Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mahasiswa adalah suatu kelompok individu dewasa awal yang memiliki
banyak aktivitas baik secara kelompok maupun secara individu. Beragam
aktivitas yang sering mahasiswa jalani seperti rutinitas dalam organisasi,
perkuliahan praktikum, kepanitiaan, ujian dan tugas secara individu maupun
kelompok, serta kegiatan lainnya yang menyita begitu banyak waktu setiap
harinya. Mahasiswa menjadi kelompok yang beresiko mengalami insomnia
yang cukup parah salah satu faktor nya adalah stress menghadapi beberapa
tugas dan ujian yang cukup sulit di kerjakan serta dalam penyusunan karya
tulih ilmiah atau skripsi untuk menunjang kelulusan nya sebagai sarjana di
perguruan tinggi (Sari & Asiva, 2019).
Kebutuhan istirahat tidur merupakan hal penting bagi manusia termasuk
kebutuhan fisiologis prioritas tertinggi menurut maslow dalam kehidupan.
Tidur merupakan proses pemulihan kondisi setelah beraktivitas sepanjang hari
agar tubuh kembali pada kondisi semula seperti kembali berenergi Allah SWT
berfirman dalam QS. An-Naba: 9 sebagai berikut, artinya: “Dan Kami jadikan
tidurmu sebagai istirahat.” Yang membuktikan bahwa kebutuhan istirahat
tidur sangat penting bagi tubuh seseorang. Kualitas tidur dilihat dari durasi
lamanya tidur seseorang, kemampuan seseorang mempertahankan keadaan
tidur untuk mendapatkan tahan REM (Rapid Eye Movement sleep) dan tahap
NREM (Non-Rapid eye Movement sleep). Durasi waktu untuk tidur pada
setiap seseorang berkisar 7-8 jam tetapi tidur terbagi menjadi beberapa siklus
antara tidur lebih dalam dan tidur ringan. Pada setiap siklus membutuhkan
durasi sekitar 90 menit dan akan berulah siklus 4-5 kali dalam siklus tidur
normal (Australian sleep association (2017) ; Aprilini et al., 2019).
Insomnia merupakan beberapa gejala gangguan fisiologis kebutuhan
istirahat tidur terdapat gejala seperti keluhan sulit tidur cepat, sering terbangun
terlalu dini, tidak bisa mempertahankan tidur yang lama, kesulitan tertidur
kembali saat tiba-tiba terbangun, tidak memiliki kualitas tidur yang bagus
serta ketika bangun tidur tubuh terasa tidak segar dan bugar. Menurut
National Sleep Foundation (2018), kejadian insomnia di seluruh Dunia
mencapai (67%) dari 1.508 orang dan di Asia Tenggara (7,3%) insomnia
terjadi pada mahasiswa (Fernando et al., 2020). Penetilian yang dilakukan di
tiga negara yaitu Australia, Amerika Serikat, dan India ditemukan hasil
mahasiswa yang mengalami insomnia mendapatkan nilai yang buruk pada
ujian mereka dan lebih tertekan daripada teman sebayanya, penelitian ini
dilakukan di King Saud bin Abdulaziz University prevalensi mahasiswa yang
mengalami insomnia sebesar (76%) dan mengalami stress akibat insomnia
sebesar (53%) (Vanderlind et al., 2014; Menon et al., 2015 ; Wuryaningsih et
al., 2018). Prevalensi kejadian insomnia pada mahasiswa di Indonesia sendiri
ditemukan sebesar (10%) yang artinya sekitar 28 juta dari 238 jiwa yang
mengidap insomnia diantaranya para mahasiswa, pekerja kantoran, siswa
sekolah menengah pertama (SMP) dan siswa sekolah menengah atas (SMA)
(Fernando et al., 2020). Dapat dilihat dari setiap penelitian yang sudah
dilakukan adanya tingkat kenaikan prevalensi insomnia pada mahasiswa
dengan angka kejadian yang berbeda-beda di berbagai dunia maupun di
Indonesia yang menyatakan bahwa masalah insomnia merupakan masalah
yang sering terjadi dikalangan remaja yang memiliki stressor berlebihan akibat
suatu tekanan dalam menghadapi sulitnya mengerjakan beberapa tugas atau
aktivitas kampus terutama pada kalangan mahasiswa.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada mahasiswa
program studi Sarjana Keperawatan di Universitas ‘Aisyiyah Bandung
menggunakan kuesioner kualitas tidur/PSQI (The Pittsburgh Sleep Quality
Index) terdiri dari 19 item yang berkaitan dengan penilaian kualitas tidur
digrupkan kedalam 7 komponen pertanyaan dengan skor global PSQI dengan
rentang skor 0-21 (kualitas tidur buruk) dan ≤ 5 (kualitas tidur baik), di dapat
hasil 29 responden sama dengan (96,67%) memiliki skor rata-rata pada
kualitas tidur yang buruk dan 1 responden sama dengan (3,33%) memiliki
skor pada kualitas tidur yang baik.
Dampak yang akan terjadi pada seseorang dengan insomnia yang parah
akan menyebabkan depresi, sulit untuk berkonsentrasi, jika keadaan yang
serius seseorang dengan tidur kurang dari 6 jam setiap harinya kemungkinan
besar mengalami penyakit gagal jantung atau jantung koroner dan lebih parah
mengalami kematian (Sari & Asiva, 2019). Penulis mengambil data dari
Badan Penjaminan Mutu Universitas ‘Aisyiyah Bandung bahwa di UNISA
sendiri terjadi penurunan ipk pada program studi Sarjanan Keperawatan
lulusan tahun 2019-2020 dari 3,5 menjadi 3,4 akibat kualitas tidur yang buruk
dari beberapa mahasiswa yang merupakan dampak dari tidur yang kurang
sehingga dapat menurunkan konsentrasi pada seseorang.
Penatalaksanaan insomnia menggunakan terapi farmakologis yaitu
dengan mengonsumsi beberapa obat-obatan dengan golongan benzodiazepine
seperti; clonazepam, midazolam, dan estazolam serta golongan obat anti
depresan seperti; trazodon, doxepim, dan amitripthyline terbukti dari beberapa
terapi farmakologis 87% berpengaruh terhadap insomnia sesuai kondisi
individu (Serly Monika Putri et al., 2020). Selain terapi farmakologis yang
dapat berpengaruh untuk insomnia adapun beberapa terapi non-farmakologis
yang dapat diberikan untuk insomnia seperti pemberian terapi relaksasi
aromatheraphy, relaksasi otot progresif, rendam kaki air hangat dan terapi
audio musik atau bunyi yang sering didengar seperti musik yang dapat
mempengaruhi sistem limbik pada otak yang merupakan pusat dari sistem
kendali pada manusia. Selain itu juga ada beberapa terapi komplementer
dengan asuhan spiritual non-farmakologis yang dapat diberikan pada
seseorang dengan insomnia berupa terapi dzikir, terapi shalat dan terapi
mendengarkan murottal Al-Qur’an.
Terapi mendengarkan murottal Al-Qur’an merupakan terapi dengan
mendengarkan lantunan ayat suci dalam Al-Qur’an yang dibawakan oleh
Qori’ (pembaca Al-Qur’an) melalui media audio dapat memberikan manfaat
untuk seseorang dengan insomnia karena mempunyai efek relaksasi,
mengurasi stress dan depresi, dapat mengaktifkan hormon endorfin secara
alami, terapi ini di lakukan cukup dengan mendengarkan audio murottal Al-
Qur;an dengan durasi beberapa menit atau jam yang dapat memberikan
dampak positif bagi tubuh pendengar juga terapi dengan prosedur yang
mudah, murah dan dapat dilakukan secara mandiri pada seseorang yang
megalami insomnia (Aprilini et al., 2019).
Penelitian yang dilakukan oleh (Mujamil et al., 2017) bahwa
mendengarkan lantunan murottal Al-Qur’an 10 hingga 60 menit selama 5 hari
pada saatu menjelang tidur malam dapat meningkatkan kualitas tidur yang
baik dari 0% menjadi 61,1% sedangkan pada kualitas tidur yang masih buruk
terdapat hasil hanya 38,9 % dari hasil tersebut didapatkan bahwa terapi
mendengarkan murottal Al-Qur’an memiliki pengaruh yang baik dan postif
cukup signifikan terhadap saraf dalam menurunkan ketegangan, stress yang
berlebihan, serta penurunan mood agar mendapatkan ketenangan jiwa.
Menurut penelitian (Wuryaningsih et al., 2018) menyatakan sebanyak 30
responden mahasiswa keperawatan dengan kualitas tidur yang buruk diberikan
intervensi terapi murottal Al-Qur’an melalui media file mp3 di handphone
menggunakan headset yang diputar selama 15 menit sebelum tidur yang terdiri
dari surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas murottal oleh Mishary
Rashid Al Afasi selaku imam masjid di Al-Kabir di Kuwait terbukti efektif
untuk menurunkan insomnia pada mahasiswa.
Menurut penelitian (Iksan & Hastuti, 2020) penelitian efektivitas
mendengarkan murottal Al-Qur’an yang diberikan pada lansia memiliki
perbedaan ada perbedaan pengaruh pada terapi kelompok sebelum dan
sesudah intervensi yaitu terjadi penurunan yang cukup signifikan pada nilai
rata-rata skor kualitas tidur, kelompok intervensi dan kontrol yang mengalami
kualitas tidur yang buruk mayoritas berusia 60-68 tahun (70%) dan mayoritas
berjenis kelamin perempuan (80%).
Penelitian terkait mengatasi insomnia pada usia remaja dengan usia
produktif seperti pada mahasiswa karena pada usia tersebut banyaknya
aktivitas yang dapat mempengaruhi kualitas tidur masih terbatas oleh karena
itu berdasarkan fenomena yang ada, peneliti tertarik untuk melakukan
Literature Review dengan pendekatan EBN (Evidence Base Nursing)
mengenai “Efektifitas Terapi Murotal Al-Qur’an Terhadap Gangguan Istirahat
Tidur: Insomnia Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Dalam Menghadapi Skripsi”.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh pemberian intervensi efektifitas terapi murotal al-qur’an
terhadap gangguan istirahat tidur: insomnia pada mahasiswa tingkat akhir
dalam menghadapi skripsi?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi efektifitas terapi murotal al-qur’an terhadap gangguan
istirahat tidur: insomnia pada mahasiswa tingkat akhir dalam menghadapi
skripsi berdasarkan dari beberapa bukti penelitian yang telah ditemukan
dengan hasil akhir dapat dijadikan sebuah data dan menjadi suatu sumber
informasi yang bermanfaat.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi definisi intervensi pengaruh murottal Al-
Qur’an terhadap insomnia pada mahasiswa berdasarkan beberapa bukti
yang telah ditemukan.
b. Untuk mengidentifikasi prosedur intervensi pengaruh murottal Al-
Qur’an terhadap insomnia pada mahasiswa berdasarkan beberapa bukti
yang telah ditemukan.
c. Untuk mengidentifikasi lama pemberian intervensi pengaruh murottal
Al-Qur’an terhadap insomnia pada mahasiswa berdasarkan beberapa
bukti yang telah ditemukan.
d. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden yang akan diberikan
intervensi pengaruh murottal Al-Qur’an terhadap insomnia pada
mahasiswa berdasarkan beberapa bukti yang telah ditemukan.
D. Manfaat Literatur Review dengan EBN
1. Manfaat bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil literatur review ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam mata
kuliah Asuhan Keperawatan Spiritual Muslim , Ilmu Dasar Keperawatan,
Terapi Komplementer dalam pemenuhan kebutuhan dasar istirahat tifur
secara islami.
2. Manfaat bagi Pelayanan Keperawatan
Hasil literatur review ini dapat dijadikan pengembanagn EBP intervensi
Asuhan Kepearwatan dalam mengatasi gangguan tidur pada kelompok
mahaisswa, pengembnagan sop intervensi kepearwatan, dan pengembagan
EBP terapi kompelenter.
3. Manfaat bagi Peneliti Selanjutnya
Data dari hasil literatur review ini diharapkan dapat menjadi data
informasi pengembangan penelitian selanjutnya terkait pemanfaatan
intervensi terapi murottal Al-Qur’an terhadap Gangguan Istirahat Tidur:
Insomnia yang berfokus pada Asuhan Keperawatan Spiritual Muslim.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam skripsi bentuk Literature Review yang berjudul “Efektivitas
Terapi Murotal Al-Qur’an Terhadap Gangguan Istirahat Tidur: Insomnia Pada
Mahasiswa Tingkat Akhir Dalam Menghadapi Skripsi” peneliti menguraikan
lima BAB yaitu:
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang penelitian, permasalaha
yang tercangkup pada penelitian, tujuan penelitian, manfaat yang dapat
diambil dari penelitian dan bagian akhir diuraikan sistematikan pembahasan
laporan penelitian. Pada bab ini juga memaparkan fenomena yang diangkat
untuk melatarbelakangi tema yang sudah ditentukan pada penelitian ini.
BAB II. METODE
Pada bab ini menguraikan mengenai desain penelitian yang akan
dilakukan, database pencarian literature, kata kunci yang digunakan dalam
mencari literature, kriteria inklusi dan ekslusi serta hasil pencarian dan seleksi
literature. Pada bab ini berisi pemaparan mengnai cara pengambilan literature
melalui database dan kriteria-kriteria pada penelitian untuk memudahkan
mencari artikel literature yang sesuai dengan tema dan permasalahan dalam
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilini, M., Mansyur, A. Y., & Ridfah, A. (2019). Efektivitas Mendengarkan


Murottal Al-Quran Dalam Menurunkan Tingkat Insomnia Pada Mahasiswa.
Psikis : Jurnal Psikologi Islami, 5(2), 146–154.
https://doi.org/10.19109/psikis.v5i2.2103

Fernando, R., Hidayat, R., Studi, P., Keperawatan, S., Pahlawan, U., & Tambusai,
T. (2020). Hubungan Lama Penggunaan Media Sosial Dengan Kejadian
Insomnia Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pahlawan
Tuanku Tambusai Tahun 2020. Jurnal Ners, 4(2), 83–89.
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/

Iksan, R. R., & Hastuti, E. (2020). Terapi Murotal dalam Upaya Meningkatkan
Kualitas Tidur Lansia. Jurnal Keperawatan Silampari, 3(2), 597–606.
https://doi.org/10.31539/jks.v3i2.1091

Mujamil, J. A., Harini, R., & Fauziah, L. (2017). Pengaruh mendengarkan Al-
Qur’an terhadap kualitas tidur mahasiswa tingkat akhir program studi sarjana
keperawatan angkatan 2012 di STIK Immanuel Bandung. Jurnal Sehat
Masada, 11(1), 73–80.

Sari, desi ratna, & Asiva, Z. (2019). Pengaruh Murottal Alquran Surat Al-Fatihah
Untuk Menurunkan Tingkat Insomnia Pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi
Islam, 6(2), 23–36.

Serly Monika Putri, Laode Rijai, R. A. (2020). Proceeding of Mulawarman


Pharmaceuticals Conferences Kajian Penggunaan Obat Insomnia sebagai
Penyakit Penyerta pada Salah Satu Rumah Sakit Khusus Daerah di
Kalimantan Timur. 94–101. https://doi.org/10.25026/mpc.v12i1.415
Wuryaningsih, E. W., Anwar, A. D., Wijaya, D., & Kurniyawan, E. H. (2018).
Murottal al-quran therapy to increase sleep quality in nursing students. UNEJ
E-Proceeding, 7–14.

Anda mungkin juga menyukai