, S., & Rchmani, E. (2016). Health literacy pada mahasiswa
kesehatan, sebuah indikator kompetensi kesehatan yang penting. VisiKes
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 15(2), 142.
Nutbeam, D. (2015). Defining, measuring and improving health literacy. Health
Evaluation and Promotion, 42(4), 450–456.
https://doi.org/10.7143/jhep.42.450
Pengotan, D., Bangli, K., Widianti, I. G. A., Wardana, N. G., & Karmaya, M.
(2017). Tahap pertumbuhan dan perkembangan tanda-tanda seks sekunder
remaja SMPN 4 Bangli ,. 48(2), 75–82.
81
https://doi.org/10.15562/medi.v48i2.31
Putri, W. S. R., Nurwati, N., & S., M. B. (2016). Pengaruh media sosial terhadap
perilaku remaja. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat,
3(1), 1–154. https://doi.org/10.24198/jppm.v3i1.13625
Rahayu, A., Noor, S. M., Yulindasari, F., Rahman, F., & Putri, O. P. (2017). Buku
ajar kesehatan reproduksi remaja & lansia (1st ed.). Surabaya : Airlangga
University Press.
Rosyida, D. A. C. (2019). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita (D. A. C.
Rosyida (ed.)). PT.Pustaka Baru: Yogyakarta.
Sabil, A. F. (2018). Hubungan health literacy dan self efficacy terhadap self care
management penderita diabetes mellitus tipe 2 di puskesmas kota makassar .
Skripsi. Makassar: Program Sarjana Keperawatan Universitas Hasanuddin.
http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection.pdf
Santosa, K. S. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kemelekan
kesehatan pasien di klinik dokter keluarga fakultas kedokteran universitas
indonesia. Thesis. DKI Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
http://lib.ui.ac.id/abstrakpdf?id=20314376&lokasi=lokal
Saputro, Z. khamim. (2017). Aplikasia: jurnal aplikasi ilmu-ilmu agama (
memahami ciri dan tugas perkembangan masa remaja). Jurnal Aplikasi Ilmu
Ilmu Agama, Volume 17(No 1), 25–32. ejournal.uin-
suka.ac.id/pusat/aplikasia
Sarwono, S. W. (2016). Psikologi remaja (1st ed.). Pustaka Medika : Bandung.
https://doi.org/124356
Senja, A. O., & Widiastuti, Y. P. (2020). Tingkat pengetahuan remaja tentang
kesehatan reproduksi. Jurnal Keperawatan, Volume 12(1), 85–92.
https://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan/article/view/699
Sorensen, K., Broucke, S. Van Den, Pelikan, J. M., Fullam, J., Doyle, G., Slonska,
Z., Kondilis, B., Stoffels, V., Osborne, R. H., Brand, H., & Hls-eu, K. (2013).
Measuring health literacy in the population: describes the design and
development proces of the european health literacy survey questionnaire(
HLS-EU-Q ). BMC Public Health. http://www.biomedcentral.com/1471-
2458/13/948
Susanti, I. A., & Noormarina, I. (2020). Literasi informasi tentang pendidikan
kesehatan reproduksi remaja (KRR). Jurnal Menara Medika, 3(1), 87–94.
https//:jurnal.ac.id/index.php/menaramedika/index
Permana, I.P., & Suwono, H. (2016). Analisis awal literasi kesehatan siswa sma
kelas xi mia di kabupaten malang,430-434
Untari, A. D. (2017). Analisis faktor yang berhubungan dengan perilaku seks
pranikah pada remaja yang tinggal di wilayah eks lokalisasi berdasarkan
teori transcultural nursing. Skripsi. Surabaya : Program Studi Pendidikan
Ners Universitas Airlangga.
Utami, D. D. Y. (2015). Penyuluhan program bkkbn mengenai generasi berencana
( genre ) dan sikap remaja. Jurnal Simbolika, 1(2), 199–210.
Vongxay, V., Albers, F., & Thongmixay, S. (2019). Sexual and reproductive
health literacy of school adolescents in LAO PDR. Plos, 1–14.
82
WHO. (2019). Adolescent Health: The missing population in Universal Health
Coverage. https://www.who.int/pmnch/media/news/2018/Adolescent-Health-
Missing-Population-in-UHC.pdf
Wijaya, S. Y. (2013). Pengaruh layanan informasi tentang kesehatan reproduksi
remaja (krr) terhadap persepsi siswa kelas X-9 SMA PGRI 1 Pati. Jurnal
Kesehatan, 1–66. https://lib.unnes.ac.id/21119/1/1301410032-s.pdf
Wulandari, A. (2014). Karakteristik pertumbuhan perkembangan remaja dan
implikasinya terhadap masalah kesehatan dan keperawatannya. Jurnal
Keperawatan Anak, 2, 40.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKA/article/view/3954

83
Lampiran 1

LAMPIRAN

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Kepada Yth.
Saudara/Saudari Calon Responden
di-
Tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertandatangan dibawah ini :


Nama : Marsel Parante
Nim : R011191030
Status : Mahasiswa Kelas Kerjasama Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Hasanuddin Makassar
Akan melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat Literasi dan
Pengetahuan Seks Pranikah di SMA Negeri 1 Siluq Ngurai”
Sehubungan dengan hal tersebut perlu peneliti menjelaskan bahwa
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat literasi dan
pengetahuan tentang seks pranikah pada remaja di SMA Negeri 1 Siluq Ngurai.
Semua informasi yang diberikan akan terjaga kerahasiaannya dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika dalam penelitian ini menimbulkan
biaya, maka akan menjadi tanggungjawab peneliti. Jika anda tidak bersedia
menjadi responden, tidak ada ancaman maupun sanksi bagi Anda, dan jika anda
telah bersedia menjadi responden dan terjadi hal yang merugikan, maka Anda
boleh mengundurkan diri dan tidak berpartisipasi dalam penelitian.
Demikian surat penjelasan ini kami buat untuk dipahami. atas
kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini kami ucapkan terima kasih.

Lampiran 2 Peneliti

84
Kuesioner Informasi sosio-demografis

Gambaran Tingkat Literasi Kesehatan dan Pengetahuan Seks Pranikah


Remaja di SMAN 01 Siluq Ngurai Kabupaten Kutai Barat

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

1. Isilah identitas anda terlebih dahulu

2. Baca dan pahami baik-baik setiap pertanyaan yang ada

3. Pilihlah jawaban yang sesuai

4. Untuk kerjasama dan perhatiannya, peneliti mengucapkan terima kasih

Identitas

Nis Responden : ------------------------------------------

No Pertanyaan Menjawab Komentar /


Lewati

1 Nis ..............

2 Umur ◻ 16

◻ 17

◻ 18

◻ 19

3 Kelas

3 Jenis Kelamin anda? ◻ 1. Laki-laki ◻ 2.


Perempuan

4 Manakah dari berikut ini yang ◻ 1. Perkotaan

85
paling tepat menggambarkan ◻ 2. Pedesaan
daerah tempat Anda tinggal?

Lampiran 3

Kuesioner
Sumber informasi tentang kehamilan remaja, kontrasepsi dan aborsi

No Pertanyaan Menjawab Komentar /


Lewati

P3.1 Tentang sumber informasi, ◻1. Guru sekolah (Pilih


sistem seksual dan reproduksi hanya satu
pria serta wanita - (di mana ◻2. Orang tua jawaban)
sel telur dan sperma dibuat
◻3. Anggota keluarga lainnya
dan bagaimana kehamilan
terjadi). Darimana anda ◻4 Teman
mendapatkan informasi
terpenting tentang topik ini? ◻ 5. Buku / majalah
◻ 6 Internet

P3.2 Sumber informasi tentang ◻1. Guru sekolah


kontrasepsi - (metode untuk
menghindari kehamilan). ◻2. Orang tua
Darimana anda mendapatkan
◻3. Anggota keluarga lainnya
informasi terpenting tentang
topik ini? ◻4 Teman

◻ 5. Buku / majalah
◻ 6 Internet

P3.3 sumber informasi tentang ◻1. Guru sekolah


aborsi - (penghentian
kehamilan yang tidak ◻2. Orang tua
diinginkan). Darimana anda
mendapatkan informasi ◻3. Anggota keluarga lainnya
terpenting tentang topik ini? ◻4 Teman

◻ 5. Buku / majalah
◻ 6 Internet

86
Lampiran 4

KUESIONER LITERASI KESEHATAN


Isilah pernyataan berikut sesuai dengan kondisi anda dengan memberi tanda (V)
pada kolom yang tersedia mulai dari sangat sulit, cukup sulit, cukup mudah, dan
sangat mudah. Kolom tersebut wajib di isi.

No Pernyataan 1 2 3 4
Sangat Cukup Cukup Sangat
Sulit Sulit Mudah Mudah
Q1
Dalam skala dari sangat sulit
hingga sangat mudah, seberapa
mudah anda untuk:menemukan
informasi tentang gejala
penyakit yang menjadi
perhatian anda ?
Q2 Dalam skala dari sangat sulit hingga
sangat mudah, seberapa mudah anda
untuk menemukan informasi apa yang
harus
dilakukan ketika terjadi keadaan
darurat medis ?
Q3 Dalam skala dari sangat sulit
hingga sangat mudah, seberapa
mudah anda untuk: menilai
seberapa dapat dipercaya
peringatan kesehatan seperti
merokok, kurang olah raga dan
minum alkohol ?
seperti contoh rokok akan
menimbulkan kanker
Q4
Dalam skala dari sangat sulit hingga
sangat mudah, seberapa mudah anda
untuk: menilai vaksinasi yang anda
butuhkan

87
Q5 Dalam skala dari sangat sulit
hingga sangat mudah, seberapa
mudah anda untuk
memutuskan bagaimana anda
dapat melindungi diri sendiri
dari penyakit berdasarkan
saran dari keluarga dan
teman ?
Q6 Dalam skala dari sangat sulit hingga
sangat mudah, seberapa mudah anda
untuk: menemukan informasi
tentang aktivitas yang baik untuk
kesehatan mental anda ?
(misalnya meditasi, olah raga,
jalan, yoga,
dll)
Q7 Dalam skala dari sangat sulit hingga
sangat mudah, seberapa mudah anda
untuk mencari informasi tentang
perubahan politik yang bisa
mempengaruhi kesehatan ? (
misalnya kebijakan, program
screening kesehatan terbaru,
perubahan
pemerintahan, perubahan
struktur pelayanan
kesehatan, dll)
Q8
Dalam skala dari sangat sulit hingga
sangat mudah, seberapa mudah anda
untuk memahami nasehat tentang
kesehatan
dari keluarga atau teman ?
Q9 Dalam skala dari sangat sulit hingga
sangat mudah, seberapa mudah anda
untuk memberi penilaian
bagaimana komunitas dan
lingkungan anda mempengaruhi
kesehatan dan kesejahteraan anda?
(misalnya lingkungan rumah,
lingkungan sosial)
Q10
Dalam skala dari sangat sulit hingga
sangat mudah, seberapa mudah anda
untuk membuat keputusan untuk
meningkatkan kesehatan anda

88
Lampiran 5

KUESIONER PENGETAHUAN SEKS PRANIKAH


Berilah tanda checklist (√) pada jawaban sesuai pendapat anda dengan jawaban
yang sejujurnya.

No Pernyataan Benar Salah


1 Ciri-ciri seks pada remaja laki-laki adalah mimpi basah,
pertumbuhan rambut disekitar alat kelamin, ketiak, dada,
tangan dan kaki
2 Ciri-ciri seks pada remaja perempuan adalah mengalami
menarche (menstruasi)
3 Menstruasi adalah peristiwa keluarnya cairan darah dari
alat kelamin perempuan berupa luruhnya lapisan dinding
dalam rahim yang banyak mengandung darah
4 Perkembangan fisik organ seksual pada laki-laki maupun
pada perempuan menyebabkan perubahan perilaku seksual
remaja secara keseluruhan
5 Perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh kuat
dalam minat remaja terhadap lawan jenis
6 Fungsi seksual remaja laki-laki lebih cepat matang dari
pada remaja perempuan
7 Remaja perempuan cenderung mempunyai perilaku seks
yang agresif, terbuka, gigih, terang-terangan, serta lebih
sulit menahan diri dibandingkan remaja laki-laki
8 Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong
oleh hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan
lawan jenis maupun sesama jenis
9 Hubungan seksual boleh dilakukan remaja sebagai
ekspresi cinta yang tulus dari pasangannya
10 Berciuman atau berenang di kolam renang yang tercemar
“sperma” bisa mengakibatkan kehamilan
11 Masturbasi (onani) bukan salah satu bentuk perilaku seks
Pranikah
12 Perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan, dengan
pacar bukan salah satu bentuk perilaku seks pranikah
13 Melakukan hubungan seks hanya sekali tidak akan
menyebabkan kehamilan
14 Dampak psikologis dari perilaku seksual pranikah pada
remaja diantaranya perasaan marah, takut, cemas, depresi,
rendah diri, bersalah dan berdosa

89
15 Kehamilan tidak diinginkan dan aborsi merupakan dampak
sosial perilaku seks pranikah
16 PMS dan HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit akibat
dari perilaku seks pranikah
17 Berganti-ganti pasangan seks tanpa menggunakan kondom
dapat tertular infeksi menular seksual dan HIV/AIDS

Lampiran 7

Master Tabel

Kondisi
Jenis Tempat
No Umur Kelas Kelamin Tinggal
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
1
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
2
18
Tahun 11 Laki-Laki Pedesaan
3
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
4
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
5
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
6
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
7
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
8
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
9
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
10
17
Tahun 11 Perempuan Pedesaan
11
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
12

90
18
Tahun 11 Laki-Laki Pedesaan
13
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
14
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
15
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
16
16
Tahun 11 Perempuan Pedesaan
17
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
18
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
19
17
Tahun 11 Laki-Laki Pedesaan
20
17
Tahun 11 Perempuan Pedesaan
21
17
Tahun 11 Laki-Laki Pedesaan
22
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
23
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
24
18
Tahun 11 Laki-Laki Pedesaan
25
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
26
15
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
27
18
Tahun 11 Laki-Laki Pedesaan
28
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
29
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
30
11 Laki-Laki Pedesaan
31 17

91
Tahun

15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
32
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
33
17
Tahun 11 Perempuan Pedesaan
34
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
35
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
36
17
Tahun 11 Perempuan Pedesaan
37
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
38
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
39
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
40
17
Tahun 11 Laki-Laki Pedesaan
41
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
42
18
Tahun 11 Laki-Laki Pedesaan
43
15
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
44
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
45
15
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
46
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
47
17
Tahun 11 Perempuan Pedesaan
48
18
Tahun 11 Laki-Laki Pedesaan
49
92
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
50
17
Tahun 11 Perempuan Pedesaan
51
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
52
18
Tahun 11 Perempuan Pedesaan
53
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
54
17
Tahun 11 Perempuan Pedesaan
55
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
56
17
Tahun 11 Laki-Laki Pedesaan
57
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
58
17
Tahun 11 Laki-Laki Pedesaan
59
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
60
17
Tahun 11 Perempuan Pedesaan
61
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
62
17
Tahun 11 Perempuan Pedesaan
63
17
Tahun 11 Laki-Laki Pedesaan
64
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
65
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
66
17
Tahun 11 Laki-Laki Pedesaan
67
10 Perempuan Pedesaan
68 15

93
Tahun

18
Tahun 11 Perempuan Pedesaan
69
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
70
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
71
17
Tahun 11 Laki-Laki Pedesaan
72
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
73
16
Tahun 10 Laki-Laki Perkotaan
74
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
75
17
Tahun 11 Perempuan Pedesaan
76
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
77
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
78
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
79
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
80
18
Tahun 11 Laki-Laki Pedesaan
81
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
82
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
83
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
84
17
Tahun 11 Perempuan Pedesaan
85
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
86
94
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
87
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
88
16
Tahun 11 Laki-Laki Pedesaan
89
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
90
17
Tahun 11 Laki-Laki Pedesaan
91
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
92
17
Tahun 11 Perempuan Pedesaan
93
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
94
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
95
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
96
17
Tahun 11 Perempuan Pedesaan
97
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
98
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
99
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
100
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
101
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
102
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
103
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
104
10 Perempuan Pedesaan
105 16

95
Tahun

15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
106
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
107
17
Tahun 11 Laki-Laki Pedesaan
108
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
109
17
Tahun 11 Laki-Laki Pedesaan
110
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
111
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
112
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
113
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
114
17
Tahun 11 Perempuan Pedesaan
115
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
116
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
117
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
118
16
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
119
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
120
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
121
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
122
15
Tahun 10 Perempuan Pedesaan
123
96
17
Tahun 11 Laki-Laki Pedesaan
124
16
Tahun 10 Laki-Laki Pedesaan
125

Master Data Sumber Informasi


Darimana anda
Darimana anda Darimana anda mendapatkan mendapatkan informasi
mendapatkan informasi yang informasi terpenting tentang terpenting tentang topik
membahas tentang " Proses topik metode untuk aborsi ( Penghentian
terjadinya kehamilan pada menghindari kehamilan/ kehamilan yang tidak
wanita? Kontrasepsi? diinginkan) ini?
Guru sekolah Internet Internet

Internet Orang Tua Teman

Internet Guru sekolah Guru sekolah

Internet Internet Buku/ Majalah

Guru sekolah Orang Tua Buku/ Majalah

Guru sekolah Petugas Kesehatan Internet

Buku/ Majalah Buku/ Majalah Buku/ Majalah

Petugas kesehatan Petugas Kesehatan Petugas Kesehatan

Guru sekolah Orang Tua Guru sekolah

Guru sekolah Internet Teman

Petugas kesehatan Internet Petugas Kesehatan

Guru sekolah Internet Guru sekolah

Buku/ Majalah Guru sekolah Petugas Kesehatan

Guru sekolah Orang Tua Internet

Internet Orang Tua Internet

Guru sekolah Internet Internet

Internet Buku/ Majalah Internet

Orang Tua Orang Tua Orang Tua

Internet Orang Tua Orang Tua

97
Guru sekolah Guru sekolah Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan Petugas Kesehatan Petugas Kesehatan

Internet Internet Internet

Guru sekolah Orang Tua Internet

Internet Petugas Kesehatan Petugas Kesehatan

Guru sekolah Guru sekolah Buku/ Majalah

Internet Orang Tua Guru sekolah

Guru sekolah Guru sekolah Guru sekolah

Internet Internet Internet

Petugas kesehatan Orang Tua Petugas Kesehatan

Orang Tua Orang Tua Internet

Guru sekolah Guru sekolah Guru sekolah

Petugas kesehatan Petugas Kesehatan Petugas Kesehatan

Internet Internet Internet

Internet Internet Internet

Internet Internet Internet

Internet Internet Internet

Internet Orang Tua Internet

Guru sekolah Internet Guru sekolah

Orang Tua Petugas Kesehatan Petugas Kesehatan

Internet Petugas Kesehatan Petugas Kesehatan

Guru sekolah Guru sekolah Guru sekolah

Guru sekolah Internet Internet

Internet Internet Internet

Petugas kesehatan Internet Internet

Guru sekolah Guru sekolah Internet

Internet Guru sekolah Guru sekolah

Petugas kesehatan Petugas Kesehatan Petugas Kesehatan

Internet Internet Internet

98
Guru sekolah Guru sekolah Guru sekolah

Petugas kesehatan Petugas Kesehatan Petugas Kesehatan

Internet Internet Internet

Guru sekolah Internet Internet

Petugas kesehatan Internet Petugas Kesehatan

Guru sekolah Internet Guru sekolah

Petugas kesehatan Petugas Kesehatan Internet

Guru sekolah Guru sekolah Guru sekolah

Guru sekolah Orang Tua Orang Tua

Orang Tua Petugas Kesehatan Buku/ Majalah

Guru sekolah Orang Tua Internet

Internet Internet Internet

Petugas kesehatan Guru sekolah Internet

Orang Tua Guru sekolah Guru sekolah

Guru sekolah Guru sekolah Petugas Kesehatan

Buku/ Majalah Buku/ Majalah Buku/ Majalah

Internet Internet Internet

Internet Internet Internet

Internet Internet Internet

Orang Tua Orang Tua Orang Tua

Guru sekolah Guru sekolah Guru sekolah

Petugas kesehatan Petugas Kesehatan Petugas Kesehatan

Orang Tua Orang Tua Orang Tua

Guru sekolah Guru sekolah Guru sekolah

Petugas kesehatan Petugas Kesehatan Internet

Guru sekolah Guru sekolah Internet

Orang Tua Internet Internet

Internet Internet Internet

Petugas kesehatan Internet Internet

99
Internet Internet Internet

Internet Petugas Kesehatan Petugas Kesehatan

Internet Guru sekolah Petugas Kesehatan

Internet Guru sekolah Guru sekolah

Internet Guru sekolah Guru sekolah

Guru sekolah Internet Guru sekolah

Guru sekolah Petugas Kesehatan Guru sekolah

Internet Guru sekolah Guru sekolah

Internet Petugas Kesehatan Petugas Kesehatan

Internet Petugas Kesehatan Internet

Internet Petugas Kesehatan Petugas Kesehatan

Internet Guru sekolah Guru sekolah

Internet Petugas Kesehatan Teman

Internet Guru sekolah Internet

Guru sekolah Guru sekolah Guru sekolah

Petugas kesehatan Petugas Kesehatan Petugas Kesehatan

Guru sekolah Guru sekolah Petugas Kesehatan

Guru sekolah Guru sekolah Guru sekolah

Internet Guru sekolah Internet

Guru sekolah Petugas Kesehatan Teman

Guru sekolah Guru sekolah Petugas Kesehatan

Internet Guru sekolah Guru sekolah

Guru sekolah Guru sekolah Guru sekolah

Guru sekolah Guru sekolah Guru sekolah

Internet Guru sekolah Guru sekolah

Internet Internet Guru sekolah

Guru sekolah Internet Guru sekolah

Internet Internet Guru sekolah

Guru sekolah Internet Internet

100
Internet Internet Internet

Guru sekolah Internet Internet

Guru sekolah Internet Internet

Internet Guru sekolah Internet

Internet Guru sekolah Internet

Guru sekolah Guru sekolah Internet

Internet Guru sekolah Internet

Internet Guru sekolah Internet

Guru sekolah Petugas Kesehatan Teman

Guru sekolah Guru sekolah Petugas Kesehatan

Internet Guru sekolah Guru sekolah

Guru sekolah Guru sekolah Guru sekolah

Guru sekolah Guru sekolah Guru sekolah

Internet Guru sekolah Guru sekolah

Internet Internet Guru sekolah

Guru sekolah Internet Guru sekolah

Guru sekolah Internet Internet

Internet Guru sekolah Internet

Internet Guru sekolah Internet

Master Data Pengetahuan Seks Pranikah

101
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Salah
1
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Benar Benar Benar Salah
2
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
3
Benar Benar Benar Salah Salah Benar Salah Benar Salah Salah Salah Benar Salah
4
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Benar Benar Benar Salah
5
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Salah Benar Benar Salah
6
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Salah Salah Benar Salah
7
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Salah Benar Benar Salah
8
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Salah Benar Benar Benar
9
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Salah Salah
10
Benar Benar Benar Salah Benar Benar Salah Benar Salah Salah Benar Salah Salah
11
Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Salah
12
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Benar
13
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Salah Salah Salah Salah
14
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Benar Benar Salah Salah
15
Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Salah Salah Salah Salah Benar
16
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Salah
17
Benar Benar Benar Salah Benar Salah Salah Salah Salah Salah Benar Benar Salah
18
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Salah
19
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Salah Benar Benar Salah
20
Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
21
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Salah Salah Benar Salah
22
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
23
Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Salah Benar Salah Salah Salah
24
Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Salah Benar
25
Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Salah Salah Benar Salah Benar
26
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Salah Salah
27
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar
28
Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Salah Salah Salah Salah Salah
29
102
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Salah Benar Salah Salah
30
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah
31
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar
32
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Salah Benar Benar Salah
33
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
34
Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Salah Salah Benar Benar Salah
35
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Benar Salah
36
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Salah Benar Benar Salah
37
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Salah Benar
38
Salah Salah Benar Benar Benar Salah Salah Benar Salah Salah Salah Benar Salah
39
Benar Benar Benar Salah Benar Benar Salah Salah Salah Salah Salah Salah Salah
40
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Salah Salah Benar
41
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Salah
42
Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
43
Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Salah Salah Benar Salah Salah
44
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Salah Salah
45
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
46
Benar Benar Salah Salah Benar Benar Salah Benar Benar Salah Benar Benar Benar
47
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
48
Salah Benar Salah Salah Salah Benar Benar Salah Salah Salah Salah Salah Salah
49
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
50
Benar Benar Salah Salah Benar Benar Salah Salah Benar Benar Salah Salah Salah
51
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
52
Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Salah Benar
53
Benar Benar Salah Salah Salah Salah Salah Salah Benar Salah Benar Benar Benar
54
Benar Salah Salah Salah Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Benar Benar
55
Benar Benar Benar Salah Benar Benar Salah Salah Salah Benar Benar Benar Benar
56
Benar Benar Salah Salah Salah Salah Salah Benar Benar Benar Benar Salah Salah
57
Salah Benar Salah Benar Benar Salah Salah Benar Salah Benar Salah Benar Salah
58

103
Benar Benar Salah Benar Benar Benar Salah Benar Salah Benar Benar Salah Benar
59
Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Salah Salah Salah Benar Benar Benar
60
Benar Benar Benar Benar Salah Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar
61
Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar
62
Salah Salah Benar Salah Salah Salah Benar Benar Benar Benar Salah Salah Salah
63
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
64
Benar Salah Benar Benar Benar Salah Salah Salah Salah Salah Salah Salah Salah
65
Benar Benar Benar Benar Salah Salah Salah Salah Salah Salah Benar Benar Benar
66
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah
67
Salah Benar Benar Salah Salah Benar Benar Salah Salah Salah Salah Benar Benar
68
Benar Benar Benar Salah Salah Benar Salah Benar Salah Benar Salah Benar Salah
69
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Salah
70
Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Salah Salah Benar Benar Benar Salah
71
Benar Salah Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Salah Salah
72
Benar Benar Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah
73
Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Salah Salah Salah Benar Salah Salah
74
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Salah
75
Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Salah Salah Benar Salah Benar Benar
76
Benar Benar Salah Salah Salah Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar
77
Benar Salah Benar Benar Benar Benar Salah Salah Salah Salah Salah Salah Salah
78
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
79
Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah
80
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Salah Benar Benar Salah Benar
81
Benar Salah Benar Salah Benar Salah Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar
82
Benar Benar Benar Salah Salah Benar Salah Benar Salah Benar Benar Benar Benar
83
Benar Benar Benar Benar Salah Salah Salah Benar Salah Salah Benar Benar Salah
84
Benar Benar Salah Benar Salah Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah
85
Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Salah Benar Benar
86
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Salah Benar Salah Benar
87

104
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Salah
88
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar
89
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Salah Benar Benar Benar
90
Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Salah Salah Benar Benar Benar
91
Benar Benar Benar Salah Benar Salah Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar
92
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Salah Benar Salah Benar
93
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Salah
94
Benar Benar Benar Salah Benar Salah Benar Benar Salah Benar Benar Benar Salah
95
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Benar Benar Benar Benar
96
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Salah
97
Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Salah Salah Benar Benar Benar
98
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Salah Benar Benar Salah
99
Benar Benar Benar Benar Salah Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah
100
Benar Benar Salah Salah Salah Salah Salah Benar Salah Benar Salah Benar Benar
101
Benar Benar Benar Salah Salah Benar Salah Benar Salah Salah Salah Benar Salah
102
Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Salah
103
Benar Benar Benar Salah Benar Salah Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar
104
Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Salah Salah
105
Benar Salah Benar Benar Salah Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar
106
Salah Salah Salah Benar Benar Benar Benar Salah Salah Salah Benar Benar Benar
107
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Salah Benar Benar Salah
108
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar
109
Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar
110
Benar Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
111
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
112
Benar Salah Salah Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
113
Benar Benar Benar Salah Salah Benar Salah Benar Salah Benar Benar Benar Benar
114
Benar Benar Benar Benar Salah Salah Salah Benar Salah Salah Benar Benar Salah
115
Benar Benar Salah Benar Salah Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah
116

105
Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Salah Benar Benar
117
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Salah Benar Salah Benar
118
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Salah
119
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar
120
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Salah Benar Benar Benar
121
Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Salah Salah Benar Benar Benar
122
Benar Benar Benar Salah Benar Salah Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar
123
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Salah Benar Salah Benar
124
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Salah
125

P14 P15 P16 P17


Salah Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Salah Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Salah Benar Benar
Benar Benar Salah Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Salah
Benar Benar Benar Benar
Salah Salah Salah Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Salah Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Salah Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar

106
Benar Benar Benar Benar
Salah Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Salah Salah Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Salah Salah Benar
Benar Benar Salah Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Salah Benar Salah Salah
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Salah Benar Benar Salah
Salah Benar Benar Benar
Salah Salah Salah Benar
Salah Benar Benar Benar
Benar Salah Benar Benar
Benar Salah Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Salah
Benar Salah Salah Salah
Benar Benar Benar Benar
Salah Benar Benar Salah
Benar Benar Benar Benar
Salah Benar Benar Salah
Benar Salah Salah Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Salah
Salah Salah Salah Salah
Salah Salah Salah Salah
Salah Benar Salah Salah
Benar Benar Benar Benar
107
Salah Benar Benar Salah
Benar Benar Benar Benar
Salah Salah Salah Salah
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Salah Benar
Benar Salah Salah Benar
Benar Salah Benar Benar
Benar Benar Salah Salah
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Salah
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Salah Salah Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Salah Benar Benar Salah
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Salah Benar
Benar Benar Benar Benar
Salah Benar Benar Salah
Benar Salah Salah Salah
Benar Benar Benar Benar
Benar Salah Salah Salah
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Salah Benar
Benar Benar Benar Salah
Benar Benar Salah Salah
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Salah
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Salah Salah Benar
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar
108
Benar Benar Benar Benar
Benar Benar Benar Benar

Master Data Literasi Kesehatan


Cukup Cukup Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Cukup Sangat Cukup Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Cukup Cukup
Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Sangat Sangat Sangat Sangat Cukup
Sulit Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit
Sangat Sangat Sangat Cukup Sangat Sangat Sangat Cukup Cukup Sangat
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit
Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Sangat
Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Mudah Sulit Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Sangat
Mudah Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Mudah Mudah Sulit
Cukup Cukup Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Sangat Cukup Sangat Cukup Sangat
Sulit Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Sangat Sangat Sangat Sangat Cukup Sangat Sangat Sangat Cukup Cukup
Sulit Sulit Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Sulit Sulit
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Sulit Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Sangat
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit
Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Sangat Cukup Sangat Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup
Sulit Mudah Mudah Sulit Sulit Sulit Sulit Mudah Sulit Sulit
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Sangat Sangat Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Mudah Sulit Mudah Mudah Sulit Sulit Sulit Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah
Cukup Cukup Sangat Sangat Cukup Sangat Cukup Sangat Cukup Sangat
Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup

109
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Sangat Cukup Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat
Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Sangat Cukup Sangat Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Mudah Mudah Sulit Mudah Sulit Mudah Sulit Mudah
Sangat Sangat Cukup Sangat Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Mudah Sulit Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit
Cukup Cukup Sangat Cukup Sangat Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup
Mudah Sulit Sulit Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Sulit
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Sulit Mudah Sulit Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Sulit Mudah Sulit Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah
Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Mudah Sulit Mudah Mudah Sulit Mudah Sulit Sulit
Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Mudah Mudah Sulit Mudah Sulit Sulit Sulit Sulit
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Sangat Cukup Sangat Sangat Sangat Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Sulit Sulit
Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup
Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit Sulit Sulit
Cukup Cukup Sangat Sangat Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Sangat Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Mudah Sulit Sulit Mudah Sulit Mudah Sulit Mudah
Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Mudah Sulit Sulit Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Mudah Sulit Sulit
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Sulit Sulit Sulit Sulit Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Sulit Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Sangat Cukup Cukup Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat
Sulit Sulit Mudah Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
110
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Sangat Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Sangat Sangat Sangat
Mudah Sulit Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Sulit Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Sangat Cukup Sangat Cukup Sangat Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Sulit Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Sulit Sulit Mudah Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Cukup Cukup Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Sulit
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Sangat Sangat Cukup Sangat Cukup Sangat Cukup Sangat Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Mudah Sulit Mudah Mudah Sulit Sulit Mudah Mudah Sulit
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit
Sangat Sangat Cukup Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat
Mudah Mudah Mudah Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Sangat Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Sangat Cukup Sangat Cukup Sangat Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup
111
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Mudah Sulit Sulit Sulit Sulit
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Mudah Sulit Sulit Mudah Sulit Sulit Sulit Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Mudah Sulit Sulit Sulit Sulit Mudah Mudah Sulit
Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit
Cukup Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Sulit Mudah Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Mudah Sulit Sulit Sulit Sulit Mudah Sulit Sulit Sulit
Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Cukup Cukup Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Mudah Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Mudah Sulit Mudah
Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Sulit Mudah Sulit Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Sulit Sulit Mudah Sulit Mudah Mudah Sulit Sulit
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Sulit Sulit Sulit Mudah Sulit Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Sulit Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Mudah Sulit Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit Sulit Mudah Mudah Mudah
Sangat Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Sangat Sangat Sangat Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Sangat Cukup Sangat Sangat Cukup Sangat Sangat Sangat
Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah
Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Sangat Sangat Sangat Sangat
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah
112
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Cukup Cukup Sangat Sangat Cukup Sangat Cukup Sangat Cukup Sangat
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Cukup Cukup Cukup Sangat Sangat Sangat Sangat Cukup Sangat Cukup
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Cukup Sangat Cukup Cukup Sangat Sangat Sangat Sangat Cukup Cukup
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Cukup Sangat Sangat Cukup Cukup Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Cukup Sangat Cukup Sangat Cukup Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Sangat Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Sangat Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
Cukup Cukup Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Mudah Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Mudah Sulit Mudah
Cukup Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Sulit Mudah Sulit Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Sulit Sulit Sulit Mudah Sulit Mudah Mudah Sulit Sulit
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Sulit Sulit Sulit Mudah Sulit Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Sulit Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Mudah Sulit Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit Sulit Mudah Mudah Mudah
Sangat Cukup Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Sangat Sangat Sangat Sangat Cukup Cukup Cukup Cukup
Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah
Cukup Cukup Sangat Cukup Sangat Sangat Cukup Sangat Sangat Sangat
Mudah Mudah Mudah Sulit Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah

113
Lampiran 8
Distribusi Karakteristik Responden

umur responden

Statistics
umur responden

N Valid 125

Missing 0
Mean 16,0320
Median 16,0000
Mode 16,00
Std. Deviation 1,52366
Minimum 2,00
Maximum 18,00

Kelas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid X 87 69,6 69,6 69,6
XI 38 30,4 30,4 100,0
Total 125 100,0 100,0

Jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 53 42,4 42,4 42,4
Perempuan 72 57,6 57,6 100,0
Total 125 100,0 100,0

status tempat tinggal


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pedesaan 125 100,0 100,0 100,0

114
akses internet
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak ada 5 4,0 4,0 4,0
Ada 115 92,0 92,0 96,0

Total 125 100,0 100,0

Distribusi Sumber Informasi

Sumber informasi kehamilan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Guru Sekolah 33 26,4 26,4 26,4

Petugas Kesehatan 16 12,8 12,8 39,2

Internet 66 52,8 52,8 92,0

Orang Tua 8 6,4 6,4 98,4

Teman 2 1,6 1,6 100,0

Total 125 100,0 100,0

sumber informasi kontrasepsi


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Guru Sekolah 32 25,6 25,6 25,6

Petugas Kesehatan 28 22,4 22,4 48,0

Internet 45 36,0 36,0 84,0

Orang Tua 16 12,8 12,8 96,8

Teman 1 ,8 ,8 97,6

Buku/ Majalah 3 2,4 2,4 100,0

Total 125 100,0 100,0

115
Sumber informasi aborsi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Guru Sekolah 32 25,6 25,6 25,6

Petugas Kesehatan 21 16,8 16,8 42,4

Internet 54 43,2 43,2 85,6

Orang Tua 8 6,4 6,4 92,0

Teman 5 4,0 4,0 96,0

Buku/ Majalah 5 4,0 4,0 100,0

Total 125 100,0 100,0

Distribusi Pengetahuan Seks Pranikah

Statistics
Pengetahuan seks pranikah
N Valid 125
Missing 0

Pengetahuan Seks Pranikah


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 13 10,4 10,4 10,4
Cukup 79 63,2 63,2 73,6
Baik 33 26,4 26,4 100,0
Total 125 100,0 100,0

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kelas * KategoriP 125 100,0% 0 0,0% 125 100,0%
kelas * KategoriHL 125 100,0% 0 0,0% 125 100,0%
Jenis kelamin * KategoriP 125 100,0% 0 0,0% 125 100,0%
Jenis kelamin * KategoriHL 125 100,0% 0 0,0% 125 100,0%

116
Crosstabulation
Count
Pengetahuan
Kurang Cukup Baik Total
kelas X 7 50 30 87
XI 6 29 3 38
Total 13 79 33 125

Jenis kelamin * KategoriP Crosstabulation


Count
KategoriP
Kurang Cukup Baik Total
Jenis kelamin Laki-laki 9 35 9 53
Perempuan 4 44 24 72
Total 13 79 33 125

Sumber informasi kehamilan * KategoriP Crosstabulation


Count

KategoriP

Kurang Cukup Baik Total

Sumber informasi kehamilan Guru Sekolah 0 20 13 33

Petugas Kesehatan 1 10 5 16

Internet 12 43 11 66

Orang Tua 0 6 2 8

Teman 0 0 2 2
Total 13 79 33 125

sumber informasi kontrasepsi * KategoriP Crosstabulation


Count

KategoriP

Kurang Cukup Baik Total

sumber informasi kontrasepsi Guru Sekolah 0 20 12 32

Petugas Kesehatan 0 15 13 28

Internet 12 32 1 45

Orang Tua 0 9 7 16

Teman 0 1 0 1

Buku/ Majalah 1 2 0 3
117
Total 13 79 33 125

Sumber informasi aborsi * KategoriP Crosstabulation


Count

KategoriP

Kurang Cukup Baik Total

Sumber informasi aborsi Guru Sekolah 0 17 15 32

Petugas Kesehatan 0 14 7 21

Internet 12 34 8 54
Orang Tua 1 4 3 8

Teman 0 5 0 5

Buku/ Majalah 0 5 0 5
Total 13 79 33 125

Distribusi Literasi Kesehatan

Statistics
Tingkat Literasi Kesehatan
N Valid 125
Missing 0

Tingkat Literasi Kesehatan


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Mencukupi 19 15,2 15,2 15,2
Bermasalah 50 40,0 40,0 55,2
Cukup 56 44,8 44,8 100,0
Total 125 100,0 100,0

Dimensi Literasi Kesehatan

118
HLMenerapkan HLMemahami HLMengakses HLMenilai
N Valid 125 125 125 125
Missing 0 0 0 0

Menerapkan Informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak mencukupi 48 38,4 38,4 38,4
Cukup 44 35,2 35,2 73,6
Sempurna 33 26,4 26,4 100,0
Total 125 100,0 100,0

Memahami Informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak mencukupi 29 23,2 23,2 23,2
Cukup 70 56,0 56,0 79,2
Sempurna 26 20,8 20,8 100,0
Total 125 100,0 100,0

Mengakses Informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak mencukupi 43 34,4 34,4 34,4
Bermasalah 15 12,0 12,0 46,4
Cukup 66 52,8 52,8 99,2
Sempurna 1 ,8 ,8 100,0
Total 125 100,0 100,0

Menilai Informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak mencukupi 31 24,8 24,8 24,8
Bermasalah 21 16,8 16,8 41,6
Cukup 69 55,2 55,2 96,8
Sempurna 4 3,2 3,2 100,0
Total 125 100,0 100,0

kelas * KategoriHL Crosstabulation


119
Count
Literasi Kesehatan
Tidak Mencukupi Bermasalah Cukup Total
kelas X 12 34 41 87
XI 7 16 15 38
Total 19 50 56 125

Jenis kelamin * KategoriHL Crosstabulation


Count
KategoriHL
Tidak Mencukupi Bermasalah Cukup Total
Jenis kelamin Laki-laki 9 22 22 53
Perempuan 10 28 34 72
Total 19 50 56 125

120

Anda mungkin juga menyukai