Anda di halaman 1dari 42

i

EVIDENCE BASE PRACTICE

PENGARUH TERAPI BONEKA MUSIK TERHADAP PENURUNAN


KECEMASAN PADA ANAK SEBELUM DAN SAAT DILAKUKAN
TINDAKAN KEPERAWATAN DI KLINIK ANAK RSUD KANJURUHAN
KABUPATEN MALANG

Oleh :

Martha Dwi Murtiningrum (193161004)


Sisca Arianti Silalahi (193161005)
Dita Islamiah (193161007)
M Sholihin (193161009)
Nur Khozinatul Asroriyah (193161012)
Heni Dina Permatasari (193161013)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes WIDYA CIPTA HUSADA MALANG
2019

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penyusunan evident based

praktice. Penyusunan evident based praktice ini dilakukan dalam rangka

memenuhi tugas profesi ners pada Program Profesi Ners STIKes Widya Cipta

Husada. Kami menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, saya ucapkan terima kasih kepada:

1. Wyssie Ika Sari, S.Kep., Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan dan Profesi Ners, serta selaku pembimbing II yang telah

membantu dalam kelancaran penyusunan evident based praktice ini.


2. Yuyud Wahyudi, S.Kep,. Ns. MNS selaku pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingan dan masukan untuk menyelesaikan evident based

praktice ini.
3. Denok Panglipuring, S.Kep,. Ns. selaku pembimbing klinik RSUD

Kanjuruhan Kabupaten Malang yang telah banyak memberikan bimbingan

dan masukan untuk menyelesaikan evident based praktice ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa

manfaat bagi penulis dan pembaca.

Malang, 07 Oktober 2019


Penulis

ii
iii

DAFTAR ISI

No Teks Halaman
SAMPUL............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... vi
ABSTRAK.......................................................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Tujuan................................................................................................ 3
1.3 Manfaat.............................................................................................. 3
BAB 2 PELAKSANAAN EBP
2.1 Pertanyaan Klinis.............................................................................. 5
2.2 Rumusan Temuan Klinis................................................................... 5
2.3 Telaah Jurnal...................................................................................... 6
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian............................................................................... 13
3.2 Kerangka Operasional....................................................................... 14
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 15
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian........................................................ 15
3.5 Variabel Penelitian............................................................................. 16
3.6 Definisi Operasional.......................................................................... 18
3.7 Teknik Pengumpulan Data................................................................ 19
3.8 Etika Penelitian................................................................................. 24
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian................................................................................. 28
4.2 Pembahsan......................................................................................... 30

BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................................ 33
5.1 Saran.................................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 35

iii
iv

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman
2.1 Rumusan Temuan.......................................................................................... 5
2.2 Telaan Jurnal................................................................................................. 6
3.1 Definisi Operasional...................................................................................... 18
3.2 Instrumen Penelitian...................................................................................... 21
4.1 Tingkat Kecemasan Anak pada Kelompok Kontrol...................................... 28
4.2 Tingkat Kecemasan Anak pada Kelompk Intervensi.................................... 29
4.3 Hasil Unpired Sample T-Test......................................................................... 29

iv
v

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman
3.1 Kerangka Operasional................................................................................... 14

v
vi

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman
1. SPO Terapi Boneka Musik.............................................................................. 37
2. SPO Penilaian Tingkat Kecemasan................................................................. 38

vi
vii

ABSTRAK

Martha, Sisca, Dita, Sholihin, Nur, Heni 2019. Pengaruh Terapi Boneka Musik
Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Anak Sebelum Dan Saat
Dilakukan Tindakan Keperawatan Di Klinik Anak Rsud Kanjuruhan
Kabupaten Malang. Evidence Base Practice. Program Studi Profesi Ners,
STIKes Widya Cipta Husada. Pembimbing: (1) Yuyud Wahyudi S.Kep., Ns.,
MNS. (2) Wyssie Ika Sari, S.Kep., Ns., M.Kep. (3) Denok Panglipuring,
S.Kep., Ns.

Anak yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit seringkali


mengalami masalah dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Anak
diharuskan untuk menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali
ke rumah. Keadaan krisis terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan
lingkungan dirumah sakit, sehingga kondisi tersebut seringkali menimbulkan
perasaan cemas pada diri si anak sendiri maupun keluarga. Musik merupakan alat
bantu, media untuk menumbuhkembangkan kemauan daya kreasi serta
konsentrasi pada penderita yang mengalami hambatan baik fisik, motorik, sosial,
emosional serta mental emergency. Berdasarkan studi pendahuluan di klinik anak
RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang selama 2 hari didapatkan prevalensi
kecemasan anak hospitalisasi mencapai 60%, 15 anak dari 25 yang diobservasi
mengalami kecemasan sedang dan berat saat akan dilakukan tindakan
keperawatan. Pada penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu terapi boneka musik
variabel independen kecemasan anak. Penelitian menggunakan desain quasi
eksperimen dengan pendekatan post only with control group design, dengan
sampel 8 responden. Teknik analisa data menggunakan unpired t-test dengan hasil
menunjukan bahwa terdapat pengaruh terapi boneka musik pada kecemasan anak.
Nilai koefisien korelasi variabel pengetahuan 0,046. Kesimpulan dari mini riset
ini adalah bahwa terapi boneka musik berpengaruh terhadap penurunan
kecemasan pada anak sebelum dan saat dilakukan tindakan keperawatan di Klinik
Anak Rsud Kanjuruhan Kabupaten Malang.
Kata Kunci : Boneka musik, Kecemasan anak hospitalisasi.

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit seringkali
mengalami masalah dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Anak
diharuskan untuk menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya
kembali ke rumah (Supartini, 2012). Kondisi seperti ini seorang anak
dihadapkan dalam situasi krisis, yaitu mengalami sakit dan harus dirawat di
rumah sakit. Keadaan krisis terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi
dengan lingkungan dirumah sakit, sehingga kondisi tersebut seringkali
menimbulkan perasaan cemas pada diri si anak sendiri maupun keluarga.
Timbulnya perasaan cemas tersebut dapat memacu anak menggunakan
mekanisme koping negatif maupun positif dalam mengatasi kecemasan
sehingga dapat mempengaruhi perkembangan anak (Wong, 2008).
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di Klinik Anak selama 2
hari pada tanggal 30 september – 1 oktober 2019 didapatkan angka kejadian
atau prevalensi kecemasan anak hospitalisasi sendiri mencapai 60%, 15 anak
dari 25 yang diobservasi mengalami kecemasan sedang dan berat saat akan
dilakukan tindakan keperawatan. Anak yang cemas akan mengalami
kelelahan karena menangis terus, tidak mau berinteraksi dengan perawat,
rewel, merengek sehingga memperlambat proses penyembuhan dan tidak
kooperatif terhadap perawatan.
Perawat memegang peranan penting dalam meminimalkan dampak
dari perawatan anak dan membantu mengurangi kecemasan pada anak, agar
anak dapat beradaptasi dengan lingkungan di rumah sakit. Tindakan perawat
untuk menurunkan kecemasan tidak dapat terlepas dari hubungan terapeutik
antara perawat dan pasien. Selain memberikan komunikasi terapeutik pada
setiap melakukan tindakan kepada pasien, perawat juga memberikan
informasi yang berhubungan dengan perawatan pasien. Pemberian informasi
yang dimaksud dapat berupa informasi tentang masalah perawatan, tindakan

1
2

perawatan, cara pengatasan masalah serta beberapa hal yang diperlukan


pasien yang berhubungan dengan masa perawatannya (Smeltzer Suzanne C.
2010).
Anak memerlukan media untuk dapat mengekspresikan perasaan
tersebut dan mampu bekerja sama dengan petugas kesehatan selama dalam
perawatan (Supartini, 2012). Musik memberikan nuansa yang bersifat
menghibur. Sifat menghibur ini menumbuhkan suasana menggembirakan dan
menyenangkan bagi seorang anak . Terapi musik merupakan proses terencana
dengan menggunakan musik sebagai media penyembuh bagi anak yang
mengalami hambatan dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, dalam
hal ini musik merupakan alat bantu, media untuk menumbuhkembangkan
kemauan daya kreasi serta konsentrasi pada penderita yang mengalami
hambatan baik fisik,motorik,sosial, emosional serta mental emergency, pada
umumnya manusia membutuhkan hiburan atau rekreasi (Suryana 2012).
World Federation of Music Therapy menjelaskan terapi musik sebagai
penggunaan profesional dari musik dan elemennya sebagai salah satu
intervensi dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan lingkungan sehari-hari
dengan individu, kelompok, keluarga, atau komunitas yang mencoba untuk
melakukan optimalisasi kualitas hidupnya dan meningkatkan kesehatan fisik,
sosial, komunikatif, emosional, intelektual, spiritualnya serta kondisi well-
being dirinya. Selama ini terapi musik banyak digunakan untuk mengatasi
berbagai permasalahan seperti untuk menurunkan stres (Rosanty, 2014),
terapi musik untuk menurunkan kecemasan pada pasien yang akan menjalani
pengobatan (Savitri, 2016). Musik juga digunakan sebagai media untuk
mening-katkan well-being (Weinberg & Joseph, 2017).
Menurut Kate and Richard Mucci dalam bukunya The Healing Sound
of Music, memaparkan bahwa tubuh manusia mempunyai ritme tersendiri.
Kemampuan seseorang mencapai ritme dan suara-suara dalam diri mereka
membuat penyembuhan musikal menjadi semakin efektif. Akan tetapi perlu
diingat bahwa penyembuhan sejati tubuh manusia tidaklah datang dari melodi
yang kompleks. Maka dari itu, macam dan frekuensi musik yang digunakan
selama proses penyembuhan harus benar-benar diperhatikan(André et al.
2016).
3

Tidak semua jenis musik cocok diperdengarkan untuk anak, yang


tidak disarankan adalah musik dengan irama keras dan cepat, seperti irama
rock, disco, serta rap. Musik yang terlalu keras akan membuat anak tegang
dan gelisah. Jadi bukan jenis musiknya yang boleh atau tidak boleh
diperdengarkan, tetapi beat atau iramanya (Hohmann et al. 2017). Music yang
dapat digunakan untuk terapi musik untuk menurunkan kecemasan anak dapat
menggunakan music instrument anak (André et al. 2016).
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 3
Oktober 2019, telah dilakukan wawancara kepada 10 orang tua anak yang
berkunjung ke Klinik Anak RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang bahwa
harapan orang tua agar kecemasan anaknya menurun sehingga perawatan dan
pengobatan yang diperoleh anak dapat maksimal. Hasil wawancara kepada
perawat yang bertugas di klinik anak bahwa belum ada SPO tentang terapi
bermain di Klinik anak, maka kami mengambil EBP tenatng terapi bermain
untuk menurunkan kecemasan pada anak yang cemas saat melakukan control
di Klinik Anak.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap penurunan
tingkat kecemasanpada pasien anaksebelum dan saat diberikan terapi atau
tindakan keperawatan.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Institusi
Dengan adanya EBP (evidance base practice) ini dapat
sebagai tambahan referensi tentang tindakan penganan tingkat
kecemasan pada anak anak sebelum dan ssat diberikan terapi atau
tindakan keperawatan.

1.3.2 Bagi Perawat


Dengan adanya EBP (evidance base practice) dapat sebagai
masukan tambahan apabila ada pasien anak anak untuk diberikan
terapi musik untuk menurunkan tingkat kecemasan.
1.3.3 Bagi Mahasiswa
Dengan adanya EBP (evidance base practice) dapat
menambah referensi terkait tindakan untuk menurunkan tingkat
4

kecemasan pada anak anak sebelum dilakukan terapi atau tindakan


keperawatan.
BAB II
PELAKSANAAN EBP

2.1 Pertanyaan Klinis


Apakah ada pengaruh pemberian terapi musik terhadap penurunan
tingkat kecemasan anak anak di Klinik Anak RSUD Kanjuruhan dengan
indikasi dilakukan tindakan keperawatan.
2.2 Rumusan Temuan Klinis
Tabel 2.1 Rumusan Temuan Klinis

P (Problem)/ populasi Anak anak di Klinik Anak RSUD Kanjuruhan


dengan indikasi dilakukan tindakan keperawatan.
I (Intervensi ) Pemberian terapi musik instrument pada anak
yang cemas
C (Comparasi) Pasien anak yang diberikan terapi musik dan tidak
diberikan terapi musik sebelum dan saat dilakukan
tindakan keperawatan
O (Outcomes) Tingkat kecemasan pada anak menurun
T (Time) Setelah pemberian terapi music selama 10-15
menit

5
2

2.3 Telaah Jurnal


Tabel 2.2 Telaan Jurnal

Relevansi Probabilitas
No Judul Peneliti Tahun Negara Metode Partisipan Hasil Kesimpulan Terhadap aplikasi di
Masalah lapangan
Klinis
1. The Karline 2011 Canada Systematic Partisipan adalah anak Haasil Penelitian ini Bukti kualitatif Music Berdasarkan
Effectivenes Treurnicht Review of anak yang bersia 1-18 di dapatkan bukti mendukung efektif teknologi yang
s of Music in Naylor Randomize tahun, terapi musik kualitatif terbatas efektivitas dari digunakan semakin
Pediatric Shauna d Control efektif untuk untuk mendukung music untuk anak untuk berkembang
Healthcare: Kingsnorth Trial menurunkan efektivitas musik anak dalam perawatan dari tahun ke
A Systematic Andrea kecemasan dan nyeri pada hasil yang belajar, kesehatan tahun, akan
Review of Lamont pada anak dengan berhubungan pengembangan anak semakin
Randomized Patricia penyakit fisik akut dengan kesehatan gangguan dan memudahkan
Controlled Mc Keever maupun kronik, namun anak-anak dan penyakit fisik, pengaplikasian
Trials and Colin terapi musik tidak remaja dengan music juga dapat terapi musik
Macarthur efektif pada anak diagnosis klinis. mengurangi gejala pada anak
dengan gangguan Rekomendasi untuk perilaku untuk
perkembangan, menetapkan maladaptif perawatan
gangguan emosi dan konsensus tentang kesehatan
psycopathologi, dan prioritas penelitian
jenis musik yang dan mengatasi
efektif untuk keterbatasan
menurunkan metodologi
kecemasan adalah jenis diajukan untuk
musik klasik. mendukung
kelanjutan dari
intervensi ini.
2. Music Mariana 2016 Brazil Experimen Anak usia 3-12 tahun Hasil penelitian ini Terapi music Terapi Berdasarkan
listening for Andre tal, double dengan diberikan terapi terdapat pengaruh dapat menurunkan music teknologi yang
anxiety relief Honorato blind, musik instrumental terapi music kecemasan pada efektif semakin
in children Franzo, parallel- tanpa lirik, dengan 60- terhadap penurunan anak sebelum menurunka berkembang
in the Cristina group, 80 beat/menit, sound kecemasan pada dilakukan n dari tahun ke
preoperative Bretas randomize level 60 dB dan dengan anak pada saat tindakan operasi kecemasan tahun, akan
period : a Goulart, d control nada rendah selama 15 preoperative dalam hal ini pada anak semakin
2

randomized Elizabette trial (RCT) menit dengan nilai p value music yang sebelum memudahkan
clinical trial Oliveira pilot sudy 0,0453 digunakan adalah dilakukan pengaplikasian
Lara, music dengan tindakan terapi musik
Gisele beat dan irama operasi pada anak
Martins yang cocok untuk untuk
anak mengurangi
(menggunakan kecemasan
lagu anak-anak)
3. Pengaruh Yuliana 2018 Indonesia Quasi Anak yang berusia 3-5 Hasil penelitian ini Terdapat Terapi Berdasarkan
Terapi Nela Experimen tahun yang dirawat di menunjukkan pengaruh musik teknologi yang
Musik Baby t dengan RSUD Deli Serdang bahwa nilai rata- pemberian terapi baby shark semakin
Shark mengguna Lubuk Pakam 2018 rata sebelum music baby shark efektif berkembang
terhadap kan One diberikan terapi musik diberikan terhadap mengurang dari tahun ke
Kecemasan Group baby shark selama 5 terapi musik baby kecemasan anak i tahun, akan
Anak Usia Pretest- menit, Mendengarkan shark 9,94. Setelah usia prasekolah kecemasan semakin
Prasekolah Posttest musik melalui diberikan terapi yang dirawat inap pada anak memudahkan
Akibat Design (audiovisual) dapat musik baby shark di RSUD Deli pengaplikasian
Rawat Inap mengalihkan nilai Serdang Lubuk terapi musik
di RSUD perhatian anak dari rata-rata yaitu 6,18. Pakam pada anak
Deli Serdang kondisi yang dirasanya Hasil uji statistik untuk
Lubuk tidak nyaman Hal paired sample t-test mengurangi
Pakam tersebut diperoleh beda kecemasan
dipengaruhi dengan mean hospitalisasi
adanya dua macam yaitu 3,765 dan
stimulus pada distraksi nilai p-value 0,000
audiovisual, yaitu dengan jumlah
stimulus pada responden 34 orang
pendengaran dan anak maka
penglihatan. Semakin dapat disimpulkan
banyak bentuk stimulus ada pengaruh terapi
yang diberikan dapat musik baby shark
mengalihkan perhatian terhadap kecemasan
anak. Ketika anak anak usia
fokus dengan apa prasekolah yang
yang dilihat dan dirawat inap di
didengarnya, timbul RSUD Deli
2

rasa senang atau Serdang Lubuk


terhibur, perasaan Pakam.
senang
dapat menstimulus
produksi enkefalin
dalam sistem kontrol
desenden, sehingga
persepsi tidak
menyenangkan dapat
dihambat, respon
penerimaan baik dapat
di tingkatkan
4. Pengaruh Yade 2016 Indonesia Desain Anak usia toddler (1-3 Hasil penelitian Terdapat Terapi Berdasarkan
Pemberian Kurnia penelitian tahun) yang dirawat di dalam jurnal ini perbedaan tingkat musik hasil dari
Terapi Sari, jurnal ini ruang anak RSUD Dr. menunjukkan kecemasan pada klasik jurnal tersebut,
Musik Arinda adalah Acmad Mochtar pada bahwa nilai rata- anak usia toddler efektif terapi musik
Klasik Suryani quasi bulan Januari- April rata perbedaan yang menjalani untuk klasik dapat
Terhadap experiment 2016 dengan diberi tingkat kecemasan hospitalisasi menurunka diterapkan di
Tingkat dengan musik sebelum dan sebelum dan n lapangan dan
Kecemasan cara sesudah intervensi sesudah dilakukan kecemasan digunakan
Anak Usia pretest- adalah 9,40 dan intervensi terapi anak usia untuk
Todler Yang postest nilai p value 0,0001 musik klasik. toddler menurunkan
Mengalami design < α 0,05 dimana Selain itu, pasien yang kecemasan
Hospitalisasi terjadi penurunan dengan sedang anak usia
Di RSUD tingkat kecemasan kecemasan sedang menjalani toddler yang
DR.Achmad setelah intervensi. dan berat hospitalisa sedang
Mochtar mengalami si. menjalani
Bukittinggi penurunan perawatan di
Tahun 2016 kecemasan rumah sakit.
menjadi ringan
pada sebagian
besar responden.
2

5. Pengaruh Ana Farida 2015 Indonesia Penelitian Responden yang Hasil penelitian Terdapat Terapi Hasil dari
Terapi Ulfa, ini digunakan dalam menunjukkan pengaruh antara musik penelitian ini
Musik Kurniawati mengguna penelitian ini adalah bahwa pada uji terapi musik terbukti memungkinka
Terhadap kan desain anak usia pra sekolah Wilcoxon pada dengan penurunan efektif n untuk
Penurunan Quasi (3-6 tahun) yang kelompok tingkat kecemasan untuk diterapkan di
Tingkat Eksperime dirawat di Paviliun perlakuan p = 0,015 pada anak menurunka lapangan
Kecemasan ntal Seruni RSUD (< 0,05) maka H0 prasekolah (3-6 n tingkat dalam upaya
Anak dengan Jombang. ditolak dan H1 tahun) yang kecemasan menurunkan
Prasekolah desain diterima. Sehingga menjalani anak usia tingkat
Yang Pretest – dapat disimpulkan perawatan di prasekolah kecemasan
Mengalami Posttest bahwa ada Paviliun Seruni yang anak usia pra
Hospitalisasi Control pengaruh yang RSUD Jombang menjalani sekolah yang
di Paviliun Group signifikan pada sebelum dan hospitalisa sedang
Seruni Rsud Design. kecemasan anak setelah dilakukan si. menjalani
Jombang sebelum dan tindakan. hospitalisasi.
sesudah perlakuan.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian


Desain penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam

mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data

dan desain penelitian digunakan untuk mendefinisikan struktur penelitian yang

akan dilaksanakan (Nursalam 2013)


Peneliti disini menggunakan jenis penelitian quasi eksperimen dengan

menggunakan metode penelitian Post Only with control group Design

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam rancangan ini perlakuan

atau intervensi telah dilakukan kemudian dilakukan pengukuran atau post test

(Notoatmodjo, 2012).

10
11

Gambar 3.1 Kerangka Operasional Efektifitas Terapi Musik Klasik Pada


Tingkat Kecemasan di Klinik Anak RSUD.Kanjuruhan
Kepanjen
3.2 Kerangka Operasional
12

Studi Pendahuluan

Populasi
Seluruh pasien anak yang mengalami kecemasan saat datang ke Klinik
Anak di RSUD Kanjuruhan pada tanggal 9-15 Oktober 2019

Purposive sampling

Sampel
Anak usia 2-5 tahun yang mengalami kecemasan sebelum dan saat
dilakukan tindakan keperawatan di Klinik Anak RSUD
Kanjuruhan pada tanggal 9-15 Oktober 2019.

Pengumpulan data

Pemberian Terapi Musik

Kelompk Kontrol Kelompk Itervensi

Post-test
Mengukur kecemasan dengan 18 pertanyaan
dalam lembar cek list

Pengelolaan data
Editing, Coding, Entry Data, Tabulating

Uji Normalitas

Analisa data : Parametrik


Univariat
Bivariat : unpairet t-test

Kesimpulan
H1 diterima p < 0,05

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian di Klinik Anak RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang.

Waktu Penelitian dilakukan pada 9-15 Oktober 2019.


3.4 Populasi dan sampel
3.4.1 Populasi
13

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,

2014). Populasi dalam penelitian ini yaitu pasien anak yang mengalami

kecemasan di Klinik Anak RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang dengan

indikasi dilakukan tindakan keperawatan.


3.4.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 8 orang. Teknik sampling

yang digunakan yaitu menggunakan purposive sampling.


a. Kriteria inklusi dan eksklusi
a) Kriteria inklusi (Nela 2018) dalam penelitian ini yaitu :
1. Anak yang sedang mengalami penyakit akut atau kronis.
2. Dapat bergerak, tangan atau kaki tidak sedang di gips
3. Anak yang berusia 2-5 tahun (Kassnes 2006)
b) Kriteria eksklusi (Naylor et al. 2011)
1. Anak yang mengalami gangguan pendengaran
2. Anak yang mengalami penurunan kesadaran
3. Anak yang mengalami gangguan perkembangan atau

pshycopathologi

b. Teknik sampling
Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2014).

Penelitian ini diambil dengan teknik non probability sampling

(purposive sampling). Purposive sampling adalah pengambilan sampel

berdasarkan penilaian (judgement) peneliti mengenai siapa yang pantas

atau memenuhi persyaratan untuk dijadikan sampel.


3.5 Variable Penelitian
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut atau sifat atau

nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunya variasi tertentu yang
14

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2014).
3.5.1 Variabel Independen (Bebas)
Variabel independen ini merupakan variabel yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini juga

dikenal dengan nama variabel bebas artinya bebas dalam memengaruhi

variabel lain (Hidayat, 2014). Variabel independen (bebas) dalam penelitian

ini adalah terapi musik.


3.5.2 Variabel Dependen (Tergantung)
Variabel dependen ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena variabel bebas. Variabel ini tergantung dari variabel

bebas terhadap perubahan. Variabel ini juga disebut sebagai variabel efek,

hasil, atau event (Hidayat, 2014). Variabel dependen (tergantung) pada

penelitian ini adalah tingkat kecemasan.


2

3.6 Definisi operasional


Definisi operasional adalah batasan ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti, bermanfaat

untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variable yang bersangkuta serta pengembanggan

intrumen atau alat ukur (Notoatmodjo, 2012).

Tabel 3.1 :Definisi Operasional pengaruh terapi musik terhadap tingkat kecemasan anak anak sebelum diberikan terapi atau
tindakan keperawatan di Klinik Anak RSUD Kanjuruhan Kab. Malang

No Variabel Definisi Alat dan Cara ukur Skala Hasil ukur Parameter
1 Independen Suatu proses yang menggabungkan antara aspek Ceklist yang sesuai Numerik - 1. Proses
(Music penyembuhan musik itu sendiri dengan kondisi dan dengan SPO (Standar terapi
Therapy) situasi, fisik/tubuh, emosi, mental, spritual, kognitif dan Prosedur 2. Lama
kebutuhan sosial seseorang. Terapi musik adalah metode Operasional)Music terapi
penyembuhan dengan musik melalui energi yang Therapy 3. Waktu
dihasilkan dari musik itu sendiri ( Natalina,2013).
2 Dependen Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran Lembar kuisioner yang Numerik 1. Ringan
(tingkat yang samar disertai dengan respon otonom (sumber berisi 18 item berupa 2. sedang
kecemasan ) seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), ceklist 3. berat
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap
bahaya. Hal ini merupakan syarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan
memampukan individu untuk bertindak menghadapi
ancaman. (Nanda,2019)
16

3.7 Teknik Pengumpulan Data


3.7.1 Proses pengumpulan data
Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mengetahui

persebaran data dan cara memperoleh data tersebut dari subyek

penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan

dengan cara melakukan observasi pada responden. Responden dibagi 2

kelompok, sebelumnya 4 responden akan diberikan terapi dan 4

responden tidak diberikan terapi, selanjutnya dilakukan observasi

tingkat kecemasan menggunakan.


Alat ukur pada penelitian ini menggunakan lembar observasi

tingkat cemas pada anak berisi 18 domain dari 3 fase kecemasan anak

yaitu fase protes, fase putus asa dan fase penerimaan. Skala pengukuran

data yang digunakan adalah skala Guttman. Penilaian lembar obseravsi

yaitu jika responden menjawab “iya” maka skor yang diberikan

berdasarkan jumlah skor lembar observasi yang didapat oleh responden.

Semakin rendah skor yang didapatkan responden maka kecemasan

responden akan semakin menurun. Instrument ini telah dilakukan uji

validitas dan dinyatakan valid dengan nilai CVI 0,963 (CVI>0,80) ,

instrument ini telah dilakukan uji reliabilitas dan dinyatakan reliable

dengan nilai 0,74 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument

reliabel. Penilaian lembar observasi yaitu jika responden mendapat

penilaian “ya” maka skor yang diberikan 1 dan jika responden

mendapat penilaian “tidak” maka skor 0. Skor yang diberikan

berdasarkan jumlah skor lembar observasi yang didapat oleh responden.

Semakin rendah skor yang didapatkan responden maka kecemasan

responden akan semakin menurun.


17

Tahap-tahap pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam

penelitian ini diklasifikasi menjadi tiga, yaitu:


3.7.1.1 Tahap persiapan
1. Mengajukan surat permohonan ijin studi pendahuluan ke

pemegang wewenang Klinik Anak RSUD Kanjuruhan


2. Mengajukan permohonan ijin pengumpulan data pasien anak

di Klinik Anak RSUD Kanjuruhan pada tanggal 30

September 2019 – 05 Oktober 2019.


3. Mempersiapkan alat ukur kecemasan.
4. Mengajukan ijin dan kesepakatan kepada responden untuk

dilakukan therapy
3.7.1.2 Tahap pelaksanaan
1. Mempersiapkan lembar observasi dan alat yang dibutuhkan

saat melakukan intervensi untuk masing-masing responden

penelitian
2. Menjelaskan kepada keluarga responden bahwa penelitian

pada responden dilakukan dengan cara mengobservasi

kecemasan responden saat diberikan terapi musikdalam

waktu 5-10menit.
3. Kemudian dilakukan pengukuran kecemasan menggunakan

lembar kuisioner yang berisi 18 item berupa ceklist

3.7.1.3 Tahap terminasi


1. Peneliti melakukan validasi data dengan menggunakan

analisa data post test


2. Peneliti menjelaskan kepada responden bahwa penelitian

telah selesai, dan peneliti mengucapkan terimakasih.


3.7.2 Instrumen pengumpulan data
Instrumen adalah pengumpulan data berkaitan dengan alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data (Siswanto dkk, 2015).Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 bagian yaitu :


18

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Efektifitas Terapi Musik untuk


Kecemasan Anak pada Klinik Anak RSUD.Kanjuruhan
Kepanjen.
Terapi musik klasik instrumental dilakukan selama 5-15 menit sebelum

No Variabel Instrumen Penelitian


1. Terapi musik (variabel Dengan menggunaan
independent) dengan menggunakan Cheklist sesuai SPO
mainan yang mengeluarkan musik
klasik instrumental tanpa lirik
selama 5-15 menit
2. Tingkat Kecemasan (variabel Dengan menggunakan
dependent) lembar kuisioner yang
berisi 18 item berupa
ceklist
dan saat dilakukan tindakan keperawatan.
3.7.3 Pengolahan data
Tehnik pengolahan data pada penelitian diperoleh melalui

pengukuran tingkat kecemasan pada pasien anak anak. Data

dikumpulkan oleh peneliti dari setiap responden di Klinik Anak RSUD

Kanjuruhan Kab. Malang. Setelah data terkumpul melalui lembar

observasi yang telah diisi, kemudian langkah selanjutnya dalam

pengolahan data dilakukan tahapan sebagai berikut:


1.Pemeriksaan data (Editing)
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran

data yang diperoleh atau dikumpulkan. Dalam peneltian ini

dilakukan kegiatan pengecekan kembali data dokumentasi pada

lembar observasi mengenai hasil pemeriksaan.


2. Pemberian code (Coding)
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik atau

angka terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Mengubah

data dari yang berbentuk huruf menjadi data yang berbentuk angka

untuk memudahkan penginterpretasian hasil penelitian. Variabel

dependen (bebas) dalam penelitian ini adalah kecemasan dengan

kode jawaba iya:1; tidak:1


19

3. Tabulasi (Tabulating)
Kegiatan untuk meringkas data yang memasukan data

mentah kedalam tabel yang telah dipisahkan (Imron, 2010)


4. Analisa data
Analisis data dalam penelitian kuantitatif, merupakan

kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain

terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah menggolongkan

data berdasarkan variabel dan jenis responnden, mentabulasi data

tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab

rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang diajukan (Sugiyono, 2012)


a) Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan/

mendeskripsikan karakteristik masing – masing variabel

(Oktavia, 2015). Pada umumnya dalam penelitian ini

mengashilkan data distribusi frekuensi dan presentse dari tiap

data. Dalam penelitian ini analisa univariat digunakan untuk :


- Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada anak yang

diberikan intervensi
- Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada anak yang tidak

diberikan intervensi
b) Analisa Bivariat
Analisa bivariat bertujuan untuk mempelajari hubungan

atau keterkaitan antar dua variabel (Oktavia, 2015). Dalam

penelitian ini peneliti ingin mengidentifikasi pengaruh terapi

musik terhadap tingkat kecemasan pada anak yang diberikan

terapi atau tindakan keperawatan dengan tingkat kecemasan

anak yang tidak diberi terapi musik di Klinik Anak RSUD

Kanjuruhan Kab. Malang.


20

Data tersebut dilakukan uji normalitas terlebih dahulu

dengan menggunakan uji Saphiro Wilk dan hasilnya

berdistribusi normal selanjunya dilakukan uji Unpaired sample

t-test atau uji t-test tidak berpasangan untuk pengaruh terapi

musik terhadap penururan tingkat kecemasan pada anak anak

sebelum diberikan terapi atau tindakan keperawatan dengan

tingkat kecemasan sedang di Klinik Anak RSUD Kanjuruhan

Kab Malang.
3.8 Etika penelitian
Dalam hal pemenuhan etik bagi responden, peneliti akan

memberikan penjelasan tentang detail tujuan, manfaat, kemungkinan

resiko atau ketidaknyaman, prosedur penelitian, sertajaminan

anonimitas dan kerahasiaan identitas/informasi kepada calon

responden sebelum penelitian dilaksanakan, kemudian bagi calon

responden yang bersedia menjadi responden akan diberikan

informed concent.
Etika penelitian merupakan prosedur penelitian dengan

tanggung jawab profesional, legal dan sosial terhadap subjek

penleitian. Prinsip etik meliputi (Nursalam, 2013):


1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity)
Peneliti secara mendalam menghormati hak responden

terhadap kemungkinan bahaya dan penyalahgunaan penelitian.

Subjek penelitian yang rentan terhadap bahaya penelitian

memerlukan perlindungan. Oleh karena itu, peneliti

mempertimbangkan hak-hak subyek penelitian untuk

mendapatkan informasi melalui tujuan peneliti melakukan


21

penelitian.Peneliti juga memberi kebebasan kepada subyek untuk

secara sukarela memberikan informasi, untuk itu perlu

dipersiapkan informed consent.


2. Tanpa nama (Anonimity)
Hal ini merupakan tindakan dalam sebuah penelitian dengan

tidak mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner,

proses analisis data, serta hanya mencantumkan tanda tangan

tanpa nama terang pada lembar persetujuan sebagai responden.

Hal tersebut dilakukan dengan cukup hanya memberikan inisial

atau kode yang dimengerti oleh peneliti, tujuannya adalah

responden terjaga kerahasiaannya dan merasa nyaman

dikarenakan identitasnya tidak diketahui sehingga mempermudah

dalam penelitian. Responden diberikan angka atau kode dalam

pengisian instrumen.
3. Kemanfaatan (Benefience and nonmaleficience)
Prinsip benefience and nonmaleficience mengutamakan

pemberian manfaat bagi responden, serta menjauhkan responden

dari hal-hal yang merugikan. Peneliti harus secara jelas

mengetahui manfaat dan resiko yang mungkin terjadi pada

responden. Peneliti berupaya semaksimal mungkin agar penelitian

yang dilakukan dapat memberikan manfaat lebih besar daripada

resiko yang akan terjadi. Peneliti berusaha meminimalisasi

dampak yang merugikan bagi subyek. Penggunaan asas

kemanfaatan pada penelitian ini dilakukan dengan cara

menjelaskan dengan detail tujuan, manfaat, kemungkinan resiko

atau ketidaknyaman dan teknik penelitian kepada responden


22

sebelum penelitian dilaksanakan. Peneliti juga akan memberikan

motivasi dan dukungan terhadap responden untuk dapat menjalani

kondisi yang dialami dengan baik, sebagai suatu bentuk manfaat

langsung yang diberikan kepada responden.


4. Kerahasiaan (Confidenciality)
Setiap orang mepunyai hak-hak dasar individu termasuk

privasi dan kebebasan individu dalam memberikan informasi,

sehingga peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai

identitas dan kerahasiaan identitas subyek kepada orang lain.

Peneliti akan menyimpan data hasil penelitian, bila data

diperlukan maka data tersebut akan digunakan sebagaimana

mestinya.
5. Kejujuran (Veracity)
Dalam hal ini peneliti memberikan pemahaman kepada

responden terhadap semua tahap penelitian yang dilakukan

terlebih dahulu dengan menjelaskan instrument yang akan

digunakan dalam penelitian. Peneliti berusaha dengan teguh

memegang prinsip kejujuran dengan menjelaskan prosedur

penelitian yang dilakukan.


6. Keadilan (Justice)
Penelitian dilakukan secara cermat, tepat, hati-hati dan

profesional terhadap semua responden secara adil. Penggunaan

prinsip keadilan pada penelitian ini, yaitu peneliti menjamin

bahwa semua subyek penelitian memperoleh perlakuan dan

keuntungan yang sama, tanpa membedakan jenis kelamin, status

ekonomi.
7. Informed Concent
23

Informed consent merupakan pernyataan kesediaan dari

subyek penelitian untuk diambil datanya dan secara sukarela ikut

serta dalam penelitian. Responden dalam penelitian ini akan

memperoleh lembar informed consentsetelah mendapatkan

penjelasan yang lengkap dan terbuka mengenai manfaat

penelitian, kemungkinan resiko atau ketidaknyaman, prosedur

penelitian, pengunduran diri subyek penelitian, jaminan

anonimitas dan kerahasiaan identitas dan informasi.


24

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh terapi musik

instrument lagu anak untuk tingkat kecemasan pada anak di Klinik Anak

RSUD Kanjuruhan yang telah dilaksanakan pada tanggal 7 sampai dengan

12 Oktober 2019 dengan jumlah responden 8 orang.


Data yang disajikan pada penelitian ini yaitu analisa univariat dan

analisa bivariat. Analisa univariat meliputi data anak dengan kecemasan di

Klini Anak dan untuk analisa bivariat penentuan pengaruh pemberian terapi

music instrument lagu anak untuk kecemasan pada anak di Klinik Anak.

Setelah penelitian dilaksanakan kemudian diolah dengan aplikasi statistik

SPSS: 16 For Windows meliputi analisis univariat, dan bivariat didapatkan

hasil sebagai berikut:


4.1.1. Data Mini Riset
1. Tingkat Kecemasan pada anak yang tidak diberikan terapi music

(kelompok kontrol)
Tabel 4.1 Tingkat Kecemasan anak pada kelompok kontrol di
Klinik Anak RSUD.Kanjuruhan Kepanjen N=4
No Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase (%)
1 Ringan 0 0
2 Sedang 3 75
3 Berat 1 25
Jumlah 4 100

24
25

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mengalami tingkat kecemasan sedang yang tidak

diberikan terapi music sebanyak 3 anak (75%)

2. Tingkat Kecemasan pada Anak yang diberikan terapi musik


Tabel 4.2 Tingkat Kecemasan anak pada kelompok intervensi
terapi musik di Klinik Anak RSUD.Kanjuruhan
Kepanjen N= 4
No Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase (%)
1 Ringan 4 100
2 Sedang 0 0
3 Berat 0 0
Jumlah 4 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mengalami tingkat kecemasanringansaat dilakukan

pemberian terapi musik sebanyak 4 orang (100%).

3. Pengaruh Pemberian terapi musik Terhadap Tingkat kecemasan

anak saat dilakukan tindakan keperawatan


Tabel 4.3 Hasil Unpaired Sample T Test dari Hasil Observasi
Pemberian terapi music dan yang tidak diberikan
terapi musik di Klinik Anak RSUD Kanjuruhan
Kabupaten Malang
Mean P Value
Kelompok Tanpa
Terapi Musik 7,12
0,046
Kelompok dengan
Terapi Musik 1,50

Berdasarkan hasil mini riset tabel 4.3 yang dilakukan di

Klinik Anak di RSUD Kanjuruhan di dapatkan hasil terdapat

keefektifitas terapi musik terhadap kecemasan pada anakdi Klinik

Anak RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang, bahwa uji SPSS

menggunakan uji Unpaired Sample T Test di dapatkan hasil 0,046

P=value <0,05 yang berarti terdapat nilai yang signifikan


26

effektifitas terapi musik kecemasan anak hospitalisasi di Klinik

Anak RSUD.Kanjuruhan Kepanjen

4.2. Pembahasan
1. Pengaruh Pemberian Terapi Musik pada Kecemasan Anak
Hospitalisai di Klinik Anak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedan antara

kelompok kontrol yang tidak diberikan terapi music dan kelompok

intervensi yang diberikan terapi musik dengan nilai signifiksi

0,046.Berdasarkan hasil mini riset dari 4 responden menunjukan tingkat

kecemasan ringanpada anak yang diberikan terapi musik, dan kecemasan

sedang sebanyak 3 anak yang tidak diberikan terapi musik


Hospitalisasi adalah keadaan yang mengharuskan anak untuk

dirawat di rumah sakit karena keadaan tertentu. Dampak hospitalisasi akan

menimbulkan reaksi psikologis pada anak berupa kecemasan, disebabkan

karena anak. Kecemasan akan menyebabkan anak tidak kooperatif dan

sulit diajak berkomunikasi. Anak akan cenderung rewel dan dan menolak

perawatan dan pengobatan. Hal tersebut akan berdampak nyata pada

lamanya hari rawat, proses pengobatan dan perawatan pada anak (Wong,

2008). Dampak kecemasan yang dialami anak mengakibatkan anak sering

menangis, menyerang perawat atau dokter secara fisik atau verbal,

menolak tindakan yang akan dilakukan oleh perawat atau dokter, berteriak

memanggil orang tua, menolak perhatian orang lain, mencoba menahan

orang tua agar tetap menemaninya, cemberut, menolak saat diberi makan,

perilaku regresi dan tidak mau berbicara, mengalami perasaan asing

dengan lingkungan sekitar dan asing dengan kondisi tubuhnya yang sakit.

Pada usia prasekolah, stres yang dialami anak selama rawat inap
27

membuatnya merasa cemas akibat perpisahan dengan orang tuanya, anak

akan menunjukkan rasa khawatir yang mereka alami(Nela 2018)


Hal ini sesuai dengan pendapat (Aini, 2016) bahwa anak yang

pernah dirawat dirumah sakit telah memiliki pengalaman terkait kegiatan

yang ada di rumah sakit, ini akan berpengaruh terhadap tingkat kecemasan

yang akan dialami dibandingkan anak yang belum pernah menjalani rawat

inap memerlukan pendekatan yang berbeda.


Data penelitian diatas didukung oleh pendapat (Supartini, 2012)

bahwa timbulnya kecemasan pada anak selama perawatan anak di rumah

sakit diakibatkan pengalaman yang penuh stress, baik bagi anak maupun

orang tua. Lingkungan rumah sakit itu sendiri penyebab stress dan

kecemasan pada anak. Mendengarkan musik melalui audiovisual dapat

mengalihkan perhatian anak dari kondisi yang dirasanya tidak

nyaman/aman. Hal tersebut dipengaruhi dengan adanya dua macam

stimulus pada distraksi audiovisual, yaitu stimulus pada pendengaran dan

penglihatan.Semakin banyak bentuk stimulus yang diberikan dapat

mengalihkan perhatian anak. Ketika anak fokus dengan apa yang dilihat

dan didengarnya, timbul rasa senang dan terhibur, perasaan senang dapat

menstimulus produksi enkefalin dalam sistem kontrol desenden, sehingga

presepsi tidak menyenangkan dapat dihambat, respon penerimaan baik

dapat ditingkatkan (Agustina, 2016).


Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Setyaningsih, 2014) yang didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh

terapi musik dengan tingkat kecemasan pada anak yang berada di rumah

sakit. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Aizid, 2011), musik
28

ternyata dapat mengurangi atau menghilangkan ketegangan penderita pada

aspek fisik-motorik, sosial-emosional, dan mental-intelegensi.


Musik juga dapat menimbulkan reaksi psikologis yang dapat

mengubah suasana hati dan kondisi emosi, sehingga musik bermanfaat

sebagai relaksasi yang dapat menghilangkan stres, mengatasi kecemasan,

memperbaiki mood, dan menumbuhkan kesadaran spiritual karena musik

ternyata bersifat terapeutik dan dapat menyembuhkan. Selain itu dalam

penelitian (Sari, 2016) diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh terapi

musik klasik terhadap tingkat kecemasan anak usia toddler (1-3 tahun).

Dalam penelitian tersebut, tingkat kecemasan anak toddler setelah

dilakukan intervensi adalah berat dan sedang. Sementara itu setelah

dilakukan intervensi, lebih dari separuh dari total responden mengalami

penurunan skor kecemasan menjadi ringan. Terapi seni dapat menjadi

salah satu teknik yang akan membantu menurunkan ketegangan emosional

pada anak secara bertahap. Dalam hal ini, terapi seni yang dimaskud

adalah terapi musik klasik.


Hal ini juga sejalan dengan penelitian dari (Ulfa, 2011) bahwa

terapi musik berpengaruh terhadap penurunan tingkat kecemasan pada

anak prasekolah yang sedang mengalami hospitalisasi. Menurut (Ulfa,

2011) hal itu terjadi karena vibrasi musik yang diterima oleh system saraf

pusat yang kemudian diteruskan ke hipotalamus, akan meningkatkan

hormon endorphin dan menimbulkan perasaan rileks, tenang, dan senang

sehingga koping anak adaptif dan kecemasan yang dialami akan menurun.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa terapi

musik efektif untuk mneurunkan tingkat kecemasan pada anak saat

dilakukan tindakan keperawatan.


29

BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil mini riset yang dilakukan di Klinik Anak di RSUD

Kanjuruhan dari 4 responden setelah diberikan terapi musik menunjukan

tingkat kecemasan yang rendah hal ini dikarenakan Mendengarkan musik

melalui audiovisual dapat mengalihkan perhatian anak dari kondisi yang

dirasanya tidak nyaman/aman. Hal tersebut dipengaruhi dengan adanya dua

macam stimulus pada distraksi audiovisual, yaitu stimulus pada pendengaran

dan penglihatan. Semakin banyak bentuk stimulus yang diberikan dapat

mengalihkan perhatian anak. Ketika anak fokus dengan apa yang dilihat dan

didengarnya, timbul rasa senang dan terhibur, perasaan senang dapat

menstimulus produksi enkefalin dalam sistem kontrol desenden, sehingga

presepsi tidak menyenangkan dapat dihambat, respon penerimaan baik dapat

ditingkatkan
5.2. Saran
5.2.1. Bagi responden
Diharapkan adanya penelitian ini membantu anak untuk mengurangi

kecemasan di rumah sakit dan dapat di terapkan dirumah.


5.2.2. Bagi institusi kesehatan
Diharapkan adanya penelitian ini mampu berguna menjadi bahan

pertimbangan penambahan terapi musik untuk menangani kecemasan

pada anak.

29
30

5.2.3. Bagi peneliti selanjutnya


Diharapkan adanya penelitian meneliti lebih dalam tentang terapi

untuk menangani kecemasan pada anak.

DAFTAR PUSTAKA
31

Agustina, H. (2016). Pengaruh Distraksi Audiovisual Terhadap Respons


Penerimaan Injeksi Intravena Melalui Saluran Infus Pada Anak
Prasekolah di Ruangan Anak RSD Kalisat Jember .Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Jember

Aini. (2017). Pengaruh Terapi Bermain Plastisin (Playdought) Terhadap


Kecemasan Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Yang Mengalami
Hospitalisasi di Ruang Perawatan Anak RSUD Bangkinang Tahun 2017.
Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. Vol. 1 No. 2, Oktober
2017.

Aizid, Rizem. 2011. Sehat dan Cerdas dengan Terapi Musik. Yogyakarta. Laksana

André, M. et al., 2016. Music listening for anxiety relief in children in the
preoperative period : a randomized clinical trial 1.

Baharuddin dan Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran . Jogjakarta: Ar


- Ruzz Media

Hidayat, A. A 2014. Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep Dan Proses


Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.

Hohmann, L. et al., 2017. Effects of music therapy and music-based interventions


in the treatment of substance use disorders : A systematic review,

Imron, M. dan Munif, A., 2010. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Bahan
Ajar untuk Mahasiswa Cetakan Pertama. Jakarta : Sagung Seto.

Kassnes, 2006. Mussic in Childhood from Preschool throught the elemnentary


Grade, Canada: Schimer.
Nela, Y., 2018. Pengaruh Terapi Musik Baby Shark terhadap Kecemasan Anak
Usia Prasekolah Akibat Rawat Inap di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam.

Nelson. 2003. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.

Nursalam, 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan 3rd ed., Jakarta:


Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Rosanty, R. (2014). Pengaruh musik Mozart dalam mengurangi stres pada


mahasiswa yang sedang skripsi. Journal of Educational, Health and
Community Psychology, 3(2), 71–78.

Sari, Y. K. and Suryani, A. (2016) ‘Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik


Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia Todler Yang Mengalami
Hospitalisasi Di RSUD DR . Achmad Mochtar Bukittinggi’, 8(2), pp. 2–5.
32

Savitri, W., Fidayanti, N., & Subiyanto, P. (2016). Terapi musik dan tingkat
kecemasan pasien preoperasi. Media Ilmu Kesehatan, 5(1), 1–6.

Setyaningsih, R., Aminingsih, S. and Hastari, L. Y. (2014) ‘Pengaruh Terapi


Musik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Anak Yang Dirawat
Di Rumah Sakit Dr.Oen Surakarta’, 2(2), pp. 1–6.

Smeltzer Suzanne C., 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
SuddarthEd 2010th ed., Jakarta: EGC.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta.

Suliswati. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Supartini, Y. (2012). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. (editor) Ester.
M. Jakarta: EGC.

Suryana, A., 2012. Terapi Autisme Anak Berbakat dan Anak Hiperaktif, Jakarta:
Progres Press.

Ulfa, A. F. and Kurniawati (2011) ‘Pengaruh Terapi Musik Terhadap Penurunan


Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah Yang Mengalami Hospitalisasi di
Pavilliun Seruni RSUD Jombang’, pp. 1–5.

Wartonah, Tarwoto. 2010. Kebutuhan Dasar manusia dan Proses Keperawatan.


Jakarta. Salemba Medika.

Weinberg, M. K., & Joseph, D. (2017). If you’re happy and you know it: Music
engagement and subjective wellbeing. Psychology of Music, 45(2), 257–
267.

Wong, L., Eatun, M. H., Wilson, D., Marilyn, L., Winkelstein, Patricia, S. (2008).
Buku Ajar Keperawatan pediatrik. Edisi 6 Vol. 1 (editor). Egi, K. Y.
Jakarta: EGC

Lampiran 1
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
33

TERAPI KOMPLEMENTER PEMBERIAN TERAPI BONEKA MUSIK


PADA ANAK

NO TINDAKAN
1. Pengertian
Pemanfaatan kemampuan music dan elemen music oleh terapis kepada
terkhusus pada klien anak.
2. Tujuan
Untuk memperbaiki emosional dan tingkat kecemasan pada anak dengan
kecemasan indikasi akan dilakukan tindakan keperawatan
3. Persiapan Alat Dan Bahan
1. Boneka musik (boneka anak yang mengeluarkan musik)
4. Prosedur Pelaksanaan
I. Menentukan kriteria inklusi dan eksklusi
a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu :
1. Pasien anak anak yang akan dilakukan tindakan keperawatan.
2. Anak yang mengalami kecemasan (menangis atau tidak
kooperatif) saat dilakukan tindakan keperawatan
b. Kriteria eksklusi
1. Anak yang mengalami gangguan pendengaran
2. Anak yang mengalami penurunan kesadaran
3. Anak yang mengalami gangguan perkembangan atau
pshycopathologi
II. Tahap Kerja
1. Alat pengukuran kecemasan yang digunakan analah instrument
kecemasan anak prasekolah untuk mengukur kecemasan pada anak
prasekolah yang digunakan untuk hospitalisasi (Nela 2018).
2. Kelompok dibagi menjadi 2 taitu kelompok kontrol dan kelompok
interevensi.
3. Kelompok kontrol tidak diberikan terapi musik anak untuk mengurani
kecemasan
4. Kelompok intervensi diberikan terapi musik anak untuk mengurangi
kecemasan
5. Pemberian terapi dilakukan selama 5 menit (Nela 2018).
5. Evaluasi
Evaluasi bersama pasien tentang efektifitas manajemen kecemasan dan
dokumentasikan
34

Lampiran 2

SPO PENGUKURAN TINGKAT KECEMASAN

Pengertian Alat ukur pada penelitian ini menggunakan lembar observasi


tingkat cemas pada anak berisi 18 domain dari 3 fase
kecemasan anak yaitu fase protes, fase putus asa dan fase
penerimaan. Skala pengukuran data yang digunakan adalah
skala Guttman.
Tujuan Untuk menilai tingkat kecemasan
Alat dan 1. Bolpoin
bahan 2. Lembar kuisioner yang berisi 18 item berupa ceklist
3. Mainan anak yang mengeluarkan musik instrument lagu
anak-anak
Prosedure 1. Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang tujuan
pengukuran dilakukan.
No Kategori respon kecemasan YA TIDAK
1 Sering menangis
2 Berteriak memanggil orang tua
3 Menolak perhatian orang lain
4 Menyerang perawat atau dokter
secara verbal
5 Menyerang perawat atau dokter
secara fisik
6 Menolak tindakan yang akan
dilakukan perawat
7 Mencoba menahan orang
tuanya secara fisik agar tetap
menemaninya saat dilakukan
tindakan
8 Melempar benda yang ada
disekitarnya
9 Cemberut
10 Saat perawat masuk anak
segera memegangi orang tua/
keluarga yang ada didekatnya
11 Anak menolak saat diberi
makan
12 Tidak mau berbicara
13 Perilaku regresi ( mengompol
atau menghisap ibu jari)
14 Anak tetap rileks saat perawat
masuk ruangan
15 Mau berinteraksi dengan orang
sekitarnya
16 Mau bicara dengan perawat
17 Anak mau ditinggal sendiri
35

18 Ekspresi wajah tenang


Ringan , bila skala berada pada interval 1-6
Sedang, bila skala berada pada interval 7-12
Berat, bila skala berada pada interval 13-18
2. Mencatat lalu menginterpretasikan
Evaluasi
dan Evaluasi pengkajian skala kecemasan dan dokumentasikan
dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai