Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KASUS DAN VIDEO

KEPERAWATAN DASAR

OLEH

Nama : TINCTORIA CITRA AMALIA

Nim : R014201008

Judul Tindakan : Skin Test

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN DASAR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
MINGGU 1

Nama Mahasiswa : Tinctoria Citra Amalia

Nim : R014201008

KASUS 4

Ny. Y umur 40 tahun, masuk RS dengan keluhan lemas dan perdarahan


pervaginam. Hasil pemeriksaan darah rutin memperlihatkan leukositosis dengan
nilai WBC 31x103 UL dan HGB 5,7 gr/dL (anemia). Hasil pemeriksaan USG
abdomen memperlihatkan adanya asites dan Ca Servix. Untuk menghentikan
perdarahan saat ini pasien terpasang larutan Coctail pada lengan kiri per IV.
Setelah melakukan visite dokter menyarankan untuk pemberian obat antibiotic
Levofloxacin dan Ceftriaxone dengan terlebih dahulu melakukan skin test.
Identifikasi dan analisis tindakan apa yang dilakukan pada kasus tersebut.

Tindakan keperawatan yang dilakukan : Skin Test

Diagnosa keperawatan :

- Risiko Infeksi : penurunan hemoglobin (Domain 11 Kelas 1)


- Risiko kekurangan volume cairan (Domain 2 Kelas 5)
- Keletihan b.d kelesuan fisiologis : anemia (Domain 4 Kelas 3)

Tujuan tindakan : Untuk memeriksa atau memastikan adanya reaksi


hipersensitifitas yang dimediasi oleh IgE pada beberapa penyakit salah satunya
adalah alergi pada obat [ CITATION Sal19 \l 1057 ].

Prosedur dan rasional tindakan :

NO Tindakan Rasional
Mengucapkan salam tarapeutik Menjalin hubungan pasien dan keluarga
1
dengan perawat
Melakukan evaluasi/validasi Memastikan tidak ada kesalahan
2
tindakan kepada pasien yang tepat
Melakukan kontrak (waktu, Memudahkan pasien mengetahui tujuan
3 tempat dan topik) tindakan dan pasien bersedia dalam
melakukan tindakan tersebut
Menjelaskan langkah-langkah Mendorong kerjasama antara pasien
4
tindakan dengan perawat
Mencuci tangan dan pakai Mencegah terjadinya penyebaran
5 handscoen bersih mikroorganisme antara perawat dan
pasien
6 Menerapkan 6 benar pemberian Menghindari kesalahan dalam
obat pemberian obat
Mempersiapkan alat (obat yang Agar saat didepan pasien kita sudah
7 akan diinjeksi, tetapi tidak siap
didepan pasien)
Dekatkan alat ke pasien dan Memudahkan jika ada yang dibutuhkan
8
pasang perlak dan sebagai pengalas
Tentukan area penyuntikan Membebaskan daerah yang akan
9
dilakukan injeksi
Usapkan kapas alkohol pada Membeaskan area yang diinjeksi agar
10
area yang akan diinjeksi bersih
Lakukan penyuntikan dengan Agar tepat dipermukaan kulit
sudut yang tepat 5-15 derajat
11
dari permukaan kulit posisi
jarum menghadap keatas
Menginjeksikan obat, biasanya Obat sudah masuk diarea yang tepat
area ini akan menimbulkan
12
tonjolan kecil dibawah kulit
pada lokasi injeksi
Angkat jarum dengan cepat, Sebagai desinfeksi permukaan kulit di
13 kemudian usap area injeksi area yang akan diinjeksi
dengan kapas alkohol
Beri tanda lingkaran pada area Untuk mengobservasi daerah yang
injeksi diberi tanda lingkaran apakah terdapat
14 reaksi alergi (gatal, bengkak, bercak
merah) sekitar 10-15 menit setelah
injeksi
Membuang spoit ke dalam Menghindari kontaminasi
15
bengkok
Merapikan alat, melepaskan Memudahkan untuk tindakan
16
sarung tangan selanjutnya
Mengevaluasi respon pasien Mengetahui hasil dari tindakan yang
17
dilakukan
18 Mencuci tangan Mencegah penyebaran mikroorganisme
Merencanakan tindak lanjut Agar pasien mengetahui tindakan
19
selanjutnya yang akan dilakukan
Melakukan dokumentasi Nama obat, dosis yang diberikan, lokasi
20 tindakan hasil penyuntikan, waktu pemberian, cara
pemberian dan reaksi alergi.

Prinsip tindakan yang wajib dikerjakan (Must to do) :

1. Pertahankan sterilitas
2. Lakukan injeksi pada jaringan kulit yang sehat dan jauh dari pembuluh darah
untuk memudahkan memonitor tes
3. Observasi kulit terhadap kemerahan/bengkak. Jika tes alergi, observasi
adanya reaksi sistemik (mis: sulit bernafas, berkeringat dingin, pingsan, mual
dan muntah)
4. Kaji kembali pasien pada tempat injeksi setelah 5 menit, 15 menit dan
selanjutnya secara periodik
5. Untuk mendapat hasil yang adekuat dan untuk menghindari nyeri berlebih
maka jumlah obat yang dimasukkan harus kurang dari 0,3 cc.
6. Penusukan jarum jangan terlalu dalam dan hindari penusukan berkali-kali.
[ CITATION Ast13 \l 1057 ]
ANALISIS VIDEO

Nama Mahasiswa : Tinctoria Citra Amalia

Nim : R014201008

Link video : https://youtu.be/a1Y3z9xj0RI (7 Menit 13 Detik)

Tindakan keperawatan yang dilakukan : Skin Test

Kesenjangan antara teori dan gambaran pada video :

Skin test adalah prosedur pemberian uji hipersensitifitas obat (alergi obat).
Obat yang sering menimbulkan alergi adalah golongan β-lactam seperti penisilin
dan sefalosporin sehingga pada penggunaannya perlu adanya pemeriksaan skin
test. Dalam video dengan judul “Cara pelaksanaan skintest (tes alergi)” tentang
prosedur skin test tersebut terlihat tidak jauh berbeda dengan yang ada pada teori,
namun ada beberapa hal yang menjadi kesenjangan antara teori dan praktiknya :

a. Perawat tidak menerapkan 6 benar pemberian obat.


b. Perawat tidak mengusapkan kapas alkohol sebelum dan sesudah injeksi.

Hal tepat yang sebaiknya dilakukan sesuai teori :

1. Salah satu tugas perawat adalah melakukan pemberian obat kepada pasien
sebagai bentuk pertanggungjawaban secara legal atas tindakan yang telah
dilakukan. Penerapan prinsip enam tepat six rights oleh perawat akan
mempengaruhi keberhasilan pengobatan. Seorang perawat harus memberikan
berbagai macam obat kepada beberapa pasien rawat inap yang berbeda, yang
menjadi tanggung jawabnya. Perawat harus menerapkan prinsip “enam tepat”
tersebut untuk menghindari kesalahan pemberian obat [ CITATION Hid14 \l 1057
]. Six rights dalam pemberian obat meliputi tepat klien, obat, dosis, waktu,
cara/rute dan ditambah dengan tepat dokumentasi agar tidak terjadi
medication erorr [ CITATION Fit20 \l 1057 ].
2. [ CITATION Her15 \l 1057 ]Antiseptik seperti alkohol adalah substansi yang
dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme baik
sebagai bakteriosidal maupun bakteriostatik. Penggunaannya termasuk untuk
membersihkan permukaan kulit sebelum injeksi atau prosedur bedah dan
desinfeksi rutin rongga mulut sebagai bagian dari oral hygiene. Sehingga
mengusap alkohol sebelum dan sesudah injeksi perlu dilakukan agar
meminimalisir kejadi infeksi pada pasien. Pada penelitian yang dilakukan
oleh [ CITATION Bea17 \l 1057 ] tidak ditemukan kejadian phlebitis pada
penggunaan alkohol dengan masa perawatan 3-4 hari.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, I. T., Rahayu, T., Sulistyaningsih, D. R., & Sari, D. W. (2013). Buku
Panduan Praktikum Laboratorium Kebutuhan Dasar Manusia Semester
II. Semarang: Unissula Press.

Beatrix, S., Joan, G. A., & Ricky, D. (2017). Penggunaan Antiseptik Alkohol 70%
dan Octenidine Dihydrochloride Oride 0,1% pada Prosedur Pemasangan
Infus untuk Mencegah Phlebitis. Jurnal Skolastik Keperawatan, 3(1), 25-
30.

Dasar, T. K. (2019). SOP keterampilan klinik profesi keperawatan dasar.


Makassar: Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin.

Fitriani, P. (2020). Ketepatan Pemberian Obat oleh Perawat diperngaruhi Budaya


Organisasi di Ruang Inap RSUD Kanujoso Balikpapan. Borneo Nursing
Journal, 2, 39-46.

Herdman, H. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klarifikasi. Jakarta:


EGC.

Hidayat, A. A., & Uliyah, M. (2014). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC.

Jacob, A., Rekha, R., & Sanoli, J. T. (2014). Clinical Nursing Procedures.
Tangerang Selatan: Binarupa Aksara.

Salman, M., & Hutasoit, G. A. (2019). Perlukah Skin Test pada Anak Sebelum
Pemeriksaan Antibiotik Injeksi. Healthy Tadulako Journal, 5, 2.

Yulianti, M. (2019). Cara pelaksanaan skintest (tes alergi). Palembang: Youtube.

Anda mungkin juga menyukai