Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN JURNAL

Untuk memenuhi tugas Praktik Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia


Program Studi Profesi Ners

Dosen Pembimbing:
Ns, Sajodin, M.Kes.,AIFO

Oleh:
Kelompok 2

Ekka Nur Fitrya Agustin 402021092 Suci Pratiwi Mulyani 402021072


Putri Saprilasari Harahap 402021055 Rizki Julia Wahyuni 402021034
Nur Ranti Luthfiani 402021075 Putri Nur Habibah 402021060
Dizza Tresa Desclara 402021097 Astri Indriyani 402021064
Huwaida Herlinda 402021011 Desi Putri Anjani 40202170
Kosjana
Erna Sri Permatasari 402021054 Ari Puspa Novianti 402021081
Eli Sartika 402021082 Belinda Rizky Amalia 402021036

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERISTAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i

DAFTAR TABEL..................................................................................................ii

PENDAHULUAN BAB I.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................3

C. Tujuan...........................................................................................................4

D. Manfaat.........................................................................................................4

BAB II METODE...................................................................................................5

A. Metode/Strategi Penulusuran Bukti..............................................................5

1. Hasil Pencarian Studi................................................................................5

2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi.....................................................................5

BAB III HASIL PENELITIAN............................................................................7

BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 PICO........................................................................................................3

Tabel 2.1 Format PICOS ………………… …………………………….


………..6Y

Tabel 3. 1 Kaidah VIA............................................................................................7

Tabel 3.2 Matriks Telaah Jurnal…………………………..……………………..30

Tabel 3. 3 Deskripsi Topik Definisi Terapi Murottal Al-Qur'an..........................34

Tabel 3. 4 Deskripsi Topik Prosedur Murottal Al-Qur’an....................................36

Tabel 3. 5 Deskripsi Topik Frekuensi dan Durasi Terapi Murottal Al-Qur’an....38

Tabel 3. 6 Deskripsi Pengaruh Penerapan Terapi Murottal Al-Qur’an................39


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
diakibatkan adanya kerusakan jaringan, secara aktual maupun potensial atau yang
digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Nyeri adalah suatu pengalaman
sensorik yang multidimensional. Fenomena ini dapat berbeda dalam intensitasnya
(ringan,sedang, berat), kualitas (tumpul, seperti terbakar, tajam), durasi (transien,
intermiten,persisten), dan penyebaran (superfisial atau dalam, terlokalisir atau
difus). Nyeri memiliki komponen kognitif dan emosional, yang digambarkan
dalam suatu bentuk penderitaan. Nyeri juga berkaitan dengan reflex menghindar
dan perubahan output otonom (Bahrudin, 2017)
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Nyeri memberikan stimulus yang
mengenai tubuh seperti (mekanik, termal, kimia) menyebabkan pelepasan
substansi kimia seperti histamine, bradykinin, kalium. Substansi tersebut
menyebabkan nosiseptor bereaksi saat mencapai ambang nyeri, maka akan timbul
impuls syaraf yang akan dibawa oleh serabut saraf perifer ( serabut A-delta dan
serabut C). impuls syaraf akan dibawa sepanjang serabut syaraf sampai ke kornu
dorsalis medulla spinalis. Impuls syaraf tersebut akan menyebabkan kornu
dorsalis melepaskan neurotrasmiter (substansi P). Substansi P ini menyebabkan
transmisi sinapis dari saraf perifer ke saraf traktus spinotalamus. Hal ini
memungkinkan impuls syaraf ditransmisikan lebih jauh ke dalam system saraf
pusat. Setelah impuls syaraf sampai diotak, otak mengolah kemudian akan timbul
respon reflek protektif.
Proses fisiologi nyeri diawali dengan 1) Transduksi: Proses dimana akhiran
syaraf aferen menerjemahkan stimulus ke dalam impuls nosiseptif. Ada tiga
serabut saraf yang terlibat dalam proses ini yaitu serabut A-beta, A-delta dan C.
silent nociceptor, juga terlibat dalam proses transduksi, merupakan serabut saraf
aferen yang tidak berespon terhadap stimulasi eksternal tanpa adanya mediator
inflamasi. 2) Transmisi: Proses dimana impuls disalurkan menuju kornu dorsalis
medulla spinalis, kemudian sepanjang traktus sensorik menuju otak. Neuron
aferen primer merupakan pengirim dan penerima aktif dari sinyal elektrik dan
kimiawi. Aksonnya berakhir di kornu dorsalis medulla spinalis dan selanjutnya
berhubungan dengan banyak neuron spinal. 3) Modulasi: Proses amplifikasi sinyal
neural terkait nyeri. Proses ini terjadi di kornu dorsalis medulla spinalis, dan
mungkin juga terjadi di level lainnya. Sistem nosiseptif mempunyai jalur
desending berasal dari korteks frontalis, hipotalamus, dan area otak lainnya ke
otak tengah (midbrain) dan medulla oblongata, selanjutnya menuju medulla
spinallis. Hasil dari proses inhibisi desendens ini adalah penguatan, nyeri berbeda
pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebut lah
yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. 4)
Persepsi: Fase ini merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri, pada saat
individu menjadi sadar akan adanya suatu nyeri, maka terjadi suatu reaksi
kompleks. Fase ini dimulai saat nosiseptor telah mengirimkan sinyal pada
formation reticularis dan thalamus, sensasi nyeri memasuki pusat kesadaran dan
afek. Kemudia sinyal dilanjutkan ke area limbik dimana area ini mengandung sel-
sel yang bias mengatur emosi. Area ini akan memproses reaksi emosi terhadap
suatu nyeri. Proses ini berlangsung cepat sehingga suatu stimulus nyeri dapat
segera menghasilkan emosi.
Sectio caesarea yaitu salah satu tindakan operasi untuk mengeluarkan bayi
dengan melakukan insisi atau pemotongan pada kulit, otot perut, serta rahim ibu.
Sectio caesarea umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal melalui
vagina tidak memungkinkan atau karena adanya indikasi medis maupun non-
medis. Adapun kontraindikasi sectio caesarea adalah : Gawat janin, syok, anemia
berat, kelainan kongenital berat, infeksi progenik pada dinding abdomen,
minimnya fasilitas operasi sectio caesarea. Sebaiknya sebelum dilakukan
persalinan SC perlu dilakukan pemeriksaan : Kadar Hb, pemeriksaan Ultra sound
pada usia 12 sampai 20 minggu, pemeriksaan doppler untuk mengetahui kondisi
jantung janin, pemeriksaan hormone Hcg untuk mengetahui umur kehamilan, dan
amniosentesis untuk mengetahui fungsi paru janin.
Jenis sectio caesarea berdasarkan irisannya ada 2 macam, yang pertama SC
Segmen bawah, untuk indikasi : janin letak memanjang, masih ingin anak, tidak
ada kesulitan mencapai segmen bawah rahim. Yang kedua yaitu untuk indikasi :
kesulitan mencapai SBR, letak lintang dengan janin besar, gawat janin, plasenta
previa dengan insersi di depan, sterilisa. Sedangkan menurut waktu pelaksanaan
SC ada 2 macam, yaitu emergency dan elective. Emergency adalah apabila
persalinan tidak segera dikerjakan bisa mengancam keselamatan ibu dan atau
janinnya, sedang elective adalah persalinan yang bisa direncanakan waktunya.
Komplikasi utama persalinan sectio caesarea adalah kerusakan organ-organ
seperti vesika urinaria dan uterus saat dilangsungkannya operasi, komplikasi
anastesi, perdarahan, infeksi dan tromboemboli. Kematian ibu lebih besar jika
dibandingkan dengan persalinan pervaginam. Sulit untuk memastikan hal tersebut
terjadi apakah dikarenakan prosedur operasinya atau karena alasan yang
menyebabkan ibu hamil tersebut harus dioperasi. Takipneu sesaat pada bayi baru
lahir lebih sering terjadi pada persalinan sectio caesarea dan kejadian-kejadian
trauma persalinanpun tidak dapat disingkirkan. Resiko jangka panjang yang dapat
terjadi adalah terjadinya plasenta previa, solusio plasenta akrata dan ruptur uteri.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, perlu dilakukan
analisis studi literatur yang penting untuk dijadikan evidence based nursing
dalam pemberian asuhan keperawatan, penulis akan menganalisis literatur
mengenai mengenai pengaruh terapi murrotal Al-quran dalam menurunkan nyeri
pada pasien post Sectio Caesarea. Adapun penentuan PICO adalah sebagai berikut

Tabel 1. PICO

Problem / Pasein post sectio caesarea


Population (P)
Intervensi (I) Terapi murottal al-qur’an
Comparison (C) Pengaruh terapi murottal al-qur’an dalam
menurunkan intensitas nyeri
Outcome (O) Setelah dilakukan analisis jurnal diharapkan
mengetahui keefektifitasan terapi murottal al-qur’an
bagi pasien post sectio caesarea
Mengetahui prosedur dalam pemberian intervensi
terapi murottal al-qur’an

C. Tujuan
Tujuan umum penulis dalam penelitian ini adalah melihat pengaruh dan
efektifitas terapi murottal al-qur’an dalam menurunkan intensitas nyeri post sectio
caesarea di ruang Nifas Rumah sakit ibu dan anak kota Bandung.

D. Manfaat
Hasil studi literatur ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk
pemberian intervensi non farmakologi untuk pasien post sectio caesarea yang
mengalami nyeri. Selain itu, hasil ini dapat diaplikasikan secara langsung oleh
tenaga kesehatan maupun berbagai pendukung kegiatan pelayanan kesehatan di
masyarakat
BAB II
METODE

A. Metode/Strategi Penulusuran Bukti


1. Hasil Pencarian Studi
Berdasarkan hasil penelusuran telaah artikel di beberapa database dan
menggunakan kata kunci yang telah disesuaikan dengan MeSH, peneliti
mendapatkan 10 artikel yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Hasil pencarian
didapatkan 8 aritikel yang sesuai dengan topik penelitian. Peneliti kemudian
melakukan skrining berdasarkan judul (n= 8), dan dari hasil skrining tersebut
didapatkan artikel yang full text (n=8) yang disesuaikan dengan tema, responden
dan tahun artikel. Penilaian yang dilakukan berdasarkan kelayakan terhadap
kriteria inklusi dan eksklusi diperoleh 5 artikel nasional. Tahun artikel yang
dipilih oleh peneliti yaitu mulai dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020.
Kemudian terhadap 5 artikel dilakukan penilaian kualitas keseluruhan isi artikel.
Kelima artikel tersebut memiliki kualitas yang baik. Berdasarkan hal ini maka
peninjauan laporan telaah jurnal dilakukan terhadap 5 artikel tersebut
2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOS yang
terdiri dari (Nursalam, 2020):
1. Population/problem: adalah masalah atau populasi yang akan dianalisis sesuai
tema yang telah ditentukan dalam literatur.
2. Intervention: adalah suatu tindakan penatalaksanaan pada masalah yang
dialami oleh perorangan atau masyarakat disertai penjelasan mengenai
penatalaksanaan studi sesuai dengan tema yang telah ditentukan dalam
literatur.
3. Comparation : adalah intervensi atau penatalaksanaan lain yang digunakan
untuk pembanding, jika tidak ada bisa menggunakan kelompok kontrol dalam
studi yang terpilih.
6

4. Outcome : adalah hasil atau luaran yang didapatkan dari studi terdahulu
sesuai dengan tema yang telah ditentukan dalam literatur.
5. Study : adalah metode penelitian yang digunakan dalam artikel yang akan di
review.
Tabel 2. Format PICOS

Kriteria Inklusi Eksklusi


Population Pasien Post Sectio Caesarea Pasien post operasi
Intervention Terapi Murottal Al-Qur’an Bukan Intervensi Terapi Murottal
Menurunkan Intensitas Nyeri Al-Qur’an
Post Sectio Caesarea
Comparators Tidak ada intervensi -Tidak ada intervensi pembandingan
pembandingan
Outcomes Mengidentifikasi pengaruh Tidak mengidentifikasi pengaruh
Terapi Murottal Al-Qur’an Terapi Murottal Al-Qur’an
Menurunkan Intensitas Nyeri Menurunkan Intensitas Nyeri Post
Post Sectio Caesarea Sectio Caesarea
Study Design and Menggunakan Desain Quasi Tidak ada kriteria eksklusi
Publications type Exsperimental Pretest-
Posttest Control Group
Publications Di atas tahun 2016 Sebelum tahun 2016
Years
Language Indonesia dan Inggris Selain bahasa Indonesia dan Inggris
BAB III
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penelusuran jurnal penelitian mengenai pengaruh terapi murotal al-quran terhadap penurunan nyerii pasien post
sectio caesarea , maka peneliti memperoleh 5 jurnal terkait dengan topik yang sesuai dengan kriteria inklusi yang dituangkan ke
dalam tabel. 5 jurnal dianalisis menggunakan pendekatan VIA (Validity, Importancy and Applicability). Berikut adalah analisis
artikel menggunakan kaidah VIA.
Tabel 3. Kaidah VIA

No JURNAL VALIDITY IMPORTANCY APPLICABILITY


1 Judul : V1: Penelitian ini berkontribusi Pada artikel penelitian
Terapi Murottal Al-Qur’an jurnal ini menggunakan populasi penelitian dalam menurunkan ini dijelaskan mengenai
Menurunkan Intensitas Nyeri ini adalah ibu postpartum sectio caesaria Intensitas Nyeri Post kegunaan teknik terapi
Post Sectio Caesarea Di sebanyak 133 kasus. Sampel penelitian ini Sectio Caesarea karena Murottal Al-Qur’an
Rumah Sakit Roemani adalah ibu postpartum sectio caesaria Murottal Al-Qur’an direkomendasikan untuk
Muhammadiyah Semarang sebanyak 30 orang. merupakan salah satu dapat dijadikan SOP di
Penulis : Teknik pengambilan sampling dilakukan musik yang memiliki Rumah Sakit Roemani
Eny Purwati dengan cara purposive sampling , sebanyak pengaruh positif bagi Muhammadiyah
Machmudah 30 responden. pendengarnya. Dengan Semarang sebagai
Nikmatul Khayati Kesimpulan: pemberian terapi musik alternatif untuk
Tahun : 2019 Penelitian ini menjelaskan mengenai ini, suara dapat mengurangi intensitas
ketepatan subjek dan juga kriteria inklusi, menurunkan hormon- nyeri post sectio
namun tidak dijelaskan kriteria eksklusi dan hormon stres, caesarea, serta untuk
kriteria drop-out sampel. mengaktifkan hormon petugas kesehatan
Metode pengumpulan data dengan cara data endorfin alami, lainnya teknik ini juga
dianalisa menggunakan statistik deskriptif meningkatkan perasaan dapat dikolaborasikan
V2 : rileks, dan mengalihkan dengan hipnoterapi.
Penelitian ini menggunakan eksperimental perhatian dari rasa takut,
semu (quasi experiment). Desain penelitian cemas dan tegang,
ini menggunakan pre and post test design memperbaiki sistem kimia
1. Dari 30 responden dibagi menjadi 2 tubuh sehingga
kelompok yaitu kelompok kontrol menurunkan tekanan darah
sebanyak 15 orang yang akan serta memperlambat
mendapatkan intervensi Terapi Musik pernafasan, detak jantung,
Mozart dan kelompok intervensi denyut nadi, dan aktivitas
sebanyak 15 orang yang akan mendapat gelombang otak
intervensi Terapi Murottal Al-Qur’an
2. Hal yang pertama dilakukan mengisi
kuesioner sebelum dilakukan intervensi..
3. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu kuesioner dan lembar
observasi yang diberikan sebelum dan
sesudah mendapatkan intervensi..
Kesimpulan :
Pada Penelitian ini prosedur pemberian
terapi murotal dan terapi musik mozart tidak
dijelaskan secara detail, sehingga pembaca
kurang memahaminya.
V3:
Pemilihan sampel dalam penelitian ini
berdasarkan kriteria inklusi yaitu pasien post
operasi Sectio Caserua.
Kesimpulan :
Pemilihan sampel cukup baik terlihat dari
homogenitas sampel melalui kriteria inklusi
serta pemilihan sampel secara random
V4:
Data penelitian dianalisis menggunakan uji
normalitas data, karena data berdisribusi
tidak normal, sehingga uji statistik yang
digunakan adalah Wilcoxon. Analisa
bivariat untuk mengetahui perbedaan Terapi
Musik Mozart dan Murottal Al-Qur’an
terhadap intensitas nyeri post sectio caesarea
menggunakan uji Mann Whithney Test
- Penelitian dapat diketahui bahwa
intensitas nyeri post sectio caesarea
sebelum terapi murottal Al-Qur’an rata-
rata adalah 6,60 dengan standar deviasi
0,737. Intensitas nyeri paling rendah
adalah 6 dan nyeri tertinggi adalah 8
- Hasil penelitian dapat diketahui bahwa
intensitas nyeri post sectio caesarea
sesudah terapi murottal Al-Qur’an rata-
rata adalah 3,27 dengan standar deviasi
0,594. Intensitas nyeri paling rendah
adalah 2 dan nyeri tertinggi adalah 4.
- Hasil penelitian dapat diketahui bahwa
P-value = 0,000, hal ini menunjukkan
bahwa ada perbedaan terapi musik
mozart dan murottal Al-Qur’an terhadap
intensitas nyeri post sectio caesarea
Kesimpulan:
Analisis yang dilakukan tepat. Terdapat
sajian data univariat sebagai baseline data
dan bivariat
V5:
Pembahasan menyebutkan kesamaan hasil
penelitian dengan penelitian sebelumnya.
Akan tetapi dari penelitian sebelumnya yang
membedakan adalah kriteria inklusi
Kesimpulan:
Terdapat pembahasan non internal causal
validity dan eksternal validity namun pemb
ahasan causal internal validity tidak
ditemukan
2 Judul: V1: Pada Jurnal ini didapatkan Terapi murrotal bisa
Terapi Mutorral - Tekhnik pengambilan sampel yang hasil bahwa pemberian dilakukan dirumah sakit
Menurunkan Tingkat Nyeri digunakan yaitu purposive sampling terapi murrotal dalam maupun dirumah secara
Pasien Post Sectio Caesaria berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. menurunkan nyeri post mandiri ketika pasien
Penulis: - Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu SC. Penelitian ini sedang timbul nyeri
Endah Wahyuningsih post SC di ruang obstetric RSUP Dr. memiliki kontribusi dalam dengan dibantu oleh
Nikmatul Khayatu Kariadi Semarang sebanyak 2 orang meningkatkan asuhan keluarga.
Tahun: 2020 yang sesuai dengan kriteria inklusi dan keperawatan pada ibu post
ekslusi. SC untuk menurunkan
- Kriteria inklusi dalam penelitian ini skala nyeri yang dirasakan.
yaitu, pasien post SC hari pertama
dengan masalah keperawatan rasa nyeri
akibat adanya luka bekas pembedahan di
abdomen, jenis kelamin, agama, tidak
ada gangguan pendengaran, bersedia
menjadi responden dan dalam kesadaran
penuh yang akan diberikan intervensi
terapi Murottal Al-Quran.
- Kriteria ekslusinya yaitu pasien post SC
lebih dari 2 atau 3 hari, beragama non
islam, mengalami gangguan
pendengaran, dan mengalami penurunan
kesadaran
- Rancangan yang digunakan adalah pre
test-post test dengan menggunakan
lembar observasi nyeri dengan skala
NRS (numeric rating scale)
Kesimpulan:
Penelitian ini menjelaskan mengenai subjek,
kriteria inklusi dan ekslusi dengan baik
V2:
Penelitian ini menggunakan penelitian
deskriptif dengan pendekatan pre test dan
post test. Pengkajian nyeri menggunakan
lembar NRS (Numeric Rating Scale)
sebelum dan sesudah diberikan intervensi.
Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan rekam medik, wawancara,
observasi serta peran aktif dalam pemberian
asuhan keperawatan. Alat yang digunakan
dalam pengumpulan data yaitu lembar
observasi nyeri dengan skala NRS.
Pemberian terapi murottal dan napas
dilakukan sekali perhari selama 25 menit
dan dilakukan ketika pasien sedang merasa
nyeri secara mandiri. Setelah dilakukan
intervensi pasien dikaji kembali skla nyeri
nya. Terapi diberikan 2 jam setelah pasien
meminum obat analgetik agar respon
penurunan murni akibat intervensi murottal
dan bukan karena efek obat analgetik yang
telah diberikan. Intervensi dilakukan selama
3 hari berturut-turut.
Kesimpulan:
Prosedur dijelaskan secara detail sehingga
pembaca mudah dalam
mengimplementasikannya
V3:
Pemilihan sampel dalam penelitian ini
berdasarkan kriteri inklusi dan ekslusi.
Kesimpulan:
Pada penelitian ini tidak terdapat factor
perancu
V4:
Pengumpulan data menggunakan rekam
medik, wawancara, observasi serta peran
aktif dalam pemberian asuhan keperawatan.
Alat yang digunakan untuk pengumpulan
data adalah lembar observasi nyeri dengan
skala NRS. Berdasarkan hasil studi yang
telah dilaksanakan pada kedua responden
didapatkan hasil bahwa terapi murottal
dikombinasikan dengan napas dalam mampu
menurunkan nyeri pada pasien post SC
dengan penurunan nyeri dengan rata-rata 1
poin dari skala 5 menjadi 1 setelah terapi
murottal
Kesimpulan:
Analisis yang digunakan dalam penelitian
tidak dijelaskan secara lengkap, terdapat
hasil dari penelitian ini
V5:
Pada pembahasan terdapat penjelasan
mengenai kesamaan hasil penelitian dengan
penelitian sebelumnya, terdapat pembahasan
hasil penelitian dalam artikel. Jumlah
sampel pada penelitian ini tidak cukup untuk
penelitian intervensi, sehingga kesimpulan
tidak dapat digeneralisasi
Kesimpulan:
Terdapat pembahasan non internal causal
validity, pembahasan internal validity dan
eksternal validity.
3 Judul: V1: Pada penelitian ini Artikel penelitian ini
Pengaruh Murottal Al- Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dijelaskan kontribusi menjelaskan manfaat
Qur’an Terhadap Intensitas ibu yang menjalani persalinan operasi pemberian intervensi terapi murottal al-qur’an
Nyeri Pada Pasien Post section caesarea setelah 6 jam operasi dan dengan terapi murottal al- sehingga dapat
Operasi Sectio Caesarea sebanyak 22 responden (11 responden qur’an surat al-kahf yang diterapkan sebagai
Penulis: kelompok perlakuan dan 11 responden dapat menurunkan bagian dari asuhan
Khairun Nuhan kelompok kontrol). intensitas nyeri pada keperawatan.
Titi Astusi Kesimpulan: pasien post operasi sectio
Al Murhan Penelitian ini tidak menyebutkan kriteria caesarea sehingga
Tahun:2018 ekslusi dan inklusi peneitian berperan
V2: terhadap pengembangan
Jenis penelitian ini adalah penelitian ilmu keperawatan.
kuantitatif, desain penelitian ini
menggunakan quasi experiment, rancangan
penelitian menggunakan non equivalent with
control group. Penelitian ini terdiri dari dua
variaaaabel yaitu variabel bebas
(independent) dan variabel terikat
(dependent). Menilai intensitas nyeri peneliti
menggunakan alat ukur (instrument) lembar
NRS dengan renttang skala nyeri 0-10. Alat
yang digunakan Mp3 dan headset yang
berisi murottal al-qur’an surat Al-Kahfi
dengan qori Muhammad Taha Al-Junayd.
Kesimpulan:
Prosedur dipaparkan dengan jelas dan detail
V3:
Sampel pada penelitian ini diambil dengan
menggunakan cara accidental sampling
dengan pengambilan sampel untuk masing-
masing kelompok adalah 11 responden
untuk kelompok perlakuan dan 11
responden untuk kelompok kontrol. 22
responden ibu post operasi section caesarea
setelah 6 jam operasi dan dirawat.
Kesimpulan:
Pemilihan sampel homogeny sehingga
pengontrol perancu cukup terkendali.
V4:
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat
perbedaan intensitas nyeri sebelum dan
sesudah diberikan terapi murottal pada
kelompok perlakuan (p value 0.002) dan
terdapat perbedaan penurunan intensitas
nyeri sebelum dan sesudah diberikan terapi
murottal pada kelompok kontrol (p-value
0.003). Hasil analisis perbedaan pada
kelompok kontrol disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan selisih rata-rata intensitas
nyeri pada kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan (pvalue 0.001), sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh
terapi murottal al-qur’an terhadap penurunan
intensitas nyeri pada pasien post operasi SC
pada kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan. Berdasarkan angka penurnan vp-
value, maka dapat disimpulkan bahwa terapi
al-qur’an efektif menurunkan nyeri pada
pasien post operasi SC.
Kesimpulan:
Analisis yang dilakukan tepat.
V5:
Pembahasan menyebutkan kesamaan hasil
dengan penelitian sebelumnya dan
membahas hasil penelitian dalam artikel.
Jumlah sampel banyak dan menggunakan
kelompok kontrol sehingga kesimpulan
dapat digeneralisasi.
Kesimpulan:
Terdapat pembahasan internal validity dan
eksternal vaidity.
4 Judul : V1: Metode terapi Murottal Artikel penelitian
Pengaruh Terapi Murottal Jurnal ini menggunakan sampel di Rsi Sunan dapat menurunkan menjelaskan prosedur,
Terhadap Nyeri Pasien Post Kudus Kabupaten Kudus sebanyak 40 orang intensitas nyeri terhadap waktu pemberian, dan
Seksio Sesaria Di Rsi Sunan yaitu 20 responden yang diberi terapi pasien post operasi Sectio manfaat terapi Murottal
Kudus Kabupaten Kudus murottal dan kelompok tidak diberi terapi Caesarea. Penelitian ini terhadap penurunan
Tahun 2016 murottal sebanyak 20 responden dari memiliki kontribusi intensitas nyeri pada
Penulis: terhadap perkembangan pasien dengan post SC
populasi seluruh ibu post SC yang dirawat d
Heny Siswanti ilmu keperawatan sehingga dapat
RSI Sunan Kudus pada bulan Agustus
Ummi Kulsum2 sampai Oktober. Pengambilan sampel khususnya dalam diterapkan sebagai
Tahun: 2017 dilakukan dengan cara consecutive meningkatkan asuhan pengembangan
Penerbit: sampling. keperawatan pada ibu post intervensi dalam
University Research Kesimpulan: partum. peningkatan
Colloquium Metode pengambilan data bersifat random pengetahuan asuhan
keperawatan.
dengan jumlah sampel kelompok intervensi
dan kontrol.
V2
Pada penelitian ini menggunakan desain
penelitian quasieksperiment. melalui
kelompok two group comparrison pretest-
posttest design. Di dalam desain ini
observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu
sebelum dilakukan perlakuan dan sesudah
dilakukan perlakuan. Pada teknik ini semua
subyek yang memenuhi syarat penelitian
direkrut sampai dengan besar sampel
terpenuhi. Besar sampel untuk masing –
masing kelompok 20 responden yang diberi
terapi murottal dan kelompok tidak diberi
terapi murottal sebanyak 20 responden.
Untuk pelaksanaan terapi murottal
menggunakan hand phone yang terdiri dari
suratan pendek pada juz 30 yang lebih
mudah dihafal dan familiar dalam
pendengaran orang, diperdengarkan selama
15 menit , sedangkan untuk skala nyeri
menggunakan format prosedur tetap
pengkajian nyeri yaitu VAS. Peneliti
menjelaskan pemakaian instrument VAS
tadi secara hati– hati dan sejelas – jelasnya
kepada responden.
Kesimpulan:
Prosedur dijelaskan secara detail sehingga
pembaca mudah dalam
mengimplementasikannya
V3:
Pemilihan sampel pada penelitian ini
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi
namun tidak dipaparkan dan tidak terdapat
faktor perancu
Kesimpulan:
Pemilihan sampel tidak homogen sehingga
pengontrol perancu kurang diperhatikan.
V4:
Analisis data menggunakan perangkat lunak
komputer, hasil penelitian ini disajikan
dalam bentuk analisis univariat dan analisis
bivariat menggunakan uji idependent t-Test
1. Pengaruh terapi murotal al-quran
terhadap penurunan nyeri post seksio
sesaria di RSI Sunan Kudus sebelum
dilakukan terapi murotal di peroleh rata-
rata 6,03 dengan standar deviasi 0,885
2. Pengaruh terapi murotal al-quran
terhadap penurunan nyeri post seksio
sesaria di RSI Sunan Kudus sesudah
dilakukan terapi murotal di peroleh rata-
rata 5,49 dengan standar deviasi 1,121
3. Perbedaan sebelum dan sesudah di
berikan terapi murotal yaitu dengan
hasil uji penelitian mendapatkan nilai
signifikansi 0.000 < 0,05, maka Ho
ditolak. Sedangkan nilai t-hitung>t-tabel
(4,584>2,035) maka Ho ditolak sehingga
dapat disimpulan ada pengaruh yang
signifikan terapi murottal terhadap nyeri
klien post operasi sesiosesaria di RSI
Sunan Kudus
Kesimpulan:
Analisis yang dilakukan tepat
V5:
Pembahasan menyebutkan kesamaan hasil
penelitian dengan penelitian sebelumnya.
Jumlah sampel banyak menggunakan
kelompok kontrol , sehingga kesimpulan
tidak dapat digeneralisasikan.
Kesimpulan:
Terdapat pembahasan internal casual
validity dan eksternal validity, namun
pembahasan non internal validity tidak
ditemukan.
5 Judul : V1 : Pada jurnal ini didapakan Artikel penelitian ini
Pengaruh terapi murotal Ar- Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hasil bahwa pemberian menjelaskan manfaat
Rahman pada pasien pasca yang menjalin persalinan operasi section terapi murottal dalam terapi murottal al-Qur’an
operasi caesar di RSUD Dr. caesarea yang berjumlah sebanyak 40 menurunkan nyeri pasca sehingga al-qur’an
R. Goeteng Tarunadibrata responden (20 responden kelompok kontrol operasi. Mendengarkan diterapkan sebagai
Purbalingga. dan 20 responden kelompok perlakuan). murottal akan memberikan bagian dari asuhan
Penulis : Kesimpulan : efek ketenangan dalam keperawatan.
Ikit Netra Wirakmi Peneliti menjelaskan kriteria inklusi dan tubuh sebab adanya unsur
Arlyana Hikmanti ekslusi yaitu : meditasi, autosugesti dan
Tahun : 2016 Kriteria inklusi : beragama islam, suku jawa, relaksasi. Rasa tenang ini
pasca operasi SC hari ke 2, pasien SC untuk akan memberikan respon
pertama kalinya dan pasien yang didampingi emosi positif yang sangat
oleh keluarganya. berpengaruh
Kriteria ekslusi : pasien yang mendapatkan mendatangkan persepsi
pengobatan komplementer lain dan yang positif.
menolak untuk menjadi responden.
V2:
Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi
Eksperiment dengan pendekatan Pretest-
Posstest Control Group Design, teknik
pengambilan sampel adalah Consecutive
sampling. Penelitian ini memberikan
perlakuan terapi dengan mempergunakan
murottal Ar-Rahman yang dilanturkan
Ahmad Saud. Bacaan Ar-Rahman
didengarkan melalui handphone selama 13
menit 55 detik pada 5-7 jam setelah
diberikan terapi farmakologik
Karakteristik surat ar-rahman yang
dilantunkan oleh ahmad saud telah
divalidasi dilaboratorium seni fakultas
budaya dan seni Universitas Negri
Semarang. Surat Ar-rahman mempunyai
timbre medium. Pitch 44 Hz, harmony
regular dan consistent, rhythm andate
(mendayu-dayu), volume 60
decibel,intensitas medium amplitude. .
Kesimpulan :
Prosedur dipaparkan dengan jelas dan detail
V3:
Sampel pada penelitian ini diambil dengan
menggunakan cara consecutive sampling.
Dengan jumlah sampel adalah 40 responden
dengan pengambilan sampel untuk masing-
masing kelompok adalah kelompok kontrol
20 responden dan kelompok perlakuan 20
responden.
V4 :
Hasil penelitian uji statistik menunjukan
bahwa terdapat perbedaan penurunan
tekanan darah antara kelompok kontrol
dengan perlakuan dengan nilai tekanan
sistole p = 0.003, tekanan diastole p = 0.018
(p>0.05) namun tidak terdapat perbedaan
bermakna penurunan frekuensi nadi dan
pernafasan antara kelompok kontrol dengan
perlakuan dengan nilai frekuensi nadi p =
0.429 dan frekuensi respirasi p = 0,666.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan bermaksa penurunan
frekuensi nadi dan pernafasan antara
kelompok kontrol dengan perlakuan.
V5 :
Pembahasan menyebutkan kesamaan hasil
dengan penelitian sebelumnya dan
membahas hasil penelitian dalam artikel.
Jumlah sampel banyak dan menggunakan
kelompok kontrol sehingga kesimpulan
dapat digeneralisasi.
Kesimpulan:
Terdapat perbedaan frekuensi respirasi yang
bermakna antara sebelum dengan sesudah
observasi pada kelompok kontrol dan tidak
terdapat perbedaan tekanan darah dan
frekuensi nadi yang bermakna antara
sebelum dengan sesudah observasi pada
kelompok kontrol. Terdapat perbedaan
tekanan darah dan frekuensi nadi yang
bermakna antara sebelum dengan sesudah
intervensi pada kelompok perlakuan dan
tidak terdapat perbedaan frekuensi respirasi
yang bermakna antara sebelum dengan
sesudah intervensi pada kelompok
perlakuan. Terdapat perbedaan bermakna
penurunan tekanan darah antara kelompok
kontrol dengan perlakuan namun tidak
terdapat perbedaan bermakna penurunan
frekuensi nadi dan
pernafasan antara kelompok kontrol dengan
perlakuan
Tabel 3.2 Matriks Telaah Jurnal

Topik Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3 Jurnal 4 Jurnal 5


Judul Jurnal Terapi Murotta Al- Terapi Mutorral Pengaruh Murottal Al- Pengaruh Terapi Pengaruh terapi
Qur’an Menurnkan Menurunkan Tingkat Quran Terhadap Murottal Terhadap murotal Ar-Rahman
Intensitas Nyeri Post Nyeri Pasien Post Sectio Intensitas Nyeri Pada Nyeri Pasien Post pada pasien pasca
Sectio Caesarea Di Caesaria Pasien Post Operasi Seksio Sesaria Di Rsi operasi caesar di
Rumah Sakit Roemani Sectio Caesarea Sunan Kudus RSUD Dr. R. Goeteng
Muhammadiyah Kabupaten Kudus Tarunadibrata
Semarang Tahun 2016
Jumlah 30 Responden 2 Responden 22 Responden 20 Responden 20 Responden
Responden
Jenis Ibu Post Partum Post Ibu Post Partum Post Ibu Post Partum Post Ibu Post Partum Post Ibu Post Partum Post
Penyakit Sectio Caesarea Sectio Caesarea Sectio Caesarea Sectio Caesarea Sectio Caesarea
Hasil Ukur Didapatkan hasil Didapatkan hasil bahwa Didapatkan hasil Didapatkan hasil skla
intensitas nyeri post terapi murottal intensitas nyeri post nyeri terendah sebelum
sectio caesarea di dikombinasikan dengan section caesarea pada intervensi adalah 4 dan
Rumah Sakit Roemani napas dalam mampu kelompok perlakuan tertinggi 7. Skala nyeri
Muhammadiyah menurunkan nyeri pada sebelum diberikan setelah intervensi
Semarang sebelum pasien post SC dengan intervensi terapi terendah 3 dan tertinggi
dilakukan terapi penurunan nyeri dengan murottal al-quran 5. Dari hasi estimasi
musik mozart rata-rata rata-rata 1 poin dari skala yaitu skala terendah interval dapat
7,47 (nyeri berat 5 menjadi 1 setelah terapi adalah 6 (nyeri disimpulkan bahwa
terkontrol), murottal sedang) dan tertinggi 95% diyakini rata-rata
sedangkang sesudah yaitu 8 (nyeri berat). skala nyeri 4,34-4,83.
melakukan terapi Dan setelah diberikan
musik mozart rata-rata terapi murottal
adalah 5,13 (nyeri didapatkan hasil skala
sedang). Dan hasil nyeri terendah yaitu 3
untuk intensitas nyeri (nyeri ringan) dan
post sectio caesarea skala tertinggi yaitu 5
sebelum terapi (nyeri sedang). Jadi
murottal Al-Qur’an dapat disimpulkan
rata-rata adalah 6,60 bahwa terapi murottal
(nyeri sedang), al-quran diatas
sedangkan sesudah signifikan terhadap
terapi murottal Al- menurunkan nyeri
Qur’an rata-rata post section caesarea.
adalah 3,27 (nyeri
ringan). Jadi dapat
disimpulkan bahwa
kedua terapi diatas
signifikan
menurunkan nyeri
post sectio caesarea.
Lama Tidak ada penjelasan Pemberian terapi Terapi murottal Terapi murottal Terapi murottal Ar-
Tindakan mengenasi lama murottal dan napas diberikan selama 15 diberikan selama 15 Rahman yang
tindakan dan durasi dilakukan sekali perhari menit pada kelompok menit per pertemuan dilanturkan Ahmad
pemberian terapi selama 25 menit dan perlakuan dan terapi selama nyeri masih Saud. Bacaan Ar-
diatas. dilakukan ketika pasien murottal al-quran pada berlangsung dan Rahman didengarkan
sedang merasa nyeri kelompok perlakuan menggunakan surat- melalui handphone
secara mandiri. Setelah diberikan 2 kali dalam surat pendek juz 30 selama 13 menit 55
dilakukan intervensi rentang 30 menit. detik pada 5-7 jam
pasien dikaji kembali Mengunakan surat Al- setelah diberikan
skla nyeri nya. Terapi Kahfi terapi farmakologik
diberikan 2 jam setelah
pasien meminum obat
analgetik agar respon
penurunan murni akibat
intervensi murottal.
Intervensi dilakukan
selama 3 hari berturut-
turut.
Alat Ukur Teknik pengumpulan Alat yang digunakan Teknik pengumpulan Teknik pengumpulan Teknik pengumpulan
data pada penelitian dalam pengumpulan data data pada penelitian data pada penelitian ini data pada penelitian
ini dengan yaitu lembar observasi ini dengan responden dengan menggunakan ini dengan
menggunakan nyeri dengan skala NRS. mengisi lembar kuesioner dan lembar menggunakan
kuesioner dan lembar numeric rating scale observasi sedangkan kuesioner dan lembar
observasi. untuk skala nyeri observasi.
menggunakan VAS
Level of 1b 1b
Evidence
Topik Analisis

3. 3 Deskripsi Topik Definisi Terapi Murottal Al-Qur'an

Topik :Terapi murottal Al-Qur’an

Penulis dan Tahun Deskripsi Topik yang di review


Eny Purwati, Murottal Al-Qur’an merupakan salah satu musik yang
Machmudah, Nikmatul memiliki pengaruh positif bagi pendengarnya. Dengan
Khayati (2019) pemberian terapi musik ini, suara dapat menurunkan
hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin
alami, meningkatkan perasaan rileks, dan
mengalihkan perhatian dari rasa takut,cemas dan
tegang.
Endah Wahyuningsih Terapi murottal dikombinasikan dengan napas dalam
Nikmatul Khayatu (2020) terhadap penurunan nyeri menggunakan kekuatan
sugesti yang langsung akan merelaksasikan kondisi
pasien, sehingga bisa menjadi lebih nyaman, nyeri
menimbulkan respon autonimik berupa peningkatan
nadi, peningkatan pernapasan, dan tekanan darah,
nyeri akut akan memacu peningkatan aktivitas saraf
simpatis. Tekanan darah arteri dipertahankan dan
diatur oleh tonus vasomotor. Secara normal tonus
vasomotor meliputi mekanisme neural dan hormonal.
Pengaturan neural diatur oleh pusat vasomotor dari
medulla oblongata, dimana pusat ini terdiri dari
percabangan vasodepressor dan depressor,
vasodepresor menyebabkan vasokontriksi arteri dan
menyebabkan tekanan darah arteri meningkat,
sedangkan depresot menurunkan rangsangan
simpetitik yang menyebabkan vasodilatasi dan
menimbulkan tekanan darah arteri menurun.
Khairun Nuhan, Titi Murottal al-quran merupakan salah satu terapi
Astuti, Al Murhan (2018) distraksi yang efektif terhadap penurunan rasa nyeri
dan sering membuat pasien dapat menahan nyerinya
serta dapat mengalihkan perhatian seseorang dari
nyeri. Dengan pemberian murottal al-quran ini, dapat
menurunkan frekuensi denyut jantung, mengurangi
kecemasan dan depresi, menurunkan tekanan darah,
dan dapat mengubah persepsi seseorang terhadap
nyeri.
Heny Siswanti dan Murottal adalah salah satu music dengan intensitas 50
Ummi Kulsum (2017) desibel yang membawa penagruh positif bagi
pendengarnya Murottal merupakan rekaman suara Al-
Qur’an yang dilagukan oleh seorang Qori’ (pembaca
Al- Qur’an). Lantunan Al- Qur’an secara fisik
mengandung unsur suara manusia, suara manusia
merupakan instrumen penyembuhan yang
menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau.
Suara dapat menurunkan hormon-hormon stres,
mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan
perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa
nyeri.
Ikit Netra Wirakmi, Mendengarkan murrotal al-quran memberikan efek
Arlyana Hikmanti ketenangan dalam tubuh sebab adanya unsur meditasi,
(2016 ) autosugesti dan relaksasi. Rasa tenang ini akan
memberikan respon emosi positif yang sangat
berpengaruh dalam mendatangkan persepsi positif.
Persepsi positif yang didapat dari murottal Ar
Rahman selanjutnya akan merangsang hipotalamus
untuk mengeluarkan hormon endorfin, Selanjutnya
amigdala akan merangsang pengaktifan sekaligus
pengendalian saraf otonom yang terdiri dari saraf
simpatis dan parasimpatis. Saraf parasimpatis
berfungsi untuk mempersarafi jantung dan
memperlambat denyut jantung, sedangkan saraf
parasimpatis sebaliknya. Rangsangan saraf otonom
yang terkendali akan menyebabkan sekresi epinefrin
dan norepinefrin oleh medula adrenal menjadi
terkendali pula. Terkendalinya hormon epinefrin dan
norepinefrin akan menghambat pembentukan
angiotensin yang selanjutnya dapat menurunkan
tekanan darah.

3. 4Deskripsi Topik Prosedur Murottal Al-Qur’an

Topik 2 : Prosedur Murottal Al-Qur’an

Penulis dan Tahun Deskripsi Topik yang di review


Eny Purwati, Pada artikel ini tidak menjelaskan prosedur terapi
Machmudah, Nikmatul Murottal Al-Qur’an yang harus dilakukan.
Khayati (2019)
Endah Wahyuningsih 1. Tahap prainteraksi menyiapkan SOP
Nikmatul Khayatu mendengarkan terapi Murottal Ar-Rahman,
(2020) menyiapkan alat, melihat data atau status pasien,
melihat intervensi keperawatan yang telah
diberikan oleh perawat, mengkaji kesiapan pasien
untuk melakukan terapi mendengarkan Murottal
Ar-Rahman, menyiapkan ruangan yang tenang dan
tidak ada kebisingan, mencuci tangan.
2. Tahap orientasi dengan memberikan salam dan
memperkenalkan diri, menanyakan identitas pasien
dan menyampaikan kontrak waktu, menjelaskan
tujuan dan prosedur, menanyakan persetujuan dan
kesiapan pasien.
3. Tahap kerja yaitu membaca basmalah, posisikan
klien berbaring dengan meletakan tangan di perut
atau di samping badan, intruksikan pasien untuk
melakukan teknik nafas dalam 3 kali atau sampai
pasien merasa rileks, pasang headset/headphone
yang sudah disambungkan ke HP di kedua telinga
pasien, nyalakan murottal sambil
menginstruksikan klien untuk menutup mata,
instruksikan pasien untuk memfokuskan
pikirannya pada lantunan ayat-ayat Ar-Rahman 78
ayat selama ± 20 menit, setelah selesai kemudian
instruksikan pasien untuk membuka mata dan
melakukan teknik nafas dalam sebanyak 3 kali
atau sampai pasien merasa rileks.
4. Tahap terminasi melakukan evaluasi tindakan,
menganjurkan pasien untuk melakukan kembali
teknik mendengarkan terapi Murottal Al-Qur’an
jika nyeri, membaca tahmid dan berpamitan
dengan pasien, mencuci tangan, mencatat dalam
lembar catatan keperawatan
Khairun Nuhan, Titi Alat yang digunakan dalam terapi murottal Al-Quran
Astuti, Al Murhan (2018) yaitu Mp3 dan headset yang berisikan murottal Al-
Quran . Setelah penilaian intensitas nyeri peneliti
melakukan terapi murottal Al-Quran 15 menit pada
kelompok perlakuan, pada kelompok perlakuan
intervensi dilakukan 2 kali dalam rentang waktu 30
menit
Heny Siswanti dan 1. Siapkan hand phone yang berisi murottal Al-Qur’an
Ummi Kulsum (2017) 2. Surat yang dipakai terdiri dari surat pendek sampai
ke juz 30 yang lebih mudah di hapal dan familiar
ketika di dengarkan
3. Diperdengarkan selama 15 menit
4. Intemsitas suara yang rendah merupakan intensitas
suara yang kurang dari 60 desibel sehingga
menimbulkan kenyamanan dan penurunan nyeri.
Ikit Netra Wirakmi, Terapi murottal Ar-Rahman yang dilanturkan Ahmad
Arlyana Hikmanti Saud. Bacaan Ar-Rahman didengarkan melalui
(2016 ) handphone selama 13 menit 55 detik pada 5-7 jam
setelah diberikan terapi farmakologik

3. 5 Deskripsi Topik Frekuensi dan Durasi Terapi Murottal Al-Qur’an

Topik 3 : Frekuensi dan Durasi Terapi Murottal Al-Qur’an

Penulis dan Tahun Deskripsi Topik yang di review


Eny Purwati, Pada artikel ini tidak menjelaskan frekuensi dan
Machmudah, Nikmatul durasi terapi Murottal Al-Qur’an yang harus
Khayati (2019) dilakukan.
Endah Wahyuningsih Pada artikel ini tertera pemberian terapi murottal Al-
Nikmatul Khayatu (2020) Quran selama ± 20 menit
Khairun Nuhan, Titi Pada artikel ini tertera pemberian terapi murottal Al-
Astuti, Al Murhan (2018) Quran diberikan 2 kali dalam rentang waktu 30 menit
atau selama 15 menit
Heny Siswanti dan Ummi Pada artikel ini tertera pemberian terapi murottal Al-
Kulsum (2017) Quran diberikan dalam waktu 15 menit
Ikit Netra Wirakmi, Pada artikel ini tertera pemberian terapi murottal Al-
Arlyana Hikmanti Quran diberikan dalam waktu 13 menit 55 detik
(2016 )

3. 6 Deskripsi Pengaruh Penerapan Terapi Murottal Al-Qur’an

Penulis dan Tahun Deskripsi Topik yang di review


Eny Purwati, Pengaruh setelah Terapi Musik Mozart dan Terapi
Machmudah, Nikmatul Murottal Al-Qur’an didapatkan hasil intensitas nyeri
Khayati (2019) post sectio caesarea di Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang sebelum dilakukan terapi
musik mozart rata-rata 7,47 (nyeri berat terkontrol),
sedangkang sesudah melakukan terapi musik mozart
rata-rata adalah 5,13 (nyeri sedang). Dan hasil untuk
intensitas nyeri post sectio caesarea sebelum terapi
murottal Al-Qur’an rata-rata adalah 6,60 (nyeri
sedang), sedangkan sesudah terapi murottal Al-Qur’an
rata-rata adalah 3,27 (nyeri ringan). Ada perbedaan
intensitas nyeri post sectio caesarea sebelum dan
sesudah Terapi Musik Mozart dan Terapi Murottal
Al-Qur’an dengan nilai p-value 0,000. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kedua terapi diatas signifikan
menurunkan nyeri post sectio caesarea.
Endah Wahyuningsih Studi menunjukkan bahwa adanya pengaruh
Nikmatul Khayatu pemberian terapi murottal yang dikombinasikan
(2020) dengan napas dalam terhadap penurunan skala nyeri.
Hal ini dapat dilihat dari keadaan pasien yang
mengatakan merasa rileks dan mengatakan nyeri yang
dirasakan sudah berkurang, setelah dilakukan
pemberian terapi murottal pada pasien post SC.
Responden pertama sebelum diberikan terapi murottal
skala nyeri 5, setelah diberikan intervensi terapi
murottal mengalami penurunan nyeri satu tingkat
menjadi 4. Sedangkan pada responden kedua juga
mengalami perubahan skala nyeri dari sebelum terapi
pada angka 5 dan setelah terapi pada angka 4. Hasil
studi kasus menunjukkan bahwa pasien mengalami
penurunan nyeri dengan ratarata 1 poin dari skala 5
menjadi 1 setelah terapi murottal. Dapat disimpulkan
terapi murottal dapat menurunkan skala nyeri pada
pasien post SC.
Khairun Nuhan, Titi Pengaruh yang terdapat dalam pemberian terapi
Astuti, Al Murhan (2018) murottal Al-Quran ini didapatkan hasil intensitas
nyeri post section caesarea pada kelompok perlakuan
sebelum diberikan intervensi terapi murottal al-quran
yaitu skala terendah adalah 6 (nyeri sedang) dan
tertinggi yaitu 8 (nyeri berat). Dan setelah diberikan
terapi murottal didapatkan hasil skala nyeri terendah
yaitu 3 (nyeri ringan) dan skala tertinggi yaitu 5 (nyeri
sedang). Dengan nilai p value yang didapatkan yaitu
0.002. Jadi dapat disimpulkan bahwa terapi murottal
al-quran diatas signifikan terhadap menurunkan nyeri
post section caesarea
Heny Siswanti dan Hasil ini menujukkan bahwa klien dengan terapi Al-
Ummi Kulsum (2017) Quran Uji statistic yang dilakukan menggunakan
Samples Test menunjukan hasil nilai Asymp. Sig
(signifikansi) sebesar 0.000. Karena hasil uji
penelitian mendapatkan nilai signifikansi 0.000 <
0,05, maka Ho ditolak. Sedangkan nilai t-hitung>t-
tabel (4,584>2,035) maka Ho ditolak sehingga dapat
disimpulan ada pengaruh yang signifikan terapi
murottal terhadap nyeri klien post operasi sesiosesaria
di RSI Sunan Kudus. Karena suara dapat menurunkan
hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin
alami, meningkatkan perasaan rileks, dan
mengalihkan perhatian dari rasa nyeri, Pendekatan
spiritual dapat membantu mempercepat pemulihan
atau penyembuhan klien.
Ikit Netra Wirakmi, Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan
Arlyana Hikmanti bermakna tekanan darah antara sebelum dan sesudah
(2016 ) perlakuan pada kedua kelompok (p sistole 0,003; p
diastole 0,018), tetapi frekuensi nadi dan pernapasan
tidak menujukkan perbedaan bermakna dengan nilai p
berurutan (0,429;0,666). Disimpulkan bahwa ada
pengaruh murotal Ar Rahman terhadap penurunan
tekanan darah pasien pasca operasi caesar tetapi tidak
demikian pada penurunan frekuensi nadi dan
pernapasan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasrkan dari 5 jurna; yang telah dianalisa ada 3 jurnal yang dipilih dalam
pemberian terapi murrottal al-quran pada pasien post Post Sectio Caesarea,
karena termasuk terapi nonfarmakologi untuk menurunkan nyeri sebab murottal
al-quran merupakan salah satu terapi distraksi yang efektif terhadap penurunan
rasa nyeri dan sering membuat pasien dapat menahan nyerinya serta dapat
mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri. Dengan pemberian murottal al-quran
ini, dapat menurunkan frekuensi denyut jantung, mengurangi kecemasan dan
depresi, menurunkan tekanan darah, dan dapat mengubah persepsi seseorang
terhadap nyeri.
Mendengarkan murrotal al-quranjuga memberikan efek ketenangan dalam
tubuh sebab adanya unsur meditasi, autosugesti dan relaksasi. Rasa tenang ini
akan memberikan respon emosi positif yang sangat berpengaruh dalam
mendatangkan persepsi positif. Persepsi positif yang didapat dari murottal Ar
Rahman selanjutnya akan merangsang hipotalamus untuk mengeluarkan hormon
endorfin, Selanjutnya amigdala akan merangsang pengaktifan sekaligus
pengendalian saraf otonom yang terdiri dari saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf
parasimpatis berfungsi untuk mempersarafi jantung dan memperlambat denyut
jantung, sedangkan saraf parasimpatis sebaliknya. Rangsangan saraf otonom yang
terkendali akan menyebabkan sekresi epinefrin dan norepinefrin oleh medula
adrenal menjadi terkendali pula. Terkendalinya hormon epinefrin dan norepinefrin
akan menghambat pembentukan angiotensin yang selanjutnya dapat menurunkan
tekanan darah. Untuk pemberian murottal ii juga dapat dilakukan selama 20-30
menit dengan menggunakan surat Ar-Rahman, AL-kahfi maupun surat-surat
pendek yang terdapat di dalam al-quran bisa di dengarkan ketika mulai merasakan
nyeri atau pun ketika sedang istirahat agar merileksasikan pikiran dan tubuh yang
akan menciptakan rasa nyaman, tenang dan aman.
DAFTAR PUSTAKA

Nuhan, Khairun dkk. (2018). Pengaruh Murottal Al-Qur’an Terhadap Intensitas


Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea. Jurnal Keperawatan. Vol.
XIV No. 1.

Nursalam. 2020. Pedoman Penyusunan Skripsi - Literature Review Dan Tesis -


Systematic Review

Purwati, E., Machmudah, M., & Khayati, N. (2019). Terapi Murottal Al-Qur’an
Menurunkan Intensitas Nyeri Post Sectio Caesarea di Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, 2(1), 35-
43.

Siswanti, H., & Ummi, K. (2017). Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri
Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun
2016. In The 6th University Reserch Colloquium.

Wahyuningsih, E., & Khayati, N. (2021). Terapi Murottal Menurunkan Tingkat


Nyeri Pasien Post Sectio Caesaria. Ners Muda, 2(1), 1-8.

Wirakhmi, I. N., & Hikmanti, A. (2016). Pengaruh Terapi Murotal Ar Rahman


Pada Pasien Pasca Operasi Caesar Di RSUD Dr. R. Goeteng Tarunadibrata
Purbalingga. In Prosiding Seminar Nasional & Internasional (Vol. 1, No.
1).

Anda mungkin juga menyukai