OLEH:
KELOMPOK 2C STASE KEPERAWATAN JIWA
Rinyanti Longse (R014221079)
Ahmad Silahuddin (R014221080)
Rita Pratiwi (R014221078)
Adi Indra Wahyudi (R014221049)
Aziza Resky Maulidya (R014221050)
Elvira Hasdin (R014221051)
Lussy Gimerlin Sabono (R014221052)
Windi Alfiani (R014221054)
Nur Naningsi (R014221055)
Desriyani Saputri (R014221056)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDIN
MAKASSAR
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanallahu wa Ta’ala karena atas rahmat dan
ridhonya kami dapat menyelesaikan laporan kasus berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Nn.
J dengan Ansietas dan Harga Diri Rendah di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Kota
Makassar”. Laporan ini menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan tahap praktik
profesi Keperawatan Jiwa pada Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas
Keperawatan Universitas Hasanuddin Makassar. Dalam penyusunan laporan ini tidak
terlepas dari bantuan, bimbingan dan kerjasama dengan berbagai pihak. Oleh karena itu
pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati perkenankan kami menyampaikan
terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat Ns. Nurlaila
Fitriani, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.J, selaku preceptor institusi kami dan juga kepada , selaku
preceptor lahan kami selama praktik profesi Keperawatan Jiwa. Akhirnya dengan
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini masih ada kekurangan, kami
hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf. Maka dari itu kami
menerima segala kritik dan saran dari semua pihak.
KELOMPOK 2C
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................i
BAB I ..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................1
BAB II ........................................................................................................................................5
2. Etiologi ...........................................................................................................................5
4. Rentang Respon...............................................................................................................8
8. Penatalaksanaan ............................................................................................................ 10
2. Etiologi ......................................................................................................................... 13
ii
BAB III ..................................................................................................................................... 17
A. Pengkajian ........................................................................................................................ 17
BAB IV ..................................................................................................................................... 29
PENUTUP ................................................................................................................................. 29
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 29
B. Saran ................................................................................................................................. 29
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah psikososial merupakan masalah yang banyak terjadi dimasyarakat.
Menurut Yeni (2011) psikososial adalah suatu kemampuan tiap diri individu untuk
berinteraksi dengan orang yang ada disekitarnya. Sedangkan menurut Chaplin (2011)
psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu yang mencakup aspek
psikis dan sosial atau sebaliknya. psikososial berarti menyinggung relasi sosial yang
mencakup faktor-faktor psikologi. Dari defenisi diatas masalah psikososial adalah
masalah yang terjadi pada kejiwaaan dan sosialnya.Banyak masalah-masalah
psikososial yang dihadapi masyarakat seperti ansietas, ketidakberdayaan,
keputusasaan, harga diri rendah dan gangguan citra tubuh.
Kecemasan dalam derajat normal sebenarnya sesuatu yang sehat dan adaptif.
Normal apabila individu sedikit mencemaskan aspek-aspek yang terjadi dalam
1
kehidupannya. Kecemasan bermanfaat apabila hal tersebut mendorong individu
untuk melakukan koping yang dapat dilakukannya, tetapi kecemasan dapat menjadi
abnormal apabila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman karena
mengganggu kualitas hidup seseorang (Indrajaya, 2018).
Harga diri rendah adalah kondisi seseorang yang menilai keberadaan dirinya lebih
rendah dibandingkan orang lain yang berpikir tentang hal negatif diri sendiri
2
sebagai individu yang gagal, tidak mampu dan tidak berprestasi (Keliat, 2010).
Fitria (2009) juga menyebutkan, harga diri rendah merupakan kondisi seseorang
dimana ia merasa bahwa dirinya tidak diterima dilingkungan dan gambaran-
gambaran negatif tentang dirinya. Harga diri rendah dapat dibagi menjadi dua
yaitu, harga diri rendah situasional dan harga diri rendah kronik.
Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang
sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri
dalam berespon terhadap suatu kejadian. Apabila dari harga diri rendah
situasional tidak ditangani segera, maka lama-kelamaan dapat menjadi harga diri
rendah kronik. Semakin rendah harga diri seseorang akan lebih berisiko terkena
gangguan kepribadian. Pada beberapa penelitian mengaitkan rendahnya harga diri
dengan adanya kecemasan sosial. Sebuah penelitian menyatakan jika orang yang
memiliki harga diri yang rendah akan memiliki perasaan takut gagal ketika
terlibat dalam hubungan sosial (Fitria, 2013).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, rumusan masalah pada laporan ini
adalah bagaimana asuhan keperawatan psikososial dengan ansietas dan harga diri
rendah situasional pada kasus Nn. J di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Kota
Makassar
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan laporan ini adalah:
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penyusunan laporan ini adalah:
3
3. Dapat mengetahui tingkat ansietas dan harga diri rendah situasional
4. Dapat mengetahui asuhan keperawatan psikososial dengan kasus ansietas dan
harga diri rendah situasional
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Ansietas
Ansietas adalah suatu perasaan takut akan terjadinya sesuatu yang
disebabkan oleh antisipasi bahaya dan merupakan sinyal yang membantu
individu untuk bersiap mengambil tindakan menghadapi ancaman. Pengaruh
tuntutan, persaingan, serta bencana yang terjadi dalam kehidupan dapat
membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan psikologi. Salah satu dampak
psikologis yaitu ansietas atau kecemasan dengan tanda dan gejala adalah cemas,
khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri serta mudah tersinggung,
pasien merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut, pasien
mengatakan takut bila sendiri atau pada keramaian dan banyak orang,
mengalami gangguan pola tidur dan disertai mimpi yang menegangkan (Sutejo,
2018).
2. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Biologis
5
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, yang
membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama
dalam mekanisme biologis timbulnya ansietas sebagaimana halnya
dengan endorfin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan
selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
2) Faktor Psikologis
a) Pandangan Psikoanalitik
b) Pandangan Interpersonal
c) Pandangan Perilaku
6
3) Sosial budaya.
b. Faktor Presipitasi
3. Tingkat Ansietas
Menurut Donsu (2017) adapun tingkat ansietas adalah :
7
4. Rentang Respon
Rentang respon ansietas berfluktuasi antara respon adaptif dan maladaptif
seperti terlihat pada gambar berikut ini :
Respon adaptif adalah suatu keadaan dimana terjadi stresor dan individu
mampu untuk menghambat dan mengatur hal tersebut, maka akan
menghasilkan hal yang positif seperti dapat memecahkan masalah dan konflik,
adanya dorongan untuk bermotivasi dan terjadinya peningkatan prestasi.
Sedangkan respon maladaptif adalah suatu keadaan dimana tidak terjadi
pertahanan perilaku individu secara otomatis terhadap ancaman kecemasan.
Apabila terjadi ancaman terhadap individu, kemudian individu tersebut
menggunakan respon adaptif, maka ia dapat beradaptasi terhadap ancaman
tersebut dengan demikian maka kecemasan tidak terjadi. Tetapi apabila
menggunakan respon maladaptif, maka yang akan terjadi adalah individu akan
menggalami kecemasan secara bertahap, mulai dari sedang, ke tingkat berat dan
akhirnya menjadi panik.
Subjektif Objektif
8
Sulit berkonsentrasi
Subjektif Objektif
Tremor
Suara bergetar
Sering berkemih
9
6. Pohon Masalah
7. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas
b. Koping individu tidak efektif
c. Harga diri rendah
8. Penatalaksanaan
Menurut Prabowo (2014), rencana keperawatan pada pasien ansietas
yaitu:
Intervensi:
10
Kriteria hasil : mengetahui tanda dan gejala ansietas
Intervensi:
Intervensi:
Intervensi :
11
3) Dorong subyek untuk menggunakan respon koping adaptif yang
dimilikinya
Intervensi :
12
B. Tinjauan Pustaka Harga diri rendah situasional
2. Etiologi
Harga diri rendah disebabkan karena adanya ketidakefektifan koping
individu akibat kurangnya umpan balik yang positif. Penyebab harga diri
rendah juga dapat terjadi pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian
atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya
kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa
awal sering gagal disekolah, pekerjaan atau pergaulan. Faktor yang
mempengaruhi harga diri rendah meliputi faktor Predisposisi dan faktor
Presipitasi yaitu:
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi penolakan dari
orang tua, seperti tidak dikasih pujian, dan sikap orang tua yang terlalu
mengekang, sehingga anak menjadi frustasi dan merasa tidak berguna
lagi serta merasa rendah diri
2) Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah juga meliputi ideal diri
seperti dituntut untuk selalu berhasil dan tidak boleh berbuat salah,
sehingga anak kehilangan rasa percaya diri.
b. Faktor Presipitasi Faktor presipitasi ditimbulkan dari sumber internal dan
eksternal misalnya ada salah satu anggota yang mengalami gangguan
mental sehingga keluarga merasa malu dan rendah diri. Pengalaman
traumatik juga dapat menimbulkan harga diri rendah seperti
penganiayaan seksual, kecelakaan yang menyebabkan seseorang dirawat
13
di rumah sakit dengan pemasangan alat bantu yang tidak nyaman
baginya. Respon terhadap trauma umumnya akan mengubah arti trauma
dan kopingnya menjadi represi dan denial.
4. Pohon Masalah
5. Diagnosis Keperawatan
a. Harga diri rendah situasional
b. Koping individu tidak efektif
c. Harga diri rendah kronik
d. Isolasi sosial
6. Rencana Tindakan
a. Tujuan Tindakan, pasien mampu :
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3) Menilai kemampuan yang dapat digunakan
4) Menetapkan/ memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
5) Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
6) Merencanakan kegiatan yang telah dilatihnya
b. Tindakan keperawatan :
1) Membina hubungan saling percaya
14
a) Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien
b) Perkenalkan diri dengan klien: perkenalkan nama dan nama
panggilan yang perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama
panggilan pasien yang disukai
c) Tanyakan perasaan dan keluhan pasiensaat ini
d) Buat kontrak asuhan: apa yang Perawat akan lakukan bersama
klien, berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya dimana
e) Jelaskan bahwa Perawat akan merahasiakan informasi yang
diperoleh untuk kepentingan terapi
f) Tunjukkan sikap empati terhadap klien
g) Penuhi kebutuhan dasar pasienbila memungkinkan
2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
a) Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif
pasien(buat daftar kegiatan)
b) Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian
yang negatif setiap kali bertemu dengan klien
3) Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
a) Bantu pasienmenilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
(pilih dari daftar kegiatan): buat daftar kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini
b) Bantu pasienmenyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan klien
4) Membantu pasien dapaat memilih/ menetapkan kegiatan berdasarkan
daftar kegiatan yang dapat dilakukan
a) Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat
pertemuan
b) Bantu pasienmemberikan alasan terhadap pilihan yang ia
tetapkan
c) Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya)
d) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per hari
e) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang
diperlihatkan klien
15
5) Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai
kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan
a) Beri kesempatan pada pasienuntuk mencoba kegiatan yang
telah dilatihkan
b) Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan
pasiensetiap hari
c) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan
perubahan setiap aktivitas
d) Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama
pasiendan keluarga
e) Beri kesempatan pasienuntuk mengungkapkan perasaannya
setelah pelaksanaan kegiatan
f) Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang
dilakukan klien
16
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
Lokasi pengkajian : RW.3 RT.2 Bangkala Tanggal pengkajian : 28 Desember 2022
I. IDENTITAS KLIEN
Nama/Inisial : Nn. J Umur : 23 thn
II. KELUHAN UTAMA : Klien mengeluh tidur tidak nyenyak, merasa kelelahan
sepanjang waktu. Klien mengatakan mudah takut, cemas dan khawatir dengan
kondisinya saat ini. Klien belum bekerja dan tidak memiliki penghasilan setelah
lulus S1, sehingga merasa jadi beban orang tua. Klien merasa tidak berguna karena
kurang membantu dalam hal ekonomi.
IV. PSIKOSOSIAL
1. Konsep diri
a. Citra tubuh : Klien mengatakan tetap bersyukur atas kondisi tubuhnya
e. Harga diri : Klien merasa tidak berguna sebagai anak pertama karena
merasa kurang membantu
2. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : Klien mengatakan orang yang paling berarti
untuknya adalah orang tua dan adik
b. Peran serta dalam Klien mengatakan tidak ikut serta dalam
kegiatan kegiatan masyarakat
kelompok/masyarakat
17
c. Hambatan dalam Klien mengatakan tidak ada hambatan dalam
berhubungan dengan berinteraksi dengan orang lain
orang lain :
V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain √ Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/ berlebih √
Teknik relokasi Bekerja berlebihan
Olahraga Menghindar
Mencederai diri
Masalah dengan dukungan Klien mengatakan tidak ada masalah dengan dukungan
Kelompok kelompok
Masalah dengan pendidikan Klien memiliki Riwayat pendidikan S1
Masalah dengan pekerjaan Klien mengatakan belum memiliki pekerjaan
Masalah dengan perumahan Klien mengatakan tidak ada masalah
Masalah dengan ekonomi Klien mengatakan kesulitan dalam ekonomi
Masalah dengan pelayanan Klien mengatakan tidak ada masalah
Kesehatan
18
VIII. DATA FOKUS
19
B. Analisa Data
1. 28 DS:
Desember Klien mengeluh tidur tidak
2022 nyenyak
Klien mengatakan mudah
takut, cemas dan khawatir
dengan kondisinya saat ini
Klien mengatakan merasa
lelah sepanjang waktu
DO: Ansietas
Hasil skrining
- Cemas = 3
- Depresi = 5
- Somatik = 4
- Kognitif = 2
- Penurunan energi = 4
- Status = 1 (distres
emosional)
2. 28 DS:
Desember Klien mengatakan tidak
2022 berguna sebagai anak
pertama karena kurang
membantu dalam hal
ekonomi
Klien merasa menjadi beban
Harga Diri Rendah Situasional
orang tua
DO:
Klien belum memiliki
pekerjaan
20
POHON MASALAH KEPERAWATAN
Stress Berlebihan
Ansietas
CORE PROBLEM (CP)
Keterangan :
21
DAFTAR PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
Tanggal/Bulan/Tahun
No. Nama Diagnosa Keperawatan
Ditemukan Teratasi
1 Ansietas 28 Desember -
2022
2 Harga Diri Rendah 28 Desember
2022
22
C. Perencanaan Keperawatan( Nursing Care Plan )
Nama klien : Nn. J
Dx. Kriteria
No. Tgl Intervensi Rasional
Keperawatan Evaluasi
23
menurun 5. Anjurkan klien untuk
mengulang teknik 5. Terapi yang terus
Pola tidur membaik diulang, diharapkan
relaksasi nafas dalam
setiap ansietas muncul dapat menurunkan
kecemasa klien
24
melakukan apapun an akibat melatih kegiatan yang
menurun - diskusi dipilih secara rutin
kemampuan/keteram untuk mengurangi
pilan positif, nilai dan HDR
pilih untuk latihan
- latihan
kemampuan/keteram
pilan positf (pertama)
3. Melatih dan
melakukan
kemampuan atau
kemampuan positif
sesuai kemampuan
4. Evaluasi harga diri
rendah
25
D. Implementasi dan Evaluasi
26
teknik relaksasi nafas dalam TD: 120/80 mmHg
setiap
Hasil: N : 80x/menit
Nn. J mampu mengulang teknik P: 19x/menit
relaksasi nafas dalam dengan
sendiri S: 36,5OC
A: Ansietas
P:
- P perawat:
Mengevaluasi
kemampuan klien
2. Harga diri rendah 28 Desember - Membina hubungan saling percaya S: Klien mengatakan
situasional 2022 - Membantu pasien untuk mengenal
Merasa tidak berguna
masalah harga dirinya. sebagai anak pertama
Hasil: Klien merasa tidak berguna karena kurang membantu
dalam hal ekonomi
27
sebagai anak pertama karena kurang
Merasa menjadi beban
membantu dalam hal ekonomi dan orang tua
O: Klien tampak
merasa menjadi beban
- Mengidentifikasi kemampuan atau Mampu melakukan
aspek yang dimiliki aspek positif yang
Hasil: Memasak, membersihkan dimiliki
rumah
- Membantu klien memasukkan ke
A: Harga diri rendah situasional
dalam jadwal harian.
- Latihan kemampuan/keterampilan P: lanjutkana intervensi
positif pertama (memasak)
28
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ansietas adalah suatu perasaan takut akan terjadinya sesuatu yang disebabkan
oleh antisipasi bahaya dan merupakan sinyal yang membantu individu untuk bersiap
mengambil tindakan menghadapi ancaman. Dampak dari kecemasan dapat berupa
cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri serta mudah tersinggung,
pasien merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut, pasien mengatakan
takut bila sendiri atau pada keramaian dan banyak orang, mengalami gangguan pola
tidur dan disertai mimpi yang menegangkan.
Harga diri rendah adalah evaluasi perasaan diri negatif atau merasa tidak
mampu yang berlangsung dalam rentang waktu lama. Harga diri rendah situasional
adalah terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya baru operasi kecelakaan, dicerai suami,
putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi
B. Saran
1. Bagi seorang perawat perlu memperhatikan kondisi klien secara komprehensif,
tidak hanya fisik tetapi semua aspek manusia sebagai satu kesatuan yang utuh yang
meliputi biopsikososialkultural.
29
DAFTAR PUSTAKA
Ayuningtyas, dkk. (2018). Analisa Situasi Kesehatan Mental Pada Masyarakat di Indonesia
dan Strategi Penanggulangannya
Hj. Hanifah Muyasaroh, M.S.I., Yusuf Hasan Baharudin, M.Pd.I et al (2020) Kajian Jenis
Kecemasan Masyarakat Cilacap dalam menghadapi Pandemi Covid 19 Cilacap : LP2M
UNUGHA Cilacap.
Infodatin. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2019. Pusat Data Dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI. Jakarta
Karina, Yana & Widiani, Esti. (2019). Relaksasi Otot Progresif Pada Klien Diabetes Mellitus
Dengan Masalah Keperawatan Ansietas (Studi Kasus). Jurnal Keperawatan dan
Kebidanan
Lau, D.K., Agustina, Venti., Setiawan, Heri. (2019). Gambaran Tingkat Ansietas dan
Mekanisme Koping Pada Mahasiswa Keperawatan Dalam Menghadapi Ujian Praktek
Laboratorium. Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 2, Hal 215 – 226, Agustus 2019.
Sutejo. (2018). Keperawatan Jiwa Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa:
Gangguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Vonika, Yolly Risna. (2020). KIA: Asuhan Keperawatan Pada Ny.S dengan Ansietas dan
Manajemen Kasus: Pendidikan Kesehatan Ansietas dan Manajemen Stres dengan
Teknik Guided Imagery Untuk Menurunkan Kecemasan Pada Pasangan Usia Subur Di
RW V Kelurahan Jati Kota Padang.
30
Zaini, M. (2021). Asuhan keperawatan jiwa masalah psikososial di pelayanan klinis dan
komunitas. [e-book], diakses tanggal 20 Desember 2022, dari
https://www.google.co.id/books/edition/Asuhan_Keperawatan_Jiwa_Masalah_Psikoso
s/ZhKfDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=masalah%2Bpsikososial%2Bkeperawatan%2Bjiwa
&printsec=frontcove
31
32