Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit seringkali mengalami
masalah dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Anak diharuskan untuk
menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini,
2004). Kondisi seperti ini seorang anak dihadapkan dalam situasi krisis, yaitu
mengalami sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Keadaan krisis terjadi karena anak
berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan dirumah sakit, sehingga kondisi tersebut
seringkali menimbulkan perasaan cemas pada diri si anak sendiri maupun keluarga.
Timbulnya perasaan cemas tersebut dapat memacu anak menggunakan mekanisme
koping negatif maupun positif dalam mengatasi kecemasan sehingga dapat
mempengaruhi perkembangan anak (Whaley & Wong, 2003).
Perawat memegang peranan penting dalam meminimalkan dampak dari perawatan
anak dan membantu mengurangi kecemasan pada anak, agar anak dapat beradaptasi
dengan lingkungan di rumah sakit. Tindakan perawat untuk menurunkan kecemasan
tidak dapat terlepas dari hubungan terapeutik antara perawat dan pasien. Selain
memberikan komunikasi terapeutik pada setiap melakukan tindakan kepada pasien,
perawat juga memberikan informasi yang berhubungan dengan perawatan pasien.
Pemberian informasi yang dimaksud dapat berupa informasi tentang masalah
perawatan, tindakan perawatan, cara pengatasan masalah serta beberapa hal yang
diperlukan pasien yang berhubungan dengan masa perawatannya.
World Federation of Music Therapy menjelaskan terapi musik sebagai penggunaan
profesional dari musik dan elemennya sebagai salah satu intervensi dalam bidang
kesehatan, pendidikan, dan lingkungan sehari-hari dengan individu, kelompok,
keluarga, atau komunitas yang mencoba untuk melakukan optimalisasi kualitas
hidupnya dan meningkatkan kesehatan fisik, sosial, komunikatif, emosional,
intelektual, spiritualnya serta kondisi well-being dirinya (Edwards, 2017). Selama ini
terapi musik banyak diguna-kan untuk mengatasi berbagai permasa-lahan seperti untuk
menurunkan stres (Rosanty, 2014), terapi musik untuk menurunkan kecemasan pada
pasien yang akan menjalani pengobatan (Savitri, Fidayanti, & Subiyanto, 2016). Musik
juga digunakan sebagai media untuk mening-katkan well-being (Weinberg & Joseph,
2017).
Menurut Kate and Richard Mucci dalam bukunya The Healing Sound of Music,
memaparkan bahwa tubuh manusia mempunyai ritme tersendiri. Kemampuan
seseorang mencapai ritme dan suara-suara dalam diri mereka membuat penyembuhan
musikal menjadi semakin efektif. Akan tetapi perlu diingat bahwa penyembuhan sejati
tubuh manusia tidaklah datang dari melodi yang kompleks. Maka dari itu, macam dan
frekuensi musik yang digunakan selama proses penyembuhan harus benar-benar
diperhatikan.12
Tidak semua jenis musik cocok diperdengarkan untuk anak, yang tidak disarankan
adalah musik dengan irama keras dan cepat, seperti irama rock, disco, serta rap. Musik
yang terlalu keras akan membuat anak tegang dan gelisah. Jadi bukan jenis musiknya
yang boleh atau tidak boleh diperdengarkan, tetapi beat atau iramanya. Para pakar
menganjurkan untuk menyimak dan mendengarkan musik klasik, hal tersebut
dikarenakan komposisinya yang sangat lengkap dan harmonis.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 3 Oktober 2019,
telah dilakukan wawancara kepada 10 orang tua anak yang berkunjung ke Ruang Empu
Tantular RSUD Kanjuruhan bahwa harapan orang tua agar kecemasan anaknya
menurun sehingga perawatan dan pengobatan yang diperoleh anak dapat maksimal.
Hasil wawancara kepada perawat yang bertugas di klinik anak bahwa belum ada SPO
tentang terapi bermain di Klinik anak, maka kami

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap penurunan tingkat
kecemasan pada pasien anak anak sebelum diberikan terapi atau tindakan keperawatan.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Institusi
Dengan adanya EBP (evidance base practice) ini dapat sebagai
tambahan referensi tentang tindakan penganan tingkat kecemasan pada anak
anak sebelum diberikan terapi atau tindakan keperawatan.
1.3.2 Bagi Perawat
Dengan adanya EBP (evidance base practice) dapat sebagai masukan
tambahan apabila ada pasien anak anak untuk diberikan terapi musik untuk
menurunkan tingkat kecemasan.
1.3.3 Bagi Mahasiswa
Dengan adanya EBP (evidance base practice) dapat menambah referensi
terkait tindakan untuk menurunkan tingkat kecemasan pada anak anak sebelum
dilakukan terapi atau tindakan keperawatan.
BAB II
PELAKSANAAN EBP

2.1 Pertanyaan Klinis


Apakah ada pengaruh pemberian terapi musik terhadap penurunan tingkat
kecemasan anak anak di Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan dengan indikasi
dilakukan tindakan keperawatan.
2.2 Rumusan Temuan Klinis
P (Problem)/ populasi Anak anak di Ruang Empu Tantular RSUD
Kanjuruhan dengan indikasi dilakukan tindakan
keperawatan.
I (Intervensi ) Pemberian terapi musik baby shark
C (Comparasi) Pasien anak yang diberikan terapi musik dan tidak
diberikan terapi musik sebelum dilakukan tindakan
keperawatan
O (Outcomes) Tingkat kecemasan pada anak menurun
T (Time) Setelah pemberian terapi music selama 10-15 menit
2.3 Telaah Jurnal

Relevansi Probabilitas
No Judul Peneliti Tahun Negara Metode Partisipan Hasil Kesimpulan Terhadap aplikasi di
Masalah lapangan
Klinis
1. The Karline 2011 Canada Systematic participants These findings offer Bukti kualitatif Music Berdasarkan
Effectiveness Treurnicht Review 1 to 18 limited qualitative mendukung efektif teknologi yang
of Music in Naylor years evidence to support the efektivitas dari digunakan semakin
Pediatric Shauna (anak usia effectiveness of music on music untuk untuk berkembang
Healthcare: Kingsnorth 1-18 tahun) health-related outcomes for anak anak perawatan dari tahun ke
dalam belajar, kesehatan tahun, akan
A Systematic Andrea children and adolescents
pengembangan anak semakin
Review of Lamont with clinical diagnoses. gangguan dan memudahkan
Randomized Patricia Recommendations for penyakit fisik, pengaplikasian
Controlled McKeever establishing a consensus on music juga terapi musik
Trials and Colin research priorities and dapat pada anak
Macarthur addressing methodological mengurangi untuk
limitations are put forth to gejala perilaku perawatan
support the continued maladaptif kesehatan
advancement of this
popular
intervention.
2. Music Mariana 2016 Brazil Experimental, Anak usia 3- Hasil penelitian ini terdapat Terapi music Terapi Berdasarkan
listening for Andre double blind, 12 tahun pengaruh terapi music dapat music teknologi yang
anxiety relief Honorato parallel- group, terhadap penurunan menurunkan efektif semakin
in children in Franzo, randomized kecemasan pada anak pada kecemasan menurunkan berkembang
the Cristina control trial saat preoperative dengan nilai pada anak kecemasan dari tahun ke
preoperative Bretas (RCT) pilot p value 0,0453 sebelum pada anak tahun, akan
period : a Goulart, sudy dilakukan sebelum semakin
randomized Elizabette tindakan dilakukan memudahkan
clinical trial Oliveira operasi dalam pengaplikasian
Lara, Gisele hal ini music tindakan terapi musik
Martins yang digunakan operasi pada anak
adalah music untuk
dengan beat dan mengurangi
irama yang kecemasan
cocok untuk
anak
(menggunakan
lagu anak-anak)
3. Pengaruh Yuliana 2018 Indonesia Quasi Anak yang Hasil penelitian ini Terdapat Terapi Berdasarkan
Terapi Musik Nela Experiment berusia 3-5 menunjukkan bahwa nilai pengaruh musik baby teknologi yang
Baby Shark dengan tahun yang rata-rata sebelum pemberian shark efektif semakin
terhadap menggunakan dirawat di diberikan terapi music mengurangi berkembang
Kecemasan One Group RSUD Deli terapi musik baby shark baby shark kecemasan dari tahun ke
terhadap pada anak tahun, akan
Anak Usia Pretest- Serdang 9,94. Setelah diberikan kecemasan semakin
Prasekolah Posttest Lubuk terapi musik baby shark anak usia memudahkan
Akibat Design Pakam nilai prasekolah pengaplikasian
Rawat Inap 2018 rata-rata yaitu 6,18. Hasil yang dirawat terapi musik
di RSUD uji statistik paired sample inap di RSUD pada anak
Deli Serdang t-test diperoleh beda mean Deli Serdang untuk
Lubuk yaitu 3,765 dan nilai p- Lubuk Pakam mengurangi
Pakam value 0,000 dengan jumlah kecemasan
responden 34 orang anak hospitalisasi
maka
dapat disimpulkan ada
pengaruh terapi musik
baby shark terhadap
kecemasan
anak usia prasekolah yang
dirawat inap di RSUD Deli
Serdang Lubuk Pakam.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Desain penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam

mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan

desain penelitian digunakan untuk mendefinisikan struktur penelitian yang akan

dilaksanakan (Nursalam, 2013)

Peneliti disini menggunakan jenis penelitian quasi eksperimen dengan

menggunakan metode penelitian Post Only with control group Design kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam rancangan ini perlakuan atau intervensi

telah dilakukan kemudian dilakukan pengukuran atau post test (Notoatmodjo,

2012).
3.2 Kerangka Operasional

Studi Pendahuluan

Populasi
Seluruh pasien anak yang berkunjung ke Ruang Empu Tantular RSUD
Kanjuruhan pada tanggal 9-11 Oktober 2019

Purposife sampling

Sample
Anak usia 5-12 tahun di Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan
pada tanggal 9-11 Oktober 2019.

Pengumpulan data

Pemberian Terapi Musik

Post-test
Mengukur kecemasan dengan 18 pertanyaan
dalam lembar cek list

Pengelolaan data
Editing, Coding, Entry Data, Tabulating

Uji Normalitas

Analisa data : Parametrik


- Univariat
- Biariat :pairet t-test

Kesimpulan
H1 diterima p > 0,05

Gambar 3.1 Kerangka Operasional Efectifitas Terapi Musik Klasik Pada Tingkat
Kecemasan di Ruang Empu Tantular RSUD.Kanjuruhan Kepanjen
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di Ruang Empu Tantular RSUD. Kanjuruhan Kepanjen.

Waktu Penelitian dilakukan pada 9-11 Oktober 2019.

3.4 Populasi dan sample

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2014). Populasi

dalam penelitian ini yaitu pasien anak anak di ruang Ruang Empu Tantular

RSUD Kanjuruhan dengan indikasi dilakukan tindakan keperawatan.

3.4.2 Sample

Sample dalam penelitian ini berjumlah 10 orang. Teknik sampling yang

digunakan yaitu menggunakan purposive sampling.

a. Kriteria inklusi dan ekslusi

a) Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu :

1. Pasien anak anak yang akan dilakukan tindakan keperawatan.

2. Keluarga pasien yang bersedia menjadi responden

3. Pasien yang tidak mengalami penurunan kesadaran

b) Kriteria ekslusi

1. Keluarga pasien yang tidak bersedia menjadi responden

b. Teknik sampling

Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel

akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2014). Penelitian

ini diambil dengan teknik non probability sampling (purposive sampling).


Purposive sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan penilaian

(judgement) peneliti mengenai siapa yang pantas atau memenuhi

persyaratan untuk dijadikan sampel.

3.5 Variable Penelitian

Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut atau sifat atau nilai

dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunya variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,2014).

3.5.1 Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen ini merupakan variabel yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini juga dikenal

dengan nama variabel bebas artinya bebas dalam memengaruhi variabel lain

(Hidayat, 2014). Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah terapi

musik.

3.5.2 Variabel Dependen (Tergantung)

Variabel dependen ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena variabel bebas. Variabel ini tergantung dari variabel bebas

terhadap perubahan. Variabel ini juga disebut sebagai variabel efek, hasil, atau

event (Hidayat, 2014). Variabel dependen (tergantung) pada penelitian ini

adalah tingkat kecemasan.


3.6 Definisi operasional

Definisi operasional adalah batasan ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti, bermanfaat untuk

mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variable yang bersangkuta serta pengembanggan intrumen atau alat ukur

(Notoatmojo, 2010).

Tabel 3.1 :Definisi Operasional pengaruh terapi musik terhadap tingkat kecemasan anak anak sebelum diberikan terapi atau tindakan
keperawatan di Ruang Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kab. Malang

No Variabel Definisi Alat dan Cara ukur Skala Hasil ukur Parameter
1 Independen Terapi music adalah aktivitas terapeutik yang menggunakan Ceklist yang sesuai Numerik - 1. Proses
(Music music sebagai media untuk memperbaiki, memelihara , dengan SPO (Standar terapi
Therapy) mengembangkan mental, fisik dan kesehatan emosi. Prosedur 2. Lama
Operasional) Music terapi
Therapy 3. Waktu
2 Dependen Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau Lembar kuisioner Numerik 1. Ringan
(tingkat kekhawatiran yang samar disertai dengan respon otonom yang berisi 18 item 2. sedang
kecemasan ) (sumber seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui berupa ceklist 3. berat
oleh individu), perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan syarat
kewaspadaan yang memperingatkan individu akan
adanya bahaya dan memampukan individu untuk
bertindak menghadapi ancaman. (nanda,2019)
3.7 Teknik Pengumpulan Data

3.7.1 Proses pengumpulan data

Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mengetahui persebaran data dan

cara memperoleh data tersebut dari subyek penelitian. Teknik pengumpulan data

pada penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan observasi pada responden.

Responden dibagi 2 kelompok, sebelumnya 5 responden akan diberikan terapi dan 5

responden ttidak diberikan terapi, selanjutnya dilakukan observasi tingkat

kecemasan menggunakan.

Alat ukur pada penelitian ini menggunakan lembar observasi tingkat cemas

pada anak berisi 18 domain dari 3 fase kecemasan anak yaitu fase protes, fase putus

asa dan fase penerimaan. Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala

Guttman. Penilaian lembar obseravsi yaitu jika responden menjawab “iya” maka

skor yang diberikan berdasarkan jumlah skor lembar observasi yang didapat oleh

responden. Semakin rendah skor yang didapatkan responden maka kecemasan

responden akan semakin menurun. Instrument ini telah dilakukan uji validitas dan

dinyatakan valid dengan nilai CVI 0,963 ( CVI>0,80) , instrument ini telah dilakukan

uji reliabilitas dan dinyatakan reliable dengan nilai 0,74 sehingga dapat disimpulkan

bahwa instrument reliabel.

Tahap-tahap pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini

diklasifikasi menjadi tiga, yaitu:

3.7.1.1 Tahap persiapan

1. Mengajukan surat permohonan ijin studi pendahuluan ke pemegang

wewenang Ruang Empu Tantular


2. Mengajukan permohonan ijin pengumpulan data pasien anak di Ruang

Empu Tantular RSUD Bangil pada tanggal 30 September 2019 – 05

Oktober 2019.

3. Mempersiapkan alat ukur kecemasan.

4. Mengajukan ijin dan kesepakatan kepada responden untuk dilakukan

therapy

3.7.1.2 Tahap pelaksanaan

1. Mempersiapkan lembar observasi dan alat yang dibutuhkan saat

melakukan intervensi untuk masing-masing responden penelitian

2. Menjelaskan kepada keluarga responden bahwa penelitian pada

responden dilakukan dengan cara mengobservasi kecemasan responden

saat diberikan terapi music dalam waktu 5-10mnt.

3. Kemudian dilakukan pengukuran kecemasan menggunakan lembar

kuisioner yang berisi 18 item berupa ceklist

3.7.1.3 Tahap terminasi

1. Peneliti melakukan validasi data dengan menggunakan analisa data post

test

2. Peneliti menggabungkan hasil data valid ke dalam deskripsi hasil analisis

3. Peneliti menjelaskan kepada responden bahwa penelitian telah selesai,

dan peneliti mengucapkan terimakasih


3.7.2 Instrumen pengumpulan data

Instrumen adalah pengumpulan data berkaitan dengan alat yang digunakan

untuk mengumpulkan data (Siswanto dkk, 2015).Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari 2 bagian yaitu :

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Efectifitas terapi music untuk kecemasan anak
pada Ruang Empu Tantular RSUD.Kanjuruhan Kepanjen.

No Variabel Instrumen Penelitian


1. Terapi musik (variabel Dengan menggunaan Cheklist
independent) sesuai SPO

2. Tingkat Kecemasan (variabel Dengan menggunakan lembar


dependent) kuisioner yang berisi 18 item
berupa ceklist

3.7.3 Pengolahan data

Tehnik pengolahan data pada penelitian diperoleh melalui pengukuran tingkat

kecemasan pada pasien anak anak. Data dikumpulkan oleh peneliti dari setiap

responden di Ruang Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kab. Malang. Setelah

data terkumpul melalui lembar observasi yang telah diisi, kemudian langkah

selanjutnya dalam pengolahan data dilakukan tahapan sebagai berikut:

1. Pemeriksaan data (Editing)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Dalam peneltian ini dilakukan kegiatan

pengecekan kembali data dokumentasi pada lembar observasi mengenai hasil

pemeriksaan.

2. Pemberian code (Coding)

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik atau angka

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Mengubah data dari yang
berbentuk huruf menjadi data yang berbentuk angka untuk memudahkan

penginterpretasian hasil penelitian. Variabel dependen (bebas) dalam penelitian

ini adalah kecemasan dengan kode ringan : 1, sedang : 2, berat :3

3. Tabulasi (Tabulating)

Kegiatan untuk meringkas data yang memasukan data mentah kedalam

tabel yang telah dipisahkan (Imron, 2010)

4. Analisa data

Analisis data dalam penelitian kuantitatif, merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam

analisis data adalah menggolongkan data berdasarkan variabel dan jenis

responnden, mentabulasi data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan

untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang diajukan (Sugiyono, 2012)

a) Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan/ mendeskripsikan

karakteristik masing – masing variabel (Oktavia, 2015). Pada umumnya

dalam penelitian ini mengashilkan data distribusi frekuensi dan presentse

dari tiap data. Dalam penelitian ini analisa univaiat digunakan untuk :

- Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada anak sebelum diberikan

intervensi

- Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada anak sesudah diberikan

intervensi

b) Analisa Bivariat

Analisa bivariat bertujuan untuk mempelajari hubungan atau

keterkaitan antar dua variabel (Oktavia, 2015). Dalam penelitian ini peneliti
ingin mengidentifikasi pengaruh terapi musik terhadap penurunan tingkat

kecemasan pada anak anak sebelum diberikan terapi atau tindakan

keperawatan dengan tingkat kecemasan sedang di Ruang Ruang Empu

Tantular RSUD Kanjuruhan Kab. Malang.

Data tersebut dilakukan uji normalitas terlebih dahulu dengan

menggunakan uji Saphiro Wilk dan hasilnya tidak berdistribusi normal

selanjunya dilakukan uji Mann Whitney untuk pengaruh terapi musik

terhadap penururan tingkat kecemasan pada anak anak sebelum diberikan

terapi atau tindakan keperawatan dengan tingkat kecemasan sedang di

Ruang Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kab Malang.

3.8 Etika penelitian

Dalam hal pemenuhan etik bagi responden, peneliti akan memberikan

penjelasan tentang detail tujuan, manfaat, kemungkinan resiko atau

ketidaknyaman, prosedur penelitian, sertajaminan anonimitas dan kerahasiaan

identitas/informasi kepada calon responden sebelum penelitian dilaksanakan,

kemudian bagi calon responden yang bersedia menjadi responden akan diberikan

informed concent.

Etika penelitian merupakan prosedur penelitian dengan tanggung jawab

profesional, legal dan sosial terhadap subjek penleitian. Prinsip etik meliputi

(Nursalam, 2013):

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Peneliti secara mendalam menghormati hak responden terhadap

kemungkinan bahaya dan penyalahgunaan penelitian. Subjek penelitian yang

rentan terhadap bahaya penelitian memerlukan perlindungan. Oleh karena itu,

peneliti mempertimbangkan hak-hak subyek penelitian untuk mendapatkan


informasi melalui tujuan peneliti melakukan penelitian.Peneliti juga memberi

kebebasan kepada subyek untuk secara sukarela memberikan informasi, untuk

itu perlu dipersiapkan informed consent.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Hal ini merupakan tindakan dalam sebuah penelitian dengan tidak

mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner, proses analisis data,

serta hanya mencantumkan tanda tangan tanpa nama terang pada lembar

persetujuan sebagai responden. Hal tersebut dilakukan dengan cukup hanya

memberikan inisial atau kode yang dimengerti oleh peneliti, tujuannya adalah

responden terjaga kerahasiaannya dan merasa nyaman dikarenakan

identitasnya tidak diketahui sehingga mempermudah dalam penelitian.

Responden diberikan angka atau kode dalam pengisian instrumen.

3. Kemanfaatan (Benefience and nonmaleficience)

Prinsip benefience and nonmaleficience mengutamakan pemberian

manfaat bagi responden, serta menjauhkan responden dari hal-hal yang

merugikan. Peneliti harus secara jelas mengetahui manfaat dan resiko yang

mungkin terjadi pada responden. Peneliti berupaya semaksimal mungkin agar

penelitian yang dilakukan dapat memberikan manfaat lebih besar daripada

resiko yang akan terjadi. Peneliti berusaha meminimalisasi dampak yang

merugikan bagi subyek. Penggunaan asas kemanfaatan pada penelitian ini

dilakukan dengan cara menjelaskan dengan detail tujuan, manfaat,

kemungkinan resiko atau ketidaknyaman dan teknik penelitian kepada

responden sebelum penelitian dilaksanakan. Peneliti juga akan memberikan

motivasi dan dukungan terhadap responden untuk dapat menjalani kondisi


yang dialami dengan baik, sebagai suatu bentuk manfaat langsung yang

diberikan kepada responden.

4. Kerahasiaan (Confidenciality)

Setiap orang mepunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan individu dalam memberikan informasi, sehingga peneliti tidak

boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan identitas

subyek kepada orang lain. Peneliti akan menyimpan data hasil penelitian, bila

data diperlukan maka data tersebut akan digunakan sebagaimana mestinya.

5. Kejujuran (Veracity)

Dalam hal ini peneliti memberikan pemahaman kepada responden

terhadap semua tahap penelitian yang dilakukan terlebih dahulu dengan

menjelaskan instrument yang akan digunakan dalam penelitian. Peneliti

berusaha dengan teguh memegang prinsip kejujuran dengan menjelaskan

prosedur penelitian yang dilakukan.

6. Keadilan (Justice)

Penelitian dilakukan secara cermat, tepat, hati-hati dan profesional

terhadap semua responden secara adil. Penggunaan prinsip keadilan pada

penelitian ini, yaitu peneliti menjamin bahwa semua subyek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan jenis

kelamin, status ekonomi.

7. Informed Concent

Informed consent merupakan pernyataan kesediaan dari subyek

penelitian untuk diambil datanya dan secara sukarela ikut serta dalam

penelitian. Responden dalam penelitian ini akan memperoleh lembar informed

consent setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap dan terbuka mengenai


manfaat penelitian, kemungkinan resiko atau ketidaknyaman, prosedur

penelitian, pengunduran diri subyek penelitian, jaminan anonimitas dan

kerahasiaan identitas dan informasi.


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TERAPI KOMPLEMENTER PEMBERIAN TERAPI MUSIK PADA ANAK

1. SOP terapi musik

Pengertian Pemanfaatan kemampuan music dan elemen music oleh


terapis kepada terkhusus pada klien anak.
Tujuan Memperbaiki emosional dan tingkat kecemasan pada anak
dengan indikasi akan dilakukan tindakan keperawatan
Alat dan Mainan music anak
bahan
Prosedure 1. Atur posisi klien
2. Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara,
pengunjung, panggilan telepon selama mendengarkan
musik.
3. Dekatkan mainan music anak dan perlengkapan
dengan klien.
4. Pastikan mainan music anak dan perlengkapan dalam
kondisi baik.
5. Nyalakan music dan lakukan terapi music.
6. Fasilitasi jika klien ingin berpartisipasi aktif seperti
memainkan alat musik atau bernyanyi jika diinginkan
dan memungkinkan saat itu.

Evaluasi dan Evaluasi bersama pasien tentang evektifitas managemen


dokumentasi kecemasan dan dokumentasikan
2. SOP pengukuran tingkat kecemasan

Pengertian Alat ukur pada penelitian ini menggunakan lembar observasi


tingkat cemas pada anak berisi 18 domain dari 3 fase
kecemasan anak yaitu fase protes, fase putus asa dan fase
penerimaan. Skala pengukuran data yang digunakan adalah
skala Guttman.
Tujuan Untuk menilai tingkat kecemasan
Alat dan 1. Bolpoin
bahan 2. Lembar kuisioner yang berisi 18 item berupa ceklist
Prosedure 1. Menjelaskan kepada penderita tentang tujuan
pengukuran dilakukan.
No Kategori respon kecemasan YA TIDAK
1 Sering menangis
2 Berteriak memanggil orang
tua
3 Menolak perhatian orang
lain
4 Menyerang perawat atau
dokter secara verbal
5 Menyerang perawat atau
dokter secara fisik
6 Menolak tindakan yang akan
dilakukan perawat
7 Mencoba menahan orang
tuanya secara fisik agar tetap
menemaninya saat
dilakukan tindakan
8 Melempar benda yang ada
disekitarnya
9 Cemberut
10 Saat perawat masuk anak
segera memegangi orang
tua/ keluarga yang ada
didekatnya
11 Anak menolak saat diberi
makan
12 Tidak mau berbicara
13 Perilaku regresi (
mengompol atau menghisap
ibu jari)
14 Anak tetap rileks saat
perawat masuk ruangan
15 Mau berinteraksi dengan
orang sekitarnya
16 Mau bicara dengan perawat
17 Anak mau ditinggal sendiri
18 Ekspresi wajah tenang
Ringan , bila skala berada pada interval 1-6
Sedang, bila skala berada pada interval 7-12
Berat, bila skala berada pada interval 13-18
2. Mencatat lalu menginterpretasikan
Evaluasi dan Evaluasi pengkajian skala kecemasan dan dokumentasikan
dokumentasi
Daftar Pustaka

Baharuddin dan Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran . Jogjakarta: Ar


- Ruzz Media

Hidayat, A. A 2006. Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep Dan Proses


Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.

Imron, M. dan Munif, A., 2010. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Bahan
Ajar untuk Mahasiswa Cetakan Pertama. Jakarta : Sagung Seto.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta.

Wartonah, Tarwoto. 2010. Kebutuhan Dasar manusia dan Proses Keperawatan.


Jakarta. Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai