Anda di halaman 1dari 11

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TERAPI MUSIK KLASIK DAN TERAPI

MUROTTAL AL-QUR’AN TERHADAP KUALITAS TIDUR


PADA BAYI DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2017

Muthahharah1, Toha Muhaimin2, Titin Sutini3


1
Mahasiswa di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
2,3
Dosen di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Email: muthahharah_spirit@yahoo.co.id

ABSTRAK

Latar belakang: Kebutuhan istirahat dan tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar
dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi yang harus dimaksimalkan pada fase
golden age (usia 0-5 tahun) dalam memelihara kesehatan. Peningkatan kualitas tidur
dapat dilakukan dengan memberikan fokus perhatian atau memodifikasi lingkungan
bayi seperti pemberian stimulus auditori. Tujuan penelitian ini adalah untuk
membandingkan efektivitas terapi musik klasik dan murottal Al-Qur’an terhadap
kualitas tidur pada bayi. Desain yang digunakan adalah quasy experiment pre test dan
post test without control. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
probability sampling dengan jumlah sampel sebanyak 120 responden. Pengukuran
kualitas tidur dilakukan dengan menggunakan kuisioner PSQI (the pittsburgh sleep
quality). Hasil analisis data dengan menggunakan McNemar menunjukkan adanya
pengaruh pemberian kedua terapi tersebut sebelum dan sesudah intervensi
(Pvalue=0,000), perbandingan evektivitas kedua terapi dengan menggunakan Mann
Whitney diperoleh Pvalue=0,018. Analisis multivariat menggunakan regresi logistik
ganda untuk melihat pengaruh variabel lain dalam penelitian. Kesimpulan penelitian ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian terapi musik klasik dan terapi murottal
Al-Qur’an, dimana terapi murottal Al-Qur’an adalah terapi yang efektif digunakan
dalam pemenuhan kualitas tidur tanpa ada variabel lain yang mempengaruhi. Saran
berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan intervensi terapi murottal Al-Qur’an dapat
digunakan sebagai terapi komplementer dalam mengatasi serta mempertahankan
kesehatan bayi salah satunya dengan pemenuhan kualitas tidur yang baik.

Kata kunci: Kualitas tidur, murottal Al-Qur’an, terapi musik klasik.

PENDAHULUAN dari sejak lahir sampai anak berusia


Anak yang sehat, cerdas, berkualitas delapan belas tahun (Hockenberry,
dan berakhlak mulia merupakan 2009).
dambaan setiap orang, untuk mencapai Salah satu konsep keperawatan yang
hal tersebut, maka masa penting dapat membantu pertumbuhan dan
pertumbuhan dan perkembangan anak perkembangan anak adalah dengan
(fase golden age) harus terpenuhi, pemeliharaan kesehatan yang berfokus
dimana fase ini terjadi pada usia 0-5 pada pemeliharaan lingkungan
tahun (Wong, 2009). Salah satu faktor (environment). Teori ini merupakan
yang dapat dilakukan adalah dengan cerminan dari penatalaksanaan bayi yang
pemeliharaan kesehatan yang dimulai tidak semata bertumpu pada bagaimana

1
2

kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi, mengalami kualitas tidur yang baik, 50%
melainkan adanya fokus perhatian pada lansia mengalami kualitas tidur yang
pemenuhan dan penggunaan energi yang kurang dan buruk sebelum pemberian
digunakan oleh bayi untuk pertumbuhan terapi, namun setelah pemberian terapi
dan perkembangannya (Aligood, 2006). murottal Al-Qur’an menunjukkan
Kebutuhan istirahat dan tidur peningkatan 45,05% lansia mendapatkan
merupakan salah satu kebutuhan dasar kualitas tidur yang baik, 52,5% kualitas
dalam pertumbuhan dan perkembangan tidur kurang dan 2,5% dengan kualitas
bayi. Istirahat dan tidur yang cukup akan buruk.
membuat tubuh berfungsi secara optimal Hasil-hasil penelitian tersebut
dan berdampak pada kesehatan, baik menunjukkan bahwa stimulus auditori
secara fisik maupun psikis dengan (pemberian terapi musik dan terapi
penilaian pemenuhan kualitas tidur murottal Al-Qur’an) memberikan
seseorang (Bowden, 2010). pengaruh yang signifikan dalam
Kualitas tidur pada anak maupun peningkatan kualitas tidur baik pada
bayi yang mengalami dampak anak maupun orang dewasa yang
hospitalisasi dipengaruhi oleh beberapa mengalami hospitalisasi. Di Indonesia
faktor diantaranya faktor lingkungan terapi musik belum dikenal dengan baik
(seperti kebisingan, suhu, pencahayaan), sehingga belum banyak yang
nutrisi, latihan fisik dan kondisi bayi menggunakan terapi musik sebagai
(Kozier, 2011; Fung, 2013). terapi komplementer.
Starategi untuk mengontrol faktor- Kota Makassar merupakan salah
faktor penyebab gangguan tidur yang satu kota dengan jumlah penduduk
muncul di Rumah Sakit adalah dengan terbanyak di luar pulau Jawa dengan
menggunakan suara yang menyenangkan berbagai ragam budaya dan agama. Hasil
untuk menutupi kebisingan (Potter & study awal yang dilakukan oleh peneliti
Perry, 2006) atau memberikan melalui wawancara dengan kader
pengalihan perhatian sebagai penghantar posyandu beberapa puskesmas di Kota
tidur pada bayi, dan dapat dijadikan Makassar yang telah melakukan survei
sebagai terapi komplementer (Standley, pada 20 orang tua anak di lima
2010). Salah satu pengalihan perhatian kecamatan menunjukkan bahwa 15
dapat dilakukan dengan stimulus auditori orang tua anak mengeluh anaknya sangat
yang dapat menginduksi relaksasi rewel rewel, sering menangis, sering
(Standley, 2002). terbangun, susah tertidur baik malam
Penelitian terkait manfaat terapi maupun siang hari dan anak tampak
musik yang dilakukan oleh Anggraeny lemah.
(2014) menunjukkan bahwa ada Berdasarkan hal diatas yang
pengaruh yang sinigfikan pemberian menunjukkan tingginya gangguan
terapi musik dalam peningkatan kualitas pemenuhan kebutuhan tidur pada bayi di
tidur pada anak usia sekolah. Selain Kota Makassar, serta manfaat terapi
terapi musik ada beberapa terapi lainnya musik klasik dan murottal Al-Qur’an
yang dapat meberikan manfaat dalam dalam peningkatan kualitas tidur,
meningkatkan kualitas tidur seseorang sehingga peneliti tertarik melakukan
yaitu terapi murottal Al-Qur’an. penelitian perbandingan efektifitas dari
Hasil penelitian oleh Maulina pemberia kedua terapi tersebut.
(2015) terkait pemberian terapi murottal
Al-Qur’an terhadap kualitas tidur pada
lansia menunjukkan bahwa 0% lansia
3

METODE volume 60 dB. Intervensi dilakukan


Jenis penelitian yang digunakan selam tiga hari.
adalah penelitian analitik dengan Pengukuran dan analisis data
menggunakan metode quasi eksperimen Pengukuran kualitas tidur dilakukan
dengan pre test dan post test without dengan menggunakan kuisioner PSQI
control (Dharma, 2011). (the pittsburgh sleep quality). Analisis
univariat untuk mendeskripsikan
Populasi dan sampel karakteristik responden, analisis bivariat
Peneliti membagi responden untuk melihat pengaruh pemberian
kedalam dua kelompok yaitu kelompok kedua terap tersebut sebelum dan
intervensi dengan musik klasik dan sesudah intervensi dengan menggunakan
kelompok intervensi dengan murottal McNemar kemuadian membandingkan
Al-Qur’an masing-masing 60 responden. efektivitas kedua terapi tersebut dengan
Populasi dalam penelitian ini adalah menggunakan Mann Whitney, sedangkan
seluruh bayi (4-12 bulan) yang analisis multivariat menggunakan regresi
berdomisili di Kota Makassar. Tekhnik logistik ganda untuk melihat pengaruh
pengambilan sampel dalam penelitian ini variabel lain dalam penelitian ini.
dengan probability sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 120 responden. HASIL
Pelaksanaan Analisis univariat
Responden yang memenuhi kriteria Karakteristik responden dalam
inklusi akan diberikan intervensi terapi penelitian ini adalah bayi yang berusia
musik klasik dan terapi murottal Al- rata-rata 7,8 bulan dengan jenis kelamin
Qur’an selama 20 menit setelah mayoritas perempuan sebanyak 63
pemberian ASI atau susu formula dan responden pada kelompok intervensi
atau makanan pendamping, yang telah terapi musik klasik maupun murottal Al-
direkam dalam speaker Mp3 dengan Qur’an.
Tabel 1: Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian Terapi Musik Klasik dan
Murottal Al-Qur’an terhadap Kualitas Tidur Pada Bayi Di Kota Makassar (n
= 120)
Post Kualitas Tidur P
Total
Baik Kurang baik value
Terapi musik Baik 13 (21,7) 2 (3,3) 15 (25,0)
klasik
Kurang baik 31 (51,7) 14 (23,3) 45 (75,0) 0,000
(Pre kualitas tidur)
Total 44 (73,3) 16 (26,7) 60 (100)
Terapi murottal Baik 14 (23,3) 0 (0,0) 14 (23,3)
Al-Qur’an 0,000
Kurang baik 39 (65,0) 7 (11,7) 46 (75,7)
(Pre kualitas tidur)
Total 53 (88,3) 7 (11,7) 60 (100)

Tabel diatas menunjukkan bahwa Qur’an terhadap kualitas tidur


proporsi skor kualitas tidur yang baik berdasarakan tabel diatas menunjukkan
sebelum pemberian intervensi terapi ada 14 (23,2%) responden memiliki
musik klasik sebanyak 15 responden kualitas tidur yang baik sebelum
(25,0%) dan proporsi skor kualitas tidur pemberian intervensi. setelah pemberian
yang baik setelah pemberian intervensi intervensi menunjukkan terdapat 53
sebanyak 44 responden (73,3%). (88,3%) responden memiliki kualitas
Kelompok intervensi terapi murottal Al- tidur yang baik.
4

Analisis bivariat
Tabel 2: Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian Intervensi terhadap Kualitas
Tidur Pada Bayi Di Kota Makassar (n = 120)
Hasil
Mean Rank P Value
Stimulus n %
auditori Terapi Musik Klasik 60 50 67,88
0,018
Terapi Murottal Al-Qur’an 60 50 53,13
Total 120 100

Hasil uji statistik untuk mengetahui bayi pada kelompok intervensi terapi
perbedaan pengaruh pemberian musik klasik dan kualitas tidur bayi pada
intervensi terapi musik klasik dan kelompok intervensi terapi murottal Al-
murottal Al-Qur’an menunjukkan nilai Qur’an. Tabel diatas juga menunjukkan
Pvalue= 0,018, karena nilai Pvalue < 0,05 bahwa terapi murottal Al-Qur’an lebih
maka dapat disimpulkan bahwa ada efektiv digunakan dalam meningkatkan
perbedaan bermakna antara kualitas tidur kualitas tidur pada bayi.

Analisis Multivariat
Tabel 3: Pemodelan Akhir Regresi Logistik
95% CI for Exp B
Variabel B SE Pvalue OR
Lower Upper
Stimulus auditori 1,095 0,509 0,031 2,899 1,102 8,107
Pencahayaan -1,407 1,079 0,192 0,245 0,030 2,029
Pre kualitas tidur -1,299 0,791 0,101 0,273 0,058 1,287
Constant -1,717 0,415 0,000 0,180

Terdapat dua variabel counfounding Pencahayaan adalah salah satu


dalam penelitian ini yaitu pencahayaan faktor lingkungan yang dapat
dan skor kualitas tidur sebelum mempengaruhi kualitas tidur
intervensi. Terapi murottal Al-Qur’an seseorang. Keadaan lampu yang
berpeluang meningkatkan kualitas tidur sangat terang akan membuat bayi
pada bayi 3 kali dibandingkan dengan sulit membedakan siang dan malam.
terapi musik klasik setelah variabel skor Keadaan yang gelap akan merangsang
kualitas tidur sebelum intervensi dan otak untuk memproduksi melatonin.
pencahayaan di kontrol. Kebisingan dapat mempengaruhi
kesehatan manusia seperti
PEMBAHASAN peningkatan sensitivitas tubuh
a. Lingkungan (pencahayaan, suhu, misalnya peningkatan tekanan darah
kebisingan) dan peningkatan denyut jantung, jika
Keadaan lingkungan yang aman kondisi ini berlangsung dalam waktu
dan nyaman bagi seseorang dapat yang lama akan menimbulkan
mempercepat terjadinya proses tidur. dampak psikologis berupa penurunan
Lingkungan fisik tempat bayi tidur konsentrasi dan kelelahan. Selain itu
berpengaruh penting pada kebisingan juga dapat memberikan
kemampuan untuk tertidur dan tetap dampak pada perubahan pada reaksi
tertidur. Pengaturan suasana kamar imunologi pada tubuh, sensitivitas
sehingga nyaman untuk tidur yang pada peningkatan epinefrin dan
meliputi tata cahaya, ventilasi, tata neropinefrin yang dapat
warna, suhu dan kebisingan.
5

menyebabkan terjadinya gangguan dengan tingkat suhu ruangan yang


sirkulasi perifer dan jantung. tidak normal memiliki kualitas tidur
Teori keperawatan Nightingale yang baik. Variabel kebisingan dalam
yang berfokus pada lingkungan penelitian ini menunjukkan bahwa
(environment) salah satunya adalah beberapa responden dengan
lingkungan fisik yang terdiri dari lingkungan yang bising memiliki
cahaya, ventilasi, dan kebisingan. kualitas tidur yang baik.
Nightingale meyakini bahwa Hasil uji statistik ketiga variabel
lingkungan eksternal seseorang akan counfounding tersebut dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan disimpulkan bahwa tidak ada
seseorang. Berdasarkan hal tersebut pengaruh lingkungan (pencahayaan,
maka salah satu strategi untuk suhu dan kebisingan) terhadap
mengontrol faktor penyebab kualitas tidur pada bayi. Penelitian ini
gangguan tidur akibat lingkungan diperkuat oleh Kadir (2015) yang
adalah dengan memodifikasi menyimpulkan bahwa 87,1%
lingkungan (Potter & Perry, 2006) kebutuhan tidur anak di Rumah Sakit
atau menyediakan suatu fokus tidak terpenuhi dan penyebabnya
perhatian sebagai penghantar tidur adalah 51,8% karena kebisingan dan
pada bayi (Standley, 2010). pencahayaan yang kurang terang.
Penelitian yang sama terkait Penelitian ini tidak sejalan
kualitas tidur dilakukan oleh Gutman dengan penelitian yang dilakukan
(2016) menyimpulkan bahwa oleh Bukit (2005) yang menunjukkan
memodifikasi lingkungan untuk bahwa faktor-faktor penyebab
memberikan efek tidur yang terjadinya gangguan tidur lansia di
berkualitas, dapat dilakukan dengan Rumah Sakit salah satunya adalah
meminimalkan suara yang akan faktor lingkungan (suara bising, suhu
membantu seseorang dalam mengatur ruangan panas, tempat tidur tidak
mood dan stresnya, sehingga nyaman dan lampu terlalu terang).
menimbulkan perasaan rileks untuk Berdasarkan beberapa penelitian
beristirahat. terkait modifikasi lingkungan tersebut
Penelitian terkait pengaruh maka dapat disimpulkan bahwa tidak
lingkungan terhadap kualitas tidur adanya pengaruh variabel
juga dilakukan oleh Wooster (2015), pencahayaan, suhu dan kebisingan
dalam penelitiannya menyimpulkan terhadap kualitas tidur pada bayi
bahwa memodifikasi lingkungan dalam penelitian ini akibat adanya
untuk mendapatkan kualitas tidur modifikasi lingkungan yang
yang baik dapat dilakukan dengan dilakukan oleh peneliti dengan
menyesuaikan pencahayaan, tingkat pemberian intervensi terapi musik
kebisingan (suara) dan kondisi klasik dan terapi murottal Al-Qur’an,
eksternal klien. selain itu kondisi demografis Kota
Hasil analisis hubungan antara Makassar sebagai tempat penelitian
pencahayaan dengan kualitas tidur yang tergolong kedalam salah satu
pada bayi menunjukkan lebih dari kota besar kelima di Indonesia yang
setengah responden dengan tingkat berpotensi menimbulkan kebisingan
pencahayaan tidak normal memiliki lingkungan akibat kepadatan
kualitas tidur yang baik. Variabel penduduk serta iklim kota makassar
suhu dalam penelitian ini dengan suhu rata-rata 320C. Kondisi
menunjukkan beberapa responden tersebut memungkinkan responden
6

sudah mampu beradaptasi dengan c. Nutrisi


lingkungannya sehingga pengaruh Faktor penting dalam
lingkungan eksternalnya tersebut memaksimalkan periode emas
tidak akan memberikan dampak pada pertumbuhan otak adalah
kualitas tidur bayi. terpenuhinya nutrisi dan kecukupan
b. Latihan fisik tidur bayi. ASI terbukti mengandung
Keletihan akibat aktivitas fisik alfa protein yang cukup tinggi, alfa
yang tinggi dapat memerlukan lebih protein merupakan protein utama
banyak tidur untuk menjaga pada whey protein yang merupakan
keseimbangan energi yang telah protein halus dan mudah dicerna. Alfa
dikeluarkan. Hal tersebut dapat protein kaya akan asam amino
terlihat bila bayi melakukan aktivitas essensial yang sangat berguna untuk
sehari-hari misalnya setelah bermain, tumbuh kembang bayi, terutama
belajar berjalan sehingga bayi triptofan. Triptofan adalah asam
mencapai kelelahan yang dilakukan amino yang berperan dalam proses
sebelum waktu tidur membuat tubuh neurotranmitter dan pengatur pola
mendingin dan mempertahankan hidup (neurobehavioral) dimana salah
suatu keadaan kelelahan yang dapat satu fungsinya adalah mengatur pola
meningkatkan relaksasi yang dapat tidur. Pemenuhan kebutuhan fisik
mempengaruhi keluarnya hormon bayi sangat penting untuk
tidur melatonin. menghindari bayi sering terbangun
Hampir lima puluh persen dimalam hari.
responden dalam penelitian ini Saat tidur tubuh menyimpan
berusia delapan bulan keatas, dimana energi. Otot skelet berelaksasi secara
tumbuh kembang bayi menjadi lebih progresif dan tidak adanya kontraksi
aktif, bayi sudah mulai belajar otot sehingga menyimpan energi
berjalan, merangkak dan kebanyakan kimia untuk proses seluler akibat
dari waktunya digunakan untuk penurunan laju metabolik basal (Perry
bermain dan mengeksplor lingkungan & Potter, 2006). Makanan yang dapat
sekitarnya. menimbulkan dampak alergi pada
Hasil analisis hubungan antara bayi akan menyebabkan gangguan
latihan fisik dengan kualitas tidur tidur.
pada bayi dalam penelitian ini dapat Teori keperawatan Nightingale
disimpulkan tidak ada hubungan yang juga memperhatikan makanan pasien.
signifikan antara latihan fisik dengan Menurutnya perawat seharusnya tidak
kualitas tidur pada bayi, dimana hanya mencatat makanan yang masuk
kebanyakan dari responden tetapi juga memperkirakan waktu
melakukan aktivitas fisik yang dapat yang tepat antara makanan dan
menimbulkan kelelahan pada bayi, pengaruhnya pada seseorang.
namun menurut Bukit (2005) dalam Uji statistik hubungan pemberian
penelitiannya menyimpulkan bahwa nutrisi terhadap kualitas tidur pada
latihan fisik seperti tindakan bayi dalam penelitian ini
keperawatan (pemberian obat-obatan menunjukkan bahwa tidak ada
dan pengukuran tanda-tanda vital) hubungan yang signifikan antara
dapat menimbulkan gangguan tidur nutrisi dengan kualitas tidur pada
tingkat tinggi di Rumah Sakit. bayi. Hal ini disebabkan karena
hampir semua responden memiliki
nutrisi yang baik dilihat dari berat
7

badan responden selain itu neuromuskuler, dan meningkatkan


pemahaman orang tua bayi di Kota ambang kesadaran. Selain itu
Makassar menganggap bahwa murottal Al-Qur’an adalah salah satu
kebutuhan nutrisi pada bayi adalah pendekatan terkait kebutuhan spiritual
kebutuhan utama yang harus di seseorang dimana agama merupakan
penuhi. kebutuhan dasar setiap manusia
Penelitian yang sama dilakukan sehingga seseorang dikatakan sehat
oleh Standley (2010) menyimpulkan jika bio, psiko, sosial, dan
bahwa reflek bayi menggambarkan spiritualnnya terpenuhi secara
sistem persarafan yang maksimal.
mempengaruhi sistem limbik yang Persepsi auditori bekerja di pusat
dapat memberikan efek pada auditori yaitu pada lobus temporal
emosional, perilaku, serta yang akan mengirimkan sinyal ke
mempengaruhi metabolisme dan thalamus, otak tengah, ponds,
kemampuan fisiologis otak. amigdala, medulla dan hipotalamus,
d. Stimulus auditori terhadap kualitas sinyal yang di transmisikan dari
tidur pada bayi thalamus akan melewati area-area
Indra pendengaran bayi mulai korteks serebral, sistem limbik,
terbentuk saat bayi masih berada korpus collosum dan melewati sistem
dalam kandungan sejak berusia 8 saraf otonom maupun sistem neuro
minggu sampai janin berusia 24 endokrin. Pada sistem saraf otonom
minggu. Usia 25 minggu janin sudah berisikan saraf simpatis dan
bisa mendengarkan suara-suara parasimpatis. Stimulus auditori dapat
disekitarnya termasuk suara orang memberikan rangsangan pada saraf
tuanya (Natalina, 2013). tersebut untuk menghasilkan respon
Bunyi yang keluar dari alat relaksasi yang berupa penurunan
musik yang dimainkan oleh orang frekuensi nadi dan relaksasi otot.
yang menguasai alat musik memiliki Saat tidur pertumbuhan otak
nada-nada yang beraturan dan irama- balita (bayi di bawah lima tahun)
irama tertentu. Alunan suara musik mencapai puncaknya. Otak juga
yang terdengar oleh telinga manusia menyimpan segala memori dan
mampu meberikan stimulus yang pengetahuan baru, selain itu otot,
positif bagi manusia. Musik mampu kulit, sistem jatung dan pembuluh
menutupi bunyi dan perasaan yang darah, metabolisme tubuh, dan tulang
tidak menyenangkan. Musik dapat mengalami pertumbuhan pesat saat
memperlambat dan menyeimbangkan tidur. Hal itu disebabkan tubuh balita
gelombang otak, bahkan musik dapat memproduksi hormon pertumbuhan
berpengaruh terhadap irama tiga kali lebih banyak dibandingkan
pernapasan, denyut jantung dan ketika dia terbangun.
tekanan darah manusia (Campbell, Ada dua pemberian intervensi
2011). yang dilakukan dalam penelitian ini
Pada dasarnya efek yang yaitu terapi musik kalsik dan terapi
ditimbulkan stimulus auditori tersebut murottal Al-Qur’an dengan jumlah
adalah menurunkan stimulasi sistem responden masing-masing kelompok
saraf simpatis. Respon yang muncul sebanyak 60 bayi.B erdasarkan hasil
dari penurunan aktivitas tersebut penelitian untuk melihat pengaruh
adalah menurunnya aktivitas pemberian terapi musik klasik dan
adrenalin, menurunkan ketegangan murottal Al-Qur’an terhadap kualitas
8

tidur pada bayi menunjukkan bahwa


ada pengaruh pemberian kedua terapi “Yaitu orang-orang yang beriman
tersebut terhadap kualitas tidur pada dan hati mereka menjadi tentram
bayi yang dapat dilihat peningkatan dengan mengingat Allah. Ingatlah
kualitas tidur menjadi lebih baik hanya dengan mengingat Allah hati
setelah pemberian intervensi. akan menjdi tentram.”
Penelitian serupa terkait manfaat Ayat tersebut diatas menjelaskan
terapi musik yang dilakukan oleh bahwa salah satu cara dalam islam
Anggraeny (2014) menunjukkan untuk mendapatkan ketenangan jiwa
bahwa ada pengaruh yang sinigfikan adalah dengan membaca atau
pemberian terapi musik dalam mendengarkan Al-Qur’an. orang-
peningkatan kualitas tidur pada anak orang yang membaca atau
usia sekolah. Standley (2002) mendengarkan akan dianugerahi
mengemukakan bahwa musik ketenangan hati kemudian seseorang
memiliki keunggulan dan itu akan membawa dirinya taat
kesederhanaan bunyi yang kepada Allah sehingga menjadi sehat
memunculkan irama, melodi dan jasmani dan rohaninya, selain itu
frekuensi yang dapat merangsang dan bacaan Al-Qur’an mampu mendidik
memberi daya pada daerah kreatif dan agar hati tenang dan menjadi pribadi
motivasi dalam otak dan sesuai yang baik sebab Al-Qur’an
dengan pola sel otak manusia. merupakan sumber petunjuk bagi
Harris (2015) menyatakan bahwa manusia yang dapat dilihat dengan
musik yang diterima pendengaran hati (basirah), pendengaran (sima’i),
mempengaruhi sistem limbik dan pemahaman hatinya (fuad).
(hipotalamus) yang berfungsi memberi Keutamaan surah Al-Baqarah
efek pada emosional dan emosional maka
menunjukkan bahwa dengan
terapi musik juga dapat mempengaruhi
metabolisme dan kemampuan membaca atau mendengar surah
fisiolologis otak. Musik juga tersebut akan memberikan
merupakan bagian terpenting dalam perlindungan, pengusir dan
intervensi keperawatan dalam rangka penyembuhan bagi seseorang.
meningkatkan respon relaksasi dan Berbagai penelitian terkait
status imaginary yang positif (Gilad, manfaat terapi murottal Al-Qur’an
2010). menunjukkan bahwa terapi dapat
Terapi murottal Al-Qur’an juga menurunkan hormon stres dan
merupakan salah satu terapi yang mengaktifkan hormon edofrin alami
dapat mempercepat penyembuhan memperbaiki sitem kimia tubuh
dan dapat memberikan dampak relax sehingga dapat mempengaruhi
bagi seseorang, hal ini telah aktivitas gelombang otak, penurunan
dibuktikan oleh berbagai penelitian kecemasan dan peningkatan imunitas
dimana murottal merupakan salah serta penurunan respon fisiologis
satu musik yang memiliki pengaruh pasien pre operasi yang dilihat dari
positif bagi pendengaran yang penurunan nadi, tekanan darah dan
memiliki pengaruh mendatangkan pernapasan.
ketenangan dan menurunkan Perbandingan efektivitas
ketegangan urat syaraf refleksi. pemberian terapi dalam penelitian ini
Al-Qur’an Surah Al-Ra’d ayat 28 menunjukkan bahwa terapi murottal
Al-Qur’an adalah terapi yang sangat
efektif dalam peningkatan kualitas
9

tidur pada bayi di banding terapi produksi hormon tubuh


musik klasik. Berdasarkan hasil diseimbangkan dan pikiran
penelitian bayi yang diberi terapi mengalami penyegaran.
murottal Al-Qur’an menjadi lebih Penelitian terkait perbandingan
tenang dan tidak rewel ketika di efektivitas kedua terapi ini juga
perdengarkan dan lebih cepat tertidur pernah dilakukan oleh Faradisi (2012)
sedangkan bayi yang diberi terapi pada tingkat kecemasan pasien pra
musik klasik lebih menunjukkan operasi, dalam penelitiannya
respon yang terlihat dari beberapa disimpulkan bahwa terapi murottal
responden menghiraukan suara musik Al-Qur’an merupakan terapi yang
yang di dengar meskipun musik ini lebih efektif karena selain
dapat menjadi pengantar tidur pada memberikan ketenangan juga akan
bayi. memberikan coping yang lebih baik
Al-Qur’an memberikan pengaruh dengan mendekatkan diri kepada sang
besar jika diperdengarkan kepada pencipta dalam mengahadapi
bayi. Hal tersebut diungkapkan tindakan operasi yang di berikan.
Nurhayati dari Malaysia dalam
Seminar Konseling dan Psikoterapi KESIMPILAN DAN SARAN
Islam di Malaysia. Menurut 1. Karakteristik responden dalam
penelitiannya, bayi yang berusia 48 penelitian ini adalah bayi yang
jam yang kepadanya diperdengarkan berusia rata-rata 7,8 bulan dengan
ayat-ayat Al-Qur’an dari tape jenis kelamin mayoritas perempuan
recorder menunjukkan respons sebanyak 63 responden pada
tersenyum dan menjadi lebih tenang. kelompok intervensi terapi musik
Selain menjadi ibadah dalam klasik maupun murottal Al-Qur’an.
membacanya, bacaannya memberikan 2. Terdapat pengaruh pemberian terapi
pengaruh besar bagi kehidupan musik klasik dan murottal Al-Qur’an
jasmani dan rohani. Jika terhadap kualitas tidur pada bayi
mendengarkan musik klasik dapat (Pvalue = 0,000).
memengaruhi kecerdasan intelektual 3. Ada perbedaan bermakna antara
(IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) kualitas tidur bayi pada kelompok
seseorang, bacaan Al-Qur’an lebih terapi musik klasik dan kelompok
dari itu. Selain memengaruhi IQ dan terapi murottal Al-Qur’an (Pvalue =
EQ, bacaan Al-Qur’an memengaruhi 0,018) dimana terapi murottal Al-
kecerdasan spiritual atau SQ (Heru, Qur’an merupakan terapi yang lebih
dalam Sodikin, 2012). baik digunakan dalam peningkatan
Manfaat yang pasti dirasakan kualitas tidur pada bayi dibandingkan
setelah melakukan terapi audio adalah terapi musik klasik dengan nilai mean
perasaan rileks, tubuh lebih bertenaga rank = 53,13 lebih kecil dari mean
dan pikiran lebih fresh. Terapi audio rank terapi musik klasik (67,88).
(musik dan murattal al-qur’an) 4. Terdapat dua variabel counfounding
memberikan kesempatan bagi tubuh dalam penelitian ini yaitu
dan pikiran untuk mengalami pencahayaan dan skor kualitas tidur
relaksasi yang sempurna. Dalam sebelum intervensi namun tidak
kondisi relaksasi (istirahat) yang terdapat interaksi terhadap stimulus
sempurna itu, seluruh sel dalam tubuh auditori (Pvalue > 0,05) dan tidak
akan mengalami re-produksi, terdapat pengaruh yang signifikan
penyembuhan alami berlangsung, terhadap peningkatan kualitas tidur
10

(Pvalue > 0,05). Terapi Murottal Al- 7. Faradisi, F. (2012). Efektivitas


Qur’an berpeluang meningkatkan terapi murottal dan terapi musik
kualitas tidur pada bayi 3 kali klasik terhadap penurunan tingkat
dibandingkan terapi musik klasik. kecemasan pasien pra operasi di
Pekalongan. Jurnal Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Kesehatan Vol. V, No.2.
memberikan edukasi kepada orang tua 8. Fung, C., Hakes, C.W., Kita, M.S.,
terkait pertumbuhan dan perkembangan Nguyen, M., Colantonio, A. (2013).
bayi salah satunya adalah dengan Time to Wake Up: Bridging the gap
pemenuhan kualitas tidur yang baik dan between theory and practice for
dapat dijadikan sebagai salah satua sleep in occupational therapy.
acuan dalam pemberian tindakan non British Journal of Occupational
farmakologis dalam pemberian terapi Therapy 76 (8), 384-386
komplementer untuk mengatasi masalah 9. Gilad, E., Arnon, S. (2010). The role
pemenuhan kualitas tidur pada bayi. of live music and singing as a stress-
reducing modality in the neonatal
DAFTAR PUSTAKA intensive care unit environment.
1. Aligood, M.R & Thomey, A.M. mmd.sagepub.com, Music and
(2006). Nursing theory: utilization Medicine 2(1), 18-22.
& application (3th ed). Elsevier 10. Gutman, S.G., Gregory, K.A.,
Mosby: St Louis. Brown, M.M.S., Schlissel, M.A.,
2. Anggraeny, F. I., Alfianti, D., Schubert, A.M., Westover, L.A.,
Purnomo, S.K. (2014). Pengaruh Miller, R.C. (2016). Comparative
terapi musik pop terhadap kualitas effectiveness of three occupational
tidur anak usia sekolah (6-12 tahun) therapy sleep intervention: a
yang di rawat di RSUD Ambarawa. rendomized controlled study.
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Ilmu Otj.sagepub.com. 1-9.
Kebidanan (JIKK), Hal. 1-9. 11. Harris, M.J. (2015). Music as a
3. Bukit, E.K. (2005). Kualitas tidur transition for sleep. Occopational
dan faktor-faktor gangguan tidur Therapist Now Vol. 16.6, 11-13
klien lanjut usia yang dirawat inap 12. Hockenberry-Eaton, M., Wilson,D.
di ruang penyakit dalam Rumah (2009). Wong’s Essentials of
Sakit Medan. Jurnal Keperawatan pediatric nursing (7th ed). St. Louis:
Indonesia, ISSN 1410-4490, Vol. 9, Mosby, Inc
No. 2, Hal. 41-47. 13. Kadir, W. J. (2015). Faktor-faktor
4. Bowden, V R., & Greenberg, C. S yang berhubungan dengan
(2010). Chaildren and their pemenuhan kebutuhan tidur pada
families: the continuum of care. anak yang dirawat di RSUD. Prof.
Philadelphia: W. B. Saunders Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.
Company. Skripsi Jurusan Keperawatan,
5. Campbell, D. (2002). Music: FIKK, UNG, Hal. 1-10
Physician for time to come. 14. Kozier, Erb, Berman, Snyder.
Wheaton : Quest Books. (2011). Buku ajar fundamental
6. Dharma, K. K. (2011). Metodologi keperawatan konsep, proses, dan
penelitian keperawatan: panduan praktik. Jakarta : EGC.
melaksanakan dan menerapkan 15. Maulina, K., Susilo, C., Tribagus, C.
hasil penelitian. Jakarta. Trans Info (2015). Pengaruh terapi murottal al-
Media (TIM). qur’an terhadap kualitas tidur pada
11

lansia di UPT pelayanan sosial Walworth, D., Procelli, D., Jarred,


lanjut usia Banyuwangi. Skripsi, J., Adams, K. (2010). The effect of
Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH music reinforcement for non-
Jember, Hal. 1-9. nutritive sucking on nipple feeding
16. Potter & Perry. (2006). Buku ajar of premature infants. Journal of
fundamental keperawatan konsep, Pediatric Nursing, Vol. 36, No.3,
proses dan praktik edisi 4. Jakarta : 138-145.
EGC. 20. Wong, D.l., Hockenberry., Wilson,
17. Sodikin. (2012). Pengaruh terapi D., Winkelstein, M.l., Schwartz, P.
bacaan al-qur’an melalui media (2009). Wong buku ajar
audio terhadap respon nyeri pasien keperawatan pediatrik volume 1.
post operasi hernia di RS. Cilacap. EGC : Jakarta
18. Standley, J.M. (2002). A meta- 21. Wooster, D., Gwin, H., Gwin, S.,
analysis og the efficacy of music Hargis, L., Papania, J., Register, J.,
therapy for premature infants. Rood, K. (2015). Efficacy of sleep
Journal of Pediatric Nursing, Vol. education for parents with children
17, No.2, 107-113. with autism spectrum disorder.
19. Standley, J.M., Cassidy, J., Grant, American Journal Of Occupational
R., Cevasco, A., Szuch, C., Therapy. 69(1). 1.

Anda mungkin juga menyukai