Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN DASAR

CIR INDIVIDU

“PEMBERIAN OBAT INTRADERMAL (SKIN TEST)”

OLEH:

DESRIYANI SAPUTRI

R014221056

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

2022
1. Pendahuluan
a. Tindakan keperawatan : Pemberian obat intradermal (Skin test)
b. Definisi tindakan : Pemberian obat intradermal adalah pemberian obat
dengan cara memasukkan obat ke dalam permukaan kulit (Nuridah, 2020).
c. Tujuan : untuk memeriksa atau memastikan adanya reaksi hipersensitifitas suatu obat
d. Prinsip tindakan :
e. Identifikasi pasien :
- Nama : Tn. M
- Umur/Tanggal lahir : / 31-12-1966
- Diagnosa medis :
- Tanggal pelaksanaan : 5 Agustus 2022
f. Prosedur dan rasional

No Prosedur Tindakan Rasional Tindakan Hal yang dilakukan


atau tidak
1. Mencuci tangan, memasang Menghindari Dilakukan
handscoon bersih kontaminasi dari
bakteri dan
mikroorganisme
2. Menerapkan 5 benar obat Untuk menghindari Dilakukan
kesalahan dalam
pemberian obat
3. Mempersiapkan obat yang akan Agar saat didepan Dilakukan
diberikan tidak di depan pasien pasien kita sudah
siap
4. Memberikan salam kepada pasien Sebagai Dilakukan
pendekatan
terapeutik
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur Agar Dilakukan
tindakan pada keluarga/pasien keluarga/pasien
mengetahui
sebelum
melakukan
tindakan
6. Meminta kontrak waktu terlebih Agar Dilakukan
dahulu keluarga/pasien
memberikan
kesedian untuk
melakukan
tindakan
7. Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan Memudahkan Dilakukan
untuk skin test perawat saat
melakukan
tindakan
8. Tentukan area penyuntikan Membebaskan Dilakukan
daerah yang akan
dilakukan injeksi
9. Bersihkan kulit dengan swab Membersihkan Melakukan tidak
alcohol dengan Gerakan melingkar, kulit akan secara sirkular
dari bagian tengah ke pinggir. mengurangi jumlah
Biarkan mengering mikroorganisme
10 Lakukan penyuntikan dengan sudut Agar tepat Dilakukan
. yang tepat 10- 20 derajat dari dipermukaan kulit
permukaan kulit posisi jarum
menghadap keatas
11 Menginjeksikan obat, biasanya obat sudah masuk Dilakukan
. prosuder ini menyebabkan tonjolan di area yang tepat
kecil dibawah kulit pada lokasi
penyuntikan
12 Angkat jarum dengan cepat, untuk mendapatkan Dilakukan
. kemudian mengusap dengan kapas reaksi setempat
alkohol tanpa dipijat
13 Beri tanda lingkaran pada area untuk Tidak dilakukan
. penusukan mengobservasi
daerah yang diberi
tanda lingkaran
apakah adanya
reaksi alergi (gatal,
bengkak, bercak
merah) 10-15
menit setelah
penyuntikan
14 Membuang spuit kedalam bengkok Menghindari Dilakukan
. kontaminasi
15 Rapikan pasien, lepas handscun dan Menjaga Dilakukan
. cuci tangan kebersihan setelah
tindakan

g. Kesenjangan antara Teori dan Praktik


Berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP), saat melakukan tindakan
secara garis besar sudah sesuai dengan SOP hanya ada beberapa prosedur yang
perawat tidak dilakukan yaitu tidak melakukan desinfeksi lokasi penusukan
menggunakan alkohol swab tidak dengan teknik sapuan sirkuler melainkan
menggunakan dua kali sapuan sehingga memungkinkan mikroorganisme kembali
pada tempat yang seharusnya sudah steril serta lokasi penusukan belum benar-benar
kering saat proses pengambilan darah vena dilakukan. Perawat juga tidak melingkari
area yang telah disuntikkan saat setelah melakukan penusukan skin test.

h. Analisa berdasarkan EBP


Desinfeksi adalah istilah umum tindakan atau upaya destruktif membunuh
mikroba pathogen dengan memanfaatkan bahan kimia, baik yang ada pada jaringan
hidup maupun yang ada benda mati (Darmadi, 2008). Berdasarkan hasil observasi
yang dilakukan, ditemukan ketika perawat melakukan tindakan desinfeksi pada area
pemasangan infus, alcohol swab yang digunakan itu di usap berulang kali dengan
gerakan naik turun secara berulang pada area tersebut tanpa mengganti dengan
alcohol swab yang baru sehingga dapat beresiko terjadinya infeksi.
Skin test adalah sutau uji yang dilakukan untuk mengetahui seseorang memiliki
alergi atau tidak. Skin bertujuan untuk memeriksa atau memastikan adanya reaksi
hipersensitifitas yang dimediasi oleh IgE pada beberapa penyakit salah satunya adalah
alergi pada obat (Greenberger, 2012). Ada beberapa cara pemberian skin test di
fasilitas kesehatan atau rumah sakit. Cara pertama adalah dengan percutaneous testing
(prick test) dan intracutaneous testing (intradermal) . Pemeriksaan yang paling sering
dilakukan adalah intradermal. Pemeriksaan dilakukan dengan pemberian 0,01-0,02
mL obat injeksi ke lapisan dermis kulit. Area kulit yang telah dilakukan tes tersebut
akan dievaluasi apabila terjadi kemerahan dan pembengkakkan (Salman & Hutasoit,
2019). Penandaan area yang telah disuntikkan penting dilakukan untuk melihat
apakah kemerahan melewati area penandaan untuk melihat pasien alergi terhadap
obat tersebut atau tidak.

i. .Daftar Pustaka

Darmadi. (2008). Infeksi nosokomial: Problematika dan pengendaliannya. Jakarta :


Salemba Medika.

Greenberger PA. Drug allergy. Allergy and Asthma Proc. OceanSide Publication,
Inc., U.S.A. 2012.

Nuridah. (2020). Farmakologi untuk Keperawatan. Bogor: Penerbit Lindan Bestari.

Salman, M., & Hutasoit, G. A. (2019). Perlukah Skin Test pada Anak sebelum
Pemberian Antibiotik Injeksi. Healthy Tadulako Journal, 5(3), 1-3.

Anda mungkin juga menyukai